DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

16
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018 51 DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI PERAIRAN LEMBATA, LAUT FLORES ORGANIC CARBON DISTRIBUTION BASED ON CORE SEDIMEN IN LEMBATA WATERS, FLORES SEA Yani Permanawati* dan Undang Hernawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung-40174, Indonesia *email: [email protected] Diterima : 24-01-2017, Disetujui : 26-04-2018 ABSTRAK Kondisi lingkungan dapat diketahui berdasarkan jejak karbon organik dalam sedimen inti. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perubahan lingkungan saat sedimen terendapkan. Lokasi penelitian berada di perairan utara Pulau Lembata, Laut Flores. Bahan yang digunakan adalah sampel sedimen inti yang diambil menggunakan penginti jatuh bebas pada 7 (tujuh) lokasi dengan sayatan oles. Karakteristik sedimen bagian timur didominasi fragmen biogenik dan sedimen lebih halus. Bagian tengah memiliki komposisi relatif sama antara fragmen batuan dengan biogenik. Bagian barat didominasi oleh fragmen biogenik. Persentase material organik antara 2.496-11.133%, CaCO 3 (karbonat) 16.365-79.910% dan total organik karbon 0.999-4.453%. Distribusi karbon organik dalam sedimen inti menunjukkan perubahan dinamis di wilayah perairan tengah dibandingkan dengan bagian barat dan timur. Perubahan distribusi karbon organik terjadi karena adanya perbedaan sumber asal sedimen, perbedaan morfologi dasar laut, perubahan kekuatan dinamika perairan, pemanfaatan kesuburan perairan, dan perbedaan produktivitas perairan saat material karbon organik terendapkan. Kata kunci: sedimen, karbon organik, total organik karbon, perairan Lembata ABSTRACT Environmental conditions can be traced through recording the distribution of organic carbon content in core sediments. This study aims to determine environmental changes when sediment is deposited in Lembata waters. The research location is in the north waters of Lembata Island, Flores Sea. The materials used were core sediment samples taken using gravity core at seven locations. The study method uses a Loss On Ignition (LOI) procedure. The results of the analysis of the upper smear slide (0 cm). The eastern part is dominated by biogenic and sedimentary fragments which are finer than the western-central part, the middle part has a relatively similar composition between rock and biogenic fragments. in the dominant western part is a brightly colored material fragment. The change in the percentage of organic material is between 2,496-11,133%, the concentration of CaCO3 ranges from 16,365-79,910% and the concentration of TOC ranges from 0.999-4,453%. Distribution of organic carbon in core sediments from Lembata waters shows dynamic changes in the middle waters compared to the west or east. Changes in the distribution of organic carbon in Lembata waters occur due to differences in sources of sediment origin, differences in seabed morphology, changes in the strength of water dynamics, utilization of aquatic fertility, and differences in waters productivity when organic carbon material is deposited. Keywords: sediment, organic carbon, total organic carbon, Lembata waters

Transcript of DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

Page 1: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

51

DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI PERAIRAN LEMBATA,LAUT FLORES

ORGANIC CARBON DISTRIBUTION BASED ON CORE SEDIMEN IN LEMBATA WATERS, FLORES SEA

Yani Permanawati* dan Undang Hernawan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung-40174, Indonesia *email: [email protected]

Diterima : 24-01-2017, Disetujui : 26-04-2018

ABSTRAK

Kondisi lingkungan dapat diketahui berdasarkan jejak karbon organik dalam sedimen inti. Penelitian bertujuanuntuk mengetahui perubahan lingkungan saat sedimen terendapkan. Lokasi penelitian berada di perairan utara PulauLembata, Laut Flores. Bahan yang digunakan adalah sampel sedimen inti yang diambil menggunakan penginti jatuhbebas pada 7 (tujuh) lokasi dengan sayatan oles. Karakteristik sedimen bagian timur didominasi fragmen biogenik dansedimen lebih halus. Bagian tengah memiliki komposisi relatif sama antara fragmen batuan dengan biogenik. Bagianbarat didominasi oleh fragmen biogenik. Persentase material organik antara 2.496-11.133%, CaCO3 (karbonat)16.365-79.910% dan total organik karbon 0.999-4.453%. Distribusi karbon organik dalam sedimen inti menunjukkanperubahan dinamis di wilayah perairan tengah dibandingkan dengan bagian barat dan timur. Perubahan distribusikarbon organik terjadi karena adanya perbedaan sumber asal sedimen, perbedaan morfologi dasar laut, perubahankekuatan dinamika perairan, pemanfaatan kesuburan perairan, dan perbedaan produktivitas perairan saat materialkarbon organik terendapkan.

Kata kunci: sedimen, karbon organik, total organik karbon, perairan Lembata

ABSTRACT

Environmental conditions can be traced through recording the distribution of organic carbon content in coresediments. This study aims to determine environmental changes when sediment is deposited in Lembata waters. Theresearch location is in the north waters of Lembata Island, Flores Sea. The materials used were core sediment samplestaken using gravity core at seven locations. The study method uses a Loss On Ignition (LOI) procedure. The results ofthe analysis of the upper smear slide (0 cm). The eastern part is dominated by biogenic and sedimentary fragmentswhich are finer than the western-central part, the middle part has a relatively similar composition between rock andbiogenic fragments. in the dominant western part is a brightly colored material fragment. The change in the percentageof organic material is between 2,496-11,133%, the concentration of CaCO3 ranges from 16,365-79,910% and theconcentration of TOC ranges from 0.999-4,453%. Distribution of organic carbon in core sediments from Lembatawaters shows dynamic changes in the middle waters compared to the west or east. Changes in the distribution oforganic carbon in Lembata waters occur due to differences in sources of sediment origin, differences in seabedmorphology, changes in the strength of water dynamics, utilization of aquatic fertility, and differences in watersproductivity when organic carbon material is deposited.

Keywords: sediment, organic carbon, total organic carbon, Lembata waters

Page 2: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

52

PENDAHULUAN

Proses pengendapan material terjadi karenafaktor transpor material pelapukan dari daratan kelaut dan faktor transpor material yang terjadi didalam laut (Manengkey, 2010). Material organik(OM) merupakan salah satu parameter pencemarperairan yang paling umum dijumpai karena OMmenurut Dewanti dkk. (2016) merupakankumpulan senyawa organik kompleks yang sedangatau telah mengalami proses dekomposisi yangdapat menimbulkan dampak penurunan kandunganoksigen terlarut. Sedimen laut memilikikandungan organik dan anorganik baik terlarutatau tersuspensi dengan tekstur partikel tidakterkonsolidasi (Libes, 2009; Rifardi, 2012).

Senyawa organik umumnya berasal senyawakarbon yang terbentuk secara alamiah. Karbonorganik (organic carbon/OC) terdiri dari dua tipe,yaitu material OC dari daratan yang terbawa olehlimpasan hujan atau sungai, dan material OC darilautan berupa hasil produksi organisme laut(biogenous) seperti karbonat biogenik berasal dariforam atau moluska (Pinet, 2014; Permanawatidkk., 2016). Material asal darat, terrigenous,diangkut oleh sungai dan limpasan hujan yang

keduanya dipengaruhi oleh tingginya curah hujandan berakhir terendapkan di laut (Pinet, 2014; Yundkk., 2015). Dasar laut menjadi tempat akhirmaterial terdeposisi (Dewanti dkk., 2016) danmerupakan himpunan integral dari komponenhayati dan nonhayati hasil interaksi antara darat-laut-udara (Mukhtasor, 2007). Secara umum,material yang terdeposisi di dasar laut disebutsedimen laut sebagai interaksi daratan, lautan danudara sehingga memiliki keanekaragaman ukuranbutir sedimen sebagai hasil pemilahan dinamikatranspor sampai terdeposisi. Oleh karena itu lautberperan penting dalam siklus hidrologi, kimia,keseimbangan iklim, dan cuaca.

Perairan Lembata berada di wilayah perairanLaut Flores (Gambar 1) dan diperkirakan prosespengendapan lokasi penelitian dipengaruhi olehkondisi alam lingkungan geologi dan oseanografi.Lingkungan geologi berhubungan denganpergerakan lempeng. Lokasi penelitian merupakanbagian rangkaian jalur vulkanik berdasarkanSarmili dan Troa (2014) yang menyebutkanterdapatnya beberapa gunung api bawah laut,dimana lokasi penelitian ini terletak di bagianselatan Gunung Api Komba (Batutara), Baruna

Gambar 1. Peta Topografi Pulau Lembata sebagai peta lokasi penelitian menggunakan citra DEM (modifikasi dariHernawan, dkk., 2017)

Page 3: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

53

Komba, Abang Komba dan Ibu Komba. Jenisbatuan yang relatif banyak tersingkap di lokasipenelitian, menurut Noya dan Koesoemadinata(1990), yaitu berupa batuan gunung api yang masif(batuan beku) dengan morfologi dasar laut relatifterjal (peta geologi dapat dilihat pada Gambar 2,sedangkan batimetri dapat dilihat pada Gambar 3.).Lingkungan oseanografi, yaitu adanya sistempergerakan transpor massa air permukaan dandalam. Sistem monsun, sistem pergerakan dipermukaan, sekitar perairan Lembata mencapaipuncaknya saat musim timur, yakni ketikaberhembus angin Muson Tenggara; dan terendahpada Musim Barat Laut ketika berhembus AnginMuson Barat Laut (Safitri dkk., 2012). Sistempergerakan dalam, Laut Flores dilalui sistem ArusLintas Indonesia/Arlindo (Indonesian ThroughFlow/ITF) membawa massa air dari SamuderaPasifik setelah melewati Selat Makassar menujuSamudera Hindia melalui Laut Sawu(Atmadipoera, dkk., 2016; Permanawati dkk.,2016).

Kompleksitas faktor lingkungan (daratan danlautan) yang terdapat di perairan Lembatamemberikan permasalahan yang menarik untukditeliti. Penelitian dapat dipelajari melalui kejadiansaat sedimen terdeposisi di dasar laut. Salah satupenelitian mengenai permasalahan kondisilingkungan perairan ditelusuri melalui rekamandistribusi kandungan karbon organik dalamsedimen inti. Kandungan karbon organik dalamsedimen menurut Hyland dkk. (2005) merupakansumber makanan penting bagi fauna bentikdisertai dengan faktor kimia lainnya yangbervariasi dengan ukuran partikel sedimen.Kelimpahan karbon organik dapat menyebabkanberkurangnya kekayaan spesies, kelimpahan, danbiomassa karena penipisan oksigen danpenumpukan produk sampingan beracun dariamonia dan sulfida sehingga berperan dalampengaruh proses fotosintesis (Hyland dkk., 2005;Libes, 2009).

Temuan penelitian dianalisis berdasarkanintegrasi ilmiah dalam studi disiplin. Perubahanlingkungan dianalisis melalui penelitian sedimeninti laut telah banyak dilakukan, beberapadiantaranya : Gustiantini dkk. (2015) menganalisisdistribusi foraminifera, Zuraida dkk. (2015)menentukan siklus iklim masa lampau, Yun dkk.(2015) menentukan pengaruh monsun dalamdistribusi karbon organik, dan masih banyak lagipenelitian lainnya.

Tujuan analisis rekam sedimen inti melaluikarbon organik pada tulisan ini merupakan

penelitian untuk mengetahui perubahanlingkungan saat sedimen terdeposisi di perairanLembata. Tulisan ini mengupas komposisi sedimendan titik kritis konsentrasi TOC yangmenunjukkan bahwa risiko berkurangnyakelimpahan karbon organik terkait faktor-faktorlainnya dalam sedimen.

Lokasi penelitian berada di perairan PulauLembata bagian utara dan termasuk wilayahperairan Laut Flores (Gambar 1). Kegiatan surveilapangan dilaksanakan pada 23 September – 7Oktober 2017 dengan menggunakan wahana kapalsurvei Geomarin III.

Geologi Pantai Fisiografi P. Lembata dalam Peta Geologi

Lembar Lomben yang dibuat oleh Noya danKoesoemadinata (1990) merupakan bagian darigugusan kepulauan yang meliputi bagian ujungtimur P. Flores (Daerah Larantuka), P. Adonara,sebagian P. Solor, P. Lembata, P. Rusa, P. Kambinghingga sebagian P. Alor dan P. Komba. Batuan yangdiperkirakan tertua dan tersingkap di LembarLomben berupa batuan gunung api yang terdiridari lava, breksi, aglomerat dan bersisipan tufa.Batuan ini termasuk dalam Formasi Kiro (Tmk).Formasi Kiro tertindih tak selaras Formasi Alor(Tmpa) berupa batuan gunungapi dan terdiri darilava, breksi, tufa pasiran gampingan. Formasi inimenjemari dengan Formasi Laka (Tmpl) danFormasi Waihekang (Tmpw). Adapun BatuanGunungapi Tua (Qtv) berupa lava, aglomerat, tufa,pasir gunungapi dan tufa batuapung, sedangkanbatuan yang termuda adalah batugamping koral,undak pantai dan alluvium. Alluvium (Qal) berupakerakal dan kerikil berasal dari andesit, diorite,granodiorit dan basal, lumpur dan lanau yangterendapkan dalam lingkungan sungai dan pantai(Noya & Koesoemadinata, 1990). Peta GeologiPulau Lembata yang telah dimodifikasi olehHernawan dkk. (2017) dapat dilihat pada Gambar2.

Wilayah daratan daerah penelitian secaramorfologi dapat dibagi menjadi dua satuan, yaitudaerah pegunungan dan daerah pedataran (Noya &Keosoemadinata, 1990). Daerah pegunungandicirikan oleh puncak gunungapi yang sebagianmasih aktif, diantaranya Ile Boleng (1659 m), IleLewotolo (1450 m) dan Gunung Topaki (1365 m).Topografi Pulau Lembata (Gambar 1) menurutHernawan dkk., (2017) menyebutkan topografi diwilayah ini berupa topografi lereng datar (0-2%dan 2-8%), lereng landai (8-15%), curam dansangat curam (lebih dari 25%).

Page 4: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

54

METODE

Pengukuran kedalaman dasar laut dilakukandengan menggunakan Echosounder SyQuest Bathy2010 frekuensi sekitar 3.5 kHz. Penentuan posisikapal dilakukan dengan menggunakan sistemnavigasi satelit terpadu, berupa DGPS CNav dalamformat NMEA 0183 dan terintegrasi dengansoftware navigasi NaviPack. Penambalan data diluar wilayah survei diperoleh dari data sekunder.

Pengambilan sampel inti sedimendilaksanakan pada 7 lokasi (Gambar 1 dan Tabel 1)dengan menggunakan gravity core (Gambar 3)dengan panjang 2,65 m dan beban 100 kg(Hernawan, dkk., 2017). Analisis pencuplikansedimen inti dilakukan setiap interval 10 cm.Secara keseluruhan jumlah sampel yang dianalisispada penelitian ini sebanyak 42 sampel (Tabel 2.).

Bahan AnalisisBahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sampel sedimen sebanyak 7 lokasi, yaituOLE-1, OLE-3, OLE-5, OLE-6, OLE-9, OLE-26dan OLE-28. Posisi dan kedalaman lokasi sampeldisajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1. Wilayahpenelitian dikelompokkan ke dalam tiga wilayah,

Gambar 2. Peta Geologi Pulau Lembata (Noya & Kusumadinata, 1990) yang telah dimodifikasi Hernawan dkk., (2017).

Gambar 3. Pengambilan contoh inti sedimen dengangravity core.

Page 5: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

55

yang memiliki perbedaan kondisi lingkunganberdasarkan geologi pantai dan morfologi perairan.Sampel OLE-1 dan OLE-3 mewakili wilayahpenelitian bagian timur, sampel OLE-5, OLE-6 danOLE-9 mewakili wilayah penelitian bagian tengah,sedangkan wilayah penelitian bagian barat diwakilioleh sampel OLE-26 dan OLE-28.

Analisis DataAnalisis penelitian mencakup analisis

laboratorium dan analisis data. Pekerjaan analisislaboratorium dilakukan di laboratorium intiPuslitbang Geologi Kelautan di Cirebon, meliputi :pencuplikan sampel, pembakaran berulang sesuaidengan suhu yang ditentukan, penimbangaan hasilpembakaran. Metoda analisis sample

menggunakan prosedur Loss On Ignition/LOI(Rosenmeier & Abbott, 2005).

Metoda analisis ini dapat memperkirakan nilaiTotal Organik Carbon/TOC melalui perhitungankandungan air dalam sedimen, bahan organik dankandungan karbonat melalui perkiraan pengukuranpenurunan berat dalam sub-sampel sedimen yangmenjadi sasaran pemanasan berurutan (Heiri dkk.,2001; Rosenmeier & Abbott, 2005).

Tahap perhitungan pertama digunakan untukmenentukan material organik (OM), menggunakanpersamaan :

LOI550 = ((DW105–DW550)/DW105)*100 ........ (1)

Tahap perhitungan kedua digunakan untukmenentukan kalsium karbonat, menggunakanpersamaan (2) kemudian dinormalkan dengan hasilkali dari perhitungan berat molekul CaCO3/CO2sebesar 2.274, persamaan (2) sebagai berikut :

LOI950 = ((DW550–DW950)/DW105)*100......... (2)

dimana : DW = berat kering

Tahap perhitungan ketiga digunakan untukmenentukan Total Organik Carbon (TOC),menggunakan persamaan (1) dinormalkan denganhasil kali dari perhitungan berat molekul Cn/(CH2O)n sebesar 0.40002. Hasil perhitungananalisis disajikan pada Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Posisi, Kedalaman, dan Ketebalan Sampel Sedimen Inti

Tabel 1 menunjukkan data sampel hasilpengambilan sedimen inti. Sampel diperoleh padakedalaman laut 506 – 1433 meter. Ketebalansampel sekitar 15 - 87 cm.

Batimetri dan Morfologi Wilayah PerairanKondisi batimetri wilayah penelitian disajikan

pada Gambar 4. Wilayah penelitian termasukperairan dalam, dengan kedalaman minimal daerahyang disurvei sekitar 500 m dengan jarak 1500 –3000 m dari garis pantai, dan kedalaman maksimaldiatas 3000 meter. Secara umum, daerah perairanLembata memiliki morfologi yang curam-sangatcuram, seperti halnya morfologi yang berada diwilayah daratnya (Gambar 5), dengan slope antara9-400. Sebagian lokasi perairan berupa daerahlandai – agak curam, dengan slope dibawah 90,yang berada di sekitar daerah teluk (Hernawandkk., 2017). Profil batimetri untuk wilayah timur,tengah dan barat disajikan pada Gambar 4 –Gambar 9 dengan arah profil merujuk pada Gambar5.

No. Nama Sampel Longitude Latitude Kedalaman (m) Panjang Sedimen (cm)

1 OLE 2017-01 123.8637 -8.1949 506 87 2 OLE 2017-03 123.8578 -8.1341 1285.8 16 3 OLE 2017-05 123.7356 -8.1234 1575 64 4 OLE 2017-06 123.7321 -8.1579 1272.4 83 5 OLE 2017-09 123.6627 -8.1632 1750 63 6 OLE 2017-26 123.3899 -8.2280 1012 58 7 OLE 2017-28 123.3871 -8.1742 1433 15

Tabel 1. Posisi, kedalaman dan ketebalam sampel sedimen inti

Page 6: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

56

Gambar 5. Peta kemiringan dasar laut

Gambar 4. Peta Kontur Batimetri Perairan Lembata

Page 7: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

57

Gambar 6. Profil batimetri wilayah timur

Gambar 7. Profil batimetri wilayah tengah 1

Gambar 8. Profil batimetri wilayah tengah 2

Page 8: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

58

Karbon Organik Dalam Sampel Sedimen IntiHasil perhitungan metode LOI dalam

menentukan nilai bahan organik (OM), karbonat(CaCO3) dan Total Organik Carbon (TOC)disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 10menunjukkan persentasi komposisi karbonorganik berdasarkan perhitungan metoda LOI dangambaran umum komposisi sedimen pada sayatanoles lapisan atas sedimen (0 cm) di wilayah timursampai barat perairan Lembata. Pembagianwilayah dijelaskan pada subbagian bahan analisis,dimana: a. Sampel OLE-01 dan OLE-03 mewakilibagian timur daerah penelitian, b. Sampel OLE-05,OLE-06, dan OLE-09 mewakili bagian tengah, c.Sampel OLE-26 dan OLE-28 mewakili bagian

barat. Analisis foto sampel sebagai penyusunsayatan oles bagian atas lapisan sedimen (0 cm)dapat dilihat pada Gambar 10.

Karakteristik Sedimen Dasar laut Perairan Lembata memiliki morfologi dasar

laut dengan kemiringan yang curam dan sangatcuram (lebih dari 25%; lihat bagian GeologiPantai). Penelitian ini mengelompokankarakteristik sedimen dasar laut perairan Lembatamenjadi bagian barat-tengah-timur (Gambar 10).Pengelompokan ini berdasarkan pertimbanganvariasi geologi pantai daratan Lembata di bagianutara (Gambar 2) dan morfologi dasar laut (Gambar3). Sayatan oles (smear slides) dari 42 sampel

Gambar 9. Profil batimetri wilayah barat

Tabel 2. Hasil perhitungan analisis metoda LOI

Page 9: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

59

(a)

(b)

Page 10: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

60

(Tabel 2) digunakan untuk analisis perubahanlingkungan melalui perbedaan komposisi sedimenkarbon organik.

Bagian barat, sampel diambil pada morfologirelatif curam dibandingkan antara tengah dantimur karena morfologi bagian barat tidak securambagian tengah dan tidak selandai bagian timur.Batimetri bagian barat terukur kedalaman 1000 mditemukan pada jarak sekitar 3 km dari garispantai. Batuan yang tersingkap di bagian baratrelatif batugamping koral dan batuan gunung apimuda (Gambar 2). Bagian tengah, sampel diambilpada morfologi relatif paling curam dari bagianbarat maupun bagian timur. Batimetri bagian initerukur kedalaman 1000 m ditemukan pada jaraksekitar 2,5 km dari garis pantai. Batuan yangtersingkap di bagian tengah relatif batugampingkoral dan batuan gunung api tua (Gambar 2).Bagian timur, sampel diambil pada morfologi relatifpaling paling landai diantara bagian barat ataupuntengah. Batimetri bagian ini terukur kedalaman1000 m ditemukan pada jarak sekitar 3,5 km darigaris pantai. Batuan yang tersingkap di bagian

timur relatif alluvium dan batuan gunung api dariformasi Kiro (Gambar 2). Pada bagian iniditemukan Alluvium menunjukkan adanyapengaruh lingkungan sungai.

Karakter sedimen dari perairan bagian timur(Gambar 10a) ditemukan ukuran sedimen OLE-01relatif lebih kecil dari OLE-03 dan dominanfragmen biogenik (salah satunya ditemukan RuberGlobigerinatella pada OLE-03). Profil bahanorganik (Organic Material/OM) pada OLE-01mulai 80 cm menunjukkan penurunan menerussampai 10 cm tetapi di lapisan atas (0 cm)mengalami kenaikan. Pada OLE-03 menunjukkanpenurunan nilai OM di kedalaman bagian atas (0cm). Konsentrasi OM pada OLE-03 relatif lebihrendah dari OLE-01 artinya kondisi perairanbagian timur menggambarkan pasokan OM di lautlepas (OLE-3) lebih rendah dari pada di perairandekat pantai (OLE-01) kemungkinkan karenaperairan bagian timur didominasi pengaruh lautan.Analisis ini berdasarkan bahwa sumber OM dapatberasal dari karbon organik (organic carbon/OC)karena material OC dari daratan yang terbawa oleh

 Gambar 10. Persentase komposisi karbon organik dan gambaran umum komposisi lapisan

atas sedimen (0 cm) dari perairan bagian timur (a), bagian tengah (b), danbagian barat (c).

(c)

Page 11: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

61

limpasan hujan atau sungai, dan material OC darilautan berupa hasil produksi organisme laut(biogenous) seperti karbonat biogenik, contohnyaberupa foram dan moluska (Yun, dkk., 2015; Pinet,2014). Material OC ditunjukkan oleh KarbonOrganik Total (total organic carbon/TOC) yangdapat dilihat pada Gambar 10a. Data persentasimenunjukkan nilai CaCO3 sebagai pembentukcangkang organism (Pinet, 2014) mendominasiperairan dari pada OM dan TOC.

Peningkatan kandungan biogenik salahsatunya disebabkan tingginya kandungan nutrienyang termanfaatkan karena kehidupan biogenikmembutuhkan sumber nutrien untukproduktivitasnya. Peningkatan produktivitasperairan bagian timur diperkirakan karenamorfologi lebih rendah daripada perairan bagianbarat-tengah (Gambar 4) dan terlindung dari aliranperairan dalam sistem arlindo karena keberadaantanjung di bagian tengah sebagai kaki gunung didaratan pulau Lembata. Secara umum, perairanbagian timur khususnya lokasi pengambilansampel memiliki dasar laut paling rendah dariperairan bagian tengah-barat (Gambar 4) dengankondisi perairan adanya pemanfaatan maksimalnutrien perairan sehingga produktivitas relatifmeningkat yang ditunjukkan oleh nilai TOCmeningkat di lapisan atas.

Karakter sedimen dari perairan bagian tengahditemukan ukuran lempung lebih banyak dari padaukuran kerikil (Gambar 10b). Hasil sayatan oles (0cm) menunjukkan sedimen OLE-05 relatif lebihbanyak lumpur dari pada OLE-06 maupun OLE-9.Perubahan komposisi OC pada OLE-05menunjukkan relatif peningkatan nilai OM kisaran10-20% artinya perairan saat itu relatif stabil dalamsumber OC yang terendapkan. Pada OLE-06 yangmengalami peningkatan nilai OM, tetapi padakedalaman 30 cm ke 20 cm mengalami penurunankemudian mengalami kenaikan kembali sampai 0cm artinya terjadi anomali perubahan lingkungansaat kedalaman 20 cm sehingga OC yangterendapkan berkurang. Hal ini terjadi bisa karenapenurunan intensitas hujan atau kecepatan arusmeningkat sehingga material yang ringan akanterbawa arus untuk diendapkan di perairan lebihdalam, tergantung kondisi kekuatan arus dan jarakdari pantai dan sungai sehingga berpengaruhterhadap distribusi dan deposisi sedimen daridaratan (Nugroho dan Basit, 2014; Yun, dkk.,2015). Nilai OM pada OLE-09 mengalamipeningkatan yang stabil (10-20%) sampaikedalaman 20 cm. Kemudian terjadi penurunandrastis mencapai nilai <10% artinya sedimen atas

(0 cm) terjadi saat nilai OC terendapkan palingsedikit yang diperkirakan karena arus meningkat(sebagai pengaruh di lautan) atau intensitas hujanpaling kecil (sebagai pengaruh dari daratan). Hasilperhitungan menunjukkan perairan bagian tengahmasih didominasi nilai CaCO3 (Gambar 10b).Komposisi nilai CaCO3 pada sampel OLE-05 relatifpaling stabil diantara OLE-06 dan OLE-09 (bagiantengah) artinya perairan laut dalam lebih stabil daripada nilai OM mendekati pantai. Secara umum,karakter sedimen bagian tengah menunjukkankarakteristik sedimen perairan lepas yangmemiliki nilai OM lebih banyak dari bagian timur(Gambar 10a dan 10b). Analisis dari karaktersedimen bagian tengah ini menguatkan pendapatPermanawati, dkk. (2016) dimana kondisi akibatarus relatif tenang di perairan dalam umumnyamemiliki sedimen berukuran lumpur. Selaindaripada itu, tingginya nilai OM di bagian tengahdikarenakan bagian tengah terdapat teluk Waicuga(Gambar 1) sebagai tempat bermuaranya limpasanair hujan dari daratan sehingga berakhirterendapkan di dasar laut sebagai tempat akhirmaterial terdeposisi (Dewanti dkk., 2016).

Karakter sedimen dari perairan bagianbarat (Gambar 10c) ditemukan ukuran pasirsangat halus. Hasil sayatan oles (0 cm) antaraOLE-26 dan OLE-28 menunjukkan sedimenOLE-26 relatif lebih kasar dan lumpur lebihsedikit. Perhitungan TOC (Tabel 2)menunjukkan OLE-26 relatif mengalamikenaikan nilai OM sehingga perairanmengalami peningkatan produktifitas, berbedadengan OLE-28 yang menunjukkan penurunan(nilai OM pada 0 cm lebih kecil dari 10 cm)seperti terlihat pada Gambar 11. Analisismenunjukkan adanya kontribusi terrigenousinflux yang terekam pada TOC sehinggaberpengaruh terhadap produktivitas perairan(Souza, dkk., 2012; Sanchez, dkk., 2013) padaOLE-26 tetapi jarak lokasi dari pantai tetapdijadikan pertimbangan terhadap nilai TOC(Yun et al. 2015).

Secara umum, sedimen dasar laut perairanLembata bervariatif. Interpretasi dari hasilpengamatan sayatan oles menunjukkan karakterberbeda antara bagian barat, tengah, dan timurperairan yang terlihat dari perbedaan komposisijenis sedimen secara umum (seperti batugamping,foraminifera, obsidian). Pada sayatan oles (Gambar10c) bagian barat ditemukan banyak koral danmaterial batuan dengan relatif sedikit lumpur.

Page 12: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

62

Karakteristik sedimen bagian barat menunjukkanakibat pengaruh perairan dengan morfologi dasarlaut paling dalam curam dari dua bagian lainnya(Gambar 1, 2 dan 4). Bagian timur memilikimorfologi dasar laut lebih landai dan terdapatdaerah aluvial sedangkan bagian tengahdipengaruhi perairan yang dekat teluk sehinggamemungkinkan proses pengendapan lebih tinggidan ukuran butir menunjukkan relatif lebih banyaklumpur (Gambar 10).

Karakteristik Karbon Organik Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi

tiga bagian berdasarkan perbedaan kondisilingkungan (dijelaskan pada bagian bahan analisis).Perbedaan lingkungan ditunjukkan oleh Gambar11 sebagai perubahan grafik konsentrasi karbonorganik yang terdeposisi dalam sedimen inti.Perubahan konsentrasi sedimen inti asal perairanLembata pada tulisan ini menunjukkan perubahankonsentrasi material organik (OM), perubahankonsentrasi kalsium karbonat (CaCO3), danperubahan konsentrasi Total Organik Carbon(TOC) di setiap sampel secara menerus dalaminterval 10 cm yang terukur (Gambar 11).

Perubahan persentase material organik (OM)pada Gambar 11a dan Tabel 2 menunjukkanrentang nilai 2.496-11.133%. Konsentrasi kalsiumkarbonat (CaCO3) menunjukkan rentang nilai16.365-79.910% (Gambar 11b dan Tabel 2).Konsentrasi TOC menunjukkan rentang nilai0.999 - 4.453% (Gambar 11c dan Tabel 2).

Konsentrasi Material Organik (OM)Konsentrasi material organik (OM) disajikan

pada Tabel 2 dan Gambar 11a. Pada tiga pembagianwilayah (timur, tengah, dan barat) menunjukkan

bahwa kedua sampel OLE-1 dan OLE-26 mewakiliperairan yang dekat pantai dengan nilai OMsedimen inti sekitar 11.133–3.711%menggambarkan relatif selaras. Adapun nilai OMpada perwakilan perairan laut lepas di bagian baratdan timur, diwakili sampel OLE-03 dan OLE-28dengan nilai OM sedimen inti sekitar7.500–2.496%. Hasil deskripsi menunjukkan nilaiOM relatif sama, pada OLE-1 di bagian timur danOLE-26 di bagian barat sedangkan OLE-03menunjukkan paling kecil dari sampel lainnya(Gambar 11a). Hasil analisis diperkirakan bahwakontribusi terrigenous influx tidak akanmemberikan jaminan bahwa nilai OM akan besar didalam sedimen inti karena harusmempertimbangkan nilai OM pada pengaruh jaraklokasi dari pantai dan sungai (Nugroho dan Basit,2014; Yun, dkk., 2015).

Gambar 11a menggambarkan konsentrasi OMterdeposisi kecil sebagai pengaruh kondisiperairan timur laut lepas (OLE-3) yang mengalamidinamika transpor yang kuat sehingga sedimenhalus akan terendapkan jauh. Interpretasimenduga akibat pengaruh kuat aliran arus dalam(sampel diambil dari kedalaman laut 1258 m) yaitupengaruh dari kecepatan kuat Arlindo yangbergerak menuju Laut Timor dari Selat Makassar(Atmadipoera, dkk., 2016). Besarnya material yangterdeposisi merupakan hasil pemilahan dinamikatranspor jenis dan ukuran material (Manengkey,2010).

Konsentrasi material organik (OM) di bagiantengah diwakili oleh sedimen inti OLE : 5, 6, dan 9.Konsentrasi OM terlihat paling besar pada sampelOLE-6 sebesar 11.133 %, mencapai nilai maksimalpada kedalaman sedimen 30 cm (Gambar 6a).

a.� b.� c.

Gambar 11. Perubahan konsentrasi karbon organik dalam sedimen inti dari perairan Lembata bagian timur, tengah,dan barat. (a) perubahan konsentrasi material organik. (b) perubahan konsentrasi kalsium karbonat. (c)perubahan konsentrasi TOC.

Page 13: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

63

Kondisi ini diperkirakan karena OLE-6 beradapada kedalaman yang paling dangkal (daripadaOLE-5 dan 9) dan OLE-6 berada dekat teluksehingga kemungkinan terjadi pendeposisimaterial lebih besar. Konsentrasi OM terusmeningkat di bagian tengah (sebelum kedalaman30 cm) menunjukkan perairan mengalamipenurunan oksigen terlarut (Dewanti dkk., 2016).Setelah 30 cm, konsentrasi OM pada OLE-6menunjukkan adanya kenaikan oksigen terlarutkemudian kembali terjadi kenaikan OM tidaksignifikan setelah mencapai kedalaman 20 cmsampai bagian atas sedimen (Tabel 1, Tabel 2, danGambar 11a). Interpretasi membuktikan bahwateluk berpengaruh terhadap kenaikan konsentrasiOM dalam sedimen.

Perairan bagian tengah, lokasi pengambilanpada kedalaman laut yang berbeda (Gambar 5, 7,dan 8). Sampel OLE-6 dan OLE-5 (Gambar 1, 5,dan 7) menunjukkan profil perubahan konsentrasiOM (Gambar 11a). Konsentrasi OM pada OLE-5mengalami kenaikan terutama setelah kedalamansedimen 30 cm menunjukkan nilai kandungan MOpaling tinggi. Sampel sedimen lain di bagiantengah, yaitu OLE-9, berlokasi paling dekatdengan Teluk Waicuga (Gambar 1) memilikikonsentrasi OM paling rendah (Tabel 2 danGambar 11a). Deskripsi menunjukkan karenaadanya pengaruh jarak dari pantai, yaitu kisaran2000 meter dan kedalaman perairan sedimen saatdiambil, yaitu kisaran 1500 m. Walaupun jarakOLE-9 lebih dekat dari pantai tetapi kedalamanOLE-9 menunjukkan paling dalam dari keduasampel (OLE-5 dan OLE-6) sehinggakemungkinan OM sedikit terdeposisi karenaukuran halus akan terbawa arus (Manengkey,2010).

Secara umum, hasil penelitian perairanLembata menunjukkan perubahan konsentrasi OMyang terus meningkat dapat menurunkankonsentrasi oksigen terlarut sehinggaberpengaruh pada proses fotosintesis (Hylanddkk., 2005; Libes, 2009). Perubahan pengendapanOM yang terjadi di perairan Lembata tergantungdari sumber karbon organik, kedalaman perairan,dan kekuatan dinamika transpor dari lingkunganperairan.

Konsentrasi Kalsium Karbonat (CaCO3)Perubahan persentase Kalsium Karbonat

(CaCO3) pada Gambar 11b dan Tabel 2menunjukkan rentang nilai 16.365 – 79.910%.Konsentrasi CaCO3 meningkat diperkirakansebagai prediksi peningkatan karbonat biogenik

perairan saat sedimen terdeposisi. Nilai karbonatbiogenik yang terdeposisi di dasar laut berupahasil produksi organisme laut (biogenous) dapatberasal dari foram atau moluska sebagai salah satutipe material organic carbon (OC) dari lautan(Pinet, 2014; Permanawati dkk., 2016).

Perbedaan konsentrasi CaCO3 di bagianperairan yang mendekati pantai (OLE: 1, 6, 9, dan26) dengan perairan lepas (OLE: 3, 5 dan 28)menunjukkan perbedaan kondisi lingkungan dalampeningkatan biogenik di sepanjang sedimen inti(Gambar 11b). Sedimen inti OLE-26 di bagianbarat menunjukkan konsentrasi CaCO3 relatifmenurun tidak signifikan tetapi di bagian laut lepasmenunjukkan kenaikan (OLE-28). ParameterCaCO3 sebagai bagian organisme laut (biogenik)sehingga peningkatan kandungan biogenikmembutuhkan sumber nutrien untukproduktivitasnya (Libes dkk., 2009). Peningkatanproduktivitas perairan bagian timur diperkirakankarena morfologi lebih rendah daripada perairanbagian barat-tengah (Gambar 4) dan terlindungdari aliran perairan dalam sistem arlindo karenakeberadaan tanjung di bagian tengah sebagai kakigunung di daratan pulau Lembata. Pasokan nutrienberada di perairan biasanya berasal dari daratanyang masuk melalui limpasan air hujan dan darimaterial dasar laut yang terangkat oleh adanyataikan (upwelling) sebagai hasil proses daur ulangyang terjadi di laut (Rosdiana dkk., 2017).

Konsentrasi CaCO3 di bagian tengah diwakilioleh sedimen inti OLE : 5, 6, dan 9. KonsentrasiCaCO3 pada OLE-5 dan 6 menunjukkan perubahankonsentrasi yang relatif seragam sepanjangsedimen inti. Artinya kondisi perubahanlingkungan perairan relatif seragam. Berbedadengan konsentrasi CaCO3 pada OLE-9menunjukkan mengalami kenaikan setelahkedalaman 20 cm (Gambar 11b). Hal inidiperkirakan perairan mulai mengalamipeningkatan biogenik perairan yang ditunjukkanoleh kenaikan CaCO3.

Konsentrasi CaCO3 di bagian timur (OLE-1)bervariatif. Diawali oleh penurunan (dari 66.44%menjadi 40.06%) kemudian pada kedalaman 70 –10 cm menunjukkan kenaikan (menjadi 79.91%)dan kembali menunjukkan penurunan (72.417%)sampai 0 cm (Gambar 11b dan Tabel 2). Grafik nilaikonsentrasi CaCO3 pada OLE-1 menunjukkankonsentrasi CaCO3 tertinggi yang terdapat diperairan Lembata. Tingginya konsentrasi CaCO3pada OLE-1 berbeda dengan konsentrasi CaCO3

Page 14: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

64

rendah pada OLE-3 yang mewakili kondisiperairan laut lepas di bagian timur (Gambar 11bdan Tabel 2). Interpretasi tingginya CaCO3 sebagaiindikator peningkatan biogenik, tercatat OLE-1paling tinggi (Gambar 11b) menggambarkan bahwaterjadi pengayaan biogenik paling besar di perairanLembata. Kondisi ini diperkirakan karenamorfologi yang rendah (diambil pada kedalaman506 m) dan relatif terlindung dari kecepatan arusyang tinggi akibat dekatnya lokasi dengan daratan.

Secara umum, perubahan konsentrasi CaCO3yang terekam dalam sedimen inti dari perairanLembata tergantung dari faktor lingkunganperairan. Kesimpulan menunjukan kekuatanpemanfaatan kesuburan perairan dalampeningkatan biogenik sebagai indikasi untukmenghasilkan CaCO3 (Pinet, 2014; Libes dkk.,2009), jarak dengan daratan sebagai sumberpengayaan nutrien asal daratan, dan kedalamanperairan sebagai pengaruh morfologi untuk prosesdaur ulang yang terjadi di laut. Hal ini menjelaskanpendapat Rosdiana dkk. (2017) bahwa pasokannutrien suatu perairan biasanya berasal daridaratan yang masuk melalui limpasan air hujan dandari material dasar laut yang terangkat oleh adanyataikan (upwelling) sebagai hasil proses daur ulangyang terjadi di laut.

Konsentrasi Total Organik Carbon (TOC)Perubahan persentase konsentrasi TOC di

perairan Lembata menunjukkan rentang nilai0.999-4.453% (Gambar 11c dan Tabel 2).Konsentrasi TOC paling tinggi tercatat padaperairan bagian tengah yang mewakili perairandekat pantai (OLE-6) dari sedimen inti kedalaman30 cm, sedangkan perairan lepas diwakili olehsedimen inti OLE-5 dengan nilai tertinggi padakedalaman 0 cm sebesar 3.697%. KonsentrasiTOC pada OLE-6 menunjukkan kenaikan sampaikedalaman 30 cm kemudian menunjukkanpenurunan. Perubahan lingkungan perairan drastissekitar kedalaman 30 - 20 cm. Artinya kondisilingkungan kesuburan perairan terus berbandingterbalik antara OLE-6 dan OLE-5. Dimana OLE-5terus mengalami kenaikan nilai TOC sedangkanOLE-06 sebaliknya. Interpretasi mengasumsikanterjadi perubahan produktivitas perairandisebabkan perbedaan pemanfaatan kesuburanperairan. Hal ini terjadi karena kecepatan produksiorganisme dalam memanfaatkan energi di perairandapat ditunjukkan oleh parameter Total OrganikCarbon/TOC (Souza dkk. 2012; Sanchez dkk.2013).

Konsentrasi TOC di perairan bagian timurmenunjukkan relatif kenaikan pada OLE -01dengan nilai maksimum di lapisan atas sebesar2.566% sedangkan konsentrasi TOC paling kecilditemukan pada sampel OLE-03 sebesar 0.999%(Gambar 11c dan Tabel 2). Kenaikan signifikanterlihat dari sedimen mulai 10 cm sampai lapisanatas (0 cm). Artinya kondisi perairan sekarang (0cm) menunjukkan konsentrasi TOC lebih besar diperairan dekat pantai (diwakili OLE-1) dari padaperairan lepas (diwakili OLE-3). Lokasi perairanOLE-1 menggambarkan lingkungan perairan yangmemanfaatkan kesuburan perairan secaramaksimal terlihat dari nilai TOC pada OLE-01lebih banyak dari OLE-03. Hal ini berdasarkanhasil analisis adanya pemanfaatan kesuburanperairan Lembata bagian timur sehinggaproduktivitas perairan meningkat (Souza dkk.2012; Sanchez dkk. 2013) yang ditunjukkan olehparameter TOC. Korelasi terlihat selaras terlihatpada peningkatan material organik (OM) danpeningkatan produktivitas (Gambar 11a dan 11c)tetapi nilai CaCO3 menunjukkan penurunanbiogenik (Gambar 11b) walaupun pada OLE-01menunjukkan peningkatan biogenik paling tinggidiantara sampel lain. Oleh karena itu, secaraumum perairan bagian timur menggambarkanOLE-1 mengalami pemanfaatan kesuburanmaksimal sehingga terjadi peningkatankonsentrasi biogenik terlihat pada besarnya nilaiCaCO3 (Gambar 11b).

Konsentrasi TOC di perairan bagian barat(Gambar 11c) memiliki konsentrasi TOC perairanlepas (OLE-28; 0 cm sebesar 3.027% ) lebih tinggidari pada perairan dekat pantai (OLE-26 sebesar2.762%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatankonsentrasi produktivitas perairan lepas lebihtinggi dari pada perairan dekat pantai. Tetapikorelasi nilai produktivitas tidak selaras denganpeningkatan biogenik yang ditunjukkan nilaiCaCO3 (Gambar 11b). Artinya pemanfaatankesuburan perairan dimanfaatkan maksimal olehperairan dekat pantai (OLE-26) dari pada perairanlepas (OLE-28). Interpretasi menduga terjadiperubahan lingkungan dalam peningkatan produksiorganisme yang terlihat pada konsentrasipeningkatan biogenik dalam pembentukan CaCO3(Gambar 10b) (Pinet, 2014; Libes dkk., 2009).Sehingga peningkatan konsentrasi TOC bukanhanya berdasarkan jarak dengan pantai saatmaterial karbon organik (OC) terdeposisi tetapiada pengaruh kekuatan pemanfaatan kesuburanperairan lepas pada peningkatan biogenik sebagai

Page 15: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 1, Juni 2018

65

indikasi dalam menghasilkan CaCO3. Perubahankonsentrasi TOC di perairan Lembata berdasarkanpenelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaanlingkungan produktivitas perairan.

Secara umum, distribusi karbon organik (OC)terjadi di perairan Lembata berdasarkan dataanalisis material organik (OM), kalsium karbonat(CaCO3), dan Total Organik Carbon (TOC).Distribusi karbon organik (OC) terjadi adanyaperbedaan sumber asal sedimen, perbedaanmorfologi dasar laut, perubahan kekuatan dinamikaperairan, pemanfaatan kesuburan perairan, danperbedaan produktivitas perairan saat materialkarbon organik terendapkan.

KESIMPULAN

Wilayah penelitian dibagi menjadi perairandekat pantai (sampel OLE: 1, 6, 9, dan 26) danperairan lepas (sampel OLE: 3, 5 dan 28) yangdibedakan menjadi wilayah timur (sampel OLE: 1dan 3), tengah (sampel OLE: 5, 6 dan 9), dan barat(sampel OLE: 26 dan 28). Karakteristik sedimenberdasarkan sayatan oles bagian atas (0 cm).Bagian timur didominasi fragmen biogenik dansedimen lebih halus dari bagian barat-tengah,bagian tengah memiliki komposisi relatif samabanyak antara fragmen batuan dan biogenik.Bagian barat dominan fragmen biogenik. Distribusikarbon organik dalam sedimen inti ditunjukkanberdasarkan perubahan konsentrasi materialorganik (OM), perubahan konsentrasi kalsiumkarbonat (CaCO3), dan perubahan konsentrasiTotal Organik Carbon (TOC) di setiap sampelsedimen inti secara menerus dengan interval 10cm.

Distribusi material organik (OM)menunjukkan penurunan oksigen perairan.Penurunan ini terjadi akibat perbedaan sumberasal sedimen yang memberikan jenis komposisiberbeda ke dalam perairan. Kondisi perbedaanmorfologi dasar laut serta perubahan kekuatandinamika perairan berpengaruh dalam materialkarbon organik terendapkan. Akibat pemanfaatankesuburan perairan menunjukkan nilaiproduktivitas perairan. Perairan yang mendekatipantai tidak selalu menunjukkan nilai konsentrasiOM lebih rendah dari perairan lepas. KonsentrasiOM paling besar berada di wilayah bagian tengah.Distribusi kalsium karbonat (CaCO3)menunjukkan peningkatan biogenik. Perairan yangmendekati pantai relatif menunjukkan konsentrasipeningkatan CaCO3 lebih besar dari pada perairanlepas. Distribusi Total Organik Carbon (TOC)

menunjukkan peningkatan produktivitas. Perairanlepas relatif menunjukkan nilai konsentrasi TOClebih besar dari perairan dekat pantai. KonsentrasiTOC paling besar berada di wilayah bagian tengah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada Puslitbang GeologiKelautan, Balitbang ESDM yang telahmemberikan pendanaan dan fasiltas peralatandalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini. Terimakasih juga untuk tim survei lapangan Lembata,Pemda Kabupaten Lembata dan semua pihak yangtelah membantu kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Atmadipoera, A.S, Horhoruw, S.M, Purba, M., danNugroho, D.Y. 2016. Variasi Spasial DanTemporal Arlindo Makassar. Jurnal Ilmu danTeknologi Kelautan. Vol.8[1] : 299-320.

Dewanti, Putri, N., Muslim dan Retno, W. 2016.Analisis Kandungan Karbon Organik Total(KOT) Dalam Sedimen di Perairan SlukeKabupaten Rembang. Jurnal OseanografiVol.5[2]:202-210

Gustiantini, L., Maryunani, K. A., Zuraida, R.,Kissel, C., Bassinot, F., dan Zaim, Y.. 2015.Distribusi Foraminifera Di Laut HalmaheraDari Glasial Akhir Sampai Resen. JurnalGeologi Kelautan. Vol.13[1] : 25-36.

Hernawan, U., Yuningsih, A., Noviadi, Y., Prasetio,F.B., Permanawati, Y., Latuputty, G., Wisnu,A., Carlos, R., Suciwati, C., Siregar, M.,Gunadi, D., dkk. 2017. Laporan PenelitianPotensi OTEC Di Perairan Lembat, NTT.Laporan Kegiatan. Puslitbang GeologiKelautan. Balitbang ESDM. KESDM. Tidakdipublikasikan.

Heiri, O., Lotter, A.F., dan Lemcke, G.. 2001. Losson ignition as a method for estimatingorganic and carbonate content in sediments:reproducibility and comparability of results.Journal of Paleolimnology. Vol.25: 101–110.

Hyland, J., Balthis, L., Karakassis, I., Magni, P.,Petrov, A., Shine, J., Vestergaard, O., danWarwick, R.. 2005. Organic carbon contentof sediments as an indicator of stress in themarine benthos. Marine Ecology ProgressSeries. Mar Ecol Prog Ser. Vol. 295: 91–103.

Libes, S.M., 2009. Introduction to MarineBiogeochemistry. Second Edition. ISBN:

Page 16: DISTRIBUSI KARBON ORGANIK DALAM SEDIMEN INTI DI …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 1, Juni 2018

66

978-0-12-088530-5. Elsevier. SouthCarolina.UK.

Menengkey, Hermanto W.K. 2010. KandunganBahan Organik Pada Sedimen di PerairanTeluk Buyat dan Sekitarnya. JurnalPerikanan dan Kelautan Tropis. Vol.VI[3].

Mukhtasor. 2007. Pencemaran pesisir dan laut.Pradnya Paramita. Jakarta.

Noya, Y dan S. Koesoedinata. 1990. GeologiLembar Lomben, Nusa Tenggara Timur.Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi. Bandung.

Nugroho, S.H, dan Basit, A. 2014. SebaranSedimen Berdasarkan Analisis Ukuran ButirDi Teluk Weda, Maluku Utara. Jurnal Ilmudan Teknol Kelaut Tropis. Vol.6[1]:229-240.

Permanawati, Y., Prartono, T., Atmadipoera, A. S.,Zuraida, R., Chang, Y.. 2016. RekamSedimen Inti Untuk MemperkirakanPerubahan Lingkungan Di Perairan LerengKangean. Jurnal Geologi Kelautan.Vol.14[2]:65-77.

Pinet, P.R., 2014. Invitation to Oceanography.Chapter 4. Marine Sedimentation. FifthEdition. Jones and Bartlett Publication. 92-133.

Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern. ISBN978-979-792-149-1. Edisi Revisi. Pekanbaru(ID): Penerbit UR Pr.

Rosdiana, A., Prartono, T., Atmadipoera, A.S., danZuraida, R.. 2017. Nutrient and chlorophyll-adistribution in Makassar Upwelling Region:From Majaflox Cruise 2015. Lisat.doi:10.1088/1755-1315/54/1/012087. IOPConf. Series: Earth and EnvironmentalScience 54.

Rosenmeier dan Abbot. 2005. Loss On Ignition(LOI) Procedures. Loss On IgnitionProtocol.doc

Safitri, M., Cahyarini, S.Y., dan Putri, M.R.. 2012.Variasi Arus Arlindo Dan ParameterOseanografi Di Laut Timor Sebagai IndikasiKejadian Enso. Jurnal Ilmu dan TeknologiKelautan Tropis. Vol. 4[2]:369-377.

Sanchez, A., Ortiz, B. E. L., Garcia, S. A., danBalart, E.. 2013. Distribution andcomposition of organic matter in sedimentsof the oxygen minimum zone of theNortheastern Mexican Pacific:paleoceanographic implications. Journal ofIberian Geology. Vol.39[1]:111-120. 1886-7995.

Sarmili, L., dan Troa, R.A.. 2014. KeberadaanSesar Dan Hubungannya DenganPembentukan Gunung Bawah Laut Di BusurBelakang Perairan Komba, Nusa Tenggara.Jurnal Geologi Kelautan. Vol. 12[1]:55-64.

Souza, A.C., Pease, T.K., Gardner, W.S.. 2012.Vertical Profiles of Major OrganicGeochemical Constituents and ExtracellularEnzymatic Activities in Sandy Sediments ofAransas and Copano Bays, TX. Estuar andCoasts. Vol.35:308–323. DOI 10.1007/s12237-011-9438-y.

Yun, P.S., Ariffin, J., Siang, H.Y., Tahir, N.M.. 2015.Influence of Monsoon on the Distribution ofOrganic Carbon in Inner Continental ShelfCore Sediments, South China Sea, Malaysia.Sains Malays. Vol.44[7]:941–945.

Zuraida, R, Troa, R.A., Hendrizan, M., Triarso, E.,Gustiantini, L., Nurdin, N., Hantoro, W.S.,Liu, S.. 2015. Penentuan SiklusGlasial–Interglasial Terakhir Pada SedimenDasar Laut Kawasan Lepas PantaiPalabuhanratu. Jurnal Segara. Vol.11[2]:93-101.