Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam...

119
DISTRIBUSI HOTEL DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh: K5403019 ARIS SUSANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam...

Page 1: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DISTRIBUSI HOTEL DI KOTA SURAKARTA

TAHUN 2008

SKRIPSI

Oleh:

K5403019ARIS SUSANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DISTRIBUSI HOTEL DI KOTA SURAKARTA

TAHUN 2008

OLEH:

K5403019ARIS SUSANTO

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wakino, M.S

NIP. 19521103 197603 1 003 NIP. 19640803 199512 1 001

Dr. M. Gamal Rindarjono, M.Si

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

ABSTRAK

Aris Susanto, DISTRIBUSI HOTEL DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2008.Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, April 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Distribusi spasial hotel di Kota Surakarta tahun 2008 (2) Pola distribusi hotel di Kota Surakarta tahun 2008 (3) Faktor – faktor apa yang mempengaruhi distribusi hotel di Kota Surakarta. (4) Karakteristik pengguna (penginap) hotel di Kota Surakarta tahun 2008.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh hotel di Kota Surakarta, sampel dalam penelitian adalah pengguna (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat hotel dengan menggunakan teknik dokumentasi, lokasi hotel secara spasial dengan observasi menggunakan GPS (untuk distribusi hotel), faktor – faktor yang mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan teknik wawancara kepada Sekretaris Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia(BPC PHRI) di Kota Surakarta dan pihak pengelola hotel di Kota Surakarta, karakteristik pengguna (penginap) hotel menggunakan teknik angket / kuesioner ditujukan kepada para tamu hotel. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis peta, analisis tetangga terdekat, dan analisis tabel.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Distribusi hotel di Kota Surakarta tahun 2008 adalah sebagai berikut : (a) berdasarkan jenis hotel distribusi hotel banyak terdapat di Kecamatan Banjarsari dengan persentase hotel jenis non bintang (melati) lebih besar dibandingkan hotel dengan jenis bintang (b) distribusi hotel dengan kelas melati 1 memiliki persentase paling banyak dibandingkan kelas (melati 2 dan melati 3) maupun kelas (bintang 1, bintang 2, bintang 3, bintang 4, dan bintang 5) (c) berdasarkan lokasinya distribusi hotel mendominasi di kawasan perdagangan dan jasa serta simpul transportasi (2) berdasarkan analisis tetangga terdekat pola distribusi spasial hotel termasuk mengelompok(cluster) (3)berdasarkan faktor struktur tata ruang kota, aksesibilitas dan harga lahan sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi hotel oleh pihak pengusaha (4) karakteristik pengguna (penginap) hotel di Kota Surakarta tahun 2008 adalah sebagai berikut : (a) berdasarkan tingkat pendidikan SMA dan S1 mempunyai jumlah lebih besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain (b) berdasarkan jenis pekerjaan didominasi (karyawan/swasta)dengan penghasilan di bawah Rp 2.000.000,00 (c) berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh kaum laki-laki.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

ABSTRACT

Aris Susanto. Hotel Distribution In Surakarta City 2008. Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. April2011.

The objectives of this study are to know : (1) the spatial distribution of hotels in Surakarta city 2008 (2) the distribution pattern of hotels in Surakarta city2008 (3) what factors affect the distribution of hotels in Surakarta city (4)characteristic of the hotel user (residential) in Surakarta city 2008.

This research uses descriptive method. The population in these studies was the whole hotel in the city of Surakarta, the sample in the study were users (residential) hotel. Data collection techniques in the study include: address of the hotel by using the documentation techniques, the spatial location of the hotel with the observations using the GPS (for the distribution of hotel), the factors that influence the distribution of hotels by using interviewing techniques to the Secretary of the Governing Body Hospitality Branch of the Association of Indonesia ( PHRI BPC) in Surakarta, and the manager of hotels in Surakarta, the characteristics of users (residential) hotel using questionnaire techniques / questionnaire addressed to hotel guests. Data analysis techniques using the map analysis,nearestneighboranalysis,tabelanalysis.

Based on the results of research can be concluded: (1) The distribution of hotels in Surakarta in 2008 are as follows: (a) the distribution by type of hotel there are many hotels in the District Banjarsari with the percentage of non-star type hotel (jasmine) is greater than the hotel with the kind of star ( b) distribution of jasmine-class hotel with a percentage compared to most classes (jasmine jasmine 2 and 3) or class (1 star, 2 star, 3 star, 4 star and 5 star) (c) based on its location in the region dominate the distribution of hotel trade and services and transport nodes (2) based on nearest neighbor analysis of spatial distribution patterns include a cluster (3) based on the factor of urban spatial structure, accessibility and land prices are very influential in determining the location of the hotel by the entrepreneur (4) user characteristics (inn) hotel in Surakarta in 2008 are as follows: (a) based on the level of high school education and S1 have a greater amount compared with other education levels (b) based on the type of work is dominated (employee / private) with incomes below Rp 2,000. 000,00 (c) based on gender is dominated by men.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

MOTTO

Dimana ada kemauan disitu ada kesempatan.

( Intisari).

Gunakanlah waktu sebaik mungkin karena waktu tidak dapat diputar

kembali.

( Anonim )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan,

Kepada :

1.Ibu dan Ayah ( yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

serta semangat )

2.Dik Danang dan Dik Ayu

3.Almamaterku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadiarat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah_Nya, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat selesai. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Skripsi ini adalah hasil usaha yang maksimal dengan segala

keterbatasan-keterbatasan yang ada dan bantuan-bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi

ini.

3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Wakino, M.S, selaku Pembimbing I yang dengan segala

kelebihannya telah memberikan pengarahan, motivasi dan bimbingan,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Dr. M. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan masukan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si selaku Pembimbing Akademis yang telah

dengan sabar memotivasi dan membimbing penulis dari awal kuliah hingga

selesai.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan

ilmu selama menempuh studi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

8. Para pengusaha hotel dan pengguna hotel yang telah meluangkan waktunya

untuk diwawancarai dan mengisi angket.

9. Ezuan (sahabat terbaikku sekaligus teman berbagi), Eviliyanto, Agustinus,

Tonoto (teman-teman seperjuanganku) yang meski sibuk selalu meluangkan

waktu untuk memberikan motivasi, Habib yang banyak membantu dan

memberikan solusi, Zaenal yang senantiasa memberikan tauziah, Sudiro

teman senasib sepenanggungan, crew geoholic ’03 (Fariz, Tri, Dodik,

Sunarso, Ruli, Anang, Tatag) dan ’04(Andi, Jumadi, Susilo), teman-teman

geografi 2003 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga persahabatan

kita dapat terus terjalin.

Menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skrpsi ini, maka

dengan segala kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan dan penyempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Surakarta, April 2011

Penulis

ARIS SUSANTO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR PETA……………………………………………………………… xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5

C. Rumusan Masalah ................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian………………………………………………...6

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8

1. Hotel .................................................................................. 8

2. Fasilitas Usaha Hotel ......................................................... 10

3. Klasifikasi Hotel.................................................................. 11

4. Perkembangan Hotel Di Kota Surakarta ............................ 13

5. Industri Pariwisata ............................................................. 15

6. Akomodasi Sebagai Komponen Kepariwisataan ............... 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Hotel ........ 17

8. Karakteristik Pengguna Hotel …………………………. 18

9. Pendekatan Keruangan Dalam Geografi ………………. 20

10.Analisis keruangan ……………………………………. 21

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 22

C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 29

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 29

D. Sumber Data ............................................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 32

F. Analisis Data ............................................................................ 33

G. Prosedur Penelitian ................................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 37

A. Deskripsi Daerah Penelitian ..................................................... 37

1. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian .......................... 37

2. Kondisi Fisik ....................................................................... 40

3. Kondisi Sosial ..................................................................... 46

4. Kondisi Ekonomi ................................................................ 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 61

1. Distribusi Hotel Di Kota Surakarta....................................... 61

2. Pola Persebaran Hotel Di Kota Surakarta ............................ 77

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Hotel .......... 88

4. Karakteristik Penginap Hotel……………………………… 92

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………... 100

A. Kesimpulan .............................................................................. 100

B. Implikasi ................................................................................... 101

C. Saran ......................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 102

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penelitian Yang Relevan ………………………………………… 23

Tabel 2. Jadwal Penelitian ………………………………………………… 28

Tabel 3. Jenis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian ………………….. 31

Tabel 4. Luas dan Banyaknya Kecamatan, Kelurahan, RW, RT,

dan Kepala Keluarga Di Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………………. 37

Tabel 5. Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenisnya di Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………………. 40

Tabel 6. Besarnya Curah Hujan di Kota Surakarta Tahun 1999-2008……. 45

Tabel 7. Jumlah dan Persebaran Penduduk di Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………………. 47

Tabel 8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………………. 48

Tabel 9. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk ……………………….. 48

Tabel 10. Komposisisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

di Kota Surakarta Tahun 2008 …………………………………… 50

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………………. 50

Tabel 12. Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………………. 52

Tabel 13. Komposisisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta

Tahun 2008 …………………………………………………. 53

Tabel 14. Komposisi Pendududuk Menurut Mata Pencaharian di Kota

Surakarta Tahun 2008 …………………………………………… 55

Tabel 15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan

2000 Serta Perkembangannya di Kota Surakarta Tahun

2003– 2008………………………………………………… 57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 16. Pertumbuhan Ekonomi (dalam %) di Kota Surakarta Tahun

2003-2008……………………………………………………. 58

Tabel 17. Struktur Ekonomi Surakarta Tahun 2003– 2008 Atas Dasar

Harga Berlaku (persen) …………………………………………. 59

Tabel 18. Pendapatan Per Kapita Penduduk Kota Surakarta Tahun

2002– 2008…………………………………………………….. 60

Tabel 19. Distribusi Hotel di Kota Surakarta Tahun 2008 ……………. …. 61

Tabel 20. Distribusi Hotel Berdasarkan Jenis di Kota Surakarta ………… 70

Tabel 21. Distribusi Hotel Berdasarkan Kelas di Kota Surakarta ……….. 72

Tabel.22. Distribusi Hotel Berdasarkan Lokasinya (Situation) di Kota

Surakarta Tahun 2008 ………………………………………….. 76

Tabel. 23. Jarak Terdekat Antar Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008…... 82

Tabel 24. Distribusi Hotel Ditinjau Dari Status Jalan di Kota Surakarta

Tahun 2008 …………………………………………………… 88

Tabel 25. Karakteristik Penginap Berdasarkan Usia dan Tingkat

Pendidikan di Kota Surakarta 2008 …………………………… 93

Tabel 26. Karakteristik Penginap Hotel Berdasarkan Pekerjaan dan

Pendapatan di Kota Surakarta Tahun 2008 …………………… 94

Tabel.27. Lama Penginap Menginap di Hotel di Kota Surakarta

Tahun 2008 ……………………………………………………. 95

Tabel 28. Frekuensi Penginap Menginap di Hotel di kota Surakarta

Tahun 2008 ……………………………………………………. 96

Tabel 29. Tabel Kelayakan Sarana dan Pelayanan Hotel di Kota Surakarta

Tahun 2008 ………………………………………………….. 97

Tabel 30. Karakteristik Penginap Hotel Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kota Surakarta Tahun 2008 ………………………………… 98

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DAFTAR PETA

Halaman

Peta. 1. Administrasi Kota Surakarta 2008 .................................................. 39

Peta. 2. Penggunaan Lahan Kota Surakarta 2008 ......................................... 41

Peta. 3. Distribusi Hotel di Kota Surakarta 2008 ......................................... 69

Peta. 4. Distribusi Hotel di Kota Surakarta Berdasarkan Kelas Hotel 2008. 75

Peta. 5. Pola Persebaran Hotel di Kota Surakarta 2008…………………….. 79

Peta. 6. Pola Persebaran Hotel di Kota Surakarta 2008 …………………… 80

Peta. 7. Pola Persebaran Hotel di Kota Surakarta 2008 …………………… 81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran ............................................ 27

Gambar. 2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson ………… 46

Gambar. 3. Grafik Jumlah Hotel Berdasarkan Jenis di kota Surakarta

Tahun 2008 …………………………………………………….. 71

Gambar. 4. Grafik Jumlah Hotel Berdasarkan Kelas di Kota Surakarta

Tahun 2008 …………………………………………………….. 73

Gambar. 5. Grafik Distribusi Hotel Ditinjau Dari Segi Status Jalan di Kota

Surakarta Tahun 2008 ………………………………………….. 88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar hotel Kelas Melati 1,2,3.

2. Gambar hotel Kelas Bintang 1,2,3,4,5.

3. Perijinan.

4. Kuisioner.

5. Pedoman Wawancara.

6. Tabel Responden.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan gejala ekonomi karena adanya permintaan dari

pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata yang dalam hal ini

berfungsi sebagai penyedia (biro perjalanan, penginapan, rumah makan) atas

produk dan berbagai fasilitas terkait (Murphy dalam Sulastiyono, 1999: 5).

Interaksi itu terjadi dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat

sebagai tuan rumah berusaha untuk mempengaruhi para wisatawan maupun

pengunjung lainnya tersebut untuk singgah di tempat daerah atau negara yang

mereka kunjungi.

Wisata tidak hanya untuk mencari hiburan atau bersantai-santai saja

melainkan juga untuk menikmati perjalanan, berekreasi, menghadiri pertemuan

ilmiah, mengunjungi peristiwa olahraga, berkenalan dengan kebudayaan lain.

Wisatawan bukan hanya orang yang memasuki negara asing, tetapi juga orang

yang bepergian dari daerah satu ke daerah lain di negara sendiri. Hal ini yang

mendasari terciptanya istilah wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.

Pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya adalah upaya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata. Pengembangan

objek dan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan dengan pengembangan

usaha jasa, penyediaan akomodasi dan penyediaan transportasi akan berfungsi

meningkatkan daya tarik bagi berkembangnya jumlah wisatawan dan juga

mendukung pembangunan objek dan daya tarik wisata baru. Hasil optimal akan

diperoleh apabila upaya pengembangan tersebut didukung pembangunan sarana

dan prasarana yang merupakan tanggung jawab pokok bagi pemerintah daerah

setempat melalui badan atau instansi yang berwenang.

Mengingat Kota Surakarta adalah kota yang mempunyai daya tarik

wisata yang cukup menjanjikan maka sektor jasa terbesar yang ada berkaitan

dengan bisnis pariwisata. Surakarta, yang sangat dikenal dengan sebutan Solo,

merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok keraton yang

menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksis baik secara fisik,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

komunitas maupun ritualnya. Pariwisata Solo, banyak berkaitan dengan sejarah,

budaya serta ritual keraton..

Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event lain

yang menarik untuk dinikmati. Beberapa event tersebut seperti Solo Batik

Carnival, Solo International Ethnic Music (SIEM), yang gaungnya sampai ke luar

negeri. Sesuai dengan perkembangan jaman, wisata modern yang kita kenal

sebagai wisata belanja dan kuliner tersedia lengkap pula di Solo. Bagaimanapun,

geliat Kota Solo sudah mulai terasa dalam setahun terakhir ini. Trauma kerusuhan

yang pernah terjadi tahun 1998, yang menghanguskan banyak bangunan di tengah

kota berangsur-angsur mulai pulih.

Sekarang, masyarakatnya antusias untuk kembali berbenah. Salah

satunya, kembali ingin menjaring para wisatawan, entah itu wisatawan domestik

ataupun dari mancanegara. Pariwisata Solo, juga didukung oleh obyek-obyek

wisata didaerah sekitarnya. Diantaranya adalah peninggalan-peninggalan sejarah

yang tersebar mulai di situs Sangiran Sragen (fosil manusia purba) sampai candi

Sukuh dan candi Cetho di Karanganyar. Konsep pengembangan pariwisata Solo

sekarang sudah menyatu dengan Jogja dan Semarang, yang dikenal sebagai

Joglosemar. Wisata Solo juga didukung oleh fasilitas akomodasi baik berupa

hotel, restauran dan transportasi yang sangat memadai.

Rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara selama 2007 – 2008

meningkat sebesar 31,25 % dan tingkat penghunian kamar hotel juga mengalami

peningkatan sebesar 8,16 % ( Surakarta Dalam Angka 2008 : 221 ). Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa arus wisatawan yang datang ke Surakarta dan

kebutuhan akan kamar hotel ada kecenderungan mengalami peningkatan. Hal ini

mendorong para pengusaha untuk menambah fasilitas dan atau mengembangkan

usaha akomodasinya.

Hotel merupakan salah satu bagian dari usaha pariwisata yang

mempunyai peran penting karena menyediakan pelayanan yang sangat dibutuhkan

oleh para wisatawan berupa akomodasi atau tempat menginap dengan atau tanpa

pelayanan makan, dimana keduanya merupakan kebutuhan primer manusia. Hotel

termasuk salah satu sektor andalan (kedua setelah sektor industri), yaitu sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

yang memiliki kontribusi pasar cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kota

Surakarta yakni sebesar 22,02%. Disamping itu juga merupakan salah satu sektor

prospektif (peringkat kedua setelah sektor industri), yaitu sektor yang selain

memiliki kontribusi besar juga memiliki pertumbuhan tinggi yakni sebesar

41,64% (RUTR Kota Surakarta 2007-2016: III-9).

Sampai akhir tahun 2008 jumlah hotel di Kota Surakarta tercatat

sebanyak 119 buah hotel yang terdiri dari 19 buah hotel bintang dan 100 buah

hotel non bintang (Solo Hotel and Restoran Directory). Dari data yang didapatkan,

dapat disimpulkan adanya penambahan jumlah hotel bintang dan di sisi lain

terdapat pengurangan jumlah hotel melati. Hal ini mengacu pada data dalam

Direktori Hotel dan Jasa Akomodasi Lain Jawa Tengah 2004 yang mencatat

sebanyak 120 buah hotel yang terdiri dari 15 buah hotel bintang dan 105 buah

hotel non bintang sedangkan pada tahun 2005 tercatat sebanyak 126 buah hotel

yang terdiri 17 hotel bintang dan 109 hotel non bintang.

Kota Solo semakin marak oleh bangunan-bangunan pencakar langit.

Bangunan-bangunan calon hotel maupun apartemen mulai bermunculan, semakin

menambah geliat dan dinamika kehidupan di kota budaya ini. Faktanya bisa

dilihat, belakangan ini sedang dibangun lagi empat hotel berbintang di Solo. Sebut

saja misalnya Hotel Best Western di eks gedung BHS Bank, Hotel Grand Solo

yang akan mengambil lokasi di eks Puri Waluyo, Solo Square Hotel dan Hotel

Beauty di kawasan Benteng Vastenburg. Selain hotel-hotel yang telah disebutkan

di atas, beberapa hotel yang akan melakukan ekspansi antara lain Swiss Bell

Hotel, Haritz Hotel, Mercure, Aston, Aman Grup dan lain-lain. Termasuk di

dalamnya Hotel Ibis, yang kini sudah mulai beroperasi. Di lain pihak yaitu hotel

melati terdapat beberapa yang sudah tidak ada mungkin dikarenakan merger atau

gulung tikar seprti Hotel Suka Marem II, Hotel Widya Griya II, dn Hotel Banon

Cinawi. Keadaan ini menarik untuk dikaji, di wilayah yang relatif tidak luas

terjadi perubahan jumlah hotel dalam kurun waktu yang berkesinambungan.

Mengacu sejumlah fakta diatas, dapat dikatakan bahwa sektor perhotelan

di Kota Surakarta mengalami perkembangan cukup pesat. Seiring dengan

berjalannya waktu, perkembangan perhotelan akan mengarah ke tempat tertentu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

dan memperlihatkan ekspresi keruangannya. Berkaitan dengan hal tersebut,

diperlukan usaha guna tetap menjaga agar pengembangan industri perhotelan

lebih terarah dan terpadu yang dalam hal ini adalah mengenai faktor lokasi, karena

aktivitas ekonomi berkaitan dngan faktor lokasi. Menurut Alfred Weber, ada 3

(tiga) faktor penting yang mempengaruhi lokasi industri yaitu biaya angkut, biaya

buruh, aglomerasi.

Lokasi pendirian hotel baik bintang (seperti Hotel Novotel, Hotel

Sanashtri, Hotel Wisata Indah, Hotel Grand Orchid) maupun non bintang (seperti

Hotel Arini, Hotel Mulia, Hotel Putri Sari, Hotel Kota) mulanya banyak

bermunculan di kawasan pusat Kota Surakarta, yang merupakan kawasan

perekonomian dan perdagangan, Namun seiring waktu pendirian hotel-hotel di

Kota Surakarta (terutama hotel non bintang) menyebar hingga kawasan pinggiran

kota yang dahulu dianggap bukan merupakan kawasan strategis, dapat kita lihat

pada keberadaan Hotel Cindewungu, Hotel Jayakarta, Hotel Avita Sari, Hotel

Sinar Indah, Hotel Wahyu.

Hal ini karena ketersediaan lahan di daerah pusat kota sudah sangat

terbatas, dan meskipun ada harganya cenderung mahal. Oleh karena itu para

pengembang mulai mencari-cari lahan yang ada di daerah pinggiran namun

lokasinya strategis. Persebaran hotel di daerah pingiran yang umumnya berjenis

non bintang (melati) ini berkaitan dengan tujuan pengembang yang menyesuaikan

dengan pangsa pasar yang ingin dijaringnya.

Sasaran dari pengguna (penginap) hotel adalah manusia yang memiliki

karakteristik tertentu. Dengan perbedaan karakter yang dimiliki oleh pengguna

hotel, pengusaha hotel memiliki pertimbangan dalam pemilihan lokasi pendirian

hotel. Karakter penginap yang berbeda serta faktor pemilihan lokasi pendirian

hotel akan mempengaruhi jumlah penggunanya.

Perbedaan karakteristik pengguna hotel dapat ditinjau dari tingkat

pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan umur. Para pengguna jasa hotel tersebut

memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu dengan lainnya, dan inilah pada

akhirnya yang menentukan preferensinya dalam memilih hotel. Dari karakteristik

tersebut jika diklasifikasikan dan dikaji lebih lanjut merupakan langkah efektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

untuk mendapatkan keuntungan lebih besar lagi, jadi hotel tidak hanya cukup

dengan menerima penginap untuk menggunakan jasanya tetapi perlu melakukan

langkah-langkah baru guna peningkatan kualitas pelayanan dan keuntungan. Hal

ini sesuai dengan teori lokasi yang dikemukakan Alfred Weber yaitu factor

aglomerasi,dimana terkait dengan analisis pemilihan lokasi hotel dan analisis

kompetensi pasar oleh pihak pengusaha.

Para pengguna jasa hotel yang berkunjung ke Kota Surakarta cenderung

lebih memilih menginap di hotel bintang dibanding non bintang. Rata-rata

Tingkat Hunian Kamar Hotel untuk hotel bintang adalah sebesar 54,93%

sedangkan untuk hotel non bintang sebesar 45,79% (Surakarta Dalam Angka

2009: 217).Terkait dengan preferensi dalam memilih tempat menginap tersebut

diduga karena adanya perbedaan standar pelayanan serta fasilitas yang berlainan

dari tiap hotel. Kondisi lingkungan sekitar maupun fisik bangunan juga sangat

mungkin menjadi penilaian para calon penginap.

Keberadaan hotel dapat terlihat pada sebaran lokasinya, sehingga perlu

dilakukan pengkajian mengenai pola persebaran serta faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap persebaran hotel. Pola persebaran hotel mengkaji hal

dimana terdapat keberadaan hotel tersebut di suatu daerah atau membicarakan

lokasi hotel. Adapun terkait dengan pola yang terbentuk tentu dipengaruhi oleh

berbagai faktor, namun demikian secara khusus harga lahan dan aksesebilitas

lokasi sangat berperan didalamnya.

Dari latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul : “Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun

2008”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Jumlah hotel yang ada di kota Surakarta mengalami peningkatan maupun

penurunan jumlah yang dapat dikatakan signifikan dalam waktu yang cukup

singkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

2. Hotel – hotel yang ada di kota Surakarta umumnya mengambil lokasi di

sepanjang jalan arteri ( pusat kota) yang identik dengan kawasan

perdagangan jasa namun seiring waktu banyak juga hotel yang mengambil

lokasi di kawasan simpul transportasi.

3. Para pengguna jasa hotel cenderung lebih memilih hotel dengan jenis

bintang sebagai tempat menginap daripada di hotel dengan jenis non

bintang.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian singkat di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana distribusi spasial hotel di Kota Surakarta tahun 2008 ?

2. Bagaimana pola distribusi hotel di Kota Surakarta tahun 2008 ?

3. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi distribusi hotel di Kota Surakarta ?

4. Bagaimana karakteristik penginap hotel di Kota Surakarta tahun 2008 ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui distribusi spasial hotel di Kota Surakarta tahun 2008.

2. Untuk mengetahui pola distribusi hotel di Kota Surakarta tahun 2008.

3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi distribusi hotel di

Kota Surakarta.

4. Untuk mengetahui karakteristik pengguna (penginap) hotel di Kota

Surakarta tahun 2008.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah pengembangan Ilmu Geografi, khususnya dalam

pengkajian perkembangan perhotelan dalam konteks pengembangan

wilayah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

b. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi penelitian sejenis pada masa

yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bahan masukan bagi Dinas Pariwisata Kota Surakarta maupun Badan

Perhimpunan Cabang Hotel Restoran Indonesia tentang distribusi

keruangan perhotelan.

b. Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan

bagi peneliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

BAB IILANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hotel

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan

menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur

kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar

dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya

perjanjian khusus (Hotel Proprietors Act, 1956 dalam Richard Sihite, 2000: 49).

Lebih lanjut pengertian hotel yang di muat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.

1995 (dalam Sulastiyono, 1999: 8), menyebutkan bahwa: “Hotel adalah usaha

komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-

pelayanan lain untuk umum”.

Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk

menertibkan perhotelan di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang

dituangkan Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86 (dalam

Richard Sihite, 2000: 50), tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab

I, Pasal I, Ayat (b) dalam SK (Surat Keputusan) tersebut menyebutkan bahwa:

‘Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minuman serta jasa

penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial’.

Kata ‘akomodasi’ yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dari kata

bahasa Inggris Accomodation memiliki beberapa makna. Di dalam Kamus

Inggris-Indonesia karangan Echols dan Shadily tercantum tiga makna, yakni (1)

pertolongan,bantuan (2) penyesuain diri, dan (3) penggunaan. Ketiga makna itu

tidak ada kaitannya dengan maksud kata ‘akomodasi’ dalam ayat di atas.

Makna ‘penginapan’ menurut kamus itu ialah accomodations ( memakai

-s), dan menurut Random House Webster’s college dictionary biasanya di tulis

demikian. Kata accomodations menurut Random House bermakna (1)

penginapan, (2) makanan dan penginapan, dan (3) tempat duduk, kamar tidur, dsb.

di kereta api, kapal terbang, atau kendaraan umum lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Mungkin itu sebabnya SK tersebut menganggap perlu untuk menjelaskan

apa yang dimaksudkannya denga ‘akomodasi’. Penjelasan itu tercantum dalam

Bab I, Pasal I, Ayat (a) sebagai berikut:

‘Akomodasi adalah wahana untuk menyediakan pelayanan jasa penginapan, yang

dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum lainnya’.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya

adalah:

- Suatu jenis akomodasi;

- Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada;

- Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang

lainnya;

- Berfungsi sebagai tempat sementara:

- Disediakan bagi umum;

- Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara komersial

adalah, dikelola dengan memperhitungkan untung atau ruginya, serta yang

utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai

tolok ukurnya.

Berpegang pada definisi yang dirumuskan berdasarkan unsur-unsur

tersebut, maka dimanapun lokasinya, berapapun jumlah kamarnya, bagaimanapun

bentuk bangunan dan fasilitasnya, dan apapun motivasi kehadiran tamunya, asal

telah memenuhi unsur-unsur pokok dimaksud, bangunan atau badan usaha

tersebut sudah dapat dikatakan sebagai Hotel.

Namun sebaliknya, apabila tidak memenuhi unsur-unsur pokok diatas

termasuk apabila urutan penyebutan pelayanan yang disediakan tidak

sebagaimana mestinya, maka bangunan dan usaha tersebut bukan/tidak bisa

disebut hotel. Adapun yang dimaksud dengan urutan penyebutan fasilitas dan

pelayanan yang ada dalam suatu hotel sesuai dengan proritasnya adalah :

- Penyediaan penginapan (rooms)

- Penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman (food and beverages)

- Dilengkapi dengan pelayanan jasa-jasa lain (other services)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Lebih lanjut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi,

Nomor: KM.94/HK.103/MPPT-87 (dalam Richard Sihite, 2000: 54) tentang

Ketentuan Usaha dan Penggolongan, dijelaskan bahwa bentuk akomodasi lainnya

yang tidak termasuk hotel antara lain:

- Losmen, pondok wisata, penginapan remaja dan perkemahan yang menurut

peraturan perundangan, kewenangan pengurusan teknisnya telah

dilimpahkan kepada pemerintah daerah.

- Bangunan (wisma) instansi pemerintah maupun swasta yang digunakan

sebagai tempat peristirahatan bagi karyawan dan tidak untuk mencari

keuntungan.

- Bangunan instansi pemerintah maupun swasta yang digunakan sebagai

tempat tinggal oleh karyawannya.

- Asrama haji, asrama dan rumah pemondokan mahasiswa serta pelajar

2. Fasilitas Usaha Hotel

Hotel merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata yang

menurut Keputusan Menparpostel disebutkan sebagai suatu usaha akomodasi

yang dikomersialkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

- Kamar tidur (kamar tamu);

- Makanan dan minuman;

- Pelayanan-pelayanan penunjang lain seperti:

- Tempat-tempat rekreasi

- Fasilitas olah raga

- Fasilitas dobi (laundry) dsb.

Dalam sebuah hotel terdapat usaha jasa pelayanan yang cukup rumit

pengelolaannya, dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan

oleh tamu-tamunya selama 24 jam (untuk hotel bintang 4 dan 5). Di samping itu,

usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang

melakukan perjalanan usaha, ataupun para wisatawan pada waktu melakukan

perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, dan membutuhkan

tempat untuk menginap, makan, minum, serta hiburan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

3. Klasifikasi Hotel

Untuk dapat memberikan informasi kepada para tamu yang akan

menginap di hotel tentang standar fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing jenis

dan tipe hotel, maka Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi melalui

Direktorat Jendral Pariwisata mengeluarkan suatu peraturan usaha dan

penggolongan hotel (SK.No.KM 37/PW.304/MPPT-86).

Penggolongan hotel tersebut ditandai dengan bintang, yang disusun

mulai dari hotel berbintang 1 sampai dengan yang tertinggi adalah hotel dengan

bintang 5. Hotel bintang adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan

atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat

menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya

dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang

seperti yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata.

Secara garis besar kriteria yang digunakan untuk penggolongan hotel

tersebut didasarkan pada unsur-unsur persyaratan sebagai berikut:

a. Persyaratan fisik.

Besar/kecilnya hotel atau banyak/sedikitnya jumlah kamar tamu;

1) Hotel Kecil, hotel dengan 25 buah kamar atau kurang.

2) Hotel Sedang, hotel yang memiliki kamar lebih dari 25 buah tetapi

kurang dari 100 buah.

3) Hotel Menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 buah tetapi

kurang dari 300 buah.

4) Hotel Besar, hotel yang memiliki lebih dari 300 buah kamar.

Kualitas, lokasi dan lingkungan bangunan;

Kualitas bangunan, yang dimaksud adalah kualitas bahan-bahan bangunan

yang dipergunakan, seperti kualitas lantai, dinding, termasuk juga tingkat

kekedapan terhadap api, kekedapan terhadap suara yang datang dari luar

maupun dari dalam hotel.

Tata letak ruang dan ukuran ruang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

b. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerima tamu, dapur,

toilet, dan telepon umum, lapangan tenis, kolam renang, diskotik.

c. Perlengkapan yang tersedia, baik bagi karyawan, tamu maupun bagi

pengelola hotel. Peralatan yang dimiliki oleh setiap bagian/departemen, baik

yang digunakan untuk keperluan pelayanan tamu, ataupun untuk keperluan

pelaksanaan kerja karyawan.

d. Operasional/Manajemen

Struktur organisasi dengan uraian tugas dan manual kerja secara tertulis bagi

masing-masing jabatan yang tercantum dalam organisasi. Tenaga kerja,

spesialisasi dan tingkat pendidikan karyawan disesuaikan dengan persyaratan

peraturan penggolongan hotel.

e. Pelayanan

Keramahtamahan, sopan , dan mengenakan pakaian seragam hotel; pelayanan

diberikan dengan mengacu pada kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-

keinginan tamu (untuk hotel bintang 4 dan 5, pelayanan dibuka selama 24

jam).

Pemerintah akan memeriksa penginapan yang diajukan oleh pemiliknya

untuk memperoleh pengakuan sebagai hotel, dan selanjutnya memberikan surat

pengakuan dan menetapkan golongan hotel tersebut jika segala persyaratannya

dipenuhi. Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut,

atau berada di bawah standar minimum yang ditentukan disebut Hotel Nonbintang

(hotel melati).

Hotel Nonbintang adalah suatu usaha yang menggunakan suatu

bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap

orang dapat menginap dengan atau tanpa makan dan memperoleh pelayanan serta

menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran.

Adapun jenis akomodasi lainnya meliputi pondok remaja, pondok

wisata, wisma, home stay, losmen. ( Richard Sihite, 2000: 47-48).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

4. Perkembangan Hotel di Kota Surakarta

Perkembangan usaha perhotelan di Kota Surakarta tidak dapat terlepas

dari perkembangan hotel di Indonesia. Dapat dibagi menjadi beberapa periode,

yaitu masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, dan setelah Indonesia

merdeka.

Pada masa penjajahan Belanda dapat dikatakan kegiatan pariwisata yang

ada hanya terbatas pada kalangan orang-orang Belanda saja, sedangkan orang

pribumi tidak ada sama sekali. Walaupun kunjungan wisatawan pada masa ini

masih terbatas, akan tetapi di beberapa kota dan tempat-tempat tertentu di

Indonesia telah didirikan hotel-hotel untuk melayani kebutuhan akomodasi bagi

mereka yang berkunjung ke wilayah Hindia Belanda. Pertumbuhan usaha

perhotelan di Indonesia baru dikenal pada abad ke-19 dan itupun hanya terbatas di

kota-kota besar yang berlokasi dekat pelabuhan seperti Batavia, Semarang,

Surabaya, Medan, dan Makasar. Adapun fungsi hotel yang utama hanya terbatas

untuk melayani tamu-tamu atau penumpang kapal yang baru datang dari negeri

Belanda dan negara-negara Eropa lainnya. Oleh karena itu bentuk fisik ruang

hotel yang tinggi disesuaikan dengan tinggi badan orang-orang Eropa (Richard

Sihite, 2000: 21).

Pada permulaan abad ke-20 dimulai pendirian hotel di daerah atau kota

yang jauh dari pelabuhan seperti di Malang, Surakarta, Bandung, Bogor,

Yogyakarta, dan Bukittinggi. Pada waktu itu sampai dengan tahun 1933 di seluruh

Indonesia terdapat sekitar 114 hotel dengan kapasitas kamar sebanyak 4.139 buah.

Untuk memenuhi kebutuhan akomodasi bagi masyarakat pribumi yang makin

banyak mengadakan perjalanan, berdirilah hotel-hotel kecil yang berupa losmen

atau penginapan biasa. Sejalan dengan dikenalnya akomodasi sebagai sarana

kebutuhan orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan maka pada saat itu

dikenal istilah penginapan besar (hotel) dan penginapan kecil (losmen).

Terjadinya Perang Dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara

Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata negeri ini menjadi

terlantar. Orang-orang tidak mempunyai keinginan untuk melakukan perjalanan

dikarenakan tidak menentunya kondisi keamanan serta keadaan ekonomi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

sulit. Keadaan akomodasi (hotel dan losmen) pada waktu itu sangat menyedihkan.

Banyak hotel yang diambil alih oleh pemerintah Jepang untuk dijadikan rumah

sakit atau asrama. Sedangkan yang agak bagus ditempati oleh perwira-perwira

tentara Jepang sebagai tempat tinggal yang disebut Heitany Ryokan, seperti Hotel

Orange di Surabaya. Di tahun-tahun menjelang pihak Jepang kalah perang ketika

jatuhnya bom di Hirosyima dan Nagasaki, terjadi inflasi dimana-mana yang

menyebabkan dunia pariwisata menjadi macet dan usaha perhotelan menjadi mati

sama sekali.

Setelah Indonesia merdeka para pengusaha nasional pada saat itu

membentuk suatu asosiasi atau perkumpulan yang disebut dengan Organisasi

Perusahaan Sejenis (OPS) yang sekarang dikenal dengan Persatuan Hotel

Restoran Indonesia (PHRI). Pada saat itu sejumlah pimpinan hotel mengadakan

suatu rapat untuk pertama kalinya dan menetapkan pendirian suatu organisasi

perhotelan yaitu Badan Pusat Hotel Negara (BPHN) yang berpusat di Hotel

Merdeka Malang. Pada sidang KNIP berhasil mengeluarkan Maklumat No.1/H/47

tertanggal 1 Juli 1947 yang memutuskan perhotelan masuk dalam kementrian

Perhubungan dan disepakati membentuk suatu badan atau lembaga yang diberi

wewenang untuk melanjutkan tugas-tugas pengusaha hotel bekas wilayah

Belanda. Badan ini bernama HONET (Hotel Negara dan Tourism).

Semua hotel-hotel yang bernaung di bawah pengelolaan HONET diganti

nama menjadi Hotel Merdeka yang diantaranya masih mempertahankan nama

tersebut hingga sekarang. Kemudian dengan adanya perjanjian KMB tahun 1949

yang menyatakan harta benda milik Belanda harus dikembalikan, maka sejak itu

HONET resmi dibubarkan. Tidak lama kemudian berdiri NV.HONET sebagai

satu-satunya badan usaha milik Indonesia dalam bidang perhotelan dan pariwisata

(Richard Sihite, 2000: 24-25).

Pada tahun 1952 beberapa tokoh perhotelan Indonesia mendirikan

organisasi bernama SERGANTI (Serikat Gabungan Hotel dan Tourism

Indonesia). Organisasi ini beranggotakan hampir seluruh hotel-hotel yang ada di

Indonesia dengan cabang-cabangnya yang berada di daerah. Tahun 1953 Bank

Industri Negara mendirikan suatu perseroan terbatas dengan nama PT. NATOUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

(National Hotels & Tourism Corp.Ltd). Perseroan ini memiliki hotel-hotel antara

lain Hotel Transaera, Hotel Prapat, Hotel Kuta Beach, serta hotel-hotel di seluruh

Irian Barat bekas pemerintahan Belanda.

Di Indonesia perkembangan usaha perhotelan modern diawali dengan

dibukanya Hotel Indonesia, yang lebih dikenal dengan singkatan H.I. di Jakarta

tahun 1962. Pada waktu itu hotel ini merupakan satu-satunya hotel bertaraf

Internasional di Indonesia. Kemudian berdiri Samudera Beach Hotel, Ambarukmo

Palace Hotel, Bali Beach Hotel, yang semuanya dimiliki oleh Perusahaan Negara

yakni PT HII (Hotel Indonesia Internasional). Pada tahun 1970-an baru muncul

hotel-hotel lain bertaraf internasional yang dimiliki oleh perusahaan swasta

nasional (Richard Sihite, 2000: 27).

5. Industri Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu kegiatan usaha yang terbentuk dalam suatu

proses yang dapat menciptakan suatu nilai tambah terhadap barang atau jasa yang

telah diproses sebagai produk, baik yang nyata (tangible product) maupun yang

tidak nyata (in-tangible product), berupa jasa pelayanan (Richard Sihite, 2000: 5).

Dalam dunia pariwisata, wisata ialah bepergian selama paling sedikit 24

jam sebagaimana ditetapkan oleh Komisi Teknik IUOTO (International Union of

Official Travel Organization) melalui PATA (Pacific Area Travel Association)

dan orang tersebut biasa disebut tourist (wisatawan) (Sulastiyono, 1999: 3).

Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi dimana perjalanan dilakukan,

wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Richard Sihite, 2000: 8) :

1). Wisatawan Asing (Foreign Tourist), yaitu orang asing yang melakukan

perjalanan wisata ke negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia

tinggal (wisatawan mancanegara).

2). Wisatawan Asing Domestik (Domestic Foreign Tourist), yaitu orang yang

berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena tugas, dan

melakukan kegiatan wisata di mana ia tinggal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

3). Wisatawan Domestic (Domestic Tourist), yaitu seorang warga negara suatu

negara yag melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya

sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya (wisatawan nusantara).

4). Indigenous Foreign Tourist, yaitu warga negara suatu negara tertentu, yang

karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri kemudian pulang ke

negara asalnya sambil melakukan perjalanan wisata di negaranya sendiri.

5). Wisatawan Transit (Transit Tourist), yaitu wisatawan yang melakukan

kegiatan wisata dikarenakan singgah atas perjalanan yang telah dilakukan.

6). Wisatawan Bisnis (Business Tourist), yaitu orang yang melakukan

perjalanan wisata untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi perjalanan

wisata akan dilakukannya setelah tujuan utamanya selesai.

Wisata tidak hanya untuk mencari hiburan atau bersantai-santai saja,

melainkan untuk menikmati perjalanan, berekreasi, menyehatkan badan,

menghadiri pertemuan ilmiah, mengunjungi peristiwa olahraga, berkenalan

dengan kebudayaan lain, dsb.

Pariwisata merupakan gejala ekonomi karena adanya permintaan dari

pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan,

penginapan, rumah makan) atas produk dan berbagai fasilitas terkait (Murphy

dalam Sulastiyono, 1999: 5).

Apabila seseorang mengadakan suatu perjalanan wisata, maka semenjak

meninggalkan rumah sampai ketempat tujuan wisata dan kembali ke rumah, ia

akan malalui 3 komponen utama dalam industri pariwisata, yaitu: (1) daerah

tujuan wisata dan atraksinya, (2) Transportasi, (3) Akomodasi (Richard Sihite,

2000: 10).

6. Akomodasi Sebagai Komponen Kepariwisataan

Akomodasi tidak dapat dipisahkan dari industri pariwisata, tanpa

kegiatan kepariwisataan usaha akomodasi akan sedikit pincang bahkan boleh

dikatakan lumpuh bilamana akomodasi yang dimaksud berada di daerah-daerah

tujuan wisata. Demikian juga sebaliknya, pariwisata tanpa sarana akomodasi

merupakan suatu hal yang tidak mungkin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Hal ini berarti bahwa hidup dan kehidupan usaha kepariwisataan

tergantung pada banyak sedikitnya wisatawan yang datang, dan berdampak

langsung pada kehidupan jasa penginapan atau akomodasi.

Memang tanpa akomodasi seseorang juga bisa melakukan perjalanan,

inilah yang menyebabkan ada yang beranggapan bahwa akomodasi itu bukan

sarana mutlak yang harus ada dalam kegiatan kepariwisataan. Anggapan demikian

dapat dibenarkan apabila orang yang melakukan perjalanan itu hanya untuk piknik

atau melakukan perjalanan kurang dari 24 jam. Orang tersebut cukup membawa

bekal makanan seperlunya tanpa mencari tempat untuk menginap.

Tetapi lain halnya bagi seorang wisatawan yang melakukan perjalanan

lebih dari 24 jam, akomodasi mutlak diperlukan agar ia dapat beristirahat, mandi

atau tinggal sementara selama berada di daerah kunjungannya. Apalagi bagi

mereka yang melakukan perjalanan wisata secara rombongan, baik untuk

mengunjungi obyek-obyek wisata, seminar, konferensi, dan lain-lain maka

akomodasi merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan (Richard Sihite, 2000:

43).

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Hotel Di Kota Surakarta

Faktor-faktor penentu pola sebaran dapat diketahui dengan menggunakan

analisis overlay beberapa peta dan juga network analysis. Asumsi yang digunakan

adalah bahwa pola sebaran hotel ditentukan beberapa faktor seperti aksesibilitas

dan juga harga lahan. Faktor aksesibilitas dapat dilihat dengan kedekatan dengan

jalur jaringan jalan yang ada, sementara untuk faktor harga lahan hanya ada satu

subfaktor yaitu kelas harga lahan.

1. Aksesibilitas Lokasi

Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam usaha

akomodasi seperti perhotelan. Berdasar pengamatan menunjukkan bahwa sebaran

hotel didaerah penelitian mengikuti jalur jaringan yang ada. Adanya jaringan jalan

merupakan kunci aksesibilitas suatu lokasi usaha perhotelan. Aksesibilitas disini

menunjukkan kemudahan dalam jangkauan utamanya jika patokannya dengan

jenis jalannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Hal ini karena berkaitan dengan pergerakan alus lalu-lintas yang

menghubungakan berbagai kawasan. Arus lalu-lintas tentunya dipengaruhi oleh

adanya hirarki fungsi jalannya. Hirarki fungsi jalan sesuai dengan UU No.13/

1980 Tentang Jalan yaitu Jalan Arteri, Jalan Kolektor, dan Jalan Lokal. Jenis jalan

yang digunakan untuk mengukur kedekatan suatu bangunan hotel dengan jalan

yaitu jalan arteri (primer maupun sekunder) dan jalan kolektor (primer maupun

sekunder).

Tidak semua hotel yang ada di daerah penelitian berada tepat di sisi jalan

arteri dan juga kolektor, namun juga di tepi jalan lain di luar kedua jalan tersebut.

Jalan lain biasanya berupa jalan lingkungan kawasan permukiman. Jalan lain

tentunya menuju atau mempunyai percabangan dengan fungsi jalan tersebut di

atas.

Jadi, jika suatu hotel berada di tepi jalan lain, maka dapat dipastikan

lokasi hotel tersebut mempunyai akses utama menuju pusat kegiatan dengan

melewati jalan arteri, kolektor ataupun jalan lokal. Fungsi jalan tersebut

digunakan sebagai akses utama suatu lokasi hotel.

2. Agihan Kelas Harga Lahan

Harga lahan merupakan suatu pengukuran atas lahan yang diukur

berdasarkan harga nominal dalam satuan mata uang untuk satuan luas pada pasar

lahan. Harga lahan berbeda antara lokasi satu dengan lainnya, tergantung faktor

kelengkapan fasilitas yang tersedia, dan kemudahan jangkauan. Harga lahan di

kota tentu jauh lebih tinggi daripada di pinggiran kota. Harga lahan akan menurun

seiring dengan bertambahnya jarak dari pusat kota. Wilayah tanpa sarana

transportasi juga akan memiliki harga lahan yang rendah.

8. Karakteristik Pengguna Hotel

Hotel sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersialkan merupakan

bagian yang integral dari usaha pariwisata yang tentu saja berkaitan langsung

dengan karakteristik penggunanya. Karakteristik pengguna layanan hotel

dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi : tingkat pendidikan, pekerjaan,

pendapatan dan usia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tingkat pendidikan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Dasar

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang dimaksud

dengan pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memenuhi kebutuhan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Soedomo Hadi (2003:193) tingkat pendidikan adalah tahap

pendidikan berkelanjutan yang didasarkan pada perkembangan anak (peserta

didik) dan keluasan bahasa pengajaran. Jadi tingkat pendidikan merupakan

jenjang pendidikan yang ditempuh oleh seorang peserta didik sesuai dengan

tujuan dan kemampuan yang akan dikembangkan oleh seorang/peserta didik.

Tingkat pendidikan ini sifatnya berkelanjutan sehingga berjenjang yang terdiri

atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendapatan merupakan tujuan utama orang mencari pekerjaan sebab

dengan pendapatan seseorang mampu untuk memenuhi kebutuhan secara material.

Menurut Winardi (1996: 257) “Pendapatan adalah tingkat hidup seseorang

individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber

pendapatan lain”.

Menurut Azwini (1981: 25-28) dalam komposisi menurut umur dan jenis

kelamin ada empat konsep, definisi dan ukuran-ukuran yang perlu diketahui

sebagai berikut :

a)Umur tunggal

Yang dimaksud umur tunggal adalah umur seseorang yang dihitung

berdasarkan hari ulang tahun terakhirnya.

Misalnya: jika sekarang berumur 17 tahun maka dalam pengertian diatas

dianggap berumur 17 tahun.

b)Rasio jenis kelamin

Adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan banyaknya

penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya

dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk

perempuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

c)Angka beban tanggungan

Adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang

tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dan banyaknya

orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun).

d)Umur meridian

Adalah umur yang membagi jumlah penduduk menjadu dua bagian dengan

jumlah yang sama. Bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua

lebih tua daripada umur meridian.

9. Pendekatan Keruangan Dalam Geografi

Pengkajian geografi secara umum dibedakan dalam dua hal, pertama

objek yang berkaitan dengan material dan kedua adalah objek formal. Obyek

material ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer,

atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek formal geografi berupa pendekatan

(cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks

itu geografi memiliki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu

lain, pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial

approach), pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan

kompleks wilayah (regional complex approach)

(http://www.Malang.ac.id/geografi.htm).

Pada penelitian ini pengkajian geografi dilakukan berdasarkan objek

formal yang menggunakan pendekatan analisa keruangan. Pendekatan keruangan

merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi

ruang sebagai penekanan. Menurut Yunus dalam Nasrullah (2006: 8) eksistensi

ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure),

pola (spatial pattern), dan proses (spatial processes). Menurut Sumaatmadja

(1981) pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas geografi,

pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi geografi ini, harus tetap

berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku yaitu prinsip penyebaran,

interelasi, dan deskripsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Lebih lanjut dalam analisa keruangan dipelajari perbedaan lokasi

mengenai sifat-sifat penting yang diwujudkan dalam pertanyaan geografis seperti

yang dikemukakan oleh Bintarto (1991), yakni faktor-faktor apakah yang

menguasai pola penyebaran tersebut dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah

agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan lebih wajar. Sejalan dengan teori

tersebut maka dalam penelitian ini dipelajari mengenai pola keruangan hotel dan

pengetahuan akan faktor penyebab penyebarannya.

10. Analisis Keruangan

Pembahasan dalam analisis keruangan tertuju pada teori dan model

keruangan yang akan dipergunakan. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian analisis

keruangan adalah mengenai lokasi, distribusi (penyebaran), difusi, dan interaksi

keruangan (Sumaatmadja, 1981: 11).

Lokasi akan memberikan penjelasan lebih jauh tentang tempat atau

daerah yang bersangkutan. Lokasi merupakan variabel yang dapat

mengungkapkan berbagai hal tentang gejala yang dipelajari. Distribusi atau

penyebaran menjelaskan tentang kekhasan distribusi dari gejala-gejala di

permukaan bumi, sementara analisis interaksi dan difusi keruangan digunakan

untuk menjelaskan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain.

Untuk menganalisis berbagai pola penyebaran gejala geografi dalam hal

ini adalah persebaran hotel maka dapat diterapkan analisis tetangga terdekat. Pada

dasarnya pola penyebaran itu dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu seragam

(uniform), acak (random), mengelompok (clustered)(Hagget,1970 dalam

Hardiyanto 2001: 8).

Pada hakekatnya analisis tetangga terdekat ini adalah sesuai untuk daerah

antara satu pemukiman dengan pemukiman yang lain tidak ada hambatan-

hambatan alamiah yang belum dapat teratasi misalnya jarak antara dua

pemukiman yang relatif dekat tetapi dipisahkan oleh suatu jurang. Oleh karena itu

analisis tetangga terdekat ini dapat diaplikasikan untuk analisis keruangan hotel

karena antara lokasi yang satu dengan yang lain tidak ada hambatan alamiah yang

berarti sehingga analisis ini sesuai untuk kajian pola distribusi hotel.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Hardiyanto (2001) yang berjudul “Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Distribusi Fasilitas Telepon Kabel di Daerah Pinggiran

Yogyakarta” dengan unit analisis desa. Penelitian tersebut menggunakan metode

deskriptif dengan menyebar sejumlah angket serta melakukan wawancara tidak

berstruktur untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder didapat dari

pencatatan data yang dibutuhkan di instansi terkait guna pendukung hasil survei di

lapangan. Adapun analisis data dengan kuantitatif melalui tabel tunggal dan tabel

silang serta analisis korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa fasilitas telepon cenderung mengelompok di daerah yang jumlah penduduk

besar. Variabel yang terbukti secara meyakinkan berpengaruh kuat terhadap

distribusi fasilitas telepon kabel yaitu jumlah perguruan tinggi, jumlah fasilitas

sosial, jumlah fasilitas ekonomi, jumlah penduduk, tingkat kepadatan penduduk,

jarak dari pusat kota Yogyakarta, persentase luas lahan terbangun, persentase

penduduk yang berpendidikan tinggi serta persentase penduduk yang termasuk

keluarga sejahtera.

Disamping penelitian tersebut, peneliti juga menggunakan hasil

penelitian Fahmi Nasrullah (2006). Penelitian tersebut menggunakan metode

survei atau pengamatan dan pengukuran di lapangan berupa data primer sebagai

pelengkap dan sekunder yang didapatkan lewat studi instansi untuk memperkuat

hasil penelitian yang akan dilakukan. Analisis data dengan kuantitatif melalui

tabel frekuensi dan tabel silang serta statistik inferensi (regresi dan koefisien

kontingensi) yang ditunjang dengan analisis peta (analisis tetangga terdekat), dan

analisis kualitatif dengan studi kebijakan pemerintah dan beberapa literatur untuk

menjelaskan fenomena secara rasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

lokasi kantor cabang bank di perkotaan Jogjakarta cenderung mengelompok

dipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara kota (kecamatan

depok) karena pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan mudah dijangkau.

Sebagai tempat terakumulasinya berbagai aktivitas baik ekonomi, sosial maupun

pendidikan tercapai. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

nasabah dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak terbatas pada segmen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

usia, jenis kelamin maupun cara mencapai bank. Faktor geografis yang secara

signifikan mempengaruhi pola sebaran kantor cabang bank adalah indeks

persebaran kampus perguruan tinggi dan jarak dengan kampus. Kampus

perguruan tinggi dinilai memiliki kemampuan untuk mendorong terbentuknya

kluster kegiatan bisnis disekitarnya. Arahan pengembangan lokasi kantor cabang

bank diharapkan akan beralih keluar Kota Jogjakarta yaitu wilayah pinggiran di

utara dan timur laut kota mengikuti arah perkembangan perguruan tinggi dan

permukiman.

Tabel 1. Penelitian yang Relevan

No Peneliti, tahun penelitian

Judul penelitian Tujuan Metode Hasil

1 Fahmi Nasrullah,

2006

Kajian Pola

Persebaran

Keruangan

Kantor Cabang

Perbankan di

Perkotaan

Yogyakarta

1. Mengetahui pola

persebaran kantor

cabang bank di

perkotaan Yogyakarta.

2. Mengetahui faktor yang

mempengaruhi pola

sebaran kantor cabang

bank di perkotaan

Yogyakarta.

3. Menentukan arahan

pengembangan lokasi

kantor cabang bank di

Perkotaan Yogyakarta.

Metode

survei

1. Lokasi kantor cabang bank

di perkotaan jogjakarta

cenderung mengelompok

didipusat-pusat perdagangan

dan jasa dipusat kota dan

utara kota (Kec. Depok)

karema pada lokasi tersebut

strategis, ramai, aman dan

mudah dijangkau.

2. Tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara

karakteristik nasabah dan

kantor cabang yang

dikunjungi sehingga tidak

terbatas pada segmen usia,

jenis kelamin maupun cara

mencapai bank.

3. Faktor geografis yang secara

signifikan mempengaruhi

pola sebaran kantor cabang

bank adalah indeks

persebaran kampus

perguruan tinggi dan jarak

dengan kampus.

4. Arahan pengembangan

lokasi kantor cabang bank

diharapkan akan beralih ke

luar kota jogjakarta yaitu

wilayah pinggiran di utara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

dan timur laut kota

mengikuti arah

perkembangan perguruan

tinggi dan permukiman.

2

3

Aris Susanto, 2008

Hardiyanto, 2001

Distribusi

Hotel di Kota

Surakarta

Tahun 2008

Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhi

Distribusi

Fasilitas

Telepon Kabel

di Daerah

Pinggiran

Yogyakarta

Mengetahui distribusi hotel

di Kota Surakarta.

Mengetahui pola distribusi

hotel di Kota Surakarta.

Mengetahui karakteristik

pengguna (penginap) hotel

di Kota Surakarta.

Mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi

distribusi hotel di kota

Surakarta.

Mengetahui faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap

distribusi fasilitas telepon

kabel di pinggiran

Yogyakarta

Metode

deskriptif

Metode

deskriptif

(1)Berdasarkan kelas hotel distribusinya banyak terdapat di Kecamatan Banjarsari dengan persentase hotel kelas non bintang (melati) lebih besar dibandingkan hotel dengan kelas bintang,(2)Berdasarkan analisis tetangga terdekat pola distribusi spasial hotel di Kota Surakarta cenderung mengelompok (cluster),(3)Aksesibilitas lokasi dan agihan kelas harga lahan sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi hotel oleh pihakpengembang,(4)Karakteristik penginap hotel berdasarkan tingkat pendidikan SMA dan S1 memiliki jumlah lebih besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain.

1.Fasilitas telepon cenderung

mengelompok di daerah yang

jumlah penduduk besar.

2.Variabel yang terbukti secara

meyakinkan berpengaruh kuat

terhadap distribusi fasilitas

telepon kabel yaitu jumlah

perguruan tinggi, jumlah fasilitas

sosial, jumlah fasilitas ekonomi,

jumlah penduduk, tingkat

kepadatan penduduk, jarak dari

pusat kota Yogyakarta,

persentase luas lahan terbangun,

persentase penduduk yang

berpendidikan tinggi serta

persentase penduduk yang

termasuk keluarga sejahtera.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

C. Kerangka Pemikiran

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minuman

serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial, berfungsi

sebagai suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan) sebagai

tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya sehingga hotel sering

disebut rumah kedua bagi para wisatawan. Menurut klasifikasi, hotel dibedakan

menjadi 2 jenis yaitu hotel bintang dan non bintang.

Berdasar pengukuran di lapangan, di Kota Surakarta terdapat 119 buah

hotel baik bertaraf bintang maupun non bintang. Hal ini mengindikasikan sektor

perhotelan di Kota Surakarta semakin berkembang sehingga perlu dilakukan

kajian keruangannya. Jumlah hotel yang berjumlah banyak dan tersebar di banyak

lokasi tersebut keberadaannya akan menunjukkan suatu pola sebaran tertentu.

Untuk mengetahui pola sebaran hotel secara spasial diperlukan data tentang nama

dan lokasinya.

Pola sebaran hotel tersebut dapat diberi ukuran yang bersifat kuantitatif

misalnya dengan analisis tetangga terdekat, jadi dapat diketahui apakah polanya

seragam, acak, atau mengelompok. Gambaran pola sebaran hotel nantinya akan

dituangkan ke dalam sebuah peta sehingga diharapkan dapat digunakan untuk

evaluasi efisiensi pemanfaatan ruang di daerah penelitian. Oleh karena itu, pola

sebaran hotel penting untuk diketahui dalam rangka optimalisasi pemanfaatan

ruang.

Sasaran dari pengguna (penginap) hotel adalah manusia yang memiliki

karakteristik tertentu. Dengan perbedaan karakter yang dimiliki oleh pengguna

hotel, pengusaha hotel memiliki pertimbangan dalam pemilihan lokasi pendirian

hotel. Karakter penginap yang berbeda serta faktor pemilihan lokasi pendirian

hotel akan mempengaruhi jumlah penggunanya.

Perbedaan karakteristik pengguna hotel dapat ditinjau dari tingkat

pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan umur. Para pengguna jasa hotel tersebut

memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu dengan lainnya, dan inilah pada

akhirnya yang menentukan preferensinya dalam memilih hotel. Dari karakteristik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

tersebut jika diklasifikasikan dan dikaji lebih lanjut merupakan langkah efektif

untuk mendapatkan keuntungan lebih besar lagi bagi pihak hotel. Analisis yang

digunakan untuk mengetahui karakteristik pengguna / penginap adalah analisis

tabel silang.

Menurut pengamatan sementara, tampaknya hotel yang ada di daerah

penelitian (terutama yang berlokasi di daerah pinggiran kota) menampilkan pola

tertentu sesuai dengan kemampuan pengembang untuk memperoleh tanah dengan

harga terjangkau. Pengembang memang sangat berperan dalam menentukan lokasi

sebuah hotel. Pemilihan lokasi pembangunan hotel dapat memberikan gambaran

pola persebarannya, tentunya dalam membangun hotel juga digunakan asumsi

tertentu. Asumsi tersebut berdasar pada beberapa indikator wilayah seperti

aksesebilitas, lokasi dan harga lahan. Dalam hal ini, variabel harga lahan dinilai

lebih banyak berpengaruh dalam sebaran hotel. Hal itu karena pengembang dalam

membangun hotel berorientasi bisnis sehingga dipilihlah lokasi hotel dengan

harga lahan yang relatif murah dengan lokasi yang strategis agar mendapat

keuntungan besar.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram alir kerangka pemikiran

pada Gambar 1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Gambar 1 Diagram Alir Kerangka Pemikiran

Hotel Nonbintang

Klasifikasi Hotel

Perkembangan Dalam Jumlah dan Persebaran

Hotel Bintang

Distribusi Hotel

~ Distribusi Hotel~ Pola Distribusi hotel~ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Hotel~ Karaketeristik Pengguna Hotel

PolaDistribusi Hotel

Faktor - Faktor yang

Mempengaruhi Distribusi Hotel

Karakteristik Penginap

Hotel

Preferensi Lokasi dan Segmentasi Pasar Oleh Pengusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Surakarta Propinsi Jawa Tengah dengan

obyek penelitian seluruh hotel yang secara administratif terletak di wilayah

tersebut. Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan karena perkembangan

jumlah hotelnya yang cukup pesat dan banyaknya lokasi hotel yang cenderung

mengelompok di tempat-tempat tertentu di Kota Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian ini selama 1 tahun 2 bulan terhitung sejak

Agustus 2008 sampai dengan September 2009. Adapun jadwal penelitian dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Jadwal Penelitian

Jenis

Kegiatan

Waktu

Agu

’08

Sep

‘08

Okt

‘08

Nov

‘08

Des

‘08

Jan

‘09

Feb

‘09

Mar

‘09

Apr

‘09

Mei

‘09

Juni

‘09

Juli

‘09

Agust ’09 -

Jan‘11

Tahap

Persiapan

Penyusunan

Poposal

Penyusunan

Instrumen

Penelitian

Pengumpul

an Data

Analisis

Data

Penyusunan

Laporan

Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Mardalis (2002: 24) mengemukakan bahwa “Metode diartikan sebagai

suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Penelitian itu

sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

sistematis untuk mewujudkan kebenaran”.

Nawawi (1983: 62) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau

obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif sedangkan strategi

yang digunakan dalam penelitian dengan metode deskriptif untuk

mendeskripsikan pola persebaran hotel, faktor-faktor yang berpengaruh atau

mempengaruhi lokasi hotel, serta karakteristik pengguna hotel di Kota Surakarta

tahun 2008.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas Tika (1997: 32). Jadi, populasi adalah semua individu atau

obyek yang menjadi sumber pengambilan sampel yang banyaknya terbatas atau

tidak terbatas.

Penelitian ini adalah penelitian populasi untuk mengetahui distribusi

spasial hotel. Jumlah hotel di Kota Surakarta tahun 2008 yaitu 119 buah yang

tersebar di berbagai tempat di Kota Surakarta

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti, tidak ada peraturan

yang mutlak dalam penentuan berapa besarnya sampel yang akan diambil dalam

suatu penelitian. Menurut Mardalis (2002: 55) bahwa “sampel adalah sebagian

dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian”. Tujuan penentuan sampel

adalah untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan

untuk menarik generalisasi dari hasil penyelidikan. Dalam menentukan sampel

hendaknya dipenuhi syarat-syarat utama dalam menentukannya didalam penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

artinya bahwa sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi yang telah

dikemukakan.

Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling atau sampel

bertujuan. Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mengetahui karakteristik

penginap hotel dilihat dari segi umur, pendidikan dan pekerjaan. Besarnya sampel

penelitian menurut Arikunto (2002: 112), apabila subyek penelitian kurang dari

100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, selanjutnya jika jumlah subyek penelitian lebih besar dari 100 dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan jumlah rata-rata

pengunjung hotel baik bintang maupun non bintang (melati) perharinya, maka

jumlah sampel yang diambil sebanyak 10% atau berjumlah 88 sampel.

Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya

alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil

sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, yaitu

bahwa peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

2. Subyek yang dambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key

subjects).

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, sebab

tidak semua data dapat dijadikan bahan penelitian. Untuk mendapat data yang

diperlukan dan lengkap perlu instansi atau badan resmi yang berwenang di

bidangnya. Instansi yang berwenang mengeluarkan data atau memberikan

informasi yang berkaitan dengan hotel adalah Badan Perwakilan Cabang

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( BPC PHRI) Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang

diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika, 1997: 67). Data primer

dalam penelitian ini meliputi: lokasi hotel secara spasial di Kota Surakarta yang

diperoleh melalui pengukuran menggunakan GPS di lapangan, wawancara dengan

Ketua BPC PHRI Surakarta guna memperoleh gambaran seputar perkembangan

hotel di Kota Surakarta, wawancara dengan pengelola hotel (terkait data jumlah

pengguna/penginap perhari, fasilitas yang tersedia, jumlah kamar, preferensi

pemilihan lokasi pendirian hotel ) dan kuisioner untuk mengetahui karakteristik

pengguna hotel .

2. Data Sekunder

Merupakan data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh

orang atau instansi diluar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu

sesungguhnya adalah data yang asli (Tika, 1997: 67).

Tabel 3. Jenis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian

No Jenis Data Sumber Data

1 Peta Rupabumi Indonesia (RBI)

lembar 1408-343 (sumber data)

Sekunder Bakosurtanal

2 Penggunaan Lahan Kota Surakarta

(sumber data)

Sekunder Kompilasi RBI,

Google Earth

3 Kependudukan Sekunder BPS Kota

Surakarta

4 Nama dan Alamat Hotel Sekunder BPC PHRI Kota

Surakarta

5 Lokasi (koordinat) Hotel Primer Ploting GPS

6 Jumlah penginap Hotel Sekunder Hotel

7 Karakteristik penginap Hotel Primer Kuisioner

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada obyek penelitian.

Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah lokasi hotel di

Kota Surakarta. Data diperoleh dengan cara peneliti mendatangi satu persatu hotel

di Kota Surakarta berbekal data nama dan alamat hotel-hotel tersebut yang didapat

dari BPC PHRI. Tiap kali sampai di suatu lokasi hotel, peneliti mencatat

koordinat bujur dan lintang yang ditunjukkan oleh GPS (Global Positioning

System). Hal ini bertujuan untuk memperoleh data titik koordinat dari masing-

masing hotel, kemudian data titik koordinat tersebut diplotkan pada Peta Rupa

Bumi Indonesia Skala 1 : 25000 Sheet 1408-343 lembar Surakarta sebagai peta

dasar.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan

dengan melihat sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengutip pada

sumber data yang telah tersedia. Nawawi (1995: 95) mengemukakan definisi

teknik dokumentasi yaitu :

”Cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan

klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian,

baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain”.

Dalam penelitian ini sumber tertulis berdasarkan dokumen meliputi data

kependudukan dari BPS Kota Surakarta, data nama dan alamat hotel dari BPC

PHRI Kota Surakarta.

3. Wawancara

Mardalis (2002: 64) berpendapat bahwa “Wawancara adalah teknik

pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang

yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti”.

Wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur di mana

responden berdasarkan yang dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas dan

biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi serta lebih

mengetahui informasi yang diperlukan. Pertanyaan yang diajukan disusun lebih

dahulu, untuk membatasi topik bahasan dan efektifitas waktu . Pelaksanaan tanya

jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari namun tetap dalam batas

materi yang diiinginkan. Wawancara pada penelitian guna memperoleh data yang

lengkap lebih baik dan dapat dipercaya. Wawancara dilakukan dengan pengelola

hotel baik bintang dan non bintang di Kota Surakarta untuk terkait data jumlah

pengguna/penginap perhari dan preferensi pemilihan lokasi pendirian hotel

(lampiran 4).

4. Kuisioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Cara pengumpulan data dengan

tertulis seperti ini biasa disebut dengan teknik angket. Teknik angket dilakukan

terutama untuk memperoleh data yang banyak dalam waktu yang singkat.

Angket pada penelitian digunakan untuk mengetahui karakteristik

pengguna hotel di Kota Surakarta ditinjau dari faktor usia, tingkat pendidikan,

pekerjaan, pendapatan (lampiran 5)

F. Analisis Data

Patton dalam Moleong (1990: 103) bependapat bahwa “Analisis data

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,

kategori dan satuan uraian dasar”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data sekunder dan teknik analisis peta, teknik analisis data sekunder

dengan cara mentabulasi ke dalam bentuk tabel dan grafik maupun peta,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data yang perlu dianalisis

adalah :

1. Analisis Distribusi Spasial Hotel

Distribusi hotel pada tahun 2008 dapat diketahui dengan menggunakan

analisis peta yaitu peta distribusi hotel di Kota Surakarta. Peta ini menggambarkan

adanya perbedaan lokasi pendirian hotel yang ada di kota Surakarta. Keberadaan

hotel yang ada di Kota Surakarta sebagian besar cenderung mengelompok di

kawasan simpul transportasi yaitu di kawasan Stasiun Balapan dan Terminal

Tirtonadi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan

pengelompokan tersebut adalah para pengusaha berusaha mencari harga lahan

yang relatif lebih murah dibanding pusat kota yang ketersediaan lahannya

semakin terbatas. Alasan lain yaitu kemudahan akses yang dimiliki kawasan

simpul transportasi.

2. Analisis Pola Persebaran Hotel

Setelah diketahui sebaran hotel di wilayah penelitian kemudian

dilakukan analisis lebih lanjut (analisis tetangga terdekat) untuk mengetahui pola

distribusi hotel dengan menggunakan formula : (Bintarto dan Surastopo

Hadisumarno ( 1979: 75)

jhju

T

T = indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya

yang terdekat.

Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola

random

Berdasarkan analisis tetangga terdekat dapat dibandingkan pola

distribusi hotel pada tiap kecamatan sehingga akan diketahui pola distribusinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

3.Analisis Karakteristik Pengguna/Penginap Hotel

Untuk mengetahui karakteristik pengunjung hotel digunakan angket,

setelah hasil angket diperoleh lalu dimasukkan dalam tabel silang yang

menunjukkan persebaran data hasil angket yang berupa karakteristik pengunjung

hotel dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan. Analisis

yang digunakan adalah analisis tabel silang.

4. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Hotel

Dalam menentukan faktor yang berpengaruh atau mempengaruhi lokasi

suatu hotel, dilakukan malalui wawancara dengan pengelola hotel seputar

preferensi lokasi pendirian usahanya. Hasil yang di dapat menunjukkan secara

khusus faktor yang berpengaruh yaitu aksesibilitas lokasi dan harga lahan. Dengan

asumsi demikian kemudian dilakukan overlay beberapa peta dan juga network

analysis.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan yang memberikan gambaran

tentang keseluruhan dari kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data yang

terkumpul, sampai dengan penulisan laporan. Prosedur dalam penelitian ini dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap paling awal dalam sebuah penelitian.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Menentukan lokasi dan waktu penelitian

b. Mengamati permasalahan yang ada pada lokasi yang telah ditentukan

c. Survei ketersediaan data

d. Studi pustaka

2. Penyusunan Proposal

Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap persiapan, yaitu

berupa kegiatan merumuskan permasalahan yang ada ke dalam tulisan berupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

proposal penelitian yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori dan metodologi

penelitian.

3. Penyusunan Instrumen

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menentukan alat

penelitian yang diantaranya adalah menyusun daftar pertanyaan dalam kuesioner

yang akan diberikan kepada responden. Daftar pertanyaan tersebut digunakan

untuk mengetahui karakteristik pengguna hotel. Data lokasi persebaran diperoleh

dari data lapangan berupa tabel titik-titik lokasi absolut berupa lintang dan bujur

dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Dari sebaran titik-titik

lokasi absolut tersebut dapat diketahui pola persebaran hotel di Kota Surakarta.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pengumpulan data

melalui studi dokumen dan observasi di lapangan.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan suatu uraian sehingga ditemukan tema. Kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelompokkan data untuk kepentingan

analisis data, setelah data terkumpul ditabulasi silang untuk mengetahui

kecenderungan diantara dua variabel atau lebih, dan setelah diketahui

kecenderungannya maka hasil penelitian dijabarkan secara deskriptif.

6. Penulisan Laporan

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah tahap penulisan hasil

penelitian yang ditulis berdasarkan pada hasil penelitian tentang karakteristik

pengguna hotel berdasarkan usia, tingkat pendidikan,pekerjan, dan pendapatan,

selain itu dijelaskan pula persebaran, pola persebaran serta faktor-faktor yang

mempengaruhi persebaran hotel. Laporan yang ditulis selanjutnya dilengkapi atau

disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, dan gambar disertai peta daerah penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Letak, Luas, dan Batas

a. Letak

Daerah penelitian adalah Kota Surakarta yang merupakan salah satu kota

administrasi yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta secara

ekonomi terletak pada tiga pusat pertumbuhan kota besar yaitu Kota Semarang,

Kota Yogyakarta dan Kota Surabaya. Berdasarkan letak astronomisnya Kota

Surakarta berada antara 70 35’ LS sampai 70 56’ LS dan 1100 45’ 15” BT sampai

1100

b. Luas

45’ 35” BT.

Kota Surakarta mempunyai luas wilayah 4404 Ha atau 44,04 Km2

Tabel 4. Luas dan Banyaknya Kecamatan, Kelurahan, RW, RT dan Kepala

Keluarga di Kota Surakarta Tahun 2008

yang

terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu : Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan,

Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari. Terbagi

dalam 51 Kelurahan mencakup 592 RW dan 2.644 RT, dengan jumlah KK

sebanyak 127.742 KK, untuk jelasnya lihat Tabel 4.

N

oKecamatan Luas (Km2) Kelurahan RW RT KK

1 Laweyan 8,64 11 105 451 22.864

2 Serengan 3,19 7 75 332 15.020

3 Pasar Kliwon 4,82 9 100 424 20.242

4 Jebres 12,58 11 145 605 31.870

5 Banjarsari 14,81 13 167 832 37.746

Jumlah 44,04 51 592 2.644 127.742

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008 (BPS Kota Surakarta)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

c. Batas

Kota Surakarta secara administratif mempunyai batas-batas sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar.

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar,

dan Kabupaten Boyolali.

Untuk lebih jelasnya mengenai daerah administrasi kota Surakarta dapat

dilihat pada Peta 1. Peta ini menampilkan kondisi secara fisiktrasi seperti letak

secara astronomis, batas kota, batas kecamatan, batas kelurahan, serta lokasi

kantor pemerintah kecamatan, lokasi kantor pemerintahan kelurahan, sungai,

jalan, dan lain-lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

d. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data sekunder yang dimuat Surakarta Dalam Angka Tahun

2008, diketahui bahwa secara umum penggunaan lahan di Kota Surakarta

sebagian besar berupa lahan terbangun. Lahan terbangun tersebut berupa

permukiman maupun fasilitas-fasilitas lainnya, seperti fasilitas jasa, perusahaan,

dan industri. Sebaliknya keberadaan lahan belum terbangun berupa tanah kosong,

tegalan, maupun persawahan sudah terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan lahan non pertanian lebih luas dari pada penggunaan lahan pertanian.

Dari penggunaan lahan yang telah disebutkan dapat dikelompokkan menjadi 4

kelompok yaitu bangunan, sawah, tegalan, lain-lain, seperti dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Luas Penggunaan Lahan (Km2

No

) Menurut Jenisnya di Kota

Surakarta Tahun 2008

Nama

Kecamatan

Luas

Wilayah Sawah Tegalan Bangunan

Lain-

lain

1 Laweyan 8,63 0,45 - 7,30 0,89

2 Serengan 3,19 - - 2,64 0,56

3 Pasar Kliwon 4,82 0,03 - 3,96 0,82

4 Jebres 12,58 0,21 0,89 9,55 1,93

5 Banjarsari 14,81 0,88 0,02 11,88 2,03

Jumlah 44,04 1,57 0,91 35,33 6,23

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008 (BPS Kota Surakarta)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kota

Surakarta didominasi oleh bangunan yaitu sekitar 35,33 km2 dari luas wilayah

Kota Surakarta sebesar 44,04 km2 dan sisanya merupakan penggunaan lahan

untuk sawah, tegalan dan lain-lain. Untuk memperjelas penggunaan lahan kota

Surakarta, berikut ini disajikan Peta 2 yang menggambarkan detail kenampakan

yang ada dengan skala 1 : 40.000.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

2. Kondisi Fisik

a. Hidrologi

Air tanah yang mempunyai potensi cukup besar di Kota Surakarta adalah

air tanah bebas, yang saat ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Ketersediaan air tanah dangkal sebagai sumber air bagi

kepentingan penduduk sehari-hari merupakan faktor yang perlu diperhatikan dan

merupakan salah satu kriteria kemampuan lahan.

Air tanah dangkal yang mengisi langsung daerah penelitian dan

sekitarnya, ketersediaannya sangat bergantung dari kondisi permukaannya, yaitu :

1). Besarnya curah hujan.

2). Bentuk bentanglahan.

3). Jenis dan sifat fisik tanah/batuan.

4). Luas penutup lahan dan vegetasi.

Bentuk bentanglahan yang menguntungkan bagi ketersediaan air tanah adalah

bentuk dataran atau pada bagian lembah yang cukupluas. Menurut jenis dan

sifat fisik tanah/batuan, daerah yang mempunyai potensi air tanah dangkal

tinggi adalah pada daerah dengan tanah/batuan yang mempunyai derajat

kelulusan tinggi.

Sungai alam yang terdapat di Kota Surakarta antara lain :

1). Bengawan solo yaitu sungai alam yang membelah wilayah Kota Surakarta

dengan Kabupaten Karanganyar. Pada saat-saat tertentu,biasanya pada

musim penghujan, sungai ini sering meluap ke daerah sekitarnya, bahkan

mencapai radius ratusan meter dari induk sungainya.

2). Sungai Anyar yaitu sungai yang berada disebelah utara Kota Surakarta

yang mengalir ke induk sungai (Bengawan Solo)

3). Sungai Pepe yaitu sungai yang terletak di bagian tengah Kota Surakarta

yang mengalir ke induk sungai (Bengawan Solo)

4). Sungai Jenes yaitu sungai yang berada disebelah selatan Kota Surakarta

yang merupakan perbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

b. Geomorfologi dan geologi

Kota Surakarta terletak diantara Gunungapi Merapi dan Gunungapi Lawu

sehingga merupakan daerah relative datar. Kota Surakarta bagian utara dan timur

merupakan daerah yang berombak sampai bergelombang. Kemiringan lereng Kota

Surakarta adalah 0-15 %. Elevasi permukaan tanah tertinggi 108 dan terendah 86

meter di atas permukaan air laut. Kemiringan muka tanah yaitu kurang lebih 0,85o

ke selatan. Kota Surakarta bagian selatan (Kecamatan Serengan dan Kecamatan

Pasar Kliwon) secara fisik berelief datar, elevasi permukaan tertinggi 98 dan

terendah 86 meter di atas permukaan air laut (pada bagian timur). Kemiringan

muka tanah kecil sekali yakni sebesar 0,14o

Bemmelen (dalam Bappeda Neraca Sumber Daya Alam Spasial Daerah

Kotamadya Dati II Surakarta, 1998: II-4) mengklasifikasikan Kota Surakarta

dalam Zone Solo yang terbagi menjadi tiga sub-zone, yaitu :

ke arah timur. Bagian terendah berada

di bagian tepi barat Bengawan Solo dan merupakan dataran banjir.

1). Di bagian Utara Kota Surakarta terdapat Sub-zone Ngawi.

2). Di bagian Selatan Kota Surakarta terdapat Sub-zone Blitar.

3). Di bagian Timur Kota Surakarta terdapat Sub-Zone Solo Sensustrichto.

Klasifikasi tersebut mengelompokkan Kota Surakarta termasuk dalam

zone Solo sensustrichto. Zone ini merupakan depresi sinklinal yang pada bagian

utara dibatasi pegunungan Kendeng, sebelah timur dibatasi oleh Gunungapi Lawu

dan sebelah barat dibatasi oleh Gunungapi Merapi.

c. Tanah

Persebaran tanah yang ada di Kota Surakarta berdasarkan peta tanah dari

Bappeda skala 1 : 10.000 dengan sumber macam tanah skala 1 : 250.000 yang

disusun oleh Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor adalah asosiatif grumosol

kelabu tuan dan mediteran coklat kemerahan, alluvial coklat kelabu dan regosol

kelabu.

Persebaran untuk asosiasi grumosol kelabu tua dan mediteran coklat

kemerahan terdapat di Kota Surakarta bagian utara. Bahan induk tanah ini adalah

vulkan intermediate. Tanah alluvial coklat kelabu terdapat disepanjang Bengawan

Solo. Bahan induk tanah ini adalah endapan vulkan. Tanah regosol kelabu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

terdapat di Kota Surakarta bagian utara di bagian barat dan selatan. Bahan induk

tanah berasal dari abu/pasir vulkan intermediate. Jenis tanah di Kota Surakarta ada

lima jenis yaitu Regosol, Alluvial, Grumosol, Mediteran, dan Litosol.

d. Iklim

Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata daerah yang cukup luas serta

berlangsung dalam waktu yang relatif lama minimal 10 tahun dan maksimal 30

tahun. Iklim suatu tempat terbentuk dari berbagai unsur seperti tekanan udara,

kelembaban udara, curah hujan, penguapan, tingkat keawanan dan radiasi.

Perbedaan iklim di berbagai tempat pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan

dalam faktor letak, jarak, ketinggian tempat, keadaan morfologi, jenis tanah serta

vegetasi penutup lahan. Curah hujan mempunyai pengaruh yang cukup besar

dalam menentukan iklim suatu daerah. Berkaitan dengan hal tersebut untuk

menentukan tipe curah hujan daerah penelitian digunakan dasar teori dari Schmidt

& Ferguson. Dalam perhitungannya dapat digunakan formula sebagai berikut :

Q = nilai rata-rata bulan kering / nilai rata-rata bulan basah x 100%

Q = Quontient

Keterangan :

Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm.

Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm.

Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100 mm.

Berdasarkan nilai Q yang diperoleh menurut Schmidt & Ferguson

digolongkan tipe curah hujan menjadi delapan tipe seperti dapat dilihat dibawah

ini.

Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt & Ferguson

No Tipe Curah Hujan Sifat Curah Hujan Nilai Q (%)

1 A Sangat basah 0

2 B Basah 14,3%

3 C Agak basah 33,3%

4 D Sedang 60,0%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

5 E Agak kering 100%

6 F Kering 167%

7 G Sangat kering 300%

8 H Luar biasa kering 700%

Untuk mengetahui tipe iklim dan curah hujan daerah penelitian dapat

dilihat dari data curah hujan selama 10 tahun terakhir di Kota Surakarta yang

diperoleh dari Dinas Pertanian setempat. Dengan mengacu dari klasifikasi tipe

curah hujan menurut Schmidt & Ferguson yang menggunakan rasio yaitu

perbandingan antara angka rata-rata bulan kering dan bulan basah sebagai dasar

klasifikasinya, maka curah hujan di Kota Surakarta dapat diketahui pada Tabel 6.

Tabel 6. Besarnya Curah Hujan di Kota Surakarta Tahun 1999-2008

No. Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah

Rata-

rata

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 (mm) (mm)

1 Januari 451 431 364 219 578 439 254 400 482 484 4102 410.2

2 Februari 765 549 354 607 408 457 302 238 460 377 4517 451.7

3 Maret 713 481 278 70 409 308 400 435 416 223 3733 373.3

4 April 235 305 105 102 180 178 206 395 284 59 2049 204.9

5 Mei 137 135 103 76 217 93 29 196 36 103 1125 112.5

6 Juni 0 140 65 2 6 15 30 0 74 27 359 35.9

7 Juli 0 26 61 8 106 26 8 11 0 0 246 24.6

8 Agustus 0 2 141 0 10 6 72 8 10 0 249 24.9

9 September 0 87 32 0 9 32 128 30 0 19 337 33.7

10 Oktober 76 201 215 3 64 230 201 115 8 165 1278 127.8

11 November 283 247 298 228 348 187 96 174 143 260 2264 226.4

12 Desember 216 187 184 233 281 346 85 131 306 180 2149 214.9

Jumlah 2876 2791 2200 1548 2616 2317 1811 2133 2219 1897 22408 2240.8

Bulan Basah 7 9 9 5 8 7 6 8 6 7 72 7.2

Bulan Kering 4 2 1 5 3 4 3 4 5 5 36 3.6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Q = 3,6 / 7,2 x 100% = 50%

Berdasarkan nilai Q di atas, maka keadaan curah hujan di Kota Surakarta

menurut Schmidt & Ferguson adalah Tipe C yang sifatnya agak basah dan

mempunyai syarat nilai Q antara 33,3% sampai dengan 60,0%. Tipe curah hujan

menurut Schmidt & Ferguson dapat dilihat pada Gambar 2.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

700%

300%

167%

100%

60%

33,3%

14,3%

Nilai Rata-rata Bulan Basah

(3,6. 7,2)

Gambar 2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt-Ferguson

3. Kondisi Sosial

Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi sosial di Kota

Surakarta, berikut ini dikemukakan data mengenai jumlah dan persebaran

penduduk, kepadatan penduduk serta komposisi penduduk.

Nilai Q

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Menurut data yang dimuat Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 jumlah

penduduk di Kota Surakarta adalah sebesar 561.464 jiwa, terdiri dari 276.900 jiwa

penduduk laki-laki dan 284.564 jiwa penduduk perempuan yang tersebar di 5

kecamatan yaitu Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Untuk

lebih jelasnya jumlah penduduk di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan Persebaran Penduduk di Kota Surakarta Tahun 2008

No Nama KecamatanLuas Wilayah

(Km2 Jumlah Penduduk (jiwa))

1 Laweyan 8,63 111.220

2 Serengan 3,19 62.019

3 Pasar kliwon 4,82 81.249

4 Jebres 12,58 145.486

5 Banjarsari 14,81 161.490

Jumlah 44,04 561.464

Sumber : Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 (BPS Kota Surakarta)

Dari Tabel 7 di atas ditunjukkan bahwa Kecamatan Banjarsari

mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 161.490 jiwa atau 28,73%, sedangkan

yang mempunyai jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Serengan yaitu

sebesar 62.019 jiwa atau 11,21% sebab luas wilayahnya juga paling kecil.

b. Kepadatan Penduduk

Untuk mengetahui kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat

dilakukan dengan cara membandingkan jumlah penduduk dengan luas daerah

yang ditempati, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk = -------------------------

Luas Wilayah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Berdasarkan Tabel 7 dapat dihitung kepadatan penduduk di Kecamatan

Jebres sebagai berikut :

Kepadatan penduduk =

= 12.748 Jiwa/Km

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 tentang komposisi penduduk

dan tingkat kepadatan tiap Kecamatan.

2

Tabel 8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2008

No Nama Kecamatan

Luas

Wilayah

(Km2

Jumlah

Penduduk

(jiwa))

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Laweyan 8,63 111.220 12.665

2 Serengan 3,19 62.019 19.748

3 Pasar kliwon 4,82 81.249 18.100

4 Jebres 12,58 145.486 11.157

5 Banjarsari 14,81 161.490 10.902

Jumlah 44,04 561.464 72.572

Sumber : Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 (BPS Kota Surakarta)

Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 sebesar 561.464 jiwa,

sedangkan jumlah tingkat kepadatan penduduk di Kota Surakarta sebesar 72.572

jiwa/km2. Jumlah kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan Serengan yaitu

sebanyak 19.748 jiwa/km2

Mantra (1985: 35) mengklasifikasikan kepadatan penduduk aritmatik

pada suatu daerah pada Tabel 9 .

, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan

Banjarsari yaitu 10.902 jiwa/km².

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 9. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk

No Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Keterangan

1

2

3

4

5

6

101 – 500

501 – 1000

1001 – 2000

2001 – 3000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi Sekali

Berdasarkan rumus dan perhitungan kepadatan penduduk di atas maka

dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Jebres termasuk

dalam kriteria kepadatan penduduk kelompok 6 atau tinggi sekali dengan

kepadatan penduduk yaitu >3000 jiwa/km².

c. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah gambaran susunan penduduk yang dibuat

berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama.

Komposisi-komposisi penduduk dapat menentukan kualitas penduduk dari segi

kehidupannya dan dari segi sosial seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan.

Komposisi penduduk dalam penelitian ini yang berkaitan atau ada relevansi

dengan judul penelitian ini adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin, menurut tingkat pendidikan dan menurut mata pencaharian.

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah variabel

yang penting dalam sebuah kependudukan. Karena dengan diketahuinya

komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin ini dapat digunakan

untuk mengetahui pertambahan penduduk, perpindahan penduduk dan dapat

digunakan sebagai petunjuk atau dasar untuk menyusun beberapa kebijakan

pemerintah yang dalam hal ini berkaitan dengan masalah pendidikan,

penyusunan kebijakan penduduk seperti masalah keluarga berencana dan

masalah ketenagakerjaan. Selain itu dengan mengetahui komposisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin diharapkan dapat diketahui

penduduk baik yang belum produktif, produktif maupun yang sudah tidak

produktif lagi.

Untuk mengetahui secara rinci komposisi penduduk menurut umur dan

jenis kelamin di Kota Surakarta pada Tabel 10 .

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kota

Surakarta Tahun 2008.

Kelompok

Umur (Tahun)

Laki-laki Perempuan Jumlah

Jiwa % Jiwa % Jiwa %

0 – 9

10 – 19

20 – 29

30 – 39

40 – 49

50 – 59

> 60

20303

13285

14415

6788

5773

4965

3747

29,3

19,2

20,8

9,8

8,3

7,2

5,4

20825

13933

15013

6960

6067

5312

3135

29,2

19,6

21,1

9,8

8,5

7,4

4,4

41128

27218

29428

13748

11840

10277

6882

29,3

19,4

21,0

9,8

8,4

7,2

4,9

Jumlah 69276 100,0 71235 100,0 140551 100,0

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2008

Dari Tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kota

Srakarta menurut umur adalah kelompok umur 0-4 tahun yaitu sebesar

26850 jiwa (19%) dan terendah adalah kelompok umur > 60 tahun yaitu

sebesar 6882 jiwa (4,9%).

Jika dilihat dari jenis kelamin maka jumlah penduduk antara golongan

laki-laki dan perempuan rata-rata hampir sama. Meskipun jumlah penduduk

perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Surakarta 2008No Jenis Kelamin Jumlah

Jiwa %

1

2

Laki-laki

Perempuan

250432

311032

49,29

50,68

Jumlah 561464 100,00

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2008

Berdasarkan Tabel 11, maka dapat diketahui bahwa penduduk di Kota

Surakarta adalah laki-laki dan perempuan, penduduk perempuan yaitu

sebesar 311032 (50,68%), sedangkan penduduk laki-laki sebesar 250432

(49,29%). Data tersebut dapat diketahui pada besarnya jenis kelamin atau

Sex Ratio (SR) yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk

perempuan. Perhitungan Sex Ratio dirumuskan sebagai berikut:

Sex Ratio (SR) =

Keterangan :

SR = Rasio Jenis Kelamin

a = Jumlah Penduduk Laki-laki

b = Jumlah Penduduk Perempuan

Dengan rumus di atas dapat dihitung besarnya rasio jenis kelamin

penduduk di Kota Surakarta sebagai berikut :

Sex Ratio (SR) = 250432311032

x 100

= 80

Dari hasil perbandingan di atas, maka dapat diperoleh bahwa Sex Ratio

80 ini berarti bahwa untuk setiap 80 penduduk laki-laki sebanding dengan

100 penduduk perempuan. Apabila angka tersebut jauh di bawah 100, dapat

menimbulkan masalah karena ini berarti di daerah tersebut kekurangan

penduduk laki-laki, akibatnya antara lain kekurangan tenaga laki-laki untuk

melaksanakan pembangunan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Rasio jenis kelamin dapat pula dibuat berdasarkan kelompok umur,

berikut akan disajikan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kota

Surakarta menurut kelompok umur tahun 2008 dalam Tabel 12.

Tabel 12. Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Kota Surakarta Tahun 2008Kelompok

Umur

(Tahun)

Penduduk Laki-laki

(Jiwa)

Penduduk Perempuan

(Jiwa)

Rasio Jenis Kelamin

(%)

0 – 9

10 – 19

20 – 29

30 – 39

40 – 49

50 – 59

> 60

20303

13285

14415

6788

5773

4965

3747

20825

13933

15013

6960

6067

5312

3135

97,5

95,3

96,0

97,5

95,1

93,4

119,5

Jumlah 69276 71235 97,2

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan jumlah

penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki,

sehingga secara total SR (Sex Ratio) lebih kecil dari 100.

2) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah juga dapat dijadikan dasar

untuk mengetahui potensi suatu daerah tentang sumberdaya manusianya.

Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal yang sangat

berharga bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia itu sendiri

maupun pembangunan ekonomi.

Pendidikan atau pembangunan diakui secara luas sebagai unsur

mendasar dari pembangunan manusia. Dengan mengetahui tingkat

pendidikan penduduk suatu masyarakat, dapat diketahui masalah sosial

apa yang harus dipecahkan serta aspek kehidupan apa yang harus

dikembangkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah

pengelompokan penduduk berdasarkan pendidikannya, baik mereka yang

belum sekolah maupun yang sudah lulus perguruan tinggi.

Komposisi penduduk menurut pendidikan digunakan untuk mengetahui

tingkat kesadaran penduduk terhadap dunia pendidikan.

Pendidikan sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap

perkembangan diri seseorang, dengan pendidikan dapat mendewasakan

seseorang karena dengan adanya pendidikan maka secara langsung akan

menghadapi banyak permasalahan baik di lingkungan maupun masalah

yang diberikan oleh pendidik.

Suatu komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan juga dapat

memberikan gambaran tentang tingkat pendidikan di suatu daerah, tingkat

pendidikan penduduk di suatu daerah dapat mencerminkan status sosial

masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat maka

secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir

dalam kehidupan bermasyarakat. Tingkat pendidikan juga berhubungan

dengan pemilihan jenis aktivitas di luar sektor pertanian.

Berikut ini disajikan data komposisi penduduk menurut tingkat

pendidikan di Kecamatan Jebres.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 13. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008No Tingkat Pendidikan Jumlah

Orang %

1

2

3

4

5

6

7

Tamat Akademi / PT

Tamat SLTA

Tamat SLTP

Tamat SD

Tidak Tamat SD

Belum Tamat SD

Tidak Sekolah

5745

18434

24179

23517

16824

40341

13804

4,0

13,0

17,0

16,4

11,8

28,2

9,7

Jumlah 142844 100

Sumber: Surakarta Dalam Angka tahun 2008

3) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan mata pencaharian. Komposisi ini digunakan untuk

melihat dan menggambarkan struktur daerah secara umum dan lebih lanjut

dapat pula menggambarkan potensi dan sumberdaya penduduk yang ada

pada suatu daerah.

Di dalamnya juga memperlihatkan jenis pekerjaan yang ada di suatu

daerah beserta jumlahnya. Dengan mengetahui mata pencaharian

penduduk daerah tertentu akan dapat diketahui potensi yang ada di daerah

tersebut. Banyak hal mengenai kehidupan sosial suatu negara/masyarakat

dapat dijabarkan jika diketahui komposisi lapangan pekerjaan dari

angkatan kerjanya, komposisi jenis pekerjaannya, dan fakta-fakta lain

mengenai angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya

terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu

memproduksi barang dan jasa. Di Kota Surakarta jenis pekerjaan

diklasifikasikan menjadi 10 pekerjaan. Jenis pekerjaan yang dimaksud

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

meliputi Petani Sendiri, Buruh Tani, Pengusaha, Buruh Industri, Buruh

Bangunan, Pedagang, Angkutan, PNS/POLRI/TNI, Pensiunan dan lain-

lain. Lain-lain pada klasifikasi mata pencaharian di Kota Surakarta

maksudnya jenis pekerjaan yang belum tercakup di dalam jenis pekerjaan

yang telah disebutkan.

Kondisi demikian menunjukkan bahwa Kota Surakarta mempunyai

banyak potensi yang dapat dikembangkan, ini terbukti dari berbagai jenis

pekerjaan ditekuni oleh penduduk setempat yang tersebar di lima

kecamatan. Jumlah total penduduk yang telah termasuk dalam angkatan

kerja di Kota Surakarta sebesar 434.759 jiwa. Mata pencaharian penduduk

dapat dilihat pada Tabel 14.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa diantara jenis pekerjaan / mata

pencaharian penduduk Kota Surakarta buruh industri merupakan jenis pekerjaan

yang paling banyak ditekuni yaitu sekitar 75.667 pekerja yang tersebar di 5

kecamatan, sedangkan pekerjaan yang paling sedikit adalah buruh tani dan petani.

Kondisi ini disebabkan oleh semakin sedikitnya lahan pertanian yang ada telah

beralih fungsi menjadi permukiman atau fasilitas lain yang berupa gedung-gedung

megah. Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon tidak terdapat penduduk yang

bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani sendiri atau buruh tani, sebagian

besar penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani baik sendiri atau buruh

tani berada di Kecamatan Banjarsari sebesar 775 jiwa.

Jumlah pengusaha yang ada di Kota Surakarta sebanyak 8.218 jiwa,

paling banyak terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu sebesar 2.758 jiwa

sedangkan paling sedikit terdapat di Kecamatan Laweyan sebesar 666 jiwa dan

selebihnya terdapat di kecamatan lain. Buruh industri paling banyak berasal dari

Kecamatan Banjarsari sebesar 23.587 jiwa, berikutnya Kecamatan Laweyan

sebesar 19.157 jiwa dan Kecamatan Jebres sebesar 17.567 jiwa dan selebihnya

berasal dari Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon. Buruh bangunan jumlah

paling banyak berasal dari Kecamatan Banjarsari sebesar 18.536 jiwa dan paling

sedikit berasal dari Kecamatan Serengan sebesar 5.248 jiwa.

Jenis pekerjaan pedagang komposisinya hampir merata di tiap

kecamatan. Jumlah paling banyak terdapat di Kecamatan Banjarsari karena dari

jumlah pedagang yang ada di Kota Surakarta sebesar 11.520 jiwa berasal dari

kecamatan ini. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda pada sektor pengangkutan

sebesar 27.891 jiwa berasal dari Kecamatan Banjarsari dan selebihnya berasal dari

kecamatan lain.

4. Kondisi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta yang disajikan

secara serius memberikan gambaran kinerja ekonomi makro dari waktu ke waktu

sehingga arah perekonomian regional akan lebih jelas. Kota Surakarta dalam era

otonomi didukung dengan situasi yang relatif kondusif, secara makro

perekonomian meningkat sebesar 5,43% pada tahun 2008 lebih besar dibanding

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

tahun 2005 (5,15%). PDRB Kota Surakarta pada tahun 2008 atas dasar harga

berlaku sebesar 6.190.112,55 juta dan atas dasar harga konstan sebesar

4.067.529,95 juta rupiah sehingga pada tahun 2008 besaran PDRB Surakarta atas

dasar harga berlaku menjadi 2,07 kali dari tahun 2006 dan PDRB atas dasar harga

konstan meningkat menjadi 1,36 kali. Lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan

2000 Serta Perkembangannya di Kota Surakarta Tahun 2003-2008

Tahun

PDRB atas dasar harga berlakuPDRB atas dasar harga konstan

2000

Jumlah (Juta Rupiah) Perkembangan

Jumlah (Juta Rupiah) Perkembangan

(1) (2) (3) (4) (5)

2003 3.372.850,36 112,79 3.113.668,99 104,12

2004 3.772.737,68 126,16 3.268.559,64 109,30

2005 4.251.845,59 142,18 3.468.276,94 115,98

2006 4.756.559,53 159,06 3.669.373,45 122,70

2007 5.585.776,84 186,79 3.858.169,67 129,02

2008 6.190.112,55 207,00 4.067.529,95 136,02

Sumber : PDRB Kota Surakarta 2008

Pada tahun 1998 terjadi puncak krisis ekonomi, hampir semua sektor

mengalami laju pertumbuhan negatif, kemudian tahun 1999 ditandai dengan mulai

membaiknya perekonomian seluruh sektor ekonomi berhasil bangkit dengan laju

pertumbuhan positif. Tahun 2006 sampai 2008 seluruh sektor ekonomi sudah

menunjukkan pertumbuhan ke arah positif. Untuk mengetahui laju pertumbuhan

ekonomi di kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 16.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 16. Pertumbuhan Ekonomi (dalam %) di Kota Surakarta Tahun 2003-

2008

NoSektor

Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pertanian -11,69 -5,04 -11,62 -2,37 0,88 1,20

2 Pertambangan 1,10 7,62 4,45 -0,72 3,34 -0,21

3 Industri 3,82 4,63 6,70 6,07 1,47 2,55

4Listrik, gas & air 12,32 5,58 0,64 7,61 4,45 9,25

5 Bangunan 2,72 5,91 7,05 1,44 8,24 5,85

6Perdagangan, hotel & restoran 3,69 4,31 6,45 8,01 7,58 6,93

7Pengankutan dan komunikasi 2,64 3,36 5,02 6,13 5,48 5,96

8Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

6,07 4,14 3,86 5,65 6,74 6,20

9 Jasa-jasa 5,64 8,43 6,98 4,54 4,79 6,97

Total 4,12 4,97 6,11 5,80 5,15 5,43

Sumber : PDRB Kota Surakarta 2008

Berdasarkan Tabel 16 sektor listrik, gas dan air bersih mengalami

pertumbuhan yang paling besar dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya

yaitu sebesar 9,25%. Sektor penggalian merupakan sektor dengan pertumbuhan

terendah yaitu sebesar -0,21%. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sektor industri

pengolahan masih merupakan sektor yang menjadi andalan terbesar di Kota

Surakarta. Hal ini ditandai dengan sumbangannya terhadap total PDRB kota

Surakarta yaitu 25,11% paling tinggi dibanding sektor lain. Selanjutnya yang

memberikan sumbangan terbesar setelah sektor industri pengolahan adalah sektor

perdagangan, hotel & restoran dan sektor bangunan pada tahun 2008 msng-

masing memberikan sumbangan sebesar 24,35% dan 13,07%. Pertambangan

(penggalian) dan pertanian merupakan sektor yang memberikan sumbangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

terkecil yaitu sebesar 0,04% & 0,06%. Secara keseluruhan dalam kurun waktu 5

tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-

masing sektor masih dalam posisi yang sama seperti yang tampak pada Tabel 17.

Tabel 17. Struktur Ekonomi Surakarta Tahun 2003-2008 Atas Dasar Harga

Berlaku(Persen)

NoSektor

Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pertanian 0,10 0,09 0,07 0,07 0,06 0,06

2 Pertambangan 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04

3 Industri 29,22 29,09 28,63 28,10 26,42 25,11

4 Listrik, gas & air 2,56 2,59 2,63 2,70 2,59 2,69

5 Bangunan 11,76 12,69 12,80 12,68 12,89 13,07

6 Perdagangan, hotel & restoran

24,55 23,00 22,67 22,96 23,82 24,35

7Pengangkutan &

komunikasi10,16 10,40 10,79 10,83 11,52 11,78

8 Keuangan 10,14 10,70 10,73 11,14 11,43 11,26

9 Jasa-jasa 11,46 11,39 11,62 11,48 11,23 11,64

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kota Surakarta 2008

Secara umum pendapatan perkapita Kota Surakarta meskipun belum

mencerminkan tingkat pemerataan pendapatan perkapita dapat dijadikan salah

satu indikator guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu

wilayah. Perkembangan pendapatan perkapita di Kota Surakarta atas dasar harga

berlaku menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006

pendapatan perkapita masih mencapai angka Rp 5.336.870,05 tahun 2008 sudah

menjadi Rp 10.635.848,61 atau naik sebesar 99,29%. Demikian juga pendapatan

perkapita atas dasar harga konstan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir selalu

mengalami peningkatan meskipun peningkatannya tidak sebesar harga berlaku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 18. Pendapatan Per Kapita Penduduk Kota Surakarta tahun

2002 - 2008

Tahun

Pendapatan Per Kapita (Rp) Pertumbuhan

Harga BerlakuHarga Konstan

2000Harga

BerlakuHarga Konstan

2000

2002 5.336.870,05 5.336.870,05 - -

2003 6.028.762,70 5.559.459,37 12,96 4,17

2004 6.764.819,94 5.836.923,49 12,21 4,99

2005 7.670.663,97 6.191.,582,99 13,39 6,08

2006 8.175.131,57 6.235.403,94 6,58 0,71

2007 9.223.741,60 6.280.764,91 12,83 0,73

2008 10.635.848,61 6.892.373,88 15,31 9,74

Sumber : PDRB Kota Surakarta 2008

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran, pola persebaran,

faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran, serta karakteristik penginap hotel

yang ada di Kota Surakarta.

1. Distribusi Hotel di Kota Surakarta

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui persebaran hotel yang ada di

Kota Surakarta adalah analisis spasial dengan menggunakan peta. Dalam

penelitian ini peta digunakan sebagai media penyaji dalam menampilkan lokasi

persebaran hotel. Dalam penggambarannya di peta, hotel disimbolkan

menggunakan titik (point) yang berarti satu titik pada peta menunjukkan satu hotel

di permukaan bumi. Lokasi titik tersebut menggambarkan kedudukannya secara

absolut di permukaan bumi. Untuk lebih jelasnya mengenai nama dan letak hotel

yang ada di Kota Surakarta Tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 19 berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tabel 19. Distribusi Hotel di Kota Surakarta Tahun 2008

No Nama Hotel Kelas

Lokasi

X (Bujur) Y (Lintang)Administrasi

(Kecamatan)

1 Sahid Jaya Solo Bintang 5 110°49’11,7’’ 7°33’85,1’’ Banjarsari

2 Sahid Kusuma Raya Bintang 5 110°49’67,7’’ 7°34’06,8’’ Pasar Kliwon

3 Novotel Bintang 4 110°49’05,2’’ 7°34’06,5’’ Banjarsari

4 The Sunan Bintang 4 110°47’70,7’’ 7°33’45,2’’ Laweyan

5 Agas International Bintang 3 110°48’44,8’’ 7°33’58,2’’ Banjarsari

6 Riyadi Palace Bintang 3 110°48’19,7’’ 7°33’86,6’’ Laweyan

7 Indah Palace Bintang 3 110°48’54,4’’ 7°34’73,8’’ Serengan

8 Solo Inn Solo Bintang 3 110°80’72,6’’ 7°56’38,0’’ Laweyan

9 Ibis Bintang 3 110°49’05,3’’ 7°34’06,6’’ Banjarsari

10 Grand Setia Kawan Bintang 2 110°48’91,6’’ 7°33’01,3’’ Banjarsari

11 Kusuma Kartikasari Bintang 2 110°50’99,3’’ 7°33’76,9’’ Jebres

12 Dana Bintang 2 110°48’91,8’’ 7°34’08,5’’ Laweyan

13 Grand Orchid Bintang 2 110°49’06,8’’ 7°34’02,4’’ Banjarsari

14 Asia Bintang 2 110°50’18,9’’ 7°33’59,1’’ Jebres

15 Graha Indah Baru Bintang 1 110°49’16,8’’ 7°33’22,5’’ Banjarsari

16 Sanashtri Bintang 1 110°48’41,5’’ 7°33’99,2’’ Laweyan

17 Diamond Bintang 1 110°48’19,7’’ 7°33’86,6’’ Laweyan

18 Indah Jaya Bintang 1 110°49’15,0’’ 7°33’50,1’’ Banjarsari

19 Wisata Indah Bintang 1 110°49’26,5’’ 7°34’20,1’’ Serengan

20 Baron Indah Melati 3 110°48’38,5’’ 7°34’28,1’’ Laweyan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

21 Kusuma Melati 3 110°48’43,7’’ 7°34’28,9’’ Laweyan

22 Trihadhi Melati 3 110°49’39,5’’ 7°33’46,3’’ Banjarsari

23 Mawar Indria Melati 3 110°49’26,5’’ 7°33’49,1’’ Banjarsari

24 Surya Melati 3 110°49’24,0’’ 7°33’21,6’’ Banjarsari

25 Karya Sari Melati 3 110°47’61,5’’ 7°33’51,9’’ Laweyan

26 Laweyan Melati 3 110°47’61,6’’ 7°34’12,5’’ Laweyan

27 Roemahku Melati 3 110°47’915’’ 7°34’21,6’’ Laweyan

28 Mandala Wisata Melati 3 110°47’92,"9” 7°33’88,2" Laweyan

29 Griya Kencana Melati 3 110°48’01,0” 7°34’13,8” Laweyan

30 Mawar Indah Melati 3 110°49’13,1” 7°33’25,4” Banjarsari

31 Beteng Jaya Melati 3 110°83’19,9” 7°57’35,8” Pasar Kliwon

32 Sekar Ayu Melati 3 110°82’02,2” 7°55’41,0” Banjarsari

33 Arini Melati 3 110°48’01,4” 7°33’82,6” Laweyan

34 Sinar Indah Melati 3 110°47’49,2” 7°33’08,1” Laweyan

35 Gurita Melati 3 110°49’20,5” 7°33’23,3” Banjarsari

36 Atina Melati 3 110°49’14,5” 7°33’22,3” Banjarsari

37 Suka Marem Melati 3 110°48’59,5” 7°33’89,9” Laweyan

38 Kota Melati 2 110°49’41,7” 7°34’23,8” Serengan

39 Djayakarta Melati 2 110°49’38,8” 7°33’45,0” Banjarsari

40 Widya Griya Melati 2 110°49’07,9” 7°33’67,7” Serengan

41 Wisma Brani Melati 2 110°81’26,7” 7°57’07,6” Laweyan

42 Fortuna Melati 2 110°49’50,7” 7°34’13,6” Banjarsari

43 Trisari Melati 2 110°82’08,8” 7°58’32,7” Pasar Kliwon

44 Ayu Putri Melati 2 110°48’23,5” 7°33’88,0” Laweyan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

45 Putri Sari Melati 2 110°48’26,4” 7°33’88,6” Laweyan

46 Wijaya Kusuma Melati 2 110°47’12,6” 7°34’07,6” Laweyan

47 Tirtonadi Permai Melati 2 110°49’24,0” 7°33’21,6” Banjarsari

48 Wiryomartono Melati 2 110°47’67,3” 7°33’87,1” Laweyan

49 Bintang Melati 2 110°51’29,7” 7°33’85,9” Jebres

50 Madu Asri II Melati 2 110°48’86,1” 7°32’98,4” Banjarsari

51 Pondok Persada Melati 2 110°51’72,9” 7°33’49,3” Jebres

52 Herison Melati 2 110°48’17,8” 7°33’34,7” Laweyan

53 Kusuma Sari Indah I Melati 2 110°49’27,7” 7°33’50,9” Banjarsari

54 Solo Barat Melati 2 110°46’76,9” 7°32’82,4” Laweyan

55 Matahari Melati 2 110°49’09,4” 7°34’43,9” Serengan

56 Wisnu Melati 2 110°48’10,8” 7°33’67,6” Banjarsari

57 Gajahmada Melati 2 110°49’17,9” 7°33’65,3” Banjarsari

58 Madu Asri I Melati 2 110°81’45,7” 7°54’97,0” Banjarsari

59 Kaloka Melati 2 110°49’13,8” 7°33’79,5” Banjarsari

60 Triyadi Melati 2 110°49’05,3” 7°33’16,3” Banjarsari

61 Trio Melati 2 110°49’94,1” 7°34’06,4” Jebres

62 Permata Sari Melati 2 110°49’16,8” 7°33’22,5” Banjarsari

63 Mulia Melati 2 110°49’47,4” 7°34’22,8” Banjarsari

64 Cinde Wungu Melati 2 110°49’30,2” 7°33’29,3” Banjarsari

65 Wijaya Melati 2 110°81’77,7” 7°56”20,4” Banjarsari

66 Sido Kabul Melati 2 110°49’34,7” 7°33’52,7” Banjarsari

67 Mangkuyudan Melati 2 110°47’94,2” 7°34’02,4” Laweyan

68 Seribu Melati 2 110°49’40,2” 7°33’42,4” Banjarsari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

69 Karya Abadi Melati 1 110°49’13,8” 7°33’13,3” Banjarsari

70 Prasasti Melati 1 110°49’31,6” 7°33’51,5” Banjarsari

71 Karya Asih Melati 1 110°49’07,3” 7°33’13,0” Banjarsari

72 Karya Putri Melati 1 110°49’18,9” 7°33’18,9” Banjarsari

73 Sapta Melati 1 110°49’31,6” 7°33’51,5” Banjarsari

74 Widodo Melati 1 110°82’75,2” 7°55’77,8” Banjarsari

75 Pondok Baru Melati 1 110°49’32,5” 7°33’57,7” Banjarsari

76 D.S Melati 1 110°81’34,6” 7°55’39,1” Banjarsari

77 Kusuma Sari Indah II Melati 1 110°49’27,7” 7°33’50,9” Banjarsari

78 Karya Jaya Melati 1 110°49’21,9” 7°33’20,2” Banjarsari

79 Karya Mandiri Melati 1 110°49’07,8” 7°33’11,5” Banjarsari

80 Karya Mukti Melati 1 110°49’18,9” 7°33’18,9” Banjarsari

81 Sarangan Melati 1 110°48’14,7” 7°33’85,3” Laweyan

82 Nirwana Melati 1 110°49’53,4” 7°34’14,5” Banjarsari

83 Sri Laras Melati 1 110°49’23,8” 7°34’25,1” Laweyan

84 Wahyu Melati 1 110°49’50,9” 7°34’24,3” Banjarsari

85 Mawar Melati Melati 1 110°82’86,2” 7°57’14,1” Pasar Kliwon

86 Jati Indah Melati 1 110°49’36,3” 7°33’54,6” Banjarsari

87 Nasional Melati 1 110°83’58,1” 7°57’10,2” Pasar Kliwon

88 Jaya Jati Baru Melati 1 110°49’34,7” 7°33’52,7” Banjarsari

89 Agung Melati 1 110°49’19,9” 7°33’57,5” Banjarsari

90 Wigati Melati 1 110°49’36,3” 7°33’54,6” Banjarsari

91 Aida Melati 1 110°81’77,7” 7°56’20,4” Banjarsari

92 Yoga Melati 1 110°49’31,6” 7°33’51,5” Banjarsari

93 Jaya Jati Lama Melati 1 110°49’34,7” 7°33’52,7” Banjarsari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

94 Sapta Jaya Melati 1 110°49’34,1” 7°33’65,9” Laweyan

95 Kencana Asri Melati 1 110°49’13,2” 7°33’18,9” Banjarsari

96 Marconi Melati 1 110°49’27,7” 7°33’50,9” Banjarsari

97 Rahayu Melati 1 110°47’40,7” 7°34’16,0” Laweyan

98 Puspa Jaya Melati 1 110°81’18,7” 7°57’22,8” Laweyan

99 Tiara Puspita Melati 1 110°48’30,2” 7°34’28,4” Laweyan

100 Setia Kawan Melati 1 110°48’40,9” 7°34’03,2” Banjarsari

101 Si Cantik Baru Melati 1 110°87’88,0” 7°36’01,0” Laweyan

102 Kalimantan Melati 1 110°49’26,5” 7°33’49,1” Banjarsari

103 Arjuna Melati 1 110°49’40,2” 7°33’42,4” Banjarsari

104 Mutiara Melati 1 110°49’06,7” 7°33’15,2” Banjarsari

105 Mekar Sari Melati 1 110°47’52,2” 7°33’65,3” Laweyan

106 Trimo Mayar Melati 1 110°49’31,6” 7°33’51,5” Banjarsari

107 Avita Asri Melati 1 110°49’13,1” 7°33’17,9” Banjarsari

108 Sinar Dadi Melati 1 110°49’07,9” 7°33’14,6” Banjarsari

109 Solo Barat Melati 1 110°80’45,2” 7°55’13,3” Laweyan

110 Wismantara Melati 1 110°48’14,7” 7°33’85,3” Banjarsari

111 Pojok Melati 1 110°49’29,0” 7°33’49,2” Banjarsari

112 Keprabon Melati 1 110°49’50,7” 7°34’13,6” Banjarsari

113 Karya Sejati Melati 1 110°48’89,5” 7°32’97,8” Banjarsari

114 Mulya Jaya Melati 1 110°49’36,3” 7°33’54,6” Banjarsari

115 Puspita Baru I Melati 1 110°48,30,1” 7°34’28,3” Laweyan

116 Puspita Baru II Melati 1 110°48’30,0” 7°34’28,2” Laweyan

117 Pajang Indah Melati 1 110°78’50,9” 7°57’41,2” Laweyan

118 Central Melati 1 110°49’48,6” 7°34’20,2” Banjarsari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

119 Aries Melati 110°49’20,5” 7°33’23,3” Banjarsari

Sumber : Pengukuran lapangan

Untuk membantu penyajian data persebaran hotel di Kota Surakarta

digunakan suatu sistem yang disebut Sistem Informasi Geografis (SIG) yang

mengolah data atribut berupa titik lokasi hotel yang kemudian dimasukkan ke

dalam peta dasar yang dikompilasi dari Peta Rupabumi Indonesia lembar 1408-

343. Hasil akhir dari pengolahan data yang dilakukan menggunakan SIG berupa

peta distribusi hotel di Kota Surakarta.

Penentuan jumlah titik hotel didasarkan pada jumlah keseluruhan

populasi hotel yang ada di Kota Surakarta. Jumlah populasi yang ada sebanyak

119 hotel yang tersebar di 5 Kecamatan yaitu Jebres, Pasar Kliwon, Serengan,

Laweyan dan Banjarsari.

Berdasarkan data tabel diatas diketahui bahwa persebaran hotel yang

paling banyak terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu 70 hotel atau 57,38% dari

total hotel yang ada di Kota Surakarta. Lokasinya tersebar di beberapa tempat

yang dekat dengan simpul transportasi yaitu di lingkungan Stasiun Balapan dan

Terminal Tirtonadi. Banyaknya jumlah hotel yang ada di Kecamatan Banjarsari

tidak lepas dari strategi pengusaha hotel yang mendasarkan pendirian usahanya

pada faktor lokasi yang dekat dengan simpul transportasi (stasiun dan terminal)

yang memiliki nilai harga lahan relatif lebih rendah dibanding lahan yang ada di

pusat kota, dan aksesiblitas yang dimiliki juga baik.

Lingkungan Stasiun Balapan maupun Terminal Tirtonadi merupakan

lokasi yang sangat strategis dikarenakan menjadi jalur keluar masuk utama bagi

para calon penginap. Wisatawan bukan hanya dari daerah sekitar saja, tetapi juga

dari luar daerah dengan tujuan yang berlainan baik dalam rangka rekreasi, tugas,

atau perjalanan bisnis. Hal ini juga yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi

hotel yang mengambil tempat di sekitar stasiun dan terminal. Di samping fakta

bahwa kawasan tersebut juga dekat dengan pusat perdagangan dan jasa seperti

Pasar Legi maupun Pasar Nayu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Kecamatan Laweyan mempunyai distribusi hotel terbanyak kedua

dengan 37 hotel atau 30,33% dari keseluruhan hotel yang ada di Kota Surakarta.

Hotel-hotel tersebut banyak terdapat di sepanjang ruas-ruas jalan arteri primer dan

kolektor primer yang lokasinya dekat dengan pusat kota seperti Jalan Slamet

Riyadi, Jalan Ahmad Yani dan Adi Sucipto. Daerah tersebut mempunyai tingkat

keramaian yang cukup tinggi karena merupakan jalan penghubung utama dengan

daerah sekitar Kota Surakarta seperti Wonogiri, Sukoharjo, Purwodadi maupun

kota besar lain seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Dengan demikian

lokasi ini merupakan daerah potensial guna menjaring para penginap yang sedang

melakukan perjalanan dikarenakan aksesebilitasnya yang sangat baik.Para

wisatawan yang membutuhkan tempat menginap tidak perlu repot atau bingung

karena lokasi hotel-hotel yang mudah ditemukan dan dijangkau.

Distribusi hotel di Kecamatan Jebres, Pasar Kliwon serta Serengan

jumlahnya paling sedikit dibandingkan kecamatan lain dengan jumlah masing-

masing 5 hotel atau masing-masing 4,09% dari total hotel yang ada di Kota

Surakarta. Hal ini berkaitan dengan luas wilayah belum terbangun yang terdapat

di 3 kecamatan ini tidak begitu luas, sehingga meskipun aksesebilitasnya baik

pengusaha hotel kesulitan dalam mencari lokasi yang sesuai untuk mendirikan

usahanya.

Keberadaan hotel di Kecamatan Jebres menempati ruas-ruas jalan yang

menghubungkan simpul-simpul kegiatan di dalam kota seperti Jalan Monginsidi,

Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Ir Sutami, Jalan Ki Hajar Dewantara. Di wilayah ini

terdapat stasiun, terminal peti kemas, kampus sehingga prospek ke depan cukup

menjanjikan.

Di Kecamatan Pasar Kliwon hotel terdapat di Jalan Slamet Riyadi, Jalan

Sugiyopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Kyai Gede, dan Jalan AM Sangadji.

Hotel-hotel tersebut terletak di dekat area objek wisata Kraton Kasunanan, Pura

Mangkunegaran, Pasar antik Windu Jenar, dan Ngarsopuro. Dengan kondisi

tersebut dimungkinkan peluang wisatawan yang menggunakan jasa hotel relatif

banyak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Distribusi hotel di Kecamatan Serengan meliputi Jalan Slamet Riyadi,

Jalan Veteran, Jalan Notodiningratan, dan Jalan Kartopuran. Lokasi hotel di

wilayah ini mengambil tempat di pinggiran kota namun juga tidak terlalu jauh

dengan pusat keramaian. Pangsa pasar yang hendak dijaring umumnya para

wisatawan yang menyukai ketenangan. Distribusi hotel dapat dilihat pada peta 3.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Untuk mengetahui distribusi hotel di Kota Surakarta lebih detail akan

dijelaskan distribusinya menurut :

a. Distribusi Hotel Menurut Jenis

Jenis hotel pada penelitian dibedakan menjadi 2 kategori yaitu hotel

bintang dan non bintang (melati). Persentase jumlah hotel dengan jenis melati

lebih besar dibandingkan dengan jumlah persentase jumlah hotel jenis bintang.

Hotel dengan jenis melati persentasenya sebesar 84,43%, sedangkan

persentase jumlah hotel dengan jenis bintang hanya sebesar 15,57%. Hal ini

berkaitan erat dengan jenis wisatawan yang singgah di Kota Surakarta,

kebanyakan bertujuan untuk sekedar mampir sehingga mereka cenderung lebih

memperhitungkan agar biaya tidak terlalu besar namun dari segi pelayanan juga

tidak terlalu buruk yang umumnya ditawarkan hotel-hotel dengan jenis melati.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPC PHRI diketahui hotel-hotel

yang berjenis bintang meliputi 19 hotel dimana lokasinya berada/dekat dengan

pusat kota, selebihnya yaitu sebanyak 100 hotel merupakan hotel dengan jenis

melati yang berkembang pesat di lingkungan stasiun dan terminal. Maraknya

perkembangan hotel di Kota Solo tentu saja tidak lepas dari citra Kota Solo di

mata orang luar. Ada nilai-nilai spesifik yang menjadi perhatian untuk

dikembangkan mengingat tingkat okupansi hotel di Solo saat ini masih lumayan,

rata-rata berkisar 70 persen . Perkembangan ini kiranya juga perlu mendapat

perhatian agar tidak sampai terjadi antara demand dan supply tidak seimbang. Jika

sampai terjadi, hal itu akan mendorong terjadinya persaingan yang tidak sehat,

yang pada gilirannya mendorong terjadinya perang tarif dan pada akhirnya

berakibat bergugurannya hotel-hotel yang baru tumbuh tersebut. Dari penelitian

didapat sejumlah hotel Melati yang sudah tidak dapat ditemukan diduga karena

gulung tikar atau merger, seperti Hotel SukaMarem I, Karya Asri, Banon Cinawi.

Dalam hal ini, Pemkot Surakarta harus merumuskan rencana strategi infrastruktur

yang tidak hanya berorientasi bisnis semata, melainkan juga berorientasi sosial

dan ekologis jadi sudah barang tentu Pemkot pun harus mengeluarkan regulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

yang mengatur pertumbuhan hotel-hotel di Solo untuk mempertahankan eksistensi

hotel-hotel tersebut.

Untuk mengetahui persentase distribusi hotel berdasarkan jenis dapat

dilihat pada Tabel 20 dan Gambar 3.

Tabel 20. Distribusi Hotel Berdasarkan Jenis di Kota Surakarta

No Jenis HotelJumlah

Buah %

1 Bintang 19 15,57

2 Non Bintang (Melati) 100 84,43

Jumlah 119 100,00

Sumber : Analisis Data Primer 2008

19

100

0

50

100

JENIS HOTEL

Bintang

Melati

Gambar 3. Grafik Jumlah Hotel Berdasarkan Jenis

di Kota Surakarta Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa persentase hotel bintang

relatif lebih sedikit bahkan hanya 1/5 dari persentase jumlah hotel melati. Bisa

dikatakan distribusi hotel menurut jenis banyak didominasi oleh hotel-hotel non

bintang meskipun distribusinya tidak merata pada tiap-tiap tempat. Kondisi

demikian tidak berarti bahwa hotel bintang memiliki pasar yang kurang bagus

dibandingkan hotel melati ataupun sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari

didirikannya 2 hotel berbintang baru di Kota Surakarta yaitu Ibis ( yang sudah

mulai beroperasi) dan Best Western (yang mulai beroperasi tahun 2009

mendatang ). Dalam hal tingkat okupansi, hotel dengan jenis bintang juga lebih

tinggi tingkat huniannya daripada hotel melati. Distribusi hotel untuk jenis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

bintang cenderung menempati daerah yang dekat dengan pusat kota seperti

keberadaan Hotel Novotel, Hotel Ibis, Hotel Dana, Hotel diamond yang ada di

kawasan jalan Slamet Riyadi. Hotel-hotel melati mengelompok di lingkungan

stasiun dan terminal , dapat dilihat Hotel Djayakarta, Hotel Mawar Indria, Hotel

Tirtonadi Permai, Hotel Gurita, Hotel Aries Kondisi ini menunjukkan bahwa

masing-masing pihak memiliki segmen pasar tersendiri sehingga sangat

berpengaruh dalam faktor alasan pemilihan lokasi pendirian hotel oleh pihak

pengusaha.

b. Distribusi Hotel Menurut Kelas

Kelas hotel dibedakan berdasarkan fasilitas/jasa yang ditawarkannya,

biasanya dilambangkan dengan angka jadi semakin besar angka maka otomatis

semakin bagus fasilitas/jasa yang disediakan bagi para penginap.

Dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu hotel bintang

1, hotel bintang 2, hotel bintang 3, hotel bintang 4, hotel bintang 5, hotel melati 1,

hotel melati 2, hotel melati 3. Untuk mengetahui jumlah hotel berdasarkan

klasifikasi di atas dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Distribusi Hotel Berdasarkan Kelas Di Kota Surakata

No Kelas HotelJumlah

Buah %

1 Bintang 5 1 0,82

2 Bintang 4 3 2,46

3 Bintang 3 5 4,1

4 Bintang 2 5 4,1

5 Bintang 1 5 4,1

6 Melati 3 18 14,75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

7 Melati 2 31 25,41

8 Melati 1 51 44,26

Jumlah 119 100,00

Sumber : Analisis Data Primer 2008

5 5 5 3 1

51

31

18

0102030405060

KELAS HOTEL

Bintang 1

Bintang 2

Bintang 3

Bintang 4

Bintang 5

Melati 1

Melati 2

Melati 3

Gambar 4. Grafik Jumlah Hotel Berdasarkan Kelas

di Kota Surakarta 2008

Berdasarkan Tabel 21 dan Gambar 3 dapat diketahui bahwa secara umum

hotel kelas melati 1 mempunyai persentase paling banyak yaitu sebesar 44,26%

dari total hotel sebanyak 119 unit. Hotel kelas ini mengelompok di lingkungan

stasiun Balapan dan terminal Tirtonadi. Kelas hotel ini umumnya dimaksudkan

agar dapat menjaring penginap yang sedang melakukan perjalanan jauh dan

memerlukan tempat bermalam dalam waktu cepat karena kedatangannya ke kota

Surakarta hanya dalam rangka singgah sebentar sebelum sampai tujuan

sebenarnya. Distribusi hotel yang sama di tempat yang merupakan jalur keluar

masuk para pendatang akan memberikan kemudahan bagi para calon penginap

yang belum begitu mengenal daerah yang dikunjungi dibandingkan jika hotel

hanya diletakkan pada tempat yang dekat dengan pusat kota saja.

Selain hotel kelas melati 1 juga terdapat melati 2 dan melati 3 dengan

persentase masing-masing 25,41% dan 14,75%. Hotel dari kedua kelas ini selain

mengelompok di lingkungan stasiun Balapan dan terminal Tirtonadi juga tersebar

di pusat kegiatan yang ramai dengan aktivitas manusia sebagai contoh hotel yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

terdapat di sepanjang ruas Jalan Slamet Riyadi, Dr Rajiman, dan Adi Sucipto.

Tujuan pemilihan lokasi kedua kelas hotel ini untuk melayani mereka yang

singgah sekaligus menikmati keramaian kota dengan harga relatif murah namun

fasilitas/pelayanan yang didapat juga tidak terlalu jelek. Para wisatawan umumnya

lebih tertarik kepada aspek kemudahan, kenyamanan dan keamanan di tempat

yang baru mereka datangi. Mereka cenderung lebih senang menghabiskan waktu

di pusat-pusat keramaian jadi dalam memilih tempat menginap juga umumnya

mencari yang ada di pusat kota.

Hotel dengan kelas bintang 1, bintang 2, dan bintang 3 mempunyai

presentase sama yaitu masing-masing 4,09%. Keberadaannya menempati ruas-

ruas jalan besar seperti Jalan Slamet Riyadi, Jalan Dr Rajiman, Jalan Ahmad Yani.

Hotel kelas ini umumnya menawarkan pelayanan/fasilitas menengah dengan tarif

yang berkelas menengah pula. Para penginap yang sedang bepergian dengan

keluarga atau mereka yang melakukan perjalanan bisnis umumnya menjadi

pelanggan hotel kelas ini.

Kelas hotel yang mempunyai persentase paling sedikit namun

pelayanan/jasa yang ditawarkan berkelas mewah (otomatis dengan tarif yang juga

relatif mahal) yaitu hotel bintang 4 dan bintang 5. Hotel dengan kelas ini memang

diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar mencari kesempurnaan dalam

berwisata. Lokasi pendirian hotel kelas ini umumnya memilih di daerah yang

dekat dengan luar kota tetapi juga tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. Dalam

penelitian ini menempati ruas Jalan Slamet Riyadi, Jalan Sugiyopranoto, Jalan

Gajahmada, Jalan Ahmad Yani.

Distribusi hotel berdasarkan jenis dan kelasya dapat dilihat pada Peta 4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

c. Distribusi Hotel Menurut Lokasi (Situation)

Pada umumnya hotel terletak pada suatu unit aktivitas baik secara

ekonomi atau sosial di daerah tertentu. Distribusi hotel berdasarkan situasinya

(lokasi) adalah mengenai sebaran suatu lokasi hotel secara relatif dilihat terhadap

wilayah sekitarnya. Sebagai contoh hotel yang berlokasi di Jalan Tirtonadi berarti

hotel tersebut termasuk dalam kawasan terminal. Kawasan yang diidentifikasi

sebagai situation (lokasi) pada wilayah penelitian terdiri dari kawasan simpul

transportasi (stasiun/ terminal), kawasan wisata, kawasan perdagangan dan jasa.

Distribusi hotel berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Distribusi Hotel Berdasarkan Lokasinya (Situation) di Kota

Surakarta Tahun 2008

No LokasiJumlah

Buah %

1 Kawasan Simpul Transportasi (Stasiun/Terminal) 53 43,44

2 Kawasan Wisata 11 9,02

3 Kawasan Perdagangan dan Jasa 55 47,54

Jumlah 119 100,00

Sumber : Analisis Data Primer 2008

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa lokasi perdagangan dan

jasa merupakan kawasan yang didominasi oleh hotel dibandingkan dengan lokasi

lain, sehingga distribusinya tidak merata menurut situasinya.

Untuk kawasan dengan tingkat keramaian tinggi dan aksesibilitas baik

karena dekat dengan pusat kota tersebut ditempatkan hotel sebagai suatu langkah

yang ditempuh oleh pengembang untuk memudahkan para wisatawan dari

kalangan menengah ke atas dalam mendapat tempat menginap.

Hal ini yang kemudian menyebabkan penyediaan hotel di kawasan ini

sangat mudah sekali berkembang karena sirkulasi uang akan berlangsung sangat

banyak di kawasan ini. Lokasi perdagangan dan jasa merupakan lokasi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

paling banyak ditempati oleh hotel, yaitu sekitar 47,54%. Dapat dikatakan

kawasan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang paling banyak dipilih

oleh wisatawan sebagai pilihan tempat menginap. Pada umumnya wisatawan

memilih hotel pada kawasan perdagangan agar aktivitas rekreasi seperti belanja,

jalan-jalan dan sebagainya lebih nyaman.

Untuk kawasan wisata memiliki distribusi hotel paling rendah

dibandingkan dengan kawasan lain. Pada kawasan wisata hanya terdapat 11 hotel

atau persentasenya hanya sebesar 9,02%. Penyebab utama karena terdapat aturan

yang mengatur pembangunan suatu bangunan komersil di kawasan wisata.

Umumnya terdapat aturan mengenai jarak ideal yang harus dipatuhi sehingga

pengembang cenderung memilih membangun hotel pada kawasan perdagangan.

Sebagai contoh lokasi hotel di Jalan Slamet Riyadi yang berdekatan dengan lokasi

Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran sebagai tempat wisata.

Kawasan simpul transportasi merupakan lokasi dengan distribusi hotel

cukup banyak yaitu sebesar 43,44% dari jumlah hotel yang berada di kawasan

penelitian. Banyak dari para wisatawan domestik memanfaatkan hotel di kawasan

stasiun/terminal guna mendapat tempat menginap dengan harga relatif murah.

Dalam perkembangannya telah terjadi “booming” hotel di kawasan ini sehingga

kurang optimal pemanfaatannya sebagai suatu jasa akomodasi yang sebenarnya

jadi hotel-hotel dalam lingkungan stasiun dan terminal cenderung negatif di mata

masyarakat.

Dari beberapa kawasan yang telah dijelaskan di atas kawasan

perdagangan dan jasa juga simpul transportasi memiliki distribusi hotel terbanyak

bahkan dominan dibandingkan dengan kawasan lainnya, hal ini berarti

distribusinya masih mengelompok pada sektor perdagangan dan jasa maupun

stasiun/terminal. Tujuan utama dalam penyediaan jasa akomodasi seperti hotel

adalah agar para wisatawan betah tinggal di kota yang dikunjungi. Semakin tinggi

tingkat okupansi berarti hotel berfungsi secara optimal, efektif, efisien, aman dan

mudah dijangkau oleh wisatawan karena letaknya strategis Dengan menempatkan

hotel pada lokasi-lokasi tersebut dapat memberikan keuntungan yang banyak bagi

pihak pengembang yaitu pemilik hotel dan otomatis juga meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

kesejahteraan warga sekitar hotel. Kesimpulannya bahwa distribusi hotel di Kota

Surakarta masih terpusat pada sektor-sektor tertentu saja seperti sektor

perdagangan dan jasa serta sektor simpul transportasi (stasiun/terminal).

2.Pola Persebaran Hotel di Kota Surakarta

Dalam usaha mengetahui pola persebaran hotel di Kota Surakarta dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, maka pola persebaran hotel pada penelitian

ini digunakan analisis parameter tetangga terdekat (nearest neighbour analysis).

Sebagai dasar dalam perhitungan indek parameter tetangga terdekat dalam

penelitian ini adalah Peta Pola Distribusi Hotel di Kota Surakarta, peta ini

merupakan hasil analisis antara Peta Distribusi Hotel di Kota Surakarta dan

perhitungan parameter tetangga terdekat. Persebaran hotel yang berdekatan

memungkinkan saling bertumpuknya simbol dalam peta, sehingga untuk

menghitung parameter tetangga terdekat diperlukan perbesaran peta pada daerah

yang jarak antar warnetnya saling berdekatan.

Pada peta 5 dapat dilihat bahwa hotel-hotel yang ada di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta mempunyai jarak yang sangat dekat sehingga dalam

penggambarannya dilakukan proses pergeseran posisi absolutnya dengan tujuan

persebaran hotel yang ada di Kecamatan Banjarsari dapat terlihat. Untuk

menentukan pola persebaran hotel salah satu faktor penentu yang menjadi

perhitungan adalah jarak suatu hotel dengan hotel lain yang terdekat.

Skala peta yang digunakan adalah 1:25000, yang berarti satu satuan

dipeta berbanding 25.000 satuan dilapangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Karena peta 6 dan 7 yang menggambarkan persebaran hotel mengalami

pergeseran posisi absolut hotel sehingga jarak hotel dengan tetangga terdekat yang

ada di Kecamatan Banjarsari juga mengalami pergeseran yang menyebabkan

perbedaan perhitungan pola persebaran hotel, maka untuk daerah yang

mempunyai persebaran hotel berdekatan yaitu Kecamatan Banjarsari dilakukan

perbesaran skala dengan tetap menempatkan hotel pada posisi aslinya sehingga

tidak berpengaruh terhadap jarak sebenarnya di lapangan. Skala yang digunakan

untuk perbesaran daerah Kecamatan Banjarsari adalah 1:3000 yang berarti satu

satuan di peta menggambarkan 3000 satuan di lapangan.

Untuk lebih jelasnya pola persebaran hotel dapat dilihat pada peta 6 dan

peta 7.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Pada peta pola persebaran hotel Kota Surakarta skala 1: 25000 dan peta

pola persebaran hotel Kota Surakarta skala 1: 3000 terdapat 119 hotel atau titik

(N=119) dengan luas daerah 44,04 Km² sedang jarak antar titik hotel yang satu

dengan yang lain adalah sebagai berikut :

Tabel 23. Jarak Terdekat Antar Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008

NO Titik(N) Jarak(J) dalam Km Lokasi(Kecamatan)

1 1-9 0,05 Banjarsari

2 2-22 1,5 Laweyan

3 3-26 0,01 Banjarsari

4 4-24 0,035 Laweyan

5 5-25 0,5 Banjarsari

6 6-7 1,2 Jebres

7 7-6 1,2 Jebres

8 8-36 0,02 Laweyan

9 9-1 0,05 Banjarsari

10 10-38 0,03 Banjarsari

11 11-20 0,025 Banjarsari

12 12-66 0,08 Banjarsari

13 13-91 0,04 Banjarsari

14 14-21 0,02 Banjarsari

15 15-80 0,03 Banjarsari

16 16-35 0,035 Laweyan

17 17-59 0,02 Banjarsari

18 18-23 0,5 Laweyan

19 19-51 0,03 Laweyan

20 20-11 0,025 Banjarsari

21 21-14 0,02 Banjarsari

22 22-2 1,5 Laweyan

23 23-18 0,5 Laweyan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

24 24-4 0,035 Laweyan

25 25-5 0,5 Banjarsari

26 26-3 0,01 Banjarsari

27 27-81 1 Jebres

28 28-79 0,01 Banjarsari

29 29-37 0,5 Banjarsari

30 30-84 0,6 Banjarsari

31 31-97 0,7 Banjarsari

32 32-49 2 Banjarsari

33 33-95 0,5 Laweyan

34 34-52 0,4 Banjarsari

35 35-16 0,035 Laweyan

36 36-8 0,02 Laweyan

37 37-29 0,5 Banjarsari

38 38-10 0,03 Banjarsari

39 39-53 0,6 Banjarsari

40 40-107 0,7 Pasar Kliwon

41 41-61 1,1 Banjarsari

42 42-99 1,2 Serengan

43 43-60 0,01 Laweyan

44 44-45 0,03 Laweyan

45 45-44 0,03 Laweyan

46 46-118 0,6 Laweyan

47 47-48 0,01 Laweyan

48 49-68 0,15 Laweyan

49 50-67 0,03 Laweyan

50 51-19 0,03 Laweyan

51 52-34 0,4 Banjarsari

52 53-39 0,6 Banjarsari

53 54-113 1,5 Laweyan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

54 55-116 2 Banjarsari

55 56-64 0,5 Banjarsari

56 57-65 0,7 Banjarsari

57 58-62 1 Serengan

58 59-17 0,02 Banjarsari

59 60-43 0,01 Laweyan

60 61-41 1,1 Banjarsari

61 62-58 1 Serengan

62 63-104 1,5 Jebres

63 64-56 0,5 Banjarsari

64 65-57 0,7 Banjarsari

65 66-12 0,08 Banjarsari

66 67-50 0,03 Laweyan

67 68-49 0,15 Laweyan

68 70-73 0,2 Banjarsari

69 71-92 0,2 Banjarsari

70 72-88 0,2 Banjarsari

71 73-70 0,2 Banjarsari

72 74-69 0,4 Banjarsari

73 76-85 0,2 Banjarsari

74 77-86 0,2 Banjarsari

75 78-87 0,4 Banjarsari

76 79-28 0,01 Banjarsari

77 80-15 0,03 Banjarsari

78 82-83 0,3 Banjarsari

79 83-82 0,3 Banjarsari

80 84-30 0,6 Banjarsari

81 85-76 0,2 Banjarsari

82 86-77 0,2 Banjarsari

83 87-78 0,4 Banjarsari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

84 88-72 0,2 Banjarsari

85 89-90 0,2 Banjarsari

86 90-89 0,2 Banjarsari

87 91-13 0,04 Banjarsari

88 92-71 0,2 Banjarsari

89 93-100 0,4 Banjarsari

90 95-33 0,5 Laweyan

91 96-108 0,8 Pasar Kliwon

92 97-31 0,7 Banjarsari

93 98-112 0,7 Laweyan

94 99-42 1,2 Serengan

95 100-93 0,4 Banjarsari

96 101-110 0,4 Banjarsari

97 102-117 0,1 Banjarsari

98 103-114 0,2 Banjarsari

99 104-63 1,5 Jebres

100 105-119 2 Banjarsari

101 106-115 0,8 Banjarsari

102 107-40 0,7 Pasar Kliwon

103 108-96 0,8 Pasar Kliwon

104 109-111 0,3 Banjarsari

105 110-101 0,4 Banjarsari

106 111-109 0,3 Banjarsari

107 112-98 0,7 Laweyan

108 113-54 1,5 Laweyan

109 114-103 0,2 Banjarsari

110 115-106 0,8 Banjarsari

111 116-55 2 Banjarsari

112 117-102 0,1 Banjarsari

113 118-46 0,6 Laweyan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

114 119-105 2 Banjarsari

Sumber: Analisis Data Primer 2008

Perhitungan jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik yang

lain yang paling dekat di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

Ju =

=119

8

= 0,0672 Km

Jadi, jarak rata-rata yang diukur antara satu titik hotel dengan titik hotel

lain yang terdekat di Kota Surakarta adalah 0,0672 Km.

Setelah menghitung Ju maka langkah selanjutnya adalah menghitung Jh,

untuk menghitung Jh harus diketahui nilai P terlebih dahulu. Nilai P merupakan

perbandingan antara jumlah titik hotel dengan luas wilayah Kota Surakarta

sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

P =

=04,44

119

= 2,7020

Jadi, nilai P di Kota Surakarta adalah 2,7020.

Setelah diketahui nilai P baru dapat menghitung Jh di Kota Surakarta

dengan rumus sebagai berikut :

Jh =

=7020,22

1

=6437,121

x

=2875,31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

= 0,3041

Jadi, nilai Jh di Kota Surakarta adalah 0,3041.

Setelah nilai Ju dan Jh diketahui maka dapat dihitung nilai T-nya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

T =

=3041,00672,0

= 0,2209

Jadi, nilai T Kota Surakarta adalah 0,2209.

Jika nilai tersebut dicocokkan kedalam pola persebaran menurut Bintarto

dan Surastopo, dapat diketahui pola persebaran hotel di Kota Surakarta adalah

mengelompok atau cluster. Dengan kata lain jarak hotel yang satu dengan hotel

yang yang lain saling berdekatan dan cenderung mengelompok pada tempat-

tempat tertentu. Pola mengelompok hotel ini jelas terlihat di Kecamatan

Banjarsari utamanya di sekitar stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi.

Pengelompokan hotel di sekitar stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi

sangat erat kaitannya dengan faktor lokasi dan karakteristik penginap hotel.

Lokasi hotel yang dekat dengan simpul transportasi merupakan lokasi yang sangat

strategis dikarenakan penginap hotel merupakan orang-orang yang sedang

melakukan perjalanan. Stasiun dan terminal merupakan jalur masuk utama bagi

para pelancong, sehingga hotel yang dekat lingkungan tersebut lebih mudah

dijangkau oleh calon penginap/wisatawan dibandingkan dengan hotel yang jauh

dari lingkungan simpul transportasi.

Selain itu harga lahan di lingkungan simpul transportasi relatif lebih

murah, fenomena ini pula yang mendukung “booming” hotel (kelas melati)

sehingga terjadi pengelompokan hotel yang ada di Kota Surakarta, dengan tempat

pengelompokan di sekitar stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi yang termasuk

dalam daerah administrasi Kecamatan Banjarsari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Distribusi Hotel di Kota

Surakarta

a. Aksesibilitas Lokasi Hotel

Aksesibilitas berkaitan dengan tingkat kemudahan dalam pencapaian

lokasi. Aksesibilitas suatu wilayah memiliki peranan yang penting untuk

mengetahui kemampuan sirkulasi antar komponen-komponen dari wilayah itu

sendiri atau dari wilayah lain yang memanfaatkan akses tersebut.

Berkaitan dengan penelitian, aksesibilitas yang dimaksud adalah tingkat

kemudahan dalam mencapai lokasi tiap hotel. Melalui analisis peta jaringan

jalan Kota Surakarta dapat diketahui tingkat kemudahan tiap hotel pada Tabel

24.

Tabel 24. Distribusi Hotel Ditinjau Dari Status Jalan di Kota Surakarta

Tahun 2008

No Aksesibilitas Berdasarkan Status Jalan

Jumlah

Buah %

1 Jalan Arteri 22 18,5

2 Jalan Kolektor 59 49,6

3 Jalan Lokal 38 31,9

Jumlah 119 100,00

Sumber : Analisis Data Primer 2008

22

59

38

0

20

40

60

STATUS JALAN

Jalan Arteri

Jalan kolektor

Jalan lokal

Gambar 5.Grafik Distribusi Hotel Ditinjau Dari Segi Status Jalan

di Kota Surakarta Tahun 2008

Dari Tabel 24 distribusi hotel berdasarkan aksesibilitas dan analisis peta

jaringan jalan daerah penelitian diketahui bahwa bangunan hotel sebesar 49,6%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

terdapat di jalan kolektor ( jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi). Jalan kolektor didaerah penelitian

meliputi Jalan Ki Hajar Dewantara, Jalan Monginsidi, Jalan Gajahmada, Jalan AR

Saleh, Jalan Hasanudin, Jalan Arifin, Jalan Imam Bonjol, Jalan Kyai Gede, Jalan

Sugiyopranoto, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Dr. Rajiman dari arah barat sampai

Pasar Jongke, Jalan Ronggowarsito, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan RM Said, Jalan

Dr Supomo, Jalan Menteri Supeno, Jalan.RD Tagore, Jalan Dr Muwardi,

Jalan Setiabudi, Jalan Samanhudi, Jalan Dr Sutomo, Jalan Agus Salim, Jalan Adi

Sumarmo, Jalan AM Sangadji.

Distribusi hotel disepanjang jalan kolektor ditujukan untuk menjangkau

mereka yang biasanya lebih menyukai suasana tenang sehingga lebih memilih

hotel yang agak menjauhi pusat kota dan sedang melakukan perjalanan di sekitar

Kota Surakarta, selain itu keadaan jalan juga cenderung tidak terlalu padat.

Distribusi hotel dijalan kolektor lebih besar dibandingkan dengan distribusinya di

jalan arteri karena fasilitas perdagangan dan jasa relatif banyak disepanjang jalan

kolektor di Kota Surakarta.

Distribusi hotel di jalan arteri yaitu jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan

rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna jumlahnya

paling sedikit sebesar 18,5%. Hotel yang terletak di sepanjang jalan arteri selain

dimanfaatkan oleh mereka yang memang mempunyai kepentingan untuk

mengunjungi Kota Surakarta juga tidak menutup kemungkinan digunakan oleh

para pengguna jalan berasal dari luar kota yang melakukan perjalanan jauh

(musim liburan) kebetulan melewati Kota Surakarta. Kebanyakan dari pengguna

jasa hotel lebih cenderung memanfaatkan jasa hotel daripada jasa akomodasi

lainnya dikarenakan lebih merasakan kenyamanan maupun keamanan.

Penempatan lokasi hotel dikawasan jalan arteri sangat membantu sekali

bagi para pengguna yang tidak tahu tentang daerah setempat karena biasanya

lokasi hotel letaknya dipinggir jalan dalam wilayah pusat kota. Hal ini akan sangat

memudahkan mereka yang baru pertama kali berkunjung ke Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Distribusi hotel di jalan lokal (jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,

dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi) jumlahnya sedang yaitu sebesar 31,9%.

Distribusinya paling banyak terdapat sekitar Satasiun Balapan yaitu sepanjang

Jalan Kestalan,dan sekitar Terminal Tirtonadi yaitu di Jalan Merak, Jalan

Cinderejo, Jalan Margorejo, jalan Tirtonadi. Di jalan tersebut sangat ramai

dilewati oleh kendaraan baik roda 2 atau roda empat. Karena lokasi simpul

transportasi merupakan lokasi yang potensial dalam pemanfaatan hotel untuk

menjangkau mereka yang lebih menyukai jasa angkutan umum dibanding dengan

angkutan pribadi, oleh karena itu penempatan lokasi hotel di kawasan ini sangat

cocok (strategis) ditinjau dari segi aksesibilitasnya (tingkat kemudahan dalam

pencapaian lokasi hotel).

Pada umumnya aksesibilitas yang tinggi identik dengan mobilitas tinggi

pula. Kondisi demikian mendorong perkembangan suatu daerah kearah kemajuan

yang cukup pesat. Lokasi di pinggir jalan yang mempunyai akses tinggi

merupakan tempat strategis penempatan lokasi hotel. Karena lokasinya di pinggir

jalan memberikan kemudahan bagi para pengguna jasa untuk mengenali dan

memanfaatkan hotel, sehingga dimungkinkan jumlah pengguna jasa hotel dalam

periode waktu tertentu akan terus meningkat dan optimalisasi pemanfaatannya

juga dapat tercapai. Pendirian bangunan hotel dilokasi terbuka dan akses mudah

akan lebih sering dikunjungi oleh penginap dibandingkan dengan lokasi hotel

yang berada di dalam komplek pinggiran permukiman. Sebagai contoh lokasi

hotel yang terletak dipinggir Jalan Slamet Riyadi banyak sekali dikunjungi oleh

penginap dari berbagai latar belakang, berbeda dengan lokasi hotel di sekitar

Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi yang hanya dimanfaatkan oleh sebagian

besar mereka yang berasal dari satu jenis pekerjaan (supir,sales)dari luar Kota

Surakarta akan tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat umum yang

menggunakan hotel tersebut.

Di wilayah penelitian hotel banyak sekali terdapat di daerah simpul

transportasi. Lokasi-lokasi tersebut sangat mudah dijangkau oleh para pengguna

jasa hotel dan dirasa cukup aman dan nyaman bagi sebagian besar kalangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

dalam hal akomodasi. Distribusi hotel tidak hanya terdapat di pusat kota maupun

simpul tarnsportasi saja melainkan di daerah pinggiran kota seperti daerah sekitar

pasar Jongke terdapat beberapa hotel dari beberapa kelas dengan kondisi yang

baik.

b. Agihan Kelas Harga Lahan

Harga lahan merupakan suatu pengukuran atas lahan yang diukur

berdasarkan harga nominal dalam satuan mata uang untuk satuan luas pada

pasar lahan. Harga lahan berbeda antara lokasi satu dengan lainnya tergantung

faktor kelengkapan fasilitas yang tersedia dan kemudahan jangkauan. Harga

lahan di kota tentu jauh lebih tinggi daripada di pinggiran kota. Harga lahan

akan menurun seiring dengan bertambahnya jarak dari pusat kota. Kemudian

wilayah tanpa sarana transportasi akan memiliki harga lahan yang rendah.

Menurut data yang diperoleh dari http://asaki.or.id (Sumber : Survei

Properti Indonesia, C-21 Joglosemar dan Ray White Solo) di daerah penelitian

harga lahan bervariasi dari yang murah hingga mahal. Untuk lahan harga

murah biasanya lokasinya jauh dari pusat kota, lahan pertanian non produktif.

Kendati berada di daerah pinggiran, ada beberapa lokasi yang mempunyai

harga lahan di atas Rp. 1.000.000,-, tepatnya di pinggir jalan kolektor

terutama sisi Jalan Adi Sucipto. Harga tanah di Jalan Adi Sucipto di km 1

hingga km 5 semeter perseginya mencapai Rp 2.000.000,- (Kecamatan

Banjarsari). Adapun km 5 hingga km 9 harganya turun sedikit menjadi Rp

1.500.000,- per m2

Berdasar data yang didapat

(Kecamatan Laweyan).

http://asaki.or.id (Sumber : Survei Properti

Indonesia, C-21 Joglosemar dan Ray White Solo) terlihat bahwa agihan kelas

harga lahan di Kota Surakarta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :

a. Kelas 1 (sangat tinggi) : harga lahan Rp. 1.000.000,- – Rp. 1.5000.000,-

per m2

b. Kelas 2 (tinggi) : harga lahan Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,- per m2

c. Kelas 3 (sedang): harga lahan Rp. 250.000,- – Rp. 500.000,- per m2

d. Kelas 4 (rendah): harga lahan Rp. 50.000,- – Rp. 250.000,- per m2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Jika dikaitkan dengan sebaran lokasi hotel, maka sebarannya sangat

sedikit yang berada di kelas lahan 1. Hal itu karena penggunaan lahan pada

kelas lahan 1 yang berada di sisi jalan kolektor adalah untuk kegiatan

perdagangan (bisnis). Sementara itu, sebaran hotel kebanyakan mengelompok

pada lokasi dengan harga lahan 2. Lokasi kelas harga lahan 2 ini biasanya di

sekitar kelas 1. Aksesibilitasnya baik dengan harga lahan yang tidak terlalu

mahal. Tampaknya lokasi demikian menjadi favorit bagi pengembang

perhotelan. Sebanyak 47% lokasi hotel menempati lahan dengan kelas harga

lahan 2.

Sebaran distribusi hotel akan menurun seiring menurunnya kelas lahan,

perkecualian untuk kelas lahan 1, dimana orientasi penggunaan lahannya

adalah lahan kegiatan komersial. Untuk kelas harga lahan 4 dimana

penggunaan lahannya adalah lahan pertanian, hanya ditempati oleh 15%

komplek hotel. Hal itu dapat disebabkan oleh sulitnya ijin dalam pembebasan

lahan pertanian, letaknya yang jauh dari keramaian dan fasilitas. Lokasi

tersebut mempunyai aksesibilitas yang kurang baik. Dengan demikian sebaran

hotelnya sedikit jumlahnya.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pola sebaran hotel juga

ikut ditentukan oleh agihan kelas harga lahan.

4. Karakteristik Penginap Hotel

Data karakteristik ini diperoleh dari responden yang telah ditentukan

sebelumnya. Responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah

penginap hotel yang ada di Kota Surakarta. Dalam penelitian ini, data yang

dikumpulkan dari responden adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan

dan usia.

Untuk selengkapnya mengenai data dari responden dapat dilihat pada

tabel hasil wawancara pada lembar lampiran. Penjelasan lebih lanjut mengenai

variabel penginap hotel adalah sebagai berikut :

Tabel 25. Karakteristik Penginap Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan

di Kota Surakarta Tahun 2008

No Usia Tingkat Pendidikan Penginap Hotel Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Tidak

Tamat SD

Tamat

SD

Tamat

SLTP

Tamat

SLTA

Tamat

S1

Tamat

S2

Tamat

S3

Lain

-lain

1 20 – 24 - - 7 3 - - - 10

2 25 – 29 - - - 15 - - - 15

3 30 – 34 - - - 14 16 - - 30

4 35 – 39 - - - 9 5 - - 14

5 - - - 7 9 2 - 1 19

Jumlah - - 7 48 30 2 - 1 88

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 25 diketahui bahwa penginap hotel dengan tingkat

pendidikan SLTA dari berbagai usia mempunyai persentase paling tinggi yaitu

sebesar 54% dari jumlah responden.Untuk tingkat usia 30 – 34 mempunyai

persentase paling tinggi yaitu sebesar 34%. Penginap hotel dengan tingkat

pendidikan dan usia tersebut pada umumnya sedang melakukan perjalanan bisnis

dikarenakan tuntutan profesi sebagai karyawan maupun swasta.

Para penginap dengan tingkat pendidikan dan tingkat usia lainnya

biasanya menggunakan jasa hotel karena mendatangi pertemuan keluarga dan

acara liburan. Bagi mereka yang liburan atau menghadiri acara keluarga biasanya

menginap lebih dari 2 hari, sedangkan yang melakukan perjalanan bisnis biasanya

cuma sehari karena hanya memerlukan tempat untuk singgah saja.

Karakteristik penginap juga dapat dilihat dari aspek pekerjaan dan

pendapatan. Lebih lanjut karakteristik penginap hotel berdasarkan aspek pekerjaan

dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Karakteristik Penginap Hotel Berdasarkan Pekerjaan dan

Pendapatan di Kota Surakarta Tahun 2008

No Pekerjaan Pendapatan Penginap (dalam ribuan) / bulan Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

501-

1.000

1.001-

1.500

1.501-

2.000

1 PNS - - 1 8 1 10

2 ABRI - - - - - -

3 Pedagang - 5 3 2 9 19

4 Pengusaha - 2 5 4 11

5 Nelayan - - - - - -

6 Petani - - 1 - - 1

7Pelajar /

Mahasiswa- - - - - -

8 Lain-lain - 18 28 1 - 47

Jumlah - 25 33 16 14 88

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 26 jenis pekerjaan diklasifikasikan menjadi delapan.

Jenis pekerjaan lain-lain (karyawan/swasta)dengan penghasilan di bawah

Rp 2.000.000,00 memiliki persentase paling banyak yaitu sebesar 53%

dibanding jenis pekerjaan lain. Hal ini wajar karena mereka ini terutama

berprofesi sebagai marketing dan sejumlah itulah gaji yang umumnya diberikan

oleh perusahaan.. Jadi para marketing ini dituntut sering melakukan pekerjaan

lapanganuntuk melakukan perjalanan bisnis(luar kota)sehingga mau tidak mau

harus menngunakan jasa hotel sebagai tempat tinggal sementara waktu. Hal ini

juga pula yang menyebabkan berdirinya hotel yang dikhususkan bagi para

marketing,misal Hotel Aries di kawasan terminal Tirtonadi.Tidak ada penginap

hotel dengan jenis pekerjaan mahasiswa,nelayan ,dan ABRI lebih dikarenakan

ketiga profesi tersebut hampir dapat dikatakan tidak memerlukan jasa hotel

kecuali saat musim liburan. Tidak ada penginap dengan penghasilan kurang dari

Rp.500.000,00 dikarenakan UMR yang ditetapkan tiap pemerintah kota di

Indonesia saat ini sudah lebih dari Rp.600.000,00/bulan. Data yang didapat juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

menunjukkan bahwa pendapatan sebesar Rp1.000.000,00 - Rp1.500.000,00

merupakan yang paling banyak diperoleh oleh para pengguna jasa hotel di Kota

Surakarta.

Tabel 27. Lama Penginap Menginap di Hotel di Kota Surakarta Tahun 2008

No Motivasi PenginapLama (hari)

Jumlah2-3

1Bersenang-senang dan

santai (acara keluarga)- 13 - 13

2Rekreasi dan memulihkan

kesehatan (liburan)- - 14 14

3Acara perjalanan

(seminar/training)- 7 - 7

4 Keperluan dinas 54 - - 54

5 Lain-lain - - - -

Jumlah 54 20 14 88

Sumber : Data Primer, 2008

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 54 responden atau 61,4% dari

responden mengunakan jasa hotel sebagai tempat persinggahan sementara, untuk

urusan pekerjaan atau dinas jadi mereka hanya menginap selama 1 hari saja, 20

responden atau 22,7% responden menginap 2-3 hari yag biasanya sedang

mengikuti seminar, pelatihan maupun pertemuan keluarga , dan 14 responden

atau 15,9% menginap lebih dari 4 hari yang biasanya dilakukan bagi mereka yang

sedang liburan. Jumlah responden yang menginap lebih didominasi mereka yang

sedang melakukan aktifitas sehubungan dengan pekerjaan dan bukannya mereka

yang sedang berlibur diduga karena waktu penyebaran angket bukan pada saat

musim liburan. Para pengguna jasa hotel yang merasa puas dengan pelayanan

sebuah hotel akan cenderung kembali untuk menggunakan jasanya di lain waktu.

Demikian frekuensi penggunaan responden yang menggunakan hotel sebagai

tempat menginap, dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Frekuensi Penginap Menginap di Hotel di Kota Surakarta Tahun

2008

No Frekuensi Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Jiwa Persen (%)

1 x 31 35,2

2 2x - 3x 44 50

3 13 14,8

Jumlah 88 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa para pengguna jasa hotel

sebagian besar tidak hanya sekali dalam menggunakan jasa sebuah hotel sebagai

tempat persinggahan.Ini didadapatkan dari hasil kusioner yang diberikan kepada

penginap hotel. Data angket juga menunjukkan bahwa mereka bahkan telah

menjadi semacam pelanggan tetap di hotel tertentu. Hal ini dimungkinkan karena

penginap telah merasa nyaman dan puas dengan pelayanan yang mereka dapatkan.

Lebih jelas mengenai faktor yang menjadi penyebab kepuasan para

pengguna hotel dan alasan mereka dalam memilih hotel yang mereka singgahi

dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai keadaan dan pelayanan hotel di Kota

Surakarta.

Tabel 29. Kelayakan Sarana dan Pelayanan Hotel di Surakarta Tahun 2008

No Sarana dan Pelayanan

Penilaian Penginap

JumlahTidak

baik/kurang

baik

Cukup

baik

Sangat

baik

1Bentuk/arsitektur bangunan secara

keseluruhan2 4 1 7

2 Tata ruang/setting ruangan dalam hotel 1 1 2 4

3 Dekorasi kamar hotel 1 1 2 4

4 Sanitasi hotel 1 1 4 6

5 Kebersihan hotel 1 1 5 7

6 Mutu makanan dan minuman 1 1 1 3

7 Peralatan dan perlengkapan 1 1 1 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

(olahraga,rekreasi,komunikasi,hiburan)

8 Keramahtamahan pegawai hotel 1 2 1 4

9 Kenyamanan/privasi dalam hotel 1 2 1 4

10 Keamanan lingkungan hotel 1 2 1 4

11 Ketentraman suasana dalam hotel 1 2 6 9

12 Sistem pelayanan dalam hotel 1 2 1 4

13Tarif yang dikenakan(dilihat dari

fasilitas/sarana prasarana yang ada)1 27 1 29

Jumlah 14 47 27 88

Sumber : Analisis Data Primer, 2008

Hasil penyebaran angket menunjukkan bahwa tingkat kelayakan yang

dimiliki oleh tiap Hotel yang ada di kota Surakarta tergolong baik. Dapat dilihat

para responden yang memberi penilaian kurang baik sekitar 14 responden atau

15,9% saja sedangkan sisanya memberi penilaian cukup baik dan sangat baik. Ini

membuktikan bahwa bisnis perhotelan di Kota Surakarta sudah dikelola secara

profesional karena sudah menunjukkan kinerjanya yang benar-benar sesuai

dengan apa yang diharapkan dari sebuah penyedia jasa akomodasi. Banyaknya

penilaian dengan kriteria cukup bagus dan bagus sangat mendukung hasil Tabel

29,dengan tingkat kelayakan pelayanan yang baik maka para penginap cenderung

merasa puas sehingga akan kembali jasa hotel-hotel yang bersangkutan setiap kali

mereka berkunjung atau melewati Kota Surakarta.

Para penginap umumnya berasal dari berbagai kalangan baik dari jenis

pekerjaan maupun jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan penggambaran

responden dengan membedakan kelamin laki-laki dan perempuan. Dengan

mendasarkan pembagian jenis kelamin laki-laki dan perempuan bisa dijadikan

perbandingan dari semua responden yang terkumpul, sehingga dapat diketahui

apakah penggunaan hotel di Kota Surakarta hanya didominasi oleh jenis kelamin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

tertentu atau tidak. Penggambaran perbandingan jumlah pengguna hotel

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Karakteristik Penginap Hotel Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota

Surakarta Tahun 2008

No Jenis Kelamin Jumlah

Jiwa Persen

1 Laki-laki 63 71,6

2 Perempuan 25 28,4

Jumlah 88 100

Sumber : Analisis Data Primer 2008

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penginap hotel berdasarkan

jenis kelamin cenderung tidak seimbang. Dari total 88 responden diketahui bahwa

63 responden atau 71,6% berjenis kelamin laki-laki dan 25 responden atau 28,4%

berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, terdapat dominasi penginap hotel

berdasarkan jenis kelamin. Kebutuhan akan perjalanan yang membutuhkan tempat

persinggahan sementara kiranya lebih banyak dilakukan oleh laki-laki.

Hal ini wajar mengingat dewasa ini kaum perempuan umumnya

mengunakan jasa hotel untuk sekedar acara keluarga atau liburan,sehingga

jumlahnya tidak terlalu dominan dikarenakan hanya musim tertentu. Dewasa ini

meskipun dimana-mana dikatakan sudah merupakan zaman emansipasi, namun

kiranya dalam hal pekerjaan yang lebih berbau lapangan biasanya dipercayakan

kepada laki-laki. Fakta ini juga mendukung hasil angket yang menunjukkan

mereka yang menggunakan jasa hotel untuk keperluan pekerjaan sebagian besar

laki-laki.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Distribusi hotel di Kota Surakarta tahun 2008 adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

a. Berdasarkan jenis hotel distribusinya banyak terdapat di Kecamatan

Banjarsari dengan persentase hotel jenis non bintang (melati) lebih

besar dibandingkan hotel bintang.

b. Berdasarkan kelasnya distribusi hotel dengan kelas melati 1 memiliki

persentase paling banyak dibandingkan kelas melati (2 ,3) serta jenis

bintang (1,2,3,4,5).

c. Berdasarkan lokasinya distribusi hotel mendominasi disektor

perdagangan dan jasa serta kawasan simpul transportasi.

2. Berdasarkan analisis tetangga terdekat pola distribusi spasial hotel di Kota

Surakarta tahun 2008 termasuk mengelompok (cluster).

3. Berdasarkan hasil studi berupa data yang diperoleh, dilakukan perbandingan

dengan hasil wawancara dari para pengusaha hotel maka diketahui bahwa

faktor - faktor yang mempengaruhi distribusi hotel di Kota Surakarta yaitu

aksesibilitas dan agihan kelas harga lahan. Ini sesuai dengan kajian teori

lokasi, dimana seorang pengusaha akan berusaha mencari lokasi pendirian

usahanya di tempat yang strategis dengan biaya seminimal mungkin.

4. Karakteristik pengguna (penginap) hotel di Kota Surakarta tahun 2008 adalah

sebagai berikut :

a. Berdasarkan tingkat pendidikan, penginap hotel dengan tingkat

pendidikan SMA dan S1 memiliki jumlah lebih besar dibandingkan

dengan tingkat pendidikan lain.

b. Berdasarkan jenis pekerjaan karakteristik penginap hotel didominasi

kriteria lain-lain (karyawan/swasta)dengan penghasilan di bawah Rp

2.000.000,00.

c. Berdasarkan jenis kelamin, karakteristik penginap hotel didominasi oleh

kaum laki-laki.

B. Implikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: Distribusi Hotel Di Kota Surakarta Tahun 2008... · (penginap) hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : alamat ... mempengaruhi distribusi hotel dengan menggunakan

Banyaknya jumlah hotel dengan kelas melati yang mengelompok dalam

skala besar (booming) seperti dapat ditemui di kawasan Terminal Tirtonadi dan

Stasiun balapan menimbulkan dampak kurang baik. Dari segi ekonomi mengalami

kejenuhan dikarenakan terlampau banyaknya penyedia jasa akomodasi tanpa

dibarengi perhitungan jumlah penginap yang datang ke Kota Surakarta. Alhasil

banyak hotel yang memiliki banyak kamar kosong dikarenakan para penginap

terkonsentrasi di hotel yang cukup berkelas. Dari segi sosial kekosongan kamar

dimanfaatkan pengelola untuk menerima mereka yang sekedar melakukan kencan

sehingga kawasan tesebut menjadi semacam pusat prostitusi terselubung.

C. Saran

1.

a. Masih perlunya kajian mendalam oleh Pemkot Surakarta dalam pemberian ijin pendirian sebuah hotel.

Praktis

b. Perlunya peningkatan promosi oleh pihak yang bersangkutan terkait usaha peningkatan promosi wisata Kota Surakarta sehingga dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi.

2.

a. Masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka

bagi pihak atau peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang hotel hendaknya

perlu melakukan kajian lebih mendalam agar dapat memecahkan masalah

yang berkaitan dengan hal tersebut.

Teoritis

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwini, Kartoyo, 1981. Dasar-Dasar Demografi.Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia

Bintarto, R. dan Hadisumarno, S, 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta:LP3ES.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user