Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

25
Distorsi pada proses berfikir dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik, yang sering terkait dengan kondisi psikotik. Istilah psikotik secara historis telah diterima sejumlah definisi yang berbeda, namun tak satupun yang diambil sebagai definisi yang universal. Definisi psikotik yang paling dangkal hanya terbatas pada adanya delusi atau halusinasi yang menonjol, dengan terjadinya halusinasi yang muncul pada pola pikir yang ada dalam alam patologisnya. Pembatasan definisi yang lebih tajam juga memasukkan ha- lusinasi yang menonjol dimana individu menyadari adanya pengalaman- pengalaman halusinasi. Definisi yang lebih luas juga memasukkan gejala-gejala positif dari skizofrenia: cara bicara yang tidak terorganisir, perilaku katatonik dan kacau. Diperlukan adanya di- ferensiasi yang ditentukan ketajaman perubahan kesadaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta dipastikan pula adanya perubahan kognitif (Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999) Alamat Korespondensi: Suparno, Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang Jl. Danau Sentani 99 Malang Proses berfikir pada manusia meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berfikir yang normal mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi proses berfikir manusia, misalnya faktor somatik (gangguan otak, kelelahan), fak-tor psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial ya-ng lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi manusia yang bersangkutan. Kita dapat membedakan tiga aspek proses berfikir, yaitu : bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikiran,

Transcript of Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Page 1: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Distorsi pada proses berfikir dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik, yang sering terkait dengan kondisi psikotik. Istilah psikotik secara historis telah diterima sejumlah definisi yang berbeda, namun tak satupun yang diambil sebagai definisi yang universal. Definisi psikotik yang paling dangkal hanya terbatas pada adanya delusi atau halusinasi yang menonjol, dengan terjadinya halusinasi yang muncul pada pola pikir yang ada dalam alam patologisnya. Pembatasan definisi yang lebih tajam juga memasukkan halusinasi yang menonjol dimana individu menyadari adanya pengalaman-pengalaman halusinasi. Definisi yang lebih luas juga memasukkan gejala-gejala positif dari skizofrenia: cara bicara yang tidak terorganisir, perilaku katatonik dan kacau. Diperlukan adanya diferensiasi yang ditentukan ketajaman perubahan kesadaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta dipastikan pula adanya perubahan kognitif (Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999)

 

Alamat Korespondensi:

Suparno, Fakultas Psikologi

Universitas Wisnuwardhana Malang

Jl. Danau Sentani 99 Malang

Proses berfikir pada manusia meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berfikir yang normal mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang meng-hantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan.

Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi proses berfikir manusia, misalnya faktor somatik (gangguan otak, kelelahan), fak-tor psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial ya-ng lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi manusia yang bersangkutan. Kita dapat membedakan tiga aspek proses berfikir, yaitu : bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikiran, ditambah dengan pertimbangan. Distorsi pada proses berfikir dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik terkait gangguan kecemasan, gangguan panik, gangguan depresi maupun kondisi psikotik. Dalam makalah ini kita mencurahkan perhatian hanya kearah kondisi psikotik, baik yang fungsional maupun organik (Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999).

Pada kondisi psikotik, proses berfikir dapat berubah menjadi aneh (distorsi), yang terkait dengan terjadinya gangguan pada : bentuk pikiran (dapat menyebabkan pikiran otistik, atau pikiran non-realistik), gangguan pada arus pikiran (dapat menyebabkan inkoherensia, pikiran melayang, irelevansi, pikiran berputar-putar), gangguan pada isi pikiran (dapat ber-wujud sebagai obsesi, preokupasi, pikiran tidak memadai, pikiran hubungan, pikiran isolasi sosial, rasa terasing, sering curiga, waham).

Kelompok gangguan psikotik yang bersifat organik meliputi demensia (Alzheimer, vaskular, penyakit lain, ytt), sindrom amnesik organik (selain kausalitas alkohol, zat psikoaktif lain), delirium, gangguan mental organik (dengan kausa kerusakan otak, disfungsi otak, dan penyakit fisik), gangguan kepribadian dan perilaku (akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak) Sedangkan kelompok gangguan psikotik

Page 2: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

yang bersifat fungsional meliputi gangguan skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (APA, 1994; PPDGJ III, 1993; Sadock, 2000).

Gangguan Skizofrenia

Adalah suatu deskripsi terhadap suatu sindroma dengan penyebab yang bervariasi (belum diketahui secara meyakinkan) dan perjala-nan penyakit yang yang bervariasi luas (tidak selalu bersifat kronis ataupun deteriorating), di-sertai sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial.budaya.

Gangguan Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh pikiran dan persepsi penderita yang mengalami penyimpangan (distorsi) se-cara fundamental dan karakteristik. Afek penderita tampak tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Secara kuantitatif, kesadaran masih jernih (clear con-sciousness) dan kemampuan intelektual biasanya masih terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat saja berkembang di kemudian hari.

Adapun pedoman yang digunakan untuk suatu proses diagnostik meliputi :

Gejala utama dibawah ini minimal ada satu, jika gejala utama tampil secara jelas, atau minimal dua (atau lebih) apabila gejala utama kurang tajam (kurang jelas).

Isi pikiran yang tidak memadai

Isi pikiran tentang “dirinya sendiri” yang bergema/berulang-ulang muncul (thought of echo; tidak keras), dan isi pikiran ulangan, dengan isi yang sama namun berbeda kualitas. Dapat juga suatu proses berpikir dengan isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (thought in-sertion), atau sebaliknya, isi pikiran diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (thought withdrawl). Pada penderita mungkin saja terjadi “thought broadcasting”, isi pikirannya tersiar keluar, sehingga orang luar/umum mengetahui.

Waham

Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya meskipun sudah dibuktikan hal itu mus-tahil. Keyakinan tentang dirinya yang dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar (delusion of control). Waham yang lain dapat berupa waham tentang dirinya yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan tetentu dari luar (delusion of influence), waham tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah pada kekuatan tertentu dari luar (delusion of passivity), dapat pula berupa “delusional perception” suatu pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. Tentang “dirinya”, hal ini dimaksudkan bahwasanya secara jelas hal tersebut merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus.

Halusinas auditorik

Suatu pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindera pendengaran , yang terjadi dalam keadaan sadar (terjaga). Dapat berupa suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di-antara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

Page 3: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mus-tahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomu-nikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Gejala tambahan ; paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;

Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap yang sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menupul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Pada penyakit ini harus ada suatu perubah yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial.

Klasifikasi gangguan skizofrenia menggunakan kode lima karakter berikut:

F.20.XO Berkelanjutan

F.20.X1 Episodik dengan kemunduran progresif

F.20.X2 Episodik dengan kemunduran stabil

F.20.X3 Episodik berulang

F.20.X4 Remisi tak sempurna

F.20.X5 Remisi sempurna ;

Page 4: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

F.20.X8 Lainnya;

F.20.X9 Periode pengamatan kurang dari 1 tahun

Pedoman Kriteria Diagnosa:

Harus ada sedikitnya 1 gangguan utama yang sangat jelas (biasanya 2 gejala/lebih kurang tajam /jelas);

Paling sedikit 2 gangguan lain harus selalu ada secara jelas;

Adanya gejala-gejala yang khas berlangsung selama 1 bulan/lebih(tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodormal.

F.20.0 Skizofrenia Paranoid

Gejala utama:

Halusinasi/waham menonjol seperti mengancam pasien/memberi perintah tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung atau bunyi tawa. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pem-bicaraan,gejala katatonik relative tidak nyata/tidak menonjol.

Gejala tambahan:

Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan;

Keadaan paranoid involusional (F.22.8);

Paranoid(F.22.0)

Pedoman diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia ditambah gangguan utama.

F.20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Gejala utama :

o Perilaku tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, manerisme, menyendiri, hampa tuju-an atau perasaan.

o Afek dangkal dan tidakwajar, perasaan puas, senyum sendiri,tinggi hati ungkapan kata yang diulang dan disertai oleh cekikikan.

o Proses pikir mengalami disorganisasi, pembicaraan tidak menentu serta inkoheren

Gejala tambahan :

Page 5: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan proses pikir menonjol.

Halusinasi dan waham ada tapi tidak menonjol.

Adanya preokupasi dangkal yang bersifat dibuat-buat terutama yang bersifat abstrak

Diagnosa Hebefrenik pertama kali diberikan pada usia remaja/dewasa muda (biasa usia 15-25 tahun)Kepribadian premorbid menunjukan ciri khas :pemalu dan senang menyendiri, namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.

F.20.2.Skizofrenia Katatonik

Gejala utama :

Memiliki gambaran klinis stupor, gaduh-gelisah, menampilkan posisi tubuh tertentu dan memper-tahankannya negatifisme, rigiditas, fleksibilitas cerea serta “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah) dan pengulangan kata serta kalimat.

Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik atau alkohol dan obat-obatan serta dapat terjadi pada gangguan afektif.

Pedoman Diagnostik :

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia dan terdapat 1/lebih dari gangguan utama.Pada pasien yang tidak komunikatif, diagnosis skizofrenia harus di tunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang gejala lain.

F.20.3.Skizofrenia Tak Terinci

Pedoman diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik. Tidak memenuhi untuk skizofrenia residual/depresi pasca skizofrenia

F.20.4 Depresi Pasca Skizofrenia

Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresi

Pedoman Diagnostik :

Pasien memenuhi kriteria skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini. Beberapa gejala skizofren tetap ada tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya.

Gejala gejala depresi menonjol dan mengganggu, memenuhi paling sedikit criteria episode depresif dalam kuru waktu paling sedikit 2 minggu

F.20.5 Skizofrenia Residual

Pedoman diagnostik :

Page 6: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya: perlambatan psikomotorik dan aktifitas menurun.

Ada riwayat episode psikotik yang jelas dimasa lampau.

Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi telah sangat berkurang .

Tidak terdapat demensia /gangguan otak organik lain.

F.20.6 Skizofrenia Simpleks

Gejala utama :

Kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub tipe skizofrenia lainnya

Pedoman diagnostik :

Diagnosisnya tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :

Gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi,,waham,atau manifestasi lain dari episode psikotik. Disertai perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, ke-hilangan minat yang mencolok ,tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup dan menarik diri secara sosial (APA, 1994; PPDGJ III, 1993; Sadock, 2000; Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999)

Gangguan Skizotipal

Rubrik diagnostik ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau dengan gangguan kepribadian skhizoid atau paranoid

Gejala utama:

Afek tidak wajar atau menyempit; Penampilan/perilaku yang aneh eksentrik atau ganjil;

Hubungan sosial yang buruk dan menarik diri dari pergaulan sosial;

Kepercayaan yang aneh bersifat magic;

Kecurigaan/ide-ide paranoid;

Pikiran obsesif berulang-ulang yang tak terkendali;

Persepsi tidak lazim atau ilusi-ilusi lain,depersonalisasi/derealisasi;

Pikiran samar-samar, berputar-putar, penuh kiasan;

Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik bersifat sementara dengan ilusi.

Seorang anggota keluarga terdekat yang mempunyai riwayat skizofrenia akan memberikan obat tambahan diagnosis,tetapi bukan prasyarat.

Page 7: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Pedoman diagnostik:

Individu harus tidak pernah memenuhi criteria skizofrenia dalam stadium manapun memenuhi 3 atau 4 gangguan utama yang khas secara terus-menerus/secara episodik, sedikitnya 2 tahun lamanya.

Waham menetap

Kelompok ini meliputi serangkaian gangguan dengan waham berlangsung lama, gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan afektif, mental organik atau skizofrenik

Gejala utama:

Berlangsung lama; Bervariasi

Pedoman diagnostik:

Onset akut dalam masa 2 minggu/kurang, mengganggu beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari; Tanpa diketahui beberapa lama gangguan berlangsung; Termasuk gejala utama; Tidak memenuhi episode manik; Tidak ada penyebab organic

Gangguan Psikotik Lain

F.23.0 Gangguan psikotik akut tanpa gejala skizofrenia

Pedoman diagnostic harus memenuhi:

Onset harus akut(keadaan non psikotik sampai psikotik dalam kurun waktu 2 minggu atau lebih; Harus ada jenis halusinasi/waham;

Harus ada keadaan,beragam emosional yang sama

F.23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia

Pedoman Diagnostik

Memenuhi criteria (a),(b) dan (c) diatas yang khas; Disertai gejala memenuhi skizofrenia;

Apabila gejala skizofrenia menetap lebih dari 1 bln harus diubah menjadi skizofrenia

F.23.2. Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut

Pedoman Diagnostik memenuhi :

Onset gejala psikotik harus akut ; Gejala harus memenuhi kriteria skizofrenia;

Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi

Page 8: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

F.23.3. Gangguan psikotik akut lainya dengan predominan waham

Pedoman Diagnostik memenuhi :

Onset dari gejala psikotik harus akut; Waham dan halusinasi harus ada;

Kriteria skizofrenia maupun gangguan psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi.

F.23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya.

Gangguan Waham

Pedoman Diagnostik :

Diagnosa ini dibuat hanya jika :

2orang/lebih mengalami waham yang sama; Mempunyai hubungan yang dekat;

Ada bukti dalam kaitan waktu /konteks lain

Jika terdapat gangguan psikotik terpisah maka tidak perlu dimasukkan dalam kode diagnosis Ada kaitan waktu melalui kontak an-tara anggota aktif yang menderita gangguan psikotik dengan anggota pasif (APA, 1994; PPDGJ III, 1993; Sadock, 2000; Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999)

Kelompok gangguan mental organik (termasuk gangguan mental somatik)

Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri.Termasuk, Gang-guan mental simtomatik, dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dan penyakit/gangguan sistemik di luar otak (extracerebral),(Charney DS, 2004; Ganong, WF, 1995; Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999)

Gambaran Utama

o Gangguan fungsi kognitif,

o Misalnya, daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar (learning)

o Gangguan sensonium,

o misalnya, gangguan kesadaran (coasciousness) dan perhatian (attention).

o Sindroni dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi)

Isi pikiran (wahana/delusi)

suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas).

Page 9: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Blok Gangguan mental Organik meng-gunakan 2 kode

Sindrom psikopatoligik (misalnya, Demensia)

Gangguan yang mendasari (misalnya, Penyakit Alzheimer)

Demensia

Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-progresif, diniana terdapat, gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel (multiple higher cortical function), termasuk di dalamnya daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (compre-hension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgment).

Umumnya disertai, dan ada kalanya diawali, dengan kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.

Pedoman Diagnostik

Adanya penurunan kernampuan daya ingat dan daya pikir, yangmenggangg,u kegiatan harian seseorang (personal activities of daily livin seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil.

Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness).

Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.

Diagnosis Banding

Gangguan Depresif (F30-F39) ;

Delirium (F05), P05.1 Delirium, bertumpang tindih dengan Demensia;

Retardasi Mental Ringan dan Sedang (P70-P71).

F00 Demensia pada penyakit Alzheimer

Pedoman Diagnostik

Terdapatnya gejala dimensia.

Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat.

Onset biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan penyakitnya dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata.

Tidak adanya bukti Minis, atau temuan dan pemeriksaan khusus, yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan, demensia

Page 10: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

(misalnya hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin, neurosifilis, hidro-sefalus bertekanan normal, atau hematoma subdural)

Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala. neurologik kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek Japangan, pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dan gangguan itu. (walaupun fenomena, ini di kemudian hari dapat bertumpang tindih).

Diagnosis Banding

Gangguan Depresif (F30-F39);

Delirium (F05);

Sindrom Amnestik Organik (P04);

Demensia primer penyakit lain YDK (P02);

Demensia sekunder penyakit lain YDK (F02.S);

Retardasi Mental (F70-F72);

Demensia Alzheimer : Vaskuler (F00,2)

F00.0 Demensia Pada Penyakit Alzheimer Onset Dini

Pedoman Diagnostik

Demensia yang onsetnya sebelum usia 65 tahun ; Perkembangan gejala cepat dan progresif (deteniorasi) ;

Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer merupakan faktor yang menyokong diagnosis tetapi tidak harus dipenuhi.

F00.1 Demensia pada Penyakit Alzheimer Onset Lambat

Sama tersebut diatas, hanya onset sesudah usia 65 tahun dan perjalanan penyakit yang lamban dan biasanya dengan gangguan daya ingat sebagai gambaran utamanya.

F00.2 Demensia pada Penyakit Alzheimer, Tipe Tak Khas atau Tipe Campuran (atypical or mixed type)

Yang tidak cocok dengan. pedoman waktu P00.0 atau F00.1, Tipe Campuran adalah dementia a1zheimer + vaskuler.

F00.9 Demensia pada Penyakit Alzheimer YTE (unspecified)

Demensia Vaskular

Pedoman Diagnostik

Page 11: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Terdapatnya gejala demensia ; Hendaya fungsi kognitif biasanya tid-akmerata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai Oudgment) secara relatif tetap baik ; Suatu onset yang mendadak atau deteniorasi yang bertahap disertai adanya gejala neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis, demensia. vaskuler. Pada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT Scan atau pemeriksaan neuropatologis.

Diagnosis Banding :

Delirium (F05.-) ;

Demensia Alzeimer (F00.-);

Gangguan Afektif (F30-F39);

Retardasi/Mental Ringan dan Sedang (P70-P71);

Perdarahan Subdural (traumatik= 506.5, nontraumatik 162.0); Demensia-vaskular + a1zheimer (P00.2)

F01.0 Demensia Vaskular Onset Akut

Biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian stroke akibat trombosis selebrovaskuler, embolisme, atau pendarahan. Pada kasus-kasus yang jarang, satu infark yang besar dapat sebagal penyebabnya.

F01.1 Demensia Multiinfark

Onsetnya lebih lambat, biasanya seteiah serangkaian episode iskemik minor yang menimbulkan akumulasi dan infark pada parenkim otak,

F01.2 Demensia Vaskular Subkortikal

Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di hemisfeni serebral yang dapat diduga secara klinis dan dibuktikan dengan CT-Scan. Korteks serebri biasanya tetap baik, walaupun demikian gam-baran Minis masih mirip dengan demensia pada penyakit Alzaheimer

F01.3 Demensia Vaskular Campuran, Kortikal dan Subkortikal

Komponen campuran kortikal dan subkortik dapat diduga dan gambaran klinis, hasil pemeriksaan (termasuk autopsi) atau keduanya

F01.8 Demensia Vaskular Lainnya

F01.9 Demensia Vaskular YTT

Demensia Pada Penyakit Lain

F02.0 Demensia Dada Penyakit Pick

Pedoman Diagnostik

Page 12: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Adanya gejala demensia, yang progresif ; Gambaran neuropatologis beerupa attofi selektif dan lobus frontalis yang menonjol, disertai eufonia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, dan apatisl atau gelisah ; Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat.

Diagnosis Banding:

Demensia pada penyakit Alzheimer (F00);

Demensia vascular (F01);

Demensia akibat penyakit lain (F02.8)

Pedoman Diagnostik

Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit Ini:

demensia yang progesif merusak

penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus

elektroensefalogram yang khas (trifasik)

F02.2 Demensia pada Penyakit Huntington

Pedoman Diagnostik

Ada kaitan antara ganggnan gerakan koreiform (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan penyakit Huntington.

Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah, tangan, dan bahu, atau cara, bedalan yang khas, merupakan manifestasi diri dan gangguan ini. Gejala ini biasanya mendahului gejala demensia. dan jarang sekali gejala diri.tersebut tak muncul sampai demensia menjadi sangat lanjut.

Gejala demensia, ditandai dengan gangatian fungsi lobus frontalis pada. tahap dini, dengan daya ingat relatif rnasih terpelihara, sampai saat selanjutnya.

P02.3 Demensia pada Penyakit Parkinson

Demensia. yang berkembang pada dan seorang dengan penyakit Parkinson yang sudah parah, tidak ada gambaran klinis khusus yang dapat ditampilkan.

F02.4 Demensia pada Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Demensia. yang berkernbang pada, seseorang dengan penyakit HIV, tidak ditemukannya penyakit atau kondisi lain yang bersamaan selain infeksi HIV itu.

F02.8 Demensia pada Penyakit Lain

Page 13: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Demensia yang terjadi sebagai manifestasi atau: konsekuensi beberapa macam kondisi somatik dan serebral lainnya.

Demensia ytt

Kategori ini d;gunakan bila kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi, tetapi tidak mungkin diidentifikasi salah satu tipe tertentu (F00.0-F02.9), (APA, 1994; PPDGJ III, 1993; Sadock, 2000; Charney DS, 2004; Ganong, WF, 1995; Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999)

Sindrom, Amnesik Organik, Bukan Akibat Alkohol Dan Zat Psikoaktif Lain

Pedoman Diagnostik

Adanya hendaya daya ingat, berupa berkurangnya daya ingat jangka pendek (lemahnya kemarnpuan belajar materi baru); amnesia antegrad dan retrograd, dan menurunnya kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan pengalaman telah lalu dalam urutan terbalik menurut kejadiannya;

Riwayat atau bukti nyata adanya cedera, atau penyakit, pada otak (terutama bila mengenai struktur diensefalon dan tenmoral medial secara bilateral);

Tidak berkurangnya daya ingat segera (immediate recall), misalnya, diuji untuk mengingat deret angka, tidak ada gangguan perhatian (attention) dan kesadanan (consciousness), dan tidak ada hendaya inte-lektual secara umum, (Charney DS, 2004; Ganong, WF, 1995; Pinel, 1993; Schwartz M, 2000)

Diagnostik Banding:

Sindrom organik lain dengan hendya daya ingat yang menonjol (F00-F03, F05); Amnesia disosiatif (F44.0); Hendaya daya ingai akibat Gangguan Depresif (F30-F39); Berpura-pura (malingering) dengan menampilkan keluhan hilangnya daya ingat (Z76.5); Sindrom amnestik (Korsakov) (F10.6)

Delirium, Bukan Akibat Alkohol Dan Zat Psikoaktif Lainnya

Pedoman Diagnostik

Gangguan. kesadaran dan perhatian

Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma:

Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempetahankan, dan mengalihkan perhatian;

Gangguan kognitif secara umum

Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi-seringkali visual;

Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yang ringan;

Page 14: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat jangka panjang relatif masih utuh;

Disorientasi waktu., pada kasus yang berat, terdapat juga disorientasi tempat dan orang;

Gangguan psikomotor

Hipo- atau hiper-aktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak terduga dari, satu yang iain;

Waktu bereaksi yang lebih panjang;

Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang,- reaksi terperanjat meningkat;

Gangguan siklus tidur-bangun

Insomnia atau, pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama sekali atau terbaliknya siklus tidur-bangun; mengantuk pada siang hari;

Gejala yang memburuk pada malam hari;

Mimpi yang menganggu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut menjadi halusinas: setelah bangun tidur;

Gangguan emosional

Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis, atau rasa kehilangan- akal.

Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul sepanjang hari, dan keadaan itu. berlangsung kurang dari 6 bulan.

Diagnosis Banding

Sindrom organik lainnya, Demensia. (F00-F03);

Gangguan psikotik akut sementara (P23);

Skizoftenia dalam "keadaan akut (P20.-);

Gangguan" Afektif + "confusional fealures" (F30-F39);

Delirium akibat Alkohol/Zat Psikoaktif Lain (Flx.03)

F05.0 Delirium, Tak Bertumpang-tindih dengan, Demensia

Delirium yang tidak bortumpang tindih dengan demensin yang sudah ada sebelumnya.

F05.1 Delirium. Bertumpang-tindih dengan Demensia

Page 15: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Kondisi yang memenuhi kriteria delirium diatas tetapi terjadi pada saat sudah ada demensia.

F05.9 Delirium Lainnya

F05.9 Delirium.YTT

Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan Dan Disfungsi Otak Dan Penyakit Fisik

Pedoman Diagnostik

Adanya penyakit kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang tercantum.

Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau, bulan) antara perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental;

Kesembuhan dan gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasarinya;

Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dan sindrom mental ini (seperti pengaruh yang kuat dan riwayat keluarga atau pengaruh stress sebagai pencetus), (APA, 1994; PPDGJ III, 1993; Sadock, 2000; Charney DS, 2004; Ganong, WF, 1995; Pinel, 1993; Schwartz M, 2000)

F06.0 Halusinosis Organik

Pedoman Diagnostik,

Kriteria umum tersebut diatas (F06);

Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya visual atau auditorik) yang menetap atau berulang;

Kesadaran yang jernih (tidak berkabut);

Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna;

Tidak ada gangguan afektif yang menonjol.;

Tidak jelas adanya waham (seringkali insight, masih utuh)

F06.1 Gangguan Katatonik Organik

Pedoman Diagnostik

Kriteria umum tersebut diatas (F06)

Disertai salah satu dibawah ini

Page 16: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

(a) stupor (berkurang atau bilang sama sekali gerakan spontan dengan mutisme parsial atau total, negativisme, dan posisi tubuh yang kaku);

(b) gaduh gelisah (hipermotilitas yang kasar dengan atau tanpa kecenderangan

(c) kedua-duanya (silih-berganti secara cepat dah tak terduga dan hipo- ke hiperaktivitas)

F06.2 Gangguan Waham Organik (LirSkizofrenia)

Pedoman Diagnostik

Kriteria umum tersebut diatas (F06);

Disertai Waham yang menetap atau berulang (waham kejar, tubuh yang berubah, cemburu, penyakit, atau kematian dirinya atau orang lain);

Halusinasi, gangguan proses pikir, atau fenomena katatonik tersendiri, mungkin ada;

Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu;

F06.3 Gangguan Afektif Organik

Pedoman Diagnostik

Kriteria umum tersebut diatas (F06);

Disertai kondisi, yang sesuai dengan salah satu diagnosis dan gangguan yang tercantum dalam F30-F33

Macam-macam gangguan afektif organik

F06.30 Gangguan Manik Organik;

F06.31 Gangguan Bipolar Organik;

E06.32 Gangguan Depresif Organik;

F06.33 Gangguan Afektif Organik Campuran

F06.4 Gangguan Cemas (Anxietas) Organik

Gangguan yang ditandai oleh gambarkan utama dari Gangguan Cemas Menyeluruh (F411).

Gangguan Panik (F41,0), atau campuran dari keduanya, tetapi timbul sebagai akibat gangguan organik yang dapat menyebabkan disfungsi otak (seperti epilepsy, lobus terliporalis, tirotoksikosis, atau feokromositoma),

F06.5 Gangguan Disosiatif Organik

Page 17: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Gangguan yang memenuhi persyaratan untuk salah slatu gangguan dalam Gangguan Disosiatif (P44.-) dan memenuhi kriteria umum untuk penyebab organik.

F06.6 Gangguan Astenik Organik

Gangguan yang ditandai oleh labilitas atau tidak terkendatinya emosi yang nyata dan menetap, kelelahan, atau berbagai sensasi fisik yang tak nyaman (sepertil pusing) dan nyeri, sebagai akibat adanya gangguan organik (saling terjadi dalam hubungan dengan penyakit serebrovaskuler atau hipertensi).

F06.7 Gangguan Kognitif Ringan

Gambaran utamanya adalah turunnya penampilan kognitif (termasuk, hendaya daya ingat, daya belajar, sulit berkonsentrasi), tidak sampai memenuhi diagnosis demensia (F00-F03), sindrom amnestik organik (F04), atau delirium (P05.-)..

Gangguan ini dapat mendahului, menyertai, atau mengikuti berbagai macam gangguan infeksi dan gangguan fisik, baik serebral maupun sistemik.

F06.8 Gangguan Mental Lain YDT Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik

Contohnya ialah keadaan suasana perasaan (mood) abnormal yang terjadi ketika dalam pengribatan dengan steroids atau obat Antidepresi

Termasuk psikosis epileptik ytt

F07 Gangguan Kepribadian Dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan Dan Disfungsi Otak

F07.0 Gangguan Kepribadian Organik

Pedoman Diagnostik

Riwayat yang jelas atau hasil pemeriksaan yang mantap menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, atau disfungsi otak;

Disertai, dua atau lebih, gambaran berikut

Penurunan yang konsisten daiam kemampuan untuk mempertahankan aktivitas yang bertujuan (goal-directed activities), terutama yang memakan waktu lebih lama dan penundaan kepuasan;

Perubahan perilaku emosional, dimpdai oleh labilitas emosional, kegembiraan yang dangkal dan tak beralasan (euforia, kejenakaan yang tidak sepadan), mudah berubah menjadi iritabifitas atau cetusan amarah dan agresi yang sejenak; pada beberapa keadaan. apati dapat merupakan gambaran yang menonjol;

Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau kelaziman sosial (pasien mungkin terlibait dalam tindakan dissosial, seperti mencuri. Bertindak melarnpaui batas kesopanan. seksual, atau makan secara lahap atau tidak sopan, kurang memperhatikan kebersihan dirinya);

Page 18: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Gangguan proses pikir, dalam bentuk curiga atau pikiran paranoid, dan/atau preokupasi berlebihan pada satu tema yang biasanya abstrak (seperti soal agama, "benar" dan "salah")

Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dengan nyata, dengan gambaran seperti. berputan-putar (circurnstantialities), bicara banyak (overinclusiveness), alot (viscosity), dan hipengrafia;

Perilaku seksual yang berubah (hiposeksualitas atau perubahan selera seksual, (Charney DS, 2004; Ganong, WF, 1995; Pinel, 1993; Schwartz M, 2000; Kandel, 1991; Kasper,1999; Lieberman, 1999)

Diagnosis Banding

Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa (F62.0);

Akibat Penyakit Psikiatrik (F62.1);

Sindrom Pasca-kontusio (F07.2);

Sindrom Pasca-ensefalitis (F07.1);

Gangguan kepribadian khas (F60.-)

P07.1 Sindrom Pasca-ensefalitis

Sindrom ini mencakup perubahan perilaku sisa (residual) setelah kesembuhan dan suatu ensefalitis virus atau bacterial;

Gejalanya tidak khas dan berbeda. dan satu orang ke orang lain dan satu penyebab, infeksi ke penyebab lnfeksi lainnya, dan yang pasti berkaitan dengan usia pasien pada saat kena infeksi.

Sindrom ini terjadi sesudah trauma kepala (biasanya cukup hebat sampai berakibat hilangnya kesadaran) dan termasuk beberapa gejala yang beragam seperti nyeri kepala, pusing (tidak seperti gambaran vertigo yang asli), kelelahan, iritabilitas. sulit berkonsentrasi dan melakukan suatu tugas mental, hendaya daya ingat. Insomnia, menurunnya toleransi terhadap stres, gejolak emosional, atau terlibat alkohol.

F07.8 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Organik Lain Akibat Penyakit Kerusakan dan Disfungsi Otak.

Sindrom tertentu dan terduga dan peru-bahan kepribadian dan perilaku akibat kerusakan penyakit atau disfungsi otak, di luar yang telah dicantumikan pada F07.0-F07,2; dan kondisi dengan taraf hendaya fungsi kognitif ringan yang belum sampai demensin dengan gangguan mental progresif seperti penyakit Alzheimer. Parkinson, dan sebagainya.

F07.9 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Organik YTT Akibat Penyakit, Kerusakan dan Disfungsi Otak

F09 Gangguan Mental Organik Atau Simtomatik Ytt

Termasuk: psikosis organik YTT, psikosis simtomatik YTT.

Page 19: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

KESIMPULAN

Distorsi pada proses berfikir dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik, yang sering terkait dengan kondisi psikotik. Pada kondisi psikotik yang fungsional, gejala lebih tajam (manifes) serta lengkap seperti proses berfikir yang berubah menjadi aneh (distorsi), yang terkait dengan terjadinya gangguan pada : bentuk pikiran (dapat menyebabkan pikiran otistik, atau pikiran non-realistik), gangguan pada arus pikiran (dapat menyebabkan inkoherensia, pikiran melayang, irelevansi, pikiran berputar-putar), gangguan pada isi pikiran (dapat berwujud sebagai obsesi, preokupasi, pikiran tidak memadai, pikiran hubungan, pikiran isolasi sosial, rasa terasing, sering curiga, waham).

Kelompok gangguan psikotik yang bersifat organik meliputi demensia, sindrom amnesik organik, delirium, gangguan mental organik, serta gangguan kepribadian dan perilaku (akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak). Pada kelompok gangguan psikotik yang organik kesadaran yang berubah kurang tajam dan kurang lengkap, dapat disertai dengan gangguan kognitif dan perubahan kesadaran secara kuantitatif.

Sebagai saran untuk diferensiasi perlu ditentukan ketajaman perubahan kesadaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta dipastikan pula adanya perubahan kognitif.

DAFTAR RUJUKAN

American Psychiatric Association.1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed. Washington, DC.

Charney DS, Nestler EJ. 2004. Neurobiology of Mental Illness . 2nd Oxford University Press, Inc. New York.

Departemen Kesehatan R.I. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ). Edisi ke III. Jakarta

Ganong, WF. 1995. Review of Medical Physiology . 17 ed., Appleton & Lange, Norwalk, Connecticut. 251-261, 368-369.

Kandel ER, Schwartz JH, Jessell TM. 1991. Disorders of Thought: Schizophrenia, Principles of Neural Science. Third ed., Appleton & Lange, Norwalk, Connecticut 853-866

Kasper S. 1999. Bridging the gap between psychopharmacology and clinical symptoms, International Journal of Psychiatry in Clinical Practise 3 [suppl 2]: S17-S20.

Lieberman JA, 1999. Pathophysiologic Mechanisms in the Pathogenesis and Clinical Course of Schizophrenia, J Clin; 60 (suppl 12): 9-12

McEwen BS.1999. Stress and hippocampal plasticity. Ann Rev Neurosci.[abstract].22:105-122

Pinel, JPJ.1993. Biopsychology. 2nd ed. Allyn and Bacon. Boston. 226, 261

Sadock BJ, Sadock VA.2000.Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed, , Lippincott Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer Company.

Page 20: Distorsi Pada Proses Berfikir Dapat Disebabkan Karena Gangguan Organik Maupun Gangguan Psikologik

Schwartz M, Silver H. 2000. Lymphocytes, autoantibodies and psychosis coincidence versus etiological factor : an update. Israel Journal of Psychiatry & Related Science.[abstract]. 37 ; 1 : 32-36.