DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA...

108
DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PN TANGERANG (Studi Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: DWI SETYO RINI 11150430000103 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA...

Page 1: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PN TANGERANG

(Studi Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

DWI SETYO RINI

11150430000103

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi
Page 3: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi
Page 4: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi
Page 5: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

v

ABSTRAK

Dwi Setyo Rini. NIM 11150430000103.“DISPARITAS PUTUSAN HAKIM

DALAM PERKARA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PN

TANGERANG (Studi Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan Putusan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng)”. Program Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441

H/2020 M.

Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan tentang dasar hakim dalam

memformulasikan putusan serta alasan terjadinya disparitas antar dua putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan pendekatanundang-

undang (statute approuch) adalah pendekatan yang dilakukan menelaahsemua

undang-undang dan regulasi yanh bersangkut paut dengan isu yang di tangani

yakni putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan Putusan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

Hasil penelitian menunjukan bahwa disparitas putusan hakim dalam

perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi Putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng)” bahwahakim

didalam memformulasikan putusan terdapat prinsip-prinsip di dalam memutuskan

perkara yakni prinsip kemerdekaan hakim, prinsip imparsial dan prinsip

penafsiran, kemudianada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya

disparitas di antara kedua putusan tersebut yakni fakta hukumdipersidangan dan

kekuasan kehakiman.

Kata kunci: Narkotika, Disparitas, Putusan Hakim

Pembimbing: 1. Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum

2. Mara Sutan Rambe, S.H.I., M.H.

Daftar Pustaka: 1984 s.d 2019

Page 6: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan

asing (terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan terutama

bagi mereka yang dalam teks karya tulisnya ingin menggunakan beberapa istilah

Arab yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau lingkup masih

penggunaannya terbatas.

a. Padanan Aksara

Berikut ini adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:

Huruf

Arab Huruf Latin Keterangan

Tidakdilambangkan ا

b be ب

t te خ

Ts tedanes ث

j Je ج

H ha dengangarisbawah ح

Kh kadan ha خ

d de د

Dz de danzet ذ

r Er ر

Page 7: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

vii

z zet س

s es س

Sy esdan ye ش

S esdengangarisbawah ص

D de dengangarisbawah ض

T tedengangarisbawah ط

Z zetdengangarisbawah ظ

komaterbalik di ع

atashadapkanan

Gh gedan ha غ

f ef ف

q Qo ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ه

apostrop ء

Page 8: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

viii

y ya ي

b. Vokal

Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki

vokal tunggal atau monoftongdan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggal atau monoftong, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

TandaVokal

Arab

TandaVokal

Latin

Keterangan

a fathah ــــــــــ

i kasrah ــــــــــ

u Dammah ــــــــــ

Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranya

sebagai berikut:

TandaVokal

Arab

TandaVokal

Latin

Keterangan

ــــــــــي ai a dani

ــــــــــو au a dan u

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

TandaVokal

Arab

TandaVokal

Latin

Keterangan

Page 9: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

ix

â a dengantopidiatas اـــــ

î idengantopiatas ىـــــ

û u dengantopidiatas وـــــ

d. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf alif dan

lam )ال), dialih aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf

syamsiyyahatau huruf qamariyyah. Misalnya: الإجثهاد=al-ijtihâd

al-rukhsah, bukan ar-rukhsah =الزخصح

e. Tasydîd(Syaddah)

Dalam alih aksara, syaddahatau tasydîddilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah.Tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddahitu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah.Misalnya: الشفعح =al-syuî

‘ah, tidak ditulis asy-syuf ‘ah

f. Ta Marbûtah

Jika tamarbûtahterdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh 1) atau

diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf tamarbûtahtersebut

dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf tamarbûtahtersebut diikuti

dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihasarakan menjadi huruf

“t” (te)(lihat contoh 3).

No Kata Arab AlihAksara

syarî ‘ah شزعح 1

-al- syarî ‘ah al الشزعح الإسلامح 2

islâmiyyah

Page 10: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

x

Muqâranat al-madzâhib مقارنح المذاهة 3

g. Huruf Kapital

Walau dalam tulisan Arab tidak dikenal adanya huruf kapital, namun dalam

transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diperhatikan bahwa

jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis dengan

huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata

sandangnya. Misalnya, الثخاري= al-Bukhâri, tidak ditulis al-Bukhâri.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih aksara

ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari dunia

Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kara nama

tersebut berasal dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis

Nûral-Dînal-Rânîrî.

h. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) atau huruf (harf), ditulis

secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan

berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

No Kata Arab AlihAksara

al-darûrahtubîhualmahzûrât الضزورج تثح المحظىراخ 1

الإقتصاد الإسلام 2 al-iqtisâd al-islâmî

أصىل الفقه 3 usûl al-fiqh

الإتاححالأصل فىالأشاء 4 al-‘asl fi al-asyyâ’ alibâhah

المصلحح المزسلح 5 al-maslahah al-mursalah

Page 11: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

xi

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat, hidayah, serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman ilmiah seperti

sekarang ini.

Selanjutnya, penulis akan menyampaikan rasa terimakasih tak terhingga

kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik

berupa moril maupun materil. Karena tanpa bantuan dan dukungannya, penulis

tidak akan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis secara

khusus akan menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, M.A., Dekan FakultasSyari’ah dan Hukum serta

para Pembantu Dekan Fakultas Syari’ahdanHukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Hj. Siti Hana, S.Ag, Lc., M.A, Ketua Program Studi Perbandingan

Mazhab dan Bapak Hidayatulloh, M.H, Sekretaris Program Studi

Perbandingan Mazhab.

3. Ibu dosen penasehat akademik penulis, Ibu Ummu Hanah Yusuf Saumin

M.A.

4. Bapak Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum, dan Bapak Mara Sutan Rambe, S.H.I.,

M.H, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu serta

memberikan arahan, saran dan ilmunya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mendidik dan

memberikan ilmu yang tak ternilai harganya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

xii

6. Kedua orang tua tercinta Papi Surajan dan Mami Sarminah terima kasih atas

pengorbanan dalam mendidik, mengasuh dan berjuang sampai ke titik ini dan

tak pernah lupa untuk mendoakan, memberikan arahan serta dukungan

kepada penulis. Juga kepada kakakku, Mas Dedy Candra Purnama, dan adik-

adikku, Tri Widya Sari dan Catur Retno Wulandari yang telah memberikan

doa serta dukungan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7. Hakimah, Wilda, Een, terima kasih yang sudah mau memberikan penginapan

serta bimbingan kecil selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Mirna, Fiah, Ratna, Fitri, Euis, Nadia, dan lain-lain yang telah menerima

penulis menjadi teman dalam suka maupun duka selama di kampus tercinta.

9. Teman mainku Jesika, Atvia, Nisa, Maul, Faras, Habi, Dora, Naeni, dll yang

selalu menyemangati sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga

persahabatan ini akan selalu terjalin dan sampai Jannah-Nya.

10. Sepupuku Dita yang terkadang mengirimkan makanan selama penulis

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikannya.

11. Tak lupa kepada Om Uri serta keluarga besar lain yang telah memberikan

semangat dan teman-teman seperjuanganku PMH 2015 yang telah memberi

pengalaman yang berharga serta mewarnai hari-hari penulis selama

perkuliahan.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas semua kebaikan atas bantuan

yang telah diberikan kepada penulis.Semoga kebaikan kalian menjadi berkah dan

amal jariyah untuk kita semua.Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis serta pembaca pada umumnya. Aamiin

Jakarta, 20 Januari 2020

Penulis

Page 13: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING......................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN......................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

PEDOMAN TRANSLITERASI...........................................................................vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... xi

DAFTAR ISI........................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................4

B. Indetifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah..........5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................5

D. Tinjauan Pustaka............................................................................6

E. Metode Penelitian..........................................................................8

F. Sistematika Penulisan.....................................................................9

BAB II TINDAK PIDANA NARKOTIKA MENURUT HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF SERTA PUTUSAN HAKIM

A. Tindak Pidana Narkotika Menurut Hukum Islam........................11

B. Tindak Pidana Narkotika Menurut Hukum Positif......................20

C. Putusan Hakim.............................................................................29

Page 14: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

xiv

BAB III KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DI

INDONESIA

A. Kekuasaan Kehakiman.................................................................31

B. Penegakan Hukum di Indonesia...................................................36

BAB IV DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PN TANGERANG

PUTUSAN NO. 2652/PID.SUS/2018/PN.TNG DAN

NO.1314/PID.SUS/2018/PN.TNG

A. Dasar hakim di dalam memformulasikan putusan.......................46

B. Disparitas Putusan Hakim dalam Penyalahguna Narkotika di

PN Tangerang Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng....................................................49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................61

B. Saran............................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, setiap negara pasti

menerapkan hukum yang dapat mengatur masyarakatnya. Keberadaan hukum

sangatlah penting bagi suatu negara. Karena hukum menjadi landasan dasar

pedoman dalam mengatur jalannya pemerintahan. Hal itu menunjukkan bahwa

keutuhan dalam kehidupan dapat tetap terjaga dan terpelihara apabila ada

ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman dan acuan untuk hidup bersama.

Hukum dibentuk atas keinginan dan kesadaran tiap-tiap individu di dalam

masyarakat, dengan maksud agar hukum dapat berjalan sebagaimana dicita-

citakan oleh masyarakat itusendiri, yakni menghendaki kerukunan dan

perdamaian dalam pergaulan hidup bersama.1

Indonesia sebagai negara hukum, maka selalu menjunjung tinggi hak asasi

manusia. Hakim Indonesia dituntut menjadi profesional. Menurut Friedrich Carl

Joachim, keadilan hanya bisa dipahami jika ia diposisikan sebagai keadaan yang

hendak diwujudkan oleh hukum.2 Joachim menambahkan tentang ketidakadilan,

yaitu fakta yang tidak dapat disangkal bahwa perasaan orang akan lebih

terbangkitkan oleh rasa ketidakadilan daripada keadilan. Oleh karena itu, hakim

sebagai pemegang palu dengan kekuasaan dan kebebasan yang diberikan oleh

negara kepadanya, dapat mengalihkan hak kepemilikan seseorang, dapat

mencabut kebebasan warga negara, dapat menyatakan tidak sah suatu tindakan

sewenang-wenang oleh pemerintah terhadap anggota masyarakat, lebih jauh dapat

memerintahkan diakhiri hak hidup seseorang melalui putusan hakim. Untuk itu

hakim haruslah profesional.3

1 Romli Atmasasmita. Sistem Peradilan Pidana, (Bandung : Binacipta, 1996), h., 34.

2Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta :kencana,

2015), h., 9. 3Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta :kencana,

2015), h., 9.

Page 16: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

2

Dalam suatu negara hukum, kekuasaan kehakiman merupakan badan yang

sangat menentukan isi dan kekuatan kaidan-kaidah hukum positif dalam

konkretisasi oleh hakim pada putusan-putusannya.4Kekuasaan kehakiman

merupakan acuan bagi hakim untuk membentuk peradilan yang bebas

sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 didalam Pasal 24 dan 25 bahwa,

“kekusaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah”, dipertegas oleh Pasal 1 UU No. 48 Tahun

2009,bahwa “kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan

pancasila, dan UUD RI 1945, demi terselenggaranya negara hukum Republik

Indonesia‟‟.5

Sebagaimana dijelaskan dalam peraturanperundang-undang kekuasaan

kehakiman, bahwa sebagai pelaksana dari kekuasaan kehakiman adalah hakim,

yang mempunyai kewenangan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dan hal ini dilakukan oleh hakim melalui putusannya. Fungsiutama dari

seorang hakim adalah memberikan putusan terhadap perkara yang diajukan

kepadanya, dimana dalam perkara pidana, hal itu tidak terlepas dari sistem

pembuktian negatif, yang pada prinsipnya menentukan bahwa suatu hak atau

peristiwa atau kesalahan dianggap telah terbukti, disamping adanya alat-alat bukti

menurut undang-undang juga ditentukan keyakinan hakim yang dilandasi dengan

integritas yang baik.6

Hakim dalam memutuskan perkara sering terjadi disparitas pidana.

Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia, hampir seluruh Negara di

dunia menghadapi masalah ini. Disparitas pidana adalah penerapan pidana yang

tidak sama terhadap tindak pidana yang sama. Berdasarkan pengertian tersebut

dapatlah dilihat bahwa disparitas pidana timbul karena adanya penjatuhan

hukuman yang berbeda terhadap tindak pidana yang sejenis. Penjatuhan pidana ini

4Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta : kencana,

2015,.h., 7. 5Andi Muhammad Sofyan, dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana (suatu

pengantar),(Kencana : Jakarta, 2014), h., 25-26. 6Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif,

(Sinar Grafika : Jakarta, 2010), h., 103.

Page 17: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

3

tentunya adalah hukuman yang dijatuhkan oleh hakim, terhadap pelaku tindak

pidana sehingga dapat dikatakan bahwa peranan hakim dalam hal timbulnya

disparitas pidana sangat menentukan.7

Indonesia sebagai suatu negara, memandang disparitas hukuman juga

dihubungkan dengan independensi hakim. Model pemidanaan yang diatur dalam

perundang-undangan (perumusan sanksi pidana maksimal) juga ikut memberi

andil. Dalam menjatuhkan putusan, hakim tidak boleh diintervensi pihak

manapun. UU No 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman menyebutkan

hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa

keadilan yang hidup dalam masyarakat. Maka berdasarkan aturan perundang-

undangan tersebut, bahwa yang dimaksud dengan kekuasaan kehakiman yang

bebas dan merdeka adalah kekuasaan badan peradilan untuk mengadili atau

memeriksa perkara dan menjatuhkan putusan tanpa atau campur tangan atau

intervensi dari pihak mana pun, sehingga merupakan kekuasaan yang absolut atau

mutlak.8 Kebebasan hakim bukanlah berarti bebas tanpa batas, karena dasar-dasar

hukum yang diterapkan tidak boleh bertentangan dengan ideologi negara, tidak

boleh bertentangan dengan undang-undang yang sederajat, futuristik, harus

melindungi hak asasi manusia (HAM) dan mengamanatkan keadilan.9

Tindak pidana yang berhubungan dengan narkotika sendiri diatur dalam

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika dan Undang-undang ini

berlaku bagi segenap warga masyarakat yang berada di wilayah kesatuan Negara

republik Indonesia. Efek yang ditimbulkan dari penggunaan narkotika mudah

ketagihan, karena dalam keadaan kurang menentu dan depresi ia ingin mengalami

euphoria lagi. Tanpa pengawasan dokter, penggunaanya tanpa aturan dan lama-

lama akan menjadi toleran yaitu dosis yang sama tidak mendatangkan efek yang

ia harapkan. Akibatnya ia akan terus menaikkan dosis obat setiap ia inginkan

mencapai pengaruh yang sama dan suatu saat akan mengalami kelebihan dosis

7Tri Andrisman, Hukum Pidana (asas-asas dan dasar aturan umum hukum pidana

Indonesia), (Universitas Lampung, 2011), h., 78. 8Andi Muhammad Sofyan, dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana (suatu pengantar).

(Jakarta : Kencana, 2014), h., 6. 9Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta : kencana,

2015),h., 3.

Page 18: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

4

atau overdose yang bisa mengakibatkan kematian. Itulah yang paling buruk dari

ketagihan. Disamping itu, biasanya orang yang ketagihan suka mengabaikan

makanan dan kurang memperhatikan kesehatan, karena terlalu disibukkan dengan

mempersiapkan obat dan ketagihan “mengobati” dirinya. Akhirnya ia mengalami

malnutrisi dan terkena macam-macam penyakit infeksi, seperti bases, keracunan

darah, hepatitis, bahkan AIDS/acquired immunodeficiency syndrome atau

penurunan kekebalan tubuh10

Serta penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik

dan penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas seksual,

kematian serta overdosis.11

Pelaku penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang pada Putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng sebagai bahan

penemuan dari adanya disparitas putusan hakim dari banyak putusan dalam

perkara yang sama. Pada kasus pertama oleh terdakwa Nanda Kuswara Als Bin

NK Edi Rusnadi dijatuhkan dengan pidana penjara selama 1 tahun sedangkan

kasus kedua yang menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Harif als arif Bin

Ramlinas dengan pidana penjara selama 1tahun 8 bulan.

Hakim memutuskan kedua putusan tersebut bahwa terbukti melakukan

tindak pidana narkotika dengan menggunakan Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No

35 Tahun 2009 tentang penyalahgunaan narkotika golongan 1 (metamfetamina)

untuk diri sendiri. Berdasarkan pernyataan tersebut terjadi disparitas putusan

hakim dalam memutuskan pidana. Meskipun dalam kasus tersebut terdapat

kesamaan jenis tindak pidana yang dilakukan. Oleh karena itu, penulis akan

melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “DISPARITAS PUTUSAN

HAKIM DALAM PERKARA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PN

TANGERANG (Studi Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng).”

10

Andi Hamzah dan RM.Surachman, Kejahatan Narkotika dan Psikotropika, (Jakarta :

Sinar Grafika, 1994), hal 5 11

Moerdiyono, Pengawasan serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan

Warga Tama (Bersama): 1997), hal 89

Page 19: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

5

B. Indetifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

a. Apa pengertian disparitas hakim?

b. Apakah akibat terjadinya disparitas putusan pidana narkotika?

c. Bagaimana dasar hakim di dalam memformulasikan putusan pidana

narkotika ?

d. Mengapa terjadi disparitas putusan hakim penyalahgunaan narkotika

antara putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dengan putusan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng?

2. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Agar judul skripsi ini tidak meluas dan pembahasannya lebih terarah,

maka penulis membatasinya hanya pada permbahasan narkotika dalam

hukum Islam dan hukumpositif sebagaimana diatur kitab undang-undang

hukum pidana (KUHP) dan kitab undang-undang hukum acara pidana

(KUHAP).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana dasar hakim di dalam memformulasikan putusan?

b. Mengapa terjadi disparitas putusan hakim penyalahgunaan narkotika

antara Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan yaitu :

a. Untuk mengetahui landasan hakim dalam memformulasikan

putusan.

Page 20: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

6

b. Untuk mengetahui sebab disparitas putusan hakim dalam

penyalahgunaan narkotika antara putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

2. Manfaat Penulisan

Selain tujuan penelitian, dalam penulisan proposal ini, penulis juga

mengharapkan adanya suatu manfaat yang diperoleh. Adapun manfaat

yang didapat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah wawasan ilmu

hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan narkotika

menurut hukum islam dan hukum positif serta mengetahui alasan

disparitas penjatuhan pidana narkotika. Sehingga dengan demikian

diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya.

b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan

pemikiran bagi aparat penegak hukum dalam melaksanakan

pengadilan terhadap pelaku tindak pidana narkotika dan

memberikan putusan atau penjatuhan hukuman yang adil dan

sesuai, untuk tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis

mengenai disparitas putusan narkotika, serta guna mencapai salah

satu syarat sarjana di Fakultas Syariah dan Hukum Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis menemukan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

tema skripsi ini, diantaranya :

Skripsi yang di tulis oleh Mulyanto,Fakultas Hukum, Universitas

Bhayangkara Jakarta Raya tahun 2017 yang berjudul “Disparitas putusan pidana

narkotika antara putusan pengadilan negeri Jakarta Pusat dan putusan pengadilan

tinggi daerah khusus ibukota Jakarta (Studi Kasus Putusan Nomor

236/Pid.Sus/2014/PN.JKT.PST dan Putusan Nomor 217/PID/2014/PT.DKI.)”,

Page 21: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

7

skripsi ini membahas tentang disparitas putusan pidana narkotika antar

Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi. Inti dari skripsi ini membahas tentang

pelaku kejahatan yang bekerja sama, yang jarang sekali mendapatkan hak

sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun

2011.

Kemudian, skripsi yang ditulis oleh Meylani Putri Utami, Fakultas Hukum,

Universitas Makassar, tahun 2016 dengan judul “Tinjauan yuridis terhadap

penyalahgunaan narkotika (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Makassar No:

516/Pid.Sus/2015/PN.Mks)”. Inti dari skripsi ini menganalisis salah satu putusan

Pengadilan Negeri putusan No. 516/Pid.Sus/2015/PN.Mks terhadap

penyalahgunaan narkotikauntuk mengetahui penerapan hukum pidana materiil

terhadap penyalahgunaan Narkotika pada perkara No.516/Pid.SUS/2015/PN.Mks

dan untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana

terhadap pelaku.

Skripsi yang ditulis oleh Asep Maulana, Program Studi perbandingan

mazhab dan hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006 dengan judul “Disparitas Putusan Hakim

dalam Memutuskan sebuah perkara tindak pidana narkoba (Studi perbandingan

mazhab fiqih dan hukum pidana positif tentang putusan kasasi di Mahkamah

Agung)”. skripsi ini membahas tentang faktor apa yang menyebabkan terjadinya

disparias putusan hakim tindak pidana narkotika dan psikotropika di Mahkamah

Agung.

Berdasarkan pemaparan penulis tersebut,banyak berbagai faktor penyebab

terjadinya disparitas tindak pidana narkotika serta penerapan apa yang dapat

dilakukan dalam mengatasi terjadinya disparitas putusan hakim penyalahguna

narkotika. Perbedaan dari skripsi-skripsi diatas yakni penulis menggunakan

disparitas horizontal yang mana disparitas terjadi pada putusan Pengadilan Negeri

dengan Pengadilan Negeri, yakni di PN Tangerang di tahun yang sama 2018.

Penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang disparitas putusan tindak

pidana narkotika yakni putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.TNG dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.TNG.

Page 22: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

8

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif merupakan hukum

yang dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-

undangan (law in book) atau hukum yang dikonsepsikan sebagai kaidah atau

norma yang merupakan patokan berperilku masyarakat terhadap apa yang

dianggap pantas.12

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan undang-

undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-

undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang

ditangani.13

3. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bentuk

sebagai berikut :

a. Data Primer adalah bahan-bahan hukum yang berhubungan erat dengan

permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi

bahan hukum primernya adalah putusan hakim

No.2652/Pid.Sus//2018/PN.TNG dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.TNG

sebagai data primer penelitian ini.

b. Data Sekunder yaitu yang berhubungan langsung dengan penelitian.

Dalam hal ini yang menjadi bahan sekunder antara lain, Undang-undang,

buku-buku, jurnal-jurnal, majalah maupun catatan pribadi.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya

12

Joenaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Normatif dan Empiris,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h.,124. 13

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2005), h.,133

Page 23: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

9

yang dilakukan dengan jalan bekerja degan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.14

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini berisi deskripsi bab per bab :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, review kajian terdahulu, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINDAK PIDANA NARKOTIKA MENURUT HUKUM

ISLAM DAN HUKUM POSITIF DALAM PUTUSAN HAKIM

Bab ini merupakan gambaran umum tentang : tindak pidana

narkotika menurut hukum Islam dan hukum positif, serta putusan

hakim.

BAB III KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM PENEGAKAN

HUKUM DI INDONESIA

Bab ini merupakan gambaran umum tentang kekuasaan

kehakiman, penegakan hukum narkotika di Indonesia

BAB IV DISPARITAS PUTUSAN HAKIM PENYALAHGUNAAN

NARKOTIKA Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng

Bab ini menyajikan dan membahas data yang telah didapat dari

hasil penelitian serta menjawab rumusan masalah yang terdiri dari

dasar hakim di dalam memformulasikan putusan serta disparitas

putusan hakim dalam penyalahgunaan narkotika antara putusan

14

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.,248

Page 24: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

10

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan putusan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk itu

penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian,

disamping itu penulis juga mencantumkan beberapa saran yang

dianggap perlu.

Page 25: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

11

BAB II

TINDAK PIDANA NARKOTIKA MENURUT HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF DALAM PUTUSAN HAKIM

A. Tindak Pidana Narkotika Menurut Hukum Islam

1. Pengertian Tindak Pidana

Istilah jinayah mengacu kepada hasil perbuatan seseorang, istilah yang

sepadan dengan istilah jinayah adalah jarimah.15

Jarimah yaitu larangan-

larangan syara' yang diancam Allah SWT dengan hukuman had atau

takzir.16

Secara etimologi jarimah berasal dari kata jarama-yajrimu-

jarimatan yang berarti berbuat. Kata jarimah juga berasal dari kata ajrama-

yajrimu yang berarti melakukan sesuatu yang bertentangan dengan

kebenaran, keadilan dan menyimpang dari jalan yang lurus.17

Sedangkan

secara terminologi, jarimah adalah larangan-larangan syara' yang diancam

oleh Allah SWT dengan hukuman hudud dan takzir.18

Dalam fiqh, jinayah (tindak pidana) dibagi menjadi tiga bagian antara

lain : jarimah hudud, jarimah qishash dan diat dan jarimah ta‟zir.

1) Secara etimologis, hudud merupakan bentuk jamak dari kata had yang

berarti larangan, pencegahan.19

Adapun secara terminologis hudud

adalah hukuman yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di dalam

Al quran dan hadist.20

Adapun yang termasuk jarimah-jarimah hudud

adalah jarimah zina, jarimah menuduh zina, jarimah perampokan,

15

Djazuli, Fiqih Jinayah Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1997). h.,1 16

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h., ix. 17

Mardani, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Pranadamedia Grup, 2019), h., 2. 18

Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h., 1. 19

Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014). h.,13. 20

Muhammad Natsir, Korporasi Antara Sanksi Dan Tindak Pidana Lingkungan di Aceh,

(Yogyakarta: Deepublish, 2019), h., 27.

Page 26: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

12

jarimah pembunuhan, jarimah pemberontakan, pencurian dan jarimah

minuman keras.

2) Jarimah qishash dan diat adalah jarimah yang diancam dengan

hukuman qishash atau diat. Hukuman qishash sama dengan hukuman

hudud, yaitu hukuman yang telah ditentukan oleh Allah di dalam Al

Quran dan Hadis. Jarimah qishash dan diat hanya ada dua macam,

yaitu pembunuhan dan penganiayaan.21

Hukuman qishash ialah

kesalahan yang dikenakan hukuman balas. Membunuh dibalas dengan

dibunuh (nyawa dibalas dengan nyawa), melukai orang dibalas

dengan melukai, mencederai dibalas dengan mencederai.

3) Jarimah ta‟zir adalah tindak pidana yang tidak ditentukan sanksinya

oleh Al Quran maupun al Hadist disebut. Ta‟zîr menurut bahasa

adalah mashdar (kata dasar) bagi „azzara yang berarti menolak dan

mencegah kejahatan, juga berarti menguatkan, memuliakan,

membantu.22

Hukuman yang belum dietapkan oleh syara‟ melainkan

diserahkan kepada ulil amri, baik penentuannya maupun

pelakasanaannya.

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Dalam hukum Islam, perbuatan dapat dianggap sebagai perbuatan

pidana, bila terpenuhi unsur-unsurnya, unsur-unsurnya yaitu :23

a. Unsur Formil الركن الشرعي( )

Unsur ini adalah seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku

jarimah jika ada undang-undang secara tegas melarang dan

menjatuhkan sanksi kepada pelaku tindak pidana. Aturan yang

ditegasakan pada unsur formil ini tentang larangan dan sanski

secara jelas dinyatakan dalam teks syara yaitu Al-Quran dan hadits.

21

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan asas hukum Pidana Islam Fiqih Jinayah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h., 18. 22

Djazuli, Fiqih Jinayah Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1997). h.,159-161. 23

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 26-27

Page 27: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

13

b. Unsur Materil ( المادي )الركن

Unsur yang menyatkan bahwa seseorang yang dapat

dijatuhkan pidana jika ia benar-benar terbukti melakukan jarimah

yang bersifat positif (aktif dalam melakukan sesuatu).

c. Unsur Moril )الركنالادبي(

Bahwa unsur ini menyatakan seseorang dapat

diperselisihkan jika ia bukan orang gila, anak dibawah umur, atau

berada di bawah ancaman dan keterpaksaan.

Begitu juga pendapat Asep Saepuddin Jahar et al., unsur-unsur

perbuatan pidana (mereka menyebutnya ruang lingkup hukum pidana)

terfokus kepada tiga hal, yaitu :24

Pertama, subjek perbuatan, yakni pelaku atau menyangkuut

pertanggungjawaban pidana, yaitu keadaan yang membuat seseorang dapat

dipidana serta alasan-alasan dan keadaan apa saja yang membuat

seseorang yang terbukri melakukan tindak pidana dapat dipidana.

Kedua, objek perbuatan, yakni perbuatan apa saja yang dilarang dan

lazim disebut dalam bahasa Indonesia sebagai tindak pidana, perbuatan

pidana dan peristiwa pidana. Istilah-istilah ini merupakan terjemahan dari

istilah jarimah dalam bahasa Arab.

Ketiga, sanksi hukuman, yaitu hukuman atau sanksi apa yang dapat

dijatuhkan kepada seseorang yang melakukan tindak pidana dan

kepadanya dapat dianggap bertanggung jawab, Istilah ini merupakan

terjemahan dari istilah „uqubah dalam bahasa Arab.

24

Mardani , Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2019), h., 8.

Page 28: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

14

3. Narkotika Menurut Hukum Islam

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika Psikotropika dan Bahan

Adiktif lainnya.25

Istilah narkoba dalam konteks hukum Islam, tidak

disebutkan secara langsung dalam Al Quran maupun dalam Sunnah. Hal

tersebut sesuai dengan statement Abdul Rahman al-Jaziri : ير د نص بتحر يمها ان هذ الدشروبا ت لم تكن في عصر الرسول صلى الله عليه و سلم و لم

.

“sesungguhnya narkoba belum ada pada masa Rasulullah saw.,

dan belum ada nash yang mengharamkannya.”

Berdasarkan pernyataan tersebut Al quran dan sunnah belum

menetapkan status hukum dari narkoba, karena narkoba belum ada pada

zaman Rasulullah.

Dalam Al Quran hanya berbicara tentang keharaman khamr.26

Tetapi

karena dalam teori ilmu Ushul Fiqh, bila suatu hukum belum ditentukan

status hukumnya, maka bisa diselesaikan melalui metode qiyas (analogi

hukum).27

Secara etimologis, narkoba diterjemahkan ke dalam bahasa

Arab dengan kata المخذساخ yang berasal dari akar kata خذش –خذس –خذس

yang berarti hilang rasa, bingung, membius, tidak sadar, menutup, gelap

atau mabuk. Sementara itu secara terminologis narkoba ialah setiap zat

yang apabila dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, juga membuat orang

menjadi mabuk atau gila.28

4. Sanksi Penyalahgunaan Narkotika Menurut Hukum Islam

Ulama telah sepakat bahwa menyalahgunakan narkoba itu haram,

karena dapat merusak jasmani dan rohani umat manusia. Oleh karena itu,

menurut Ibnu Taimiyah dan Ahmad Al-Hasary, jika memang belum

25

Sunarno, Narkoba bahaya dan Upaya Pencegahannya, (Semarang: Bengawan Ilmu,

2007). h., 10. 26

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam perspektif hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasional, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008). h.,114. 27

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam perspektif hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasional, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008). h., 73. 28

Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014). h., 172.

Page 29: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

15

ditemukan status hukum penyalahgunaan narkoba dalam Alquran dan

sunnah, maka para ulama mujtahid menyelesaikan dengan pendekatan

qiyas jali. 29

Menurut Ahmad Muhammad Assaf, telah terjadi kesepakatan

ulama tentang keharaman khamr dan pelbagi jenis minuman yang

memabukkan. Sementara itu menurut Ahmad Al-Syarbasi, tanpa

diqiyaskan dengan khamr pun, ganja dan narkotika dapat dikategorikan

sebagai khamr karena dapat menutupi akal. Oleh karena itu, dapatlah

disimpulkan bahwa memakai, menjual, membeli, memproduksi, dan

semua aktivitas yang berkenaan dengan narkoba adalah haram. Hal itu

disebabkan narkoba lebih berbahaya dibanding khamr.

Bisnis narkoba dan obat-obatan terlarang, baik membeli, menjual,

menyelundupkan, mengedarkan dan memasarkan adalah haram, sama

seperti keharaman mengonsumsi itu sendiri. Karena wasilah menurut

syari‟at, hukumnya mengikuti hukum maksud dan tujuan dari wasilah

tersebut. menutup setiap celah yang bisa menjadi pintu masuk kepada

perkara yang diharamkan adalah sebuah kewajiban dan keharusan. Karena

pedagang narkoba, berarti ia membantu mempermudah penyebaran dan

pemakainannya.30

Dengan demikian, hasil dari membeli, menjual,

menyelundupkan, mengedarkan dan memasarkan statusnya adalah haram,

tindakan memperdagangkannya adalah tindakan tercela, melakukan bisnis

tetang barang haram tersebut berarti membantu peredaran maksiat.

Adapun transaksi jual beli barang haram tersebut yaitu batal dan tidak sah.

Allah swt berfirman :

ث والعدوان وت عاونوا على الب والت قوى وات قوا الله ول ت عاونوا على ال

شديد العقاب إن الله

29

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam perspektif hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasional, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008). h.,116. 30

Wahbah Az-Zuhaili, Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, juz 7, (Dar Fikr-Damaskus, 2007), h., 5516

Page 30: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

16

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.” (al-maidah: 2).

Dengan demikian, larangan memperjualbelikan khamr dan

menghukumi batal transaksi jual beli tersebut, mencakup jual beli narkoba

dan obat-obatan terlarang. Karena itu semua masuk ke dalam kategori

membantu kemaksiatan, berkolaborasi untuk mewujudkan merusak

generasi masa depan bangsa, menghancurkan jiwa, akal seseorang,

memiskinkan perekonomian sesorang dan menjadikan seseorang lemah

dengan penyalahgunaan narkotika tersebut.

Ulama berbeda pendapat mengenai sanksi terhadap pelaku

penyalahgunaan narkoba jika dilihat menurut hukum pidana Islam. Ada

yang berpendapat sanksinya adalah had dan ada pula yang berpendapat

sanksinya adalah ta‟zir.31

1. Sanksi hukuman had

Hudud atau had adalah pelarangan pengerjaan apa-apa yang dilarang

Allah azza wa jalla. Secara etimologi, hudud berarti larangan. Adapun

secara terminologis, hudud adalah hukuman yang telah diitentukan dan

ditetapkan Allah di dalam Al Quran atau hadist. Hukuman bagi peminum

minuman keras, alquran surat al Maidah ayat 90-91, ijam‟ sahabat Nabi

peminum khamr dengan hukuman cambuk 80 kali.32

Ibnu Taimiyah dan Azat Husnain berpendapat bahwa pelaku

penyalahgunaan narkoba diberikan sanksi had, karena narkoba

dianalogikan dengan khamr.33

Pendapat Ibnu Taimiyah sebagai berikut:

ان الحشيشة حرام متناولذا كما يحد شارب الخمر

31

Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014). h., 177. 32

Muhammad Natsir, Korporasi Antara Sanksi Dan Tindak Pidana Lingkungan Di Aceh,

(Yogyakarta: Deepublish, 2019), h., 27. 33

Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014). h., 177.

Page 31: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

17

“sesungguhnya ganja itu haram, dijatuhkam sanksi had orang yang

menyalahgunakannya, sebagaimana dijatuhkan had bagi peminum

khamr.”

Pendapat Azat Husnain:34

يحد متناول الدخدرات كمايحد شارب الخمر

“dijatuhkan sanksi had orang yang menyalahgunakan narkotik

sebagaimana dijatuhkan had bagi peminum khamr”.

Selain itu, ia berargumentasi dengan hadis:

كل مسكر خر، وكل مسكر »قالعن اب هري رة صلى الله عليه وسلم قال: : قال رسول الله

حرام

“dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw., bersabda: setiap yang

memabukkan itu khamr dan setiap yang memabukkan itu haram.” (HR

Al Nasa‟i).

Berdasarkan pendapat Ibnu Taimiyah dan Azat Husnain sanksi

bagi penyalahguna narkotika dijatuhkan had sebagaimana bagi peminum

khamr karena statusnya haram.

2. Sanksi Ta‟zir

Hukuman ta‟zir adalah hukuman yang belum ditetapkan syara‟,

melainkan diserahkan kepada hakim, baik penerapannya maupun

pelaksanaanya.35

Syara tidak menyebutkan macam-macamnya hukuman

untuk jarimah untuk tiap-tiap jarimah ta‟zir, tetapi hanya menyebutkan

sekumpulan hukuman dari seringan-ringannya sampai kepada seberat-

beratnya. Dalam hal ini hakim diberi kebebasan untuk memilih

34

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam perspektif hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasional, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008). h., 127. 35

Oemar Seno, Hukum Hakim Pidana, (Jakarta, Erlangga, 1984), h.,19.

Page 32: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

18

hukuman-hukuman mana yang sesuai dengan hukuman ta‟zir serta

keadaan pembuatnya juga.36

Adapun yang menjadi dasar hukum takzir ini adalah hadis Nabi

SAW dan tindakan sahabat yaitu sebagai berikut: ع رسول الله صل الله عليه وسلم ي قول ل يلد أح د ف وق عن اب ب ردة اللأنصاري أنه س

عشرة اسواط ال في حد من حدود الله

“Dari Abi Burdah Al-Anshari bahwa ia mendengar Rasulullah

SAW bersabda: tidak boleh dicambuk lebih dari sepuluh kali, kecuali di

dalam hukuman yang telah ditentukan oleh Allah SWT” (HR. Muttafaq

„Alaih).

Secara umum ketiga hadis di atas menjelaskan tentang eksistensi

takzir dalam syariat Islam, berikut ini adalah penjelasannya:

Hadis tersebut menjelaskan tentang batas hukuman takzir yang

tidak boleh lebih dari sepuluh kali cambukan untuk membedakannya

dengan hudud. Dengan batas hukuman ini dapat diketahui mana yang

termasuk jarimah hudud dan mana yang termasuk jarimah takzir.37

Dalam kaitan sanksi penyalahgunaan narkoba, Wahbah al Zuhaili

dan Ahmad Al-Hasari berargumentasi : “sesungguhnya mengonsumsi

ganja itu haram dan tidak dijatuhkan sanksi had kepada pelakunya, wajib

atas orang yang mengonsumsinya dikenai sanksi ta‟zir bukan had.”

Mereka berpendapat bahwa pelaku penyalahgunaan narkoba

diberikan sanksi ta‟zir, karena :38

a) Narkoba tidak ada pada masa Rasulullah

b) Narkoba lebih berbahaya dibandingkan dengan khamr, dan

c) Narkoba tidak diminum, seperti halnya khamr

36

Ahmad Hanafi, Asas-asas hukum Pidana Iskam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990),

h.,8. 37

M. Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014), h., 142. 38

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam perspektif hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasional, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008). h., 129.

Page 33: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

19

d) Narkoba jenis dan macamnya banyak sekali. Masing-masing

mempunyai jenis yang berbeda-beda

Al quran dan sunnah tidak menjelaskan tentang sanksi bagi

produsen dan pengedar narkoba. Oleh karena itu, sanksi hukum bagi

produsen dan pengedar narkoba adalah ta‟zir. Hukuman ta‟zir bisa berat

atau ringan tergantung kepada proses pengadilan (otoritas hakim).39

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengatakan bahwa

sanksi bagi pelaku penyalahgunaan narkoba adalah ta‟zir. Adapun

penyalahgunaan narkoba mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda.

Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan-tindakan berikut40

:

a) menjatuhkan hukuman yang berat terhadap penjual, pengedar, dan

penyeludup bahan-bahan narkoba. Jika perlu hukuman mati.

b) menjatuhkan hukuman berat terhadap aparat negara yang melindungi

produsen atau pengedar narkoba.

c) membuat undang-undang mengenai penggunaan dan

penyalahgunaan narkoba.

Sanksi hukum bagi pengonsumsi narkoba menurut para Fuqaha,

apabila tanpa alasan dan kejelasan yang dibenarkan seperti kepentingan

medis, maka ia dikenai sangsi hukuman ta‟zir. Hukuman ta‟zir tersebut

bisa dengan kecaman, dipukul, dipenjara, dipublikasikan, dikenai sangsi

denda berupa harta, dan bentuk-bentuk hukuman ta‟zir lainnya sesuai

dengan kebijakan hakim yang menurutnya bisa memberi efek jera baik

bagi pelaku dan orang yang lain. Menurut Imam hanafiyah dan malikiyah

memperbolehkan hukuman ta‟zir itu sampai berupa hukuman bunuh.

Mereka menyebutnya dengan istilah hukuman bunuh sebagai bentuk

kebijakan yang pas dan tepat. Artinya, jika hakim melihat ada

kemaslahatan sesuai dengan kondisi dan situasinya.41

39

Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014). h., 178. 40

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975, (Erlangga: 1976). h., 178. 41

Wahbah Az-Zuhaili, Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, juz 7, (Dar Fikr-Damaskus, 2007), h., 5521-5522

Page 34: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

20

B. Tindak Pidana Narkotika Menurut Hukum Positif

1. Pengertian Tindak Pidana

Pengertian tindak pidana dalam KUHP dikenal dengan istilah strafbaar

feilt dan dalam kepustakaan tentang hukum pidana sering dipergunakan

istilah delik, sedangkan pembuat undang-undang merumuskan dalam suatu

undang-undang mempergunakan istilah peristiwa pidana atau perbuatan

pidana atau tidan pidana.42

Moeljatno menyebutkan bahwa tindak (perbuatan)

pidana adalah “perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan diancam

dengan pidana, barangsiapa yang melanggarnya”.43

Menurut Wirjono

Prodjodikoro, “tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat

dikenakan hukuman pidana.44

Menurut D. Simons, tindak pidana (strafbaar

feit) adalah kelakuan (handeling) yang diancam dengan pidana “yang bersifat

melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan

oleh orang yang mampu bertanggung jawab.45

2. Unsur-unsur Tindak Pidana

Sedangkan Menurut K.Wantjik Saleh unsur dari tindak pidana, adalah:46

a. Perbuatan melawan hukum, memiliki dua macam istilah, yaitu:

melawan hukum materiil(material wederechtlijkeid) atinya melawan

hukum tertulis dan tidak tertulis, dan melawan hukum formil (formed

wederechtlijkheid) merupakan unsur tindak pidana apabila disebutkan

dalam rumusan tindak pidana tersebut.

b. Unsur merugikan masyarakat, dalam ketentuan perundang-undangan

hukum selalu melindungi kepentingan hukum yang dimaksud tiap-tiap

42

Sri Hajati, Ellyne Dwi Poespasari, Oemar Moechthar, Buku Ajar Pengantar Hukum

Indonesia, Cet kedua, (Surabaya: Airlangga University Pres, 2018), h., 217. 43

Muhammad Ainul Syamsu, Penjatuhan Pidana & dua prinsip dasar hukum, (Jakarta:

PrenadaMedia Grup, 2016), h., 16. 44

Hasbullah F Sjawie, Direksi Perseroan terbatas serta pertanggungjawaban pidana

koorporasi, (Jakarta: Prenada Media, 2017),h., 256. 45

Suyanto, Pengantar Hukum Pidana, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h., 69 46

Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,

(Yogyakarta : Deepublish, 2015). h., 24-25.

Page 35: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

21

kepentingan yang harus dijaga agar tidak dilanggar dan ditujukan

untuk kepentingan masyarakat.

c. Dilarang oleh aturan pidana, unsur yang dilarang oleh aturan pidana

apabila perbuatan tersebut dinyatakan dalam undang-undang sebagai

perbuatan yang dapat dihukum sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat

(1) KUHP yang berbunyi : “Tidak ada suatu perbuatan yang dapat

dihukum melainkan atas ketentuan pidana yang berlaku sebelum

perniayam itu dilakukan”.

d. Pelaku dapat diancam dengan pidana, pelaku diancam pidana

merupakan unsur subjektif dari perbuatan, karena yang

dipertanggungjawabkan adalah kesalahanya. Dalam tindak pidana

baik kejahatan maupun pelanggaran yang dapat diancam pidana

sebagai orang yang melakukan tindak pidana dibagi atas 4 macam

yaitu : orang yang melakukan (player), orang yang menyuruh

melakukan (doen plegen), orang yang turut melakukan (medepleger),

orang yang dengan sengaja membujuk melakukan perbuatan itu

(uitlokker).

Sedangkan pemidanaan bisa diartikan sebagai tahap penetapan sanksi

dan juga tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Kata “pidana” pada

umumnya diartikan sebagai hukum, sedangkan “pemidanaan” diartikan

sebagai penghukuman 47

3. Teori-teori pemidanaan

Adapun teori pemidanaan yang digunakan oleh hakim yaitu sebagai

berikut:48

a. Teori pembalasan atau absolute

Sarjana yang mengikuti pandangan ini yaitu Vos, Immanuel Kant,

Hegel, Hebart, Stahl, Leo Polak. Menurut teori pembalasan bahwa

pidana tidaklah bertujuan untuk yang praktis, seperti memperbaiki

47

Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005).h.,

2. 48

Zulaeha, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Yogyakarta: Deepublish, 2017). h., 14.

Page 36: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

22

penjahat. Kejahatan itu sendirilah yang mengandung unsur-unsur

untuk dijatuhkannya pidana. Pidana secara mutlak ada, karena

dilakukan suatu kejahatan. Tidaklah perlu untuk memikirkan manfaat

menjatuhkan pidana itu. Setiap kejahatn harus berakibat dijatuhkan

pidana kepada pelanggar.

Disebut absolut, sebab pidana merupakan tuntutan mutlak, bukan

hanya sesuatu yang perlu dijatuhkan tetapi merupajan pidana ialah

pembalasan. Kelemahan teori absolut, dapat menimbulkan

ketidakadilan (misalnya, pada pembunuhan tidak semua pelaku

dijatuhi pidana mati, tetapi harus didasarkan pada pembuktian),

apabila yang menjadi dasar dari teori ini adalah untuk pembalasan

maka mengapa hanya negara yang memberikan pidana?.

b. Teori tujuan atau relative

Pengikut teori ini Von Feurbach, Muller, Utrech, Van Hamel, Von

Listz. Teori ini tujuannya menyelenggarakan tertib masyarakat,

memperbaiki kerugian masyarakat akibat tindak pidana, memperbaiki

si penjahat, membinasakan si penjahat, mencegah kejahatan baik

prevensi umum (ditujukan kepada masyarakat, dengan jalan

pelaksanaan pidana di muka umum) dan prevensi khusus (ditujukan

kepada si penjahat itu sendiri, agar tidak mengulangi lagi

perbuatannya). Kelemahan teori ini dapat menimbulkan ketidakadilan

(misalnya, pelaku kejahatan ringan dijatuhi pidana berat sekedar untuk

menakut-nakuti), kepuasaan masyarakat terabaikan, semata-mata demi

si penjahat, sulit untuk dilaksanakan dalam praktik, (misalnya,

terhadap residive)

c. Teori gabungan atau verengingstheorien

Teori gabungan ini mengkombinasi teori pembalasan dan teori

tujuan, sarjananya Pompe, Van Bemmelen, Grotius, Rossi,

Zevenbergen. Teori gabungan ini muncul dengan mengemukakan

pandangan :

Page 37: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

23

1) Pidana bertujuan membalas kesalahan dan mengamankan

masyarakat. Tindakan bermaksud mengamankan dan memelihara

tujuan, jadi pidana dan tindakan, keduanya bertujuan

mempersiapkan untuk mengembalikan terpidana ke dalam

kehidupan masyarakat.

2) Keadilan mutlak yang diwujudkan dalam pembalasan, tetapi yang

berguna bagi masyarakat.

3) Dasar tiap-tiap pidana ialah penderitaan yang beratnya sesuai

dengan beratnya perbuatan yang dilakukan oleh terpidana.49

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa hukum pidana

merupakan hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang

dilarang oleh undang-undang beserta sanksi pidana yang dapat

dijatuhkannya kepada pelaku.50

Sanksi pidana bermacam-macam jenisnya.

Dalam Pasal 10 KUHP membedakan sanksi-sanksi pidana menjadi dua

klasifikasi, yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Adapaun jenis sanksi

pidana menurut Pasal 10 KUHP yang dimaksud sebagai berikut:51

a. Pidana Pokok meliputi :

1) Pidana Mati

2) Pidana Penjara

3) Pidana Kurungan

4) Pidana Denda

5) Pidana Tutupan

b. Pidana Tambahan meliputi :

1) Pencabutan beberapa hak tertentu

2) Perampasan beberapa barang tertentu

3) Pengumuman keputusan hakim

49

Didik Endro Purwoleksono, Hukum Pidana, (Surabaya, Airlangga University Press,

2016), h.,92-93. 50

Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), h., 6. 51

Zuleha, Dasar-dasar hukum Pidana, (Yogyakarta : Deepublish, 2017), h., 92.

Page 38: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

24

Bentuk putusan lain misalnya putusan bebas (Pasal 191 ayat (1)

KUHAP) dan putusan lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat

(2) KUHAP).

a. Putusan Bebas (Vrijspraak) – Pasal 191 ayat (1) KUHAP

Putusan yang demikian ini dijatuhkan oleh pengadilan apabila ia

berpendapat bahwa kesalahan atau perbuatan yang didakwakan terhadap

terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan di dalam pemeriksaan

di persidangan. Tidak terbuktinya kesalahan terdakwa ini adalah

minimum bukti yang ditetapkan oleh undang-undang tidak terpenuhi,

misalnya hanya ada keterangan tersangka, tanpa dikuatkan oleh alat bukti

lain, atau alat bukti terpenuhi, tapi hakim tidak yakin akan kesalahan

terdakwa.

Putusan bebas ini bersifat negatif, dalam arti bahwa putusan itu

tidak menyatakan terdakwa tidak melakukan perbuatan yang didakwakan

itu, melainkan menyatakan bahwa kesalahan terdakwa tidak terbukti.

Jadi, bahwa kemungkinan terdakwalah yang melakukannya, akan tetapi

dipersidangan hal itu tidak terbukti.52

b. Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag van alle

rechtsvervolging) – Pasal 191 ayat (2) KUHAP

Putusan pelepasan terdakwa dari segala tuntutan hukum dijatuhkan

oleh hakim apabila dalam persidangan ternyata terdakwa terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah sebagaimana dalam dakwaan penuntut

umum. Tetapi diketahui bahwa perbuatan tersebut bukan merupakan

perbuatan pidana, dan oleh karena itu terhadap terdakwa akan dinyatakan

lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2) KUHAP).53

52

Ansori Sabuan, Syarifuddin Pettanase, Ruben Achmad, Hukum Acara Pidana,

(Bandung : Angkasa Bandung, 1990), h., 198. 53

Ahmad Rifai, Penemuan hukum oleh hakim dalam persfektif hukum progresif, (Jakarta :

Sinar Grafika, 2014),h., 116.

Page 39: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

25

Adapun perbedaan yang prinsipal antara dua macam putusan

tersebut di atas ialah, bahwa dalam hal putusan bebas (vjispraak) jaksa

tidak dapat naik banding kepada Pengadilan Tinggi (Pasal 67 KUHAP),

sedangkan dalam hal pelepasan dari segala tuntutan hukum (ontslag van

alle rechtsvervolging) dapat dimintakan banding, baik oleh terdakwa atau

jaksa.54

c. Putusan Pemidanaan (veroordeling) – Pasal 193 Ayat (1) KUHAP

Bentuk putusan pemidanaan diatur dalam 193 Ayat 2 KUHAP yang

berbunyi : “Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah

melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya maka pengadilan

menjatuhkan pidana”.55

Pemidanaan berarti terdakwa dijatuhi hukuman

pidana sesuai dengan ancaman yang ditentukan dalam Pasal tindak pidana

yang didakwakan.56

Putusan pemidanaan terjadi, jika pengadilan berpendapat bahwa

terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya

(vide Pasal 193 ayat (1) KUHAP). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang pengadilan, kesalahan terdakwa

atas perbuatan yang didakwakan kepadanya terbukti secara sah dan

meyakinkan. Terbukti sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dan

hakim yakin terdakwa yang bersalah melakukan. Hal itu sesuai dengan

ketentuan Pasal 183 KUHAP yaitu hakim tidak boleh menjatuhkan

pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua

alat bukti yang sah ia memperboleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana

benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah

melakukannya.57

54

Ansori Sabuan, Syarifuddin Pettanasse, Ruben Achmad, Hukum Acara Pidana,

(Bandung: Angkasa, 1990). h., 199. 55

Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015). h., 310. 56

Andre G. Mawey., Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan hukuman lepas dari

segala tuntutan hukum, Lex Crimen Vol. V/No.2/Feb/2016, h., 87. Di akses dari

https://www.neliti.com/id/publications/3420/pertimbangan-hakim-dalam-menjatuhkan-putusan-

lepas-dari-segala-tuntutan-hukum, diakses pada 18 November 2019 Pukul 22:40 WIB. 57

Bambang Waluyo,Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta:Sinar Grafika, 2008). h., 86.

Page 40: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

26

4. Narkotika Menurut hukum positif

Menurut hukum positif, narkotika dan psikotropika serta bahan

adiktif lainnya merupakan bagian dari narkoba. Narkotika adalah zat atau

obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun

semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri

dan dapat menimbulkan ketergantungan.58

Bahaya Pemakaian Narkoba:59

a. Otak dan syaraf dipaksa untuk bekerja di luar kemampuan yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak wajar

b. Peredaran darah dan Jantung dikarenakan pengotoran darah oleh

zat-zat yang mempunyai efek yang sangat keras, akibatnya jantung di

rangsang untuk bekerja di luar kewajiban.

c. Pernapasan tidak akan bekerja dengan baik dan cepat lelah sekali

d. Penggunaan lebih dari dosis yang dapat ditahan oleh tubuh akan

mendatangkan kematian secara mengerikan.

e. Timbul ketergantungan baik rohani maupun jasmani sampai

timbulnya keadaan yang serius karena putus obat.

Adapun jenis jenis narkotika terdapat berbagai macam berdasarkan

UU No 35 Tahun 2009, narkotika dibagi menjadi 3 kelompok60

yaitu

narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi,

serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh tanaman Papaver Somniferum L, opium mentah, opium masak,

tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina, tanaman ganja,

asetirfina, beta-hidroksifentanil, desmorfina, etorfina, heroina,

58

Undang-undang psikotropika narkotika dan zat adiktif lainnya, (Bandung: Fokus

Media, 2011), h., 52. 59

Fransiska Novita Eleanora, Bahaya Penyalahgunan Narkoba serta Usaha Pencegahan

dan Penanggulangannya (Suatu Tinjauan Teoritis), Jurnal Hukum, Vol.XXV/ No.1/April/2011,

h., 443. Diakses dari http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jurnalhukum/article/view/203/179

diakses pada 26 November 2019 Pukul 1.35 WIB. 60

Undang-undang psikotropika narkotika dan zat adiktif lainnya, (Bandung: Fokus Media,

2011), h., 119.

Page 41: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

27

ketobemidona, katinona, MDMA, MPP, tenamfetamina, amfetamina,

metamfetamina, metakualon, dll.

Narkotika golongan II adalah narkoyka berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh alfasetilmetadol,

alfaprodina, betametadol, difenoksin, diampromida, etonitazena,

hidrokodona, fenadoksona, kodoksima, morfina, oksidona, petidina,

tebaina, tebakon, dll.

Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai ringan mengakibatkan ketergantungan.

Contoh asetildihidrokodeina, dekstopopoksifena, etilmorfina, kodeina,

propiram, polkodina, dll.61

5. Sanksi Narkotika menurut hukum Positif

Tindak pidana yang berhubungan dengan narkotika sendiri diatur

dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika dan

Undang-Undang ini berlaku bagi segenap warga masyarakat yang berada

diwilayah kesatuan Negara Republik Indonesia termasuk bagi warga

Negara asing tanpa terkecuali. Tindak pidana narkotika merupakan tindak

pidana khusus. Sebagaimana tindak pidana khusus, hakim diperbolehkan

untuk menghukum dua pidana pokok sekaligus pada umumnya hukuman

badan dan pidana denda. Hukuman badan berupa pidana mati, pidana

seumur hidup, atau pidana penjara. Tujuannya agar pemidanaan itu

memberatkan pelakunya supaya kejahatan dapat ditanggulangi di

masyarakat, karena tindak pidana narkotika sangat membahayakan

kepentingan bangsa dan negara.62

Adapun sanksi pidana bagi pelaku

61

Undang-undang psikotropika narkotika dan zat adiktif lainnya, (Bandung: Fokus

Media, 2011),h.,154. 62

Bambang Sutiyoso, Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum yang Pasti

dan Berkeadilan, (Yogyakarta : UII Press, 2007), h., 21.

Page 42: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

28

penyalahgunaan menurut Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika dibagi kedalam dua kategori yaitu pelaku sebagai “pengguna”

dan/atau “pengedar”.63

Dalam ketentuan UU Narkotika maka “pengedar”

diatur dalam Pasal 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121,

122, 123 124,125. Dalam ketentuan UU Narkotika maka “pengguna”

diatur dalam Pasal 116. 121, 126, 127, 128, 134.

Berdasarkan UU No 35 Tahun 2009 terdapat beberapa kriteria

penyalahgunaan narkotika yakni Pasal 1 angka 13 tentang narkotika yakni

pecandu narkotika adalah orang yang menggunakan atau

menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada

narkotika baik secara fisik maupun psikis. Selain itu Pasal 1 angka 15,

penyalahguna adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau

melawan hukum. Pasal 7 yakni narkotika hanya dapat digunakan untuk

kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.64

Dalam ketentuan pidana yang mengatur penyalahgunaan narkotika

bagi diri sendiri dalam UU No 35 tahun 2009 terdapat dalam Pasal 127

ayat (1) setiap penyalah guna:65

a. narkotika golongan 1 bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 4 tahun.

b. narkotika golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 2 (dua) tahun, dan

c. narkotika golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana

penjara paling lama 1 (satu) tahun.

63

Satrio Putra Kolopita, Penegakan Hukum Atas Pidana Mati terhadap Pelaku Tindak

Pidana Narkotika, Lex Crimen, Vol.2/No.4/Agystus/2013, h., 63. Diakses dari

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/3089/2633 diakses pada 9 Desember

2019 15.40 WIB. 64

Undang-undang psikotropika narkotika dan zat adiktif lainnya, (Bandung: Fokus Media,

2011),h.,54. 65

Undang-undang psikotropika narkotika dan zat adiktif lainnya, (Bandung: Fokus Media,

2011),h.,102.

Page 43: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

29

C. Putusan Hakim

Putusan merupakan akhir suatu proses pemeriksaan perkara yang

dilakukan majelis hakim, dengan terlebih dahulu dilakukan musyawarah

berdasarkan ketentuan Pasal 14 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

kekuasaan kehakiman.66

Hakim sebagai aktor utama dalam proses peradilan

senantiasa dituntut untuk mengasah kepekaan nurani, kecerdasan moral, dan

profesional dalam menegakkan hukum dan keadilan dalam wujud

putusannya.67

Hakim dalam membuat putusan tidak hanya melihat kepada

hukum (sistem denken) tetapi juga harus bertanya pada hati nurani dengan cara

memperhatikan keadilan dan kemanfaatan ketika putusan itu telah dijatuhkan

(problem denken). Akibat dari putusan hakim tanpa menggunakan hati

nuraninya akan berakibat pada kegagalan menghadirkan keadilan dan

kemanfaatan, meskipun putusan hakim (vonis) sejatinya diadakan untuk

menyelesaikan suatu perkara atau sengketa dalam bingkai tegaknya hukum dan

keadilan.68

Tugas pokok hakim adalah menerima, memeriksa dan memutus

serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya berdasarkan asas

bebas, jujur, dan tidak memihak di suatu sidang pengadilan, dengan

menjatuhkan suatu putusan yang disebut dengan putusan hakim.69

Dalam putusan akhir dari penyelengaraan sistem peradilan hukum acara

formil yakni vonis hakim yang merupakan bagian paling penting dan

menentukan, karena vonis akan mempengaruhi terhadap terpidana serta

masyarakat umum. Pengertian disparitas (disparitiy) adalah perbedaan.70

Disparitas pidana adalah penerapan pidana (disparity of sentencing) yang tidak

66

Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta : Kencana,

2015), h., 40. 67

Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim,(Jakarta : Kencana,

2015), h., 1. 68

Hadi Machram, Marjan Miharja, Asas Manfaat Putusan Hakim Pengadilan Hubungan

Industrial Bandung terhadap Pemutusan Hubungan Kerja Perjanjian Kerja Waktu tertentu, (Qiara

Media, 2019), h., 9. 69

Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim (dalam Perspektif Hukum Progresif),

(Sinar Grafika : Jakarta, 2010), h., 52. 70

M. Darto, Arief S, Kamus Inggeris-Indonesia, Indonesia-Inggeris, (Pustaka Tinta

Mas, 2008). h., 117.

Page 44: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

30

sama (same offence) atau terhadap tindak pidana yang sifatnya berbahayanya

dapat diperbandingkan tanpa dasar pemberian yang jelas.

Menurut Muladi dan Barda Nawawi, disparitas pidana adalah71

:

1. Penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang sama.

2. Penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang

beratnya dapat diperbandingkan.

3. Penerapan pidana yang tidak sama terhadap mereka yang bersama-

sama melakukan tindak pidana (deelneming, Pasal 55, 56 KUHP).

Menurut Harkristuti Harkrisnowo, bahwa disparitas dapat terjadi dalam

beberapa kategori, yaitu :72

1. Disparitas antara pidana yang sama

2. Disparitas tindak pidana yang mempunyai keseriusan yang sama

3. Disparitas pidana yang dijatuhkan oleh satu majelis hakim

4. Disparitas pidana yang dijatuhkan oleh majelis hakim yang berbeda

untuk tindak pidana yang sama.

Secara implisit, Harkristuti Harkrisnowo memandang disparitas pidana

sebagai hal yang wajar dalam penjatuhan pidana dikaitkan dengan kebebasan

pengadilan sepanjang didasarkan atas alasan hukum yang jelas. Oleh

karenanya, pembuatan kriteria dasar untuk penjatuhan pidana sebaiknya

mengelaborasi tindak pidana dan pertanggungjawaban pidana secara seimbang

sebagaimana dianut dalam RKUHP.73

71

Muladi dan Barda Nawawi, Teori-teori dan kebijakan pidana, (Bandung Alumni,

1984). h., 124. 72

Mahrus Ali, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, (Yogyakarta : UII Press, 2011), h.,

57. 73

Muhammad Ainul Syamsu, Penjatuhan Pidana & Dua Prisip Dasar Hukum Pidana,

(Jakarta : Kencana, 2016), h., 10.

Page 45: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

31

BAB III

KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DI

INDONESIA

A. Kekuasaan kehakiman

Independensi hakim dalam konsep negara hukum Indonesia, diartikan

sebagai adanya kemandirian hakim dalam pelaksanaan fungsi kekuasaan

kehakiman yang bermartabat, dan profesional berdasarkan hukum dan

keadilan. Oleh karena itu, independensi hakim Indonesia harus berorientasi

pada konsep negara hukum Indonesia.74

Pembagian kekuasaan menurut

fungsinya menunjukkan perbedaan antara fungsi-fungsi pemerintahan yang

bersifat legislatif, eksekutif dan yudikatif yang dikenal sebagai Trias

Politika.

Trias politika adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri atas

tiga macam kekuasaan, yaitu :75

a. Kekuasaan legislatif merupakan kekuasaan membuat undang-

undang.

b. Kekuasaan eksekutif melaksanakan undang-undang.

c. Kekuasaan yudikatif merupakan kekuasan yang mempunyai

kewenangan untuk mengadili atas pelanggaran UU.

Didalam negara hukum, Indonesia tidak terlepas dari kekuasaan

kehakiman. Kekuasaan kehakiman diatur dalam UU RI Nomor 48 Tahun

2009 yang menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya dalam

ligkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan

74

Salle, Urgensi Kemandirian Kekuasaan Kehakiman, (Makassar : Social Politic Genius

(SIGn), 2018), h., 94. 75

Miriam Budiarjo , Aspek-aspek perkembangan Kekuasaan Kehakiman di Indonesia,

(Yogyakarta: UII Press: 2008), h., 17.

Page 46: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

32

peradilan militer dan lingkungan peradilan tata usaha negara, serta

Mahkamah Konstitusi.76

Lembaga peradilan merupakan penjelmaan dari kekuasaan yudikatif

(kekuasaan kehakiman) yaitu kekuasaan yang diberikan oleh UUD 1945

untuk menjalankan proses penegakkan hukum dan keadilan yang bebas dan

merdeka (the independent of judiciary). Independensi peradilan

mengandung pengertian bahwa hakim dan semua perangkat peradilan bebas

dari campurtangan kekuasaan ekstra yudisial, baik kekuasaan eksekutif,

legislatif maupun kekuasaan ekstra yudisial lainnya dalam masyarakat

seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pers maupun para pihak

yang berperkara.77

Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan kekuasaan kehakiman

(yudikatif) sebagai salah satu cabang kekuasaan negara. UU No 48 Tahun

2009 tentang kekuasaan kehakiman merupakan penyempurna dari UU

kekuasaan kehakiman sebelumnya, yakni UU RI No 4 Tahun 2004,

kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh hakim yang diberi wewenang

untuk mengadili (serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa,

memutuskan perkara) berdasarkan asas bebas, jujur adil. Sebagai salah satu

kekuasaan Negara yang merdeka yaitu kekuasaan yudikatif, kekuasaan

kehakiman mempunyai misi menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan. Pasal 1 Butir 1 UU No.48 Tahun 2009 tentang

kekuasaan kehakiman menegaskan “kekuasaan kehakiman adalah

kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD NRI

Tahun 1945, demi terselenggaranya negara hukum Republik Indonesia”.

Penjelasan resmi angka 1 UU No. 48 Tahun 2009 memuat keterangan yang

lebih tegas tentang adanya indepedensi/kemerdekaan badan-badan

76

Republik Indonesia, Undang-undang No.48 tahun 2009, BAB III, Pasal 18. 77

Darwoko Yuti Witianto dan Arya Putra Negara Kutawaringin, Diskresi Hakim

(Sebuah Instrumen Menegakan keadilan substantive dalam perkara-perkara Pidana), (Bandung :

Alfabeta, 2013). h., 4.

Page 47: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

33

peradilan. Hal tersebut dijelaskan bahwa UUD NRI Tahun 1945

menegaskan Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan

tersebut maka salah satu prinsip penting negara hukum adalah adanya

jaminan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang merdeka, bebas dari

pengaruh kekuasaan kehakiman lainnya untuk menyelenggarakan

pengadilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

Hal tersebut kembali dipertegas pula pada Pasal 3 Ayat (1) dan (2) UU

No. 48 Tahun 2009, sebagai berikut :

1) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, hakim dan hakim konstitusi

wajib menjaga kemandirian peradilan.

2) segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain diluar

kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal sebagaimana

dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945.78

Putusan hakim merupakan mahkota dan puncak dari suatu perkara

yang sedang diperiksa dan diadili oleh hakim79

. Seorang hakim dalam

menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh menjatuhkan pidana

tersebut kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang

sah80

, proses penjatuhan putusan yang dilakukan hakim merupakan suatu

proses yang kompleks dan sulit, sehingga memerlukan pelatihan,

pengalaman dan kebijaksanaan.81

Penjatuhan putusan oleh hakim

berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan hakim merupakan aspek

terpenting dalam menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim

yang mengandung keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian

78

Salle, Urgensi Kemandirian Kekuasaan Kehakiman (Makassar: Social Politic Genius

(SIGn), 2018), h., 95. 79

Laurensius Arliman S, Notaris dan Penegakan Hukum oleh Hakim, (Yogyakarta:

Deepublish, 2015), h., 109. 80

Satjipto Rahardjo, Bunga rampai dalam permasalahan dalam sistem peradilan pidana,

pusat pelayanan keadilan dan Pengabdian Hukum (Jakarta: 1998), h., 11. 81

Ahmad Rifai, S.H., M.H., Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum

Progresif, (Jakarta : Sinar Grafika, 2014), h., 94.

Page 48: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

34

hukum.82

Disamping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak yang

bersangkutan sehingga pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti,

baik dan cermat.83

Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan dapat

dibagi menjadi dua kategori, yaitu:84

A. Pertimbangan yang bersifat yuridis

Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim

yang didasarkan pada fakta-fakta yuridis yang terungkap dalam

persidangan dan oleh Undang-Undang ditetapkan sebagai hal yang harus

dimuat di dalam putusan. Hal-hal yang dimaksud diantara lain:85

Dakwaan jaksa penuntut umum, keterangan terdakwa, keterangan saksi,

barang-barang bukti dan Pasal-pasal dalam peraturan hukum pidana.

B. Pertimbangan yang bersifat non yuridis

Pertimbangan yang bersifat non yuridis oleh hakim hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam pertimbangan ini antara lain:86

latar belakang terdakwa, latar belakang terdakwa setiap keadaan

yang menyebabkan timbulnya keinginan serta dorongan keras pada

diri terdakwa dalam melakukan tindak pidana kriminal .

akibat perbuatan terdakwa, perbuatan pidana yang dilakukan

terdakwa sudah pasti membawa korban ataupun kerugian pada pihak

lain. Bahkan akibat dari perbuatan terdakwa dan kejahatan yang

dilakukan tersebut dapat pula berpengaruh buruk kepada masyarakat

82

Mukti arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, cet V (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), h., 140. Barry Franky Siregar, Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan

putusan terhadap residisi pengedaran narkotika di Kota Yogyakarta, (Yogyakarta : Universitas

Atmajaya Yogyakarta Fakultas Hukum, 2016), h., 4. 83

Barry Franky Siregar, Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap

residivia pengedaran narkotika di Kota Yogyakarta, (Yogyakarta : Universitas Atmajaya

Yogyakarta Fakultas Hukum, 2016), h., 4. 84

Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2007), h., 212. 85

Dahlan, Problematika keadilan dalam penerapan pidana terhadap pidana terhadap

penyalah Guna Narkotika, (Yogyakarta : Deepublish, 2019), h.,121. Pertimbangan Hakim dalam

Penjatuhan Putusan Pidana terkait hal yang memberatkan dan meringankan Putusan, Nurhafifah

dan Rahmiati, (Kuala Lumpur: Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Lumpur, 2015), h., 347. 86

Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2007), h., 218.

Page 49: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

35

luas, paling tidak keamanan dan ketentraman mereka senantiasa

terancam.

kondisi diri terdakwa, pengertian kondiri diri terdakwa adalah

keadaan fisik maupun psikis terdakwa sebelum melakukan

kejahatan, termasuk pula status sosial yang melekat pada terdakwa.

keadaan fisik dimaksud adalah usia dan tingkat kedewasaan,

sementara keadaan psikis dimaksud adalah berkaitan dengan

perasaan yang dpat berupa tekanan diri orang lain, pikiran sedang

kacau, keadaan marah dan lain-lain. Adapun status sosial dimaksud

adalah predikat yang dimiliki dalam masyarakat.

agama terdakwa, keterikatan para hakim terhadap ajaran agama tidak

cukup bila sekedar meletakkan kata “Ketuhanan” pada kepala

putusan, melainkan harus menjadi ukuran penilaian dari setiap

tindakan baik tindakan para hakim itu sendiri maupun dan terutama

tindakan para pembuat kejahatan.87

Selain itu, pada hakikatnya pertimbangan hakim hendaknya juga

memuat tentang hal-hal sebagai berikut :

a. Pokok persoalan dan hal-hal yang diakui atau dalil-dalil yang tidak

disangkal.

b. Adanya analisis secara yuridis terhadap putusan segala aspek

menyangkut semua fakta/hal-hal yang terbukti dalam persidangan.

c. Adanya semua bagian dari petitum Penggugat harus

dipertimbangkan/diadili secara satu demi satu sehingga hakim dapat

menarik kesimpulan tentang terbukti/tidaknya dan dapat

dikabulkan/tidaknya tuntutan tersebut dalam amar putusan.88

87

Rusli Muhammad, Hukum Acaea Pidana Kontemporer, (Jakarta: Citra Aditya. 2007),

h.,212-220. 88

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Cet V (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), Cet V, h., 142.

Page 50: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

36

Kemudian hakim juga mempertimbangkan berat ringan yang termuat

didalam Undang-undang kekuasaan kehakiman dalam Pasal 8 ayat (2) UU No

48 Tahun 2009, yang menyatakan bahwa “Dalam pertimbangan berat

ringannya pidana, hakim wajib memperhatikan pula sifat baik dan jahat dari

terdakwa”.89

B. Penegakan hukum di Indonesia

Penegakan hukum mempunyai sasaran agar orang taat kepada hukum.

Ketaatan masyarakat terhadap hukum disebabkan tiga hal, yakni takut berbuat

dosa, takut karena kekuasaan dari pihak penguasa berkaitan dengan sifat

hukum yang bersifat imperatif, takut karena malu berbuat jahat.90

Menurut

Lawrence M Friedman mengatakan bahwa sistem hukum adalah satu

kesatuan hukum yang tersusun dari 3 (tiga) unsur, yaitu : Struktur, Substansi,

dan Kultur Hukum.

1. Struktur/Penegak Hukum, menurut Friedman yaitu unsur jumlah dan

ukuran pengadilan yuridiksinya (yaitu kasus apa mereka mendengar dan

bagaimana dan mengapa) dan cara banding dari pengadilan ke pengadilan

lain.91

2. Substansi hukum adalah aturan, norma.92

Substansi adalah keseluruhan

asas hukum, norma hukum dan aturan hukum, baik yang tertulis maupun

tidak tertulis, termasuk putusan pengadilan.93

Aturan atau norma harus

mempunyai asas yang mendukung tujuan hukum ditegakan. Ada tiga

tujuan hukum yang selama ini berkembang, yaitu sebagai berikut :

89

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009, BAB II, Pasal 8 ayat (2) 90

Irwan Jasa Tarigan, Narkoba dan Penanggulangannya, (Yogyakarta: Deepublish 2017).

H., 63. Wenda Hartanto, Penegakan hukum terhadap kejahatan narkotika dan obat-obatan

terlarang dalam era perdagangan bebas internasional yang berdampak pada keamanan dan

kedaulatan negara, Lex Crimen Vol. 14/No.1/Maret/2017, h.,3. Di akses dari

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/jurnal/index.php/jli/article/view/28/11, diakses pada 21

November 2019 Pukul 17.46 WIB. 91

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, UI Press, 2010), h.,123. 92

Panduan Bantuan Hukum di Indonesia (Pedoman anda memahami dan menyelesaikan

Masalah Hukum) edisi 2006, (Jakarta: YLBHI dan PSHK, 2007). h., 5. 93

Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan

(JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), (Jakarta: Kencana,

2017), h., 181.

Page 51: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

37

a. aliran etis, yang menganggap bahwa pada prinsipnya tujuan hukum itu

semata-mata hanya untuk mencapai keadilan. Keadilan hukum (legal

justice) adalah keadilan berdasarkan hukum dan perundang-undangan.

Dalam arti hakim hanya memutuskan perkara hanya berdasarkan

hukum positif dan peraturan perundang-undangan. Aliran etis dapat

dianggap sebagai ajaran moral idea atau ajaran moral teoretis.

Penganut aliran ini di antaranya adalah Aristoteles, Justinianus, dan

Eugen Erlich.

b. aliran utilis, yang menganggap bahwa pada prinsipnya tujuan hukum

itu hanyalah untuk menciptakan kemanfaatan atau kebahagiaan

masyarakat. Aliran ini memasukan ajaran moral praktis yang menurut

penganutnya bertujuan untuk memberikan kemanfaatan atau

kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin warga

masyarakat, sebagaimana dikemukakan oleh para penganutnya, yaitu

antaranya Jeremy Bentham, James Mill. Dan John Stuart Mill. Bahkan

Bentham berpendapat bahwa negara dan hukum semata-mata ada

hanya untuk manfaat sejati, yaitu kebahagiaan mayotitas rakyat.

c. aliran normatif yuridis, yang menganggap bahwa pada prinsipnya

tujuan hukum ini adalah untuk menciptakan kepastian hukum. Tujuan

pelaksanaan hukum dalam hal ini untuk sekedar menjamin

terwujudnya kepastian hukum. Menurut aliran ini selanjutnya,

walaupun aturan hukum atau penerapan hukum terasa tidak adil dan

tidak memberikan manfaat yang besar bagi mayoritas warga

masyarakat, hal tersebut tidaklah menjadi masalah, asalkan kepastian

hukum dapat ditegakkan.94

3. Kultur Hukum/budaya hukum friedman mengartikan sebagai sikap dari

masyarakat terhadap hukum dan sistem hukum tentang keyakinan, nilai,

gagasan, serta harapan masyarakat tentang hukum. Kebiasaan-kebiasaan,

94

Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam perspektif hukum progresif,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2014). h., 131.

Page 52: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

38

opini-opini, cara berpikir dan cara bertindak, baik dari penegak hukum

maupun dari masyarakat.95

95

Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan

(JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), (Jakarta: Kencana,

2017), h., 164.

Page 53: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

39

BAB IV

DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA PUTUSAN

NO.2652/PID.SUS/2018/PN.TNG DAN NO.1314/PID.SUS/2018/PN.TNG

A. Deskripsi Putusan

1. Kronologis Kasus Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng

Berdasarkan surat putusan No.2562/Pid.Sus/2018/PN.Tng. Terdakwa

bernama Nanda Kuswara Als Bin NK Edi Rusnadi, umur 23 tahun, lahir 15

Oktober 1995, jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, pekerjaan mahasiswa.

Dalam dakwaan penuntut umum pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018

sekira pukul 02.00 Wib, bertempat di Rumah Kontrakan di Gang Asem

Kelurahan Pondok Kacang Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Tangerang yang berwenang memeriksa dan

mengadili perkaranya, Tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan untuk

dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara jual beli, menukar

atau menyerahkan Narkotika Gol I, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa

dengan cara sebagai berikut:

Bermula saksi Anang, saksi Bayu Andri dan saksi Achmad Sandi

sedang melakukan observasi di wilayah Tangerang dan kemudian

mendapatkan informasi dari masyarakat yang memberitahukan bahwa ada

sebuah kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang

Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, dimana didalam

rumah kontrakan tersebut terlihat beberapa orang diduga melakukan transaksi

jual beli Narkotika. Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi Anang

bersama tim langsung melakukan observasi di sekitaran rumah kontrakan

tersebut dan sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini ada orang didalam

rumah kontrakan tersebut, saksi Anang bersamatim langsung melakukan

Page 54: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

40

tindakan masuk kedalam rumah dan melakukan pengamanan terhadap

terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi. Setelah dilakukan

penggeledahan badan/pakaian serta tempat tinggal terdakwa Nanda Kuswara

ALs NK, hasilnya ditemukan barang bukti yang sebelumnya disimpan oleh

terdakwa dibawah tempat kasur kemudian terdakwa yang mengambil lalu

menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1 (satu) buah bekas

tempat permen yang didalamnya terdapat 2 (dua) buah paket plastic masing-

masing berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan berat brutto seluruhnya

1,21 (satu koma dua puluh satu) gram.

Terdakwa mendapatkan barang bukti Narkotika jenis Shabu tersebut

dengan cara membeli dari sdr. Pai seharga Rp. 1.500.000,- (satu juta lima

ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu tanggal 29 September 2018 sekira pukul

14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan Kantor Samsat Ciledug Kelurahan

Sudimara Selatan Kecamatan CiledugKota Tangerang.terdakwa Nanda

Kuswara Als NK dalam hal membeli Narkotika Gol I jenis Shabu tidak

memiliki ijin dari pihak/instansi yang berwenang.

Berita Acara Pemeriksaan Lab No. 336AV/2018/BALAI LAB

NARKOBA yang dikeluarkan oleh BNN RI Tanggal 24 Oktober 2018,

setelah barang bukti berupa 1 (satu) bungkus plastik bening berisolasi warna

hitam dengan kode 1 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto

seluruhnya 0,2715 gram dan 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi

warna hitam dengan kode 2 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto

seluruhnya 0,2740 gram dilakukan pemeriksaan lab hasilnya adalah Positif

Metamfetamina (Shabu) yang terdaftar dalam Gol I Nomor Urut 61 Lampiran

Undang Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Atas perbuatan terdakwa dalam proses persidangan penuntut umum

menyatakan perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam dakwaan Pasal 114 ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun 2009 atau Pasal

112 ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun 2009 atau perbuatan terdakwa

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU

RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Page 55: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

41

Sebagai bahan pembuktian atas dakwaannya penuntut umum telah

mengajukan saksi-saksi yang menerangkan dibawah sumpah pada pokoknya.

Di dalam persidangan Terdakwa Hukum Terdakwa memohon keringanan

hukuman, menyesal akan perbuatannya dan tidak akan mengulanginya

kembali.

a. Pertimbangan Majelis Hakim

Bahwa terdakwa telah didakwa oleh penuntut umum dengan dakwaan

tuntutan. Kemudian terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu

kesatu melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika atau kedua Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Atau Kedua melanggar Pasal

127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009

tentangNarkotika.

Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan maka unsur-

unsur tindak pidana yang didakwakan penuntut umum, membuktikan

bahwa dakwaan alternatif ketiga yaitu Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang

Undang RI Nomor 35 tahun 2009 telah terbukti meyakinkan melakukan

tindak pidana penyalahguna narkotika.

Bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, maka perlu

dipertimbangkan keadaan memberatkan terdakwa dan yang meringankan

terdakwa yaitu terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesali,

terdakwa tidak berbelit-belit dalam keterangan didalam persidangan.

Bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana maka dibebani pula untuk

membayar biaya perkara.

Memperhatikan Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009

tentang Narkotika. serta peraturan perundang-undangan lain yang

bersangkutan.

Page 56: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

42

b. Putusan Majelis Hakim

Berdasarkan pertimbangan majelis hakim serta memperhatikan Pasal

127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika. serta peraturan

perundang-undangan lain yang bersangkutan, majelis hakim mengadili :

1) Menyatakan terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi tersebut

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”.

2) Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itudengan pidana

penjara selama 1 (satu) tahun.

3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telahdijalani

terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan pidana tersebut ; Menetapkan

Terdakwa tetap berada dalam tahanan.

4) Menetapkan barang bukti berupa1 (satu) buah bekas tempat permen

didalamnya terdapat 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna

hitam (kode I) berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu)

denganberat netto 0,2540 gram (sisa pemeriksaan lab), 1 (satu) bungkus

plastic bening berisolasi warna hitam (kode 2) berisikan narkotika jenis

Metamfetamina (shabu) denganberat netto 0,2627 gram (sisa

pemeriksaan lab); 1 (satu) unit handphone merk Samsung J5 ; Diramps

untuk dimusnahkan.

5) Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp5000

(lima ribu rupiah).

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Tangerang pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019

oleh kami Harry Suptanto, SH, sebagai Hakim Ketua dan Elly Noeryasmien,

SH,MH dan Nelson Panjaitan, SH, MH masing-masing sebagai Hakim

Anggota, putusan mana diucapkan pada Hari dan Tanggal itu juga dalam

persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan didampingi

Hakim-hakim tersebut, dibantu oleh Nirmalia Anggraini, SH Panitera

Pengganti pada Pengadilan Negeri Tangerang, dihadiri oleh Taufik Hidayat,

Page 57: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

43

SH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Tangerang, Terdakwa

dan Kuasa Terdakwa dari Posbakum Peradi Tangerang yaitu Muslim, SH.

2. Kronologis Kasus Putusan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

Berdasarkan surat putusan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng. Terdakwa

bernama Harif alias Arif Bin Ramlinas, umur 28 tahun, lahir di Jakarta 13

Oktober 1989, jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, pekerjaan karyawan

swasta.

Dalam dakwaan penuntut umum pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018

sekira pukul 23.00 Wib atau setidak-tidaknya pada bulan Maret 2018 bertempat di

pinggir jalan depan toko Furniture Dunia Jaya di Jl. H. Hasyim Ashari Gg. Parit

Rt.03/10 Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang dengan

menyatakan terdakwa harif bin ramlinas melakukan tindak pidana penyalahgunaan

narkotika golongan 1 bagi diri sendiri yang diatur dalam pasal 127 ayat 1 huruf a uu

ri no 35 tahun 2009 tentang narkotika perbuatan tersebut dilakukan dengan sebagai

berikut :

Berawal terdakwa HARIF Bin RAMLINAS mendapatkan narkotika jenis

shabu dari Sdr. Jiman (Dpo), kemudia pada saat terdakwa sedang di pinggir jalan

depan toko Furniture DUNIA JAYA datang saksi Galuh Dwi dan saksi Baru

Purwanto (anggota Polisi) menangkap terdakwa lalu saksi Baru Purwanto

melakukan penggeledahan terhadap badan, pakaian dan tempat tertutup lainnya

ditemukan 1(satu) bungkus plastik klip bening berisikan narkotika jensi sabu

didalam bungkus rokok Sampoerna Mild yang berada di atas tanah di dekat

terdakwaduduk,selanjutnyaterdakwaberikutbarangbuktidibawake Polres Kota

Tangerang guna diproses lebih lanjut, Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari

pihak yang berwenanguntuk memiliki, menyimpan menguasai atau menyediakan

Narkotika Golongan I bukan tanaman.

Bahwa berdasarkan surat dari Balai Laboratorium Kriminalistik sesuai

pemeriksaan Sdr. SODIQ PRATOMO, S.Si.M.Si Dkk dengan Berita Acara

Pemeriksaan Laboratoris No. 1401/NNF/2018 tanggal 03 April 2018

menyimpulkan bahwa barang bukti berupa 1(satu) bungkus rokok Sampoerna

Page 58: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

44

Mild berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening berisikan Kristal warna putih

dengan berat netto 0,0397 gram dan setelah dilakukan pemeriksaan uji lab seberat

0,0215 gram, yang disita dari Terdakwa sebagai barang bukti tersebut adalah

positif (+) mengandung METAMFETAMINA dan terdaftar dalam Golongan I

Nomor Urut 61 Lampiran UU RI No.35 tentang Narkotika ;

Atas perbuatan terdakwa dalam proses persidangan penuntut umum

menyatakan perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

dakwaan kesatu Pasal 112 ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun 2009 atau perbuatan

terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf

a UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Sebagai bahan pembuktian atas dakwaannya, penuntut umum telah

mengajukan saksi-saksi yang menerangkan dibawah sumpah pada pokoknya. Di

dalam persidangan terdakwa mengakui dan menyesali segala perbuatannya, dan

berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

a. Pertimbangan Majelis Hakim

Bahwa terdakwa telah didakwa oleh penuntut umum dengan dakwaan

alternatif yaitu Kesatu melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Atau Kedua melanggar Pasal 127

ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika.

Bahwa dakwaan yang sesuai dengan keadaan dipersidangan, Majelis

memilih dakwaan kedua melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-

Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang mempunyai

unsur-unsurnya “setiap orang” dan “Penyalahguna Narkotika Golongan I

bagi diri sendiri”.

Bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang

dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan

pembenar dan atau alasan pemaaf, maka terdakwa harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Page 59: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

45

Bahwa oleh karena terdakwa mampu bertanggung jawab, maka harus

dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana.

Bahwa bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, maka perlu

dipertimbangkan keadaan memberatkan terdakwa yaitiu perbuatan terdakwa

tidak mendukung program Pemerintah dalam memberantas tindak pidana

Narkotika dan yang meringankan terdakwa yaitu terdakwa mengaku

bersalah, menyesal, dan berjanji tidak mengulangi perbuatan, terdakwa

sopan dalam persidangan.

Bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana maka dibebani pula untuk

membayar biaya perkara.

Memperhatikan Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35/2009 tentang

Narkotika. serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

b. Putusan Majelis Hakim

Berdasarkan pertimbangan majelis hakim serta memperhatikan Pasal 127

ayat (1) huruf a UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika. serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan, majelis hakim mengadili :

1) Menyatakan terdakwa HARIF Alias ARIF Bin. RAMLINAS terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“Penyalahgunaan Narkotika bagi dirisendiri”.

2) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa HARIF Alias ARIF Bin.

RAMLINAS oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun,

dan 8 (delapan) bulan.

3) Menetapkan barang bukti berupa 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan

Narkotika jenis Shabu dengan berat brutto 0,0215 gram sisa hasil lab;

Dirampas untuk dimusnahkan.

4) Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,00

(dua ribu rupiah).

Page 60: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

46

Demikianlah diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim

pada hari Kamis, tanggal : 02 Agustus 2018, oleh kami : Edy Purwanto,

S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Kamaruddin Simanjuntak, S.H, dan

Serliwaty, S.H.M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana

diucapkan pada hari dan tanggal itu juga dalam sidang yang terbuka untuk

umum oleh Hakim Ketua Majelis dan didampingi Hakim Anggota, dibantu

oleh Tonny Septomulyana, S.H. sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh

Andre Saut, SH sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Kabupaten Tangerang, dengan dihadiri oleh Terdakwa.

Mengenai kedua putusan di atas, maka terjadi disparitas antara putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng. pada

putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng hakim memutuskan bahwa

terdakwa melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor

35 Tahun 2009 tentang Narkotika terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika Golongan I

bagi diri sendiri, dan menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana

penjara selama 1 (satu) tahun sedangkan pada putusan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng terdakwa terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika

bagi diri sendiri kemudian dijatuhkan pidana penjara selama 1 (satu) tahun,

dan 8 (delapan) bulan. Berdasarkan pertimbangan didalam kedua putusan

hakim tersebut secara otomatis terjadi disparitas putusan. Oleh karena itu,

disparitas sudah wajar dan lazim dilakukan oleh hakim, mengingat hakim

memiliki hak yang independen dan tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun.

B. Dasar Hakim dalam Memformulasikan Putusan Tindak Pidana

Narkotika

Pertama, hakekat kemerdekaan hakim adalah jika seorang hakim

dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dalam menggali,

mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat

serta bebas dari berbagai pengaruh dan berbagai kepentingan baik dari

Page 61: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

47

dalam maupun dari luar, termasuk kepentingan dirinya sendiri demi

tegaknya hukum dan keadilan.96

Oleh karena itu, kemerdekaan hakim atau

independensi hakim merupakan cara berpikiran hakim terhadap subjek

maupun objek di dalam suatu kasus/perkara diluar dirinya sehingga dapat

memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara berdasarkan fakta, hukum,

dan keyakinan dalam diri hakim. Atas dasar tersebut maka dibuat etika dan

hukum yang diperuntukkan hakim agar tidak terjadi penyalahgunaan

jabatan.

Kedua, berdasarkan asas imparsialitas (Impartiality) mengandung

pengertian yang luas meliputi pengertian: Tidak memihak (Impartial),

bersikap jujur atau adil (Fair and Just), tidak bersikap diskriminatif, tetapi

menempatkan dan mendudukan para pihak yan berperkara dalam keadaan

setara di depan hukum (Equality before the law).97

Oleh karena itu, putusan

hakim tidak boleh memihak kepada salah satu terdakwa diantara beberapa

terdakwa lainnya karena akan menyebabkan ketidakadilan dalam

memutuskan perkara (dalam hal ini tindak pidana narkotika), hakim tidak

boleh di intervensi pihak mana pun didalam memutuskan perkara apabila

hakim di intervensi maka hakim telah melanggar tugas atau profesinya

sebagai tanggung jawab menegakan hukum yang adil dan benar yang

diperkuat dengan Pasal 3 ayat 2 UU 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan

kehakiman yakni “segala campur tangan urusan peradilan oleh pihak lain di

luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945”.

Hakim harus imparsial terhadap subjek hukum atas kasus/perkara untuk

mencegah konflik kepentingan, mencegah keberpihakan serta menjaga

wibawa dan kehormatan sebagai hakim.

96

Nurini Aprilianda, Sistem Peradilan Pidana: Teori dan Praktik, (Malang: Universitas Brawijaya Press , 2017) H., 77

97 Supono, Asas Imparsialitas Hakim ADHOC Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)

dalam Putusan yang Objektif dan Adil, h.,5, diakses dari http://repository.unpas.ac.id/45330/ Di akses pada 04/02/2020 pukul 19.23 WIB.

Page 62: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

48

Ketiga berdasarkan asas penafsiran, hakim wajib menggali arti yang

tepat dari ketentuan pidana tersebut dan harus memberikan tafsir serta

menjelaskan ketentuan, untuk dapat menafsirkan dan menjelaskan

diperlukan tafsiran hukum. Hakim menggunakan penafsiran untuk

menentukan apakah suatu ketentuan di dalam KUHP sesuai dengan kasus

yang dihadapinya.98

Penafsiran dalam ketentuan yang telah dinyatakan

dengan tegas tidaklah boleh menyimpang dan maksud pembentuk undang-

undang.99

Oleh karena itu, untuk memecahkan suatu kasus yang dihadapi,

hakim harus benar-benar berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu

perkara/kasus yang sedang dihadapinya dengan menggunakan penafsiran

hukum, akan tetapi penafsirannya tidak boleh menyimpang dari ketentuan

yang sudah ditentukan .

Ada beberapa jenis penafsiran dalam hukum pidana diantaranya

penafsiran restruktif yaitu mempersempit arti peraturan perundang-

undangan, penafsiran ekstensif yaitu memperluas arti peraturan perundang-

undangan, penafsiran analogi yaitu penafsiran yang mengkiaskan arti kata-

kata sesuai dengan asas hukumnya, penafsiran gramatikal yaitu penafsiran

sebagai bahasa sehari-hari, penafsiran sistematika yaitu penafsiran dengan

cara menghubungkan pasal satu dengan pasal lain yang terkait dalam satu

bidang hukum, penafsiran autentik yaitu penafsiran sebagaimana yang

diberikan oleh pembuat undang-undang, penafsiran a contrario yaitu

menafsirkan undang-undang yang di dasarkan pada perlawanan pengertian

antara pasal yang diatur dalam suatu pasal undang-undang.100

Penafsiran

dalam hukum pidana tersebut hakim bisa menafsirkan dengan cara

memperluas/mempersempit arti dari perundang-undangan yang digunakan,

menafsirkan arti kata apakah sesuai dengan asas yang digunakan, kemudian

98

Aris Hardinanto, Manfaat Analogi dalam Hukum Pidana untuk Mengatasi Kejahatan yang Mengalami Modernisasi, Yuridika Vol 31/No.2/Mei/2016 h.,226. Di akses pada https://e-journal.unair.ac.id/ di akses pada 04/02/2020 pukul 21.04 WIB.

99P.A.F Lamintang dab C. Djisman Samosir, Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar

Baru, 1983), h., 1 100

Sri Warjiyati, Memahami Dasar Ilmu Hukum: Konsep Dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Prenada Media, 2018) h.,144

Page 63: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

49

bahasa yang digunakan sehari-hari juga dapat menjadi penafsiran hukum

oleh hakim karena mengandung makna di dalam bahasa tersebut,

mengkaitkan pasal satu dengan pasal lain sesuai UU yang berlaku kasus

yang sedang di hadapi. Berdasarkan jenis-jenis penafsiran hukum tersebut,

hakim dapat menggunakan sesuai wewenang hakim sebagai puncak dari

persidangan di dalam memutuskan suatu perkara.

Dengan demikian, inti dari dasar hakim dalam memformulasikan

putusan tindak pidana narkotika ini terdapat 3 (tiga) prinsip yaitu prinsip

kemerdekaan hakim, prinsip imparsialitas dan prinsip penafsiran. Makna

dari prinsip-prinsip tersebut sebagai landasan berpikir hakim dalam

mewujudkan tujuan hukum acara pidana yaitu menggali untuk menentukan

terbukti/tidaknya dalam memutuskam suatu perkara, sebagai dasar

penegakan dan keadilan hukum yang dilakukan oleh hakim dengan cara

penafsiran-penafsiran yang ia telaah sehingga menemukan titik kesimpulan

hasil (putusan) dari suatu perkara dalam penelitian ini penyalahgunaan

narkotika.

C. Disparitas Putusan Hakim dalam Penyalahgunaan Narkotika di PN

Tangerang Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng

Berdasarkan kronologis dua putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng terdapat perbedaan dalam penjatuhan pidana oleh

hakim dengan tindak pidana yang sama yaitu penyalahgunaan narkotika gol 1

bagi diri sendiri yang diatur dalam Pasal 127 ayat 1 huruf (a). Di dalam putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng majelis hakim menjatuhkan pidana penjara

terhadap terdakwa selama 1 (satu) tahun. Sedangkan dalam putusan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng majelis hakim memutuskan terdakwa degan

pidana penjara selama 1 tahun 8 bulan.

Muladi dan Barda Nawawi Arif menyatakan sumber pada hukum ada hal-

hal lain yang menyebabkan terjadi disparitas. Hal yang dimaksud adalah faktor-

Page 64: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

50

faktor yang bersumber dari diri hakim sendiri baik yang bersifat internal maupun

eksternal yang tidak bisa dipisahkan sebagai atribut diri sendiri orang yang

disebut dengan human equation (insan peradilan) atau yang menyangkut pegaruh-

pengaruh latar belakang sosial, pendidikan, agama pengalaman dan perilaku

sosial. Hal itulah yang sering kali memegang peranan penting di dalam

menentukan jenis dan beratnya hukuman daripada sifat hukumnya sendiri dan

kepribadian dari pelaku tindak pidana yang bersangkutan.101

1. Pertimbangan Hakim putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng

Majelis hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa Nanda Kuswara Bin

NK Edi Rusnadi atas dakwaan penyalahgunaan narkotika golongan 1

dengan pidana penjara 1 (satu) tahun 3 bulan. Majelis hakim memutuskan

terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana penyalahgunaan narkotika golongan 1 bagi diri sendiri sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) UU No.35 Tahun 2009

tentang Narkotika.

Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum

berdasarkan surat dakwaan kesatu, Pasal 114 ayat (1) UU No.35 Tahun

2009 tentang Narkotika “tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan

untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara jual beli,

menukar atau menyerahkan Narkotika gol 1.”

Dakwaan kedua, Pasal 112 ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 “tanpa

hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau

menyediakan Narkotika Gol 1 dalam bentuk bukan tanaman.”

Serta,dakwaan ketiga, Pasal 127 ayat 1 huruf a UU No 35 Tahun 2009

“penyalahgunaan narkotika gol 1 bagi diri sendiri”.

Dalam memutuskan pidana, hakim memiliki kebebasan untuk memilih

jenis pidana, berdasarkan sistem alternatif didalam pengancaman pidana di

dalam UU. Maka hakim memilih salah satu dari beberapa dakwaan

101

Kurnia dewi agraeni, disparitas pidana dalam outusan hakim terhadap tindak pidana

psikotropika di PN Sleman, Jurnal hukum novelty, vol.7/No. 2/agustus/ 2016, h., 230.

Page 65: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

51

alternatif yang diajukan jpu. Jadi hakim bebas memilih dakwaan oleh

terdakwa yang sesuai dari tuntutan oleh jpu berdasarkan dakwaan alternatif.

Dalam putusan terdakwa Nanda Kuswara, Majelis hakim

mempertimbangkan dakwaan penuntut umum yaitu dakwaan alternatif Pasal

127 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan unsur-unsur

sebagai berikut :

a. Setiap orang

Menurut Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa berdasarkan

Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang bisa menjadi subjek dari suatu

tindak pidana ialah manusia.102

Berdasarkan putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng atas terdakwa Nanda Kuswara, unsur “setiap

orang” dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a telah menjadi unsur pertimbangan

hakim dalam memutuskan perkara Nanda Kuswara karena telah unsur

tersebut telah memenuhi salah satu unsur-unsur tindak pidana.

b. Unsur “Penyalahgunaan Narkotika Gol 1 bagi diri sendiri”

Berdasarkan keterangan terdakwa Nanda Kuswara maupun saksi

Anang, saksi Andri, saksi Achmad Sandi yang disertai barang bukti yang

telah disebutkan di dalam Putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng

menerangkan bahwa keduanya telah terbukti secara sah menyalahgunakan

narkotika golongan 1 sesuai dengan UU Narkotika No. 35 Tahun 2009.

Kemudian Di dalam Pasal 75 huruf l UU Narkotika, yakni

melakukan tes urine, tes darah, tes rambut, tes asam dioksiribonukleat

(DNA), dan/atau tes bagian tubuh lainnya” dan pasal 75 huruf q yakni

melakukan uji laboratorium terhadap sampel dan barang bukti narkotika dan

prekursor narkotika. Berdasarkan pasal tersebut dalam putusan terdakwa

Nanda Kuswara, hakim menimbang berdasarkan alat bukti berupa

keterangan hasil tes urine dan pemeriksaan lab narkoba yang menyatakan

102

Wirjono Prodjodikoro, Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, (Bandung: Eresco,

1980), h.,55.

Page 66: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

52

bahwa terdakwa telah terbukti menggunakan narkotika bagi dirinya sendiri

serta barang bukti yang ditemukan merupakan narkotika golongan 1 yang

tidak diperuntukan untuk dikonsumsi tanpa adanya pengawasan dan

perizinan (yang termuat Pasal 127 ayat 1 huruf a, Pasal 7 UU 35 tahun 2009

tentang narkotika). Dengan demikian, hasil tes urine dan lab narkoba

tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu syarat alat bukti (Pasal 184

KUHAP) yakni surat.

Syarat seseorang dapat dipidana selain perbuatannya harus

memenuhi unsur dalam rumusan undang-undang juga harus adanya sifat

melawan hukum (menurut K. Wantjik Saleh).103

Dalam Pasal 1 angka 15

UU No 35 Tahun 2009 tentang narkotika disebutkan bahwa

“penyalahgunaan narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika

tanpa hak atau melawan hukum. Pada putusan terdakwa Nanda Kuswara

diperoleh fakta bahwa perbuatan terdakwa merupakan perbuatan yang

bersifat melawan hukum formil, karena perbuatan terdakwa tanpa hak

menggunakan narkotika golongan 1 tersebut.

Menurut D. Simons, tindak pidana (starbaar feit) adalah kelakuan

(handeling) yang diancam dengan pidana “yang bersifat melawan hukum”

yang berhubungan dengan kesalahan dan dilakukan oleh orang yang mampu

bertanggung jawab.104

Perlakuan orang inilah yang menjadi titik

penghubung dasar guna pemberian sanksi pidana. Fakta yang terungkap di

persidangan, perbuatan terdakwa bukan merupakan pihak yang tidak boleh

menggunakan narkotika dalam hal ini shabu-shabu karena terdakwa

menggunakan shabu-shabu tanpa ada ijin dari pihak yang berwenang,

sehingga atas perbuatan terdakwa tersebut dapat dinilai sebagai

penyalahgunaan narkotika golongan (1) huruf a untuk diri sendiri. Oleh

karena itu perbuatan terdakwa merupakan perbuatan yang bertentangan

dengan hukum/undang-undang yang berlaku.

103

Laurensius Arliman S. Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana

(Yogyakarta: Deepublish, 2015), h., 24. 104

Suyanto, Penganar Hukum Pidana, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.,89.

Page 67: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

53

Kemudian dalam pertimbangan hakim atas terdakwa Nanda

Kuswara dalam memutus perkara tersebut telah sesuai dengan apa yang

telah diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP, yang berisi pembuktian

dalam perkara tersebut berdasarkan alat bukti yang sah, yaitu adanya

keterangan saksi, keterangan surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.

maka semua unsur terdakwa Nanda Kuswara telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana “penyalahgunaan

narkotika golongan 1 bagi diri sendiri” yang diancam dalam Pasal 127

Ayat (1) huruf a UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, semua unsur dakwaan

alternatif jaksa penuntut umum Pasal 127 ayat (1) huruf a sudah terpenuhi,

maka berdasarkan hukum terhadap perbuatan terdakwa harus dinyatakan

telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana penyalahgunaan narkotika untuk diri sendiri, sehingga dalam hal ini

terdakwa dijatuhi pidana.

2. Majelis hakim dalam Putusan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng menjatuhkan

pidana kepada terdakwa Harif Bin Ramlinas atas dakwaan penyalahgunaan

narkotika golongan 1 dengan pidana penjara 1 (satu) tahun 6 bulan.

Majelis hakim memutuskan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika golongan 1

bagi diri sendiri sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127

ayat (1) UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum

berdasarkan surat dakwaan, kesatu Pasal 114 ayat (1) UU No.35 Tahun

2009 tentang Narkotika “tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan

untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara jual beli,

menukar atau menyerahkan Narkotika gol 1.

Dakwaan kedua Pasal 127 ayat 1 huruf a UU No 35 Tahun 2009

“penyalahgunaan narkotika gol 1 bagi diri sendiri”.

Page 68: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

54

Dalam memutuskan pidana, hakim memiliki kebebasan untuk

memilih jenis pidana, berdasarkan sistem alternatif didalam pengancaman

pidana di dalam UU. Maka hakim memilih salah satu dari beberapa

dakwaan alternatif yang diajukan JPU.

Dalam putusan terdakwa Harif bin Ramlinas, Majelis hakim

mempertimbangkan dakwaan alternatif kedua yaitu Pasal 127 ayat (1) UU

No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan unsur-unsur sebagai berikut :

a. Setiap orang

Unsur “setiap orang” dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a dalam kasus

ini, menunjuk kepada setiap subjek hukum yang bisa dimintai

pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya yakni Harif bin

Ramlinas. Oleh sebab itu, unsur “setiap orang” telah terpenuhi dalam diri

terdakwa.

Dengan demikian setiap orang yang dimaksud adalah Hanif, oleh

karena itu, Hanif telah melakukan penyalahgunaan narkotika berdasarkan

Pasal 127 ayat 1 huruf a tersebut, maka hanif harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya.

b. Unsur "Penyalahgunaan Narkotika Gol I bagi dirisendiri"

Dalam persidangan saksi merupakan salah satu alat bukti yang

diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum. Pasal 1 butir 27 KUHAP,

merumuskan sebagai berikut : ”Keterangan saksi adalah salah satu alat

bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai

suatu peristiwa yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri

dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.”105

Pasal 189 ayat (1) KUHAP merumuskan tentang pengertian

keterangan terdakwa, yaitu : ”Keterangan terdakwa ialah apa yang

terdakwa nyatakan di sidang pengadilan tentang perbuatan yang ia lakukan

105

Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h., 72.

Page 69: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

55

atau ia ketahui sendiri atau ia alamisendiri”.

Dengan demikian keterangan terdakwa atas terdakwa Hanif bukan

hanya pengakuan dari terdakwa saja, melainkan harus disertai alat bukti

lain sehingga keterangan terdakwa baru bisadijadikan suatu alat bukti.

Berdasarkan surat dari Balai Laboratorium Kriminalistik sesuai

pemeriksaan Sdr. Sodiq Pratomo, S.Si.M.Si Dkk dengan Berita Acara

Pemeriksaan Laboratoris No. 1401/NNF/2018 tanggal 03 April 2018

menyimpulkan bahwa barang bukti berupa 1(satu) bungkus rokok

Sampoerna Mild berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening berisikan

Kristal warna putih dengan berat netto 0,0397 gram dan setelah dilakukan

pemeriksaan uji lab seberat 0,0215 gram, yang disita dari Terdakwa

sebagai barang bukti tersebut adalah positif (+) mengandung

metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran

UU RI No.35 tentang Narkotika.

Kemudian, berdasarkan Surat Keterangan Pemeriksaan Urine dari

Sdr. dr. Madsidik pada Polres Kota Tangerang No.SKET/51/III/Resta

Tangerang 13 Maret 2018 dengan hasil kesimpulan Positif

Methampethamina.

Menimbang,bahwa berdasarkan Surat Hasil Assesmen/Pengakajian

dari Yayasan Gagas sesuai pemeriksaan Dr. Bambang Eka No.14-RMed-

GAGAS/III/HR/ 2018 tanggal 29 Maret 2018 dengan hasil kesimpulan

pemeriksaan adalah “Penyalahguna Narkotika Golongan I bukan tanaman

(Metafetmina/Shabu) dan dianjurkan mengikuti Rahabilitasi Sosial demi

kesembuhannya tahapan kecanduan narkotika”.

Berdasarkan pasal 75 huruf l dan q UU Narkotika tersebut dalam

putusan terdakwa Harif, hakim menimbang berdasarkan alat bukti berupa

keterangan hasil tes urine dan pemeriksaan lab narkoba dan surat hasil Hasil

Assesmen/Pengakajian dari Yayasan Gagas yang menyatakan bahwa

terdakwa telah terbukti menggunakan narkotika bagi dirinya sendiri serta

barang bukti yang ditemukan merupakan narkotika golongan 1 yang tidak

Page 70: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

56

diperuntukan kepentingan pelayanan kesehatan melainkan dikonsumsi

sendiri dan ini termasuk dalam penyalahgunakan.

Dengan demikian, hasil tes urine, lab narkoba dan Surat Hasil

Assesmen/Pengakajian dari Yayasan Gagas tersebut dapat dijadikan sebagai

salah satu syarat alat bukti (Pasal 184 KUHAP) yakni surat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis terdapat unsur

melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No.35 Tahun 2009 tentang

narkotika. Dengan demikian, fakta yang terungkap dipersidangan dari

keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, yang saling bersesuaian

serta dihubungkan dengan barang bukti telah diperoleh fakta hukum.

Bahwa perbuatan terdakwa merupakan perbuatan yang bersifat melawan

hukum formil, karena perbuatan terdakwa tanpa hak untuk menggunakan

narkotika golongan 1.

Dalam Pasal 7 UU Narkotika berbunyi “narkotika hanya dapat

digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengemban

ilmu pengetahuan dan teknologi”. Kemudian dipertegas dengan golongan

narkotika yang digunakan kedua terdakwa yakni methamfethamina

(golongan 1), termuat dalam Pasal 8 UU Narkotika yang berbunyi

“Narkotika Golongan 1 dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan

kesehatan”. Terdakwa Nanda Kuswara menggunakan narkotika dengan

alasan untuk dikonsumsi sendiri.

Berdasarkan pasal tersebut, ini termasuk penyalahgunaan narkotika

golongan 1 karena terdakwa Nanda Kuswara menggunakan narkotika tidak

untuk pelayanan kesehatan, hanya konsumsi sendiri. Kemudian motif

terdakwa Harif menggunakan narkotika yakni dengan alasan untuk

semangat kerja. Dalam Pasal 7 ayat (2) UU 35 Tahun 2009 tentang

narkotika, dalam jumlah terbatas narkotika golongan 1 ini dapat digunakan

untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah

mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala Badan

Page 71: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

57

Pengawas Obat dan Makanan. Terdakwa Nanda telah menyalahgunakan

narkotika tidak berdasarkan persetujuan dari pihak terkait dan ini

merupakan tindakan penyalahgunaan yang sebagaimana diatur dalam Pasal

1 butir 15 “Penyalahguna adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa

hak atau melawan hukum. Oleh sebab itu motif dari kedua terdakwa Nanda

Kuswara dan Harif, telah melanggar aturan penyalahgunaan narkotika yang

terdapat dalam UU Narkotika No 35 Tahun 2009.

Dapat disimpukan, dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan

putusan tersebut berdasarkan pertimbangan yuridis sesuai fakta di

persidangan adalah untuk membuktikan kebenaran materiil dari masing-

masing putusan atas terdakwa Nanda Kuswara dan terdakwa Harif

dengandakwaan penuntut umum yakni Pasal 127 ayat (1) huruf a UU

No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Majelis hakim menyatakan jika

semua unsur terbukti dan terpenuhi.

Berdasarkan penjelasan diatas, pertimbangan hakim terhadap kedua

putusan terdakwa Nanda dan Hanif telah terjadi disparitas putusan atas

tindak pidana yang sama, adapun faktor penyebab disparitas yaitu :

1) Fakta hukum di persidangan

Pertimbangan hakim merupakan titik klimaks dalam mewujudkan hasil nilai

dari suatu putusan hakim, hukum harus berisi keadilan (ex aequo et bono)

dan berisi kepastian.106

Oleh karena itu, hakim harus adil dan pasti terhadap

mempertimbangkan perkara yang sedang dihadapi. Apabila hukum janggal

berisi ketidakadilan dan ketidakpastian dalam memutuskan perkara maka

hakim dalam mempertimbangkan telah menyimpang. Pertimbangan yang

bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada fakta-

fakta yang terungkap didalam persidangan.107

106

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Cet V (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), Cet V, h., 142. 107

Dahlan, Problematika keadilan dalam penerapan pidana terhadap pidana terhadap

penyalah Guna Narkotika, (Yogyakarta : Deepublish, 2019), h.,121. Pertimbangan Hakim dalam

Penjatuhan Putusan Pidana terkait hal yang memberatkan dan meringankan Putusan, Nurhafifah

dan Rahmiati, (Kuala Lumpur: Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Lumpur, 2015), h., 347.

Page 72: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

58

Berdasarkan fakta hukum di persidangan atas keterangan dari masing-

masing terdakwa yang menjadikan pertimbangan hakim yang bersifat

yuridis. faktor keadaan diri terdakwa atau bentuk perbuatan penyalahgunaan

narkotika adalah perbuatan yang mengarah kepada pecandu narkotika.

Adapun pengertian pecandu narkotika termuat didalam Pasal 1 butir 13

Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu “Pecandu

Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

narkotika dan dalam keadaaan ketergantungan pada narkotika, baik secara

fisik maupun psikis.” Sedangkan yang menjelaskan ketergantungan pada

diri seorang termuat dalam Pasal 1 butir 14 UU No. 35 Tahun 2009 tentang

narkotika “ketergantungan narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh

dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus menerus dengan

takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila

penggunaanya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan

gejala fisik dan psikis yang khas.”108

Dengan demikian, seorang pecandu dilihat dari Pasal tersebut

menjelaskan bahwa apakah seseorang menggunakan narkotika merupakan

bentuk pecandu/ketergantungan pada diri yang ditandai pemakaian yang

terus menerus/tidak. Jika dilihat dari terdakwa Nanda Kuswara yang

tertangkap pada 2 Oktober 2018, ia baru membeli narkotika(shabu) dari

sdr.Pai seharga 1.500.000 pada hari Sabtu 29 September 2018 dengan

jangkauan waktu pemakaian baru kurang lebih 1 bulan. Sedangkan atas

keterangan terdakwa Harif sudah menggunakan narkotika jenis shabu ini

sejak 1 (satu) tahun yang lalu. Berdasarkan keterangan dari kedua terdakwa

maka hakim memerhatikan bentuk pecandu/ketergantungan yang digunakan

secara terus menerus, yakni lamanya penggunaan narkotika.

Jadi, faktor pertama penyebab peyalahgunaan narkotika karna fakta

hukum di persidangan yang berbeda maka menjadi keniscayaan hakim

berbeda pula di dalam memformulasikan hukuman.

108

UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Page 73: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

59

2) Karena disparitas sanksi/hukuman dimulai dari hukum itu sendiri, karena

KUHAP tidak mengatur pedoman yang harus diperhatikan oleh hakim

dalam menjatuhkan pidana, yang ada hanya aturan pemberian sanksi pidana

berdasarkan UU yang dikehendaki atau disebut asas leg spesialis derogat

legi generalis yakni hukum yang bersifat khusus (lex specialis)

mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis).

Terdakwa Nanda Kuswara dan terdakwa Harif diancam dengan

Pasal 127 ayat (1) huruf a yang berbunyi “narkotika golongan 1 bagi diri

sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun Dari bunyi pasal

tersebut, hakim mempunyai kebebasan untuk memilih beratnya pidana yang

akan dijatuhkan, sebab yang ditentukan perundang-undang hanyalah

maksimum dan minimumnya. Didalam pengaturan hukum yang terdapat di

Pasal 127 ayat 1 huruf a tersebut, tidak disebutkan ketentuan tidak diukur

jenis berat/ringannya barang bukti, hanya penggunaan golongan 1 yang

dijadikan penentuan.” Oleh sebab itu, kekuasaan kehakiman/independensi

hakim/kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara harus

berdasarkan 2 alat bukti dan 1 keyakinan hakim karena menganut sistem

negative weatherlet.

Jadi, hakim murni menentukan putusan berdasarkan keyakinannya.

Untuk dapat memutus bersalah, hakim harus mendasarkan pada dua alat

bukti yang sah sehingga ia memperoleh keyakinan bahwa terdakwalah yang

bersalah melakukannya (Pasal 183 KUHAP). Dalam hukum acara pidana di

Indonesia, alat bukti yang sah diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP yaitu

keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.

Hal ini yang menjadi salah satu faktor perbedaan putusan pidana oleh hakim

yang terlalu luas karena tidak adanya aturan yang jelas. Hal tersebut sering

berperan penting dalam menjatuhkan jenis dan beratnya pidana daripada

sifat perbuatan pidananya sendiri dan kepribadian pelaku tindak pidana yang

bersangkutan.

Page 74: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

60

Kebebasan hakim di Indonesia terdapat dalam Pasal 1 UU No. 48

Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman bahwa “kekuasaan kehakiman

adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi

terselenggaranya negara hukum Republik Indonesia” Atas dasar pasal

tersebut, pengaturan hakim dalam setiap mengadili perkara dipertegas dalam

Pasal 10 ayat (1) UU No 48 Tahun 2009 bahwa “pengadilan dilarang

menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang

diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada, atau kurang jelas melainkan

wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.”109

Jadi, atas dasar pengaturan

tersebut hakim boleh melakukan interpretasi, hakim memutuskan

berdasarkan tuntutan jaksa, atau bahkan didalam surat dakwaan Jaksa

Penuntut Umum (JPU), terdapat dakwaan alternatif sebagai bentuk dakwaan

yang belum didapat kepastian tindak pidana mana yang paling tepat dapat

dibuktikan. Adapun yang dijadikan hakim dalam dakwaan alternatif pada

terdakwa Nanda Kuswara yakni kesatu Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang

RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau kedua Pasal 112 ayat (1)

Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau Kedua

melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika sedangkan terdakwa Harif yakni kesatu melanggar

Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika Atau kedua melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-

Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

109

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009

Page 75: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

61

Page 76: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai penutup dari skripsi ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Dasar hakim dalam memformulasikan putusan tindak pidana terikat oleh

beberapa prinsip yaitu:

Pertama prinsip kemerdekaan hakim, kemerdekaan hakim atau

independensi hakim merupakan cara berpikiran hakim terhadap subjek

maupun objek di dalam suatu kasus/perkara diluar dirinya sehingga dapat

memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara berdasarkan fakta,

hukum, dan keyakinan dalam diri hakim. Kedua prinsip imparsialitas,

artinya hakim tidak boleh di intervensi pihak mana pun didalam

memutuskan perkara dan hakim itu independen. Ketiga prinsip

penafsiran, hakim diberi kebabasan untuk menafsirkan hukum akan tetapi

penafsirannya tidak boleh menyimpang dari ketentuan.

2. Disparitas putusan No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng dan

No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng karena :

a. Fakta hukum di persidangan menjadi keniscayaan hakim didalam

memformulasikan hukuman, dalam konteks putusan

No.2652/Pid.Sus/2018/PN.Tng atas terdakwa Nanda Kuswara baru

menyalahgunakan narkotika yang ia beli sejak tanggal 29 September

2018 kemudian ditangkap 2 oktober 2018 berdasarkan pernyataan

tersebut terdakwa baru 4 hari menyalahgunakan narkotika tersebut.

Sedangkan dalam putusan No.1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng ia sudah

menyalahgunakan narkotika tersebut selama 1 tahun.

Page 77: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

63

b. Kebebasan hakim di dalam memutuskan artinya hakim tidak terikat

oleh putusan yg lain dalam konteks tindak pidana yang sama. Karena

disparitas sanksi/hukuman dimulai dari hukum itu sendiri, karena

KUHAP tidak mengatur pedoman yang harus diperhatikan oleh

hakim dalam menjatuhkan pidana. Jadi, hakim murni menentukan

putusan berdasarkan keyakinannya.

B. Saran

Hakim di dalam memutuskan suatu perkara harus memperhatikan

asas-asas yang mendukung penemuan hasil putusan. Diharapkan hakim tidak

terpengaruh dari pihak manapun/lembaga manapun, hakim harus berdasarkan

keyakinan dalam hati nurani sehingga tidak menyimpang dari tugas pokoknya

sebagai penegak keadilan dalam masyarakat.

Page 78: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

64

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim (dalam Perspektif Hukum

Progresif), Sinar Grafika : Jakarta, 2010.

Ali. Achmad, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan

(JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang

(Legisprudence), Jakarta: Kencana, 2017.

Ali. Mahrus, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, Yogyakarta : UII Press, 2011.

Andrisman, Tri. Hukum Pidana (asas-asas dan dasar aturan umum hukum pidana

Indonesia), Universitas Lampung, 2011.

Arliman S,Laurensius.Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak

Pidana, Yogyakarta : Deepublish, 2015.

Arliman S. Laurensius, Notaris dan Penegakan Hukum oleh Hakim, Yogyakarta:

Deepublish, 2015.

Atmasasmita. Romli, Sistem Peradilan Pidana, Bandung : Binacipta, 1996.

Az-Zuhaili. Wahbah, Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, juz 7, (Dar Fikr-Damaskus,

2007).

Budiarjo. Miriam, Aspek-aspek perkembangan Kekuasaan Kehakiman di

Indonesia, Yogyakarta: UII Press: 2008.

Darto. M., dan Arief S, Kamus Inggeris-Indonesia, Indonesia-Inggeris, Pustaka

Tinta Mas, 2008.

Djazuli, Fiqih Jinayah Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Hamzah, Andi. dan RM.Surachman, Kejahatan Narkotika dan Psikotropika,

Jakarta : Sinar Grafika, 1994.

Hajati. Sri, Ellyne Dwi Poespasari, Oemar Moechthar, Buku Ajar Pengantar

Hukum Indonesia, Cet kedua, Surabaya: Airlangga University Pres, 2018.

Hanafi,Ahmad.Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Irfan,Nurul dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amzah, 2014.

Page 79: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

65

Lubis. Amany, Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Islam, Jakarta: Pustaka

Cendekiawan, 2018.

Machram. Hadi, Marjan Miharja, Asas Manfaat Putusan Hakim Pengadilan

Hubungan Industrial Bandung terhadap Pemutusan Hubungan Kerja

Perjanjian Kerja Waktu tertentu, Qiara Media, 2019.

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975, Erlangga: 1976.

Mappiasse, Syarif. Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, Jakarta

:kencana, 2015.

Mardani, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Pranadamedia Grup, 2019.

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam perspektif hukum Islam dan Hukum

Pidana Nasional, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Marpaung,Leden.Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika,

2005.

Moerdiyono, Pengawasan serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Badan Kerjasama Sosial

Usaha Pembinaan Warga Tama (Bersama): 1997.

Muhammad. Rusli, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2007.

Muladi dan Barda Nawawi, Teori-teori dan kebijakan pidana, (Bandung Alumni,

1984). h., 124.

Muslich,Ahmad Wardi Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Natsir,Muhammad.Korporasi Antara Sanksi Dan Tindak Pidana Lingkungan di

Aceh, Yogyakarta: Deepublish, 2019.

Nur, Muhammad Tahmid.Menggapai Hukum Pidana Ideal Kemaslahatan Pidana

Islam dan Pembaruan Hukum Pidana Nasional,Yogyakarta: Deepublish,

2018.

Oemar Seno, Hukum Hakim Pidana, (Jakarta, Erlangga, 1984.

Panduan Bantuan Hukum di Indonesia (Pedoman anda memahami dan

menyelesaikan Masalah Hukum) edisi 2006, Jakarta: YLBHI dan PSHK,

2007.

Page 80: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

66

Prodjodikoro,Wirjono.Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: Eresco,

1980.

Purwoleksono,Didik Endro.Hukum Pidana, Surabaya, Airlangga University Press,

2016.

Rahardjo. Satjipto, Bunga rampai dalam permasalahan dalam sistem peradilan

pidana, pusat pelayanan keadilan dan Pengabdian Hukum, Jakarta: 1998.

Republik Indonesia, Undang-undang No.48 tahun 2009.

Rifai, Ahmad. Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum

Progresif, Sinar Grafika : Jakarta, 2010.

Sabuan. Ansori, Syarifuddin Pettanase, Ruben Achmad, Hukum Acara Pidana,

Bandung : Angkasa Bandung, 1990.

Salle, Urgensi Kemandirian Kekuasaan Kehakiman,Makassar : Social Politic

Genius (SIGn), 2018.

Sjawie,Hasbullah F.Direksi Perseroan terbatas serta pertanggungjawaban pidana

koorporasi, Jakarta: Prenada Media, 2017.

Soekanto,Soerjono.Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, UI Press, 2010.

Sofyan, Andi Muhammad dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana (suatu

pengantar), Kencana : Jakarta, 2014.

Sunarno, Narkoba bahaya dan Upaya Pencegahannya,Semarang: Bengawan

Ilmu, 2007.

Sutiyoso. Bambang,Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum yang

Pasti dan Berkeadilan, Yogyakarta : UII Press, 2007.

Suyanto, Pengantar Hukum Pidana, Yogyakarta: Deepublish, 2018.

Syamsu,Muhammad Ainul.Penjatuhan Pidana & dua prinsip dasar hukum,

Jakarta: PrenadaMedia Grup, 2016.

Undang-undang psikotropika narkotika dan zat adiktif lainnya, Bandung: Fokus

Media, 2011.

Waluyo,Bambang.Pidana dan Pemidanaan, Jakarta : Sinar Grafika, 2008.

Page 81: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

67

Witianto. Darwoko Yuti, dan Arya Putra Negara Kutawaringin, Diskresi Hakim

(Sebuah Instrumen Menegakan keadilan substantive dalam perkara-perkara

Pidana), Bandung : Alfabeta, 2013.

Yusuf,A. Muri.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014

Zulaeha, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Jurnal-jurnal

Agraeni. Kurnia dewi, disparitas pidana dalam putusan hakim terhadap tindak

pidana psikotropika di PN Sleman, Jurnal hukum novelty, vol.7/No.

2/agustus/ 2016.

Agustina. Dwi, Firganefi, Tri Andrisman, Analisis Terhadap Faktor-Faktor

Penyebab Penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh

Wanita,Universitas Lampung, Fakultas Hukum.

Dahlan, Problematika keadilan dalam penerapan pidana terhadap pidana

terhadap penyalah Guna Narkotika, (Yogyakarta : Deepublish, 2019),

h.,121. Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Putusan Pidana terkait

hal yang memberatkan dan meringankan Putusan, Nurhafifah dan

Rahmiati, (Kuala Lumpur: Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Lumpur, 2015), h., 347.

Eleanora. Fransiska Novita, Bahaya Penyalahgunan Narkoba serta Usaha

Pencegahan dan Penanggulangannya (Suatu Tinjauan Teoritis), Jurnal

Hukum, Vol.XXV/ No.1/April/2011, h., 443. Diakses dari

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jurnalhukum/article/view/203/179

diakses pada 26 November 2019 Pukul 1.35 WIB.

Kolopita. Satrio Putra, Penegakan Hukum Atas Pidana Mati terhadap Pelaku

Tindak Pidana Narkotika, Lex Crimen, Vol.2/No.4/Agystus/2013, h., 63.

Diakses dari

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/3089/2633

diakses pada 9 Desember 2019 15.40 WIB.

Page 82: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

68

Mawey. Andre G. Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan hukuman lepas dari

segala tuntutan hukum, Lex Crimen Vol. V/No.2/Feb/2016, h., 87. Di

akses dari https://www.neliti.com/id/publications/3420/pertimbangan-

hakim-dalam-menjatuhkan-putusan-lepas-dari-segala-tuntutan-hukum,

diakses pada 18 November 2019 Pukul 22:40 WIB.

Setiawan. Agung, Tindak Pidana Narkotika (studi pertimbangan hukum hakim

dalam memutus polisi sebagai Terdakwa di PN Boyolali), UMS:

Magister Ilmu Hukum, 2017.

Siregar. Barry Franky, Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan

terhadap residivia pengedaran narkotika di Kota Yogyakarta,

Yogyakarta : Universitas Atmajaya Yogyakarta Fakultas Hukum, 2016.

Tarigan. Irwan Jasa, Narkoba dan Penanggulangannya, (Yogyakarta: Deepublish

2017). H., 63. Wenda Hartanto, Penegakan hukum terhadap kejahatan

narkotika dan obat-obatan terlarang dalam era perdagangan bebas

internasional yang berdampak pada keamanan dan kedaulatan negara,

Lex Crimen Vol. 14/No.1/Maret/2017, h.,3. Di akses dari

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/jurnal/index.php/jli/article/view/28/1

1, diakses pada 21 November 2019 Pukul 17.46 WIB.

Page 83: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

69

Page 84: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A NNomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAPengadilan Negeri Tangerang yang mengadili perkara pidana dengan

acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai

berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : Nanda Kuswara Als Bin NK Edi Rusnadi ; Tempat lahir : Pematang Pauh ; Umur/tanggal lahir : 23 Tahun / 15 Oktober 1995 ;Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Kp. Torong Toboh Padang Kabeh Rt.- Desa Botong Gadang Kec. Sintuak Toboh Gadang Kab.Padang pariaman ; Agama : Islam; Pekerjaan : Mahasiswa ;

Terdakwa ditahan dalam Tahanan Rutan oleh: 1. Penyidik sejak tanggal 6 Oktober 2019 sampai dengan tanggal 25 Oktober

2018 ; 2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Kota

Tangerang sejak tanggal 26 Oktober 2018 sampai dengan tanggal 4

Desember 2018 ; 3. Perpanjangan Pengadilan Negeri Tangerang sejak tanggal 5 Desember 2018

sampai tanggal 3 Januari 2019 ;4. Penuntut Umum sejak tanggal 17 Desember 2018 sampai dengan tanggal 5

Januari 2019 ; 5. Hakim Pengadilan Negeri Tangerang sejak tanggal 20 Desember 2018

sampai tanggal 18 Januari 2019 ;6. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri Tangerang sejak tanggal 19

Januari 2019 sampai dengan tanggal 19 Maret 2019 ;

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasehat Hukum dalam persidangan; Pengadilan Negeri tersebut;Setelah membaca:

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tangerang Nomor :

2652/Pid.Sus/2018/PN Tng tanggal 20 Desember 2018 tentang penunjukan

Majelis Hakim;- Penetapan Majelis Hakim Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng tanggal 21

Desember 2018 tentang penetapan hari sidang;- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa serta

memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh

Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

Halaman 1 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 85: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Menyatakan Terdakwa NANDA KUSW ARA ALS NK BIN EDI RUSNADI

bersalah melakukan tindak pidana "Penyalahgunaan Narkotika Gol I bagi

diri sendiri" sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat

(1) huruf a UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika.2. Menjatuhkan pidana terhadap nama Terdakwa NANDA KUSWARA ALS NK

BIN EDI RUSNADI dengan pidana penjara selama 1 (satu) Tahun dan 3

(tiga) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara

dengan perintah terdakwa tetap ditahan.3. Menyatakan barang bukti berupa :

• 1 (satu) buah bekas tempat permen didalamnya terdapat:a. 1 (satu ) bungkus plastik bening berisolasi wama hitam (kode 1)

berisikan Narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2540 gram (sisa pemeriksaan lab)b. 1 (satu ) bungkus plastik bening berisolasi wama hitam (kode 2)

berisikan Narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2627 gram (sisa pemeriksaan lab)

1 (satu) unit handphone merk Samsung J5

(Dirampas untuk dimusnahkan);

4. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara

sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ;

Setelah mendengar pembelaan Terdakwa Hukum Terdakwa yang pada

pokoknya sebagai berikut: memohon keringanan hukuman, menyesal akan

perbuatannya dan tidak akan mengulanginya kembali, ;Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan

Terdakwa yang pada pokoknya menyampaikan tanggapannya secara lisan

dengan menyatakan tetap pada isi tuntutannya.

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut

Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:

Kesatu :

Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi, pada hari

Selasa tanggal 02 Oktober 2018 sekira pukul 02.00 Wib atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu dalam bulan Oktober tahun 2018 atau setidak-tidaknya pada

tahun 2018, bertempat di Rumah Kontrakan yang beralamat di Gang Asem

Kelurahan Pondok Kacang Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Tangerang yang berwenang memeriksa dan

mengadili perkaranya, Tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan untuk

Halaman 2 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 86: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara jual beli, menukar

atau menyerahkan Narkotika Gol I, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa

dengan cara sebagai berikut : - Berawal pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018 saksi Anang, saksi

Bayu Andri dan saksi Achmad Sandi sedang melakukan observasi di

wilayah Tangerang dan kemudian mendapatkan informasi dari masyarakat

yang memberitahukan bahwa ada sebuah kontrakan yang beralamat di

Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan, dimana didalam rumah kontrakan tersebut terlihat

beberapa orang diduga melakukan transaksi jual beli Narkotika.

Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi Anang bersama tim

langsung melakukan observasi di sekitaran rumah kontrakan tersebut dan

sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini ada orang didalam rumah

kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, saksi Anang bersama tim

langsung melakukan tindakan masuk kedalam rumah dan melakukan

pengamanan terhadap terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi.

Setelah dilakukan penggeledahan badan/pakaian serta tempat tinggal

terdakwa Nanda Kuswara ALs NK, hasilnya ditemukan barang bukti yang

sebelumnya disimpan oleh terdakwa Nanda Kuswara Als NK dibawah

tempat kasur dan kemudian terdakwa Nanda Kuswara Als NK sendiri yang

mengambil lalu menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1

(satu) buah bekas tempat permen yang didalamnya terdapat 2 (dua) buah

paket plastic masing-masing berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan

berat brutto seluruhnya 1,21 (satu koma dua puluh satu) gram.- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK mendapatkan barang bukti

Narkotika jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai seharga

Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu tanggal 29

September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan Kantor

Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota

Tangerang.- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK dalam hal membeli Narkotika

Gol I jenis Shabu tidak memiliki ijin dari pihak/instansi yang berwenang.- Berita Acara Pemeriksaan Lab No. 336AV/2018/BALAI LAB NARKOBA

yang dikeluarkan oleh BNN RI Tanggal 24 Oktober 2018, setelah barang

bukti berupa 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam dengan

kode 1 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto seluruhnya 0,2715

gram dan 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam dengan

Halaman 3 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 87: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kode 2 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto seluruhnya 0,2740

gram dilakukan pemeriksaan lab hasilnya adalah Positif Metamfetamina

(Shabu) yang terdaftar dalam Gol I Nomor Urut 61 Lampiran Undang

Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

114 ayat (1) Undang Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.Atau

Kedua :Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi, pada hari

Selasa tanggal 02 Oktober 2018 sekira pukul 02.00 Wib atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu dalam bulan Oktober tahun 2018 atau setidak-tidaknya pada

tahun 2018, bertempat di Rumah Kontrakan yang beralamat di Gang Asem

Kelurahan Pondok Kacang Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Tangerang yang berwenang memeriksa dan

mengadili perkaranya, Tanpa hak atau melawan hukum, memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I dalam bentuk

bukan tanaman, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai

berikut : - Berawal pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018 saksi Anang, saksi

Bayu Andri dan saksi Achmad Sandi sedang melakukan observasi di

wilayah Tangerang dan kemudian mendapatkan informasi dari masyarakat

yang memberitahukan bahwa ada sebuah kontrakan yang beralamat di

Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan, dimana didalam rumah kontrakan tersebut terlihat

beberapa orang diduga melakukan transaksi jual beli Narkotika.

Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi Anang bersama tim

langsung melakukan observasi di sekitaran rumah kontrakan tersebut dan

sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini ada orang didalam rumah

kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, saksi Anang bersama tim

langsung melakukan tindakan masuk kedalam rumah dan melakukan

pengamanan terh- adap terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi. Setelah

dilakukan penggeledahan badan/pakaian serta tempat tinggal terdakwa

Nanda Kuswara ALs NK, hasilnya ditemukan barang bukti yang sebelumnya

disimpan oleh terdakwa Nanda Kuswara Als NK dibawah tempat kasur dan

kemudian terdakwa Nanda Kuswara Als NK sendiri yang mengambil lalu

menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1 (satu) buah bekas

Halaman 4 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 88: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tempat permen yang didalamnya terdapat 2 (dua) buah paket plastic

masing-masing berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan berat brutto

seluruhnya 1,21 (satu koma dua puluh satu) gram.- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK mendapatkan barang bukti

Narkotika jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai seharga

Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu tanggal 29

September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan Kantor

Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota

Tangerang.- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK dalam hal memiliki,

menyimpan atau menguasai Narkotika Gol I jenis Shabu tidak memiliki ijin

dari pihak/instansi yang berwenang.- Berita Acara Pemeriksaan Lab No. 336AV/2018/BALAI LAB NARKOBA

yang dikeluarkan oleh BNN RI Tanggal 24 Oktober 2018, setelah barang

bukti berupa 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam dengan

kode 1 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto seluruhnya 0,2715

gram dan 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam dengan

kode 2 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto seluruhnya 0,2740

gram dilakukan pemeriksaan lab hasilnya adalah Positif Metamfetamina

(Shabu) yang terdaftar dalam Gol I Nomor Urut 61 Lampiran Undang

Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

112 ayat (1) Undang Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.Atau

Ketiga :Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi, pada hari

Selasa tanggal 02 Oktober 2018 sekira pukul 02.00 Wib atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu dalam bulan Oktober tahun 2018 atau setidak-tidaknya pada

tahun 2018, bertempat di Rumah Kontrakan yang beralamat di Gang Asem

Kelurahan Pondok Kacang Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Tangerang yang berwenang memeriksa dan

mengadili perkaranya, Penyalahgunaan Narkotika Gol I bagi diri sendiri,

perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : - Berawal pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018 saksi Anang, saksi

Bayu Andri dan saksi Achmad Sandi sedang melakukan observasi di

wilayah Tangerang dan kemudian mendapatkan informasi dari masyarakat

yang memberitahukan bahwa ada sebuah kontrakan yang beralamat di

Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Halaman 5 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 89: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Tangerang Selatan, dimana didalam rumah kontrakan tersebut terlihat

beberapa orang diduga melakukan transaksi jual beli Narkotika.

Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi Anang bersama tim

langsung melakukan observasi di sekitaran rumah kontrakan tersebut dan

sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini ada orang didalam rumah

kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, saksi Anang bersama tim

langsung melakukan tindakan masuk kedalam rumah dan melakukan

pengamanan terhadap terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi.

Setelah dilakukan penggeledahan badan/pakaian serta tempat tinggal

terdakwa Nanda Kuswara ALs NK, hasilnya ditemukan barang bukti yang

sebelumnya disimpan oleh terdakwa Nanda Kuswara Als NK dibawah

tempat kasur dan kemudian terdakwa Nanda Kuswara Als NK sendiri yang

mengambil lalu menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1

(satu) buah bekas tempat permen yang didalamnya terdapat 2 (dua) buah

paket plastic masing-masing berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan

berat brutto seluruhnya 1,21 (satu koma dua puluh satu) gram.- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK mendapatkan barang bukti

Narkotika jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai seharga

Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu tanggal 29

September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan Kantor

Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota

Tangerang dan maksud serta tujuan terdakwa Nanda Kuswara Als NK

membeli Narkotika jenis Shabu adalah untuk dikonsumsi sendiri;- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara ALs NK mengkonsumsi Narkotika Gol

I jenis Shabu dengan cara awalnya menyiapkan alat hisap Narkotika (Bong)

dan kemudian memasukan Narkotika jenis Shabu kedalam cangklong atau

pipet kacara yang terpasang pada bong lalu cangklong atau pipet dibakar

sehingga mengeluarkan asap dari sedotan dan kemudian asap hasil

pembakaran terdakwa Nanda Kuswara hisap seperti menghisap rokok.- Hasil Test Urine dari EMC Tangerang No. Reg. Lab : SU181002-0097

An. Nanda Kuswara, setelah diperiksa dengan test screening urin

mengandung Metamfetamina.- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK dalam hal mengkonsumsi

Narkotika Gol I jenis Shabu tidak memiliki ijin dari pihak/instansi yang

berwenang.- Berita Acara Pemeriksaan Lab No. 336AV/2018/BALAI LAB NARKOBA

yang dikeluarkan oleh BNN RI Tanggal 24 Oktober 2018, setelah barang

Halaman 6 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 90: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

bukti berupa 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam dengan

kode 1 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto seluruhnya 0,2715

gram dan 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam dengan

kode 2 berisikan Kristal warna putih dengan berat netto seluruhnya 0,2740

gram dilakukan pemeriksaan lab hasilnya adalah Positif Metamfetamina

(Shabu) yang terdaftar dalam Gol I Nomor Urut 61 Lampiran Undang

Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

127 ayat (1) huruf a Undang Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum

telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:1. Anang Prasetyo dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa saksi bersama tim telah melakukan penangkapan terhadap

terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi pada hari Selasa

tanggal 02 Oktober 2018 sekira pukul 02.00 Wib bertempat di Rumah

Kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan;- Bahwa benar saksi menerangkan terdakwa ditangkap karena telah

melakukan tindak pidana Narkotika yaitu menggunakan/ mengkonsumsi

Narkotika Gol Ijenis Shabu; Bahwa benar saksi menerangkan berawal

pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018 saksi bersama tim sedang

melakukan observasi di wilayah Tangerang dan kemudian mendapatkan

informasi dari masyarakat yang memberitahukan bahwa ada sebuah

kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang

Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, dimana didalam

rumah kontrakan tersebut terlihat beberapa orang diduga dijadikan

tempat penyalahgunaan Narkotika. Berdasarkan informasi tersebut,

kemudian saksi bersama tim langsung melakukan observasi di sekitaran

rumah kontrakan tersebut dan sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini

ada orang didalam rumah kontrakan yang beralamat di Gang Asem

Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan, saksi bersama tirn langsung melakukan tindakan

masuk kedalam rumah dan melakukan pengamanan terhadap terdakwa

Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi;

Halaman 7 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 91: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa benar saksi menerangkan setelah dilakukan penggeledahan

badan/pakaian serta tempat tinggal terdakwa Nanda Kuswara ALs NK,

hasilnya ditemukan barang bukti yang sebelumnya disimpan oleh

terdakwa Nanda Kuswara Als NK dibawah tempat kasur dan kemudian

terdakwa Nanda Kuswara Als NK sendiri yang mengambil lalu

menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1 ( satu) buah

bekas tern pat permen yang didalamnya terdapat 2 (dua) buah paket

plastic masing-masing berisikan Narkotika Gol Ijenis Shabu dengan berat

brutto seluruhnya 1,21 (satu koma dua puluh satu) gram;- Bahwa benar saksi menerangkan dari keterangan terdakwa bahwa

terdakwa Nanda Kuswara Als NK mendapatkan barang bukti Narkotika

jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai seharga Rp.

1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu tanggal 29

September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan Kantor

Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota

Tangerang;- Bahwa benar saksi menerangkan maksud serta tujuan terdakwa

Nanda Kuswara Als NK membeli Narkotika jenis Shabu adalah untuk

dikonsumsi sendiri;- Bahwa benar Sudah dilakukan test urine dan hasilnya Positif ;

2. Ahmad Sandi dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut :

- Bahwa saksi bersama tim telah melakukan penangkapan terhadap

terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi pada hari Selasa

tanggal 02 Oktober 2018 sekira pukul 02.00 Wib bertempat di Rumah

Kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan;- Bahwa benar saksi menerangkan terdakwa ditangkap karena telah

melakukan tindak pidana Narkotika yaitu menggunakan/ mengkonsumsi

Narkotika Gol Ijenis Shabu; Bahwa benar saksi menerangkan berawal

pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018 saksi bersama tim sedang

melakukan observasi di wilayah Tangerang dan kemudian mendapatkan

informasi dari masyarakat yang memberitahukan bahwa ada sebuah

kontrakan yang beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang

Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, dimana didalam

rumah kontrakan tersebut terlihat beberapa orang diduga dijadikan

tempat penyalahgunaan Narkotika. Berdasarkan informasi tersebut,

kemudian saksi bersama tim langsung melakukan observasi di sekitaran

Halaman 8 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 92: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

rumah kontrakan tersebut dan sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini

ada orang didalam rumah kontrakan yang beralamat di Gang Asem

Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan, saksi bersama tirn langsung melakukan tindakan

masuk kedalam rumah dan melakukan pengamanan terhadap terdakwa

Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi;- Bahwa benar saksi menerangkan setelah dilakukan penggeledahan

badan/pakaian serta tempat tinggal terdakwa Nanda Kuswara ALs NK,

hasilnya ditemukan barang bukti yang sebelumnya disimpan oleh

terdakwa Nanda Kuswara Als NK dibawah tempat kasur dan kemudian

terdakwa Nanda Kuswara Als NK sendiri yang mengambil lalu

menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1 ( satu) buah

bekas tern pat permen yang didalamnya terdapat 2 (dua) buah paket

plastic masing-masing berisikan Narkotika Gol Ijenis Shabu dengan berat

brutto seluruhnya 1,21 (satu koma dua puluh satu) gram;

- Bahwa benar saksi menerangkan dari keterangan terdakwa bahwa

terdakwa Nanda Kuswara Als NK mendapatkan barang bukti Narkotika

jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai seharga Rp.

1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu tanggal 29

September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan Kantor

Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota

Tangerang;

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan

keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:- Bahwa benar terdakwa ditangkap oleh ANggota Sat Resnarkoba

Polres Metro Tangerang Kota pada hari Selasa tanggal 02 Oktober

2018 sekira pukul 02.00 Wib bertempat di Rumah Kontrakan yang

beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Kecamatan

Pondok Aren Kota Tangerang Selatan;- Bahwa barang bukti yang ditemukan pada saat terdakwa

ditangkap berupa 1 ( satu) buah bekas tempat permen yang

didalamnya terdapat 2 (dua) buah paket plastic masing-masing

berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan berat brutto seluruhnya

1,21 (satu koma dua puluh satu) gram;- Bahwa benar terdakwa sendiri yang mengambil barang bukti

tersebut dari bawa tempat kasur dan kemudian terdakwa serahkan

kepada Anggota Kepolisian yang mengamankan terdakwa;- Bahwa benar saya menerangkan saya mendapatkan barang bukti

Halaman 9 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 93: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Narkotika jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai

seharga Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);- Bahwa benar terdakwa menemui sdr. Pai pada hari Sabtu tanggal

29 September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan

Kantor Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan

Ciledug Kota Tangerang;- Bahwa benar terdakwa menerangkan maksud serta tujuan

terdakwa membeli Narkotika jenis Shabu adalah untuk dikonsumsi

sendiri ;Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai

berikut: - 1 (satu) buah bekas tempat permen didalamnya terdapat :

a. 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam (kode I)

berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2540 gram (sisa pemeriksaan lab) ; b. 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam (kode 2)

berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2627 gram (sisa pemeriksaan lab) ; - 1 (satu) unit handphone merk Samsung J5 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang

diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:- Bahwa benar terdakwa ditangkap oleh ANggota Sat Resnarkoba

Polres Metro Tangerang Kota pada hari Selasa tanggal 02 Oktober

2018 sekira pukul 02.00 Wib bertempat di Rumah Kontrakan yang

beralamat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Kecamatan

Pondok Aren Kota Tangerang Selatan;- Bahwa barang bukti yang ditemukan pada saat terdakwa

ditangkap berupa 1 ( satu) buah bekas tempat permen yang

didalamnya terdapat 2 (dua) buah paket plastic masing-masing

berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan berat brutto seluruhnya

1,21 (satu koma dua puluh satu) gram;- Bahwa benar terdakwa sendiri yang mengambil barang bukti

tersebut dari bawa tempat kasur dan kemudian terdakwa serahkan

kepada Anggota Kepolisian yang mengamankan terdakwa;- Bahwa benar saya menerangkan saya mendapatkan barang bukti

Narkotika jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai

seharga Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);- Bahwa benar terdakwa menemui sdr. Pai pada hari Sabtu tanggal

29 September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan

Kantor Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan

Halaman 10 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 94: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Ciledug Kota Tangerang;- Bahwa benar terdakwa menerangkan maksud serta tujuan

terdakwa membeli Narkotika jenis Shabu adalah untuk dikonsumsi

sendiri ;Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas,

Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan

kepadanya;

DAKWAAN ALTERNATIF Menimbang berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan maka

sampailah kami kepada pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang

didakwakan, oleh karena surat dakwaan kami susun dalam bentuk Altematif

maka kami akan langsung membuktikan dakwaan Ketiga yaitu melanggar Pasal

127 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan

unsur - unsur sebagai berikut :

1. Unsur" Setiap orang":

Bahwa yang dimaksud dengan unsur "Setiap Orang" adalah siapa saja subjek

hukum berupa manusia atau orang yang melakukan perbuatan pidana dan

perbuatan pidana yang dilakukannya itu dapat dipertanggungjawabkan

kepadanya, serta pada diri orang yang telah melakukan perbuatan pidana itu

tidak terdapat hal-hal yang menghapuskan kesalahannya.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa serta dengan

didukung oleh adanya barang bukti yang bersesuaian antara satu dengan yang

lainnya, dengan sangat jelas telah menunjuk subjek hukum yang telah

melakukan perbuatan pidana dalam perkara ini yakni terdakwa NANDA KUSW

ARA ALS NK BIN EDI RUSNADI dengan identitas lengkap sebagaimana telah

disebutkan pada awal Surat Tuntutan ini, dan terdakwa adalah Subjek hukum

yang mampu bertanggungjawab, serta pada dirinya tidak ditemukan hal-hal

yang dapat menghapuskan kesalahannya.. Berdasarkan hal tersebut, maka

unsur "Setiap Orang" telah terpenuhi.;

2. Unsur "Penyalahgunaan Narkotika Gol I bagi diri sendiri"

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan saksi-

saksi, surat, dan keterangan terdakwa yang saling bersesuaian serta

dihubungkan dengan barang bukti kemudian diperoleh fakta hukum sebagai

berikut :

- Bahwa pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2018 saksi Anang,

saksi Bayu Andri dan saksi Achmad Sandi sedang melakukan observasi di

Halaman 11 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 95: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

wilayah Tangerang dan kemudian mendapatkan informasi dari masyarakat

yang memberitahukan bahwa ada sebuah kontrakan yang beralamat di

Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan, dimana didalam rumah kontrakan tersebut terlihat

beberapa orang diduga melakukan transaksi jual beli Narkotika.

Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi Anang bersama tim

langsung melakukan observasi di sekitaran rumah kontrakan tersebut dan

sekira pukul 02.00 Wib setelah menyakini ada orang didalam rumah

kontrakan yang beralarnat di Gang Asem Kelurahan Pondok Kacang Timur

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, saksi Anang bersama tim

langsung melakukan tindakan masuk kedalam rumah dan melakukan

pengamanan terhadap terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi.

Setelah dilakukan penggeledahan badan/pakaian serta tempat tinggal

terdakwa Nanda Kuswara ALs NK, hasilnya ditemukan barang bukti yang

sebelumnya disimpan oleh terdakwa Nanda Kuswara Als NK dibawah

tempat kasur dan kemudian terdakwa Nanda Kuswara Als NK sendiri yang

mengambil lalu menyerahkan barang bukti kepada saksi Anang berupa 1

(satu) buah bekas tempat permen yang didalarnnya terdapat 2 (dua) buah

paket plastic masing-masing berisikan Narkotika Gol I jenis Shabu dengan

berat brutto seluruhnya 1,21 (satu koma dua puluh satu) gram.

- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK mendapatkan barang

bukti Narkotika jenis Shabu tersebut dengan cara membeli dari sdr. Pai

seharga Rp. 1.500.000,(satujuta lima ratus ribu rupiah) pada hari Sabtu

tanggal 29 September 2018 sekira pukul 14.00 Wib di Pinggir Jalan Depan

Kantor Samsat Ciledug Kelurahan Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug

Kota Tangerang dan maksud serta tujuan terdakwa Nanda Kuswara Als NK

membeli Narkotika jenis Shabu adalah untuk dikonsumsi sendiri;

- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara ALs NK mengkonsumsi

Narkotika Gol I jenis Shabu dengan cara awalnya menyiapkan alat hisap

Narkotika (Bong) dan kemudian memasukan Narkotika jenis Shabu kedalam

cangklong atau pipet kacara yang terpasang pada bong lalu cangklong atau

pipet dibakar sehingga mengeluarkan asap dari sedotan dan kemudian

asap hasil pembakaran terdakwa Nanda Kuswara hisap seperti menghisap

rokok.

- Bahwa Hasil Test Urine dari EMC Tangerang No. Reg. Lab:

SU181002-0097 An. Nanda Kuswara, setelah diperiksa dengan test

screening urin mengandung Metamfetamina ;

Halaman 12 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 96: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa terdakwa Nanda Kuswara Als NK dalam hal

mengkonsumsi Narkotika Gol I jenis Shabu tidak memiliki ijin dari

pihak/instansi yang berwenang.

- Berita Acara Pemeriksaan Lab No. 336AV/2018/BALAI LAB

NARKOBA yang dikeluarkan oleh BNN RI Tanggal 24 Oktober 2018, setelah

barang bukti berupa 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi wama hitarn

dengan kode 1 berisikan Kristal wama putih dengan berat netto seluruhnya

0,2715 gram dan I (satu) bungkus plastic bening berisolasi wama hitam

dengan kode 2 berisikan Kristal wama putih dengan berat netto seluruhnya

0,2740 gram dilakukan pemeriksaan lab hasilnya adalah Positif

Metarnfetamina (Shabu) yang terdaftar dalam Gol I Nomor Urut 61

Lampiran Undang Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika

Berdasarkan hal tersebut, maka unsur "Penyalahgunaan Narkotika Gol I

bagi diri sendiri" telah terpenuhi. Menimbang, Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kami

berpendapat bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan

melakukan perbuatan pidana "Penyalahgunaan Narkotika Gol I bagi diri sendiri"

sebagaimana diatur dan diancarn pidana dalarn Pasal 127 ayat ( 1) huruf a UU

RI No. 35/2009 tentang Narkotika.

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah

dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan

dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang

dijatuhkan; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan

terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar

Terdakwa tetap berada dalam tahanan;Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan

untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:

- 1 (satu) buah bekas tempat permen didalamnya terdapat : a. 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam (kode I)

berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2540 gram (sisa pemeriksaan lab) ; b. 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam (kode

2) berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan

berat netto 0,2627 gram (sisa pemeriksaan lab) ; - 1 (satu) unit handphone merk Samsung J5 ;

Yang telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan dikhawatirkan

akan dipergunakan untuk mengulangi kejahatan / merupakan hasil dari

Halaman 13 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 97: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kejahatan, maka perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut: Dirampas untuk

dimusnahkan; Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,

maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan

yang meringankan Terdakwa;Keadaan yang memberatkan:

Keadaan yang meringankan:- Terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesalinya;- Terdakwa tidak berbelit belit dalam memberikan keterangan didalam

persidangan;- Terdakwa sopan dalam persidangan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka

haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara; Memperhatikan, Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35/2009 tentang

Narkotika. serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:1. Menyatakan terdakwa Nanda Kuswara Als NK Bin Edi Rusnadi tersebut

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “

Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” ;2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 1 (satu) tahun ;3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan pidana tersebut ;4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;5. Menetapkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) buah bekas tempat permen didalamnya terdapat : a. 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam (kode I)

berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2540 gram (sisa pemeriksaan lab) ; b. 1 (satu) bungkus plastic bening berisolasi warna hitam (kode 2)

berisikan narkotika jenis Metamfetamina (shabu) dengan berat

netto 0,2627 gram (sisa pemeriksaan lab) ; - 1 (satu) unit handphone merk Samsung J5 ;

Diramps untuk dimusnahkan ;

6. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp5000 (lima ribu rupiah).

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Tangerang pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019 oleh

kami Harry Suptanto, SH, sebagai Hakim Ketua dan Elly Noeryasmien, SH,MH

dan Nelson Panjaitan, SH, MH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan

mana diucapkan pada Hari dan Tanggal itu juga dalam persidangan yang

Halaman 14 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 98: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan didampingi Hakim-hakim

tersebut, dibantu oleh Nirmalia Anggraini, SH Panitera Pengganti pada

Pengadilan Negeri Tangerang, dihadiri oleh Taufik Hidayat, SH Jaksa Penuntut

Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Tangerang, Terdakwa dan Kuasa Terdakwa

dari Posbakum Peradi Tangerang yaitu Muslim, SH; HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA,

Elly Noeryasmien, SH,MH Harry Suptanto, SH

Nelson Panjaitan, SH, MH PANITERA PENGGANTI

Nirmalia Anggraini , SH.

Halaman 15 dari 15 Putusan Nomor 2652/Pid.Sus/2018/PN Tng

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 99: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor 1314 / Pid.Sus / 2018 / PN.TNG.

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Tangerang, yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah

menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : Harif als Arif Bin Ramlinas ;

Tempat lahir : Jakarta ;

Umur/Tanggal lahir : 28 Tahun / 13 Oktober 1989 ;

Jenis kelamin : Laki-Laki ;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jl. Swadarma Raya Gg. H. Ridhi Rt.05/03 No.93C Kel.

Ulujami Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan;

A g a m a : Islam ;

Pekerjaan : Karyawan Swasta ;

Terdakwa ditahan berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan :

1. Penahanan oleh Penyidik, sejak tanggal 14 Maret 2018 sampai dengan

tanggal 2 April 2018.

2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 3 April

2018 sampai dengan tanggal 12 Mei 2018.

3. Perpanjangan Penahanan Pertama, oleh Ketua Pengadilan Negeri

Tangerang, sejak tanggal 13 Mei 2018 sampai dengan tanggal 11 Juni 2018;

4. Penuntut Umum, sejak tanggal 30 Mei 2018 sampai dengan tanggal 18

Juni 2018 ;

5. Penahanan Hakim Ketua Majelis, Pengadilan Negeri Tangerang, sejak

tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan tanggal 3 Juli 2018 ;

6. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Tangerang, sejak

tanggal 4 Juli 2018 sampai dengan tanggal 1 September 2018 ;

Terdakwa dipersidangan telah diingatkan oleh Majelis akan haknya

untuk didampingi oleh Penasehat Hukum, akan tetapi terdakwa menolak dan

akan menghadapi sendiri perkaranya ;

PENGADILAN NEGERI TERSEBUT ;

Telah membaca berkas perkara atas nama Terdakwa tersebut ;

Telah mendengar keterangan saksi-saksi, dan keterangan Terdakwa ;

Hal. 1 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 100: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Telah memeriksa/memperhatikan barang bukti dalam perkara tersebut;

Telah mendengar uraian tuntutan Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Kabupaten Tangerang atas diri Terdakwa, yang pada pokoknya

menuntut sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa HARIF Bin RAMLINAS, secara sah dan

meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Penyalahgunaan

Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” yan diatur dalam Pasal 127 ayat (1)

huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana dakwaan

Kedua ;

2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa selama : 2 (dua) tahun

dan 6(enam) bulan dikurangi selama Terdakwa menjalani masa tahanan

sementara dengan perintah Terdakwa tetap ditahan ;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan Narkotika jenis Shabu

dengan berat brutto 0,0215 gram sisa hasil lab ;

Dirampas untuk dimusnahkan

4. Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar

Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ;

Setelah mendengar pembelaan secara lisan dari Terdakwa, yang pada

pokoknya memohon kepada Majelis Hakim dengan menjatuhkan hukuman

yang seringan-ringannya dengan alasan : terdakwa mengakui dan menyesali

segala perbuatannya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi ;

Menimbang, bahwa atas pembelaan dari Terdakwa tersebut,

selanjutnya Penuntut Umum secara lisan mengajukan tanggapannya yang

pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutannya semula;

Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Jaksa/Penuntut Umum

dengan dakwaan alternatif, tanggal 30 Mei 2018 adalah sebagai berikut :

Kesatu :

Bahwa terdakwa HARIF Als. ARIF Bin RAMLINAS pada hari Selasa

tanggal 13 Maret 2018 sekira pukul 23.00 Wib atau setidak-tidaknya pada bulan

Maret 2018 bertempat di pinggir jalan depan toko Furniture DUNIA JAYA di Jl.

H. Hasyim Ashari Gg. Parit Rt.03/10 Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tangerang,yang berwenang

memeriksa dan mengadili “Tanpa hak atau melawan hukum, memiliki,

Hal. 2 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 101: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan

tanaman” dengan cara sebagai berikut :

Bahwa pada waktu dan tempat tersebut diatas, awalnya terdakwa HARIF

Bin RAMLINAS mendapatkan narkotika jenis shabu dari Sdr. Jiman (Dpo),

kemudia pada saat terdakwa sedang di pinggir jalan depan toko Furniture

DUNIA JAYA datang saksi Galuh Dwi dan saksi Baru Purwanto (anggota

Polisi) menangkap terdakwa lalu saksi Baru Purwanto melakukan

penggeledahan terhadap badan, pakaian dan tempat tertutup lainnya

ditemukan 1(satu) bungkus plastik klip bening berisikan narkotika jensi sabu

didalam bungkus rokok Sampoerna Mild yang berada di atas tanah di dekat

terdakwa duduk, selanjutnya terdakwa berikut barang bukti dibawa ke

Polres Kota Tangerang guna diproses lebih lanjut ; Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang untuk

memiliki, menyimpan menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I

bukan tanaman ; Bahwa berdasarkan surat dari Balai Laboratorium Kriminalistik sesuai

pemeriksaan Sdr. SODIQ PRATOMO, S.Si.M.Si Dkk dengan Berita Acara

Pemeriksaan Laboratoris No. 1401/NNF/2018 tanggal 03 April 2018

menyimpulkan bahwa barang bukti berupa 1(satu) bungkus rokok

Sampoerna Mild berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening berisikan Kristal

warna putih dengan berat netto 0,0397 gram dan setelah dilakukan

pemeriksaan uji lab seberat 0,0215 gram, yang disita dari Terdakwa sebagai

barang bukti tersebut adalah positif (+) mengandung METAMFETAMINA dan

terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran UU RI No.35 tentang

Narkotika ;

perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ;

ATAU

Kedua

Bahwa terdakwa HARIF Als. ARIF Bin RAMLINAS pada hari Selasa

tanggal 13 Maret 2018 sekira pukul 23.00 Wib atau setidak-tidaknya pada bulan

Maret 2018 bertempat di pinggir jalan depan toko Furniture DUNIA JAYA di Jl.

H. Hasyim Ashari Gg. Parit Rt.03/10 Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tangerang,yang berwenang

memeriksa dan mengadili “Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi

diri sendiri” dengan cara sebagai berikut :

Hal. 3 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 102: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa pada waktu dan tempat tersebut diatas, Terdakwa menggunakan/

mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu dengan cara menggunakan 1(satu)

buah alat hisap/bong, dan korek api gas yang sudah dimodifikasi lalu

Narkotika jenis shabu dimasukan kedalam bong dan dibakar pada saat asap

sudah keluar selanjutnya dihisap seperti rokok, dan setelah mengkosnumsi

narkotika jenis shabu badan terdakwa menjadi segar dan menambah

stamina membuat mata melek kuat begadang ; Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang untuk

penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri ; Bahwa berdasarkan surat dari Balai Laboratorium Kriminalistik sesuai

pemeriksaan Sdr. SODIQ PRATOMO, S.Si.M.Si Dkk dengan Berita Acara

Pemeriksaan Laboratoris No. 1401/NNF/2018 tanggal 03 April 2018

menyimpulkan bahwa barang bukti berupa 1(satu) bungkus rokok

Sampoerna Mild berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening berisikan Kristal

warna putih dengan berat netto 0,0397 gram dan setelah dilakukan

pemeriksaan uji lab seberat 0,0215 gram, yang disita dari Terdakwa sebagai

barang bukti tersebut adalah positif (+) mengandung METAMFETAMINA dan

terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran UU RI No.35 tentang

Narkotika ; Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Pemeriksaan Urine dari Sdr. dr.

MADSIDIK pada Polres Kota Tangerang No.SKET/51/III/Resta Tangerang

13 Maret 2018 dengan hasil kesimpulan :Metamfetamina : Positif Methampethamina ;

Bahwa berdasarkan Surat Hasil Assesmen/Pengakajian dari Yayasan

Gagas sesuai pemeriksaan Dr. Bambang Eka No.14-RMed-GAGAS/III/HR/

2018 tanggal 29 Maret 2018 dengan hasil kesimpulan pemeriksaan adalah

“Penyalahguna Narkotika Golongan I bukan tanaman (Metafetmina/Shabu)

dan dianjurkan mengikuti Rahabilitasi Sosial demi kesembuhannya tahapan

kecanduan narkotika” ;

Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa menerangkan mengerti

akan isi dakwaan tersebut dan menyatakan tidak mengajukan keberatan ;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah pula menghadirkan

saksinya dipersidangan yang memberikan keterangan dibawah sumpah

menerangkan sebagai berikut :

1.--------------------------------------------------------------------------------------------------

Saksi GALUH DWI. S (keterangannya dibawah sumpah):

Hal. 4 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 103: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi bersama rekan yang menangkap terdakwa Harif alias Arif

pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 sekira jam. 23.30 Wib di pinggir

jalan raya di depan toko Furniture Dunia Jaya Jl. Hasyim Ashari No.11

Tangerang ;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada saat ditangkap dan dilakukan penggeledahan ditemukan

1(satu) paket plastik klip bening berisikan shabu didalam bungkus rokok

Sampoerna Mild didalam kantong celana yang dipakai terdakwa ;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa mengakui barang bukti yang disita adalah miliknya

yang didapat dari seseorang bernama JIMAN (Dpo) dengan membeli

seharga Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribur upiah);

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi bersama rekan sebelumnya mendapatkan informasi dari

masyarakat pada sekitar jam. 20.00 Wib yang saat itu langsung

bergerak dan sekitar jam. 23.30 Wib terdakwa berhasil diamankan ;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa pada saat dilakukan penggeledahan dan penangkapan

tidak melakukan perlawanan ;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang ;

Atas keterangan saksi, terdakwa membenarkan ;

2.--------------------------------------------------------------------------------------------------

Saksi BARU PURWANTO (keterangannya dibacakan):

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa benar saksi bersama rekan yang menangkap terdakwa Harif

alias Arif pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 sekira jam. 23.30 Wib

di pinggir jalan raya di depan toko Furniture Dunia Jaya Jl. Hasyim

Ashari No.11 Tangerang;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa benar sebelum melakukan penangkapan saksi menanyakan dan

melakukan penggeledahan badan, pakaian serta tempat tertutup lainnya

terhadap terdakwa dan ditemukan barang bukti berupa 1(satu) bungkus

bekas rokok Sampoerna Mild yang didalamnya terdapat 1 (satu)

bungkus plastik klip bening berisikan Narkotika jensi shabu serta

terdakwa mengakui bahwa Narkotika tersebut adalah miliknya yang

Hal. 5 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 104: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

diperoleh dengan cara membeli dari Sdr. JIMAN (Dpo) seharga

Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan untuk dipakai sendiri

oleh Terdakwa ;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa benar terdakwa tidak memiliki ijin dari instansi terkait untuk

kepemilikan narkotika jenis shabu tersebut dan untuk selanjutnya saksi

membawa terdakwa ke Mapolres Kota Tangerang untuk diperoses lebih

lanjut ;

------------------------------------------------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi, terdakwa membenarkan ;

Menimbang, bahwa dimuka persidangan Terdakwa Harif alias Arif

Bin. Ramlinas telah memberikan keterangan, yang pada pokoknya sebagai

berikut:

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa pernah memberikan keterangan di Polisi dan

membenarkan semua keterangan di BAP Penyidik tersebut ;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa benar terdakwa ditangkap pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018

sekira jam. 23.30 Wib saat berada di pinggir jalan raya di depan toko

Furniture Dunia Jaya Jl. Hasyim Ashari No.11 Tangerang;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa bekerja sebagai karyawan swasta dengan gaji

perbulannya sebesar Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) ;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa benar terdakwa sering membeli shabu kepada sdr. Jiman seharga

Rp. 200.000,- s/d Rp. 300.000 ;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa membeli narkotika jenis shabu untuk dipakai didalam

rumah sendiri ;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa menggunakan narkotika jenis shabu sejak 1 (satu) tahun

yang lalu dan terdakwa memakai shabu supaya tambah semangat kerja ;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa belum berumah tangga masih bujangan ;

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dalam

persidangan ;

Hal. 6 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 105: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum, dengan

dakwaan berbentuk alternatif yaitu Kesatu melanggar Pasal 112 ayat (1)

Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Atau Kedua

melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa didawakan dengan dakwaan

alternatif, maka Majelis diberikan kebebasan untuk menentukan dakwaan

mana yang sesuai dengan keadaan dipersidangan, maka Majelis memilih

dakwaan kedua melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang mempunyai unsur-unsurnya

sebagai berikut ;

1, Setiap orang;

2. Penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri;

Ad. 1. Unsur "Setiap orang"

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah setiap

pelaku subyek hukum sebagai terdakwa yang diduga melakukan tindak pidana

dan kepadanya dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya yang dalam

perkara ini adalah terdakwa HARIF Alias ARIF BIN RAMLINAS, dimana

terdakwa sebagai orang atau subyek hukum yang melakukan suatu perbuatan

pidana atau subyek pelaku dari suatu perbuatan pidana adalah orang yang

mampu bertanggung jawab serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Dengan demikian unsur ke-1 telah terpenuhi;

Ad.2. Unsur " Penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan

dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, yang saling bersesuaian

serta dihubungkan dengan barang bukti telah diperoleh fakta hukum, bahwa

pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 sekira pukul 23.00 Wib di depan toko

Furniture DUNIA JAYA Jl. H. Hasyim Ashari Gg. Parit Rt.03/10 Kelurahan

Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, pada saat terdakwa sedang

berada dipinggir jalan datang saksi Galuh Dwi dan juga saksi Baru Purwanto

menangkap terdakwa dan dilakukan penggeledahan terhadap badan, pakaian

serta tempat tertutup lainnya dan ditemukan Narkotika jenis shabu yang

disimpan didalam bekas bungkus rokok Sampoerna Mild serta terdakwa

mengakui narkotika jenis shabu tersebut adalah miliknya yang diperoleh

dengan cara membeli dari Sdr JIMAN (Dpo) seharga Rp. 250.000,- (dua ratus

lima puluh ribu rupiah) dan untuk dikonsumsi sendiri oleh Terdakwa dan

Hal. 7 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 106: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang untuk memiliki, narkotika

tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan surat dari Balai Laboratorium

Kriminalistik sesuai pemeriksaan Sdr. SODIQ PRATOMO, S.Si.M.Si Dkk

dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris No. 1401/NNF/2018 tanggal 03

April 2018 menyimpulkan bahwa barang bukti berupa 1(satu) bungkus rokok

Sampoerna Mild berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening berisikan Kristal

warna putih dengan berat netto 0,0397 gram dan setelah dilakukan

pemeriksaan uji lab seberat 0,0215 gram, yang disita dari Terdakwa sebagai

barang bukti tersebut adalah positif (+) mengandung METAMFETAMINA dan

terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran UU RI No.35 tentang

Narkotika ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Keterangan Pemeriksaan Urine

dari Sdr. dr. MADSIDIK pada Polres Kota Tangerang No.SKET/51/III/Resta

Tangerang 13 Maret 2018 dengan hasil kesimpulan : Metamfetamina : Positif

Methampethamina ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Hasil Assesmen/Pengakajian

dari Yayasan Gagas sesuai pemeriksaan Dr. Bambang Eka No.14-RMed-

GAGAS/III/HR/ 2018 tanggal 29 Maret 2018 dengan hasil kesimpulan

pemeriksaan adalah “Penyalahguna Narkotika Golongan I bukan tanaman

(Metafetmina/Shabu) dan dianjurkan mengikuti Rahabilitasi Sosial demi

kesembuhannya tahapan kecanduan narkotika” ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Majelis

berpendapat unsur inipun telah terpenuhi ;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari dakwaan Kedua

melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika telah terpenuhi, maka terdakwa haruslah dinyatakan

telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

sebagaimana dalam dakwaan Kedua ;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak

menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana,

baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka terdakwa harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa mampu bertanggung jawab,

maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana ;

Hal. 8 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 107: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap terdakwa telah

dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan

dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang

dijatuhkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa ditahan dan penahanan

terhadap terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar

terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan

Statusnya akan ditentukan dalam amarnya putusan nanti ;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa maka

perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang

meringankan Terdakwa ;

Keadaan yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa tidak mendukung program Pemerintah dalam

memberantas tindak pidana Narkotika ;

Keadaan yang meringankan:

- Terdakwa mengaku bersalah, menyesal dan berjanji tidak mengulangi

perbuatannya ;

- Terdakwa sopan dalam persidangan ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah

dibebani pula untuk membayar biaya perkara ;

Memperhatikan, Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor

35 Tahun 2009 tentang Narkotika serta peraturan Perundang-undangan dan

hukum yang berkenaan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa HARIF Alias ARIF Bin. RAMLINAS terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penyalahgunaan

Narkotika bagi diri sendiri”;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa HARIF Alias ARIF Bin. RAMLINAS

oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun, dan

8(delapan) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) bungkus plastik bening berisikan Narkotika jenis Shabu

dengan berat brutto 0,0215 gram sisa hasil lab ;

Dirampas untuk dimusnahkan

Hal. 9 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 108: DISPARITAS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50398/1/DWI SE… · perkara penyalahgunaan narkotika di PN Tangerang (Studi ... bagi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,00,

(dua ribu rupiah);

Demikianlah diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim

pada hari Kamis, tanggal : 02 Agustus 2018, oleh kami : EDY PURWANTO,

S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, KAMARUDDIN SIMANJUNTAK, S.H, dan

SERLIWATY, S.H.M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana

diucapkan pada hari dan tanggal itu juga dalam sidang yang terbuka untuk

umum oleh Hakim Ketua Majelis dan didampingi Hakim Anggota, dibantu oleh

TONNY SEPTOMULYANA, S.H.sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh

ANDRE SAUT, SH sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Kabupaten Tangerang, dengan dihadiri oleh Terdakwa ;

HAKIM – HAKIM ANGGOTA,

KAMARUDDIN SIMANJUNTAK, SH.

SERLIWATY. S.H.M.H.

HAKIM KETUA MAJELIS,

EDY PURWANTO. S.H.

PANITERA PENGGANTI

TONNY SEPTO MULYANA, S.H.,

Hal. 10 Putusan No. 1314/Pid.Sus/2018/PN.Tng.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10