Diskusi Kelompok 1 Halaman

17
BAB I PENDAHULUAN Pada tanggal 13 September 2011 tepatnya hari Selasa, kami kelompok 4 mendapat kasus diskusi pertama dengan topik ‘Menerjemahkan Pancasila dalam Kehidupan Sehari - hari’. Diskusi dilaksanakan selama 1 jam 50 menit dengan ketua diskusi Nur Adam, dan sekretaris Novia Permana Sari. Selama diskusi berlangsung semua peserta aktif dengan bermacam - macam argumentasi dan tutor mendengarkan dengan seksama. Tutor kelompok diskusi kami adalah dr. Inggrid Andriani Tirtadjaja. Dalam diskusi kami mengangkat permasalahan tentang kedaulatan (Sovereinitas) hukum dan politik yang bisa ‘dibeli’ . Hal - hal yang menonjol saat berdiskusi, anggota dapat berfikir kritis untuk menemukan titik temu penyelesaian permasalahan.

description

word

Transcript of Diskusi Kelompok 1 Halaman

Page 1: Diskusi Kelompok 1 Halaman

BAB I

PENDAHULUAN

Pada tanggal 13 September 2011 tepatnya hari Selasa, kami kelompok 4

mendapat kasus diskusi pertama dengan topik ‘Menerjemahkan Pancasila dalam

Kehidupan Sehari - hari’. Diskusi dilaksanakan selama 1 jam 50 menit dengan ketua

diskusi Nur Adam, dan sekretaris Novia Permana Sari. Selama diskusi berlangsung

semua peserta aktif dengan bermacam - macam argumentasi dan tutor mendengarkan

dengan seksama. Tutor kelompok diskusi kami adalah dr. Inggrid Andriani Tirtadjaja.

Dalam diskusi kami mengangkat permasalahan tentang kedaulatan (Sovereinitas) hukum

dan politik yang bisa ‘dibeli’ . Hal - hal yang menonjol saat berdiskusi, anggota dapat

berfikir kritis untuk menemukan titik temu penyelesaian permasalahan.

Page 2: Diskusi Kelompok 1 Halaman

BAB II

LAPORAN KASUS

Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang

sedemikian kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir

elite politik lokal maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue

global yang meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya

penegakan hukum serta sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh

lingkungan global dan regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata

laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa

pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan keamanan.

Mengenai kasus hukum bisa dibeli dengan uang atau dengan kata lain korupsi,

misalnya saja kasus Gayus Halomoan Partahanan Tambunan   atau Gayus Tambunan 

(lahir di Jakarta,  9 Mei 1979; umur 32 tahun) adalah mantan  pegawai negeri sipil  di 

Direktorat Jenderal Pajak  Kementerian Keuangan Indonesia. Namanya menjadi terkenal

ketika Komjen Susno Duadji  menyebutkan bahwa Gayus mempunyai uang Rp. 25

miliar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 miliar dan perhiasan senilai 14 miliar

di brankas bank atas nama istrinya dan itu semua dicurigai sebagai harta  haram.

Dalam perkembangan selanjutnya Gayus sempat melarikan diri ke  Singapura  beserta

anak istrinya sebelum di jemput kembali oleh  Satgas Mafia Hukum  di Singapura.

Kasus Gayus mencoreng reformasi  Kementerian Keuangan Republik Indonesia  yang

sudah digulirkan  Sri Mulyani  dan menghancurkan citra aparat perpajakan Indonesia.

Gayus pun berhasil dipenjarakan. Tetapi setelah beberapa hari berlangsung, Gayus

terlihat sedang berada di Bali. Bukan hanya itu, ia juga pergi ke luar negeri dengan

Page 3: Diskusi Kelompok 1 Halaman

paspor bernama Sony Laksono. Ini membuktikan bahwa hukum indonesia gampang

sekali dibeli dengan uang.

Adapun yang sekarang ini kita lihat bahwa Indonesia seperti kehilangan jati

dirinya sebagai bangsa. Di satu sisi, gaya “kebarat – baratan” yang terbungkus dalam

budaya “pop” dan di terima hampir tanpa filter oleh generasi muda, terlihat

menggejala di berbagai kota. Sementara di sisi lain, gaya hidup “kearab-araban” yang

sering kali menampilkan diri sebagai bagian dari gerakan keagamaan, secara gencar

mulai memaksakan nilai – nilai moralnya yang partikular ke dalam wilayah publik.

Page 4: Diskusi Kelompok 1 Halaman

BAB III

PEMBAHASAN

Pancasila sebagai ideologi negara yang lahir dari ide-ide bangsa yang

mengandung nilai-nilai hakiki semakin terkikis oleh ideologi asing.  Menghadapi

situasi dan kondisi demikian kita harus memiliki satu visi. Baik para pemimpin

pemerintahan, sipil maupun militer, juga para elite politik, tokoh masyarakat, tokoh

agama dan tokoh partai serta media massa. Penyamaan visi itu penting untuk

mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada. Oleh karena itu diharapkan setiap warga

negara harus memiliki kesadaran dan dapat mengendalikan emosi, sabar, dan tidak

terlalu sensitif, sehingga bangsa dan negara kita dapat terhindar dari semua situasi dan

kondisi yang bernuansa konflik dan dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa.  Selain

itu, Pembangunan dan pengamanan wilayah NKRI harus dilakukan melalui pendekatan

beberapa aspek, terutama aspek demarkasi dan delimitasi garis batas negara, juga

melalui pendekatan pembangunan kesejahteraan, politik, hukum, dan keamanan.

Pembangunan nasional yang diharapkan dapat menghasilkan kemajuan di berbagai

bidang kehidupan masyarakat, Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan yang kokoh

dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana

tentram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara yang berlandaskan Pancasila.

  Sedangkan dengan hukum yang mudah dibeli, tentu saja ini menunjukan

ketidak samaan atas hak dan kewajiban masyarakat Indonesia, bagi rakyat yang

memiliki uang akan bebas dari jeratan hukum. Kasus ini tentu saja sudah merusak

salah satu dari aspek pancasila yaitu sila ke - 4. Dimana sila ke - 4 membahas tentang

kedaulatan dan juga hak dan kewajiban masyarakat yang sama. Padahal kita tahu

sendiri bahwa sesungguhnya tujuan kita berbangsa adalah agar memiliki jati diri yang

Page 5: Diskusi Kelompok 1 Halaman

berbeda dari bangsa lain, untuk mempersatukan masyarakat yang berbeda – beda

budaya serta agamanya, dan menjadi bangsa yang bebas dan dapat menentukan

nasibnya sendiri, sehingga dapat mencapai keadaan yang lebih baik dalam berbagai

macam aspek kehidupan.

Sebagai bangsa kita memang membutuhkan identitas, jati diri yang berbeda

dari bangsa lain. Sebetulnya kita sudah punya identitas yaitu “Indonesia”. Identitas ini

yang harus dipertahankan dengan cara bersatu. Jadi yang pertama kali kita butuhkan

dan menjadi tujuan kita adalah persatuan bangsa, dengan nilai dasarnya adalah

kebangsaan. Mengenai mempersatukan masyarakat yang berbeda - beda, itu pun masih

terkait dengan persatuan bangsa. Akan tetapi bukan dalam pengertian keseragaman,

melainkan keberagaman, unity in diversity atau Bhinneka tunggal Ika.

Dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke - 4 juga di jelaskan

bahwa sejak bangsa Indonesia merdeka, bangsa Indonesia juga sudah mempunyai

tujuan nasional, yaitu :

1. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum / bersama

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang

berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.

Akhirnya, sebagai bangsa yang memiliki spiritualis yang tinggi, kita tentu

menginginkan masyarakat Indonesia untuk hidup rukun dan damai di tengah berbagai

Page 6: Diskusi Kelompok 1 Halaman

perbedaan ritual agama dan adat - istiadat, dengan nilai Ketuhanan dalam

pengertiannya yang luas dan universal sebagai dasarnya.

Maka, apabila dikaitkan dengan tujuan berbangsa dan bernegara, “Indonesia

yang kita mau”, harus mencerminkan nilai – nilai dasar tersebut. Tujuan kita adalah :

Mencapai masyarakat yang :

1. Menghayati “Kebertuhanan” yang universal

2. Berkemanusiaan secara adil dan beradab

3. Bersatu sebagai suatu bangsa

4. Demokratis berdasarkan hikmat - kebijaksanaan

5. Berkeadilan sosial

Dengan mengusahakan tercapainya tujuan “Keindonesiaan” itu, baru kita dapat

merasakan tujuan hidup kita semua, baik sebagai individu, masyarakat, negara dan

dunia, yaitu “kebahagiaan” secara holistik. Kebahagiaan yang muncul karena kita telah

memenuhi segenap potensi diri kita sebagai manusia secara utuh.

Adapun skema Program kerja, kelompok sasaran serta evaluasi yang berkaitan

dengan Aspek pembangunan sovereinitas, sbb :

No. Solusi

Normatif

(Tujuan

Khusus)

Program Kerja Kelompok

Sasaran

Evaluasi

Output Outcome Impact

IV Menegakan

dan

memperkuat

keadilan

Demo, menuntut

agar semua hal

yang

bertentangan

Publik 200

mahasiswa

di dua

daerah

Rakyat

semakin

sadar untuk

menaati

Rakyat

merasa

keadilan

hukum

Page 7: Diskusi Kelompok 1 Halaman

rakyat dengan hukum

termasuk

korupsi segera

dihapuskan

Audensi

meminta

pengawasan

dalam hukum

lebih diperketat

Dialog meminta

perlindungan

hukum untuk

penegakkan

keadilan hukum

rakyat

Pemerintah

Dewan

Perwakilan

2 kali

dengan

gubernur, 1

kali dengan

walikota

2 kali

dialog dan

dihadiri 20

wakil

rakyat

peraturan

hukum yang

telah ada di

Indonesia

Adanya

itikad baik

pemerintah

untuk

memperketat

pengawasan

hukum

Adanya

itikad baik

dewan

anggota

perwakilan

rakyat untuk

menegaskan

kepada

pemerintah

bahwa

perlindungan

bahwa

pelindungan

lebih di

tegakkan

Page 8: Diskusi Kelompok 1 Halaman

hukum wajib

diperoleh

rakyat untuk

menghindari

ketidakadilan

hukum

rakyat

Page 9: Diskusi Kelompok 1 Halaman

BAB IV

KESIMPULAN

Ancaman disintegrasi bangsa, konflik antar suku, serta persoalan kestabilan

ekonomi merupakan beberapa masalah utama yang sedang di hadapi Indonesia sebagai

suatu bangsa saat ini. Oleh karena itu kita harus berpegang teguh pada dasar dari

negara kita sendiri yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang berperan sangat esensial dan

penting dalam kemajuan negara Indonesia. Selain itu juga masing – masing bidang

harus melakukan tugasnya secara optimal dan bekerja sama secara kooperatif agar

terlaksana penuntasan masalah secara menyeluruh dan semua itu demi kesejahteraan

bersama.

Page 10: Diskusi Kelompok 1 Halaman

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. Pendidikan Kewarganegaraan SMA kelas X. Hubungan dasar Negara dan

Konstitusi. Erlangga. Surabaya,. 2007,. Hal 102-3

Kompas. 2011. 12 Nama Terkait Kasus Gayus. Available from World Wide

Web :http://id. .org/wiki/Gayus_Tambunan. [Accessed on 11th September 2011]

Ridho A. 2010. Indonesia dan Ancaman Disintegrasi. Journal Kompasiana. Available

from World Wide Web: http://nasional.inilah.com/read/detail/1774665/gayus-bisa-

tertipu-karena-petugas-lp-kurang. [Accessed 26th September 2011]

Organisasi.org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia, [Accessed 27th October

2006],. Available from World wide Web:

http://organisasi.org/tujuan_nasional_bangsa_indonesia_dalam_pembukaan_undang_

undang_dasar_1945_kehendak_dalam_mengisi_kemerdekaan_ri_pmp_dan_ppkn

Isnaini A. 2011. Mencegah Keinginan beberapa daerah untuk memisahkan diri tegak

utuhnya NKRI. Jakarta. 2011

Utomo B. 2011. Pembangunan Wilayah Perbatasaan Indonesia dalam Perspektif

Keamanan Manusia,. Available from World wide web:

http://budiutomo79.blogspot.com/2007/09/pembangunan-wilayah-perbatasan.html.

[Accessed 28th Sept 2011]

Page 11: Diskusi Kelompok 1 Halaman

Menerjemahkan Pancasila dalam Kehidupan Sehari - hari

KELOMPOK IV

03011209 Nani Oktapiani 03011217 Nourma Dara Juwita

03011210 Narjas Syam 03011218 Novia Permana Sari

03011211 Nathasia Yunita Winarta 03011219 Nur Adam A K

03011212 Nella Itrian 03011220 Nurichwani Wardianda

03011213 Nia Apryanti 03011221 Nurul Agustina Putri

03011214 Nia Febrina 03011222 Nurul Amalia

03011215 Nike Nindyati 03011223 Nurul Ulfa Septiani

03011216 Noor Hasbil Hakim 03011224 Nyimas Tania Renata

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta, Indonesia

13 September 2011

Page 12: Diskusi Kelompok 1 Halaman