Diskusi Dan Pembahasan

4
DISKUSI Imunisasi adalah sebuah terapi preventif untuk melindungi seseorang terhadap suatu penyakit. Dasar imunisasi adalah mekanisme respon tubuh terhadap mikroorganisme sehingga terbentuk kekebalan berupa antibodi. Tujuan utama imunisasi adalah terbentuk kekebalan komunitas atau herd immunity sehingga terjadi eradikasi penyakit. Tujuan umum imunisasi di Indonesia adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematioan bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Imunisasi dapat dibedakan menjadi imunisasi pasif yang menyuntikkan antibodi spesifik secara langsung dan imunisasi aktif yang menyuntikkan vaksin (vaksinasi). Vaksin yang disuntikkan dapat berupa toksin yang dilemahkan (toksoid), komponen patogen tertentu, patogen yang telah dimatikan, dan patogen yang telah dilemahkan. Imunisasi pada bayi disebut imunisasi dasar dan wajib diberikan kepada setiap bayi yang lahir di wilayah Indonesia. Imunisasi dasar meliputi; vaksin hepatitis B, BCG, polio, DPT, dan campak. Pada pembahasan skenario kali ini, penulis akan fokus pada imunisasi campak.

description

Diskusi dan Pembahasan

Transcript of Diskusi Dan Pembahasan

Page 1: Diskusi Dan Pembahasan

DISKUSI

Imunisasi adalah sebuah terapi preventif untuk melindungi seseorang

terhadap suatu penyakit. Dasar imunisasi adalah mekanisme respon tubuh

terhadap mikroorganisme sehingga terbentuk kekebalan berupa antibodi. Tujuan

utama imunisasi adalah terbentuk kekebalan komunitas atau herd immunity

sehingga terjadi eradikasi penyakit. Tujuan umum imunisasi di Indonesia adalah

turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematioan bayi akibat Penyakit yang

Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

Imunisasi dapat dibedakan menjadi imunisasi pasif yang menyuntikkan

antibodi spesifik secara langsung dan imunisasi aktif yang menyuntikkan vaksin

(vaksinasi). Vaksin yang disuntikkan dapat berupa toksin yang dilemahkan

(toksoid), komponen patogen tertentu, patogen yang telah dimatikan, dan patogen

yang telah dilemahkan.

Imunisasi pada bayi disebut imunisasi dasar dan wajib diberikan kepada

setiap bayi yang lahir di wilayah Indonesia. Imunisasi dasar meliputi; vaksin

hepatitis B, BCG, polio, DPT, dan campak. Pada pembahasan skenario kali ini,

penulis akan fokus pada imunisasi campak.

Vaksin campak merupakan virus campak (Myxovirus viridae measles)

yang dilemahkan. Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, virus tersebut akan

mengaktivasi null cells atau natural killer cells dan menghasilkan IFN-ɣ. Selain

itu, virus yang masuk juga akan mengaktivasi sel T sitotoksik melalui MHC-I dan

sel T helper melalui MHC-II sehingga terbentuk sistem pertahanan spesifik. Sel T

sitotoksik akan menghancurkan sel yang terinfeksi virus, sedangkan sel T helper

akan mengeluarkan limfokin yang bisa mengundang makrofag, memperbanyak

natural killer cells, dan mengaktivasi limfosit B. Limfosit B yang teraktivasi akan

membentuk sel plasma yang menghasilkan antibodi campak dan juga membentuk

sel B memori. Sel B memori inilah yang akan bereaksi lebih cepat ketika virus

campak menginfeksi untuk kedua kalinya.

Page 2: Diskusi Dan Pembahasan

Vaksinasi campak dilakukan pada saat bayi berumur 9 bulan karena bayi

yang baru lahir masih memiliki antibodi maternal berupa IgG yang ditransfer

lewat plasenta dan hilang pada umur 9 bulan. Apabila vaksin campak diberikan

sebelum umur 9 bulan, antibodi maternal akan menetralisasi vaksin yang masuk

sehingga tidak terbentuk antibodi milik bayi yang spesifik dengan virus campak.

Vaksinasi campak di usia 9 bulan akan menghasilkan terbentuknya sistem

imun primer dimana antibodi yang terbentuk melibatkan proses aktivasi banyak

sel dan berlangsung lama. Antibodi yang terbentuk cukup adekuat, tetapi lambat

laun jumlahnya akan menurun. Oleh karena itu, diberikan vaksinasi campak yang

kedua kalinya di kelas 1 SD sebagai booster. Vaksinasi kedua ini disebut sistem

imun sekunder. Antibodi pada vaksinasi kedua diproduksi lebih cepat karena

sudah memiliki sel memori, jumlahnya lebih banyak, dan cenderung konstan

(tidak menurun). Sistem imun sekunder dapat pula terbentuk pada anak yang

menderita campak setelah diimunisasi, seperti yang terjadi pada Amir dalam

skenario. Anak ini tidak perlu melakukan vaksinasi campak lagi karena antibodi

yang dihasilkan sudah banyak.

Titer antibodi yang terbentuk pada imunisasi campak pertama masih bisa

menurun sebelum adanya sistem imun sekunder sehingga ada kemungkinan

setelah imunisasi campak masih bisa tertular virus campak. Selain itu vaksin

campak yang diberikan hanya berisi satu dari banyak jenis genotip virus campak

sehingga anak masih bisa tertular campak dari genotip yang lain. Kemungkinan

yang lain berkaitan dengan skenario ini adalah kesalahan identifikasi penyakit

diagnosis banding campak seperti campak jerman, alergi, dll.

Pada skenario ini terjadinya demam dan radang di tempat suntikan

merupakan Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI). Demam pada anak setelah

imunisasi merupakan efek samping yang biasa terjadi. Hal ini tidak

mengindikasikan suatu penyakit keganasan karena demam hanyalah mekanisme

respon tubuh akibat respon imun.

Page 3: Diskusi Dan Pembahasan

Vaksin yang masuk akan mengaktifkan limfosit T helper untuk mensekresi

limfokin, salah satunya IL-1 (interleukin 1) yang akan merangsang hipotalamus

untuk mensekresikan substansi yang akan merangsang sekresi prostaglandin

sehingga terjadi demam. Peradangan di tempat suntikan dapat terjadi karena

faktor vaksin, penyuntikan yang kurang dalam, jarum suntik yang tidak steril, dan

vaksin disuntikkan dalam kondisi dingin.

Kontraindikasi vaksin campak adalah pada pasien imunokompromais dan

defisiensi nutrisi. Pada pasien imunokompromais, vaksin yang disuntikkan dapat

menyebabkan keadaan patologis karena tubuh tidak memiliki sistem imun yang

adekuat untuk melawan virus pada vaksin. Anak dengan defisiensi zat gizi akan

mengalami kekurangan protein pembentuk antibodi sehingga antibodi yang

terbentuk tidak mencapai ambang antibodi pencegahan.