diskusi
-
Upload
dini-putri-permatasari -
Category
Documents
-
view
103 -
download
0
description
Transcript of diskusi
BAB I
PENGERTIAN DAN PELAKSANAAN
A. Pengertian
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan metode diskusi adalah : “Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar
pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi”.
Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar
G. Arsjad dan Mukti U.S. (htt://idb4.wikispaces.com/file/view/dv4013, diambil 07
November 2012 ), diskusi pada dasarnya adalah, “ Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur
dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah”.
Sedangkan menurut Zuhairini dkk (htt: //idb4. wikispaces. com/ file/ view/dv4013,
diambil 07 November 2012 ), yang diaksud metode diskusi ialah, “suatu metode di dalam
mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga
berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.”
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui
pemecahan masalah, atau analisis 1system produk teknologi yang pemecahannya sangat
terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan
semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
B. Diskusi Sebagai Metode Pembelajaran
Diskusi sebagai metode pembelajaran yang melibatkan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
“Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif”, Gagne & Briggs. 1979, (Sudrajat htt://www. edukasi.
net/mol/mo_full.php, diambil 07 November 2012). Manakala salah satu diantara siswa
1
berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif
mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi,
tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi
jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain.
Demikian pula mereka kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk
bicara, sebagai nara sumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok
dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi,
keaktifan siswa sangat tinggi.
Diskusi digunakan sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan
apabila guru hendak:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya.
c. Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai.
d. Membantu siswa belajar berpikir secara kritis.
e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-
teman.
f. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri
maupun dari pelajaran sekolah.
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
C. Peran Guru Dalam Diskusi
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru
meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan
didiskusikan.
2. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran
yang didiskusikan.
4. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara
mengeluarkan pendapat.
2
5. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
6. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang
memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
7. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
8. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
D. Peran Siswa Dalam Diskusi
Siswa mendapatkan peran utama dalam pelaksanaan metode diskusi. Peran siswa
natara lain sebagai berikut:
a.Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu
problem dan topik kepada kelas.
b.Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber
pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang
diajukan.
c.Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah
membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
d.Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang
baru dikemukakan.
e.Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh
siswa atau kelompok lain.
f.Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
g.Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik
setuju maupun bertentangan.
h.Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
i.Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
j.Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari
pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
3
BAB II
PENGELOLAAN DISKUSI
A. Pengelola diskusi
Untuk dapat lancar dan suksesnya jalan diskusi, perlu dipelajari masalah
pengelolaan diskusi yang menyangkut faktor-faktor :
1. Kemampuan ketua/pimpinan
2. Kejelasan pokok persoalan
3. Partisipasi peseta aktif
4. Formasi tempat duduk yang baik
5. Pengaturan waktu yang baik
6. Adanya tipe-tipe manusia yang perlu diketahui ketua sehingga ketua dapat bertindak
bijaksana
7. Adanya sekretaris dan pelapor yang cukup
B. Tugas ketua/pimpinan diskusi
1. Merencanakan dan mempersiapkan dengan teliti dan baik sebelum diskusi dimulai,
antara lain:
a. Pemilihan topik masalah yang menarik, sesuai dengan kemampuan peserta dan
bermanfaat atau alternatif masalah yang diajukan untuk dipilih bersama
b. Mempelajari dan menguasai topik-topik tersebut
c. Bila perlu dipersiapkan referensi, hand out, manusia sumber
d. Bila perlu diadakan pertemuan pendahuluan untuk merencanakan topik, garis
besar dan ruang lingkup topik, prosedur dan tata tertib diskusi dan lain-lain
e. Masalah penataan ruang
2. Pada pembukaan sampaikan kata pembukaan yang menimbulkan suasana demokratis
sesuai dengan situasi, tegaskan tujuan sasaran dan judul topik/masalah dengan kata-
kata singkat dan jelas.
4
3. Mengendalikan dan mengatur diskusi agar tetap berjalan dengan baik, efisien, efektif
dan hidup dengan jelas
a. Usahakan setiap peserta mantap dan turut bertanggung jawab dalam bertanggung
jawab dalam berpartisipasi sehingga memperoleh buah pikiran yang optimal
b. Pemberian dorongan yang memungkinkan interaksi antara anggota peserta
c. Dengan bijaksana mencegah agar tidak ada anggota yang terlalu lama/banyak
bicara dan bertele-tele (membatasi giliran yang bersangkutan)
d. Berikan kesempatan kepada peserta yang pemalu, bila ada masalah yang
ringan/mudah, da bila mungkin berilah kesempata kepada semua peserta
e. Mengenali tipe-tipe manusia anggota kelompok diskusi, sehingga dengan
bijaksana dapat mengendalikan jalannya diskusi
f. Bila ketua ingin memberikan pendapatnya, jangan terlalu panjang dan jangan
memonopoli waktu, melainkan bersifat mengarah (jangan otoriter), berikan
kesempatan pada peserta lain untuk menjawab
g. Memperhatikan waktu dengan baik
h. Harus dapat denan cepat mengambil kesimpulan tentang pendapat-pendapat
anggota
i. Tanda pengambilan keputusan, apabila fakta tidak lengkap/jelas, manfaatkan
adanya perbedaan pendapat untuk mengembangkan alternatif pandangan
j. Usahakan agar diskusi tetap berada pada arahnya dan bergerak maju
k. Usahakan tercipta suasana yang baik oleh ketua dengan sifat sabar, baik budi dan
bersahabat, jangan bersifat sebagai wasit, bersikap menerima (jangan menilai),
menghargai pendapat peserta, petunjuk jalan dan sebagai dinding pemantul
4. Menutup diskusi dengan :
a. Sebelumnya meninjau kembali keputusan/kesimpulan diskusi dihubungkan
dengan tujuan diskusi
b. Pelapor diminta melaporkan hasil diskusi
c. Ucapan terimakasih kepada peserta dan diskusi ditutup pada waktunya
5
BAB III
BENTUK-BENTUK DISKUSI
Diskusi yang telah dibicarakan diatas adalah diskusi pada umumnya. Adapun
bentuk-bentuk diskusi yang lainnya, yaitu:
1. Diskusi kelompok besar (Whole group discussion)
2. Diskusi kelompok kecil (Buzz group)
3. Diskusi panel
4. Kolokium
5. Simposium
6. Fish bowl
7. Dialog publik
8. Brain Storming Group
Berikut akan dijelaskan untuk berbagai bentuk-bentuk diskusi diatas.
1. Diskusi kelompok Besar (Whole group discussion)
“Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas
sebagai satu kelompok”.(Sudrajat htt:// www. edukasi. net/mol/mo_full. php,
diambil 06 November 2012). Dalam diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin
diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru
sebagai pemimpin diskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin
diskusi, guru berperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat
mengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga
mendorong anak untuk mengajukan pendapat.
Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian yang
sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk membangkitkan
perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan. Di samping itu,
distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan. Dalam diskusi
kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-anak tertentu. Akibatnya
tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Untuk menghindari keadaan itu,
6
pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi pembicaraan. Tugas terberat bagi
pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian peserta untuk mengemukakan
pendapatnya. Dalam praktek, tidak sedikit anak-anak yang kurang berani
berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi anak yang kurang menguasai
permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
2. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group)
a. Peserta dibagi dalam kelompok kecil 4-5 orang, termasuk seorang ketua dan sekretaris
tidak diperlukan dalam diskusi ini.
b. Alokasi waktu kurang lebih 5 menit. Digunakan waktu opening session, pembicaraan
tidak beraturan lebih bersifat spontan.
c. Setiap kelompok melaporkan hasil.
d. Karena waktu yang begitu singkat dan suara yang berdengung seperti lebah pada saat
diskusi, maka metode diskusi ini disebut buzz group.
e. Bermanfaat untuk mendidik kerja sama kelompok sehingga orang yang perlu akan
berpendapat, merupakan persiapan untuk diskusi yang lebih benar.
7
Gambar 1. Posisi Buzz Group
3. Diskusi Panel
a. Dari sekelompok manusia yang besar jumlahnya, dipilih panelis 4 sampai 6 orang untuk
mengadakan diskusi yang ditempatkan di panggung. Sehingga orang-orang yang lain
dapat mengikuti dan menyaksikan jalannya diskusi sebagai audience
b. Dasar pikiran diadakan diskusi bentuk ini adalah bahwa sejumlah besar manusia bila
berdiskusi secara keseluruhan tidak akan efisien. Dan biasanya orang-orang yang
berlainan pendapat yang masing-masing memahami dan menguasai masalahnya, itu saja
yang berbicara terus. Sedang yang lain hanya berbicara untuk menambah atau membantu
pembicara-pembicara tersebut diatas yang ia sepakati.
Maka agar diskusi tersebut efektif dan efisien, cukup jika orang-orang yang memahami
dan menguasai masalahnya dan berbeda pendapat itu dipilih untuk mewakili kelompok
besar sebagai panelis. Panelis-panelis ini secara terpisah ditempatkan di podium untuk
berdiskusi.
Panelis yang ada di penggung diberi waktu untuk bertemu dengan audience yang
sependapat untuk minta tambahan bahan diskusi yang memperkuat pendapatnya.
c. Panelis-panelis (4-6 orang) yang diatur duduknya sehingga dapat saling tatap muka,
melaksanakan diskusi biasa, lalu lintas pembicaraan diatur oleh seorang ketua atau
moderator yang dibantu oleh sekretaris. Ketua menjelaskan masalahnya agar dipahami
benar dan diminta supaya panelis jangan berpidato panjang lebar atau berdebat untuk
mencari kemenangan, akan tetapi bersama-sama mencoba mencari suatu kesimpulan atau
keputusan.
Karena permasalahannya disoroti dari berbagai segi pandangan/pendapat yang berbeda,
maka diharapkan dari keputusan tersebut dapat terkandung pengertian yang luas dan
mendalam.
d. Diskusi panel dilakukan selain di dalam kelas atau di ruangan yang besar, juga di depan
corong radio atau pada layar TV. Bila diskusi dilakukan dalam kelas, maka setelah selesai
dilakukan diskusi panel, kepada kelas dapat diberi kesempatan untuk berdiskusi dan
mengajukan pertanyaan.
e. Pengaturan Tempat Sebagai Contoh
8
1. Moderator
2. Sekretaris
3. Panelis
4. Peserta/audience
f. Interaksi antar panelis tinggi, sedang antara panelis dengan audience rendah.
4. Kolokium
a. Satu atau beberapa expert (manusia sumber=resource person) menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari audience. Jadi para expert berbicara bukan dalam bentuk berpidato
namun dapt divariasi lain, misalnya:
Seorang guru atau siswa/mahasiswa meginterview seorang manusia sumber, kemudian
mengundang pertanyaan-pertanyaan tambahan dari para pendengar.
b. Para hadirin aktif mengambil bagian dalam diskusi
c. Pimpinan berfungsi : memulai menuntun dan meringkaskan hasil diskusi, menstimulasi,
pertanyaan dari hadirin.
Jadi harus dipilih pimpinan yang benar-benar mampu.
d. Contoh pengaturan tempat
9
1. Pimpinan
2. Sekretaris
3. Expert/manusia sumber
4. Peserta/audience
e. Interaksi antara expert tinggi dan antar peserta dengan expert juga tinggi.
5. Simposium
a. Menurut arti harfiahnya dalam bahasa yunani, bahwa Sym berarti bersama-sama dan
posis berarti minum. Artinya pada zaman Yunani dahulu,beberapa orang ahli negara
sambil minum dan mendengarkan musik mengadakan diskusi intelektual.
b. Sekarang dapat diartikan sebagai suatu pertemuan untuk mendiskusikan suatu kumpulan
pendapat atau karangan mengenai pokok/subyek tertentu, atau sederet pidato-pidato dari
beberapa expert (2 atau 3) tentang berbagai aspek dari suatu obyek tertentu, disusul
dengan pertanyaan-pertanyaan dari kelompok pendengar.
Bermacam-macam topik dapat ditangani secara simuhan, lalu lintas pembicaraan diatur
oleh moderator. Expert adalah orang-orang ahli yang mempunyai pandangan berbeda,
sehingga pendengar dihadapkan pada berbagai macam pendirian. Jadi si perencana
simposium perlu menyelidiki lebih dahulu pandangan setiap expert yang akan dipilih,
10
setiap expert diberi kesempatan untuk berpidato selama 15-25 menit untuk
menyampaikan pendiriannya.
Setelah setiap ahli berpidato, kepaa para pendengar diberi kesempatan untuk bertanya
atau memberi kritik atau keterangan tambahan. Pertanyaan/kritik/keterangan tersebut,
ditujukan kepada salah seorang anggota simposium. Jadi diskusi itu terutama terjadi
antara pendengar dengan salah seorang pembicara, bukan antara pembicara simposium.
c. Fungsi pimpinan/moderator mengintroduksikan pembicaraan, serta mengarahkan
pertanyaan dan jawaban dan perlu dibantu oleh seorang sekretaris.
d. Contoh pengaturan tempat
1. Pimpinan/moderator
2. Sekretaris
3. Para ahli/expert
4. Pendengar/audience
5. Mimbar tempat pidato
6. Fish bowl
a. Satu sampai empat narasumber dan seorang moderator menghadapi sekelompok peserta.
11
3
3
3
4
4 4
4
2
1
5
Ditempat yang strategis disediakan satu sampai tiga kursi kosong untuk tempat duduk
peserta yang ingin mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau yang ingin
mengajukan pendapat.
b. Setelah moderator memberikan pengantar singkat tentang masalahnya dan narasumber
menyampaikan pandangan singkat maka moderator mempersilahkan 1 sampai 3 peserta
(audience) yang ingin menduduki kursi kosong dan mengajukan pertanyaan atau
menyampaikan pendapat pada narasumber.
Peserta yang telah puas berbicara dengan narasumber terus kembali ke tempat duduknya
semula, dan kursi yang kosong dapat diduduki peserta lainnya yang akan menyampaikan
pertanyaan atau pendapat.
c. Interaksi antara peserta dan narasumber tinggi.
d. Diskusi diatas disebut Fish-bowl (mangkuk ikan), karena seakan-akan narasumber
sebagai ikan yang berada dalam mangkuk dihadapkan para peserta dan peserta yang
menduduki kursi kosong juga merupakan ikan-ikan baru yang ikut dalam mangkuk.
e. Contoh pengaturan tempat :
12
1
33
2
5 5 5
4 4
4
Keterangan :
1. Moderator
2. Sekretaris
3. Narasumber
4. Audience
5. Kursi kosong
7. Dialog publik
a. Seorang ketua, seorang ahli dan seorang penginterview menghadapi audience.
b. Ketua mengatur lalu lintas pembicaraan dalam forum, meminta penginterview
mengajukan pertanyaan pada narasumber dan peserta mengikuti pembicaraan.
c. Peserta juga diberi kesempatan untuk menginterview narasumber.
d. Jadi interaksi yang banyak tinggi adalah ketua penginterview dan narasumber sedangakan
audience sedang.
e. Contoh pengaturan tempat :
1. Ketua
2. Penginterview
3. Ahli/narasumber
4. Peserta/audience
8. Brain Storming GroupKelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota
kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar
kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang yang
ditemukannya dianggap benar.
13
3
1 2
4 4
BAB IIIKEKURANGAN DAN KELEBIHAN
A. KEKURANGANKelemahan metode diskusi antara lain, sebagai berikut:
a. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat
problematis saja yang dapat didiskusikan.
b. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
c. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
d. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan
terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah
biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan
untuk berbicara.
f. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap
kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau
menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
B. KELEBIHANAdapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
a. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari
berbagai sumber data.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem
bersama-sama.
d. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
e. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau
menentang pendapat teman-temannya.
f. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau
keputusan yang akan atau telah diambil.
g. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau
mungkin bertentangan sama sekali.14
h.Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
i.Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja
tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
j.Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara,
pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian
materi melalui pemecahan masalah, atau analisis 16system produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Metode ini lebih menitikberatkan keaktifan siswa
dalam belajar, sedangkan guru hanya bersifat mendampingi. Berjalan lancarnya
metide ini dipengaruhi oleh pengelola diskusi yang juga berperan penting dalam
jalannya diskusi. Diskusi dalam pembelajaran terdiri dari berbagai jenis diskusi,
yaitu diskusi kelompok besar (whole group discussion), diskusi kelompok kecil
(buzz group), kolokium, simposium, fish bowl, dialoh publik, dan brain stroming
group.
B. SARAN
Metode diskusi seharusnya dapat sesering mungkin dilakukan disekolah-
sekolah dalam penerapan mata pelajaran yang memiliki waktu tatap muka banyak,
namun materi yang disampaikan sedikit. Dengan adanya diskusi, siswa diharapkan
akan lebih cepat menerima informasi yangn dia dapat dalam pembelajaran.
16