DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL -...
Transcript of DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL -...
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Disampaikan Oleh:
Kepala Bidang Data, Disiplin dan Koprs ASN
BKD Provinsi Kalimantan Barat
Pontianak, 1 Maret 2019
1
PERATURAN LAIN YANG TERKAIT DISIPLIN PNS
1. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS menjadi Anggota Partai Politik;
2
LANJUTAN….
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
3
4
PP No. 11 Tahun 2017, mengenai Disiplin
Pasal 229 :
(1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
(2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin;
(3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin;
(4) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum.
Pasal 230 :
Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin PNS sebagaimana dimaksud Pasal 229, diatur
Dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 362 :
Pada Saat Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 mulai berlaku, 15 Peraturan
Pemerintah dicabut & dinyatakan tidak berlaku. (PP No. 53 Tahun 2010 tdk termasuk)
Pasal 363 :
Peraturan Pelaksana dari Per-uu yg mengatur mengenai disiplin masih tetap berlaku
sepanjang tdk bertentangan atau belum diganti berdasarakan ketentuan dlm PP ini.
5
PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010TENTANG DISIPLIN PNS
Pasal 1
Ketentuan Umum
Pasal 2
Berlaku bagi PNS dan CPNS
• PP No 98 Tahun 2000 Pasal 18 huruf f “CPNS yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau beratdiberhentikan”
6
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban danmenghindari larangan yang ditentukandalam peraturan perundang-undangandan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggardijatuhi hukuman disiplin
7
Pelanggaran disiplin adalah setiapucapan, tulisan, atau perbuatanPegawai Negeri Sipil yang tidakmentaati kewajiban dan/ataumelanggar larangan ketentuan disiplinPNS, baik yang dilakukan di dalammaupun di luar jam kerja
8
Hukuman disiplin adalahhukuman yang dijatuhkankepada PNS karena melanggarPeraturan Disiplin PNS
9
Pasal 3
Setiap PNS wajib:
1. mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. menaati segala peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/atau golongan;
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
10.melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
11.masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12.mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13.menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
14.memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15.membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16.memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17.menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
10
Pasal 4
Setiap PNS dilarang:
1. menyalahgunakan wewenang;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain;
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau
organisasi internasional;
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam
maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain,
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak
langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan
dan/atau pekerjaannya;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10.melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11.menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
11
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.
12
NO TINGKAT HUKUMAN WAKTU KETIDAKHADIRAN
KETERANGAN
1 HUKUMAN RINGAN
a. Teguran Lisan 5 hari 5 – 15 hari kerja
b. Teguran Tertulis 6 – 10 hari
c. Pernyataan Tidak Puas SecaraTertulis
11 – 15 hari
2 HUKUMAN SEDANG
a. Penundaan KGB selama 1 tahun 16 – 20 hari 16 – 30 hari kerja
b. Penundaan KP selama 1 tahun 21 – 25 hari
c. Penurunan Pangkat selama 1 tahun 26 – 30 hari
3 HUKUMAN BERAT
a. Penurunan Pangkat paling lama 3 tahun
31 – 35 hari 31 hari kerja keatas
b. Penurunan Jabatan 36 – 40 hari
c. Pembebasan Jabatan 41 – 45 hari
d. Pemberhentian 46 Hari kerja keatas
Pasal 6
Dengan tidak mengesampingkanketentuan dalam peraturanperundang-undangan pidana,PNS yang melakukanpelanggaran disiplin dijatuhihukuman disiplin.
13
Pasal 7
Tingkat dan jenis hukuman
a. Hukuman Disiplin Ringan
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis
b. Hukuman Disiplin Sedang
1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
3. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
c. Hukuman Disiplin berat
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
2. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebihrendah
3. Pembebasan dari jabatan
4. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
5. Pemberhentian tidak dengan hormat
14
Pasal 8,9,10 Klasifikasi Pelanggaran dan Jenis Hukuman
1. Jumlah ketidak hadiran2. Sifat dilakukannya pelanggaran
a. Tidak sengaja – Ringanb. Sengaja – Sedang
3. Sasaran Kerja mencapai :a. 25% - 50% - Sedangb. kurang dari 25% - Berat
3. Dampak negatif yang timbul akibat pelanggarana. Ke unit kerja – Ringanb. Ke instansi – Sedangc. Ke pemerintah / negara – Berat
4. Pelanggaran terkait dengan:a. Penyalahgunaan wewenang – Beratb. Menerima hadiah/pemberian yang berhubungan dengan jabatan
– Berat5. Pelanggaran yang terkait dengan pelayanan, hukuman disiplin
ditetapkan sesuai Peraturan Perundang-undangan
15
Pasal 14
Pelanggaran terhadap kewajiban masukkerja dan menaati ketentuan jam kerjadihitung secara kumulatif sampai denganakhir tahun berjalan.
Keterlambatan dihitung secarakumulatif dan dikonversi 1 (satu) harikerja = 7 ½ jam
16
17
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM PNS
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7
ayat (2)
Sedang
Pasal 7
ayat (3)
Berat
Pasal 7 ayat (4)
a b c a b c a b c d e
1. PPK 1 E I
2 FT Utama
3 FU IV/d-IV/e
4 E II, FT Madya
+ FT Penyelia
5 FU IV/a-IV/c
6 E III, FT Muda
+ Penyelia ke
bawah
7 FU III/d ke
bawah
18
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM PNS YANG DIPEKERJAKAN
KE LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7
ayat (2)
Sedang
Pasal 7
ayat (3)
Berat
Pasal 7 ayat (4)
a b c a b c a b c d e
1. PPK 1 E I
2 FT Utama
3 FU IV/d-IV/e
4 E II ke bawah
FT Madya
FT Penyelia ke
bawah
19
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM PNS YANG DIPERBANTUKAN
KE LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7
ayat (2)
Sedang
Pasal 7
ayat (3)
Berat
Pasal 7 ayat
(4)
a b c a b c a b c d e
1. PPK 1 E I
2 F Utama
3 F U IV/d-IV/e
4 E II
F Madya
5 F U IV/a-IV/c
6 E III>
FT Muda+
Penyelia>
7 F U III/d >
20
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM PNS YANG DIPEKERJAKAN
KE LUAR PEMERINTAH PROVINSI
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7
ayat (2)
Sedang
Pasal 7
ayat (3)
Berat
Pasal 7 ayat
(4)
a b c a b c a b c d e
1. PPK 1 E I
2 E II + F Utama>
3 F Umum IV/e >
21
PEJABAT STRUKTURAL ESELON I DAN PEJABAT SETARA BERWENANG
MENGHUKUM
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7 ayat
(2)
Sedang
Pasal 7 ayat
(3)
Berat
Pasal 7 ayat
(4)
a b c a b c b c d e
1 ESELON I 1 E II
F Madya +
F Umum IV/a-IV/c
E III +
FT Muda + Penyelia +
F Umum III/b -III/d
2 PNS dpk/dpb
E II
FT madya
FU IV/a – IV/c
3 PNS dpb
E III
FT Muda, Peny
FU III/b – III/d
22
PEJABAT STRUKTURAL ESELON II DAN PEJABAT SETARA BERWENANG
MENGHUKUM
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7 ayat (2)
Sedang
Pasal 7 ayat
(3)
Berat
Pasal 7
ayat (4)
a b c a b c a b c d e
1. ESELON II 1 E III+
FT Muda+
Penyelia +
F Umum
III c -III/d
E IV
FT Pertama+
FT Pelak Lanjutan
FU II/c – III/b
2 PNS dpk/dpb
E III
FT Muda+Peny
FU III/c-III/d
3 PNS dpb
E IV
FT Pertama, Pelks.
Lanjutan
FU II/c – III/b
23
PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAN SETARA BERWENANG MENGHUKUM
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7 ayat (2)
Sedang
Pasal 7 ayat (3)
Berat
Pasal 7 ayat (4)
a b c a b c a b c d e
1. ESELON III 1 E IV
FT Pertama
FT Pelak Lanjut
FU II/c – III/b
E V
FT Pelaksana
FT Pel Pemula
FU II/a – III/b
2 PNS dpk/dpb
E IV
FT Pertama
FT Pelak Lanjut
FU II/c – III/b
3 PNS dpb
E V
FT Pelaksana FT Pel
Pemula
FU II/a– II/b
24
PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAN SETARA BERWENANG MENGHUKUM
NO Pejabat Terhukum
Ringan
Pasal 7 ayat (2)
Sedang
Pasal 7 ayat (3)
Berat
Pasal 7 ayat (4)
a b c a b c a b c d e
1. ESELON IV 1 E V
FT Pelaksana
FT Pel Pemula
FU II/a– II/b
FU I/a – I/d
2 PNS dpk/dpb
E V
FT Pelaksana
FT Pel Pemula
FU II/a – II/b
3 PNS dpb
FU I/a– I/d
Pasal 21
Sanksi
Sanksi bagi pejabat yang berwenang
menghukum apabila tidak menjatuhkan
hukuman disiplin dikenai hukuman sama
dengan jenis hukuman disiplin yang
seharusnya dijatuhkan.
Apabila tidak terdapat pejabat yang
berwenang menghukum maka kewenangan
menjatuhkan hukuman disiplin menjadi
kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
25
Pasal 23
Pemanggilan
a. Setiap atasan langsung wajib memanggil bawahan yangdiduga melakukan pelanggaran disiplin untuk diperiksa.
b. PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplindipanggil secara tertulis oleh atasan langsung dandibuatkan tanda bukti penerimaan.
c. Pemanggilan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerjasebelum pemeriksaan
d. Apabila yang bersangkutan tidak hadir, dilakukanpemangilan kedua, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejaktanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa
e. Apabila yang bersangkutan tidak hadir juga, pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukumanberdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpadilakukan pemeriksaan
26
Pasal 24
Pemeriksaan
a. Sebelum dijatuhi hukuman, setiap atasan langsung wajibmemeriksa yang bersangkutan terlebih dahulu, dilakukansecara tertutup dan dituangkan dalam BAP
b. Apabila merupakan kewenangan Presiden, yangmelakukan pemeriksaan PPK
c. PPK dapat mendelegasikan ke pejabat dengan pangkat /jabatan tidak boleh rendah dari yang diperiksa
d. Apabila berdasarkan hal pemeriksaan, kewenangan untukmenjatuhkan hukuman disiplin merupakan kewenangan:
1. atasan langsung, maka atasan langsung wajibmenjatuhkan hukuman disiplin
2. pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung wajibmelaporkan secara hierarki disertai BAP
27
Pasal 25
Tim Pemeriksa :
a. Khusus untuk pelanggaran disiplin yang ancamanhukumannya Sedang dan Berat dapat di bentuk Tim Pemeriksa
b. Tim Pemeriksa terdiri atas:
1. Atasan langsung
2. Unsur pengawasan
3. Unsur kepegawaian, atau pejabat yang ditunjuk
c. Tim Pemeriksa dibentuk oleh PPK atau Pejabat lain yang ditunjuk
28
29
PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN JENIS HUKUMAN YG AKAN DIJATUHKAN
1. Latar belakang perbuatannya :
• Terpaksa dilakukan atau tidak.
• Disengaja atau tidak.
• Direncanakan atau tidak.
• Ada atau tidak keuantungan ybs / orang lain atas perbuatan tsb.
2. Berat / ringannya pelanggaran :
• Pernah dilakukan PNS atau tidak.
• Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.
• Melanggar prinsip-pronsip kenegaraan atau tidak.
• Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.
30
3. Akibat pelanggaran :
• Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah.
• Menurunkan citra negatif PNS pada unit kerja / Instansi/ Pemerintah.
• Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.
4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap ybs.• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.• Akibat hukum tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.
5. Kesesuaian dengan peraturan• Apakah telah diterapkan limitatip dalam peraturan atau tidak.( mis : Kawen/
Cerai , TMK)
6. Kejujuran / Penyesalan ybs.• Apakah mempersulit atau tidak.• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau tidak.• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.
Pasal 27
Pembebasan Sementara dari Tugas Jabatan :
a. Untuk kelancaran pemeriksaan dan kemungkinan akandijatuhi hukuman disiplin berat yang bersangkutan dapatdibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh atasanlangsung
b. Pembebasan sementara dari tugas jabatan berlaku sampaidengan ditetapkannya keputusan hukuman disiplin
c. Yang bersangkutan tetap mendapatkan hak-hakkepegawaian
d. Apabila tidak ada atasan langsung, pembebasan dilakukanoleh atasan yang lebih tinggi
31
Pasal 28
Berita Acara Pemeriksaan
a. BAP ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNSyang bersangkutan
b. Apabila yang bersangkutan tidak mau tanda tangan, BAPtetap dijadikan sebagai dasar penjatuhan hukuman
c. PNS yang bersangkutan berhak mendapatkan copy BAP
Pasal 29
Penjatuhan Hukuman
a. Berdasarkan pemeriksaan, pejabat yang berwenangmenghukum menjatuhkan hukuman disiplin
b. Dalam keputusan hukuman disiplin harus disebutkanpelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS
32
Pasal 30
PNS melakukan beberapa pelanggaran disiplin hanya dapatdijatuhi satu jenis hukuman terberat
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudianmelakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, dijatuhihukuman disiplin yang lebih berat
Nebis in idem
PNS dpk / dpb di lingkungannya akan dijatuhi hukumandisiplin tapi bukan kewenangannya maka pimpinan instansiusulkan penjatuhan hukuman disiplin kepada PPK induknyadisertai BAP
33
Pasal 31
Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengankeputusan pejabat yang berwenang menghukum
Keputusan disampaikan secara tertutup oleh pejabat yangberwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk kepadaPNS yang bersangkutan dengan tembusan kepada pejabatinstansi terkait
Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan palinglambat 14 (empat belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan
PNS yang bersangkutan tidak hadir pada saat penyampaianputusan, keputusan dikirim kepada yang bersangkutan.
34
Pasal 32 s/d 34
Upaya Administratif1. Keberatan
2. Banding Administratif
Pasal 34 ayat (2)
Banding Administratif1. Pasal 7 ayat (4) huruf d dan e yang dijatuhkan oleh PPK
2. Pasal 7 ayat (4) huruf d dan e yang dijatuhkan oleh Gubernur
Pasal 35
KeberatanHukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan:
1. Penundaan kenaikan gaji berkala (Pasal 7 ayat (3) huruf a);
2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun (Pasal 7 ayat (3)huruf b)
3. Pejabat struktural eselon II kebawah di lingkungan instansivertikal
35
Hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upaya administratifadalah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh:1. Presiden, Pasal 7 ayat (4) huruf b, c, dan e2. PPK, Pasal 7 ayat (2), ayat (3), ayat (4) huruf a, b, c3. Gubernur, Pasal 7 ayat (4) huruf b dan c4. Kepala Perwakilan RI di luar negeri, Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4)
huruf b dan c5. Pejabat yang berwenang menghukum, Pasal 7 ayat (2)
Pasal 129 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
Sengketa pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif , ygterdiri :a. Keberatan, diajukan scr tertulis kpd atasan pjbt yg berwenang
menghukum; danb. Banding Administratif, diajukan kpd Badan Pertimbangan
ASN/BAPEKPenjelasan : Banding administratif bagi PNS yang dijatuhi
hukuman disiplin berupa PDHTAPS dan PTDH36
Pasal 35 s/d 37 Prosedur Keberatan Diajukan secara tertulis kepada atasan dari PYBM dengan
memuat alasan keberatan dengan tembusan kepada PYBM1. Diajukan dalam jangka waktu 14 hari mulai tanggal yang
bersangkutan menerima putusan hukuman disiplin2. PYBM harus memberikan tanggapan tertulis kepada atasan dari
PYBM dalam jangka waktu 6 hari kerja mulai yang bersangkutanterima tembusan keberatan
3. Dalam jangka waktu 6 hari tidak ada tanggapan maka atasandari PYBM mengambil keputusan berdasarkan data yang ada
4. Atasan dari PYBM wajib mengambil keputusan dalam jangkawaktu 21 hari kerja terhitung mulai yang bersangkutanmenerima keberatan
5. Atasan dari PYBM dapat memperkuat, memperingan,memperberat atau membatalkan, ditetapkan dengan keputusanatasan dari PYBM
6. Dalam jangka waktu 21 hari kerja atasan dari PYBM tidakmengambil keputusan atas keberatan maka keputusan PYBMbatal demi hukum
37
Pasal 39
PNS yang mengajukan banding administratif, gaji tetapdibayarkan sepanjang yang bersangkutan tetapmelaksanakan tugas.
Tidak mengajukan banding administratif gaji mulaidiberhentikan terhitung mulai bulan berikut sejak hari ke-15keputusan hukum disiplin diterima.
Penentuan dapat tidaknya yang bersangkutan melaksanakantugas menjadi kewenangan PPK dengan mempertimbangkandampak terhadap lingkungan kerja.
38
Pasal 40
PNS meninggal dunia sebelum ada keputusan upayaadministratif, diberhentikan dengan hormat dan diberikanhak-hak kepegawaian
PNS yang capai BUP sebelum ada keputusan atas:
a. Keberatan,
dianggap telah selesai jalani hukuman disiplin,diberhentikan dengan hormat dan hak-hak kepegawaian
b. Banding administratif,
dihentikan pembayaran gajinya sampai denganditetapkannya banding administrasi
Pasal 42
PNS yang sedang proses pemeriksaan karena pelanggarandisiplin atau sedang ajukan upaya administratif tidak dapatdisetujui untuk pindah instansi
39
Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010 Romawi IX :
PNS yang sedang mengajukan upaya administratif tidak diberikan kenaikan pangkat dan/atau kenaikan gaji berkala sampai dengan ditetapkannya keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif, tidak dapat disetujui untuk pindah instansi.
PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran disiplin tidak dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya.
PNS yang sedang menjalani hukuman disiplin tidak dapat dipertimbangkan kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkatnya.
40
PNS yang sedang menjalani hukuman disiplin dan melakukan pelanggaran disiplin, dijatuhi hukuman disiplin.
Hasil pemeriksaan pihak berwajib dan unsur pengawasan dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan penjatuhan hukuman disiplin.
41
Pasal 43 s/d 46
Berlakunya Hukuman Disiplin
1. Jenis hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upayaadministrasi mulai berlaku sejak tanggal keputusanditetapkan
2. Jenis hukuman disiplin sedang (Pasal 7 ayat (3) huruf a danb) oleh pejabat yang berwenang menghukum, yang tidakdiajukan keberatan mulai berlaku pada hari 15 (kelimabelas) setelah keputusan hukuman disiplin diterima
3. Angka 2 (dua) apabila diajukan keberatan mulai berlakupada tanggal ditetapkan keputusan atas keberatan
4. Jenis hukuman disiplin Pasal 7 ayat (4) huruf d dan e,apabila tidak diajukan banding administrasi sanksi berlakupada hari ke-15 (ke lima belas) setelah putusan diterima
42
5. Angka 4 (empat) apabila diajukan banding administratifmulai berlaku pada tanggal ditetapkan keputusan atasbanding administratif.
6. Apabila PNS yang dijatuhi hukuman tidak hadir padawaktu penyampaian keputusan maka hukuman disiplinmulai berlaku pada hari ke-15 (ke limabelas) sejak tanggalyang ditentukan untuk penyampaian keputusan.
Pasal 47
Dokumentasi Keputusan Hukuman (Pasal 47)
Dipakai sebagai salah satu bahan penilaian dan pembinaanPNS yang bersangkutan.
43
Pasal 48
Ketentuan Peralihan
Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelumberlakunya keputusan ini dan sedang dijalani dinyatakantetap berlaku
Keberatan yang diajukan kepada atasan PYBM ataubanding administratif kepada BAPEK sebelum berlakunyaPP ini diselesaikan sesuai dengan PP 30 Tahun 1980
Apabila terjadi pelanggaran disiplin dan telah dilakukanpemeriksaan sebelum berlakunya PP ini, maka hasilpemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlakuketentuan PP ini
Apabila terjadi pelanggaran disiplin sebelum berlakunya PP ini dan belum dilakukan pemeriksaan maka berlakuketentuan PP ini
44
45
P E N U T U P
▪ Tujuan Penjatuhan Hukuman Disiplin pada prinsipnya pembinaanyaitu utk memperbaiki dan mendidik PNS yang melakukanpelanggaran disiplin agar yang bersangkutan mempunyai sikapmenyesal dan berusaha tdk mengulangi serta memperbaiki diri padamasa yang akan datang, juga dimaksudkan agar PNS laiinya tdkmelakukan pelanggaran disiplin.
▪ Disiplin PNS merupakan bagian dari reformasi birokrasi.
▪ Mewujudkan birokrasi yang bersih, efektif dan efesien, produktif, transparan melalui revolusi mental.
▪ ASN harus mampu melayani masyarakat bukan minta dilayani.
▪ Untuk membersihkan lantai yang kotor gunakan sapu yang bersih.
▪ Pemimpin yang baik dia harus mau dipimpin dan mampu untukmemimpin.
▪ Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal yang kecil dan mulailahdari sekarang.
46