Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

12
TUGAS RENCANA PENANGGULANGAN PENCEMARAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI DISUSUN OLEH: JASMINE ARIESTA DWI PRATIWI 030.10.139 PEMBIMBING: dr. Gita Tarigan, MPS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Transcript of Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

Page 1: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

TUGAS

RENCANA PENANGGULANGAN PENCEMARAN

AKIBAT LIMBAH INDUSTRI

DISUSUN OLEH:

JASMINE ARIESTA DWI PRATIWI

030.10.139

PEMBIMBING:

dr. Gita Tarigan, MPS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

10 AGUSTUS – 17 OKTOBER 2015

Page 2: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

RENCANA PENANGGULANGAN PENCEMARAN

AKIBAT LIMBAH INDUSTRI

DI KECAMATAN GROGOL

1. Rekayasa Kasus

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mencatat, sebanyak 78

pabrik ditengarai menghasilkan  limbah berbahaya. Semua pabrik penghasil limbah

bahan berbahaya dan beracun (B3) ini merupakan pabrik petrokima yang

menghasilkan plastik  hingga karbon. 

"Limbah B3 dapat menyebabkan penyakit pernafasan, kulit hingga kanker otak.

Bahkan dapat menyebabkan kematian,"  kata Kepala Seksi Pencegahan BPBD Banten

Uus Koeswaya di Cilegon, Kamis 8 Mei 2015. 

Menurut Uus, sebaran pabrik penghasil limbah B3  tersebut terbagi dalam empat

zona. Zona satu, berada di wilayah Anyer hingga perbatasan Ciwandan. Zona dua,

berada di Ciwandan sampai Cilegon, zona tiga di Kawasan Gerem sampai Cilegon.

Sementara zona empat berada kawasan industri di sepanjang kawasan Merak.

“Semua itu industri yang memproduksi bahan kimia dengan pencemaran udara yang

sangat tinggi," ucapnya. 

Uus menambahkan,  ancaman pencemaran limbah ini semakin besar jika terjadi

kebocoran pada pembuangan uap industri dan reaktor pengolahan bahan. Terlebih,

jika limbah tersebut belum disterilisasi. Sayangnya, BPBD Banten belum

mengantongi data akurat mengenai jenis limbah yang dihasilkan oleh masing-masing

industri.

Uus mendesak seluruh industri yang ada di Kota Cilegon untuk lebih terbuka dan

bersedia mengkordinasikan jenis limbah yang mereka produksi. “Industri jangan

tertutup. Krakatau Posco meledak seperti kemarin saja, kami susah masuk. kita tidak

Page 3: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

ingin  kejadian seperti di Cernobyl, Jepang, dan negara-negara lain yang udaranya

tercemar limbah-limbah kimia,” ujarnya.

Sebelumnya, ratusan warga dari Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan,

Kota Cilegon, terpaksa angkat kaki dari kampung halamannya. Mereka hengkang

karena kampung halamannya sudah tercemar dan polusi udara.  Warga banyak yang

memilih pindah ke Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. 

“Kami sudah puluhan tahun menetap di sana. Tapi sekarang sudah tidak sehat lagi

karena sudah tercemar oleh polusi dan bunyi bising industri karena jarak kampung

kami sangat dekat dengan pabrik,” ujar Ajiz, salah seorang warga kecamatan

Ciwandan,  Cilegon.

2. Hazard Mapping

Page 4: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di

ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal sebagai kota

industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja mengingat kota ini

merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja

dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon. Di Kota

Cilegon terdapat berbagai macam objek vital negara antara lain Pelabuhan Merak,

Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU

Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment

Plant, (Rencana Lot) Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan (Rencana Lot)

Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian paling ujung sebelah

Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi : 5°52'24" - 6°04'07" Lintang Selatan (LS),

105°54'05" - 106°05'11" Bujur Timur (BT). Secara administratif wilayah berdasarkan

UU No.15 Tahun 1999 tentang terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok

dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999, Kota Cilegon

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten Serang)

Sebelah Barat: berbatasan dengan Selat Sunda

Seblah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Kecamatan Mancak

(Kabupaten Serang)

Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu tepat di wilayah

serdang (Kabupaten Serang)

Cilegon memiliki wilayah yang relatif landai di daerah tengah dan pesisir barat

hingga timur kota, tetapi di wilayah utara cilegon topografi menjadi berlereng karena

berbatasan langsung gunung batur, sedangkan di wilayah selatan topografi menjadi

sedikit berbukit-bukit terutama wilayah yang berbatasan langsung dengan

Kecamatan Mancak.

Kota Cilegon mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 22 °C-33 °C, curah

hujan maksimum terjadi pada bulan Desember-Februari dan minimum pada bulan

Juli-September. Menurut klasifikasi iklim Koppen, pada awalnya iklim di Kota

Cilegon termasuk dalam Iklim Hutan Basah Tropis tetapi semakin dengan pesatnya

Page 5: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

perkembangan Kota Cilegon jumlah tutupan Hijau di Kota ini menjadi sangat

berkurang sehingga mengubah jenis tutupan permukaan di wilayah Kota Cilegon.

Kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan langsung dengan selat sunda,

dan terhubung dengan jalan tol Jakarta - Merak. Selain itu rencana

pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan terkoneksi dengan jalan

lingkar selatan Kota Cilegon menambah tingkat konektivitas Kota ini dengan daerah

lain di sekitarnya.

3. Vulnerability

Fisik : banyaknya industri yang bergerak di berbagai bidang yang berlokasi

dekat dengan daerah pemukiman menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun

Sosial : banyaknya penduduk lokal, tingkat pengetahuan masyarakat yang

masih rendah, dan masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan

banyaknya pengangguran

Ekonomi : tingkat pendapatan yang rendah

Teknologi : terganggunya sistem pembuangan limbah industri

Penyakit : penyakit saluran pernapasan, penyakit saluran pencernaan, penyakit

kulit, gangguan pendengaran

4. Capacity

Kapasitas yang dimiliki oleh institusi dan masyarakat yang tinggal di daerah

Kecamatan Grogol, Kota Cilegon dalam menghadapi limbah industri antara lain:

- Kesigapan dari penduduk serta rasa gotong-royong penduduk yang cukup tinggi

dalam menghadapi bencana

- Tenaga kesehatan, institusi pemerintah dan tokoh masyarakat yang sudah dibekali

pengetahuan untuk menghadapi bencana

- Masyarakat yang sudah diberikan sosialisasi mengenai ancaman dan akibat banjir

- Daerah tempat pengungsian bagi para penduduk dan korban yang telah dievakuasi

- Fasilitas kesehatan yang siaga 24 jam untuk merujuk pasien yang butuh

penanganan segera

Page 6: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

- Kerja sama dengan pemerintah dan badan kesehatan beberapa daerah sekitar

kecamatan grogol dalam menghadapi bencana

5. Siklus bencana

Program Persiapan Pra-Bencana

Persiapan sebelum terjadinya bencana merupakan sebuah tahapan yang sangat

penting karena disinilah program program edukasi dapat dijalankan agar kapasitas

masyarakat di daerah tersebut meningkat. Berikut beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk persiapan menghadapi bencana akibat limbah industri:

1. Identifikasi jumlah KK dan jiwa di daerah sekitar industri

2. Penyuluhan kepada warga agar dapat mengindentifikasi pencemaran akibat

limbah industri dan apa yang harus dilakukan ketika sudah mulai terdapat

pencemaran

3. Memberi tahu warga agar segera melapor pada pihak yang berwenang jika

sudah ditemukan tanda-tanda pencemaran

4. Bekerjasama dengan pihak industri untuk melakukan pengelolaan limbah yang

baik:

a. Tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan

b. Pengecekan terhadap saluran air limbah

c. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran

limpahan air hujan

d. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter

minimal 3 bulan sekali kepada instansi terkait

e. Upaya pemanfaatan limbah industri (reuse, recycle dan reduce)

f. Usaha untuk mengurangi kebisingan, getaran, bau dan polusi udara

g. Memantau kualitas emisi gas, debu, kebisingan dan getaran baik

didalam pabrik maupun diluar pabrik

5. Bekerjasama dengan dinas terkait untuk melakukan pemeriksaan secara

berkala pada masyarakat dan lingkungan sekitar industri guna mendeteksi dini

adanya gangguan akibat limbah industri

6. Perencanaan jumlah tenaga kesehatan yang dikerahkan saat pencemaran akibat

limbah industri terjadi dan pembagian kerjanya

7. Penyiapan logistik medis dan non medis

Page 7: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

8. Persediaan obat-obatan atau logistic medik untuk penyakit- penyakit yang

sering terjadi di wilayah pencemaran

9. Berpartisipasi aktif dalam pemantauan dan evaluasi pencemaran akibat limbah

industri

Program Saat Terjadi Bencana

1. Menyebarkan informasi kepada masyarakat sekitar, pihak industri dan dinas

kesehatan bahwa telah terjadi pencemaran di wilayah tersebut

2. Mendata seluruh masyarakat yang terkena dampak pencemaran limbah

industri dan membagi korban berdasarkan prioritas yang membutuhkan

pertolongan segera

3. Membangun posko pengobatan darurat

4. Meminta masyarakat sekitar untuk tidak menggunakan air sungai yang telah

tercemar dan pindah ke tempat yang lebih aman

Program Rehabilitiasi Pasca-Bencana

1. Memastikan pencemaran sudah teratasi

2. Mengidentifikasi dampak dari pencemaran seperti:

a. Pencemaran air bersih

b. Mewabahnya penyakit-penyakit

3. Menyediakan air bersih, terutama air minum ataupun air untuk membuat

makanan. Penyediaan makanan yang cukup, serta membagi rata seluruh

bantuan sandang dan pangan dari donatur

4. Pemberian konseling pada warga korban pencemaran

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular

6. Rehabilitasi:

a. Program pemulihan lingkungan pasca pencemaran, bila membutuhkan

alat berat segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum

b. Program bersama masyarakat untuk membersihkan serta membangun

kembali wilayah yang rusak terkena pencemaran

c. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat untuk

mengisolir wilayah pencemaran agar dapat direhabilitasi dan

dikembalikan kembali kepada fungsi sungai semula

Page 8: Disaster Plan Jasmine Ariesta 030.10.139 PKM Mampang

d. Berkordinasi dengan penegak hukum untuk menyelidiki masalah

pencemaran akibat limbah industri

6. Health Disaster Plan di Puskesmas

Penanggulangan kesehatan bencana di Puskesmas pada limbah industri:

- Memastikan puskesmas aman sebagai sentra pelayanan kesehatan pasca

bencana

- Menentukan tempat yang aman untuk pengungsian, misalnya balai desa,

sekolah, masjid

- Menunjuk command leader di puskesmas yaitu salah satu dokter puskesmas

dan command leader pada masyarakat. Masing- masing dengan tugasnya.

- Membuat jalur dan lokasi evakuasi bencana

- Mengumpulkan obat-obatan dan alat-alat medis penunjang

- Meminta bantuan dinas kesehatan setempat bila ada obat-obatan atau alat

penunjang yang kurang

- Meminta bantuan dari mantri, bidan di desa setempat untuk membantu

puskesmas

- Melatih kader-kader serta para petinggi masyarakat setempat agar dapat

mensosialisasikan dan membantu puskesmas dalam menghadapi bencana