Dis Tosia

21
BAB I TINJAUAN TEORI MEDIS A. Pengertian Distosia Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784) Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994) B. Etiologi Distosia dapat disebabkan oleh : 1. Kelainan tenaga/ power 2. Kelainan jalan lahir/ passage 3. Kelainan letak dan bentuk janin/ passager C. Klasifikasi 1. Kelainan His His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan Jenis kelainan : 1

description

distosia

Transcript of Dis Tosia

BAB ITINJAUAN TEORI MEDIS

A. Pengertian DistosiaDistosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784)Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994)

B. EtiologiDistosia dapat disebabkan oleh : 1. Kelainan tenaga/ power2. Kelainan jalan lahir/ passage3. Kelainan letak dan bentuk janin/ passager

C. Klasifikasi1. Kelainan HisHis yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan Jenis kelainan : a. Inersia uteri : His yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang dibandingkan his normal 1. Inersia uteri pimerKelemahan his timbul sejak permulaan persalinan2. Inersia uteri sekunderKelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur dalam waktu yang lamaTetania uteri (hypertonic uterin contraction)

b. His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim. Incoordinate uterin action. Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan sikronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida2. Herediter3. Emosi dan kekuatan4. Kelainan uterus5. Kesalahan pemberian obat6. Kesalahan pimpinan persalinan7. Kehamilan kembar dan post matur8. Letak lintang 2. Jenis kelainan jalan lahir1) Kelainan bentuk panggula. Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin1. Panggul naegele2. Panggul robert3. Split pelvis4. Panggul asimilasi b. Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi panggul1. Rakhitis2. Osteomalasia3. Neoplasma4. Atrofi, karies, nekrosis5. Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigeac. Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang1. Kiposis2. Skoliosis3. Spondilolitesis4. Perubahan bentuk karena penyakit kaki2) Kelainan traktus genitaliaa. Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh ganggua gizi, radang atau perlukaan dan infeksi. b. Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina atau beberapa tumorc. Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/ karsinomad. Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti letak uterus abnormale. Pada ovarium terdapat beberapa tumor3.Jenis Kelainan Janin1) Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :a. Letak sunsangb. Letak lintang2) Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan : a. Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli (tumor dileher)b. Distosia bahu pada janin dengan bahu besarc. Distosia perut pada hidropsfetalis, asitesd. Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janine. Kembar siam

D. Faktor ResikoKelainan bentuk panggul,diabetes gestasional,kehamilan postmature,riwayat persalinan dengan distosia bahu dan ibu yang pendek.Faktor resiko distosia bahu: 1. Maternal a. Kelainan anatomi panggulb. Diabetes gestasionalc. Kehamilan pasotmaturd. Riwayat distosia bahu e. Tubuh ibu pendek2. Fetal a. Dugaan macrosomia3. Masalah persalinana. Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)b. Protracted active phase pada kala I persalinanc. Protracted pada kala II persalinanDistosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada gangguan persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang.

E. Tanda Dan Gejala1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal.2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obesitas .3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksilateral dan traksi ridak berhasil melahirkan bahu.4. Kemajuan lambat dari 7-10 cm, meskipun kontraksinya baik.5. Kemajuan lambat dan kloning serta kelahiran kepala lambat.6. Gelisah7. Sesak nafas.F. PatofisologiSetelah keliharan kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akanberada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat meneran akan menyebabkan bahu depan (anteriot) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

DISTOSIA PERSALINANResiko tinggi cedera janinPenekanan bahu pada panggul menuju vaginaKegagalan bahu melipat kedalam panggulKelainan letak dan bentuk janinGangguan rasa nyamanNyeri selama proses persalinanTekanan kepala pada serviksUbun-ubun sulit memutar kedepanPanggul sempit segmen depanKelainan jalan lahirResiko tinggi kekurangan cairanHipermetabolismeKelelahan fisikKelainan tenaga/power

G. Pemeriksaan PenunjangAdapun untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan seperti sebagai berikut (Mochtar, 1989) :a. Pemeriksaan panggul: panggul luar dan panggul dalamb. Pemeriksaan radiologik: untuk pelvimetri dibuat 2 foto yaitu: Foto pintu atas panggul: ibu dalam posisi setengah duduk, sehingga tabung Ro tegak lurus atas pintu atas panggul Foto lateral: ibu dalam posisi berdiri, tabung Ro diarahkan horizontal pada trochanter major dari sampingc. Pemeriksaan besarnya janind. Palpasi dan Balotemen: Leopold I : teraba kepala (balotemen) di fundus uterie. Vaginal Toucher : teraba bokong yang lunak dan iregularf. X-ray : Dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan ini penting untuk menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya kelainan kongenital laing. Ultrasonografi: Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh operatorberpengalaman dapat menentukan :1. Presentasi janin2. Ukuran3. Jumlah kehamilan4. Lokasi plasenta5. Jumlah cairan amnion6. Malformasi jaringan lunak atau tulang janinH. Komplikasi1. Komplikasi Maternala. Perdarahan pasca persalinan.b. Pistula rectovagina.Rectovagina pistula merupakan kondisi abnormal pada saluran antara bagian bawah usus besar atau rectum dengan vagina.karena kondisi ini,isi usus bisa bocor melalui pistula sehingga penderita dapat mengeluarkan gas atau tinja lewat vagina.c. Simpisiolisis atau diathesis dengan atau tanpa transien fermonal neuropathy.d. Robekan perineum derajat III atau IV.e. Rupture Uteri.2. Komplikasi Fetala. Brachial plexus palsyKelumpuhan kaki tangan bagian atas (brachial plexus palsy) disebabkan oleh luka regangan (stretch injury) pada syaraf-syarat yang memenuhi otot-otot kaki tangan bagian atas(brachial plexus)selama proses kelahiran.b. Fraktura ClavicleFraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinyafraktur tertutup ataupun multiple trauma.c. Kematian Janin.d. Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen.e. Fraktura humerusFraktur humerus adalah kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas.pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat diperakkan dan refleks moro pada sisi tersebut menghilang.Komplikasi distosia bahu :1. Bagi janin a. Terjadi peningkatan insiden kesakitan dan kematian intrapartum pada saat peralinan melahirkan bahu beresiko anoreksia sehingga dapat mengakibatkan kerusakan otak.b. Kerusakan saraf.kerusakan atau kelumpuhan pleksus brakhialis dan keretakan bahkan sampai fraktur tulang klavikula.2. Bagi ibu a. Laserasi daerah perinium dan vagina yang luas.b. Gangguan psikologis sebagai dampak dari pengalaman persalinan yang traumaticc. Depresi jika janin cacat atau meninggal.I. PenatalaksanaanPrinsip Umum :a. Bebaskan setiap kompresi tali pusat b. Perbaiki aliran darah uteroplasenter c. Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi. Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan. Penatalaksanaan Khusus:a. Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter. Perubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat.b. Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk meningkatkan pergantian oksigen fetomaternal.c. Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang intervilli.d. Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % dalam larutan laktat. Transfusi darah dapat di indikasikan pada syok hemoragik.e. Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalanan persalinan.f. Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari mekoneum dengan kateter pengisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus dilihat dengan laringoskopi langsung sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum dengan pipa endotrakeal.

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN PADA PERSALINAN DISTOSIAA. Pengkajian1. Identitas Klien2. Riwayat Kesehatana. Riwayat Kesehatan SekarangYang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.b. Riwayat Kesehatan DahuluBiasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.c. Riwayat Kesehatan KeluargaApakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi3. Pemeriksaan Fisik Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe Mata Biasanya konjungtiva anemis ThorakInpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan AbdomenKaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih. Vulva dan VaginaLakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa Panggul Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang belakang

B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif2. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD3. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairanC. Intervensi1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektifTujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurangKriteria : 1) Klien tidak merasakan nyeri lagi2) Klien tampak rilek3) Kontraksi uterus efektif4) Kemajuan persalinan baikIntervensi : 1) Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan abdomenRasional : Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri2) Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien 3) Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadianRasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri 4) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedurRasional :Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa nyeri5) Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari6) Kolaborasi : Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan

2. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPDTujuan : Cedera pada janin dapat dihindariKriteria : 1. DJJ dalam batas normal 2. Kemajuan persalinan baikIntervensi : 1. Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasiRasional : Berbaring tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran sesarea. Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan yang lama2. Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterusRasional : DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus.3. Catat kemajuan persalinan Rasional : Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi berat, haemoragi karena atonia/ rupture uterus. Menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia dan cedera4. Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabas klamidial Rasional : Penyakit hubungan kelamin didapat oleh janin selama proses melahirkan karena itu persalinan sesaria dapat diidentifikasi khususnya klien dengan virus herpes simplek tipe II5. Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit Rasional : Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau variasi deselerasi DJJ setelah robek dapat menunjukkan kompresi tali pusat yang menurunkan transfer oksigen kejanin6. Posisi klien pada posisi punggung janin Rasional :Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif telentang3. Kekurangan volume cairan b/d status hipermetabolik,muntah,diaforesis hebat,pembatasan masukan oral,diuresis ringan berhubungan dengan pemberian oksitosin.Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan,dan bebas dari komplikasiIntervensi :1. Pantau masukan dan keluaran cairanRasional : untuk membandingkan apakah pemasukan dan pengeluaran seimbang sehingga tidak terjadi dehidrasi 2. Lakukan tes urine untuk mengetahui adanya ketonRasional : ketidakadekuatan masukan glukosa mengakibatkan pemecahan lemak dan adanya keton pada urin.3. Pantau tanda vital. Catat laporan pusing pada perubahan posisiRasional : peningkatan frekuensi nadi dan suhu ,dan perubahan tekanan darah ortostatik dapat menandakan penurunan volume sirkulasi4. Kaji elastisitas kulitRasional : kulit yang tidak elastis menandakan terjadi dehidrasi5. Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat salivaRasional : membran mukosa atau bibir yang kering dan penurunan saliva adalah indikator lanjut dari dehidrasi.6. Perhatikan respon denyut jantung janin yang abnormalRasional : dapat menunjukkan efek dehidrasi maternal dan penurunan perfusi.7. Berikan masukan cairan adekuat melalui pemberian minuman > 2500 literRasional : mengurangi dehidrasi8. Berikan cairan secara intravena Rasional : larutan parenteral mengandung elektrolit dan glukosa dapat memperbaiki atau mencegah ketidakseimbangan maternal dan janin serta apat menurunkan keletihan maternal9. Tinjau ulang hemoglobin dan hematokrit.Rasional : peningkatan Ht menunjukkan dehidrasi.10. Tinjau ulang kadar elektrolit serum dan glukosa serumRasional : Kadar elektrolit serum mendeteksi terjadinya ketidakseimbangan elektrolit ;kadar glukosa serum mendeteksi hipoglikemia.D. Implementasi Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan

E. Evaluasi Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.

1. Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun binatang, berenang, atau bermain di taman.2. Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan fisik.3. Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.

Daftar PustakaLeveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: JakartaMarilynn E. Doengoes dan Mary Frances Moorhouse.2001.Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta : EGCRalp C. Benson dan Martin L. Pernoll.2008.Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

1