Dinkes Gelar Bimtek Penanggulangan Penyakit TB

14
Dinkes Gelar Bimtek Penanggulangan Penyakit TB Posted on 31 Mar 2015. Hits : 80 Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, menggelar desiminasi informasi bimbingan teknis penanggulangan penyakit menular tuberkulosis yang diikuti sebanyak 40 warga Desa Kambitin Raya. Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Tabalong Ahmad Rivai di Tanjung, Selasa, mengatakan bimbingan teknis (Bintek) terkait penyakit tuberkulosis (TB) bagi masyarakat diharapkan bisa mengurangi angka penderita TB di Bumi Saraba Kawa ini. "Rencananya sosialisasi serta Bimbingan teknis terkait penanggulangan penyakit menular langsung baik TB maupun kusta akan kita gelar di beberapa kecamatan guna mengurangai angka penderita TB maupun Kusta," jelas Ahmad. Di Puskesmas Hikun termasuk diantaranya Desa Kambitin Raya jumlah penderita penyakit TB cukup banyak karena itu kegiatan bintek penanggulangan penyakit menular ini perlu dilaksanakan bagi aparat desa maupun petugas kesehatannya. Kegiatan bintek bagi warga Desa Kambitin disampaikan oleh Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit, Taufik dan dan pengelola TB, Ahirudin yang memaparkan terkait penanggulangan TB maupun pencegahannya. Sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberkulosis, menurut Ahirudin, penyebab penyakit TB dipicu perilaku dan lingkungan hidup yang tidak sehat. "Untuk mengurangi angka penderita TB kita perlu memutus mata rantai penularan termasuk pelatihan tenaga kesehatan serta sosialisasi penyebarluasan informasi terkait penyakit ini," jelas Ahirudin. Penderita TB sendiri baru bisa terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan

description

Dinkes Gelar Bimtek

Transcript of Dinkes Gelar Bimtek Penanggulangan Penyakit TB

Dinkes Gelar Bimtek Penanggulangan Penyakit TB

Posted on 31 Mar 2015. Hits : 80Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, menggelar desiminasi informasi bimbingan teknis penanggulangan penyakit menular tuberkulosis yang diikuti sebanyak 40 warga Desa Kambitin Raya.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Tabalong Ahmad Rivai di Tanjung, Selasa, mengatakan bimbingan teknis (Bintek) terkait penyakit tuberkulosis (TB) bagi masyarakat diharapkan bisa mengurangi angka penderita TB di Bumi Saraba Kawa ini.

"Rencananya sosialisasi serta Bimbingan teknis terkait penanggulangan penyakit menular langsung baik TB maupun kusta akan kita gelar di beberapa kecamatan guna mengurangai angka penderita TB maupun Kusta," jelas Ahmad.

Di Puskesmas Hikun termasuk diantaranya Desa Kambitin Raya jumlah penderita penyakit TB cukup banyak karena itu kegiatan bintek penanggulangan penyakit menular ini perlu dilaksanakan bagi aparat desa maupun petugas kesehatannya.

Kegiatan bintek bagi warga Desa Kambitin disampaikan oleh Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit, Taufik dan dan pengelola TB, Ahirudin yang memaparkan terkait penanggulangan TB maupun pencegahannya.

Sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberkulosis, menurut Ahirudin, penyebab penyakit TB dipicu perilaku dan lingkungan hidup yang tidak sehat.

"Untuk mengurangi angka penderita TB kita perlu memutus mata rantai penularan termasuk pelatihan tenaga kesehatan serta sosialisasi penyebarluasan informasi terkait penyakit ini," jelas Ahirudin.

Penderita TB sendiri baru bisa terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan dahak suspek TB dengan gejala lain berupa batuk bercampur darah, sesak nafas dan nyeri dada.

Saat ini jumlah penderita TB di Tabalong dengan Bakteri Tahan Asam (BTA) positif mencapai 155 orang dengan kasus terbanyak ditemukan di Puskesmas Hikun dan Mabuun masing-masing 21 orang.(ant/vaa)http://www.ciputranews.com/ibu-kota-daerah/dinkes-gelar-bimtek-penanggulangan-penyakit-tb

SELASA (28/04/2015):(-MELAWI-):105 Siswa Ikut Seleksi Paskibraka *** Pekerjaan Proyek, Jangan Mendahului Anggaran *** (-SINTANG-):Bupati Buka O2SN Dan FLS2N Tingkat SD Se Kabupaten Sintang *** Sintang Peringati Hari Otonomi Daerah *** Peringati Damkar dan HUT Pol PP Pemkab Sintang Gelar Upacara

Home>Lintas Kalimantan>Penderita Tbc Di Kalsel 4.648 OrangPenderita Tbc Di Kalsel 4.648 OrangKomentar (0)23 Maret 2011, 18:27:35 WIB olehAdmin| dilihat: 179 kaliPrintKalimantan Selatan-BANJARMASIN, (kalimantan-news) -Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, menemukan penderita penyakit TBC untuk semua tipe selama 2010 sebanyak 4.648 orang.Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Rosihan Adhani di Banjarmasin, Rabu mengatakan, dari jumlah tersebut 3.237 kasus merupakan TBC dengan tipe basil tahan asam (BTA) plus (+) atau TBC yang dapat menular.

Menurut dia, jumlah penderita TBC tipe BTA tersebut masih cukup tinggi atau mencapai 44 persen dari total penderita.

"Dengan demikian para petugas harus lebih gencar untuk melakukan pengobatan dan penyuluhan," katanya.

Kendati demikian, kata dia, target pencarian penderita tersebut masih jauh dibanding target yang diinginkan pemerintah pusat yaitu 70 persen.

Dengan semakin banyak temuan penderita penyakit TBC tersebut, maka akan semakin cepat dan mudah melakukan pengobatan dan pencegahan terjadinya penularan.

Sebab tambah dia, penderita TBC bisa diibaratkan fenomena gunung es, jumlah penderita yang ditemukan diperkirakan tidak sama dengan jumlah penderita yang sebenarnya ada di masyarakat.

Apalagi, tambah dia, penderita TBC di Kalsel adalah masyarakat yang masih pada usia produktif dengan mobilitas yang cukup tinggi.

Berdasarkan jenis kelamin, kata Rosihan, penderita yang ditemukan telah tertular penyakit TBC adalah laki-laki sebanyak 1968 orang atau 61 persen dan perempuan 1.269 orang atau 39 persen.

Sedangkan angka kesembuhan di Kalsel mencapai 89,1 persen dari target nasional yang 85 persen.

"Beberapa upaya yang kita lakukan adalah penemuan dan pengobatan penderita, pelatihan penanggulangan TBC dan berbagai program lainnya," katanya.

Bila diobati secara teratur selama enam bulan berturut-turut, maka TBC bisa sembuh total.(phs/Ant)http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=5203

BAB IPENDAHULUANA.Latar belakangPerkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat termasuk di bidang kesehatan, memberikan dampak pada mahalnya biaya kesehatan. Seiring hal itu maka semakin komplekslah masalah kesehatan yang muncul, salah satunya adalah kasus Tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kumanmycobacterium tuberkulosis,yang menyerang paru-paru dan organ tubuh lain.Di negara-negara miskin dan berkembang Tuberkulosis merupakan masalah besar. WHO memperkirakan bahwa jumlah seluruh kasus di dunia akan meningkat dari 7,5 juta pada tahun 1990 menjadi 10,2 juta pada tahun 2000. Jumlah kematian seluruhnya akan meningkat dari 2,5 juta menjadi 3,5 juta. Kenaikan tersebut sebagian disebabkan oleh bertambahnya penduduk di negara negara berkembang dan sebagian oleh karena penyebaran virus HIV ( John Crofton,2002 :4).Sampai saat ini, tuberkolusis masih merupakan masalah kesehatan yang utama, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO, prevalensi tuberkulosis yang menular di Indonesia adalah 715.000 kasus per tahun. Penyakit ini juga merupakan penyebab kematian urutan ketiga, setelah penyakit jantung dan penyakit saluran pernafasan (John Crofton,2002: xvi).Di Kalimantan Selatan, Penyakit TB paru menunjukan peningkatan. Data tahun 2001 s.d 2006 memperlihatkan peningkatan kasus BTA positif dari 4,05 per 100.000 pendudukpada tahun 2001, menjadi 9,68 per 100.000 penduduk pada tahun 2006. Peningkatan tersebut bukan berarti karena bertambahnya kasus dalam masyarakat, melainkan disebabkan adanya Proyek Intensifikasi Pemberantasan penyakit menular bantuan ADB yang telah dimulai sejak tahun 1997 yang mempunyai implikasi peningkatan sumber daya manusia, sarana laboratorium serta pendanaan untuk menunjang program pemberantasan penyakit TBparu (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2006).Selain itu tuberkulosis, merupakan penyakit menular yang menjadi pembunuh nomor satu di Kalimantan Selatan. Setiap tahun, penyakit infeksi ini mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Menurut Wakil Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Asyikin Noor sebagian besar penderita TBC yang meninggal dunia terjadi akibat terlambat dibawa ke pusat kesehatan terdekat. Kasus TBC tahun 2005 yang dilaporkan tercatat sebanyak 3.004 penderita TB positif. Dari jumlah itu 105 di antaranya meninggal. Adapun penderita TBC tipe negatif pada tahun ini adalah 1.542 orang, dengan korban meninggal 65 orang. Petugas juga mencatat ada 88 penderita yang kambuh TBC-nya, dan 6 dari mereka meninggal. Pada 2006, jumlah penderita TBC positif yang dilaporkan adalah 3.579 orang penderita, dengan korban meningal 122 penderita. Sementara penderita TBC negatif tercatat sebanyak 1.344 orang, dan 46 di antaranya meninggal. Penderita yang dilaporkan mengalami kambuh diketahui mencapai 54 kasus, dan satu penderita meninggal karenanya. Menurut Asyikin, kondisi agak sedikit membaik pada 2007, di mana penemuan kasus TBC untuk kedua tipe berjumlah 3.200 orang, yaitu turun 52,2 persen dari target nasional sebesar 70 persen (www.tempointeraktif.com).Tabel 1.1Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di PuskesmasNOJENIS PENYAKITJUMLAH KASUSPERSENTASE

1Infeksi akut lain saluran pernafasan bagian atas13537329,91%

2Penyakit lainnya4809010,62 %

3Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat384158,49 %

4Tekanan darah tinggi352487,78 %

5Penyakit kulit alergi314626,95 %

6Penyakit kulit infeksi278166,15 %

7Diare (termasuk tersangka kolera)227385,02 %

8Penyakit lain pada auran pernafasan atas169293,74 %

9Radang sendi serupa rematik.165943,67 %

10Radangpulpa dan penyakit periodental141833,13 %

11Asma141323,12 %

12Tukak lambung dan usus dua belas jari99402,20 %

13Penyakit pulpa dan jaringan periapikal77231,71 %

14Tuberkulosis paru76401,69 %

15Ganguan gizi dan jaringanpenyangga lain63601,40 %

16Penyakit mata lain lain53851,19 %

17Karias gigi52421,16 %

18Penyakit rongga mulutlain, ludah, rahang dll36970,82 %

19Disentri29140,64 %

20Gastritis26330,58 %

452514100 %

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006.Sumber. Dinas KesehatanPropinsi Kalimantan SelatanBerdasarkan data diatas tuberkolosis menempati urutan ke 14 dengan persentasi 1,69% dari 20 penyakit terbanyak pasien rawat jalan puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan.Dari hasil wawancara denganpetugas kesehatan Puskesmas Purnasakti Banjarmasin Selasa 10 Juni 2008 didapatkan data bahwa jumlah penderita seputumBTA positifberjumlah 16 orang pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2006 sebanyak 32 kasus, dan pada tahun 2007 sebanyak 15 kasus, 10 diantaranya dinyatakan sembuh dan 5 kasus masih dalam pengobatan.Dari hal diatas menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia dimasa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat dengan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang merata, adil dan memilaki derajat kesehatan yang setinggi-tinginya diseluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Perawat sebagai tenaga pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam penanganan dan penagulangan penyakit TBC, perawat terjun kemasyarakat berarti perawat mempunyai kesempatan tertular karena kontak langsung dengan penderita TBC sehingga perawat harus memiliki pengetahuan yang tepat dan akurat mengenai TBC untuk disampaikan kepada masyarakat. Perawatjuga berkesempatan menemukan kasus TBC secara dini dengan melaksanakanHome caredan pengkajian secara lengkap pada klien dan keluarga, penemuan kasus secara dini juga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit TBC kepada orang lain. Perawat juga mengajarkan kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita TBC untuk melaksanakan pengawasan minum obat (PMO) agar tidak terjadi drop out pengobatan.Berdasarkan uraian diatas mendorong mahasiswa untuk melakukan Studi Asuhan Keperawatan keluarga dengan TBC di wilayah kerja PuskesmasInduk Purnasakti BanjarmasinB.Perumusanmasalah.Berdasarkan hal hal diatas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan keluarga dengan TBC di wilayah kerja Puskesmas Induk Purnasakti Banjarmasin? Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:1.Bagaimana pengkajian pada keluarga dengan TBC?2.Bagaimana menganalisa data yang didapatkan pada keluarga dengan TBC di Puskesmas IndukPurnasakti Banjarmasin?3.Bagaimana cara membuat perumusan skoring dan diagnosa keperawatan sesuai prioritas pada Asuhan Keperawatan keluarga dengan TBC4.Bagaimana rencana tindakan keperawatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan TBC?5.Bagaimana evaluasi yang didapatkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan TBC?6.Bagaimana cara penulisan pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga dengan TBC mulai dari pengkajian,diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasinya?C.Tujuan penulisan1.Tujuan umum.Untuk menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan TBC di wilayah kerja Puskesmas Induk Purnasakti Banjarmasin dengan pendekatan proses keperawatan.2.Tujuan khususa.Untuk menggali data kesehatan klien dan keluarga yang menderita TBC dengan cara melaksanakan pengkajian mencakup aspek bio-psiko-sosio-spiritual.b.Untuk mendapatkan data yang akurat dari analisa keperawatan .c.Menyusun skoring dan menemukan prioritas keperawatan dalam perumusan masalah.d.Menyusun dan menentukan rencana tindakan keperawatan yang tepat serta memberikan tidakan keperawatan sesuaiintervensi yang telah direncanakan pada klien dan keluarga dengan TBC.e.Melakukan penilaian secara komprehensif pada klien dan keluarga dengan TBC.f.Melakukan penulisan untuk pendokumentasian asuhan keperawatan pada keluarga secara lengkap.D.Manfaat penulisanPenulisanasuhan keperawatan diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :1.Secara teoritisHasil penulisan ini diharapkan berguna bagi pengembangan Ilmu Keperawatan asuhan keperawatan keluarga denganTBC.2.Secara Praktis.a.Bagi klienKlien mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan Bio- psiko-sosio dan spritual secara optimal.b.Bagi keluarga.Keluarga dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi yang jelas tentang penyakit TBC serta dapat berperan aktif dalam memotivasi untuk mempercepat kesembuhan anggota keluarga dengan TBC.c.Bagi penyusun.Penyusun dapat mengaplikasikan teori keperawatan kepada klien dengan TBC secara langsung, serta meningkatkan keterampilan dan menambah pengalaman dalam menentukan strategi pemberian asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas.d.Bagi Puskesmas.Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di wilayah PuskesmasInduk Purnasakti Banjarmasin khususnya pada klien dengan TBCe.Bagi pendidikan.Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjungpura dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan serta sebagai contoh pembelajaran untuk mahasiswa selanjutnya.D.Metode PenulisanPenulisan metode yang digunakan penulis untuk melakukan studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan meliputi: pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksaan tindakan keperawatan, evaluasi dan dokumentasi keperawatan. Sedangkan metode yang digunakan penulis untuk pengumpulan data meliputi : wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi.https://sites.google.com/site/httpswaltergeoglecom/waPENDAHULUANTuberkulosis (TB) bukanlah penyakit baru di Indonesia, tapi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Diperkirakan jumlah kasus tuberculosis di Indonesia menyumbang sekitar 5,8 persen dari total jumlah tuberkulosis di dunia. "Setiap tahun ada 660 ribu kasus di Indonesia, yang mana 61 ribu di antaranya meninggal," ujar Direktur Jenderal P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) Prof Dr Tjandra Yoga AditamaSebagai subrecipient (SR) Kementerian Kesehatan Subdirektorat TB tahun 2012 ini, Perdhaki mendapat dana hibah dari Global Fund Against AIDS, Tuberculosis, Malaria (GF ATM) Ronde (R) 10. Hibah ini menggunakan skema SSF (Single Stream Funding) yang merupakan gabungan antara GF ronde 8 dan ronde 10. SSF ini dimulai pada April 2012 - 31 Desember 2014Pada Ronde 10 ini daerah sasaran Perdhaki meliputi tiga Propinsi (Prop.) yaitu: Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat (Kalbar). Atau di lima Keuskupan: Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Pontianak, Keuskupan Ketapang dan Keuskupan Sintang. Namun kegiatan sampai dengan tahun 2012 hanya meliputi Keuskupan Pontianak, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Ketapang, yang berada di wilayah Propinsi Kalbar dan Propinsi Kalsel. Pengendalian TB di wilayah kedua Propinsi tersebut belumlah mencapai apa yang diharapkan karena penemuan penderita masih < 70 % dari perkiraan semua penderita TB batang tahan asam (BTA) positif kasus baru dan angka kesembuhan masih sebesar < 85% sebagaimana target global.Mengawali pelaksanaan R 10 bantuan dana hibah GF ATM, para tokoh agama dan tokoh masyarakat (TOGA/TOMA) diundang untuk mengikuti sosialisasi TB yang diselenggarakan oleh Perdhaki dalam acara Sosial Mobilisasi Penanggulangan TB Bagi Toga/Toma Keuskupan Banjarmasin, Pontianak dan Ketapang di Hotel Bintang, Jl. Raden Saleh, Jakarta, 6 Juli 2012. Diharapkan setelah kembali ke tempat masing-masing, para tokoh agama / tokoh masyarakat yang telah mendapat pelatihan / sosialisasi tentang TB, akan memilih kader-kader di parokinya yang untuk memberikan penyuluhan secara berjenjang.TUJUANTujuan Umum :- TOGA/TOMA memahami tentang penyakit TB, gejala-gejala dini, penularan dan penyembuhannya;- TOGA/TOMA memahami garis besar Strategi DOTS /direct observed treatment shortcourse.Tujuan Khusus- Memberdayakan TOGA/TOMA sebagai Kader / motivator dalam Program Penanggulangan TB DOTS;- meningkatkan kepedulian TOGA/TOMA terhadap masalah penyakit TB di masyarakat;- menciptakan jejaring antara TOGA/TOMA dengan Petugas kesehatan dalam hal penanggulangan penyakit TB.- Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakatPESERTAPara TOGA / TOMA dari1. Keuskupan Pontianak ( Prop. Kalbar ) : 6 orang2. Keuskupan Ketapang ( Prop. Kalbar ) : 4 orang3. Keuskupan Banjarmasin ( Prop. Kalsel ) : 2 orangMATERI1. Strategi Penanggulangan TB secara Nasional dan Lokal ( Kalimantan ) dan kondisi Penyakit TB saat ini di Indonesia oleh dr. Dyah Army Riana, MARS.2. Keterkaitan antara Malaria, PHBS dengan masalah penyakit TB oleh dr. Felix Gunawan.3. Advokasi Komunikasi Mobilisasi Sosial (A K M S) oleh Sr. M. Margaretha FSGM.4. Permasalahan yang ada di daerah masing-masing pesereta sebagai bahan untuk diskusi kelompok.Pada akhir pelatihan / sosialisasi ini, para peserta membuat plan of action (POA) atau rencana tindak lanjut. Sekembali ke tempat masing-masing, para peserta akan memilih kader-kader, yang dipilih dari kader malaria yang sudah terbentuk (yang sudah ada). Dan masing-masing peserta menentukan daerah kerja sesuai dengan jumlah Paroki di Keuskupan mereka masing-masing. (Sr. M)http://www.perdhaki.org/content/mengawali-ronde-10Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI) - Association of Voluntary Health Services of Indonesia