DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V...

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI ISTANA KE PUBLIK (1881-1895) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: PUTUT BAYU PRIBADI C0506044 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V...

Page 1: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN

DARI ISTANA KE PUBLIK (1881-1895)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

PUTUT BAYU PRIBADI C0506044

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN

DARI ISTANA KE PUBLIK 1881-1895

Disusun oleh:

PUTUT BAYU PRIBADI C0506044

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194404041976031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP. 195402231986012001

Page 3: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN

DARI ISTANA KE PUBLIK 1881-1895

Disusun oleh: PUTUT BAYU PRIBADI

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal .......

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Penguji Dra. Sawitri Pri Pabawati, M.Pd ( ................... ) NIP. 1958601198612001 Sekretaris Penguji Insiwi Febriary S, SS. MA ( ................... ) NIP. 198002272005012001 Penguji I Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd ( ................... ) NIP. 194404041976031001 Penguji II Drs. Soedarmono, SU ( ................... ) NIP. 194908131980031001

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A NIP. 195303141985061001

Page 4: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : PUTUT BAYU PRIBADI NIM : C0506044

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Dinamika Wayang Orang

Mangkunegaran dari Istana ke Publik (1881-1895) adalah betul-betul karya sendiri,

bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari

skripsi tersebut.

Surakarta, Maret 2011

Yang membuat pernyataan

PUTUT BAYU PRIBADI C0506044

Page 5: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Sederhana dalam sikap kaya dalam karya (penulis)

Terus berjuang dan jaga nama baik keluarga (penulis)

Create something to praise (odzynation)

Page 6: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta

Adik-adikku tersayang Dita dan Hari.

Page 7: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT berkat limpahan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat selesaikan skripsi. Skripsi ini disusun guna

meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Di dalam penyusunan skripsi tersebut, tidak mungkin segala kesulitan yang

ada bisa dilalui tanpa bantuan dari berbagai pihak. Sepantasnya penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret. Dalam kesibukannya, beliau murah senyum serta ramah menerima

penulis sekedar berdiskusi.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah atas bantuan

dan arahannya dalam menyelesaikan skripsi.

3. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, selaku pembimbing utama dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini teramat sabar dalam meneliti serta memberikan bimbingan

dan pengarahan kepada penulis.

4. Insiwi Febriary S, SS. MA, selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan

arahannya selama penulisan.

5. Dosen-dosen dan tenaga pengajar Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu sehingga nantinya

penulis dapat bermanfaat di masyarakat.

6. Segenap Pegawai Tata Usaha Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret, yang telah membantu kelancaran penulis dalam mencaari informasi untuk

penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan data-data dan sumber yang

kami butuhkan dalam penulisan, tanpa kalian tulisan ini tak dapat terwujud.

8. Semua teman Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta angkatan 2006 tanpa terkecuali, terimakasih atas kerjasamanya

selama kuliah dan dukungannya selama penulisan.

Page 8: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

9. Ayah dan Ibu, yang doanya tiada henti untuk penulis, keluarga dan teman-teman,

terima kasih atas perhatian dan perjuangan kalian.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini tidak lepas dari berbagai kekurangan

dan kelemahan, oleh, karena itu, penulis menerima kritik dan saran. Semoga skripsi

ini bermanfat bagi semua pembaca.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 9: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................. ................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................... ....................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. .... xii

ABSTRAK ............................................................................................................ ... xiii

ABSTRACT ............................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................. ...................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian …………………………….…..……………... 5

E. Kajian Pustaka …………………………………………………… 5

F. Metode Penelitian ………………………………................. .……. 7

1. Metode Historis ………….……….….…….…..……….……. 8

a. Studi Dokumen …………………………………………... 8

b. Studi Pustaka ………………………………………. ……. 9

2. Teknik Analisis Data ………………………..………………... 10

G. Sistematika Penulisan ……………………….…………………… 11

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MANGKUNEGARA V

SEBAGAI SEORANG BUDAYAWAN

A. Sejarah Terbentuknya Pura Mangkunegaran ………….................. 13

B. Latar Belakang kehidupan Mangkunegra V ………….................. 22

Page 10: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

C. Hasil Karya Budaya Mangkunegara V .......................................... 24

BAB III CIRI WAYANG ORANG

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA V

A. Awal Mula Munculnya Wayang Orang ........................................... 29

B. Wayang Orang di Pura Mangkunegaran ......................................... 30

1. Wayang Orang Pada Masa Mangkunegara I ........................... 31

2. Wayang Orang Pada Masa Mangkunegara II ........................... 32

3. Wayang Orang Pada Masa Mangkunegara III .......................... 32

4. Wayang Orang Pada Masa Mangkunegara IV .......................... 33

5. Wayang Orang Pada Masa Mangkunegara V ........................... 33

C. Perkembangan Wayang Orang Pada Masa Mangkunegara V ........ 34

1. Perkembangan busana wayang orang ............................. ......... 35

2. Perkembangan penari wayang orang ........................................ 40

3. Perkembangan lakon ................................................................. 42

BAB IV PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN WAYANG ORANG

SAMPAI AWAL ABAD XX

A. Fungsi Pementasan........................................................................... 49

1. Wayang orang di luar Istana Mangkunegaran ............................. 50

2. Wayang orang di luar Istana Mangkunegaran .............................. 52

a. Faktor ekonomi .......................................................................... 52

b. Faktor politik ............................................................................. 54

C. Tempat Pementasan ……………………………………………….. 55

D. Wayang Orang Panggung …………………………………………. 56

Page 11: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 62

LAMPIRAN ............................................................................... ......... 64

Page 12: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kadipaten Mangkunegaran berdiri pada tahun 1757 atas dasar perjanjian

Salatiga. Perjanjian itu melahirkan sebuah wilayah baru yaitu Kadipaten

Mangkunegaran, yang masih merupakan bawahan dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Perjanjian Salatiga diprakarsai antara Raden Mas Said dengan Pakubuwono III,

Hamengkubuwono I dan Belanda.1

Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi

tanggal 16 April 1855. Putra kedua dari Mangkunegara IV (1853-1881).

Mangkunegara V muda dikenal dengan nama Raden Mas Sunito, Pada bulan Juli

1869 Raden Mas Sunito diangkat menjadi Pangeran Anom dengan gelar KGPA

Prabu Prangwadono, menggantikan kedudukan KGPA Prabu Sudibya (kakaknya)

yang meninggal satu tahun sebelumnya. Raden Mas Sunito diangkat menjadi

Mangkunegara V pada hari senin Legi tanggal 5 Juli 1881.2

Istana Mangkunegaran sebagai pecahan keraton Surakarta membuat drama

tari wayang orang. Lahirnya wayang orang di Istana Mangkunegaran berhubungan

dengan masa Renaissance Kasusastraan Jawa (abad ke 18-19) yang ditandai dengan

penulisan kembali Kakawin dalam bahasa Kasusastraan Jawa baru. Wayang orang di

istana Mangkunegaran pertama kali muncul pada masa pemerintahan Mangkunegara

1 M. Husodo Pringgokusumo. Isi“Perjanjian Salatiga” G.P Rouffaer, “Vorstenlanden”

dalam Adatrecht-bundels Jilid XXXIV. (s Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1905), hlm; 5. 2 Purwadi, Sejarah Raja-Raja Jawa,. (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), Hlm; 562.

Page 13: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

I (1757-1796), Wayang orang di istana Mangkunegaran pertama diciptakan oleh

Mangkunegara I. Wayang orang Mangkunegaran mengalami kemunduran pada masa

pemerintahan Mangkunegara II dan Mangkunegara III. Baru pada masa pemerintahan

Mangkunegara IV (1853-1881), wayang orang Mangkunegaran muncul kembali

bersamaan dengan munculnya Langendriyan dan digunakan sebagai sajian yang

sakral di dalam istana. Wayang orang Mangkunegaran mengalami perkembangan dan

berada pada masa kejayaanya pada masa Mangkunegara V (1881-1896).3

Pertama kali wayang orang Mangkunegaran dipentaskan pada tahun 1760.

Pada waktu itu wayang orang hanya dinikmati oleh kerabat Mangkunegaran dan para

punggawa saja. Pakaian yang dikenakan para penari wayang orang pada waktu itu

masih sangat sederhana, yakni tidak jauh berbeda dengan pakaian adat

Mangkunegaran yang digunakan sehari-hari.4

Pada awal kemunculanya pemain wayang orang hanya terbatas pada abdi

dalem Mangkunegaran. Pada mulanya semua penari wayang orang Mangkunegaran

adalah laki-laki yang terdiri atas putra-putra bangsawan dan abdi dalem. Wayang

orang Mangkunegaran biasanya hanya disajikan pada acara atau upacara khusus

istana. Seperti ulang tahun dan penobatan Mangkunegara, serta perhelatan untuk

keluarga Mangkunegaran. Misalnya untuk acara khitanan putara Mangkunegara IV

yang bernama Kanjeng Sudibyo dan Kajeng Suyitno pada 16 April 1868. Pada acara

itu diadakan pertunjukan wayang orang dengan lakon Wahyu Mahkutharama.

3 Hersapandi, Wayang Wong Sriwedari “Dari Seni Istana Menjadi Seni Komersil”,

(Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 1999), hlm; 17-27. 4 Suwaji Bastomi, Karya Budaya Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Harya I-VIII,

(Semarang: IKIP Semarang Press, 1996), hlm; 25.

Page 14: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sehubungan dengan itu maka penontonnya terbatas pada orang-orang yang diundang

untuk menghadiri upacara atau hajat Mangkunegaran, seperti para pejabat

pemerintahan Belanda dan Mangkunegaran, para sanak saudara Mangkunegara, dan

para abdi dalem yang bertugas.5

Seni pertunjukan wayang orang pada masing-masing daerah memiliki

karakter tersendiri, baik di Surakarta maupun di Yogyakarta. Wayang orang di

Surakarta berasal dari tradisi pertunjukkan seni Istana Mangkunegaraan. Kehadiran

seni istana wayang orang di Surakarta tidak lepas dari motif politik dari raja sebagai

penguasa tunggal kerajaan. Wayang orang Mangkunegaran diciptakan oleh

Mangkunegara I pada abad XVIII yang tujuannya untuk memberikan dorongan

semangat hidup bagi rakyatnya untuk melawan pemerintahan kolonial Belanda.6

Mangkunegara V adalah seorang seniman yang membuat kesenian istana

hidup, dan kehidupan istana menjadi lebih semarak. Untuk itu sudah barang tentu

memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Untuk melestarikan seni wayang orang di

keraton ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi ketika terjadi krisis ekonomi

yang disebabkan oleh gagalnya panen kopi karena serangan hama dan bangkrutnya

pabrik gula karena beredar luasnya gula bit eropa di pasaran mengakibatkan krisis

ekonomi di istana Mangkunegaran, krisis tersebut menjadi faktor merosotnya

kegiatan kesenian di istana. Ketika Mangkunegara VI mengantikan tahta

Mangkunegara V pada tahun 1896, keadaan keuangan istana Mangkunegaran pada

posisi nol. Wayang orang sudah tidak muncul lagi di istana selama pemerintahan

5 Rustopo, Menjadi Jawa “Orang-Orang Tionghoa Dan Kebudayaan Jawa”, (Yogyakarta:

Ombak, 2007), hlm; 110. 6 Hersapandi, Op.cit, hlm; 3

Page 15: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Mangkunegara VI (1896-1916), selain karena krisis keuangan, juga kegiatan seni

wayang orang menjadi kegiatan yang memboroskan. Akibatnya sebagian besar abdi

dalem kesenian (langenpraja), termasuk abdidalem wayang orang diberhentikan dan

menganggur. Mereka yang diberhentikan itu kemudian membuat kelompok-

kelompok kecil dan mengadakan kaegiatan mbarang di luar tembok keraton, dari satu

tempat ke tempat lain untuk sekedar memperoleh nafkah.7

Wayang orang mula-mula merupakan bagian dari tradisi pertunjukkan di

keraton Mangkunegara yang bersifat eksklusif dan sakaral serta hanya dimainkan di

keraton. Karena terjadi krisis ekonomi, seni wayang orang di Mangkunegaran

mengalami kemerosotan dan berubah fungsi dari sakral menjadi fungsi hiburan.

Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis dalam

mengkaji mengenai perkembangan wayang orang di Mangkunegaran menggunakan

judul “ Dinamika Wayang Orang Mangkunegaran dari Istana ke Publik (1881-

1895) ”

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka pokok

permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Mangkunegara V sebagai seorang

budayawan?

2. Bagaimana ciri wayang orang pada masa pemerintahan Mangkunegara V?

3. Bagaimana perubahan fungsi kesenian wayang orang sampai awal abad XX?

7 R. M. Sayid, Ringkasan Sejarah Wayang (Jakarta: Pradnya Paramita, 1981), hlm; 58.

Page 16: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan Mangkunegara V sebagai

seorang budayawan.

2. Untuk mengetahui ciri wayang orang pada masa pemerintahan Mangkunegara

V.

3. Untuk mengetahui perubahan fungsi kesenian wayang orang sampai awal

abad XX.

D. Manfaat Penelitian

Dari kajian tentang perkembangan wayang orang pada masa Mangkunegara

V, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan

wayang orang di Mangkunegaran.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat

khususnya masyarakat Surakarta. Mengenai perkembangan kebudayaan dan

lebih khususnya wayang orang Mangkunegaran.

E. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini, menggunakan beberapa literatur dan referensi yang

relevan dan menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan jadikan bahan acuan

Page 17: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan. Literatur dan

referensi yang gunakan antara lain:

Buku yang berjudul Wayang Wong Sriwedari “Dari Seni Istana Menjadi Seni

Komersil”. ditulis oleh Hersapandi. Buku ini berisi data historis perjalanan Wayang

Wong Sriwedari Solo yang pada mulanya merupakan seni elit milik istana

Mangkunegaran, tetapi dalam perkembangan selanjutnya lebih menempatkan diri dan

berkembang menjadi seni wayang orang panggung yang komersil. Dalam buku ini

juga berisi tentang sejarah munculnya wayang orang di istana Mangkunegaran.

Buku yang berjudul Menjadi Jawa “Orang-Orang Tionghoa Dan

Kebudayaan Jawa”. ditulis oleh Rustopo. Buku ini bercerita tentang interaksi sosial

dan kultural antara orang-orang Tionghoa dan Jawa. Interaksi sosial berkenaan

dengan hubungan orang-orang Tionghoa dan masyarakat etnis Jawa di Surakarta

dalam kehidupan yang kompleks dan dinamis. Interaksi kultural berkenaan dengan

hubungan orang-orang Tionghoa dengan nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan

Jawa. Buku ini juga bercerita tentang seorang pengusaha batik Tionghoa Surakarta

yang bernama Gan Kam yang tertarik untuk membawa keluar seni wayang orang

keluar dari tembok istana Mangkunegaran dan selanjutnya untuk dipertontonkan

secara umum. Tulisan ini membantu penulis untuk mengetahui sejarah perkembangan

wayang orang di Istana Mangkunegaran, yang mengalami pergeseran dari seni istana

menjadi seni komersil akibat dari Interaksi sosial dan kultural antara orang-orang

Tionghoa dan Jawa.

Karya tulis yang berjudul Mangkunegara V 1891-1896, Seniman Besar

Penampil Peran Penari Wanita Dalam Teater Tradisional Wayang Orang. Ditulis

Page 18: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

oleh Bandung Gunadi. Karya tulis ini membahas mengenai latar belakang kehidupan

Mangkunegoro V, situasi kontak sosio cultural dimasa Mangkunegara V. selain itu

dalam karya ilmiah ini juga menerangkan perkembangan kesenian wayang orang di

istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegara V dan mulai tampil dan

berkembang baik peran wanita dalam wayang orang pada masa itu. Tulisan ini

membantu penulis untuk mengetahui hal-hal apa saja yang melatar belakangi

berkembangnya wayang orang pada masa pemerintahan Mangkunegara V.

Buku yang berjudul Wayang Wong “Drama Tari Ritual Kenegaraan Di

Keraton Yogyakarta”. merupakan terjemahan dari buku karya penulis yang berjudul

Wayang Wong : The State Ritual Dance Drama in the Court of Yogyakarta, 1984

ditulis oleh R. M. Soedarsono. Buku ini berisi mengenai latar belakang pergelaran

wayang orang di keraton Yogyakarta. Buku ini juga bercerita tentang sejarah wayang

orang pada zaman Mataram kuna di Jawa Tengah (Abad ke-8 sampai ke-10). Wayang

orang dan Raket di kerajaan-kerajaan kuna di Jawa Timur (abad ke-10 sampai ke-16).

Wayang Topeng pada zaman Mataram Jawa Tengah (Abad ke-16 sampai ke-18).

Wayang orang di Keraton Yogyakarta (1755-1939). Tulisan ini membantu penulis

untuk mengetahui awal mula wayang orang dan bagaimana latar belakang pergelaran

wayang orang di istana.

F. Metode Penelitian

1. Metode Historis

Suatu penelitian ilmiah perlu didukung dengan metode, karena peran suatu

metode dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting, karena berhasil atau

tidaknya tujuan yang dicapai, tergantung dari metode yang digunakan. Suatu

Page 19: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

metode dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan obyek yang diteliti.

Metode (dalam bahasa Yunani methodos) yang bermakna cara atau jalan.

Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja

untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, maka metode yang digunakan adalah

metode Historis. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara

kritis rekaman dari pengalaman masa lampau.8

Metode historis ini terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan antara yang satu

dengan yang lainnya.

a. Heuristik yaitu suatu proses pengumpulan bahan atau sumber-sumber

sejarah. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa

studi Dokumen dan studi Pustaka.

1). Studi Dokumen

Karena fokus penelitian adalah peristiwa yang sudah lampau, maka

salah satu sumber yang digunakan adalah sumber dokumen. Dokumen

dibedakan menjadi dua macam yaitu dokumen dalam arti sempit dan

dokumen dalam arti luas. Menurut Sartono Kartodirjo, dokumen

dalam arti sempit adalah kumpulan verbal dalam bentuk tulisan seperti

surat kabar, catatan harian, laporan dan lain-lain.9 Di satu sisi

dokumen dalam arti luas meliputi artefak, foto-foto, dan sebagainya.

8 Louis Gottshalk, Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho Notosusanto, (Jakarta : UI

Press, 1986), hlm; 32 9 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah, (Jakarta : PT.

Gramedia, 1992), hlm; 98

Page 20: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Penggunaan dokumen dalam arti metodologis yang sangat penting,

sebab selain bahan dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan

sejarah, bahan ini juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan.

Apa, kapan dan mengapa.10 Studi tentang dokumen bertujuan untuk

menguji dan memberi gambaran tentang teori sehingga memberi fakta

dalam mendapat pengertian historis tentang fenomena yang unik.11

Penelitian ini menggunakan arsip Reksopustoko Mangkunegaran

antara lain Babad Sala, no. B.291 tentang Kesenian dan Awal mula

adanya seni pertunjukan wayang orang. Serat Pemutan Lelampahan

KGPAA Mangkunegara V, no. B.74 tentang latar belakang dan karya

seni Mangkunegara V. Pratelan Busananing Ringgit Tiyang, no.

D.171. tentang busana wayang orang Mangkunegaran.

2). Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan sebagai bahan pelengkap dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini sumber pustaka yang digunakan hanya

yang berkaitan dengan tema penelitian. Tujuan dari studi pustaka

adalah untuk menambah pemahaman teori dari konsep yang

diperlukan dalam penelitian. Sumber pustaka yang digunakan antara

lain: buku, majalah, surat kabar, artikel dan sumber lain yang

memberikan informasi tentang tema yang diteliti.

10 Sartono Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historografi Indonesia, Suatu

Alternatif, (Jakarta : PT. Gramedia, 1982), hlm; 97-122 11 ________________, Metode Penggunaan Bahan Dokumen ‘‘Koentjaraningrat Metode –

Metode Penelitaian Masyarakat’’, (Jakarta : PT. Gramedia, 1983), hlm; 47

Page 21: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Kritik sumber yang bertujuan untuk mencari keaslian sumber yang

diperoleh melalui kritik intern dan ekstern. Kritik intern bertujuan untuk

mencari keaslian isi sumber atau data, sedang kritik ekstern bertujuan

untuk mencari keaslian sumber. 12

c. Interpretasi, yaitu penafsiran terhadap data-data yang dimunculkan dari

data yang sudah terseleksi yang disebut dengan fakta. Tujuan dari

interpretasi adalah menyatukan sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber

atau data sejarah dan bersama teori disusunlah fakta tersebut ke dalam

interpretasi yang menyeluruh.

d. Historiografi, yaitu menyajikan hasil penelitian berupa penyususnan fakta-

fakta dalam suatu sintesa kisah yang bulat sehingga harus disusun menurut

teknik penulisan sejarah. 13

2. Teknik Analisa Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi. Deskripsi artinya

menggambarkan suatu fenomena beserta ciri-cirinya yang terdapat dalam

fenomena tersebut berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Setelah itu dari sumber

bahan dokumen dan studi kepustakaan, tahap selanjutnya adalah diadakan

analisis, diinterpretasikan, dan ditafsirkan isinya. Data-data yang telah diseleksi

dan diuji kebenaranya itu adalah fakta-fakta yang akan diuraikan dan

dihubungkan sehingga menjadi kesatuan yang harmonis, berupa kisah sejarah

yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

12 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm; 58 13 Ibid, hlm; 64

Page 22: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Selain itu teknik yang digunakan untuk menganalisa data penelitian ini adalah

analisa historis. Analisa untuk mencari hubungan sebab akibat dari suatu

fenomena historis pada ruang dan waktu tertentu. Tujuan dari teknik ini adalah

agar penelitian ini tidak hanya menjawab apa, kapan, dan di mana peristiwa ini

terjadi namun juga menjelaskan gejala sejarah sebagai kausalitas. Analisa ini

kemudian disajikan dalam bentuk penulisan diskriptif. 14

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran terperinci, skripsi ini disusun bab demi bab.

Penyusunan ini dilandasi keinginan agar skripsi ini dapat menyajikan gambaran yang

menunjukkan suatu kontinuitas perkembangan kejadian yang beruntun.

Bab I, dalam bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, dalam bab ini menguraikan latar belakang kehidupan Mangkunegara V

sebagai seorang budayawan, yang meliputi sejarah terbentuknya Pura

Mangkunegaran, latar belakang kehidupan Mangkunegara V, hasil karya budaya

Mangkunegara V.

Bab III, dalam bab ini menguraikan ciri wayang orang pada masa

pemerintahan Mangkunegara V awal mula munculnya wayang orang, wayang orang

di Pura Mangkunegaran, perkembangan wayang orang pada masa pemerintahan

14 Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta : Yayasan

Indayu), hlm; 36

Page 23: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Mangkunegara V yang meliputi: perkembangan busana, perkembangan Penari

wayang orang, dan perkembangan lakon.

Bab IV, dalam bab ini menguraikan perubahan fungsi kesenian wayang orang

sampai awal abad XX. karakter wayang orang pada masa pemerintahan

Mangkunegara V, yang meliputi perwatakan tari dan Fungsi Pementasan.

Page 24: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MANGKUNEGARA V

SEBAGAI SEORANG BUDAYAWAN

A. Sejarah Terbentuknya Pura Mangkunegaran

Kadipaten Mangkunegaran berdiri pada tahun 1757 atas dasar perjanjian

Salatiga. Perjanjian itu melahirkan sebuah wilayah baru yaitu Kadipaten

Mangkunegaran, yang masih merupakan bawahan dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Perjanjian Salatiga diprakarsai antara Raden Mas Said dengan Pakubuwono III,

Hamengkubuwono I dan Belanda.1 Berdirinya istana Mangkunegaran adalah buah

hasil dari perjuangan Raden Mas Said selama 16 tahun yaitu antara tahun 1741-1757,

Raden Mas Said melakukan pemberontakan karena merasa kecewa diperlakukan

tidak adil dan tidak puas terhadap pemerintahan Pakubuwono II atas campur tangan

Kumpeni. Perjuangan ditunjukkan dengan melakukan pemberontakan dan

pertempuran di Laroh, Sukowati dan tempat lain.

Raden Mas Said adalah putra pangeran Mangkunegara dari Kartasura. Maka

Raden Mas Said mempunyai hak untuk menggantikan kedudukan ayahnyasebagai

raja. Namun dalam kenyataanya, beliau hanya mendapatkan kedudukan sebagai

Menteri Anom dengan sebutan Raden Mas Suryokoesoemo. Hal ini tidak berbeda

jauh dengan apa yang dialami oleh ayahnya. Semasa Sunan Amangkurat Jawi masih

berkuasa, beliau berpesan bahwa sepeninggalnya nanti yang berhak menduduki tahta

1 M. Husodo Pringgokusumo, Isi “Perjanjian Salatiga” G.P Rouffaer, “Vorstenlanden”

dalam Adatrecht-bundels Jilid XXXIV, (s Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1905), hlm; 5.

Page 25: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

adalah putranya yang tertua yakni Raden Mas Said. Akan tetapi ketika Sunan

Amangkurat Jawi meninggal, tahta kerajaan Kartasura diserahkan kepada Pangeran

Adipati Anom Mangkunegara (putra Sunan yang ke sepuluh) dengan gelar Sinuwun

Paku Buwono II. Dengan demikian Raden Mas Said gagal menggantikan kedudukan

ayahnya.2

Pemberontakan Raden Mas Said merupakan dampak dari perang-perang

perebutan tahta yang terjadi sebelumnya. Konflik ini diawali dengan peristiwa yang

disebut dengan Geger Pecinan, yaitu peristiwa pemberontakan orang-orang Cina di

Batavia pada tahun 1740. Peristiwa ini kemudian menjalar ke sepanjang pantai utara

Jawa hingga melibatkan para bangsawan Mataram termasuk di dalamnya Raden Mas

Said. Pemberontakan orang-orang Cina di bawah pimpinan Kapten Sepanjang (Tai

Wan Sui), merupakan ungkapan atas tekanan yang terjadi di Batavia semasa

Valkenier menjabat sebagai Gubernur Jendral.

Adanya tekanan ini menyebabkan orang-orang Cina melakukan perlawanan

dengan harapan dapat terlepas dari pengawasan Pemerintah Kolonial Belanda.

Pemberontakan ini mendapat dukungan dari para Bupati pesisir pantai utara Jawa dan

secara diam-diam Sri Susuhunan Paku Buwono II juga mendukung tindakan tersebut.

Namun pada akhirnya Sri Susuhunan Paku Buwono II mengingkari keputusannya

sendiri dan sebaliknya memihak kembali kepada pemerintah Kolonial Belanda,

karena para pemberontak Cina dianggap gagal merebut kota Semarang.

2 Mulat Sariro, Suatu Uraian Singkat, (Surakarta: Rekso Pustoko,1978), hlm; 4.

Page 26: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Akibat dari pemberontakan Cina ini, keraton Kartasura semakin kacau, Sri

Susuhunan beserta para pengikutnya diungsikan ke Ponorogo. Situasi tersebut di

manfaatkan oleh Raden Mas Said untuk menggabungkan diri dengan Sunan Kuning

(Raden Mas Garendi) yang pada saat itu diangkat sebagai Sunan Mangkurat V di

Kartasura oleh pemberontak Cina. Setelah bergabung, Raden Mas Said diangkat oleh

Raden Mas Garendi sebagai Panglima perang dengan gelar Pangeran Prangwadana.3

Pemerintahan Sunan Mangkurat V atau Raden Mas Garendi tidak berlangsung lama,

karena keraton Kartasura dapat direbut kembali oleh Paku Buwono II dengan bantuan

Kumpeni. Berhasilnya Paku Buwono II merebut kembali keraton Kartasura

meyebabkan dipindahnya istana ke Surakarta. Sementara itu intervensi pemerintah

Kolonial atas kerajaan ini semakin dalam, Paku Buwono II semakin tidak bebas

dalam menentukan keputusan-keputusan politik dan pemerintahannya. Paku Buwono

II banyak berhutang budi pada Kumpeni yang berhasil mengusir para pemberontak.

Sejak peristiwa berpindahnya istana Kartasura ke Surakarta, kekuasaan Sunan

semakin merosot. Pemerintah Belanda menuntut upah sebagai ganti rugi atas jasa

penumpasan pemberontak berupa wilayah kekuasaan di daerah pantai bagian barat

dan seluruh pantai utara Jawa. Pemberian ganti rugi tersebut menyebabkan wilayah

kekuasaan kerajaan semakin sempit, selain itu wilayah pangeran Mangkubumi juga

ikut dikurangi. Peristiwa ini menyebabkan perselisihan antara Pangeran

Mangkubumi, Sunan dan Pemerintah Belanda. Setelah peristiwa tersebut, para

pangeran banyak yang meninggalkan keraton termasuk Pangeran Mangkubumi.

3 R.I.W. Dwidjasunanana, R. Ng Sastradihardja, RMF Swidjasaputra, Sejarah Perjuangan

Radean Mas Said, (Sala: KS, 1972), hlm; 10

Page 27: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pada tahun 1743, pemberontakan Cina bisa dipadamkan, namun Raden Mas

Said tidak mau menyerah. Ia dengan Raden Mas Garendi tetap berani tinggal di ibu

kota Surakarta, meskipun dalam ancaman Paku Buwono II. Persekutuan mereka

semakin kuat setelah bergabungnya Pangeran Buminata yaitu paman Raden Mas Said

yang juga mendapat perlakuan tidak adil dari Sunan dan Kumpeni, yang sebelumnya

telah melakukan pemberontakan di desa Sembuyan Matesih. Pada akhirnya ketiga

tokoh ini mengambil keputusan untuk berpencar, di mana Raden Mas Garendi

menuju ke timur, sedangkan Raden Mas Said bersama Pangeran Buminata menuju

Sukowati. Di tempat tersebut mereka mendapat bantuan dari Pangeran Singosari yang

sudah lama mengadakan pemberontakan.

Untuk menumpas pemberontakan Raden Mas Said dan kawan-kawan, Paku

Buwono II menjanjikan hadiah tanah lungguh sebesar 3000 cacah di daerah sukowati

(Sragen). Mangkubumi yang sebelumnya juga berkonflik dengan Susuhunan

menerima tawaran tersebut. Pada tahun 1746 Mangkubumi berhasil mengalahkan

Raden Mas Said dan menuntut hadiah dari Paku Buwono II. Akan tetapi, para

penasehat Susuhunan Paku Buwono II mendesak agar beliau tidak memenuhi

janjinya. Mangkubumi yang merasa kecewa, akhirnya meninggalkan keraton dan

justru bergabung dengan pasukan Raden Mas Said untuk melakukan pemberontakan.

Pemberontakan dua orang pangeran ini dipusatkan di Sukowati.

Sementara itu keadaan Sunan di keraton semakin buruk karena menderita

suatu penyakit. Sebelum Sunan meninggal keraton Surakarta sudah diserahkan

kepada Kumpeni, karena hasutan dari Pemerintah Belanda. Tindakan pemerintah

Page 28: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

belanda ini menyebabkan rasa tidak senang para pangeran sehingga banyak yang

keluar dari keraton untuk bergabung dengan pangeran Mangkubumi.

Pada tahun 1752, terjadi perselisihan antara Raden Mas Said dengan Pangeran

Mangkubumi. Pada waktu itu Raden Mas Said harus berjuang sendiri menghadapi

Sunan dan Kumpeni disatu pihak juga dengan Pangeran Mangkubumi. Situasi seperti

itu dimanfaatkan oleh komandan Belanda Van Hodondorf untuk mengadakan

perundingan antara Raden Mas Said dengan pihak Kumpeni. Namun usaha itu tidak

ada hasilnya, karena pasukan Raden Mas Said tidak juga menghentikan perangnya.

Dengan mengamati situasi yang semakin runcing itu, Van Hodondorf menyarankan

kepada Dewan Hindia agar Raden Mas Said diberi jabatan sebagai putra mahkota

(karena pangeran Buminata yang seharusnya menduduki jabatan sebagi putera

mahkota sudah tidak mau lagi). Dalam perundingan tanggal 30 Februari 1753 Raden

Mas Said menuntut dinobatkan sebagai raja, bukan putera mahkota. Sikap Raden Mas

Said ini bertentangan dengan Pangeran Mangkubumi yang justru mau mengadakan

perundingan dengan pihak Kumpeni melalui Gubernur wilayah Pesisir Timur Laut,

Nicholas Hartingh pada tahun 1754. Dari hasil perundingan tersebut, Pangeran

Mangkubumi menerima setengah dari tanah kerajaan, mengakui kekuasaan Kumpeni

atas wilayah pesisir dan bersekutu dengan Kumpeni untuk melawan Raden Mas Said.

Hasil perundingan antara Pangeran Mangkubumi dan Kumpeni membuat

Raden Mas Said kecewa. Raden Mas Said mengirim surat kepada Pangeran

Mangkubumi dan Kumpaeni, tujuannya untuk memperbaiki hubungan mereka yang

sempat terputus, dan membagi pulau Jawa menjadi dua. Tetapi permintaan Raden

Mas Said ditolak oleh Pangeran Mangkubumi. Akhirnya dari pihak Belanda

Page 29: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

memutuskan untuk berunding dengan Pangeran Mangkubumi dan Sunan Paku

Buwono III. Perundingan dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 1755 di desa

Giyanti, yang selanjutnya lebih dikenal dengan Perjanjian Giyanti. Dalam perjanjian

tersebut Sunan Paku Buwono III menyerahkan setengah kerajaannya yaitu Mataram

kepada Pangeran Mangkubumi dan Hartingh selaku wakil dari pemerintah Belanda

meresmikan Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan bergelar Hamengkubuwono I.4

Perjanjian Giyanti tersebut nampaknya tidak mampu meredakan konflik

dinasti yang berkepanjangan di Surakarta, meskipun telah ada persekutuan antara

Kumpeni Belanda, Susuhunan Surakarta, dan Sultan Yogyakarta, namun Raden Mas

Said tidak juga mau menghentikan perlawananya. Pada bulan Oktober 1755 ia masih

berhasil mengalahkan pasukan Kumpeni dan pada bulan Februari 1756 hampir

berhasil membakar istana baru di Yogyakarta. Lama-kelamaan pasukan Raden Mas

Said semakin berkurang, dan situasi semacam ini dimanfaatkan oleh Sunan untuk

mengajaknya berunding. Dari pihak pemerintah Belanda yang diwakili oleh Hartingh

juga mendesak agar segera diadakan perundingan. Akhirnya perundingan dapat

dilaksanakan di Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 yang juga dihadiri oleh wakil

dari Sunan Yogyakarta, yakni Patih Danureja. Dari perundingan tersebut dicapai

beberapa kesepakatan yang isinya antara lain bahwa Raden Mas Said diangkat oleh

Susuhunan menjadi Pangeran Miji (seorang Pangeran langsung dibawah raja) dan

berhak menggunakan gelar ayahnya, yakni Pangeran Mangkunegara. Raden Mas Said

juga mendapatkan tanah apanage yang luasnya 4000 karya, yang meliputi daerah

4 R. Ng. Yosodipuro, Babad Giyanti XVII, (Surakarta: Rekso Pustoko, 1938), hlm; 76-78. B.

647

Page 30: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kedawung, Laroh, Matesih, dan Gunung Kidul. Bersamaan dengan itu Sunan Paku

Buwono III juga menobatkan Raden Mas Said menjadi Sri Mangkunegara dengan

gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.

Hak istimewa yang didapat Raden Mas Said antara lain, boleh duduk sejajar

dengan Sunan dan diperkenakan berpakaian seperti Sunan, juga berhak mengambil

alih rumah kepatihan Sindurejo termasuk kampung dan bangunan sekitarnya menjadi

tempat tinggalnya.5 Selain memberikan hak istimewa, Sunan juga menetapkan

larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh Raden Mas Said. Larangan tersebut

antara lain, Raden Mas Said tidak boleh duduk di Dampar atau Singgasana, tidak

boleh membuat Bale Witana, tidak boleh menjatuhkan hukuman mati, tidak boleh

membuat alun-alun dan menanam pohon beringin (waringin kuning sakembar).

Selain itu Raden Mas Said juga mempunyai kewajiban, yakni pada hari pisowanan

(Senin, Kamis dan Sabtu) harus hadir dan menerima perintah dari Sunan. Akan tetapi

dalam kenyataanya Raden Mas Said tidak pernah melaksanakan kewajiban tersebut

dan selanjutnya Raden Mas Said justru ditetapkan sebagai raja Mangkunegaran.

Hasil dari Perjanjian Salatiga dijadikan dasar bagi Raden Mas Said untuk

meneguhkan kekuatan dan membangun dinasti baru, yaitu dinasti Mangkunegaran.

Untuk menegakkan pemerintahan maka Raden Mas Said membangun istananya yang

kemudian dikenal dengan nama Pura Mangkunegaran.

Pendiri Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang juga dikenal dengan

sebutan pangeran Sambernyawa, Raden Mas Ngabehi Surya Kusuma, juga Sultan

5 Pakempalan Ngarang, Serat Ing Mangkunegaran, Babad Panambang, (Surakarta: Rekso

Pustoko), hlm; 139. B 370

Page 31: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Adi Prakoso Senopati Ingalaga, terakhir bertahta sebagai kangjeng Gusti pangeran

Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I.6

Mangkunegara I adalah seorang Adipati yang mengepalai wilayah Kadipaten

atau daerah Swapraja atau Praja, maka dari itu wilayah Mangkunegaran disebut Praja

Mangkunegaran, adapun tempat kediaman Adipati atau kepala Praja Mangkunegaran

disebut Pura (Puro) Mangkunegaran atau Istana Mangkunegaran.

Mangkunegara II berasal dari keluarga Prabuwijaya yang lahir dari Ratu Alit.

Dalam diri Mangkunegara II mengalir darah Paku Buwono III dan Mangkunegara I.

Tampil sebagai raja Mangkunegaran menggantikan kakeknya yang wafat tahun 1795.

Tampilnya Mangkunegara II menggantikan Mangkunegara I merupakan catatan yang

menarik berhubung suksesi di Istana Pangeran Sambernyawa berbeda dengan dua

Kerajaan lainnya. Perbedaan ini segera tampak dalam sistem pergantian dan masa

pemerintahannya.

Mangkunegara II berasal dari Dinasti pejuang yang kental sekali dengan

warna kemiliteran sehingga dalam hal suksesi pergantian pimpinan Istana, selain

telah dipersiapkan seorang calon juga mewarisi tradisi cita cita dari pendahulunya

untuk diwujudkan dalam masa masa pemerintahan penerusnya. Tradisi dan adat Jawa

yang tidak membedakan laki laki dan wanita dalam mengurus negara terbukti dengan

keberadaan pasukan tempur wanita sejak perjuangan pendahulunya Pangeran

Sambernyawa. Dalam masa pemerintahannya pula calon penerus sudah tampak

dipersiapkan dan jalur wanita bukan persoalan yang menghambat.

6 Suwaji Bastomi, Karya Budaya Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Harya I-VIII , (Semarang:

IKIP Press, 1996), hlm; 21-28

Page 32: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Mangkunegara II merupakan seorang penguasa di wilayah Kadipaten

Mangkunegaran yang selama masa pemerintahannya disibukan oleh perang dan

perluasan wilayah sehingga dibandingkan dengan Mangkunegara yang lainnya

penguasa kedua Mangkunegaran ini bisa dikatakan tidak menghasilkan karya seni.

Ketika masih muda KGPAA Mangkunegara III bernama Raden Mas Sarengat,

lahir pada tanggal 16 Januari 1803. RM Sarengat sejak kecil dipungut menjadi putra

KGPAA Mangkunegara II dengan panggilan Raden Mas Galemboh. Raden Mas

Sarengat putra Bandara Raden Ayu Natakusuma putri sulung KGPAA Mangkunegara

II. Dengan demikian Raden Mas Sarengat adalah cucu KGPAA Mangkunegara II.

Sejak kecil Raden Mas Galemboh memang berminat pada bidang

keprajuritan. Suatu kesempatan yang baik, pada waktu usia muda Raden Mas

Galemboh mendapat pendidikan kadet. Ketika terjadi pemberontakan Diponegoro

(1825) KGPAA Prangwadana bersama-sama dengan KGPAA Mangkunegara II

memimpin prajurit Mangkunegaran menghadapi prajurit Pangeran Diponegoro.

Menjelang berakhirnya perang Diponegoro KGPAA Prangwadana bekerja sama

dengan Jendral Van Geen berhasil menumpas pemberontakan di Jatinom dan

Kapuran. Sehabis perang Diponegoro para prajurit Mangkunegaran mendapat

penghargaan dari pemerintah Belanda, sedangkan pangeran Harya Prangwadana

mendapat hadiah bintang militer berpangkat empat (1832).7

Mangkunegara IV adalah putra ke-7 dari GRAy Pangeran Arya Hadiwijaya I

di Surakarta. Ayahnya adalah putra dari RMT Kusumadiningrat, menatu PB III.

Dengan demikian, Mangkunegara IV adalah cucu dari Mangkunegara II dan buyut

7 Suwaji Bastomi, Ibid, hlm; 47-52

Page 33: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dari PB III, juga buyut dari KPA Hadiwijaya. Jadi Mangkunegara IV adalah saudara

sepupu dari Mangkunegara III. Setelah lahir beliau langsung diminta oleh kakeknya,

kemudian diasuh oleh selirnya, Mbok Ajeng Dayaningsih yang sangat mengasihinya.

Mangkunegra IV semasa kecil bernama RM Sudira. Beliau sejak kecil tidak

memperoleh pendidikan formal. Hal itu dikarenakan pada masa itu belum ada

pendidikan formal di Surakarta. Pendidikan RM Sudira diberikan secara privat oleh

guru-guru yang datang kerumah. Guru yang didatangkan antara lain guru agama,

pendidikan umum, guru membaca, bahasa dan tulisan Jawa. Dengan kata lain, tujuan

akhir pendidikan saat itu tidak mutlak pendidikan Jawa tetapi untuk memasukkan

berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberikan jalan kearah pengembangan pribadi.8

Dari latar belakang Mangkunegara IV yang sejak kecilnya sudah dididik

dengan berbagai pengetahuan umum maupun pengetahuan kejawen, serta bakat yang

luar biasa di dalam bidang sastra dan seni, menjadikan beliau sebagai seorang

sastrawan dan seniman yang terkenal bahkan sampai sekarang. Hal inilah yang

menjadi dasar Mangkunegara IV menjadi sastrawan yang amat menonjol.9

B. Latar belakang kehidupan Mangkunegara V

Mangkunegara V lahir di Mangkunegaran pada tanggal 16 April 1855. Putra

ke dua dari Mangkunegara IV. Pada masa mudanya Mangkunegara V dikenal dengan

nama Raden Mas Sunito, Pada bulan Juli 1869 Raden Mas Sunito diangkat menjadi

Pangeran Anom dengan gelar KGPA Prabu Prangwadono, menggantikan kedudukan

8 W. E. Soetomo. Siswokartono, Sri Mangkunegara IV sebagai Penguasa dan pujangga,

(Semarang: Aneka Ilmu,2006), hlm; 77-78. 9 Sarwanta Wiryasaputra, Mengenal Seoarang Warga Keluarga Mangkunegara III yang

menjadi Tenar Sebagai Tokoh di Dunia Kesustraan Jawa, (Surakarta: Rekso Pustoko, 1981), hlm; 3-4.

Page 34: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

KGPA Prabu Sudibya (kakaknya). Bersamaan dengan itu, ia menerima pangkat

Letnan Ajudan I dari pemerintah Belanda.10

Pada tahun 1874 KGPA Prabu Prangwadono dinaikan pangkat menjadi

Mayor Ajudan. Tahun 1877 ia dinikahkan dengan RA Kusumardinah. Putri PA

Hadiwijaya III di Surakarta. Sehubungan dengan wafatnya Mangkunegara IV

(ayahnya) pada tahun 1881, pada hari Senin Legi tanggal 5 Juli 1881 KGPA Prabu

Prangwadono diangkat menjadi raja Mangkunegaran menggantikan ayahnya dan

bergelar KGPAA Mangkunegara V. Bersamaan dengan pengangkatannya,

Pemerintah Belanda melalui Residen Surakarta C.A.L.J. Jekel, ia dinaikan

pangkatnya menjadi Letnan Kolonel Legiun Mangkunegaran. 11

Dengan adanya kesepakatan antara Pemerintah Belanda dan Sunan IX (1863-

1893), pada tahun 1894 KGPAA Mangkunegara V dinaikan pangkatnya menjadi

Kolonel Komandan. Gelar ini hanya dikenakan selama dua tahun, tahun 1896 ia

wafat, kemudian kedudukannya sebagai raja Mangkunegaran digantikan adiknya

yang bergelar KGPAA Mangkunegara VI. Mangkunegara V wafat pada usia 42

tahun, meninggalkan 17 istri dan 28 putra, enam orang diantaranya meninggal

dunia.12

Keluarga Mangkunegaran disebut keluarga Panji Laras. Mangkunegara V

hidup sangat sederhana dan banyak berbuat baik untuk kepentingan keluarga antara

lain dengan mengkitankan, menikahkan dan memenuhi keperluan hidup keluarga

10 R.M.N. Jayasukanda, Serat Pemutan Lelampahan Dalem KGPAA Mangkunegara V ,

(Surakarta: Rekso Pustoko), hlm; 1-3. B. 74 11 Purwadi, Sejarah Raja-Raja Jawa, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), hlm; 562 12 R.M.N. Jayasukanda, Op.cit, hlm; 3

Page 35: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Mangkunegaran. Mangkunegara V menikahkan adiknya Pangeran Harya Dayaningrat

dan Kanjeng Ratu Paku Buwana. Adik Mangkunegara V yang diangkat menjadi

Pangeran ialah R.M Subiyakta dengan sebutan Kanjeng Pangeran Harya Dayasaputra,

dan R.M. Suprapta dengan sebutan Kanjeng Pangeran Harya Dayakiswara.

Sistem ketataprajaan pada masa pemerintahan Mangkunegara V masih

mengikuti sistem yang lama yang dilakukan oleh Mangkunegara IV. Tiap hari Senin

dan Kamis masih diadakan pasowanan, yaitu para nara praja menghadap

Mangkunegara V. Dalam acara ini para Rangga dan pejabat yang lebih tinggi

mengenakan kuluk dan baju sikepan pendek. Selain hari pasowanan para Nara Praja

mengenakan baju beskap dengan ikat kepala “undheng-udhengan”. Jika dinas kantor,

Mangkunegara V mengenakan jas. Pada upacara peringatan hari kelahiran

Mangkunegara V, para Demang mengenakan kain kampuh dan baju sikepan.

Penghasilan Praja Mangkunegaran pada awal pemerintahan Mangkunegara V

masih cukup baik. Akan tetapi penghasilan yang baik itu kurang dimanfaatkan secara

sungguh-sungguh, karena terbawa usia Mangkunegara V yang masih muda.

Mangkunegara V banyak menuruti kehendak pribadinya, antara lain bermain judi dan

berburu binatang. 13

C. Hasil Karya Budaya Mangkunegara V

Selama memegang pemerintahan di istana Mangkunegaran, Mangkunegara V

mempunyai peran besar dalam pengembangan kebudayaan, khususnya bidang

kesenian. Kemajuan pemerintahan Mangkunegara V itu tidak lepas dari dua faktor,

yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern di sini ialah unsur genetik yang meliputi

13 Suwaji Bastomi, Op.Cit, hlm; 69-70

Page 36: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

konsep, wawasan, sikap. Sedangkan faktor ekstern berupa sosio-kutural yang

melingkupinya.

Konsep, wawasan, sikap dan tindakan Mangkunegara V sangat dipengaruhi

oleh visi mendiang ayahnya, Mangkunegara IV. Mangkunegara IV sangat dikenal

sebagai ahli di bidang ekonomi, bidang sastra, dan bidang seni. Sejak kecil,

Mangkunegara V telah menampakan bakatnya di bidang kesenian. Ia belajar seni tari

di dalam istana yang dibimbing langsung oleh para guru tari istana Mangkunegaran

yang cukup ternama di masa itu, seperti: Nyi Bei Mintoraras dan RMA

Tondhokusumo.14 Berdasarkan garis keluarga dan lingkungan yang mendukung, tidak

aneh bila Mangkunegara V akhirnya menjadi seorang budayawan yang sangat

dikagumi para penguasa lain pada periode itu.

Pada masa pemerintahan Mangkunegara V banyak waktu dan biaya yang

dikeluarkan untuk seni pertunjukan serta membuat koleksi benda-benda kuna Jawa,

seperti: ukir-ukiran, alat musik, topeng, dan benda-benda kesenian. Mangkunegara V

melakukan pembaharuan dalam pementasan wayang orang. Pembaharuan baru itu

tampak pada busana yang dikenakan para pemain, pemain wayang orang dan lakon-

lakon yang dimainkan, Tidak kurang 15 lakon carangan wayang orang berkembang di

istana Mangkunegaran pada masa pemerintahan Mangkunegara V. 15

Jenis-jenis seni pertunjukan yang berkembang di waktu itu ialah seni tari

meliputi tari bedaya, tari srimpi, tari tayub, tari wiring, sendratari langendriyan, serta

drama tradisi jawa meliputi wayang purwa, wayang klithik, wayang gedog, wayang

14 Hersapandi, Wayang Wong Sriwedari “Dari Seni Istana Menjadi Seni Komersil”,

(Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia,1999), hlm; 26-27 15 Suwaji Bastomi, Op.cit, hlm; 69-70

Page 37: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

golek, dan wayang orang. Semua latihan dan pagelaran kesenian dipusatkan di

pendapa Agung Mangkunegaran yang bersebelahan dengan perangkat gamelan. Guru

kesenian istana Mangkunegaran waktu itu ialah RMA Tondhokusumo dan Nyai

Mintoraras. Mereka mempunyai andil besar dalam perkembangan seni tari di istana

Mangkunegaran. 16

Pada periode pemerintahan Mangkunegara V seni-seni pertunjukan di istana

Mangkunegaran yang semula dianggap sebagai tradisi yang sakral dapat disaksikan

oleh masyarakat umum. Hal ini berbeda dengan di istana-istana lainya, seperti

keraton Yogyakarta, di Keraton Yogyakarta seni merupakan monopoli istana.17 Seni-

seni pertunjukan di keraton Yogyakarta cenderung berkembang kearah klasik

(mengikuti patokan standar), sedangkan di istana Mangkunegaran lebih mengarah ke

romantis (terbuka). Akibat dari konteks sosio-kultural di Mangkunegaran itu

mempunyai pengaruh yang jauh pada perkembangan seni-seni pertunjukan

selanjutnya, yakni pada periode selanjutnya seni pertunjukan keluar tembok istana.18

Karena karya-karya besarnya dalam bidang budaya dan seni Mangkunegara V

diakui sebagai seorang budayawan yang hebat, oleh banyak penguasa Jawa pada

masa itu. Pada masa pemerintahan Mangkunegara V kebudayaan istana

Mangkunegaran mengalami perkembangan dan puncak kejayaannya, hal itu terbukti

dengan karya-karya besarnya yang diakui dan digunakan hingga saat ini.

Mangkunegara V wajar apabila menjadi seorang budayawan karena mewarisi sifat

16 Buku Beksan Mangkunegaran: Isi Beksan 41 Warni Anggitanipun Para Seniman ing

Jamanipun Kangjeng Gusti Mangkunegara V , (Surakarta: Rekso Pustoko), no; 917 17 Sayid, Babad Sala, (Surakarta: Rekso Pustoko), hlm; 116-119. B. 291 18 Hersapandi, Op.cit, hlm; 30

Page 38: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dan karakter dari ayahnya Mangkunegara IV yang dikenal sebagai seorang

budayawan Jawa yang hebat pada zamannya. Pada masa pemerintahan

Mangkunegara V perkembangan budaya semakin meningkat terutama wayang orang.

Mangkunegara V yang dikenal sebagai penggemar seni keraton, membuat kesenian

istana menjadi lebih hidup dan kehidupan istana menjadi lebih semarak.

Mangkunegara V sebagai seorang budayawan juga dapat dilihat dari hobinya dalam

bidang kesenian, yakni Mangkunegara V suka sekali mengadakan seni pertunjukan

wayang orang. Mangkunegara V sangat suka pada wayang, baik wayang orang,

wayang kulit purwa, wayang gedhog maupun wayang klithik. 19

Mangkunegara V membangkitkan kembali nilai budaya jiwa ksatria dan adat

sopan santun yang halus dalam wayang. Kehadiran wayang orang dalam sistem

budaya keraton mempunyai sistem nilai dalam pranata ksatria Jawa yang telah kena

pengaruh Hindu dan Islam. Menurut Stutterheim, bahwa wayang merupakan suatu

khazanah budaya yang penuh dengan nilai-nilai kesopanan dan bentuk hidup.20

Sebagai ekspresi budaya Jawa, wayang memiliki cita rasa hidup tentang watak

dan sikap hidup yang memberi ilham kepada kehidupan pribadi dan ini patut

diteladani. Di sini mengandung cita-cita yang indah dan halus dari ksatria yang tak

gentar serta tanpa cela, cita-cita kesetiaan kepada raja, kesederhanaan dan ketabahan

hati, serta mampu menahan diri yang sempurna. Oleh karena itu konsep paham

ksatria dalam kebudayaan Jawa bukan sebuah unsur kebudayaan yang berdiri sendiri.

19 Suwaji Bastomi, Op.cit, hlm; 71 20 D. H Burger, Sejarah Ekonomis Indonesia dari segi Sosiologis Sampai Akhir Abad XIX,

Terjemahan Parjudi Atmosudirdjo, (Jakarta: Pradnya Paramita. 1983), hlm; 44

Page 39: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

CIRI WAYANG ORANG

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA V

Kebudayaan Jawa merupakan kebudayaan yang senantiasa bergerak

(dinamis), mengalami perkembangan yang terus menerus. Begitu pula dengan

wayang orang yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1938

Pigeaud berpendapat dan membuktikan, bahwa yang terkenal sebagai kebudayaan

Jawa (yang disebut kebudayaan wayang) adalah hasil pertumbuhan selama beberapa

abad. Menurutnya, adalah suatu kekeliruan jika orang menganggap bentuk dari isi

pergaulan hidup Jawa adalah warisan belaka dari zaman dahulu dan tidak

menunjukan pertumbuhan didalamnya.1

Kata wayang dalam bahasa Jawa Kuno berarti bayangan atau pertunjukan

bayangan. Seni pewayangan adalah seni pakeliran yang tokoh utamanya adalah

dalang. Seni ini merupakan gabungan antara seni tatah sungging (seni rupa) dengan

menampilkan tokoh wayang, seni musik atau gendhing yang mengiringinya,

wawancara atau dialog (antawacana). Dalam pertunjukan disajikan lakon yang

biasanya berisi ajaran atau pitutur hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia

atau berisi filsafat hidup orang Jawa. Dunia wayang dihuni oleh Dewa-dewa, Raja-

raja, Pangeran-pangeran, Putri-putri, Raksasa, Para Guru, dan para Punokawan.

1 D H Burger, Sejarah Ekonomis Indonesia dari segi Sosiologis Sampai Akhir Abad XIX,

Terjemahan Parjudi Atmosudirdjo, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983), hlm; 86-87

Page 40: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Semua anggota dari keluarga Jawa yang akrab, yang diikat oleh ikatan-ikatan

keakraban yang kuat.2

A. Awal mula munculnya wayang orang

Wayang orang telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai peninggalan

budaya dari nenek moyang terdahulu yang secara turun temurun telah diwariskan dari

generasi kegenerasi. Sejarah wayang orang : Istilah wayang orang dijumpai dalam

prasasti Wimalasmara (tahun 930) dan dalam prasasti Balitung (tahun 907) yang

menunjukan bahwa pada zaman mataram kuna sudah ada pertunjukan wayang orang

yang membawakan wiracarita Mahabarata dan Ramayana. 3

Kata wayang berarti ”bayangan”, sedangkan orang adalah yang memerankan

tokoh dalam permainan wayang tesebut. Wayang orang secara luas berarti sebuah

pertunjukan drama tari yang dipertunjukkan oleh manusia. Wayang orang

menggambarkan tentang kehidupan Mahabarata dan Ramayana yang diwujudkan dan

diperankan langsung oleh manusia dalam penokohan. Dapat disimpulkan bahwa

wayang orang adalah seseorang yang dillengkapi dengan pakaian sesuai dengan

perlengkapan wayang kulit dengan mengambil tema cerita Ramayana dan

Mahabarata. Wayang orang lebih tepat disebut drama, sandiwara atau teater

tradisional Jawa yang bercirikan: adanya pembawa acara atau dalang, tema cerita atau

lakon, pemain, penonton, musik, dialog berbahasa Jawa, dan disertai gerak tari. 4

2 Claire Holt, Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia, Terjemahan Soedarsono,

(Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2000) hlm; 155-156 3 R. M. Soedarsono, Wayang Wong “Drama Tari Ritual Kenegaraan Di Keraton

Yogyakarta”, (Yogyakarta: UGM Press, 1997), hlm; 1-92 4 Hersapandi, Wayang Wong Sriwedari “Dari Seni Istana Menjadi Seni Komersil”,

(Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 1999), hlm; 15-16

Page 41: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dari berbagai bentuk seni terdapat hubungan yang sangat erat dalam

perkembangan sejarahnya. Hal itu juga terdapat pada wayang (wayang kulit dan

wayang orang). Bahkan boleh dikatakan, wayang kulit dan wayang orang di Jawa

berkembangan berdampingan, yang satu mempengaruhi yang lain, atau bahkan bisa

dikatakan bahwa wayang orang adalah persamaan dari wayang kulit. Bila pada

pertunjukan wayang aktor-aktrisnya adalah boneka-boneka dari kulit, sedangkan

wayang orang adalah wayang yang aktor-aktrisnya adalah manusia.

Di Jawa dalam perkembangannya terjadi hubungan erat dan saling

mempengaruhi antara wayang kulit, wayang orang, dan seni rupa pada masa lampau.

misalnya, gaya tari pada zaman Mataram Kuna di Jawa Tengah (abad ke-8 sampai

abad ke-10), sama dengan gaya tari yang terpahat pada relief-relief candi Borobudur

dan candi Prambanan.5 Wayang orang merupakan bentuk baru dari wayang

sebelumnya yaitu wayang topeng. Menurut Kusumodilogo dalam tulisannya berjudul

Sastramiruda dinyatakan, wayang orang tersebut dipertunjukkan untuk pertama

kalinya pada pertengahan abad ke-18 (1760-an) dengan lakon Wijanarka.6

B. Wayang orang di Pura Mangkunegaran

Istana Mangkunegaran sebagai pecahan keraton Surakarta membuat drama

tari wayang orang. Lahirnya wayang orang di Istana Mangkunegaran berhubungan

dengan masa Renaissance Kasusastraan Jawa (abad ke 18-19) yang ditandai dengan

penulisan kembali Kakawin dalam bahasa Kasusastraan Jawa baru. Wayang orang di

5 Hersapandi. Op.cit. hlm; 15-16 6 Ibid. hlm;21

Page 42: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

istana Mangkunegaran pertama kali muncul pada masa pemerintahan Mangkunegara

I (1757-1796), Wayang orang di istana Mangkunegaran pertama diciptakan oleh

Mangkunegara I. Wayang orang Mangkunegaran mengalami kemunduran pada masa

pemerintahan Mangkunegara II dan Mangkunegara III. Baru pada masa pemerintahan

Mangkunegara IV (1853-1881), wayang orang Mangkunegaran muncul kembali

bersamaan dengan munculnya Langendriyan dan digunakan sebagai sajian yang

sakral di dalam istana. Wayang orang Mangkunegaran mengalami perkembangan dan

berada pada masa kejayaanya pada masa Mangkunegara V (1881-1896).7

Perkembangan wayang orang Mangkunegaran dari masa ke masa, dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Wayang orang pada masa Mangkunegara I

Wayang orang Mangkunegaran pertama kali dipentaskan pada tahun 1760.

Pada waktu itu pemain wayang orang terbatas pada abdi dalem istana. Pada waktu itu

wayang orang hanya dinikmati oleh kerabat Mangkunegaran dan para punggawa saja.

Pakaian yang dikenakan para penari wayang orang pada waktu itu masih sangat

sederhana, yakni tidak jauh berbeda dengan pakaian adat Mangkunegaran yang

digunakan sehari-hari. Latihan dan pertunjukan wayang orang pada waktu itu

diselenggarakan di Pura Mangkunegaran. Selain untuk hiburan dan apresiasi wayang

orang pada waktu itu juga digunakan untuk menyampaikan ajaran-ajaran. Lakon

pertama yang diciptakan Mangkunegara I adalah Wijanarka. Sejak kemunculannya

wayang orang penuh dengan muatan tentang ajaran hidup dan keagamaan.

Munculnya wayang orang pertama kali di istana Mangkunegaran pada waktu itu

7 Ibid. hlm; 17-27

Page 43: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

mendapat tanggapan baik dari kalangan bawah maupun kalangan bangsawan

setempat. 8

2. Wayang orang pada masa Mangkunegara II

Pada masa Mangkunegara II wayang orang di istana Mangkunegaran

mengalami kemunduran, hal ini disebabkan kurangnya perhatian Mangkunegara II

terhadap seni pertunjukan istana khususnya wayang orang karena Mangkunegara II

lebih senang dalam hal keprajuritan dan militer. Wayang orang dan seni pertunjukan

jarang sekali dipentaskan bahkan tidak pernah dilakukan dan ditinggalkan, adapun

seni pertunjukan yang digelar pada waktu itu hanya untuk kesenangan para putra dan

kerabat saja. Keterlibatan Mangkunegara II terhadap kesenian khususnya seni

pertunjukan tidaklah banyak. Kegiatan seni pertunjukan hanya dilakukan oleh yang

berminat saja, kesenian di Pura Mangkunegaran pada waktu itu memang mendapat

perhatian, akan tetapi tidak seperti pada masa Mangkunegara I dan hanya sebatas

penyaluran bakat bagi yang berminat agar warisan budaya tidak hilang begitu saja.9

3. Wayang orang pada masa Mangkunegara III

Tidak banyak berubah dengan apa yang terjadi pada masa Mangkunegara II,

Karena perhatian Mangkunegara III terhadap kesenian kurang, maka kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan seni pertunjukan istana khususnya wayang orang

sangatlah minim dan dibatasi. Hal tersebut disebabkan karena Mangkunegara III

sendiri tidak memiliki keahlian dan kegemaran dalam bidang seni. Perhatian

8 Suwaji Bastomi, Karya Budaya Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Harya I-VIII . hlm; 24-25 9 Ibid. hlm; 41-42

Page 44: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Mangkunegara III terhadap seni pertunjukan khususnya wayang orang hanya sebatas

untuk mempertahankan tradisi dan warisan seni budaya Mangkunegaran saja.10

4. Wayang orang pada masa Mangkunegara IV

Setelah dua periode sebelumnya wayang orang tidak mucul barulah pada

masa Mangkunegara IV wayang orang di istana Mangkunegaran dimunculkan

kembali, wayang orang muncul kembali bersamaan dengan munculnya langendriyan

dan digunakan sebagai sajian yang sakral di dalam istana. Pada masa ini wayang

orang mejadi seni klangenan adiluhung. Hal ini tidak terlepas karena Mangkunegara

IV sendiri mempunyai kegemaran dalam bidang kesenian. Latihan dan pertunjukan

wayang orang diselenggarakan di Pura Mangkunegaran. Selain untuk hiburan dan

apresiasi wayang orang pada waktu itu juga digunakan untuk menyampaikan ajaran-

ajaran. Mangkunegara IV menggunakan tema cerita dalam pementasan wayang orang

di istana Mangkunegaran sebagai media pendidikan, seperti yang ada di dalam Serat

Tripama dan Serat Candrarini, Serat Tripama pada intinya adalah mengungkap tiga

pahlawan yang diharapkan dapat menjadi panutan masyarakat Jawa, yaitu

Kumbakarna, Patih Suwanda dan Prabu Karna. Sedangkan dalam Serat Candrarini

mengungkapkan wanita-wanita ideal Jawa, yang disimbolkan istri-istri Arjuna.11

5. Wayang orang pada masa Mangkunegara V

Mangkunegara V tidak saja meneruskan bentuk kesenian yang diwarisinya,

tetapi mencoba lebih memantapkan atau menyempurnakannya. Pada masa ini wayang

orang Mangkunegara mengalami puncak perkembangannya dan berada pada masa

10 Ibid. hlm; 48-49 11 Ibid. hlm; 58-59

Page 45: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kejayaanya, yang ditandai adanya pembakuan tata busana wayang orang.

Mangkunegara V melakukan pembaharuan dalam hal penari, pada masa

Mangkunegara V mulai tampil penari wanita yang memerankan tokoh-tokoh wanita

selain itu Mangkunegara V juga mengembangkan lakon-lakon carangan.12

C. Perkembangan wayang orang pada masa Mangkunegara V

Perkembangan wayang orang, menurut Clifford Geertz munculnya wayang

orang pada abad pertengahan abad ke-18 merupakan bagian dari kebangkitan seni

klasik Jawa setelah mendapat pukulan karena masuknya agama Islam. Pernyataan

Greetz itu kiranya cukup beralasan mengingat bahwa pada masa Kerajaan Demak,

kemudian Kerajaan Pajang dan diteruskan Kerajaan Mataram Islam sampai Kerajaan

mataram Kartasura tidak ditemukan data-data tentang pertunjukan wayang orang.

Baru sesudah perjanjian Giyanti yang ditandai pecahnya Kerajaan Mataram di bagi

menjadi dua yaitu Kerajaan Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta,

kemudian Kerajaan Kasultanan dibagi lagi menjadi Kasunanan Surakarta dan

Kadipaten Mangkunegaran pada perjanjian Salatiga tahun 1757, secara bersamaan Sri

Sultan Hamengku Buwana I dan Sri Mangkunegara I menciptakan wayang orang

sebagai suatu atribut kebesaran pemerintahannya.13

Krisis ekonomi di istana berpengaruh besar pada perkembangan wayang

orang. Penghapusan pemanggungan wayang orang sebagai agenda rutin di istana

Mangkunegaran, tidak membuat keberadaan wayang orang hilang. Hal ini

12 Rustopo, Menjadi Jawa “Orang-Orang Tionghoa Dan Kebudayaan Jawa”, (Yogyakarta:

Ombak, 2007), hlm; 110-111 13 Hersapandi. Op.cit. hlm; 17-19

Page 46: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dikarenakan, para aktor wayang orang, entah lebih disebabkan oleh alasan ekonomi

ataukah karena memang adanya motivasi estetis, justru mengembangkan kemampuan

mereka di wilayah publik. Sejak itu, wayang orang berkembang sebagai seni

panggung rakyat, tentu saja dengan beberapa sentuhan perubahan dari format

awalnya sebagai seni elit.

Wayang orang di istana Mangkunegaran mengalami masa kejayaannya pada

masa Mangkunegara V, karena dalam pementasannya wayang orang Mangkunegaran,

Mangkunegara V sangat mementingkan kekuatan dramatis tanpa kehilangan sifat

Jawa-nya. Berdasarkan pemikiran dan penekanan kekuatan dramatis itu, maka sudah

sewajarnya bila dalam pementasan wayang orang dikembangkan kembali dengan

melakukan pembaharuan. Pembaharuan baru itu tampak pada busana yang dikenakan

para pemain, pemain wayang orang dan lakon-lakon yang dimainkan.

a) Perkembangan busana

Guna meperkuat nilai dramatik pementasan wayang orang, Mangkunegara V

mengadakan pembaharuan dalam bidang busana. Pada awal kemunculanya pada

masa Mangkunegara I hingga masa Mangkunegara IV busana yang dikenakan para

penari wayang orang Mangkunegaran masih sangat sederhana, yakni tidak jauh

berbeda dengan pakaian adat Mangkunegaran yang digunakan sehari-hari. Pada

awalnya busana wayang orang selalu kembar mirip busana tari Wireng, Baru pada

masa Mangkunegara V, diciptakan busana khusus yang digunakan para penari

wayang orang Mangkunegaran. Adapun busana itu adalah busana baru yang

mengikuti perwujudan busana wayang kulit purwa. Penggubahan busana baru itu di

ilhami oleh patung Bima dan relief-relief pada candi sukuh. Dari sumber-sumber itu

Page 47: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kemudian diciptakan perabot busana wayang orang, Busana-busana baru itu antara

lain: makutha, kelat bahu, sumping, praba, dan uncal badhong. Dengan perubahan

busana ini akan memberi kemudahan bagi penonton, untuk membedakan antara tokoh

yang satu dengan tokoh lainya.14

Penggolongan perwatakan tari dalam wayang orang diselaraskan dengan

perwatakan tata rias dan busana, sehingga perpaduan unsur-unsur itu memberi makna

dan simbol tertentu bagi tokoh wayang yang bersangkutan. Sebagaimana dalam

wayang kulit atribut-atribut tertentu menunjuk pada tokoh-tokoh tertentu baik

menunjuk pada karakteristik maupun status sosial.

Wayang orang Mangkunegaran mengalami transformasi tata busana dan

perkembangan pada masa pemerintahan Mangkunegara V. Tata busana wayang

orang mengambil bentuk-bentuk tata busana wayang kulit purwa, yaitu tata busana

manusia pada zaman Budha, terutama bagi orang yang sudah masuk di lingkungan

Negara (keraton) seperti raja, pandhita, pembesar-pembesar kerajaan, pangeran atau

para sentana, dan prajurit. Sebagai gambaran, berikut ini adalah deskripsi tata busana

wayang orang ciptaan Mangkunegara V, yaitu:

Kelengkapan tata busana kebesaran raja Binathara pada wayang kulit:

1. (a) Makutha, ngukasri martu kuntha

(b) Jamang madrakara

(c) Kawaca garudawali

(d) Karawistha hendra braja

14 R. M. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, (Yogyakarta: UGM

Press, 2002), hlm; 222-223

Page 48: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. (a) Sumping ngambara

(b) Sengkang boma

3. Cacandhang hendrakala

4. (a) Dawala tali praba

(b) Calumpring bujang kara

5. (a) Kalung tri ujung

(b) Tebah jaja sulardi

(c) Praba kuntha bajra

6. Gelang bau warna (kelad bau mas sinangling)

7. Binggel waliyasa

8. (a) Karencong kara wali

(b) Bidaka ganda wari

9. Celana15

Tata busana untuk Harya Prabu Anom dengan tata busana nata-binathara,

bedanya hanya tanpa menggunakan mahkota dan praba. Untuk tata busana kebesaran

patih dan wiradikara (senopati perang), bedanya dengan Harya Prabu Anom hanya

pada pemakaian praba. Untuk tata busana pandhita atau brahmana menggunakan

kopiah, baju dan kain sedangkan perlengkapannya sama seperti lainnya.

Berikuti ini adalah kelengkapan tata busana wayang orang Mangkunegaran

yang diilhami dari tata busana wayang kulit K.G.P.A.A Prabu Prangwadana V, yaitu:

15 K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana V, Pratelan Busananing Ringgit Tiyang, (Surakarta: Rekso

Pustoko), D 171

Page 49: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1. Mahkota kerajaan Binathara digubah menjadi tropong dari kain sutera

atau beludru. Untuk raja bawahan memakai kethu dari sutera atau

beludru yang di atasnya diletakkan nyamat (tombol kuluk) saduran.

2. Jejamang digubah kulit ditatah karawitan pinarada, disebut jamang.

3. Sanggening gelung pekesi garudha anglayang.

4. Gegombyoking makhutha tidak pakai.

5. Sesumping yang digubah dari kulit tatahan pinarada, disebut sumping

dengan ronce pipontoning renda ginombyok.

6. Anting-anting tidak pakai.

7. Cacandhang yang digubah menjadi semacam sondher (sampur) dibuat

dari sutera, diujung ada yang diberi lugasan atau binara.

8. Ulur-ulur yang digubah menjadi semacam kalung herloji dengan

karset, emas atau saduran (tiruan).

9. Calumping tidak pakai.

10. Kalung yang digubah menjadi sangsangan wulan tumanggal.

11. Tebah jaja tidak pakai.

12. Praba yang digubah menjadi semacam kulit yang ditatah lung-lungan

pinarada, disebut sraba.

13. Kelat bau yang digubah menjadi semacam tiruan rineka paksi.

14. Gegelang yang digubah tiruan binggel aben unjung atau seperti ular.

15. Keroncong yang digubah semacam kulit pinarada disebut rencong.

16. Tarumpah tidak pakai.

17. Badhong yang digubah menjadi kulit pinarada disebut badhong.

Page 50: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

18. Celana yang digubah menjadi lancingan panji-panji dengan timbangan

slaka, memakai kain prajuritan yaitu jenis kain parang rusak atau

praosan, peningset cinde dengan bara, tinimangan sela dengan janur

wenda dan bludru, memakai wangkingan, jejeripun sinelut sela

ginombtok ing puspita rumonce (diberi hiasan rangkain bunga).16

Seperti halnya pada tata busana wayang kulit untuk tata busana Haryo Prabu

Anom dengan tata busana kebesaran raja Binathara, tetapi tidak memakai tropong

dan praba. Demikian juga untuk tata busana patih dan senopati, perbedaan dengan

tata busana Haryo Prabu Anom terletak pada pemakaian praba. Tata busana para

ksatria dan para prajurit agak mirip dengan tata busana patih dan senopati, akan tetapi

dengan memakai kain batik bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Disamping

tata busana, dikreasi juga beberapa senjata wayang kulit dengan bentuk modifikasi

sesuai dengan kebutuhan wayang orang seperti dhuwung (keris), jemparing jekrek

atau gendhewa dan nyenyep, gada, sing dikreasi lameng.17

Tata busana tiap tokoh disesuaikan dengan perwatakan tarinya. Simbolisasi

warna selaras dengan karakteristik seperti merah sebagai simbol sifat pemberani, suka

marah, sombong, dan jahat digunakan untuk tokoh Rahwana atau Baladewa, warna

hitam untuk tokoh rendah hati sebagai simbol kebijaksanan dan kematangan untuk

tokoh Yudistira dan Arjuna serta Rama, warna putih untuk simbol kesucian untuk

tokoh pendita atau brahmana, warna kuning sebagai simbol kemegahan. Pemakaian

16 Hersapandi. Op.cit. hlm; 52-54 17 Ibid. hlm; 54

Page 51: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tata warna didasarkan pada warna yang kuat atau dominan dengan kombinasi warna-

warna lain yang selaras.18

b) Perkembangan Penari wayang orang

Pada masa Mangkunegara V mulai tampil para penari wanita yang

memerankan tokoh-tokoh wanita. Semula wayang orang hanya dimainkan oleh penari

pria saja dan terbatas pada abdi dalem saja, penari wayang orang berkembang tidak

hanya abdi dalem saja, para sentana atau keluarga bangsawan juga ikut memainkan

wayang orang di istana Mangkunegaran, perkembangan tidak terbatas hanya itu saja

para wanita yang semula dianggap sakral dan tidak pernah ada dalam pementasan

wayang orang di istana pada masa Mangkunegara V mulai dimunculkan.19

Mangkunegara V dalam pementasan wayang orang sangat mementingkan

kekuatan dramatis. Berdasarkan pemikiran dan kekuatan dramatis itu, maka sudah

sewajar bila Mangkunegara V dalam pementasan wayang orang dikembangkan

kembali dengan melakukan pembaharuan. Karena telah terjadi pergeseran fungsi

pementasan dari sakral menjadi hiburan, maka Mangkunegara V memasukkan penari

wanita dalam wayang orang di istana Mangkunegaran untuk menambah daya tarik

penonton.

Tampilnya penari wanita dalam wayang orang di istana Mangkunegaran

merupakan bentuk pertunjukan yang baru, karena di daerah lain belum ditemukan.

Mangkunegara V sangat menghargai kebangkitan wanita di Surakarta dari status

kanca wingking (teman belakang) kearah emansipasi, persamaan hak dan derajat

18 Ibid. hlm; 5 19 Rustopo. Op.cit. hlm; 110

Page 52: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan kaum pria. Pandangan Mangkunegara V yang mendukung emansipasi wanita

mengilhaminya, untuk melakukan penataan kembali seni-seni pertunjukan, terutama

dalam menghadirkan peran penari wanita dalam wayang orang Mangkunegaran.

Hadirnya peran wanita dalam wayang orang, dijadikan monumen Mangkunegara V

dalam melukiskan kondisi sosial masyarakat Surakarta pada saat itu. 20

Selain memasukkan penari wanita kedalam wayang orang istana

Mangkunegaran, Mangkunegara V juga orang pertama yang mencetuskan peran

campuran dalam pertunjukan wayang orang. Peran campuran di sini adalah, wayang

orang yang dipentaskan secara campuran antara para bangsawan, abdi dalem dan

penari wanita.

Pada sajian sebelumnya, wayang orang di istana Mangkunegaran hanya

diperankan para abdi dalem saja, kemudian dalam perkembanganya Mangkunegara V

membagi wayang orang Mangkunegaran menjadi 3 kelompok, yakni wayang orang

sentana (keluarga istana), wayang orang abdi dalem, dan wayang orang putri. Yang

membedakan dari ketiganya antara lain adalah pemain dan busana yang dikenakan.21

Wayang orang sentana ialah wayang orang yang diperankan oleh para

sentana atau keluarga bangsawan istana, seperti: KPH Handoyokusumo, RM

Subyakto, dan RM Suprapto. Busananya dibuat dari sutra, emas, intan, dan berlian.

Cara berbusananya telah disiapkan dari rumah masing-masing, kemudian bila akan

dimulai pentas baru berkumpul pada sebuah kamar khusus. Karena jenis wayang

20 Bandung Gunadi, Mangkunegara V 1891-1896, Seniman Besar Penampil Peran Penari

Wanita Dalam Teater Tradisional Wayang Orang, (Surakarta, 1992), hlm; 72 21 Sayid, Babad Sala, (Surakarta: Rekso Pustoko), hlm; 11. B. 291

Page 53: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sentana ini, mulai dari pemain dan busananya mempunyai nilai tinggi; maka wayang

orang ini hanya dapat disaksikan oleh kaum bangsawan saja.22

Wayang orang abdi dalem ialah wayang orang yang diperankan oleh para

abdi dalem atau pegawai istana Mangkunegaran. Dalam hal berbusana, para pemain

tidak diperbolehkan untuk mengenakan busana seperti wayang orang sentana, mereka

hanya diperbolehkan untuk mengenakan busana imitasi wayang orang sentana.

Wayang orang ini pementasanya dapat disaksikan oleh kaum bangsawan dan rakyat

kebanyakan.23

Wayang orang wanita ialah wayang orang yang diperankan oleh para abdi

dalem wanita Kinasih (pelayan wanita kesayangan) atau Kenya Puspita (gadis cantik)

kaum bangsawan istana Mangkunegaran. Kelompok wayang orang ini dapat

dipentaskan secara campuaran, sewaktu-waktu dapat bergabung dengan kelompok

wayang orang sentana, dan sewaktu-waktu dapat bergabung dengan kelompok

wayang orang abdi dalem. Untuk kelompok wayang orang abdi dalem dan kelompok

wayang orang wanita, dalam mempersiapkan diri maupun berbusana berkumpul pada

kamar yang dekat dengan pementasan.24

c) Perkembangan lakon

Masa kejayaan wayang orang Mangkunegaran tidak terbatas pada

perkembangan busana dan penari saja, tetapi juga pada penciptaan naskah lakon.

Persoalan lain di sini, ialah suatu ide atau gagasan apa yang ada di balik pementasan

wayang orang. Dalam sebuah pentasannya wayang orang di istana Mangkunegaran

22 Ibid. hlm; 11 23 Ibid. hlm; 11-12 24 Ibid. hlm; 12

Page 54: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

mempunyai makna yang tersirat di dalam lakon yang dibawakannya. Perlu diketahui,

bahwa Mangkunegara V seorang penguasa tertinggi di istananya, sekaligus seniman

besar. Di dalam pertunjukan wayang orang Mangkunegara V dikenal sebagai seorang

dalang, yang menjadi panutan dan mampu menuangkan gagasan-gagasan yang baik

bagi masyarakat. Banyak ditemukan sumber mengenai naskah lakon carangan

wayang orang di istana Mangkunegaran yang disusun berdasarkan ide dan gagasan

Mangkunegara V.

Pada waktu itu selain menampilkan lakon-lakon pokok dari epos Ramayana

dan Mahabarata, Mangkunegara V juga mengadakan pembaharuan wayang orang

dalam bidang lakon. Bila dibandingkan dengan wayang orang di keraton Yogyakarta,

dalam periode yang sama, yakni pada masa Hamengku Buwono VII (1887-1921)

wayang orang di istana Mangkunegaran di masa Mangkunegara V mengalami

perkembangan yang lebih maju terutama dalam menampilkan lakon-lakon carangan.

Persoalan lain sangat menarik dalam wayang orang di istana Mangkunegaran

berkaitan dengan lakon carangan yang di tampilkannya, Mangkunegara V sangat

berani menampilkan lakon-lakon carangan yang diilhami oleh nilai-nilai kewanitaan,

yang belum banyak ditampilkan di keraton Yogyakarta. 25

Dari kesekian pembaharuan yang dilakukan Mangkunegara V, nampaknya

tampilnya lakon-lakon carangan baru mempunyai nilai yang paling dalam. Hal ini

dalam kaitannya dengan fungsi seorang dalang, dalam hal ini Mangkunegara V

sebagai juru hibur, komunikator sosial, dan pelestari budaya.

25 R. M. Soedarsono. Op.cit. hlm; 29

Page 55: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Untuk mengantar uraian mengenai gagasan-gagasan Mangkunegara V yang

tertuang dalam lakon-lakon carangan wayang orang yang disusunnya, lebih dahulu

dapat diambilkan contoh lakon carangan yang dalam pementasannya mempunyai

tujuan seperti itu. Dua lakon carangan yang terciptanya mengungkap gagasan

penting dari si pencipta yaitu lakon Gandawardaya karya Hamengku Buwono I dan

lakon Wijanarka karya Mangkunegara I.

Lakon Gandawardaya merupakan lakon wayang orang pertama di keraton

Yogyakarta. Lakon ini menceritakan pertarungan antara dua saudara tiri,

Gandawardaya dan Gandakusuma, keduanya putra Arjuna. Terjadi peperangan

diantara keduanya itu, karena mereka saling mengenal. Pada akhir cerita, Punakawan

Semar dan Prabu Kresna menasehati mereka yang sedang bertengkar. Isi nasehatnya,

bahwa mereka berdua adalah masih bersaudara, putra Arjuna. Dengan nasehat itu

akhirnya keduanya salaing memaafkan dan hidup rukun.26

Menurut Soedarsono, lakon Gandawardaya merupakan simbol perang sipil

antara Mangkubumi (Hamengku Buwono I) dengan Pakubuwono III (1749-1788) dan

berakhir setelah ditengahi oleh orang Belanda melalui perundingan antara keduanya.

Dalam hal ini bahwa orang Belanda sering dianggap oleh orang Jawa sebagai

Punakawan Semar dan Prabu Kresna, yang nasehatnya bagi kedua saudara di sini

mengandung kebijaksanaan paling tinggi.

Lakon Wijanarka merupakan lakon wayang orang pertama di istana

Mangkunegaran. Lakon ini merupakan lakon sempalan dari lakon pokok Babad

Wanamarta, menceritakan tentang peranan Wijanarka (nama muda Arjuna) dalam

26 Bandung Gunadi. Op.cit. hlm; 85-86

Page 56: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

turut membersihkan hutan Wanamarta, hingga menjadi kota besar dan ramai yaitu

Negara Amarta. Wijanarka sendiri menerima sebagian wilayah Negara itu dari Prabu

Puntadewa (kakaknya) dan kemudian di bangun menjadi Kesatrian madukara. Lakon

ini diinterpretasikan, merupakan simbol perjuangan Mangkunegara I (RM Said)

melawan Pakubuwono II, Pakububono III, Hamengku Buwono I, dan Belanda.

Perjanjian Salatiga tahun 1757 mengakhiri perjuangan Mangkunegara I, kemudian ia

menerima sebagian wilayah Pakubuwono III. Wilayah itu ialah Mangkunegaran, yang

dilukiskan dalam cerita sebagi Kesatrian Madukara.

Ulasan dua lakon carangan di muka, lakon Gandawardaya dan lakon

wijanarka, pada hakekatnya merupakan monumen perjuangan Hamengku Buwono I

dan Mangkunegara I. berdasarkan fenomena-fenomena ini, maka seorang dalang

dalam menyusun lakon carangan tidak dapat dianggap mudah. Seorang dalang

mempunyai pekerjaan yang sulit serta berkewajiban luhur, ia harus dapat menjadi

panutan dan mampu menuangkan gagasan-gagasan yang baik dalam hasil karyanya di

masyarakat. Kecuali bahasan dua lakon carangan itu, wayang dan lakon-lakon

carangan merupakan media untuk menuangkan gagasan-gagasan seorang dalang.

Seni pertunjukan wayang orang dan tema-tema ceritanya dijadikan monumen

perjuangan serta media untuk penuangan gagasan seorang dalang, seperti seniman

terdahulu Hamengku Buwono I, Mangkunegara I, dan Mangkunegara IV. Begitu juga

dengan Mangkunegara V menggunakan wayang orang sebagai media komunikasi

sosial. Lakon-lakon carangan yang berhasil disusun dan dapat berkembang di

masanya, antara lain lakon yang bersumber dari Epos Mahabarata; seperti Kresna

Saraya (1883), Pergiwa (1883), Abimanyu Yagnya (1884), Arjunawibawa (1884),

Page 57: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Irawan Maling (1885), Gilingwesi (1885), Irawan Yagnya (1885), dan Sembadra

Larung. Lakon yang bersumber dari Cerita Panji; seperti Ngrenasmara (1885), Dewi

Endrawati (1886), Angreni Leno, dan Madubranta. Serata lakon yang bersumber dari

Babad Majapahit seperti Damarwulan Ngarit dan Menakjinggo Leno (1884), dan Sri

Kenya Wibawa.27 Tidak kurang 15 lakon carangan wayang orang berkembang di

istana Mangkunegaran pada masa pemerintahan Mangkunegara V.

27 Ibid. hlm; 88-89

Page 58: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN WAYANG ORANG

SAMPAI AWAL ABAD XX

Seni pertunjukkan wayang orang pada masing-masing daerah memiliki

karakter tersendiri, baik di istana Mangkunegaran maupun di Keraton Yogyakarta.

Wayang orang Mangkunegaran berasal dari tradisi pertunjukkan seni Istana

Mangkunegaraan. Kehadiran wayang orang Mangkunegaran tidak lepas dari motif

politik dari raja sebagai penguasa tunggal kerajaan. Wayang orang di Surakarta

diciptakan oleh Mangkunegara I pada abad XVIII yang tujuannya untuk memberikan

dorongan semangat bagi rakyatnya dalam berjuangan melawan pemerintahan kolonial

Belanda.1

Wayang orang adalah suatu drama tari berdialog prosa yang ceritanya

mengambil dari epos Ramayana dan Mahabarata. Konsepsi dasar wayang orang

adalah mengacu pada wayang kulit purwa, oleh karena itu wayang orang dapat

dikatakan sebagai personifikasi dari wayang kulit purwa. Transformasi wayang kulit

ke dalam wayang orang sebagai ekspresi artistik sebagai langkah kreatif dan inovatif

dalam kesenian tentu melahirkan tata nilai baru perkembangan seni tari Jawa, yang

dalam perkembangannya menjadi pedoman dasar seni tari klasik.

Keselarasan estetis wayang orang sangat kuat dipengaruhi oleh struktur

wayang kulit purwa. Peran-peran yang dilakukan oleh aktor dan aktris, ditarikan

1 Hersapandi, Wayang Wong Sriwedari “Dari Seni Istana Menjadi Seni Komersil”,

(Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 1999), hlm; 3

Page 59: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

seperlunya saja sesuai dengan perwatakan tari. Gaya dan nada berbicara disesuaikan

dengan masing-masing peran baik prosa maupun yang dibumbui dengan tembang.

Tata rias dan busana disesuaikan dengan masing-masing peran, mengikuti norma-

norma pada wayang kulit purwa.

Dalang berfungsi memberikan uraian atau pengantar adegan-adegan dari

waktu ke waktu. Struktur dramatik wayang orang tetap mengikuti struktur dramatik

wayang kulit purwa dalam kesatuan sistem pathet. Demikian juga keluar dan

masuknya penari, dari sisi kanan atau kiri disesuaikan dengan masing-masing peran.

Wayang orang di istana Mangkunegaran mempunyai kesamaan dengan

wayang orang di keraton Yogyakarta. Kesamaan itu dalam hal pemakaian cerita

wayang purwa, penggunaan tari, dan dialognya diucapkan oleh penari, sementara

bagian-bagian cerita diucapkan oleh dalang (untuk istana Mangkunegaran) atau

pemaca kandha (untuk keraton Yogyakarta). Namun ada perbedaan antara wayang

orang di istana Mangkunegaran dengan wayang orang di keraton Yogyakarta, yaitu;

a. Wayang orang di istana Mangkunegaran dalam perkembanganya peran-

peran wanita ditarikan oleh wanita yang biasanya di sebut abdi dalem Tledek

atau Kenya Puspita, sedangkan di keraton Yogyakarta semua peran tetap

ditarikan oleh penari pria, Bila dibandingkan dengan keadaan yang ada di

keraton Yogyakarta, istana Mangkunegaran terlalu berani dalam bertindak.

Menurut pandangan Sultan, bahwa pertunjukan kesenian bukan sekedar untuk

seni saja, melainkan mempunyai nilai yang tinggi bagi kehidupan masyarakat

Jawa, bahkan di keraton Yogyakarta wayang orang dijadikan pusaka.

Page 60: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Wayang orang di istana Mangkunegaran dialog dan alur ceritanya tidak

ditulis serta wayang orang tidak pernah mendominasi budaya istana,

sedangkan yang terjadi di keraton Yogyakarta sebaliknya.

Sikap keberanian Mangkunegara V terhadap pementasan wayang orang ialah

mengadakan perubahan fungsi pementasan. Pementasan wayang orang yang mulanya

hanya difungsikan untuk hiburan para bangsawan istana, kemudian dapat disaksikan

oleh masyarakat umum di luar istana, keadaan ini dapat membangkitkan minat orang-

orang yang ikut menyaksikan, untuk membentuk kelompok-kelompok wayang orang

diluar tembok istana dengan meniru wayang orang di istana, yang dianggapnya

merupakan seni pertunjukan yang sangat menarik.

Pramila saben ing Pura Mangkunegaran wonten gebyagan ringgit tiyang ingkang sami ningali prasasat ngebeki pelataran. Nanging dangu-dangu saking kathahipun tiyang, lajeng wonten ingkang paben, dados kerengan. Malah wonten ingkang ketaton. Pramila tetingalan ringgit tiyang wau lajeng kabibaraken. Sabibaring ringgit tiyang ing Mangkunegaran, tetiyang alit ingkang sawaunipun ngabdi dados ringgit tiyang kangge barangan sarana kabayaraken dhateng tiyang-tiyang ingkang ningali.2 Yang artinya adalah: setiap di istana Mangkunegaran di pentaskan wayang orang, banyak orang yang melihat bagaikan memenuhi halaman muka “Pendapa Agung”. Namun lama-lama karena banyaknya orang, kemudian ada yang cekcok, hingga terjadi konflik fisik. Bahkan sampai ada yang terluka. Maka pementasan wayang orang tadi dibubarkan. Dengan bubarnya wayang orang di istana Mangkunegaran, orang kebanyakan yang tadinya menjadi pemain wayang orang, mencoba-coba membuat kelompok-kelompok wayang orang untuk barangan dengan jalan dikomersilkan pada orang-orang yang melihat.

A. Fungsi Pementasan

Istana Mangkunegaran dapat diletakkan pada kerangka teratas dari pada

istana-istana di vorstenlanden, hal tersebut dikarenakan sikap istana Mangkunegaran

terhadap budaya asing. Sikap istana Mangkunegaran menghadapi budaya asing

2 Sayid, Babad Sala, (Surakarta: Rekso Pustoko, 1984), hlm; 110. B. 291

Page 61: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

adalah menganggap budaya tersebut sebagai bentuk budaya baru. Hal-hal tersebut

mempengaruhi pembaharuan-pembaharuan budaya di istana Mangkunegaran di

kemudian hari termasuk didalamnya seni pertunjukan wayang orang. Istana

Mangkunegaran mendapat banyak keistimewaan dari Pemerintah Belanda. Karena

kedekatan dan hubungan yang baik istana Mangkunegaran dengan Pemerintah

Belanda, memungkinkan terjadinya proses akulturasi budaya di antara keduanya.

Proses akulturasi yang merupakan pertemuan antara budaya Jawa dengan

budaya Barat terutama Belanda sebagai budaya baru, sangat mendukung terjadinya

pembaharuan dan perubahan di istana Mangkunegaran. Apalagi di pertengahan abad

ke-19 mulai diperkenalkannya era baru di wilayah Hindia Belanda oleh Pemerintah

Belanda. Perubahan penting terjadi pada Istana Mangkunegaran yaitu perubahan

sikap, yakni para bangsawan istana Mangkunegaran lebih terbuka terhadap dunia dan

budaya luar, selanjutnya dapat mengarahkan pada tata kehidupan di Mangkunegaran

di masa-masa berikutnya. Sikap terbuka terhadap kesenian yang dicetuskan oleh

Mangkunegara I, dan semakin diperluas lagi oleh Mangkunegara V. Mangkunegara V

berpandangan bahwa seni pertunjukan tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan

bangsawan saja tetapi juga untuk abdi dalem dan rakyatnya. Pandangan

Mangkunegara V yang demikian sangat mempengaruhi perubahan fungsi seni-seni

pertunjukan istana Mangkunegaran khusunya wayang orang. Fungsi seni-seni

pertunjukan istana Mangkunegaran pada awalnya hanya dinikmati kerabat keraton

saja, kemudian mengalami pergeseran kearah fungsi hiburan.

Karena seni-seni pertunjukan di istana Mangkunegaran mengalami pergeseran

fungsi yaitu dari fungsi sakral ke fungsi hiburan, maka istana Mangkunegaran tidak

Page 62: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

lagi mendominasi seni-seni pertunjukan. Kenyataan di istana Mangkunegaran ini bila

dibandingkan dengan kondisi yang terjadi di keraton Yogyakarta merupak suatu yang

kontroversial. Keraton Yogyakarata sengaja mengemas seni-seni pertunjukan

sedemikian rupa, sehingga fungsi-fungsi sakralnya tetap lestari. Sehubungan dengan

maksud melegitimasi kekuasaannya, keraton Yogyakarta dalam segala kegiatannya,

termasuk di dalamnya usaha pengembangan seni-seni pertunjukan. Di keraton

Yogyakarta seni-seni pertunjukan menjadi kiblat kehidupan masyarakatnya. Dengan

demikian, seni-seni pertunjukan terutama wayang orang benar-benar didominasi oleh

keraton.3

Penyebab bergesernya fungsi pementasan wayang orang di istana

Mangkunegaran adalah masuknya era pembaharuan yang disertai dengan keberadaan

Mangkunegara V sebagai seorang seniman yang sangat memperhatikan unsur

dramatis. Pergeseran fungsi sajian wayang orang Mangkunegaran dari fungsi sakral

ke fungsi hiburan, secara tidak langsung dalam pementasan wayang oarng lebih

menekankan pada daya tarik penonton.

Untuk menambah daya tarik sajian wayang orang di istana Mangkunegaran,

salah satu usahanya adalah Mangkunegara V menampilkan penari wanita dalam

wayang orang. Dengan tampilnya penari wanita yang berwatak halus, luwes, lebih

romantis, serta dapat mengekspresikan diri sesuai dengan tokoh yang diperankan,

maka pentas wayang orang akan lebih hidup dan memikat para penonton sebagai

bentuk seni hiburan. Penekanan pada unsur dramatis seperti telah disebutkan dimuka,

3 R. M. Soedarsono, Wayang Wong “Drama Tari Ritual Kenegaraan Di Keraton

Yogyakarta”, (Yogyakarta: UGM Press, 1997), hlm; 40

Page 63: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

menyebabkan tertutupnya nilai seni sebagai fungsi sakral. Karena wanita sering

mengalami tidak suci (haid), untuk wayang orang karaton Yogyakarta merupakan

pantangan. Sedangkan hal itu untuk istana Mangkunegaran telah diabaikan, dengan

mengingat fungsi hiburan yang dipentingkan. Jadi dengan tampilnya penari wanita

dalam wayang orang di istana Mangkunegaran, salah satu penyebabnya ialah bahwa

pentas wayang orang di istana Mangkunegaran tidak lagi difungsikan untuk fungsi

sakral tetapi untuk sajian hiburan. Di samping itu sajian wayang orang cenderung

digunakan sebagai saluran komunikasi sosial antara Mangkunegara V dengan

masyarakat, terutama di wilayah Surakarta.

B. Wayang orang di luar Istana Mangkunegaran

Wayang orang di Surakarta mula-mula merupakan bagian dari tradisi

pertunjukkan di keraton Mangkunegara yang bersifat eksklusif dan sakaral serta

hanya dimainkan di keraton, karena beberapa faktor terjadi perubahan :

1. Faktor Ekonomi

Krisis ekonomi yang terjadi di Istana Mangkunegaran sangat berpengaruh

dengan kelangsungan kegiatan seni pertunjukan di istana terutama wayang orang.

Krisis ekonomi Mangkunegaran disebabkan oleh Gagalnya panen kopi karena

serangan hama dan bangkrutnya pabrik gula karena beredar luasnya gula bit eropa di

pasaran. Untuk melestarikan seni wayang orang di keraton membutuhkan biaya yang

tidak sedikit, karena krisis keuangan istana Mangkunegaran tidak mampu lagi

membiayai kelangsungan wayang orang di istana. Sejak waktu itu wayang orang di

tiadakan dan sebagian besar abdi dalem kesenian (langenpraja), termasuk abdidalem

Page 64: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

wayang orang diberhentikan. Mereka yang diberhentikan itu kemudian membuat

kelompok-kelompok kecil dan mengadakan kegiatan mbarang di luar tembok

keraton.4 Penghapusan pemanggungan wayang orang sebagai agenda rutin di istana

Mangkunegaran ini ternyata tidak membuat keberadaan wayang orang hilang. Hal ini

dikarenakan, para aktor panggung wayang orang itu, entah lebih disebabkan oleh

alasan ekonomi ataukah karena memang adanya motivasi estetis, justru

mengembangkan kemampuan mereka di wilayah publik. Sejak itu, wayang orang

berkembang sebagai seni panggung rakyat, tentu saja dengan beberapa sentuhan

perubahan dari format awalnya sebagai seni elit.

Merosotnya seni wayang orang di Mangkunegaran sebagai akibat dari krisis

ekonomi di keraton ini menarik minat seorang pengusaha batik Tionghoa Surakarta

yang bernama Gan Kam. Gan Kam berhasil merayu Mangkunegara V untuk

memboyong wayang orang Mangkunegaran keluar tembok istana agar dapat

dinikmati oleh orang kebanyakan dan penduduk kota.

Gan Kam melanjutkan seni tradisi wayang orang tersebut diluar keraton. Dan atas

peranannya, seni wayang orang dari keraton itu bergeser menjadi bagian seni tradisi

pertunjukkan masyarakat yang tidak sakral lagi (desakralisasi) atau menjadi

pertunjukkan hiburan yang bersifat komersil dan populis dalam bentuk wayang

panggung (komersil).

Pada tahun 1895 Gan Kam membentuk rombongan wayang orang komersil

yang sumbernya dari wayang orang istana Mangkunegaran. Sebagian besar

pemainnya direkrut dari mantan abdi dalem penari wayang orang Mangkunegaran

4 R. M. Sayid, Ringkasan Sejarah Wayang, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1981), hlm; 58

Page 65: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

yang diberhentikan. Apa yang dilakukan Gan Kam ini merupakan bagian integral dari

kondisi perubahan sosial yang terjadi di Indonesia pada tahun 1870 sebagai akibat

dari diberlakukannya peraturan bernuansa liberal oleh pemerintah Belanda, yang

membebaskan siapa saja untuk melakukan usaha. Seni adalah produk sosial.

Sehubungan dengan itu, terjadinya perubahan sosial di sebuah Negara akan

menghadirkan gaya seni khas, sesuai dengan bentuk masyarakat yang ada pada saat

itu. Gan Kam merupakan kreator yang mampu menjawab tantangan zaman di tengah

perubahan sosial itu, yaitu menghadirkan gaya seni yang cocok untuk selera estetis

masyarakat urban (kota Surakarta) sekaligus sebagai usaha komersil.

2. Faktor Politik

Keluarnya wayang orang Mangkunegaran dari dalam istana, karena ada

keterlibatan pihak Kasunanan Surakarta yang bekerja sama dengan Cina

menyelenggarakan pentas panggung wayang orang. Ini dikarenakan pada awal

mulanya pihak Kasunanan melakukan hal semacam itu lebih disebabkan kenaifan

kenaifan politis pihak Kasunanan Surakarta, yang sengaja terlibat mengeluarkan

wayang orang dari dalam istana keluar istana dengan maksud ingin menyindir

merendahkan Kadipaten Mangkunegaran, bahwa identitas seni Kadipaten

Mangkunegaran adalah bukan seni yang elit, tetapi sejajar dengan tiyang mbarang.

Meskipun demikian, dinyatakan bahwa wayang orang panggung pada akhir

abad 19 dianggap ‘murahan’ dengan sebutan ‘tiyang barang’ karena tega menjual dan

melanggar nilai-nilai keramat dari istana untuk tujuan komersial. Pandangan negatif

tersebut mulai menipis setelah wayang orang istana ikut mulai terjun ke dunia bisnis

Page 66: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

sebagaimana dilakukan oleh pihak Keraton Kasunanan Surakarta, yang mendirikan

grup wayang orang panggung profesional di Taman Sriwedari pada awal abad 20.5

C. Tempat Pementasan

Pertunjukan wayang orang panggung kemasan Gan Kam diselenggarakan di

sebuah bangunan besar yang mampu menampung sekitar 200 penonton. Bangunan itu

diperkiranan bekas tempat pembatikan milik Gan Kam yang terletak di sebelah

selatan pasar Singosaren. Pementasan dilakukan di ats panggung yang diberi layar.6

Panggung tersebut ditinggikan sekitar satu meter, agar penonton dapat dengan jelas

melihat pementasn wayang orang sambil duduk. Panggung itu diberi bingkai

prosenium, layar depan, dan skenari kanvas drop dan wing yang dilukis dengan gaya

naturalistic untuk menggambarkan istana, hutan, candi, jalan, alun-alun dan lain-lain.

Penonton duduk menghadap secara frontal ke arah panggung. Tempat duduk

penonton dengan panggung terpisah oleh seperangkat gamelan.

Konsekuensi dari penggunana panggung prosenium sebagai tempat

pertunjkan adalah terjadinya perubahan garap estetika tari yang mendasar dari

wayang orang istana Mangkunegaran. Pertunjukan wayang orang istana biasanya

dilakukan di pendapa, di hadapa para penonton yang mengelilingi tempat untuk

menari (depan, belakang, kanan dan kiri). Para penari biasanya berorientasi ke empat

arah. Setiap sekaran (satuan bentuk gerak) diulang sebanyak empat kali dengan arah

hadap yang berbeda. Pada panggung proscenium, para penari menari dalam bingkai

5 Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm: 132 6 R. M. Soedarsono, Seni Pertunjukan dari Perspktif Politik, Sosial, dan Ekonomi,

(Yogyakarta: UGM Press, 1997), hlm; 113

Page 67: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang hanya berorientasi pada satu arah, yaitu kepada penonton yang hanya ada di

depan panggung. Selain perubahan garap estetika panggung, wayang orang panggung

juga menuntut unsur dramatologi atau skenario, dalam penggunaan skenario butuh

penyutradaraan.

D. Wayang Orang Panggung

Dampak kemrosotan keuangan Istana Mangkunegaran dan langkah

kebijaksanan Mangkunegara VI membawa arti tersendiri bagi perkembangan wayang

orang. Wayang orang tidak lagi menjadi monopoli di dalam istana, tetapi mengalami

mobilitas budaya menjadi seni pertunjukan kota yang bersifat komersil. Fenomena

penyebaran wayang orang keluar tembok istana terjadi sekitar tahun 1895, masa

terakhir pemerintahan Mangkunegara V. Perkembangan wayang orang sampai tahun

1895 hampir tidak pernah dijumpai di luar tembok istana dan pada tahun itu juga

sebuah grup wayang orang professional pertama didirikan oleh seorang pengusaha

Cina yang kaya yaitu Gan Kam. Dengan demikian tahun 1985 merupakan titik awal

perubahan dan penyebaran wayang orang keluar tembok istana. Dalam proses

pembentukan wayang orang professional ini para seniman istana terutama bekas para

abdi dalem wayang orang mempunyai peran besar dan strategis mengingat pada

waktu itu profesi seniman relatif terbatas. Pemerintahan Mangkunegara VI yang

sedang mengalami krisis keuangan dalam kebijaksanaan kesenian melakukan

penyederhanaan pertunjukan dan memberhentikan sebagian besar abdi dalem wayang

Page 68: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

orang. Para bekas abdi dalem wayang orang di kampung-kampung mendirikan grup

wayang orang atau menjadi anggota grup wayang orang barangan.7

Difasilitasi oleh Cina sebagai pengusaha dan Kasunanan Surakarta sebagai

penguasa wayang orang berhasil menjelma menjadi seni komersil yang disambut

secara antusias oleh masyarakat. Gan Kam memperhatikan selera estetis penonton,

masyarakat urban memiliki selera estetis yang berbeda dengan selera estetis

masyarakat istana di satu pihak dan masyarakat pedesaan di lain pihak. Mereka

memerlukan santapan estetis yang cocok dengan selera meraka, yaitu seni

pertunjukan yang dapat memberikan hiburan dalan durasi waktu penyajian yang tidak

terlalu lama, dan dapat segera ditangkap isinya, serta dapat dinikmati kapan saja. Atas

izin Mangkunegara V Gan Kam kemudian mengemas pertunjukan wayang orang

dalam durasi waktu yang agak pendek, lebih mementingkan dialog daripada tarinya,

dan dapat menghibur penonton.

Untuk membuka usaha komersil seni pertunjukan wayang orang Gan Kam

menggunakan kekayaannya untuk mengadakan sarana, prasarana, dan untuk

menjalankan kegiatan. Pengadaan sarana dan prasarana baru antara lain; sebuah

bangunan permanen atau semi permanen yang dilengkapidengan panggung, dekorasi,

dan seperangkat gamelan, busana wayang orang dan tempat duduk penonton. Berapa

jumlah uang yang dikeluarkan oleh Gan Kam untuk pengadaan sarana dan prasarana

tidak diketahui. Untuk menjalankan kegiatan diperlukan pengurus dan penari serta

gaji untuk mereka. Mungkin kegiatan yang berjalanitu sepenuhnya dapat dibiayai dari

7 R. M. Sayid, Op.Cit, hlm; 58

Page 69: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

hasil penjualan karcis pertunjukan, ketika pertunkukan sudah berjalan dan

menghasilkan uang.

Ada perbedaan antara wayang orang Mangkunagara dengan wayang orang

panggung (WOP). Atas izin Mangkunagara V, Wayang orang panggung kemasan

Gan Kam telah memenuhi syarat estetika tari panggung dan tuntuan artistik tersebut,

serta mengindahkan selera penonton urban, Gan Kam mengemas pertunjukkan

wayang orang dalam durasi waktu yang agak pendek, lebih mementingkan dialog

daripada tarinya, sehingga dapat menghibur penonton.8 Garapan tari yang terlalu

halus, rumit dan lama yang dianggap dapat membosankan penonton dikurangi. Kalau

peranan tokoh wayang orang di keraton Mangkunegaran semuanya dimainkan oleh

laki-laki (termasuk tokoh wanitanya), maka pada wayang orang panggung, peranan

tokoh laki-laki tertentu (alusan) seperti Arjuna, Abimanyu, Wibisana dan yang

sejenisnya diperankan oleh penari perempuan. Dialog disesuaikan dengan karakter

setiap tokoh yang dibawakan. Para penonton atau penggemar wayang orang

panggung tidak hanya orang-orang pribumi saja, melainkan juga orang-orang

Tionghoa, terutama kaum perempuan.

8 , Op.Cit, hlm;

Page 70: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN

Wayang orang di istana Mangkunegaran pertama kali muncul pada masa

pemerintahan Mangkunegara I (1757-1796), Wayang orang di istana Mangkunegaran

mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Wayang orang Mangkunegaran

mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Mangkunegara II dan

Mangkunegara III. Wayang orang dimunculkan kembali pada masa pemerintahan

Mangkunegara IV (1853-1881), wayang orang Mangkunegaran muncul kembali

bersamaan dengan munculnya Langendriyan dan digunakan sebagai sajian sakral di

dalam istana. Wayang orang Mangkunegaran mengalami perkembangan pada masa

Mangkunegara V.

Wayang orang Mangkunegaran mengalami perkembangan dalam hal busana

yang dikenakan para pemain, pemain wayang orang dan lakon-lakon yang dimainkan.

Perkembangan busana wayang orang pada masa Mangkunegara V adalah

diciptakannya busana baru yang mengikuti perwujudan busana wayang kulit purwa.

Penggubahan busana baru itu di ilhami oleh patung Bima dan relief-relief pada candi

sukuh. Busana-busana baru itu antara lain: makutha, kelat bahu, sumping, praba, dan

uncal badhong. Dengan perubahan busana ini akan memberi kemudahan bagi

penonton, untuk membedakan antara tokoh yang satu dengan tokoh lainya.

Seni pertunjukkan wayang orang pada masing-masing daerah memiliki

karakter tersendiri, baik di istana Mangkunegaran maupun di Keraton Yogyakarta.

Wayang orang Mangkunegaran mempunyai karakter yang lebih halus bila

Page 71: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dibandingkan dengan wayang orang Yogya yang cenderung lebih kaku. Wayang

orang Mangkunegaran berasal dari tradisi pertunjukkan seni Istana Mangkunegaraan.

Kehadiran wayang orang Mangkunegaran tidak lepas dari motif politik dari raja

sebagai penguasa tunggal kerajaan. Wayang orang di Surakarta diciptakan oleh

Mangkunegara I pada abad XVIII yang tujuannya untuk memberikan dorongan

semangat bagi rakyatnya dalam berjuangan melawan pemerintahan kolonial Belanda.

Pada masa pemerintahan Mangkunegara V terjadi berubah fungsi pementasan

wayang orang yang semula mempunyai fungsi sakral berubah menjadi fungsi

hiburan. Penyebab bergesernya fungsi pementasan wayang orang di istana

Mangkunegaran adalah masuknya era pembaharuan yang disertai dengan keberadaan

Mangkunegara V sebagai seorang seniman yang sangat memperhatikan unsur

dramatis. Pergeseran fungsi sajian wayang orang Mangkunegaran dari fungsi sakral

ke fungsi hiburan, secara tidak langsung dalam pementasan wayang orang lebih

menekankan pada daya tarik penonton. Untuk memunculkan daya tarik wayang orang

sebagai hiburan.

Untuk menambah daya tarik pementasan wayang orang di istana

Mangkunegaran, salah satu usahanya adalah Mangkunegara V menampilkan pemain

wanita dalam wayang orang. Dengan tampilnya pemain wanita yang berwatak halus,

luwes, lebih romantis, serta dapat mengekspresikan diri sesuai dengan tokoh yang

diperankan, maka pentas wayang orang akan lebih hidup dan memikat para penonton

sebagai bentuk seni hiburan.

Fungsi lain dari pementasan wayang orang Mangkunegaran pada masa

pemerintahan Mangkunegara V setelah wayang orang dapat dinikmati secara umum

Page 72: DINAMIKA WAYANG ORANG MANGKUNEGARAN DARI … · viii 9. Ayah dan Ibu, yang ... Mangkunegara V (1881-1896) lahir di Mangkunegaran pada hari Senin Legi ... yang meninggal satu tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

oleh rakyatnya adalah wayang orang digunakan sebagai saluran komunikasi sosial

antara Mangkunegara V dengan masyarakat, terutama di wilayah Surakarta.

Dampak kemrosotan keuangan Istana Mangkunegaran dan langkah

kebijaksanan Mangkunegara VI membawa arti tersendiri bagi perkembangan wayang

orang. Wayang orang tidak lagi menjadi monopoli di dalam istana, tetapi mengalami

mobilitas budaya menjadi seni pertunjukan kota yang bersifat komersil. Fenomena

penyebaran wayang orang keluar tembok istana terjadi sekitar tahun 1895, masa

terakhir pemerintahan Mangkunegara V. perkembangan wayang orang sampai tahun

1895 hampir tidak pernah dijumpai di luar tembok istana dan pada tahun itu juga

sebuah grup wayang orang professional pertama didirikan oleh seorang pengusaha

Cina yang kaya yaitu Gan Kam. Dengan demikian tahun 1985 merupakan titik awal

perubahan dan penyebarab wayang orang keluar tembok istana. Dalam proses

pembentukan wayang orang professional ini para seniman istana terutama bekas para

abdi dalem wayang orang mempunyai peran besar dan strategis mengingat pada

waktu itu profesi seniman relatif terbatas. Pemerintahan Mangkunegara VI yang

sedang mengalami krisis keuangan dalam kebijaksanaan kesenian melakukan

penyederhanaan pertunjukan dan memberhentikan sebagian besar abdi dalem wayang

orang.