DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya...

70
DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI DI KPH BANTEN PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN ABDUL LATIF E 14103040 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya...

Page 1: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI

DI KPH BANTEN PERUM PERHUTANI

UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

ABDUL LATIF

E 14103040

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

RINGKASAN

ABDUL LATIF (E14103040). Dinamika Sistem Pertambahan Nilai Kayu Jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Di bawah bimbingan HERRY PURNOMO dan DODIK RIDHO NURROCHMAT. Studi dinamika sistem pertambahan nilai kayu jati bertujuan untuk menggambarkan sistem pengusahaan kayu jati dalam sebuah model simulasi, diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor yang berperan. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan sistem dinamik, yaitu dengan menganalisis komponen dari sistem secara keseluruhan. Dari studi ini diperoleh hasil bahwa secara umum nilai jati mengalami penurunan yang dikarenakan produksi bahan baku yang tidak stabil dan cenderung menurun, sehingga jika tidak diantisipasi dapat mempengaruhi industri hilir seperti industri furnitur. Pertambahan nilai kayu jati juga diperankan oleh banyak aktor, dan masing-masing aktor yang berperan memiliki nilai yang berbeda-beda. Pertambahan nilai dari hasil studi ini menunjukkan bahwa pertambahan nilai yang dihasilkan dari bahan yang digunakan, Perum Perhutani sebagai pemasok bahan baku menikmati sekitar 40,61% dari total pertambahan nilai sebesar Rp 1.933.000. Sedangkan pada pertambahan nilai dari produk, aktor yang menikmati pertambahan nilai terbesar adalah produsen furnitur dengan 21,63% dari total pertambahan nilai produk sebesar Rp 3.639.000. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan jumlah potensi hutan dan penurunan pertambahan nilai kayu jati, maka dibuatlah skenario masa depan yang dikembangkan untuk membantu meningkatkan pertambahan nilai jati diantaranya dengan peningkatan efisiensi produksi, meningkatkan volume tebang dengan membuka investasi penanaman lahan kosong dan memberikan perhatian khusus bagi penjual domestik dan mancanegara dengan memberi insentif pemasaran. Dari skenario yang dibuat dapat diprediksi bahwa skenario dengan membuka investasi penanaman lahan kosong dapat meningkatkan pertambahan nilai kayu jati.

Kata kunci : jati, furnitur, nilai tambah, sistem dinamik

Page 3: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dinamika Sistem

Pertambahan Nilai Kayu Jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat dan Banten adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

Abdul Latif

NRP E14103040

Page 4: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Dinamika Sistem Pertambahan Nilai Kayu Jati di KPH

Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

Nama Mahasiswa : Abdul Latif

NRP : E 14103040

Departemen : Manajemen Hutan

Fakultas : Kehutanan

Menyetujui :

Dosen Pembimbing1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp Dr. Ir. Dodik R. Nurrochmat, M.Sc NIP. 131 795 793 NIP. 132 130 468

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kehutanan

Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 131 578 788

Tanggal lulus :

Page 5: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada hari Kamis tanggal 26 Desember 1985,

putra kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Mabaryanto dan Ibu

Hayati. Pendidikan formal penulis dimulai di Madrasah Ibtidaiyyah Darul

Muqinin Jakarta pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997 kemudian

melanjutkan studi di SLTP Negeri 127 Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Penulis

melanjutkan ke SMU Negeri 112 Pesanggrahan, Jakarta dan lulus pada tahun

2003. Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor Fakultas

Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan melalui Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB).

Pada tahun 2006 penulis telah melaksanakan Praktek Pengenalan Hutan di

KPH Banyumas Barat, KPH Banyumas Timur, Batu Raden dan Praktek

Pengelolaan Hutan di kampus Getas UGM gelombang II. Pada bulan Juni-

Agustus 2007 penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di

IUPHHK PT. Diamond Raya Timber, Kec. Bangko Kab. Rokan Hilir Provinsi

Riau.

Selama masa studi penulis aktif di DKM Ibadurrahman pada tahun 2004-

2005 sebagai anggota Dept. PSDM Ibadurrahman dan 2005-2006 sebagai Ketua

pada salah satu Biro di Dept. PSDM Ibadurrahman. Pada tahun 2004-2006 penulis

diamanahkan sebagai asisten praktikum mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Pada tahun 2006 menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Informatika. Pada

tahun 2006-2007 menjadi koordinator salah satu event Dompet Dhuafa pada bulan

Ramadhan yaitu Zakat Goes to Mall.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di

IPB, penulis menyusun skripsi dengan judul “Dinamika Sistem Pertambahan Nilai

Kayu Jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten” di

bawah bimbingan Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp dan Dr. Ir. Dodik Ridho

Nurrochmat, M.Sc.

Page 6: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin. Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT

atas segala curahan rahmat dan kasih sayang-Nya, yang telah memilih kita sebagai

ummat Sayyidina Muhammad saw. Segala Puji bagi Allah Dzat Pemberi Hidayah,

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan Rahmat dan Kemudahan dari-

Nya SWT. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad saw beserta keluarga, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang

tetap setia dan istiqomah dalam mengikuti jejak perjalanannya. Kami datang pada

panggilanmu wahai Nabi saw yang telah membimbing kami dan menyatukan

kami, kami datangi panggilanmu wahai Rasulullah.

Skripsi ini berjudul Dinamika Sistem Pertambahan Nilai Kayu Jati di

KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini menggambarkan pertambahan nilai kayu jati, informasi faktor dan

aktor yang berperan dan menggambarkan kedinamisan sebuah sistem serta

membuat skenario-skenario peningkatan pertambahan nilai kayu jati.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam

tulisan ini. Karena itu, masukan, kritikan dan saran dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Penulis juga menyampaikan ucapan

terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp dan

Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, masukan dan saran terhadap penulisan penelitian ini.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat serta menjadi pendorong

bagi penulis untuk mengkaji dan menggali lebih dalam pengetahuan yang telah

diperoleh.

Bogor, Agustus 2008 Penulis

Page 7: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan berbagai

macam kenikmatan yang tiada terhitung dan atas anugerah yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad saw. yang teramat

mencintai ummatnya sehingga mengajarkan kepada kita kebaikan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp dan Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc

sebagai dosen pembimbing skripsi atas keikhlasannya dalam meluangkan

waktu, berbagi ilmu, bimbingan dan nasihat serta motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT membalasnya

dengan sebaik-baik balasan.

2. Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS sebagai dosen penguji wakil Departemen

Hasil Hutan dan Dr. Ir. Yeni A. Mulyani, M.Sc sebagai dosen penguji wakil

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah

memberikan arahan, masukan dan pengalaman berharga untuk

penyempurnaan skripsi ini.

3. Ayah dan Ibu tersayang atas setiap do’a yang tercurah, setiap kebaikan yang

terlimpah, kasih sayang dan pengorbanan yang senantiasa diberikan serta

motivasi untuk penulis. Aa’ Hadi dan adik-adikku tersayang Evi dan Doni,

tiada kebaikan yang tersia-siakan, semoga Allah SWT mencurahkan

keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan selalu.

4. Habibana Munzir bin Fuad al Musawa, Bang Emil Fadli, Wisnu, Febi

Muryanto, Sandrio dan kawan Lingkaran Pengokoh Ruhiyah terima kasih atas

do’a, ilmu, perhatian dan bantuan. Semoga Allah menguatkan ukhuwah kita,

semoga kita dapat berkumpul di surga-Nya nanti di bawah Panji Rasulullah

saw.

5. Kepala, Staf dan Pegawai KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

dan Banten dan KBM Wilayah II bogor atas bantuan penelusuran data dan

kemudahan yang diberikan.

Page 8: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

iii

6. Sahabatku dalam kebaikan : Arizia, Jati, Hadi, Agus, Nuralim, Dwi, Arul,

Nur, Sofwan, Azam, Ncep, Nurban, dan teman-teman MNH 40 atas do’a,

motivasi dan dukungan. Semoga kalian dalam kebahagian selalu.

7. Ibu Riksawati atas bantuan, pinjaman komputernya dan keluarga besar Lab.

Biometrika Hutan atas ilmu, pengalaman dan dukungan.

8. Keluarga besar DKM ‘Ibaadurrahman, saudaraku di Rotan 40 dan FMNC

(Forum Management Ngaji Club) yang telah memberikan banyak pelajaran

untuk selalu memperbaiki diri dan cerdas dalam memaknai kehidupan,

semoga tetap Ikhlas dan Profesional dalam berdakwah.

9. Sahabatku di Angka1 Event Organizer untuk setiap waktu dan kebersamaan

yang telah terjalin. Semoga semakin sukses dan mendapatkan apa yang kalian

selama ini cari.

10. Sahabatku di kost-an : Aliy Cool, Sarwo, Santo, Mamo, Ramdhan. Makasih

atas PGT-annya, sehingga masih bisa numpang hingga penulis lulus, semoga

kebaikan kalian menjadi anugerah yang mendekatkan kalian kepada Rabb

yang teramat mencintai hamba-Nya.

11. Seluruh staf pengajar Fakultas Kehutanan IPB khususnya Departeman MNH

atas ilmu yang diberikan, semoga menjadi ilmu yang manfaat dunia dan

akhirat. Staf administrasi Departeman MNH atas bantuan dan kerjasamanya,

Terima kasih banyak.

12. Teman-teman satu almamater Fakultas Kehutanan IPB dan semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga senantiasa

kebaikan kalian semua menjadi kebaikan di sisi Allah SWT.

Page 9: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ..............................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii

PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................2

C. Pendekatan masalah ...............................................................................2

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................3

E. Output Yang Diharapkan........................................................................3

F. Manfaat Penelitian..................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................5

A. Hutan dan Jati ........................................................................................5

B. Teori Sistem, Analisis dan Dinamika Sistem ..........................................7

C. Analisis dan Desain Sistem.....................................................................8

D. Sistem Dinamik......................................................................................9

E. Rantai Nilai dan Nilai Tambah ...............................................................9

METODE PENELITIAN...................................................................................14

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 14

B. Alat dan Bahan..................................................................................... 14

1. Alat .................................................................................................. 14

2. Bahan............................................................................................... 14

C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 15

D. Metode analisis .................................................................................... 15

E. Pengolahan Data, Pembuatan Model, dan Analisis Data ...................... 16

KONDISI UMUM PERTAMBAHAN NILAI JATI ..........................................20

HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................24

A. Pengembangan Model .......................................................................... 24

1. Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan ................................................ 24

Page 10: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

v

2. Konseptualisasi ................................................................................ 25

3. Pertambahan Nilai Jati KPH Banten ................................................. 28

4. Spesifikasi Model............................................................................. 31

B. Evaluasi ............................................................................................... 37

C. Penggunaan Model............................................................................... 39

1. Simulasi Dasar ................................................................................. 39

2. Pembuatan skenario ......................................................................... 45

KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................50

A. Kesimpulan ..........................................................................................50

B. Saran ....................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................51

LAMPIRAN ......................................................................................................54

Page 11: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Harga jual kayu bundar di Myanmar pada tahun 1994-1998 .................20

Tabel 2 Harga rata-rata gergajian kayu jati Myanmar (April-Mei 2007) ............21

Tabel 3 Volume penjualan kayu bulat jati dan penerimaan Perhutani (1998-

2002)....................................................................................................22

Tabel 4 Nilai Kayu gergajian jati di berbagai negara .........................................23

Tabel 5 Pertambahan nilai kayu jati di tiap aktor dan produk (Rp x 1.000/m3)...29

Tabel 6 Pertambahan nilai kayu jati (Rp x 1000/m3)..........................................29

Tabel 7 Pertambahan nilai kayu jati pada bahan dan produk hasil (Rp x 1000)..30

Tabel 8 Analisis sensitivitas dengan total pertambahan nilai (Rp) .....................39

Tabel 9 Jumlah pohon tiap KU pada akhir tahun simulasi dasar ........................40

Tabel 10 Stok kayu dan volume penjualan tahun (simulasi dasar) ....................41

Tabel 11 Total pertambahan nilai tahun ke-7, 31 dan 100 (simulasi dasar) ........42

Tabel 12 Urutan skenario penyesuaian dengan pertambahan nilai .....................48

Page 12: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model dasar value chain ...................................................................10

Gambar 2 Rantai nilai sederhana oleh Kaplinsky dan Morris (2000) .................11

Gambar 3 Tahapan Pemodelan..........................................................................18

Gambar 4 Konseptualisasi model yang dikembangkan ......................................27

Gambar 5 Diagram sebab akibat alir kayu jati KPH ..........................................28

Gambar 6 Submodel areal hutan .......................................................................32

Gambar 7 Submodel penjualan kayu KPH ........................................................33

Gambar 8 Submodel perantara (broker) ............................................................34

Gambar 9 Submodel penggergajian...................................................................35

Gambar 10 Submodel furnitur...........................................................................36

Gambar 11 Submodel Finishing dan penjual .....................................................36

Gambar 12 Analisis sensitivitas model terhadap perubahan total pertambahan

nilai......................................................................................................38

Gambar 13 Dinamika tegakan kelas umur (simulasi dasar)................................40

Gambar 14 Pertambahan nilai dari KPH............................................................42

Gambar 15 Pertambahan nilai broker (simulasi dasar).......................................43

Gambar 16 Pertambahan nilai kayu pada penggergajian (simulasi dasar) ..........43

Gambar 17 Pertambahan nilai kayu pada industri furnitur (simulasi dasar)........44

Gambar 18 Pertambahan nilai kayu pada industri finishing dan penjual

furnitur (simulasi dasar)........................................................................45

Gambar 19 Total pertambahan nilai pada skenario I..........................................46

Gambar 20 Total pertambahan nilai pada skenario II.........................................47

Gambar 21 Total pertambahan nilai pada skenario III .......................................48

Page 13: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan jati di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan secara baik

dan dikelola menurut asas kelestarian secara ekonomi, ekologi dan sosial. Hutan

jati di Indonesia saat ini merupakan tegakan yang tidak normal, yang didominasi

oleh pohon-pohon muda yang seharusnya tidak dipanen dalam jangka waktu

puluhan tahun.

Permasalahan yang terjadi dalam pengusahaan hutan jati begitu kompleks,

mulai dari kegiatan produksi (pembuatan tanaman), pemeliharaan sampai dengan

pemasaran hasil hutannya. Permasalahan ini tidak hanya dari segi teknis tanam-

menanam saja tetapi juga menyangkut aspek ekonomi, sosial budaya sampai

dengan kebijakan pemerintah. Permasalahan tersebut menjadi menarik sebagian

orang untuk terus belajar dan mencari tahu. Ada dua permasalahan penting yang

berkaitan dengan pengusahaan kayu jati, yaitu: pertama, batas etat yang

diperbolehkan dalam penebangan dan kedua, nilai jual. Jika batas pasokan yang

pada etat tersebut selalu memperoleh tekanan untuk memenuhi kebutuhan

industri, maka yang terjadi adalah penurunan daya produksi hutan dan kerusakan

sumberdaya hutan dan lingkungan. Ini berarti menjadikan produktivitas hutan

sebagai penjaga gawang terakhir bagi keberlanjutan produksi bahan baku,

produksi industri kerajinan dan kebutuhan konsumen.

Dalam pengembangan pengusahaan kayu jati, informasi tentang pasar

komoditi (kayu) yang dihasilkan hutan, baik yang dikelola pemerintah maupun

rakyat sangatlah penting sehingga pasar sangat berperan dalam menentukan harga

jual, begitu juga faktor kelestarian hutan mutlak dibutuhkan untuk memengaruhi

pasar. Untuk itu diperlukan kajian mengenai sistem pengusahaan hutan dan bisnis

perkayuan, khususnya jati, yang menguntungkan dengan tetap memerhatikan

produktivitas hutan, karena bagaimanapun juga penanam dan aktor bisnis

perkayuan mengharapkan keuntungan dari penjualan kayunya.

Page 14: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

2

B. Rumusan Masalah

Penjualan dan perkembangan bisnis kayu jati memiliki andil dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemasukan kas negara. Namun

demikian, pada umumnya keuntungan yang diperoleh petani dalam penjualan

kayu yang dihasilkan masih tergolong rendah dibanding pelaku pasar lainnya.

Selama ini, disinyalir sistem pemasaran yang kurang menguntungkan dipengaruhi

oleh kinerja pengusahaan hutan dan bisnis perkayuan.

Terdapat hubungan tarik menarik antara struktur, perilaku dan kinerja

pengusahaan hutan rakyat dalam batasan kelestarian ekosistem, sosial dan

ekonomi serta sistem pemanenan yang tebang butuh. Hubungan ini membentuk

suatu permasalahan sistemik dimana antara satu dengan yang lainnya saling

terkait dan saling memberikan pengaruh. Untuk itu penelitian ini ingin menjawab

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penggambaran sistem pengusahaan kayu jati dan simulasi

model dinamik komponen pertambahan nilai dalam sistem pengusahaan

kayu jati?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan nilai produk

kayu jati?

3. Skenario apa yang mendorong bagi kelangsungan kelestarian hutan dan

industri furnitur?

C. Pendekatan masalah

Pengusahaan hutan dapat dipandang sebagai sebuah sistem yang terbentuk

dari subsistem-subsistem yang mendukungnya dan saling berhubungan. Sistem

yang membentuk pengusahaan hutan dan bisnis perkayuan terdiri dari tiga

subsistem yaitu subsistem produksi, subsistem pengolahan hasil hutan, dan

subsistem pemasaran. Hubungan antar elemen atau subsistem ini kemudian

menimbulkan suatu permasalahan yang kompleks, yang mengarah pada

permasalahan sistemik dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain

Ruang lingkup kajian ini adalah analisis structure (struktur), conduct

(perilaku), performance (kinerja) pengusahaan hutan rakyat. Dengan menganalisis

ketiga aspek tersebut (struktur, perilaku dan kinerja) yang terjadi dalam

Page 15: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

3

pengusahaan hutan jati maupun sifat hubungan antar ketiga aspek tersebut

diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi atau acuan dalam pengambilan

keputusan dalam penentuan kebijakan pengusahaan hutan dan hasil hutan,

khususnya jati, baik dari sisi produksi, pemeliharaan, maupun pemasaran.

Permasalahan ini akan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu,

sehingga pendekatan yang kemudian digunakan dan dianggap sesuai dalam

penelitian ini adalah dengan melalui pendekatan sistem.

Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan sistem

dinamik, yaitu pendekatan dalam pembuatan model yang menekankan hubungan

sebab akibat antar variabel dan pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan dengan

bertambahnya waktu. Software yang digunakan untuk membantu analisis dalam

pendekatan sistem dinamik adalah STELLA. Penggunaan pendekatan ini lebih

ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman tentang bagaimana

tingkah laku muncul dari struktur kebijakan dalam suatu sistem.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tergambarkannya sistem pengusahaan kayu jati dalam sebuah model

simulasi serta mempelajarinya dengan pendekatan sistem dinamik.

2. Diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan rantai nilai produk kayu jati.

3. Tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan yang sesuai dan

menguntungkan bagi para pelaku pada sistem pengusahaan hutan dan hasil

hutan, khususnya usaha furnitur kayu jati.

E. Output Yang Diharapkan

1. Informasi mengenai keterkaitan antar komponen pada proses pengusahaan

hutan dan hasil hutan, khususnya jati.

2. Tersedianya simulasi model sistem pengusahaan hutan dan hasil hutan,

khususnya jati.

3. Tersedianya dokumen yang berisi gambaran mengenai perilaku dan

kinerja pasokan bahan baku industri furnitur.

Page 16: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

4

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah

Tersedianya informasi mengenai alternatif peningkatan potensi dan

kesejahteraan bagi masyarakat di daerah yang bisa digunakan sebagai acuan

dalam perumusan kebijakan, khususnya untuk pengembangan hutan rakyat.

2. Bagi masyarakat

Tersedianya informasi mengenai pengembangan pengusahaan hutan

dan industri furnitur kayu jati (furnitur) agar tetap sukses bertahan pada pasar

global.

3. Bagi KPH (Perhutani)

Tersedianya informasi bagi KPH dalam upaya menyeimbangkan rasio

kelestarian hutan dengan produksi yang dihasilkan serta masukan

pengembangan usaha lainnya.

Page 17: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan dan Jati

Dalam UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan dijelaskan bahwa hutan

adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang

satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Jati merupakan tanaman tropika dan subtropika yang sejak abad ke-9 telah

dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Di

Indonesia, jati digolongkan sebagai kayu mewah (fancy wood) dan memiliki

kualitas awet tinggi yang tahan gangguan rayap serta jamur dan mampu bertahan

hingga 500 tahun (Sumarna, 2003).

Dalam sistem klasifikasi, tanaman jati mempunyai penggolongan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub-kelas : Dicotyledone

Famili : Verbenaceae

Genus : Tectona

Spesies : Tectona grandis Linn. F

Jati menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand,

sampai ke Indonesia khususnya Pulau Jawa. Jati tumbuh di hutan yang

menggugurkan daun di musim kemarau. Menurut sejumlah ahli botani, jati

merupakan spesies asli di Myanmar, yang kemudian menyebar ke semenanjung

India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Sebagian ahli botani lain menganggap jati

adalah spesies asli di Myanmar, India, Thailand dan Laos. Sekitar 70% kebutuhan

jati dunia pada saat ini dipasok oleh Myanmar. Sisa kebutuhan itu dipasok oleh

India, Thailand, Indonesia, Srilangka, dan Vietnam. Pasokan dunia dari hutan jati

alam satu-satunya berasal dari Myanmar. Sedangkan lainnya berasal dari hasil

hutan tanaman jati (Wikipedia Indonesia, 2007).

Page 18: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

6

� Jati paling banyak tersebar di Asia. Selain di keempat negara asal jati

(Myanmar, India, Thailand dan Laos) dan Indonesia, jati dikembangkan sebagai

hutan tanaman di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19),

Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909). Iklim yang

cocok adalah yang memiliki musim kering yang nyata, namun tidak terlalu

panjang, dengan curah hujan antara 1200-3000 mm pertahun dan dengan

intensitas cahaya yang cukup tinggi sepanjang tahun. Ketinggian tempat yang

optimal adalah antara 0 – 700 m dpl; meski jati bisa tumbuh hingga 1300 m dpl.

Tegakan jati sering terlihat seperti hutan sejenis, yaitu hutan yang seakan-akan

hanya terdiri dari satu jenis pohon. Ini dapat terjadi di daerah beriklim muson

yang begitu kering, kebakaran lahan mudah terjadi dan sebagian besar jenis pohon

akan mati pada saat itu. Tidak demikian dengan jati. Pohon jati termasuk spesies

pionir yang tahan kebakaran karena kulit kayunya tebal. Tanah yang sesuai adalah

yang agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik),

mengandung cukup banyak kapur (Ca) dan fosfor (P). Jati tidak tahan tergenang

air. Pada masa lalu, jati sempat dianggap sebagai jenis asing yang dimasukkan

(diintroduksi) ke Jawa; ditanam oleh orang-orang Hindu ribuan tahun yang lalu.

Di Jawa, hutan jati tercatat menyebar di pantai Utara Jawa, mulai dari

Kerawang hingga ke ujung Timur pulau ini. Namun, hutan jati paling banyak

menyebar di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu sampai ketinggian 650

meter di atas permukaan laut. Hanya di daerah Besuki jati tumbuh tidak lebih dari

200 meter di atas permukaan laut. Di kedua provinsi ini, hutan jati sering

terbentuk secara alami akibat iklim muson yang menimbulkan kebakaran hutan

secara berkala. Hutan jati yang cukup luas di Jawa terpusat di daerah alas roban

Rembang, Blora, Grobogan, dan Pati. Bahkan, jati jawa dengan mutu terbaik

dihasilkan di daerah tanah perkapuran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Saat

ini, sebagian besar lahan hutan jati di Jawa dikelola oleh Perhutani, sebuah

perusahaan umum milik negara di bidang kehutanan. Pada 2003, luas lahan hutan

Perhutani mencapai hampir seperempat luas Pulau Jawa. Luas lahan hutan jati

Perhutani di Jawa mencapai sekitar 1,5 juta hektar. Ini nyaris setara dengan

setengah luas lahan hutan Perhutani atau sekitar 11% luas Pulau Jawa (Wikipedia

Indonesia, 2007). Di Indonesia sendiri, selain di pulau Jawa dan pulau Muna, jati

Page 19: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

7

juga dikembangkan di pulau Bali dan Nusa Tenggara. Dalam beberapa tahun

terakhir, ada upaya untuk mengembangkan jati di Sumatera Selatan dan

Kalimantan Selatan, namun hasilnya kurang menggembirakan.

B. Teori Sistem, Analisis dan Dinamika Sistem

Menurut Amirin (1992), istilah sistem berasal dari istilah Yunani “systema”

yang mengandung arti keseluruhan (a whole) yang tersusun dari sekian banyak

bagian; berarti pula hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau

komponen secara teratur. Istilah sistem dipergunakan untuk menunjukkan banyak

hal diantaranya untuk menunjukkan suatu himpunan bagian yang saling berkaitan;

keseluruhan organ-organ tubuh tertentu; sehimpunan ide-ide, prinsip dan

sebagainya; hipotesis atau teori; metode atau tata cara (prosedur); skema atau

metode pengaturan susunan sesuatu.

Sedangkan menurut Simatupang (1995), sistem adalah kumpulan obyek-

obyek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan

tertentu dalam lingkungan yang komplek. Obyek yang dimaksud disini adalah

bagian-bagian dari sistem, seperti input, proses, output, pengendalian umpan

balik, dan batasan-batasan dimana setiap bagian ini mempunyai beberapa nilai

atau harga yang bersama-sama menggambarkan keadaan sistem pada suatu saat

tertentu. Interaksi disini menghasilkan suatu ikatan antar obyek-obyek dalam

proses sistem, antara sistem dengan subsistem, sehingga dihasilkan suatu perilaku

sistem tertentu. Lima unsur utama dalam sistem, yaitu elemen-elemen atau

bagian-bagian yang meliputi:

a. Adanya interaksi atau hubungan antar elemen-elemen atau bagian-bagian

b. Adanya sesuatu yang mengikat elemen-elemen atau bagian-bagian tersebut

menjadi suatu kesatuan

c. Terdapat tujuan bersama, sebagai hasil akhir

d. Berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Studi teori sistem dapat didefinisikan sebagai studi transdisiplin tentang

abtraksi organisasi fenomena, yang independen dari substansinya, tipe maupun

skala spasial dan temporal dari keberadaannya. Studi ini menginvestigasi prinsip-

prinsip umum dari entitas-entitas kompleks, dan biasanya menggunakan model

Page 20: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

8

matematika untuk menggambarkan prinsip-prinsip tersebut (Heylighen dan

Joslyn, 1992).

Purnomo (2005) menyebutkan bahwa teori sistem erat hubungannya dengan

sibernetika dan dinamika sistem (system dynamics), yaitu model-model yang

terdiri dari jaringan peubah yang berubah dengan waktu; seperti model-model

“world dynamics” dari Jay Forrester dan Club of Rome. Dijelaskan pula bahwa

model adalah abstraksi dari sebuah sistem. Sistem adalah sesuatu yang terdapat di

dunia nyata (real world). Sehingga pemodelan adalah kegiatan yang membawa

seluruh dunia nyata ke dalam dunia tak nyata atau maya tanpa kehilangan sifat-

sifat utamanya. Melalui model tersebut beragam percobaan dan perlakuan bisa

dimplementasikan, sehingga dampak dari beragam implementasi tersebut dapat

segera diketahui.

C. Analisis dan Desain Sistem

Analisis sistem berguna mendekati masalah yang secara intuitif dapat

digolongkan ke dalam organized complexities atau kompleksitas yang

terorganisasi. Analisis sistem berguna untuk membahas sistem kompleks yang

terorganisasi baik yang terlihat atau tidak terlihat (Purnomo, 2005).

Analisis sistem juga mempersyaratkan adanya dasar pemahaman terhadap

sistem tersebut baik sedikit atau banyak. Pemahaman tersebut dapat dicari melalui

perenungan atau sejumlah pustaka yang ada.

Tahapan pemodelan yang berbasis komputer telah dikemukakan dalam

banyak literatur, salah satunya dikemukakan oleh Grant et al. (1997) yang

menjelaskan tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Menentukan batasan sistem yang akan diteliti dan mengidentifikasi

komponen-komponen dari sistem berupa parameter dan peubah sistem.

2. Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

3. Menentukan model matematika yang nenyatakan hubungan fungsional

antar komponen tersebut.

4. Evaluasi model, dimana model dimantapkan dengan percobaan-

percobaan melalui komputer dan dibandingkan dengan keadaan sistem

yang sebenarnya atau melalui komputer dan dibandingkan dengan

Page 21: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

9

keadaan sistem yang sebenarnya atau melalui uji stastistik dan

observasi.

5. Eksperimen model dengan komputer, termasuk uji kepekaan

(sensitivity analysis).

6. Implementasi hasil simulasi (aplikasi model).

D. Sistem Dinamik

Ford (1999) dalam Purnomo (2005) menjelaskan bahwa sistem dinamik

atau system dynamics secara formal mulai dikenal tahun 1960-an melalui kerja Jay

W. Forrester dan koleganya dari Sloan School of Management di Massachusetts

Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. Mereka mengembangkan ide-ide

penerapan konsep teori kontrol umpan balik terhadapa sistem-sistem industri. Ide-

ide ini kemudian dikenal sebagai industrial dynamics yang diimplementasikan

dengan perangkat lunak DYNAMO.

Forrester (1999) dalam Purnomo (2005) mendefinisikan dinamika sistem

sebagai sebuah bidang untuk memahami bagaimana sesuatu berubah menurut

waktu. Dinamika sistem berakar dari atau dibentuk oleh persamaan-persamaan

difference dan diferensial. Purnomo (2005) juga menjelaskan bahwa dinamika

sistem merupakan studi mengenai perubahan sistem menurut waktu dengan

memperhatikan faktor umpan balik.

E. Rantai Nilai dan Nilai Tambah

Istilah value chain (rantai nilai) pertama kali dikemukakan oleh Michael

Porter dalam bukunya berjudul "Competitive Advantage: Creating and Sustaining

superior Performance" pada tahun 1985. Analisis rantai nilai ini, menguraikan

aktivitas di dalam dan sekitar organisasi dan menghubungkannya pada posisi dan

suatu analisa organisasi pesaing yang kuat (Recklies, 2001).

Gambar 1 berikut merupakan model dasar rantai nilai dari Porter (1985).

Gambar tersebut menjelaskan bahwa istilah margin (keuntungan) menyiratkan

bahwa kemampuan organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan profit margin

tergantung kepada kemampuan mengelola hubungan antar semua aktivitas dalam

rantai nilai, dengan kata lain sebuah organisasi atau perusahaan akan mampu

Page 22: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

10

memberikan sebuah barang atau jasa kepada konsumen dengan kemampuan

membayar lebih (willingness to pay) dari jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan

dalam rantai nilai tersebut.

Inbound Logistics

> Operations > OutboundLogistics

> Marketingand Sales

> Service > MA R G I N

Firm Infrastructure

HR Management

Technology Development

Procurement

MA R G I N

Sumber : Porter (1985)

Gambar 1 Model dasar value chain

Gambar 1 di atas juga menjelaskan bahwa kegiatan transformasi input

menjadi output yang meliputi inbound logistik, operasional, outbound logistik,

pemasaran dan penjualan, dan jasa serta berbagai pendukung perusahaan seperti

infrastruktur perusahaan, SDM, pengembangan teknologi, dan pengadaan yang

dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaannya merupakan kegiatan yang saling

terkait dalam value chain.

Menurut sebuah artikel dalam www.quickmba.com, tujuan aktivitas

transformasi yang digambarkan Porter (1985) adalah untuk menciptakan nilai

yang melebihi biaya yang dikeluarkan dalam menyediakan produk atau jasa,

dengan demikian dapat meningkatkan keuntungan. Dalam artikel tersebut juga

menjelaskan proses primer value chain, yaitu :

1. Inbound logistik, proses ini meliputi penerimaan, pergudangan, dan

pengendalian persediaan masukan material

2. Operasional merupakan aktivitas yang berhubungan dengan proses

pembentukan nilai yang mengubah input kepada produk akhir

3. Outbound logistik adalah aktivitas yang diperlukan untuk

mendapatkan produk jadi kepada konsumen, termasuk pergudangan

dan pemenuhan pesanan

Page 23: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

11

4. Pemasaran dan penjualan adalah aktivitas yang berhubungan dengan

pembeli yang potensial termasuk di dalamnya pemilihan saluran

penjualan, iklan dan penetapan harga

5. Jasa atau layanan merupakan aktivitas pemeliharaan dan peningkatan

nilai produk termasuk di dalamnya menjaga kepuasan konsumen dan

perbaikan pelayanan.

Rantai nilai menguraikan cakupan aktivitas yang diperlukan untuk

membawa produk atau jasa (layanan) dari konsepsi, sampai tahap produksi yang

berbeda (menyertakan suatu kombinasi perubahan bentuk fisik dan masukan

berbagai produsen jasa), penyerahan ke konsumen akhir, dan penjualan akhir

setelah penggunaannya (Kaplinsky dan Morris, 2000). Empat mata rantai nilai

secara sederhana menurut Kaplinsky dan Morris (2000) dapat dilihat pada

Gambar 2 berikut :

Gambar 2 Rantai nilai sederhana oleh Kaplinsky dan Morris (2000)

Kaplinsky dan Morris (2000) juga menjelaskan bahwa, dunia produksi dan

pertukarannya yang sering diteliti bersifat kompleks dan heterogen. Tidak hanya

berbeda rantai nilai (keduanya berada di dalam dan antar sektor), tetapi juga

dilakukan dalam konteks lokal dan nasional. Tidak ada metodologi mekanis yang

digunakan melainkan dengan metode rantai nilai. Tiap rantai masing-masing

mempunyai karakteristik tertentu, peneliti dapat membedakan dan mengaitkan

objek penelitiannya lebih luas dan dapat secara efektif ditangkap dan diteliti

dengan pemahaman yang luas pula. Metode rantai nilai dimulai dengan

pemahaman alami pasar akhir (final markets), serta dipengaruhi:

1. Titik masukan untuk rantai nilai analisa.

2. Pemetaan rantai nilai.

3. Segmen produk dan faktor sukses kritis pasar akhir.

Desain Produksi Konsumsi dan pendauran ulang

Pemasaran

Page 24: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

12

4. Bagaimana produsen mengakses pasar akhir.

5. Benchmarking efisiensi produksi.

6. Penguasaan berharga rantai.

7. Meningkatkan mutu rantai nilai.

8. Distribusi.

Schmitz (2005) dalam Purnomo (2006) menjelaskan bahwa analisa rantai

nilai sangat efektif digunakan pada aliran perdagangan produk, dapat menunjukan

tahapan pertambahan nilai dan mengidentifikasi aktor kunci dan kerjasama

terhadap aktor lainnya dalam sistem.

Menurut Schiebel (2007) Analisis rantai nilai didefinisikan sebagai sebuah

satu kesatuan yang terintegrasi (aktivitas struktur harga dasar, biaya kepemilikan,

biaya eksternal dan internal) dan proses yang digunakan untuk menggambarkan

capaian dan biaya-biaya pada saat ini, seperti halnya dalam menilai dampak

potensi yang diusulkan oleh ECR (Efficient Consumer Response) pada

peningkatan konsep keseluruhan rantai persediaan untuk kategori produk

konsumsi.

Sedangkan dalam artikel yang dimuat oleh www.mindtools.com disebutkan

definisi analisa rantai nilai yaitu suatu alat analisis untuk mendapatkan bagaimana

kemungkinan nilai terbesar bagi konsumen, sebagaimana mendapatkan nilai

keuntungan maksimal bagi produsen/penjual. Pada artikel tersebut juga

menyebutkan tahapan proses analisa rantai nilai yaitu:

1. Analisa aktivitas, langkah pertama yang dilakukan dalam analisa rantai

nilai adalah mengidentifikasi yang dilakukan untuk menciptakan suatu

barang atau jasa.

2. Analisa nilai, langkah kedua adalah menilai aktivitas yang dilakukan

agar mendapat nilai terbesar bagi konsumen

3. Evaluasi dan perencanaan, langkah ketiga adalah mengevaluasi apakah

barang atau jasa yang dihasilkan mengalami perubahan nilai atau tidak,

kemudian merencanakan tindakan kedepan.

Samuelson (1980) dan Gordon (1981) dalam Prahasto (1990) menjelaskan

konsep nilai tambah (value added) pada awalnya merupakan metoda yang

digunakan dalam perhitungan produk nasional kotor (GNP), dengan konsep ini,

Page 25: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

13

maka total nasional adalah penjualan dari nilai tambah setiap sektor. Perhitungan

GNP dengan metoda ini terutama ditunjukkan untuk menghindarkan terjadinya

double counting product akibat dihitungnya produk antara (intermediate product)

dalam GNP padahal sebenarnya termasuk pada perhitungan produk akhir.

Nilai tambah adalah seluruh tambahan biaya yang mencakup upah, bunga,

sewa, dan keuntungan akibat bertambahnya rantai kegiatan ekonomi atau tahapan

produksi (Samuelson, 1980 dalam Prahasto, 1990). Perubahan dari ekspor kayu

bulat menjadi ekspor kayu gergajian, selain menambah panjang rantai pengolahan

produk sebelum diekspor juga menambah biaya yang diperlukan untuk

pengolahan yang merupakan nilai tambah.

Page 26: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa

Barat dan Banten, Propinsi Banten. KBM Wilayah II Bogor, dan Industri

pengolahan kayu jati wilayah sekitar Jakarta pada bulan November hingga

Desember 2007.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan meliputi :

a. Seperangkat komputer, software STELLA 8.0 dan Minitab 14

b. Panduan penelitian

c. Kuisioner pertanyaan

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder untuk proses simulasi dan pemodelan :

a. Data primer, meliputi: catatan lapangan (field report) sebagai hasil

pengamatan langsung, lembar jawaban kuisioner dan hasil

wawancara dari setiap aktor yang terlibat dalam rantai nilai serta

sumber informasi penting lainnya.

b. Data sekunder, meliputi: berbagai dokumentasi administratif

bidang kehutanan, seperti blangko data (form) monografi

kehutanan pada berbagai tingkat pemerintahan, blangko

administrasi kayu meliputi daftar penjualan, daftar harga jual dasar

kayu bundar jati, data biaya pengelolaan, data potensi luasan dan

volume, data sosial ekonomi serta sebaran jenis hutan serta data

penunjang lainnya yang dianggap perlu.

Page 27: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

15

C. Metode Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dari KPH Banten dan KBM Wilayah II Bogor yang

meliputi data luasan hutan kelas perusahaan jati, volume dan luasan tebang,

potensi hutan, data pembiayaan pengelolaan hutan, daftar penjualan, dan daftar

harga jual dasar kayu bundar jati. Pengumpulan informasi lainnya yaitu melalui

wawancara terstruktur dan studi pustaka.

a. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner

adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan

mengumpulkan data dan pendapat dari responden yang ada

hubungannya dengan studi penelitian. Teknik kuisioner dipilih untuk

menggali informasi terkait dengan objek penelitian dengan

mengumpulkan informasi dari broker, dan industri pengolahan kayu

jati yang menggunakan kayu KPH Banten sebagai bahan baku.

b. Studi pustaka. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dari

sumber-sumber yang relevan. Studi dokumenter mencakup

dokumentasi administratif dari lembaga yang besangkutan, juga

berbagai literatur dan hasil penelitian lain yang berhubungan. Studi

pustaka adalah mempelajari pustaka yang terkait dengan penelitian

untuk lebih memahami kondisi riil lapangan. Pustaka yang dipilih

difokuskan pustaka-pustaka yang masih terkait dengan tema

penelitian.

D. Metode analisis

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pendekatan sistem. Pendekatan sistem digunakan sebagai metode untuk

mengintegrasikan ragam pengetahuan yang didapat dari beragam metode untuk

menyelesaikan masalah yang kompleks (Purnomo, 2005). Pendekatan sistem

menekankan pada sebuah analisis dan desain secara keseluruhan, dari sebuah

komponen atau bagian-bagian. Pendekatan sistem melihat suatu permasalahan

dari luar dan memperhitungkan dari setiap segi dan variabel, dan hubungan sosial

dengan aspek-aspek teknologi.

Page 28: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

16

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemodelan

sistem yang merupakan bagian dari pendekatan sistem. Pendekatan ini dilakukan

untuk menghadapi permasalahan yang kompleks dan tidak mungkin diselesaikan

dengan pendekatan analitis. Pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang

memanfaatkan persamaan-persamaan deduktif untuk menggambarkan

keseluruhan sistem dan dinamikanya. Purnomo (2005) menyebutkan bahwa

analisis sistem mendasarkan pada kemampuan untuk memahami fenomena dari

jumlah data yang tersedia. Analisis sistem adalah sebuah pemahaman yang

berbasis pada proses, sehingga sangat penting untuk berusaha memahami proses-

proses yang terjadi. Analisis sistem juga menguraikan suatu sistem informasi yang

utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-

kesempatan, hambatan-hambatan dan kebutuhan-kebutuhan yang terjadi pada

dunia nyata yang diharapkan menjadi umpan balik informasi, sehingga dapat

diusulkan perbaikan-perbaikannya.

E. Pengolahan Data, Pembuatan Model, dan Analisis Data

1. Identifikasi isu, tujuan dan batasan.

Identifikasi isu, tujuan dan batasan penting dilakukan untuk mengetahui

dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Membuat tujuan secara spesifik

agar semakin memudahkan proses pembuatan model, dalam hal ini peneliti

membatasi ruang lingkup penelitian pada produk-produk furnitur kayu jati yang

berasal dari satu KPH. Sedangkan isu yang diangkat adalah mencari model

pertambahan rantai nilai serta pihak yang berperan dalam meraih keuntungan.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pengolahan data wawancara terstruktur (kuisioner). Pengolahan

data tahap ini bertujuan untuk membuat data input model, data

diolah menjadi data kuantitatif (tabulasi) baik dalam bentuk tabel,

grafik ataupun diagram.

b. Pengolahan data sekunder, seperti data produksi, data penjualan

kau bulat Perhutani dan volume. Pengolahan data sekunder ini

Page 29: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

17

bertujuan untuk membuat data input model dari sumber yang

relevan yang selanjutnya data tersebut diolah menjadi data

kuantitatif (tabulasi) baik dalam bentuk tabel maupun grafik atau

diagram.

c. Studi pustaka digunakan sebagai bahan tambahan, dasar

perhitungan yang relevan untuk studi ini.

3. Konseptualisasi Model

Pemodelan dinamik merupakan pemodelan yang menggambarkan

perubahan yang terjadi pada suatu sistem berdasarkan waktu (bersifat dinamis).

Dalam pemodelan ini satuan waktu yang digunakan adalah tahun. Fase ini

bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang model yang

dibuat. Memasukkan data yang telah diolah ke dalam model (sebagai input) dan

membuat simulasi.

4. Spesifikasi Model

Melakukan perumusan yang lebih detil dari setiap hubungan yang ada

dalam model konseptual. Jika pada model konseptual, hubungan dua komponen

dapat digambarkan dengan anak panah, maka pada fase ini anak panah tersebut

dapat berupa persamaan numerik dengan satuan-satuan yang jelas. Peubah waktu

yang dapat digunakan dalam pemodelan juga harus ditentukan.

5. Evaluasi Model

Fase ini bertujuan untuk melihat apakah relasi yang dibuat telah logis sesuai

dengan harapan atau perkiraan. Tahapan dalam fase ini adalah:

a. Pengamatan model dan membandingkan dengan kenyataan pada

dunia nyata

b. Mengamati perilaku model, apakah sesuai dengan harapan/

kenyataan yang digambarkan pada fase konseptualisasi model

c. Membandingkan perilaku model dengan data yang didapat dari

sistem atau dunia nyata

Proses pengujian kewajaran dan kelogisan model adalah melakukan

pembandingan dunia nyata dengan model yang dibuat. Perbandingan dilakukan

dengan uji Khi Kuadrat (χ2) (Walpole, 1995) dengan rumus berikut :

χ2 hitung = ∑ (yriil – ymodel)2/ ymodel

Page 30: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

18

dengan hipotesis = Ho : ymodel = yriil H1 : yriil ≠ ymodel

Dengan kriteria hitung uji = χ2 hitung < χ2 tabel : terima Ho

χ2 hitung > χ2 tabel : tolak Ho

6. Penggunaan Model

Model dapat dipakai untuk mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan

dan pengembangan perencanaan dan agenda bersama antar pihak. Dalam

penggunaan model ini diperlukan kegiatan:

o Membuat daftar panjang skenario dari semua skenario yang

mungkin dapat dibuat dan akan dikembangkan

o Menganalisis hasil dari daftar pendek skenario

o Merumuskan skenario tersebut menjadi pilihan kebijakan.

Tahapan pemodelan dan analisis data pada studi ini disajikan pada Gambar

3 berikut:

Gambar 3 Tahapan Pemodelan

Identifikasi Isu, tujuan dan batasan

Konseptualisasi model

Spesifikasi model

Evaluasi model

Penggunaan model

Page 31: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

19

Dalam penelitian ini, analisis rantai nilai dilakukan dengan :

1. Penelusuran rantai nilai tataniaga kayu dari produsen (Perhutani)

sampai ke pedagang dan konsumen, serta melakukan pemetaan

aliran produk yang mencakup: a) nilai output kotor, b) nilai input,

dan c) aliran fisik dari produk

2. Analisa nilai tambah dan distribusi nilai tambah yang diterima

masing-masing aktor yang dirumuskan sebagai berikut :

π = Hj – B

Dimana:

π = Keuntungan yang diterima oleh aktor

Hj = Harga jual produk

B = Total biaya

3. Selanjutnya memasukkan nilai-nilai yang telah dicari ke dalam

model simulasi.

Page 32: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

KONDISI UMUM PERTAMBAHAN NILAI JATI

Jati merupakan salah satu komoditi berasal dari hutan yang baik dan

bernilai jual tinggi, karena memiliki nilai fisik dan estetika yang tinggi. Di

Indonesia jati banyak diperoleh di Pulau Jawa. Selain di Indonesia jati juga

banyak ditemukan di Kamboja, Thailand, Myanmar dan India. Nilai jati terus

mendapat perhatian karena perannya dalam peningkatan devisa negara serta

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di Kamboja, pengelolaan hutan jati yang

dikelola oleh negara dengan rotasi 30 tahun dengan perlakuan penjarangan

menghasilkan nilai keuntungan bagi perusahaan sebesar US$ 1.000/Ha pada tahun

ke-3, US$ 2.000/Ha pada tahun ke-8 dan US$ 4.000/Ha pada tahun ke-15 dan 20

sedangkan pada tahun ke-30 pada pengelolaan tersebut mengasilkan keuntungan

US$ 30.000/Ha. Nilai yang hampir sama didapat pada pengelolaan tanpa

penjarangan, yaitu sebesar US$ 30.000/Ha, dengan nilai estimasi pohon berdiri

sebesar US$ 100/pohon dan terdapat 300 pohon/Ha (Agrifood Consulting

International, 2005). Pengelolaan hutan jati tanpa penjarangan memiliki nilai

NPV/Ha/Tahun sekitar US$ 55 pada tingkat suku bunga 10%, sedangkan

penjualan kayu persegi oleh lahan miliki pribadi, dijual seharga US$ 300/m3,

sehingga pada waktu panen perusahaan pengelola hutan jati menjual kayu yang

dipanennya kepada perusahaan penggergajian pribadi untuk meningkatkan nilai

kayu tersebut (Agrifood Consulting International, 2005).

Di Myanmar, produksi kayu bulat jati pada tahun 1971-1997 yang diizinkan

oleh pemerintah adalah rata-rata sebesar 609.500 m3/tahun. Nilai jual kayu bundar

jati berbeda tiap tahunnya. Berikut ini harga jual kayu bundar di Myanmar pada

beberapa tahun :

Tabel 1 Harga jual kayu bundar di Myanmar pada tahun 1994-1998

Tahun 1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998

Harga (US$/log) 1.438 1.363 1.233 1.304

Perusahaan perkayuan di Myanmar memiliki efisiensi produksi produk dari

pemanenan dengan nilai tingkat sisa produksi (limbah) sampai produk akhir

sebesar 25%, sehingga pada produk akhir di pasar 100 m3 membutuhkan kayu

Page 33: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

21

yang dipanen sebanyak 125 m3 (Castrén, 1999). Ekspor produk hasil hutan di

Myanmar memiliki peran yang cukup penting. Perputaran kayu banyak

didominasi oleh kayu bundar yaitu sebesar 80-85%, hanya sekitar 1/5 dari total

pendapatan ekspor hasil hutan diisi oleh produk pengolahan kayu. Produk olahan

primer seperti penggergajian, kayu lapis, dan kayu vinir mencapai 10-15% serta

pertambahan nilai pada industri kayu lainnya seperti moulding, flooring dan

furnitur hanya 5% dari total ekspor hasil hutan.

Saat ini Myanmar banyak menggunakan hutan alam sebagai penghasil kayu

bulat jati. Harga log kayu jati pada bulan Januari hingga Juni tahun 2007

bervariasi. Harga Kualitas II dihargai sebesar € 4.515/m3, harga kualitas III

dihargai sebesar € 4.288/m3 dan kualitas IV dengan harga € 3.944/m3.

Tabel 2 Harga rata-rata gergajian kayu jati Myanmar (April-Mei 2007)

Harga Rata-rata € perhoppus* Ton Kualitas Kayu Gergajian

April Mei

Kualitas I 2.461 2.836

Kualitas II 2.016 2.094

Kualitas III - -

Kualitas IV 1.687 1.661

Kualitas V 1.325 1.350

Sumber: ITTO (2007); *Hoppus ton = 1,8 m3 (1 US$ = € 0,726 = Rp 9.042)

Furnitur di negara Cina memiliki peran penting bagi pendapatan negara

tersebut. Asosiasi furnitur Cina secara formal menganugerahi sebuah sebutan

furnitur klasik Eropa pada daerah Yuhuan di Provinsi Zheijiang. Daerah ini dapat

menghasilkan 90% industri furnitur yang memproduksi furnitur klasik Eropa,

dengan rata-rata kapasitas produksi sebesar 900.000 set furnitur pertahun. Hal ini

merupakan produksi terbesar di Cina bagian Timur dan memiliki andil 30% dari

pasar nasional Cina, serta 70% produk furnitur telah dijual kepada 30 negara.

Harga kayu gergajian jati dengan panjang 4 meter dari Cina dihargai sebesar

10.000-12.000 Yuan/m3 atau sebesar 1321-1585 US$/m3 dengan nilai tukar

sebesar 1 US$ = 7,57 Yuan (ITTO, 2007).

Di Amerika Utara, pertumbuhan konsumsi furnitur di Amerika sejalan

dengan pendapatan bersih pajak pada tingkat 6,1% pada tahun 2006, meningkat

Page 34: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

22

dari 4,7% dari tahun sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan konsumsi di Amerika

ini, kemungkinan besar membawa peningkatan pada nilai pasar dunia sekitar US$

88,58 milyar pada tahun 2007 dibandingkan pada tahun sebelumnya dengan nilai

US$ 83,82 milyar. Sedangkan harga kayu jati gergajian (yang kasar) di Amerika

Utara merupakan kayu impor dari Taiwan bernilai US$ 2.125/m3 (ITTO, 2007).

Indonesia memiliki peran yang sangat penting bagi persediaan kayu jati.

Indonesia memiliki 31% dari sekitar 94% total luas tanaman jati tropis di Asia

(Bhat, 2003). Di Indonesia, peran yang besar tersebut didominasi oleh pemegang

hak pengelolaan kawasan jati khususnya di Jawa yaitu Perhutani. Perhutani

sebagai pengelola kawasan jati terbesar di Indonesia, memperkirakan penerimaan

pada tahun 2007 sebagai perusahaan pengelolaan hutan negara sebesar Rp 2,415

triliun, suatu kenaikan sebesar Rp 500 milyar dibanding tahun 2006. Pemasukan

terbesar didapat dari hasil hutan kayu sebesar 75% dan 25% dari hasil hutan non

kayu (ITTO, 2007).

Tabel 3 Volume penjualan kayu bulat jati dan penerimaan Perhutani (1998-2002)

Penerimaan (Rp x 1000) Tahun Volume (m3)

Total Rata-rata/m3

1998 703.005 550.602.273 783

1999 567.715 656.779.314 1.156

2000 726.653 675.994.415 930

2001 645.041 813.704.787 1.261

2002 613.219 836.439.281 1.364

Sumber: Siswamartana (2003)

Rata-rata harga kayu bulat jati di atas ditentukan beberapa faktor sebagai

berikut :

o Komposisi kayu menurut kelas diameter dan kualitas.

o Illegal loging yang membuat kelebihan persediaan kayu dan

menurunkan harga.

o Krisis ekonomi yang menyebabkan merosotnya daya beli

konsumen.

Setiap meter kubik kayu jati yang dijual oleh Perhutani menyangkut kepada

hal berikut ini :

Page 35: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

23

o Pertambahan nilai pada pajak sebesar 10% dari harga kayu

o Bagian sumberdaya hutan

o Retribusi kepada pemerintah daerah

o Fee lelang dan kepedulian sosial

Setiap meter kubik diprediksi bagian wajib pajak sebesar Rp 450.000 untuk

penjualan langsung dan Rp 650.000 untuk penjualan melalui lelang

(Siswamartana, 2003).

Berikut ini tabel perbandingan nilai kayu gergajian jati di berbagai negara

pada tahun 2007 :

Tabel 4 Nilai Kayu gergajian jati di berbagai negara

Nama Negara Kualitas Nilai Kayu Jati (US$)

I 2.026

II 1.572

IV 1.280

Myanmar

V 1.027

Cina* - 1.453

Taiwan - 2.125

I 809

II 753

Indonesia (penjualan

dalam negeri)

III 677

Sumber: ITTO (2007), Perhutani (2007); * 1 US$ = 7,567 Yuan

Page 36: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengembangan Model

1. Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan

Tingkat kebutuhan kayu semakin meningkat dan diiringi dengan semakin

bertumbuhnya industri pengolahan kayu. Permintaan kebutuhan kayu yang tinggi

tidak diimbangi dengan persediaan sumber daya hutan terutama kayu. Hutan

tanaman yang banyak berdiri menggantikan hutan alam yang kian berkurang juga

berperan sebagai pendukung persediaan kayu bulat untuk memenuhi pasar.

Perhutani sebagai perusahaan pengelolaan hutan tanaman terbesar di pulau Jawa

memiliki andil besar dalam penyediaan kayu jati yang diminta oleh pasar.

Total luas kawasan hutan yang dikelola Perhutani adalah seluas 3.009.771

ha yang meliputi hutan produksi, hutan lindung, hutan konservasi, dan taman

nasional, dengan luas 1.083.925 ha berupa kawasan hutan jati. Pada 2003, sekitar

76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa dikukuhkan sebagai hutan produksi, yaitu

kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu).

Hanya kurang dari 24% hutan jati Perhutani dikukuhkan sebagai hutan lindung,

suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam. Sedangkan KPH Banten yang berada

dibawah pengelolaan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten memiliki

luas kawasan hutan jati sebesar 36.438,55 Ha atau sebesar 1,21% dari total luas

hutan Perum Perhutani dan sebesar 3,36% dari luas kawasan jati Perum Perhutani.

Mengingat lahannya yang relatif cukup luas, hutan jati dipandang memiliki

fungsi-fungsi non-ekonomis yang penting. Memiliki nilai yang besar dan penting

untuk pendapatan negara. Begitu juga dengan industri hilir yang berada

setelahnya, seperti penggergajian kayu, industri mebel dan lainnya. Nilai-nilai

tersebut mengalir dari produsen hingga ke konsumen, dengan nilai yang berbeda.

Pada penelitian ini penulis membatasi lingkup penelitian hanya pada jati

yang berasal dari KPH Banten. Selanjutnya melakukan penelusuran aliran kayu

hingga ke industri pengolahan kayu jati (furnitur) di daerah Jakarta dan

sekitarnya.

Pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perhutani memiliki banyak tujuan,

selain sebagai pemasok kebutuhan bahan baku kayu, juga dapat meningkatkan

Page 37: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

25

kesejahteraan masyarakat dan membuka peluang kerja bagi masyarakat,

mendukung dan berperan serta dalam pembangunan wilayah dan perekonomian

nasional. Dalam rangka pengelolaan hutan lestari, pengelolaan hutan Perum

Perhutani jugs bertujuan meningkatkan produktivitas, kualitas dan nilai sumber

daya hutan. Isu yang diangkat dalam pemodelan ini adalah mencari dinamika

sistem pertambahan nilai jati di KPH Banten melalui penelusuran produk lanjutan

kayu jati.

Pemodelan ini dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan sistem

pengusahaan kayu jati, menggambarkan sistem tersebut dalam sebuah model

simulasi serta mempelajarinya dengan pendekatan sistem dinamis, diperolehnya

informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai produk

kayu, serta tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan yang sesuai dan

menguntungkan bagi pelaku pada sistem pengusahaan hutan dan kayu jati.

Berdasarkan model tersebut diharapkan dapat menjadi informasi mengenai

alternatif peningkatan potensi dan kesejahteraan bagi masyarakat di daerah, dapat

memberikan masukan mengenai pengembangan pengusahaan hutan dan industri

pengolahan kayu jati (furnitur) agar tetap sukses bertahan pada pasar global, serta

dapat memberikan masukan bagi KPH agar dapat menyeimbangkan rasio

kelestarian hutan dengan produksi yang dihasilkan serta masukan pengembangan

usaha lainnya. Batasan sistem terkait dengan sumber bahan baku kayu jati yang

dalam hal ini adalah KPH Banten, lingkup pemasaran produk lanjutan kayu jati di

daerah Jakarta dan sekitarnya seperti broker dan industri pengolahan kayu jati.

Batasan sistem ditetapkan dengan tujuan untuk memisahkan komponen yang

berada di dalam sistem dan komponen yang berada di luar sistem. Komponen

yang berada di dalam sistem dibatasi sebagai berikut : (1) Harga jual dasar kayu

bundar jati Perhutani, (2) Harga beli dan harga jual broker, (3) Biaya industri

pengolahan kayu jati dan harga jual produk, (4) Satuan produk dan (5)

Keuntungan.

2. Konseptualisasi

Model konseptual yang dikembangkan dideskripsikan melalui aliran dan

stok. Model yang dibuat terdiri dari beberapa submodel antara lain: areal hutan

Page 38: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

26

dan produksi kayu KPH Banten, penjualan kayu, industri pengolahan kayu serta

pasar produk furnitur. Pemodelan dinamik merupakan pemodelan yang

menggambarkan perubahan yang terjadi pada suatu sistem berdasarkan waktu

(bersifat dinamis). Dalam pemodelan ini satuan waktu yang digunakan adalah

tahun. Fase ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh

tentang model yang dibuat.

Kebutuhan akan kayu yang terus meningkat dapat dilihat dari besarnya

permintaan kayu di pasar. Pasar dapat menjadi penentu besaran produksi yang

dihasilkan dari hutan sebagai penghasil kayu (bahan baku), dalam hal penghasil

kayu KPH Banten berperan sebagai penghasil kayu bulat yang dihasilkan dari

kegiatan pemanenan. Kegiatan pemanenan merupakan rangkaian kegiatan

pengelolaan hutan, dimana kegiatan pengelolaan hutan biasanya dimulai dengan

kegiatan penanaman, lalu diikuti oleh kegiatan lainnya seperti pemeliharaan,

penanaman dan sebagainya. Banyaknya penanaman akan mempengaruhi

dinamika tegakan yang akan berhubungan dengan banyaknya penebangan. Jika

yang ditanam banyak memungkinkan akan dapat banyak menebang pada waktu

yang akan datang, yang akan mengahsilkan kayu bulat. Kayu bulat yang

dihasilkan tersebut selanjutnya diolah melalui industri pengolahan kayu primer

yang akan menghasilkan produk kayu olahan.

Pengelolaan hutan lestari diharapkan mampu menghasilkan produk yang

dapat menyeimbangkan permintaan kayu khususnya jati yang menguntungkan

secara sosial ekonomis, produktif, dan berwawasan lingkungan. Sehingga selain

dapat meningkatkan nilai perolehan dari kayu yang dihasilkan juga dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan pendapatan masyarakat

lainnya melalui industri pengolahan kayu. Konseptualisasi model dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut :

Page 39: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

27

(+)

(+) (+)

(+) (+) (+) (+) Pengolahan kayu bulat (+) (+) (+) (+) (+)

Penjualan produk

(+)

Gambar 4 Konseptualisasi model yang dikembangkan

Gambar 5 di bawah ini merupakan diagram sebab akibat alir kayu KPH

Banten. Diagram ini meliputi aktor, peran aktor dan aliran kayu. KPH Banten

sebagai salah satu sumber penghasil kayu bulat Perum Perhutani menghasilkan

kayu tiap tahunnya, dengan jumlah volume yang berbeda. Aktor selanjutnya

adalah Broker yang memiliki peran dalam aliran pertambahan nilai kayu KPH

Banten, selanjutnya kayu bulat tersebut akan diproses pada industri pengolahan

kayu yang terdiri dari penggergajian, pembuatan furnitur (produsen), dan terakhir

finishing untuk mempertinggi nilai kualitas furnitur. Selanjutnya produk furnitur

tersebut dijual kepada konsumen.

pemanenan

Konsumsi domestik

Ekspor

Jati KPH

Penanaman Kayu bulat

Produk kayu olahan

Industri furnitur

pasar Hutan jati

penjualan

Broker Ind. pengolahan

Page 40: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

28

Pasar ekspor

+

+

Penanaman

Pemanenan

Hutan jatiJati KPH

Kayu bulat

broker

Penjualan langsung

Lelang

Penggergajian

Produsen furnitur

PertumbuhanJati

Finishing

Penjual

Konsumsi domestik

Tegakan jati

++

+

+

-

+

+

+

+

+

+

+

+ +

+

+ +

Gambar 5 Diagram sebab akibat alir kayu jati KPH

3. Pertambahan Nilai Jati KPH Banten

Dari hasil studi ini, diperoleh pertambahan nilai jati KPH Banten dengan

nilai yang berbeda pada setiap aktor, perolehan pertambahan nilai dapat dilihat

pada Tabel 4. Nilai output diperoleh dari nilai produk akhir. Nilai pertambahan

kayu yang diperoleh ditentukan dari masukan bahan baku sejumlah 1 m3 yang

akan terus menjadi produk akhir sebanyak 0,285 m3. Tiap aktor memiliki peran

berbeda dalam pertambahan nilai kayu jati, penyumbang terbesar diprediksi dari

perhutani. Sedangkan aktor dalam industri pengolah kayu sebagai penyumbang

pertambahan nilai terbesar dipegang oleh produsen furnitur. Berikut ini

pertambahan nilai kayu per meter kubik jati pada setiap aktor.

Page 41: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

29

Tabel 5 Pertambahan nilai kayu jati di tiap aktor dan produk (Rp x 1.000/m3)

Aktor Nilai Output Nilai Input Output bersih

Perhutani 2.496 1.711 785

Broker 497 200 297

Penggergajian 1.011 500 511

Produsen furnitur 2.047 1.260 787

Finishing 1.360 680 680

Penjual 1.052 474 578

Nilai pada tabel di atas masih memerlukan perhitungan kembali untuk

mendapatkan hasil nyata yang diperoleh dari 1 m3 produk kayu bulat sebagai

bahan baku yang akan menjadi produk akhir sebesar 0,285 m3. Sehingga

diperlukan faktor konversi sebagai pembantu perhitungan, karena tiap aktor

menghasilkan produk tinggal yang berbeda. Tabel 6 berikut ini merupakan

perhitungan yang dilakukan untuk mendapat nilai pada produk akhir :

Tabel 6 Pertambahan nilai kayu jati (Rp x 1000/m3)

Aktor Faktor Konversi

Produk Tinggal

Nilai Output

Input Biaya

Pertambahan Nilai (bahan)

% m3 Rp Rp Rp

Perhutani 100 1 2.496 1.711 785

Broker 100 1 497 200 297

Penggergajian 50 0,5 505 250 255

Produsen furnitur 60 0,3 614 378 236

Finishing 95 0,285 387 193 193

Penjual 100 0,285 299 135 164

Total 4.801 2.868 1.933

Sumber : Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999), Hidayat (2007), Purnomo (2006)

Produk tinggal merupakan perkalian antara faktor konversi yang digunakan

dari aktor kepada aktor yang selanjutnya. Tabel di atas menunjukan bahwa untuk

mendapatkan produk tinggal berupa produk furnitur sebesar 0,285 m3 yang telah

difinishing dan siap jual membutuhkan kayu bulat sebagai bahan baku sebanyak 1

Page 42: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

30

m3, dengan harga akhir sebesar Rp 4.801.000 yang membutuhkan biaya sebesar

Rp 2.868.000 serta pertambahan nilai dari bahan yang digunakan sebesar Rp

1.933.000. Sedangkan pertambahan nilai yang dihasilkan dari produk satu ke

produk selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7 Pertambahan nilai kayu jati pada bahan dan produk hasil (Rp x 1000)

Aktor Pertambahan Nilai (bahan) Pertambahan Nilai (produk)

Rp/m3 % Rp/m3 %

Perhutani 785 40,61 785 21,57

Broker 297 15,41 297 8,18

Penggergajian 255 13,23 511 14,05

Produsen

furnitur

236 12,21 787 21,63

Finishing 193 10,03 680 18,69

Penjual 164 8,52 578 15,88

Total 1.933 100,00 3.639 100,00

Total pertambahan nilai bahan per meter kubik sampai produk akhir adalah

sebesar Rp 1.933.000/m3, dengan aktor yang menikmati pertambahan nilai bahan

terbesar adalah Perum Perhutani sebesar 40,61%. Hal ini diprediksi karena

dipengaruhi faktor konversi dan volume penjualan yang besar. Tetapi dengan

melihat waktu yang dibutuhkan untuk memeroleh nilai tersebut broker memiliki

peluang yang cukup besar dibanding Perhutani. Sedangkan pertambahan nilai

yang dihasilkan dari produk adalah sebesar Rp 3.639.000/m3. Pertambahan nilai

produk dari Tabel 5 di atas diperoleh bahwa produsen furnitur mendapat

persentase pertambahan nilai produk terbesar, yaitu sebesar 21,63% atau sebesar

Rp 787.000 dari total pertambahan nilai produk sebesar Rp 3.639.000. hal ini

disebabkan karena pertambahan nilai produk tidak dipengaruhi faktor konversi,

melaikan lebih dipengaruhi oleh keuntungan yang didapat oleh tiap aktornya.

Besaran jumlah pertambahan nilai yang diperoleh aktor terdistribusi secara

bervariasi. Aktor industri pengolahan kayu (penggergajian, produsen furnitur dan

finishing) mendapatkan 35,46% dari pertambahan nilai jati, sedangkan perhutani

Page 43: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

31

sebagai produsen mendapatkan 40,61%. Broker mendapatkan 15,41% dan penjual

memperoleh 8,52% dari pertambahan nilai jati dari bahan yang diproduksi.

4. Spesifikasi Model

Pemodelan dinamika sistem pertambahan nilai kayu jati KHP Banten ini

menggunakan software sistem dinamik STELLA 8, terdiri dari beberapa

submodel :

1. Areal Hutan

Submodel areal hutan menggambarkan sumber daya hutan sebagai tempat

produksi kayu jati dari kawasan hutan KPH Banten sebagai sumber

kebutuhan kayu bulat di berbagai daerah. KPH Banten telah memiliki

komitmen bersama dengan direksi Perum Perhutani tentang pembebasan

wilayah hutan dari tanah kosong, sehingga KPH Banten telah melakukan

pengawalan tanaman secara serius yaitu dengan membentuk brigade hijau

dimana persentase tumbuh tanaman minimal 95% dan laju kerusakan hutan

tidak lebih dari 2% per tahun. KPH Banten tidak hanya berkonsentrasi pada

pembuatan tanaman tetapi juga pada pemeliharaannya. Dalam submodel ini

diasumsikan bahwa penananaman dilakukan dan disesuaikan dengan luasan

kawasan hutan yang dipanen. Ingrowth merupakan jumlah tanaman yang

hidup saat penanaman yang akan masuk menjadi kelas umur (KU) 1.

Sedangkan pembalakan liar dianggap tidak ada (nol). Jumlah pohon pada

tiap kelas umur didekati dengan persamaan yang digunakan oleh Sopari

(2007) :

N = (L KUi x 10.000) : (0,5 x JT2 x 1,73)

Dimana:

N = Jumlah pohon tiap KU.

L KUi = Luas kelas umur yang akan dicari jumlah pohon.

JT = Jarak tanam

Tabel 8 Persen penjarangan dan persen tumbuh terhadap jumlah pohon

Jenis persentase 1 2 3

Penjarangan 0,021 1,217 1,39

Tumbuh 98,6 98,0 99,0

Sumber: Data diolah

Page 44: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

32

Persen penebangan di KPH Banten pada setiap tahunnya berbeda,

penebangan rata-rata pada 5 tahun terakhir adalah sebesar 11.342,97 m3;

sedangkan etat luas dan etat volume masing-masing sebesar 242 Ha/tahun

dan 21.983 m3/tahun (KPH Banten, 2008). Pada submodel areal hutan,

penebangan didekati dengan jumlah pohon yang ditebang pada setiap

tahunnya dengan menggunakan persen tebang terhadap jumlah pohon yaitu

sebesar 0,85% - 1% penebangan kelas umur (KU) 4 dan 1,988%

penebangan pada kelas umur (KU) 5 setiap tahunnya. Simulasi model yang

dapat digambarkan pada submodel ini dapat dilihat pada Gambar 6 berikut :

penjarangan1

mortaliti1penebangan2

penebangan1

penjarangan2

mortaliti2 mortaliti3

persentumbuh3

ingrowth out growt1

jml phn KU I jml phn

KU 3

jml phn KU 2

out growt2 out growt3 out growt4

jml phn KU 4

jml phn KU 5

persentumbuh1

persentumbuh2

penjarangan3

jml tanam

persentebang2

persentebang1

persenpenj 1

totaltebang

luas tebang

persenpenj 2

persenpenj 3

luas tanam

Table 9

Lahan kosong

teg tinggal5

Graph 6

totalpenjarangan

Areal hutan

Gambar 6 Submodel areal hutan

2. Penjualan Kayu Perhutani

Submodel ini menggambarkan aliran kayu jati yang dipasarkan dan

dijual dari KPH Banten melalui Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) wilayah II

Bogor. Penjualan dalam negeri hasil hutan kayu jati dan rimba pada perum

perhutani, dalam kondisi dan situasi saat ini telah banyak mengalami

perubahan. Pejabat yang ditunjuk dan diberikan wewenang untuk

memasarkan dan melayani penjualan kayu bundar di wilayah kerjanya

adalah General manajer, dalam hal ini wilayah II Bogor melayani penjualan

kayu jati yang berasal dari KPH Banten.

Page 45: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

33

Kayu jati bundar yang dipasarkan dan dijual, dilakukan dengan

beberapa macam penjualan, yaitu penjualan melalui lelang, penjualan

langsung dan penjualan dengan kontrak. Penjualan melalui lelang adalah

penjualan hasil hutan kayu bundar yang dilaksanakan di depan umum

dengan cara penawaran terbuka. Penjualan melalui lelang ini dilakukan di

kantor pemasaran Perhutani Unit III Bandung. Penjualan lelang ini juga

masih dibagi lagi menjadi lelang kecil dan lelang besarnya volume

penjualan hasil hutan melaui saluran lelang pada masing-masing general

manager ditetapkan oleh kepala unit. Penjualan langsung merupakan

penjualan hasil hutan kayu bundar yang dilakukan dengan menerbitkan

Surat Izin Pembelian (SIP), penjualan langsung ini merupakan penjualan

terbanyak yang sering dilakukan oleh para pengguna kayu bulat, baik

industri penggergajian, pengrajin dan masyarakat umum yang membeli

kayu. Sedangkan penjualan dengan kontrak adalah penjualan hasil kayu

bundar yang dilakukan oleh Perum Perhutani dengan pihak pembeli yang

dituangkan dalam suatu perjanjian jual beli. Penjualan semacam ini biasanya

dilakukan dalam kapasitas yang besar dan dilakukan oleh industri-industri

pengolahan kayu dengan kapasitas besar (>6000 m3/tahun). Kayu yang

dipasarkan untuk keperluan industri pengolah kayu (furnitur) kebanyakan

berasal dari jenis tebangan A. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh

rasio volume tebang sebesar 0,824 m3/pohon, sedangkan rasio penjarangan

sebesar 0,0268 m3/pohon (KPH Banten 2007-2008). Submodel penjualan

KPH ini disimulasikan pada Gambar 7 di bawah ini:

v ol tebang penjualan

stok kay u

sisa

Table 1

pengeluaran

HJ PPperkubik

pertmbh nilaidari KPH

persenpenjualan

biay atanam

biay apengelolaan

biay atebang

Graph 4

totaltebang

rasiov olume

luas tanamluas tebang

totalpenjarangan

rasiopenjarangan

pendapatan

Penjualan KPH

Gambar 7 Submodel penjualan kayu KPH

Page 46: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

34

Kayu bulat yang dihasilkan dari KPH Banten Perum Perhutani Unit

III Jawa Barat dan Banten dipasarkan dan selanjutnya dipergunakan untuk

keperluan produksi berbagai produk yang akan terus sampai kepada para

pengguna atau konsumen. Kayu tersebut melewati beberapa aktor yang

akan mempengaruhi nilai kayu tersebut. Di antara banyaknya aktor tesebut,

kayu yang berasal dari KPH Banten kemudian dipasarkan melalui Kesatuan

Bisnis Mandiri (KBM) Perum Perhutani Wilayah II Bogor dan diantaranya

dibeli dan disalurkan oleh perantara (broker).

3. Perantara/Broker

Submodel ini adalah aktor lanjutan yang memiliki peran dalam

pertambahan nilai kayu jati yaitu perantara/broker, kayu yang berasal dari

KBM Perum Perhutani Wilayah II Bogor dijual kepada broker (perorangan

atau perusahaan) yang selanjutnya menjual kayu jati yang diperolehnya

kepada industri pengolahan kayu pertama (penggergajian). Industri

penggergajian dapat pula membeli langsung dari KBM. Gambar 8 di bawah

ini adalah submodel Broker :

input kybroker

ky masukpenggergajian

penjualan

Table 2

nilai beli nilai jual

net broker

jml kay ujual broker

Graph 5

perantara (broker)

Gambar 8 Submodel perantara (broker)

4. Penggergajian

Kayu yang dipasarkan oleh broker selanjutnya akan menjadi bahan

baku untuk industri penggergajian yang menghasilkan produk kayu

Page 47: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

35

gergajian. Pada submodel ini, kayu gergajian memiliki rendemen rata-rata

sebesar 50%, dimana 1 m3 kayu bulat akan menghasilkan 0,5 m3 kayu

gergajian (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1999) sebagai

perbandingan, nilai rata-rata rendemen penggergajian di Amerika Serikat

sebesar 54% dan di Inggris mencapai 55%.

Table 3

net penggergajian

nilai inputsawmill

nilai outputsawmill

jml kygerg

konsumsiky gerg

ky masukpenggergajian

bahan bakukay u gergajian

limbah

jml kay u diolah

tk prod ky gerg

rendemen

Graph 7

industri penggergajian

Gambar 9 Submodel penggergajian

5. Produsen Furnitur

Submodel ini menggambarkan aktor dan proses kayu gergajian yang

berasal dari industri penggergajian selanjutnya menjadi bahan baku bagi

industri furnitur yang akan menghasilkan produk mentah furnitur berupa

kursi, meja, pintu dan produk lainnya. Hidayat (2007) menyebutkan bahwa

produk yang dihasilkan memiliki nilai rendemen sebesar 40-60%. Sehingga

dengan bahan baku kayu gergajian sebesar 0,5 m3 akan menghasilkan

produk furnitur sebesar 0,3 m3. Gambar 10 berikut ini merupakan simulasi

submodel produsen furnitur :

Page 48: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

36

Table 4

net produsen

nilai inputprodusen

kay u meubel

limbah meubel

konsumsiky gerg

ky diolahuntuk meubel

tk prod meubel konsumsimeubel

rendemenmeubel

jml prodmeubel

nilai outputprodusen

Graph 8

produsen meubel

Gambar 10 Submodel furnitur

6. Finishing dan Penjual

Submodel ini menjelaskan, lanjutan proses setelah menjadi produk

mentah kemudian diteruskan kepada industri finishing yang akan

menghasilkan produk jadi yang siap dijual. Purnomo (2006) menyebutkan

nilai rendemen industri finishing ini adalah sebesar 95% sehingga produk

mentah sebesar 0,3 m3 akan menghasilkan produk jadi yang siap dijual

sebesar 0,285 m3 sedikit berbeda dengan hasil yang diperoleh Purnomo

(2006) yaitu sebesar 0,24 m3. Selanjutnya produk-produk furnitur dijual

kepada konsumen melalui pengecer atau penjual furnitur.

prod mentah tk prod jadi

konsumsimeubel

prod f inishing

penjualanmeubel

limbah f insh

rendemen f ins

jml prod jadi

nilai inputf inishing

nilai outputf inishing nilai output

penjual

net f inishing net penjual

nilai inputpenjual

Graph 9Table 11

industri f inishing dan penjual

Gambar 11 Submodel finishing dan penjual

Page 49: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

37

B. Evaluasi

Evaluasi model dilakukan untuk mengetahui kemampuan model dalam

mendeskripsikan keadaan sebenarnya di lapangan. Evaluasi model dilakukan

dengan menggunakan analisis sensitivitas keluaran, yang terjadi akibat perubahan

nilai masukan. Keluaran hasil simulasi akan dibandingkan dengan teori yang ada.

Tujuannya, untuk mengamati sejauh mana model dapat memprediksi dengan baik

apabila nilai masukan diubah-ubah (Sunaryo, 2006).

Grant et al (1997) menjelaskan langkah-langkah evaluasi model dalam

tahapan berikut :

1. Menilai kelayakan pada struktur model dan dapat diinterpretasikan pada

hubungan fungsional model

2. Mengevaluasi kesesuaian antara model dengan pola perilaku model yang

diharapkan

3. Pengujian kesesuaian model dengan data yang ada di dunia nyata

4. Menentukan kepekaan (sensitivity) model terhadap perubahan nilai

parameter penting

Evaluasi model yang dilakukan pada penelitian ini menilai kelayakan dan

kewajaran dalam menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Proses pengujian

dilakukan dengan uji Khi kuadrat (χ2) (Walpole, 1995) dengan rumus berikut :

χ2 hitung = ∑ (yriil – ymodel)2/ ymodel

Dengan hipotesis = Ho : ymodel = yriil H1 : yriil ≠ ymodel

Dengan kriteria hitung uji = χ2 hitung < χ2 tabel : terima Ho

χ2 hitung > χ2 tabel : tolak Ho

Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan antara hasil volume tebang model simulasi dengan

volume tebang rencana produksi.

H1 : Terdapat hubungan antara hasil volume tebang simulasi dengan volume

tebang rencana produksi.

Dari perhitungan menggunakan software Minitab 14 diperoleh hasil

sebagai berikut:

χ2 hitung = 317732,000

Page 50: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

38

Sehingga χ2 hitung > χ2 tabel dengan demikian Ho ditolak. P-value masing-

masing statistik uji menunjukan rasio di bawah α = 0,05. Sehingga hasil uji

hipotesis mengarah pada kesimpulan menolak hipotesis awal yang mengatakan

tidak ada hubungan antara hasil volume tebang model simulasi dengan volume

tebang rencana produksi. Ini berarti ada keterkaitan antara hasil simulasi dengan

rencana produksi, sehingga simulasi model dapat dikatakan wajar dan logis.

Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui total

pertambahan nilai kayu jati dengan mengubah-ubah persen tebang produksi kayu

jati.

Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah persen tebang kelas

diameter 4 dan 5 pada produksi kayu bulat perhutani yaitu (1) 2% dan 2,5%; (2)

3% dan 0,9%; (3) 5% dan 0,9%. Semakin besar produksi kayu bulat yang

dimasukkan maka semakin mengubah komposisi dinamika tegakan dan mengubah

besaran nilai total pertambahan nilai yang dihasilkan. Hasil analisis sensitivitas

model dapat dilihat pada gambar 12 berikut :

9:56 15 Apr 2008

analisis sensitiv itas keluaran

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

2:

2:

2:

3:

3:

3:

5e+010,

7.5e+010

1e+011,

3.5e+010

5e+010,

6.5e+010

3.5e+010

7.5e+010

1.15e+011

1: total nilai 2: total nilai 2 3: total nilai 3

1

11

1

2

22 2

3

3

3

3

Gambar 12 Analisis sensitivitas model terhadap perubahan total pertambahan nilai

Keterangan :

1. Total pertambahan nilai yang dihasilkan dari perubahan persen tebang pada

kelas umur 4 dan 5 masing-masing sebesar 2% dan 2,5%

Page 51: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

39

2. Total pertambahan nilai yang dihasilkan dari perubahan persen tebang pada

kelas umur 4 dan 5 masing-masing sebesar 3% dan 0,9%

3. Total pertambahan nilai yang dihasilkan dari perubahan persen tebang pada

kelas umur 4 dan 5 masing-masing sebesar 5% dan 0,9%

Grafik pada Gambar 12 di atas menunjukkan adanya fluktuasi total

pertambahan nilai dari semua aktor penjualan kayu dan produk. Peningkatan total

pertambahan nilai yang dihasilkan dari perubahan masukan jumlah produksi kayu

bulat Perhutani memiliki total pertambahan nilai yang berbeda. Hal ini disebabkan

karena nilai masukan dan keluaran pada analisis sensitivitas memiliki nilai yang

berbeda pada tahun simulasi tersebut. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas yang

dilakukan, dapat dilihat tahun ke-37 merupakan tahun yang optimal dari

pertambahan nilai kayu jati dilihat dari aspek finansial. Tanpa melihat etat luas

dan volume yang ada, maka dapat dilihat peningkatan total pertambahan nilai

pada tahun ke-100 adalah sebagai berikut :

Tabel 8 Analisis sensitivitas dengan total pertambahan nilai (Rp)

Total pertambahan nilai pada Analisis sensitivitas 1 2 3 Tahun ke-37 71.934.384.562 61.194.968.872 80.329.294.587Akhir (tahun ke-100) 62.005.708.905 57.734.000.372 106.074.526.688

C. Penggunaan Model

1. Simulasi Dasar

Simulasi dasar model yang dibuat menjelaskan keadaan sektor kehutanan

baik pengusahaan hutan yang dalam hal ini Perum Perhutani KPH Banten, sampai

pada pengolahan kayu pada masa yang akan datang (jangka waktu 100 tahun) jika

diasumsikan tidak ada perubahan nilai harga jual kayu bulat Perhutani dan

perubahan nilai harga jual produk. Berikut ini menunjukan beberapa submodel

pertambahan nilai kayu jati dalam 100 tahun yang akan datang :

1. Areal Hutan

Pada submodel areal hutan ini diasumsikan bahwa outgrowth yang terjadi

sebesar 10% dari luas tiap kelas umur (KU), sedangkan penebangan

menggunakan persen tebang terhadap jumlah pohon. Luas tebangan

Page 52: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

40

menyesuaikan jumlah pohon yang ditebang dengan nilai rasio jumlah pohon

yang ditebang terhadap luasan areal adalah 111 pohon perhektar (Perum

Perhutani 2007). Nilai volume tebang yang dihasilkan tiap tahun berfluktuasi

dikarenakan jumlah pohon outgrowth berbeda tiap tahun, sedangkan

penebangan terjadi pada kelas umur (KU) IV dan V. Penebangan yang

diharapkan adalah tidak lebih dari etat yang telah ditentukan. Hasil simulasi

dasar submodel areal hutan dapat dilihat pada Gambar 13. Besarnya jumlah

pohon tiap KU adalah sebagai berikut :

Tabel 9 Jumlah pohon tiap KU pada akhir tahun simulasi dasar

KU I II III IV V

Jumlah pohon

2.304.815 1.784.759 1.796.310 1.703.267 170.845

9:36 26 Mei 2008

Dinamika tegakan kelas umur

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

2:

2:

2:

3:

3:

3:

4:

4:

4:

5:

5:

5:

2000000

5000000

8000000

1500000

2500000

3500000

500000

2000000

3500000

1250000

1700000

2150000

50000

150000

250000

1: jml phn KU I 2: jml phn KU 2 3: jml phn KU 3 4: jml phn KU 4 5: jml phn KU 5

1

1 11

2

22

2

33

33

4

4

4

4

5 5

5

5

Gambar 13 Dinamika tegakan kelas umur (simulasi dasar)

2. Penjualan Kayu Perhutani

Penjualan kayu yang dilakukan Perhutani dilakukan dengan berbagai

cara. Cara penjualan yang paling banyak dilakukan dengan cara penjualan

melalui saluran lelang dan penjualan langsung (Perum Perhutani, 2006).

Pendapatan KPH dari penjualan ini bervariasi sesuai dengan jumlah penjualan

yang ditentukan dari volume tebang dan jumlah stok tiap tahun. Stok kayu

Page 53: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

41

merupakan akumulasi dari volume tebang tiap tahun, sehingga nilai stok kayu

selalu meningkat. Nilai persentase penjualan adalah sebesar 95,45% (Perum

Perhutani, 2007) yang terjadi diasumsikan sama setiap tahun. Pada simulasi

ini stok kayu pada tahun ke-100 sebesar 15.436,51 m3, sedangkan volume

penjualan terbesar terjadi pada tahun ke-31 dan volume penjualan terkecil

pada tahun ke-7 (Tabel 10).

Tabel 10 Stok kayu dan volume penjualan tahun (simulasi dasar)

Tahun ke Stok Kayu (m3) Penjualan (m3)

7 13.752,07 13.126,35

31 19.274,39 18.397,40

100 15.436,51 14.734,14

Tabel di atas menjelaskan bahwa selama tahun simulasi dasar persentase

penjualan adalah sama yakni sebesar 95,45% dari stok kayu tiap tahunnya,

maka prediksi nilai pendapatan, pertambahan nilai oleh perhutani serta

pertambahan nilai perkubik dengan mengasumsikan nilai harga jual kayu

bulat perhutani sama tiap tahunnya yaitu sebesar Rp 2.496.000/m3 dan biaya

yang dikeluarkan tiap tahun yang dikeluarkan perhutani meliputi biaya

tebang, biaya tanam dan biaya pengelolaan hutan yang besarannya masing-

masing tergantung kepada luasannya. Biaya tebang sebesar Rp 1.763.960/Ha

dan Rp 12.225.508/Ha untuk biaya tanam, Sedangkan pengelolaan hutan Rp

14.026.784.000 (Perum Perhutani, 2007) diasumsikan sama setiap tahunnya.

Prediksi nilai tersebut digambarkan sebagai berikut :

Page 54: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

42

12:24 15 Apr 2008

Pertambahan nilai dari KPH

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

2:

2:

2:

3:

3:

3:

1.6e+010

1.7e+010

1.8e+010

3e+010,

4e+010,

5e+010,

1.5e+010

2.5e+010

3.5e+010

1: pembiay aan 2: pendptn 3: pertmbh nilai dari KPH

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

Gambar 14 Pertambahan nilai dari KPH

Dari penjualan yang dilakukan Perhutani didapatkan masukan nilai bagi

submodel ini yang digunakan untuk menghitung pendapatan dari penjualan

kayu bulat. Sehingga nilai tambah yang dihasilkan dari Perhutani (KPH

Banten) diprediksi mengalami penurunan, sedangkan nilai tambah dari bagi

perolehan total pertambahan nilai dari perhutani mengalami nilai terbesar

pada tahun 98 sedangkan total pertambahan nilai terendah dicapai pada tahun

ke-7 pada simulasi dasar.

Tabel 11 Total pertambahan nilai tahun ke-7, 31 dan 100 (simulasi dasar)

Tahun Total Pertambahan Nilai (Rp) Pendapatan (Rp) 7 16.352.593.368 32.763.374.10431 28.411.836.862 45.919.912.464100 19.974.080.937 36.776.423.533

3. Perantara/Broker

Setelah kayu dijual oleh perhutani, aktor selanjutnya adalah perantara

penjual (broker), yang menghubungkan perhutani dengan pembeli potensial

seperti industri pengolahan kayu. Pada submodel ini prediksi pertambahan

nilai yang didapat oleh broker terus menurun. Pada akhir simulasi dasar

prediksi pertambahan nilai yang dihasilkan oleh broker sebesar Rp

7.345.185.050. Gambar 15 berikut adalah pertambahan nilai yang dicapai

oleh broker :

Page 55: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

43

20:32 15 Apr 2008

Pertambahan nilai dari broker

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

2:

2:

2:

3:

3:

3:

3e+010,

4e+010,

5e+010,

3.5e+010

5e+010,

6.5e+010

6.5e+009

8e+009,

9.5e+009

1: nilai beli 2: nilai jual 3: net broker

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

Gambar 15 Pertambahan nilai broker (simulasi dasar)

4. Penggergajian

Kayu yang dijual broker akan masuk ke industri penggergajian yang

akan menghasilkan produk kayu gergajian. Industri ini memiliki rendemen

sebesar 50% sehingga kayu gergajian sebesar 0,5 m3 yang dihasilkan

membutuhkan kayu bulat sebanyak 1 m3. Pada submodel ini, pertambahan

nilai kayu jati yang dihasilkan dari industri penggergajian diprediksi

mengalami penurunan secara perlahan mulai tahun ke-32 simulasi dasar,

yaitu sebesar Rp 9.299.886.118 menuju Rp 7.493.576.608 pada akhir tahun

simulasi. Berikut ini gambar 16 merupakan prediksi pertambahan nilai yang

dihasilkan oleh industri gergajian pada simulasi dasar.

20:32 15 Apr 2008

Pertambahan nilai dari penggergajian

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

3e+009,

4e+009,

5e+009,

1: net sawmill

1

1

1

1

Gambar 16 Pertambahan nilai kayu pada penggergajian (simulasi dasar)

Page 56: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

44

5. Produsen Furnitur

Aktor selanjutnya yang mempengaruhi pertambahan nilai kayu jati

adalah industri furnitur. Bahan baku yang diperoleh merupakan kayu

gergajian yang oleh industri furnitur akan diubah bentuk menjadi produk

furnitur mentah. Nilai rendemen industri furnitur dari kayu gergajian sebesar

60%, menghasilkan 0,3 m3 prokuk furnitur. Prediksi pertambahan nilai oleh

industri furnitur dapat dilihat pada Gambar 17. Pertambahan nilai diprediksi

mengalami penurunan dari titik tertingginya pada tahun ke-34 dengan

pertambahan nilai sebesar Rp 5.649.841.793 menuju Rp 4.580.275.955 pada

akhir tahun simulasi.

20:44 15 Apr 2008

Pertambahan nilai pada produsen f urnitur

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

4e+009,

5e+009,

6e+009,

1: net produsen

1

1

1

1

Gambar 17 Pertambahan nilai kayu pada industri furnitur (simulasi dasar)

6. Industri Finishing dan Penjual

Industri finishing merupakan industri yang memanfaatkan produk

mentah dari hasil industri furnitur sehingga menghasilkan produk jadi yang

siap pakai dan siap jual. Industri ini memiliki peran yang cukup besar dalam

pertambahan nilai kayu. Sama halnya dengan industri finishing, penjual

furnitur juga memiliki peran yang besar. Prediksi pertambahan nilai oleh

kedua aktor ini dapat dilihat pada gambar 18 berikut :

Page 57: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

45

20:51 15 Apr 2008

Pertambahan nilai dari f inishing dan penjual

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

2:

2:

2:

2.4e+009

2.9e+009

3.4e+009

2.15e+009

2.6e+009

3.05e+009

1: net f inishing 2: net penjual

1

11

1

2

2

2

2

Gambar 18 Pertambahan nilai kayu pada industri finishing dan penjual furnitur (simulasi dasar)

Dari Gambar 17 di atas dapat dilihat pertambahan nilai yang dihasilkan

oleh industri finishing meningkat lalu menurun perlahan hingga akhir tahun

simulasi, besar pertambahan nilai tang dihasilkan dari finishing dan

penjualan pada akhir simulasi masing-masing sebesar Rp 2.755.046.604 dan

Rp 2.479.427.034.

2. Pembuatan skenario

Pembuatan skenario dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

peningkatan nilai kayu jati dengan skenario yang relevan, tujuannya agar dapat

menjadi masukan yang bermanfaat bagi pengembangan industri pengolahan kayu

jati dan pengelolaan hutan. Pembuatan skenario dihadapkan kepada bagaimana

sikap tanggap terhadap konsep bisnis dapat memelihara bisnis furnitur. Purnomo

(2006) juga menyebutkan minimal ada dua langkah yang dibutuhkan untuk

membesarkan bisnis furnitur, yaitu pertama adalah dengan meningkatkan porsi

pertambahan nilai pada penanam kayu jati dan penerimaan perusahaan menengah

bawah, kedua membuat arahan investasi pada pengelolaan kayu jati. Pada

penelitian ini, beberapa skenario yang dibuat adalah :

1. Peningkatan efisiensi produksi

2. Meningkatkan volume tebang dengan membuka investasi penanaman

lahan kosong

Page 58: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

46

3. Kolaborasi skenario 1 dan Perhatian khusus bagi penjual domestik dan

mancanegara

Skenario I

Muhtaman dkk (2006) dalam Purnomo (2006) menyebutkan bahwa sikap

tanggap bisnis dapat menciptakan premium harga melalui implementasi promosi

perdagangan dan indikasi geografis. Premium harga bagi penanam kayu jati,

perusahaan kecil menengah, dapat diperoleh dari meningkatkan harga akhir

produk, mengurangi keuntungan broker, sertifikasi, efisiensi kolektif atau pasar

nyata. Skenario pertama merupakan simulasi dengan meningkatkan efisiensi

produksi pada penggergajian sebesar 70% dan produsen furnitur sebesar 70-75%.

Simulasi yang dilakukan selama 100 tahun yang akan datang menunjukkan bahwa

distribusi nilai setiap aktor dalam pertambahan nilai kayu jati mengalami

fluktuasi. Pada awal simulasi menunjukan total pertambahan nilai berada pada

angka Rp 48.722.359.974 dan diakhir tahun simulasi berada pada angka Rp

52.210.939.431. Gambar 19 berikut ini menggambarkan simulasi total

pertambahan nilai kayu jati.

22:07 03 Jun 2008

Total pertambahan nilai pada skenario 1

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

4.5e+010

6e+010,

7.5e+010

1: total nilai

1

1

1

1

Gambar 19 Total pertambahan nilai pada skenario I

Page 59: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

47

Skenario II

Skenario kedua ini dilakukan dengan melakukan penanaman besar-besaran

pada lahan kosong. Berdasarkan data dari KPH Banten (2008), saat ini terdapat

lahan kosong sebesar 12.000 Ha, dengan mengalokasikan penanaman yang lebih

dikhususkan dengan menanam pohon jati sebesar 1% pertahun dari lahan kosong,

maka penanaman ini akan meningkatkan jumlah pohon dan dapat merubah total

produksi yang saat ini. Sehingga pada 30-40 tahun yang akan datang pohon yang

ditanam telah memasuki kelas diameter 3 dan 4 sehingga siap ditebang. Total

pertambahan nilai pada skenario diprediksi sebesar Rp 103.968.870.776 dengan

produksi kayu bulat sebesar 34.002,73 m3. Gambar 20 tentang distribusi

perolehan pertambahan nilai pada skenario II :

13:43 23 Jul 2008

Total pertambahan nilai pada skenario II

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

3e+010,

7e+010,

1.1e+011

1: total nilai

1

1

1

1

Gambar 20 Total pertambahan nilai pada skenario II

Skenario III

Pada skenario simulasi III ini dilakukan dengan menggabungkan skenario

pertama dan memberikan insentif dalam pemasaran produk dan kerjasama dengan

pusat-pusat desain produk kayu olahan, sebagai bentuk sikap perhatian kepada

produsen dan penjual. Pada skenario ini diharapkan dapat mengembangkan usaha

pengolahan dan pemasaran produk kayu olahan dengan meningkatnya harga jual

serta mengurangi beban biaya pemasaran, dan diharapkan terdapat peningkatan

nilai sebesar 20-30% dari harga normal. Dari skenario ini diperoleh total nilai

Page 60: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

48

pada tahun awal skenario sebesar Rp 54.944.578.491, sedangkan pada akhir tahun

skenario total pertambahan nilai sebesar Rp 58.849.851.001. Gambar 21 berikut

merupakan total pertambahan nilai pada skenario III

22:25 03 Jun 2008

Total pertambahan nilai pada skenario III

Page 10.00 25.00 50.00 75.00 100.00

Years

1:

1:

1:

5e+010,

6.5e+010

8e+010,

1: total nilai

1

1

1

1

Gambar 21 Total pertambahan nilai pada skenario III

Pembuatan tiga skenario tersebut diharapkan dapat dijadikan alternatif

pilihan untuk memperbaiki sistem pertambahan nilai kayu jati dan produknya di

Indonesia dan dapat bermanfaat bagi pengembangan industri pengolahan kayu

yang lebih baik. Berdasarkan skenario di atas, dapat dilihat urutan pertambahan

nilai terbesar sampai terkecil sebagai berikut :

Tabel 12 Urutan skenario penyesuaian dengan pertambahan nilai

Skenario Penyesuaian Pertambahan nilai pada akhir

tahun simulasi (Rp.)

2. Meningkatkan volume tebang

dengan membuka investasi

penanaman lahan kosong

103.968.870.776

3. Kolaborasi skenario 1 dan

Perhatian khusus bagi penjual

domestik dan mancanegara

58.849.851.001

1. Peningkatan efisiensi produksi 52.210.939.431

Page 61: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

49

Skenario yang paling besar dalam peningkatan pertambahan nilai pada akhir

tahun simulasi adalah skenario kedua, dimana melakukan peningkatkan volume

tebang dengan membuka investasi penanaman seluas 120 Ha atau sebesar 1% tiap

tahunnya dari lahan kosong. Skenario pertama dapat diperoleh dari meningkatkan

harga akhir produk, mengurangi keuntungan broker, sertifikasi, efisiensi kolektif

atau pasar nyata. Skenario kedua membutuhkan kajian yang lebih lengkap seperti

kajian etat luas dan etat volume serta dinamika tegakan, dari skenario ini

menghasilkan total pertambahan nilai pada akhir tahun simulasi sebesar Rp

103.968.870.776.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait beberapa skenario di atas

yaitu daya beli masyarakat, disain furnitur dan kualitas yang ditawarkan. Karena

bagaimanapun, setiap produk akan memiliki nilai sesuai dengan kualitas dan

kuantitasnya. Sebagai perbandingan misalnya, kualitas jati yang ditanam di Blora

akan memiliki kualitas yang berbeda dengan jati daerah lainnya.

Melihat dari beberapa skenario yang dibuat, skenario 2 mempunyai

beberapa kendala yaitu pengelolaan dan pencapaian, sedangkan skenario 1 dan 3

merupakan skenario dengan pola meningkatkan pertambahan nilai melalui

produsen kayu olahan dan furnitur, sehingga resiko keberhasilan ditentukan oleh

semua aktor yang berperan dan mengikutsertakan peran pemerintah. Dengan

mempertimbangkan hal-hal di atas, maka skenario yang memungkinkan untuk

diterapkan adalah skenario kedua dengan melakukan investasi penanaman dari

lahan kosong dengan memperhatikan dan mengkaji kembali etat yang

diperbolehkan dalam penebangan.

Page 62: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Simulasi dasar terhadap penggunaan model menunjukkan bahwa

pengusahaan dan pertambahan nilai kayu jati di KPH Banten diperankan oleh

banyak aktor dengan peran yang berbeda. Luas dan potensi hutan menentukan

banyaknya volume yang dapat ditebang. Semakin banyak luas yang ditebang

membuat komposisi tegakan semakin didominasi oleh kelas umur muda.

Berdasarkan hasil simulasi dasar pertambahan nilai kayu jati menunjukkan

penurunan total nilai. Hal ini dikarenakan input kayu bulat Perhutani menurun,

yang berdampak pada turunnya produksi lanjutan kayu jati. Apabila keadaan

tersebut terus berlanjut, maka keberlangsungan industri furnitur tidak terlalu

banyak diharapkan menghasilkan keuntungan yang besar. Pertambahan nilai kayu

jati dipengaruhi oleh faktor seperti volume produksi kayu bulat, efisiensi

produksi, waktu, dan volume penjualan.

Pembuatan skenario-skenario penyesuaian diharapkan dapat menjadi

alternatif pilihan bagi perkembangan industri pengolahan kayu. Dari simulasi

tersebut paling mungkin untuk diterapkan adalah diterapkan adalah skenario

kedua dengan melakukan penanaman 1% setiap tahun dari lahan kosong dengan

catatan mengkaji kembali etat yang diperbolehkan dalam penebangan, dan

memperhatikan kualitas serta desain produk.

B. Saran

Model skenario yang dibuat hanya dikembangkan untuk membantu

meningkatkan pertambahan nilai kayu jati dan distribusi keuntungan pada masa

yang akan datang, tanpa memperhatikan keberadaan kayu ilegal yang beredar dan

tenaga kerja yang digunakan. Untuk penelitian lanjutan, model dapat

disempurnakan dengan peubah lain yang lebih spesifik untuk mengkaji

penggunaan tenaga kerja dan pertambahan nilai kayu ilegal.

Page 63: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Value Chain. http://www.mindtools.com/pages/article/newTMC

10.htm /Value Chain Analysis/a. [23 Oktober 2007] . 2007. The Value Chain. http://www.quickmba.com/strategy/value-

chain.htm. [23 Oktober 2007] Agrifood Consulting International. 2005. Final Report for the Cambodian

Agrarian Structure Study. http://siteresources.worldbank.org/ INTCAMBODIA/Resources/293755-1151087924882/Agrarian-Structure-Study-main-report.pdf. [15 April 2008]

Amirin TM. 1992. Pokok-Pokok Teori Sistem. CV Rajawali. Jakarta. Bhat KM. 2003. Quality Concerns of Sustainable Teak Wood Chain. [Paper for

Oral Presentation]. India Castrén T. 1999. Timber Trade and Wood Flow-Study. http://www.globalwood.

org/market1/aaw20060802.htm. [15 April 2008] Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Panduan Kehutanan Indonesia.

Jakarta: Dephutbun. Grant WE, Pedersen EK, Marin SL. 1997. Ecology and Natural Resource

Management. System Analysis and Simulation. John Wiley and Sons, inc. New York.

Heylighen F, Joslyn C. 1992. What is Systems Theory?. http://www.physical

geography.net/fundamentals/4b.html. [23 oktober 2007] Hidayat. 2007. Hanya 12,72% dari Sebuah Pohon yang Menjadi Perabot Kayu.

http://web.mac.com/ehidayat/iWeb/Eko/Woodworking/42C9C8B4-E0A2-4CBB-8331-431F470E302D.html. [4 April 2008]

ITTO. 2007. Tropical Timber Market Report. Volume 12 Number 13. [1-15 July

2007] Kaplinsky R, Morris M. 2000. A Handbook for Value Chain Research. IDRC.

www.ids.ac.uk/global.PDF. [08 April 2007] Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Perum Perhutani. 1999. Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) Kelas

Perusahaan Jati. Diterbitkan oleh Seksi Perencanaan Hutan I. Bogor.

Page 64: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

52

Perum Perhutani. 2005. Laporan Tahunan 2004. Diterbitkan oleh Direksi Perum Perhutani.

. 2007. Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 995/KPTS/

DIR/2007 tentang Pedoman Penjualan dalam Negeri Hasil Hutan Kayu Bundar Jati dan Rimba. Diterbitkan oleh Direksi Perum Perhutani.

. 2007. Laporan Data Kemajuan Pekerjaan model-DKP s/d

Desember 2006. Diterbitkan oleh KBM Wilayah II. Bogor. . 2008. Pembinaan Hutan. http://www.kphbanten.perum

perhutani.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id=38&Itemid=126. [23 Oktober 2007]

Porter ME. 1985. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior

Performance. New York. The Free Press. Prahasto H, Purnama BM. 1990. Nilai Tambah Industri Pengolahan Kayu Jati

Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Volume 12 Nomor 1.

Purnomo H. 2005. Teori Sistem Kompleks, Pemodelan dan Simulasi. Bahan

bacaan. Mata Ajaran Analisis Sistem. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Purnomo H. 2006. Teak Furnitur and Business Responsibility: A Global Value

Chain Dynamics Approach. Economics and Finance in Indonesia 54:411-443.

Recklies D. 2001. The Value Chain. http://sysdyn.clexchange.org/sdep/papers/D-

4165-1.pdf. [23 Oktober 2007] Schiebel W. 2007. The Value Chain Analysis of ECR Europe,

Interpreting A System Innovation in Supply Chains. Simatupang TM. 1995. Teori Sistem Suatu Perspektif Teknik Industri. Andi

Offset. Yogyakarta. Simon H. 2004. Membangun Kembali Hutan Indonesia. Pustaka Pelajar Offset.

Jakarta. Siswamartana, S. 2003. The Up and Down of Teak Forest Management in

Indonesia. [Paper for Oral Presentation]. Jepara. Sopari H. 2007. Model Simulasi Rasio Kelestarian Hutan Produksi Kelas

Perusahaan Jati di Kesatuan Pemangkuan Hutan Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Page 65: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

53

Sumarna Y. 2003. Budi Daya Jati. Penebar Swadaya. Jakarta. Sunaryo. 2006. Stella dan Model Wanulcas. www.worldagroforestry.org/

sea/publications/files/lecturenote/LN0006-04.PDF. [10 maret 2006]. Wikipedia Indonesia. 2007. Jati. http://id.wikipedia.org/wiki/Jati. [16 Desember

2007].

Page 66: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor
Page 67: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

LAMPIRAN

Lampiran 1. Persamaan Model Dinamika Sistem Simulasi Dasar Areal hutan jml_phn__KU_2(t) = jml_phn__KU_2(t - dt) + (out_growt1 - out_growt2 - penjarangan2 - mortaliti2) * dt INIT jml_phn__KU_2 = 1763789 INFLOWS: out_growt1 = 0.1*jml_phn__KU_I OUTFLOWS: out_growt2 = 0.1*jml_phn__KU_2 penjarangan2 = jml_phn__KU_2*persen_penj_2 mortaliti2 = jml_phn__KU_2*(1-persen_tumbuh2) jml_phn__KU_3(t) = jml_phn__KU_3(t - dt) + (out_growt2 - out_growt3 - penjarangan3 - mortaliti3) * dt INIT jml_phn__KU_3 = 682736 INFLOWS: out_growt2 = 0.1*jml_phn__KU_2 OUTFLOWS: out_growt3 = 0.1*jml_phn__KU_3 penjarangan3 = persen_penj_3*jml_phn__KU_3 mortaliti3 = jml_phn__KU_3*(1-persen_tumbuh3) jml_phn__KU_4(t) = jml_phn__KU_4(t - dt) + (out_growt3 - out_growt4 - penebangan2) * dt INIT jml_phn__KU_4 = 1578176 INFLOWS: out_growt3 = 0.1*jml_phn__KU_3 OUTFLOWS: out_growt4 = 0.1*jml_phn__KU_4 penebangan2 = jml_phn__KU_4*persen_tebang2 jml_phn__KU_5(t) = jml_phn__KU_5(t - dt) + (out_growt4 - penebangan1 - teg_tinggal5) * dt INIT jml_phn__KU_5 = 64624 INFLOWS: out_growt4 = 0.1*jml_phn__KU_4 OUTFLOWS: penebangan1 = jml_phn__KU_5*persen_tebang1 teg_tinggal5 = jml_phn__KU_5-penebangan1 jml_phn__KU_I(t) = jml_phn__KU_I(t - dt) + (ingrowth - out_growt1 - penjarangan1 - mortaliti1) * dt INIT jml_phn__KU_I = 7037187

Page 68: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

55

INFLOWS: ingrowth = jml_tanam OUTFLOWS: out_growt1 = 0.1*jml_phn__KU_I penjarangan1 = persen_penj_1*jml_phn__KU_I mortaliti1 = jml_phn__KU_I*(1-persen_tumbuh1) Lahan_kosong(t) = Lahan_kosong(t - dt) INIT Lahan_kosong = 0 jml_tanam = luas_tanam*10000/(0.5*9*1.73)+Lahan_kosong luas_tanam = luas_tebang luas_tebang = (total_tebang*111)/10000 persen_penj_1 = 0.00021 persen_penj_2 = 0.01217 persen_penj_3 = 0.00139 persen_tebang1 = 0.01988 persen_tebang2 = IF(jml_phn__KU_4>=1600000) then 0.0085 else 0.01 persen_tumbuh1 = 0.9866 persen_tumbuh2 = 0.98 persen_tumbuh3 = 0.999 total_penjarangan = penjarangan1+penjarangan2+penjarangan3 total_tebang = penebangan2+penebangan1 industri finishing dan penjual jml_prod_jadi(t) = jml_prod_jadi(t - dt) + (tk_prod_jadi - penjualan_meubel) * dt INIT jml_prod_jadi = tk_prod_jadi INFLOWS: tk_prod_jadi = rendemen_fins*prod_finishing OUTFLOWS: penjualan_meubel = jml_prod_jadi prod_finishing(t) = prod_finishing(t - dt) + (prod_mentah - tk_prod_jadi - limbah_finsh) * dt INIT prod_finishing = prod_mentah INFLOWS: prod_mentah = konsumsi_meubel OUTFLOWS: tk_prod_jadi = rendemen_fins*prod_finishing limbah_finsh = (1-rendemen_fins)*prod_finishing net_finishing = nilai_output_finishing-nilai_input_finishing net_penjual = nilai_output_penjual-nilai_input_penjual nilai_input_finishing = 680000*prod_finishing nilai_input_penjual = jml_prod_jadi*474000 nilai_output_finishing = tk_prod_jadi*1360000 nilai_output_penjual = penjualan_meubel*1052000 rendemen_fins = 95/100

Page 69: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

56

industri penggergajian jml_kayu_diolah(t) = jml_kayu_diolah(t - dt) + (bahan_baku_kayu_gergajian - limbah - tk_prod_ky_gerg) * dt INIT jml_kayu_diolah = bahan_baku_kayu_gergajian INFLOWS: bahan_baku_kayu_gergajian = ky_masuk_penggergajian OUTFLOWS: limbah = (1-rendemen)*jml_kayu_diolah tk_prod_ky_gerg = jml_kayu_diolah*rendemen jml_ky_gerg(t) = jml_ky_gerg(t - dt) + (tk_prod_ky_gerg - konsumsi_ky_gerg) * dt INIT jml_ky_gerg = tk_prod_ky_gerg INFLOWS: tk_prod_ky_gerg = jml_kayu_diolah*rendemen OUTFLOWS: konsumsi_ky_gerg = jml_ky_gerg net_penggergajian = nilai_output_sawmill-nilai_input_sawmill nilai_input_sawmill = jml_kayu_diolah*250000 nilai_output_sawmill = tk_prod_ky_gerg*1011000 rendemen = 50/100 log trade total_nilai = pertmbh_nilai_dari_KPH+net_produsen+net_penjual+net_finishing+net_penggergajian+net_broker Penjualan KPH stok_kayu(t) = stok_kayu(t - dt) + (vol_tebang - penjualan - sisa) * dt INIT stok_kayu = vol_tebang INFLOWS: vol_tebang = (total_tebang*rasio_volume)+(total_penjarangan*rasio_penjarangan) OUTFLOWS: penjualan = persen_penjualan*stok_kayu sisa = (1-persen_penjualan)*stok_kayu biaya_pengelolaan = 14026784000 biaya_tanam = 12225508*luas_tanam biaya_tebang = luas_tebang*1763960 HJ_PP_perkubik = 2496000 pendapatan = penjualan*HJ_PP_perkubik pengeluaran = biaya_pengelolaan+biaya_tanam+biaya_tebang persen_penjualan = 0.9545 pertmbh_nilai_dari_KPH = pendapatan-pengeluaran rasio_penjarangan = 0.026819 rasio_volume = 0.823934014

Page 70: DINAMIKA SISTEM PERTAMBAHAN NILAI KAYU JATI ABDUL … · nilai produk kayu jati dan tersusunnya rekomendasi skenario kebijakan masa depan yang sesuai dan menguntungkan bagi para aktor

57

perantara (broker) jml_kayu_jual_broker(t) = jml_kayu_jual_broker(t - dt) + (input_ky_broker - ky_masuk_penggergajian) * dt INIT jml_kayu_jual_broker = input_ky_broker INFLOWS: input_ky_broker = penjualan OUTFLOWS: ky_masuk_penggergajian = jml_kayu_jual_broker net_broker = nilai_jual-nilai_beli nilai_beli = jml_kayu_jual_broker*2496000 nilai_jual = ky_masuk_penggergajian*2993000 produsen meubel jml_prod_meubel(t) = jml_prod_meubel(t - dt) + (tk_prod_meubel - konsumsi_meubel) * dt INIT jml_prod_meubel = tk_prod_meubel INFLOWS: tk_prod_meubel = rendemen_meubel*ky_diolah_untuk_meubel OUTFLOWS: konsumsi_meubel = jml_prod_meubel ky_diolah_untuk_meubel(t) = ky_diolah_untuk_meubel(t - dt) + (kayu_meubel - limbah_meubel - tk_prod_meubel) * dt INIT ky_diolah_untuk_meubel = kayu_meubel INFLOWS: kayu_meubel = konsumsi_ky_gerg OUTFLOWS: limbah_meubel = (1-rendemen_meubel)*ky_diolah_untuk_meubel tk_prod_meubel = rendemen_meubel*ky_diolah_untuk_meubel net_produsen = nilai_output_produsen-nilai_input_produsen nilai_input_produsen = ky_diolah_untuk_meubel*614000 nilai_output_produsen = tk_prod_meubel*2047000 rendemen_meubel = 60/100 Not in a sector