Dinamika Pariwisata Bali
-
Upload
fitri-ciptosari -
Category
Education
-
view
842 -
download
0
description
Transcript of Dinamika Pariwisata Bali
Pariwisata Bali
SejarahDinamika
Masalah
Sejarah Pariwisata Bali Abad ke 8 Rsi Markandeya melakukan perjalanan ke pulau Bali Bali ditemukan oleh Cornellis de Houtman (Belanda) pada
tahun 1579
“Isle de Baly” (Island of Bali) by Antoine Prevost and Jacob Van der Schley1746-70
Abad 20 atau tepatnya pada1920 mulailah wisatawan Eropadatang ke Bali, karena kapal – kapal dagang Belanda yaitu KPM(Koninklijke Paketcart Maatsckapy)
“Bali diperkenalkan sebagai the island of God”
Pertunjukan Legong Peliatan ditampilkan di beberapa negara untuk memperkenalkan Bali (1932)
Pada tahun 1930 didirikanlah hotel yang pertama di Bali yaitu Bali Hotel yang terletak di jantung kota Denpasar
Gejolak wisata Bali mengalami kemunduruan- Perang dunia Pertama (1939 – 1941)- Perang dunia Kedua (1942 – 1945)- Revolusi Indonesia (1942 – 1949)
Baru pada tahun 1956 kepariwisataan di Bali dirintis kembali.
Untuk mendukung kemajuan pariwisata, Bandara udara I Gusti Ngurah Rai yang diresmikan pada tahun 1969
Pertumbuhan pariwisata secara fisik dimulai dari segitiga Kuta, Sanur, Ubud sebagai daerah pengembangan awal. Nusa Dua tidak kalah progresifnya, dan diikuti daerah lainnya.
Pengaruh Hindu Bali
Sebagian masyarakat Bali menganut agama Hindu. Wujud ideal dari kebudayaan daerah Bali, tampak jelas dalam kehidupan sosial spiritual yang bersumber pada agama Hindu.
Unsur yang terkait dengan agama Hindu antara lain:• Mata pencaharian• Kesenian• Bahasa• Pariwisata
Upacara Nyepi berkaitan dengan Agama Hindu yang dianut oleh Sebagian besar masyarakat di Bali,Mampu menarik perhatian wisatawanUntuk berkunjung ke Bali, namun Nyepi juga mampu menjadi alasan untuk Ditutupnya Bandara.
TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana adalah konsep yang diadopsi ajaran Hindu ditawarkan menjadi konsep Pariwisata di kawasan APEC.
Tri Hita Karana menitikberatkan bagaimana antara manusia berhubungan dengan manusia secara rukun dan damai, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Tri Hita Karana International Conference on Sustainable Development 2013, Nusa Dua, Badung, Bali
“Tri Hita Karana sebagai konsep filosofi dan kita
menawarkannya, mungkin filosofi yang bisa menjadi
bagian dari konsep besar sustainable development
yang memang sedang dikembangkan untuk
menyambut apa yang disebut sebagai setelah Milenium
Development Golds (MDGs),”
Budaya sebagai Komoditas Pariwisata
Kebudayaan menyediakan potensi sekaligus menjadi sumberdaya dalam peningkatan pariwisata di Bali.
Kebudayaan disini adalah kebudayaan di Bali, baik dari segi adat istiadat, kesenian, kearifan lokal, dan lain-lain yang mendukung pariwisata di Bali.
Selain keindahan alam dan keunikan budayanya, Bali juga terkenal karena kesakralannya.
Karenanya kebijakan untuk pelestari-an kebudayaan sangat diperlukan untuk keberlangsungan pariwisata Bali.
Tragedi Bom Bali Bom Bali I (12 Oktober 2002)Ledakan pertama di Paddy’s Pub dan Sari Club di jalan legianLedakan kedua di Renon didekat kantor konsulat Amerika Serikatmengakibatkan 202 orang tewas“peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia”
Bom Bali II (1 Oktober 2005)Terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.
Pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten memotivasi dengan program recovery.
3 reaksi utama : Gelombang solidaritas Kecenderungan ke arah ritual (Pamarisuddha & Karipurbhaya) Politisasi lembaga adat yang diskriminatif, memperketat kontrol terhadap
arus masuk penduduk pendatang, termasuk penertiban identitas penduduk pendatang yang sudah menetap di Bali.
Monumen Ground Zero "Monumen Tragedi Kemanusiaan Peledakan Bom 12 Oktober 2002"
Dampak PariwisataDampak Positif
• Menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Bali• Membantu masyarakat dalam hal ekonomi• Memperkenalkan karya-karya seni yang berciri khas budaya Bali• Memperkenalkan budaya serta kesenian-kesenian masyarakat Bali• Membantu para seniman bali dalam memperkenalkan karya seninya kepada
seluruh dunia• Memperkenalkan serta pada akhirnya untuk memberikan pengakuan dan
perlindungan kepada seni serta budaya masyarakat Bali tersebut.• Mendorong bangkitnya industri perhotelan (pembangunan)• Meningkatkan bursa saham (meningkatkan aktifitas ekonomi)• Meningkatkan frekuensi penggunaan alat – alat transportasi• Percampuran budaya melalui informasi dan teknologi• Masyarakat terpacu untuk melestarikan budayanya sebagai motivasi wisatawan
untuk berwisata kedaerahan
Dampak Negatif
Terhadap masyarakat adat Bali• Terkikisnya kebudayaan dan kearifan local masyarakat adat itu sendiri• Terkikisnya kebudayaan juga berdampak buruk terhadap mata pencaharian
masyarakat itu sendiri
Terhadap LingkunganBerkurangnya lahan pertanian, padahal sistem pengairan subak juga merupakan suatu objek wisata yang diminati pengunjung
Di Bidang EkonomiHarga – harga barang yang melambung tinggi karena pariwisata, sehingga menyusahkan masyarakat adat yang kurang mampu.
Di Bidang Agama• Berkurangnya kesakralan upacara adat Bali (terutama di sepanjang pantai Kuta)• Terjadi Akulturasi Budaya, karena banyaknya pendatang.
Terhadap Sosial Budaya
Adanya perselisihan atau konflik kepentingan diantara para pemangku kebijakan, kebencian dan penolakan terhadap pengembangan pariwisata, dan munculnya masalah – masalah sosial seperti praktek sosial dan prostitusi.
Eksploitasi BudayaMemfungsikan pola – pola kebudayaan seperti kesenian, tempat – tempat sejarah, adat istiadat, dan monumen – monumen diluar fungsi utamanya demi kepentingan pariwisata.
“Pariwisata adalah api. Dia harus dikendalikan.”