Dinamika Bumi, Patahan Dan Gempabumi
-
Upload
meli-muchlian -
Category
Documents
-
view
641 -
download
0
Transcript of Dinamika Bumi, Patahan Dan Gempabumi
TUGAS
SISTEM FISIS BUMI
DINAMIKA BUMI, PATAHAN DAN GEMPABUMI
EL BASTHOH / 1021220004
MELI MUCHLIAN / 1021220005
PROGRAM STUDI FISIKA
PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
DINAMIKA BUMI, PATAHAN DAN GEMPABUMI
Bumi terbentuk 4,7 juta tahun lalu akibat adanya tenaga endogen dan eksogen.
Tenaga endogen dari dalam bumi mengubah bentuk bumi dengan perpindahan
lempenglempeng beberapa sentimeter tiap tahunnya. Tapi yang dapat dilihat
manusia dari aktivitas tenaga endogen tersebut hanyalah kejadian gempabumi dan
gunung berapi.
1. Dinamika Dalam Bumi
Berdasarkan teori tektonik lempeng, pada kerak bumi terdapat lempeng bumi
yang secara garis besar terbagi 2 yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Di
bawah lapisan litosfer terdapat lapisan astenosfer yang mana pada bagian atasnya
(antara litosfer dan astenosfer) ada lapisan diskontinuitas yang disebut
Mohorovicic. Lapisan moho inilah yang selalu mengakibatkan pergerakan dari
tiaptiap lempeng dengan energy endogennya sekitar 2 – 15 cm/tahun. Arah
pergerakan lempenglempeng tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Arah pergerakan lempeng
Batas antar lempeng terlihat pada Gambar 2 dapat didefinisikan sebagai daerah
dengan zona aktif terhadap aktivitas tektonik dan vulkanik. Secara umum,
pergerakan pada batas antar lempeng ada tiga macam yaitu divergen, konvergen
dan transform. Model batas antar lempeng dapat dilihat pada Gambar 3.
a. Divergen adalah pergerakan lempeng yang saling menjauh, disebabkan
adanya magma yang menyusup naik ke permukaan bumi dan mengalami
pendinginan membentuk punggung tengah samudra (jika terjadi di batas
lempeng samudra). Dan bila terjadi di batas lempeng benua akan
menghasilkan cekungan.
Contoh: terjadi divergensi di lautan Atlantik dan Samudra Hindia
b. Konvergen adalah pergerakan lempeng yang saling mendekat sehingga atau
salah satunya menyusup akibat perbedaan massa jenis.
Contoh: Penyusupan lempeng IndoAustralia terhadap Eurasia, terbrntuknya
pegunungan Himalaya.
Gambar 2. Batas antar lempeng yang merupakan sumber terjadinya
gempabumi
c. Transform adalah pergerakan lempeng yang saling mendatar secara
horizontal. Biasanya terjadi di lempeng benua.
Contoh: patahan transform San Andreas dan North Anatolian
Gambar 4. Model pergerakan lempeng
Selain gempa bumi, pergerakan antar lempang juga menimbulkan adaya
patahanpatahan kecil yang disebut dengan sesar. Setiap sesar juga memiliki
model pergerakan masingmasing seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Model pergerakan sesar
2. Penyebab Gempabumi
Gaya tektonik gempa bumi ada 2.
a. Stress/ tekanan yaitu gaya persatuan luas. Stress diakibatkan oleh
retakanretakan dan atau perubahan volume batuan.
b. Strain/ regangan adalah perubahan bentuk dari batuan.
Gambar 5 menjelaskan bahwa telah terjadi tekanan pada batuan (5a),
akumulasi regangan yang mengakibatkan perpindahan batuab (5b), saat tekanan
mencapai batas elastis batuan sehingga mengakibatkan adanya patahan (5c). Saat
terjadi patahan maka energy gempabumi akan menjalar dari sumbernya.
3. Patahan: Sumber Gempabumi
Keterangan Gambar 6 bahwa macammacam patahan sesar yaitu dipslip
(sesar normal dan sesar turun), strikeslip (sesar mnendatar) dan obliqueslip
(sesar turun lateral). Tipe patahan normal adalah ketika dinding batas sesar turun
kebawah. Kebalikannya dari sesar normal adalah sesar naik. Pada strikeslip
terlihat dua blok patahan bergerak saling horizontal. Berdasarkan arah slip maka
tipe ini dapat dibagi atas dextra (kanandatar) dan sinistral (kiridatar). Sedangkan
sesar turun lateral adalah kombinasi dari strikeslip dan dipslip.
Gambar 5. Proses terjadinya gempabumi
Contoh dari sesar normal adalah seperti pada Gambar 9. Kemiringan sudut
patahan sekitar 5070 0 . Tetapi sudut ini semakin berkurang ketika bertambahnya
kedalaman. Ratarata pergerakan sesar normal ini adalah 0,5 – 3 mm/tahun.
Gambar 6. Model sesar
Gambar 7. Struktur terbentuknya horst dan graben
Sesar turun memiliki sudut kurang dari 90 0 dan jika sudut patahan kecil dari
45 0 disebut thrust fault. Sesar turun patahan masuk sering menimbulkan busur
seperti daerah circum pasifik dan pegunungan Himalaya.
Sesar patahan mendatar bisa mencapai panjang ribuan kilometer. Mereka dapat
terbentuk dengan patahan lebar beberapa kilometer atau patahan lurus. Geometri
patahan ini selalu dipengaruhi oleh vektor slip dan segmentasi patahan. Jika
vektor slip sejajar dengan strike patahan, maka akan terlihat patahan lurus
tunggal. Jika terbentuk sudut pada vektor slip dan patahan strike, komponen dip
slip akan bergerak naik. Proses terjadinya patahan mendatar dapat dilihat pada
Gambar 8. Pada jenis patahan obliqueslip biasanya geometri dari patahan seperti
tikungan yang membentuk struktur berbeda.
Gambar 8. Proses terbentuknya patahan dan lipatan
4. Patahan Aktif
Ada patahan yang dulunya aktif (pernah terjadi gempa) sekarang tidak aktif,
dan begitu juga sebaliknya. Biasanya untuk beberapa negara yang pernah
terjadinya gempa, mereka menghitung keaktifan suatu patahan menggunakan
periode pengulangan kegempaannya. Namun hal tersebut sangat sulit dinyatakan
kevalidannya. Salah satu metode yang cukup ampuh sekarang ini adalah metode
Paleoseismik yang dapat menentukan perkiran waktu, kekuatan gempa yang
diakibatkan oleh patahan tersebut.
5. Patahan Sesar
Patahan sesar merupakan bagian dari patahanpatahan besar di batas lempeng.
Ukuran patahan sesar ini biasanya beberapa meter sampai beberapa kilometer
yang berbentuk parallel atau sub parallel. Faktor yang mempengaruhi patahan
sesar adalah kekuatan gempa tektonik, struktur dan geologi batuan, blpk sesar,
slip dan slip rate. Model patahan sesar dapat dilihat paca Gambar 9 di bawah.
Gambar 9. Patahan sesar
6. Gelombang Seismik
Ada 2 jenis gelombang seismik:
1. Gelombang Body adalah gelombang yang menjalar di dalam interior bumi.
2. Gelombang Permukaan adalah gelombang yang menjalar di permukaan bumi.
Gambar 10. Gelombang P dan Gelombang S
Gelombang Body terdiri dari dari gelombang P (primer) dan
Gelombang S (sekunder) Gambar 10. Gelombang primer atau gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya searah dengan arah
getarnya. Biasanya gelombang P memiliki kecepatan 47 km/jam dan
merupakan gelombang yang pertama tercatat di seismograf. Gelombang
sekunder atau gelombang transversal adalah gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus dengan arah getarnya. Gelombang s memiliki
kecepatan 25 km/jam di batuan padat. Perbedaan mendasar gelombang P dan
S adalah bahwa gelombang S tidak dapat merambat di dalam cairan dan gas.
Gelombang permukaan terdiri dari gelombang Love dan gelombang
Rayleigh. Gelombang Love mirip dengan gelombang S dan lebih cepat
merambat dibandingkan gelombang Rayleigh. Kedua gelombang permukaan
ini bersifat merusak karena intensitas getaran dan panjang gelombangnya.
7. Magnitudo dan Skala Intensitas
Awalnya penentuan kekuatan gempabumi dengan menggunakan skala Richter.
Richter mengukur energy yang dilepaskan setelah terjadinya gempa bumi.
Setelah itu hadir penemuan untuk menemukan kekuatan gempa diantaranya
Magnitudo permukaan (Ms), Magnitudo gelombang body (Mb), Magnitudo local
(ML), Magnitudo durasi (Md), Magnitudo Coda (Mc) dam Magnitudo momen
(Mw). Magnituto momen mengukur defoemasi yang diakibatkan oleh
gempabumi. Dimana besarnya Mw dapat dihitung dengam persamaan:
Mw = (logMo − 16.05) 1,5
Mo = ρ AD
Dimana: ρ adalah modulus rigiditas ( 3×10 11 Dyne/cm 2 ), A (luas area patahan)
dan D adalag slip sepanjang patahan.
Skala intensitas adalah derajat kekuatan gempa yang dapat diamati. Skala
intensitas terbagi atas 12 skala.
8. Gempabumi Maksimum
Parameter yang digunakan untuk memprediksi maksimum gempa adalah
tegangan, panjang sesar dan areanya, perpindahan sesar, laju slip dan distribusi
dip dan transver tegangan. Gempabumi maksimum dapat diartikan dalam 2 hal,
diantaranya besar kerusakan maksimum yang diakibatkan atau besarnya kekuatan
maksimun gempa yang terjadi.
9. Interval Pengulangan
Menghitung interval kejadian 2 gempa pada satu tempat dapat digunakan
persamaan: RI = D / (SC)
Dimana RI adalah interval kejadian, D adalah perpindahan akibat patahan, S
adalah cos slip seismic dan C adalah laju seismic. Rata –rata slip dapat dihitung
dari pengamatan GPS atau Radar yang memperlihatkan patahan aktif. Panjang
slip dapat dihitung dari besarnya perpindahan. Selain itu data paleoseismik juga
bisa digunakan untuk menghitung nilai slip. Laju seismic dapat diamati dari
sejarah data pengukuran.
Hubungan antara frekuensi dan magnitude adalah: log N = a − b M, dimana
N adalah angka komulatif gempa, M adalah besarnya magnitude, a adalah
konstanta terkait tingkat aktivitas dan b adalah konstanta yang terkait dengan
tegangan.
10. Transver Regangan dan Pemicunya
Besarnya tekanan patahan pada suatu titik gempa ternyata juga dapat
mempengaruhi timbulnya tekanan pada patahan lainnya. Transfer tegangan dapat
mempengaruhi tegangan patahan disekitarnya. Kemungkinan resiko gempa tidak
bisa dihubungkan dengan ruang dan waktu dan juga tidak mempengaruhi kejdian
gempa beikutnya. Gempabumi hanya bisa memicu untuk adanya peningkatan
akan bahaya seismik. Sehingga beberapa studi terbaru menyimpulkan bahwa
sedikit perubahan tekanan tidak dapat menyebabkan terjadinya gempa, tapi bisa
memicu terjadinya gempa bumi.
Gambar 11. (a). perubahan tegangan pada patahan Anatolia akibat gempabumi
sejak tahun 1900 dengan jenis patahan mendatar. (b). Gempa susulan akibat
peningkatan tekanan pada gempa utama.