diktat BAB I

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Metrologi Industri dan Pengukuran Metrologi adalah ilmu pengukuran besaran teknik. Sesuai dengan jenis besarn yang diukur maka Metrologi Geometrik hanya berkaitan dengan besaran panjang. Seringkali istilah Metrologi Geometrik ini dikatakan sebagai Metrologi Dimensi (Dimensional Metrology). Sesungguhnya dimensi hanya salah satu jenis elemen geometrik dan masih ada jenis elemen geometrik yang lain yaitu bentuk, posisi dan kehalusan permukaan. Sementara itu, karena metrologi geometrik ini banyak dimanfaatkan oleh industri pemesinan pada khususnya dan industri engineering pada umumnya maka dapat dikatakan sebagai Metrologi Industri. Metrologi Geometrik berfungsi sebagai cara untuk mengukur apakah karakter geometri masih memenuhi spesifikasi geometrik yaitu acuan yang berupa toleransi geometrik. Sesuai dengan bentuk geometri dan ukuran dari daerah, maka perlu dipilih cara/ metode dan alat ukur yang cocok/ sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian metrologi geometrik berkembang sesuai dengan kemajuan proses pembuatan serta tuntutan akan kenaikan kualitas dari berbagai mesin dan peraltan. Meskipun 1

Transcript of diktat BAB I

Page 1: diktat BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Umum Metrologi Industri dan Pengukuran

Metrologi adalah ilmu pengukuran besaran teknik. Sesuai dengan jenis

besarn yang diukur maka Metrologi Geometrik hanya berkaitan dengan besaran

panjang. Seringkali istilah Metrologi Geometrik ini dikatakan sebagai Metrologi

Dimensi (Dimensional Metrology). Sesungguhnya dimensi hanya salah satu jenis

elemen geometrik dan masih ada jenis elemen geometrik yang lain yaitu bentuk,

posisi dan kehalusan permukaan. Sementara itu, karena metrologi geometrik ini

banyak dimanfaatkan oleh industri pemesinan pada khususnya dan industri

engineering pada umumnya maka dapat dikatakan sebagai Metrologi Industri.

Metrologi Geometrik berfungsi sebagai cara untuk mengukur apakah

karakter geometri masih memenuhi spesifikasi geometrik yaitu acuan yang berupa

toleransi geometrik. Sesuai dengan bentuk geometri dan ukuran dari daerah, maka

perlu dipilih cara/ metode dan alat ukur yang cocok/ sesuai dengan kebutuhan.

Dengan demikian metrologi geometrik berkembang sesuai dengan kemajuan

proses pembuatan serta tuntutan akan kenaikan kualitas dari berbagai mesin dan

peraltan. Meskipun demikian, serupa dengan proses pembuatan maka pada proses

pengukuran ada kemungkinan terjadinya kesalahan.

Proses atau kegiatan pengukuran merupakan pembandingan kuantitatif

antara standar yang telah ditentukan sebelumnya dengan yang diukur. Kata diukur

(Measurand) digunakan untuk menunjukkan parameter fisika tertentu yang sedang

diamati dan diukur, yaitu kuantitas masuka ke proses pengukuran.

Standar pembanding haruslah mempunyai sifat yang sama dengan yang

diukur yaitu :

- Dapat didefinisikan secara phisik

- Jelas dan tidak berubah dengan waktu

- Dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja di dunia ini.

1

Page 2: diktat BAB I

Besaran standar dari setiap pengukuran dapat merupakan salah satu atau

gabungan dari besaran-besaran dasar. Dalam sistem satuan yang telah disepakati

secara internasional misalnya National Bureau Of Standardization (ISD) atau (SI

Units, International System of Units, Le Systeme Internasional d’unites) dikenal

tujuh besaran dasar, setiap besaran dasar mempunyai satuan standar dengan

simbolnya, dn juga pengukuran besaran ini mencakup pertimbangan permakaian

barang-barang listrik karena sering lebih mempermudah untuk men-transklus

atau mengubah mekanis yang diukur menjadi besaran listrik yang sesuai.

1.2. Satuan Pengukuran

Tabel 1.1. Satuan Dasar dari SI

Besaran dasar Nama satuan standar Simbol

Panjang Meter (meter) M

Massa Kilogram (kilogram) Kg

Waktu Detik (scond) S

Arus listrik Amper (ampera) A

Temperatur termodinamika

Kelvin (kelvin) K

Jumlah zat Mol (mole) Mol

Intensitas cahaya Lilin (candela) Cd

Satuan tambahan

Sudut bidang Radial (radian) Rad*)

Sudut ruang Steradial (steradian) sr

*) satu derajat adalah sama dengan =

Semua besaran standar dari setiap pengukuran yang bukan merupakan

besaran dasar tersebut diatas adalah merupakan turunan (gabungan) dari beberapa

besaran dasar,

2

Page 3: diktat BAB I

Tabel 1.2. Contoh satuan turunan

Besaran Nama Satuan Standar Simbol

Luas bidang Meterpersegi m2

Volume Meterkubik m3

Kecepatan Meterperdetik m/sq

Percepatan Meterperkwadrat detik m/s2

Gaya Newton N, kg. m/s2

Tekanan Pascal Para, N/m2, kg/ (m.S2)

Enersi, (kerja) Joule J, Namun, kg. m2/ s3

Daya Watt W, J/s, kg.m2/ (s3. A)

Tahanan listrik Olum Ω, V/A, kg.m2/(s3.A2)

Beberapa nama awalan biasanya digunakan untuk membentuka hasil kali

dengan bilang dasar sepuluh bagi nama-nama satuan standar diatas

Tabel 1.3. Nama awalan untuk membentuk hasil kali

Faktor Penguji Nama Awalan Simbol Contoh

1018 Eksa (exa) E 1 kg = 103 g

1015 Peta (peta) P 1 MW = 106W

1012 Tera (tera) T 1 cm = 10-2 m

109 Giga (giga) G 1 mm = 10 -3 m

106 Mega (mega) M 1 µm = 10-6 m

103 Kilo (kolo) k

102 Hekto (hecto) h

101 Deka (deca) da

10-1 Desi (deci) d

10-2 Senti (centi) c

10-3 Mili (milli) m

10-6 Mikro (micro) µ

10-9 Nano (nano) n

10-12 Piko (pico) p

10-15 Femto (femto) f

10-18 Ato (atto) a

3

Page 4: diktat BAB I

Untuk pengukuran geometris besaran dasar yang digunakan adalah

besaran panjang dengan satuan standar panjang, meter (m) serta satuan tambahan

yaitu sudut bidang, derajat (0) atau radial (rad).

Setelah mengalami perubahan-perubahan dalam mendefinisikan meter,

maka disepakati secara internasional bahwa yang disebut dengan satu meter

adalah :

- Panjang yang sama dengan 1650763,73 kali panjang gelombang dalam

ruang hampa dari radiasi (sinar) yang timbul akibat perubahan tingkatan

enersi antara 2p10 dan 5d5

dari atom Kripton 86.

Dalam prakteknya pengukuran tidak dilakukan dengan secara langsung

membandingkan dengan standar meter, melainkan digunakan alat pembanding

yaitu alat ukur. Pada bermacam-macam jenis alat ukur akan kita temukan skala

ukuran.

Berdasarkan skala ini maka kita dapat membaca beberapa panjang atau

dimensi dari suatu obyek ukur. Dengan demikian untuk memastikan bahwa harga

yang ditunjukkan oleh alat ukur tidak menyimpang maka alat ukur harus

dilakukan kalibrasi.

Kalibrasi/ peneraan yaitu mencocokkan harga-harga (bukan satu harga)

yang tercantum pada skala alat ukur dengan harga-harga standar (harga

sebenarnya). Kalibrasi bukan saja diharuskan untuk alat ukur yang baru, tetapi

juga alat ukur yang telah lama diperkirakan karena ada masa kadaluwarsa. Hal ini

semata-mata untuk menghindari “penipuan” dari alat akan misalnya kealiran dari

komponen-kompononenya.

4