Diklat Spesifkasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan 2016 ... filePUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN...
Transcript of Diklat Spesifkasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan 2016 ... filePUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN...
Kebijakan dan Peraturan Spesifikasi Umum
Pekerjaan Jalan dan Jembatan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATB A D A N P E N G E M B A N G A N S U M B E R D A Y A M A N U S I APUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
Diklat Spesifkasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan
2016
Modul 1
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
DIKLAT SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN
JALAN DAN JEMBATAN
MATA DIKLAT :
KEBIJAKAN DAN PERATURAN
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
ii
KATA PENGANTAR
Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, salah satunya adalah peningkatan kinerja
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN), maka Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bidang Jalan, Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah bertugas untuk menyiapkan Modul
Diklat yang menjadi bidangnya. Tahun 2016 ini. Salah satu kegiatan
penyusunan Modul yang menjadi prioritas pada tahun 2016 yaitu Modul
Diklat Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya Direktorat
Jenderal Bina Marga mempunyai tanggung jawab penyelenggaraan Jalan dan
Jembatan pada ruas jalan Nasional. Pada tahun 2015 sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
No.290/KPTS/M/2015, tentang Penetapan ruas jalan menurut statusnya
sebagai Jalan Nasional adalah 47.017,27 km (Jalan bukan Tol) dan 936,15 km
(Jalan Tol). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
Pembina Jalan secara keseluruhan, dan dengan semakin berkurangnya
tenaga teknik bidang Jalan dan Jembatan, maka sangat diperlukan
peningkatan teknis kepada sumber daya manusia yang ada di Direktorat
Jenderal Bina Marga maupun di Pemerintah Provinsi maupun
Kabupaten/Kota, melalui Pendidikan dan Pelatihan bidang Jalan dan
Jembatan, yang antara lain dengan Diklat Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan
dan Jembatan yang sudah disesuaikan dengan acuan terkini.
Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) Spesifikasi Umum
Pekerjaan Jalan dan Jembatan yang telah dibuat, kemudian disusun Bahan
Ajar/Modul Diklat tersebut oleh Tim yang ditunjuk dan kemudian dilakukan
pembahasan dengan para Narasumber terkait dalam Forum Group Discussion
(FGD) dan Lokakarya untuk mematangkan isi dari materi Diklat tersebut.
Modul Diklat Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan ini terdiri dari
10 (sepuluh) Sub Modul yang direncanakan diajarkan dalam 84 Jam Pelajaran
(JP), yaitu. Struktur penulisan Modul ini didasarkan pada Peraturan Kepala
LAN-RI No. 5 Tahun 2009, yang antara lain berisi Latar belakang, Tujuan
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
iii
Pembelajaran yang dirinci dengan kompetensi dasar dan indikator
keberhasilan, petunjuk belajar, istilah dan definisi, materi pokok, rangkuman
dan latihan serta kunci jawaban, termasuk juga evaluasi kediklatan, umpan
balik dan tindak lanjutnya. Persyaratan Peserta minimal D3 Bidang Jalan dan
Jembatan atau Sarjana Teknik Sipil dalam jabatan Kasatker/PPK dan staf
senior inti Satker.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Modul ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami harapkan tanggapan berupa masukan, kritik dan saran
yang bersifat konstruktif, sehingga modul ini dapat menjadi lebih baik lagi
yang nantinya isi dari modul ini dapat dijadikan acuan pada Diklat di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang menjadi Tugas dan Fungsi dari Balai
Diklat PU-PR seluruh Indonesia.
Jakarta, 2016
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... II
DAFTAR ISI ............................................................................................... IV
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................. V
BAB I ........................................................................................................ VI
PENDAHULUAN ........................................................................................ VI
A. Latar Belakang ........................................................................................... vi
B. Deskripsi Singkat ...................................................................................... vii
C. Standar Kompetensi ................................................................................. vii
D. Kompetensi Dasar ................................................................................... viii
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ...................................................... viii
F. Estimasi Waktu ........................................................................................ viii
BAB II ........................................................................................................ 1
PENGANTAR PENGGUNAAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN
JEMBATAN ................................................................................................ 1
A. Ruang Lingkup ............................................................................................ 1
B. Filosofi Dan Jenis Spesifikasi Serta Penerapannya .................................... 2
1. Pengertian Spesifikasi ............................................................................ 2
2. Jenis - Jenis Spesifikasi ........................................................................... 3
3. Penerapan Spesifikasi ............................................................................. 4
4. Posisi Spesifikasi Dalam Dokumen Kontrak ........................................... 7
5. Struktur Spesifikasi ................................................................................. 9
C. Peraturan Yang Terkait Dalam Penerapan Spesifikasi ................................12
1. Undang – Undang Dan Peraturan Pemerintah ....................................12
2. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Pedoman Dan Surat Edaran ...13
RANGKUMAN.......................................................................................... 14
LATIHAN SOAL ........................................................................................ 15
BAB III ..................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................ 16
A. Evaluasi Kegiatan Belajar .........................................................................16
B. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ...............................................................16
C. Kunci Jawaban ..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18
GLOSARIUM ............................................................................................ 19
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
v
PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL
Modul ini merupakan petunjuk dalam penyusunan dokumen pengadaan dan
dokumen kontrak yang bersifat umum, termasuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan dan tata cara penyerahan pekerjaan. Untuk itu, dalam belajar modul
ini tetap dikaitkan dengan Divisi lain maupun ketentuan-ketentuan lain,
sehingga diharapkan peserta agar melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Peserta membaca dengan saksama setiap bab dan bandingkan dengan
divisi terkait, pedoman, peraturan yang ada dan ketentuan lain yang
terkait, kemudian sesuaikan dengan pengalaman peserta yang telah
dialami di lapangan.
2. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab
dengan sempurna, hendaknya peserta mengulang kembali materi yang
belum dikuasai.
3. Buatlah rangkuman, buatlah latihan dan diskusikan dengan sesama
peserta untuk memperdalam materi.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spesifikasi adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan (Toleransi, Raw
Material, Volume, Berat dan Metode Kerja) yang disusun secara lengkap dan
jelas mengenai suatu barang, metode atau hasil akhir pekerjaan yang dapat
dibeli, dibangun atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi keinginan semua pihak yang terkait.
Spesifikasi juga dapat diartikan sebagai suatu tatanan teknik yang dapat
membantu semua pihak yang terkait dengan proyek untuk sependapat
dalam pemahaman sesuatu hal teknis tertentu yang terjadi dalam suatu
pekerjaan. Dengan demikian Spesifikasi diharapkan dapat :
1. Mengurangi beda pendapat atau pertentangan yang tidak perlu;
2. Mendorong efisiensi penyelenggaraan proyek, tertib proyek dan
kerjasama dalam penyelenggaraan proyek;
3. Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan pekerjaan.
Spesifikasi sudah mulai dpergunakan pada saat Desain, kemudian pada proses
pengadaan/lelang, spesifikasi merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan, dan
setelah kontrak ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa, maka
Spesifikasi tersebut menjadi bagian dari Dokumen Kontrak. Karena Spesifikasi
sebagai bagian dari Dokumen Kontrak, dan untuk menghindari terjadinya
kesalah-pahaman tentang isi pada setiap lembar kemudian pada saat penyedia
jasa maupun pengguna jasa perlu memberikan paraf pada setiap halaman pada
spesifikasi tersebut.
Spesifikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Spesifikasi Umum:
Merupakan Spesifikasi yang menjelaskan tentang Item pekerjaan yang
umum atau yang biasa dikerjakan.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
vii
2. Spesifikasi Khusus
Merupakan Spesifikasi yang menjelaskan tentang Item pekerjaan yang
khusus atau yang belum biasa dikerjakan.
Spesifikasi yang dipergunakan di Lingkungan Direktorat Bina Marga adalah
Spesifikasi yang sudah disahkan atau dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga.
Spesifikasi Umum yang digunakan sebagai acuan dalam Dokumen Kontrak pada
Pekerjaan Jalan dan Jembatan baik untuk jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan
Kabupaten/Kota, sampai saat ini adalah sesuai dengan Surat Edaran Direktur
Jenderal Bina Marga No.10/SE/Db/2014, tanggal 12 November 2014 tentang
Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan dan Spesifikasi Umum 2010
(Revisi 3) untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
Spesifikasi Umum 2010 telah mengalami perubahan beberapa kali, disamping
revisi 3 yang dipakai pada saat ini, terdapat juga beberapa perubahan dan
tambahan. Pada modul ini hanya dibahas untuk Spesifikasi Umum Revisi 3,
sedangkan Spesifikasi Khusus tidak termasuk dalam cakupan ruang lingkup
modul ini, sedangkan tambahan yang sifatnya tidak merupakan Spesifikasi
khusus, maka akan tetap diakomodir pada modul ini.
B. Deskripsi Singkat
Modul pelatihan ini membekali peserta tentang pemahaman tentang
Pengantar Penggunaan Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan yang
berisi tentang pengertian spesifikasi, jenis-jenis spesifikasi, penerapan
spesifikasi, posisi spesifikasi dalam dokumen kontrak, dan struktur spesifikasi
serta peraturan per-undang-undangan yang terkait dengan penggunaan
Spesifikasi Umum Edisi 2010 Revisi-3.
C. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami tentang
pengertian spesifikasi, jenis-jenis spesifikasi, penerapan spesifikasi, posisi
spesifikasi dalam dokumen kontrak, dan struktur spesifikasi serta peraturan
per-undang-undangan yang terkait dengan penggunaan Spesifikasi Umum
Edisi 2010 Revisi-3.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
viii
D. Kompetensi Dasar
Keberhasilan yang diharapkan adalah peserta dapat menjelaskan tentang
pengertian spesifikasi, jenis-jenis spesifikasi, penerapan spesifikasi, posisi
spesifikasi dalam dokumen kontrak, dan struktur spesifikasi serta peraturan
per-undang-undangan yang terkait dengan penggunaan Spesifikasi Umum
Edisi 2010 Revisi-3.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Dari indikator hasil belajar yang terdiri dari beberapa materi pokok dan
dijabarkan dalam sub-sub materi pokok sebagai berikut :
1. Filosofi Spesifikasi, terdiri atas : Pengertian Spesifikasi, Jenis-jenis Spesifikasi,
Penerapan Spesifikasi, Posisi spesifikasi dalam dokumen kontrak dan
struktur spesifikasi yang dipergunakan oleh Ditjen Bina Marga.
2. Peraturan dan Per-Undang-Undang-an yang terkait dengan Penerapan
Spesifikasi Bidang Jalan dan Jembatan, terdiri atas : Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah serta Peraturan Menteri, Keputusan Menteri,
Pedoman dan Surat Edaran yang terkait dengan spesifikasi edisi 2010 Revisi-
3.
F. Estimasi Waktu Estimasi waktu pembelajaran yang disediakan untuk bisa mewujudkan
standar kompetensi yang sudah ditentukan dibutuhkan waktu sekitar 2 (dua)
jam pelajaran.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
BAB II
PENGANTAR PENGGUNAAN
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN
JALAN DAN JEMBATAN
A. RUANG LINGKUP
Modul ini menjelaskan tentang Pengantar Penggunaan Spesifikasi Umum
Pekerjaan Jalan dan Jembatan, yang berisi tentang pengertian spesifikasi, jenis-
jenis spesifikasi, penerapan spesifikasi, posisi spesifikasi dalam dokumen kontrak
dan struktur spesifikasi serta peraturan per-undang-undangan yang terkait dengan
penggunaan Spesifikasi Umum Edisi 2010 Revisi-3 untuk Pekerjaan Jalan dan
Jembatan yang digunakan pada paket-paket kontrak pekerjaan pada Satuan Kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat serta Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di
seluruh Indonesia.
Indikator hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran ini adalah: 1. Mampu menjelaskan tentang Pengertian Spesifikasi, Jenis-jenis
Spesifikasi, Penerapan Spesifikasi, Posisi spesifikasi dalam dokumen kontrak dan struktur spesifikasi.
2. Mampu menjelaskan tentang Peraturan Per-Undang-Undang-an yang terkait dengan Spesifikasi Umum Edisi 2010 Revisi-3.
INDIKATOR
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
B. FILOSOFI DAN JENIS SPESIFIKASI SERTA PENERAPANNYA
1. PENGERTIAN SPESIFIKASI
Spesifikasi adalah salah satu elemen dari Dokumen Kontrak yang menguraikan
secara rinci ketentuan-ketentuan teknis dari pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi
teknis disusun oleh PPK pada saat akan melaksanakan pelelangan berdasarkan
jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
a. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
b. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
c. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
d. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
e. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
f. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
g. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
h. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
i. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
Spesifikasi teknis adalah persyaratan teknis baik bahan, peralatan dan metode
kerja yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Secara umum dokumen
spesifikasi teknis pelaksanaan pembangunan jalan dan spesifikasi teknis
pelaksanaan pembangunan jembatan ada dalam satu buku spesifikasi teknis yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, disini tidak ada pemisahan antara pekerjaan jalan dan
pekerjaan jembatan. Namun secara spesifik, pekerjaan jembatan didalam buku
spesifikasi teknis berada pada Divisi 7 Struktur, tetapi di dalam pelaksanaannya
pada paket pekerjaan jalan kemungkinan ada pekerjaan strukturnya, demikian
kebalikannya didalam paket pekerjaan jembatan selalu ada pekerjaan jalannya,
yaitu dalam penyelesaian oprit/bangunan pendekat jembatan dan pelengkapan
jalan.
Hal-hal yang menyangkut pelaksanaan secara teknis berlaku umum untuk semua
jenis konstruksi dituangkan dalam Spesifikasi Umum, sedangkan yang
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
menyangkut teknis-teknis khusus, spesifik dan kompleks dituangkan dalam
Spesifikasi Khusus. Namun pada Diklat ini dikhususkan hanya Spesifikasi Umum,
sedangkan untuk Spesifikasi Khusus dibahas pada Diklat tersendiri.
2. JENIS - JENIS SPESIFIKASI
a. Spesifikasi Hasil Akhir (End Result Specification)
Merupakan jenis spesifikasi yang mensyaratkan pencapaian dimensi dan
kualitas akhir suatu pekerjaan, tanpa mempersoalkan metode kerja yang
digunakan untuk mencapai produk akhir tersebut.
Proses Kerja, Metode Kerja tidak
dipersoalkan.
Dimensi dan kualitas, ini yang harus
dicapai, tanpa melihat metode kerja
b. Spesifikasi Proses Kerja (Specification by Process)
Merupakan spesifikasi dimana yang diatur adalah semua ketentuan yang
harus dilaksananakan selama proses pelaksanaan pekerjaan, dengan harapan
hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Yang dimaksud
dengan proses adalah upaya mencapai produk akhir yang diatur sesuai
dengan ketentuan yang ada pada setiap item pekerjaan.
Produk
Akhir
Stop Produk
Akhir Proses Mulai Masukan
Mengatur semua
ketentuan yang harus
dilaksanakan.
Harapan :
Hasil kerja sesuai dengan
yang diinginkan.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
c. Multi Step and Method Specification
Merupakan spesifikasi yang mengatur ketentuan tentang semua langkah,
material yang harus digunakan dan metode kerja, serta hasil kerja yang
diharapkan.
Spesifikasi untuk prasarana jalan / jembatan lebih condong kepada jenis Multi
Step and Method Specification, karena jenis spesifikasi ini memberikan
bimbingan cara pelaksanaan langkah demi langkah agar diperoleh hasil
pekerjaan yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Spesifikasi yang dipilih
untuk modul pelatihan ini adalah jenis Multi Step and Method Specification
yang merupakan Spesifikasi yang dipakai di Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pemilihan jenis Spesifikasi ini akan memberi kemudahan bagi kontraktor yang
baru pertama kali menangani pekerjaan jalan dan jembatan.
3. PENERAPAN SPESIFIKASI
Spesifikasi digunakan dalam tahap Perencanaan, tahap pra kontrak dan tahap
pelaksanaan kontrak. Pada tahap pra kontrak maupun tahap pelaksanaan kontrak,
ada 3 unsur yang berkepentingan terhadap spesifikasi yaitu pemilik proyek
(pengguna jasa), kontraktor (penyedia jasa) maupun konsultan (penyedia jasa).
Mulai Masukan Proses Produk
Akhir Stop
Material, ada
ketentuan
yang harus
dipenuhi
Metode
kerja, jarus
mendapat
persetujuan
Dierksi
Sesuai dengan
persyaratan yang
ditetapkan oleh
Pemilik proyek
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang apa kepentingan masing- masing
unsur tersebut dalam tiap-tiap tahapan kontrak:
a. Tahap Perencanaan
Pemilik Proyek/Pengguna Jasa/KPA/Kasatker yang membidangi perencanaan
dalam menyiapkan dokumen perencanaan, baik dilaksanakan
sendiri/swakelola maupun dikontrakkan dengan Penyedia Jasa/Konsultan
Perencana, salah satu acuannya adalah Spesifikasi Teknis, sehingga
Spesifikasi Umum yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga ini
sangat penting dalam proses perencanaan.
b. Tahap Pra Kontrak
1) Pemilik Proyek
a) Diwakili oleh Kasatker/PPK
b) PPK bertugas membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang mengacu
pada Spesifikasi Teknis.
c) Kasatker menetapkan Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan
(ULP) yang ditugasi untuk menyelenggarakan proses pengadaan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
menyangkut pada 2 aspek yaitu aspek administratif dan aspek teknis.
d) Aspek teknis yang harus dipedomani oleh Pokja ULP di dalam
menyelenggarakan proses pengadaan adalah Spesifikasi yang telah
ditentukan oleh Pemilik Proyek, jadi Pokja ULP tidak perlu membuat
ketentuan-ketentuan teknik lagi.
2) Kontraktor (Penyedia Konstruksi)
a) Kontraktor perlu mempelajari secara cermat isi Spesifikasi sebagai
bahan pertimbangan dalam menyiapkan penawaran dalam
keikutsertaannya dalam proses pengadaan.
b) Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya persepsi yang salah
terhadap isi Spesifikasi, kontraktor perlu memanfaatkan tahap
aanwijzing dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan Spesifikasi, agar di dalam menyiapkan penawaran dapat
diperoleh besarnya penawaran yang realistis, masih memberikan
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
harapan keuntungan yang wajar apabila proyek dilaksanakan dengan
prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya.
3) Konsultan (Penyedia Jasa Konsultansi)
a) Spesifikasi standar yang telah ada biasanya disebut Spesifikasi Umum.
Pada tahap pra kontrak konsultan perlu melakukan review terhadap
Spesifikasi Umum disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan,
berkaitan dengan aspek penyempurnaan perencanaan teknis yang
berakibat terhadap kemungkinan penambahan atau pengurangan
item pekerjaan.
b) Review tersebut di atas bisa berakibat perlu adanya tambahan item
pekerjaan maupun pengurangan item pekerjaan.
c) Jika di dalam Spesifikasi Umum belum terdapat item pekerjaan
sebagaimana dihasilkan oleh review dimaksud, maka konsultan tidak
perlu mengubah Spesifikasi Umum yang ada akan tetapi harus
menyiapkan Spesifikasi Khusus sebagai tambahan terhadap Spesifikasi
Umum.
d) Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus tersebut kemudian disebut
sebagai Spesifikasi.
e) Membantu Pokja ULP dalam menjelaskan isi Spesifikasi selama proses
aanwijzing.
c. Tahap Pelaksanaan Kontrak
1) Pemilik Proyek (Kasatker/PPK)
a) Tanggung jawab teknis penyelenggaraan proyek agar sesuai dengan
Spesifikasi ada pada Kasatker/PPK yang diperankan sebagai Wakil
Pemilik Proyek.
b) Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) dijadikan acuan
oleh Wakil Pemilik Proyek untuk mengendalikan pelaksanaan proyek
agar sesuai dengan Spesifikasi yang mengatur ketentuan tentang
semua langkah, material yang harus digunakan dan metode kerja,
serta hasil kerja yang diharapkan.
2) Kontraktor
a) Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus dijadikan
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
acuan oleh kontraktor dalam melaksanakan proyek, agar di dalam
melaksanakan seluruh pay item pekerjaan kontraktor dapat
mengikuti ketentuan tentang semua langkah, material yang harus
digunakan dan metode kerja, serta hasil kerja yang diharapkan.
b) Jika kontraktor melaksanakan item pekerjaan yang menyimpang dari
ketentuan yang telah diatur di dalam spesifikasi, maka kontraktor
harus siap menerima kemungkinan hasil pekerjaannya ditolak oleh
Pemilik Proyek.
3) Konsultan
a) Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus dijadikan
acuan oleh konsultan untuk melakukan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan seluruh item pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor,
mencakup :
i. Pengawasan mutu hasil pekerjaan.
ii. Pengendalian kuantitas pekerjaan
iii. Pengawasan metode pelaksanaan konstruksi.
b) Pengawasan dengan berbekal Spesifikasi tersebut dilakukan oleh
konsultan di dalam menjalankan fungsinya sebagai Engineer's
Representative.
4. POSISI SPESIFIKASI DALAM DOKUMEN KONTRAK
Posisi Spesifikasi dalam Dokumen Kontrak adalah merupakan salah satu elemen
dari Dokumen Kontrak itu sendiri, yang menguraikan secara rinci ketentuan -
ketentuan teknis dari pelaksanaan Proyek dimaksud.
a. Pengertian Dokumen Proyek
1) Dokumen Proyek adalah dokumen yang berisi pengaturan atau
prosedur dan ketentuan administratif maupun teknis untuk
penyelenggaraan suatu proyek fisik (jalan/jembatan), yang
pelaksanaannya akan diserahkan oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia
Jasa/knstruksi melalui proses pengadaan (Tender).
2) Jika proses pengadaan yang dipilih adalah pelelangan, biasanya
Dokumen Proyek/kegiatan itu disebut Dokumen Lelang, dibedakan atas
Dokumen Lelang NCB (National Competitive Bidding) dan Dokumen
lelang ICB (International Competitive Bidding)
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
3) Dokumen Lelang NCB terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :
a) Instruksi Kepada Peserta Lelang;
b) Data Lelang;
c) Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan Surat
Perjanjian;
d) Syarat-syarat Umum Kontrak;
e) Syarat-syarat Khusus Kontrak;
f) Spesifikasi;
g) Gambar-gambar;
h) Daftar Kuantitas, Analisa Harga Satuan dan Metode Pelaksanaan;
i) Bentuk-bentuk Jaminan Adendum (bila ada)
4) Dokumen Lelang ICB terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :
1) Instructions to Bidders (ITB);
2) Bid Data Sheet (BDS);
3) Evaluation Criteria and Qualification Criteria;
4) Bidding Forms;
5) Eligible Countries;
6) Works Requirements (Technical Specifications & Drawings);
7) General Conditions (GC);
8) Particular Conditions (PC);
9) Annex to the Particular Conditions – Contract Forms;
b. Elemen-elemen Dokumen Kontrak
1) Dokumen Kontrak NCB terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :
a) Surat Perjanjian Kontrak;
b) Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
c) Surat Penawaran;
d) Adendum Dokumen Lelang;
e) Syarat-syarat Khusus Kontrak;
f) Syarat-syarat Umum Kontrak;
g) Spesifikasi Teknis;
h) Gambar-gambar;
i) Daftar Kuantitas dan Harga;
j) Dokumen lain yang tercantum dalam Lampiran.
2) Dokumen Kontrak ICB terdiri atas elemen atau berkas-berkas sebagai
berikut :
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
a) The Contract Agreement;
b) The Letter of Acceptance;
c) The Tender;
d) The Particular Conditions Part A;
e) The Particular Conditions Part B;
f) These General Conditions;
g) The Specifications;
h) The Drawings;
i) The Schedules and any other documents forming part of the
Contract.
c. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka program pendidikan dan pelatihan
untuk Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan dilaksanakan sesuai
dengan jam pelajaran yang dibutuhkan untuk membahas modul yang
disiapkan. Adapun modul yang dimaksud terdiri dari 10 (sepuluh) modul
dengan rincian sebagai berikut :
Modul 1 Pengantar Penggunaan Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan
Modul 2 Ketentuan Umum Spesifikasi Umum Modul 3 Drainase Modul 4 Pekerjaan Tanah
Modul 5 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
Modul 6 Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
Modul 7 Perkerasan Aspal
Modul 8 Struktur
Modul 9 Pengebalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
Modul 10 Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
5. STRUKTUR SPESIFIKASI
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No.10/SE/Db/2014, tanggal
12 November 2014 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan dan
Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan,
Struktur spesifikasi umum bidang jalan dan jembatan terdiri atas 10 Divisi dan 57
Seksi sebagai berikut :
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
a. Divisi 1 - Umum
1) Seksi 1.1 Ringkasan Pekerjaan
2) Seksi 1.2 Mobilisasi
3) Seksi 1.3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
4) Seksi 1.4 Fasilitas dan Pelayanan Pengujian
5) Seksi 1.5 Transportasi dan Penanganan
6) Seksi 1.6 Pembayaran Sertifikat Bulanan
7) Seksi 1.7 Pembayaran Sementara (Provisional Sum), tidak ada
pembayaran Sementara di dalam Kontrak ini.
8) Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
9) Seksi 1.9 Kajian Teknis Lapangan
10) Seksi 1.10 Standar Rujukan
11) Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan
12) Seksi 1.12 Jadwal Pelaksanaan
13) Seksi 1.13 Prosedur Perintah Perubahan
14) Seksi 1.14 Penutupan Kontrak
15) Seksi 1.15 Dokumen Rekaman Kegiatan
16) Seksi 1.16 Pekerjaan Pembersihan
17) Seksi 1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup
18) Seksi 1.18 Relokasi Utilitas dan Pelayanan yang ada (Spesifikasi Khusus)
19) Seksi 1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
20) Seksi 1.20 Pengujian Pengeboran
21) Seksi 1.21 Manajemen Mutu
b. Divisi 2 - Drainase
1) Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air
2) Seksi 2.2 Pasangan Batu dengan Mortar
3) Seksi 2.3 Gorong-gorong dan Drainase Beton
4) Seksi 2.4 Drainase Porous
c. Divisi 3 - Pekerjaan Tanah
1) Seksi 3.1 Galian
2) Seksi 3.2 Timbunan
3) Seksi 3.3 Penyiapan Badan Jalan
4) Seksi 3.4 Pembersihan, Pengupasan dan Pemotongan Pohon
5) Seksi 3.5 Geotekstil
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
d. Divisi 4 - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
1) Seksi 4.1 Pelebaran Perkerasan
2) Seksi 4.2 Bahu Jalan
e. Divisi 5 - Perkerasan berbutir dan Perkerasan Beton Semen
1) Seksi 5.1 Lapis Pondasi Agregat
2) Seksi 5.2 Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal
3) Seksi 5.3 Perkerasan Beton Semen
4) Seksi 5.4 Lapis Pondasi Semen Tanah
5) Seksi 5.5 Lapis Pondasi Agregat Semen (CTB dab CTSB)
f. Divisi 6 - Perkerasan Aspal
1) Seksi 6.1 Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
2) Seksi 6.2 Laburan Aspal Satu lapis (Burtu) dan laaburan Aspal Dua lapis
(Burda)
3) Seksi 6.3 Campuran Aspal Panas
4) Seksi 6.4 Lasbutag dan Latasbusir (Tidak Digunakan)
5) Seksi 6.5 Campuran Aspal Dingin
6) Seksi 6.6 Lapis Perata Penetrasi Macadam
7) Seksi 6.7 Pemeliharaan Dengan Laburan Aspal
g. Divisi 7 - Struktur
1) Seksi 7.1 Beton
2) Seksi 7.2 Beton Pratekan
3) Seksi 7.3 Baja Tulangan
4) Seksi 7.4 Baja Struktur
5) Seksi 7.5 Pemasangan Jembatan Baja Standar
6) Seksi 7.6 Tiang Pancang
7) Seksi 7.7 Pondasi Sumuran
8) Seksi 7.8 Adukan Semen
9) Seksi 7.9 Pasangan Batu
10) Seksi 7.10 Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
11) Seksi 7.11 Sambungan Ekspansi (Expansion Joint)
12) Seksi 7.12 Perletakan (Bearing)
13) Seksi 7.13 Sandaran (Railing)
14) Seksi 7.14 Papan Nama Jembatan
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
15) Seksi 7.15 Pembongkaran Struktur
16) Seksi 7.16 Drainase Lantai Jembatan
h. Divisi 8 - Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
1) Seksi 8.1 Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama
2) Seksi 8.2 Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama Pada Perkerasan
Berpenutup Aspal
3) Seksi 8.3 Pengembalian Kondisi Selokan, Saluran Air, Galian, Timbunan
dan Penghijauan
4) Seksi 8.4 Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu Lintas
5) Seksi 8.5 Pengembalian Kondisi Jembatan
i. Divisi 9 - Pekerjaan Harian
1) Seksi 9.1 Pekerjaan Harian
j. Divisi 10 - Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
1) Seksi 10.1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan,
Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan
2) Seksi 10.2 Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan
k. Lampiran – lampiran.
C. PERATURAN YANG TERKAIT DALAM PENERAPAN
SPESIFIKASI
1. UNDANG – UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH
a. UU RI No.38 Tahun 2004 tentang Jalan
b. UU RI No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
c. PP RI No.34 Tahun 2006 tentang Jalan
d. PP RI No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
e. PP RI No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
f. PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
2. PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI, PEDOMAN DAN SURAT
EDARAN
a. Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan
b. Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Getaran
c. Pedoman Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No. Pd-T-12-2003
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.
15 / MEN / VIII / 2006 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja
f. Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
g. Peraturan Menteri Perhubungan No.13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalulintas
h. Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No.
004/BM/2006
i. Instruksi Dirjen Bina Marga No. 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan; Panduan Teknis 3: Keselamatan di Lokasi
Pekerjaan Jalan
j. Standar Prosedur Pelaksanaan RMK mengacu pada Sistem Manajemen Mutu
Bina Marga Nomor: DJBM/SMM/PP/14 tanggal 19 Juli 2012 dan perubahan-
perubahannya
k. Standar Prosedur Pelaksanaan (SOP) Rapat Persiapan Pelaksanaan Bina Marga
Nomor: DJBM/SMM/PP/15, tanggal 19 Juli 2012 dan perubahan-perubahannya
l. Standar Prosedur Pelaksanaan (SOP) Pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bina
Marga Nomor: DJBM/SMM/PP/20 tanggal 19 Juli 2012.
m. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No.10/SE/Db/2014, tanggal 12
November 2014 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan dan
Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
RANGKUMAN
1. Pada saat ini, Spesifikasi Umum yang digunakan sebagai acuan dalam
Dokumen Kontrak pada Pekerjaan Jalan dan Jembatan baik untuk jalan
Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten/Kota adalah sesuai dengan Surat
Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No.10/SE/Db/2014, tanggal 12
November 2014 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan dan
Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan.
2. Spesifikasi Umum yang dibahas pada modul ini adalah merupakan lampiran
dokumen pengadaan dan dokumen kontrak untuk paket-paket Pembangunan
Jalan dan Jembatan, Pelebaran Jalan dan Jembatan, Peningkatan Jalan dan
Jembatan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
3. Pada Modul ini dikhususkan hanya untuk Spesifikasi Umum edisi 2010 revisi 3,
sedangkan spesifikasi khusus akan dibahas di modul tersendiri.
4. Spesifikasi terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu spesifikasi hasil akhir (end result
specification), spesifikasi proses kerja (spescification by process) dan multi
step and method specification. Dan yang dipakai oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga adalah multi step and method specification.
5. Penerapan spesifikasi digunakan pada tahap perencanaan, tahap pra kontrak
dan tahap pelaksanaan kontrak.
6. Posisi spesifikasi dalam dokumen kontrak sangat strategis baik dalam National
competitive Bidding (NCB) dan International competitive Bidding (ICB).
7. Struktur spesifikasi umum edisi 2010 revisi-3 terdiri dari 10 (sepuluh) divisi
dan 57 (lima puluh tujuh) seksi.
8. Spesifikasi umum edisi 2010 revisi-3 ini berkaitan dengan beberapa Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri yang
terkait dan surat edaran dari instansi yang terkait.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Spesifikasi serta penerapannya!
2. Jenis spesifikasi seperti apa yang paling cocok dan dipergunakan oleh Ditjen
Bina Marga, jelaskan alasan dan pertimbangannya!
3. Jelaskan urutan dokumen kontrak pekerjaan Jalan dan Jembatan. Apakah
urutan yang dapat diacak, jelaskan!
4. Jelaskan perbedaan struktur Spesifikasi Umum edisi 2010 dengan sebelumnya
(edisi 2016)?
5. Sebutkan dan jelaskan peraturan dan per-undang-undangan yang masih perlu
secara tegas/aplikatif dituangkan dalam spesifikasi umum 2010 revisi 3 ini!
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
BAB III
PENUTUP
A. EVALUASI KEGIATAN BELAJAR
Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan, yaitu
evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut kepada para
peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber, berupa
soal/kuisioner tertulis :
1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan evaluasi
berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi
perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait
dengan isi dari materi modul tersebut.
2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara diakukan oleh para peserta
dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi,
kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran,
ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lain-lain.
3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Diklat, yaitu peserta dan
pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/Penyelenggara Diklat terkait
dengan penyiapan perlengkapan diklat, sarana dan prasarana untuk belajar,
fasilitas penginapan, makanan dll.
4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada peserta,
dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun pengamat
materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.
B. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Dengan selesainya mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengevaluasi diri terhadap kegiatan di lapangan yang selama ini dilaksanakan.
Karena selama ini, Spesifikasi bidang jalan dan jembatan jarang dibaca secara
keseluruhan dan berurutan, karena terlalu umum, tebal dan kurang menarik, dan
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
akan dibaca apabila terdapat permasalahan di lapangan.
Spesifikasi merupakan lampiran Kontrak yang sangat penting, dan sering
digunakan untuk acuan pelaksanaan lapangan maupun acuan beberapa Diklat
bidang Jalan dan Jembatan. Spesifikasi yang digunakan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga sering diperbaharui, sehingga perlu ada penyesuaian dalam dokumen
kontrak maupun dalam modul-modul diklat yang terkait. Untuk itu perlu ada
koreksi dan masukan dari berbagai pihak, antara lain para peserta, pengajar
maupun pengamat materi atau Narasumber/Akademisi.
C. KUNCI JAWABAN
1. Lihat subbab tentang jenis-jenis spesifikasi beserta penjelasannya.
2. Dari penjelasan soal no.1 akan didapatkan jenis spesifikasi yang dipakai oleh
Ditjen Bina Marga.
3. Lihat subbab terkait dengan urutan dalam dokumen kontrak. Dan urutan ini
tidak boleh diacak, karena mempunyai kekuatan dan bobot sesuai dengan
urutan tersebut.
4. Cari spesifikasi versi lama (2006) dan bandingkan dengan versi 2010.
5. Lihat subbab yang terkait dengan peraturan dan per-undang-undangan.
6. Lihat Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
7. Lihat subbab yang terkait dengan subbab tentang pekerjaan Pengendalian Mutu
(QC) dalam modul ini.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Marga, 2011, Manual Survai Kondisi Jalan dan Pemeliharaan Rutin
(No.001-01/M/BM/2011
Ditjen Bina Marga, 2011, Manual Perbaikan Standar untuk Pemeliharaan Rutin Jalan (No.001-02/M/BM/2011
Ditjen Bina Marga, 2014, Spesifikasi Umum 2010 ( Revisi 3 )
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
GLOSARIUM
Spesifikasi adalah salah satu elemen
dari Dokumen Kontrak yang
menguraikan secara rinci ketentuan-
ketentuan teknis dari pelaksanaan
pekerjaan. Dan spesifikasi juga salah
satu elemen dari Dokumen Kontrak
yang menguraikan secara rinci
ketentuan-ketentuan teknis dari
pelaksanaan pekerjaan
Spesifikasi teknis adalah persyaratan
teknis baik bahan, peralatan dan
metode kerja yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Spesifikasi hasil akhir (End Result
Specification) adalah jenis spesifikasi
yang mensyaratkan pencapaian
dimensi dan kualitas akhir suatu
pekerjaan, tanpa mempersoalkan
metode kerja yang digunakan untuk
mencapai produk akhir tersebut.
Spesifikasi proses kerja (Specification
by Process) adalah spesifikasi dimana
yang diatur oleh semua ketentuan yang
harus dilaksananakan selama proses
pelaksanaan pekerjaan, dengan
harapan hasil kerja yang diperoleh
sesuai dengan yang diinginkan.
Multi step and Method Specification
adalah merupakan spesifikasi yang
mengatur ketentuan tentang semua
langkah, material yang harus digunakan
dan metode kerja, serta hasil kerja yang
diharapkan.
MODUL – 1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
2016
TIM PENYUSUN
1. Ir. Tasripin Sartiyono, MT
2. Ir. Erwin Agus, MM
3. Ir. Setia Budi, ST.M.Si
4. Ir. Sulistiyono
5. Dr. Ir. Nyoman Suaryana, M.Eng.Sc
6. Ir. Nawawi Achwan, M.Sc.
7. Ir. Bambang Suryono, M.Eng.Sc
8. Ir. Jaja Pryadi, M.Eng.Sc
9. Ir. Gatot Soejatmodjo, MT
10. Ir. Ajang Zaenal, MT