perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada...

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JENALAS, GEMOLONG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: JULIATI X7111510 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI

LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI

JENALAS, GEMOLONG TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

JULIATI

X7111510

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Juliati

NIM : X 7111510

Jurusan : Ilmu Pendidikan/ Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA PADA MATERI LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK

SEHAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA

KELAS III SD NEGERI JENALAS, GEMOLONG, SRAGEN TAHUN

AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya

Surakarta, Mei 2012

Yang membuat pernyataan

Juliati

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI

LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI

JENALAS, GEMOLONG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

JULIATI

X7111510

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukarno, M.Pd Drs. Kartono, M.Pd

NIP. 195702031983031001 NIP. 19540102197703

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

Anggota I : Drs. Sukarno, M.Pd

Anggota II : Drs. Kartono, M.Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

# Sesungguhnya sholatku, hidupku

dan matiku hanyalah untuk Allah

semata. (QS. Al An’am: 162)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh cinta teriring doa. Penulis mempersembahkan karya kecil ini

kepada:

� Keluargaku: Suami, anak dan Menantuku.

� Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Juliati. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JENALAS, GEMOLONG, SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas III SD Negeri Jenalas Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen yang berjumlah 25 siswa. Sumber data berasal dari nilai harian siswa. Teknik pengumpulan data Observasi, Wawancara, Tes dan Dokumentasi. Validitas data menggunakan validitas isi dan triangulasi. Analisis data menggunakan reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada pembelajaran prasiklus, pembelajaran hanya berfokus pada guru (teacher centered) sehingga siswa pasif dalam pembelajaran, selain itu pra siklus siswa yang pintar kurang bisa didayakan dengan baik ini menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal. Terbukti dengan siswa yang belum lulus KKM sejumlah 40%. Peningkatan pada siklus I prestasi siswa meningkat walaupun belum maksimal siswa yang belum lulus KKM sejumlah 36%. Siklus II prestasi siswa semakin meningkat siswa yang belum lulus KKM sejumlah 28 % dan yang telah lulus KKM sejumlah 72%.

Kesimpulan dari skripsi ini adalah penerapan model pembelajaran kooperativ tipe Students Teams Achivement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat, siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Studenst Teams Achivement Division (STAD), Hasil Belajar Siswa

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Juliati. EFFORTS TO IMPROVE THE MATTER OF LEARNING IPA HEALTHY AND UNHEALTHY ENVIRONMENT THROUGH THE MODEL TYPE OF STUDENT LEARNING Cooperative Achievement Teams DIVISION (STAD) STUDENTS IN CLASS III SD STATE JENALAS, Gemolong, SRAGEN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March. May 2012.The purpose of this research is to improve learning outcomes for science of matter and the Unhealthy Healthy Environment through cooperative learning model of type Student Teams Achievement Division (STAD) Class III Elementary School Students Jenalas Academic Year 2011/2012.This study is a Class Action Research (PTK), the research was conducted in two cycles. Each cycle consisting of planning, implementation of the action, and reflection. The subject of this study were elementary school students in grade 3 Jenalas, District Gemolong, Sragen totaling 25 students. The source data came from the student newspaper. Observation data collection techniques, interview, test and documentation. The validity of the data using content validity and triangulation. Analysis of data using data reduction, exposure data, and drawing conclusions.The results showed that through the implementation of cooperative learning type STAD can improve student learning outcomes of prasiklus, cycle I and cycle II. At prasiklus learning, learning only focuses on the teacher (teacher centered) so that students are passive in learning, in addition to pre-cycle of a smart student who could not properly didayakan this causes less than the maximum student learning outcomes. As evidenced by students who have not graduated KKM some 40%. The increase in the cycle of increased student achievement, although I have not been up students who have not graduated KKM some 36%. Cycle II is increasing student achievement of students who have not graduated KKM some 28% and have passed the KKM some 72%.The conclusion of this thesis is the application of learning models of type kooperativ Students Achivement Teams Division (STAD) can improve learning outcomes in materials science and Unhealthy Healthy Environment, 3rd grade elementary school students Jenalas, District Gemolong, Sragen.Keywords: Cooperative Learning, Students Achivement Teams Division (STAD), Student ResultsUrungkan pengeditan

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Lingkungan Sehat Dan Tidak Sehat

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) Pada Siswa Kelas III SD Negeri Jenalas Tahun Ajaran

2011/2012” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa selesainya penyusunan proposal ini tidak

lepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan

hati penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prof. Dr. HM. Furqon

Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku ketua Program Studi PGSD Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. Sukarno, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

4. Drs. Kartono, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan

5. Drs. Suparno selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jenalas yang telah mmberikan

izin penelitian.

6. Rekan-rekan Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal penelitian ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunianya

kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan tersebut diatas. Penulis

menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan kelemahan panyusunan proposal ini

dan semoga proposal dan penelitian yang akan dilaksanakan dapat berguna dan

memberikan banyak manfaat. Terimakasih

Surakarta, Mei 2012

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

B. Perumusan Masalah......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .................................................................................. 6

1. Pembelajaran IPA SD................................................................ 6

3. Pembelajaran Kooperatif........................................................... 8

a. Pengertian Pembelajarn Kooperatif ...................................... 8

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ........................................ 9

c. Tujuan Pembelajaran ............................................................ 10

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ......................... 11

e. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................................. 13

f. Materi Lingkungan................................................................ 15

B. Kerangka Berpikir……................................................................. 17

C. Hipotesis Penelitian…................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 21

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 21

C. Data dan Sumber ........................................................................... 22

D. Subyek Penelitian.......................................................................... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 23

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

F. Validitas Data ................................................................................ 24

G. Analisis Data ................................................................................. 24

H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian...................................................................... 28

1. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I ............................................. 29

2. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II ............................................. 33

B. Temuan Hasil ........................................................................................ 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................ 39

B. Saran...................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41

LAMPIRAN..................................................................................................... 42

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Lingkungan SD

Negeri Jenalas.................................................................................. 4

Tabel 2.1 Langkah-langkah Guru, menurut model pembelajaran

Kooperetiv ....................................................................................... 11

Tabel 2.2 Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik ......... 13

Tabel 2.3 Tipe Pembelajaran Koopertiv tipe STAD........................................ 15

Tabel 4.1 Hasil Tes Akhir Siklus I................................................................... 32

Tabel 4.2 Hasil Akhir Siklus II ........................................................................ 35

Tabel 4.3 Rata-rata Hasil Belajar siswa Siklus I.............................................. 37

Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Belajar siswa Siklus II ............................................ 38

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gb 1 Alur Kerangka Berpikir........................................................................... 20

Gb 2 Model Penelitian Tindakan ..................................................................... 22

Gb 3 Grafik Perbandingan Prasiklus, Siklus I dan siklus II............................. 38

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran.................................................................... 41

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran ........................................... 46

Lampiran 3 Soal ............................................................................................... 51

Lampiran 4 Ringkasan Materi.......................................................................... 52

Lampiran 5 Format Penilaian........................................................................... 54

Lampiran 6 Penilaian Proses............................................................................ 55

Lampiran 7 Hasil Wawancara.......................................................................... 56

Lampiran 8 Gambar lingkungan sehat dan tidak sehat .................................... 57

Lampiran 9 Gambar dokumentasi pra siklus, siklus I dan siklus II ................. 60

Lampiran 10 Surat keputusan dekan................................................................ 67

Lampiran 11 Permohonan Izin menyusun skripsi............................................ 68

Lampiran 12 Permohonan Izin Penelitian........................................................ 69

Lampiran 13 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................... 70

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu

mengembangkan pembelajaran sesuai tuntutan kebutuhan era global. Kehidupan

pada era globalisasi menuntut manusia yang mempunyai kehidupan kuat, unggul,

dan kreatif. Manusia yang berpikir kreatif adalah manusia yang mampu bersaing

dan mampu memunculkan kreasi-kreasi yang baru. Jika tidak demikian seseorang

dapat hanyut didalam globalisasi tersebut tanpa identitas. Sehubungan dengan itu,

pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional dalam upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM).

Keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui

pendidikan, selain terikat dengan aspek kurikuler juga menyangkut kemampuan

guru. Sampai saat ini, bahkan untuk hari-hari mendatang faktor guru tetap

memegang kunci keberhasilan. Guru selalu dituntut kepedulian untuk selalu

mengaktualisasikan diri dengan berbagai hal yang berhubungan dengan tugasnya

kedalam, hal ini termasuk tuntutan terhadap guru kelas.

Menurut Anita Lie (2008: 7) banyak guru menyatakan bahwa mereka telah

melaksanakan metode belajar kelompok. Mereka telah membagi para siswa dalam

kelompok dan memberikan tugas kelompok. Namun, guru-guru mengeluh bahwa

hasil kegiatan-kegiatan ini tidak seperti yang mereka harapkan. Siswa bukannya

memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik untuk meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan mereka, malah memboroskan waktu dengan bermain, bergurau,

dan sebagainya. Para siswa pun mengeluh tidak bisa bekerja sama dengan efektif

dalam kelompok. Siswa-siswa yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan

penilaian kurang adil, sedangkan siswa yang kurang rajin dan pandai merasa

minder bekerja sama dengan teman-temannya yang lebih maju. Kegiatan

kelompok tersebut bukan pembelajaran kooperatif. Tujuan dari kerja kelompok

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

hanya menyelesaikan tugas. Kegiatan belajar mengajar tersebut biasanya hanya

didominasi oleh siswa yang pandai, sementara siswa yang kemampuannya rendah

kurang berperan dalam mengerjakan tugas kelompok. Disamping itu juga siswa

tidak dilatihkan untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai pendapat

orang lain. Akibat cara kerja kelompok seperti ini menyebabkan siswa yang

kemampuannya kurang memperoleh hasil belajar yang tetap rendah dan adanya

kesenjangan yang terlalu jauh antara hasil belajar siswa yang pandai dengan hasil

belajar siswa yang kurang pandai.

Peran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

tradisional sangat dominan (teacher centered). Dengan kata lain, proses

pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru lebih menempatkan siswa sebagai

objek dan bukan sebagai subjek didik. Siswa dianggap layaknya sebuah kotak

kosong yang perlu diisi. Padahal, siswa memulai pembelajaran yang baru tidak

dengan kepala kosong, tetapi sudah terisi dengan pengetahuan pengetahuan awal

yang telah mereka peroleh dari pembelajaran sebelumnya dan pengalaman mereka

dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu tugas utama seorang guru adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran (intruction). Pembelajaran dipandang sebagai upaya mempengaruhi

siswa agar memiliki rasa minat yang tinggi untuk belajar. Pembelajaran yang

lebih mendapat penekanan adalah minat siswa untuk belajar atau secara singkat

dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa.

Membelajarkan siswa sesuai dengan cara-cara belajar mereka agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran.

Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang

paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih

model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat

materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

(http://www.muhfida.com)

Menurut Anita Lie (2008: 29-31) salah satu bentuk atau model

pembelajaran yang dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan minat dan hasil

belajar IPA pada siswa yang belum dikembangkan di SD Negeri Jenalas adalah

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan tipe Student Teams

Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan

sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur-unsur dasar pembelajaran

kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan

asal-asalan diantaranya: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses

kelompok. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar

akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Siswa bekerja sama dalam situasi semangat pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) seperti membutuhkan kerja sama

untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas dan siswa bisa lebih terlibat secara fisik maupun mental.

Untuk itu melalui penelitian ini akan dicobakan suatu metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan

keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota

kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran

kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa

untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil

belajar yang maksimal. Hasil belajar IPA tidak akan maksimal tanpa adanya minat

belajar yang tinggi.

Melalui penggunaan metode pembelajaran ceramah yang hanya terpusat

pada guru, pada pembelajaran IPA materi lingkungan sehat dan tidak sehat tahun

2010 ternyata hasil belajar yang dicapai 76% siswa belum memenuhi standar

ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar baru tercapai setelah diadakan remidial.

Selain itu juga terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara hasil belajar siswa yang

pandai dan hasil belajar siswa yang kurang pandai, walaupun nilai tugas

kelompok cenderung baik dan merata. Berikut di sajikan tabel hasil belajar

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.1 Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Meteri Lingkungan SD Negeri Jenalas

KKM > 70 KKM = 70 KKM < 70

Tahun Jumlah Seluruh Siswa Tuntas %

Tuntas Minimal

% Belum Tuntas

%

2010/2011 25 6 24 9 36 10 40

Sumber: Nilai harian siswa SD Negeri Jenalas, Gemolong, Sragen

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melaksanakan sebuah penelitian

dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Lingkungan

Sehat Dan Tidak Sehat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas III SD Negeri Jenalas

Tahun Ajaran 2011/2012”

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Apakah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Lingkungan Sehat

dan Tidak Sehat Siswa Kelas III SD Negeri Jenalas, Gemolong, Sragen Tahun

Ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi

Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas III SD Negeri Jenalas

Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan dan bermakna serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA yang efektif dan inovatif,

3. Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai model-model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi

Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat di sekolah,

4. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

memperoleh pengalaman langsung dalam memilih srategi pembelajaran.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran IPA SD

Kurikulum untuk mata pelajaran di sekolah dasar dalam KTSP,

ditekankan untuk memahami diri sendiri dan alam sekitar beserta penerapan-

penerapan konsep tersebut. Mengacu pada kurikulum, pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar harus memberikan sebuah pengalaman belajar yang nyata

untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajah dan

memahami alam sekitar secara alamiah.

Mata pelajarn IPA yang ditetapakan oleh KTSP bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006:484): (a)

memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (b) Mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (c) Mengembangkan rasa ingin tahu,

sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (d)

mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelediki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan; (e) meningkatkan kesadaran

untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam; (f) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (g) Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs.

Dari tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa KTSP menekankan bahwa

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar bukan saja hanya tataran konsep yang

hanya harus dihafal oleh siswa, tetapi sbuah mata pelajaran yang mengenalkan

tentang semua yang ada pada alam diawalu dengan sesuatu yang nyata agar

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

tumbuh rasa syukur terhadap Tuhan YME dan tumbuhjuga rasa cinta dan

sayang terhadap lingkungan sekitar.

Mata pelajarn IPA di sekolah dasar juga memiliki ruang lingkup.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPA di sekolah dasar yang tercantum

dalam KTSP adalah sebagai berikut. (Depdiknas. 2006:485): (a) Makhluk

hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (b) Benda atau materi, sifat-

sifat dan keguaannya meliputi cair, padat dan gas; (c) Energi dan

perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan

pesawat sederhana; (d) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata

surya dan benda-benda langit lainnya.

Pada penelitian ini ruang lingkup yang dipelajari adalah ruang lingkup

Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan pada topik lingkungan.

Semua pola pikir anak SD berdasarkan dari pengalaman dan contoh

benda nyata. Anak usia SD yakni 7-12 tahun sulit untuk berpikir dengan

sesuatu yang bersifat abstrak. Anak Usia SD lebih senang jika pembelajaran di

kelas dirancang supaya anak dapat melihat, melakukan sesuatu, dan langsung

terlibat dalam proses pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam

mengkonstruksi konsep atau materi yang diajarkan.

Pada hakikatnya siswa sekolah dasar memiliki sifat yang unik pada

setiap individunya. Sifat-sifat tersebut memang muncul secara alamiah sesuai

dengan tahap perkembangannya. Di bawah ini merupakan sifat-sifat khas

siswa sekolah dasar menurut Sri Sulistyorini (2006:7) yang harus diperhatikan

oleh guru ketika sedang mengajar: (a) Sangat ingin tahu tentang segala sesuatu

yang ada dalam dunia realitas di sekitarnya; (b) Tidak semata-mata

tergantung pada orang yang lebih tua; (c) Suka melakukan kegiatan-kegiatan

yang berguna terhadap lingkungannya; (d) Telah dapat melakukan kompetisi

dengan sehat; (e) Sudah mulai muncul kesadaran terhadap diri sendiri dan

orang lain.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pembelajaran IPA di sekolah dasar harusnya sangat memerhatikan sifat

unik dan tahap perkembangan siswa tersebut. Pembelajaran IPA yang

cenderung menitik beratkan pada konsep, proses dan hasil harus melibatkan

peran aktif siswa dalam pembelajarannya agar konsep-konsep yang ada dalam

mata pelajaran IPA yang bersifat abstrak dapat dicerna dengan mudah oleh

pemikiran siswa yang berpola konkrit. Sebisa mungkin guru mata pelajaran

IPA di sekolah dasar menggunakan media-media atau kit IPA dengan disertai

strategi pembelajaran yang variatif dalam mengajar, agar konsep, proses dan

hasil dapat tercapai tanpa kesulitan yang berarti baik untuk siswa maupun

guru.

Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik, lebih-lebih

dari ranah perkembangan kognitifnya, sudah selayaknya guru mampu

menciptakan pembelajaran yang dapat mengena dan dapat membuat siswa

lebih bersemangat dalam belajar, dan khususnya pada mata pelajaran IPA.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus

saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi

pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum

selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut (Lungdren dalam Anton 1994:28): (1) Para siswa harus memiliki

persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”; (2) Para

siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik

lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dalammempelajari materi yang dihadapi; (3) Para siswa harus

berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama; (4) Para

siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota

kelompok; (5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan

yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok; (6) Para siswa

berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan

bekerja sama selama belajar; (7) Setiap siswa akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam

kelompok kooperatif.

Menurut Thompson, dkk. (dalam Yusup 2003:24), pembelajaran

kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada

pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar

bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang

siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen

adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku.

Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja

dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan

khusus agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya, seperti menjadi

pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok,

tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).

Seluruh peserta didik, khususnya peserta didik dalam jenjang

Sekolah Dasar sudah selayaknya diberikan pengertian tetang pentingnya

hidup saling tolong menolong antar sesama. Tentu saja tolong menolong

disini dalam kebaikan. Sama halnya dengan prinsip pembelajaran

kooperativ, dengan belajar menggunakan pembelajaran kooperativ

diharapkan peserta didik saling mempunyai ketergantungan yang positiv

antar sesama peserta didik, sehingga konsep manusia adalah makhluk

sosial dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok

tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan

individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari

pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan

individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya

(Slavin dalam Yusup, 2003:26).

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

stidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh

Ibrahim, et al. (dalam Yusup 2000:2), yaitu: (1) Hasil belajar akademik,

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial,

juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting

lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang

model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan

kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik

dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di

samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik; (2) Penerimaan terhadap perbedaan

individu, Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas

sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif

memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi

untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan

melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai

satu sama lain; (3) Pengembangan keterampilan sosial, Tujuan penting

ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa

keterampilan bekerja sama. Keterampilan-keterampilan sosial, penting

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam

keterampilan sosial.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Urutan langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran

kooperatif yang diuraiakan oleh Ibrahim dkk (2003:10) adalah

sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Langkah-langkah guru menurut model pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah laku Guru

Fase 1: Guru

menyampaikan semua

tujuan

Menyampaikan tujuan dan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran memotivasi

siswa tersebut dan memotivasi siswa

belajar

Fase 2: Guru menyajikan

informasi kepada siswa

Menyajikan informasi dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok

agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4: Membimbing

kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

pada saat mereka mengerjakan tugas dan

belajar mereka

Fase 5: Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

Fase 6: Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Namun perlu diketahui juga bahwa sebelum pembelajaran kooperatif

dimulai, sebaiknya kepada siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu

pembelajaran kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus

diperhatikan.

Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa

diberitahukan petunjuk-petunjuk tentang apa yang akan dilakukan.

Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain adalah : (1) Tujuan pembelajaran;

(2) Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok; (3) Batas waktu

untuk menyelesaikan tugas; (4) Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD; (5)

Jadwal presentasi kelas untuk Kelompok Penyelidikan; (6) Prosedur

pemberian nilai perbandingan individu dan kelompok; (7) Format

presentasi laporan.

Selain hal di atas, perlu juga diketahui bagaimana cara membentuk

kelompok, pedoman penilaian, dan sistem penghargaan.

Tabel 2.2 Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan akademik

Kemampuan No. Nama Rangking Kelompok 1 1 A

2 2 B

3 3 C Tinggi

4 4 D

5 5 D

6 6 C

7 7 B

8 8 A

9 9 A

10 10 B

11 11 C

Sedang

12 12 D

Rendah 13 13 D

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

14 14 C

15 15 B

16 16 A

d. Pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division

(STAD)

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah,

terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Ragam model

pembelajaran kooperatif cukup banyak seperti STAD (Student Teams

Achievement Division), TGT (Teams Games Tournamen), TAI (Team

Assisted Individualization), Jigsaw, Jigsaw II, CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition), dan sebagainya. Pada bagian ini

akan dipaparkan secara khusus pada model pembelajaran kooperatif tipe

STAD digunakan dalam penelitian ini.

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga

mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik

baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau

teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan

anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-

laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan

atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi

pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk

memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau

melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua

minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor

perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor

mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian

singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor

tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa

yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh

tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.

Untuk melihat dengan jelas tipe pembelajaran kooperatif model

STAD dapat dilihat pada tabel berikut ini. ( Arends dalam Yusup

2001:34).

Tabel 2.3 Tipe Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

STAD

Tujuan

kognitif

Informasi akademik sederhana

Tujuan sosial Kerja kelompok dan kerja sama

Struktur tim Kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota

Pemilihan

topik pelajaran

Biasanya guru menanyakan kepada siswa tentang

topik pelajarannya

Tugas utama Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling

membantu menuntaskan materi belajarnya

Penilaian Tes mingguan

Pengakuan Lembar pengetahuan dan publikasi lain

e. Materi Lingkungan

1) Lingkungan Sehat

Tentu kamu akan merasa nyaman di lingkungan yang sehat.

Berbeda jika kamu berada di lingkungan yang tidak sehat. Ciri-ciri

lingkungan sehat antara lain sebagai berikut.

a) Udara bersih, segar, dan terasa sejuk. Selain itu, juga tidak berbau.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b) Ada tempat sampah dan keadaannya bersih. Dengan adanya tempat

sampah, sampah jadi tidak berserakan. Dengan demikian, tidak

menimbulkan bau yang tidak sedap.

c) Terdapat saluran air yang bersih dan lancar. Air dalam saluran air

akan mengalir dengan lancar. Hal ini karena tidak tersumbat oleh

sampah.

d) Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi.

Dengan adanya tumbuhan, udara akan menjadi lebih bersih. Selain

itu, keadaan lingkungan rumah akan terlihat lebih indah.

2) Lingkungan Tidak Sehat

Lingkungan tidak sehat berbeda dengan lingkungan sehat. Tentu

saja kamu tidak merasa nyaman di lingkungan tersebut. Ciri- ciri

lingkungan tidak sehat antara lain sebagai berikut.

a) Udara kotor dan berbau. Udara tersebut akan menyesakkan napas

kita.

b) Tidak tersedianya tempat sampah. Sampah menumpuk dan

berserakandi mana-mana. Tentu saja hal ini akan merusak

pemandangan lingkungan sekitar. Sampah yang menumpuk akan

menimbulkan bau yang tidak sedap.

c) Tidak ada saluran air. Meskipun ada, tetapi keadaannya kotor.

Terdapat sampah yang menyumbat saluran air. Akibatnya, aliran

air tidak lancar.

d) Tidak terdapat tumbuhan sehingga terlihat gersang. Kalaupun ada,

tetapi tidak terpelihara. Misalnya, terdapat rumput liar.

e) Terdapat banyak hewan liar yang kelihatan kotor. Hewan tersebut

tidak terpelihara dengan baik.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat menyebabkan lingkungan tidak sehat.

Misalnya, asap kendaraan bermotor, asap pabrik dan asap rokok. Bau

dari tumpukan sampah dan debu. Juga dapat mencemari udara.

Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar, misalnya bensin dan

solar. Dari pembakaran bahan bakar inilah menyebabkan terjadinya

asap. Begitu pula dengan asap dari pabrik. Asap ini dapat

membahayakan tubuh kita. Hal ini karena mengandung gas beracun,

yaitu karbon monoksida (CO).

4) Pencemaran Air

Selain menghasilkan asap, pabrik juga menghasilkan limbah.

Limbah mengandung zat-zat kimia berbahaya. Jika limbah pabrik

dibuang ke sungai dapat menyebabkan pencemaran air. Limbah rumah

tangga juga penyebab pencemaran air. Misalnya, air bekas cucian dan

air limbah dari WC. Ciri-ciri air yang tercemar antara lain, berbau, dan

berwarna. Sebaliknya, air yang bersih tampak jernih (tidak berwarna).

Air bersih juga tidak berbau dan tidak berasa.

5) Pencemaran Tanah

Plastik adalah bahan yang tidak dapat membusuk. Plastik juga

tidak dapat terurai. Sampah plastik menyebabkan terjadinya

pencemaran tanah. Sampah yang tertimbun berserakan membuat

lingkungan kotor. Selain sampah, racun serangga juga dapat

mencemari tanah. Sampah dapat menyuburkan tanah. Daun dan

kotoran hewan dapat dijadikan pupuk. Caranya dengan menimbun

sampah tersebut dengan tanah. Daun dan kotoran hewan mudah

membusuk. Tumbuhan yang membusuk dapat dibuat pupuk kompos.

Hewan yang membusuk atau kotoran hewan dapat dibuat pupuk

kandang. Pupuk dapat membuat tanaman tumbuh subur.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

6) Pengaruh Lingkungan terhadap kesehatan

Lingkungan tidak sehat disebabkan oleh pencemaran. Penyebabnya

antara lain sebagai berikut. Udara kotor dapat memengaruhi kesehatan

kita. Misalnya, mata kita menjadi pedih jika terkena asap. Pernapasan

juga menjadi sesak. Pencemaran udara dapat menimbulkan penyakit

pernapasan seperti penyakit paru-paru. Air yang tercemar

mengakibatkan ikan-ikan tidak dapat hidup. Zat pencemar yang

terkandung di air bersifat racun sehingga dapat mematikan ikan. Kita

juga tidak dapat menggunakan air tercemar untuk memenuhi

kebutuhan. Mengapa demikian? Air yang tercemar dapat menyebabkan

penyakit kulit dan diare. Jika masyarakat menggunakannya untuk

mandi dan mencuci, kulit dapat menjadi gatal. Jika menggunakan air

tercermar untuk memasak, kita dapat mengalami diare.

7) Cara Memelihara Lingkungan

Rumah yang bagus belum tentu sehat. Rumah sederhana dapat

menjadi lingkungan yang sehat. Syarat-syarat rumah sehat antara lain

sebagai berikut.

a) Terdapat ventilasi pertukaran cahaya matahari dan udara.

b) Ada kamar mandi dan WC yang bersih.

c) Ada saluran pembuangan limbah yang bersih.

d) Ada sumber air yang bersih.

e) Ada tempat pembuangan sampah bertutup dan bersih.

f) Ada halaman rumah yang bersih.

Hal-hal yang diperhatikan untuk menciptakan halaman yang bersih

adalah sebagai berikut.

a) Menanam tumbuhan rindang dan menghasilkan buah. Misalnya

jambu, mangga, dan rambutan. Untuk mempercantik halaman

dapat ditanam tumbuhan berbunga. Misalnya, mawar, anggrek,

dan melati.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Membuat selokan air. Selokan air membuat air tidak menggenang.

Air yang menggenang dapat menjadi sarang nyamuk.

c) Membersihkan sampah di halaman rumah secara teratur setiap hari.

d) Menjaga halaman rumah tidak lembap. Oleh karena itu, usahakan

cukup cahaya matahari.

Kita dapat menanam tumbuhan dalam pot. Tumbuhan dapat

membuat udara bersih, sejuk, dan segar. Tumbuhan juga membuat

lingkungan tampak lebih indah. Untuk lingkungan perumahan, perlu

dibuat jalan atau gang. Hal ini bertujuan untuk memperlancar

transportasi. Perlu diadakan kerja bakti antarwarga untuk

membersihkan lingkungan sekitar. Jangan terlalu sering menggunakan

bahan-bahan yang mengandung zat beracun. Misalnya, detergen dan

racun pembasmi hama. Jangan pula membuat WC atau jamban di

sungai. Di kota besar seperti Jakarta banyak terjadi pencemaran udara.

Udara dikatakan tercemar jika sudah tercampur berbagai zat. Zat

tersebut seperti debu, asap, dan bau yang tidak sedap. Hal-hal berikut

dilakukan untuk menjaga udara agar tetap bersih.

a) Menanam tumbuhan untuk penghijauan.

b) Membuang sampah pada tempatnya.

c) Merawat kendaraan agar tidak mengeluarkan asap terlalu banyak.

d) Tidak merokok.

B. Kerangka Berpikir

Proses belajar merupakan kegiatan yang utama dalam pembelajaran.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar secara langsung adalah

siswa dan guru. Peranan guru adalah pembelajar siswa, oleh karena guru dituntut

untuk mampu mengajar dengan tepat agar tugas pembelajaran murid dapat

berhasil. Mengajar yang berhasil adalah guru menguasai bahan pelajaran yang

akan diajarkan, menguasai metode penyampaian bahan secara tepat dan mampu

menciptakan suasana belajar yang mendukung proses belajar. Berkaitan dengan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

hal tersebut tugas guru sangat berperan dalam upaya peningkatan minat siswa

dalam belajar.

Pembelajaran pada mata pelajaran IPA akan lebih efektif apabila siswa

dan guru terlibat langsung dalam proses belajar mengajar dimana dalam proses

pembelajaran tersebut didukung oleh karakteristik siswa, faktor yang

mempengaruhi belajar, dan adanya model pembelajaran yang kooperatif yaitu

dengan metode Student Teams Avhievement Divisions (STAD). Sehingga hasil

belajar akan meningkat secara bertahap. Secara lebih jelasnya, skema kerangka

berfikir dapat dilihat pada skema sebagai berikut.

Gambar 1 Alur Kerangka Berpikir

Kondisi awal

Guru Belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Hasil belajar IPA Materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat Rendah

Tindakan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Siklus I 50% siswa tuntas KKM

Siklus II 80% siswa tuntas KKM

Kondisi Akhir

Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat Meningkat

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesisnya yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah:

1. Jika pembelajaran menggunakan model pemebalajaran Kooperatif Tipe

STAD maka hasil belajar siswa pada materi Lingkungan Sehat dan Tidak

Sehat di kelas 3 SD Negeri Jenalas akan meningkat.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Jenalas

Kecamatan Gemolong Kaupaten Sragen pada materi Lingkungan Sehat dan Tidak

Sehat Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada hari

Kamis tanggal 16 Februari 2012 sampai dengan Rabu 29 Februari 2012.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian

yang dilaukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat guru tersebut mengajar.

Penekanan pada PTK adalah penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses

dalam pembelajaran. Penelitian Kelas merupakan penelitian yang dapat dilakukan

sendiri oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas juga dapat dilakukan dengan

bekerjasama antara peneliti, guru , siswa dan karyawan suatu sekolah yang

bertujuan untuk memperbaiki sistem serta kerja guru dalam rangka meningkatkan

mutu, proses dan hasil belajar siswa.

Dalam strategi penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas.

Menurut Arikunto, dkk (2007:16) model penelitian divisualisasikan pada gambar

berikut ini.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 2. Model Penilitian Tindakan

C. Data dan Sumber

Data yang dikumpulkan berupa:

1. Daftar nilai siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas, Gemolong, Sragen pada mata

pelajaran IPA materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat pra tindakan.

2. Nama Siswa kelas 3.

3. Dokumen-dokumen yang lain berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

guru, Hasil prestasi siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas, Gemolong, Sragen.

Refleksi

Refleksi

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Hasil

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

D. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas

Gemolong Kabupaten Sragen. Dipilihnya kelas 3 SD Negeri Jenalas Gemolong

Sragen dikarenakan hasil belajar IPA pada materi Lingkungan Sehat dan Tidak

Sehat masih jauh di bawah KKM.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambila data) untuk melihat

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan

dengan format check list. Check list berisikan serangakaian daftar kejadian

penting yang akan diamati. Ketika pengamatan berlangsung, peneliti secara

objektif memilih dengan cepat dan memberi tanda cek pada daftar kejadian.

Observasi dilakukan pada siswa untuk mengetahui kegiatan siswa selama

proses pembelajaran. Selain itu observasi juga dilakukan pada guru untuk

mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran.

2. Wawancara

Dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang

terjadi yang tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara dilakukan

pada siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas, Gemolong, Sragen setelah tindakan

dilakukan.

3. Tes

Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa Post Test

yang dilakukan masing-masing pada akhir siklus. Bentuk tesnya adalah tes

uraian. Tes diberikan pada siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas, Gemolong,

Sragen.

4. Dokumentasi

Dokumen bisa berupa audio, visual maupun audio visual. Biasanya dokumen

dikelompokkan menjadi dokumen resmi dan pribadi. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan dokumen resmi. Dokumen dapat digunakan untuk

mengambil data awal berupa daftar nilai siswa kelas 3 SD Negeri Jenalas,

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gemolong, Sragen pada pelajaran IPA materi Lingkungan Sehat dan Tidak

Sehat. Dokumen juga diambil berupa foto selama proses tindakan didalam

kelas.

F. Validitas Data

Cara yang digunakan untuk mengukur validitas data yaitu menggunakan

validitas isi dan triangulasi.

1. Validitas isi.

Tes dikatakan memiliki isi apabila didalamnya mengukur tujuan khusus

tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan oleh

guru dalam pembelajaran. Pada penelitian ini data yang diukur

menggunakan validitas isi.

2. Triangulasi

Menurut Lexy J. Moeloeng (2007:330) Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Triangulasi yang digunakan yaitu:

a) Triangulasi data

Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Triangulasi data dilaksanakan dengan cara

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b) Triangulasi Metode

Menurut H.B Sutopo (2006:95) triangulasi metode dilakukan dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunkan teknik atau

metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya wawancara dan

observasi.

G. Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Interaktif dengan langkah sebagai berikut :

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Reduksi data adalah merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang

ada dalam catatan lapangan menjadi informasi yang bermakna.

2. Paparan data yaitu berbagai macam data penelitian tindakan yang telah

direduksi perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk paparan

narasi, representasi tabular dalam format matriks, grafik, atau diagram.

3. Penarikan kesimpulan yaitu proses pengambilan intisari dari sajian data

yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau

formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas.

Peneliti merencanakan untuk melakukan minimal 2 siklus. Apabila dari hasil

refleksi siklus II tidak terjadi peningkatan pada siswa, maka dilaksanakan siklus

ke III. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Urutan Kegiatan

a) Survai dan penjajakan

Survai dan penjajakan dilakukan secara langsung untuk mengetahui

kemungkinan dan kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan

tempat penelitian. Tujuan survai adalah untuk memperoleh informasi baik

fisik maupun non fisik di dalam sekolah dan sarana pembelajaran siswa di

sekolah.

b) Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal atau rencana tindakan terlebih dahulu dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing

c) Perijinan

Perijinan diperoleh dengan prosedur yang ada dengan ijin dan rekomendasi

lembaga terkait untuk penerjunan lapangan.

2. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

a) Perencanaan Tindakan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Langkah ini dimulai dengan mempersiapkan materi yang akan diberikan

dalam kegiatan pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jenalas dengan materi

lingkungan sehat dan tidak sehat. Adapun metode yang digunakan mengacu

pada metode pembelajaran tipe STAD. Pada tahap ini dilakukan persiapan

pelaksanaan pembelajaran STAD yang meliputi:

1) Penentuan materi yang akan diberikan

2) Pembentukan kelompok pembelajaran

3) Membuat skenario pembelajaran STAD

4) Menyusun lembar observasi pembelajaran

b) Pelaksanaan dan Tindakan

Pelaksanaan dan tindakan ini dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran

STAD. Metode STAD adalah merupakan suatu model pembelajaran

kooperatif yang efektif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Masing-

masing kelompok merencanakan kegiatan belajar dalam kelompok untuk

menyelesaikan tugas yang dikaji sesuai subtopik yang dipilih. Kelompok

melaksanakan rencana belajar yang telah disepakati dengan menggunakan

sumber yang relevan. Para siswa melaksanakan pembahasan, analisis

berbagai informasi dan fakta serta membuat sajian yang menarik ringkas dan

komunikatif. Guru melakukan evaluasi secara kelompok atau individu.

3. Pengamatan atau Obeservasi

Pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan

pembelajaran. Adapun aspek yang diamati adalah minat siswa dan pengaruh

penerapan metode STAD dalam proses pembelajaran IPA

4. Refleksi

Pada kegiatan ini refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi untuk

memperoleh perbaikan dan mengontrol jalannya penelitian agar berjalan

sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan adanya refleksi, peneliti dan guru

dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dari siklus pertama sehingga

dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, akan diperoleh hasil temuan dari

masing-masing siklus yang telah dilaksanakan. Hasil penelitiann yang telah

dilaksanakan kemudian akan dideskripsikan, dianalisis dan direfleksi untuk

mengetahui kekuarangan dari masing-masing pembelajaran yang telah

dilaksanakan dari masing-masing siklus. Kekurangan dari setiap pembelajaran

yang disampaikan kepada siswa akan dijadikan evaluasi bagi guru dalam

perbaikan, baik perbaikan dalam membuat Rencana Pembelajaran maupun dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 4 Tahap. Siklus pertama

dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanan pada hari Kamis tanggal 16

Februari 2012 dan hari Jum’at tanggal 17 Februari 2012, untuk siklus kedua

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Febuari 2012 dan Rabu 29 Februari

2012. Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan di SD Negeri Jenalas, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen pada kelas III dengan materi Lingkungan Sehat dan

Tidak Sehat pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas Ini, Peneliti terlebih

dahulu melakukan observasi dan identifikasi masalah terhadap situasi dan kondisi

pembelajaran di kelas III SD Negeri Jenalas, Kecamatan Gemolong, Kabupaten

Sragen. Dari hasil observasi di peroleh fakta bahwa hanya 24% siswa tuntas KKM

dengan baik, 36% tuntas minimal dan 40% siswa belum tuntas. Apabila hanya

dilihat data diatas, maka akan terlihat bahwa siswa yang belum tuntas KKM hanya

40% sisanya 60% siswa telah tuntas KKM. Padahal pada kenyataan di lapangan,

guru harus melakukan pengayaan kepada siswa yang hanya tuntas minimal. Jadi

pada dasarnya jumlah siswa yang belum tuntas dan tuntas minimal apabila

diprosentase sejumlah 76%.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, didapat beberapa identifikasi

masalah antara lain:

1. Dalam pengkondisian kelas dan apersepsi dirasakan belum kondusif dan

maksimal, keaan ini mungkin dikarenakan guru maupun siswa sudah jenuh

dengan proses pembelajaran yang konvensional.

2. Dalam proses pembelajaran ternyata siswa pasif dan kurang bersemangat, hal

ini dikarenakan kegiatan pembelajaran hanya monoton, yaitu guru

menjelaskan sedangkan siswa mendengarkan sambil mencatat.

3. Ketika melaksanakan tanya jawab, siswa cenderung untuk pasif karena tidak

percaya diri dalam negemukakan pendapat. Akan tetapi ada beberapa siswa

yang aktif, biasanya siswa yang menonjol dan pandai.

4. Dalam proses belajar mengajar, guru jarang menerapkan kerja kelompok.

Kalaupun kerja kelompok dilaksanakan guru tidak mengelompokkan siswa

berdasarkan kemampuan akademis. Jadi apabila dilaksanakan kerja kelompok

biasanya siswa yang menonjol akan mencari teman kelompok yang menonjol

pula sedangkan siswa yang tidak begitu menonjol karena minder akan

memilih teman sekelompok yang tidak menonjol pula.

5. Kalaupun guru melakukan kerja-kerja kelompok, kelompok belum

dikondisikan sehingga kesan kerja kelompok tidak terarah dengan baik.

6. Guru kurang bisa memaksimalkan potensi siswa yang pandai menjadi tutor

sebaya bagi temannya. Padahal apabila siswa yang pandai dimanfaatkan

dengan baik oleh guru, hasilnya bisa maksimal.

1. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan

beberapa perencanaan yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian

antara lain: a) membuat silabus pembelajaran IPA materi Lingkungan sehat dan

Tidak Sehat; b) Menyusun rencana dan strategi pembelajaran; c) membagi siswa

menjadi kelompok-kelompok, sesuai dengan pedoman STAD; d) mempersiapkan

lembar kerja kelompok. Siklus pertama pada penelitian ini dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Februari 2012 pada pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 10.45 WIB.

Tindakan sengaja dilaksanakan setelah jam istirahat, ini dengan pertimbangan

siswa masih dalam kondisi sangat fresh dan konsentrasi karena masih pagi dan

siswa telah cukup istirahat dari pelajaran sebelumnya. Sedangkan pertemuan

kedua langsung diadakan pada hari Jum’at tanggal 17 Februari 2012 pada pukul

07.00 WIB dan selesai pukul 08.30 WIB. Sama dengan pertemuan pertama

waktu dipilih pada jam pertama dengan maksud kondisi siswa masih dalam

keadaan fresh.

Pada tahap pertama, sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang telah

dibuat sebelumnya peneliti membuka pelajaran dengan mengkondisikan siswa,

apresepsi dalam apresepsi ini peneliti memberikan pertanyaan tentang

lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat tentu saja berdasarkan pendapat dari

siswa. Pertanyaan dari peneliti juga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

siswa faham dengan materi yang akan diajarkan. Setelah apresepsi, lalu peneliti

memperlihatkan kepada siswa gambar tentang lingkungan sehat dan tidak sehat.

Setelah siswa faham dengan maksud gambar yang diperlihatkan peneliti, lalu

siswa diajak keluar kelas untuk membandingkan dalam kehidupan nyata apa

yang dimaksud dengan lingkungan sehat dan tidak sehat. Setelah pengamatan

selesai, lalu peneliti dan siswa menyimpulkan pelajaran yang didapat pada

pertemuan pertama. Pada jam terakhir, siswa diberikan pretest untuk mengetahui

seberapa siswa faham akan materi yang besok akan diajarkan. Pada pertemuan

pertama siswa hanya diperlihatkan oleh peneliti ciri-ciri lingkungan sehat dan

tidak sehat melalui media yang tersirat (gambar dan keadaan disekitar). Peneliti

belum memberikan materi yang sesungguhnya tentang lingkungan sehat dan

tidak sehat.

Pertemuan kedua, siswa langsung diarahkan keluar ruangan menuju sawah

didekat sekolahan. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang keadaan

udara disawah, lalu siswa diminta membayangkan kalau sawah ini adalah jalan

raya, apakah udaranya tetap sama atau berubah. Setelah pengkondisian dan

apersepsi, lalu peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kelompok sama dengan pengelompokan model STAD seperti yang terdapat pada

latar belakang, masing-masing kelompok siswa diberikan bahan diskusi yang

berbeda-beda. Diskusi kelompok dipimpin oleh satu siswa yang ditunjuk oleh

peneliti, siswa yang ditunjuk adalah siswa yang mempunyai prestasi yang bagus

pada pelajaran IPA. Siswa yang ditunjuk oleh peneliti akan mengkondisikan dan

memimpin diskusi kelompok. Selain itu, siswa yang ditunjuk juga memberikan

pengertian kepada siswa lain yang belum faham dengan materi diskusi yang

diberikan oleh peneliti. Materi yang diberikan, antara kelompok satu dengan

yang lainnya berbeda. Setelah siswa selesai membahas dan mendiskusikan materi

yang diberikan, lalu hasil diskusi dijadikan satu dan dipaparkan satu persatu oleh

masing-masing perwakilan kelompok. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah

post test secara individu untuk mengukur tingkat materi yang terserap oleh

masing-masing siswa. Kegiatan selanjutnya pada siklus pertama adalah

wawancara dengan perwakilan siswa. Siswa yang dipilih oleh peneliti yaitu

perwakilan dari siswa yang mempunyai prestasi tinggi, sedang dan rendah.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah

ditetapkan. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, wawancara dilakukan

pada perwakilan siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah. Hasil

wawancara siswa dengan kategori prestasi tinggi menyatakan bahwa belajar

IPA dengan metode STAD sangat jelas dan menyenangkan, mereka beralasan

bahwa belajar dengan teman lebih menyenangkan. Hasil wawancara siswa

dengan kategori sedang menyatakan bahwa belajar IPA dengan metode STAD

membuat mereka faham, jelas dan tidak membosankan. Sedangkan siswa

dengan kategori prestasi rendah lebih menyukai belajar dengan teman sebaya,

mereka beralasan bahwa apabila dengan teman sebaya tidak malu bertnya

apabila ada materi yang belum jelas.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Hasil Tes Akhir (Post Tes)

Hasil post test dibawah ini akan dipakai sebagai perbandingan dalam

prestasi siswa dikelas.

Tabel 4.1 Hasil tes akhir siklus I

Butir soal No Nama Siswa

1 2 3 4 5 TB TS NA Ket

1 Dwi Elsa V V V - V 4 1 80 2 Itsna Khonita V - - V V 3 2 60 3 Indah Listiawati V V V - V 4 1 80

4 Wahyu Romadhoni V V - V V 4 1 80

5 Adi Kurniawan V - V V V 4 1 80 6 Adilia Putri V V V - V 4 1 80 7 Alam Saputra V V - V V 4 1 80 8 Aldi Saputra V V V V - 4 1 80 9 Amalia Wahyu P V - V - - 2 3 40

10 Amir Slamet V V - V V 4 1 80 11 Anik Susilowati V V - V - 3 2 60 12 Ananda Bagus - V V V V 4 1 80 13 Arfan Makrul V - V - V 3 2 60 14 Ayu Sofiyyatus V V - V V 4 1 80 15 Dewi Sri N - V - V V 3 2 60 16 Fahri Nur V - V V V 4 1 80 17 Indri Cahyani V V V V V 5 100 18 Khusnul K V - V - V 3 2 60 19 Mira Widiastuti V V V - - 3 2 60 20 Muhammad Iqbal V V - V V 4 1 80 21 Nurcholish V V - V V 4 1 80 22 Novia Ayu V - V - V 3 2 60 23 Pratama U V V V - V 4 1 80 24 Rama Nur - V V V - 3 2 60 25 Saiful Gunawan V V - V V 4 1 80

Rata-rata 72.8

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil tes dari siklus 1 yang telah dilaksanakan

didapat perolehan nilai rata-rata siswa 72,8. Pada silus 1 hasil belajar siswa

yang tuntas berjumlah 16 siswa dengan prosentase 64%%, sedangkan yang

belum tuntas berjumlah 9 orang siswa (36%). Berdasarkan hasil dari KKM

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

yang harus dicapai yaitu 70 bahwa penggunaan metode pembelajaran STAD

pada materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat mata pelajaran IPA,

dinyatakan telah memenuhi harapan.

c. Refleksi

Selama pertemuan siklus pertama berlangsung, terdapat beberapa

masalah yang menjadi kendala dalam pembelajaran, diantaranya yaitu:

a) Kondisi kelas yang kurang kondusif, dengan terganggunya siswa yang

tidak mau bekerjasama dengan temannya dan malah berbincang-bincang

dengan teman lainnya. Jadi suasana waktu kerja kelompok terkesan seperti

tidak dikondisikan.

b) Saat kerja kelompok masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut aktif

dalam bekerja sama, masih menggantungkan pada teman lainnya.

c) Karena ini penerapan metode baru, siswa harus beradaptasi terlebih dahulu

dengan metode baru. Dalam proses adaptasi ini siswa terlihat bingung dan

tidak tahu apa yang akan dilakukan, akan tetapi ini tidak berlangsung

berlarut-larut karena langsung dijelaskan oleh peneliti.

Setelah penggunaan metode STAD, siswa menunjukkan beberapa

perubahan. Nilai siswa mengalami peningkatan bahkan ada satu siswa yang

mendapat nilai sempurna.

2. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II

Siklus kedua dilaksanakan pada dua tahap, yaitu hari Selasa tanggal 28

Februari 2012 dan hari Rabu tanggal 29 Februari 2012. Sama dengan pelaksanaan

siklus I, pelaksanaan siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan

refleksi dari hasil pembelajaran siklus I. Peneliti tidak perlu membuat kelompok

kembali, karena kelompok diskusi masih sama dengan siklus I. Tahap I

dilaksanakan pada pukul 11.00 WIB sampai dengan 12.10 WIB (tepat pada jam

pelajaran terakhir).

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran di dalam

kelas. Hal ini dikarenakan pembelajaran di luar kelas tidak memungkinkan karena

kondisi sawah yang pada siklus pertama digunakan sebagai tempat melakukan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tindakan dalam keadaan sangat panas. Sebelum pelaksaan tindakan siklus II

peneliti membuka pelajaran dengan mengkondisikan siswa, apersepsi dan tanya

jawab kemudian sedikit pemberian konsep kepada siswa. Setelah pemaparan

kosep selesai, siswa langsung dikondisikan kedalam kelompok (sesuai siklus I),

siswa diberikan lembar kerja kelompok untuk didiskusikan dengan timnya.

Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, terdapat temuan bahwa

banyak siswa yang tidak aktif dan hanya menjadi ”penggembira” saja dalam tim.

Untuk meminimaslisirkan hal ini, peneliti menyediakan 2 hadiah. Hadiah pertama

diberikan kepada kelompok yang paling aktif dan hadiah yang ke dua diberikan

kepada kelompok yang paling kompak. Karena adanya hadiah, siswa menjadi

lebih semangat dan kompak dalam melaksanakan diskusi kerja kelompok. Setelah

diskusi kelompok selesai, perwakilan siswa masing-masing kelompok

memaparkan hasil diskusi kelompok secara berkantian. Setelah pemaparan materi

oleh wakil kelompok selesai, lalu diadakan tanya jawab dengan peneliti.

Tahap ke dua dari siklus II, peneliti hanya melakukan wawancara dan

postest pada siswa untuk mengetahui seberapa besar presentase materi dapat

diserap oleh siswa.

a. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah

ditetapkan. Wawancara kembali dilakukan oleh peneliti kepada perwakilan

siswa dari setiap kelompok dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah. Hasil

dari siswa dengan prestasi tinggi menyatakan pembelajaran IPA menggunakan

metode STAD sangat jelas dan menyenangkan. Dari kelompok siswa prestasi

sedang menyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

STAD

b. Hasil Tes Akhir

Hasil postes ini akan digunakan sebagai perbandingan prestasi siswa

dalam pembelajaran IPA.

Tabel 4.2 Hasil akhir Siklus II

Butir soal No Nama Siswa

1 2 3 4 5 TB TS NA Ket

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1 Dwi Elsa V V V - V 4 1 80 2 Itsna Khonita V V - V - 3 2 60 3 Indah Listiawati V V V V V 5 0 100

4 Wahyu Romadhoni V V V V V 5 0 100

5 Adi Kurniawan - V - V V 3 2 60 6 Adilia Putri V V V V V 5 0 80 7 Alam Saputra V V V V V 5 0 100 8 Aldi Saputra V V V V V 5 0 100 9 Amalia Wahyu P - V V - V 3 2 60

10 Amir Slamet V V - V V 4 1 80 11 Anik Susilowati V V V - V 4 1 80 12 Ananda Bagus V V V V - 4 1 80 13 Arfan Makrul V V - V V 4 1 80 14 Ayu Sofiyyatus V - V V V 4 1 80 15 Dewi Sri N V V V V - 4 1 80 16 Fahri Nur V V - V V 4 1 80 17 Indri Cahyani V - V V V 4 1 80 18 Khusnul K - V V V - 3 2 60 19 Mira Widiastuti V V - V - 3 2 60 20 Muhammad Iqbal V V - V V 4 1 80 21 Nurcholish - V V V V 4 1 80 22 Novia Ayu V V - V V 4 1 80 23 Pratama U V - V - V 3 2 60 24 Rama Nur - V V - V 3 2 60 25 Saiful Gunawan V - V V V 4 1 80

Rata-rata 77.6

Sumbe: Data yang diolah

Berdasarkan tabl diatas, hasil tes dari siklus II yang telah dilaksanakan

didapat perolehan nilai rata-rata 77,6. Berdasarkan hasil dari KKM yang harus

dicapai yaitu 70 dan dinyatakan sudah memenuhi harapan. Pada siklus II hasil

balajar siswa yang tuntas sejumlah 18 siswa (72%) dan yang belum tuntas

sejumlah 7 siswa (28%). Hasil siswa yang tuntas lebih dari setengah jumlah

seluruh siswa membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran STAD

dalam materi lingkungan sehat dan tidak sehat pada pelajaran IPA telah sesuai

dengan harapan dan prestasi belajar siswa dalam kategori meningkat.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c. Refleksi

Pada tahap pembelajaran siklus II sudah memperoleh penilaian yang baik.

Berdasarkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus

pertama terdapat beberapa temuan yang harus diperbaiki dalam proses

pembelajaran berikutnya. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan yaitu

1) Untuk mengkondisikan kelas yang kurang kodusif karena adanya siswa

yang tidak proaktif dalam bekerjasama dengan anggota tim yang lain,

peneliti memberikan hadiah (reward) bagi siswa yang paling aktif dan

kelompok yang paling kompak. Dengan adanya reward tersebut siswa

menjadi bersemangat dan aktif dalam melakukan kerja kelompok. Karena

siswa dalam keadaan aktif dan bersemangat, peneliti menjadi mudah

dalam mengkondisikan keadaan siswa, dan ini berdampak pada kerja tim

yang produktif.

2) Saat kerja tim siswa menjadi lebih semangat, proaktif dan produktif dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

3) Pada awalnya siswa sedikit bingung dengan metode pembelajaran yang

akan digunakan. Faktor yang membuat siswa bingung dengan metode

pembelajaran karena metode STAD tergolong metode baru dan siswa

belum pernah belajar dengan menggunakan metode tersebut. Akan tetapi

pada siklus kedua siswa telah faham apa yang dimaksudkan oleh peneliti,

sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih rapi, tertip dan bermakna.

Siswa sudah dapat memberikan respon yang sangat positif pada metode

ini.

B. Temuan Hasil

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan pada hasil observasi

sebelum penelitian dilaksanakan ternyata masih banyak kendala-kendala yang

dialami baik oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Seperti masih

ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, guru dikelas belum bisa

memanfaatkan siswa yang menonjol sebagai guru sebaya dalam membantu

kesulitan belajar temannya, guru pernah (bukan sering) melakukan kerja

kelompok akan tetapi kerja kelompok kurang terarah dan bermakna karena

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pembentukan anggota tiap kelompok tidak diorganisasikan dengan baik. Seperti

dengan keadaan sebelumnya, siswa yang aktif hanya siswa yang mempunyai

prestasi menonjol dan siswa yang aktif saja, sedangkan siswa yang pasif dan

kurang menonjol dalam prestasi hanya menjadi anggota ”penggembira” yang

tidak memberikan kontribusi apapun pada timnya. Beranjak dari hal tersebut,

peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas guna melakukan perbaikan dalam

proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

berdasarkan kajian materi yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti, maka peneliti

membuat cara untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD). Proses

pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus tindakan. Masing-masing siklus tindakan

terdiri dari dua kali pertemuan. Dengan menggunakan metode Pembelajaran

kooperatif tipe STAD secara optimal, maka hasil belajar yang dicapai oleh siswa

sangat memuaskan. Hasil belajar yang memuaskan mengindikasikan kenaikan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya materi Lingkungan

Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat. Selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa sangat faham akan materi-materi yang didiskusikan bersama temannya

melalui kerja kelompok, ini terbukti banyaknya siswa yang memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimum lebih dari 50% selain itu nilai mata pelajaran IPA pada

materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat mengalami peningkatan yang

signifikan. Dapat dilihat dari perbandingan grafik dan tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Rata-rata hasil belajar siswa siklus I

Skor Frekuensi Prosentase S x F

40 1 4 40

60 8 32 480

80 15 60 1200

100 1 4 100

Jumlah 1820

Skor rata-rata 1820:25 = 72,8

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 4.4 Rata-rata hasil belajar siswa siklus I

Skor Frekuensi Prosentase S x F

60 7 28 420

80 14 56 1120

100 4 16 400

Jumlah 1940

Skor rata-rata 1940:25 = 77,6

Gb 3 Grafik Perbandingan Prasiklus, Siklus I dan siklus II

Berdasarkan data dalam tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan hasil

belajar siswa pada siklus I mempunyai rata-rata72,8 dan hasil belajar pada siklus

II rata-rata 77,6. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran

kooperatif ti Student Teams Achivement Devision (STAD) pada materi

Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri

Jenalas, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Sebelum menggunakan STAD Siklus I Siklus II

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebelum dilakukan PTK, Kondisi Belajar sekaligus Hasil Belajar siswa

kelas III SD Negeri Jenalas, Kecamaatan Gemolong, Kabupaten Sragen pada

palajaran IPA materi Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat rata-rata masih dibawah

KKM 24% siswa tuntas KKM dengan baik, 36% tuntas minimal dan 40% siswa

belum tuntas. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu :1) Metode pembelajaran

yang dilakukan oleh guru monoton, dengan guru sebagai pusat pemebaljaran dan

terkesan monoton; 2) Siswa yang pintar kurang diberdayakan oleh guru untuk

membantu kesulitan belajar teman sekelasnya (tutor sebaya); 3) Dalam proses

pembelajaran siswa yang berprestasi kurang menonjol (mempunyai nilai dibawah

KKM) cenderung pasif dan tidak aktif dalam pembelajaran; 4) Guru pernah

menerapkan kerja kelompok tapi kurang efektif dan siswa yang tidak menonjol

hanya menjadi ”penggembira” didalam kelompok. Berdasarkan kondisi inilah

selanjutnya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Pada Siklus I dilakukan pembelajaran dengan model STAD, namun

berdasarkan hasil dari tindakan pertama diperoleh hasil yang belum maksimal.

Hal ini dikarenakan kurang optimalnya penerapan model STAD dikarenakan

siswa belum pernah belajar kelompok menggunakan metode ini sehingga masih

bingung ketika menjalankan metode ini. Pada silus 1 hasil belajar siswa yang

tuntas berjumlah 16 siswa dengan prosentase 64%%, sedangkan yang belum

tuntas berjumlah 9 orang siswa (36%). Karena pada siklus pertama belum

mendapatkan hasil yang optimal, maka dilanjutkan dengan siklus kedua. Pada

siklus II, hasil belajar siswa sudah sangat memuaskan dengan hasil belajar naik

dengan cukup signifikasn apabila dibandingkan dengan siklus II. Pada siklus II

hasil balajar siswa yang tuntas sejumlah 18 siswa (72%) dan yang belum tuntas

sejumlah 7 siswa (28%).

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada materi lingkungan sehat dan tidak sehat melalui model ... kelas iii sd negeri jenalas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, dapat diketahui indikasi PTK

lemah pada hasil belajar dan guru yang tidak varitif dalam mengembangkan

metode pembelaran. Maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Guru seharusnya lebih variatif dalam mengembangkan metode pembelajaran

sehingga siswa tidak bosan dan jenuh dengan pembelajaran dikelas.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Guru SD Negeri Jenalas diharapkan

dapat mengembangkan kreativitas dan kerjasama siswa dalam menemukan

konsep-konsep pelajaran IPA, sehingga keaktifan siswa dapat lebih

ditingkatkan dan siswa tidak cepat bosan dalam menerima materi pelajaran.

3. Pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam kelas saja. Siswa akan lebih fresh

ketika proses pembelajaran sering dilakukan di luar kelas.

4. Siswa juga harus antusias dan proaktif mendukung guru untuk menciptakan

metode-metode baru dalam pembelajaran.