perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS I
SD NEGERI 2 NGRANDU KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh:
FATHUL AFIF ADI NUGROHO
X 7108674
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS I
SD NEGERI 2 NGRANDU KABUPATAN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
FATHUL AFIF ADI NUGROHO
X 7108674
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
Pendidikan Program Pendidkan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Melalui
Penggunaan Media Benda Konkret dalam Pembelajaran Matematika pada
Siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2009/2010.
Oleh :
Nama : Fathul Afif Adi Nugroho
NIM : X7108609
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
Nama Terang :
Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Drs. Kartono, M. Pd
Anggota II : Drs. Shaifuddin, M. Pd, M.Sn
Tanda Tangan
…………………
…………………
…………………
…………………
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Fathul Afif Adi Nugroho. NIM X7108674. Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Pengurangan Melalui Penggunaan Media Benda Konkret dalam
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan melalui penggunaan media benda konkret kelas I SD Negeri 2
Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah peningkatan kemampuan berhitung pengurangan, sedangkan variabel
tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media benda
konkret.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah
siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupatan Grobogan yang
berjumlah 23 anak. Peneliti dalam memilih subjek bukan secara individual, tetapi
secara klasikal. Pengumpulan data dilakukan dengan, observasi, tes, dokumen.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis dan interaktif yang
mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa tindakan kelas
pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pada kemampuan
berhitung pengurangan ditandai meningkatnya kemampuan berhitung untuk
materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
pendek dengan rata-rata kelas 77,5 dengan persentase siswa memperoleh nilai
diatas 60 sebanyak 76%, untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang rata-rata siswa 63,17 dengan persentase
siswa yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 53%. Untuk materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang diulang pada
siklus II dan menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Semula nilai rata-
ratanya pada siklus I hanya 63,17 pada akhir siklus II nilai rata-ratanya 82,82
dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 91,3%.
Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran
matematika materi berhitung pengurangan tanpa teknik meminjam melalui
penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas I
SD Negeri 2 Ngrandu tahun Pelajaran 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Fathul Afif Adi Nugroho. NIM X7108674. The Efforts to Improve
Numeracy Skills of Subtraction by Using Concrete-objects Media in
Learning Mathematics on the First Grade Students of Ngrandu 2 Grobogan
Residence State Elementary School 2009/2010 Academic Year. Thesis,
Surakarta, Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, April 2010.
The purpose of this research is to improve numeracy skills of subtraction
by using concrete-objects media on the First Grade Students of Ngrandu 2 State
Elementary School, Geyer District,Grobogan Residence.
The variable that became the changing target in this classroom action
research is the improvement of numeracy skills of subtraction, while the action
variable which is used in this research is the use of concrete-object media.
This research form is a classroom action research by using two cycles. Each cycle
consists of four stages: planning, action, observation, and reflection. As the
research object is the first grade students of Ngrandu 2 State Elementary School,
Geyer District, Grobogan Residence come to 23 children. The researcher, in
selecting an object, does not prefer individually, but classically. The data
collection is carried out by observation, test, and document.
The data analysis technique used is interactive model, which has
threecomponents, namely data reduction, data presentation, and conclusion or
verification.
Based on this research, it can be concluded that the classroom action in the first
sequence showed a skill improvement in numeracy skills of subtraction which is
indicated with improving numeracy skills for subtraction subject of two digits
number without borrowing techniques using a short method with class average of
77.5, with the percentage of students received a score up to 60 as much as 76%,
for the subtraction subject of two digits number without borrowing technique
using a long method, the received average of students is 63.17 with the percentage
of students who get score up to 60 amounts to 53%. For the subtraction subjects of
two digits number without borrowing techniques with long method repeated in the
second sequence and it showed a significant improvement. Firstly, the average
rating in the first sequence was only 63.17; at the end of the second sequence, the
average rating was 82.82 with the percentage of students who get score up to 60
amounts to 91.3%. Thus, it can be proposed as a recommendation that learning
mathematics of subtraction numeracy subjects without any borrowing techniques
by using concrete-object media can improve the ability of the first grade students
at Ngrandu 2 State Elementary School 2009/2010 academic year.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap guru-
gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu.
(Terjemahan HR. Tabrani)
‘’Man jadda wa jadda ‘’
Barang siapa bersungguh –sungguh pasti akan berhasil.
(Pepatah Bangsa Arab)
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina
(Hadits Nabi Muhammad SAW)
Hal –hal besar tidak bisa dicapai scara tiba-tiba melainkan melalui perpaduan
dari serentetan hal-hal kecil yang dilakukan dengan baik dan sempurna
(Vicent Van Gogh)
Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuan nya untuk
mencegah munculnya masalah , tetapi pada waktu menghadapi dan
menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah terjadi
(David J. Schartz)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
Ayah, Ibu, dan adik tercinta serta keluarga besar
penulis
Keluarga besar SD Negeri 2 Ngrandu
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Siswa-siswi kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun
pelajaran 2009/2010
Keluarga besar kos Bapak Agung Wijayanto
Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD dan
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat,
hidayah serta inayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.
Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Pengurangan Melalui Penggunaan Media Benda Konkret dalam
Pembelajaran Matematika pada Siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Tahun
Pelajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juli 2010 Ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada
semua pihak, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku
Pembimbing I yang membimbing hingga selesainya skripsi ini.
4. Drs. M. Shaifuddin, M.Pd, M.Sn. selaku Pembimbing II yang mengarahkan
dan membimbing hingga selesainya skripsi ini.
5. Ibu Endang Rahayu selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan
Geyer Kabupaten Grobogan yang telah mengijinkan mengadakan penelitian
di SD tersebut.
6. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu saran dan
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca
umumnya.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 4
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6
1. Hakikat Kemampuan Berhitung Matematika......................... 6
a. Pengertian Matematika ........................................................ 6
b. Pembelajaran Matematika.................................................... 8
c. Pengertian kemampuan ........................................................
10
d. Berhitung ............................................................................ 10
e. Kemampuan Berhitung ........................................................ 12
f. Pengurangan ........................................................................ 13
2. Hakikat Media Benda konkret ............................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pengertian Media ................................................................. 14
b. Ciri-Ciri Media................................................................ .... 15
c. Manfaat Media................................................................ ..... 17
d. Guru dan Media Pembelajaran ............................................ 17
e. Pengertian Benda Konkret .................................................. 19
f. Karakteristik Media benda konkret .................................... 20
g. Langkah-langkah Penggunaan Media Benda Konkret.... .... 20
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 21
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 23
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 25
1. Tempat Penelitian .................................................................. 25
2. Waktu Penelitian ................................................................... 25
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 25
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 26
D. Sumber Data ................................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 27
F. Validitas Data .................................................................................. 28
G. Analisis Data .................................................................................. 29
H. Indikator Pencapaian ..................................................................... 30
I. Prosedur Penelitian ......................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian .................................................................. 36
B. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................. 38
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ................................................. 40
1. Tindakan Siklus I ................................................................... 40
2. Tindakan Siklus II .................................................................. 53
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ...................................... 62
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Implikasi ......................................................................................... 69
C. Saran ......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Frekuensi Nilai Hasil Belajar Berhitung Pengurangan
Siswa Kelas I Sebelum Tindakan ........................................................ 39
Tabel 2. Frekuensi Nilai kemampuan Berhitung Pengurangan Siswa Kelas I
pada Siklus I ......................................................................................... 47
Tabel 3. Daftar Nilai Kemampuan Berhitung Pengurangan Siswa
Pertemuan ke-1 Siklus I ....................................................................... 51
Tabel 4. Daftar Nilai Kemampuan Siswa pada Pertemuan ke-2
Siklus I ................................................................................................. 52
Tabel5. Daftar Nilai Kemampuan Siswa pada Pertemuan ke-1
Siklus II ............................................................................................... 56
Tabel 6. Daftar Nilai Kemampuan Siswa pada Pertemuan
ke-2 Siklus II ...................................................................................... 58
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Berhitung Pengurangan Siswa Kelas I
SD Negeri 2 Ngrandu pada siklus II ................................................. 59
Tabel 8. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 62
Tabel 9. Aktivitas Guru dalam Pembelajran Siklus I dan Siklus II .................. 63
Tabel 10. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas Sebelum dan Sesudah Tindakan
Siklus I dan Siklus II ........................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir .............................................................................. 24
Gambar 2. Spiral Tindakan .................................................................................. 26
Gambar 3. Skema Proses Analisis Interaktif ...................................................... 30
Gambar 4. Tahapan Siklus I dan II ....................................................................... 35
Gambar 5. Media Benda Konkret yang Digunakan
dalam Materi Berhitung Pengurangan ................................................ 37
Gambar 6. Grafik Nilai Sebelum Tindakan .......................................................... 39
Gambar 7. Operasi Pengurangan dengan Media Kelereng ................................... 42
Gambar 8. Operasi Pengurangan dengan Media Kelereng ................................... 44
Gambar 9. Grafik Nilai Siklus Matematika Siswa Kelas I SD Negeri 2
Ngrandu pada Siklus I ........................................................................ 48
Gambar 10. Operasi Pengurangan dengan Media Kelereng ................................. 55
Gambar 11. Operasi Pengurangan dengan Media Kelereng ................................ 57
Gambar 12. Grafik Nilai Berhitung Pengurangan pada Siklus II ......................... 60
Gambar 13. Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan , Siklus I, dan
Siklus II ............................................................................................ 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pembelajaran Siklus-I ....................................................... 73
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran Siklus-II ...................................................... 83
Lampiran 3. Soal-soal Sebelum Tindakan ........................................................... 94
Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I .... 95
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ... 96
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II ... 97
Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus
II ......................................................................................... 98
Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai Materi Berhitung Pengurangan Sebelum
tindakan ......................................................................................... 99
Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Materi Berhitung Pengurangan Siklus I ............. 100
Lampiran10. Rekapitulasi Nilai Materi Berhitung Pengurangan Siklus II ........... 101
Lampiran11. Gambar Media Benda Konket ......................................................... 102
Lampiran12. Foto-foto Penelitian ........................................................................ 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berkembang seiring itu pula berkembang
tingkat pendidikan baik di sekolah dasar maupun tinggi. Untuk mengikuti
perkembangan jaman maka perlu adanya suatu langkah atau perbaikan dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu jalur yang sangat strategis untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia keseimbangan
pembangunan nasional. Di era globalisasi peningkatan kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia mutlak diperlukan. sumber daya manusia saat ini maupun
yang akan datang merupakan penentu keberhasilan suatu bangsa. Salah satu cara
meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan
Salah satu mata pelajaran yang masuk kelompok akademik adalah
matematika. Karena termasuk salah satu mata pelajaran akademik, maka banyak
orang tua, juga guru yang memiliki harapan besar agar para siswa mempunyai
prestasi yang baik.
Di sekolah tujuan bidang studi yang diajarkan guru di kelas diantaranya
adalah pembelajaran matematika yang mengarahkan siswa memiliki kemampuan
berfikir obyektif, cermat, kritis, analisis dan logis. Agar dapat memenuhi
kemampuan tersebut, kemampuan utama dan pertama yang harus dimiliki setiap
peserta didik adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang
dipandang merupakan landasan dan wahana pokok bagi siswa untuk menggali dan
mengembangkan pengetahuan dan teknologi ( Depdikbud : 1992 )
Kenyataan yang kita hadapi di sekolah-sekolah pada umumnya, mata
pelajaran matematika masih merupakan momok bagi sebagian siswa. Ini dapat
kita lihat dari rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep dasar
matematika, rendahnya prestasi siswa pada mata pelajaran matematika, sehingga
berakibat pada tidak tercapainya prestasi belajar mata pelajaran matematika yang
diharapkan bersama oleh guru dan orang tua siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bagi seorang guru, kenyataan ini tidak boleh dipandang sebagai suatu
hambatan yang harus disingkiri, tetapi harus dipandang sebagai suatu tantangan
yang harus dihadapi, dicari akar permasalahannya, dan dicari pula jalan keluarnya
atau solusinya, sehingga permasalahan dapat diselesaikan, dan prestasi belajar
mata pelajaran matematika dapat tercapai sesuai harapan guru dan orang tua
siswa.
Sebagai seorang guru tentunya sudah memahami betul bahwa untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UU No 20
Tahun 2003, bukanlah hal yang mudah. Belum lagi guru dihadapkan pada
permasalahan baru dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
lebih dikenal dengan KTSP, pada kurikulum tersebut guru dituntut harus bisa
menyusun sendiri kurikulum tersebut agar dapat dilaksanakan pada sekolah yang
menjadi tempatnya bekerja.
Pada kehidupan nyata tidak selamanya harapan yang besar terwujud
dalam kenyataan yang sesuai. Pada kasus ini contohnya harapan para siswa
memiliki prestasi belajar matematika yang memuaskan, kenyataannya banyak
siswa yang prestasi belajar matematikanya justru rendah.
Salah satu bagian mata pelajaran matematika yang masih sulit untuk
dipahami para siswa kelas satu adalah materi tentang Pengurangan Bilangan
Bulat. Pada pembelajaran matematika materi pokok tentang berhitung
pengurangan di SD Negeri 2 Ngrandu kelas 1 Kecamatan Geyer, ternyata setelah
penulis menganalisa hasil ulangan formatif belum menunjukkan hasil yang
memuaskan karena siswa yang tuntas baru mencaai 34,7% (8 siswa) sedangkan
yang belum tuntas mencapai 65, 1% (15 siswa) dengan nilai ketuntasan minimal
60 dan jika tidak ditindak lanjuti maka dikawatirkandi kelas selanjutnya akan
mengalami berbagai kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran karena
kemampuan berhitung merupakan dasar kemampuan yang harus dimiliki setiap
siswa dalam jenjang sekolah dasar dan terutama di kelas rendah.
Penyebab rendahnya nilai ulangan matematika siswa kelas I SD Negeri 2
Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan yaitu kurangnya kemampuan
siswa dalam menggunakan media. Hal lain yang mempengaruhi kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terampilnya siswa dalam menggunakan media disebabkan karena guru
menggunakan metode ceramah lebih banyak daripada melaksanakan praktek
secara langsung dengan siswa. Jadi siswa tidak bisa menerima pelajaran yang
telah disampaikan guru sehingga kemampuan yang dimiliki siswa kurang dari
yang diharapkan. Perkembangan siswa usia sekolah dasar pada hakikatnya berada
dalam tahap operasi konkret, karena itu untuk pengajaran matematika di sekolah
dasar terutama pada penanaman konsep atau pengertian tentang operasi
pengurangan sangat dibutuhkan media pembelajaran yang tepat.
Media merupakan bagian dari proses kegiatan pembelajaran, hendaknya
guru harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang
pemahaman media pembelajaran. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 6) menjelaskan
bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual
serta peralatannya, media hendaknya dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar
dan dibaca.
Media benda konkret diharapkan dapat membantu siswa dalm memahami
pelajaran berhitung dimana siswa kelas awal cenderung menangkap hal-hal yang
bersifat nyata karena siswa kelas satu dalam perkembangan pra operasioanl
konkret menurut Piaget dalam Karso (2000: 16) menyatakan bahwa
perkembangan kognitif anak ada empat tahap, yaitu (1) tahap senso motorik usia
0-2 tahun; (2) tahap pra operasional konkret usia 2-8 tahun; (3) tahap operasinal
konkret 8- 14 tahun; dan (4) tahap operasional formal usia diatas 14 tahun.
Dari uraian yang telah di paparkan diatas agar siswa mempunyai prestasi
belajar matematika yang baik sesuai KKM yang diharapan maka salah satunya
dalam proses pembelajaran menggunakan media Benda konkret. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk mengambil judul PTK “ UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA BENDA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 NGRANDU KABUPATEN
GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut dapat di rumuskan: “Apakah
melalui penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan kemampuan
berhitung pengurangan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas 1 SD
Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran
2009/2010?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berhitung pengurangan melalui penggunaan media benda konkret
dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang kemampuan berhitung
pengurangan dengan menggunakan media benda konkret bagi siswa kelas I.
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dengan media benda konkret kemampuan berhitung pengurangan siswa
dapat meningkat dan pengetahuan yang didapat lebih bermakna.
2) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran
matematika berhitung pengurangan.
b. Bagi Guru
1) Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif dalam pemilihan
dan penentuan media yang digunakan sehingga pembelajaran berhitung
pengurangan dapat berjalan menyenangkan dan bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi berharga bagi guru agar
lebih memahami karakter siswa serta lingkungan sekolah sehingga dapat
menentukan media pembelajaran yang paling tepat dan menyenangkan
untuk kompetensi dasar yang hendak diajarkan.
3) Dengan media benda konkret guru lebih mudah dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam berhitung pengurangan
c. Bagi Sekolah
1) Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa yang selanjutnya
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi guru atau sekolah
lainnya sebagai cara baru dalam pembelajaran matematika di SD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Kemampuan Berhitung Matematika
a. Pengertian matematika
Mata pelajaran matematika adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran
tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan
satu sama lain, sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari dan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta lebih
mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin, dan menghargai kegunaan
matematika. Di bawah ini dikemukakan pendapat tentang matematika.
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Matheina atau mathenein
yang artinya mempelajari, namun diduga pula kata itu erat pula hubungannya
dengan kata sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau
intelegensi menurut Andi Hakim (dalam Karso, 2000:39)
Menurut Bruner (dalam Karso, 2000: 40) belajar matematika adalah
belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat
di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-
konsep dan struktur matematika itu. Menurut Dienes (dalam Karso, 2000: 17)
berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai pelajaran
tentang struktur dan mengklasifikasikan relasi-relasi antara stuktur.
Sedangkan menurut Ruseffendi (dalam Karso, 2000:39) “matematika itu
terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi,
aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, di mana dalil-dalil setelah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering sering
disebut ilmu deduktif”. Menurut Johnson dan Rising (dalam Karso, 2008:46)
menyatakan bahwa “matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan
pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa- bahasa yang menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan
simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi,
matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide, dan matematika itu
adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan”.
Menurut Lerner (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252)
mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga
merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen kuantitas.
Menurut Reys (dalam Karso, 2000: 40) mengatakan bahwa “matematika
adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu
seni, suatu bahasa dan suatu alat”. Sedangkan menurut Kline (dalam Karso, 2008:
46) berpendapat bahwa “matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi, dan alam”.
Taylor dan Francis Group (2008) dalam International Journal of
Education in Science and Technology: Mathematics is pervanding every study
and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus the
responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most prominent among
these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one
professional group may benefit from the experience of others. Matematika
mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini.Matematika
memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang sangat mencolok
yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan interdisciplinary (antar
cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa memperoleh
pengetahuan dari cabang ilmu lain.
www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp (10 mei 2010)
Berdasarkan pendapat dari para ahli matematika di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan
penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diantara hal-hal itu.untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya
diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika.
Hal ini berarti belajar matematika adalah belajar konsep dan struktur
yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan
di antara konsep-konsep.
b. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan belajar mengajar
matematika. Kualitas pembelajaran matematika diharapkan meningkat apabila
siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar dan guru mampu menerapkan
metode pembelajaran yang tepat dan mengoptimalkan pembelajaran kontekstual.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang
amat pesat, baik materi maupun kegunaannnya. Dengan demikian setiap
penyusunan atau penyempurnaan kurikulum matematika (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) perlu selalu mempertimbangkan perkembangan tersebut, baik
pengalaman masa lalu maupun kemungkinan masa depan.
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan
masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi
melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan. Tujuan
pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir sistematis, logis, kritis,
kreatif dan konsisten.
Struktur kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode
pembelajaran. Standar kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di
dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi
matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi,
serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan umum pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif
2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan.
Sedangkan tujuan khusus pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
(SD) adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkembangkan kemampuan berhitung (menggunakan bilangan
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari)
2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan
matematika
3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih
lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Depdikbud, 1999:
31)
5) Tujuan tersebut dianggap telah dicapai apabila siswa telah memiliki sejumlah
kemampuan di bidang matematika.
Supaya dalam pembelajaran matematika dapat mencapai tujuan maka
perlu memperhatikan teori belajar matematika menurut Bruner dalam Gatot
Muhseto, dkk (2007:6) menyatakan bahwa dalam belajar matematika ada tiga
tahapan yaitu: enaktif, ikonik, dan simbolik.
Enaktif berkaitan dengan benda–benda konkret dalam belajar, ikonik
menunjukan sajian gambar atau diagram, simbolik memanipulasi simbol-sibol
atau lambang-lambang dari objek tertentu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
di SD pada dasarnya berawal dari hal yang konkret ke hal yang abstrak dan dari
yang sederhana ke yang lebih komplek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pengertian Kemampuan
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1996:628) kata kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, berada,
kaya. Menurut kamus bergambar Nur Kasanah dan Didik Tuminto (2007: 423)
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. Kemampuan menurut
Chapin (1997: 34) ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat,
kesanggupan) merupakan tenaga (kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan.
kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan
hasil latihan/praktek. (Robins, 2001: 46)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan untuk menguasai atau
mengerjakan sesuatu.
d. Berhitung
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa
berhitung adalah Membilang (menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi,
dan sebagainya). (Peter Salim dan Yenny Salim, 2002: 532)
1) Pengertian Berhitung
Pengetahuan bilangan dan kalkulasinya memasuki semua cabang
Matematika, bahkan tidak jarang merupakan titik tolak suatu pengembangan
struktur dalam Matematika. Dengan demikian tidaklah salah kalau orang
mengatakan bahwa “berhitung” itu amat penting dan mendasar. Menurut
Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:253) berhitung
berarti mengerjakan hitungan. Berhitung adalah salah satu keterampilan dasar
yang perlu dikuasai. Berhitung termasuk bagian dari pembelajaran dari
Matematika yang lebih dikenal dengan Aritmatika. Arimatika berasal dari bahasa
Yunani yang artinya angka atau dulu disebut dengan ilmu hitung yaitu cabang
tertua Matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Operasi dasar
tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) menyatakan
bahwa aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang berkenaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan
mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Secara singkat aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan tentang
bilangan”. Menurut Nur Kasanah dan Didik Tuminto (2007: 243) berhitung
adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi, dan lain sebagainya)”.
David Glover (2007: 26) In Arithmetic you add,subtract, multiply, and
divide numbers. You use arithmetic to find the answer to problems and sums. See
also addition, and subtraction. Aritmatika berhubungan dengan menjumlah,
mengurangi, mengali dan membagi bilangan yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari. Menurut Riyanto dalam
(http://rumahlaili.blogspot.com/ diakses tanggal 18 Mei 2010) berhitung secara
harfiah berarti cara menghitung dengan menggunakan angka-angka.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung termasuk
bagian dari pembelajaran matematika yang lebih dikenal dengan aritmatika yaitu
mempelajari tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Berhitung mempunyai banyak manfaat, diantaranya:
a. Agar anak kita dapat lebih memahami alam semesta dan hukum-hukum
yang berlaku di dalamnya.
b. Agar anak kita dapat melakukan perencanaan dan evaluasi dengan baik
saat dewasa nanti.
c. Agar anak-anak kita dapat membuat rancangan dan konstruksi dengan
benar.
d. Yang juga tidak kalah penting adalah agar anak-anak kita dapat berlaku
adil.
e. Kemudian agar mereka bisa berbelanja dengan benar.
f. Lalu juga agar mereka tidak mudah ditipu.
g. Dan tentu masih banyak lagi nilai pentingnya bagi kehidupan anak
kita.(www.ibuprofesional.org diakses tanggal 16 maret 2010).
2) Prinsip-PrinsipBerhitung
Prinsip-prinsip berhitung menurut petunjuk pengajaran berhitung
Depdikbud (1993: 1) adalah:
a) Proses belajar dalam berhitung seperti latihan (drill) menghafal dan
mengulang memang memadai tetapi akan lebih efektif apabila guru
mendorong kreativitas murid dengan membantu menanamkan pengertian
ide dasar dan prinsip-prinsip berhitung melalui kegiatan-kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut. Pengajaran berhitung yang dilandasi pengertian akan
mengakibatkan daya ingat dan daya transfer yang lebih besar.
b) Dalam menyajikan topik-topik baru hendaknya dimulai dari tahapan
yang paling sederhana menuju ke tahapan yang lebih kompleks, dari
lingkungan yang dekat dengan anak menuju ke lingkungan yang lebih
luas.
c) Pengalaman-pengalaman sosial anak dan penggunaan benda-benda
konkret perlu dilakukan guru untuk membantu pemahaman anak-anak
terhadap pengertian-pengertian dalam behitung.
d) Setiap langkah dalam mengajar berhitung hendaknya diusahakan melalui
penyajian yang menarik untuk menghindarkan terjadinya tekanan atau
ketegangan pada diri anak.
e) Setiap anak belajar dengan kesiapan dan kecepatannya sendiri-sendiri.
Tugas guru selain memotivasi kesiapan juga memberikan
pengalamanyang bervariasi dan efektif.
f) Latihan-latihan sangat penting untuk memantapkan pengertian dan
keterampilan. Karena itu latihan-latihan harus dilandasi pengertian.
Latihan akan sangat efektif apabila dilakukan dengan mengikuti prinsip-
prinsip penciptaan suasana yang baik. Latihan yang terlalu rumit, padat
dan melelahkan hendaknya dihindarkan untuk mencegah terjadinya
ketegangan. Berlatih secara berkala, teratur dengan mengulang kembali
secara ringkas, akan mendorong kegiatan belajar karena timbul rasa
menyenangi dan menghindarkan kelelahan.
g) Relevansi berhitung dengan kehidupan sehari-hari perlu ditekankan.
Dengan demikian pelajaran berhitung yang didapatkan anak-anak akan
lebih bermakna baginya dan lebih jauh lagi mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu guru pelu
membuat persiapan yang terencana agar anak-anak mendapatkan
pengalaman belajar yang beragam dan fungsional. Mengabaikan
pemakaian berhitung dalam situasi yang fungsional selain membuat anak
bosan juga melepaskan anak dari pengalaman belajar yang hidup dan
penuh arti.
e. Kemampuan Berhitung
Nyimas Aisyah (2007: 6.5) “Kemampuan berhitung merupakan salah
satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan
bahwa semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini”.
Menurut Bismo dalam (http://rumahlaili.blogspot.com/ diakses tanggal
18 Mei 2010) kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang yang
digunakan untuk memformulasikan persoalan Matematika sehingga dapat
dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah,
kurang, kali, dan bagi. Menurut Masykur dan Fathani dalam
(http://rumahlaili.blogspot.com/ diakses tanggal 18 Mei 2010) kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berhitung adalah penguasaan terhadap ilmu hitung dasar yang merupakan
bagiandari Matematika yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan
keterampilan aljabar yang digunakan untuk memformulasikan persoalan
Matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitung yang diperlukan
dalam semua aktivitas kehidupan manusia sehari-sehari.
Begitu pentingnya keterampilan berhitung ini, sehingga orang tua secara
sadar maupun tidak “memaksa” anak untuk segera menguasai berhitung dengan
baik. Begitu bersemangatnya orang tua dalam mendorong anak agar pandai
berhitung, sering kali kemudian menjadi kurang proporsional. Orang tua mulai
panik kalau anaknya dinilai terlambat menguasai keterampilan berhitung. Apalagi
bila orang tua melihat anak-anak yang sebaya sudah banyak yang menguasai
keterampilan berhitung dengan baik, kepanikanbisa berkembang menjadi
kejengkelan, kemarahan, dsb. Padahal seperti halnya keterampilan yang lain,
untuk dapat berhitungdengan baik diperlukan suatu proses:
1) Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang.
2) Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan.
3) Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung.
4) Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode dalam melakukan
penghitungan.
f. Pengurangan
1) Pengurangan:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 616) menyatakan bahwa
“pengurangan adalah proses, cara, perbuatan mengurangi atau mengurangkan”.
Sedangkan menurut Kamus Besar Poerwadarminta (1983: 541) menyatakan
bahwa “pengurangan adalah perbuatan mengurangkan atau mengurangi”.
Atau pengertian lainnya adalah proses, cara, atau perbuatan
mengurangkan Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Peter Salim dan Yenny
Salim. (2002: 801)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pengurangan
adalah proses mengurangi atau mengurangkan.
Dalam melaksanakan pembelajaran pengurangan di sekolah dasar
terutama di kelas rendah yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penanaman konsep pengurangan ,untuk menanamkan konsep pengurangan
guru hendaknya memulai dengan pengajaran penjumlahan dengan salah satu
bilangannya belum diketahui.
2. Pengenalan fakta dasar, beberapa fakta dasar dalam pengurangan perlu
dikenalkan kepada siswa.
3. Penguasasan fakta dasar pengurangan dengan memberikan latihan yang
cukup banyak terntang pengurangan.
2. Hakekat Media Benda Konkret
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau penggemar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief S.
Sadiman, 2008: 7).
Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Anitah Sri, 2009:5).
Kata media berarti alat, sarana, perantara, penghubung, atau yang terletak
diantara dua pihak. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, BP 2002).
Menurut Gagne dalam Hujair AH. Sanaky (2009: 3) media pendidikan atau
pengajaran didefinisikan sebagai berbagai jenis komponen atau sumber belajar
dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.
Sedangkan menurut Dinje Borman Rumumpuk dalam Hujair AH. Sanaky (2009:
6) menurut M. Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa media jika dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Briggs dalam Hujair AH. Sanaky (2009: 4) mengatakan
media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang pembelajar untuk belajar. Menurut Shramm dalam
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) mengatakan bahwamedia adalah teknologi
pembawa informasi atau pesan intruksional. Menurut Bove dalam dalam
Hujair AH. Sanaky (2009: 3) media adalah sebuah alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan pembelajaran
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna
pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan
sempurna dan media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih
tujuan-tujuan belajar.
b. Ciri-Ciri Media
Ciri-ciri media pendidikan adalah sebagai berikut (1) Media pendidikan
identik dengan keperagaan yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan dapat diamati
melalui panca indera kita. (2) Tekanan utamanya terletak pada benda-benda atau
sesuatu yang dapat dilihat dan atau dapat didengar. (3) Media pendidikan
digunakan dalam rangka hubungannya dengan pengajaran antara murid dan guru.
(4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar baik di dalam
kelas atau di luar kelas.(5) Media pendidikan merupakan suatu perantara (media)
dan digunakan dalam rangka mendidik. (6) Media pendidikan mengandung aspek-
aspek sebagai alat dan sebagai teknik yang sangat erat kaitannya dengan metode
mengajar.
Di dalam pendidikan kita mengenal berbagai istilah peragaan. Ada yang
lebih senang menggunakan istilah peragaan. Tetapi ada pula yang menggunakan
istilah komunikasi peragaan. Dewasa ini telah mulai dipopulerkan istilah baru
yakni media pendidikan. Sedangkan dalam kepustakaan asing ada sementara ahli
yang menggunakan istilah Audio-Visual Aids. Untuk pengertian yang sama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
banyak pula ahli yang menggunakan istilah teaching material atau instructional
material.
Oleh karena beragamnya istilah tersebut, yang mempunyai tekanannya
sendiri, maka akan lebih baik jika kita mengambil salah satu diantaranya, dalam
hal ini istilah media pendidikan dianggap paling tepat. Sedangkan ciri-ciri umum
dari media pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal
dari kata raga, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan
yang dapat diamati melalui pancaindera kita.
2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar.
3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan dalam pengajaran, antara
guru dan siswa.
4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik di luar
kelas.
5) Berdasarkan ciri nomor (3) dan (4), maka pada dasarnya media pendidikan
merupakan suatu perantara (medium dan media) dan digunakan dalam rangka
pendidikan.
6) Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang
sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
Sedangkan fungsi media pembelajaran yaitu untuk merangasang
pembelajaran dengan:
1) Menghadirkan objek sebenarnya.
2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya.
3) Membuat konsep abstrak ke konsep yang konkret.
4) Memberi kesamaan persepsi.
5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak.
6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.
7) Memberi suasana balajar yang tidak tertekan , santai, dan menarik sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran.
c. Manfaat Media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan manfaat media yaitu menurut Hamalik dalam Arsyad
(2006:25) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut: (1) Meletakkan
dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme,
(2) Memperbesar perhatian siswa, (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4)
Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa, (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu,
terutama melalui gambar hidup, (6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat
membantu perkembangan kemampuan berbahaya, (7) Memberikan pengalaman
yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan
keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
d. Guru dan Media Pendidikan
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan
kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya
menjalakan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, administrator, dan
sebagai pembina ilmu.
Salah satu segi pembina kemampuan itu, ialah sejauh manakah ia
menguasai media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya,
sehingga memungkinkan perkembangan mereka secara optimal sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Dalam bidang ini, setiap guru akan berhadapan dengan setidak-tidaknya
lima tantangan, yakni :
1) Apakah ia memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengertian yang cukup
tentang pendidikan?
2) Apakah ia memiliki keterampilan cara menggunakan media tersebut dalam
proses belajar mengajar di kelas?
3) Apakah ia mampu membuat sendiri alat-alat media pendidikan yang
dibutuhkan?
4) Apakah ia mampu melakukan penilaian terhadap media yang akan atau yang
telah digunakan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Apakah ia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang administrasi
media pendidikan?
Pengetahuan dan Pemahaman tentang media pendidikan. Setiap guru
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan. Pengetahuan itu meliputi: (1) media sebagai alat komunikasi guna
lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, (2) fungsi media dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan, (3) tentang proses-proses belajar, (4) hubungan
antara metode mengajar dan media pendidikan, (5) nilai atau manfaat media
pendidikan dalam pengajaran, (6) memilih dan menggunakan media pendidikan,
(6) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, (7) media pendidikan dalam
setiap mata pelajaran, (8) usaha inovasi dalam media pendidikan, dan lain-lain.
Dilihat dari beberapa hal pokok yang telah dikemukakan di atas jelaslah
bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian penting demi berhasilnya proses pendidikan
dan usaha pengajaran di sekolah.
Keterampilan memilih dan menggunakan media pendidikan. Guru tidak
cukup hanya memiliki pengetahuan kemediaan saja, akan tetapi juga harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media tersebut dengan baik.
Untuk itu ia perlu mengalami latihan - latihan praktek secara kontinyu dan
sistematis, baik dalam reservice maupun dalam pelatihan pascajabatan inservice
training.
Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan
kriteria-kriteria tertentu, yakni (1) tujuan mengajar, (2) bahan pelajaran, (3)
metode mengajar, (4) tersedianya alat yang dibutuhkan, (5) jalan pelajaran, (6)
penilaian hasil belajar, (7) pribadi guru, (8) minat dan kemampuan siswa, (9)
situasi pengajaran yang sedang berlangsung.
Dari sini dapat kita lihat bahwa antara media pendidikan dan faktor-
faktor pengajaran lainnya, sangat erat pertaliannya dan merupakan suatu jalinan
yang berantai.Untuk itu diperlukanketerampilan membuat media pendidikan,
berarti terampil dan menguasai teknik dan proses pembuatan suatu media
pendidikan yang berguna untuk suatu pelajaran tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Alat-alat yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
2) Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan oleh
kita.
3) Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat.
4) Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat
sederhana.
5) Fungsional,berguna dalam pelajaran, dapat digunakan oleh guru dan
siswa.
e. Pengertian Benda Konkret
Benda konkret yaitu benda yang sebenarnya dapat diamati secara
langsung oleh panca indera dengan cara melihat, mengamati dan memegangnya
secara langsung tanpa melalui alat bantu.
(http://www.martiningsih.co.cc/2008/04/04penelitian-tindakan-kelas-smp-kelas-
ix.html, diakses 4 April 2009)
Konkret mempunyai arti nyata untuk disentuh, dilihat dan diungkapkan
melalui kemampuan verbal. Contoh: (4 buah bola). Jadi dalam hal ini. Konkret
adalah sesuatu yang dapat di lihat secara sadar oleh panca indra semua orang,
sehingga akan mempunyai hasil sama. Dalam definisi konkret di sini terbagi
dalam beberpa hal. Lambang atau visualisasi, misalnya lambang 7 untuk
menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep
warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk
menggambarkan konsep bentuk.
Media benda konkret yang dipakai disini dalam pembelajaran
matematika adalah kelereng dan sedotan, benda-benda tersebut diharapkan dapat
membantu anak dalam proses pembelajaran matematika khususnya berhitung
pengurangan selain itu telah disadari benar akan pentingnya alat-alat dan
perlengkapan pendidikan.
f. Karakteristik Media Benda Konkret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media benda konkret termasuk dalam media tiga dimensi. Media tiga
dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual
tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik
hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat
dibawa langsungke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia
sesungguhnya di mana bendaasli itu berada.
Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas
tidakmungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka
benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong
sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus
memerlukankeahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah
diperoleh di lingkungansekitar.
Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi
memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung,
penyajian secarakongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek
secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur
organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran
dalam jumlah yang besar, penyimpanannyamemerlukan ruang yang besar dan
perawatannya rumit.
Dalam hal ini media benda konkret mempunyai kekuatan dan kelemahan
namun sacara umum media benda konkret mampu memberikan manfaat dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika khususnya berhitung pengurangan.
g. Langkah-langkah penggunaan media benda konkret
Guru mengunakan media benda konkret untuk memudahkan siswa dalam
melakukan kegiatan berhitung pengurangan dengan langkah-langkah sbb:
1) Guru mendemontrasikan cara mengunakan media benda konkret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secar langsung di hadapan siswa sebagai contoh untuk operasi
penguragan 15 dikurangi 4 dengan media kelereng, kelereng yang
berjumlah 15 kelereng diambil atau disihkan 4 buah kelereng
sehingga yang tersisa tinggal 11 kelereng.
2) Untuk operasi pengurangan dengan cara panjang terlebih dahulu
melakukan operasi penjumlahan karena dasar operasi
pengurangan cara panjang adalah penjumlahan puluhan dan
satuan sebagai contoh untuk operasi pengurangan 35-
13=......terlebih dahulu 30 kelereng ditambah 5 kelereng sehingga
menjadi 35 kelereng, kemudian mengambil10 kelereng baru
kemudian ditambah 3 keleng. kemudian baru mencari selisih
antara antara 30 kelereng dengan 10 kelereng dan 5 kelereng
dengan 3 kelereng, sehingga didapat hasil 12 kelereng.
3) Guru melakukan peraggan dengan menikut sertakan beberapa
siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.
4) Guru melatih siswa dalam melakukan operasi pengurangan
dengan media benda konkret secara berulang-ulang agar siswa
lancar dalam menggunakan media benda konkret.
B. Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang dipandang relevandengan penelitian ini
yaitu:
Susmiati dengan judul Pemanfaatan Media Pembelajaran Benda
Kongkret Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Pesawat Sederhana di Kelas V
SDN Benerwojo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Skripsi. Jurusan
PendidikanSekolah Dasar dan Pra Sekolah, FIP Universitas Negeri Malang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) pemanfaatan media benda
konkret berhasil meningkatkan perolehan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti
sebanyak 16 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan
yaitu skor 70, sementara ada 2 siswa yang belum bisa mencapai kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ketuntasan belajar disebabkan beberapa faktor. (2) Dampak pembelajaran dengan
memanfaatkan media benda konkret pada siswa kelas V SDN Benerwojo
Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan telah berdampak positif terhadap
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini terbukti semua siswa(99,9%)
telah mencapai kriteria yang diharapkan.
Hasil penelitian M. Muktasim Zuwono dalam http: //digilib .unnes.ac.id/
gsdl/ collect/ skripsi/ archives/ HASH01c2/ d3c20582.dir/ doc.pdf, diakses 11 Mei
2010. Dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Menyelesaikan Pengerjaan Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah
dengan Alat Peraga Kelereng dan Diskusi Kelompok bagi Siswa Kelas II SD
Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2005/2006”. Menyimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga kelereng
dan diskusi kelompok pada pokok pembahasan perkalian dan pembagian bilangan
cacah dengan hasil sampai dengan 50 hasil belajar siswa dapat meningkat. Saran
yang dapat diajukan bahwa untuk menanamkan konsep perkalian dan pembagian
bilangan cacah guru dapat menggunakan alat peraga kelereng dan metode diskusi
kelompok.
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01c2/d3c20582.dir/d
oc.pdf, diakses 11April 2010)
Skripsi karya Saptorini Dwi tahun 2006 pembelajaran inkuiri
menggunakan media obyek fisik benda nyata untuk meningkatkan hasil belajar
siswa SMP pada pokok bahasan energy. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa pembelajaran inkuiri dengan media obyek fisik benda nyata sebagai media
alternatif dalam pembelajaran fisika pokok bahasan energi di kelas VII SMP
Negeri 1 Godong dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu melalui
penerapan pembelajaran inkuiri dengan media obyek fisik benda nyata keaktifan
siswa dalam pembelajaran menjadi tinggi.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/p/index/assoc/HASH9224.dir/doc.pdf.
diakses 4 April 2010.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas dapat dijadikan tolak
ukur dan pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu terbukti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan penggunaan media dalam pembelajaran mampu meningkatkan proses
maupun hasil pembelajaran. Secara khusus penggunaan media pembelajaran
berupa benda konkret dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam
menghitung pengurangan.
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan peningkatan kemampuan
berhitung pengurangan dengan media benda konkret pada siswa kelas I SD Negeri
2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2009/2010.
C. Kerangka Berfikir
Guru dalam proses pembelajaran matematika materi berhitung
pengurangan pengajarannya masih konvensional dan belum menggunakan media
yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam
berhitung pengurangan menjadi rendah diduga setelah guru menggunakan media
benda konkret dalam pembelajaran maka dapat meningkat kemampuan berhitung
pengurangan bilangan duangka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang dan
pendek dengan indikator mencapai KKM 60 setelah guru menyampaikan materi
pelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus I dan siklus II maka
terjadi peningkatan kemampuan berhitung pengurangan dengan sasaran 70%
siswa mencapai KKM pada siklus I dan 90% siswa mencapai KKM pada siklus II.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk
gambar 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis Tindakan
Gambar 1. Bagan kerangka berfikir
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari perumusan masalah, karena
hanya berdasarkan landasan teori, sedangkan hasil yang sebenarnya harus
dibuktikan lewat penelitian.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Melalui
penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas 1 SD Negeri 2
Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2009/2010.
Kondisi
Akhir
Tindaka
n
Guru dalam pembelajaran
matematika materi
berhitung pengurangan
masih konvensional dan
belum menggunakan media
yang sesuai dengan materi
pembelajaran
Kemampuan
berhitung
pengurangan
siswa rendah
Diduga melalui
penggunaan media benda
konkret dapat meningkatkan
kemampuan berhitung
pengurangan
Siklus I
Dalam pembelajaran
berhitung pengurangan
guru menggunakan media
benda konkret
Siklus II
Siswa dapat melakukan
pengurangan bilangan
dua angka tanpa teknik
meminjam dengan cara
panjang dengan target
siklus II adalah 90%
siswa mencapai KKM
dengan besar KKM
yaitu 60
Siklus I
Siswa dapat mengurangi
bilangan dua angka
tanpa teknik meminjam
dengan cara pendek dan
cara panjang dengan
target siklus I
adalah70% siswa dapat
mencapai KKM, dengan
besar KKM yaitu 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Ngrandu, Kecamatan Geyer,
Kabupaten Grobogan. Alasan memilih tempat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini meningkatkan kemampuan menghitung pengurangan dalam
pembelajaran matematika pada siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu melalui
penggunaan media benda konkret
b. Di SD Negeri 2 Ngrandu khususnya kelas I di dalam mata pelajaran matematika
pencapaian nilainya belum memenuhi harapan siswa dan guru, yaitu rata-rata
hanya 52,47.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010
selama 4 bulan yaitu bulan April sampai dengan Juli tahun 2010.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Karena data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang
langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). I G A K Wardhani, dkk., (2007: 13):
penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,
yaitu suatu Action Research yang dilakukan di kelas. Suwarsih
Madya(http://www.google.co.id/search?hl=id@search?hl=id&q=teknik+uji+walidit
as+penelitian&btnG=telusuri&meta, 20 April 2010) Penelitian Tindakan Kelas
merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditunjukkan untuk meningkatkan
situasi praktis yaitu tercapainya perbaikan dan meningkatnya situasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian untuk mengatasi permasalahan terkait
dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu kelas.
Adapun model Penelitian Tindakan Kelas ini menggambarkan sebagai
serangkaian langkah yang membentuk siklus atau putaran tindakan. Setiap langkah
memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting) (Taggart (1998) dalam Zainal Aqib, 2006: 127).
Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Tahap-tahap di atas digambarkan sebagai siklus, yang dapat dilanjutkan ke
siklus berikutnya secara ulang sampai permasalahan yang dihadapi dapat
teratasi/terpecahkan. Pada tahap perencanaan berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disiapkan sebelum pelaksanaan tindakan. Kemudian dilakukan
tindakan sebagai implementasi perencanaan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan
Geyer, Kabupaten Grobogan, tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 23 siswa.
dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 10 siswsa perempuan.
D. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa kualitatif. Informasi tersebut akan digali
planning acting
reflecting observing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dari berbagai sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
meliputi:
1. Subjek penelitian yaitu siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer
Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2009/2010.
2. Arsip nilai ulangan harian hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan
media benda konkret.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang aka digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Observasi
Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi, dimana peneliti
(pengamat) dalam penelitian ini, berperan aktif dalam semua pembelajaran di
kelas. Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut, dan dengan observasi
ini akan diperoleh data-data mengenai seluruh aktivitas atau tingkah laku siswa
dalam pembelajaran yaitu data tentang sikap dan aktivitas siswa.
Observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi
langsung (direct observation) adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara
(secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan pada siswa
kelas I SD Negeri 2 Ngrandu untuk mengetahui kemampuan berhitung
pengurangan siswa dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berhitung
pengurangan berlangsung sebelum tindakn dan pada tindakan sikulus I dan
sikulus II dengan menggunakan media benda konkret.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur kemampuan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150). Pemberian tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa
setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes berhitung pengurangan diberikan
pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa
dalam berhitung pengurangan. Selain itu tes ini dilakukan di setiap akhir siklus
untuk mengetahui peningkatan hasil berhitung pengurangan siswa. Dengan kata
lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan
kemampuan berhitung pengurangan siswa sesuai dengan siklus yang ada.
3. Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam
penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film yang
digunakan sebagai sumber data, dokumen sejak lama digunakan sebagai sumber
data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Slamet dan Suwarto
2007: 53). Data yang diperoleh dari dokumen yaitu keadaan administrasi siswa
yang sudah ada.
Dokumen yang dikaji adalah arsip atau dokumen yang ada. Dokumen tersebut
antara lain Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil berhitung
pengurangan siswa, pada siswa kelas 1 SD Negeri 2 Ngrandu yang berjumlah 23
siswa.
F. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data dan pertanggung jawaban dapat dijadikan
dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, teknik yang digunakan yaitu triangulasi
data atau trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan agar di dalam mengumpulkan
data, wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang
sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber
data yang berbeda. Dengan mengenali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga
teknik pengumpulan data yang berbeda itu pun data sejenis bisa tertuju kemantapan
dan kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dalam penelitian ini untuk mengkaji kesahihan data digunakan validitas isi
dan triangulasi metode. validitas isi disini adalah validitas yang berhubungan dengan
kemampuan instrumen untuk menggambarkan atau melukiskan secara tepat domain
perilaku yang akan diukur dalm hal ini peneliti mengukur kemampuan berhitung
pengurangan siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu yang berjumlah 23 siswa pada tahun
pelajaran 2009/2010 digunakan instrumen tes berhitung pengurangan.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif mempunyai tiga
buah komponen pokok yaitu: Reduksi data, Sajian data, Penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan informasi data yang telah muncul dari beberapa catatan tertulis
yang diperoleh di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang
menajamkan, membuang yang tidak perlu, mengarahkan, menggolongkan, dan
mengorganisasi data sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas I SD Negeri 2 Ngrandu peneliti
memperoleh beberapa data berupa nilai tes berhitung pengurangan siswa, observasi
kegiatan siswa, Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG), hasil wawancara guru.
Semua data tersebut digunakan dalam hasil penelitian, tetapi data Alat Penilaian
Kemampuan Guru (APKG) tidak diolah dan tidak disajikan dalam penyusunan
laporan.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data tersebut dengan menggabungkan berbagai informasi yang
telah didapat selama kejadian berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas I SD Negeri 2 Ngrandu, data
yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai tes kemampuan berhitung
pengurangan siswa, observasi kegiatan siswa, dan hasil wawancara guru.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali pada
benar tidaknya data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian. Setelah semua data
disajikan dalam laporan, peneliti menarik simpulan yang merupakan jawaban dari
hipotesis penelitian
Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan
skema pada gambar 3
Gambar 3
Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif Milles Huberman,
(2000: 19)
H. Indikator Pencapaian
Dengan adanya penelitian, maka akan adanya peningkatan kemampuan
berhitung pada pelajaran matematika, yaitu ;
Reduksi Data Sajian Data
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
(Verifikasi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1. Siswa yang berjumlah 23 dengan KKM sebesar 60 pada materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang dan pendek pada
siklus I sebesar 70% siswa mencapai KKM , dan pada siklus II siswa mampu
pengurangan bilangan tanpa teknik meminjam dengan cara panjang sebesar 90%
siswa mencapai KKM.
2. Meningkatnya kemampuan menghitung dengan ditunjukkan meningkatnya rata-
rata kelas dengan rata-rata 70.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus.Tiap-tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah
didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang
menyebabkan rendahnya kemampuan berhitung pada pelajaran matematika siswa
kelas I SD Negeri 2 Ngrandu dilakukan observasi dan wawancara terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Melalui langkah-langkah tersebut akan
dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan kemampuan belajar
matematika khususnya konsep pengurangan.
Berdasarkan hasil observasi, maka langkah yang paling tepat untuk
meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan adalah dengan penanaman konsep
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dikuasai siswa. Sehubungan hal tersebut, maka tindakan yang diduga paling tepat
adalah dengan menggunakan media bendakonkret dalam menjelaskan konsep
berhitung pengurangan dalam pembelajaran matematika.
Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi, dalam setiap siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Secara rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijabarkan dalam
uraian berikut:
Siklus I
1) Tahap perencanaan
a. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi.
b. Merencanakan skenario pembelajaran matematika dengan cara membuat
rencana pembelajaran (RPP)
c. Merencanakan kegiatan pembelajaran penggunaan media benda konkret.
d. Merencanakan kegiatan pembelajaran penggunaan media benda konkret.
e. Membuat media pembelajaran yang berhubungan dengan konsep berhitung
pengurangan yaitu media benda konkret.
2) Tahap pelaksanaan tindakan
a. Memberikan materi pembelajaran tentang berhitung pengurangan.
Menerangkan materi tentang berhitung pengurangan dengan menentuan ,
dengan menjelaskan pengurang dengan cara pendek dan cara panjang. Dengan
menerangkan pengurangan dengan cara pendek dan cara panjang maka siswa
mempunyai gambaran tentang konsep pengurangan dengan cara pendek dan
cara panjang
b. Menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media benda konkret
Setelah guru menerangkan tentang konsep pengurangan, kemudian guru
menerapkan atau mendemonstrasikan penggunaan media benda konkret,
supaya siswa lebih paham tentang cara penggunaan media benda konkret.
Dalam demonstrasi media benda konkret yang dilaksanakan oleh guru,
sebagian siswa diajak langsung menggunakan media benda konkret.
c. Siswa belajar dengan menggunakan media benda konkret.
Setelah guru mendemonstrasikan penggunaan media benda konkret, kemudian
secara berkelompok siswa melaksanakan pembelajaran matematika tentang
konsep pengurangan dengan menggunakan media benda konkret. Setelah
siswa sudah mampu menggunakan media benda konkret dengan benar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kemudian guru memberikan soal tentang konsep pengurangan dengan
pemecahan masalah menggunakan media benda konkret.
d. Membantu siswa jika menemui kesulitan
Mendekati siswa jika terlihat kesulitan dalam menggunakan media untuk
mengerjakan soal, Kemudian guru membantu memecahkan masalah yang
dihadapi siswa.
e. Menilai hasil dari kemampuan siswa menggunakan media benda konkret
Melaksanakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan
media benda konkret dari pelaksanaan mengerjakan soal matematika tentang
konsep berhitung pengurangan.
3) Tahap observasi
a. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran
Melaksanakan pengamatan ketika siswa menggunakan media benda konkret
dalam mengerjakan soal. Saat melaksanakan pengamatan guru biasa
menyimpulkan bahwa siswa sudah tepat atau belum dalam menggunakan
media benda konkret. Dan juga mengamati proses pembelajaran yang
dilaksanankan guru apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran
b. Mengarahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Memberikan pengarahan kepada semua siswa ketika siswa merasa kesulitan
dalam menerapkan media benda konkret. Dengan pengarahan dari guru siswa
melanjutkan menggunakan media benda konkret dalam mengerjakan soal.
c. Mengobservasi hasil penilaian
4) Tahap refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari pembelajaran bila hasil refleksi dan
evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung
pengurangan tanpa teknik meminjam dengan cara pendek dan panjang. Siswa
kelas I tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Namun apabila
belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan berhitung pengurangan
baik cara pendek maupun panjang maka dilanjutkan dengan siklus II yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi. Selanjutnya sampai kemampuan menghitung pengurangan matematika
meningkat
Siklus II
1) Tahap perencanaan
a. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi.
b. Merencanakan skenario pembelajaran matematika dengan cara membuat
rencana pembelajaran (RPP)
c. Merencanakan kegiatan pembelajaran penggunaan media benda konkret.
d. Merencanakan kegiatan pembelajaran penggunaan media benda konkret.
e. Membuat media pembelajaran yang berhubungan dengan konsep berhitung
pengurangan yaitu media benda konkret.
2) Tahap pelaksanaan tindakan
a. Memberikan materi pembelajaran tentang pengurangan. Dengan media benda
konkret siswa pengurangan dengan cara panjang. Dengan pengunaan media
benda konkret maka siswa mempunyai gambaran tentang pengurangan
dengan cara panjang.
b. Menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media benda konkret tentang
konsep pengurangan dengan cara panjang kemudian guru menerapkan atau
mendemonstrasikan penggunaan media benda konkret, supaya siswa lebih
paham tentang cara penggunaan media benda konkret. Dalam demonstrasi
media benda konkret yang dilaksanakan oleh guru, sebagian siswa diajak
langsung menggunakan media benda konkret.
c. Siswa belajar dengan menggunakan media benda konkret.Setelah guru
mendemonstrasikan penggunaan media benda konkret, kemudian secara
berkelompok siswa melaksanakan pembelajaran matematika tentang
pengurangan dengan menggunakan media benda konkret. Setelah siswa sudah
mampu menggunakan media benda konkret dengan benar, kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
memberikan soal tentang konsep pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang.
d. Membantu siswa jika menemui kesulitan, Mendekati siswa jika terlihat
kesulitan dalam menggunakan media untuk mengerjakan soal, Kemudian guru
membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
e. Menilai hasil dari kemampuan siswa menggunakan media benda konkretdan
melaksanakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan
media benda konkret dari pelaksanaan mengerjakan soal matematika tentang
pengurangan bilangan dua angka dengan cara panjang.
3) Tahap observasi
a.Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran
Melaksanakan pengamatan ketika siswa menggunakan media benda konkret
dalam mengerjakan soal. Saat melaksanakan pengamatan guru biasa
menyimpulkan bahwa siswa sudah tepat atau belum dalam menggunakan
media benda konkret juga mengamati pelaksanan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru apakah sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran
b. Mengarahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Memberikan pengarahan kepada semua siswa ketika siswa merasa sedikit ada
kesulitan dalam menerapkan media benda konkret. Dengan pengarahan guru,
siswa melanjutkan menggunakan media benda konkret dalam mengerjakan
soal.
c. Mengobservasi hasil penilaian
4) Tahap refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari pembelajaran bila hasil refleksi dan
evaluasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghitung
pengurangan, maka siswa kelas I tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan
siklus III. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan
kemampuan berhitung pengurangan maka dibuat siklus III yang meliputi tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi. Selanjutnya
sampai kemampuan menghitung pengurangan matematika meningkat.
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai
berikut pada gambar 4
Gambar 4. Siklus I dan II
Sumber: Basuki Wibowo (2003: 17)
refleksi Tindakan
Observasi
Rencana I
Siklus I refleksi Tindakan
Observasi
Rencana
II
Siklus II
Siklus
Rekomendasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini lembaga peneliti mengadakan penelitian di suatu lembaga
pendidikan yaitu Sekolah Dasar Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan yang berada di desa yang terletak di desa yang yang berbatasan dengan
kabupaten lain yaitu Kabupaten Sragen.
SD Negeri 2 Ngrandu didirikan pada tahun 1984 berada di Dusun Tapen, Kelurahan
Ngrandu, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Merupakan salah satu Lembaga
Pendidikan Dasar yang menyiapkan generasi muda bangsa agar mempunyai landasan
ilmu yang kokoh dan berbudi pekerti mulia, serta membekali siswa dengan materi
keilmuan di tingkat pendidikan dasar. SD Negeri 2 Ngrandu berusaha meningkatkan
sarana dan prasarana untuk menunjang belajar siswa. Dari tahun ke tahun SD Negeri
2 Ngrandu selalu mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas. Diasuh
oleh tenaga pengajar yang professional di bidangnya dan rata – rata sudah lulus
Sarjana ( S1 ).
SD Negeri 2 Ngrandu dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan jumlah tenaga
pengajar seluruhnya ada 10 orang yaitu 4 guru kelas yang sudah pegawai negeri dan
2 guru kelas wiyata bakti, 1 guru Agama Islam yang sudah pagawai negeri, 1 guru
olah raga yang sudah pegawai negeri, dan 1 karyawan.
Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya mutu
pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola baik kepala sekolah,
komite sekolah, guru, karyawan senantiasa berusaha melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing sebagaimana tertuang dalam program kerja
yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap
pengelola Sekolah Dasar Negeri 2 Ngrandu tersebut berada di bawah koordinasi dan
pengawasan kepala sekolah.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
media untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap, namun semua tidak
terawat dengan baik walaupun ada juga alat peraga dan media pembelajaran yang
tersedia di dalam kelas. Lebih jelasnya tentang salah satu media yang ada di SD
Negeri 2 Ngrandu dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Media benda konkret yang digunakan dalam pembelajaran berhitung
pengurangan
Media seperti gambar 5 berupa sedotan dan kelereng belum dimanfaatkan oleh guru
dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu di sekolah ini tidak ada tempat
khusus untuk menyimpan media tersebut.
Karakter siswa-siswi kelas I tidak jauh berbeda dengan siswa kelas lain dalam
kegiatan belajar mata pelajaran matematika. Kebanyakan siswa menganggap
matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan yang nampak
pada hasil belajar yang belum tuntas sesuai KKM dan kemampuan dalam pelajaran
matematika khususnya kemampuan berhitung pengurangan masih kurang. Siswa
masih banyak tergantung pada guru dalam memahami materi, hal itu menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
rendahnya kemampuan berhitung serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika khususnya dalam berhitung pengurangan. Latar belakang ini yang
dijadikan pangkal dalam upaya meningkatkan kemampuan berhitung khususnya
dalam kemampuan berhitung pengurangan yang ditandai dengan meningkatnya hasil
belajar matematika.
Dengan penelitian ini diharapkan siswa SD Negeri 2 Ngrandu lebih tertarik dan
termotivasi untuk belajar matematika, sehingga kemampuan dalam berhitung
pengurangan siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian keadaan nyata yang ada di lapangan antara
lain:
1. Rendahnya kemampuan pemahaman matematika khususnya dalam
berhitung pengurangan yang ditunjukkan rendahnya nilai siswa.
Berdasarkan data hasil pengamatan langsung oleh peneliti pada tanggal 3
Mei 2010 dimana (peneliti juga sebagai guru di SD Negeri 2 Ngrandu),
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas I
dalam menyampaikan pembelajaran matematika mengenai berhitung,
sebagai gambaran awal kegiatan pembelajaran di kelas I masih terdapat
banyak kekurangan, antara lain penyampaian materi kurang diperhatikan
siswa, karena guru dalam melaksanakan pembelajaran belum
menggunakan media yang sesuai sehingga suasana belajar kurang
menyenangkan, aktivitas siswa kurang, dan ketuntasan belajar mengenai
materi berhitung pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu,
Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan belum berhasil.
Hasil tes awal materi berhitung pengurangan terdapat pada lampiran 9. Dari
lampiran 9 diperoleh tabel 1 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 1. Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Pengurangan Siswa Kelas I SD
Negeri 2 Ngrandu Sebelum Tindakan:
Nomor Nilai Frekuensi Prosentase
1 91 – 100 0 0%
2 81 – 90 2 8,7%
3 71 – 80 1 4.3%
4 61 – 70 5 21,7%
5 51 – 60 5 21,7%
6 41 – 50 3 13%
7 31 – 40 3 13%
8 21 – 30 2 8,7%
9 10 – 20 2 8,7%
Jumlah 23 100%
Rata-rata 52,47 -
Berdasarkan tabel 1 persentase kemampuan berhitung pengurangan maka
dapat digambarkan pada grafik gambar 6.
0
2
1
5 5
3 3
2 2
0
1
2
3
4
5
6
91 - 100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 51 - 60 41 - 50 31 - 40 21 - 30 10-20
FREKUEN
SI
NILAI
Gambar 6. Grafik Nilai matematika Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan data nilai pada tabel 1 dapat dilihat bahwa sebelum
dilaksanakan tindakan, siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu sebanyak 23
siswa hanya 8 siswa atau 34,7% yang memperoleh nilai sesuai dan di atas
batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 15 siswa atau 65,1% memperoleh
nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 60. Maka peneliti melaksanakan
pembelajaran melalui media yang sesuai yaitu menggunakan media benda
konkret.
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa pada tabel 1 diperoleh nilai rata-
rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 52,47 di mana
hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru
sekaligus peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 70. Besarnya persentase siswa
tuntas pada materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
hanya 13% saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai
lebih dari 70%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindak
lanjut untuk meningkatkan Kemampuan berhitung pengurangan siswa.
Dari hasil tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa
pemahaman materi berhitung pengurangan oleh siswa kelas I SD Negeri 2
Ngrandu masih sangat kurang. Adanya beberapa indikator yang masih
memiliki porsi jawaban yang kurang dari 70% memberikan indikasi bahwa
siswa masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar materi
pokok berhitung pengurangan.
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 10 Mei 2010 sampai
15 Mei 2010 (2 kali pertemuan). Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dengan berpedoman Kurikulum Pendidikan Dasar kelas I berhitung pengurangan,
peneliti melakukan langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran melalui
media benda konkret antara lain:
1. Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan berhitung
pengurangan. Alasan memilih pokok bahasan atau indikator tersebut adalah :
a. Pokok bahasan/indikator tentang berhitung pengurangan belum menggunakan
media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga materi
kurang dikuasai siswa, karena hal tersebut kemampuan berhitung
pengurangan siswa juga kurang.
b. Pokok bahasan/indikator tentang berhitung pengurangan belum menggunakan
media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam melakukan operasi
berhitung pengurangan.
c. Pokok bahasan /indikator tentang berhitung pengurangan tersebut nantinya
dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat.
Rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti memuat 2 kali pertemuan,
masing-masing pertemuan dalam waktu 2 jam pelajaran dilaksanakan dalam
minggu yang berbeda. Mengenai langkah-langkah dan susunan rencana
pembelajaran terlampir pada lampiran 1.
3. Menyiapkan instrument media benda konkret yang akan digunakan dalam
pembelajaran antara lain, sedotan dan kelereng.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media benda
konkret sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang
telah disusun pada siklus I dengan menggunakan media benda konkret ini akan
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Untuk pertemuan pertama materi yang
diajarkan yaitu pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang untuk pertemuan kedua materinya yaitu pengurangan bilangan dua angka
tanpa teknik meminjam dengan cara pendek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pertemuan ke - 1
Pada pertemuan ke-1 materi yang diajarkan tentang pengurangan bilangan dua angka
tanpa teknik meminjam dengan cara panjang. Sebagai kegiatan awal guru mengajak
bernyanyi lagu „‟satu-satu‟‟ dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan
mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa untuk menjadi empat kelompok (jumlah
siswa 23 anak). Siswa memperhatikan guru dalam mendemonstrasikan penggunaan
media benda konkret dalam melakukan operasi pengurangan bilangan 15-14
=..........(dengan cara panjang).
15=10 + 5
14=10 + 4 -
= 0 + 1
= 1
Gambar 7. 15 kelereng dikurangi 14 kelereng sehingga tinggal 1 kelereng
kemudian benda konkret berupa sedotan, batu kerikil, dan permen dan kelereng
diberikan kepada masing-masing kelompok. Siswa menggunakan media benda
konkret untuk melakukan operasi pengurangan bilangan
15-14 =..........(dengan cara panjang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Kemudian guru memberi lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa
mengerjakan lembar kerja dengan mengisi lembar jawaban pengurangan untuk
operasi hitung pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang dengan bilangan :
19-16=.....
15-12=....
18-6=.....
Guru membimbing siswa dalam kelompok menggunakan media benda konkret. Guru
juga mengamati aktivitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran melalui lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Sementara itu aktifitas guru dalam pembelajaran
diamati oleh teman sejawat. Setelah siswa mengerjakan lembar kerja dan
dikumpulkan, guru memberikan evaluasi dengan membagi lembar soal pada siswa.
Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi selama 15 menit dan setelah itu guru
memberikan penilaian secara individu.
Pertemuan ke -2
Pada pertemuan ke-2 materi matematika yang diajarkan tentang berhitung dengan
indikator pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
pendek. Sebagai kegiatan awal guru mengajak siswa bernyanyi lagu “satu-satu”.
Guru menceritakan tentang permasalahan sehari- hari yang berhubungan dengan
pengurangan, siswa memperhatikan dan menanggapi permasalahan yang ada dengan
bertanya dan menjawab pertanyaan tentang pengurangan.
Kegiatan inti yaitu guru menggunakan media benda konkret sebagai sarana untuk
menghitung dalam pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan
cara pendek untuk operasi hitung 15 – 14 =...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 8. 15 kelereng dikurangi 14 kelereng sehingga tinggal 1 kelereng (cara
pendek)
Kemudian siswa secara berkelompok mencoba menyelesaikan soal berhitung
pengurangan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan media benda konkret
dengan cara pendek dengan bilangan:
19-16=.....
15-12=....
18-6=.....
Guru membimbing siswa dalam menjawab soal dan siswa menggunakan media
benda konkret yang telah disediakan untuk menjawab soal mengenai pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara pendek.
Guru memadukan media benda konkret dengan metode diskusi yaitu dengan
memberi lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan lembar
kerja mengenai pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
pendek dengan memperhatikan penggunaan media benda konkret sepeti yang telah
didemonstrasikan oleh guru. Pada tahap kegiatan ini guru juga memadukan media
benda konkret dengan metode demonstrasi.
Guru memberikan bantuan kepada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam
mengunakan media benda konkret. Kemudian guru mengamati aktivitas/partisipasi
siswa dalam pembelajaran melalui lembar observasi. Setelah siswa mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
lembar kerja dan dikumpulkan, guru memberikan evaluasi dengan membagi lembar
soal pada masing-masing siswa.
Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi selama 15 menit kemudian guru memberikan
penilaian secara individu.
c. Observasi
Dalam tahap ini guru kelas sebagai peneliti melaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret yang
dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan
perekaman dengan kamera foto dan. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan media benda konkret dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa besar
pembelajaran dengan media benda konkret yang dilaksanakan menghasilkan
perubahan pada kemampuan berhitung pengurangan pada pembelajaran Matematika
siswa kelas I. Aktifitas yang dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan
pembelajaran dengan materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang dan pendek dengan penerapan media benda konkret. Di dalam
pelaksanaan penelitian, peneliti juga melakukan pengawasan serta pembimbingan
terhadap siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan media benda konkret
tentang materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang dan pendek.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru yang
terlampir pada lampiran 4, menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang
dilaksankan oleh guru sudah cukup aktif dengan rata-rata skor 2,25.
Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti. Peningkatan aktifitas dan
keaktifan guru terlihat pada pembelajaran dengan menggunakan media benda
konkret. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 dengan penjelasan sebagai
berikut, aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1) Memberikan informasi secara tepat,
(2) menggunakan media benda konkret, (3) menggunakan berbagai sumber (4)
menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (5) penuh perhatian terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
siswa, (6) memotivasi individu, (7) memotivasi kerja kelompok, (8) Melakukan
penilaian proses observasi, (9) memberikan tindak lanjut. Aktivitas guru yang aktif
yaitu: (1) menggunakan multi metode, (2) melakukan penilaian proses tanya jawab,
(3), melakukan penilaian hasil belajar/tes formatif.
Untuk aktifitas yang dilaksanakan oleh siswa yang pertama adalah mempelajari
materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang
dan pendek secara individu maupun secara kelompok dengan penggunaan media
benda konkret. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada
lampiran 5, menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh siswa
dikatakan cukup. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata skor yaitu 2,42.
Sesuai dengan kriteria, skor 2 dikatakan cukup.
Penjelasan yang didapat dari lampiran 5 halaman adalah sebagai berikut, keaktifan
siswa dikatakan cukup yaitu:(1) aktif memperhatikan penjelasan dari guru, (2) aktif
menjawab pertanyaan dari guru, (3) rasa ingin tau dan keberanian siswa meningkat,
(4) aktif mengerjakan tugas individu. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang tergolong
aktif yaitu: (1) Aktif menggunkan media benda konkret, (2) keaktifan dan inisiatif
siwa, (3) Aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dengan menerapkan media benda konkret
dalam pembelajaran dan diperoleh kenaikan peningkatan keaktifan serta siswa maka
diperoleh data hasil penilaian belajar siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu pada
lampiran 8. Dari lampiran 8 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai kemampuan berhitung pengurangan Siswa Kelas I SD
Negeri 2 Ngrandu pada Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 91 – 100 0 0 % Istimewa
2 81 – 90 0 0% Baik sekali
3 71 – 80 8 32% Baik
4 61 – 70 5 21,7% Cukup
5 51 – 60 7 30,4% Hampir cukup
6 41 – 50 3 13% Kurang
7 31 – 40 0 0 % Kurang sekali
8 21 – 30 0 0 % Sangat kurang sekali
Jumlah 23 100 % -
Rata-rata 64,21 - -
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, siswa
yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 3 siswa atau 13%, kategori
hampir cukup sebanyak 7 siswa atau 30,4 %, kategori cukup 5 siswa atau 21,7 %
kategori baik 8 siswa atau 32 %. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai
diatas 6,0 sebanyak 13 siswa atau 53,7%. Data frekuensi nilai matematika siswa
kelas I SD Negeri 2 Ngrandu pada tabel 2 dapat dilihat pada gambar 9
Gambar 9. Grafik Nilai Berhitung Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu pada Siklus I
0
1
2
3
4
5
6
7
8
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
0 0
3
7
5
8
0 0
Fre
ku
ensi
Nil
ai
Nilai Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan lampiran 9, pelaksanaan pada siklus I ini dicapai nilai rata-rata kelas
64,21 pada pertemuan pertama rata-rata kelas 63,17 dan rata-rata kelas pada
pertemuan kedua 77,5, nilai rata-rata kelas 63,17 pada pertemuan pertama belum
mencapai ketuntasan yang sesuai harapan yaitu rata-rata kelas harus mencapai 70
mengenai materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan
cara panjang sehingga perlu dilanjutkan dengan siklus II.
Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya nilai
KKM yaitu nilai 60 atau lebih serta tercapainya nilai rata-rata kelas yaitu 70 atau
lebih pada materi yang diajarkan yaitu pengurangan bilangan dua angka dengan cara
panjang dan cara pendek. Dari hal tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan
media benda konkret untuk materi pengurangan bilangan dua angka dengan cara
pendek sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pada siklus I untuk materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang belum
mencapai kriteria yang diharapkan. Maka dari itu sesuai dengan indikator pencapaian
yang telah dibuat akan dilanjutkan pada siklus II dengan target rata-rata kelas diatas
70 untuk materi pengurangan bilangan dua angka dengan cara panjang.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari pembelajaran materi pengurangan bilangan dua angka
melalui observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan yang terlampir pada lampiran 4
dan 5, pembelajaran matematika telah menunjukkan peningkatan pada aktivitas dan
keaktifan siswa yaitu pada pengurangan dua angka tanpa teknik memimjam dengan
cara pendek. Perubahan menjadi lebih baik dikarenakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan
cara pendek sudah menggunakan media benda konkret dengan baik serta
menggunakan langkah-langkah yang tepat, hal tersebut membuat siswa lebih mudah
memahami materi, karena siswa belajar dengan cara yang menyenangkan dan
menarik. Selain itu siswa juga ikut aktif dalam pembelajaran dengan melihat secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
langsung apa yang dipelajari dengan menggunakan benda konkret atau benda asli.
Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian penggunaan media benda konkret dalam
pembelajaran matematika mengenai berhitung pengurangan dua angka dengan cara
pendek.
Untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang belum menunjukkan perubahan yang berarti, hal tersebut akan dituntaskan
pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Berdasarkan kegiatan siklus I belum tuntasnya
pembelajaran matematika pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang dikarenakan siswa belum memamahami hubungan penggunaan
media benda konkret dalam berhitung pengurangan cara panjang dan siswa masih
belum mengenl operasi penggurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang. Siswa memerlukan waktu untuk memahamai materi dan lebih
mengenal pengurangan dengan cara panjang. Guru harus menggunakan langkah-
langkah yang mudah dipahami oleh siswa pada pembelajaran siklus II karena materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang
memerlukan pemahaman materi lebih banyak dibandingkan dengan materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara pendek. Hal
tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertemuan : I (satu)
Indikator : Pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang.
Media : Benda konkret berupa sedotan dan kelereng.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung siswa cukup
aktif memperhatikan penjelasan guru, namun beberapa siswa masih belum
mendalami materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan
cara panjang karena masih baru mengenal cara tersebut. Hal ini dikarenakan masih
ada beberapa siswa yang belum mengetahui cara menggunakan media benda konkret
berupa sedotan kelereng, batu kerikil, sedotan dan permen dengan tepat.
Kemampuan pemahaman siswa dikatakan baik untuk materi pengurangan bilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara pendek, sehingga hasil belajar siswa
pada pertemuan ke-1 materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang belum menunjukkan perubahan yang berarti, karena nilai rata-
ratanya kelas baru mencapai 63,17 dan siswa yang memperoleh nilai > 60 adalah 13
siswa (53%) dari 23 siswa.
Tabel 3. Daftar nilai kemampuan berhitung siswa pada pertemuan ke-1 siklus I
No Nilai No Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
75
65
55
57
59
60
70
75
59
14
15
16
17
18
19
20
21
22
58
57
56
68
72
65
50
70
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
10
11
12
13
40
75
42
70
23
75
Nilai rata-rata 63,17
Pembelajaran berhitung pengurangan berhasil apabila nilai rata-rata kelas lebih dari
70 dan siswa yang memperoleh nilai > 6,0 mencapai persentase 70%. Dengan
demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 63,17 dan siswa yang memperoleh nilai
> 6,0 adalah 13 atau 53% menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan
media benda konkret yang dilakukan belum berhasil.
Pertemuan : ke -2
Indikator : Pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara
pendek.
Media : Benda konkret berupa sedotan dan kelereng
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung siswa cukup
aktif memperhatikan penjelasan guru perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran
juga meningkat. Begitu pula perasan senang saat pembelajaran matematika terlihat
pada sebagian besar siswa. Dari pemantauan hasil belajar diperoleh nilai nilai rata-
rata kelas mencapai 77,5 dan siswa yang memperoleh nilai > 60 sebanyak 19 siswa
(76%) dari 23 siswa kelas I.
Pembelajaran berhasil apabila nilai rata-rata kelas lebih dari 70 dan siswa yang
memperoleh nilai > 60 mencapai persentase 70%. Dengan demikian data nilai rata-
rata kelas yang mencapai 67,32 dan siswa yang memperoleh nilai > 60 sebanyak 19
(76%) menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan media benda konkret
yang dilakukan berhasil untuk mencapai rata-rata kelas lebih dari 70. Daftar nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Daftar nilai kemampuan berhitung siswa pada pertemuan ke-2 siklus I
No Nilai No Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
75
65
50
60
60
60
75
80
60
50
75
50
70
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
60
60
60
70
70
60
50
75
75
80
Nilai rata-rata 77,5
Dari perhitungan rata-rata kelas dan jumlah siswa yang memperoleh nilai rata-rata
kelas dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret pada
siklus I dapat diketahui bahwa 1 (satu) dari 2 (dua) pertemuan telah menunjukkan
perubahan yang signifikan pada kemampuan berhitung pengurangan bilangan dua
angka siswa kelas I. Sebagai catatan, untuk siswa yang memperoleh nilai kurang dari
rata-rata kelas harus diberikan perbaikan dengan menambah waktu belajar dan
bimbingan yang intensif supaya kemampuan berhitung siswa dalam pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang dapat meningkat.
Karena dari dua pertemuan pembelajaran yang menggunakan media benda konkret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
hanya satu pembelajaran yang telah dapat menunjukkan perubahan yang signifikan
pada peningkatan nilai belajar matematika mengenai serta aktifitas siswa kelas I,
maka harus dilanjutkan pada siklus ke-2 untuk materi pengurangan bilangan dua
angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang.
2. Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu mulai 24 - 29 mei 2010 (2 kali
pertemuan). Tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret yang dilaksanakan
pada pertemuan ke-1 tentang materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik
meminjam dengan cara panjang belum berhasil. Oleh karena itu peneliti kembali
menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret untuk
mengulang pembelajaran materi pelajaran matematika yaitu dengan indikator
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang.
Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran seperti siklus I. adapun indikator
yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut :
1. Pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang.
Mengingat hasil analisis terhadap pekerjaan siswa pada siklus I tersebut sebagian
siswa masih mengalami kesalahan menjawab, maka rancangan kegiatan belajar
mengajarnya menekankan pada pemahaman penggunaan media benda konkret
sebagai alat dalam menghitung dalam pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik
meminjam dengan cara panjang. Jadi segala kegiatan ditujukan untuk memantapkan
dan memperluas pengetahuan siswa yang telah dipelajari sekaligus merupakan
pengulangan dari kegiatan pada pertemuan ke-1 siklus I.
Pembelajaran direncanakan dalam dua kali pertemuan 2 jam pelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media benda konkret sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun.
Pertemuan ke-1
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama. Guru memulai materi dengan
menjelaskan bahwa pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan
cara panjang menekankan pada dasar penjumlahan bilangan guru
mendemonstrasikan penggunaan media benda konkret untuk bilangan 15 dikurangi
10 yaitu:
15 = 10 + 5
10= 10 + 0 _
= 0 + 5 = 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 10. Pengurangan kelereng yang berjumlah 15 dikurangi 10 menjadi 5
kelereng
Siswa dengan bimbingan guru menggunakan media benda konkret sesuai dengan apa
yang diajarkan dan didemonstrasikan oleh guru kemudian siswa berlatih
menggunakan media benda konkret dengan kelompok masing-masing dengan operasi
bilangan 19 – 13 =.......
19 = 10 + 9
13 = 10 + 3 _
= 0 + 6 = 6
Siswa mengamati penjelasan dari guru kemudian siswa mencoba menggunakan
media benda konkret berupa sedotan, kelereng, batu kerikil, dan permen untuk
menghitung operasi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan
cara panjang yang menekankan asal mula bilangan yang ada pada operasi
pengurangan tersebut.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan guru membagi lembar kerja secara kelompok
untuk dikerjakan secara kelompok. Guru mengamati siswa dalam menggunakan
media benda konkret. Guru juga memberikan bimbingan pada siswa yang
membutuhkan bimbingan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Setelah selesai
mengerjakan soal-soal, kemudian guru melakukan evaluasi terhadap dengan
memberikan soal-soal berhitung pengurangan tanpa teknik meminjam dengan cara
panjang kepada masing-masing siswa. Daftar nilai dapat dilihat pada tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 5. Daftar Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Pertemuan ke-1 Siklus II
No Nilai No Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
80
70
65
68
74
71
85
90
70
67
85
52
77
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
67
69
70
80
85
70
58
80
85
90
Rata-rata 74,26
Pertemuan ke-2
Pada kegiatan awal setelah berdoa guru mengajak siswa bernyanyi lagu “satu-satu”
dan mengadakan tanya jawab tentang pelajaran kemarin sebagai apersepsi.
Langkah-langkah pembelajaranya adalah sebagai berikut :
1. Membagikan media benda konkret pada masing-masing kelompok yang terdiri
dari 4 kelompok yaitu kelompok A, B, C, D. Guru menjelaskan bahwa dasar
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dangan cara panjang
adalah dengan penjumlahan puluhan dan satuan sehingga siswa perlu
memperhatikan operasi penjumlahan puluhan dan satuan tersebut.
2. Siswa memperhatikan penggunanan media benda konkret dalam operasi
pengurangan dengan cara panjang yang didemonstrasikan guru dengan operasi
bilangan 25 – 10 =........
25 = 20 + 5
10= 10 + 0 _
10 + 5 = 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 11. Pengurangan kelereng 25 dikurangi 10 kelereng menjadi 15 kelereng
3. Guru membimbing siswa dalam kelompok ketika menggunakan media benda
konkret dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
Kegiatan tersebut agar siswa memahami betul mengenai pengurangan bilangan dua
angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang yang menggunakan dasar
penjumlahan bilangan puluhan dan satuan. Kegiatan dilanjutkan dengan membagi
lembar kerja dan siswa mengerjakan secara kelompok. Setelah selesai siswa
mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Nilai dapat dilihat pada tabel 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 6. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan ke-2 siklus II
No Nilai No Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
90
80
75
70
84
81
95
100
80
66
100
59
85
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
76
74
75
95
100
80
60
93
90
100
Rata-rata 82,95
c. Observasi
Dalam tahap ini guru kelas sekaligus peneliti melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret pada masing-
masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan hasil pembelajaran berhitung
pengurangan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada aktivitas siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran sudah meningkat, hal tersebut dapat diketahui
Penjelasan yang didapat dari lampiran 7 sebagai berikut, keaktifan siswa yang
tergolong cukup hanya satu kegiatan yaitu: Aktif mengerjakan tugas individu.
Keaktifan siswa yang tergolong aktif yaitu: (1) aktif dalam memperhatikan penjelasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dari guru dalam, (2) Aktif menggunakan media benda konkret, (3) Aktif menjawab
pertanyaan guru, (4) rasa ingin tahu dan keberanian siswa, (5) keaktifan dan inisiatif
siswa (6) aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang didapat dari lampiran 6 untuk aktifitas guru yang
tergolong cukup yaitu: (1) menggunakan waktu sesuai perencanan, (2) mwmotivasi
individu, (3) memberikan tindak lanjut. Sedangkan untuk aktivitas guru yang
tergolong aktif yaitu: (1) memberikan informasi secara tepat, (2) menggunakan media
benda konkret,(3) menggunakan berbagai sumber,(4) penuh perhatian terhadap siwa,
(5) memotivasi kerja kelompok, (6) menggunakan multi metode, (7) melakukan
proses observasi, (8) melakukan penilaian proses tanya jawab, (9) melakukan
penilaain hasil belajar/tes formatif
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II dengan menerapkan penggunaan media
benda konkret pada pembelajaran matematika dengan diperoleh peningkatan
aktivitas siswa yang signifikan serta diperoleh data hasil penilaian kemampuan siswa
kelas I SD Negeri 2 Ngrandu yang terdapat pada lampiran 10 halaman. Berdasarkan
lampiran 10 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 7.
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai matematika Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu pada
Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 91 – 100 4 17,39 % Istimewa
2 81 – 90 6 26,08 % Baik sekali
3 71 – 80 8 34,78% Baik
4 61 – 70 3 13 % Cukup
5 51 – 60 2 8,67 % Hampir cukup
6 41 – 50 0 0 % Kurang
7 31 – 40 0 0 % Kurang sekali
8 21 – 30 0 0 % Sangat kurang sekali
Jumlah 23 100 % -
Rata-rata 78,82 - Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, maka
didapat hasil keseluruhan nilai siswa di atas 6.0 sebanyak 4 siswa memperoleh
kategori istimewa atau 17,39% dari jumlah siswa keseluruhan, 6 siswa mendapat
kategori baik sekali atau 26,09 % dari jumlah siswa keseluruhan, 8 siswa mendapat
kategori baik atau 34,7% dari jumlah siswa keseluruhan, 3 siswa yang memperoleh
kategori cukup atau 13 % dari jumlah siswa keseluruhan, 2 siswa kategori nilai
hampir cukup atau 8,67% dari jumlah siswa keseluruhan, untuk nilai kurang, nilai
kurang sekali dan sangat kurang sekali sudah tidak ada.
Data pada tabel 7 dapat digambarkan dalam bentuk grafik pada
gambar 12.
Gambar 12. Grafik Nilai kemampuan berhitung Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
pada siklus II
Pelaksanaan pada siklus dua ini dicapai nilai rata-rata kelas 78,86 tentang
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang. Pada
pertemuan I nilai rata-rata kelas 74,26 dan pada pertemuan ke II dengan rata-rata
kelas mencapai 82,95. Dari kedua pertemuan diperoleh rata-rata kelas keseluruhan
yaitu 78,82.
Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya KKM yaitu nilai 60 atau bahkan
lebih, serta tercapainya nilai rata-rata kelas yaitu 70 pada materi pengurangan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
0 0 0
2
3
8
6
4 Fre
ku
ensi
Nil
ai
Nilai Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang. Keseluruhan data
yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan
sebagai bahan masukan untuk menganalisis perkembangan kemampuan siswa pada
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang.
d. Refleksi
Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media benda konkret pada siklus II, secara umum telah menunjukkan
perubahan yang signifikan, dimana aktivitas atau partisipasi siswa dalam
pembelajaran meningkat, mereka lebih banyak memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif dalam menggunakan media.
Pemahaman pada kemampuan berhitung pengurangan lebih meningkat, yang
tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran
yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan.
Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa pertemuan pertama mencapai
nilai rata-rata kelas 74,26 dan siswa yang memperoleh
nilai > 6,0 sebanyak 21 siswa (91,3%). Pertemuan ke-2 nilai rata-rata kelas mencapai
82,95 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai > 6,0 sebanyak 21 siswa (91,3%).
Dari kedua pertemuan tersebut diperoleh rata-rata kelas 78,82 dengan jumlah siswa
yang mendapat nilai > 6,0 sebanyak 21 siswa.
Dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila
partisipasi siswa dalam pembelajaran berhitung pengurangan bilangan dua angka
tanpa teknik meminjam dengan cara panjang meningkat. Selain itu hasil yang dicapai
siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas diatas 7.00 dan
persentase siswa yang memperoleh nilai > 6,0 mencapai 70% atau sejumlah 18 siswa.
Atas dasar ketentuan hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka
pembelajaran melalui media benda konkret dilaksanakan pada siklus II dikatakan
berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus
tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan kemampuan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
mendapatkan di bawah rata-rata kelas khususnya kepada dua siswa yang
berkebutuhan khusus dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh
nilai di atas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Selain aktivitas juga diperoleh
peningkatan kemampuan berhitung pengurangan dengan media benda konkret pada
siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
Peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II
No
. Aspek yang diamati
Siklus 1 Siklus 2
Kuran
g
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Kuran
g
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Skor 1 Skor 2 Skor
3 Skor 1 Skor 2
Skor
3
1 Aktif memperhatikan
penjelasan guru
2 Aktif menggunakan media
benda konkret
3 Aktif menjawab pertanyaan
guru
4 Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa
5 Keaktifan dan inisiatif siswa
6 Aktif mengerjakan tugas
individu
7 Aktif mengerjakan tugas-
tugas kelompok
Jumlah 16 19
Rata-rata 2,28 2,71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dilihat dari tabel 8 halaman 62 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus 1
dan siklus 2. Pada siklus 1 keaktifan siswa dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,28
sedangkan pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,71 dengan demikian
maka keaktifan dalam pembelajaran siswa sudah ada peningkatan kenaikan aktifitas
dengan tercapainya nilai rata-rata 2,71.
Dilihat dari tabel 8 diperoleh 7 anak dengan kriteria baik dan 13 anak dengan kriteria
cukup serta 3 anak dengan kriteria kurang rata-rata untuk siklus I. Pada siklus II
diperoleh 13 anak dengan kriteria baik dan 10 anak dengan kriteria cukup serta rata-
rata 2,9. Dilihat dari tabel 9. Dengan demikian maka keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika berhitung pengurangan sudah ada peningkatan kenaikan.
Setelah dilaksanakan penilaian keaktifan siswa maka keaktifan guru dalam
melaksanakan pembelajaran juga dinilai dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Aktifitas guru dalam pembelajaran siklus I dan siklus II
N
o. Aspek yang diamati
Siklus 1 Siklus 2
Kuran
g
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Kuran
g
Aktif
Cukup
Aktif Aktif
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Memberikan informasi secara
tepat
2 Menggunakan media benda
konkret
3 Menggunakan berbagai sumber
4 Menggunakan waktu secara tepat
sesuai perencanaan
5 Penuh perhatian terhadap siswa
6 Memotivasi individu
7 Memotivasi kerja kelompok
8 Menggunakan multi metode
9 Melakukan penilaian proses
observasi
10 Melakukan penilaian proses tanya
jawab
11 Melakukan penilaian hasil belajar /
tes formatif
12 Memberikan tindak lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Jumlah 27 33
Rata-rata 2,25 2,75
Dilihat dari tabel 9 halaman 63 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus 1
dan siklus 2. Pada siklus 1 keaktifan guru dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,25
sedangkan pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata mencapai 2,75, dengan demikian
maka keaktifan dalam pembelajaran guru sudah ada peningkatan kenaikan aktifitas
dengan tercapainya nilai rata-rata 2,75
Dari tabel 8 dan 9 halaman 62 dan 63 maka dapat diketahui peningkatan aktifitas
siswa dan guru dalam pembelajaran antara lain:
1. Peningkatan aktifitas siswa:
a. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa lebih aktif menggunakan media benda konkret.
c. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru.
d. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya.
e. Keaktifan dan inisiatif siswa semakin.
f. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok.
Aktifitas siswa yang belum meningkat yaitu: Mengerjakan tugas individu
2. Peningkatan aktivitas guru:
a. Guru lebih aktif memberikan informasi secara tepat.
b. Guru lebih aktif menggunakan media benda konkret.
c. Guru lebih aktif menggunakan berbagai sumber.
d. Penuh perhatian terhadap siswa.
e. Guru lebih aktif memotivasi kerja kelompok.
f. Guru lebih aktif menggunakan multi metode.
g. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses observasi.
h. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses tanya jawab,
i. Guru lebih aktif melakukan tes hasil belajar/tes formatif.
Aktifitas guru yang belum meningkat yaitu: (1) menggunakan waktu secara tepat
sesuai perencanaan, (2) memotivasi individu, (3) memberikan tindak lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dari lampiran 4 dan 6 serta tabel 8 di atas, maka dapat diketahui peningkatan
aktifitas siswa dalam pembelajaran antara lain:
3. Peningkatan aktivitas siswa:
a. Aktif memperhatikan penjelasan guru.
b. Aktif menjawab pertanyaan guru.
c. Kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran.
d. Rasa ingin tahu siswa meningkat.
e. Keaktifan dalam kelompok.
Peningkatan kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I dapat dilihat dengan
adanya peningkatan persentase siswa memperoleh nilai di atas 60 serta tercapainya
nilai rata-rata kelas 70 atau lebih seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi nilai
kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I kelas I SD Negeri 2 Ngrandu
sebelum tindakan, sesudah tindakan siklus I, dan sesudah tindakan siklus II.
Secara lebih rinci perkembangan kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I
SD Negeri 2 Ngrandu dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas Mata Pelajaran Sebelum, Sesudah
Tindakan Siklus I dan Siklus II.
Materi matematika
Rata-rata Nilai
No Sebelum Siklus I Siklus II
1 Pengurangan bilangan dua
angka tanpa teknik
meminjam dengan cara
panjang dan pendek
52,24 64,21 78,82
Berdasarkan tabel 10 dapat dibuat grafik nilai siswa sebelum tindakan, siklus I, siklus
II sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 13. Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda
konkret yang dilaksanakan pada siklus I sudah memperlihatkan peningkatan
kemampuan siswa pada pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang dan cara pendek. Hal ini secara klasikal dibuktikan dengan
perolehan nilai rata-rata kelas diatas jumlah yang diharapkan yaitu 64,21 sehingga
perlu dilanjutkan pada siklus II. Untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang secara klasikal dilihat dari nilai rata-rata kelas
belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan berhitung pengurangan
dengan cara panjang. Meskipun peningkatan tersebut belum berhasil sesuai dengan
indikator pencapaian dalam penelitian ini, siklus I dikatakan berhasil untuk materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara pendek.
Dengan demikian penelitian dilanjutkan pada siklus II untuk materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang.
Setelah dilaksanakan tindakan untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa
teknik meminjam dengan cara panjang pada siklus II yang menekankan pada
pemahaman cara melakukan operasi hitung selama dua kali pertemuan, terlihat
adanya peningkatan kemampuan berhitung pengurangan dibandingkan dengan
siklus I.
Dari tabel 10 di atas pembelajaran melalui media benda konkret yang dilaksanakan
pada siklus II untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam
dengan cara panjang dinyatakan berhasil, karena secara klasikal diperoleh rata-rata
kelas 74,26 untuk pertemuan I, dan rata-rata kelas 82,95 pada pertemuan II, dan 78,82
untuk rata-rata keseluruhan pertemuan pada siklus II.
Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa peningkatan kemampuan berhitung pengurangan siswa kelas I dapat
dilakukan melalui media benda konkret. Hal ini nampak jelas dengan adanya
peningkatan aktifitas siswa, dan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus
sebagaimana terlihat pada tabel 9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media benda konkret dapat meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 68
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus
selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media
benda konkret dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas I SD Negeri 2
Ngrandu Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan menghitung pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik
meminjam dengan ditandai meningkatnya hasil belajar Matematika untuk materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang
dan cara pendek yang nilai rata-rata siswa mencapai 64,21 dengan persentase
siswa yang mencapai nilai di atas 6.0 sebanyak 53,7%. Namun untuk Materi
pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang
nilai rata-rata baru mencapai 63,17 dengan persentase siswa memperoleh nilai
diatas 6.0 sebanyak 13 siswa atau 56,52 % sehingga untuk materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang harus diulang
pada siklus II. Hasil pada siklus II telah menunjukkan peningkatan yang cukup
berarti, semula nilai rata-rata pada siklus I 64,21 dengan persentase siswa yang
mendapat nilai diatas 6,0 hanya 53,7% pada akhir siklus II nilai rata-rata
mencapai 82,95 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 6,0
sebanyak 91,25%.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
2 siklus selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan pada siklus I dan
2 kali pertemuan pada siklus II tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan
telah terbukti kebenarannya, artinya bahwa ternyata dengan menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
matematika dapat meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dalam
pembelajaran matematika pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngrandu tahun pelajaran
2009/2010. Dengan demikian pembelajaran Matematika dengan menggunakan media
benda konkret dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pembelajaran matematika di
kelas I sehingga kemampuan berhitung dapat meningkat.
B. Implikasi
Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran
Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 (dua) siklus. Siklus I dilaksanakan
selama 2 (dua) minggu untuk materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik
meminjam dengan cara panjang dan cara pendek, sedangkan siklus II dilaksanakan
selama 1(satu) minggu untuk mengulang satu materi yaitu pengurangan bilangan dua
angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang yang belum berhasil pada siklus I.
Dalam setiap tindakan atau siklus tediri dari 4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang.
Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan. Perencanaan
ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya
terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan yang satu ke
pertemuan yang lain dalam satu siklus pertama sampai kedua.
Berdasarkan kreteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan
pada bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk membantu guru dalam
menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu perlu penelitian lanjut tentang
upaya guru mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret pada hakikatnya layak
digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan berhitung siswa,
yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media benda konkret
harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru
sangat diperlukan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi ini antara lain :
1. Bagi Guru
Peneliti menyarankan kepada para guru untuk mempertimbangkan menggunakan
media benda konkret dalam pembelajaran matematika pada materi pengurangan
bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara pendek dan cara panjang
pada Sekolah Dasar.
2. Bagi Siswa
Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan penggunaan media
benda konkret dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru serta
meningkatkan usaha belajar sehingga kemampuan berhitung pengurangan pada
pembelajaran matematika dapat tercapai dengan baik.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penyediaan media benda konkret sebagai media alternatif
materi berhitung pengurangan pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA