perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil...

59
UJI TOKSISITAS KOMPONEN BIOAKTIF HASIL PARTISI EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP Artemia salina Leach. SEBAGAI KANDIDAT ANTIKANKER Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: Rumiyati NIM. M0408083 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

UJI TOKSISITAS KOMPONEN BIOAKTIF HASIL PARTISI EKSTRAK

DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP Artemia salina

Leach. SEBAGAI KANDIDAT ANTIKANKER

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh:

Rumiyati

NIM. M0408083

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya

sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka

gelar kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan /atau dicabut.

Surakarta, September 2012

Rumiyati

NIM. M0408083

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

iv

UJI TOKSISITAS KOMPONEN BIOAKTIF HASIL PARTISI EKSTRAK

DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP Artemia salina

Leach. SEBAGAI KANDIDAT ANTIKANKER

Rumiyati Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

ABSTRAK

Kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia. Pengobatan

konvensional yang umum dilakukan pada penyakit kanker dapat menimbulkan

efek samping. Salah satu alternatif pengobatan yang dilakukan adalah penggunaan

bahan alam yang berkhasiat memberikan efek antikanker. Tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai skrining awal untuk mengetahui efek toksisitas dari senyawa

bioaktif daun Persea americana Mill. terhadap hewan uji Artemia salina Leach.

sehingga bisa dikembangkan untuk pengobatan antikanker.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dengan

menggunakan pelarut kloroform dan metanol, kemudian setelah dilakukan uji

toksisitas dan diperoleh ekstrak yang lebih aktif yaitu ekstrak metanol selanjutnya

dilakukan pemisahan senyawa dengan melakukan partisi. Partisi dilakukan

dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan

diperoleh komponen larut etil asetat dan komponen tidak larut etil asetat. Uji

toksisitas dengan metode BST dilakukan dengan memasukkan sepuluh larva

Artemia salina Leach. ke dalam flakon berisi sampel uji. Persen kematian larva

A. salina Leach dihitung 24 jam setelah pemberian seri kadar sampel uji,

kemudian dibuat persamaan regresi liniernya untuk menentukan nilai LC50.

Hasil uji menunjukkan bahwa komponen larut etil asetat daun alpukat

merupakan komponen yang paling toksik karena mempunyai nilai persentase

kematian terbesar pada semua seri konsentrasi yang diujikan dengan nilai LC50

sebesar 5,48 μg/ml. Komponen larut etil asetat sebagai komponen teraktif

diidentifikasi golongan senyawa kimianya dengan metode Kromatografi Lapis

Tipis (KLT). Hasil deteksi menunjukkan bahwa komponen larut etil asetat

memiliki kandungan senyawa flavonoid dengan nilai Rf = 0,14; 0,36; 0,43; 0,66;

0,74; 0,81 dan 0,86.

Kata kunci: Persea americana Mill., toksisitas, Artemia salina Leach. dan

antikanker.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

v

TOXICITY TEST OF PARTITION BIOACTIVE COMPONENTS FROM

AVOCADO (Persea americana Mill.) LEAVES AGAINST Artemia salina

Leach. AS A CANDIDATE ANTICANCER

Rumiyati Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,

Sebelas Maret University, Surakarta.

ABSTRACT

Cancer is the leading cause of death in the world. Conventional treatment

generally performed at a cancer can cause side effects. One alternative treatment

that we can do is use natural material that have efficacious anticancer effect. The

purpose of this study were as initial screening to determine the toxicity effects of

bioactive compounds of leaves Persea americana Mill. against Artemia salina

Leach. so that it can be developed for anticancer treatment.

Extraction was done with maceration method use a solvent of chloroform

and metanol, and then after toxicity test and obtained a more active extracts are

then performed the separation of the metanol extract of the compound by the

partition. Partitioning was done with centrifuged use ethyl acetate in a way that

would be obtained soluble component of ethyl acetate and ethyl acetate insoluble

component. Toxicity test with BST method has been done by including ten larva

Artemia salina Leach. into flacon contain test sampel. Death percentage of A.

salina larva was counted 24 hours after giving of test sampel rate series, then

made equation of linear regresion to determine values of LC50.

The result of the toxicity test showed that ethyl acetate soluble components

of avocado leaves is the component that has the highest toxic because it has the

biggest percentage of death for all of the consentration series that has been

experimented with values of LC50 = 5,48 μg/ml. Ethyl acetate soluble component

as the most active fraction is identified its chemical compound with Thin Layer

Chromatography (TLC). The detection result showed that ethyl acetate soluble

component has flavonoid compound by Rf = 0,14; 0,36; 0,43; 0,66; 0,74; 0,81 dan

0,86.

Keywords: Persea americana Mill., toxicity, Artemia salina Leach. And

anticancer.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

vi

MOTTO

Satu hal yang membuat kita dewasa adalah masalah Satu hal yang membuat kita maju adalah usaha Satu hal yang membuat kita semangat adalah harapan Harapan itu selalu ada, Maka tiada alasan untuk berputus asa dari Rahmat Allah SWT

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS Al Insyirah (94):5-6).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tuaku yang kucintai : Bapak

Warno Mulyono dan Ibu Rajinem, yang selalu

mendukungku dalam diamnya.

2. Kakak dan adikku yang selalu memberikan

semangat.

3. Bu Okid dan Bu Estu yang telah sabar

membimbing.

4. Sahabat-sahabat dan orang-orang terdekatku

yang selalu menemani.

5. Semua teman–teman di Biologi 2008

6. Almamater yang kubanggakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah

dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Uji Toksisitas Komponen Bioaktif Hasil Partisi Ekstrak

Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Artemia salina Leach. sebagai

Kandidat Antikanker”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar kesarjanaan strata 1 (S1) di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam melakukan penelitian maupun penyusunan skripsi ini penulis telah

mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tuaku, yang selalu memberikan semangat, inspirasi dan doa yang

tulus, kakak dan adikku yang selalu aku cintai, terima kasih atas dukungannya.

2. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., PhD. selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS Surakarta

3. Dr. Agung Budiharjo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS Surakarta

4. Widya Mudyantini, M.Si. selaku pembimbing akademik serta Koordinator

Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS

Surakarta

5. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S. selaku dosen pembimbing pertama,

terima kasih atas arahan, bimbingan dan waktu diskusi yang telah diberikan

mulai dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

6. Estu Retnaningtyas N, S.TP.,M.Si. selaku dosen pembimbing kedua, terima

kasih atas koreksi dan bimbingan yang telah diberikan mulai dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

ix

7. Dra. Marti Harini, M. Si. selaku dosen penelaah pertama, terima kasih atas

masukan yang telah diberikan untuk perbaikan.

8. Ari Pitoyo, M.Sc. selaku dosen penelaah kedua, terima kasih atas masukan

yang telah diberikan untuk perbaikan.

9. Dosen-dosen di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam UNS Surakarta, atas ilmu dan nasehat yang telah diberikan selama

perkuliahan.

10. Terima kasih, untuk sahabat-sahabatku terima kasih telah menjadi

penyemangat ku sampai selesainya skripsi ini. Teman-temanku Keluarga

Biologi 2008 dan semua yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu terima

kasih atas persahabatan dan dukungan yang telah diberikan pada ku.

Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak

keterbatasan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, September 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

PENGESAHAN ............................................................................................ ii

PERNYATAAN............................................................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................. v

MOTTO ........................................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 5

A. Tinjauan pustaka........................................................................... 5

1. Alpukat (Persea americana Mill.) ........................................... 5

2. Ekstraksi ................................................................................... 7

3. Toksisitas .................................................................................. 8

4. Brine Shrimp Test (BST) .......................................................... 10

5. Artemia salina Leach. ............................................................... 11

6. Kromatografi Lapis tipis (KLT) ............................................... 13

7. Deteksi Golongan Senyawa ...................................................... 14

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 16

C. Hipotesis ....................................................................................... 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

xi

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 19

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 19

B. Bahan Penelitian ........................................................................... 19

1. Bahan Utama ............................................................................ 19

2. Bahan untuk pemisahan komponen bioaktif ............................ 19

3. Bahan untuk kromatografi lapis tipis ....................................... 19

4. Bahan untuk uji BST ................................................................ 19

5. Bahan untuk penentuan golongan senyawa .............................. 20

C. Alat Penelitian .............................................................................. 20

1. Alat untuk pemisahan komponen bioaktif ................................ 20

2. Alat untuk uji toksisitas ............................................................ 20

3. Alat untuk kromatografi lapis tipis ........................................... 20

D. Cara Kerja Penelitian.................................................................... 21

1. Persiapan sampel ...................................................................... 21

a. Pengambilan sampel ........................................................... 21

b. Pengeringan dan pembuatan serbuk .................................... 21

2. Pemisahan komponen bioaktif ................................................. 22

a. Ekstraksi .............................................................................. 22

b. Partisi .................................................................................. 24

c. Uji toksisitas dengan metode BST ...................................... 24

d. Penentuan konsentrasi kematian larva Artemia salina L. ... 26

e. Pembuatan pereaksi semprot deteksi golongan senyawa .... 26

f. Penentuan golongan senyawa aktif ..................................... 27

E. Analisis Data ................................................................................. 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29

A. Deteksi kandungan kimia ekstrak................................................. 29

B. Uji toksisitas ekstrak ..................................................................... 31

C. Partisi dan uji toksisitas ekstrak teraktif ....................................... 32

D. Deteksi golongan senyawa fraksi teraktif .................................... 36

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 44

A. Kesimpulan ................................................................................... 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

xii

B. Saran ............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 45

LAMPIRAN .................................................................................................. 50

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil uji toksisitas ekstrak kloroform dan metanol daun

Alpukat terhadap A. salina ...........................................................................

31

Tabel 2. Hasil uji toksisitas komponen larut etil asetat dan

komponen tidak larut etil asetat ekstrak metanol daun

alpukat terhadap A. salina .......................……….............

34

Tabel 3. Hasil uji KLT komponen larut etil asetat ekstrak metanol

daun alpukat dengan berbagai pereaksi penampak bercak.....

37

Tabel 4. Hasil uji kandungan senyawa komponen larut etil asetat

ekstrak metanol daun Alpukat ...............................................

38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) ...................................................... 5

Gambar 2. Struktur flavonoid ......................................................................................... 7

Gambar 3. Mekanisme flavonoid sebagai antikanker ..................................................... 10

Gambar 4. Artemia salina Leach .................................................................................... 11

Gambar 5. Siklus hidup Artemia salina Leach ............................................................... 13

Gambar 6. Kerangka pemikiran uji toksisitas hasil partisi ekstrak

daun P. americana Mill. Terhadap A.salina Leach ......................................

17

Gambar 7. Profil kromatogram ekstrak kloroform dan metanol daun

alpukat dengan deteksi (A) UV254, (B) UV366, (C)

serium (IV) sulfat .........................................................................................

29

Gambar 8. Profil kromatogram komponen larut etil asetat dan tidak

larut etil asetat ekstrak metanol daun Alpukat dengan

deteksi (A) UV254, (B) UV366, (C) serium (IV) sulfat ...................................

33

Gambar 9. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas komponen larut

etil asetat ekstrak metanol daun Alpukat terhadap A.

salina bagian I, II dan III ..............................................................................

35

Gambar 10. Profil kromatogram komponen larut etil asetat daun Alpukat

dengan berbagai pereaksi penampak bercak. (A) sinar

tampak, (B) UV254, (C) UV366, (D) Serium (IV) Sulfat, (E)

FeCl3, (F) Dragendorff, dan (G) Libermann Burchard .....................................

37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan kadar dosis ................................................................................ 50

Lampiran 2. Hasil uji toksisitas ekstrak kloroform terhadap

A.salina .........................................................................................................

52

Lampiran 3. Hasil uji toksisitas ekstrak metanol terhadap A.salina .................................. 54

Lampiran 4. Hasil uji toksisitas fraksi larut etil asetat terhadap

A.salina .........................................................................................................

56

Lampiran 5. Hasil uji toksisitas fraksi tidak larut etil asetat terhadap

A.salina .........................................................................................................

58

Lampiran 6. Persamaan regresi linier dan perhitungan nilai LC50

fraksi teraktif .................................................................................................

60

Lampiran 7. Tabel probit berdasarkan presentase kematian ............................................. 62

Lampiran 8. Daftar riwayat hidup ..................................................................................... 63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang

tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

biologis lainnya baik dengan pertumbuhan jaringan bersebelahan (invasi) atau

dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastate). Menurut Badan Kesehatan

Dunia (WHO) Kanker merupakan penyebab utama kematian dan menyumbang

7,6 juta (sekitar 13%) kematian di dunia pada tahun 2008. Pada negara

berkembang kasus kematian akibat kanker mencapai 20%, sedangkan pada negara

maju mencapai 9% kasus kematian yang diakibatkan oleh penyakit kanker. Setiap

11 menit terdapat satu penduduk dunia meninggal karena kanker dan setiap 3

menit terdapat satu penderita kanker baru. Tingkat kematian yang disebabkan

kanker diperkirakan akan semakin meningkat hingga 11 juta kematian pada tahun

2030 (WHO, 2011). Berdasarkan data Globocan, IARC (International Agency for

Research on Cancer) pada tahun 2008, kanker paru-paru menempati posisi

pertama kematian dari semua jenis kanker pada laki-laki, sedangkan pada

perempuan urutan pertama ditempati oleh kanker payudara (IARC, 2008).

Pengobatan konvensional yang umum dilakukan pada penyakit kanker

antara lain dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi (Hawariah, 1998).

Namun, terapi kanker secara pembedahan tidak dapat dilakukan khususnya pada

sel kanker yang telah menyebar (metastasis), sementara pengobatan kemoterapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

2

dan radiasi dapat menimbulkan efek samping meskipun pengobatan kemoterapi

mampu mengeluarkan keseluruhan tumor (Hawariah, 1998).

Salah satu alternatif pengobatan yang dilakukan adalah penggunaan

bahan alam yang berkhasiat memberikan efek antikanker. Penggunaan tanaman

obat untuk terapi biologis kanker telah banyak diteliti dalam dekade terakhir ini.

Diharapkan dari banyaknya penelitian terhadap tanaman obat akan ditemukan

berbagai obat antikanker baru yang aman, efektif, dan efisien. Vinkristin dan

vinblastin merupan beberapa antikanker yang dikembangkan dari senyawa alam

tumbuhan.

Salah satu jenis tanaman yang bermanfaat sebagai obat adalah

Persea americana Mill. (alpukat). Dalam daun alpukat berdasarkan suatu

penelitian diketahui mengandung beberapa senyawa penting yaitu flavonoid,

alkaloid dan saponin. Salah satu senyawa yang berperan sebagai agen antikanker

adalah flavonoid yang merupakan senyawa polifenol (Shish et al., 2002 dalam

Srisadono, 2008). Berdasarkan penelitian Nurhayati et al. (2006) diketahui bahwa

senyawa flavonoid yang terkandung dalam Eucheuma alvarezii terbukti memiliki

aktivitas antikanker, dengan nilai LC50 ekstrak E. alvarezii yang terlarut dalam

metanol mencapai 23,335 μg/ml, sedangkan LC50 dari ekstrak E. alvarezii yang

terlarut dalam kloroform adalah 89,743 μg/ml. Penelitian yang dilakukan Rolliana

(2010), menunjukkan bahwa kandungan flavonoid pada ekstrak etanol daun

kamboja (Plumeria alba) memiliki aktivitas antikanker yang menunjukkan harga

LC50 adalah 132.340 μg/ml. Apabila nilai LC50 kurang dari 1000 μg/ml maka

senyawa tersebut bersifat toksik. Sedangkan, berdasarkan penelitian terdahulu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

3

diketahui bahwa daun alpukat memiliki kandungan flavonoid antara lain

quercetin, rutin, luteolin, apigenin, dan isorhamnetin (Owolabi, et al., 2010). Oleh

karena itu, senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun alpukat dimungkinkan

memiliki potensi sebagai antikanker pula.

Senyawa dari suatu tanaman dapat dikatakan berpotensi sebagai

antikanker apabila memiliki sifat toksik terhadap sel (sitotoksik) sehingga

senyawa toksik mempunyai korelasi terhadap uji sitotoksik. Berdasarkan hal

tersebut diatas maka perlu dilakukan suatu uji pendahuluan untuk mengetahui

toksisitas dari daun alpukat (P. americana Mill.). Uji pendahuluan yang umum

digunakan untuk uji toksisitas adalah uji Brine Shrimp Test (BST). Metode ini

didasarkan pada bahan senyawa aktif dari tumbuhan yang bersifat toksik terhadap

larva Artemia salina Leach. sehingga dapat digunakan sebagai uji praskrining

aktivitas antikanker (Meyer et al, 1982 dalam Sukandar et al, 2007).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efek toksisitas

dari komponen bioaktif daun alpukat (P. americana Mill.) terhadap pertumbuhan

Artemia salina Leach. sebagai skrining awal pencarian senyawa antikanker yang

dapat dikembangkan sebagai pengobatan kanker.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Berapakah nilai LC50 dari pengujian efek toksisitas komponen bioaktif daun

alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Artemia salina Leach.?

2. Bagaimana profil kandungan senyawa bioaktif hasil partisi ekstrak daun

alpukat (Persea americana Mill.) yang mempunyai potensi antikanker?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai

berikut :

1. Menentukan nilai LC50 dari pengujian efek toksisitas komponen bioaktif

daun alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Artemia salina Leach.

2. Mengetahui profil kandungan senyawa bioaktif hasil partisi ekstrak daun

alpukat (Persea americana Mill.) yang mempunyai potensi antikanker.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Dapat menambah informasi ilmiah dan pengetahuan terutama dalam

eksplorasi dan penemuan senyawa bioaktif dari bahan alam sebagai

kandidat antikanker.

2. Dapat memperoleh komponen bioaktif yang mempunyai potensi

antikanker dan mengetahui profil kromatografi lapis tipisnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Alpukat (Persea americana Mill.)

a. Klasifikasi Alpukat

Divisi : Spermathophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonea

Bangsa : Polycarpicae (Ranales atau Ranunculales)

Suku : Lauraceae

Marga : Persea

Spesies : Persea americana Mill.

(Tjitrosoepomo, 1988)

Gambar 1. Daun alpukat (Persea americana Mill.) (USDA, 2009)

b. Nama Daerah

Dalam perkembangannya nama alpukat amat beragam di berbagai

negara atau daerah, antara lain advocaat (Belanda), avocet (Prancis),

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

6

ahuaca-te atau aguacate (Spanyol), dan avocado (Inggris). Di Indonesia

nama alpukat mempunyai beberapa nama daerah, seperti alpuket atau

alpukat (Jawa Barat), alpokat (Jawa Tengah dan Jawa Timur) (Rukmana,

1997).

c. Morfologi Tanaman

Pohon tinggi 3 m sampai 10 m, ranting teguh berambat halus.

Daun berdesakan di ujung ranting, bundar telur atau jorong, menjangat,

mula-mula merambat pada kedua belah permukaannya, lama-lama

menjadi licin, panjang 10 cm sampai 20 cm, lebar 3 cm sampai 10 cm,

panjang tangkai 1,5 cm sampai 5 cm. Perbungaan berupa malai terletak

dekat ujung, ranting berbunga banyak. Tenda bunga bergaris tengah 1 cm

sampai 1,5 cm, luruh, warna putih kekuningan, berambut halus. Benang

sari 12, dalam 4 karangan, yang paling dalam tidak berfungsi dan

berwarna jingga sampai coklat. Buah berbentuk bola lampu sampai bola

telur, panjang 5 cm sampai 20 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm tanpa sisa

bunga, warna hijau atau kuning kehijauan, berbintik-bintik ungu atau ungu

sama sekali, gundul, harum, berbiji 1 berbentuk bola, garis tengah 2,5 cm

sampai 5 cm (Rukmana, 1997).

d. Komponen Bioaktif Daun Alpukat

Daun alpukat mengandung flavonoid, alkaloid dan saponin yang

mempunyai aktivitas antibakteri dan mampu menghambat pertumbuhan

bakteri. Dalam dunia kedokteran, senyawa fenol diketahui mempunyai

efek antiseptik (Fauzia dan Larasati, 2008). Senyawa flavonoid yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

7

terkandung dalam daun alpukat antara lain quercetin, rutin, luteolin,

apigenin, dan isorhamnetin (Owolabi, et al., 2010).

Gambar 2. Struktur Flavonoid (Owolabi, et al., 2010).

Quercetin R=R2=R3=OH

Rutin R=O-glucose; R2=R3=OH

Luteolin R=H; R2=R3=OH

Isorhamnetin R= R3=OH; R2=OCH3

Apigenin R=R2=H; R3=OH (Owolabi, et al., 2010).

2. Ekstraksi

Untuk memperoleh komponen bioaktif tumbuhan dibutuhkan proses

ekstraksi. Ekstraksi adalah proses penarikan komponen/zat aktif suatu

simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi “like

dissolve like” adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan

senyawa non polar dalam pelarut non polar. Untuk memisahkan zat terlarut

tertentu atau menghilangkan komponen zat terlarut tertentu dari fasa padat,

maka fasa padat dikontakkan dengan fasa cair. Pada kontak dua fasa tersebut,

zat terlarut terdifusi dari fasa padat ke fasa cair sehingga terjadi pemisahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

8

dari komponen padat (Utami, dkk., 2009). Secara umum ekstraksi dilakukan

secara berturut-turut mulai dengan pelarut non polar (n-heksan), lalu pelarut

yang kepolarannya menengah (diklorometan atau etil asetat), kemudian

pelarut yang bersifat polar (metanol atau etanol) (Widjanarko, 2008). Metode

yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi antara lain maserasi, perkolasi

dan sokhletasi. Pemilihan ketiga metode tersebut disesuaikan dengan

kepentingan dalam memperoleh sari yang baik (Harborne, 1987). Maserasi

merupakan proses penyarian yang paling sederhana dan banyak digunakan

untuk menyari bahan obat yang berupa serbuk simplisia. Simplisia yang akan

diekstraksi ditempatkan pada wadah atau bejana yang bermulut lebar bersama

larutan penyari yang telah ditetapkan, bejana ditutup rapat kemudian dikocok

berulang–ulang sehingga memungkinkan pelarut masuk ke seluruh permukaan

simplisia dan melemahkan susunan sel sehingga zat-zat akan terlarut (Ansel,

1989).

3. Toksisitas

Toksisitas merupakan kemampuan suatu molekul atau senyawa kimia

yang dapat menimbulkan kerusakan pada bagian yang peka di dalam maupun

di bagian luar tubuh makhluk hidup (Durham, 1975). Suatu senyawa kimia

dapat dikatakan sebagai racun jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek

yang merusak. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat racun akut jika

senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam waktu singkat. Suatu

senyawa kimia disebut bersifat racun kronis jika senyawa tersebut dapat

menimbulkan efek racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

9

berulang-ulang walaupun dalam jumlah yang sedikit). Batas toksisitas dapat

diukur LD50 (LD= Lethal Dose) atau LC50 (LC= Lethal Concentration)

(Mansyur, 2002).

Adanya flavonoid dalam lingkungan sel, menyebabkan gugus OH- pada

flavonoid berikatan dengan protein integral membran sel. Hal ini

menyebabkan terbendungnya transport aktif Na+ - K

+. Transpor aktif yang

berhenti menyebabkan pemasukan ion Na+ yang tidak terkendali ke dalam sel,

hal ini menyebabkan pecahnya membran sel (Scheuer, 1994). Pecahnya

membran sel inilah yang menyebabkan kematian sel. (Nurhayati et al., 2006).

Senyawa toksik tersebut menghambat daya makan dengan cara bertindak

sebagai racun perut atau stomach poisoning, yaitu sebuah interaksi

penyerangan yang dapat membunuh suatu hewan uji dengan menyerang

sistem pencernaan. Senyawa-senyawa tersebut masuk melalui saluran

pencernaan dan menyebabkan alat pencernaan menjadi terganggu. Selain

menyerang alat pencernaan (Nguyen, dkk., 1999 dalam Krisyuninda, 2010).

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang dikenal memiliki aktivitas

antikanker. Sedikitnya terdapat 5 mekanisme aktivitas antikanker dari

polifenol: Pertama, kemampuan antioksidan dari polifenol dapat melindungi

sel dari kerusakan DNA dengan membersihkan sel dari radikal bebas

(Reactive Oxygen Species / ROS). Kedua, polifenol memodulasi protein yang

berperan dalam jalur transduksi signal. Ketiga, polifenol mengurangi aktivitas

dari tyrosine kinase receptors (PDGF-Rβ, EGF-R) yang berperan dalam

proliferasi ganas dari sel tumor. Keempat, polifenol menginduksi apoptosis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

10

pada sel tumor. Kelima, polifenol mengatasi resistensi multiobat dengan

memblok efluks P-glycoprotein (P-gp) terhadap obat-obat antikanker

(Demeule et al., 2002 dalam Srisadono, 2008).

Mekanisme flavonoid sebagai antikanker dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Mekanisme flavonoid sebagai antikanker (Demeule et al.,

2002 dalam Srisadono, 2008)

4. Brine Shrimp Test (BST)

Latha et al., (2007) menyebutkan bahwa Brine Shrimp Test (BST)

pertama kali diperkenalkan oleh Michael et al., pada tahun 1956. Metode

pengujian ini didasarkan pada bahan senyawa aktif dari tumbuhan yang

bersifat toksik dan mampu membunuh larva A. salina Leach. dan dapat

digunakan sebagai uji praskrining aktivitas antikanker.

Uji toksisitas dengan metode BST merupakan uji toksisitas akut dimana

efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat setelah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

11

pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan menentukan nilai LC50 dari aktivitas

komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu ekstrak

tanaman dikatakan toksik berdasarkan metode BST jika harga LC50 <1000

μg/ml (Widianti dan Suhardjono, 2010).

Sebagai skrining awal senyawa antikanker, metode yang digunakan

adalah metode Brine Shrimp lethaly Test (BST) dengan menggunakan

Artemia salina Leach. karena pertumbuhan sel pada kanker identik dengan

pertumbuhan Artemia salina Leach. yaitu mitosis (Kresnamurti et al., 2008).

5. Artemia salina Leach.

a. Klasifikasi

Menurut Bougis (1979) dalam Isnansetyo dan Kurniastuty (1995)

adalah sebagai berikut:

Phylum : Anthropoda

Kelas : Crustacea

Subkelas : Branchiopoda

Ordo : Anostraca

Familia : Artemidae

Genus : Artemia

Spesies : Artemia salina

Larva Artemia salina dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Artemia salina Leach. (Emslie, 2003)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

12

b. Deskripsi

Artemia salina Leach. atau sering disebut brine shrimp adalah

sejenis udang-udangan primitif yang sudah dikenal cukup lama dan oleh

Linnaeus pada tahun 1778 yang diberi nama Cancer salinus, kemudian

oleh Leach diubah menjadi A. salina pada tahun 1819. Artemia salina

Leach. hewan ini hidup planktonik di perairan yang berkadar garam

tinggi (antara 15-300 per mil). Suhu yang berkisar antara 25-30ºC,

oksigen terlarut sekitar 3 mg/L, dan pH antara 7,3-8,4 (Mudjiman, 1995).

c. Perkembangan dan Siklus Hidup Artemia salina Leach.

Pada lingkungan alami pada saat-saat tertentu Artemia

menghasilkan kista yang mengapung pada permukaan air, yang akan

terlempar ke darat oleh angin dan ombak. Kista ini secara metabolisme

aktif dan tidak akan berkembang apabila mereka tetap dalam kondisi

kering. Setelah perendaman dalam air laut, bentuk kista yang bikonkaf

akan berubah menjadi bulat seperti bola, dan di bagian dalam kulit

embrio mengalami metabolisme. Setelah sekitar 20 jam membran luar

dari kista membuka dan embrio muncul dengan membukanya membran.

Sementara saat embrio masih berada dibawah cangkang perkembangan

nauplius selesai dan dalam waktu singkat membran pecah dan nauplius

yang baru lahir akan berenang bebas (Stappen, 2000). Siklus hidup

Artemia salina dapat dilihat pada Gambar 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

13

Gambar 5. Siklus Hidup Artemia salina Leach. (Abatzopoulus et al., 1996)

6. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Lapisan

yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan

pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok.

Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau

pita (awal), kemudian pelat dimasukkan di dalam bejana tertutup rapat yang

berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak) (Widjanarko, 2008).

Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) dan

selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan. Keuntungan

kromatografi lapis tipis adalah dapat memisahkan senyawa yang sangat

berbeda seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis,

kompleks organik dan anorganik serta ion anorganik dalam waktu singkat

menggunakan alat yang tidak terlalu mahal (Widjanarko, 2008).

Metode ini kepekaannya cukup tinggi dengan jumlah cuplikan

beberapa mikrogram. Kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

14

kromatografi kertas adalah dapat digunakan pereaksi asam sulfat pekat yang

bersifat korosif, kelemahannya adalah harga Rf yang tidak tetap (Widjanarko,

2008).

Faktor retardasi (Rf) untuk tiap-tiap kromatogram didefinisikan

sebagai berikut:

Rf = Jarak migrasi bercak dari titik awal

Jarak migrasi fase gerak

Nilai Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi lapis tipis.

Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa kromatogram

dalam kondisi konstan dan hasilnya sama jika diulang pada senyawa yang

sama dan kondisi yang sama. Harga Rf suatu senyawa setiap elusi tergantung

pada mutu dan sifat tetap, lapisan adsorbsi, jumlah senyawa yang ditotolkan,

suhu ruangan serta derajat kejenuhan bejana. Angka Rf berjarak antara 0,00

sampai 1,00 dan hanya ditentukan dua desimal (Stahl, 1985).

7. Deteksi Golongan Senyawa

Deteksi atau visualisasi golongan senyawa penting sekali dalam

analisa dan preparatif untuk mendapatkan senyawa murni. Penggunaan

deteksi yang sederhana tidak mampu mendeteksi seluruh senyawa yang

terdapat pada plat KLT, sehingga senyawa yang mampu dideteksi relatif

sedikit. Deteksi non-destruktif suatu senyawa yang mungkin terdapat pada

plat KLT yaitu menggunakan deteksi UV, sedang deteksi destruktif dengan

mengkontaminasi senyawa oleh reagen deteksi dikenal sebagai deteksi

semprot. Deteksi semprot ini mampu mendeteksi senyawa yang secara visibel

didapati pada plat KLT maupun yang tidak. Pemanasan diperlukan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

15

membantu reaksi warna, hal ini dapat dilakukan dengan hair dryer atau oven

(Cannell, 1998). Reagen deteksi golongan senyawa yang biasa digunakan

antara lain:

i. Serium (IV) sulfat ialah deteksi umum untuk senyawa organik, memberi

noda berwarna coklat gelap (Cannell, 1998).

ii. Liebermen burchad, merupakan semprot golongan senyawa terpenoid,

memberikan noda berwarna merah sampai ungu pada sinar visibel

(Cannell, 1998).

iii. Vanilin asam sulfat, merupakan semprot universal untuk golongan

senyawa terpen dengan memberi warna merah dan biru (Cannell, 1998).

iv. Reagen Dragendorf, merupakan metode tradisional untuk deteksi

alkaloid, memberi bercak warna orange sampai merah. Reaksi positif

terjadi pula pada beberapa senyawa non-alkaloid seperti iridoid dan

beberapa senyawa flavonoid (Cannell, 1998).

v. Anisaldehid, deteksi beberapa senyawa terutama terpen, sugar, fenol, dan

steroid (Cannell, 1998).

vi. FeCl3 dan uap amonia, merupakan deteksi fenolik (Cannell, 1998).

vii. Uap iodium merupakan deteksi senyawa yang memiliki ikatan rangkap,

hasil positif ditandai dengan bercak berwarna kuning-coklat (visibel)

(Fessenden and Fessenden, 1982).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

16

B. Kerangka Pemikiran

Kanker merupakan penyebab utama kematian, pengobatan konvensional

yang umum dilakukan pada penyakit kanker dapat menimbulkan efek samping

walaupun dapat mengeluarkan seluruh kanker sehingga dapat menimbulkan suatu

permasalahan baru. Sehingga diperlukan adanya suatu pengobatan alternatif yang

aman, efektif, dan efisien. Penggunaan bahan alam yang memberikan efek

antikanker merupakan suatu alternatif pilihan yang mulai diminati.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan banyak melaporkan senyawa

bioaktif dari suatu tanaman memiliki potensi antikanker, salah satunya flavonoid.

Berdasarkan penelitian Fauzia dan Larasati (2008) daun alpukat mengandung

flavonoid, alkaloid dan saponin. Berdasarkan kandungan tersebut terdapat

kemungkinan daun alpukat berpotensi sebagai sumber obat baru sebagai

antikanker. Namun agar dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan penelitian ilmiah

lebih lanjut tentang komponen bioaktif dari daun alpukat. Penelitian ini bertujuan

sebagai skrining awal untuk menentukan nilai LC50 efek toksisitas dengan metode

Brine Shrimp Lethality Test (BST) dan mengetahui kandungan kimia hasil partisi

teraktif ekstrak daun alpukat yang berpotensi antikanker.

Pemisahan komponen bioaktif daun alpukat meliputi beberapa tahapan yaitu

ekstraksi dan partisi. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari

kloroform dan metanol. Ekstrak tersebut kemudian dipartisi untuk memperoleh

dua bagian, yaitu bagian yang larut dan bagian yang tidak larut. Pengecekan

kandungan senyawa dilakukan dengan kromatografi lapis tipis, dideteksi dengan

UV254, UV366, serium (IV) sulfat dan beberapa pereaksi semprot yang spesifik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

17

Pada tiap tahap pemisahan dimonitoring dengan KLT untuk mengetahui hasil

pemisahan kandungan kimia dan BST sebagai bioassay guided extraction and

partition

Efek toksisitas yang diberikan oleh senyawa bioaktif daun alpukat

terhadap A. salina Leach. dengan nilai LC50 <1000 μg/ml memiliki korelasi

sebagai antikanker. Sehingga senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun alpukat

dapat dijadikan sebagai kandidat obat antikanker.

Gambar 6. Kerangka pemikiran uji toksisitas hasil partisi ekstrak daun

P. americana Mill. terhadap A. salina Leach

Kanker

Pengobatan konvensional

(Pembedahan, Kemoterapi,

Radiasi)

Efek samping

Daun alpukat

Senyawa flavonoid (Owolabi, et al., 2010).

Uji BST (Meyer et al., (1982).

Nilai LC50-24jam Profil kandungan kimia

Potensi antikanker

Senyawa antikanker

Pengobatan alternatif

Obat antikanker

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

18

C. Hipotesis

Dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan hipotesis awal adalah:

1. Bagian komponen teraktif daun alpukat (Persea americana Mill.) diduga

mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000 µg/ml, sehingga berpotensi sebagai

kandidat antikanker.

2. Komponen bioaktif daun alpukat (Persea americana Mill.) yang berpengaruh

terhadap kematian Artemia salina Leach. sehingga berpotensi sebagai

antikanker diduga merupakan golongan flavonoid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juni tahun 2012 di

Laboratorium Biologi Jurusan Biologi dan Sub Laboratorium Biologi

Laboratorium Pusat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan Penelitian

1. Bahan Utama

Daun alpukat tua (Persea americana Mill.) yang diambil dari Boyolali

pada bulan Januari 2012.

2. Bahan untuk pemisahan komponen bioaktif

Pelarut yang digunakan untuk proses pemisahan komponen bioaktif

dalam penelitian ini adalah kloroform, metanol dan etil asetat.

3. Bahan untuk kromatografi lapis tipis

Fase diam yang digunakan yaitu plat silika gel 60 GF254 (E. Merck)

dan fase gerak yang digunakan adalah pelarut yang sesuai. Pereaksi semprot

Serium (IV) sulfat dan beberapa pereaksi semprot spesifik.

4. Bahan untuk uji BST

Telur Artemia salina Leach., air laut dengan kadar garam 5%, suspensi

ragi (Fermipan®) dengan konsentrasi 3 mg/10 ml air laut, CMC dan aquades.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

20

5. Bahan untuk penentuan golongan senyawa

a. Pereaksi semprot serium (IV) sulfat (pemanasan 110ºC, 10-15 menit):

Serium sulfat anhidrat 0,5 gram, asam sulfat pekat 1,4 ml, dan aquades

25ml.

b. Reagent dragendrof: bismuth subnitrat (Bi (NO3)3) 0,17 gram, aquades

12ml, asam asetat glasial 2 ml, potasium ioda 1,6 gram.

c. FeCl3: besi (III) klorida 1 gram, asam sulfat 20 ml.

d. Lieberman-burchard: 5 ml asam asetat anhidrat, 5 ml asam sulfat pekat

dan 50 ml etanol absolut.

C. Alat Penelitian

1. Alat untuk pemisahan komponen bioaktif

Rotary evaporator (Heidolp vv 2000, Germany), oven (Memert,

Germany), lampu UV, syringe, gelas beker, pipa kapiler, bejana pengembang,

dan alat-alat gelas lainnya.

2. Alat untuk uji toksisitas

Mikropipet 10-1000 µL (Gilson), mikropipet 20-250 µL (Gilson),

flakon, gelas ukur 50 ml, vortex (Mixer), lampu 5 watt, neraca analitik

(Mettler toledo), spatula, pipet tetes, wadah penetasan dengan 2 tipe ruang

(terang dan gelap), kipas angin, dan aerator.

3. Alat untuk kromatografi lapis tipis

Bejana pengembang, pipa kapiler, gelas arloji, oven, alat penyemprot

bercak dan lampu UV.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

21

D. Cara Kerja Penelitian

1. Persiapan sampel

a. Pengambilan sampel

Pengumpulan bahan dilakukan di kabupaten Boyolali, kecamatan

Ngampel, desa Purwogondo pada bulan januari 2012. Sampel yang

digunakan dikumpulkan dari tempat dan waktu tertentu untuk menghindari

adanya variasi kandungan kimia tumbuhan yang terlalu besar karena

perbedaan kondisi tempat tumbuh.

b. Pengeringan dan pembuatan serbuk

Daun alpukat segar sebanyak 32 kg yang telah dikumpulkan

kemudian disortir untuk memisahkan bahan dengan kotoran, serangga dan

bahan asing (tanaman selain daun alpukat). Daun alpukat kemudian dicuci

bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan debu yang

mungkin menempel pada saat pengambilan sampel. Bagian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun sehingga dilakukan

pemisahan bagian daun dengan bagian yang lainnya. Selanjutnya daun

dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari secara tidak langsung

yaitu dengan cara ditutup kain hitam dengan tujuan untuk mencegah

kerusakan kandungan kimia oleh adanya radiasi ultraviolet dari sinar

matahari. Pengeringan dihentikan setelah daun dapat dipatahkan dengan

mudah. Pengeringan bahan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya

jamur, bakteri, dan mengurangi kadar air serta menghentikan reaksi

enzimatik sehingga dapat mencegah kerusakan sampel. Kandungan bahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

22

aktif yang terdapat pada tanaman sangat di pengaruhi oleh proses

pengeringan. Pengeringan yang tepat akan menghasilkan mutu simplisia

yang tahan disimpan lama dan tidak terjadi perubahan bahan aktif yang

dikandungnya (Manoi, 2006).

Daun alpukat yang telah kering (11 kg) diserbuk dengan

menggunakan blender. Proses pembuatan serbuk ini bertujuan untuk

memperluas permukaan partikel yang akan berinteraksi dengan pelarut

saat proses penyarian sehingga proses penyarian dapat berlangsung efektif.

Pembuatan simplisia dalam bentuk serbuk tidak boleh terlalu halus karena

akan mempersulit proses penyarian, butir-butir yang terlalu halus akan

membentuk suspensi yang sulit dipisahkan saat penyarian sehingga hasil

penyarian akan tercampur dengan partikel-partikel halus tersebut.

2. Pemisahan komponen bioaktif

Pada penelitian ini untuk memisahkan komponen bioaktif digunakan

ekstraksi dan partisi. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari

metanol dan kloroform. Sedangkan partisi menggunakan pelarut etil asetat

yang dipilih melalui optimasi pelarut.

a. Ekstraksi

Serbuk diekstrak menggunakan metode maserasi dengan cara

merendam simplisia dalam larutan penyari. Metode ini dipilih karena

komponen aktif yang bermanfaat pada penelitian ini belum diketahui sehingga

dapat menghindari rusaknya komponen-komponen senyawa yang tidak tahan

terhadap proses pemanasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

23

Ekstraksi dilakukan menggunakan metode Cannell (1998) dalam

Khoiriyah (2009).

1. Serbuk daun alpukat (P. americana Mill.) sebanyak 1000 gram

dimaserasi menggunakan kloroform 4000 ml selama 24 jam disertai

pengadukan, maserasi dilakukan hingga 3 kali. Setelah 24 jam,

rendaman disaring dengan kertas saring, ampasnya dipisahkan dan

maserat I yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary evaporator

dan disimpan di eksikator.

2. Ampas dimaserasi kembali dengan kloroform seperti cara diatas

sehingga diperoleh maserat II dan III yang telah diuapkan

menggunakan rotary evaporator digabungkan dengan maserat I

sehingga diperoleh ekstrak kloroform.

3. Ampas yang diperoleh diangin-anginkan hingga tidak berbau pelarut

kemudian dimaserasi dengan metanol selama 24 jam dan dilakukan 3

kali dengan langkah sama seperti maserasi menggunakan kloroform.

Selanjutnya disaring hingga didapat ekstrak metanol.

4. Kedua ekstrak dimonitor hasil pemisahan dengan Kromatografi Lapis

Tipis dan dilakukan uji BST.

Ekstraksi dengan pelarut kloroform ini dimaksudkan untuk menarik

senyawa-senyawa yang bersifat non polar dan senyawa semi polar yang

terkandung dalam daun Alpukat. Perendaman dilakukan selama 24 jam

disertai dengan pengadukan dengan tujuan untuk memperkecil kejenuhan

karena penarikan senyawa aktif akan berlangsung dari konsentrasi tinggi ke

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

24

konsentrasi rendah. Maserasi dengan kloroform dilakukan tiga kali agar

seluruh senyawa yang larut dalam penyari tersebut terambil semua dalam

rentang waktu tersebut. Maserat dipisahkan dengan cara disaring dengan kain

saring dan dengan kertas saring selanjutnya diuapkan dengan menggunakan

rotary evaporator dan diperoleh ekstrak kloroform daun Alpukat seberat 47

gram. Sedangkan maserasi dengan metanol akan menarik senyawa semipolar

dan senyawa-senyawa polar. Ekstrak metanol daun Alpukat yang diperoleh

seberat 62,7 gram.

b. Partisi

Partisi dilakukan menggunakan metode Cannell (1998) dalam

Khoiriyah (2009).

1. Ekstrak yang lebih aktif setelah diuji BST kemudian dipartisi dengan

pelarut etil asetat sehingga dihasilkan dua komponen, yaitu komponen

larut etil asetat dan komponen tidak larut etil asetat. Kedua bagian

tersebut diuapkan.

2. Kedua komponen tersebut diuji BST

3. Komponen yang lebih aktif berdasarkan uji BST dimonitor hasil

pemisahannya dengan KLT.

c. Uji toksisitas dengan metode BST

Telur udang A. salina Leach. Ditetaskan dalam wadah segi empat

berisi air laut. Wadah penetas telur terdiri dari dua ruang dengan sekat

berlubang, satu bagian ruang gelap dan yang satu terang. Penetasan

dilakukan dengan cara merendam telur tersebut dalam wadah berisi air laut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

25

secukupnya. Telur diletakkan di bagian yang gelap, sedangkan bagian lain

diterangi dengan sinar lampu. Setelah 24 jam perendaman, telur menetas

dan larva udang bergerak ke bagian yang terang. Kondisi ini dibiarkan

sampai larva udang berumur 48 jam. Setelah 48 jam, didapatkan nauplius

A. salina Leach. berumur 48 jam yang siap digunakan untuk uji toksisitas

(Meyer et al, 1982 dalam Srisadono, 2008).

Larutan uji yang dibuat dengan berbagai konsentrasi (10, 100, 200,

500, dan 1000 µg/ml) (Juniarti, et al., 2009) dalam CMC kemudian

dimasukkan dalam flakon. Pembuatan kontrol uji dilakukan dengan

memasukkan pelarut CMC dalam flakon sebagai kontrol uji. Flakon

tersebut dan flakon kontrol uji diuapkan sampai tidak berbau pelarut,

selanjutnya diisi dengan 1 ml air laut dan dihomogenisasi dengan

menggunakan vortek.

Pengambilan sepuluh ekor A. salina Leach. yang bergerak aktif

dilakukan secara acak, dimasukkan ke dalam flakon-flakon yang telah diisi

sampel dengan konsentrasi tertentu, air laut ditambahkan hingga volume

mencapai 5 ml. Makanan yang digunakan adalah ragi Saccharomyces

cerevisae dengan konsentrasi 3 mg/5 ml air laut, sebanyak 1 tetes

dimasukkan kedalam masing-masing flakon. Flakon-flakon tersebut

diletakkan dibawah lampu penerangan selama 24 jam dan kemudian

dihitung jumlah larva A. salina Leach. yang mati (Meyer et al., 1982

dalam Maryati dan Erindyah, 2004). Larva dikategorikan mati apabila

sudah tidak bergerak lagi. Setiap kadar uji dilakukan pengujian dengan 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

26

kali pengulangan untuk mendapatkan data yang valid. Meyer et al. (1982),

menyatakan bahwa senyawa dikatakan toksik jika mempunyai nilai LC50

dibawah 1000 µg/ml.

d. Penentuan presentase kematian larva Artemia salina Leanch.

Efek toksik daun alpukat terhadap larva A. salina Leach. dianalisis

dengan menghitung persen kematian larva uji setelah 24 jam perlakuan,

dengan menggunakan rumus:

% Kematian = jumlah larva Artemia salina L. mati x 100%

jumlah larva uji

e. Pembuatan pereaksi semprot deteksi golongan senyawa

1. Pereaksi semprot serium (IV) sulfat (pemanasan 110°C, 10-15 menit):

serium sulfat anhidrat 0,5 g dilarutkan dalam asam sulfat pekat 1,4 ml

kemudian diencerkan dengan menambahkan aquades 25 ml.

2. Reagent Dragendorf: bismuth subnitrat (Bi (NO3)3) 0,17 g dilarutkan

dalam aquades 8 ml dan asam asetat glasial 2 ml, kemudian ditambahkan

potasium ioda 1,6 g yang telah dilarutkan dalam aquades 4ml.

3. FeCl3: besi (III) klorida 1 g dilarutkan dalam asam sulfat 20 ml.

4. Lieberman-burchad: 5 ml asam asetat anhidrat yang dicampur secara hati-

hati dengan 5 ml asam sulfat pekat kemudian campuran ini ditambahkan

secara hati-hati pula ke dalam 50 ml etanol absolut, setiap pencampuran

zat dilakukan dengan pendinginan.

(Simbala, 2009).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

27

f. Penentuan golongan senyawa teraktif

Komponen teraktif dilarutkan di pelarut untuk dianalisa kandungan

senyawa kimianya dengan ditotolkan pada lempeng KLT yaitu silica gel

60 GF254 menggunakan pipa kapiler. Pengembangan dilakukan dalam

bejana pengembang dengan jarak pengembangan 7 cm dan fase gerak

yang sesuai. Hasil dideteksi dengan sinar UV254 nm dan UV366 nm dan

disemprot dengan Serium (IV) sulfat untuk mendeteksi keberadaan

senyawa organik secara umum, dan dideteksi spesifik Lieberman-burchad,

reagent Dragendrof dan FeCl3. Setelah dilakukan penyemprotan, plat

dipanaskan selama 10-15 menit pada suhu 100ºC dan kemudian dilakukan

penghitungan Rf (Cannell, 1998).

E. Analisis Data

1. Data persentase kematian larva A. salina Leach. digunakan untuk mencari

angka probit melalui tabel dan dibuat persamaan regresi linier :

y = bx + a

dimana : y = angka probit, dan x = log konsentrasi

Berdasarkan persamaan di atas, kemudian dihitung LC50-24 jam hasil

partisi daun alpukat dengan memasukkan nilai probit 5 (50% kematian) ke

persamaan tersebut sehingga diperoleh konsentrasi yang menyebabkan 50%

kematian. Bila ada kematian pada kontrol dapat dikoreksi dengan rumus

Abbot's yaitu:

% Kematian = jumlah larva Artemia salina L. (mati-kontrol) x 100%

jumlah larva uji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

28

Suatu senyawa atau ekstrak dikatakan toksik apabila menunjukkan

LC50<1000 µg/ml pada uji dengan BST (McLaughlin dan Ferrigni, 1983;

Carballo et al., 2002).

2. Penentuan profil komponen kandidat antikanker dideteksi dengan kromatografi

lapis tipis dengan fase gerak dan fase diam yang sesuai serta pereaksi semprot

yang spesifik. Profil kromatografi lapis tipis hasil deteksi semprot spesifik

dianalisis secara kualitatif dengan analisis deskriptif komparatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

29

0,5

Rf

0

0,25

0,75

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deteksi Kandungan Kimia Ekstrak

Identifikasi KLT untuk ekstrak kloroform dan ekstrak metanol dilakukan

untuk melihat profil kandungan kimia pada kedua ekstrak tersebut. Pemeriksaan

awal dengan KLT ini untuk mengetahui apakah dalam ekstrak terdapat kandungan

senyawa kimia serta masih terjadi tumpang tindih antara senyawa kimia pada

keduanya. KLT ini menggunakan silika gel 60 GF254 sebagai fase diam dan

perbandingan fase gerak n-heksana:etil asetat (3:1(v/v)). Profil hasil KLT ini

dapat dilihat pada Gambar 7.

1 2 1 2 1 2

A B C

Gambar 7. Profil kromatogram ekstrak kloroform dan metanol daun Alpukat

dengan deteksi (A) UV254, (B) UV366, (C) serium (IV) sulfat

Fase diam : Silika gel 60 GF254

Fase gerak : n-heksana:etil asetat 3:1(v/v)

Keterangan : 1. Ekstrak MeOH

2. Ekstrak CHCl3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

30

Berdasarkan hasil KLT terlihat bahwa dari kedua ekstrak menunjukkan

profil yang berbeda. Hal ini berarti bahwa ekstraksi yang dilakukan dengan

kloroform telah menarik senyawa-senyawa yang bersifat non polar dan semi

polar, sedangkan ekstraksi dengan metanol menarik senyawa-senyawa yang

memiliki sifat lebih polar.

Deteksi kromatogram dengan sinar UV254 (Gambar 7.A) memperlihatkan

terjadinya peredaman yang ditandai dengan adanya beberapa zona gelap pada

latar belakang berfluoresensi hijau. Peredaman yang terjadi pada UV254 ini

menunjukkan adanya keberadaan suatu senyawa. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian Apristiani dan Astuti (2005) yang menyatakan bahwa deteksi

kromatogram isolat dengan sinar UV254 terhadap komponen aktif ekstrak

kloroform daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss.) memperlihatkan beberapa

peredaman yang menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung

minimal 2 ikatan rangkap terkonjugasi. Sedangkan deteksi dengan sinar UV366

akan memunculkan peredaman apabila menunjukkan keberadaan senyawa dengan

ikatan rangkap terkonjugasi yang lebih panjang. Deteksi dengan sinar UV366

(Gambar 7.B) memperlihatkan bercak yang berpendar dan berwarna ungu hingga

merah. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki ikatan rangkap

terkonjugasi yang panjang sehingga dapat berpendar dengan penyinaran UV

gelombang panjang. Deteksi senyawa organik dilakukan dengan penampak bercak

serium (IV) sulfat yang ditandai dengan memunculkan banyak titik coklat

(Apristiani dan Astuti, 2005). Deteksi dengan pereaksi serium (IV) sulfat

(Gambar 7.C) memperlihatkan munculnya bercak berwarna coklat gelap yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

31

berarti bahwa dalam kedua ekstrak tersebut terkandung beberapa senyawa

organik.

B. Uji Toksisitas Ekstrak

Kedua ekstrak kemudian dilakukan uji toksisitas dengan metode BST

dengan tujuan untuk mengetahui ekstrak mana yang paling toksik. Uji dilakukan

dengan menggunakan beberapa konsentrasi (10, 100, 200, 500, dan 1000 µg/ml)

untuk masing-masing ekstrak. Uji ini menggunakan hewan uji A. salina yang

berumur 48 jam (nauplius). Hasil uji toksisitas masing-masing ekstrak dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji toksisitas ekstrak kloroform dan metanol daun Alpukat terhadap A. salina.

Sampel uji Konsentrasi

(μg/ml)

Rata-rata persentase kematian A salina (%)

Bagian I Bagian II Bagian III Rata-rata

Bagian

Ekstrak

Metanol

1000 82 84 84 83.33

500 82 84 84 83.33

200 80 84 84 82.67

100 78 78 34 63.33

10 48 46 38 44

Ekstrak

Kloroform

1000 80 80 84 81.33

500 78 82 84 81.33

200 64 46 52 54

100 32 24 64 40

10 32 28 38 32.67

Berdasarkan hasil uji toksisitas diatas dapat diketahui bahwa ekstrak

metanol mampu menyebabkan kematian 50% terhadap A. salina pada konsentrasi

terkecil yaitu 100 μg/ml. Selain itu, ekstrak metanol mampu mengakibatkan rata-

rata kematian hewan uji tertinggi dengan presentase 83.33% sedangkan ekstrak

kloroform 81.33%, sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak metanol lebih aktif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

32

daripada ekstrak kloroform. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Khoiriyah (2009), yang menyatakan bahwa ekstrak metanol daun Lobak

( Raphanus sativus Landra. Var hortensis Back.) memiliki aktivitas yang mampu

memyebabkan kematian A. salina lebih tinggi dibandingkan ekstrak kloroform

daun Lobak. Selanjutnya ekstrak metanol yang merupakan ekstrak aktif dipartisi

untuk diuji lebih lanjut.

C. Partisi dan Uji Toksisitas Ekstrak Teraktif

Ekstrak metanol yang merupakan ekstrak teraktif dipartisi dengan etil

asetat hingga diperoleh dua komponen, yaitu komponen larut etil asetat (6,3 gram)

dan komponen tidak larut etil asetat (5,4 gram). Partisi ini dimaksudkan untuk

menyari senyawa-senyawa yang lebih polar agar tertarik kedalam komponen larut

etil asetat. Etil asetat sebagai pelarut partisi diperoleh dari partisi pendahuluan

dengan berbagai pelarut yang dipilih berdasarkan indeks kepolaran. Profil KLT

hasil partisi dapat dilihat pada Gambar 8.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

33

0,5

Rf

0

0,25

0,75

1

1 2 1 2 1 2

A B C

Gambar 8. Profil kromatogram komponen larut etil asetat dan tidak larut etil

asetat ekstrak metanol daun Alpukat dengan deteksi (A) UV254, (B)

UV366, (C) serium (IV) sulfat

Fase diam : Silika gel 60 GF254

Fase gerak : n-heksana:etil asetat 3:1 (v/v)

Keterangan : 1. Komponen tidak larut etil asetat

2. Komponen larut etil asetat

Pada hasil kromatogram pada kedua komponen berdasarkan deteksi UV254,

UV366 dan Serium (IV) Sulfat menunjukkan tidak adanya kesamaan bercak. Hal

ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang bersifat polar terpartisi kedalam

komponen larut etil asetat, sedangkan senyawa yang bersifat non polar tetap

tertinggal dalam komponen tidak larut etil asetat.

Langkah selanjutnya dilakukan uji toksisitas komponen larut etil asetat dan

komponen tidak larut etil asetat terhadap A. salina. Hasil uji toksisistas komponen

hasil partisi dapat dilihat pada Tabel 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

34

Tabel 2. Hasil uji toksisitas komponen larut etil asetat dan komponen tidak larut

etil asetat ekstrak metanol daun Alpukat terhadap A. salina

Sampel uji Konsentrasi

(μg/ml)

Rata-rata persentase kematian A salina (%)

Bagian I Bagian II Bagian III Rata-rata

Bagian

Fraksi larut

etil asetat

1000 96 90 98 94.67

500 96 90 98 94.67

200 96 90 98 94.67

100 76 80 98 84.67

10 42 60 78 60.00

Fraksi tidak

larut etil

asetat

1000 40 50 36 42.00

500 28 54 50 44.00

200 26 14 4 14.67

100 8 2 0 3.33

10 0 0 0 0.00

Berdasarkan hasil uji toksisitas diatas dapat diketahui bahwa rata-rata

persentase kematian komponen larut etil asetat lebih besar dari pada komponen

tidak larut etil asetat dengan nilai presentase kematian larva melebihi 50% pada

konsentrasi terkecil (10 μg/ml) pada komponen larut etil asetat sedangkan

komponen tidak larut etil asetat tidak mencapai kematian 50%. Hal tersebut dapat

dikatakan bahwa komponen larut etil asetat lebih aktif daripada komponen tidak

larut etil asetat. Maka komponen larut etil asetat merupakan kandidat antikanker

yang perlu diteliti lebih lanjut.

Nilai rata-rata persentase kematian komponen teraktif yang diperoleh

selanjutnya diubah menjadi nilai probit dengan menggunakan tabel probit

(lampiran 7), kemudian dibuat kurva hubungan antara log konsentrasi (x) dan nilai

probit (y) sehingga diperoleh persamaan garis lurus.

Kurva hubungan antara log konsentrasi dan nilai probit dapat dilihat pada

Gambar 9.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

35

Gambar 9. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas komponen larut etil asetat

ekstrak metanol daun Alpukat terhadap A. salina bagian I, II dan III.

Berdasarkan persamaan garis lurus dari masing-masing Bagian dapat

ditentukan nilai LC50 dengan cara memasukkan nilai y = 5 ke dalam persamaan

garis lurus, sehingga diperoleh log konsentrasi yang menyebabkan 50% kematian.

Nilai LC50 menunjukkan konsentrasi yang menyebabkan kematian pada 50%

hewan uji. nilai LC50 merupakan indikasi untuk toksisitas senyawa. Harga nilai

LC50 yang diperoleh mencerminkan toksisitas bahan terhadap hewan uji. Semakin

besar harga nilai LC50 berarti toksisitasnya semakin kecil dan sebaliknya semakin

kecil harga nilai LC50 maka semakin besar toksisitasnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

36

Menurut Meyer dkk. (1982), senyawa uji dikatakan toksik jika harga

LC50 lebih kecil dari 1000 μg/ml. Hasil perhitungan diperoleh harga LC50 sebesar

5,48 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa komponen larut etil asetat berpotensi

sebagai antikanker. Selanjutnya golongan senyawa pada komponen larut etil

asetat dideteksi dengan KLT dan pereaksi semprot spesifik.

D. Deteksi Golongan Senyawa Komponen Teraktif

Golongan senyawa yang terkandung dalam komponen teraktif dianalisis

menggunakan metode KLT dengan beberapa pereaksi penampak bercak. Fase

diam yang digunakan adalah silika gel 60 GF254 dengan fase gerak n-heksana:etil

asetat (3:1(v/v)), jarak pengembangan 7 cm. Deteksi menggunakan sinar UV254,

sinar UV366 dan beberapa pereaksi penampak bercak, yaitu Serium (IV) sulfat,

Dragendorff, FeCl3 dan Lieberman-burchad.

Hasil deteksi senyawa dengan sinar UV254, sinar UV366 dan beberapa

pereaksi penampak bercak, yaitu Serium (IV) sulfat, Dragendorff, FeCl3 dan

Lieberman-burchad dapat dilihat pada gambar 10.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

37

0,5

Rf

0

0,25

0,75

1

A B C D E F G

Gambar 10. Profil kromatogram komponen larut etil asetat daun Alpukat dengan

berbagai pereaksi penampak bercak. (A) sinar tampak, (B) UV254, (C)

UV366, (D) Serium (IV) Sulfat, (E) FeCl3, (F) Dragendorff, dan (G)

Libermann Burchard

Fase diam : Silika gel 60 GF254

Fase gerak : n-heksan:etil asetat 3:1 (v/v)

Jarak pengembangan : 7 cm

Tabel 3. Hasil uji KLT komponen larut etil asetat ekstrak metanol daun Alpukat

dengan berbagai pereaksi penampak bercak.

Rf Penampak bercak

Sinar tampak UV254 UV366 SS FeCl3 DD LB

0.07 Hijau tua Peredaman Merah muda Coklat Coklat Hijau Coklat tua

0.14 Hijau-kuning Peredaman Ungu-biru Coklat hijau Hijau -

0.36 Hijau Peredaman Merah Coklat Hijau-coklat Hijau Coklat

0.43 Hijau Peredaman Merah muda Coklat Hijau-kuning - -

0.66 Hijau-kuning Peredaman Merah gelap Coklat Hijau-kuning Hijau tua Hijau coklat

0.74 Hijau Peredaman Merah gelap Coklat Hijau tua Hijau tua Hijau coklat

0.81 Hijau tua Peredaman Merah Coklat Hijau tua - -

0.86 Hijau muda - Merah orange Coklat Hijau - -

Keterangan :

1. SS = Serium (IV) sulfat

2. DD = Dragendorff

3. LB = Lieberman-burchad

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

38

Tabel 4. Hasil uji kandungan senyawa komponen larut etil ekstrak metanol daun

Alpukat.

Senyawa Hasil

Senyawa organik Positif

Flavanoid Positif

Alkaloid Negatif

Terpenoid Negatif

Deteksi kromatogram komponen larut etil asetat dengan sinar UV254

(Gambar 10.B) menunjukkan adanya keberadaan suatu senyawa dengan

terbentuknya peredaman yang ditandai dengan adanya beberapa zona gelap

berlatar belakang fluoresensi hijau. Deteksi dengan sinar UV366 (Gambar 10.C)

memperlihatkan beberapa bercak yang berpendar dan berwarna. Hal ini

menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang

panjang sehingga dapat berpendar pada penyinaran dengan UV gelombang

panjang. Deteksi dengan sinar tampak (Gambar 10.A) memperlihatkan beberapa

bercak berwarna hijau hingga kuning.

Deteksi umum untuk senyawa organik dilakukan dengan penyemprotan

menggunakan serium (IV) sulfat. Pada kromatogram dengan deteksi ini

memunculkan banyak bercak berwarna coklat dengan harga Rf 0,07; 0,14; 0,36;

0,43; 0,66; 0,74; 0,81; dan 0,86 (Gambar 10.D). Hal ini menunjukkan bahwa pada

bercak tersebut terdapat senyawa organik. Untuk mengetahui jenis golongan

senyawa secara spesifik, maka dilanjutkan deteksi dengan menggunakan pereaksi

penampak bercak yang spesifik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

39

Pemeriksaan Akaloid

Fase gerak yang digunakan pada KLT untuk analisis alkaloid adalah

n-heksana:etil asetat (3:1 (v/v)). Plat disemprot dengan pereaksi dragendorff

kemudian dikeringkan dengan suhu 110 °C selama 10 menit. Dragendorff

merupakan pereaksi semprot untuk mendeteksi keberadaan senyawa yang

mengandung basa nitrogen secara umum dan alkaloid. Alkaloid dan basa nitrogen

akan menunjukkan bercak berwarna coklat jingga berlatar belakang kuning

setelah disemprot dengan pereaksi Dragendorff (Santosa dan Hertiani, 2005).

Senyawa alkaloid yang terdapat pada isolat spons Petrosia sp. menunjukkan efek

toksisitas terhadap Artemia salina dan efek sitotoksisitas terhadap sel myeloma

(Astuti, dkk., 2005), selain itu penelitian Widianti dan Suhardjono (2010) juga

melaporkan bahwa senyawa alkaloid pada buah cabai rawit (Capsicum frutescens)

juga memiliki efek toksisitas. Akan tetapi pada hasil kromatogram tidak

memunculkan bercak yang berwarna coklat kekuningan (Gambar 10.F),

berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam komponen larut etil

asetat tidak mengandung senyawa yang mengandung basa nitrogen dan alkaloid.

Pemeriksaan Terpenoid

Fase gerak yang digunakan pada KLT untuk analisis terpenoid adalah

n-heksana:etil asetat (3:1 (v/v)). Plat disemprot dengan pereaksi Liebermen-

Burchad kemudian dipanaskan dengan suhu 110 °C selama 10 menit.

Pemeriksaan terpenoid menggunakan pereaksi semprot Liebermen-Burchad, bila

terdapat terpenoid maka akan menunjukkan bercak berwarna kuning-jingga

(Sulistijowati dan Gunawan, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan senyawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

40

terpenoid memiliki efek antikanker. Berdasarkan penelitian Aryanti, dkk., (2005)

dilaporkan bahwa senyawa pada isolasi akar berambut Artemisia cina aktif

terhadap sel kanker HeLa Ohio merupakan senyawa terpenoid. Senyawa terpenoid

pada daun Tamarindus indica L. memiliki nilai toksisitas 294,38 μg/mL terhadap

Artemia salina Leach. ( Maryati dan Erindyah, 2004). Sedangkan pada penelitian

ini hasil kromatogram tidak menunjukkan adanya bercak berwarna kuning-jingga,

sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam komponen larut etil asetat tidak

terdapat senyawa golongan terpenoid.

Pemeriksaan Flavonoid

Fase gerak yang digunakan pada KLT untuk analisis flavonoid adalah

n-heksana:etil asetat (3:1 (v/v)). Hasil deteksi dengan pereaksi semprot FeCl3

menunjukkan hasil yang positif ditandai dengan berubahnya warna menjadi hijau

yang menunjukkan bahwa kandungan senyawa dalam komponen larut etil asetat

terdapat senyawa golongan fenoliok. Menurut Harborne (1987) dalam

Nugrahaningtyas, dkk., (2005) flavonoid adalah turunan senyawa fenolat,

sehingga untuk identifikasi awal dapat digunakan pereaksi FeCl3. Tes fenolat

memberikan hasil positif jika setelah beberapa saat terbentuk warna hijau, merah,

ungu, biru atau hitam kuat. Hasil positif deteksi FeCl3 dapat ditemukan munculnya

warna hijau pada nilai Rf 0,14; 0,36; 0,43; 0,66; 0,74; 0,81 dan 0,86

(Gambar 10.E). Kebanyakan fenol (terutama flavonoid) dapat dideteksi pada

kromatogram berdasarkan warnanya atau fluoresensinya di bawah lampu UV,

Senyawa fenol merupakan senyawa aromatik sehingga menunjukkan serapan kuat

di daerah spektrum UV (Harborne, 1987). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 10.C,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

41

dimana pada spektrum UV366 tampak bercak biru-ungu. Sehingga berdasarkan

kenampakan pada deteksi semprot FeCl3 dan spektrum UV366 dapat disimpulkan

bahwa dalam komponen larut etil asetat terdapat senyawa golongan flavonoid.

Hasil penelitian efek toksisitas komponen bioaktif daun Lobak (Raphanus

sativus Landra. var. hortensis Back.) menunjukkan fraksi tidak larut asetonitril

mempunyai efek toksisitas tertinggi terhadap A. salina dengan nilai LC50 sebesar

90,54 μg/mL. Senyawa toksik yang terdapat dalam fraksi tidak larut asetonitril

daun Lobak yang diduga ikut bertanggungjawab menyebabkan kematian larva

Artemia salina Leach. adalah golongan senyawa fenolik (Khoiriyah, 2009).

Senyawa toksik bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut yang

apabila senyawa-senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh larva, alat

pencernaannya akan terganggu. Senyawa ini juga menghambat reseptor perasa

pada daerah mulut larva. Akibatnya, larva gagal mendapatkan stimulus rasa

sehingga tidak mampu mengenali makanannya sehingga larva mati kelaparan.

Hasil uji toksisitas fraksi IV dari hasil fraksinasi dari partisi larut wash-

benzena ekstrak kloroform daun Ambre menunjukkan toksisitas paling tinggi

terhadap A. salina Leach dengan nilai LC50 = 776,46 μg/ml dan berpotensi untuk

diteliti lebih lanjut ke arah senyawa antikanker. Pada fraksi IV tersebut ditemukan

senyawa golongan terpenoid dan fenolik (Ambarwati, 2010). Berdasarkan Saroja.,

et al (2012), menyebutkan bahwa senyawa dalam Terminalia catappa yang

berperan sebagai antitumor dan antioksidan diketahui sebagai senyawa flavonoid.

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Fitriya dan Anwar (2009)

menunjukkan bahwa isolasi senyawa falvonoid dari fraksi etil asetat akar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

42

tumbuhan tunjuk langit (Helmynthostachis zeylanica (Linn) Hook) memiliki

aktivitas antikanker yang sangat kuat. Senyawa flavonoid yang ditemukan pada

penelitian tersebut termasuk dalam kelompok flavon. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Chunsriimyatav., et al. (2009) pada hasil isolasi dari bagian aerial

pada Saussurea salicifolia (L.) DC. ditemukan kandungan senyawa quercetin

yang termasuk golongan senyawa flavonoid. Senyawa tersebut menunjukkan

aktivitas antikanker dengan kerja mereduksi pertumbuhan sel leukemia L5178Y.

Lazaro (2009) menemukan bahwa senyawa Luteolin termasuk salah satu

golongan flavonoid yang diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan aktivitas

antikanker dengan beberapa mekanisme, diantaranya memodulasi tingkat ROS,

menghambat topoisomerase I dan II, mereduksi aktivitas NfkappaB dan AP-1,

stabilisasi p53 dan menghambat PI3K, STAT3, IGF1R and HER2.

Pemeriksaan beberapa golongan senyawa dari penelitian ini menunjukkan

bahwa dalam komponen larut etil asetat daun alpukat mengandung senyawa

flavonoid. Senyawa yang berhasil dideteksi tersebut dapat dikatakan sebagai

golongan senyawa yang ikut bertanggung jawab terhadap kematian A. salina dan

diduga merupakan senyawa yang dapat berpotensi sebagai antikanker. Terlebih

lagi dalam daun alpukat menurut Owolabi, et al., (2010) senyawa flavonoid yang

terkandung antara lain quercetin, rutin, luteolin, apigenin, dan isorhamnetin

sehingga kemungkinan besar senyawa yang berperan menimbulkan aktivitas

antikanker berasal dari golongan flavonoid. Namun tidak menutup kemungkinan

ada golongan senyawa lain yang ikut bertanggung jawab terhadap efek toksik A.

salina yang belum terdeteksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

43

lanjut dengan menggunakan teknik purifikasi (pemurnian) seperti KLT preparatif

atau kromatografi filtrasi gel dengan fase diam dan fase gerak tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI TOKSISITAS .../Uji...dengan menggunakan pelarut etil asetat dengan cara disentrifugasi sehingga akan diperoleh komponen larut etil asetat

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Hasil uji toksisitas komponen larut etil asetat dari ekstrak metanol daun

Alpukat menunjukkan toksisitas paling tinggi terhadap A. salina Leach

dengan nilai LC50 = 5,48 μg/ml dan berpotensi untuk diteliti lebih lanjut

ke arah senyawa antikanker.

2. Pada komponen larut etil asetat ditemukan senyawa golongan flavonoid

dengan deteksi FeCl3.

B. Saran

Perlu dilakukan fraksinasi dan isolasi lebih lanjut terhadap komponen larut

etil asetat ekstrak metanol daun Alpukat untuk mendapatkan senyawa yang paling

toksik terhadap A. salina Leach dan uji sitotoksisitasnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user