perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA...

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RINGKASAN TESIS HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ( Studi Korelasi Pada SD N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011 ) TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan Pada Jurusan Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : Muhamad Chamdani NIM : S810908537 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

RINGKASAN TESIS

HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS

( Studi Korelasi Pada SD N 1 Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011 )

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan

Pada Jurusan Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh

Muhamad Chamdani

NIM S810908537

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian dan manfaat

penelitian

A Latar Belakang Masalah

Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses

pembelajarannya berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta

didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan

Proses pendidikan yang berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan yang

berkualitas pula dan dengan demikian akan makin meningkatkan kualitas

kehidupan bangsa

Dalam pendidikan di sekolah ada alur yang searah dan sebanding antara

input pendidikan proses pembelajaran dan hasil belajar Proses pembelajaran

yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input

menuju output yang lebih baik dari sebelumnya Karenanya pembenahan yang

menyeluruh dan sistematis perlu dilakukan terhadap input proses sehingga dapat

menjamin terciptanya kualitas hasil yang tinggi dan merata Dengan kualitas

pendidikan yang optimal diharapkan akan diperoleh manusia-manusia sebagai

sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan keterampilan dan

keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi Untuk

1

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu disusun dan

dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat maupun

daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar

secara berkelanjutan Radno Harsanto ( 200710 ) menjelaskan bahwa upaya

pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan

sekaligus yaitu pendekatan subtansi pendidikan pendekatan teknis pendidikan

dan pendekatan pengelolaan pendidikan

Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan

tingkah laku yang perlu dicapai oleh peserta didik Proses pembelajaran yang

selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat

abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar

sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah Apa yang dipelajari di kelas

cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan lingkungan

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Akibatnya kegiatan pembelajaran yang

seharusnya berorientasi pada siswa terkalahkan oleh kegiatan yang didominasi

guru

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya

berorientasi pada pendekatan konstruktivistik oleh karena itu pembelajaran aktif

kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu pola

pembelajaran yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Kebumen untuk diterapkan di Sekolah Dasar (SD)

PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan Prinsip-prinsip PAKEM adalah merupakan implementasi dari

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-

satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran

yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam

suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi

riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika

menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih

berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk

lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)

Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat

kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data

dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat

memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber

lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan

dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah

terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya

generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan

masalah hidupnya dengan kreatif

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada

kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan

baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas

dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah

termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan

pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS

menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi

Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat

penting dan perlu mendapat perhatian

Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan

penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh

anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok

bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang

sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum

Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga

pendidikan

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi

siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan

belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan

ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil

judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)

B Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar

mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini

maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut

permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD

N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD

faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting

adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar

C Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut

1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada

bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan

kuatnya hubungan

3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

4

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian dan manfaat

penelitian

A Latar Belakang Masalah

Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses

pembelajarannya berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta

didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan

Proses pendidikan yang berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan yang

berkualitas pula dan dengan demikian akan makin meningkatkan kualitas

kehidupan bangsa

Dalam pendidikan di sekolah ada alur yang searah dan sebanding antara

input pendidikan proses pembelajaran dan hasil belajar Proses pembelajaran

yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input

menuju output yang lebih baik dari sebelumnya Karenanya pembenahan yang

menyeluruh dan sistematis perlu dilakukan terhadap input proses sehingga dapat

menjamin terciptanya kualitas hasil yang tinggi dan merata Dengan kualitas

pendidikan yang optimal diharapkan akan diperoleh manusia-manusia sebagai

sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan keterampilan dan

keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi Untuk

1

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu disusun dan

dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat maupun

daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar

secara berkelanjutan Radno Harsanto ( 200710 ) menjelaskan bahwa upaya

pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan

sekaligus yaitu pendekatan subtansi pendidikan pendekatan teknis pendidikan

dan pendekatan pengelolaan pendidikan

Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan

tingkah laku yang perlu dicapai oleh peserta didik Proses pembelajaran yang

selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat

abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar

sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah Apa yang dipelajari di kelas

cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan lingkungan

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Akibatnya kegiatan pembelajaran yang

seharusnya berorientasi pada siswa terkalahkan oleh kegiatan yang didominasi

guru

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya

berorientasi pada pendekatan konstruktivistik oleh karena itu pembelajaran aktif

kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu pola

pembelajaran yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Kebumen untuk diterapkan di Sekolah Dasar (SD)

PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan Prinsip-prinsip PAKEM adalah merupakan implementasi dari

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-

satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran

yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam

suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi

riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika

menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih

berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk

lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)

Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat

kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data

dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat

memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber

lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan

dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah

terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya

generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan

masalah hidupnya dengan kreatif

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada

kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan

baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas

dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah

termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan

pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS

menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi

Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat

penting dan perlu mendapat perhatian

Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan

penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh

anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok

bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang

sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum

Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga

pendidikan

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi

siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan

belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan

ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil

judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)

B Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar

mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini

maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut

permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD

N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD

faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting

adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar

C Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut

1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada

bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan

kuatnya hubungan

3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

4

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu disusun dan

dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat maupun

daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar

secara berkelanjutan Radno Harsanto ( 200710 ) menjelaskan bahwa upaya

pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan

sekaligus yaitu pendekatan subtansi pendidikan pendekatan teknis pendidikan

dan pendekatan pengelolaan pendidikan

Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan

tingkah laku yang perlu dicapai oleh peserta didik Proses pembelajaran yang

selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat

abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar

sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah Apa yang dipelajari di kelas

cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan lingkungan

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Akibatnya kegiatan pembelajaran yang

seharusnya berorientasi pada siswa terkalahkan oleh kegiatan yang didominasi

guru

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya

berorientasi pada pendekatan konstruktivistik oleh karena itu pembelajaran aktif

kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu pola

pembelajaran yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Kebumen untuk diterapkan di Sekolah Dasar (SD)

PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan Prinsip-prinsip PAKEM adalah merupakan implementasi dari

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-

satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran

yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam

suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi

riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika

menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih

berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk

lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)

Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat

kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data

dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat

memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber

lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan

dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah

terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya

generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan

masalah hidupnya dengan kreatif

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada

kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan

baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas

dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah

termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan

pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS

menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi

Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat

penting dan perlu mendapat perhatian

Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan

penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh

anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok

bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang

sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum

Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga

pendidikan

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi

siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan

belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan

ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil

judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)

B Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar

mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini

maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut

permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD

N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD

faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting

adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar

C Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut

1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada

bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan

kuatnya hubungan

3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

4

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-

satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran

yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam

suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi

riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika

menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih

berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk

lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)

Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat

kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data

dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat

memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber

lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan

dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah

terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya

generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan

masalah hidupnya dengan kreatif

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada

kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan

baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas

dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah

termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan

pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS

menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi

Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat

penting dan perlu mendapat perhatian

Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan

penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh

anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok

bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang

sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum

Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga

pendidikan

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi

siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan

belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan

ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil

judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)

B Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar

mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini

maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut

permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD

N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD

faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting

adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar

C Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut

1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada

bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan

kuatnya hubungan

3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

4

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS

menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi

Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat

penting dan perlu mendapat perhatian

Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan

penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh

anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok

bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang

sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum

Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga

pendidikan

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi

siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan

belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan

ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil

judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)

B Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar

mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini

maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut

permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD

N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD

faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting

adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar

C Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut

1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada

bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan

kuatnya hubungan

3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

4

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar

mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini

maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut

permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD

N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD

faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting

adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar

C Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut

1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada

bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan

kuatnya hubungan

3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan

4

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

D Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut

1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

E Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa

manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi

pembelajaran

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata

pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan

pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil

kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan

pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep

yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut

mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar

1 Partisipasi siswa dalam PAKEM

a Pengertian PAKEM

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull

and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun

seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM

diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan

Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM

landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil

dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif

Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama

dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah

proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman

dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari

informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah

makna dari hasil proses pembelajaran

Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut

dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih

jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses

membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi

pasif sama sekali

Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan

pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si

pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam

httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini

kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an

Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)

memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya

tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan

active learning

Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa

dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)

dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm

Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan

banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar

aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan

keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus

mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan

orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash

menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan

melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki

Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu

guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu

Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)

dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone

htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada

semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana

siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah

menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran

kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu

sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer

(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan

bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan

akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan

praktik dalam proses pembelajaran

Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki

activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran

aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran

debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan

singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang

tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik

keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang

belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active

learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah

memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari

informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian

diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

b Pentingnya PAKEM

PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan

pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan

Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn

hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)

Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada

belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut

hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar

Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar

kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam

jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima

perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan

keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan

kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)

Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut

Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki

Membangun makna rasa ingin tahu

Pemahaman dari imajinasi

Informasi dan penga- M

laman oleh si pebelajar

Modal Kreativitas

Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai

Untuk keberlanjutan pembelajaran

Gambar 21

Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)

A K

E

E

M

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran

c Karakteristik PAKEM

Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003

3-4) adalah sebagai berikut

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat (learning to do)

2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan

dan cocok bagi siswa

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang

lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif

termasuk belajar kelompok

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam

pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

d Model PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model

belajar PAKEM sebagai berikut

Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan

Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak

Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal

Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar

(Durari 200218-19)

Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut

siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media

to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar

1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa

melihat dan mendengar sebuah presentasi media

2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran

3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran

4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan

pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah

dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di

Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam

pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan

dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai

kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA

menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar

dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja

Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan

yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif

Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada

dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar

mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai

fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam

perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah

karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar

mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan

baik

Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-

model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in

learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran

(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)

b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing

family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)

pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)

pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry

training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics

c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi

pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-

esteem

d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family

meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung

(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social

learning) dan programmed schedule

Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa

adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar

dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003

4) mendefinisikan SDL sebagai berikut

Self directed learning is a training design in which trainees master

packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of

an instructor

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah

rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket

mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa

pertolongan dari pembimbing

2 Kemandirian Belajar

a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar

Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar

dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun

1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar

mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah

maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan

siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)

Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai

tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar

tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi

belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan

atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata

Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang

yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed

Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed

Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu

mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang

mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri

mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar

belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-

monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur

strategi belajarnya)

Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang

mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang

mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan

dalam bagan sebagai berikut

Gambar 22

Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)

(Sumber Roger Hiemstra 199825)

Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari

pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa

yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-

direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu

pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu

karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari

individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning

dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka

individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in

learning)

Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat

diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi

tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang

dijumpainya di dunia nyata

Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang

membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut

Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih

mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses

pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)

mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas

pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu

Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga

tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran

dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mengerjakan setiap tahap belajar mandiri

Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai

adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat

menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti

(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan

menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)

kemampuan melakukan penilaian secara objektif

Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah

keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan

masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan

menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di

perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)

keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi

(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan

mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada

kegiatan akhir belajar

Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)

kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan

menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan

menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima

keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk

dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya

Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar

a Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS

(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

to promote civics competence Within the school program social studies

provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology archeology economics geography psychology religion

and sociology as well as appropriate content from the humanities

mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social

studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse

democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors

1993213)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)

Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada

kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan

dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu

sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah

sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan

memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para

siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

b Materi IPS SD

Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo

(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah

sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan

pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan

kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan

diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan

dasar dan menengah

Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari

apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga

kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS

harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia

yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara

objektif rasional dan realistis

Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil

penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-

ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan

pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies

is the study of people as social beings as they have existed and interacted

with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial

adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu

dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan

secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso

dkk 2007 1)

c Tujuan IPS

Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau

rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan

dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang

hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi

masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar

siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat

setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang

yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah

baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan

belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni

mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan

kepribadian orang lain

4 Ketuntasan Belajar

a Pengertian Belajar Tuntas

Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang

mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional

dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)

menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya

dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian

makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan

minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui

metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus

mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional

dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan

pembelajaran berikutnya

Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar

yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai

indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi

tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan

pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa

setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang

ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka

tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu

bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa

Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang

meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan

Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang

dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan

yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku

Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa

ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap

inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu

keseluruhanrdquo

Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning

as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and

need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan

yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan

pembelajaran

Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan

belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa

secara penuh dalam waktu tertentu

b Prinsip Belajar Tuntas

Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal

(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah

lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian

yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi

diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk

mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)

Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang

dikriteriakan

Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi

mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan

korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau

bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja

ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya

Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah

dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata

pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya

c Kriteria Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar

mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai

oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur

ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001

mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa

dalam kurikulum nasional

Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008

khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana

dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan

belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar

KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut

belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar

B Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi

pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang

diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan

hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi

Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada

tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara

Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan

yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian

hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar

dengan ketuntasan belajar IPA di SD

Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran

IPS

C Kerangka Berfikir

Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian

yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang

menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang

sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang

Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima

materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif

afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan

belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai

Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki

keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna

secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk

mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan

pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah

wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran

yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan

atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan

menggairahkan siswa selama proses pembelajaran

2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata

pelajaran IPS

Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam

melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi

diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan

(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah

dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk

belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar

yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu

dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan

belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain

Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak

hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan

CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat

menumbuhkan kemandirian belajar siswa

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar

dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran

yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak

merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan

lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa

Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya

kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi

pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar

secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan

atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang

diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan

belajar mata pelajaran IPS SD

Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan

pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran

bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan

datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu

disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian

belajarnya

D Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar IPS

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10

bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan

instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data

dan penyusunan laporan

A Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi

seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981

24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)

a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)

b Kemandirian Belajar IPS (X2)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

2 Variabel Terikat (Variabel Respons)

- Ketuntasan Belajar IPS (Y)

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki

dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa

Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar

dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau

lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam

penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI

Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa

Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan

teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random

sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas

ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan

dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

B Teknik Pengumpulan Data

1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar

Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk

kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa

dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak

50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item

Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari

Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach

2 Metode Test

Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS

berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS

E Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo

dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis

regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment

Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan

antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan

teknik analisis regresi linier

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

F Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut

1 Hipotesis (1)

a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

2 Hipotesis (2)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian

belajar dengan ketuntasan belajar IPS

3 Hipotesis (3)

a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara

kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar IPS

b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar

dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM

Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data

partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan

simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini

perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15

1 Skor Kemandirian Belajar

Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki

rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132

Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus

sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku

(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya

dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15

3 Ketuntasan belajar IPS

Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan

memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi

98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians

sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai

statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS

A Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Data

a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada

lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal

b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov

Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100

lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal

c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran

12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance

sebesar 0808 lebih besar dari α (005)

2 Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier

Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x

2 tabel

dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13

diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan

demikian model regresi adalah model linier

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan

skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi

Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai

dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44

Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis

Pengujian rhitung rtabel Keterangan

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0616 0312 Signifikan

Hubungan kemandirian

belajar siswa dalam

0677 0312 Signifikan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

PAKEM dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran

IPS

Hubungan partisipasi siswa

dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan

ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

0731 0312 Signifikan

F hitung = 21290

F tabel = 323

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis

pada akhir Bab II adalah sebagai berikut

1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika

semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

mata pelajaran IPS

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil

perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif

signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi

keruntasan hasil belajar IPS

3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =

40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat

dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS

Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo

sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Coefficientsa

4545 11160 407 686

267 108 338 2467 018

368 105 482 3519 001

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig

Dependent Variable ya

(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini

menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti

jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar

siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS

Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi

siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar

IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 45

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficients a

Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS

Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai

berikut

Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2

Interpretasi persamaan tersebut adalah

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar

4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bernilai nol

b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa

kemandirian belajar bernilai konstan

b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan

meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar

siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan

sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel

partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar

42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar

58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam

PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari

sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar

225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan

meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31

Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan

belajar IPS

B Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi

sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan

pembahasan sebagai berikut

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran

IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel

(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa

dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat

dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang

berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat

student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa

siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa

senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh

Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan

oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan

pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan

bentuk yang sempurna

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan

siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah

dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi

siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia

pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi

siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian

belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =

0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung

gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif

kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini

dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan

yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS

Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan

kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan

kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha

meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha

belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)

bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab

dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa

yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki

tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap

refleksi

Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental

sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi

mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa

remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh

anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh

karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan

kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian

belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat

diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu

yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya

bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi

dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang

afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni

belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya

Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam

kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa

senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi

tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester

kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang

dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir

keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi

siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan

tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti

jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena

terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki

kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi

yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan

guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar

Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan

dalam proses belajar

Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa

PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier

diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel

0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan

positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian

belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS

Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau

bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal

ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di

sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS

C Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan

rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut

Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar

menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka

alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu

sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-

jujurnya

Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya

menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada

secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan

ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah

mencakup materi yang luas

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi

proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek

penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat

sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil

penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa

1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam

PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan

analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini

berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM

dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan

arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar

siswa

2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa

dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis

korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti

bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan

ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan

kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif

ketuntasan hasil belajar siswa

3 Ketuntasan belajar IPS

Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS

Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan

yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa

hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi

pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti

proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan

kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar

IPS

B Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam

PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif

dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi

kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia

menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang

diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna

oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu

penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan

antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab

demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan

simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)

contextual teaching learning (CTL) Jigsaw

Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi

akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang

disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan

kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki

hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS

Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model

pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan

menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan

hasil belajarnya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

C Saran

1 Bagi Guru

Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan

materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan

lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan

belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya

meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar

karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan

prestasi dan ketuntasan belajarnya

2 Bagi siswa

Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar

Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus

menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar

IPS yang diharapkan

3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka

mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan bersama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Daftar Pustaka

Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning Jakarta Depdikbud

Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City

Phoenix Publishing House Inc

Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia

Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja

Grafindo Perasada

Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York

Longman

Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom

AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass

httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)

Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press

Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta

Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum

Depdiknas

Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta

Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan

httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret

Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung

Jurnal Pendidikan

Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas

Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins

Publishers

Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Semarang ISBN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press

Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite

(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford

Pergamon Press Reprinted here by permission (net)

__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence

for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College

Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York

Macmillan PublCoy

Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork

Harper and Raw Publisher

Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom

Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren

Teacer Hall India Private Limited

Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS

Jakarta Depdikbud

Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra

(2010)

Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning

httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp

Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest

httpwwweriedigestorg (19-05-2009)

Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta

LP3ES

Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery

learning The case for guided methods of instructionrdquo

httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)

Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan

Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah

disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung

Angkatan Pertama

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RINGKASAN TESIS .../Hubungan...HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS ... input pendidikan,

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung Sinar Baru

Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi

Aksara

Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri

Yogyakarta

Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer

wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)

Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius

Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary

active_learninghtm (20-05-2009)

Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches

Acknowledgement University of Saskatchewan

Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar

Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta

F IPS UNY

Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga

Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli

pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas

Unesco Unicer dan Nzaid

Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta

Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil

Cipta Media

Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal

Approach to Instructional Design Australian journal of Educational

Technology

Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas

Surabaya IDM

Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi

Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND