METODE PAKEM

36
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Pakem Pengertian pembelajan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) adapun pengertian PAKEM menurut beberapa ilmuan adalah sebagai berikut : 1 1. Menurut E . Mulyasa a. Aktif yaitu pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai macam informasi dan di kelas.pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas. b. Kreatif yaitu proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. c. Efektif yaitu proses pembelajaran yang mana peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan prilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. d. Menyenangkan yaitu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara 1 Lis susanti, Emplementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) hal 10 1

description

K3LH

Transcript of METODE PAKEM

Page 1: METODE PAKEM

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pakem

Pengertian pembelajan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAKEM) adapun pengertian PAKEM menurut beberapa ilmuan adalah

sebagai berikut :1

1. Menurut E . Mulyasa

a. Aktif yaitu pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan

aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai macam informasi

dan di kelas.pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

pembelajaran di kelas.

b. Kreatif yaitu proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk

memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama

pembelajaran berlangsung.

c. Efektif yaitu proses pembelajaran yang mana peserta didik mengalami

berbagai pengalaman baru dan prilakunya menjadi berubah menuju titik

akumulasi kompetensi yang diharapkan.

d. Menyenangkan yaitu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat

sebuah kohesi yang kuat antara peserta didik dan pendidik tanpa ada

perasaan terpaksa atau tertekan.

2. Menurut H. Khaeruddin dan Mahfud Junaedi.

a. Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Pembelajaran aktif learning adalah model pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas, sehingga

mereka mendapat berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan belajar

1 Lis susanti, Emplementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) hal 10

1

Page 2: METODE PAKEM

aktif memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

analisisnya dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang

diambil dari analisis mereka sendiri. Model pendekatan ini tidak jauh berbeda

dengan model pembelajarn Self discovery Learning yaitu pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik untuk menemukan kesimpulan sendiri.2

b. Hubungan guru dan murid berlangsung dalam kekerabatan, tidak perlu

diciptaka jarak, apalagi suasana yang menakutkan.

c. Guru banyak menggali pendapat siswa, mengembangkan pendapat yang

benar atau baik dan meluruskan yang kurang tepat.

d. Selalu menggunakan pengalaman langsung anak, bukan mencari-cari yang

tidak alami dari anak.

e. Perbanyak memecahkan masalah secara praktis sesuai dengan tingkat

kemampuan anak.

f. Menggunakan semua sarana yang ada secara optimal dan tidak merasa

dikejar-kejar batasan waktu oleh jam pelajaran semata-mata.

g. Memanfaatkan, menciptakan dan mengembangkan alat peraga yang

sederhana, mudah sesuai dengan kemampuan anak bersama anak-anak.

B. Model Pakem

Pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM) dapat

dilakukan dengan berbagai model sebagai berikut.

Definisi Pembelajaran Kontekstual

1. Menurut Eliane B. Jhon,

Pembelajaran ini (CTL) adalah sebuah system yang merangsang otak

untuk menyusun pola-pola untuk mewujudkan makna . CTL adalah

suatu system pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan

makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari

kehidupan sehari-hari siswa.

2 Ibid 11

2

Page 3: METODE PAKEM

2. Direktorat pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Manajemen

pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan nasional

bahwa pembelajaran Kontekstual juga dapat diartikan sebagai:

a. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan

memotivasi siswa untuk memahami makna materi, pelajaran yang

dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, social, dan cultural)

sehingga siswa memiliki pengetahuan /keterampilan yang secara

fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan

lainnya.

b. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkiatkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan

mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang

diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

3. Menurut E. Mulyasa

“CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada

keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta

didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu

mnghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam

kehidupan sehari-hari.

Karakterisitik Pembelajaran kontekstual3

Nurhadi sebagaimana dikutif oleh Mansur Muslich

mendeskripsikan karakteristik pembelajaran kontekstual dengan cara

menekankan sepuluh kata kunci, yaitu :kerjasama: saling menunjang:

menyenangkan; tidak membosankan; belajar dengan gairah;pembelajaran

terintegrasi; menggunakan berbagai sumber, siswa aktif; sharing dengan

teman; siswa kritis; guru kreatif.

3 Ibid 13

3

Page 4: METODE PAKEM

Pelaksanaan pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh dua factor,

yaitu factor dari dalam diri peserta didik (internal) dan factor luar dirinya

atau lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan dengan itu Zahorik

sebagaimana dikutif oleh E. Mulyasa mengungkapkan lima elemen yang

harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual.

1. Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki

oleh peserta didik.

2. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (Global) menuju bagian-

bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus).

3. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara,

a.Menyusun konsep sementara.

b. Melakukan Sharing untuk memperoleh masukan dan

tanggapan dari orang lain.

c.Merevisi dan mengembangkan konsep.

4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung

apa-apa yang dipelajari.

5. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan

pengetahuan yang dipelajari.

Penerapan pembelajaran kontekstual tugas guru adalah member

kemudahan belajar kepada peserta didiknya, dengan menyediakan berbagai

usaha dan sumber belajar yang memadai. Seorang guru bukan hanya

menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan akan tetapi

mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik belajar. Adapun tujuh komponen CTL,

1. Konstruktivisme4

a. Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru

berdasarkan pada pengetahuan awal.

b. Pembelajran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan

menerima pengetahuan.

4 Ibid 14

4

Page 5: METODE PAKEM

2. Inquiri (menemukan)

a. Proses perpindahan dari pengamatan menjadi penemuan.

b. Siswa belajar menggunakan keterampilan berfikir kritis.

3. Learning community (Masyarkat Belajar)

a. Sekelompok orang terikat dalam kegiatan belajar.

b. Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.

c. Tukar pengalaman.

d. Berbagi ide

4. Modelling (permodelan)

a. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berfikir, bekerja dan

belajar.

b. Mengerjakan apa yang guru bagikan agar siswa mengerjakannya.

5. Reflektion (Refleksi)

a. Cara berfikir tentang apa yang telah kita pelajari.

b. Mencatat apa yang telah dipelajari.

c. Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.

6. Authentic Assesment (penilaian yang sebenarnya)

a. Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.

b. Penilaian produk (kinerja)

c. Tugas0tugas yang relevan dan kontekstual.

Bermain Peran5

Pemecahan masalah diarahkan pada pemecahan masalah-

masalah yang menyangkut hubungan antara manusia, terutama yang

menyangkut kehidupan peserta didik. Melalui bermain peran, peran

peserta didik mencoba mengekspresikan hubungan-hubungan antara

manusia dengan cara mempragakannya sehingga secara bersama-sama

para peserta didik dapat mengekspresikasi perasaan-perasaan, sikap-sikap,

nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.

5 Ibid 15

5

Page 6: METODE PAKEM

Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar

pada dimensi pribadi dan social. Dari dimensi pribadi model ini para

peserta didik diajak untuk belajar memecahkan masalah-masalah pribadi

yang sedang dihadapinya sosial yang berengan bantuan kelompok social

yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi social model ini

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dalam

menganalisis situasi-situasi social, terutama masalah yang menyangkut

hubungan antara pribadi peserta didik dan hal inipun dilakukan secara

demokratis , dengan demikian melalui model ini para peserta didik dilatih

untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis.

Adapun yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan model

pembelajaran bermain peran,

a. Konsep peran

Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapa, dan

tindakan, sebagai suatu pola hubungan yang unik yang ditunjukkan

individu terhadap individu yang lain.

C. Tujuan bermain peran dalam pembelajaran.

Melalui bermain peran diharapkan peserta didik dapat mengeksploitasi

perasaan-perasaannya, memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan

presepsinya, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan

masalah yang dihadapi, mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan

melalui berbagai macam cara.6

D. Asumsi-asumsi pembelajaran

1.Seni Bermain peran mendukung suatu situasi belajar berdasarkan

pengalaman dengan menitik beratkan isi pelajaran pada situasi “di sini pada

saat ini”

6 Ibid 16

6

Page 7: METODE PAKEM

2.Bermain peran memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan

perasaan-perasaannya untuk yang tidak dikenal tanpa bercermin pada orang

lain.

3.Bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf

sadar untuk kemudian ditingkatkan melaui proses kelompok.

4. Bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi,

berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf

sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan.

Pelaksanaan pembelajaran7

Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain

peran sebagai model pembelajran, yaitu kualitas pemeranan, analisis dalam

diskusi, pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan

dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata. Beberapa hal yang harus

dicermati dalam pelaksanaan model pembelajaran bermain peran,

1. Shaftel adalah mengemukakan Sembilan tahap bermain peran yang dapat

dijadikan pedoman dalam pembelajaran, yaitu menhangatkan suasana dan

memotivasi peserta didik , memilih partisipasi/peran, menyusun tahap-

tahap peran, menyiapkan pengamat, pemeranan, diskusi dan evaluasi,

pemeranan ulang, diskusi dan evaluasi tahap dua, membagi pengalaman

dan mengambil kesimpulan.

2. Sistem social dalam model pembelajaran bermain peran disusun secara

sederhana dan peran guru adalah bertanggung jawab minimal pada setiap

permulaan . selanjutnya, guru membimbing para peserta didik dan hanya

mengarahkan walaupun intervensi guru perlu dikurangi akan tetapi dialah

sesungguhnya penggerak utamanya.

3. Ada lima prinsip reaksi penting dalam model pembelajaran bermain peran,

yaitu guru selayaknya menerima respon para peserta didik yang berkaitan

dengan pendapat prasaanya bukan baik atau buruknya peran yang

dimainkan, guru berusaha membantu untuk mengekplorasi situasi masalah

7 Ibid 17

7

Page 8: METODE PAKEM

dari berbagai segi dan berusaha mencari titik tentunya, dengan cara

merefleksi, menganalisis, dan menangkap respon-respon pesrta didik, guru

meningkatkan kesadaran peserta didik akan pandangan dan perasaan

mereka, guru menenkankan peserta didik bahwa banyak terdapat cara

untuk memainkan suatu peran, guru menekankan pada peserta didik bahwa

terdapat berbagai cara untuk memecahkan suatu masalah.

4. Hal yang sangat penting dalam bermain peran adalah situasi masalah

yang biasanya disampaikan secara lisan, tetapi dapat juga dikemukakan

melalui lembaran-lembaran yang dibagikan kepada peserta didik. Lima

factor yang harus dipertimbangkan guru dalam bermain peran agar

memadai bagi diri peserta didik, yaitu usia peserta didik, latar belakang

social budaya, kerumitan masalah, kepekaan topic yang diangkat sebagai

masalah, pengalaman peserta didik dalam bermain peran.

Modul8

a. Definisi modul

Beberapa pendapat mengenai pengertian modul

Menurut S. nasution

“Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang

berdiri sendiri atau suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun

untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan

secara khusus dan jelas.

Menurut E. Mulyasa

a. Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian

pengalaman belajar yang dirancang secara sistematis untuk

membantu peserta didik mencapai tujuan belajar, menurut E.

Mulyana “Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana

maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal”

C. karakteristik modul pembelajaran8 Ibid 18

8

Page 9: METODE PAKEM

Pembelajaran dengan system modul memiliki lima karakteristik.9

1. Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan

yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, dan

bagaimana melakukannya dan sumber apa yang harus digunakan.

2. Modul merupakan pembelajaran individual sehingga melibatkan sebanyak

mungkin karakteristik peserta didik, dalam hal ini setiap modul harus (1)

memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai dengan

kemampuannya. (2) memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar

yang telah diperoleh; (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan

pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur, sehingga peserta didik tahu

kapan ia harus memulai dan kapan ia harus mengakhiri suatu modul.

3. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta

memungkinkan peserta didik melakukan pembelajaran secara aktif tidak

sekedar membaca dan mendengarkan, akan tetapi juga lebih dari itu.

4. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta

didik dapat mengetahui kapan ia harus memulai dan kapan ia harus

mengakhiri suatu modul.

5. Setiap modul memiliki mekanisme pencapaian tujuan belajar peserta didik,

terutama untuk memberikan umpan balik bagi para peserta didik dalam

mencapai keterbatasan belajar.

D. komponen modul

Pada umumnya modul pembelajaran memiliki beberapa komponen

berikut ini, lenmbar peserta didik, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar

soal, lembar jawaban, dan kunci jawaban. Berbagai komponen tersebut

selanjutnya dikemas dalam format modul.

9 Ibid 19

9

Page 10: METODE PAKEM

1) Pendahuluan. Bagian ini berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan,

keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang akan dicapai setelah belajar

termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul

tersebut.

2) Tujuan pembelajaran. Bagian ini berisi tujuan-tujuan pembelajaran khusus

yang harus dicapai oleh peserta didik untuk mempelajari modul. Tes awal, tes

ini berguna untuk menetapkan posisi peserta didik, dan mengetahui

kemampuan awalnya, untuk menentukan darimana dia harus memulai belajar

dan apakah perlu untuk mempelajari modul tersebut apa tidak.

3) Pengalaman belajar. Bagian ini merupakan rincian materi untuk setiap

pembelajaran khusus yang berisi sejumlah materi, diikuti dengan penilaian

formatif sebagai balikan peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.

4) Sumber belajar. Pada bagian ini disajikan sumber belajar yang dapat ditelusuri

dan digunakan oleh peserta didik.

5) Tes akhir. Tes akhir ini instrumennya sama dengan tes awal, hanya

difokuskan pada tujuan terminal setiap modul.

4. Belajar Tuntas (Mastery Learning)

a. Definisi Belajar Tuntas10

1) Menurut Martinis Yamin,

“Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan

sistematis dan terstruktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran

pada siswa kelompok besar (pengajaran kalasikal), dan berguna untuk

kecepatan belajar (rate of program)”.

2) Menurut S. Nasution

10 Ibid 20

10

Page 11: METODE PAKEM

“Belajar tuntas adalah mengacu kepada proses tujuan belajar mengajar

secara ideal bahwa agar bahan yang dipelajari dikuasai penuh oleh murid,

jadi belajar tuntas atau mastery learning adalah penguasaan penuh”.

b. Startegi Belajar Tuntas

Belajar tuntas dilakukan bilamana kondisi yang tepat dengan semua

peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang

maksimal terhadap seluruh pemeblajaran yang dipelajari. Supaya pembelajaran

terstruktur, Winkel sebagaimana dikutip oleh H. Martinis Yamin menyarankan

beberapa hal11 :

1) Tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai ditetapkan secara tegas.

Semua tujuan dirangkaikan dan materi pelajaran dibagi-bagi atas unit-unit

pelajaran yang diurutkan, sesuai dengan rangkaian segala tujuan

pembelajaran.

2) Pertama dituntut supaya siswa mencapai tujuan pembelajaran lebih dulu,

sebelum siswa diperbolehkan mempelajari inti pelajaran yang baru untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang kedua, tujuan pembelajaran yang kedua

harus tercapai lebih dahulu sebelum siswa maju lebih lanjut dan seterusnya.

3) Ditingkat motivasi belajar siswa dan efektifitas usaha belajar siswa, dengan

memonitor proses belajar siswa melalui testing berkala dan kontinyu, serta

memberikan umpan balik kepada siswa mengenai keberhasilan atau kegagalan

pada saat itu juga (tes formatif).

4) Diberikan bantuan atau pertolongan kepada siswa yang masih mengalami

kesulitan belajar pada saat-saat yang tepat yaitu sesudah penyelenggaraan

testing formatif, dan dengan cara yang efektif untuk siswa yang bersangkutan.

Strategi belajar tuntas dikembangkan oleh Bloom sebgaimana dikutip

oleh H. Martinis Yamin, meliputi tiga bagian, yaitu mengidentifikasi

prakondisi, mengembangkan prosedur praoperasioanal, dan hasil belajar.

11 Ibid 21

11

Page 12: METODE PAKEM

Selajutnya diimplementisakan dalam pembelajaran klasikal dengan

memberikan “bumbu” untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual,

yang meliputi.

1) Corrective technique. Pengajaran remedial, yang dilakukan dengan

memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta didik,

dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya.

2) Memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan

(belum menguasai bahan secara tuntas).

Implementasi belajar tuntas banyak dilakukan dalam sistem pembelajaran

individual dan pembelajaran klasikal. Belajar tuntas dapat dilakukan bila

didukung saran pembelajaran yaitu yang terdiri dari perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) seperti program yang terdapat

dalam perangkat keras.

C. Pola dan Prosedur Belajar Tuntas12

Menciptakan suatu pembelajaran yang berhasil, Bloom

mengembangkan suatu pola dan prosedur pengajaran yang dapat diterapkan

dalam memberikan pengajaran kepada satuan kelas. Secara operasional

menyiapkan langkah-langkah.

1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang

bersifat umum maupun yang khusus.

2) Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang dirangkai,

yang masing-masing dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih dua

minggu.

3) Memberi pelajaran secara klasikal, sesuai dengan unit pelajaran yang sedang

dipelajari.

12 Ibid 22

12

Page 13: METODE PAKEM

4) Memberi tes kepada siswa pada masing-masing inti pelajaran, untuk

mengecek kemajuan masing-masing siswa dalam mengolah materi pelajaran.

Tes itu bersifat formatif, yaitu bertujuan untuk mengetahui sampai berapa jauh

siswa berhasil dalam pengolahan materi pelajaran, dalam tes ini ditetapkan

norma yang tetap dan pasti, misalnya minimal 85% dari jumlah pertanyaan

dijawab betul.

5) Kepada siswa yang ternyata belum menguasai tingkat penguasaan yang

dituntut, diberikan pertolongan khusus, misalnya sebagai tutor sebaya,

mendapat pengajaran dari kelompok kecil, mempelajari buku lain dan

sebagaianya.

6) Setelah semua siswa, paling sedikit hampir semua siswa, mencapai tingkat

penguasaan pada unit pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai

mengajarkan unit pelajaran berikutnya.

7) Unit pelajaran yang menyusul itu juga diajarkan secara kelompok dan diakhiri

dengan memberikan tes formatif bagi inti pelajaran yang bersangkutan, siswa

yang belum mencapai taraf keberhasilan dilakukan dengan memberikan

bantuan khusus.

8) Setelah para siswa, paling sedikit kebanyakannya, mencapai tingkat

keberhasilan yang dituntut, guru mulai mengajar unit yang ketiga. Jadi,

seluruh siswa dalam kelas memulai satu unit pelajaran baru secara bersama-

sama.

9) Prosedur yang sama diikuti pula dalam mengajarkan unit-unit pelajaran lain,

sampai seluruh rangkaian selesai.13

10) Setelah rangkaian seluruh unit selesai, siswa mengerjakan tes yang mencakup

seluruh rangkaian unit pelajaran. Tes terakhir bersifat sumatif, yaitu bertujuan

mengevaluasi taraf keberhasilan siswa, terhadap semua tujuan-tujuan

13 Ibid 23

13

Page 14: METODE PAKEM

pengajaran khusus. Dalam tes ini diterapkan norma yang tetap dan pasti,

biasanya 80-90 % dari pertanyaan dijawab betul.dan hasil tes ini digunakan

untuk member nilai dalam rapor.

5. Pembelajaran Partisipatif

a. Definisi Pembelajaran Partisipatif

“Pembelajaran partisipatif diartikan sebagai keterlibatan peserta didik dalam

pernecanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.

b. Indikator Pembelajaran Partisipatif

indicator pembelajaran partisipatif sebagaimana dikemukakan Knowles dikutip

oleh E. Mulyana.14

1) Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik.

2) Adanya kesediaan peserta didik untuk member kontribusi dalam mencapai

tujuan.

3) Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.

c. Prinsip Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif perlu memperhatikan beberapa prinsip.

1) Berdasarkan kebutuhan belajar (learning need based) sebagai keinginan

maupun kehendak yang dirasakan oleh pesewrta didik.

2) Berorientasi pada tujuan kegiatan belajar (learning goals and objectives

oriented). Prinsip ini mengandung arti bahwa pelaksanaan pembelajaran

partisipatif berorientasi kepada usaha untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.

14 Ibid 24

14

Page 15: METODE PAKEM

3) Berpusat kepada peserta didik (participant centered). Prinsip ini menunjukkan

bahwa kegiatan belajar selalu bertolak dari kondisi riil kehidupan peserta

didik.

4) Belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning). Bahwa kegiatan

belajar harus selalu dihubungkan dengan pengalaman peserta didik.

d. Prosedur Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran Partisipatif dapat dikembangkan dengan prosedur.

1) Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik untuk siap belajar.

2) Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar dapat saling belajar dan

membelajarkan.

3) Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan

belajarnya.

4) Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.

5) Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

6) Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

7) Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil

belajar.

Prosedur Pakem

Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM)

dapat dilakukan dengan proedur, adapun prosedur PAKEM:15

A. Pemanasan dan Apreiasi

Pemanasan dan apresiasi dapat dilakukan dengan tiga cara

15 Ibid 25

15

Page 16: METODE PAKEM

1. Mulailah pebelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta

didik.

2. Motivasi perta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi

kehidupan mereka.

3. Gerakkan peserta didik agar tertarik dan bernafu untuk mengetahui hal-

hal yang baru.

B. Eksplorasi

Tahap ekplorasi merupakan tahap kegiatan pembelajaran untuk

mengenalkan bahan dan mengkaitkannya dengan pengetahuan yang dimiliki

oleh peerta didik, hal tersebut dapat ditempuh16.

1. Perkenalkan materi standart dan kopetensi dasar yang harus dimiliki oleh

peserta didik.

2. Kaitkan materi standart dan kopetensi dasar yang baru dengan

pengetahuan dan kopetensi yang sudah dimiliki oleh peerta didik.

3. Pilih metode paling tepat, dan guna secara bervariasi untk meningkatkan

penerimaan peserta didik terhadap materi tandart dan kopetensi baru.

C. Konsolidasi Pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan untuk menaktifkan peserta didik dalam

pembentukan kopetensi dengan mengaitkan kopetensi dengan kehidupan

peserta didik, hal ini dapat dilakukan:

1. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafirkan dan memahami

materi dasar dan kopetensi baru

2. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proes pemecahan masalah

(problem solving), terutama masalah-masalah actual

3. Letakkan penekanan pada kaitan sruktural yaitu antara kaitan materi

standart dan kopetensi baru berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam

lingkungan masyarakat.

D. Pembentukan Kopetensi, Sikap, dan Perilaku

16 Ibid 26

16

Page 17: METODE PAKEM

Pembentukan kopetensi, sikap, dan perilaku peserta didik dapat dilakukan

1. Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan

kopeteni yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari

2. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat

membangun kompetensi, sikap, dan perilaku baru dalam kehidupan

sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari

3. Gunakan metodologi yang tepat agar terjadi perubahan kopetensi, sikap,

dan perilaku peerta didik.

E. Penilaian

1. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik.

2. Gunakan hasil penilaian terebut untuk menganalisis kelemahan atau

kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam

memberikan kemudahan kepada peserta didik.

3. Pilihlah metodologi yang paling tepat dengan kopetensi yang ingin

dicapai

Ada delapan hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan

pembelajaran Aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ( PAKEM),17

1. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tau dan berimajinasi.

Anak desa, anak kota, anak Indonesia atau pun anak luar Indonesia

selama terlahir normal memiliki kedua sifat tersebut. Kedua sifat tersebut

merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berfikir kritis dan

kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus

kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah

Tuhan tersebut. Suasana belajar dimana guru memuji anak karena hasil

karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang

mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya merupakan

pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

17 Ibid 27

17

Page 18: METODE PAKEM

2. Mengenal anak secara perorangan.

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan

individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan

pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan

yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.

Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih, dapat dimanfaatkan untuk

membantu temannya yang lemah ( tutor sebaya). Dengan mengenal

kemampuan anak, kita dapat menbantunya bila mendapat kesulitan

sehingga belajar anak tersebut maenjadi optimal.

3. Manfaat perilaku anak dalam pengorganisasian

Sebagai makluk social, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku inidapat

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas

atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam

kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesikan tugas

dengan baikbila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini

memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar fikiran. Namun,

anak perlu juga menyelesaikan tugas ecara perorangan agar bakat

individualnya berkembang.

4. Mengembangkan kemampuan berfikir kriti, kreatif dan kemampuan

memecahkan masalah.18

Pada dasarnya hidup ini memecahkan masalah. Hal ini memerlukan

kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Krisis untuk menganalisis

masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan masalah.

Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi

yang keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas

guru adaalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering

memberikan tugas tau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan

18 Ibid 28

18

Page 19: METODE PAKEM

yang dimulai dengan kata-kata “ Apa yang terjadi jika….” Lebih baik

daripada yang dimulai dari kata-kata “apa, berapa,kapan”, yang umumnya

tertutup ( jawaban betul hanya satu)

5. Mengembangkan ruangan kelas yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan

dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk

memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang

dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan

menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa

hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat

berupa gambar, peta, diagram dan sebagainnya. Ruang kelas yang penuh

dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat

membantu guru dalam pembelajaran kerena dapat dijadikan rujukan

ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, social, atau budaya) merupakan sumber yang

sangat kaya akan bahan ajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai

media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).

Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar membuat anak merasa

senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak

selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan kelas dapat dibawa keruang

kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat

mengembangkan sejumlah ketrampilan seperti mengamati (dengan

seluruh indra), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,

mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar. 19

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu

19 Ibid 29

19

Page 20: METODE PAKEM

bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih

mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu, cara

memberikan umpan baik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan

agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar

selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan

memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan

pekerjaan siswa lebih bermakna bagi perkembangan diri siswa daripada

hanya sekedar angka.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental20

Banyak guru yang merasa sudah puas bila menyaksikan para

siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi kalau bangku dan

meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan

tersebut bukanlah cirri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih

diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagaan

orang lain, dan memgungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif

mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan

tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, ataupun takut dimarahi

jika salah. Oleh karena itu guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa

takut tersebut. Baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari

temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan

PAKEM.

F. Komponen PAKEM

Mengalami

Melakukan pengamatan

Melakukan percobaan

Melakukan penyelidikan

Melakukan wawancara

Anak belajar banyak melalui berbuat

Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera

20 Ibid 30

20

Page 21: METODE PAKEM

Komunikasi21

Mengemukakan pendapat

Presentasi laporan

Memanjangkan hasil kerja

Konsolidasi pikiran

Gagasan yang lebih baik berpeluang keluar

Dapat memancing gagasan orang lain

Bangunan makna siswa diketahui oleh guru

Interaksi

Diskusi

Tanya jawab

Lempar lagi pertanyaan

Kesalahan makna berpeluang terkoreksi

Makna yang terbangun semakin mantap

Kualitas belajar meningkat

Refleksi

Peluang lahirkan gagasan baru

Untuk perbaikan gagasan atau makna

Untuk tidak mengulangi kesalahan

G. Sikap dan Prilaku Guru

Mendengarkan siswa

Menghargai siswa

Mengembangkan rasa percaya diri siswa

Menanamkan rasa tidak takut salah

Memberikan tantangan

H. Suasana Ruang kelas

Banyak sumber belajar misalnya: buku, majalah, Koran, dan benda nyata

Banyak alat bantu belajar misalnya: batu, lidi, tanaman, alat peraga

Banyak hasil karya siswa misalnya: gambar, pusisi, laporan percobaan

21 Marno Nurullah, Bahan Ajar metodologi pembelajaran hal 3-5

21

Page 22: METODE PAKEM

Mobilitas guru dan siswa mudah

Interaksi G-S, S-S mudah

Akses ke sumber belajar mudah

Variasi kegiatan (diskusi, percobaan, seminar)

I. Aplikasi Praktis Strategi PAKEM dalam Pembelajaran22

Writing is here and now

Menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-

pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Langkah-langkah

penerapan strategi :

1. Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh

peserta didik. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan

datang. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang

pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif. Guru

memberitahu mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan

pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama

kali di sini dan saat sekarang. Dengan demikian tindakan itu

menjadikan pengaruh lebih jelas dan lebih dramatic dari pada menulis

tentang sesuatu di “sana dan kemudian” atau masa depan yang jauh.

2. Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis, saat sekarang

tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk

memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan

lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk

menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-

peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang

dihasilkannya.

3. Guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik

seharusnya tidak merasa terburu-buru, ketika mereka selesai, guru

mengajak mereka untuk membacakan tentang refleksinya.

22 Ismail, Strategi pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang :Oktober, 2008) hal 75

22

Page 23: METODE PAKEM

4. Guru mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-

sama.

5. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Reading Aloud (Strategi membaca dengan keras)23

Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik

memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-

pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek

pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang

kohesif. Prosedur dari strategi ini adalah sebagai berikut:

1. Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan

keras, misalnya tentang manasik haji. Guru hendaknya membatasi

dengan suatu pilihan teks yang kurang dari 500 kata.

2. Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru

memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat

diangkat.

3. Guru membagi bacaan teks itu dengan alinea-alinea atau beberapa cara

lainnya. Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca

keras bagian-bagian yang berbeda.

4. Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di

beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru

memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan contoh-contoh.

Guru dapat membuat diskusi singkat jika para peserta didik

menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru

melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut.

5. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

23 Ibid hal 76

23