perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · sumber sumber energi melalui...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · sumber sumber energi melalui...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA DALAM POKOK BAHASAN
SUMBER SUMBER ENERGI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALITA
KELAS II SD PANDANSARI KECAMATAN KAJORAN
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
MUKHLASIN
NIM. X1808037
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA DALAM POKOK BAHASAN
SUMBER SUMBER ENERGI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALITA
KELAS II SD PANDANSARI KECAMATAN KAJORAN
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010/2011
Oleh :
MUKHLASIN
NIM. X1808037
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Peningkatan Kompetensi Siswa Dalam Pokok Bahasan Sumber Sumber
Energi Melalui Penggunaan Media Realita Kelas II SD Pandansari
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010/2011.
Oleh :
Nama : Mukhlasin
NIM : X 1808037
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Sekripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Penidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juni 2011
Persetujuan Pembmbing:
Pembimbing I,
Dra. Yulianti, M.Pd.
NIP.19541116 198203 2 002
Pembimbing II,
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
NIP. 19561009 198012 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Peningkatan Kompetensi Siswa Dalam Pokok Bahasan Sumber Sumber
Energi Melalui Penggunaan Media Realita Kelas II SD Pandansari
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010/2011.
Oleh :
Nama : Mukhlasin
NIM : X 1808037
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakutas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 22 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ………............
Sekretaris : Dr. Riyadi, Msi ………............
Anggota I : Dra. Yulianti, M.Pd ………............
Anggota II : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ………............
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Mukhlasin, PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA DALAM POKOK BAHASAN SUMBER SUMBER ENERGI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALITA KELAS II SD PANDANSARI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 1010/2011. Skripsi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk : Meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber- sumber energi dengan menerapkan media relita.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini kompetensi ssiwar dalam pokok bahasan sumber-sumber energi, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan media realita.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai sampel adalah siswa kelas II SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 16 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, angket, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa ada peningkatan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber energi setelah diadakan tindakan dengan menggunakan medi realia. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber energi dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada Prasiklus diperoleh rata-rata kelas 55,93 ( sangat rendah). Siklus I menjadi 67,18 (kategory cuckup) dan siklus II diperoleh rata-rata kelas 93,75 (kategori tinggi). Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penggunaan media realita dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber energi kelas II SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kata kunci : Media Realita, Kompetensi Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT Mukhlasin, THE IMPROVEMENT STUDENTS COMPETENCY IN BASIC COMPETENCY SOURCES OF ENERGY TO IMPLEMENTATION OF REALITY MEDIUM THE TWICE GRADE STUDENTS OF SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANSARI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG ACADEMIC YEAR 2010/ 2011. Minitesis : Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. June 2011.
The aim of this research is: to improve the students compecity in basic competency of energy sources .
The variable becoming a changing goal in this researc is student competency in basic competency, while the action variable in it is intructional with reality medium.
The model used in this study is the classroom action research consisting in two cycles . Each cycle has four step, they are planning, action, observation and reflection. As sample is twice grade student of II SD Negeri Pandansari, Kajoran, Magelang academic year 2010/2011 consisting of 16 student. While techniques of collecting data are interview, observation and enquette. The data analysis technique applied is interactive analysis model having three component that is reduction of data, pretentation of data and drawing conclusion or verivication.
Based and research resultit can be concluded that there is an improvement of student competency in basic competency after having the implementation of the classroom action reserach by using reality medium. It can be see at the increacing if student competency from before and after action. At precycle the reserch of 55,93 (low category) on the class avarage. Then in the first cycle, the class average reached up to 67,18 (enought category) and in the second cycle it become 81,25 (hight category).
There by it can recommended that applying reality medium can improve students competenty in basic competency sources of energi twice grade II SD Negeri Pandansari, Kajoran, Magelang academy year 2010/2011.
Keyword : Reality Medium, Students Competency
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“ Sesungguhnya susudah kesusahan pasti ada kemudahan
Dan sesungguhnya sesudah kesusahan pasti ada kemudahan”
( An Nasr )
“Alloh tidak akan menguji manusia hanya sesuai dengan batas kemampuannya”
(Al Baqoroh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
- Ibunda (Hj. Tasimah Fakhrudin) dan Ayahanda (Fakhrudin- Alm.) tercinta yang
telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, slalu mendoakan, memberi
motivasi, bimbingan dan menuntun di setiap langkahku.
- Istriku ( Ana ) tercinta yang slalu sabar mendampingiku mengarungi bahtera
kehidupan yang penuh ombak dan badai namun slalu setia dan tulus memberi
kesejukan saat suka maupun duka.
- Ananda ( Ikhlas Rais Himawan dan Fitri Sintiana Dewi ) tersayang
- Sahabat-sahabatku PJJ Klas Magelang 2008 yang bak kakak –kakak, senior-
senior ku . yang slalu mendidik dan mengajar dengan penuh kasih sayang.
- Almamater dan rekan-rekan S1-PGSD PJJ , teman-teman dari Cilacap, Klaten
dan Boyolali 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi karunia, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “
Peningkatan Kompetensi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Sumber-sumber Energi
melalui Penggunaan Media Realita “ dengan baik.
Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan
, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UNS.
3. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta (UNS).
4. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta (UNS).
5. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Pelaksana Program S1 PJJ ICT
PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, yang sekaligus sebagai
Pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.
6. Dra. Yulianti, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberi bimbingan
dengan sabar.
7. Sunarti, A.Ma.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pandansari, Kecamatan
Kajoran, Kabupaten Magelang.
8. Siti Umi Kulsum, A.Ma.Pd, selaku supervisor dalam pelaksanaan kegiatan
PTK.
9. Siswa – siswa kelas II SD Negeri Pandansari yang dengan semangat telah
membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas
ini.
Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas I SD Negeri
Pandansari dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi
permasalahan dalam pembelajaran pokok bahasan sumber-sumber energi.
Atas segala bantuan yang telah diberikan demi tersusunnya PTK ini
penulis haturkan terima kasih, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang
mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala
kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam
penyempurnaan penyusunan selanjutnya.
Surakarta, Juni 2011
Mukhlasin X1808037
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ( Depan ) ............................................................................... i
SAMPUL ( Dalam ) ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan dan Pemecahannya ............................................ 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................... 6
B. Hasil Pnelitian yang Relevan ............................................ 18
C. Kerangaka Berpikir ........................................................... 19
D. Hipotesin Tindakan ........................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 22
B. Subyek Penelitian .............................................................. 22
C. Data dan Sumber Data ...................................................... 22
D. Tehnik Pengumpulan Data ................................................ 22
E. Validitas Data .................................................................... 23
F. Tehnik Analisis Data ......................................................... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
G. Indicator Keberhasilan ...................................................... 26
H. Prosedur Penelitian ........................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian ............................................... 31
1. Kondisi Awal Sebelum PTK ………………………… 33
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan …………………………………….. 34
b. Pelaksanaan ……………………………………… 35
c. Observasi ……………………………………….. 38
d. Refleksi ………………………………………...... 39
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan ……………………………………… 40
b. Pelaksanaan ……………………………………… 40
c. Observasi ………………………………………… 42
d. Refleksi ………………………………………….. 43
B. Diskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Sebelum PTK ………………………… 44
2. Siklus I ………………………………………………. 44
3. Siklus II ………………………………………………. 45
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 45
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 49
B. Imlplikasi .......................................................................... 49
C. Saran .................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 51
LAMPIRAN ........................................................................................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel I frekuensi nilai kognitif pra tindakan .................................... 33
2. Tabel II frekuensi nilai kognitif siklus I ............................................ 37
3. Tabel I frekuensi nilai kognitif siklus II............................................ 42
4. Tabel IV ilai rata-rata koginitif siswa .............................................. 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar I kerucut pengalaman edgar dale .................................. 15 2. Gambar II alur penelitian tindakan kelas ................................... 20 3. Gambar III proses analis interaktif ............................................ 25 4. Gambar IV siklus penelitian tindakan kelas ............................... 30 5. Gambar V grafik nilai kognitif pra tindakan .............................. 34 6. Gambar VI grafik nilai kognitif siklus I ..................................... 38 7. Gambar VI Grafi Nilai kognitif siklus II ……………………… 42 8. Gambar VIII Grafik nilai rata-rata hasil nilai kognitif siswa …. 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 58
3. Observasi Kegiatan Guru dan Aktifitas Siswa ........................... 64
4. Data Nilai Formatif Siswa Siklus II .......................................... 72
5. Gambar / photo Proses Pembelajaran ........................................ 75
6. Absensi Murid ............................................................................ 78
7. Presensi Mahasiswa Peneliti ...................................................... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
(UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1)
Tujuan yang ingin diperoleh setelah seseorang memperoleh pendidikan
adalah adanya perubahan, yang sebelumnya belum tahu menjadi tahu, yang
sebelumnya tidak memilki keterampilan kemudian memiliki keterampilan.
Ranah yang menjadi muara dari suatu pendidikan adalah adanya peningkatan
pada aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap, dan psikomotorik.
Seiring dengan perubahan kurikulum, bahwa kurikulum berbasis
kompetensi menekankan pembelajaran bermakna, yaitu melalui pendekatan
kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) yang merupakan
konsepsi membantu guru meningkatkan konten materi pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan mendorong siswa mengkaitkan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan siswa.
Kenyataan yang terjadi di beberapa SD sebagian guru dalam mengajar
masih menggunakan metode ceramah, sehingga dalam berlangsungnya
pembelajaran banyak siswa yang merasa bosan. Hal serupa juga terjadi di SD
Negeri Pandansari saat pembelajaran IPA berlangsung guru hanya
berceramah tanpa memberikan contoh yang jelas sehingga siswa sulit
menangkap materi pelajaran.
Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berlangsung dengan baik
apabila ada komunikasi positif antara guru dengan siswa, guru dengan guru,
dan antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, komunikasi positif harus
diciptakan agar pesan yang ingin disampaikan, khususnya materi pelajaran
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dapat diterima oleh siswa dengan baik. Guru diharapkan mampu membimbing
aktivitas dan potensi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
Dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan media
pembelajaran yang tepat siswa kurang aktif, sehingga ketika dijelaskan
bermain sendiri, apabila diberi pertanyaan tidak ada yang menjawab, diberi
tugas tidak mengerjakan. Kenyataan terebut menyebabkan kompetensi siswa
terhadap pembelajaran IPA sangat rendah.
Proses berpikir anak kelas rendah yang masih konkrit menjadi
tantangan tersendiri bagi guru dalam membelajarkan siswa. Siswa
memerlukan sesuatu untuk proses berpikirnya. Salah satunya adalah dengan
menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Siswa kelas dua adalah termasuk kelas rendah. Untuk itu dalam proses
pembelajarannya perlu menggunakan media untuk membantu mengkonkritkan
suatu yang abstrak. Media realita sangat tepat untuk anak seusianya, karena
media realita adalah benda-benda asli ( senyatanya) ynag digunakan dalam
membantu pembelajaran.
Pada study pendahuluan untuk mengukur tingkat kompetensi siswa
dilaksanakan tes formatif. Setelah dikoreksi ternyata dari 16 siswa hanya 3
siswa yang mendapat nilai di atas 60 (Kriteria Ketuntasan Minimal), artinya
ketuntasan belajar di kelas tersebut hanya mencapai 20%.
Menyadari keadaan di SD Negeri Pandansari tersebut, dengan berbekal
kejujuran dan keterbukaan, saya mencoba melakukan diagnosa terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan kemudian mencoba untuk melakukan
perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) di tempat peneliti bertugas.
Untuk melakukan pembelajaran sebelumnya dilakukan identifikasi
masalah. Berdasarkan fakta di atas saya meminta bantuan supervisor dan
teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari
pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa
masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
a. Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran.
b. Siswa kurang tertarik pada materi pelajaran, karena medianya kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Untuk mengetahui penyebab timbulnya masalah perlu dilakukan
analisis. Berdasar hasil refleksi diri, kajian berbagai dokumen dan diskusi
dengan teman sejawat serta bertanya dengan kepala sekolah diprediksi faktor
penyebab rendahnya tingkat kompetensi siswa terhadap materi yang diajarkan
adalah :
a. Metode yang digunakan kurang menarik
b. Guru kurang mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang
membangkitkan motivasi belajar siswa.
c. guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Dengan mempertimbangkan faktor penyebab di atas dan atas saran
supervisor alternatif pemecahan masalah yang akan ditempuh diorientasikan
pada penggunaan media pembelajaran. Dalam hal ini saya memilih media
yang sesuai dengan materi pembelajaran yaitu media Realita.
Bertolak dari kenyataan dan masalah tersebut, guna peningkatan
kompetensi belajar siswa terhadap pokok bahasan sumber-sumber energi
siswa kelas II SD, maka peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang
“Peningkatan Kompetensi Siswa Dalam Pokok Bahasan Sumber Sumber
Energi Melalui Penggunaan Media Realita Pada Siswa Kelas II SD Negeri
Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2010/2011”.
B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumrskan
permasalahannya sebagai berikut :
Apakah penggunaan media realita dapat meningkatkan komptensi siswa
dalam pokok bahasan sumber-sumber energi pada siswa kelas II SD
Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2010/ 2O11?
2. Pemecahan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dengan rumusan masalah diatas peneliti memprediksikan melalui
penggunaan Media Realita dapat meningkatkan kompetensi siswa
terhadap pokok bahasan sumber-sumber energi, dan diharapkan siswa
dapat mengetahui secara nyata dan langsung energi yang dimaksud dalam
pembelajaran tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber
energi pada siswa Kelas II SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/ 2O11.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Dapat bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran IPA yaitu
khususnya pada pokok bahasan sumber-sumber energi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Meningkatnya kualitas pembelajaran tentang materi pembelajaran
sumber-sumber energi.
2) Meningkatnya kemampuan dalam merancang model pembelajaran
yang sesuai dengan materi ajar.
b. Bagi siswa
1) Meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pada pokok bahasan
sumber-sumber energi.
2) Mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran tentang
materi sumber-sumber energi.
3) Tercipta suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
sehingga diharapkan situasi tersebut memberikan kontribusi
terhadap hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi lembaga khususnya di SD Negeri Pandansari Kajoran
Magelang.
d. Bagi peneliti
Memperoleh pengetahuan bahwa penggunaan media realita dapat
meningkatkan penguasaan kompetensi sumber-sumber energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakekat Kompetensi Siswa Dalam Pokok Bahasan Sumber Sumber
Energi
a. Pengertian Kompetensi Siswa
Dalam kerangka dasar kurikulum 2004, menyebutkan “pengertian
kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai
yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak” (Depdiknas,
2004: 2). Kompetensi dapat dikenali melaui sejumlah hasil belajar dan
indikator yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai
melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan
pelajaran secara kontekstual.
Untuk merumuskan aspek-aspek kompetensi secara rinci dapat
dianalisis berdasarkan taksonomi tertentu, Bloom dkk. (1956: 17)
menganalisis kompetensi berdasarkan taksonominya menjadi tiga
aspek/ranah, masing-masing dengan tingkatan secara berjenjang sebagai
berikut:
a. Kompetensi pada aspek/ranah kognitif (kecerdasan) meliputi tingkatan
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Kompetensi pada aspek/ranah psikomotor (gerak), meliputi
keterampilan meniru, memanipulasi, ketepatan gerakan, artikulasi, dan
naturalisasi.
c. Kompetensi pada aspek/ranah afektif (perasaan), meliputi pengenalan,
pemberian respon, penghargaan terhaap nilai, pengorganisasian, dan
internalisasi.
Sedangkan Hall & jones (1976: 48) membagi kompetensi menjadi 5
macam, yaitu:
a. Kompetensi kognitif, yang mencakup pengetahuan, pemahaman, dan
perhatian.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Kompetensi afektif, yang menyangkut nilai, sikap, minat, dan
apresiasi.
c. Kompetensi penampilan yang menyangkut demonstrasi keterampilan
fisik atau psikomotorik.
d. Kompetensi produk atau konsekuensi, yang menyangkut keterampilan
melakukan perubahan terhadap pihak lain.
e. Kompetensi eksploratif atau ekspresif, menyangkut pemberian
pengalaman yang mempunyai nilai kegunaan di masa depan, sebagai
hasil pengiring yang positif.
Ada dua butir kompetensi yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu
kecakapan hidup (life skill) dan keterampilan sikap.
Kecakapan hidup (life skill) merupakan kecakapan untuk
memecahkan masalah secara inovatif dengan menggunakan fakta, konsep,
prinsip, atau prosedur yang telah dipelajari. Pemecahan masalah tersebut
dapat berupa proses maupun produk yang bermanfaat untuk
mempertahankan, meningkatkan, atau memperbaharui hidup dan
kehidupan siswa. Kecakapan hidup tersebut diharapkan dapat dicapai
melalui berbagai pengalaman belajar siswa. Dari berbagai pengalaman
mempelajari berbagai mata pelajaran, diharapkan siswa memperoleh hasil
sampingan yang positif berupa upaya memanfaatkan pengetahuan, konsep,
prinsip dan prosedur untuk memecahkan masalah baru dalam bentuk
kecakapan hidup. Di samping itu, kecakapan hidup tersebut hendaknya
diupayakan pencapaiannya dengan mengintegrasikannya pada topik dan
pengalaman belajar yang relevan.
Misalnya, seorang siswa tinggal di sebuah tempat yang terletak di
tepian sungai. Di sekolah dia telah mendapatkan prmbelajaran tentang
dinamo pembangkit listrik dan sifat-sifat arus yang antara lain dapat
menggerakan turbin atau baling-baling. Siswa tersebut kemudian
memanfatkan air sungai untuk menggerakan baling-baling yang
dihubungkan dengan dinamo yang digantungan di permukaan air di tengah
sungai, sehingga diperoleh aliran listrik yang dapat digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
penerangan. Contoh lain, siswa yang telah mempelajari bejana
berhubungan dan sifat-sifat air yang tidak menghantarkan udara, lalu
menciptakan “leher angsa” dari bahan tanah liat untuk penahan bau pada
pembuatan W.C, siswa dapat membuat alat untuk menyiram tanaman
hiasyang digantung, dan lain sebagainya. Selain kecakapan yang bersifat
tekhnis, kecakapan hidup juga mencangkup kecakapan social (social
skills), misalnya kecakapan dalam mengadakan negoisasi, kecakapan
memilih dan mengambil posisi diri, kecakapan mengelola konflik,
kecakapanb mengadakan hubungan antar pribadi, kecakapan memecahkan
masalah, kecakapan mengambil keputusan secara sistematis, kecakapan
bekerja dalam sebuah tim, kecakapan berorganisai, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
ketrampilan sikap (afektif) adalah, sikap yang berkenaan dengan nilai,
moral, tata susila, baik, buruk, demokratis, terbuka, dermawan, jujur, teliti,
dan lain sebagainya. sikap terhadap materi dan media pembelajaran,
seperti menyukai, menyenangi, memandang positif, menaruh minat, dan
lain sebagainya. Mengingat sulitnya merumuskan, mengajarkan, dan
menevaluasi aspek afektif, seringkali kompetensi afektif tersebut tidak
dimasukan dalam program pembelajaran. Sama halnya dengan kecakapan
hidup, kompetensi afektif hendaknya diupayakan pencapainnya melalui
pengintegrasian dengan topik-topik dan pengalaman belajar yang relevan.
b. Sumber Sumber Energi Dalam Pembelajaran IPA Kelas II SD
1) Pengertian IPA
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sering disebut Sains, dalam
Bahasa Inggris “Science” mempunyai berbagai macam pengertian.
Pendapat beberapa ahli yang dikutip oleh Widara (2008:1)
merumuskan suatu definisi science yang operasional: a) Fisher :
Science adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. b) Carin :
Science adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sistematik yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam.
Jameas B. Conant dalam Suryani (2008), mendeskripsikan
sains sebagai rangkaian konsep dan pada konseptual yang saling
berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil
ekspereimen dan observasi yang dipweroleh sebelumnya menjadi
bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, seingga
memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkenbnag.
Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
konsep belajar alam dan mempunyai hubungan yang sangat terkait
dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam
proses pendidikan dan juga perkembang teknologi, karena IPA
memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta
kemempuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta
yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil
penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam
yang baru dan dapat ditereapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait
dengan objek alam sreta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu
makhlujk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta
serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu
Fisika, Biolagi dan Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan
pada benda-benda yang tak hidup. Pada aspek Biologi IPA mengkaji
pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta
lingkungannya. Sedangkan pada aspek KimiaIPA mempelajari gejala-
gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak
hidup yang ada di alam.
Muhibin (1995) dalam Dadang Garnida (2006:6) menyebutkan
bahwa dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
adalah peristiwa mental,bukan peristiwa (yang bersifat jasmaniah).
Perubahan tersebut sesuai dengan pandangan dalam proses
penbelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher centered) ke
arah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered).
IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan dari hasil
kegiatan manusia yang diperoleh denga menggunakan langkah-
langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil
eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus
disempurnakan.
Pembelajaran IPA di SD adalah penggabungan (integrasi) dari
ketiga aspek IPA (Fisika, Biologi dan Kimia). Pembelajaran akan
berhasil dengan baik apaqbila guru memahami perkembangan
intelektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar antara 7 tahun sampai
11 tahun. M enurut Piaget perkembangan anak usia SD tersebut
termasuk dalam kategori operasional konkrit. Pada usia ini sistem
pemikiran anak didasarkan pada aturan tertentu yang logis yang
digunakan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang
dihadapi.
Anak pada usia ini sangat membutuhkan benda-benda konkrit
untuk mengembangkan intelektualnya.Anak SD sudah mampu
mamahami tentang tentang penggabungan (penambahan atau
pengurangan), mampu mengurutkan, misalnya mengurutkan dari yang
terkecil ke yang terbesar, dari yang pendek sampai ke yang panjang.
Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasi
berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan
berdasarkan warna, bentuk persegi atau bulat dan sebagainya.
3) Tinjauan Tentang Pokok Bahasan Sumber Sumber Energi IPA
Kelas II SD.
a) Bentuk energi
- Bunyi, bunyi adalah bentuk energi. Energi bunyi didengar telinga.
- Cahaya adalah bentuk energi. Energi cahaya membuat terang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
- Gerak adalah bentuk energi. Gerak kipas menghasilkan angin.
- Panas adalah bentuk energi. Panas setrika menghaluskan baju.
b) Sumber energi
- Matahari
- Angin
- Air
- Gas dan minyak bumi
- Listrik dan baterai
- Makanan
c) Penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari
- Penggunaan energi cahaya
Cahaya matahari menerangi bumi. Siang hari terang benderang.
Malam hari bulan menerangi bumi. Lampu menerangi rumah dan
lingkungan. Setiap hari manusia membutuhkan energi cahaya.
- Penggunaan energi panas
Panas kompor untuk memasak. Panas setrika untuk merapikan
pakaian. Panas matahari untuk mengeringkan pakaian, bahan
makanan seperti ; padi, ikan dan krupuk. Setiap hari manusia
membutuhkan energi panas.
- Penggunaan energi gerak
Setiap hari adaorang pergi. Ada yang naik sepeda, mobil, bus,
pesawat terbang atau kapal laut. Berbagai alat itu memakai energi
gerak. Bila panas menghidupkan kipas angin. Gerak kipas angin
membuat udara sejuk. Membuat jus memakai blender. Blender
dapat menghancurkan buah. Setiap hari manusia membutuhkan
energi gerak.
d) Penghematan energi
Energi harus dihemat. Gasdan minyak harus dihemat. Berbagai cara
dapat dilakukan:
- Memasak jangan sampai gosong
- Berjalan kaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
- Pada siang hari gunakan cahaya matahari
- Matikan alat listrik bila tidak digunakan
- Matikan lampu padasiang hari
- Matikan televisi jika tidak dilihat
- Matikan kipas angin bila selesai
2. Hakekat Media Realita pada Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Gagne (dalam Nasution, Noehi, 2005: 7.3) menempatkan media
sebagai; “komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar”.
Briggs (dalam Nasution, Noehi, 2005: 7.3) berpendapat bahwa
harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikulum)
supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan media sebagai
“wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran”.
Wilbur Schrmm (dalam Nasution, Noehi, 2005: 7.3) nampaknya
melihat media pembelajaran dalam pendidikan sebagai suatu teknik untuk
menyampaikan pesan. Oleh sebab itu dia mendefinisikan media, sebagai
berikut “media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan
pembelajaran”.
Yusuf Hadi Miarso (dalam Nasution, Noehi, 2005: 7.3) melihat
media secara makna dalam keseluruhan sistem pendidikan sehingga
definisinya berbunyi “ segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya
proses belajar”.
Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah komponen sumber belajar di lingkungan siswa
sebagai pembawa informasi yang dapat merangsang terjadinya proses
belajar.
Terlepas dari ragamnya pengertian tentang media pembelajaran,
jelaslah bahwa media sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki
fungsi yang jelas, yaitu: memperjelas, memudahkan siswa memahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
konsep/prinsip atau teori, dan membuat pesan kurikulum yang akan
disampaikan siswa menarik, sehingga motivasi belajar siswa meningkat
dan proses belajar dapat lebih efektif dan efisien.
b. Pengertian Media Realita
Media Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau
aslinya, tanpa perubahan. Dengan memanfaatkan media realita dalam
proses belajar siswa akan lebih aktif dapat mengamati, menangani
(handle), memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan sumber-
sumber belajar serupa.
Penggunaan media realita dalam proses belajar sangat baik sebab
realita dapat menampilkan ukuran, suara dan gerakan. Para siswa akan
lebih banyak belajar misalnya tentang tanaman yang dibawa ke kelas
untuk dipelajari, dibandingkan dari sekedar melihatnya di gambar. Namun
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum
mempergunakan realita sebagai media pengajaran, yaitu:
1) karena benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda-benda
hidup sampai benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda-
benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat
dimanfaatkan di kelas secara efisien;
2) bagaimanakah caranya agar benda-benda itu sesuai dengan pola
belajar-mengajar di kelas;
3) dari manakah kita dapat memperoleh benda-benda itu.
Kalau ketiga hal itu sudah dipertimbangkan dengan masak maka
pemanfaatan realita sebagai media pengajaran dan sebagai bagian dari
upaya peningkatan kualitas proses belajat-mengajar akan semakin efektif.
c. Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya
sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya,
sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa
itu kita mengenal nama tokoh bernama Johan Amos Comenius yang ter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
catat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan
untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus
(Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657.
Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada
sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui
penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana
belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara
menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang-
dengar.
Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media
pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam
kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula
digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau
benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan
daya ingat siswa dalam belajar.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai
dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual
pembelajaran. Usaha-usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi
lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat
klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit
sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan
nama “Kerucut Pengalaman” (Cone of Experience) dari Edgar Dale.
Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu,
sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis
media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu
pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Edgar Dale
abstrak
Verbal
Simbol
Visual
Radio
Film
Televisi
Wisata
Demonstrasi
Partisipasi
Observasi
Pengalaman langsung konkrit
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat
audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan
kepada penerima pesan. Begitu pun dalam dunia pendidikan, alat audio
visual bukan hanya di pandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan
berfungsi sebagai alat penyalur pesan dalam belajar. Sayangnya, waktu itu
faktor siswa, yang merupakan faktor utama dalam pembelajaran, belum
mendapat perhatian khusus.
Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa
sebagai komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat itu teori
Behaviorisme BF.Skiner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media
yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses
pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil
teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan
Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
Pada tahun 1965-70, pendektan sistem (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian
integral dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi di pandang
sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk
membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar media, hendaklah
kata tersebut diartikan dalam pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana dalam pembawa pesan dari
sumber pesan ke penerima pesan belajar (siswa ).
d. Peranan Media Pembelajaran
Peranan media pembelajaran antara lain :
1) Dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
agar dapat mendorong kegiatan belajar mengajar, sehingga
pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa.
3) Dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa, sehingga
perhatian siswa dapat terpusat pada bahan pelajaran yang disesuaikan
guru.
4) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga membuat pelajaran lebih lama diingat.
5) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
mandiri di kalangan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dengan melihat pernan media pembelajaran seperti yang telah
dijelaskan di atas, maka pembelajaran IPA akan lebih efektif dan lebih
nyata. Lebih jauh secara rinci, kita dapat melihat peranan media
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, baik bagi siswa maupun bagi guru itu
sendiri.
a. Manfaat Media Pembelajaran IPA bagi siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi belajar
2) Dapat menyediakan variasi belajar
3) Dapat memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar
4) Dapat memberikan contoh yang efektif
5) Dapat merangsang berpikir analisis
6) Dapat memberikan situasi belajar yang tanpa beban atau tekanan (
kurang bersifat formal ).
b. Manfaat Media Pembelajarana bagi guru
1) Dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan
pembelajaran
2) Dapat memberikan sistematika mengajar
3) Dapat memudahkan kendali pengajaran
4) Dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian
5) Dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar
6) Dapat meningkatkan kualitas pengajaran
Selain itu media pembelajaran dapat memiliki nilai praktis seperti
berikut :
a. Dapat menampilkan objek yang terlalu besar, yang tidak mungkin
dibawa ke dalam kelas, seperti bumi, bulan dan matahari.
b. Dapat memperlambat gerakan yang terlalu cepat, contoh : proses
mekarnya bunga dan mempercepat gerakan yang terlalu lambat,
seperti: gerak tumbuh kecambah, saehingga dapat memberikan
kesempatan memperoleh pengamatan, seperti proses amputansi,
pencangkokan jantung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka yang sulit
diamati atau yang berbahaya dalam lingkungan belajar, seperti :
binatang komodo, koleksi mata uang kuno, ular kobra, reaksi
nuklir.
Secara umum media pembelajaran sebagai media pendidikan terdiri
dari:
1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan seperti: buku, koran , majalah,
2) Alat-alat adio dan visual, seperti: radio, kaset , TV, vidio,
3) Sumber-sumber masyarakat, seperti: monumen, candi, dan
peninggalan sejarah lainnya,
4) Koleksi benda-benda seperti: koleksi mata uang kuno, koleksi
awetan tumbuhan dan hewan,
5) Perilaku guru ketika mengajar yang dicontohkan kepada siswa.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistimatis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang akan
dilakukan. Bebeberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Nanik Hartini (2010) dalam penelitiannya tentang penerapan pendekatan CTL
untuk meningkatkan motivasi belajar IPA kelaS II SD. Hasil penelitian
menyimpulkan ada peningkatan motivasi belajar dari Prasiklus diperoleh rata-
rata kelas 15,96 (motivasi rendah), Siklus I 28,46 (kategori motivasi cukup)
dan Siklus II diperoleh rata-rata kelas 28,46 (kategori motivasi tinggi).
Persamaan penelitian yang dilakukan Nanik Hartini dengan penelitian ini
adalah sama-sama IPA Kelas II SD hanya CTL dan Media Realita, bahkan
dalam CTL juga ditekankan penggunaan media realita.
2. Arlinda Ikawati (2010) dalam penelitiannya tentang penggunaan media realita
untuk meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan luas dan keliling
bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri Ngadiluweh Kecamatan Meteseh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Karanganyar. Hasil penelitian menyimpulkan ada peningkatan hasil belajar
matematika dari Prasiklus diperoleh rata-rata 48,55 ( rendah ), Siklus I
diperoleh rata-rata 64,25 (cukup) dan Siklus II diperoleh rata-rata 84,25
(tinggi). Persamamaan penelitian yang dilakukan oleh Arlinda Ikawati dengan
penelitian ini adalah sama-sama variabel tindakannya adaqlah media realita,
hanya pelajarannya lain.
3. Diah Puspita (2010) dalam penelitiannya tentang penggunaan media benda
asli untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan dalam pembelajaran
matematika kelas III SD N Baran I Kecamatan Nguter Sidoarjo. Hasil
penelitian menyimpulkan ada peningkatan pemahaman konsep pecahan dalam
pembelajaran matematika. Dari Prasiklus diperoleh rata-rat kelas 70,85, Siklus
I diperoleh rata-rata kelas 74,25 dan Siklus II diperoleh rata-rata kelas 79,60.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Diah Puspita dengan penelitian ini
adalah variabelnya sama-sama penggunaan benda asli atau benda nyata.
Dari ketiga penelitian yang relevan diatas dapat analogikan bahwa
pengunaan media realita akan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok
bahasan sumber-sumber energi kelas II SD Negeri Pandansari.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka maupun konsep-konsep, maka dapat disusun
kerangka berpikir yaitu penggunaan media realita pada pembelajaran akan
memperjelas konsep prinsip dan hukum pada IPA. Media pembelajaran dalam hal
ini media realita dapat menunjukkan dan memperjelas hubungan-hubungan antar
konsep shingga gejala-gejala alam pada pokok bahasan sumber-sumber energi
dapat diamati oleh siswa secara langsung, sehingga dapat meningkatkan
kompetensi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Ide Awal
Studi Pendahuluan 1.Proses
Pembelajaran 2.Tes diagnosa
(memperoleh data awal)
3.Analisis Dokumen
4.Diskusi dengan
Supervisor
Pembelajaran dengan Media Realita
1. Refleksi 2. Studi
literatur 3. Alat Peraga
Tindakan siklus I 1. Perencanaan
tindakan 2. Pelaksanaan
tindakan 3. Observasi 4. Refleksi
siklus I
Persiapan penelitian 1. Penyusunan RPP,
test, lembar observasi, dan lembar kerja siswa
2. Mempersiapkan Observer
3. Simulasi
Belum
Revisi
Tindakan Siklus II 1. Perencanaan
tindakan 2. Pelaksanan
tindakan 3. Pengawasan
(observasi) 4. Refleksi siklus II
Berhasil Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. Hipotesis Tindakan
Untuk memecahakan masalah yang diuraikan dalam rumusan masalah di
atas, maka dilakukan tindakan melalui penggunaan media pembelajaran, sehingga
hipotesis yang diajukan adalah:
Penggunaan media realita dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam
pokok bahasan sumber-sumber energi kelas II SDN Pandansari Kecamatan
Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri Pandansari Kecamatan
Kajoran Kabupaten Magelang.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran
ajaran 2010/ 2011, yaitu mulai bulan Januari sampai Juni atau selama 6
bulan.
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian tindakan ini adalah siswa kelas II SD Negeri Pandansari
Kecamatan Kajoran Magelang. Siswa kelas tersebut berjumlah 16 siswa, terdiri atas
5 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Data dan informasi yang akan dimanfaatkan dalam penelitian sebagai
berikut:
1. Informasi dari narasumber siswa kelas II SDN Pandansari Kecamatan
Kajoran Kabupaten Magelang.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media
benda asli (realita).
3. Hasil jawaban subjek penelitian yaitu siswa kelas II SDN Pandansari
secara tertulis dalam menyelesesaikan soal-soal.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, prestasi
belajar, dan dokumentasi.
1. Observasi
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki. Dilakukan secara formal didalam ruang kelas pada saat
pembelajaran berlangsung dibantu teman sejawat. Observasi dilakukan
untuk mengetahui perkembangan siswa selama proses pembelajaran
sesuai dengan siklus yang ada.
2. Tes prestasi belajar
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran
tindakan. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk mengindentifikasi
kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran konsep pecahan.
Selain itu tes ini dilakukan disetiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat
kompetensi siswa terhadap materi.
3. Dokumentasi
Tehnik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen berupa
daftar nilai, daftar hadir siswa dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru kelas
II SDN Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun
pelajaran 2010/2011.
E. Validitas Data
Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data, dengan maksud
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diteliti atau diukur. Dalam penelitian ini, untuk menguji
kesahihan data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
1) Triangulasi Data (sumber) dengan cara mengumpulkan data sejenis dari
sumber berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa. Data yang dikumpulkan
adalah data tentang pemahaman siswa terhadap konsep pecahan.
Dilakukan dengan observasi kepada siswa kelas II SD Negeri Pandansari
Kecamatan Kajoran kemudian dengan guru kelas II SD setempat untuk
memperoleh data yang lebih mantap kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Triangulasi Metode, jenis triangulasi metode ini dilakukan dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan metode
pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa menggunakan metode
pengumpulan data yang berupa observasi. Dan diuji dengan
tpengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi
pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik
pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan
dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. Dalam
penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data tentang pemahaman
siswa kelas II SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran Magelang.
Pengumpulan data dilakukan observasi terhadap siswa kelas II SD Negeri
Pandansari Kecamatan Kajoran Magelang kemudian dilakukan observasi
terhadap siswa kelas III SD setempat dengan tujuan untuk mendapatkan
data yang akurat.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari
dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis ini mempunyai
tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan
atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif bisa digambarkan pada
bagan sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dari Miles dan Huberman
adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 3. Proses Analisis Interaktif
1. Reduksi data yaitu proses pemilihan data pada pnyederhanaan,
pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi untuk dijadikan masalah yang akan
diteliti.
2. Sajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan.
3. Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian, kemudian diuji
kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi
utuh. Sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya
hasil laporan penelitian. Sedangkan simpulan adalah tinjauan ulang pada
catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji kebenarannya,
kekokohannya, merupakan validitas.
Reduksi data Penarikan simpulan/ verifikasi
Pengumpulan data Sajian data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
G. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan dalam menentukan keberhasilan atau penelitian. Yang menjadikan
indikator dalam penelitian ini adalah apabila 80% dari jumlah siswa dalam
mengerjakan soal tes akhir mendapat nilai lebih dari 70.
H. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksaaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam
bentuk siklus yang tercakup empat kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, evalaluasi, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan
mengadakan pembelajaran yang dalam pembelajaran dilakukan dengan
mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka
yang masing-masing 2x30 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang dicapai, seperti yang didesain. Untuk mengetahui hasil
belajar matematika siswa kelas III SDN Tegalarum diadakan observasi
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru.
Berdasarkan temuan di kelas, maka peneliti berusaha
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III dengan penanaman
konsep melalui pendekatan matematika realistik dan menghubungkan dengan
konsep lain yang telah dikuasai oleh siswa.
Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci
diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Rencana
1) Guru menyiapakan rencana pembelajaran dengan materi sumber-
sumber energi IPA kelas II.
2) Menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan , misalnya senter, lampu
neon, hand phone,dan sebagainya.
3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Tindakan
1) Guru membagi siswa dalam dua kelompok.
2) Guru membagi lembar kerja.
3) Guru menyajikan berbagai media yang akan digunakan siswa dalam
pembelajaran.
4) Siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bimbingan guru.
5) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi sumber-sumber
energi.
6) Guru memberi catatan singkat pada siswa untuk ditulis dibuku
masing-masing.
7) Guru membagikan soal tes untuk dikerjakan siswa.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku
siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika
dengan menerapkan pendekatan matematika realistik. Observasi juga
dilakukan terhadap guru yang menerapkan pendekatan matematika
realistik pada pembelajaran matematika.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditentukan dalam beberapa aspek indikator.
1. Aspek yang dinilai antara lain:
a) Penampilan guru didepan kelas.
b) Cara menyampaikan materi pelajaran.
c) Cara pengelolaan kelas.
d) Cara- cara penggunaan media pembelajaran.
e) Suara guru dalam menyampaikan pelajaran.
f) Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok yang dibutuhkan.
g) Waktu yang diperlukan guru.
2. Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain:
a) Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.
b) Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Peningkatan kemampuan siswa memberi nama dengan istilah
konsep pecahan.
d) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
e) Banyaknya siswa yang bertanya.
f) Peningkatan kemampuan siswa berdiskusi dan
mendemonstrasikan pengetahuan yang telah di konstruksi.
g) Kemampuan memecahkan masalah.
h) Ketepatan dan kesepakatan dalam mengerjakan soal.
i) Kerjasama dalam kelompok.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam
pembelajaran pada siklus I tentang konsep pecahan didapatkan suatu
kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang
diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal maka perlu
adanya perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Rencana
1. Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan
masalah pada refleksi siklus I.
2. Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi pecahan
3. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan misalnya radio,
setrika, atau media realita lainnya.
4. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
5. Menyiapkan lembar penelitian.
6. Menyiapkan lembar observasi.
b. Tindakan
1. Guru memberikan contoh lagi soal tentang pecahan dengan media
roti, buah, kertas berbentuk persegi dan lingkaran.
2. Guru menjelaskan cara menunjukkan pecahan dengan langkah-
langkah seperti siklus I dengan menggunakan media roti, buah,
kertas berbentuk persegi, dan lingkaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Salah satu siswa disuruh maju ke depan kelas untuk menerjakan soal
pecahan dengan menggunakan media roti, buah, kertas berbentuk
persegi, lingkaran.
4. Guru memberi soal tes kepada siswa untuk dikerjakan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku
dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik. Observasi juga dilakukan
terhadap guru yang menerapkan pendekatan matematika realistik pada
pembelajaran matematika.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada poin-
poin yang telah ditetapkan dalam beberapa aspek.
1. Aspek keberhasilan guru yang dinilai antara lain:
a) Penampilan guru didepan kelas.
b) Cara menyampaikan materi pelajaran.
c) Cara pengelolaan kelas.
d) Cara-cara penggunaan alat-alat pelajaran.
e) Suara guru dalam menyampaikan pelajaran.
f) Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok yang dibutuhkan.
g) Waktu yang dibutuhkan guru.
2. Aspek keberhasilan siswa yang dinilai antara lain:
a) Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA.
b) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA.
c) Peningkatan kemampuan siswa memberi nama dengan istilah
konsep pecahan.
d) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat.
e) Banyaknya siswa yang bertanya.
f) Peningkatan kemampuan siswa berdiskusi dan
mendemonstrasikan pengetahuan yang telah dikonstruksi.
g) Kemampuan memecahkan masalah dan merumuskan masalah.
h) Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
i) Kerjasama dalam kelompok.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan . jika tindakan
sudah tercapai secara optimal maka siklus dihentikan.
Adapun siklus-siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan ini menggunakan model Suharsimi Arikunto.
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan
REFLEKSI
PERENCANAAN
SIKLUS I
PERENCANAAN
PENGAMATAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI
PERENCANAAN
SIKLUS I
PERENCANAAN
PENGAMATAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran
Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Sekolah ini berdiri pada tahun 1957
dan berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101030812012
dan Nomor Statistik Bangunan (NSB) yaitu 00263760513001. SD Negeri
Pandansari merupakan salah satu SD di gugus imbas. Sejak awal berdiri sampai
sekarang SD Negeri Pandansari sudah mengalami beberapa kali pergantian
Kepala Sekolah. Kepala SD Negeri Pandansari saat ini adalah Ibu Sunarti,
A.Ma.Pd. Saat ini SD Negeri Pandansari telah terakreditasi dengan nilai B. Hal
ini mendorong pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih optimal.
Secara geografis SD Negeri Pandansari terletak di Dusun Tanjungsari
Desa Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Letak SD Negeri 01
sangatlah strategis dan berada di antara pemukiman padat penduduk dikelilingi
bukit-bukit lereng pegunungen sumbing
Bangunan gedung SDN Pandansari berdiri di atas tanah seluas 1090 meter
persegi, dengan luas bangunan 699 meter persegi. Bangunan yang ada adalah 6
ruang kelas, 1 gudang, 1 rumah penjaga, , 1 ruang guru dan Kepala Sekolah,UKS,
perpustakaan, ruang serba guna dan 4 kamar mandi. Penjaga sekolah tinggal di
rumah dinas SDN Pandansari tepatnya di sebelah timur ruang kelas V sehingga
keamanan dan kebersihan SD terjaga dengan baik. SDN Pandansari mempunyai
halaman dengan luas 361 meter persegi dan biasanya digunakan untuk upacara,
pembelajaran olahraga dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler serta tempat bermain
para siswa ketika istirahat.
Data personil ketenagaan SD Negeri 01 Pandansari terdiri dari satu Kepala
Sekolah, enam guru kelas, satu guru agama, satu guru penjaskes, , satu guru
bahasa Inggris, dan satu penjaga sekolah. Sedangkan jumlah siswa SDN
Pandansari pada tahun 2010/2011 adalah 104 siswa yaitu 56 siswa laki-laki dan
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
48 siswa perempuan. Siswa kelas I terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan , Siswa kelas II terdiri atas 5 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan,
Siswa kelas III terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, Siswa kelas
IV terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, Siswa kelas V terdiri
atas 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan dan Siswa kelas VI terdiri atas 6
siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Siswa di SD Negeri Pandansari berasal
dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.
Tersedianya guru yang memadai dan sarana prasarana yang ada membuat
proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran proses
pembelajaran tersebut seharusnya para siswa SD Negeri Pandansari dapat
mencapai prestasi belajar sama tau bahkan melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah pada setiap mata pelajaran di awal
semester.
IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari dan
diajarkan serta paling ditakuti dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Ketakutan terhadap IPA yang dialami siswa sering membuat mereka kurang
memahami konsep yang sedang mereka pelajari. IPA juga dianggap sebagai ilmu
abstrak dan kering, hanya teoritis dan berisi rumus-rusmus serta tidak
bersinggungan dengan realitas kehidupan siswa. Keadaan ini dapat dilihat dari
nilai IPA siswa yang cukup rendah. Pada materi sumber-sumber energi yang
hanya dinyatakan dalam model gambar membuat siswa hanya mampu
membayangkan secara abstrak yang berakibat banyak kesulitan yang dialami
siswa.
Sejalan dengan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu
pembelajaran IPA yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berkaitan dengan
kehidupan nyata siswa sehingga siswa tidak hanya mengetahui secara instan tetapi
juga mampu menemukan sendiri konsep yang sedang mereka pelajari secara
terbimbing dengan mudah. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah Pembelajaran dengan mengunakan
media realita sebagai kegiatan manusia dan harus diakaitkan dengan realitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Untuk mengantisipasi hal dia atas, peneliti mengadakan penelitian di kelas
II dengan menerapkan Penggunaan Media Realita dalam rangka membantu siswa
untuk berpikir dari hal yang kongkrit ke hal yang abstrak sehingga membuat
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap konsep matematika dapat
ditingkatkan.
1. Kondisi Awal Sebelum PTK
Tes sebelum tindakan dilaksanakan pada hari selasa 2 Januari 2011.
Jumlah siswa kelas II SDN Pandansari yang diikutsertakan dalam PTK ini
adalah 16 siswa, yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi siswa terhadap
pokok bahasan sumber-sumber energi yang akan diajarkan (penjajakan).
Sebelum tes dilaksanakan siswa diberi penjelasan seperlunya kemudian diberi
lembar soal untuk dikerjakan secara individu. Setelah selesai mengerjakan
soal guru mengoreksinya dan sekaligus memberi nilai pra tindakan. Masih
banyak siswa yang memiliki kompetensi yang rendah (atau belum tuntas
belajar). Hal ini terlihat dari hasil rekapitulasi nilai pra tindakan. Hasil Tes
sebelum tindakan sebagai berikut :
Tabel 1. Frekwensi nilai kognitif Pra Tindakan
Nilai (x) Frekuensi (f) Nilai
Tengah f.x Prosentase Keterangan
41-50 9 45,5 409,5 56,25 Tidak
51-60 4 55,5 222 25 Tidak
61-70 1 65,5 65,5 6,25 Tuntas
71-80 2 75,5 151 12,5 Tuntas
81-90 0 85,5 0 - -
91-100 0 95,5 0 - -
Jumlah 16 423 848
Nilai rata-rata = 55, 93
Ketuntasan klasikal = 18, 75%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 5. Grafik Nilai Kognitif Pra Tindakan
Siswa yang tuntas belajar sebanyak 3 siswa atau 18, 75% sedangkan
yang belum tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau 81, 25%. Nilai rata-rata
55,94. Menunjukkan kompetensi belajar siswa terhadap pokok bahasan
sumber-sumber energi masih sangat rendah.
2. Pelaksanaan PTK Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan Selama 2 kali pertemuan ( 4 x 35
menit ) dalam bulan februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
nilai kognitif sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai
data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 16 siswa kelas II SD
Negeri Pandansari terdapat 13 siswa atau kurang lebih 81, 25% yang
nilainya masih belum mencapai batas ketutantasan minimal. Setelah
dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan siswa, ternyata
sebagian besar siswa masih belum dapat memahami materi sumber-
sumber energi pada pelajaran IPA kelas II SD.
Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan koordinasi dengan
kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternative yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Berdasarkan hasil
koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru lain, guru kelas memilih
0123456789
10
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Bany
ak S
iswa
Hasil Evaluasi IPA
NILAI SISWA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
penggunaan media realita untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa
pada pokok bahasan sumber-sumber energi di kelas II SD Negeri
Pandansari.
Sebelum benar-benar melaksanakan tindakan melakukan persiapan
terakhir, yang dalam bahasa inggris dinamakan last minute checking.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa kembali rencana perbaikan pembelajaran yang telah
disusun, sambil di baca ulang, saya mencermati kembali setiap butir
yang akan direncanakan .
2) Memeriksa semua media realita dan sarana lainnya yang akan
digunakan, apakah sudah benar-benar tersedia.
3) Mencoba media realita yang akan digunakan, serta mensimulasikannya
bagaimana saya harus menggunakannya, sehingga saya yakin benar
pembelajaran akan berjalan mulus.
4) Memeriksa kembali urutan yang sudah saya rancang. Dengan
perkataan lain, saya memeriksa skenario pembelajaran yang akan
diimplementasikan mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan
akhir.
5) Memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran,
seperti: keributan ketika demonstrasi berlangsung. Kemudian saya
mencoba merancang antisipasi apa yang akan di lakukan jika hal
tersebut benar-benar terjadi.
6) Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti
lembar observasi yang telah kami sepakati dengan teman sejawat yang
akan membantu.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media realita sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Setelah mengucapkan selamat pagi dan dijawab oleh anak-
anak dengan selamat pagi pula, saya mulai melakukan tanya jawab
sebagai berikut, “ Anak-anak kenapa senter bisa menyala?”.Beberapa
anak mengacungkan tangannya.“Karena apa kok bisa menyala?”.Ada
yang mengatakan karena ada baterai, energi, listrik. Saya mencoba
menenangkan kelas kemudian bertanya.“Coba anak-anak pikirkan
mengapa kalau lampu senter jika ditekan bisa menyala?”Anak-anak
terdiam. Arya menjawab, “Karena ada batu baterai Bu”. “Juga karena
ada energi, Bu”, jawab Linda yang duduk di sebelah Ary. “Baik anak-
anak, pelajaran hari ini adalah sumber-sumber energi (panas, listrik,
cahaya, dan bunyi). Perhatikan baik-baik, bertanyalah jika kurang
jelas, lakukan kegiatan yang ditugaskan, sehingga mampu
menyebutkan sumber-sumber energi panas, listrik, cahaya, dan bunyi.
Anak-anak kelihatan serius menatap ke depan kelas. Di depan kelas di
atas sebuah meja terdapat alat rumah tangga yang terdiri dari –setrika,
lampu neon, senter, dan radio. Saya memulai pembelajaran dengan
meminta bantuan dua orang anak untuk menyalakan lampu dan senter.
Anak-anak kelihatan sangat tertarik dengan kegiatan ini. Dengan
menggunakan media realita ini saya mulai menjelaskan apa saja yang
termasuk sumber energi panas, listrik, cahaya, dan energi bunyi.
Sesekali saya mengajukan pertanyaan untuk melihat apakah siswa
paham akan penjelasan.Tidak terasa bel berbunyi, waktu pembelajaran
telah habis. Anak- anak di minta membereskan buku, dan
pembelajaran akan dilanjutkan esok harinya.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua materi dilanjutkan, beberapa siswa
diminta untuk secara bergantian mendemonstrasikan. Setelah itu anak-
anak diminta berdiskusi dalam kelompok yang terdiri dari lima orang.
Kelas menjadi ribut, anak-anak berebutan memilih teman kelompok,
namun ada saja yang diam di bangkunya. Akhirnya saya membantu
anak-anak membentuk kelompok. Setelah kelompok mendiskusikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
“Mengapa radio bisa berbunyi, dan mengapa lampu bisa menyala
dengan mengingat kembali hasil demonstrasin tadi dan kemarin?”
Setelah kelompok selesai berdiskusi, satu kelompok diminta
membacakan hasilnya ke depan kelas. Kelompok lain diminta
mencocokkan hasilnya dengan laporan tersebut dan memberikan
tanggapan. Akhirnya saya mengajak anak-anak menyimpulkan
pelajaran, kemudian memberikan 10 buah pertanyaan yang di tulis di
papan tulis untuk di jawab secara tertulis oleh anak-anak. Hasil
pekerjaan anak-anak dikumpulkan dan pelajaran diakhiri.
Tabel 2. Frekwensi nilai kognitif Siklus I
Nilai (x) Frekuensi (f) Nilai
Tengah
f.x Prosentase Keterangan
41-50 1 45,5 45,5 6,25 Tidak
51-60 5 55,5 277,5 31,25 Tidak
61-70 4 65,5 262 25 Tuntas
71-80 5 75,5 377,5 31,25 Tuntas
81-90 1 85,5 85,5 6,25 Tuntas
91-100 0 95,5 0 -
Jumlah 16 423 1048 -
Nilai rata-rata = 67, 18
Ketuntasan klasikal = 62, 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 6. Grafik Nilai Kognitif Siklus I
c. Observasi
Berdasarkan observasi di lapangan jumlah seluruh siswa kelas II ada 16
anak terdiri atas 5 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Dari data observasi
dalam siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai
berikut:
1) Hasil observasi aktivitas siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok
2) Hasil observasi aktifitas guru
a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
c) Guru sudah menguasai materi pelajaran
d) Guru sudah melaksanakn pembelajaran inovatif
e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
h) Guru sudah menggunakan bahasa yang baik, benar dan sesuai
i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan indikator mengidentifikasi
sumber-sumber energi ( panas, listrik, cahaya dan bunyi ) adalah sebagai
berikut :
1) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran pokok bahasan sumber-sumber
energi. Hasil evaluasi rata-rata siswa pada siklus I yaitu 67,18.
2) Berdasarkan hasil evaluasi siklus I siswa yang memperoleh nilai < 70
(KKM) ada 6 siswa atau 17,5% dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
(KKM) yaitu 10 siswa atau 62,5%.
3) Guru mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap
kelompok.
4) Guru memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
jawaban sehingga pemebelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu.
5) Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa
yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya, bagus,
pintar, benar, atau lanjutkan.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi nilai kognitif siswa dengan
menggunakan media realita sudah berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan kompetensi belajar siswa kelas II SD Negeri
Pandansar. Tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal masih
ada 7 siswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
maka dari itu pembelajaran perlu dilanjutkan untuk siklus II dengan
berpedoman pada hasil refleksi siklus I.
3. Pelaksanaan PTK Siklus II
Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan Selama 2 kali pertemuan ( 4 x 35
menit ) dalam bulan April 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan
pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dalam rencana
perbaikan siklus 2, saya mencoba menyempurnakan tindakan. Seperti
pembelajarana sebelumnya saya melakukan persiapan sebagai berikut:
1) Untuk memperbanyak kesempatan mendemonstrasikan, setiap
kelompok membawa alat rumah tangga yang menghasilkan energi.
Anak-anak dibagi dalam 4 kelompok dua hari sebelum demonstrasi
dimulai.
2) Posisi tempat duduk siswa diatur membentuk tapal kuda dengan
sedikit direnggangkan jarak antar antar kelompoknya.
3) Urutan kegiatan pada setiap tahap juga sudah diperiksa dan tampaknya
cukup memuaskan. Pada kegiatan intitidak ada diskusi kelompok.
Kegiatan ini diganti dengan demonstrasi masing-maing kelompok,
sekaligus siswa diminta mendiskusikan pertanyaan yang diberikan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
Untuk gambaran perbaikan siklus 2 ini, saya hanya akan
memotret beberapa episode penting dalam perbaikan siklus 2. Setelah
memajang contoh peralatan rumah tangga yang menghasilkan energi,
saya mulai mengajukan pertanyaan, mengapa ada lampu bisa menyala.
Ada 4 siswa yang menjawab benar,dan 1 siswa yang menjawab salah.
Dengan menggunakan media realita berupa lampu neon, senter, batu
baterai dan radio saya mulai menjelaskan apa yang dimaksud sumber
energi dan apa contohnya. Sesekali saya mengajukan pertanyaan untuk
melihat apakah siswa sudah paham akan penjelasan, kemudian saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
meminta beberapa siswa untuk menunjukan sebuah ruangan yang
gelap dan menanyakan kenapa cahaya lampu bisa menerangi ruangan.
Melalui media realita saya mulai menjelaskan, mengapa lampu bisa
terang, radio bisa bunyi, setrika bisa panas. Sesekali saya mengajukan
pertanyaan untuk mengecek apakah siswa sudah mengerti dengan apa
yang saya jelaskan. Beberapa siswa diberi kesempatan untuk
mendemonstrasikan.
2) Pertemuan Kedua
Siswa membagi diri dalam kelompok, kondisi kelas lebih
tertib karena kelompok sudah ditentukan dua hari sebelum kegiatan
dimulai. Tiap-tiap siswa melakukan demonstrasi dikelompoknya
sekaligus mendiskusikan pertanyaan yang diberikan.
selesai demonstrasi, satu kelompok diminta membacakan jawaban dari
pertanyaan yang dikerjakan kelompoknya di depan kelas. Kelompok
lain diminta mencocokkan hasilnya dan memberikan tanggapan.
Akhirnya saya mengajak anak-anak menyimpulkan pelajaran
kemudian memberikan 10 buah pertanyaan untuk yang ditulis di papan
tulis untuk dijawab secara tertulis oleh anak-anak. Hasil pekerjaan
anak-anak dikumpulkan dan pelajaran diakhiri. membagi diri dalam
kelompok, kondisi kelas lebih tertib karena kelompok sudah
ditentukan dua hari sebelum kegiatan dimulai. Tiap-tiap siswa
melakukan demonstrasi dikelompoknya sekaligus mendiskusikan
pertanyaan yang diberikan.
Setelah selesai demonstrasi, satu kelompok diminta
membacakan jawaban dari pertanyaan yang dikerjakan kelompoknya
di depan kelas. Kelompok lain diminta mencocokkan hasilnya dan
memberikan tanggapan. Akhirnya saya mengajak anak-anak
menyimpulkan pelajaran kemudian memberikan 10 buah pertanyaan
untuk yang ditulis di papan tulis untuk dijawab secara tertulis oleh
anak-anak. Hasil pekerjaan anak-anak dikumpulkan dan pelajaran
diakhiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 3. Frekwensi nilai kognitif Siklus 2
Nilai (x)
Frekuensi (f)
Nilai Tengah
Prosentase (%)
Prosentase Keterangan
41-50 0 45,5 0 - -
51-60 0 55,5 0 - Tidak
61-70 5 65,5 327,5 31,25 Tuntas
71-80 4 75,5 302 25 Tuntas
81-90 5 85,5 427,5 31,25 Tuntas
91-100 2 95,5 191 12,5 Tuntas
Jumlah 16 423 1248 Tuntas
Nilai rata-rata = 81, 25
Ketuntasan klasikal = 93, 75%
Gambar 7. Grafik Nilai Kognitif Siklus II
0
1
2
3
4
5
6
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Bany
ak S
isw
a
Hasil Evaluasi IPA
NILAI SISWA
c. Observasi
Berdasarkan observasi di lapangan jumlah seluruh siswa kelas II
ada 16 anak terdiri atas 5 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Dari data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
observasi dalam siklus 2 selama dua kali pertemuan diperoleh hasil
observasi sebagai berikut:
1) Hasil observasi aktivitas guru
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok
2) Hasil observasi aktifitas siswa
a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
c) Guru sudah menguasai materi pelajaran
d) Guru sudah melaksanakn pembelajaran inovatif
e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien
f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
h) Guru sudah menggunakan bahasa yang baik, benar dan sesuai
i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dengan indikator mengidentifikasi
sumber-sumber energi ( panas, listrik, cahaya dan bunyi ) adalah sebagai
berikut :
1) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran pokok bahasan sumber-sumber
energi. Hasil evaluasi rata –rata siswa pada siklus II yaitu 81,25.
2) Berdasarkan hasil evaluasi siklus II siswa yang memperoleh nilai < 70
(KKM) ada siswa atau 6,25% dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
(KKM) yaitu 15 siswa atau 93,75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Guru mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap
kelompok.
4) Guru memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
jawaban sehingga pemebelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu.
5) Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa
yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya, bagus,
pintar, benar, atau lanjutkan.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara
cermat bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi nilai kognitif siswa
dengan menggunakan media realita sudah berhasil. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kompetensi belajar siswa kelas II SD Negeri
Pandansar. Tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal masih
ada 1 siswa yang belum tuntas. Tetapi target ketuntasan pada Siklus II
90% sudah terpenuhi, karena yang tuntas 93,75%, sehingga penelitian
berhenti pada siklus II.
B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pada pengolahan data yang terdapat pada lampiran, dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Data Hasil Nilai Kognitif Siswa Kelas II Sebelum Diterapkan Media
Realita
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa
hasil nilai kognitif sebelum tindakan yaitu siswa yang mendapat nilai 45 ada 1
siswa, mendapat nilai 50 ada 8 siswa, mendapat nilai 55 ada 4 siswa,
mendapat nilai 70 ada 1 siswa, mendapat nilai 80 ada 2 siswa. Dengan
demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 55, 93. Siswa yang
mendapat nilai < 70 (KKM) sebanyak 13 siswa atau 81, 25% dan siswa yang
mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 3 siswa atau 18,75%.
2. Data Hasil Nilai Kognitif Siswa Kelas II Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa
nilai evaluasi IPA materi sumber-sumber energi pada siklus I yaitu sebagai
berikut:
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 1 siswa, mendapat nilai 55 ada 5
siswa, mendapat nilai 70 ada 4 siswa, mendapat nilai 75 ada 3 siswa,
mendapat nilai 80 ada 2 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 85 ada 1 siswa.
Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 67, 18. Siswa yang
mendapat nilai < 70 (KKM) sebanyak 10 siswa atau 62, 5% dan siswa yang
mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 6 siswa atau 17, 5%.
3. Data Hasil Nilai Kognitif Siswa Kelas II Siklus 2
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa
nilai evaluasi IPA materi sumber-sumber energi pada siklus II yaitu sebagai
berikut:
Siswa yang mendapat nilai 65 ada 1 siswa, mendapat nilai 70 ada 4
siswa, mendapat nilai 80 ada 4 siswa, mendapat nilai 85 ada 3 siswa,
mendapat nilai 90 ada 2 siswa, 100 ada 2 siswa. Dengan demikian nilai rata-
rata yang diperoleh siswa sebesar 81, 25. Siswa yang mendapat nilai <70
(KKM) ada 1 siswa atau 6, 25% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM)
ada 15 siswa atau 93, 75%.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-
rata nilai dan ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan pemahaman siswa
setelah mendapatkan pembelajaran IPA melalui Media Realita. Peningkatan
terlihat dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II
yang masing-masing siklus terdiri atas 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 4, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4. Nilai Rata-rata Nilai Kognitif Siswa dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II.
Nilai Rata-rata Prosentase (%)
Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II
55,93 67,18 81,25 18,75 62,5 93,75 Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 4, siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
merefleksikan bahwa pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru
dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai
yang berarti ada peningkatan kompetensi belajar siswa terhadap pokok bahasan
sumber-sumber energi.
Adapun peningkatan nilai rata-rata klasikal hasil Nilai Kognitif Siswa
melalui Media Realita dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 8. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Nilai Kognitif Siswa
100 -
90 -
80 -
70 -
60 -
50 -
40 -
30 -
20 -
10 -
0 -
Hambatan-hambatan yang terjadi selama penerapan Media Realita antara lain:
1. Siklus I, hambatan yang dihadapi yaitu:
a. Dengan jumlah anggota tiap kelompok 5-6 siswa membuat siswa yang
malas cenderung menggantungkan diri pada siswa yang mereka anggap
lebih pandai dan tidak mau melakukan kegiatan unjuk kerja.
b. Kebiasaan siswa hanya memperoleh informasi membuat mereka
membutuhkan waktu lama untuk menemukan sendiri jawabannya.
c. Keberanian siswa dalam menyatakan pendapat dan mengajukan
pertanyaan masih rendah.
2. Usaha untuk mengatasi hambatan pada siklus I dan dilaksanakan pada siklus
II, antara lain:
Sebelum tindakan
Siklus I Siklus II
55, 93
67, 18
81, 25
Nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
a. Guru mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap
kelompok.
b. Guru memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
jawaban.
c. Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa.
Sedangkan pada pembelajaran siklus II sudah tidak ada hambatan.
Jadi pembelajaran menggunakan Media Realita dapat
meningkatkan kompetensis belajar siswa terhadap pokok bahasan
sumber-sumber energi kelas II SDN Pandansari Kecamatan Kajoran
Tahun 2010/2011. Hal ini terjadi karena melalui Media Realita
mengaitkan pembelajaran dengan realitas atau kehidupan nyata siswa
sehingga pengalaman yang pernah dialami siswa dipadukan dengan materi
pembelajaran IPA. Penerapan Media Realita ini membuat pembelajaran
menjadi bermakna pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menerapkan pembelajaran menggunakan mediarilital sebagai
salah satu peningkatan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber
energy kelas 2 SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2010/2011. Kompetensi siswa kelas 2 SD Negeri Pandansari
meningkat dari prasiklus 18,75% terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 62,5%
karena belum sesuai dengan indicator kinerja yang telah ditetapkan, maka
dilakukan tindakan pada siklus 2. Hasilnya terjadi peningkatan kompetensi siswa
yang signifikan dari 62,5% menjadi 93,75%. Adanya peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kopetensi siswa dari kondisi awal
meningkat pada siklus I dan kemudian terjadi peningkatan kembali setelah
dilakukan pembelajaran pada sikklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan
implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa dalam
pokok bahasan sumber-sumber energi baik secara teoritis maupun praktis.
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil pnelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media realita dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok bahasan
sumber-sumber energi dan mendapat respon yang positif siswa.
Dengan penerapan media realita siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya, sehingga siswa tidak pernah lupa tentang hal-hal yang
dipelajari. Suasana dalam proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
karena menggunakan media benda nyata, sehingga siswa tidak cepat bosan
untuk belajar IPA.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapa media realita dapat
meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber energi
kelas 2 SD Negeri Pandansari.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon
guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan
kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-sumber energy dapat
ditingkatkan dengan pembelajaran menggunakan media realita.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembelajaran menggunakan
media realita pada kelas 2 SD Negeri Pandansari Kecamatan Kajoran
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2010/2011, maka saran-saran yang
diberikan sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Penelitian dengan class-room action research membantu dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pokok bahasan sumber-
sumber energi diharapkan menggunakan media realita.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas siswa dan keefektivan
pembelajaran diharapkan menerapkan media realita.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau
pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar.
b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan
sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gafur, dkk. (2001). Pedoman Umum Pengembangan Silabusbebasis kompetensi dasar siswa SMU. Yogyakarta: Program Pascasarjana.
Anonim. 2003. Standart Kompetensi Mata Pelajaran IPA. Jakarta. Depdiknas.
Dadang Garnida, 2006 Pendekatan pembelajaran. ( http : curriki.org./ xwiki diunduh 23 Januari 2010. Depdiknas 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Hall, Gene E & Jones, H.L. (1976) Competency-Based Education: A process for the improvement of education. New Jersey: Englewood Cliffs, Inc.
Hamalik, Oemar.2004. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Noehi Nasution, dkk. 2005. Pendidikan Ipa di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Suryanti, 2009. Hakekat Sains.(http://blogs. Files.wordpress/2009/06/hakekat sains.doc diunduh tanggal 23 Januari 2010)
Wardani, I.G.K., Wihardit, K. dan Nasution, N. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wibawa, B dan Mukti, F. 2001.Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana
Widara, 2008. Definisi IPA. (http://Widara.files.wordpress.com/2008/05/definisi ipa.pdf, dunduh tanggal 10 Desember 2010)
Winataputra,U.S., dkk.1977. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
51