perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini...

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMBERIAN SARI BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola Linn) TERHADAP KADAR SGPT TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Hana Amatillah G0009097 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMBERIAN SARI BELIMBING MANIS (Averrhoa

carambola Linn) TERHADAP KADAR SGPT TIKUS (Rattus norvegicus)

YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Hana Amatillah

G0009097

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Sari Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.) terhadap Kadar SGPT Tikus (Rattus norvegicus) yang

Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik

Hana Amatillah, NIM: G0009097, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Senin, Tanggal 10 September 2012

Pembimbing Utama

Nama : Endang Ediningsih, dr., M.Kes NIP : 19530805 198702 2 001 ( ) Pembimbing Pendamping

Nama : Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.ClinEpid NIP : 19761225 200501 2 001 ( ) Penguji Utama

Nama : Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFarK., MARS., AIFO

NIP : 19480531 197603 1 001 ( ) Penguji Pendamping

Nama : Riza Novierta Pesik, dr., M.Kes NIP : 19660827 199403 2 003 ( )

Surakarta, ………………………

Dekan Fakultas Kedokteran UNS

Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP 19510601 197903 1 002

Ketua Tim Skripsi

Muthmainah, dr., M.Kes

NIP 19660702 199802 2 001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 10 September 2012

Hana Amatillah

NIM. G0009097

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK Hana Amatillah, G0009097, 2012. Pengaruh Pemberian Sari Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.) terhadap Kadar SGPT Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang : Risiko terjadinya penyakit hepar semakin meningkat seiring dengan bertambah luasnya penggunaan senyawa yang bersifat hepatotoksik. Oleh karena itu, riset ilmiah mengenai efek hepatoprotektif herbal dapat bermanfaat sebagai salah satu terapi alternatif bagi penyakit hepar. Buah belimbing manis memiliki kandungan antioksidan tinggi yang dapat mencegah stres oksidatif dan menangkal radikal bebas. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan efek hepatoprotektif buah belimbing manis. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari belimbing manis terhadap kadar SGPT tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan 160-200 gram. Subyek dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan yang masing-masing berisi 6 tikus. Kelompok kontrol normal dan kontrol negatif diberi aquades, kelompok kontrol positif diberi Curcuma® (3,6 mg/200 gr BB tikus), kelompok perlakuan 1 dan 2 diberi sari belimbing manis konsentrasi 50 % dan 100%. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Pada 3 hari terakhir, kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan 1, dan perlakuan 2 diinduksi dengan parasetamol dosis toksik (291,6 mg/200 gr BB) 1 jam setelah pemberian perlakuan. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengambilan sampel darah melalui vena retro-orbitalis untuk mengukur kadar SGPT. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil Penelitian : Hasil analisis statistik dengan uji one way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelima kelompok. Selanjutnya, uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, dan kelompok perlakuan 2 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Kelompok perlakuan 1 dan 2 menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol normal. Kelompok perlakuan 1 dan 2 tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Simpulan Penelitian : Sari belimbing manis memiliki pengaruh mencegah peningkatan kadar SGPT tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik secara bermakna. Kata Kunci : Sari belimbing manis, SGPT, parasetamol.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Hana Amatillah, G0009097, 2012. The Effect of Star Fruit Juice (Averrhoa carambola Linn.) Toward SGPT Level in Paracetamol Intoxicated Rats (Rattus norvegicus). Mini Thesis. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background : The risk of liver diseases increase in accordance with extensive use of hepatotoxicants in daily life. Therefore, research in herbal medicine with hepatoprotective activity may be a benefit as an alternative therapy in liver disease. Star fruit is a good source of natural antioxidants which can prevent oxidative damage and modulate reactive free radicals. However, there is no study have been carried out so far on the hepatoprotective effects of star fruit. Thus this research conducted to study the effect of star fruit juice toward SGPT level in paracetamol intoxicated rats. Methods : This research used laboratory experimental method with the post test only control group design. A total of 30 white male Wistar rats at about 2-3 months, and 160-200 grams were assigned into five groups with six animals per group. The normal and negative control group was given distilled water, the positive control group was given Curcuma® (3,6 mg/200 gr bw), and the treated group 1 and 2 was given star fruit juice at 50% concentration and 100% concentration. The treatment given for 14 days. In the last 3 days, the negative control, positive control, and treated group 1 and 2 was induced with toxic dose of paracetamol (291,6 mg/200 gr bw) 1 hour after the treatment given. After the treatment finished, blood samples were collected from vena retro-orbital to measure SGPT level. Results were analyzed statistically by one way ANOVA followed by LSD test. Results : Statistical analysis with one way ANOVA shows a significant difference in all groups. Furthermore, LSD test shows significant difference between control positive, treated group 1, treated group 2, compared to control negative. Treated group 1 and 2 shows a significant difference compared to control positive and control normal. There is no significant difference between both treated groups. Conclusion : It can be concluded that star fruit juice have significantly inhibit the elevated level of SGPT in paracetamol intoxicated rats. Keywords : Star fruit juice, SGPT, paracetamol.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Sari Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.) terhadap Kadar SGPT Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik”. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini. 3. Endang Ediningsih, dr., M.Kes sebagai pembimbing utama yang telah

berkenan memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis. 4. Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.ClinEpid sebagai pembimbing pendamping

yang telah berkenan memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis.

5. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFarK., MARS., AIFO sebagai penguji utama yang telah memberikan nasihat, koreksi, dan saran untuk menyempurnakan penyusunan skripsi.

6. Riza Novierta Pesik, dr., M.Kes sebagai anggota penguji yang telah memberikan nasihat, koreksi, dan saran untuk menyempurnakan penyusunan skripsi.

7. Dosen dan Staf Lab. Farmakologi FK UNS dan Lab. Histologi FK UNS untuk segala bantuan dan bimbingannya.

8. Bapak dan ibu tercinta (Purnawirawanto, dr., Sp.B, Sp.BA dan Sayidah Orbariana, dr., Sp.Rad) serta kakak (Mas Izzu) dan adik-adikku (Dik Rufa, Dik Awwab, Dik Hafidz, dan Dik Iqbal) atas doa, motivasi, dan dukungannya.

9. Andin, Dio, Rizka, Devi, Cindi, Brenda, Dwi, Ami, Isna, Putri, Diah serta keluarga besar Wisma Deka atas bantuan, doa, motivasi, dan semangat yang selalu diberikan.

10. Keluarga besar BEM FK UNS atas dukungan dan motivasi yang diberikan. 11. Teman-teman Pendidikan Dokter 2009, sebagai teman seperjuangan. 12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga selesainya

penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

kekurangan, oleh sebab itu saran dan koreksi sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 10 September 2012

Hana Amatillah

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA …………………………………………………………..... vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………...... vii

DAFTAR TABEL …………………………………………………...... ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………..... x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………... 3

C. Tujuan Penenlitian …………………………………….. 3

D. Manfaat Penelitian …………………………………….. 3

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ………………………………………. 5

B. Kerangka Pemikiran …………………………………... 19

C. Hipotesis ………………………………………………. 19

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………………………………………... 20

B. Lokasi Penelitian ……………………………………… 20

C. Subjek Penelitian ……………………………………… 20

D. Teknik Sampling ………………………………………. 21

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

E. Rancangan Penelitian ………………………………..... 21

F. Identifikasi Variabel …………………………………... 22

G. Definisi Operasional Variabel …………….................... 23

H. Alat dan Bahan ……………………………………….. 25

I. Cara Kerja ………………………….............................. 25

J. Teknik Analisis Data ………………………………….. 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian ………………………………….. 31

B. Analisis Data …………………………………………... 33

BAB V. PEMBAHASAN …………………………………………… 36

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………………………………………………. 43

B. Saran …………………………………………………... 43

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 44

LAMPIRAN

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Rerata Kadar SGPT (U/L) setelah Perlakuan (n = 30) ….. 31

Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas (Uji Shapiro-Wilk)……. 33

Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji LSD Antarkelompok

Perlakuan...............................................................................

35

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Averrhoa carambola Linn ........................................... 6

Gambar 2.2 Parasetamol ……………………….............................. 12

Gambar 2.3 Curcuma xanthorrizae Roxb …………………........... 16

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian .......................................... 21

Gambar 3.2

Gambar 4.1

Skema Kerangka Penelitian ..............................................

Rerata Kadar SGPT (U/L) setelah Perlakuan (n = 30)…

29

32

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Komposisi Kimia Belimbing Manis

Nilai Konversi Dosis Manusia ke Hewan

Daftar Volume Maksimal Bahan Uji pada Pemberian Secara Oral

Perhitungan Dosis Parasetamol dan Curcuma®

Uji Normalitas Distribusi

Lampiran 6

Lampiran 7

Uji Homogenitas dan One Way ANOVA

Uji Least Significance Difference (LSD)

Lampiran 8 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 9

Lampiran 10

Ethical Clearance

Hasil Pemeriksaan SGPT

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Risiko terjadinya penyakit hepar semakin meningkat seiring dengan

bertambah luasnya penggunaan senyawa yang bersifat hepatotoksik. Senyawa

hepatotoksik tersebut berasal dari penyalahgunaan obat-obatan, alkohol, dan

zat toksik lainnya (Devaraj et al., 2010a). Hepar menjadi organ yang paling

rawan mengalami kerusakan oleh senyawa toksik karena memegang peran

utama dalam metabolisme dan detoksifikasi senyawa tersebut (Farghaly dan

Hussein, 2010). Hepar memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi, namun

pada gangguan yang berat kerusakan hepar akan berakibat fatal (Guyton dan

Hall, 2007).

Sampai saat ini belum ada terapi adekuat untuk mencegah dan mengobati

penyakit hepar. Berbagai obat baru telah dikembangkan namun obat-obat

tersebut seringkali menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, dan

seringkali terlalu mahal, terutama bagi negara berkembang. Hal itu

menyebabkan masyarakat beralih ke pengobatan herbal karena dianggap lebih

alami, mudah diperoleh, dan telah digunakan secara turun-temurun. Oleh

karena itu, riset ilmiah mengenai efek hepatoprotektif herbal dapat

memberikan manfaat sebagai salah satu terapi alternatif penyakit hepar

(Kuriakose dan Kurup, 2010).

Berbagai tumbuhan menunjukkan efek antioksidan yang berperan penting

dalam pencegahan dan terapi berbagai penyakit termasuk kerusakan hepar

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

(Farghaly dan Hussein, 2010). Salah satu buah yang memiliki kandungan

antioksidan tinggi dan kaya nutrisi adalah buah belimbing manis (Khoo et al.,

2010). Buah belimbing manis memiliki kandungan antioksidan tinggi yang

dapat mencegah stres oksidatif dan menangkal radikal bebas. Aktivitas

antioksidan yang tinggi dari buah belimbing manis disebabkan oleh

kandungan karotenoid, vitamin C, dan polifenol, terutama epikatekin dan

proantosianidin (Shui dan Leong, 2004; Leong dan Shui, 2002). Beberapa

penelitian in vitro telah dilakukan untuk membuktikan peran senyawa

antioksidan yang terdapat pada belimbing manis. Buah belimbing manis

terbukti memiliki aktivitas penangkap radikal bebas, kemampuan mereduksi,

menghambat nitric oxide, dan menghambat sitokrom P-450 (Rohman et al.,

2009; Wakte dan Patil, 2011; Zhang et al., 2007).

Salah satu penyebab penyakit hepar di masyarakat adalah overdosis

parasetamol (Olson, 2004). Pada keadaan overdosis parasetamol, mekanisme

sulfat dan glukoronat konjugase menjadi jenuh sehingga tejadi peningkatan

parasetamol yang dihidroksilasi oleh sitokrom P-450 membentuk N-asetil-p-

benzokuinon imin (NAPQI). Peningkatan kecepatan dan jumlah

pembentukkan NAPQI melampaui persediaan dan regenerasi glutation (GSH)

sehingga terjadi deplesi GSH seluler (Furst dan Munster, 2002). Deplesi GSH

menyebabkan NAPQI bebas berikatan secara kovalen dengan makromolekul

sel hepar serta menyebabkan sel hepar lebih rentan terhadap stres oksidatif

dan peroksidasi lipid. Serangkaian reaksi ini menyebabkan gangguan fungsi

sel dan pada tahap selanjutnya nekrosis sentrolobuler (James et al., 2003).

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kerusakan sel hepar menyebabkan keluarnya enzim-enzim hepar intrasel dari

sitosol dan organela menuju sinusoid-sinusoid sehingga menyebabkan kadar

enzim tersebut dalam darah meningkat. Salah satu enzim yang merupakan

indikator spesifik kerusakan hepar adalah SGPT (Khoo et al., 2010).

Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai efek hepatoporotektif

belimbing manis terhadap kerusakan hepar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

ingin membuktikan apakah pemberian sari belimbing manis (Averrhoa

carambola Linn.) memiliki pengaruh terhadap kadar SGPT tikus (Rattus

norvegicus) yang diinduksi parasetamol dosis toksik.

B. RUMUSAN MASALAH

Adakah pengaruh pemberian sari belimbing manis (Averrhoa carambola

Linn.) terhadap kadar SGPT tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

parasetamol dosis toksik?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari

belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.) terhadap kadar SGPT tikus

(Rattus norvegicus) yang diinduksi parasetamol dosis toksik.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah

mengenai pengaruh pemberian sari belimbing manis (Averrhoa carambola

Linn.) terhadap kadar SGPT tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

parasetamol dosis toksik.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk tahap penelitian

lebih lanjut dalam uji praklinis pada hewan yang tingkatannya lebih tinggi

dengan metode yang lebih baik sehingga sari buah belimbing manis dapat

dikembangkan lebih lanjut sebagai hepatoprotektor.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.)

a. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Robsidae

Ordo : Geraniales

Famili : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa L.

Spesies : Averrhoa carambola Linn.

(ITIS, 2011)

b. Nama Lain

Belimbing manis dikenal juga dengan nama balimbing amis

(Sunda), asam jorbing (Batak), lembetua (Gorontalo), bainang

sulapa (Makassar), balireng (Bugis), dan totofuko (Ternate) (Somali,

dan Soemodihardjo, 2009).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Deskripsi Tanaman

Gambar 2.1 Averrhoa carambola Linn. (Payal et al., 2012)

Belimbing manis merupakan tanaman buah berbentuk pohon

dengan tinggi 6-9 m yang tumbuh di daerah beriklim tropis. Daun

belimbing manis berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan

ujung runcing dan tepi rata. Pohon belimbing berbunga sepanjang

tahun sehingga buahnya tak kenal musim. Bunganya majemuk dan

berwarna merah keunguan. Buah belimbing berwarna hijau dan

berubah menjadi kuning atau oranye saat masak, permukaannya

licin, berlekuk-lekuk dan memiliki penampang melintang

menyerupai bintang. Panjang buah 5-8 cm dengan lebar 9 cm,

berdaging, dan banyak mengandung air. Rasanya manis sampai

asam. Biji buah belimbing manis berwarna kecoklatan, pipih,

berbentuk elips, dengan diameter 0.6-1 cm (Payal et al., 2012;

Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000).

d. Kandungan Kimia

Analisis fitokimia menunjukkan bahwa buah belimbing manis

mengandung protein, gula, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A,

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

vitamin B1, vitamin C, asam amino, asam oksalat, pektin, klorofil,

saponin, tannin, alkaloid, karotenoid, dan polifenol (Payal et al.,

2012; Thomas, 2008; Shui dan Leong, 2004; Wijayakusuma dan

Dalimartha, 2000).

Aktivitas antioksidan yang tinggi dari buah belimbing

disebabkan oleh kandungan vitamin C dan polifenol, terutama

epikatekin dan proantosianidin (Leong dan Shui, 2002; Shui dan

Leong, 2004).

e. Manfaat Belimbing Manis

Belimbing manis biasanya dikonsumsi langsung sebagai buah

atau diolah menjadi sari, jus, dan selai. Buah belimbing berkhasiat

sebagai antiinflamasi, antipiretik, diuretik, antihipertensi,

antioksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kolesterol,

dan menurunkan tekanan darah tinggi (Suwarto, 2010; Panjaitan,

2000).

Buah belimbing manis memiliki efek antibakteri terhadap

Eschericia coli dan Staphylococcus aureus (Sukadana, 2009). Selain

itu, senyawa antioksidan yang terdapat pada buah belimbing manis

terbukti memiliki aktivitas penangkap radikal bebas, kemampuan

mereduksi, menghambat nitric oxide, dan menghambat sitokrom P-

450 (Rohman et al., 2009; Wakte dan Patil, 2011; Zhang et al.,

2007).

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

f. Mekanisme Hepatoprotektif Belimbing Manis

Buah belimbing manis kaya akan kandungan antioksidan, di

antaranya adalah vitamin C, dan polifenol (Shui dan Leong, 2004).

Antioksidan merupakan agen protektif yang menonaktifkan senyawa

oksigen reaktif sehingga secara signifikan dapat mencegah kerusakan

oksidatif. Ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan endogen dan

antioksidan eksogen. Antioksidan endogen diperankan oleh enzim

dalam tubuh, di antaranya superokside dismutase, katalase, dan

glutation peroksidase. Sedangkan antioksidan eksogen berasal dari

asupan bahan makanan seperti vitamin C, vitamin E, karotenoid,

isoflavon, saponin, dan polifenol (Winarsi, 2007).

Vitamin C dan polifenol berperan sebagai antioksidan eksogen

dengan menonaktifkan senyawa oksigen reaktif, menangkap radikal

bebas (free radical scavenger), dan mencegah reaktivitas

amplifikasinya (Winarsi, 2007; Sies dan Stahl, 1995). Vitamin C

juga melindungi makromolekul sel dari kerusakan yang disebabkan

oleh stres oksidatif dan menghambat terjadinya lipid peroksidasi

(Winarsi, 2007; Sies dan Stahl, 1995).

Kandungan polifenol dalam belimbing manis mampu

mengaktivasi antioksidan endogen dengan memodulasi biosintesis

glutation (GSH) dan meningkatkan aktivitas superoksida dismutase )

sehingga melindungi sel hepar dari stres oksidatif (Han et al., 2007).

Polifenol juga menghambat sitokrom P-450 sehingga mencegah

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

terbentuknya metabolit reaktif dari parasetamol yang berlebihan

dalam sel hepar (Zhang et al., 2007).

g. Sari Belimbing Manis

Sari belimbing manis adalah sari dari buah belimbing manis

tanpa penambahan zat apapun. Buah belimbing manis yang

digunakan adalah buah belimbing manis varietas Demak yang

matang, utuh, segar, mengandung kadar air yang tinggi (juicy), dan

tidak terkontaminasi mikroba (tidak busuk). Buah belimbing manis

yang diperoleh dibersihkan dari bijinya, diparut, kemudian diperas,

dan disaring untuk diambil sarinya (Panjaitan, 2000).

2. Hepar

a. Organ Hepar

Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dengan lobulus

sebagai unit fungsionalnya. Lobulus hepar dibentuk dari banyak

lempeng sel hepar yang mengelilingi sebuah vena sentralis. Hepar

memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi (Guyton dan Hall,

2007).

Hepar memiliki berbagai fungsi yang berbeda yaitu: tempat

penyaringan dan penyimpanan darah, membentuk empedu dan faktor

koagulasi, menyimpan vitamin dan besi, serta memetabolisme

karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan zat kimia asing (Guyton dan

Hall, 2007). Untuk menjalankan fungsi tersebut secara optimal, sel

hepar tersusun sedemikian rupa sehingga setiap sel hepar dapat

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

berkontak langsung dengan darah dari dua sumber, yaitu darah vena

yang langsung datang dari saluran pencernaan melalui vena porta

hepatis dan darah arteri hepatis yang datang dari aorta (Sherwood,

2001).

Hepar merupakan organ yang paling rentan terkena dampak dari

bahan kimia asing. Sebagian besar bahan tersebut masuk ke dalam

tubuh melalui saluran pencernaan. Setelah di absorbsi, bahan kimia

asing tersebut dibawa menuju hepar melalui vena porta hepatis

sehingga konsentrasinya di dalam hepar sangat tinggi. Bahan kimia

asing yang masuk melalui jalur lainnya, juga akan sampai ke hepar

melalui aliran darah arteri hepatis (Farghaly dan Hussein, 2010).

Sebagian besar bahan kimia ini mengalami metabolisme di hati dan

mengalami perubahan dari senyawa aktif menjadi bentuk yang kurang

aktif atau inaktif dan menjadi senyawa yang lebih larut dalam air

sehingga mudah diekskresi. Namun pada kasus tertentu reaksi

metabolik dapat meningkatkan aktivitas biologis atau toksisitas bahan

kimia asing sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada hepar

(Murray, 2009)

b. SGPT

Pada kerusakan sel hepar, terjadi perubahan permeabilitas

membran sel yang menyebabkan keluarnya enzim-enzim hepar

intrasel dari sitosol dan organela menuju sinusoid sehingga

menyebabkan kadar enzim tersebut dalam darah meningkat. Enzim-

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

enzim tersebut antara lain: alkali fosfatase (ALP), laktat

dehidrogenase (LDH), aspartat aminotransferase (AST), alanin

aminotransferase (ALT), dan gamma glutamiltransferase (GGT)

(Khoo et al., 2010).

Enzim yang sering digunakan sebagai indikator kerusakan

hepar adalah ALT dan AST. ALT mengkatalisis pemindahan gugus

amino pada alanin ke gugus keto dari asam α-ketoglutamat. Kadar

ALT dalam serum disebut juga dengan Serum Glutamat-Piruvat

Transaminase (SGPT). AST memperantarai reaksi antara asam

aspartat dan sebuah asam α-ketoglutamat. Kadar AST dalam serum

disebut juga dengan serum glutamat-oksaloasetat transaminase

(SGOT) (Sacher dan Richard, 2004).

Walaupun SGOT dan SGPT sering dianggap sebagai indikator

kerusakan hepar karena tingginya kadar kedua enzim tersebut dalam

hepatosit, namun hanya SGPT yang spesifik. SGOT ditemukan juga

di miokardium, otot rangka, otak, dan ginjal (Sacher dan Richard,

2004).

3. Parasetamol

a. Definisi

Parasetamol adalah derivat fenasetin yang memiliki efek

analgesik-antipiretik dan tersedia sebagai obat bebas. Parasetamol

tidak memiliki efek antiinflamasi yang bermakna karena merupakan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

penghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer

(Wilmana dan Gunawan, 2007).

Gambar 2.2 Parasetamol (Furst dan Munster, 2002).

b. Farmakokinetik

Parasetamol diberikan per oral. Absorbsi parasetamol tergantung

kecepatan pengosongan lambung dan kadar puncaknya dalam darah

biasa tercapai dalam waktu 30-60 menit. Parasetamol sedikit

berikatan dengan protein plasma dan sebagian besar dimetabolisme

oleh enzim mikrosom hepar menjadi asetaminofen sulfat dan

glukoronida yang secara farmakologi tidak aktif. Sebagian kecil dari

parasetamol dimetabolisme oleh sitokrom P-450 yang menghasilkan

suatu metabolit reaktif yaitu, N-Asetil-P-Benzokuinon Imin (NAPQI),

yang kemudian dieliminasi melalui konjugasi dengan glutation (GSH)

dan dimetabolisme menjadi asam merkapturat dan sistein. Kurang

dari 5% diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Waktu paruh

parasetamol 2-3 jam dan relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal,

namun pada dosis toksik, waktu paruhnya dapat meningkat dua kali

lipat (Furst dan Munster, 2002).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Farmakodinamik

Parasetamol memiliki efek analgesik yaitu menghilangkan atau

mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol juga memiliki

efek antipiretik yaitu menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme

yang diduga berdasarkan efek sentral. Parasetamol merupakan

penghambat prostaglandin perifer yang lemah sehingga tidak

digunakan sebagai antiinflamasi (Wilmana dan Gunawan, 2007).

d. Penggunaan Klinis

Parasetamol berguna untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang

seperti nyeri kepala, myalgia, nyeri pasca persalinan, dan keadaan lain

dimana aspirin tidak efektif sebagai analgesik. Karena tidak memiliki

efek antiinflamasi yang bermakna, parasetamol tidak adekuat untuk

terapi peradangan walaupun dapat digunakan sebagai analgesik

tambahan (Furst dan Munster, 2002).

e. Dosis

Dosis terapi parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 gr per kali

dengan maksimum 4 gr per hari. Pada orang dewasa, kerusakan hepar

terjadi setelah penggunaan parasetamol dosis tunggal 10-15 gr (200-

250 mg/kg BB) (Wilmana dan Gunawan, 2007).

f. Efek Samping

Efek samping parasetamol yaitu reaksi hipersensitivitas dan

kelainan darah tak jarang terjadi. Pada penggunaan kronis dari 3-4 gr

sehari dapat menimbulkan kerusakan hepar dan pada dosis di atas 6 gr

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dapat menyebabkan nekrosis hepar irreversibel (Tjay dan Rahardja,

2008). Keracunan parasetamol awalnya ditandai dengan gangguan

gastrointestinal ringan (mual dan mutah). Setelah 24-36 jam terjadi

kenaikan kadar aminotransferase dan hipoprotrombinemia yang

menandai terjadinya cedera hepar (Olson, 2004). Menelan

parasetamol 15 gr bisa berakibat fatal, kematian disebabkan oleh

hepatotoksisitas yang hebat dengan nekrosis sentrolobuler akut dan

terkadang dikaitkan dengan nekrosis tubulus ginjal akut (Furst dan

Munster, 2002).

g. Mekanisme Tokisisitas Parasetamol

Pada dosis terapi, parasetamol dimetabolisme di hepar melalui

mekanisme sulfat dan glukoronat konjugase. Hasil konjugasi ini

kemudian dieliminasi lewat urin. Hanya sebagian kecil yang

dihidroksilasi oleh sitokrom P-450 membentuk NAPQI. NAPQI

dieliminasi melalui konjugasi dengan GSH dan kemudian

dimetabolisme menjadi asam merkapturat dan sistein yang non toksik.

Metabolit non toksik ini selanjutnya diekskresikan lewat urin (Zhang

et al., 2007; Furst dan Munster, 2002).

Pada keadaan intoksikasi parasetamol, mekanisme sulfat dan

glukoronat konjugase menjadi jenuh sehingga tejadi peningkatan

parasetamol yang dihidroksilasi oleh sitokrom P-450 membentuk

NAPQI. Peningkatan kecepatan dan jumlah pembentukkan NAPQI

melampaui persediaan dan regenerasi GSH sehingga terjadi deplesi

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

GSH (Furst dan Munster, 2002). Deplesi GSH seluler menyebabkan

sel lebih rentan terhadap stres oksidatif dan lipid peroksidasi. Selain

itu, deplesi GSH juga menyebabkan NAPQI bebas berikatan secara

kovalen dengan makromolekul sel hepar. Target seluler primer dari

NAPQI adalah mitokondria dan protein yang terlibat dalam kontrol

ion sel. Disfungsi mitokondria dan perubahan permeabilitas membran

sel berefek pada menurunnya produksi ATP dan meningkatnya

konsentrasi Ca2+ sitosol. Hal ini selanjutnya memicu terbentuknya

protease, endonuklease dan kerusakan DNA. Disfungsi mitokondria

juga akan menghasilkan senyawa oksigen reaktif yaitu superoksida

(O2-) dan senyawa nitrogen reaktif yaitu peroksinitrit (ONOO-), yang

mengakibatkan terjadinya stres oksidatif. Serangkaian proses ini

menyebabkan gangguan fungsi sel, dan pada tahap selanjutnya

nekrosis sentrolobuler (James et al., 2003).

4. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Xorb.)

a. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrizae Roxb.

(ITIS, 2010)

b. Nama Lain

Temulawak dikenal juga dengan nama koneng gede, temu raya,

temu besar, aci koneng, koneng tegel (Jawa), temolabak (Madura),

tommo (Bali), tommon (Sulawesi Selatan), dan karbanga (Ternate)

(Dalimartha, 2000).

c. Deskripsi Tanaman

Gambar 2.3 Curcuma xanthorrizae Roxb (Dalimartha, 2000)

Temulawak telah dibudidayakan dan banyak ditanam di

pekarangan atau tegalan. Tanaman ini dapat tumbuh mulai dataran

rendah sampai dataran tinggi. Batang temulawak berupa batang semu

dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Setiap tanaman berdaun 2-9

helai, berbentuk bulat memanjang atau lanset. Temulawak

mempunyai bunga majemuk berbentuk bulir. Mahkota bunganya

berwarna merah. Rimpang temulawak dibedakan atas rimpang induk

(empu) dan rimpang cabang. Rimpang induk berbentuk jorong atau

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

gelendong berwarna kuning tua atau coklat kemerahan dan bagian

dalamnya berwarna jingga kecoklatan. Rimpang cabang keluar dari

rimpang induk, ukurannya lebih kecil, tumbuhnya ke arah samping,

bentuknya beraneka ragam, dan warnanya lebih muda, Rimpang

temulawak beraroma khas tajam dan rasanya pahit agak pedas

(Dalimartha, 2000).

d. Kandungan Kimia

Temulawak mengandung pati, kurkuminoid, minyak atsiri,

protein, lemak, selulosa, dan mineral. Kurkuminoid pada temulawak

terdiri dari kandungan kurkumin dan desmetoksikurkumin.

Kurkuminoid berperan sebagai antioksidan dan berkhasiat sebagai

hepatoprotektif, hipokolesteromik, kolagogum, koleretik,

bakteriostatik, dan spasmolitik (Devaraj et al., 2010b). Minyak atsiri

yang terdapat pada temulawak berkhasiat bakteriostatis pada

Staphylococcus sp. dan Salmonella sp. (Tjay dan Rahardja, 2008)

serta fungistatik pada beberapa jenis jamur dan bakteriostatik pada

mikroba (Dalimartha, 2000).

e. Efek Farmakologis Temulawak

Khasiat temulawak sebagai obat telah dikenal baik melalui

pengalaman empiris maupun hasil penelitian. Penelitian mengenai

temulawak sudah banyak dilakukan sehingga tanaman ini menjadi

suatu fitofarmaka (Dalimartha, 2000). Temulawak digunakan untuk

mengatasi gangguan hepar dan penyakit kuning, laktagoga, kolagoga,

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

antiinflamasi, tonikum, diuretik, antioksidan, antihipertensi,

antirematik, antihepatotoksik, antidismenorea, antispasmodik,

antileukorea, antibakterial, dan antijamur. Temulawak juga mampu

menurunkan kolesterol, mengatasi konstipasi, dan migrain (Devaraj et

al., 2010a; Devaraj et al., 2010b; Dalimartha, 2000).

f. Mekanisme Hepatoprotektif Temulawak

Temulawak mengandung kurkumin yang berperan sebagai

antioksidan. Kurkumin bekerja sebagai antioksidan eksogen dengan

menangkap radikal bebas dari senyawa oksigen reaktif dan

menghambat lipid peroksidasi. Mekanisme ini mencegah sel hepar

dari kerusakan oleh radikal bebas dan melindungi sel hepar dari stres

oksidatif. Kurkumin berperan sebagai antioksidan endogen secara

tidak langsung dengan meningkatkan kadar antioksidan endogen yaitu

glutation s-transferase, glutation peroksidase, katalase, dan

superoksida dismutase (Farghaly dan Hussein, 2010). Kurkumin juga

mampu menghambat aktivitas sitokrom P-450, suatu isozim yang

berperan dalam pembentukan metabolit reaktif parasetamol

(Wahyono et al., 2007).

g. Curcuma®

Curcuma® adalah produk dari pabrik PT SOHO Industri

Pharmasi. Sediaan Curcuma® berupa tablet yang mengandung 200 mg

temulawak (Curcuma xanthorriza). Zat aktif yang terdapat dalam

Curcuma® adalah kurkumin dan minyak atsiri. Curcuma®

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

diindikasikan untuk penambah nafsu makan, perut kembung, sukar

buang air besar/kecil, amenore, dan ikterus karena obstruksi

(Wahyono et al., 2007).

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Ada pengaruh pemberian sari belimbing manis (Averrhoa carambola

Linn.) terhadap kadar SGPT tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

parasetamol dosis toksik.

Sari Belimbing Manis

Metabolisme oleh Sitokrom P-450

Peningkatan NAPQI

Deplesi glutation

Ikatan kovalen NAPQI dengan makromolekul sel hepar

Lipid peroksidasi Senyawa oksigen reaktif

Nekrosis sentrolobuler

Stres oksidatif

Variabel luar yang tidak terkendali

SGPT meningkat

Parasetamol dosis toksik Curcuma®

Keterangan:

: memacu : menghambat

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Peneliti

memberi perlakuan kepada sampel yang telah ditentukan yaitu hewan uji di

laboratorium. Variabel luar dikendalikan oleh peneliti sehingga efek

manipulasinya dapat dipelajari (Taufiqurohman, 2008).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

C. Subyek Penelitian

1. Kriteria subyek penelitian

Subjek penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan 160-200 gram.

2. Jumlah subyek penelitian

Besar sampel tiap kelompok dihitung dengan rumus Federer dengan

(n) adalah jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dan (t) adalah jumlah

kelompok perlakuan (Nazir, 2004).

(t-1) (n-1) > 15

(5-1) (n-1) > 15

4 (n-1) > 15

4n > 19

n > 4,75 ≈ 5

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pada penelitian ini jumlah sampel tiap kelompok sebanyak 6 tikus

(n>5) dan jumlah kelompok tikus ada 5, sehingga penelitian ini

membutuhkan 30 ekor tikus.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel

dipilih berdasarkan kriteria subjek penelitian. Sampel yang diperoleh dibagi

dengan teknik simple random sampling sehingga semua variabel luar

terdistribusi secara merata dalam setiap kelompok (Taufiqurohman, 2008).

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah the post test only control group design

(Taufiqurrohman, 2008). Subjek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok secara

acak, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok kontrol negatif, kelompok

kontrol positif, kelompok perlakuan 1, dan kelompok perlakuan 2.

K(n) O1

K(-) O2

K(+) O3

KP1 O4

KP2 O5

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:

K(n) : Kelompok kontrol normal

K(-) : Kelompok kontrol negatif

K(+) :Kelompok kontrol positif

Sampel Tikus

30 ekor

Dibandingkan dengan uji

statistik

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

KP1 :Kelompok perlakuan 1

KP2 :Kelompok perlakuan 2

O1 :Pengukuran kadar SGPT kelompok K(n) sesudah perlakuan.

O2 :Pengukuran kadar SGPT kelompok K(-) sesudah perlakuan.

O3 :Pengukuran kadar SGPT kelompok K(+) sesudah perlakuan.

O4 :Pengukuran kadar SGPT kelompok KP1 sesudah perlakuan.

O5 :Pengukuran kadar SGPT kelompok KP2 sesudah perlakuan.

F. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas

Sari belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.)

2. Variabel Terikat

Kadar SGPT

3. Variabel Luar

a. Terkendali

1) Jenis kelamin tikus

2) Berat badan tikus

3) Umur tikus

4) Spesies tikus

5) Makanan dan minuman tikus

b. Tidak terkendali

1) Kondisi psikologis tikus

2) Reaksi hipersensitivitas tikus

3) Kondisi awal hepar tikus

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

G. Definisi Operasional Variabel

1. Sari Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.)

Sari belimbing manis adalah sari yang dibuat dari buah belimbing

manis varietas Demak dengan cara membersihkan buah belimbing manis

dari bijinya, kemudian diparut, diperas, dan disaring untuk diambil sarinya

(Panjaitan, 2000). Buah belimbing manis diperoleh dari Pasar Gede,

Surakarta. Buah belimbing manis yang digunakan adalah buah belimbing

manis yang matang, segar, banyak tersedia, mengandung kadar air yang

tinggi (juicy), tidak rusak, dan tidak terkontaminasi mikroba (tidak busuk).

Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal.

2. Kadar SGPT

Kadar SGPT adalah kadar enzim glutamat-piruvat transaminase dalam

serum darah tikus. Peningkatan kadar SGPT merupakan indikator spesifik

terjadinya kerusakan hepar. Kadar SGPT diukur dari darah tikus yang

diambil melalui vena retro-orbitalis dengan menggunakan tabung

mikrokapiler sebanyak 2 ml. Tabung tersebut kemudian disentrifus dengan

kecepatan 3000 rpm selama 60 menit hingga didapatkan serum.

Pengukuran kadar SGPT menggunakan metode IFCC tanpa piridoksal

fosfat. Aktivitas enzim dibaca pada suhu 370C menggunakan alat model

902 automatic analyzer hitachi. Kadar SGPT dinyatakan dalam U/L. Skala

pengukuran variabel ini adalah rasio.

3. Variabel luar

a. Terkendali

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1) Spesies tikus

Tikus berasal dari galur Wistar.

2) Jenis kelamin

Tikus Wistar yang digunakan berjenis kelamin jantan untuk

menghindari pengaruh hormon estrogen serta menghomogenkan

sampel.

3) Umur

Umur tikus Wistar yang dipilih adalah 2-3 bulan.

4) Berat badan

Berat badan tikus Wistar yang dipilih adalah 160-200 gr.

5) Jenis makanan

Hewan uji diberi makanan dan minuman standar yaitu pelet dan air

minum aquades ad libitum.

b. Tidak Terkendali

1) Kondisi psikologis tikus

Lingkungan yang terlalu gaduh atau ramai, pemberian perlakuan

yang berulang kali, dan perkelahian antar tikus dapat

mempengaruhi kondisi psikologis tikus.

2) Reaksi hipersensitivitas tikus

Reaksi hipersensitifitas dapat terjadi karena adanya variasi

kepekaan tikus terhadap zat yang digunakan.

3) Keadaan awal hepar tikus

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Keadaan awal hepar tikus adalah keadaan awal hepar tikus

sebelum pemberian perlakuan.

H. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Kandang hewan

b. Timbangan digital tikus

c. Sonde lambung

d. Spuit injeksi 1 ml

e. Alat-alat gelas (gelas beker, gelas ukur, dan batang pengaduk)

f. Pipet kapiler yang dibasahi heparin

g. Alat sentrifus

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Sediaan uji berupa sari belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.)

b. Senyawa hepatoksin berupa parasetamol

c. Obat hepatoprotektif berupa Curcuma®

d. Makanan standar

e. Aquades

f. Reagen untuk pemeriksaan SGPT

I. Cara Kerja

1. Cara Pembuatan Sari Belimbing Manis.

Buah belimbing manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari Pasar Gede, Surakarta. Buah belimbing dengan berat + 200 gr

dibersihkan dari bijinya kemudian diperas dan disaring untuk diambil

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sarinya. Buah belimbing manis + 200 gr mampu menghasilkan + 130 ml

sari belimbing manis. Sari belimbing manis yang diperoleh dari proses ini

disebut sari belimbing manis konsentrasi 100%.

2. Dosis Sari Belimbing Manis.

Uji Dosis dalam penelitian ini menggunakan sari belimbing manis

konsentrasi 50% dan konsentrasi 100%. Sari belimbing manis konsentrasi

50% dibuat dengan cara mengencerkan sari belimbing manis konsentrasi

100% menjadi dua kali dari volume awal. Pengenceran dilakukan

menggunakan aquades. Volume pemberian sari belimbing manis pada

masing-masing kelompok perlakuan sama yaitu 2 ml/200 gr BB.

Pemberian sari belimbing manis selama 14 hari berturut-turut

dimaksudkan untuk memberikan daya proteksi oleh antioksidan. Di luar

jadwal perlakuan, tikus diberi makan pelet dan minum air aquades ad

libitum.

3. Dosis Parasetamol.

Menurut Wishart et al (2012) dosis fatal (LD-50) parasetamol peroral

untuk tikus adalah 1944 mg/kg BB atau 388,8 mg/200 gr BB tikus. Dosis

parasetamol yang digunakan untuk menimbulkan efek kerusakan hepar

tanpa menyebabkan kematian pada tikus adalah dosis 3/4 LD-50 perhari.

Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 388,8 mg/200 gr BB ×

0,75 = 291,6 mg/200 gr BB tikus. Parasetamol 500 mg dilarutkan dalam

3,4 ml aquades, sehingga dalam 2 ml larutan parasetamol mengandung

291,6 mg parasetamol.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pemberian parasetamol selama 3 hari terakhir perlakuan dimaksudkan

untuk menimbulkan kerusakan berupa nekrosis sentrolobuler pada sel

hepar tanpa menimbulkan kematian pada tikus.

4. Dosis Curcuma®

Dosis terapi tablet Curcuma® pada manusia adalah 200mg/70 kg BB.

Konversi dosis manusia ke tikus = 0,018 (Ngatidjan, 1991). Setelah

dikonversi, dosis Curcuma® untuk tikus dengan berat badan 200 gr

menjadi 3,6 mg/200 gr BB. Curcuma® 200 mg dilarutkan dalam 111,1 ml

aquades, sehingga dalam 2 ml larutan Curcuma® mengandung 3,6 mg

Curcuma®.

Curcuma® diberikan selama 14 hari berturut-turut untuk memberikan

daya proteksi oleh antioksidan. Di luar jadwal perlakuan, tikus diberi

makan pelet dan minum air aquades ad libitum.

5. Persiapan Tikus.

Tikus diadaptasikan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret selama 7 hari. Keesokan harinya tikus

ditimbang untuk menentukan dosis dan pemberian perlakuan.

6. Pemberian perlakuan.

Tikus dikelompokkan dengan teknik simple random sampling menjadi

lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus.

Adapun pengelompokan subjek adalah sebagai berikut:

a. K(n): Kelompok kontrol normal diberi aquades per oral 2 ml/200 gr

BB tikus setiap hari selama 14 hari berturut-turut.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. K(-): Kelompok kontrol negatif diberi aquades per oral 2 ml/200 gr BB

tikus setiap hari selama 14 hari berturut-turut dan pada 3 hari terakhir

ditambah parasetamol dosis 291,6 mg/200 gr BB tikus perhari.

c. K(+): Kelompok kontrol positif diberi Curcuma® per oral dosis 3,6

mg/200 gr tikus selama 14 hari berturut-turut dan pada 3 hari terakhir

ditambah parasetamol dosis 291,6 mg/200 gr BB tikus 1 jam setelah

pemberian Curcuma®.

d. KP1: Kelompok perlakuan 1 diberi sari belimbing manis konsentrasi

50% selama 14 hari berturut-turut dan pada 3 hari terakhir ditambah

parasetamol dosis 291,6 mg/200 gr BB tikus 1 jam setelah pemberian

sari belimbing manis.

e. KP2: Kelompok perlakuan 2 diberi sari belimbing manis konsentrasi

100% selama 14 hari berturut-turut dan pada 3 hari terakhir ditambah

parasetamol dosis 291,6 mg/200 gr BB tikus 1 jam setelah pemberian

sari belimbing manis.

Sebelum perlakuan, tikus dipuasakan ±5 jam untuk mengosongkan

lambung. Pemberian parasetamol dilakukan ±1 jam setelah pemberian sari

belimbing manis supaya sari belimbing manis terabsorbsi terlebih dahulu.

7. Pengukuran hasil

Setelah perlakuan, semua tikus diambil darahnya melalui vena retro-

orbitalis dengan menggunakan tabung mikrokapiler sebanyak 2 ml.

Tabung tersebut kemudian disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

60 menit hingga didapatkan serum dan diukur kadar SGPT dari masing-

masing kelompok.

8. Kerangka penelitian

Randomisasi

Gambar 3.2. Skema Kerangka Penelitian

Setelah Perlakuan Hari ke 22

Sebelum perlakuan

Hari ke 1-7 (7 hari)

Perlakuan Hari ke 8-21

(14 hari)

30 ekor tikus

Adaptasi tikus selama 7 hari

Di luar jadwal perlakuan diberikan aquades dan pelet ad libitum

Pengukuran kadar SGPT setelah perlakuan pada hari ke-22

Bandingkan dengan uji statistik

Kelompok kontrol normal

Setelah + 1 jam

Dipuasakan selama + 5 jam

Parasetamol 291,6 mg /200 gr BB tikus pada hari ke-19, 20, dan 21

Curcuma® 3,6

mg/200 gr BB tikus

selama 14 hari

Sari belimbing

manis konsentrasi

100% 2 ml/200 gr

BB tikus selama 14

hari

Sari belimbing

manis konsentrasi

50 % 2 ml/200 gr

BB tikus selama 14

hari

Aquades 2 ml/200

gr BB tikus

selama 14 hari

Aquades 2 ml/200

gr BB tikus

selama 14 hari

Kelompok kontrol positif

Kelompok perlakuan

1

Kelompok perlakuan

2

Kelompok kontrol negatif

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh diuji normalitasnya menggunakan uji Saphiro-Wilk

dan diuji homogenitasnya menggunakan uji Levene’s. Apabila data

terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji beda parametrik

menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA). Jika terdapat perbedaan

yang bermakna, dilanjutkan dengan uji Post Hoc menggunakan uji Least

Significance Difference (LSD). Derajat kemaknaan yang digunakan adalah α =

0,05. Jika data tidak memenuhi syarat uji statistik parametrik, maka digunakan

uji statistik non parametrik, yaitu Uji Kruskal Wallis. (Riwidikdo, 2007). Data

diolah dengan program komputer Statistical Product and Service Solution

(SPSS) 17.0 for Windows.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DATA HASIL PENELITIAN

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian sari

belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.) terhadap kadar SGPT tikus

(Rattus norvegicus) yang diinduksi parasetamol dosis toksik didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rerata Kadar SGPT (U/L) Setelah Perlakuan (n = 30)

Tikus K(n) K(-) K(+) KP1 KP2

1 50.0 175.0 71.0 92.6 91.2

2 61.0 201.1 71.7 85.9 83.4

3 42.0 168.9 71.8 73.3 101.0

4 52.8 188.2 63.6 90.6 90.1

5 50.7 167,7 66.6 70.8 114.0

6 66.3 194.2 58.0 109.2 70.4

Rerata 53,80 182,52 67,12 87,01 91,68

Std. Deviasi 8,62 13,97 5,54 14,06 14,89

Sumber: Data primer, 2012

Keterangan:

K(n) = Kelompok kontrol normal diberi aquades selama 14 hari

K(-) = Kelompok kontrol negatif diberi aquades selama 14 hari

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Kontrol normal Kontrol negatif Kontrol positif(Curcuma®)

Sari belimbingmanis 50%

Sari belimbingmanis 100%

Kadar SGPT (U/L)

dan parasetamol pada 3 hari terakhir.

K(+) = Kelompok kontrol positif diberi Curcuma® selama 14

hari dan parasetamol pada 3 hari terakhir.

KP1 = Kelompok perlakuan 1 diberi sari belimbing manis 50%

selama 14 hari dan parasetamol pada 3 hari terakhir.

KP2 = Kelompok perlakuan 1 diberi sari belimbing manis 100%

selama 14 hari dan parasetamol pada 3 hari terakhir.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa terdapat perbedaan rerata kadar

SGPT setelah perlakuan selama 14 hari. Rerata kadar SGPT paling tinggi

terdapat pada kelompok kontrol negatif, sedangkan rerata kadar SGPT yang

paling mendekati rerata kadar SGPT kelompok kontrol normal adalah rerata

kadar SGPT kelompok kontrol positif. Berikut adalah grafik kadar SGPT

setelah perlakuan:

Sumber: Data primer, 2012

Gambar 4.1 Rerata Kadar SGPT (U/L) Setelah Perlakuan (n = 30)

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. ANALISIS DATA

Hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian dilakukan uji statistik

dengan uji one way ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji LSD

untuk menunjukkan adanya perbedaan kadar SGPT tikus antarperlakuan.

Syarat yang harus dipenuhi untuk dilakukan uji one way ANOVA adalah

kesamaan varian yang diperiksa dengan uji normalitas dan uji homogenitas

varian.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk

karena jumlah sampel kurang dari 50.

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas (Uji Shapiro-Wilk)

No Kelompok Perlakuan P

1 Kelompok kontrol normal 0,812

2 Kelompok kontrol negatif 0,415

3 Kelompok kontrol positif 0,208

4 Kelompok perlakuan 1 0,679

5 Kelompok perlakuan 2 0,977

Sumber: output SPSS 17.0 for Windows (Lampiran 5)

Hasil uji normalitas pada tabel 4.2 menunjukkan nilai p > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi data berdistribusi normal.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi

data homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene’s.

Nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok

data adalah homogen. Hasil uji homogenitas varian menunjukkan

signifikasi sebesar 0,250, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian

populasi data homogen (Lampiran 6).

3. Uji one way ANOVA

Uji one way ANOVA digunakan untuk mengetahui perbandingan

rerata kadar SGPT pada kelima kelompok perlakuan. Nilai p < 0,05

menunjukkan bahwa perbedaan rerata populasi (perlakuan) tidak sama.

Pada hasil uji one way ANOVA menunjukkan nilai p = 0,000 (Lampiran

6), sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan rerata kadar SGPT yang

signifikan antarkelompok perlakuan.

4. Uji Post Hoc

Pada uji one way ANOVA terdapat perbedaan rerata kadar SGPT yang

signifikan antarkelompok perlakuan, maka dilakukan uji Post Hoc untuk

membandingkan beda rerata kelima kelompok perlakuan dan mengetahui

adakah rerata pasangan yang berbeda signifikan dari rerata pasangan yang

lain. Uji Post Hoc dilakukan dengan uji LSD. Pasangan perlakuan yang

diuji dikatakan memiliki perbedaan rerata kadar SGPT yang signifikan

apabila nilai p < 0,05.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji LSD Antarkelompok Perlakuan

K(n) K(-) K(+) KP1 KP2

K(n) 0.000 0.066 0,000 0.000

K(-) 0.000 0.000 0.000 0.000

K(+) 0.066 0.000 0.008 0.002

KP1 0.000 0.000 0.008 0.511

KP2 0.000 0.000 0.002 0.511

Sumber: output SPSS 17.0 for Windows (Lampiran 7)

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa:

1. Kelompok kontrol negatif menunjukkan perbedaan yang signifikan

terhadap kelompok kontrol normal.

2. Kelompok kontrol positif tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok kontrol normal.

3. Kelompok perlakuan 1 dan 2 menunjukkan perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok kontrol normal.

4. Kelompok kontrol positif menunjukkan perbedaan yang signifikan

terhadap kelompok kontrol negatif.

5. Kelompok perlakuan 1 dan 2 menunjukkan perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok kontrol negatif.

6. Kelompok perlakuan 1 dan 2 menunjukkan perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok kontrol positif.

7. Kelompok perlakuan 1 tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok perlakuan 2.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan the post test

only control group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

sari belimbing manis terhadap kadar SGPT tikus yang diinduksi parasetamol dosis

toksik. Tikus diberi sari belimbing manis selama 14 hari dan pada 3 hari terakhir

diinduksi dengan parasetamol dosis toksik. Setelah perlakuan dilakukan

pengambilan darah dari vena retro-orbital tikus untuk pemeriksaan kadar SGPT.

Hasil yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik one way ANOVA diikuti uji

Post Hoc menggunakan uji LSD untuk melihat apakah perbedaan rerata kadar

SGPT antarkelompok signifikan.

Hasil uji LSD menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif memiliki

perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol normal. Peningkatan kadar

SGPT akibat induksi parasetamol dosis toksik dapat dilihat dari rerata kelompok

kontrol negatif sebesar 182,52 U/L. Tingginya rerata kadar SGPT pada kelompok

kontrol negatif menunjukkan bahwa pemberian parasetamol dosis toksik selama 3

hari dapat menyebabkan kerusakan hepar.

Kerusakan hepar oleh pemberian parasetamol dosis toksik disebabkan oleh

pembentukan berlebihan metabolit reaktif dari parasetamol, yaitu N-Asetil-P-

Benzokuinon Imin (NAPQI), melalui metabolisme oleh sitokrom P450. Pada

kondisi normal, NAPQI dieliminasi melalui konjugasi dengan glutation (GSH)

dan dimetabolisme menjadi asam merkapturat dan sistein yang bersifat non

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

toksik. Namun pada intoksikasi parasetamol pembentukan NAPQI yang

berlebihan melampaui persediaan dan regenerasi GSH, sehingga terjadi deplesi

GSH seluler bermakna (Furst dan Munster, 2002). Deplesi GSH seluler

menyebabkan sel lebih rentan terhadap stres oksidatif dan lipid peroksidasi. Selain

itu, deplesi GSH juga menyebabkan NAPQI bebas berikatan secara kovalen

dengan makromolekul sel hepar, seperti lipid, protein, dan asam nukleat (Kashaw,

et al., 2011). Target seluler primer dari NAPQI adalah mitokondria dan protein

yang terlibat dalam kontrol ion sel. Disfungsi mitokondria dan perubahan

permeabilitas membran sel berefek pada kegagalan produksi energi dan

menyebabkan akumulasi Ca2+ intraseluler (James et al., 2003). Selanjutnya,

disfungsi mitokondria akan menghasilkan senyawa oksigen reaktif yaitu

superoksida (O2-) dan senyawa nitrogen reaktif yaitu peroksinitrit (ONOO-), yang

mengakibatkan terjadinya stres oksidatif (James et al., 2003), sedangkan

akumulasi Ca2+ intraseluler menyebabkan peningkatan laktat dehidrogenase

(LDH) pada serum dan hepar (Farghaly dan Hussein, 2010). NAPQI juga

mengoksidasi makromolekul lipid membran sel hepar sehingga menyebabkan

berkurangnya integritas membran sel dan lipid peroksidasi (Setty et al., 2007).

Stres oksidatif dan lipid peroksidasi diduga menyebabkan kadar antioksidan

endogen lainnya seperti glutation peroksidase, katalase, dan superoksida

dismutase mengalami penurunan (Farghaly dan Hussein, 2010)

Ketidakseimbangan antara pembentukan radikal bebas dengan proteksi oleh

antioksidan akan memperparah terjadinya stres oksidatif dan pada tahap

selanjutnya menyebabkan nekrosis sentrolobuler (James et al., 2003).

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Perbedaan kadar SGPT yang signifikan juga terdapat pada kontrol positif,

kelompok perlakuan 1 dan 2 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (p =

0,000). Rerata kadar SGPT pada kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1,

kelompok perlakuan 2, dan kelompok kontrol negatif berturut-turut sebesar 67,12

U/L; 87,01 U/L; 91,68 U/L; dan 182,52 U/L. Kelompok kontrol positif diberi

Curcuma® dosis terapi, kelompok perlakuan 1 diberi sari belimbing manis

konsentrasi 50%, sedangkan kelompok perlakuan 2 diberi sari belimbing manis

konsentrasi 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian Curcuma® pada

kelompok kontrol positif dan pemberian sari belimbing manis pada kelompok

perlakuan 1 dan 2 mampu mencegah peningkatan kadar SGPT akibat induksi

parasetamol dosis toksik secara bermakna. Kemampuan mencegah peningkatan

kadar SGPT menunjukkan bahwa Curcuma® dan sari belimbing manis memiliki

efek proteksi terhadap senyawa metabolit reaktif yang dihasilkan oleh

parasetamol.

Penurunan kadar SGPT pada kelompok yang diberi sari belimbing manis

disebabkan karena sari belimbing manis mengandung antioksidan tinggi.

Aktivitas antioksidan yang tinggi dari buah belimbing manis disebabkan oleh

kandungan vitamin C, dan polifenol, terutama epikatekin dan proantosianidin

(Shui dan Leong, 2004; Leong dan Shui, 2002). Vitamin C diduga mampu

melindungi sel hepar dari kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif dan lipid

peroksidasi (Winarsi, 2007). Sedangkan kandungan polifenol diduga mampu

mengaktivasi antioksidan endogen dengan memodulasi biosintesis GSH sehingga

melindungi sel hepar dari stres oksidatif (Han et al., 2007). Berdasarkan penelitian

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

yang dilakukan oleh Zhang et al., (2007) kandungan polifenol dalam belimbing

manis dapat menghambat sitokrom P-450. Mekanisme ini diduga dapat

mengurangi pembentukan NAPQI secara berlebihan oleh sitokrom P-450. Selain

itu, penelitian yang dilakukan oleh Rohman et al., (2009) menunjukkan bahwa

ekstrak buah belimbing manis dapat mengikat radikal bebas, sehingga dapat

mencegah ikatan NAPQI dengan makromolekul sel hepar.

Rerata kadar SGPT pada kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol

normal berturut-turut sebesar 67,12 U/L dan 53,80 U/L. Berdasarkan hasil analisis

statistik, kelompok kontrol positif tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan

terhadap kelompok kontrol normal. Hal ini menunjukkan bahwa Curcuma®

memiliki efek hepatoprotektif sehingga dapat menyebabkan kadar SGPT tikus

kelompok kontrol positif setara dengan kadar SGPT kelompok kontrol normal.

Curcuma® berasal dari tumbuhan temulawak (Curcuma xanthorriza Xorb) dan

mengandung zat aktif kurkumin dan minyak atsiri (Wahyono et al., 2007).

Kurkumin mampu menghambat aktivitas sitokrom P-450 sehingga diduga dapat

mengurangi pembentukan metabolit reaktif parasetamol yang berlebihan

(Wahyono et al., 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Farghaly dan

Hussein (2010) kurkumin dapat meningkatkan kadar GSH dalam serum dan hepar

tikus serta mengontrol kadar LDH dalam serum dan darah. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian kurkumin dapat meningkatkan biosintesis GSH, atau

mengurangi stres oksidatif yang menyebabkan deplesi GSH, atau bahkan

keduanya. Selain itu terdapat peningkatan aktivitas antioksidan endogen lainnya

yaitu glutation peroksidase, katalase, dan superoksida dismutase. Peningkatan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kadar dan aktivitas antioksidan endogen tersebut dapat mencegah NAPQI

berikatan dengan makromolekul sel hepar, menjaga stabilitas membran sel hepar,

serta melindungi sel hepar dari lipid peroksidasi dan stres oksidatif. Hasil ini juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Seong et al. (2004) yang

membuktikan efek hepatoprotektif temulawak terhadap tikus yang diinduksi

cisplatin dan penelitian yang dilakukan oleh Devaraj et al. (2010a) yang

membuktikan efek hepatoprotektif temulawak terhadap tikus yang diinduksi

etanol.

Kelompok yang diberi sari belimbing manis konsentrasi 50% dan konsentrasi

100% menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol positif

dan kelompok kontrol normal. Hal ini menunjukkan bahwa sari belimbing manis

mampu mencegah peningkatan kadar SGPT tikus yang diinduksi parasetamol

namun belum memiliki efek yang setara dengan Curcuma®. Hal ini dapat

disebabkan karena dosis yang diberikan pada kelompok perlakuan bukan dosis

optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shui dan Leong (2006),

residu jus buah belimbing manis yang merupakan sisa dari proses pengolahan jus,

menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih besar daripada jus belimbing manis.

Jus belimbing manis hanya mengandung 17% dari aktivitas antioksidan total,

walaupun jus tersebut mengandung + 85% dari berat total belimbing manis.

Aktivitas antioksidan total berkolerasi dengan kadar polifenol yang terkandung

dalam belimbing manis. Residu belimbing manis mengandung lebih dari 70%

total polifenol. Pada uji In Vitro, diketahui aktivitas reduksi residu jus belimbing

manis lebih besar dibanding jus belimbing manis. Dapat disimpulkan bahwa,

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kandungan antioksidan pada belimbing manis lebih banyak terdapat pada residu

dibandingkan dengan jus (Shui dan Leong, 2006; Payal et al., 2012). Pada

penelitian ini, residu yang dihasilkan dalam pembuatan sari belimbing manis lebih

sedikit daripada residu yang dihasilkan oleh jus. Namun karena konsentrasi sari

belimbing manis yang digunakan hanya konsentrasi 50% dan konsentrasi 100%,

terdapat kemungkinan bahwa kandungan antioksidan belum adekuat.

Apabila dicermati lebih lanjut, kadar SGPT kelompok yang diberi sari

belimbing manis konsentrasi 50% lebih rendah daripada kelompok yang diberi

sari belimbing manis konsentrasi 100%. Namun setelah dilakukan uji statistik,

kadar SGPT sari belimbing manis konsentrasi 50% dan konsentrasi 100% tidak

memiliki perbedaan yang signifikan. Besarnya efek pemberian sari belimbing

manis yang muncul merupakan akibat dari konsentrasi zat aktif yang mencapai

reseptor dan jenis ikatannya dengan reseptor (Wahyono, 2009). Menurut teori

pendudukan reseptor (receptor occupancy), intensitas efek obat berbanding lurus

dengan fraksi reseptor yang diikatnya dan intensitas efek mencapai maksimal jika

seluruh reseptor diikat oleh obat. Apabila seluruh reseptor telah diduduki oleh

obat, maka peningkatan dosis obat menjadi tidak berarti. Hubungan antara dosis

obat dengan besarnya efek dapat digambarkan sebagai kurva dosis-intensitas efek

yang berbentuk hiperbola (Setiawati et al., 2007). Pada penelitian ini dosis yang

dapat memberikan efek maksimal belum dapat ditentukan karena hanya

menggunakan dua variasi dosis. Oleh sebab itu, diperlukan variasi dosis yang

lebih beragam untuk melihat pola kurva dosis-intensitas respon pemberian sari

belimbing manis terhadap kadar SGPT.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori juga dapat disebabkan oleh

beberapa kelemahan dalam pelaksanaan penelitian, di antaranya yaitu:

1. Kesulitan pembuatan konsentrasi sari belimbing manis yang lebih pekat.

Proses pemekatan sari belimbing manis dengan pemanasan dapat

menyebabkan perubahan warna, bau, rasa, dan kandungan sari belimbing

manis sehingga dikhawatirkan menimbulkan efek yang tidak diinginkan

pada hewan uji jika diberikan selama 14 hari.

2. Kondisi psikologis dan variasi kepekaan tikus terhadap zat yang

digunakan. Meskipun tikus telah diadaptasikan selama 1 minggu,

pemberian perlakuan yang berulang kali dan perkelahian antartikus dapat

mempengaruhi kondisi psikologis tikus. Kondisi psikologis tikus dan

variasi kepekaan tikus terhadap zat yang digunakan bersifat sangat

individual sehingga sulit dikendalikan selama pelaksanaan penelitian

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH …/Pengaruh... · Subyek dari penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat badan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah sari belimbing

manis memiliki pengaruh mencegah peningkatan kadar SGPT tikus yang

diinduksi parasetamol dosis toksik.

B. Saran

Mengingat adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini,

maka perlu dilakukan:

1. Penelitian lebih lanjut dengan bentuk sediaan bahan uji yang berbeda dan

konsentrasi yang lebih bervariasi.

2. Penelitian lebih lanjut dengan sampel hewan uji yang lebih tinggi

tingkatannya.