perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id...

89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAIN DI BETENG TRADE CENTER ( BTC ) SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: ITA YELLI PRIHANDINI F. 1110013 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PEDAGANG KAIN DI BETENG TRADE CENTER ( BTC ) SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh:

ITA YELLI PRIHANDINI

F. 1110013

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PEDAGANG KAIN DI BETENG TRADE CENTER ( BTC ) SURAKARTA

Diajukan oleh:

ITA YELLI PRIHANDINI

F 1110013

Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

Pada Tanggal ............. 2013

Surakarta, ........... 2013

Pembimbing

DWI PRASETYANI, SE, M.Si

NIP. 197702172003122003

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PEDAGANG KAIN DI BETENG TRADE CENTER ( BTC ) SURAKARTA

Diajukan Oleh:

ITA YELLI PRIHANDINI

F 1110013

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada tanggal .... ................. 2013

Susunan Tim Penguji Skripsi

1. Ketua

Dr. Guntur Riyanto, M.Si ( …………………………………. )

NIP 19580927198611001

2, Pembimbing

Dwi Prasetyani, SE, M.Si ( …………………………………. )

NIP 197702172003122003

3. Anggota

Drs. Sutanto, M.Si ( …………………………………. )

NIP 195611291986011001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“ Kesuksesan belajar seseorang bukan karena kepandaiannya namun karena

seberapa besar kemauan hati dan kekerasan jiwa untuk belajar dan untuk mencapai

sukses “

“ Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang telah kita miliki tetapi kita selalu

menyesali apa yang belum kita capai “

“ Orang yang pecundang selalu berusaha menhindar dari kegagalannya, namun

orang bijak selalu menghadapi kegagalannya dan membuat mimpi baru ditengah

rasa sakitnya menerima kegagalan “

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ibu dan bapakku, terimakasih kepercayaan selama

ini dan pengorbanannya, aku akan berusaha untuk

mencapai cita-citaku dan masa depanku.

3. Adikku terimakasih untuk doa, motivasi dan

bimbingannya.

4. Wahyu yang selalu ada dihatiku yang selalu

menemaniku, memberi semangat, motivasi.

5. Teman-temanku Ekonomi Pembangunan angkatan

2010

6. Almamater

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kain di Beteng Trace

Center (BTC) Surakarta”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana Strata S1 Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari

bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat doa,

bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang selalu memberi

petunjuk dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini ;

2. Bapak Dr. Guntur Riyanto, M.Si, selaku ketua penguji skripsi

3. Bapak Drs.Sutanto, M.Si, selaku anggota penguji skripsi

4. Bapak Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ;

5. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta ;

6. Segenap Dosen dan seluruh Staf Kantor TU Program Strata Satu Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

membantu proses pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian ;

7. Seluruh karyawan Manajement Beteng Trade Center (BTC) Surakarta yang telah

memberi informasi tentang BTC dan mendukung penulis sampai selesainya skripsi

ini ;

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

8. Soulmate Wahyu tersayang yang selalu memberikan bantuan pemikiran dan doa.

9. Sahabat-sahabatku dan semua teman-teman seperjuangan di Ekonomi

Pembangunan 2010 ;

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari tak ada gading yang tak retak, skripsi ini masih jauh dari sempurna,

kritik dan saran terhadap segala kekurangan yang ada, sangat penulis harapkan dan penulis

mengucapkan terima kasih, penulis berharap semoga skripsi ini turut memberikan

sumbangan manfaat betapapun kecilnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Februari 2013

Penulis

Ita Yelli Prihandini

F 1110013

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN .............................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................ iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar .................................................................................... 13

B. Definisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern ...................................... 17

C. Sektor Informal ...................................................................................... 19

D. Pendapatan ............................................................................................. 23

E. Pengertian Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang ............ 25

F. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 29

G. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 33

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

H. Hipotesis ................................................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 36

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 36

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................. 39

E. Metode Analisis Data .............................................................................. 40

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ..................................................... 49

B. Gambaran Umum Beteng Trade Center (BTC) Surakarta .................... 55

C. Karakteristik Sampel ............................................................................. 57

D. Analisis Data dan Pembahasan .............................................................. 61

E. Interprestasi Hasil Ekonomi ................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ............................................................................................. 75

B.Saran ....................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

1.1 Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar Terhadap Penerimaan Retribusi

Pelayanan Pasar Kota Surakarta Tahun 2005-2010 ................................... .....7

4.1 Kecamatan dan Kelurahan di Kota Surakarta .................................................... 50

4.2 Jumlah Penduduk Di Kota Surakarta Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat

Pertumbuhan Tahun 2004-2011 ...................................................................... 52

4.3 Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota

Surakarta Tahun 2011 ................................................................................ .....53

4.4 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar

Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 2010-2011(Jutaan Rupiah) .................. 54

4.5 Banyaknya Industri di Kota Surakarta Tahun 2011 .......................................... 55

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Hari .............. 57

4.7 Karakteristik responden Berdasarkan Tingkat Modal ..................................... 58

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Jam Kerja Dagang ................. 58

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Dagang .............. 59

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Jumlah Tenaga Kerja ........... 60

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat pendidikan Pedagang ............ 60

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Pedagang ................. 61

4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kios Pedagang ......................... 61

4.14 Hasil Regresi Linear Berganda ........................................................................ 62

4.15 Hasil Uji Multikolinearitas (Pendekatan Koutsoyiannis) ................................ 64

4.16 Hasil Uji White Cross Term ............................................................................ 65

4.17 Hasil Uji Autokorelasi BG .............................................................................. 67

4.18 Hasil Uji t ....................................................................................................... 68

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ........................................................................ 33

3.1 Gambar Uji t ................................................................................................. 42

3.2 Gambar Uji F ................................................................................................ 44

3.3 Gambar Kriteria Pengujian Autokorelasi .................................................... 48

4.1 Gambar Uji Autokorelasi .............................................................................. 66

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PEDAGANG KAIN DI BETENG TRADE CENTER ( BTC ) SURAKARTA

ITA YELLI PRIHANDINI

F1110013

Penelitian ini dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta untuk mengetahui deskripsi dan

menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenag

kerja, dan pendidikan pedagang serta untuk mengetahui apakah variable modal, jam kerja,

pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang secara bersama-sama

berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sensus terhadap

responden melalui observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan terhadap seluruh

pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta. Dalam menganalisis digunakan

teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan model linear, uji statistik (uji t, uji F,

dan koefisiensi determinasi R2) , uji asumsi klasik.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan pedagang kain di Beteng Trade Center

(BTC) Surakarta rata-rata memperoleh pendapatan sebesar RP 7.000.000; s/d Rp

8.000.000; tiap harinya, dengan modal rata-rata Rp. 170.000.000; s/d Rp 180.000.000; jam

kerja rata-rata 7 jam per hari, pengalaman atau lama usaha rata-rata 16 tahun berdagang,

jumlah tenaga kerja rata-rata 4 orang, tingkat pendidikan formal rata-rata lulusan SMA.

Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisiensi regresi secara parsial

(uji t) menunjukkna 5 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan yaitu

modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang. Uji F

menunjukkan bahwa secara bersama-sama kelima variabel yaitu modal, jam kerja,

pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang berpengaruh terhadap

pendapatan, selanjutnya dengan melihat uji F untuk membuktikan hipotesis kedua ternyata

dari kelima variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta

Variabel modal memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pendapatan, melalui wawancara yang dilakukan sebagaian pedagang menggunakan modal

sendiri serta para pedagang kesulitan dalam dana tambahan sebagai modal, maka

hendaknya pedagang bisa melakukan pinjaman modal ke sumber lainnya misalkan bank,

koperasi, BPR atau lembaga keuangan lainnya.

Kata kunci : pedagang BTC, modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenag kerja,

pendidikan, regresi linear.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi dalam suatu Negara sangat penting karena

pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil

dan makmur. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat mewujudkan

perekonomian mandiri dan handal untuk meningkatkan kemakmuran seluruh

rakyat secara selaras, adil dan merata. Namun pada kenyataannya

perekonomian Indonesia pada saat ini dalam keadaan memprihatinkan.

Masalah yang sering dialami adalah masalah ketenagakerjaan. Tidak semua

penduduk dapat menawarkan tenaga kerja yang dimilikinya karena pekerjaan

yang ditawarkan tidak sesuai dengan ketrampilan yang dimilikinya. Sehingga

banyak diantara meraka yang memilih beralih bekerja di sektor informal.

Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagi tenaga kerja.

Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak terjadi

PHK pada sektor formal ini. Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja

pada sektor informal. Bahwa kelihatannya sektor tidak mampu menapung

tenag kerja seperti harapan kita, pada kenyataanya sektor informal bisa

menjadi penyelamat bagi maslah ketenagakerjaan yang kita hadapi. Banyak

bidang informasi yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah

satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga

sekaligus dapat menyerap tenag kerja. (Suryananto, 2005:1)

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Adanya krisis ekonomi pada tahun 1998 semakin menambah beratnya

beban pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan di sektor formal.

Sektor informal merupakan alternatif yang digunakan untuk mengurangi

banyaknya pengangguran yang ada karena lapangan pekerjaan yang semakin

sempit dan sulit. Sektor informal memiliki peran yang cukup besar dalam

menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pembangunan. Salah satu

sektor informal yang tidak memerlukan ketrampilan khusus adalah

berdagang. Karena dalam terjun ke dunia perdagangan seseorang harus

mampu mandiri, mempunyai keuletan dalam bekerja agar dapat

meningkatkan pendapatan. Usaha berdagang mempunyai kedudukan dan

peranan yang strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan (Dhany,

2008:2).

Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya daptasi yang

tinggi secara cepat dan usaha antisipasi perkembangan dalam lingkungan

usaha agar sektor informal tersebut dapat bertahan dalam keadaan sulit

sekalipun. Dibalik era perubahan yang terus menerus terjadi, tentunya

peluang usaha yang ada harus dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam hal

ini usaha di sektor informal tersebut dapat bertahan dalam keadaan yang sulit

sekalipun. Dalam hal ini usaha di sektor informal diharapkan mampu

mengidentifikasikan peluang yang muncul akibat adanya perubahan tersebut

(Harsiwi:2003:2).

Dalam keadaan seperti ini masyarakat tidak bisa berharap terlalu

banyak untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal, masyarakat saat ini

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

cenderung bersaing untuk mencari peluang bisnis yang diharapkan mampu

menambah pendapatan. Salah satu sektor informal yang tidak memerlukan

ketrampilan khusus adalah berdagang, dalam hal ini adalah pedagang pasar.

Namun mereka yang bekerja di sektor informal khususnya pedagang harus

mampu mandiri dan ulet dalam bekerja agar dapat meningkatkan pendapatan

mereka.

Usaha berdagang merupakan bagian dari sektor informal yang

mempunyai kedudukan dan peranan yang paling strategis dalam mewujudkan

tujuan pembangunan nasional. Ada beberapa macam jenis kegiatan berdagang

di sektor informal antara lain, pedagang pasar, pedagang kaki lima, pedagang

makanan, dll.

Surakarta merupakan salah satu kota yang sedang berkembang setelah

terjadi krisis moneter pada akhir tahun 1990-an. Banyak pembangunan

infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum untuk masyarakat, baik itu mall,

pasar, taman, dan lain-lain.

Pasar Klewer yang merupakan pusat perdagangan sandang terbesar di

Jawa Tengah adalah salah satu penggerak roda perekonomian Kota Solo.

Setiap harinya perputaran uang yang terjadi di pasar tersebut mencapai

miliaran rupiah. Pada beberapa tahun terakhir omset Pasar Klewer mengalami

penurunan, bersamaan dengan didirikannya pusat perdagangan sandang baru

di Kota Solo, yaitu BTC (Beteng Trade Center) dan PGS (Pusat Grosir Solo).

Pusat-pusat perdagangan sandang tersebut berdiri dalam satu lokasi yang

berdekatan. Kedua pusat perdagangan sandang baru yang dikelola oleh

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

swasta tersebut memberikan alternatif bagi masyarakat untuk melakukan

aktivitas jual-beli sandang selain di Pasar Klewer. Keberadaan pusat

perdagangan sandang baru tersebut tentunya akan mempengaruhi pusat

perdagangan yang telah lebih dulu ada. Pasar dalam artian demand dari

konsumen akan menjadi lebih sempit karena supply penyediaan fasilitas

bertambah. Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh tren berbelanja akan

mempengaruhi pembagian wilayah pemasaran, mengingat fasilitas

pendukung yang ditawarkan oleh pusat perdagangan sandang baru lebih baik.

Pasar merupakan salah satu tempat yang ada di setiap kota di Indonesia,

disamping untuk menunjang perekonomian masyarakat, pasar juga dapat

memberikan kontribusi Pendapatan Asli daerah (PAD) suatu kota atau

daerah. Walau sekarang banyak berdiri pusat perbelanjaan yang modern

seperti mall, hypermart, indomart, alfamart tetapi pasar masih tetap bertahan.

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang saat ini masih menjaga

keberadaan pasar, saat kota Surakarta dipimpin oleh Bapak Ir. Joko Widodo

keberadaan pasar semakin terjaga. Hal ini dapat dilihat sekarang ini banyak

pasar yang direvalitasi untuk menunjang perekonomian masyarakat. Kota

Surakarta memiliki pasar kurang lebih sekitar 43 pasar yang tersebar di kota

Surakarta, dari pasar yang besar sampai pasar yang kecil. hal ini

membuktikan bahwa kota Surakarta juga sebagai kota perdagangan.

Kota Surakarta memang dekat dengan pasar tradisional, ini merupakan

kekuatan yang harus dijaga ditengah investasi besar-besaran pasar modern.

Ada hal yang menarik dari perilaku warga Surakarta, bahwa warga masih

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

suka berbelanja ke pasar tradisional. Bahkan tidak jarang orang datang ke

pasar dengan mobil senilai ratusan juta. Kondisi yang demikian menjadi

kekuatan utama kota ini. Warga Surakarta juga masih mau untuk menikmati

makanan di pinggir jalan, karena citarasa masakan jalanan tak kalah dengan

rasa restoran. Bisa diamati bahwa di Surakarta banyak terdapat pedagang

makanan dengan keunikan masakan yang ada. Dengan masih banyaknya

orang yang mau ke pasar tradisional dan masih mau menikmati makanan

pinggir jalan, otomatis kekuatan ekonomi masyarakat kelas bawah juga

terangkat. Pasar di kota ini menjadi besar juga karena daerah lain yang

mendukung. Ambil contoh ketika memerlukan daging sapi bisa diambil dari

Boyolali, butuh beras maka Sukoharjo, Sragen, Klaten, dan Karanganyar

merupakan lumbung beras. Ketika butuh palawija, maka Wonogiri

merupakan sentra palawija. Dengan dikelilingi daerah penghasil kebutuhan

pokok tersebut maka harga makanan di Solo relatif lebih murah dibandingkan

dengan daerah lainnya. Semakin sering warga untuk berinteraksi dengan

pasar tradisonal maka semakin kuat kondisi ekonomi masyarakat kelas

bawah. Namun perlu komitmen yang kuat lagi dari pemerintah untuk

menjadikan pasar tradisional sebagai kekuatan ekonomi rakyat. Banyak sekali

mata rantai kegiatan ekonomi yang saling terikat di pasar tradisional, oleh

karena itu komitmen bersama perlu direalisasikan. Pembangunan fisik

memang hal yang mendesak. Namun pembangunan jiwa untuk selalu tetap

berinteraksi dengan pasar tradisional juga harus dijaga..

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pada tabel 1.1 dibawah ini dapat dijelaskan bahwa pasar tradisional

beserta kontribusinya terhadap retribusi pelayanan pasar Kota Surakarta

disumbang dari 43 pasar yang ada di Kota Surakarta. Penyumbang retribusi

paling besar antara lain adalah pasar Legi, Pasar Singosaren, Pasar Gede,

Pasar Harjodaksino, Pasar Jongke dsn Pasar Nusukan. Sementara

penyumbang retribusi terkecil antara lain adalah Pasar Klitihan, Pasar

Notoharjo, Pasar Ngarsopuro, Pasar Pucang sawit, Pasar Panggungrejo, Pasar

Jojglo, Pasar meubel dan Pasar Penumping

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 1.1

Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar Terhadap Penerimaan Retribusi

Pelayanan Pasar Kota Surakarta Tahun 2005-2010 (%) No Pasar 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Legi 13,22 12,76 13,3 11,7 12,88 12,03

2 Klewer 28,38 28,2 26,36 30,2 28,56 26,99

3 Singosaren 30,62 32,82 27,52 26,03 25,67 25,97

4 Gede 5,72 5,42 5,3 5,05 5,12 5,23

5 Harjodaksino 2,91 3,06 3,17 3,03 3,24 3,18

6 Jongke 3,27 2,8 2,99 2,94 2,84 2,75

7 Nusukan 2,45 1,74 2,99 2,74 3,12 3,46

8 Klithikan 0 0 3,8 0 0 0

9 Notoharjo 0 0 0 4,51 4,59 4,47

10 Ngarsopuro 0 0 0 0 0,47 1,01

11 Windujenar 0,55 0,57 0,57 0,7 0,17 0,81

12 Rejosari 1,05 1,05 1,12 0,92 0,96 1

13 Turisari 1,06 1 1,26 0,94 0,96 1

14 Purwosari 0,53 0,59 0,64 0,54 0,57 0,2

15 Sidodadi 0,76 0,77 1,2 0,82 0,97 0,92

16 Kadipolo 0,79 0,76 0,74 0,74 0,75 0,67

17 Ledoksari 0,51 0,41 0,39 0,4 0,4 0,38

18 Kembang 0,44 0,48 0,63 0,75 0,77 0,72

19 Cinderamata 0 0 0 0,29 0,36 0,39

20 Jebres 0,52 0,48 0,51 0,44 0,5 0,55

21 Tanggul 0,49 0,45 0,45 0,43 0,43 0,39

22 Depok 0,64 0,6 0,69 0,77 0,89 0,97

23 Ayam 0,8 1,07 0,92 0,95 0,99 1,03

24 Kliwon 0,57 0,6 0,62 0,49 0,32 0,6

25 Kabangan 0,73 0,69 0,66 0,6 0,65 0,57

26 Mebel 0,27 0,24 0,46 0,18 0,14 0,12

27 Ayu Balapan 0,78 0,68 0,76 0,62 0,66 0,64

28 Penumping 0,24 0,22 0,22 0,2 0,2 0,19

29 Mojosongo 0,29 0,27 0,41 0,42 0,44 0,46

30 Pucang Sawit 0 0 0 0 0 0

31 Panggung Rejo 0 0 0 0 0 0

32 Ngemplak 0,19 0,18 0,16 0,15 0,16 0,16

33 Bangunharjo 0,6 0,07 0,06 0,06 0,07 0,06

34 Sidomulyo 0,19 0,19 0,18 0,17 0,18 0,16

35 Sangkrah 0,29 0,28 0,29 0,28 0,29 0,31

36 Gading 0,52 0,48 0,56 0,87 0,53 0,79

37 Buah Jurug 0,13 0,12 0,12 0,13 0,15 0,14

38 Tunggul Sari 0,25 0,26 0,26 0,23 0,22 0,23

39 Mojosongo P 0,13 0,11 0,1 0,16 0,17 0,17

40 Joglo 0,15 0,14 0,15 0,01 0,15 0,13

41 Bambu 0,05 0,05 0,05 0,04 0,05 0,04

42 Ngumbul 0,05 0,04 0,05 0,05 0,05 0,04

43 Besi Tua 0,38 0,38 0,39 0,35 0,38 0,41

JUMLAH 100 100 100 100 100 100

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan

konsekuensi dari gaya hidup masyarakat yang modern. Kenyataan yang ada

di lapangan saat ini adalah di berbagai kota metropolitan bahkan kota – kota

kecil di tanah air dengan mudahnya kita dapat menjumpai minimarket,

supermarket, bahkan hypermarket disekitar tempat tinggal kita. Pasar modern

menjanjikan kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja. Namun dibalik

kesuksesan bisnis retail tersebut (pasar modern), terdapat persoalan

khususnya untuk retail kelas menengah dan kelas kecil. Bahkan beberapa

diantaranya memprotes ekspansi secara besar – besaran dari peritel kelas

besar. Eksistensi pasar tradisional merupakan salah satu indikator paling

nyata dari kegiatan ekonomi masyarakat disuatu wilayah.

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar

jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan

pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada

dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau

dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan

makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang

dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau,

kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan

lingkungannya yang kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu,

masyarakat sekarang cenderung memilih pasar modern sebagai tempat

belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Di Surakarta juga terdapat pusat perdagangan, antara lain adalah Pasar

Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), dan Beteng Trade Center (BTC) yang

merupakan pusat pembelanjaan pakaian. Klewer merupakan pusat

pembelanjaan terbesar di kota surakarta dan memiliki omset tertinggi. Pasar

Klewer menyediakan berbagai jenis pakaian dan merupakan tempat kulakan.

Banyak pendatang dari luar kota yang mendatangi Pasar Klewer untuk

membeli barang dan menjualnya kembali dalam bentuk grosir maupun

eceran. Biasanya di Pasar Klewer hanya melayani pembeli dalam bentuk

grosir. Jarang sekali terdapat pedagang yang melayani pembeli dalam bentuk

eceran. Selain Pasar Klewer terdapat pusat pembelanjaan pakaian lainnya

yaitu Pusat Grosir Solo (PGS). Masyarakat lebih mengenalnya dengan PGS.

PGS merupakan pasar modern yang terdiri dari 3 lantai dan memiliki fasilitas

yang memadai, seperti tersedianya eskalator, tempat parkir yang luas dan

sistem pengambilan tiket parkir yang modern. PGS menyediakan berbagai

macam pakaian, sandal, sepatu, accesories, macam- macam makanan, dan

lain lain. Tepatnya disamping PGS terdapat pusat pembelanjaan yaitu Beteng

Trade Center (BTC) atau masyarakat lebih mengenalnya dengan Pasar

Beteng.

Beteng Trade Centre (BTC) adalah pusat perdagangan yang sudah eksis

semenjak tahun 1992. Dengan konsep sebagai pusat bisnis perdagangan

tekstil, Beteng Trade Center merupakan pusat grosir belanja terlengkap dan

terbesar khususnya di kota Solo dan sekitarnya. Beteng Trade Center ini

menyediakan beraneka ragam Textile baik dari dalam maupun luar negeri,

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

terdapat ratusan kios yang menjual kain textile dengan sistem timbangan atau

kiloan, jadi tidak salah apabila tempat ini menjadi pusat perkulakan kain bagi

warga Solo dan sekitarnya bahkan ada juga yang dari kota Semarang, Jogja,

Ngawi bahkan dari kota Tegal, disamping harganya yang relatif murah juga

lengkap pilihanya. Belanja di BTC bukan sekedar transaksi jual beli,

Keunikan suasana khas pasar tekstil tradisional yang dikemas dengan

fasilitas modern dan layanan yang prima, memberikan pengalaman berbelanja

yang berkesan bagi pengunjungnya. Pasar tekstil tradisional dimanapun

tempatnya, selalu identik dengan nuansa yang “padat”. Selain terkenal

sebagai tempat wisata budaya, Kota Solo juga terkenal sebagai tempat wisata

belanja, Karena memang antara berwisata dan belanja, tentu tak dapat

dipisahkan. Kebutuhan akan oleh-oleh untuk orang-orang terdekat saat

seseorang pergi berwisata seakan sudah menjadi sebuah kewajiban yang tidak

tertulis. Untuk kota Solo sendiri, banyak pilihan oleh-oleh yang bisa dibawa

pulang oleh para wisatawan, tapi yang paling khas dari kota ini tentunya

adalah batik. Mengunjungi Solo, terasa belum lengkap kalau pulang tidak

membawa oleh-oleh batik. Batik dalam perkembangannya tidak melulu

tampil sebagai busana resmi saja tetapi dari hari ke hari batik juga digunakan

oleh masyarakat semua kalangan baik kalangan atas, menengah maupun

menengah ke bawah. Beteng Trade Center (BTC) Surakarta menyediakan

berbagai macam jenis pakaian, sandal, sepatu, accesories, macam-macam

makanan, dan yang paling terkenal adalah pedagang kain.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dengan bertitik tolak pada masalah yang dihadapi oleh masyarakat

yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan sektor di sektor informal,

karena kurangnya lapangan pekerjaan di sektor formal khususnya di kota

Surakarta dan uraian yang dijelaskan tersebut, maka peneliti menyusun

penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pedagang Kain Di Beteng Trade Center ( BTC ) Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apakah variabel modal, Jam kerja, pengalaman usaha, jumlah tenaga

kerja, dan pendidikan pedagang berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta ?

2. Apakah variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan

pendidikan pedagang secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC)

Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah variabel modal dagang, jam kerja, pengalaman

usaha, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang mempunyai

pengaruh terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center

(BTC) Surakarta.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Untuk mengetahui apakah variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah

tenaga kerja, dan pendidikan pedagang secara bersama-sama

mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center

(BTC) Surakarta secara parsial.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Memberi informasi yang mendukung teori-teori tentang kesempatan kerja

di sektor informal khususnya pedagang kecil dan menengah.

2. Pemerintah Daerah

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi instansi yang berwenang untuk pengembangan dan

pembinaan sektor informal khususnya pedagang di Beteng Trade Center

(BTC) Surakarta.

3. Pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi khususnya

pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta untuk lebih

meningkatkan usahanya, memperbaiki manajemen usahanya dalam rangka

peningkatan pendapatan yang diperoleh serta pemkembangan usaha.

4. Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi taraf hidup

masyarakat golongan ekonomi lemah yang belum memiliki kesempatan

kerja.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar

1. Pengertian Pasar

Dalam kehidupan sehari-hari, pasar diartikan sebagai tempat

bertemunya penjual dan pembeli. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar

tidak dikaitkan dengan masalah tempat, akan tetapi lebih dititikberatkan

pada kegiatan apabila ada jual beli disebut pasar, dan apabila tidak ada jual

beli maka disebut bukan pasar. Pasar dapat dibentuk dimana saja dan

kapan saja misalnya di dalam bis, di terminal, di halte, dan lain-lain.

Bahkan transaksi jual beli bisa terjadi melalui televisi, radio, telepon, serta

internet. Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual dan

pembeli dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat yaitu adanya penjual,

adanya pembeli, adanya barang yang diperjualbelikan, adanya kesepakatan

antara penjual dan pembeli.

Pengertian Pasar menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai berikut :

a. Dalam ilmu ekonomi, pasar diartikan secara lebih luas. Pasar meliputi

“pertemuan” antar pembeli dan penjual dimana antar keduanyatidak

saling melihat satu sam lain (Sudarman, 1992:8). Pasar tidaklah harus

sebuah tempat pertemuan antar penjual dan pembeli, namun bisa juga

diartikan sebagai lembaga atau perusahaan yang menjalankan aktivitas

jual-beli.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Hasibuan (1993: 12) secara sederhana pengertian pasar adalah

pertemuan antara penjual dan pembeli. Pengertian pasar tersebut adalah

dipandang secara nyata. Sedangkan secara abstrak, pasar adalah ratusan

atau ribuan perusahaan dalam suatu industri yang melakukan transaksi

perdagangan dalam waktu tertentu.

c. Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli.

Contohnya adalah Pasar Klewer di Solo, Pasar Beringharjo di

Jogjakarta. Pasar dalam arti interaksi permintaan dan penawaran adalah

tidak hanya karena adanya penjual dan pembeli dari sebuah barang dan

jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang menentukan

permintaan terhadap produk dan para penjual sebagai kelompok yang

menentukan penawaran terhadap produk (Mankiw, 2007: 75).

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual dan

pembeli mempunyai peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi

masyarakat. Adapun fungsi pasar dalam kegiatan ekonomi ada tiga

macam yaitu :

1) Fungsi distribusi

Salah satu kegiatan ekonomi yang pokok adalah kegiatan distribusi

atau kegiatan penyampaian barang dan jasa hasil produksi kepada

konsumen. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-

barang hasil produksi kepada konsumen dengan cara transaksi jual

beli antara penjual dan pembeli. Melalui transaksi jual beli tersebut

konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan cepat dan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mudah, sehingga jika pasar dapat berfungsi dengan baik maka

kegiatan distribusi dapat berjalan lancar.

2) Fungsi pembentukan harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli, terlebih dahulu dilakukan tawar-

menawar sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan

pembeli. Dalam proses tawar-menawar itulah keiginan kedua belah

pihak (penjual dan pembeli) bertemu untuk menentukan

kesepakatan harga atau disebut harga pasar.

3) Fungsi promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk mengadakan promosi

karena di pasar banyak dikunjungi pembeli. Promosi dapat

dilakukan dengan berbagai cara misalnya memasang spanduk,

membagikan brosur, member sampel produk kepada calon

konsumen, dan lain-lain.

2. Jenis – jenis Pasar

Di dalam perekonomian, bentuk-bentuk pasar dapat dibedakan

menjadi empat jenis, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli,

pasar persaingan monopolistik, dan pasar oligopoli ( Sadono, 1996 : 227 ).

a. Pasar Persaingan Sempurna

Yaitu struktur pasar dimana terdapat banyak penjual dan

pembeli, serta setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi

keadaan di pasar. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna antara lain :

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1) Perusahaan adalah price taker

2) Perusahaan mudah keluar masuk pasar

3) Menghasilkan barang yang serupa terdapat banyak perusahaan di

pasar.

b. Pasar Monopoli

Adalah suatu pasar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;

1) Hanya ada satu penjual

2) Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti

output yang dijual monopolist.

3) Penjual sebagai price maker

4) Ada halangan (baik alami maupun buatan) bagi penjual lain untuk

memasuki pasar

c. Pasar Persaingan Monopolistik

Yaitu struktur pasar dimana terdapat banyak produsen yang

menghasilkan barang yang berbeda corak. Adapun ciri-cirinya antara

lain :

1) Terdapat banyak penjual

2) Barangnya bersifat berbeda corak

3) Perusahaan memiliki sedikit kekuasaan mempengaruhi harga

4) Relatif mudah memasuki pasar

d. Pasar Oligopoli

Yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja.

Dalam pasar oligopoli tidak ada keseragaman dalam sifat-sifat berbagai

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

industri. Biasanya struktur dari industri dalam pasar oligopoli adalah

terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar

pasar oligopoli. Di samping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil.

Adapun ciri-ciri pasar oligopoli adalah :

1) Menghasilkan barang standar atau berbeda corak

2) Kekuasaan menentukan harga

3) Perusahaan perlu melakukan promosi berupa iklan, terutama oleh

perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda corak.

B. Definisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern

1. Definisi Pasar Tradisional

Menurut Perda No.02 tahun 2009, pasar tradisional adalah pasar yang

dibangun dan dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan

Usaha Milik Negara, Bdan Umum Milik Los, dan tenda yang dimiliki atau

dikelola pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi

dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang

dagangan dengan tawar-menawar.

Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanyatransaksi penjual dan pembeli sacara langsung.

Bangunan terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang

dijual oleh penjual atau pengelola pasar. Sedangkan pasar modern adalah

pasar yang penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung

melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(barcode) , berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara

mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga (www.wikipedia.org).

Kita dapat membedakan antara pasar tradisional dengan pasar modern, jika

kita melihat definisi diantara kedua pasar tersebut. Akan tetapi, dengan

menjamurnya pasar-pasar modern yang semakin banyak mengakibatkan

pedagang-pedagang pasar tradisional gulung tikar karena tidak mampu

bersaing dengan pasar modern yang kita lihat sendiri dari segi modal jauh

lebih besar daripada pedagang pasar tradisional yang bermodalkan kecil.

Sehingga baik dari segi harga dan kualitas jauh lebih murah dan lebih

bagus pasar modern, karena pelayanan di pasar modern yang lebih baik

dan lebih nyaman. Sedangkan pasar tradisional tidak senyaman pasar

modern karena pasar tradisional terkenal becek, bau, dan sebagainya.

2. Definisi Pasar Modern

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa pasar modern adalah pasar

yang penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan

pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode),

berada dalam bangunan dan pelayanannyadilakukan secara mandiri

(swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

Toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual

berbagai jenis barang secara eceran berbentuk minimarket, supermarket,

departement store, hypermarket, ataupun grosir yang berbentuk

perkulakan. Toko modern kecil seperti mini swalayan / minimarket adalah

sarana atau tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kebutuhan sehari-hari secara eceran langsung kepada pembeli akhir

dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya kurang dari 400 m2 (Perda

No. 02/2009 Bab I mengenai Toko Modern).

C. Sektor Informal

Sektor informal memiliki pengertian dan kriteria yang sangat luas. Hal

tersebut merupakan pencerminan bentuk dan latar belakang keberadaan

sektor informal yang beragam. Sektor informal digambarkan suatu kegiatan

usaha berskala kecil yang dikelola oleh individu-individu dengan tingkat

kebebasan yang tinggi dallam mengatur cara bagimana dan dimana usaha

tersebut dijalankan. Sektor informal juga didefinisikan sebagai sektor yang

tidak menerima bantuan dari pemerintahan; sektor yang belum menggunakan

bantuan ekonomi dari pemerintahan meskipun bantuan itu tersedia; dan sektor

yang telah menerima bantuan ekonomi dari pemerintah namun belum

sanggup berdikari (Soetjipto,1985:5)

Pertumbuhan penduduk kota yang sangat cepat akibat adanya

urbanisasi dan pemekaran kota menyebabkan kebutuhan lapangan kerja di

perkotaan semakin meningkat. Hal tersebut berdampak pada semakin

besarnya peningkatan jumlah pengangguran di perkotaan karena faktor

formal sudah tidak lagi mampu menyerap seluruh pertambahan angkatan

kerja yang ada. Akibatnya terjadi kelebihan tenaga kerja yang tidak

tertampung, mengalir dan mempercepat tumbuhnya sektor informal. Sektor

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

informal diharapkan dapat berdiri sebagai penyangga antara kesempatan kerja

dan pengangguran.

Sejalan dengan itu Sethuraman dalam Kurniadi dan Tangkilisan

memberikan definisi teoritis mengenai keberadaan sektor informal yang

terdiri dari unit-unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan

mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan

kesempatan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan dalam usahanya itu

sangat diharapkan sebagai kendala seperti faktor modal baik fisik maupun

manusia (pengetahuan) dan faktor ketrampilan. Secara umum sektor informal

tidak hanya menyangkut aktivitas dari suatu individu namun juga merupakan

suatu sistem ekonomi.

Oleh karena itu Canagarajah dan Sethuraman (2004: 51) menambahi

bahwa sektor informal merupakan seluruh kegiatan ekonomi yang berada

diluar kerangka institusi formal, yang dimana pemerintah hanya memiliki

sedikit pengawasan terhadap keberadaan sektor ini. sedangkan maksud dari

kerangka institusi formal secara umum tidak hanya menyangkut pada

peraturan pendirian perusahaan tetapi juga beberapa peraturan lainnya seperti

pekerja, keuangan dan juga lingkungan. Disamping beberapa pendapat diatas

Brata (2004: 11) mengungkap bahwa keberadaan sektor informal yang

merupakan hal yang tidak melanggar hukum, serta memberikan kontribusi

besar sebagai penyerap tenaga kerja dan mengurangi resiko-resiko sosial.

Sebagai pelopor masalah perkotaan, Keith Hart membagi dua (2) tipe mata

pencaharian masyarakat kota di Ghana, yakni mereka yang mencari kerja dan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mendapat upah (Wage Eaner) dan mereka yang bekerja mandiri (Self

Emploiyer). Kategori buruh yang dibayar atau yang tidak dibayar atas dasar

upah yang permanen memunculkan dua bentuk peluang kerja yang dimudian

dikelompokkan kedalam sektor formal dan sektor informal (Rachbini dan

Hamid, 1994: 1). Dengan kata lain fenomena dari skctor informal merupakan

suatu gambaran unik dari wajah ekonomi kota. Dimana terdapat suatu

komunitas masyarakat yang didak mempunyai akses terhadap sektor ekonomi

formal, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Kegiatan usahanya umumnya sederhana, tidak tergantung pada kerja sama

banyak orang dan sistem pembagian kerja yang tepat. Dengan demikian

dapat dilakukan oleh perseorangan atau keluarga atau usaha bersama atas

dasar kepercayaan tanpa perjanjian tertulis.

b. Skala usahanya relatif kecil

Modal kerja dan omset penjualan umumnya kecil serta dapat dilakukan

secara bertahap.

c. Usaha sektor informal umumnya tidak memiliki ijin usaha seperti halnya

dalam bentuk sektor formal.

d. Bekerja disektor informal umumnya lebih mudah dibandingkan disektor

formal.

Seseorang dapat memulai dan melakukan sendiri usahanya asalkan ia

mempunyai keinginan dan kesediaan untuk itu, misalnya disebabkan oleh

adanya hubungan keluarga.

e. Tingkat penghasilan disektor informal umumnya mudah

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

f. Keterkaitan sektor informal dengan usaha lain sangat kecil.

Kebanyakan usaha kecil sektor informal berfungsi sebagai produsen atau

penyalur kecil yang langsung melayani konsumen. Pendeknya jalur usaha

tersebut justru membuat resiko usaha semakin besar dan sangat mudah

berpengaruh dengan perubahan yang terjadi pada konsumen.

g. Usaha sektor informal sangat beraneka ragam seperti pedagang kaki lima,

pedagang asongan, tukang becak, dan lain-lain.(Simanjuntak, 1996: 115-

117).

Dari studi yang dilakukan oleh Magdalena (dalam Yustika, 2000: 194)

disimpulkan beberapa ciri pokok mengenai sektor informal yang tidak jauh

berbeda dengan pendapat yang diutarakan oleh Simanjuntak, yaitu:

a. Mempunyai kegiatan yang tidak terorganisir secara baik, karena kegiatan

usahanya timbul tanpa adanya bantuan fasilitas atau kelembagaan yang

tersedia disektor formal.

b. Secara umum aktivitas usaha ini tidak mempunyai surat ijin usaha.

c. Mempunyai kegiatan usaha yang tidak teratur secara baik dari segi lokasi

maupun jam kerja.

d. Secara umum kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak

menyentuh pelaku ekonomi sektor ini.

e. Kegiatan usahanya berganti ganti dari satu sub sektor ke sub sektor

lainnya.

f. Menggunakan teknologi sederhana (tradisional).

g. Tidak memiliki modal besar, sehingga skala operasinya kecil.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

h. Usaha didasarkan atas pengalaman sehingga pendidikan tidak terlalu

dibutuhkan.

i. Secara umum usahanya dilakukan oleh satu orang, one man enterprice dan

pekerjaannya direkrut dari keluarga.

j. Hasil produksi atau jasa pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat

menengah kebawah.

D. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang didapat karena seseorang telah

berusaha sebagai ganti atas jerih payah yang telah dikerjakannya. Pendapatan

industri adalah pendapatan yang diperoleh karena telah mengorganisasikan

seluruh faktor produksi yang telah dikelolanya. Pendapatan yaitu pemasukan

yang telah diperoleh dari jumlah produk fisik yang dihasilkan dikalikan

dengan harga jualnya atau dalam persamaan matematika dapat dinyatakan

(William A. Eachern, 2000:98) :

TR = Q x P

Dimana,

TR = Pendapatan Total

Q = Jumlah Produksi

P = Harga

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi

dengan biaya-biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang

dikeluarkan saat proses produksi berlangsung demi untuk menghasilkan suatu

produk tertentu (Mulyadi, 1990:7). Biaya ini merupakan pengorbanan yang

secara otomatis tidak dapat dihindari dalam proses produksi.

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga (Boediono,

2002:89), yaitu:

a. Gaji dan Upah

Yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan

untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu,

maupun satu bulan.

b. Pendapatan dan usaha sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-

biaya yang dibayar. Usaha disini merupakan usaha milik sendiri atau

keluarga. Tenaga kerja berhasil dari anggota keluarga sendiri serta nilai

sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak

diperhitungkan.

c. Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga, dan biasanya

merupakan pendapatan sampingan antara lain pendapatan dari hasil

menyewakan asset yang dimiliki, bunga dan uang, sumbangan dari pihak

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

lain, pendapatan dari pensiun. Setiap pengusaha memproduksi barang dan

jasa dengan tujuan memperoleh laba atau menghindari kerugian.

Untuk mengukur tingkat pendapatan dapat dilihat dari jumlah barang dan

jasa yang dihasilkan banyak dan mempunyai nilai jual yang tinggi dan

biaya produksi yang rendah, maka dengan sendirinya tingkat keuntungan

yang diperoleh akan tinggi.

E. Pengertian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang

a. Modal

Modal merupakan barang-barang produksi tahan lama yang pada

gilirannya digunakan sebagai input produktif untuk produksi lebih lanjut

(Samuelson, 1996:317), modal adalah proses produksi tidak langsung,

investasi barang modal adalah proses produksi tidak langsung, investasi

barang modal dari penundaan konsumsi sekarang untuk meningkatkan

konsumsi masa depan. Jadi modal juga terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan proses produksi,

maka biaya itu termasuk kedalam modal. Modal adalah segala bentuk

kekayaan berupa barang dan uang yang bisa didapatkan sendiri maupun

pihak lain berupa pinjaman (Suparmoko,1993:96). Modal terdiri dari :

1) Modal usaha adalah kapital semua bentuk kekayaan yang dapay

digunakan langsung maupun tidak langsung, untuk menambah output.

Modal usaha pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

adalah kios, peralatan, modal lancar seperti uang kas dan barang

dagangan.

2) Modal kerja adalah kapital yang diperlukan untuk membelanjai operasi

sehari-hari atau disebut biaya tetap suatu usaha. Contohnya uang gaji

pegawai dimana uang tersebut akan kembali lagi melalui penjualan.

Modal dapat dibagi menjadi modal aktif dan pasif. Modal aktif adalah

modal yang tertera dalam debit neraca, yang menggambarkan sumber dana

yang diperoleh. Berdasarkan fungsi kerjanya, modal aktif dapat dibedakan

dalam modal kerja dan modal tetap. Perbedaan fungsional antara modal

kerja dan modal tetap adalah adalah aturan bahwa (Ismawan,1997:20) :

1) Jumlah modal kerja adalah fleksibel. Jumlah modal kerja dapat lebih

mudah diperbesar atau diperkecil, sesuai dengan kebutuhannya,

sedangkan modal tetap sekali dibeli tidak mudah dikurangi atau

diperkecil. Dalam keadaan gelombang ekonomi yang menurun, modal

kerja dapat dengan segera dikurangi, tetapi modal tetap tidak dapat

segera dikurangi sehingga selalu ketinggalan waktunya. Demikian pula

sebaliknya dalam keadaan gelombang ekonomi naik, modal tetap tidak

dapat segera diperbesar atau disesuaikan.

2) Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen modal

kerja akan selalu berubah sesuai kebutuhan, sedangkan susunan modal

tetap relatif permanen dalam jangka waktu tertentu

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3) Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang

pendek, sedangkan modal tetap terus mengalami proses perputaran

dalam jangka waktu yang panjang.

b. Jam kerja

Jam kerja adalah waktu yang dimanfaatkan seseorang untuk memproduksi

barang atau jasa tertentu. Adapun waktu yang dimaksud disini adalah

lamanya jam yang benar-benar digunakan seseorang untuk kegiatan

produktif, maka ia akan menghasilkan produk barang yang semakin

banyak yang berarti meningkatkan pendapatan mereka. Jones dan Bondan

telah membagi lama kerja seseorang menjadi satu minggu menjadi tiga

kategori (Aris Ananta: 1990: 175) :

1) Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, dikategorikan

bekerja di bawah jam kerja normal.

2) Seseorang yang bekerja antara 35-45 jam per minggu, dikategorikan

bekerja pada jam kerja normal.

3) Seseorang yang bekerja diatas 45 jam per minggu, dikategorikan

bekerja dengan jam kerja panjang.

Jam kerja yang diperlukan setiap pedagang berbeda-beda, 35 jam

seminggu atau 5,5 jam per hari dianggap sebagai batas kerja penuh.

Seseorang yang bekerja di bawah angka tersebut setengah menganggur,

dan biasanya orang yang setengah menganggur ini akan mencari pekerjaan

tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari pernyataan ini berarti

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bahwa semakin banyak jam kerja maka kemungkinan akan semakin

banyak pula pendapatan yang diperoleh karena kesempatan yang

digunakan dalam bekerja semakin banyak.

c. Pengalaman Usaha

Jangka waktu pengusaha dalam melakukan usahanya memberikan

pengaruh penting bagi pemilihan strategi dan cara melakukan usahanya,

dan sangat bervariasi antara pengusaha satu dengan pengusaha yang lain.

Pengusaha yang lebih lama dalam melakukan usahanya akan memiliki

strategi yang lebih matang dan tepat dalam mengelola, memproduksi, dan

memasarkan produknya. Karena pengusaha yang memiliki jam terbang

tinggi didalam usahanya akan memiliki pengalaman, pengetahuan serta

mampu mengambil keputusan dalam setiap kondisi dan keadaan. Selain

itu, pengusaha dengan pengalaman dan lama usaha yang lebih banyak,

secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau koneksi yang luas

yang berguna dalam memasarkan produknya (Bambang, 2009:24).

d. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yaitu orang yang bekerja di Beteng Trade Center

(BTC) Surakarta, baik itu pemilik sendiri atau ditambah pegawai yang

membantu pedagang dalam menjalankan usahanya dan menerima upah

atas tenaga yang digunakannya,jadi dalam variabel tenaga kerja ini yang

masuk dalam pengolahan data yakni semua orang (pedagang atau pemilik

usaha dan pegawai) yang ada dalam Beteng Trade Center (BTC)

Surakarta.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Tingkat Pendidikan Pedagang

Tingkat pendidikan seseorang diduga akan mempengaruhi pendapatan

yang diterimanya dalam bekerja. Pendidikan memberikan pengetahuan

bukan hanya dalam pelaksanaan kerja, akan tetapi juga sebagai landasan

untuk mengembangkan diri dalam memanfaatkan sarana dan prasarana

yang ada disekitar demi kelancaran pekerjaan. Asumsi dasar teori Human

Capital bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilan dengan cara

meningkatkan tingkat pendidikannya (Simanjuntak, 1985:59). Apabila

ketrampilan yang dimiliki meningkat maka pedagang akan dapat

meningkatkan keuntungannya.

F. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk mendukung

penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain :

1. Salamatun Asakdiyah dan Tina Sulistyani (2001) dengan judul penelitian “

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan

Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta”. Dalam penelitian ini

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan

pedagang pasar tradisional di Kota Yogyakarta digunakan variabel analisis

yang terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan digunakan sebagai variabel terikat, sedangkan jumlah

modal usaha, jumlah jam kerja, jumlah tenaga kerja, dan lama usaha

digunakan sebagai variabel bebas. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pendapatan pedagang pasar dapat dicari dengan cara menghitung rata-rata

tingkat pendapatan dari ketiga kelompok pedagang pasar di Kota

Yogyakarta yang meliputi: Pasar Demangan, Pasar Kranggan, Pasar

Sentul, dan Pasar Prawirotaman. Demikian pula untuk mengetahui

seberapa jauh jumlah modal usaha yang digunakan, jam kerja yang

dijalankan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta lama usaha yang

telah ditekuni pedagang pasar. Hal ini dapat dicari dengan cara

menghitung rata-rata dari masing-masing variabel.

2. Wulaningsih (2005) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Klewer

Surakarta” menunjukkan bahwa variabel total penjualan, modal kerja,

lama usaha, jumlah pelanggan tetap, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer

Surakarta. Sedangkan variabel tingkat pendidikan, letak kios, status

persaingan, dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer Surakarta. Hal tersebut tidak

sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan bahwa faktor total penjualan,

modal kerja, lama usaha, jumlah pelanggan tetap, jumlah tenaga kerja,

tingkat pendidikan, letak kios, status persaingan, dan jenis kelamin

berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer

Surakarta. Nilai R² yang dihasilkan pada model regresi sebesar 0,684 yang

berarti bahwa 68,4% variasi variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan

oleh variasi variabel total penjualan, modal kerja, lama usaha, jumlah

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pelanggan tetap, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, letak kios, status

persaingan, dan jenis kelamin. Sedangkan sisanya 31,6% dijelaskan oleh

variabel lain di luar model.

3. Asmie Poniwatie.2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogjakarta.

Jurnal NeO-Bis.vol.2.No.2. dalam penelitian ini diperoleh hasil Faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang tradisional di

kota Yogjakarta adalah jumlah modal usaha yang digunakan, jumlah

tenaga kerja, dan lama usaha yang dijalankan. Diantara ketiga faktor

tersebut modal usaha merupakan faktor yang paling dominan

mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang pasar. Tingkat pendapatan

yang diperoleh pedagang pasar tradisional di Kota Yogjakarta rata-rata

sebesar Rp.479.000,00 per minggu. Sedangkan jumlah modal usaha yang

digunakan rata-rata sebesar Rp.3.583.000,00. Pedagang pasar tradisional

di Kota Yogjakarta beroperasi atau menjalankan usaha yang dimulai sejak

persiapan sampai pasar tutup rata-rata selama 46,02 jam per minggu atau

rata-rata 6,57 jam per hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu

operasi pedagang pasar tradisional sudah cukup wajar bila dikaitkan

dengan pendapatan yang diperoleh. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang

digunakan pedagang pasar rata-rata berjumlah 2 orang. Hal ini

menggambarkan bahwa usaha perdagangan di Kota Yogjakarta telah

menekuni usahanya rata-rata 6 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

perdagangan pasar cukup prospektif sebagai sumber penghasilan yang

memungkinkan pelakunyamemperoleh pendapatan yang layak.

4. Retno Dewi Wijayanti dengan penelitian “ faktor-faktor yang

mempengaruhi keuntungan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Sukoharjo”

pada tahun 2005. Ia menggunakan 75 responden yaitu pedagang kaki lima

di kawasan alun-alun Setya Negara Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh umur pedagang, pengalaman usaha, jam kerja,

lokasi berdagang, cara berdagang, dan jenis dagangan terhadap

keuntungan pedagang kaki lima. Hasilnya yang mempunyai pengaruh

terhadap besarnya keuntungan adalah faktor jam kerja, lokasi usaha, dan

cara berdagang. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap

keuntungan pedagang kaki lima adalah umur pedagang, pengalaman

usaha, dan jenis barang dagangan.

5. Penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo (studi

kasus di pasar nguter kecamatan nguter) “ oleh Nur Rahmat Wahyudi pada

tahun 2010. Ia menggunakan 169 responden yaitu pedagang di pasar

Nguter Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh modal, pengalaman usaha, tenaga kerja, dan jam kerja terhadap

pendapatan yang diperoleh pedagang. Hasil yang mempunyai pengaruh

terhadap besarnya pendapatan pedagang di pasar Nguter adalah modal dan

jam kerja. Sedangkan faktor-faktor pengalaman usaha dan tenaga kerja

tidak berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di pasar Nguter Kota

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sukoharjo. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel modal adalah

variabel yang paling besar berpengaruh terhadap pendapatan yang

diperoleh pedagang.

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan gambar 2.1 diatas maka dalam penelitian ini meneliti

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kain di Beteng Trade

Center (BTC) Surakarta. Pendapatan pedagang dipengaruhi oleh beberapa

faktor yakni modal, jam kerja, pengalaman/ lama usaha, jumlah tenaga kerja,

dan pendidikan pedagang.

Modal dapat mempengaruhi pendapatan pedagang karena semakin

banyak modal yang dimiliki, maka seorang pedagang akan dapat

memperbesar usahanya dan menambah pendapatan usahanya.

Modal

Jam Kerja

Pengalaman Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Pendidikan Pedagang

PENDAPATAN

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Jam kerja dapat mempengaruhi pendapatan pedagang karena semakin

lama seorang pedagang membuka usahanya, maka usahanya akan banyak

dicari. Hal ini dikarenakan banyak orang yang tidak bisa belanja pada waktu

jam kerja maka konsumen akan belanja pada waktu sehabis pulang kerja. Dan

apabila pedagang membuka usahanya sampai sehabis jam kerja maka akan

dicari oleh konsumen yang tidak punya waktu pada siang hari untuk

berbelanja dan hal ini juga akan pempengaruhi pendapatan pedagang.

Pengalaman/lama usaha dapat mempengaruhi pendapatan pedagang

karena semakin lama seorang pedagang menekuni usahanya, maka nama dari

usahanya akan semakin terkenal dan dikenal banyak orang, sehingga banyak

orang yang datang untuk membeli, hal itu berpengaruh pada omset penjualan

sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang. Hal ini juga diperkuat

oleh asumsi konsumen bahwa pedagang yang punya pengalaman banyak

dalam arti ini lama membuka usahanya maka kualitas barang dagangannya

bagus.

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses produksi, dimana semakin banyak tenaga kerja

yang dibutuhkan untuk melayani pembeli semakin cepat pembeli dilayani

sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang.

Tingkat pendidikan pedagang mempunyai pengaruh terhadap tingkat

pendapatan pedagang, karena semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang

maka seorang padagang akan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang

luas dalam mengelola usahanya sehingga menambah pendapatan pedagang.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diujikan

kebenarannya. Dalam penelitian ini ditemukan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga faktor modal, jam kerja, pengalaman/lama usaha, jumlah tenaga

kerja, dan pendidikan pedagang berpengaruh positif terhadap pendapatan

pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

2. Diduga faktor modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan

pendidikan pedagang secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC)

Surakarta.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pedagang kain di Beteng Trade Center

(BTC) Surakarta yang terletak di Jl. Mayor Sunaryo No. 1 (Beteng), Surakarta,

Jawa Tengah, Indonesia.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara

secara langsung di lapangan yang dipandu dengan daftar pertanyaan

(kuesioner) atau angket yang dibuat sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Sumber dari penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

para pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

2. Data sekunder adalah data yang digunakan dalam penelitian yang

didapatkan sacara tidak langsung antara lain dari BPS Kota Surakarta,

Pengelola Beteng Trade Center (BTC) , jurnal penelitian, media massa, dan

studi kepustakaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengambilan Sampel

Djarwanto dan Pangestu (2005:93-94) mendefinisikan populasi atau

universe adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

diduga. Sedangkan sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang

karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan

populasi.

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan penarikan sampel

berstrata. Artinya bahwa populasi yang ada disekat-sekat menjadi beberapa

kelompok berdasarkan jenis barang dagangan. Menurut Lexy (95:165)

bahwa pada penelitian non kualitatif, sampel itu dipilih dari suatu populasi

yang dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Jadi sampel benar-

benar mewakili ciri-ciri suatu populasi. Berdasarkan data dari pengelola

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta, jumlah pedagang kain di Beteng

Trade Center 650 pedagang, sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 87 responden. Jumlah 87 responden tersebut dengan

pertimbangan bahwa sampel dapat mewakili dari keseluruhan populasi yang

ada. Pengambilan sampel terkecil sebanyak 87 pedagang merupakan

pembulatan dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin

(Sevilla, et. Al, 1993: 161) sebagai berikut :

dibulatkan menjadi 87 responden

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dimana :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : nilai kritis atau batas kesalahan yang diinginkan, yaitu sebesar

10%.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan :

a) Wawancara

Pengumpulan data dan informasi dengan cara menanyakan secara

langsung kepada para pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC)

Surakarta untuk melengkapi data yang diperlukan yang telah tertulis

dalam kuesioner.

b) Observasi

Pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian sehingga dapat

mengetahui dan mencatat data yang diperlukan untuk proses

penyelesaian penelitian ini.

c) Studi Pustaka

Mencari dan mengumpulkan data yang sudah ada, baik dibuku, jurnal,

majalah, koran, internet atau data yang berasal dari instansi yang

berhubungan dengan masalah penelitian ini.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel dari penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen (variabel

terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebasnya. Dan variabel yang

mempengaruhi variabel terikatnya, variabel dependen dalam penelitian ini

adalah tingkat pendapatan, pendapatan adalah hasil yang diterima setiap

harinya oleh pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta, diukur

dalam satuan rupiah. Sedangkan variabel independennya adalah :

a. Modal adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh pedagang untuk pertama

kalinya dalam memulai usaha, dengan satuan rupiah

b. Jam kerja adalah waktu yang dimanfaatkan seseorang untuk memproduksi

barang atau jasa tertentu adalah waktu lama responden melakukan kegiatan

perdagangan setiap harinya, dengan satuan jam.

c. Pengalaman/lama usaha adalah jangka waktu yang ditempuh pedagang

mulai membuka usahanya sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Lama

usaha diukur dalam satuan tahun.

d. Jumlah Tenaga Kerja yaitu orang yang bekerja baik itu keluarga maupun

pegawai yang membantu pedagang dalam menjalankan usahanya dan

menerima upah atas tenaga yang digunakannya, jadi dalam variabel tenaga

kerja ini yang masuk dalam pengolahan data yakni orang yang bekerja baik

itu keluarga maupun orang lain.

e. Pendidikan pedagang, adalah jangka waktu yang ditempuh oleh pedagang

dalam menempuh pendidikan formal. Tingkat pendidikan diukur dalam

satuan tahun

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

E. Metode Analisis Data

Dalam menguji hipotesa, dalam penelitian ini menggunakan model

regresi linear berganda yaitu analisis peramalan yang menggunakan lebih dari

satu variabel bebas.

a. Analisis Model Linear Berganda

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan

pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta, maka digunakan

model regresi berganda (Multiple Regression). Hal ini dikarenakan

penggunaan variabel yang lebih dari satu (Multivariabel), dan dapat

dirumuskan sebagai berikut (Gujarati,1999:157) :

Y : β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +β5 X5 + e ............................ (3.1)

Dimana:

Y : Pendapatan

β0 : Intersep

β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien Regresi

X1 : Modal

X2 : Jam Kerja

X3 : Pengalaman

X4 : Jumlah Tenaga Kerja

X5 : Pendidikan Pedagang

e : Variabel Pengganggu

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Selanjutnya dengan ordinary least square akan diperoleh koefisien

regresi tersebut dilakukan pengujian. Untuk menguji hipotesis tersebut,

peneliti menguji dengan uji t, uji F, dan uji asumsi klasik.

1. Alat Uji yang digunakan

Selain menganalisis hubungan variabel bebas dengan variabel tidak

bebas maka diadakan pengujian terhadap hipotesis. Teori pengujian

hipotesis berkenaan dengan pengembangan aturan atau periode untuk

memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis.

Dalam penelitian ini menggunakan pengujian sebagai berikut :

a. Uji statistik

1) Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen, langkah-

langkahnya sebagai berikut (Gujarati,1999:73) :

a) Ho : β1 = 0 (tidak signifikan)

Ha : βi ≠ 0 (signifikan)

b) Nilai tabel :

α = derajat signifikansi

N = jumlah data yang diobservasi

K = jumlah parameter dalam model termasuk intersep

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c) Kriteria pengujian

Daerah ditolak Daerah diterima Daerah ditolak

-t (α/2, N-2 ) t(α/2,N-2)

Gambar 3.1 Uji t

Ho diterima apabila –t(α/2,N-2) ≤ t hitung ≤ t(α/2,N-2)

Ho ditolak apabila –t hitung ≤ -t(α/2,N-k) atau t hitung ≥

t(α/2,N-2)

d) Rumus

T hitung =

e) Kesimpulan

Apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho

ditolak, berarti signifikan.

Apabila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima tapi tidak

signifikan.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2) Uji F

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

bersama-samaterhadap variabel dependen secara signifikan atau

tidak. Prosedurnya sebagai berikut (Gujarati,1999:73) :

a) Menentukan Hipotesis

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0

(tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel

tidak bebas secara bersama-sama)

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0

(ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak

bebas secara bersama-sama).

b) Tingkat keyakinan (level of significance) α = 0,05%

Nilai F tabel ={ a; (N – K) ; (K – 1) }

Keterangan :

N : jumlah sampel

K : banyaknya parameter

Keterangan :

R2 : koefisien Regresi

N : jumlah sampel/ data

K : banyaknya parameter

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c) Kriteria Pengujian

Gambar 3.2 Uji F

F tabel = Fα;n-k; k-1

Ho diterima apabila F tabel ≤ F (α; n-k; k-1)

Ho ditolak apabila F tabel > F (α; n-k; k-1)

d) Kesimpulan

Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak apabila F hitung > F tabel

3) Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk menghitung seberapa besar variasi dari

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi independen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Koefisien regresi

yang digunakan adalah R² yang telah memperhitungkan jumlah

variabel bebas dalam suatu model regresi arau R² yang telah

disesuaikan (Adjusted R2 atau R

-2). Nilai R

2 dapat dihitung

(Gujarati,1999:44)

Ho diterima Ho ditolak

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterangan :

N : jumlah sampel

K : banyaknya variabel

R2 : R-square

R-2

: adjusted R-square

Koefisiensi R² dihitung dengan criteria pengujian 0 ≤ R² ≤ 1

dimana nilai R² antara 0 dan 1, dan R² selalu positif. Jika nilai

R2 sebesar 1 berarti hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen bersifat sempurna, jika nilainya sebesar 0

berarti tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen.

b. Uji asumsi klasik

Dalam regresi linear klasik terdapat faktor pengganggu, model yang

baik mengharapkan faktor-faktor pengganggu tidak muncul. Untuk

mengetahui ada tidaknya faktor pengganggu dalam suatu model, maka

digunakan pengujian asumsi klasik terhadap model tersebut. Uji

asumsi yang digunakan adalah :

a) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat lebih

dari satu hubungan linear pasti diantara beberapa atau semua

variabel independen dari model regresi. Cara untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas salah satunya adalah dengan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

menggunakan korelasi parsial dengan cara melihat besarnya R2

dan

r2. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan meregresi tiap variabel

bebas dengan variabel bebas lainnya, yang akan menghasilkan r2

pada setiap regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen. Apabila R2 yang

dihasilkan dalam suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen,

hal ini salah satu yang menyebabkan terjadi multikolinearitas

(Gujarati,1999:157).

b) Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah variansi

residual dari suatu pengamatan lain ada tidak sama. Apabila

variabel tersebut tidak sama maka berarti terjadi masalah

Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui

adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji White.

Perintah yang dapat dilakukan adalah dengan meregresi variabel

bebas dan variabel terikat, kemudian dari hasil regresi OLS akan

diperoleh nilai Obs*R-Squared. Nilai Obs*R-squared tadi lalu

dibandingkan dengan nilai Chi-Square. Dengan df sesuai jumlah

regresi dan level of significant yang dipakai. Jika nilai Chi-Square

lebih besar dari nilai Obs*R-squared (tidak signifikan), maka tidak

terdapat heteroskedastisitas dalam model tersebut. Jika variabel

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

independen tidak signifikan secara statistik tidak mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas (Gujarati,1999:157).

c) Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang

terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan

lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah

tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Adanya

autokorelasi antara variabel gangguan menyebabkan penaksir tidak

lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Uji

autokorelasi dapat diketahui dari nilai Durbin – Watson (DW). Jika

nilai DW hitung lebih besar dari nilai DU pada tabel DW maka

disimpulkan tidak terjadi Autokorelasi. Hipotesis yang akan

dibuktikan adalah (Gujarati,1999:157) :

Ho = tidak terdapat autokorelasi positif dalam model regresi

Berikut daerah penerimaan atau penolakan Ho dan nilai DW untuk

mengetahui autokorelasi :

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 3.3 Kriteria Pengujian Autokorelasi

Daerah penolakan Ho dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jika Dw hitung terletak didaerah I disimpulkan terjadi

autokorelasi negatif

Jika DW hitung masuk ke daerah II maupun IV maka tidak

dapat disimpulkan karena masuk daerah ragu-ragu

Jika DW hitung masuk daerah III maka disimpulkan tidak

terjadi autokorelasi. Daerah ini merupakan derah penerimaan Ho

Jika DW hitung terletak di daerah IV maka disimpulkan terjadi

autokorelasi positif.

Tidak ada

autokorelasi

Ragu-

ragu Autokolerasi

positif

Ragu-

ragu

Autokolerasi

negatif

0 dl du 4-du 4-dl 4

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Deskripsi Kota Surakarta ditinjau dari aspek Geografis, Demografi,

Sosial, dan Ekonomi berdasarkan BPS Kota Surakarta adalah :

1. Keadaan Geografis

a. Letak Geografis

Kota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah, terletak di antara

110°15ʺ Bujur Timur dan 7°36ʺ Lintang Selatan. Sekitar 65 Km

Timur Laut Yogjakarta dan 100 Km Tenggara Semarang. Kota

Surakarta ini berada didaerah rendah (±92 m dari permukaan laut) yang

diapit oleh Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur.

Batasan wilayah Surakarta secara administrasi ialah :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kota Surakarta 44,04 Km², yang dibagi menjadi 5

kecamatan, 51 kelurahan, 595 RW (Rukun Warga), 2.669 RT (Rukun

Tetangga), dan 130.440 KK (Kepala Keluarga). Adapun lima

kecamatan yang terdapat di Kota Surakarta yaitu : Laweyan (11

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Kelurahan), Serengan (7 Kelurahan), Pasar Kliwon (9 Kelurahan),

Jebres (11 Kelurahan), dan Banjarsari (13 Kelurahan).

Tabel 4.1

Kecamatan dan Kelurahan di Kota Surakarta

No Kecamatan Kelurahan

1 Laweyan Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan, Penumping,

Sriwedari, Purwosari, Sandakan, Kerten,

Karangasem, Jajar

2 Serengan Joyontakan, Danukusuman, Serengan, Tipes,

Kratonan, Jayengan, Kemlayan

3 Pasar Kliwon Joyosuran, Semanggi, Pasar Kliwon, Gajahan,

Baluwarti,Kampung Baru, Kedung

Lumbu,Karangasem, Sangkrah, Kauman

4 Jebres Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,

Sudiroprajan, Gandekan, Sewu, Pucang Sawit,

Jagalan, Purwodiningrat, Tegalharjo, Jebres,

Mojosongo

5 Banjarsari Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan,

Kestalan, Keprabon, Timuran, Ketelan,

Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber,

Banyuanyar

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2011)

Luas penggunaan tanah di Kota Surakarta adalah 4.404,06 Ha,

yang terdiri dari luas tanah pemukiman (House Compound) 2.737,48

Ha, tanah perusahaan (Establishment) 287,48 Ha, tanah industry

(Manufacture) 101,42 Ha, tanah kosong (Fallow Land) 53,38 Ha,

Tegalan (Dryland) 83,96 Ha, tanah sawah (Wet Land) 146,17 Ha, tanah

kuburan (Cemestry) 72,86 Ha, tanah lapangan olahraga (Sportryard)

65,14 Ha, tanah taman kota (City Park) 31,60 Ha, tanah jasa (Service)

427,13 Ha, dan luas lain-lain (Other) 397,44 Ha.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c. Keadaan Wilayah

1) Keadaan Iklim

Di Kota Surakarta, suhu udara rata-rata berkisar antara 24,7°C

sampai dengan 27,9°C. tingkat kelembaban udara berkisar antara

64% sampai dengan 85%. Pada bulan Februari terjadi hujan

terbanyak, yaitu sebesar 23 hari. Untuk curah hujan terbanyak

sebesar 699 mm, yang jatuh pada bulan Oktober. Sedangkan rata-

rata curah hujan saat hari hujan terbesar juga terjadi pada bulan

November, yaitu sebesar 33,1 m per hari hujan (BPS, Surakarta

Dalam Angka 2008).

2) Keadaan Tanah

Keadaan wilayah Kota Surakarta secara umum adalah datar, hanya

di bagian utara dan timur yang agak bergelombang dengan

ketinggian kurang lebih 92 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah

sebagian merupakan tanah liat berpasir termasuk Regosol kelabu dan

Alluvial, di bagian utara berupa tanah liat Grumosol serta bagian

timur laut tanahnya Litosol Mediteranian.

2. Keadaan Demografi

Banyaknya jumlah penduduk di Kota Surakarta berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kota Surakarta Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Tingkat Pertumbuhan Tahun 2004-20011

Tahun Jenis Kelamin Jumlah Rasio

Jenis

Kelamin

(%)

Pertumbuhan

Penduduk

(%) Laki-

Laki

Perempuan

2004 249.278 261.433 510.711 95,35 2,71

2005 250.868 283.672 534.540 88,44 4,66

2006 254.259 258.639 512.898 98,31 -4,05

2007 246.132 269.240 515.372 91,42 0,48

2008 247.245 275.690 522.935 89,68 1,47

2009 249.287 278.915 528.202 89,38 1,01

2010 243.96 256.041 499.337 95,02 -5,46

2011 245.283 256.367 501.650 95,68 0,46

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2011)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk

Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935 jiwa yang terdiri 247.245

orang penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 275.690 orang penduduk

berjenis kelamin perempuan. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk

lima tahun sebelumnya pada tahun 2004 hasil sensus sebesar 510.711 jiwa,

berarti dalam lima tahun terakhir Kota Surakarta mengalami kenaikan

sebanyak 12.224 jiwa.

Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh urbanisasi dan

pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa Tengah Kota

Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan berkembang

dibandingkan kota-kota lain di Jawa Tengah.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3. Keadaan Sosial Ekonomi

a. Keadaan Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.3 berikut ini dapat dijelaskan bahwa penduduk di

Kota Surakarta paling banyak adalah tamatan SMA, yaitu sebanyak

129.914 jiwa. Penduduk dengan tingkat pendidikan tamatan SMP

menduduki tempat kedua dengan jumlah 109.036. sedangkan penduduk

yang tidak bersekolah atau tidak mempunyai tingkat pendidikan adalah

sebesar 44.165 jiwa. Keadaan pendidikan penduduk di Kota Surakarta

dapat dilihat melalui tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut

Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2011

No Tingkat Pendidikan 2011

1 Tamat Akademi/PT 49.798

2 Tamat SMA 129.914

3 Tamat SMP 109.036

4 Tamat SD 100.378

5 Tidak Tamat SD 34.662

6 Belum Tamat SD 59.535

7 Tidak Sekolah 44.165

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2011

b. Kondisi Perekonomian

Salah satu indicator perkembangan ekonomi suatu daerah dapat dilihat

dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut.

Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga konstan menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada

tahun tertentu sebagai dasar. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

mengunakan harga pada setiap tahun. Perhitungan PDRB Kota

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Surakarta tahun 2010-2011 berdasarkan harga konstan 2000 dapat

dilihat dalam tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan UsahaAtas

Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 2010-2011

(Jutaan Rupiah)

No Lapangan Usaha 2010 2011

1 Pertanian 2.908,82 2.911,03

2 Penggalian 1.832,36 1.809,03

3 Industri Pengolahan 1.277.210,09 1.312.945,81

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 119.194,83 128.648,33

5 Bangunan 671.926,81 717.165,29

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran

1.367.808,36 1.466.845,97

7 Pengangkutan dan Komunikasi 514.407,73 549.760,87

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

518.980,77 567.860,96

9 Jasa-Jasa 629.616,47 663.965,04

Total 5.103.886,24 5.411.912,32

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2011)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa PDRB Kota Surakarta

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari semua sector tersebut,

industry perdagangan memberikan kontribusi paling besar pada PDRB

Kota Surakarta baik pada tahun 2010 maupun tahun 2011. Sedangkan

sector yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sector

penggalian sebesar 1.832,36 dan 1.809,03 pada tahun 2010-2011.

Rendahnya kontribusi sector ini dikarenakan Kota Surakarta tidak

memiliki pertambangan.

Total PDRB Kota Surakarta atas dasar kostan tahun 2000 pada tahun

2010 sebesar Rp. 5.103.886.240.000,-; tahun 2011

Rp.5.411.912.320.000,

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c. Jumlah Industri

Perkembangan jumlah industry di Kota Surakarta dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan.

Tabel 4.5

Banyaknya Industri di Kota Surakarata tahun 2011

No Cabang Industri/Bidang Usaha Jumlah Unit Usaha

2008 2009

1 INDUSTRI BESAR/MENENGAH Besar Menengah

48 115

49 116

2 INDUSTRI KECIL Formal Non Formal

1.225 4.289

1.351 4.429

5.514

Total Industri 5.677 5.945

Sumber : BPS, Indikator Ekonomi, 2011

Pada tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2008 jumlah unit

usaha pada industry kecil berjumlah 5.514 unit dari 5.677 unit total

industry di Kota Surakarta atau 97,13%. Sedangkan tahun 2009

berjumlah 5.780 atau 97,22% yang merupakan bagian terbesar dari

keseluruhan jumlah unit di Kota Surakarta yang mencapai 5.945 unit

usaha.

B. Gambaran Umum Beteng Trade Center ( BTC ) Surakarta

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta adalah salah satu pusat

perbelanjaan kain yang berada di tengah pusat kota tepatnya berada di Jl.

Mayor Sunaryo No. 1 (Beteng), Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Beteng

Trade Center (BTC) Surakarta berdiri pada tahun 1992, tetapi pada waktu itu

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

belum cukup ramai. Pada tahun 1998-1999 terjadi reformasi besar-besaran

yang terjadi di seluruh daerah di Indonesia termasuk di Kota Surakarta, yang

berakibat lumpuhnya perekonomian semua daerah di Indonesia karena terjadi

penjarahan dan pembakaran yang rata-rata diserang adalah pusat perbelanjaan

dan fasilitas umum. Tetapi setelah tahun 1999 sedikit demi sedikit para

pelaku ekonomi bangkit dari keterpurukan dan mulai membangun lagi

usahanya yang telah dirintis untuk menumbuhkan perekonomian yang telah

terpuruk termasuk para pelaku ekonomi di daerah Surakarta. Pada waktu itu

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta belum cukup ramai seperti sekarang,

dulu cuma beberapa pedagang kain saja yang mendirikan usahanya di Beteng

Trade Center (BTC) Surakarta, tetapi semakin lama banyak pedagang yang

membuka usahanya di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

Pada tahun 2000-an Beteng Trade Center (BTC) Surakarta direnovasi

oleh investor yang ingin menjadikan Beteng Trade Center (BTC) Surakarta

sebuah pusat pasar kain di Kota Surakarta dan dikelola dengan manajeman

yang baik dan menjadikan Beteng Trade Center (BTC) Surakarta pasar

tradisional tetapi dengan konsep modern dan pusat perkulan terlengkap di

kota Surakarta dan sekitarnya. Beteng Trade Center (BTC) Surakarta terdiri

dari 2 lantai yang dibagi menurut jenis barang dagangannya. Lantai dasar

khusus untuk pedagang yang berjualan semua jenis kain tekstil baik dari

dalam negeri maupun luar negeri, lantai 1 khusus untuk berjualan baju-baju

dan semua jenis asessoris seperti kacamata, tas, dll. Sedangkan lantai 2

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

khusus untuk berjualan baju batik. Total dari pedagang yang berjualan di

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta adalah sekitar 1000-an pedagang.

C. Karakteristik Sampel

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden dan

dari hasil kuisioner dalam penelitian ini diperoleh data tentang pedagang kain

di Beteng Trade Center ( BTC) Surakarta. Data-data tersebut antara lain

mengenai pendapatan, modal, jam kerja, pengalaman usaha, jumlah tenaga

kerja, dan pendidikan pedagang.

Data-data tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Pendapatan

Berdasarkan pada tabel 4.6 berikut dapat dijelaskan bahwa dari

110 pedagang, frekuensi tertinggi adalah yang memiliki pendapatan antara

7.000.000,- sampai 10.999.999,- per hari yaitu sebanyak 30 pedagang

(34,5%). Sedangkan frekuensi terendah adalah yang memiliki pendapatan

antara 18.500.000,- sampai 21.999.999,- per hari yaitu sebanyak 2

pedagang (1,8%).

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

per hari

No Pendapatan (juta) Jumlah Presentase

1 1.000.000 - 3.999.999 16 18,4

2 4.000.000 – 6.999.999 30 34,5

3 7.000.000 – 10.999.999 21 24,1

4 11.000.000 – 13.999.999 12 13

5 14.000.000 – 17.999.999 6 6,9

6 18.000.000 – 20.999.999 2 2,3

JUMLAH 87 100

Sumber : data Primer, diolah

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Modal

Berdasarkan pada tabel 4.7 berikut dapat dijelaskan bahwa dari

87 pedagang, frekuensi tertinggi adalah yang memiliki modal awal

terbanyak antara 180.000.000,- sampai 249.999.999,- yaitu sebanyak 32

pedagang (36,8%). Sedangkan frekuensi terendah adalah yang memiliki

modal awal sedikit 370.000.000,- sampai 439.999.999,- yaitu sebanyak 4

pedagang (4,6%).

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Modal

Dagang

No Modal Dagang (juta) Jumlah Presentase

1 40.000.000 – 109.999.999 14 16,1

2 110.000.000 – 179.999.999 20 23

3 180.000.000 – 249.999.999 32 36,8

4 250.000.000 – 319.999.999 10 11,5

5 320.000.000 – 369.999.999 7 8

6 370.000.000 – 439.999.999 4 4,6

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah

3. Jam Kerja

Berdasarkan pada tabel 4.8 berikut dapat dijelaskan bahwa dari 87

pedagang, frekuensi tertinggi adalah pedagang yang bekerja 7 jam per hari

yaitu sebanyak 67 pedagang (77%). Sedangkan frekuensi terendah adalah

pedagang yang bekerja 8 jam per hari yaitu sebanyak 20 pedagang (23%).

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Jam

Kerja Dagang

No Jam Kerja Jumlah Presentase

2 7 67 77

3 8 20 23

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4. Pengalaman Usaha

Berdasarkan pada tabel 4.9 berikut dapat dijelaskan bahwa dari 87

pedagang, frekuensi tertinggi adalah yang memiliki pengalaman usaha 15-

19 tahun yaitu sebanyak 24 pedagang (27,6%). Sedangkan frekuensi

terendah adalah yang memiliki pengalaman usaha 30-34 tahun yaitu

sebanyak 6 pedagang (6,9%).

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usah

Dagang

No Pengalaman Usaha /Lama Usaha

(Tahun)

Jumlah Presentase

1 5-9 12 13,8

2 10-14 16 18,4

3 15-19 24 27,6

4 20-24 20 23

5 25-29 9 10,3

6 30-34 6 6,9

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah

5. Jumlah Tenaga Kerja

Berdasarkan pada tabel 4.10 berikut dapat dijelaskan bahwa dari

87 pedagang, frekuensi tertinggi adalah yang memakai tenaga kerja 4

orang yaitu sebanyak 27 pedagang (32,2%). Sedangkan frekuensi terendah

adalah yang memakai tenaga kerja 1 orang yaitu sebanyak 2 pedagang

(2,3%)

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga

Kerja

No Jumlah Tenaga Kerja Frekuensi Presentase (%)

1 1 2 2,3

2 2 12 13,8

3 3 22 25,3

4 4 27 32,2

5 5 17 19,5

6 6 6 6,9

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah

6. Pendidikan

Berdasarkan pada tabel 4.11 berikut dapat dijelaskan bahwa dari

87 pedagang, frekuensi tertinggi adalah pedagang yang lulusan SMA yaitu

sebanyak 37 pedagang (42,5%). Sedangkan frekuensi terendah adalah

pedagang yang lulusan SMP yaitu sebanyak 6 pedagang (6,9%).

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Pedagang

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 SMP 6 6,9

2 SMA 37 42,5

3 Diploma 18 20,7

4 Sarjana 26 29,9

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah Program Eviews 4.0

7. Tempat Tinggal

Berdasarkan pada tabel 4.12 berikut dapat dijelaskan bahwa dari

87 pedagang, terdapat 66 pedagang (75,87%) yang mengatakan pada saat

ini bertempat tinggal di wilayah Surakarta, sedangkan sebanyak 21

pedagang (24,13%) mengatakan saat ini bertempat tinggal di luar wilayah

Surakarta seperti Karanganyar, Sukoharjo, Klaten,Gresik, Sragen.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Pedagang

No Tempat Tinggal Frekuensi Presentase (%)

1 Wilayah Solo 66 75,9

2 Luar Wilayah Solo 21 24,1

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah

8. Status Kios

Berdasarkan pada tabel 4.13 berikut dapat dijelaskan bahwa dari

87 pedagang, frekuensi tertinggi adalah yang mengatakan bahwa status

kepemilikan kios yang ditempati adalah milik sendiri yaitu sebanyak 63

pedagang (72,41%). Sedangkan frekuensi terendah adalah yang

mengatakan bahwa status kepemilikan kios yang ditempati berstatus

menyewa yaitu sebanyak 6 pedagang (6,9%).

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kios

Pedagang

No Status Kios Pedagang Frekuensi Presentase (%)

1 Milik Sendiri 63 72,4

2 Menyewa 6 6,9

3 Milik Orang Tua 18 20,7

Jumlah 87 100

Sumber : data Primer, diolah

D. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Regresi Berganda

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan,

dilakukan analisis data yang telah diperoleh, yaitu data tentang

pendapatan, modal dagang, jam kerja, pengalaman dagang, jumlah tenaga

kerja, dan pendidikan pedagang. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan variabel dependen

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pendapatan dan variabel independen sebanyak 5 variabel yaitu modal

dagang, jam kerja, pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja, pendidikan

pedagang.

a. Hasil Regresi Linear

Tabel 4.14 Coefficient Regresi Log Linear

Variabel Coefficient

LOG (MODAL) 0,319183

JAM KERJA 0,208820

PENGALAMAN 0,018209

JUMLAH TENAGA KERJA 0,103794

PENDIDIKAN 0,071110

Sumber : data Primer, diolah Program Eviews 4.0

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut :

LOG(PDPTN) = 6.444361076 + 0.3191826835*LOG(MDL) +

0.2088200068*JK + 0.01820930596*PNGLMN + 0.103793829*JTK +

0.07111021276*PNDKN

Selanjutnya berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui nilai

konstanta dan koefisien regresi yang menunjukkan kontribusi masing-

masing variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil

regresi tersebut dapat diketahui bahwa 5 (lima) variabel bebas yaitu,

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan

pedagang mempunyai t probabilitas lebih kecil dari batas signifikan 5%

(0,05), yang berarti signifikan. Lebih lanjut dari hasil perhitungan

koefisien kontribusi positif dalam hubungan terhadap pendapatan

pedagang. Besarnya kontribusi pengaruh dari masing-masing variabel

dapat dilihat dari nilai koefisien regresi dalam hasil analisis tersebut.

Sifat variabel yang digunakan antara variabel terikat (Y) dengan

variabel bebas (X) adalah konstan artinya bila koefisien regresi

bertanda positif (+) maka bila X atau D bertambah, Y juga akan

bertambah dan bila bertanda (-) maka bila X atau D bertambah maka Y

akan berkurang.

1) Uji Asumsi Klasik

Persamaan yang baik dalam ekonomet harus memiliki sifat

BLUE (Best Linear Unbrosed Estimator) Gujarati, 1999:(53). Untuk

mengatakan apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE maka

perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinieritas,

heterokedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik yang

digunakan adalah :

a) Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat lebih

dari satu hubungan linear pasti diantara beberapa atau semua

variabel independen dari model regresi. Cara untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas salah satunya adalah dengan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menggunakan korelasi parsial dengan cara melihat besarnya R2

dan

r2. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan meregresi tiap variabel

bebas dengan variabel bebas lainnya, yang akan menghasilkan r2

pada setiap regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen. Apabila R2 yang

dihasilkan dalam suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen, hal ini

salah satu yang menyebabkan terjadi multikolinearitas. Dengan

melakukan regresi terhadap masing-masing variabel bebas

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel R² r

2 Kesimpula

n

LOG(JK,PNGLMN,JTK,PNDKN) 0,603055 0.283925 Tdk ada

LOG(MDL,PNGLMN,JTK,PNDKN) 0,603055 0.056395 Tdk ada

LOG(MDL,JK,JTK,PNDKN) 0,603055 0.310130 Tdk ada

LOG(MDL,JK,PNGLMN,PNDKN) 0,603055 0.243680 Tdk ada

LOG(MDL,JK,PNGLMN,JTK) 0,603055 0.287604 Tdk ada

Sumber : data Primer, diolah Program Eviews 4.0

b) Uji Heretokedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah variansi

residual dari suatu pengamatan lain ada tidak sama. Apabila

variabel tersebut tidak sama maka berarti terjadi masalah

Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui

adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji White.

Perintah yang dapat dilakukan adalah dengan meregresi variabel

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

bebas dan variabel terikat, kemudian dari hasil regresi OLS akan

diperoleh nilai Obs*R-Squared. Nilai Obs*R-squared tadi lalu

dibandingkan dengan nilai Chi-Square. Dengan df sesuai jumlah

regresi dan level of significant yang dipakai. Jika nilai Chi-Square

lebih besar dari nilai Obs*R-squared (tidak signifikan), maka tidak

terdapat heteroskedastisitas dalam model tersebut. Jika variabel

independen tidak signifikan secara statistik tidak mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Tabel 4.16 Hasil Uji White cross term

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.828026 Probability 0.076428

Sumber : data Primer, diolah Program Eviews 4.0

X2 (df=20, α=5%) = 15.31632 > 0.082606 → tidak ada

heterokorelasi.

c) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang

terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan

lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah

tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Salah satu cara

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

untuk meregresi autokorelasi adalah dengan uji Dublin Watson (uji

DW) yang ketentuannya adalah sebagai berikut :

(1) Menggunakan angka Dublin Watson yang diperoleh dari

rumus (Alhusin, 2003 dalam Prayitno, 2009)

Keterangan : d : nilai Dublin Watson

e : residual

(2) Membandingkan angka dengan Dublin Watson dalam tabel a

=5%. Angka dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara

bawah (dl) dengan batas atas (du).

(3) Kriteria pengujiannya adalah :

Gambar 4.1 Uji autokorelasi

0<d<dl = autokorelasi positif/menolak Ho

dl<d<dU = tidak dapat disimpulkan

dU<d<4-dU = tidak terdapat autokorelasdi/menerima Ho

4-dU<d<4-dl = tidak dapat disimpulkan

4-dl<d< a = autokorelasi negatif/menolak Ho

Tidak ada

autokorelasi

Ragu-

ragu Autokolerasi

positif

Ragu-

ragu

Autokolerasi

negatif

0 dl=1,54 dU=1,78 4-dU=2,22 4-dl=2,46 4 2,12

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari hasil uji DW pada gambar 4.1 diatas diperoleh d

sebesar 2,12 menggunakan derajat keyakinan 5%, dengan

jumlah sampel 87 responden dan variabel penjelas 5 (lima)

maka nilai dl=1,54. Besarnya nilai koefisien DW dari hasil

pengujian sebesar 2,12 terletak antara batas du sebesar 1,78

dan 4-du sebesar 2,22 maka du<d<4-du (1,78<2,12<2,22 )

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah

autokorelasi.

Tabel 4.17 Uji Autokorelasi BG

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.076947

Obs*R-squared 2.309054

Sumber : data Primer, diolah Program Eviews 4.0

Selain DW, dapat juga digunakan B-G test.

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas semua variabel independen lebih besar dari Level

Of Significance maka tidak terdapat Autokorelasi.

2) Uji Statistik

Uji statistik ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran atau

kepalsuan dari hipotesis nol. Ada 3 uji statistik yaitu :

a) Uji t

Uji dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-masing variasi variabel independen

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dalam mempengaruhi variasi variabel dependen dengan

menggunakan Level Of Significance (α) sebesar 5%.

Kriteria pengujianlainnya dapat dilakukan adalah dengan

menguji signifikan tidaknya koefisien regresi yaitu dengan

melihat melalui probabilitas. Jika nilai probabilitas yang didapat

lebih kecil dari tingkat signifikan 5% maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti bahwa variabel bebas secara statistik

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat,

demikian juga sebaliknya. Jika nilai probabilitas yang didapat

lebih besar dari tingkat signifikan 5% maka Ho diterima dan Ha

ditolak yang berarti bahwa variabel bebas secara statistik tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.18 Hasil Uji t

Variabel t hitung Probability Significant

Level

Modal 3.733533 0,0003

Jam Kerja 2.109920 0,0380

Pengalaman 2.557552 0,0124

Jumlah Tenaga

Kerja

2.774336 0,0069

Pendidikan 3.288141 0,0015

Sumber : data Primer, diolah Program Eviews 4.0

(1) Modal (X1)

Nilai t dari hasil perhitungan model regresi pada

variabel X1 sebesar 3.733533 dengan probabilitas sebesar

0,0003 pada tingkat α = 5% ini berarti koefisiensi regresi

dari modal signifikan pada tingkat 5% maka Ho ditolak dan

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Ha diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

modal (X1) secara statistik berpengaruh positif terhadap

meningkatnya pendapatan pedagang (Y).

(2) Jam Kerja (X2)

Nilai t dari hasil perhitungan model regresi pada

variabel X2 sebesar 2.109920 dengan probabilitas sebesar

0,0380 pada tingkat α = 5% ini berarti koefisiensi regresi

dari jam kerja tidak signifikan pada tingkat 5% maka Ho

ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa jam kerja (X2) secara statistik berpengaruh terhadap

meningkatnya pendapatan pedagang (Y).

(3) Pengalaman (X3)

Nilai t dari hasil perhitungan model regresi pada

variabel X3 sebesar 2.557552 dengan probabilitas sebesar

0,0124 pada tingkat α = 5% ini berarti koefisiensi regresi

dari pengalaman signifikan pada tingkat 5% maka Ho

ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengalaman (X3) secara statistik berpengaruh positif

terhadap meningkatnya pendapatan pedagang (Y).

(4) Jumlah Tenaga Kerja (X4)

Nilai t dari hasil perhitungan model regresi pada

variabel X4 sebesar 2.774336 dengan probabilitas sebesar

0,0069 pada tingkat α = 5% ini berarti koefisiensi regresi

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dari jumlah tenaga kerja signifikan pada tingkat 5% maka

Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa jumlah tenaga kerja (X4) secara statistik

berpengaruh positif terhadap meningkatnya pendapatan

pedagang (Y).

(5) Pendidikan Pedagang (X5)

Nilai t dari hasil perhitungan model regresi pada

variabel X5 sebesar 3.288141 dengan probabilitas sebesar

0,0015 pada tingkat α = 5% ini berarti koefisiensi regresi

dari pendidikan pedagang signifikan pada tingkat 5% maka

Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa pengalaman (X5) secara statistik

berpengaruh positif terhadap meningkatnya pendapatan

pedagang (Y).

b) Uji F

Uji terhadap koefisien regresi persial secara bersama-

sama. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel

independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependennya atau untuk mengetahui apakah persamaan

model cukup eksis untuk digunakan.

Hasil uji F diketahui F hitung sebesar 24.61174 lebih besar

dari F tabel 2,37 dengan probabilitas sebesar 0,000000 yang

berarti signifikan pada α=5%. Hal ini berarti bahwa variabel

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

modal, jam kerja, pengalaman berdagang, jumlah tenaga kerja,

dan pendidikan pedagang bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di BTC

Surakarta.

c) Uji R² (Koefisiensi Determinasi)

Digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variasi dari

variabel bebas dapat menjelaskan dengan baik variasi dari

variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel bebas

tidak menjelaskan dengan baik variasi dari variabel terikatnya.

Jika R2 mendekati 1, maka variasi dari variabel tersebut dapat

menerangkan dengan baik dari variabel terikatnya.

Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.14 diketahui nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,603055 ini berati 60%

variasi variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh

variabel independennya (modal, jam kerja, pengalaman, jumlah

tenaga kerja, dan pendidikan pedagang), sedangkan sisanya (1-

R2) yaitu 40% disebabkan variabel lain yang tidak ada dalam

model

E. Interprestasi Hasil Sacara Ekonomi

Dari hasil analisis dan pembahasan tersebut diatas dapat

diinterprestasikan bahwa secara ekonomi usaha pedagang kain di Beteng

Trade Center (BTC) Surakarta sebagai berikut:

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

a. Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Pedagang Kain di Beteng Trade

Center (BTC) Surakarta.

Hasil analisis menunjukkan coefficient regresi sebesar 0,319183,

menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel modal terhadap

pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center Surakarta dengan

tingkat signifikan 5% dengan menganggap variabel independen lainnya

tetap atau konstan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah modal

bertambah sebesar Rp 1,- menyebabkan kenaikan pendapatan sebesar

0,319 %. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang

menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Menurut Asmie

Poniwatie.2008 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogjakarta. Jurnal NeO-

Bis.vol.2.No.2. dalam penelitian ini diperoleh hasil Faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang tradisional di kota Yogjakarta

adalah jumlah modal usaha yang digunakan, jumlah tenaga kerja, dan lama

usaha yang dijalankan. Diantara ketiga faktor tersebut modal usaha

merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi tingkat pendapatan

pedagang pasar.

b. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kain di Beteng Trade

Center (BTC) Surakarta.

Hasil analisis menunjukkan coefficient regresi sebesar 0,208820,

menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel jam kerja terhadap

pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center Surakarta dengan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tingkat signifikan 5% dengan menganggap variabel independen lainnya

tetap atau konstan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila jam kerja

bertambah 1 jam menyebabkan kenaikan pendapatan sebesar 0,208 %.

Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi

landasan teori dalam penelitian ini. Retno Dewi Wijayanti dengan

penelitian “ faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan Pedagang Kaki

Lima di Kabupaten Sukoharjo” pada tahun 2005. Ia menggunakan 75

responden yaitu pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Setya Negara

Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur

pedagang, pengalaman usaha, jam kerja, lokasi berdagang, cara berdagang,

dan jenis dagangan terhadap keuntungan pedagang kaki lima. Hasilnya

yang mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan adalah faktor

jam kerja, lokasi usaha, dan cara berdagang.

c. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Kain di

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

Hasil analisis menunjukkan coefficient regresi sebesar 0,018209,

menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman

terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center Surakarta

dengan tingkat signifikan 5% dengan menganggap variabel independen

lainnya tetap atau konstan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila

pengalaman bertambah 1 tahun maka menyebabkan kenaikan pendapatan

sebesar 0,018 %. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian

terdahulu yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Wulaningsih

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(2005) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Klewer Surakarta”

menunjukkan bahwa variabel total penjualan, modal kerja, lama usaha,

jumlah pelanggan tetap, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer Surakarta.

d. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kain di

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

Hasil analisis menunjukkan coefficient regresi sebesar 0,103794,

menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah tenaga

kerja terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center

Surakarta dengan tingkat signifikan 5% dengan menganggap variabel

independen lainnya tetap atau konstan. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka akan menyebabkan

kenaikan pendapatan sebesar 0,103 %.. Hasil tersebut sesuai dengan teori

dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini.

Wulaningsih (2005) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar Klewer

Surakarta” menunjukkan bahwa variabel total penjualan, modal kerja,

lama usaha, jumlah pelanggan tetap, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer

Surakarta.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

e. Pengaruh Pendidikan Pedagang Terhadap Pendapatan Pedagang Kain di

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta.

Hasil analisis menunjukkan coefficient regresi sebesar 0,071110,

menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel pendidikan

terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center Surakarta

dengan tingkat signifikan 5% dengan menganggap variabel independen

lainnya tetap atau konstan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pendidikan

bertambah 1 tahun maka akan menyebabkan kenaikan pendapatan sebesar

0,07 %. %..

f. Dari kelima variabel tersebut yaitu faktor modal, jam kerja, pengalaman,

jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang berpengaruh positif

terhadap pendapatan pedagang kain di beteng Trade center (BTC)

Surakarta.

g. Hasil analisis menunjukkan secara bersama-sama kelima variabel modal,

jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang

dengan tingkat signifikansi 5% didialam penelitian ini berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di BTC Surakarta. Terlihat

dari probabilitas F sebesar 0,000000 dan nilai F statistik sebesar 24.61174

lebih besar dibandingkan dengan F tabel.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC)

Surakarta maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan

pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di

Beteng Trade Center (BTC) Surakarta:

2. Dari 5 variabel yaitu modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja,

dan pendidikan pedagang secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pendapatn pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC)

Surakarta.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran

bagi pedagang kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta yaitu :

1. Variabel modal memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pendapatan, melalui wawancara yang dilakukan sebagaian pedagang

menggunakan modal sendiri serta para pedagang kesulitan dalam dana

tambahan sebagai modal, maka hendaknya pedagang bisa melakukan

pinjaman modal ke sumber lainnya misalkan bank, koperasi, BPR atau

lembaga keuangan lainnya.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Disusun Oleh: F. 1110013 commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. Bagi pedagang baru janganlah berkecil hati apabila hanya memiliki modal

kecil, mungkin pedagang bisa meningkatkan pendapatan dengan memilih

letak kios yang strategis karena bila dengan letak kios yang strategis akan

berpengaruh terhadap pendapatan pedagang. Dan memperkenalkan

kiosnya kepada konsumen dengan membuat papan nama kios agar cepat

dikenal konsumen.