ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE
EARNING RATIO PADA SAHAM-SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BEI
PERIODE 2006-2010
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama :
Manajemen Keuangan
Diajukan Oleh :
Suryo Rah Utomo
NIM : S 4111022
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO…..
WAKTU ADALAH SUATU HAL YANG PALING TAK
TERKALAHKAN DALAM SEMUA BALAPAN KARENA WAKTU
TIDAK BERWUJUD TETAPI BERGULIR..OLEH KARENA ITU
JANGANLAH TAKUT UNTUK SELALU BERADA PADA GIGI 5
DAN SIAPKANLAH KAKI TANGANMU SERTA SEMUA INDERA
YANG ADA DIKEPALAMU KARENA MOBIL AKAN SELALU
BERJALAN MAJU, TIDAK PERNAH MUNDUR….
PERSEMBAHAN….
UNTUK SESEORANG YANG TELAH MENUNGGU DI LUAR
SANA…
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Kelimpahan-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik. Adapun tesis ini
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi untuk jenjang strata dua di
lingkungan program Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pelaksanaan penulisan tesis ini tidak terlepas dari segala hambatan dan
rintangan dikarenakan keterbatasan penulis. Namun dengan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat mengatasinya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Hartono, MS. selaku Ketua Program Magister Manajemen
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Hartono, MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan petunjuk kepada penulis.
4. Seluruh Dosen Program Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Seluruh karyawan dan admisi Program Magister Manajemen Universitas
Sebelas Maret Surakarta yag telah membantu penulis selama penulis
menempuh tahapan kuliah.
6. Teman-teman dari Bentoel Group Area Solo yang selalu memberikan motivasi
dan dorongan kepada penulis.
7. Teman-teman dari Danamon Simpan Pinjam yang selalu bersemangat
memberikan motivasi kelulusan kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Komunitas Circle K, Komunitas Honda Tiger dan Komunitas Yamaha RX-
King yang selalu siap memberikan penghiburan.
9. Priska Christianty untuk semua inspirasi dan senyuman yang selalu
memberikan pandangan dan semangat baru.
10. Pakdhe dan Budhe yang telah bersedia membantu semua biaya perkuliahan
penulis.
Adapun banyak kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa terhindarkan
penulis, dan penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu dari berbagai pihak yang
telah membantu penulis mengatasi semua kekurangan dan kelemahan tersebut maka
penulis memohon maaf sebesar-besarnya dan terima kasih.
Surakarta, 21 Juli 2012
Suryo Rah Utomo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. …. i
HALAMAN ABSTRAKSI………………………………………………… …. ii
HALAMAN ABSTRACT…………………………………………………….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… …. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ……………………………………. v
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………….... vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………............. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….... ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….... x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. …... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………......….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...….. 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………... ….. 7
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. ….. 8
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………..….. ….. 10
A. Instrumen Pasar Modal……………………………………………......... 10
B. Analisis Saham………………………………………………………...... 13
C. Penilaian Saham……………………………………………………….... 16
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio….………........ 19
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ..……………………….………….......... 22
F. Pengembangan Hipotesis ………………………….......……………...... 25
G. Kerangka Penelitian……………………………………….….……….... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN………………………………......…..……. 32
A. Populasi Dan Sampel…………………………………………………... 32
B. Data Dan Sumber Data………………………………………………… 32
C. Identifikasi Variabel Penelitian………………………………………… 33
D. Analisis Data…………………………………………………………… 39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………………………………….. 45
A. Gambaran Umum Sampel………………………………………………. 45
B. Deskripsi Variabel………………………………………………………. 45
C. Pengujian Hipotesis…………………………………………………….. 46
1) Persamaan Regresi………………………………………………. 46
2) Uji Normalitas…………………………………………………... 50
3) Pengujian Asumsi Klasik……………………………………….. 50
4) Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 53
D. Analisis Dan Pembahasan.…………………………………………….... 58
BAB V PENUTUP……………………………………………………………... 62
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 62
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 63
C. Saran…………………………………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif…………………………………………….. 46
Tabel 4.2 Koefisien Regresi……………………………………………… 47
Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas…………………………………………... 50
Tabel 4.4 Tabel VIF……………………………………………………… 51
Tabel 4.5 Tabel Durbin Watson………………………………………………… 52
Tabel 4.6 Scatter Plot……………………………………………………….. ….. 52
Tabel 4.2 Uji t…………………………………………………………….. 53
Tabel 4.7 Uji F…………………………………………………………….. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE
EARNING RATIO PADA SAHAM-SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BEI
PERIODE 2006-2010
Suryo Rah Utomo
NIM : S 4111022
Abstraction Many investors who assesses stock accompanied supported by analyst
being one important part that cannot be separated in an investment. One method analysis shares easy to use is by method price earning ratio (PER). Price earning ratio (PER) a synthesis of stock prices divided profit per share. Using price earning ratio (PER), can be determined whether a stock investment be worthy to be bought or not.
This thesis examines some of the factors that affect the value of a Price Earning Ratio (PER) of shares of manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange in the period 2006-2010 with the variable independennya that sales growth, Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), the interest rate of Bank Indonesia Certificates (SBI) as well as the Price Earning Ratio (PER) as the dependent variable. From the regression results found that out of 6 (six) free variables, there were only 4 (four) variables that affect significantly to the dependent variable Price Earning Ratio (PER) IE: sales growth, Return On Equity (ROE), Dividends Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER).
Keywords: Sales Growth, Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), the interest rate of Bank Indonesia Certificates (SBI), Price Earning Ratio (PER).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE
EARNING RATIO PADA SAHAM-SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BEI
PERIODE 2006-2010
Suryo Rah Utomo
NIM : S 4111022
ABSTRAKSI
Banyaknya investor awam yang menilai saham disertai dukungan analis menjadi salah satu bagian penting yang tak dapat dipisahkan dalam suatu investasi. Salah satu metode analisis saham yang mudah untuk digunakan adalah dengan metode Price Earning Ratio (PER). Price Earning Ratio (PER) merupakan rumusan dari harga saham dibagi laba per saham. Dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER), dapat ditentukan apakah suatu saham yang akan menjadi investasi layak untuk dibeli atau tidak.
Tesis ini meneliti beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai suatu Price Earning Ratio (PER) saham perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2010 dengan variabel independennya yaitu Pertumbuhan Penjualan, Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia serta Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel dependen. Hasil olah data regresi menemukan bahwa dari 6 (enam) variabel bebas, hanya terdapat 4 (empat) variabel yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen Price Earning Ratio (PER) yaitu: Pertumbuhan Penjualan, Return On Equity (ROE), Devidend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER). Kata Kunci : Pertumbuhan Penjualan, Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Price Earning Ratio (PER)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan dari perusahaan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memungkinkan para pemodal
mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko
mereka (Husnan,1996:6). Pasar modal di Indonesia telah mengalami
perkembangan yang amat cepat dalam tempo yang relatif singkat sejak pemerintah
mengalami langkah deregulasi di bidang pasar modal pada akhir tahun 1987
(Nazwirman, 2008). Dari perkembangan tersebut telah memancing efisien
tidaknya suatu pasar modal yang dapat dilihat dari apakah harga sekuritas-
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan
(Husnan,2001:251). Ketersediaan informasi ini dapat membuat investor memilih
dimana mereka akan menanamkan modalnya yang mereka anggap mempunyai
prospek untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi di masa yang akan datang
dengan tingkat resiko tertentu yang bersedia ditanggungnya. Perkembangan pasar
modal tersebut memberikan wahana investasi bagi investor (para pemodal)
sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi dan membuka kesempatan lebih
mengoptimalkan perolehan penghasilan dari dana yang dimilikinya. Bila selama
ini para pemodal relatif terbatas menanamkan dananya di bank seperti deposito
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan instrumen simpanan lainnya maka dengan perkembangan pasar modal investor
dapat melakukan investasi dalam bentuk saham.
Perkembangan harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai saham
perusahaan tersebut, sehingga kemakmuran dari pemegang saham dicerminkan
dari harga pasar sahamnya (Husnan,1996:248). Saham sebagai surat berharga yang
ditransaksikan di pasar modal, harganya selalu mengalami fluktuasi dari satu
waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi dari harga saham ini dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian, kebijaksanaan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, dan
kondisi fundamental perusahaan, kebijaksanaan direksi (Hayati,2010).
Informasi laporan keuangan yang digunakan pihak eksternal (Shareholder,
investor dan kreditur) untuk menganalisis pinjaman yang diajukan oleh perusahaan
(pemberian kredit terhadap perusahaan) adalah pada Likuiditas, Financial
Leverage dan Debt to Service.
Saham merupakan salah satu instrumen yang menarik bagi investor untuk
menanamkan modalnya karena selain memperoleh keuntungan berupa Capital
Gain dan Dividend, pertimbangan tentang prospek perusahaan masa yang akan
datang dengan mempertimbangkan laba perusahaan, pertumbuhan penjualan dan
aktiva selama kurun waktu tertentu akan mempengaruhi nilai investasinya. Proses
penilaian oleh investor atau analis keuangan terhadap suatu saham dipengaruhi
beberapa variabel ekonomi misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan,
variabilitas laba dan sebagainya (Husnan,1996:269). Pada dasarnya proses valuasi
saham yang dilakukan oleh analis keuangan bertujuan untuk bisa menghasilkan
tingkat keuntungan yang menarik, dan mengidentifikasikan saham mana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sebaiknya dijual atau dibeli, namun pada pasar modal yang efisien akan sulit bagi
investor untuk memperoleh tingkat bunga keuntungan di atas normal.
Investasi pasar modal memberikan earning yang lebih tinggi dibandingkan
dengan menyimpan uang di bank misalnya dalam bentuk deposito yang rata-rata
hanya 6 persen pertahun. Namun demikian investor harus juga jeli dalam
menganalisis dalam pembelian sahamnya. Dengan menggunakan salah satu teknik
analisis saham metode Price Earning Ratio (PER), maka investor akan mudah
mendapatkan mengenai saham mana yang harus mereka beli. Jones (2007:278)
mengemukakan bahwa PER merupakan aspek yang paling menarik bagi analis
keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan ini merupakan yang
paling sering digunakan dibandingkan dengan metode lain. Keunggulan
pendekatan ini adalah kemudahan dan kesederhanaan dalam penerapannya, namun
seperti halnya metode yang lain pendekatan ini memerlukan penaksiran terhadap
masa depan yang tidak pasti.
Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price
Earning Ratio telah dilakukan. Salah satu peneliti adalah Whitbeck-Kisor (1963)
yang dikutip dari Husnan (1996:281) yang melakukan penelitian dengan
menggunakan tiga variabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap PER yaitu
tingkat pertumbuhan laba, Dividend Payout Ratio (DPR), dan standar deviasi
tingkat pertumbuhan dan memperoleh persamaan yang berhasil disusun adalah:
PER = 8,2 + 1,5 (tingkat pertumbuhan laba) + 0,067 (DPR) – 0,2 (SD g). Dari
persamaan tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan laba dan Dividend
Payout Ratio mempunyai tanda positif yang akan meningkatkan PER, sebaliknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
deviasi standar tingkat pertumbuhan mempunyai tanda negatif yang berarti bahwa
kenaikan faktor tersebut akan menurunkan PER (Husnan,1996:281). Dari
penelitian tersebut diketahui bahwa terjadi hubungan yang positif antara tingkat
keuntungan yang diperkirakan terhadap PER.
Seperti yang dikutip pada Husnan (1996:282) yaitu Chandra (1994) dengan
menggunakan Cross Sectional Model mengindentifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi PER bukan hanya pertumbuhan Earnings, tetapi faktor-faktor lain
yaitu variabilitas tingkat keuntungan investasi dan juga Dividend Payout Ratio.
Ada kumpulan riset terdahulu dimana untuk tiap riset yang telah dilakukan
memberikan hasil yang tidak konsisten yaitu model yang dikembangkan oleh
Whitbeck-Kisor (1963) yang dikutip dari Husnan (1996:281), mereka
menggunakan 3 variabel yang mempengaruhi PER yaitu : tingkat pertumbuhan
laba, deviden payout ratio, deviasi standar tingkat pertumbuhan. Untuk variabel 1
dan 2 diharapkan mempunyai hubungan positif terhadap PER, sedangkan variabel
3 diharapkan mempunyai hubungan negatif (semakin tinggi deviasi standar tingkat
pertumbuhan semakin rendah PER).
Sedangkan untuk berbagai variasi model cross sectional yang digunakan
untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi PER hanya tepat
dipergunakan dalam situasi yang kurang lebih sama dengan keadaan sewaktu
model tersebut disusun. Seperti yang dikutip dari Husnan(1996:281) yaitu Elton
dan Grubber (1991) mengidentifikasikan model pada periode bullish dan bearish.
Pada saat kondisi pasar modal sedang bullish, model dengan satu variabel yang
dirumuskan adalah PER=4+2,3(pertumbuhan laba), sedangkan pada saat pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sedang bearish dengan menggunakan sampel yang sama diperoleh persamaan
PER=3+1,8(pertumbuhan laba). Perhatikan bahwa variabel pertumbuhan laba
mempunyai pengaruh yang lebih besar pada saat pasar sedang bullish daripada saat
bearish.
Penelitian di pasar modal Indonesia dilakukan oleh Chandra (1994) seperti
dikutip pada Husnan (1996:282). Dengan menggunakan cross sectional model
diidentifikasikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi PER bukan hanya
pertumbuhan earning tetapi juga faktor lain yaitu variabilitas tingkat keuntungan
investasi dan juga dividend payout ratio. Sedangkan hasil penelitian Sartono dan
Munir (1997) dengan periode waktu pengamatan tahun 1991 sampai 1996
menggunakan variabel total aset, sales, dividend payout ratio (DPR), debt to
equity ratio (DER), return on equity (ROE) diperoleh hasil dari 6 (enam) variabel
ternyata hanya 2 (dua) yang signifikan mempengaruhi perilaku PER yaitu DER
dan P/S ratio dimana untuk perilaku PER berbeda-beda tergantung dari
industrinya. Dari penjelasan teori terdahulu maka motivasi dari penulis adalah
dari segi model penelitian yang digunakan yaitu antara model regresi cross
sectional dengan model regresi berganda, periode tahun pengamatan yang lebih
panjang, cakupan penelitian adalah pada seluruh industri manufaktur, sampel
perusahaan yang lebih banyak, variabel yang digunakan mulai bertambah.
Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio
mempunyai arti penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan
investasi, semakin tinggi Price Earning Ratio suatu perusahaan, semakin banyak
investor yang akan menanamkan modalnya (Jogiyanto,2008:127). Hal ini berarti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang paling menarik akan
memperoleh kapital harga yang wajar, yaitu harga yang mencerminkan investasi
potensial. Berdasarkan uraian di atas dan penelitian-penelitian yang dilakukan,
maka perlu dilakukan penelitian beberapa faktor yang diduga mempunyai
pengaruh terhadap Price Earning Ratio menurut Jogiyanto (2008:135) adalah :
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return on Equity, Dividend Payout Ratio,
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Adapun tambahan variabel
yang lain yaitu pertumbuhan Debt to Equity, pertumbuhan Return on Investment
(US Steels President Speaks Out,1986; Gwilym, Seaton, Suddason, Thomas, 2006;
TauJik, 2001).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai
berikut :
1. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan pada Price
Earning Ratio?
2. Apakah pertumbuhan Return on Equity berpengaruh signifikan pada
Price Earning Ratio ?
3. Apakah Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan pada Price
Earning Ratio?
4. Apakah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh
signifikan pada Price Earning Ratio ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5. Apakah pertumbuhan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan pada
Price Earning Ratio ?
6. Apakah Pertumbuhan Return on Investment berpengaruh signifikan
pada Price Earning Ratio ?
7. Apakah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return on Equity,
Dividend Payout Ratio, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
pertumbuhan Debt to Equity Ratio dan Pertumbuhan Return on
Investment secara serentak berpengaruh signifikan pada Price Earning
Ratio?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan pada Price
Earning Ratio.
2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity pada Price Earning
Ratio.
3. Untuk mengetahui pengaruh Deviden Payout Ratio pada Price Earning
Ratio.
4. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia pada Price Earning Ratio.
5. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio pada Price Earning
Ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6. Untuk mengetahui pengaruh Return On Investment pada Price Earning
Ratio.
7. Untuk mengetahui pengaruh antara pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan Return on Equity, Dividend Payout Ratio, tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia, pertumbuhan Debt to Equity Ratio
dan Pertumbuhan Return on Investment secara serentak pada Price
Earning Ratio.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan serta
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang dapat diambil adalah
berikut ini:
1. Bagi Investor.
Dengan melakukan penelitian tentang beberapa faktor terhadap Price
Earning Ratio maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah hasil analisisnya diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi
investor dan para pelaku pasar modal dalam melakukan penilaian
terhadap suatu saham berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk
melakukan penempatan modal dan investasi pada perusahaan di Bursa
Efek Indonesia.
2. Bagi manajer keuangan.
Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang manajemen keuangan
khususnya bagi perusahaan, bahwa investor akan melihat segala macam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
informasi yang ada dan dapat digali untuk menetapkan keputusan
investasi. Untuk itu manajer kuangan dapat menentukan kebijakan
untuk meningkatkan kesejahteraan bagi Stockholder dan keuntungan
perusahaan.
3. Bagi para akademisi,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur yang
membantu di dalam perkembangan ilmu akuntansi dan menambah
wawasan tentang analisis saham.
4. Bagi Peneliti,
Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman tambahan
dalam menekuni dan mempraktikan teori keuangan dan investasi
terutama tentang pasar modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Instrumen Pasar Modal
1. Saham
Saham merupakan suatu hak kepemilikan dari perusahaan yang
diperjual belikan. Adapun saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa dan
saham preferen.
a) Saham Biasa
Apabila perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis saham saja, saham
ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang
saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakili kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan
(Jogiyanto,2008:205). Saham ini memiliki dua hak yaitu hak kontrol
yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan,
hak menerima pembagian keuntungan perusahaan dan Hak Preemtive
yaitu hak untuk mendapatkan persentasi kepimilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi
harga saham lama dari kemerosotan nilai. Saham biasa sering dikenal
oleh masyarakat dan banyak digunakan untuk menarik dana dari
masyarakat oleh perusahaan.
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b) Saham preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa (Jogiyanto,2008:107). Saham preferen
dapat dikatakan serupa dengan saham biasa. Hal ini disebabkan karena
dua hal pokok yaitu : mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan
tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham
tersebut, dan membayar (memperoleh) dividen. Sedangkan persamaan
saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu : ada klaim
atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku
dari saham, dan memiliki hak tebus serta dapat dipertukarkan dengan
saham biasa.
2. Obligasi
a) Obligasi Biasa (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana (perusahaan).
Menurut (Husnan,1996:293) obligasi merupakan surat tanda hutang
jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah.
Dalam obligasi, penerbit harus membayar bunga atas obligasi yang
diterbitkan pada tanggal yang telah ditentukan secara periodik dan pada
akhirnya menebus nilai hutang tersebut pada saat jatuh tempo dengan
mengembalikan sejumlah pokok pinjaman ditambah dengan bunga.
Keuntungan yang dapat diperoleh adalah Fixed Income Securities atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
surat berharga yang memberikan pendapatan yang tetap dan Capital
Gain.
b) Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi secara umum tidak berbeda dengan obligasi biasa
yaitu : memberikan kupon tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan
memiliki nilai pari. Akan tetapi obligasi konversi ini sedikit memiliki
keunggulan, yaitu dapat ditukar dengan saham biasa.
3. Sertifikat Right
Right merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk
membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan, di mana Right
merupakan suatu produk derivatif atau merupakan turunan dari sebuah
saham. Sertifikat Right ini biasanya diberikan kepada pemegang saham
lama sewaktu dilakukan penawaran umum. Adapun keuntungan dari
sertifikat ini adalah pemodal memperoleh kesempatan atau bagian dalam
pembelian suatu saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan
melakukan Right Issue.
4. Waran
Waran merupakan opsi untuk membeli sejumlah saham biasa pada waktu
dan harga tertentu (Husnan,1996:341). Apabila suatu obligasi disertai
dengan waran, maka investor tidak hanya memperoleh bunga tetap dari
pembelian obligasi tetapi mereka juga memperoleh opsi untuk membeli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
saham biasa dengan harga tertentu.
B. Analisis Saham
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (Intrinsic Value)
suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham
tersebut pada saat ini (Current Market Price). Nilai intrinsik (NI) suatu saham
menunjukkan Present Value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.
Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
Undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau
ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
Overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar
harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau
yang diamati) menjadi dasar perkiraan harga saham (Husnan,1996:269). Variabel-
variabel ekonomi tersebut misalnya : laba dan dividen yang dibagikan. Seorang
investor sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham, biasanya akan
menganilisis terlebih dahulu untuk menentukan saham mana yang memberikan
keuntungan paling optimal.
Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan
catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental
harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhinya, seperi laba dan dividen.
B. 1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga
saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti pemikiran
dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari
adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan
mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan
analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini
kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu pengulangan
fluktuasi dan arah trend harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep
pendekatan teknikal beranggapan bahwa pola pergerakan saham yang terjadi saat
ini dan di masa yang lalu cenderung akan terulang di masa yang akan datang.
Kelemahan utama yang dimiliki oleh analisis ini adalah tidak dimasukkannya
variabel ekonomi yang terkait dengan perusahaan atau pasar pada umumnya,
sehingga faktor-faktor penyebab kondisi penawaran dan permintaan menjadi tidak
begitu berpengaruh (Sukamulja,2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. 2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah
makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari
hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan
karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat
tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental mencoba untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan : (1) mengestimasi
nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang
akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental memiliki dua model
penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas
(Jogiyanto,2008:126) yaitu :
a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present
value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu,
manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.
b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham
dengan mengalikan laba perlembar saham dengan
kelipatan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
C. Pendekatan Penilaian Saham
1. Pendekatan Present Value
Berdasarkan pendekatan ini maka nilai saat ini dari suatu saham
adalah sama dengan present value arus kas yang diharapkan akan
diterima oleh pemilik saham tersebut. Metode ini digunakan untuk
mengetahui nilai perusahaan di masa datang, dengan cara
mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi
nilai sekarang, dengan rumusnya sebagai berikut (Jogiyanto,
2008:127):
r adalah tingkat bunga atau tingkat keuntungan yang dipandang layak
bagi investasi tersebut, sedangkan bagi perusahaan ini merupakan cost
of equity, karena merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
pemilik modal sendiri. Analis atau pemodal perlu memasukkan faktor
risiko untuk menaksir tingkat keuntungan yang dipandang layak.
Semakin besar risiko yang ditanggung pemodal semakin tinggi tingkat
keuntungan yang dipandang layak.
2. Pendekatan Price Earning Ratio
Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham
dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Pendekatan ini
mendasarkan diri atas rasio antara harga saham per lembar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Earning Per Share (EPS). Dipandang dari sisi teori ekonomi, secara
konseptual basis model Price Earning Ratio (PER) memanglah tidak
sekuat model berdasarkan dividen. Analis sekuritas kadang-kadang
menyukai penggunaan Price Earning Ratio (PER) dalam menilai
kewajaran harga saham. Saham yang mempunyai Price Earning Ratio
(PER) yang tinggi diduga terlalu tinggi harganya
3. Konsep Dasar Price Earning Ratio (PER)
Menurut Dudney; Jirasakuldech; Zorn (2008:17) berpendapat
bahwa the price/earnings ratio is widely used, particularly by
practitioners as a measure of relative stock valuation, the P/E ratio
however changes when factors such as interest rates change, for a
broad index of stock changes in the P/E ratio reflects changes in
various economic variables and in investor perceptions future returns
sehingga Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan
yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham.
Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar
yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang
tersedia bagi pemegang saham.
Sartono dan Munir (1997:83) menyatakan bahwa Price Earning
Ratio (PER) dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar
terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
Jogiyanto (2008:141) menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menunjukkan rasio harga saham terhadap Earning atau dengan kata
lain menunjukkan berapa besar pemodal menilai harga saham terhadap
kelipatan dari Earnings.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan
investor terhadap Earning perusahaan pada masa yang akan datang,
direfleksikan pada harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham
perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap Price
Earning Ratio (PER) dengan mengetahui besarnya Price Earning Ratio
(PER) suatu perusahaan, analis bisa memperkirakan bagaimana posisi
suatu saham relatif terhadap saham-saham lainnya, apakah saham
tersebut dibeli atau tidak. Besarnya nilai Price Earning Ratio (PER)
biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan, sehingga
perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan
biasanya memiliki Price Earning Ratio (PER) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang
sudah mapan.
Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham mencerminkan
harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan.
Maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi Price
Earning Ratio (PER) . Maka pendekatan lain dalam menilai harga
saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
Price Earning Ratio (PER) secara nyata, kemudian dibuat suatu model
tersebut untuk menilai Price Earning Ratio (PER) perusahaan di masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham
perusahaan.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)
Menurut Pu Shen (2000) bahwa P/E ratios are ratios to share prices to
earnings. The P/E ratio of a stock is equal to the price of a share of the stock
divided by per share earnings of the stock maka Price Earning Ratio (PER)
merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per saham (Earning per
Share/ EPS).
Menurut Sartono dan Munir (1997) bahwa suatu studi empiris oleh Barbee
(1996) menunjukkan bahwa variabel Sales to Price Ratio (S/P) dapat menjadi
landasan yang berharga dalam pemilihan portofolio dan peramalan return saham.
Penjualan tahunan perusahaan sering muncul sebagai indikator yang lebih bisa
dipercaya dalam menggambarkan potensi laba jangka panjang dibanding laba yang
dilaporkan itu sendiri. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut
(Husnan,1996:276) :
PER = Po/E1.
PER = [ D1 / (r-g)]/E1.
Karena D1 = E1(1-b), maka
PER = [E1(1-b)/(r-g)]/E1.
PER = (1-b)/(r-g).
Keterangan :
PER : Price Earning Ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Po : Harga Saham pada tahun ke 0.
E1 : Perkiraan Laba pada tahun yang akan datang.
(1-b) : Dividend Payout Ratio (DPR).
r : Required Rate of Return.
g : Pertumbuhan Dividen.
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) adalah :
1. Rasio laba yang dibayarkan sebagai dividen, atau Payout Ratio
[yaitu(1-b)].
2. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal (r).
3. Pertumbuhan dividen (g).
Sesuai dengan persamaan tersebut, maka pengaruh masing-masing faktor
terhadap Price Earning Ratio (PER) dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor yang pertama adalah Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu
bagian dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Faktor ini
mempunyai pengaruh yang positif terhadap Price Earning Ratio (PER)
karena besarnya Dividend Payout Ratio menentukan besarnya dividen yang
diterima oleh pemilik saham di mana besarnya dividen ini secara positif
dapat mempengaruhi harga suatu saham terutama pada pasar modal yang
didominasi oleh investor yang berorientasi pada pendapatan dividen.
Dengan demikian apabila faktor-faktor lain yang mempengaruhi Price
Earning Ratio (PER) konstan, semakin tinggi Dividend Payout Ratio,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
maka semakin tinggi Price Earning Ratio (PER).
2. Faktor kedua adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan pemodal (Rate of
Return /r) yaitu tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi
pada suatu saham. Faktor ini mempunyai pengaruh yang negatif dengan
Price Earning Ratio (PER), karena apabila keuntungan yang diperoleh atas
suatu saham lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan (r) hal ini
akan menurunkan harga dari suatu saham karena investasi pada saham
tersebut dianggap kurang menarik. Dengan demikian semakin tinggi
tingkat keuntungan yang disyaratkan semakin rendah Price Earning Ratio
(PER) dengan asumsi faktor yang lain konstan. (Reilly,1994) menyebutkan
bahwa Rate of Return merupakan fungsi dari The Economy's Risk Free
Rate of Return (Rf), The Expected Rate of Inflation (I), dan Market Risk
For Common Stock Easured As The Variance of Return.
3. Faktor ketiga adalah pertumbuhan Dividen (g). Pengaruh faktor ini adalah
positif terhadap Price Earning Ratio (PER) karena dividen yang meningkat
dapat dijadikan sebagai cerminan prospek perusahaan yang baik sehingga
investasi pada suatu saham akan semakin menarik. Dengan demikian
apabila faktor yang lain konstan maka semakin tinggi pertumbuhan
dividen, semakin tinggi Price Earning Ratio (PER).
Upaya tentang Price Earning Ratio (PER) tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan penilaian terhadap Price Earning Ratio (PER) suatu
saham. Apabila ada suatu saham yang mempunyai PER = 10, maka dapat
diperkirakan beberapa pertumbuhan laba perusahaan tersebut, berapa r yang layak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
untuk saham tersebut, dan beberapa kebijakan dividen perusahaan tersebut.
Misalkan perusahaan menetapkan DPR (Deviden Payotu Ratio) sebesar 30%. Ini
berarti bahwa b = 0,70 dan untuk r ditaksir yang layak adalah 24% maka :
PER = (1-b) / (r-g)
10 = 0,30 / (0,24-g)
0,30 = 2,40-10g
10 g = 2,10
g = 0,21
Dengan kata lain, Price Earning Ratio (PER) saham tersebut dinilai layak kalau
diperkirakan bahwa pertumbuhan laba perusahaan 21% pertahun.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Upaya untuk merumuskan bagaimana mencantumkan harga saham yang
seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan agar dapat
memperoleh tingkat keuntungan (Return) yang menarik. Meskipun demikian, dari
hipotesis pasar modal yang efisien dapat diketahui bahwa sangat sulit bagi investor
untuk terus-menerus dapat mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat
keuntungan di atas normal (lebih tinggi dari yang seharusnya sesuai dengan resiko
yang ditanggung). Jones dikutip dari Nuraini (2000) menyatakan Price Earning
Ratio (PER) sebagai salah satu aspek keuangan yang penting bagi manajer dan
analis keuangan. Menurutnya, model Price Earning Ratio (PER) konsisten dengan
nilai sekarang karena mempertimbangkan nilai intrinsik suatu saham atau bursa
saham Agregat dan menggambarkan seberapa besar para investor bersedia dibayar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
untuk setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Seperti yang dikutip dari
Husnan (1996:281) bahwa Chandra (1994) dengan mengimplikasikan model
Whitbeck-kisor (1963) dengan mengganti variabel terakhir dengan return saham,
sehingga faktor-faktor yang di duga mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)
menjadi, tingkat pertumbuhan Earnings, Dividend Payout Ratio, dan Return
saham. Periode pengamatan yang di lakukan adalah mulai tahun 1991 sampai
1993, persamaan yang berhasil dirumuskan adalah sebagai berikut :
Est PER : 18,47 + 0,15 (pertumbuhan laba) + 0,05 (Dividend Payout Ratio) - 0,02
(Return saham).
Hasil penelitian ini oleh beberapa penulis dianggap belum terlalu
memuaskan karena variabel-variabel independen yang digunakan hanya mampu
menjelaskan sekitar 0,27 dari perubahan PER. Sartono dan Munir (1997) meneliti
pengaruh kategori industri terhadap PER dan faktor-faktor penentunya dengan
menggunakan sampel dari tujuh industri dengan periode pengamatan 1991-1996
mengidentifikasikan bahwa:
1. Nilai PER dari masing-masing industri menunjukkan perbedaan yang
nyata.
2. Perilaku PER suatu perusahaan pada industri tertentu dapat di jelaskan oleh
variabel-variabel DPR, pertumbuhan laba, ROE, ukuran perusahaan
(dinyatakan dalam total asset), penjualan (diukur dengan variabel P/S ratio)
dan Debt to Equity Ratio.
3. Arah hubungan dan pengaruh masing-masing variabel (baik besar maupun
signifikansinya) dalam menjelaskan PER berbeda antara industri yang satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dengan industri yang lain. Kemampuan faktor-faktor yang menjadi penentu
PER secara bersama-sama juga berbeda antar industri.
Marwan dan Heveadi (1999) yang dikutip dari Nuraini (2000) dalam
penelitiannya yang berjudul Price Earning Ratio (PER) model Consistency :
Evidence From Jakarta Stock Exchange menggunakan tiga variabel dalam
menguji konsistensi PER Cross Sectional Model pada penilaian harga saham yaitu
Rate of Earnings Growth, Dividend Payout Ratio, dan Standard Deviation
Earnings Growth, menunjukkan bahwa masing-masing penggunaan model pada
periode waktu yang berbeda dengan menggunakan sampel yang sama dan juga
metode yang sama di peroleh hasil yang berbeda. Nuraini (2000) melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio hasilnya
adalah bahwa secara individual koefisien variabel pertumbuhan penjualan,
Dividend Payout Ratio, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap PER, sedangkan pertumbuhan Return on Equity
serta tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap PER. Penelitian ini akan menguji
lebih lanjut lagi pengaruh variabel-variabel independen terhadap PER yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini mencoba untuk meneliti
kembali pengaruh variabel bebas Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan ROE,
Dividend Payout Ratio, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan
Pertumbuhan Debt to Equity Ratio dan Perrtumbuhan Return On Investment.
Dengan menggunakan periode tahun yang berbeda yaitu antara tahun 2000-2003.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a. Data dan sampel penelitian tidak sama dengan penelitian sebelumnya
karena tergantung dari jumlah perusahaan yang membagikan dividen dan
mempunyai laba yang positif pada periode pengamatan.
b. Dengan mengganti variabel lama yaitu inflasi pada Nuraini (2000) dengan
pertumbuhan Return on Investment (US Steels President Speaks Out,1986;
Gwilym, Seaton, Suddason, Thomas, 2006; Komariah, Julaenah, Chudori,
2010).
c. Menggunakan model pertumbuhan untuk variabel tertentu kecuali untuk
Devidend Payout Ratio dan Tingkat Suku Bunga SBI (Komariah, Julaenah,
Chudori, 2010).
d. Model pertumbuhan yang digunakan.
Di mana : ∆G : Pertumbuhan variabel
Xn : Data variabel tahun ke-n
Xn-1 : Data variabel tahun ke-n-1
F. Pengembangan Hipotesis
Di dalam penelitian ini Price Earning Ratio (PER) merupakan variabel
dependen, sedangkan faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap Price
Earning Ratio (PER) merupakan variabel independen. Uraian tentang pengaruh
kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut (Wulandari,2009;
Kumal&Warne,2009; TauJik, 2001) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Price Earning Ratio (PER).
Pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dan
profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Apabila pertumbuhan
penjualan positif diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat dan
prospek perusahaan semakin baik. Dengan demikian semakin besar laba
yang diperoleh perusahaan, akan mendorong kenaikan harga saham karena
pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di masa yang
akan datang dan resiko yang ditanggung oleh pemodal. Adanya kenaikan
harga saham menyebabkan kenaikan Price Earning Ratio (PER). Jadi
variabel ini diprediksikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap Price
Earning Ratio (PER) . Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :
Jika Sales (Pertumbuhan Penjualan) meningkat maka Profit (Tingkat
Penjualan) juga meningkat diiringi meningkatnya Price Of Stock (Harga
Saham) yang mengakibatkan meningkatnya Price Earning Ratio (PER),
maka hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini adalah :
Ha1 : Terdapat pengaruh positif antara pertumbuhan penjualan terhadap
Price Earning Ratio (PER).
2. Pengaruh Pertumbuhan Return on Equity (ROE) terhadap Price Earning
Ratio (PER).
Return on Equity (ROE) menunjukkan besarnya laba bersih yang
dihasilkan untuk setiap ekuitas. Adanya pertumbuhan Return on Equity
(ROE) diharapkan terjadi kenaikan harga saham yang lebih besar daripada
kenaikan Earning karena adanya prospek perusahaan yang semakin baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sehingga akan meningkatkan Price Earning Ratio (PER). Dengan demikian
diprediksikan bahwa terdapat pengaruh yang positif pertumbuhan Return
on Equity (ROE) terhadap Price Earning Ratio (PER). Secara ringkas
dapat digambarkan : Jika Net Income (Penghasilan Bersih/Earning)
meningkat maka ROE (Return On Equity) juga meningkat diiringi
meningkatnya Price Of Stock (Harga Saham) yang mengakibatkan
meningkatnya kenaikan Price Earning Ratio (PER), maka hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini adalah :
Ha2 : Terdapat pengaruh yang positif antara pertumbuhan Return On
Equity (ROE) terhadap Price Earning Ratio (PER).
3. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio (PER).
Arus kas yang diterima oleh investor atau pemegang saham sehubungan
dengan kegiatannya di pasar modal adalah dividen dan hasil
penjualan kembali suatu saham. Dividen yang diterima investor atau
pemegang saham besarnya tergantung pada Dividend Payout Ratio
(DPR) yaitu bagian dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai
dividen. Saham dengan dividen yang tinggi merupakan salah satu faktor
yang menarik bagi investor sehingga dapat menaikkan harga saham.
Kenaikan harga saham akan meningkatkan Price Earning Ratio (PER).
Jadi diduga Dividend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh
terhadap Price Earning Ratio (PER). Secara ringkas dapat digambarkan:
Jika Deviden Payout Ratio (DPR) meningkat akan diiringi meningkatnya
Harga Saham (Price Of Stock) yang diikuti meningkatnya Price Earning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Ratio (PER), maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
Ha3 : Terdapat pengaruh yang positif antara Dividend Payout Ratio (DPR)
terhadap Price Earning Ratio (PER).
4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia terhadap Price
Earning Ratio (PER).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal (Required Rate of
Return) menunjukkan besarnya keuntungan yang dianggap layak
bagi pemodal. Besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan
pemodal di Indonesia antara lain didasarkan pada Tingkat Suku Bunga
SBI (Risk Free Rate) yang berlaku. Tingkat Suku Bunga SBI yang
meningkat mendorong investor untuk menyimpan uangnya dalam bentuk
tabungan atau deposito. Sedikitnya peminat saham mengakibatkan harga
saham turun sehingga Price Earning Ratio (PER) menjadi turun pula.
Dengan demikian diduga terdapat pengaruh antara tingkat bunga terhadap
Price Earning Ratio (PER). Secara ringkas dapat digambarkan: Jika
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia meningkat maka Required
Rate Of Return ( r) juga meningkat tetapi menurunkan Price Earning Ratio
(PER), maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
Ha4 : Terdapat pengaruh yang negatif antara Tingkat Suku Bunga Sertifikat
Bank Indonesia terhadap Price Earning Ratio (PER). Dari sisi perusahaan
kenaikan bunga deposito akan diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit
sehingga Financial Risk dari perusahaan akan meningkat. Hal ini dapat
menyebabkan harga saham turun sehingga Price Earning Ratio (PER) akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
turun.
5. Pengaruh Pertumbuhan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price
Earning Ratio (PER).
Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan perbandingan antara total
hutang dan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan
usaha. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan bahwa
struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan dengan
ekuitas. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan
solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan
untuk membayar hutangnya adalah rendah, hal ini berarti bahwa resiko
perusahaan (Financial Risk) relatif tinggi. Adanya resiko yang tinggi
menyebabkan investasi pada suatu saham akan kurang menarik terutama
bagi investor yang bukan Risk Taker, akibatnya harga saham akan turun
sehingga Price Earning Ratio (PER) akan turun pula. Secara ringkas dapat
digambarkan : Peningkatan Debt To Equity (DER) akan meningkatkan
resiko Financial Risk namun akan menurunkan solvabilitas, harga saham
dan Price Earning Ratio (PER), maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
Ha5 : Terdapat pengaruh yang negatif antara pertumbuhan Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap Price Earning Ratio (PER).
6. Pengaruh Pertumbuhan Return on Investment (ROI) terhadap Price
Earning Ratio (PER).
Return on Investment (ROI) merupakan rasio laporan keuangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh
perusahaan, sesuai dengan investasi mana yang digunakan atau rasio
tingkat hasil yang diharapkan dari modal yang ditanamkan. Adanya
pertumbuhan Return On Investment (ROI) diharapkan terjadi kenaikan
harga saham yang lebih besar daripada kenaikan Earning karena adanya
prospek perusahaan yang semakin baik, sehingga akan meningkatkan Price
Earning Ratio (PER). Dengan demikian diprediksikan bahwa terdapat
pengaruh yang positif pertumbuhan Return On Investment (ROI) terhadap
Price Earning Ratio (PER), maka hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini :
Ha6 : Terdapat pengaruh yang positif antara pertumbuhan Return On
Investment (ROI) terhadap Price Earning Ratio (PER).
7. Pengaruh antara pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Return On Equity
(ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia, Pertumbuhan Debt to Equity Ratio (DER)dan Pertumbuhan
Return On Investment (ROI) secara serentak terhadap Price Earning Ratio
(PER), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha7 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan Penjualan,
Pertumbuhan ROE, Dividend Payout Ratio, Tingkat Suku Bunga Sertifikat
Bank Indonesia, Pertumbuhan Debt to Equity Ratio dan pertumbuhan ROI
secara serentak terhadap Price Earning Ratio (PER).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
G. Kerangka Penelitian
Hubungan antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen
(Nuraini, 2000 dan US Steels President Speaks Out,1986; Gwilym, Seaton,
Suddason, Thomas, 2006; TauJik, 2001)
Variabel Independen Variabel Dependen
Pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat
Syncronouse artinya bahwa perubahan PER diprediksi akan dapat di jelaskan oleh
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan ROE, Dividend Payout Ratio, tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia pertumbuhan Debt to Equity Ratio dan
pertumbuhan ROI.
PERTUMBUHAN PENJUALAN
PERTUMBUHAN ROI
PERTUMBUHAN ROE
DEVIDEN PAYOUT RATIO (DPR)
TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (SBI)
PERTUMBUHAN DER
PRICE EARNING RATIO
(PER)
Ha1 +
Ha2 +
Ha3 +
Ha4 -
Ha5 -
Ha6 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periodisasi populasi penelitian mencakup
data perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang dipilih dengan menggunakan metode Purposive Sampling
tipe Judgement Sampling yaitu :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia paling
tidak pada tahun 2006 dan tetap terdaftar sampai dengan tahun 2010.
2. Perusahaan manufaktur tersebut melakukan pembagian dividen selama
periode pengamatan (2006-2010).
3. Mempunyai Earning Per Share (EPS) yang positif selama periode
pengamatan, dimaksudkan untuk menghindari adanya PER yang negatif.
4. Perusahaan manufaktur tersebut mempunyai data variabel yang dibutuhkan
dalam penelitian.
B. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
tentang laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yaitu data tahunan. Data mengenai Penjualan, Return On Equity,
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dividend Payout Ratio, Debt to equity Ratio, Return On Investment dan Price
Earning Ratio diperoleh dari prospectus lengkap yang diterbitkan oleh perusahaan
manufaktur di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) secara per tahun.
Periode amatan dimulai dari tahun 2006-2010. Data laporan keuangan diperoleh
dari buku “Indonesian Capital Market Directory (ICMD)” tahun 2005-2010,
sedangkan untuk memperoleh data tentang tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia dari tahun 2006-2010 diperoleh melalui website Bank Indonesia.
C. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER)
yang merupakan hasil pembagian dari Closing Price dengan Earning per
Share (EPS). PER mencerminkan ekspektasi investor terhadap Earning
yang mungkin akan dihasilkan oleh perusahaan di masa yang datang.
Pesimisme dan Optimisme harapan investor tentang Earning tersebut di
refleksikan pada harga yang tersedia dibayar untuk suatu saham. Rumus
yang digunakan dalam menghitung Price Earning Ratio adalah:
2. Variabel Independen.
a. Pertumbuhan Penjualan.
Faktor ini merupakan cerminan terhadap kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dalam jangka panjang. Pemilihan atas faktor ini terutama
didasarkan pada konsep yang menyatakan bahwa penjualan mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kemampuan yang lebih besar dalam menjelaskan tentang potensi
perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) dalam jangka panjang
dibandingkan dengan faktor lain yang berbasis laba karena laba
dipengaruhi oleh pengeluaran-pengeluaran yang bersifat temporer seperti
biaya promosi, pengembangan produk dan sebagainya (Sartono dan Munir,
1997:83-98). Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan positif merupakan
perusahaan dengan prospek yang baik, potensi perusahaan yang bagus akan
membawa pengaruh positif terhadap harga sahamnya, sehingga akan
berpengaruh secara positif terhadap PER perusahaan tersebut. Laju
pertumbuhan penjualan dihitung dari :
Karena yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan pertumbuhan
penjualan maka persamaannya adalah :
Dimana : Xn : Penjualan bersih pada tahun ke-n .
Xn – 1 : Penjualan bersih pada tahun ke-n-1.
b. Pertumbuhan Return on Equity.
Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya PER adalah g yaitu
pertumbuhan deviden. Reilly (1994) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara pertumbuhan laba dan deviden terhadap PER.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Disebutkan bahwa dalam suatu bisnis pertumbuhan (g) tergantung kepada :
a. Jumlah laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali (b),
b. The Rate of Return dari laba yang ditahan tersebut (ROE).
Semakin banyak laba yang diinvestasikan kembali, semakin besar potensi
pertumbuhan. Besarnya pertumbuhan dapat dihitung berdasarkan
persamaan : g = b x ROE.
ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (The
Common Stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian
yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik
perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh
pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek
perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan
keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan
kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan
untuk menarik modal dalam bentuk saham. ROE merupakan hasil
pembagian dari pendapatan setelah pajak dengan total equity.
Persamaan ROE adalah :
Karena yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan pertumbuhan
ROE maka persamaannya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
di mana : Xn : ROE pada tahun ke-n.
Xn – 1: ROE pada tahun ke-n -1 .
c. Dividend Payout Ratio
Merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai
dividen. Bagian terbawah laporan laba rugi perusahaan atau sering dikenal
sebagai The Bottom Line adalah pos laba bersih. Dividend Payout Ratio
(DPR) merupakan laba bersih yang dibagikan sebagai deviden sehingga
persamaannya adalah (1-b), di mana b merupakan bagian laba yang ditahan
untuk diinvestasikan kembali. DPR dihitung berdasarkan rasio antara
Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS).
Persamaannya :
Dimana :
Dividend Per Share menunjukkan arus kas utama dari perusahaan kepada
pemegang saham. Pada umumnya DPS lebih kecil daripada EPS karena
dividen dibayarkan dari laba perusahaan. Namun pada tahun tertentu DPS
dapat melampaui EPS, sehingga besarnya DPS lebih dari 100% tergantung
dari kebijakan dividen. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam
perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah
kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan harga
saham.
d. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
Merupakan salah satu surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Dasar pemilihan faktor ini adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan
(Required Rate of Return) oleh pemodal yang secara teoritis mempunyai
pengaruh terhadap PER didasarkan atas The Economy’s Risk Free Rate
(RFR), sedangkan Sertifikat Bank Indonesia merupakan instrumen yang
lebih tepat untuk mewakili investasi yang bebas resiko. Seperti yang
dikutip dari Nuraini (2000) yaitu EA Koetin (1994) menyatakan bahwa
tingkat bunga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pasar modal, yaitu
pada tingkat bunga yang tinggi mendorong pemilik modal untuk
menyimpan uangnya dalam tabungan dan deposito. Sehingga permintaan
akan saham akan menurun, hal tersebut akan berpengaruh terhadap harga
saham dan akan mempengaruhi PER.
e. Pertumbuhan Debt to Equity Ratio.
Pertumbuhan rasio utang sebagai proxy resiko financial perusahaan dalam
jangka panjang. Financial Risk merupakan resiko tambahan bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perusahaan akibat adanya keputusan pendanaan menggunakan utang dan
Preferred Stock. Ada beberapa cara mengukur Financial Risk, namun
dalam penelitian ini menggunakan persamaan Debt to Equity Ratio.
Persamaannya adalah :
Karena yang diukur adalah pertumbuhan dari Financial Risk maka
persamaannya:
di mana : DERn : debt to equity ratio pada tahun ke-n.
DERn – 1 : debt to equity ratio pada tahun ke-n –1.
Besarnya rasio utang menunjukkan proporsi modal perusahaan yang
diperoleh dari utang dibandingkan dengan sumber-sumber modal yang lain
seperti saham preferen, saham biasa atau laba yang ditahan. Semakin tinggi
proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak menentu dan
menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin tinggi proporsi
rasio utang akan semakin tinggi pula risiko Financial suatu perusahaan.
Tinggi rendahnya risiko keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
f. Pertumbuhan Return On Investment.
Return on Invesment merupakan rasio laporan keuangan yang mengukur
tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dengan investasi mana yang digunakan atau rasio tingkat hasil yang
diharapkan dari modal yang ditanamkan. Persamaan ROI adalah :
Karena yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan pertumbuhan
ROI maka persamaannya adalah :
di mana : Xn : ROI pada tahun ke-n.
Xn – 1: ROI pada tahun ke-n -1.
D. Analisis Data
Pengolahan data dimulai dengan memilahkan data ke dalam variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik data yang
sudah disebutkan kemudian di input dengan software SPSS.
1. Uji Asumsi Klasik
Terdiri dari :
a. Uji multikolinieritas untuk menguji adanya hubungan sempurna atau
hampir sempurna di antara variabel bebas pada model regresi. Korelasi
yang kuat antar variabel bebas menunjukkan adanya multikolinearitas
(Gujarati,2009:408).
b. Uji autokorelasi untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Penyebab autokorelasi ini observasi yang berurutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Durbin Watson Kesimpulan
Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi
1,10 – 1,54 Tanpa kesimpulan
1,55-2,45 Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90 Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi
sepanjang waktu berkaitan satu dengan lainnya (Ghozali,2009:99). Salah
satu cara untuk mengujinya adalah uji statistik Durbin Watson.
Ketentuannya adalah sebagai berikut :
c. Uji heterokedastisitas untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali,2009:125). Dapat dilakukan dengan menggunakan
scatter plot. Jika tidak ditemukan pola pada scatter plot maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
2. Uji Regresi
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel yang diteliti terhadap
Price Earning Ratio (PER) maka penelitian ini menggunakan model
regresi linier berganda. Perumusan model regresi adalah :
a. Regresi Linear Berganda
PERit = α+ b1 g Salest + b2 g ROEt + b3 DPRt + b4 SBIt + b5 g DERt +
b6 g ROIt +€.
Di mana:
PERit = Price Earning Ratio saham i pada tahun ke-t,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
α = Intersep.
gSalest = Pertumbuhan penjualan pada tahun ke-t.
gROEt = Pertumbuhan Return On Equity pada tahun ke-t.
DPRt = Deviden Payout Ratio pada tahun ke-t.
SBIt = Tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia pada tahun
ke-t.
gDERt = Pertumbuhan Debt To Equity Ratio pada tahun ke-t.
gROIt = Pertumbuhan Return To Investment pada tahun ke-t.
ε = Standard error.
b1,b2,b3,b4,b5,b6 = Koefisien variabel bebas.
Persamaan tersebut digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu diuji melalui uji t, sedangkan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak
diuji dengan uji f.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui koefisien regresi secara parsial dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah
pengujian adalah sebagai berikut :
1) Membuat formulasi uji hipotesis :
a) H01:b1=0 : tidak ada pengaruh positif petumbuhan penjualan terhadap
Price Earning Ratio.
H01:b1≠0 : ada pengaruh positif pertumbuhan penjualan terhadap
Price Earning Ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b) H02:b2=0 : tidak ada pengaruh positif pertumbuhan ROE terhadap
Price Earning Ratio.
H02:b2≠0 : ada pengaruh positif pertumbuhan ROE terhadap Price
Earning Ratio.
c) H03:b3=0 : tidak ada pengaruh positif Dividend Payout Ratio terhadap
Price Earning Ratio.
H03:b3≠0 : ada pengaruh positif Dividend Payout Ratio terhadap Price
Earning Ratio.
d) H04:b4=0 : tidak ada pengaruh negatif tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia terhadap Price Earning Ratio.
H04:b4≠0 : ada pengaruh negatif tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia terhadap Price Earning Ratio.
e) H05:b5=0 : tidak ada pengaruh negatif pertumbuhan Debt to Equity
Ratio terhadap Price Earning Ratio.
H05:b5≠0 : ada pengaruh negatif pertumbuhan Debt to Equity Ratio
terhadap Price Earning Ratio.
f) H06:b6=0 : tidak ada pengaruh positif pertumbuhan Return On
Investment terhadap Price Earning Ratio.
H06:b6≠0 : ada pengaruh positif pertumbuhan Return On Investment
Ratio terhadap Price Earning Ratio.
2) Menentukan besarnya α untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil
pengolahan data. Nilai α ditetapkan sebesar 5 %.
3) Menghitung nilai t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4) Membuat kriteria pengujian hipotesis :
H0 ditolak bila : P.value < α (α = 0,05).
H0 gagal ditolak bila : P.value > α (α = 0,05).
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara serentak dari
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat formulasi uji hipotesis :
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return On
Equity, Dividend Payout Ratio, tingkat suku bunga Sertifikat Bunga
Indonesia, pertumbuhan Debt to Equity Ratio dan pertumbuhan
Return On Investment secara serentak terhadap Price Earning Ratio
(PER).
Ha : artinya ada pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan
penjualan, pertumbuhan Return on Equity, Dividend Payout Ratio,
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, pertumbuhan Debt to
Equity Ratio dan pertumbuhan Return On Investment secara serentak
terhadap Price Earning Ratio.
2) Menentukan besarnya α untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil
pengolahan data. Nilai α ditetapkan sebesar 5 % atau tingkat
signifikansi 95%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Menghitung nilai F.
4) Membuat kriteria pengujian hipotesis :
H0 ditolak bila : P.value < α (α = 0.05).
H0 gagal ditolak bila : P.value > α (α =0.05).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sampel
Pengolahan Data Petumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Return on Equity,
Pertumbuhan Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Return On Investment yang
berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) dilakukan dengan menggunakan
software spss version 17. Hasil pengambilan sampel perusahaan untuk penelitian
ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Perusahaan manufaktur
yang terdaftar dalam BEI pada periode 2006 sampai dengan 2010. Berdasarkan
data yang didapatkan baik itu berasal dari Indonesia Capital Market Directory
(ICMD) maupun website Bank Indonesia untuk suku bunga Bank Indonesia maka
didapatkan 168 sampel yang memenuhi untuk penelitian ini. Data yang digunakan
adalah data selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 berdasarkan laporan
akhir tahun.
B. Deskripsi Variabel
Untuk memulai penelitian dilakukan uji deskriptif. Yaitu melakukan pengujian
terhadap nilai maximum, minimum, rata-rata, maupun standar deviasi dari
variabel.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif (dalam satuan %)
Sumber : Hasil Olah Data
Dari tabel 4.1 diatas tampak bahwa nilai mean (rata-rata) dari Pertumbuhan
Penjualan adalah 0,166231 dengan Standar Deviasi 0,29572 dan untuk nilai
minimum ROE adalah 1,730000 dan nilai maksimum ROE adalah 93,990000 ;
nilai minimum DPR adalah 0,030000 dan nilai maksimum DPR adalah 95,630000
; nilai minimum SBI adalah 6,500000 dan nilai maksimum SBI adalah 10,830000 ;
nilai minimum DER adalah 0,060000 dan nilai maksimum DER adalah 7,280000 ;
nilai minimum ROI adalah 0,600000 dan nilai maksimum ROI 41,160000 ; nilai
minimum PER adalah 0,00000 dan nilai maksimum PER adalah 44,500000.
C. Pengujian Hipotesis
1) Persamaan Regresi
PERit = α+ b1 g Salest + b2 g ROEt + b3 DPRt + b4 SBIt + b5 g DERt +
b6 g ROIt +€.
Dimana :
PERit = Price Earning Ratio saham i pada tahun ke-t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
α = Intersep.
g Salest = Pertumbuhan penjualan pada tahun ke-t.
g ROEt = Pertumbuhan Return on Equity pada tahun ke-t.
DPRt = Dividend Payout Ratio pada tahun ke-t.
SBIt = Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
pada tahun ke-t.
g DERt = Pertumbuhan Debt to Equity Ratio pada tahun
ke-t.
g ROI t = Pertumbuhan Return On Investment pada
tahun ke-t.
€ = Standard error.
b1, b2, b3, b4, b5,b6 = Koefisien variabel bebas.
Tabel 4.2 Koefisien Regresi
Sumber : Hasil Olah Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Dari hasil tabel 4.2 (kolom B sebagai koefisien regresi / B) diperoleh
persamaan berikut yaitu :
PER = 16,237 + 4,196 (GSales) + 0,220 (GROE) + 0,069 (DPR) – 0,483 (SBI) –
2,145 (GDER) - 0,412 (GROI).
Dalam persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
1. Nilai konstanta sebesar 16,237 menujukkan bahwa jika tidak ada variabel
bebas yang mempengaruhi PER, maka besaran Price Earning Ratio (PER)
pada penelitian ini akan tetap sebesar 16,237 %.
2. Nilai koefisien regresi pertumbuhan penjualan sebesar 4,196 menunjukkan
adanya pengaruh signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan dengan
besarnya Price Earning Ratio. Kenaikan Gsales 100% akan menyebabkan
kenaikan Price Earning Ratio sebesar 4,196 % dengan syarat variabel yang
lain konstan.
3. Nilai koefisien regresi pertumbuhan Return on Equity sebesar 0,220
menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara pertumbuhan Return on
Equity dengan Price Earning Ratio. Kenaikan GROE sebesar 100% akan
menyebabkan kenaikan Price Earning Ratio sebesar 0,220%, dengan
syarat variabel yang lain konstan.
4. Nilai koefisien regresi Dividend Payout Ratio sebesar 0,069. menunjukkan
adanya pengaruh signifikan antara Dividend Payout Ratio dengan Price
Earning Ratio. Kenaikan DPR sebesar 100% akan menyebabkan kenaikan
Price Earning Ratio sebesar 0,069 % dengan syarat variabel yang lain
konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5. Nilai koefisien regresi tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
sebesar –0,483 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara tingkat suku
bunga SBI dengan Price Earning Ratio. Kenaikan tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia sebesar 100% akan menyebabkan penurunan
besarnya Price Earning Ratio sebesar 0,483% dengan syarat variabel yang
lain konstan.
6. Nilai koefisien regresi pertumbuhan Debt to Equty Ratio sebesar -2,145
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara pertumbuhan Debt to Equty
Ratio dengan Price Earning Ratio. Setiap ada kenaikan 100% DER akan
menyebabkan penurunan Price Earning Ratio sebesar 2,145% dengan
syarat variabel yang lain konstan.
7. Nilai koefisien regresi pertumbuhan Return On Investment sebesar -0,412
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara pertumbuhan Return On
Investment dengan Price Earning Ratio. Setiap ada kenaikan 100% akan
menyebabkan penurunan Price Earning Ratio sebesar 0,412% dengan
syarat variabel yang lain konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Normalitas
Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olah Data
Uji Normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat
nilai signifikansi nilai residu yang dihasilkan dari persamaan regresi, jika
nilai signifikansi uji Kolmogorov Smirnov diatas 5% maka disimpulkan
bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hasil uji pengujian normalitas
yang ditunjukkan pada tabel diatas menunjukkan nilai asymptot
signifikansi sebesar 11% sehingga dengan demikian model regresi pada
penelitian ini telah memenuhi syarat normalitas data.
3) Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, dan uji
autokorelasi serta heteroskedastisitas. Model telah terbebas dari masalah
asumsi klasik sebagai prasyarat uji regresi berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Multikolinieritas
Untuk melihat adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) atau Tolerance Value.
Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan VIF adalah 10
(Gujarati,2010:432).
Tabel 4.4 Tabel VIF (Variance Inflation Factor)
Sumber : Hasil Olah Data
Hasil pengujian (lihat tabel 4.4 diatas) menunjukkan bahwa nilai
VIF dibawah 10 dan Tolerance Value di atas 0,1.Dengan demikian
tidak terjadi multikolinieritas.
b. Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan melalui uji Durbin-Watson yang
dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran
faktor-faktor gangguan. Jika nilai Durbin-Watson antara -2 hingga
2 maka tidak terjadi autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 4.5 Tabel Durbin Watson
Sumber : Hasil Olah Data
Dari pengujian dengan menggunakan Durbin-Watson (lihat tabel
diatas) menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson mendekati angka
2.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dengan melihat penyebaran data pada grafik
scatter plot dimana untuk nilai residual seharusnya terlihat
menyebar secara random, tanpa adanya pola yang sistematik. Jika
varians tidak konstan, dalam sebuah plot residual, nilai residual
akan membentuk pola yang sistematik. Kejadian ini menunjukkan
adanya heteroskedastisitas.
Tabel 4.6
Sumber : Hasil Olah Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa plot residual persamaan
regresi tidak menunjukkan pola yang sistematik. Semua tersebar
secara random. Jadi persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas.
4) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial, yaitu menguji masing-masing
pengaruh variabel Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan Return on Equity,
Dividend Payout Ratio, Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
Pertumbuhan Debt to Equity Ratio, dan Pertumbuhan Return On
Investment terhadap Price Earning Ratio (PER) dengan menggunakan uji t
dan menguji secara serentak kelima variabel tersebut terhadap Price
Earning Ratio (PER) dengan uji F.
a. Uji t
Ringkasan hasil pengujian pengaruh variabel dependen terhadap
variabel independen selengkapnya disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Uji t (Kolom t / thitung)
Sumber : Hasil Olah Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1). Pengujian Hipotesis 1.
Dari tabel diperoleh (P.value) = 0,044 yang lebih kecil daripada
tingkat singnifikan α = 5%, sedangkan nilai thitung dari variabel ini
2,026 (nilai t tabel = 1,96).
Ha1 diterima karena P.value < α, artinya bahwa statistik variabel
pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap
Price Earning Ratio (PER). Berdasarkan hasil regresi diketahui
nilai koefisien regresi dari variabel pertumbuhan penjualan adalah
4,196. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara
pertumbuhan penjualan dengan nilai PER. Pengaruh variabel ini
terhadap PER sesuai dengan prediksi yang telah ditetapkan yaitu
diduga adanya pengaruh positif antara pertumbuhan penjualan
dengan PER.
2). Pengujian Hipotesis 2.
Dari tabel diperoleh (P.value) = 0,049 yang lebih kecil daripada
tingkat singnifikan α = 5%, sedangkan nilai t hitung = 1,982.
Ha2 diterima karena P.value < α, artinya bahwa statistik variabel
pertumbuhan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap Price
Earning Ratio (PER). Berdasarkan hasil regresi menunjukkan
bahwa koefisien regresi variabel pertumbuhan Return on Equity
adalah sebesar 0.220. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang
positif antara Return On Equity (ROE) dengan nilai PER. Pengaruh
variabel ini terhadap PER sesuai dengan prediksi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
ditetapkan yaitu diduga adanya pengaruh positif antara
pertumbuhan penjualan dengan PER. Hasil pengujian hipotesis 2
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari variabel
independen Return On Equity (ROE) terhadap variabel dependen
Price Earning Ratio.
3). Pengujian Hipotesis 3.
Dari tabel diperoleh (P.value) = 0,013 yang lebih kecil daripada
tingkat singnifikan α = 5%, sedangkan nilai t hitung variabel ini
2,510.
Ha3 diterima karena P.value < α, artinya bahwa statistik variabel
Dividend Payout Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
Price Earning Ratio (PER). Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa
koefisien regresi variabel Dividend Payout Ratio adalah 0,069 Jadi
terdapat pengaruh yang positif antara DPR dengan Price Earning
Ratio. Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan dimana
diprediksikan bahwa kenaikan Dividend Payout Ratio akan
meningkatkan PER.
4). Pengujian Hipotesis 4.
Dari tabel diperoleh (P.value) = 0,197 yang lebih besar daripada
tingkat signifikan α = 5%, sedangkan nilai t hitung= -1,296.
Ha4 ditolak karena P.value > α, artinya bahwa statistik variabel
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
hasil regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah sebesar -0,483.
5). Pengujian Hipotesis 5.
Dari tabel diperoleh (P.value) = 0,012 yang lebih kecil daripada
tingkat singnifikan α = 5%, sedangkan nilai t hitung variabel ini -
2,551.
Ha5 diterima karena P.value < α, artinya bahwa statistik variabel
pertumbuhan Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER).
6). Pengujian Hipotesis 6.
Dari tabel diperoleh (P.value) = 0,052 yang lebih besar daripada
tingkat singnifikan α = 5%, sedangkan nilai t hitung variabel ini =
-1,956.
Ha6 ditolak karena P.value > α, artinya bahwa statistik variabel
pertumbuhan ROI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Price Earning Ratio (PER).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Uji F.
Ringkasan hasil pengujian pengaruh variabel independen secara
serentak terhadap Price Earning Ratio (PER) (Ha) disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 4.7 Uji F
Sumber : Hasil Olah Data
Dari tabel diperoleh (P.value) lebih kecil daripada tingkat
signifikan α = 5% (F tabel = 2,10) yang berarti hipotesis alternatif
(Ha) diterima bahwa secara serentak variabel Pertumbuhan
penjualan, Pertumbuhan Return on Equity, Dividend Payout Ratio,
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, Pertumbuhan Debt
to Equity Ratio, dan Pertumbuhan Returrn On Investment
berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER). Nilai Adjusted R
Square sebesar 0,067 berarti bahwa sekitar 6,7 % variasi dari Price
Earning Ratio dapat dijelaskan oleh variabel-variabel Pertumbuhan
penjualan, Pertumbuhan Return on Equity, Dividend Payout Ratio,
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, Pertumbuhan Debt
to Equity Ratio, dan Pertumbuhan Returrn On Investment. Terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen yaitu
Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan Return on Equity, Dividend
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Payout Ratio, Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
Pertumbuhan Debt to Equity Ratio, dan Pertumbuhan Returrn On
Investment secara serentak terhadap variabel dependen Price
Earning Ratio (PER). Hasil pengujian menunjukkan bahwa keenam
variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen Price Earning Ratio, secara teoritis keenam
variabel tersebut cukup relevan untuk mengukur nilai Price
Earning Ratio saham-saham pada Bursa Efek Indonesia. Dengan
adanya hal tersebut berarti investor apabila akan membeli saham,
maka keseluruhan variabel-variabel ini dapat dijadikan
pertimbangan secara bersama.
D. Analisis Dan Pembahasan
Pembahasan dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil
penghitungan yang telah dijabarkan diatas yaitu :
1. Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan dari variabel independen pertumbuhan penjualan terhadap
variabel dependen Price Earning Ratio. Kondisi fundamental / tingkat
pertumbuhan penjualan memiliki kemampuan besar dalam menjelaskan
mengenai potensi perusahaan dalam memperoleh laba dalam jangka
panjang dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang berbasis laba karena
laba dipengaruhi oleh pengeluaran- pengeluaran yang bersifat temporer
seperti biaya promosi, biaya pengembangan, biaya produk dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Kenaikan penjualan yang diikuti dengan peningkatan laba menyebabkan
investor mau membeli harga saham dengan penambahan harga yang besar
daripada kenaikan penjualan sehingga price to sale meningkat dan
berujung pada peningkatan PER.
2. Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel independen pertumbuhan Return on Equity
terhadap variabel dependen Price Earning Ratio. Return on Equity (ROE)
menunjukkan besarnya laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas.
Secara teoritis adanya pertumbuhan Return on Equity menunjukkan
prospek perusahaan yang baik sehingga dapat meningkatkan permintaan
akan saham tersebut dan mendorong kenaikan harga saham.
3. Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel independen Dividend Payout Ratio terhadap
variabel dependen Price Earning Ratio. Kenaikan dividen tunai akan
meningkatkan harga saham. Besarnya dividen yang akan dibagikan antara
lain tergantung pada besarnya laba perusahaan yang dibagikan sebagai
dividen yang disebut sebagai Dividend Payout Ratio. Berdasarkan hasil
analisis statistik variabel Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Dividend Payout Ratio dapat
digunakan sebagai alat analisis terhadap nilai Price Earning Ratio saham-
saham pada Bursa Efek Indonesia.
4. Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel independen tingkat suku bunga Sertifikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Bank Indonesia terhadap variabel dependen Price Earning Ratio. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap
nilai Price Earning Ratio. Sedangkan nilai tingkat keuntungan yang
disyaratkan dipengaruhi oleh besarnya tingkat suku bunga bebas resiko
(Rf). Jadi semakin besar nilai Rf maka semakin tinggi nilai tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Kenaikan tingkat bunga bebas resiko akan
menyebabkan penurunan nilai PER. Berdasarkan hasil analisis di atas
membuktikan bahwa secara individual variabel ini tidak berpengaruh
secara signifikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia kurang dapat digunakan sebagai alat analisis
terhadap nilai Price Earning Ratio saham-saham pada Bursa Efek
Indonesia.
5. Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen pertumbuhan Debt to Equity Ratio terhadap
variabel dependen Price Earning Ratio. Struktur modal lebih banyak
memanfaatkan hutang dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar DER
mencerminkan solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga
kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya adalah rendah, hal ini
berarti bahwa risiko perusahaan (Financial Risk) relatif tinggi. Tinggi
rendahnya risiko keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Dari uraian di atas sesuai
dengan teori yang melandasinya maka dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pertumbuhan DER tepat digunakan sebagai alat analisis terhadap nilai
Price Earning Ratio saham-saham pada Bursa Efek Indonesia.
6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 6 dan hasil regresi menunjukkan
bahwa koefisien regresi variabel pertumbuhan Return On Investment
adalah sebesar -0,412. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang negatif
meskipun tidak signifikan antara pertumbuhan ROI dengan nilai PER.
Pengaruh variabel ini terhadap PER tidak sesuai dengan prediksi yang telah
ditetapkan yaitu diduga adanya pengaruh positif antara pertumbuhan ROI
dengan PER.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan uji t dari keenam variabel independen yang dianalisis :
a. Variabel pertumbuhan penjualan, mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Price Earning Ratio yang ditunjukkan dengan nilai P.value
sebesar 0,044 yang lebih kecil dari tingkat signifikan α =0.05.
b. Variabel pertumbuhan Return on Equity, mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Price Earning Ratio yang ditunjukkan dengan nilai
P.value sebesar 0,049 yang lebih kecil dari tingkat signifikan α =0.05.
c. Variabel Dividend Payout Ratio, mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Price Earning Ratio yang ditunjukkan dengan nilai P.value
sebesar 0,013 yang lebih kecil dari tingkat signifikan α =0.05.
d. Variabel tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio yang
ditunjukkan dengan nilai P.value sebesar 0,197 yang lebih besar dari
tingkat signifikan α = 0.05.
e. Variabel pertumbuhan Debt to Equity Ratio, mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Price Earning Ratio yang ditunjukkan dengan nilai P-
Value sebesar 0,012 yang lebih kecil dari tingkat signifikan α = 0.05.
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
f. Variabel pertumbuhan Return On Investment, tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Price Earning Ratio yang ditunjukkan dengan
nilai P-Value sebesar 0,052 yang lebih besar dari tingkat signifikan α =
0.05.
2. Berdasarkan uji F dari keenam variabel independen yang dianalisis
(pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return on Equity, Dividend payout
Ratio, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, pertumbuhan Debt to
Equity Ratio, dan pertumbuhan Return On Investment) terhadap Price
Earning Ratio, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price
Earning Ratio. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value sebesar 0,008
yang lebih kecil dari 0.05.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa untuk sampel data perusahaan
manufaktur yang digunakan masih terlalu sedikit karena untuk perusahaan manufaktur
yang membagi deviden selama periode pengamatan cenderung sedikit dan rentang
waktu yang digunakan masih terlampau pendek, variabel yang digunakan masih
terlampau sedikit.
C. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini maka saran yang dapat diajukan adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai Price Earning Ratio di Bursa Efek Indonesia
adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return On Equity, Dividend
Payout Ratio, Debt To Equity. Dengan demikian semakin tinggi
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return On Equity, Dividend Payout
Ratio, maka akan semakin tinggi nilai Price Earning Ratio. Pengaruh
keempat faktor tersebut merupakan indikasi preferensi pelaku pasar modal
pada BEI yaitu bahwa faktor-faktor tersebut menarik didalam perdagangan
saham di BEI.
2. Bagi perusahaan yang ingin menaikkan nilai Price Earning Ratio atas
sahamnya hendaknya lebih memperhatikan adanya pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan Return On Equity, Dividend Payout Ratio.
3. Bagi investor dalam melakukan penilaian atas saham berdasarkan nilai
Price Earning Ratio hendaknya lebih mempertimbangkan faktor-faktor
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return On Equity, Dividend Payout
Ratio.
4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah
sampel, dan variabel serta menambahkan faktor-faktor fundamental
perusahaan seperti net income, total hutang, maupun kondisi eksternal
perusahaan misalnya market kapitalisasi.
5. Data penelitian ini sangat terbatas, fakta menunjukkan bahwa tidak semua
perusahaan yang terdaftar di BEI membagikan dividen setiap tahunnya.
Pemilihan rentang waktu observasi seharusnya merupakan periode yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
mampu mencakup sebanyak mungkin perusahaan yang membagikan
dividen. Kondisi tersebut akan memperbanyak sampel penelitian dan
diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas pengaruh-
pengaruh faktor-faktor pertumbuhan penjualan, pertumbuhan Return On
Equity, Dividend Payout Ratio, tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia, Debt to Equity Ratio, dan pertumbuhan Return On Investment
Ratio saham-saham perusahaan yang terdaftar di BEI.
6. Untuk investasi jangka panjang seyogyanya dapat memperhatikan variabel
makro tetapi untuk investasi jangka pendek variabel makro boleh
dikesampingkan dan lebih diutamakan peran variabel mikro karena model
yang ada dalam penelitian ini tidak dapat secara otomatis diterima dengan
derajad keyakinan yang tinggi untuk dipakai pada rentang waktu yang
berbeda dan dalam lingkungan ekonomi yang sudah berubah.