Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning ...

21
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 56 ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rifka Arinda Noviasari 1 [email protected] ABSTRACT Price Earnings Ratio (per) approach is one of the fundamental analysis that usually used by investors and security analyze to value the stock price. This analysis is based on the confident of the stock value and very affect by company performance, which can show by financial ratios of the company. That’why, the financial rations that affect PER are very important and very interesting to research and have important means for the investors in their investation decision making. The current research is aimed at analyzing financial rations influencing PER of manufacturing companies listed in the Jakarta Stock Exchanges. Those financial rations could be likuidity ratio (current ratio), solvability ratio (debt to equity ratio), activity ratio (inventory turnover) and profitability ratio (return on equity). Sample used in this research consisted on 17 companies which were time series using data of the period 2011-2013. Thus, the technique of analysis that is used in this research are mitiple regression. F-test and t-test was employed to test the hypothesis with 5% level significant. 1 Dosen Pada Program Studi Manajemen, FE, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Transcript of Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning ...

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 56

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP

PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Rifka Arinda Noviasari1

[email protected]

ABSTRACT

Price Earnings Ratio (per) approach is one of the

fundamental analysis that usually used by investors and

security analyze to value the stock price. This analysis is

based on the confident of the stock value and very affect by

company performance, which can show by financial ratios

of the company. That’why, the financial rations that affect

PER are very important and very interesting to research

and have important means for the investors in their

investation decision making.

The current research is aimed at analyzing

financial rations influencing PER of manufacturing

companies listed in the Jakarta Stock Exchanges. Those

financial rations could be likuidity ratio (current ratio),

solvability ratio (debt to equity ratio), activity ratio (inventory

turnover) and profitability ratio (return on equity). Sample

used in this research consisted on 17 companies which

were time series using data of the period 2011-2013. Thus,

the technique of analysis that is used in this research are

mitiple regression. F-test and t-test was employed to test

the hypothesis with 5% level significant.

1 Dosen Pada Program Studi Manajemen, FE, Universitas 17 Agustus

1945 Banyuwangi

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 57

The result of investigation showed that not all

independent variables influences significantly on PER. Only

2 independent variables namely current ratio and debt to

equity ratio. Inventory turnover and return on equity didn’t

affect significantly the PER. Whereas, Adjusted R Square

which is achieved is 0,352, which means that the

independent variables ability in explaining varians

dependent variables is 35,2%.

Keywords: Financial Ratios, Financial Performance.

ABSTRAK

Pendekatan price earnings ratio (PER) merupakan

salah satu analisis fundamental yang banyak digunakan

oleh para investor dan analis sekuritas dalam menilai harga

suatu saham. Analisis ini didasarkan atas kepercayaan

bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja

perusahaan, yang dapat tercermin dari rasio-rasio

keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, rasio-rasio

keuangan apa yang mempengaruhi PER menjadi sangat

penting dan menarik untuk diteliti karena mempunyai arti

penting bagi investor didalam keputusan investasinya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio-

rasio keuangan yang mempengaruhi PER pada

perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Rasio-rasio keuangan tersebut adalah rasio likuiditas

(current ratio), rasio solvabilitas (debt to equity ratio), rasio

aktivitas (inventory turnover), dan rasio profitabilitas (return

on equity). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 17 perusahaan yang diamati secara time series,

dengan menggunakan data pada periode tahun 2011-2013.

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 58

Sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi berganda. Pengujian hipotesis

menggunakan F-test dan t-test dengan tingkat signifikansi

5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua

variabel independen berpengaruh secara signifikan

terhadap PER. Hanya 2 variabel independen yang

berpengaruh signifikan terhadap PER, yaitu Current Ratio

dan Debt to Equity Ratio. Sedangkan Inventory Turnover

dan Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap

PER. Sedangkan angka koefisien Adjusted R Square

sebesar 0,352, yang berarti bahwa kemampuan variabel

bebas dalam menjelaskan variasi dari variabel terikatnya

adalah sebesar 35,2%.

Kata kunci : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan

PENDAHULUAN

Pasar Modal

Indonesia mempunyai

perkembangan kinerja

yang baik, terutama

setelah memasuki tahun

1990 an. Oleh karena itu

kebutuhan akan analisis

perdagangan

sekuritaspun, terutama

saham akan semakin

meningkat. Hal ini

terutama untuk membantu

para investor dalam

pengambilan keputusan

investasi.

Dalam melakukan

analisis terhadap saham

terdapat dua macam

pendekatan dasar yang

dapat digunakan, yaitu

analisis tehnikal (technical

analysis) dan analisis

fundamental (fundamental

analysis). Analisis tehnikal

merupakan suatu tehnik

analisis yang

menggunakan data pasar

secara historis untuk

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 59

menaksir fluktuasi harga

saham, baik saham-

saham secara individual

maupun pasar secara

keseluruhan. Sedangkan

analisis fundamental

merupakan suatu analisis

yang beranggapan bahwa

setiap saham mempunyai

nilai intrinsik (intrinsic

value), atau nilai yang

tepat sebagaimana

diperkirakan oleh investor,

yang merupakan fungsi

dari gabungan variabel

perusahaan baik dalam

menghasilkan

pengembalian (return)

yang diharapkan maupun

resiko yang akan timbul.

Analisis

fundamental merupakan

studi yang mempelajari

hal-hal yang berhubungan

dengan keuangan suatu

bisnis dengan maksud

untuk lebih memahami

sifat dasar dan

karakteristik perusahaan

publik yang menerbitkan

saham. Analisis

fundamental didasarkan

atas kepercayaan bahwa

nilai suatu saham sangat

dipengaruhi oleh kinerja

perusahaan yang

menerbitkan saham

tersebut. Jika prospek

suatu perusahaan sangat

kuat dan baik, maka

harga saham perusahaan

tersebut diperkirakan

akan merefleksikan

kekuatan tersebut dan

harganya akan

meningkat.

Suad Husnan

(2005) menyatakan

bahwa analisis

fundamental pada

umumnya dilakukan

dengan tahapan

melakukan analisis

ekonomi terlebih dulu,

diikuti dengan analisis

industri dan pada

akhirnya analisis

perusahaan yang

menerbitkan saham

tersebut. Penggunaan

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 60

pendekatan ini didasarkan

atas pemikiran bahwa

kondisi perusahaan tidak

hanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal

perusahaan, tetapi faktor-

faktor eksternal (yaitu

kondisi ekonomi/pasar

dan industri) juga ikut

mempengaruhi kondisi

perusahaan. Jogiyanto

HM (2003) menyatakan

bahwa informasi yang

diperlukan oleh para

investor di pasar modal

tidak hanya informasi

yang bersifat fundamental

saja, tetapi juga informasi

yang bersifat teknikal.

Informasi yang bersifat

fundamental diperoleh

dari kondisi intern

perusahaan, dan

informasi yang bersifat

teknikal diperoleh dari luar

perusahaan, seperti

ekonomi, politik, finansial

dan faktor lainnya.

Informasi yang diperoleh

dari kondisi intern

perusahaan yang lazim

digunakan adalah

informasi laporan

keuangan.

Analisis faktor

fundamental didasarkan

pada laporan keuangan

perusahaan yang dapat

dianalisis melalui analisis

rasio-rasio keuangan dan

ukuran-ukuran lainnya

seperti cash flow untuk

mengukur kinerja

keuangan perusahaan.

Rasio keuangan

dikelompokkan dalam

lima jenis yaitu : (1) rasio

likuiditas, yaitu rasio yang

menyatakan kemampuan

perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya

dalam jangka pendek; (2)

rasio aktivitas,

menyatakan kemampuan

perusahaan dalam

memanfaatkan harta yang

dimikinya; (3) rasio

profitabilitas,

menunjukkan

kemampuan dari

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 61

perusahaan dalam

menghasilkan

keuntungan; (4) rasio

solvabilitas (leverage),

menunjukkan

kemampuan perusahaan

dalam memenuhi

kewajiban jangka

panjang, dan (5) rasio

pasar, menunjukkan

informasi penting

perusahaan dan

diungkapkan dalam basis

per saham.

Dalam analisis

fundamental, cukup

banyak analisis rasio-

rasio yang dipergunakan.

Salah satu rasio yang

paling sering

dipergunakan adalah

rasio harga dengan laba

bersih (price earning

ratio), karena cukup

mudah dipahami oleh

investor maupun calon

investor. PER merupakan

bagian dari rasio pasar

dimana sudut pandang

rasio pasar ini lebih

banyak pada sudut

pandang investor dan

juga merupakan ukuran

untuk menentukan

bagaimana pasar

memberi nilai/harga pada

suatu perusahaan. Price

Earning Ratio (PER)

digunakan untuk

memprediksi kemampuan

perusahaan

menghasilkan laba

dimasa depan dari suatu

perusahaan. Investor

dapat mempertimbangkan

rasio ini untuk memilah–

milah saham mana yang

nantinya dapat

memberikan keuntungan

yang besar di masa

mendatang. Perusahaan

dengan kemungkinan

pertumbuhan yang tinggi

biasanya mempunyai

Price Earning Ratio

(PER) yang besar,

sedangkan perusahaan

dengan pertumbuhan yag

rendah biasanya

mempunyai Price Earnng

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 62

Ratio (PER) yang rendah.

PER sangat mudah

dihitung, dengan

mengetahui harga di

pasar dan laba bersih per

saham, maka investor

bisa menghitung berapa

PER saham tersebut.

Semakin besar earning

semakin rendah PER

saham tersebut dan

sebaliknya. Namun perlu

dipahami, karena

investasi di saham lebih

banyak terkait dengan

ekspektasi maka laba

bersih yang dipakai dalam

perhitungan biasanya

laba bersih proyeksi untuk

tahun berjalan. Dengan

begitu bisa dipahami jika

emiten berhasil

membukukan laba besar,

maka sahamnya akan

diburu investor karena

proyeksi laba untuk tahun

berjalan kemungkinan

besar akan naik. Besaran

PER akan berubah-ubah

mengikuti perubahan

harga di pasar dan

proyeksi laba bersih

perseroan. Jika harga

naik, proyeksi laba tetap,

praktis PER akan naik.

Sebaliknya jika proyeksi

laba naik, harga di pasar

tidak bergerak maka PER

akan turun. PER kerap

dijadikan indikator oleh

investor untuk membuat

keputusan investasi di

saham.

PER juga

merupakan indikator dari

pertumbuhan suatu

perusahaan, PER sendiri

dipengaruhi oleh banyak

variabel. Penelitian yang

dilakukan oleh Chandra

(2001) mengatakan

bahwa PER dipengaruhi

oleh profit margin,

leverage ratio, perputaran

aktiva (Total Asset

Turnover), dan ukuran

perusahaan. Sedangkan

penelitian yang dilakukan

oleh Heri Purwanto

Seputro (2002)

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 63

mengatakan bahwa PER

dipengaruhi oleh

inventory turnover (INTO),

return on equity (ROE),

dan devident payout ratio

(DPR).

Penelitian ini

dilakukan untuk

menganalisis pengaruh

rasio likuiditas (current

rasio), rasio solvabilitas

(debt to equity ratio), rasio

aktivitas (inventory

turnover), dan rasio

profitabilitas (return on

equity) terhadap price

earning ratio pada

perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

METODE

Sesuai dengan

judul yang akan diteliti

yaitu “ Analisis Pengaruh

Rasio Likuiditas, Rasio

Aktivitas, Rasio

Solvabilitas, dan Rasio

Profitabilitas terhadap

Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, maka

lokasi Penelitian ini akan

dilaksanakan pada Kantor

Bursa Efek Indonesia

yang beralamat di

Kampus Untag

Banyuwangi, Jln. Adi

Sucipto No. 26

Banyuwangi. Pemilihan

tempat lokasi penelitian

ini dikarenakan, tempat

Kantor Bursa Efek

Indonesia yang berada di

dalam kampus untag,

sehingga menghemat

waktu dan tenaga bagi

peneliti.

Data yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah data

emiten perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

selama periode penelitian

yaitu hingga tahun 2011

hingga tahun 2013. Data

tersebut diperoleh dari

Indonesian Capital Market

Directory tahun 2013.

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 64

Sampel diambil

dengan metode purposive

sampling, yaitu

pengambilan sampel yang

dilakukan sesuai dengan

tujuan penelitian yang

telah ditetapkan. Kriteria

yang digunakan untuk

pengambilan sampel

adalah sebagai berikut:

1. Saham

perusahaan

diperdagangkan

selama periode

penelitian dan

masih tercatat

di Bursa Efek

Indonesia

hingga akhir

tahun 2013.

2. Selama periode

penelitian,

perusahaan

membuat

laporan

keuangan

tahunan dan

dipublikasikan

secara luas.

Dari kurang lebih

177 Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftardi Bursa Efek

Indonesia selama periode

2011 hingga 2013,

didapatkan 17

perusahaan emiten

sebagai sampel

penelitian.

HASIL DAN

PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Untuk dapat

memberikan gambaran

tentang data mengenai

price earnings ratio,

current ratio, debt to

equity ratio, inventory

turnover dan return on

equity perusahaan

manufaktur yang menjadi

sampel penelitian periode

tahun 2011-2013, berikut

ini disajikan hasil statistik

deskriptif perusahaan

manufaktur sebagai

berikut:

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 65

Dari tabel diatas

diketahui bahwa Price

Earnings Ratio (PER)

saham perusahaan

manufaktur yang menjadi

sampel mempunyai rasio

rata-rata sebesar 62,06

dengan standart deviasi

28,09. Rasio minimum

sebesar 13,54 dan rasio

maksimumnya 115,62.

Perusahaan manufaktur

yang menjadi sampel

mempunyai Current Ratio

rata-rata sebesar 8,07

dengan standart deviasi

5,64 . Rasio minimum

sebesar 2,86 dan rasio

maksimumnya 23,04.

Sedangkan Debt to Equity

Ratio yang dimiliki

perusahaan mempunyai

rasio rata-rata sebesar

2,31 dengan standart

deviasi 1,52. Rasio

minimum sebesar 0,50

dan rasio maksimumnya

6,01.

Dari tabel 4.3.

diatas juga diketahui

bahwa Inventory Turnover

perusahaan manufaktur

yang menjadi sampel

mempunyai rasio rata-rata

sebesar 0,74 dengan

standart deviasi 0,89.

Rasio minimum sebesar

0,04 dan rasio

maksimumnya 3,61.

Standart deviasi yang

cukup besar (lebih dari

30% dari mean)

menunjukkan bahwa

adanya variasi yang

cukup besar, atau adanya

kesenjangan yang cukup

besar antara rasio

terendah dan tertinggi.

Perusahaan

manufaktur yang menjadi

sampel mempunyai

Return on Equity rata-rata

sebesar 26,46 dengan

standart deviasi 35,52.

No Variabel N Minim Maks Mean Std

Deviation

1 Price Earnings Ratio 17 13,54 115,62 62,0600 28,08996

2 Current Ratio 17 2,86 23,04 8,0665 5,64162

3 Debt to equity Ratio 17 0,50 6,01 2,3112 1,52164

4 Inventory Turnover 17 0,04 3,61 0,7359 0,88892

5 Return on Equity 17 4,10 130,58 26,4606 35,51560

Sumber : Data sekunder, diolah.

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 66

Rasio minimum sebesar

4,10 dan rasio

maksimumnya 130,58.

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data

digunakan untuk

mengetahui kondisi data

yang ada agar dapat

menentukan model

analisis yang paling tepat

digunakan. Uji normalitas

data dalam penelitian ini

dengan menggunakan

analisis grafik dan uji

statistik dengan

menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov satu

arah.

Dari gambar diatas

dapat disimpulkan bahwa

data menyebar di sekitar

garis diagonal dan

mengikuti arah garis

diagonal atau grafik

histogramnya, ini berarti

menunjukkan pola

distribusi normal.

Analisis Regresi Linier

Berganda

Untuk menguji

hipotesis tentang

kekuatan variabel

penentu (independent

variable) terhadap price

earning ratio dalam

penelitian ini digunakan

analisis regresi berganda

dengan persamaan

kuadrat terkecil. Dari tabel

dibawah ini maka dapat

ditulis persamaan

regresinya adalah

sebagai berikut :

PER = 65,786 – 0,345CR

+ 0,721DER + 8,910INTO

– 0,346ROE

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 67

Dari tabel diatas

dapat diketahui bahwa

koefisien regresi variabel

rasio likuiditas (current

ratio) bertanda negative

dan besarnya -0,345.

Hal ini berarti bahwa

setiap kenaikan sebesar 1

angka pada rasio

likuiditas (current ratio)

akan menyebabkan price

earning ratio turun

sebesar 0,345.

Sedangkan

koefisien regresi variabel

rasio solvabilitas (debt to

equity ratio) bertanda

positive dan besarnya

0,721. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan

sebesar 1 angka pada

rasio aktivitas (debt to

equity ratio) akan

menyebabkan price

earning ratio naik sebesar

0,721.

Koefisien regresi

variabel rasio aktivitas

(inventory turnover)

bertanda positive dan

besarnya 8,910. Hal ini

berarti bahwa setiap

kenaikan sebesar 1 angka

pada rasio aktivitas

(inventory turnover) akan

menyebabkan price

earning ratio naik sebesar

8,910.

Sedangkan

koefisien regresi variabel

rasio profitabilitas (return

on equity) bertanda

negative dan besarnya -

0,346. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan

sebesar 1 angka pada

rasio profitabilitas (return

on equity) akan

menyebabkan price

earning ratio turun

sebesar 0,346.

Uji Hipotesis

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Independent Koefisien Regresi

Konstanta 65,786

Curent Ratio (CR) -0,345

Debt to Equity Ratio (DER) 0,721

Inventory Turnover (INTO) 8,910

Return on Equity (ROE) -0,346

Sumber : Data Sekunder, diolah.

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 68

Dari hasil

penelitian yang dilakukan

dapat diambil keputusan

apakah rasio likuiditas,

rasio solvabilitas, rasio

aktivitas, dan rasio

profitabilitas secara

simultan berpengaruh

terhadap price earnings

ratio. Berikut ini hasil

pengujian yang telah

dilakukan.

Dari tabel diatas

diketahui bahwa nilai

signifikansi Current Ratio

sebesar 0,014 lebih kecil

dari 𝛼 artinya dalam

pengujian tersebut adalah

signifikan dan Ho ditolak.

Yang berarti bahwa

Current Ratio

berpengaruh terhadap

Price Earnings Ratio.

Debt to Equity

Ratio dengan nilai

signifikansi 0,022 lebih

kecil dari 𝛼 0,05 artinya

dalam pengujian tersebut

adalah signifikan dan Ho

ditolak. Yang berarti

bahwa Debt to Equity

Ratio berpengaruh

terhadap Price Earnings

Ratio.

Sedangkan

Inventory Turnover

dengan nilai signifikansi

0,058 lebih besar dari 𝛼

artinya dalam pengujian

tersebut adalah tidak

signifikan. Dan Return on

Equity lebih besar dari

nilai 𝛼 artinya bahwa

dalam pengujian tersebut

keputusan yang diambil

adalah tidak signifikan.

Inventory Turnover dan

Return on Equity dengan

nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 berarti

bahwa Ho diterima, dan

kedua variabel tersebut

tidak berpengaruh

Rasio Signifikansi 𝛼 Keterangan

Current Rasio 0,014 0,05 signifikan

Debt to Equity Ratio 0,022 0,05 signifikan

Inventory Turnover 0,058 0,05 Tidak signifikan

Return on Equity 0,833 0,05 Tidak signifikan Sumber : Data sekunder, diolah.

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 69

terhadap Price Earnings

Ratio.

Pembahasan

Hasil analisis

regresi berganda

menunjukkan nilai

Adjusted R Square

sebesar 0,352.

Kemampuan variabel

bebas dalam menjelaskan

variasi dari variabel

terikatnya adalah sebesar

0,352. Berarti

kemampuan variabel

independen yang terdiri

dari rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio

aktivitas, dan rasio

profitabilitas dalam

menjelaskan price

earning ratio (PER)

saham perusahaan

manufaktur adalah

sebesar 35,2%. Berarti

terdapat 64,8% variasi

dari variabel terikat yang

dijelaskan oleh faktor lain

diluar model.

1. Variabel Rasio

Likuiditas

Hasil pengujian

statistik dengan uji t

menunjukkan bahwa

variabel rasio likuiditas

(current ratio) tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap price

earning ratio (PER). Hal

ini dikarenakan current

ratio perusahaan

manufaktur yang menjadi

sampel penelitian tidak

menunjukkan perubahan

yang berarti pada periode

penelitian. Pada tahun

2011 tercatat bahwa rata-

rata current ratio

perusahaan manufaktur

sebesar 3,40, sedangkan

pada tahun 2012 naik

menjadi 3,50 dan pada

tahun 2013 turun ke

angka 2,16. Dengan

demikian pada tahun

2013 rata-rata

perusahaan manufaktur

tidak mempunyai hutang

yang besar yang jatuh

tempo pada kedua tahun

tersebut, sehingga

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 70

investor menilai bahwa

tidak ada permasalahan

likuiditas pada

perusahaan-perusahaan

manufaktur tersebut.

Koefisien regresi

variabel rasio likuiditas

(current ratio) bertanda

negative dan besarnya –

0,345. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan

sebesar 1 angka pada

rasio likuiditas (current

ratio) akan menyebabkan

price earning ratio turun

sebesar 0,345, dan begitu

pula sebaliknya. Dari hasil

koefisien regresi tersebut

menjelaskan bahwa

current ratio mempunyai

pengaruh yang kecil

terhadap PER dan tanda

negatif menerangkan

bahwa pada periode

penelitian (2011-2013)

aktiva lancar perusahaan

manufaktur dinilai oleh

investor belum banyak

digunakan oleh aktivitas

perusahaan, atau

perusahaan terlalu

khawatir terhadap hutang-

hutangnya yang akan

jatuh tempo, sehingga hal

ini dapat berakibat

menurunnya laba yang

akan diperoleh

perusahaan. Menurunnya

laba perusahaan akan

berakibat pada turunnya

harga saham, yang berarti

akan menurunkan nilai

PER.

2. Rasio Solvabilitas

Hasil pengujian

statistik dengan uji t

menunjukkan bahwa

variabel rasio solvabilitas

(debt to equity ratio) tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap price

earning ratio (PER). Hal

ini dikarenakan debt to

equity ratio perusahaan

manufaktur yang menjadi

sampel penelitian tidak

menunjukkan perubahan

yang berarti pada periode

penelitian. Pada tahun

2011 tercatat bahwa rata-

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 71

rata debt to equity ratio

perusahaan manufaktur

sebesar 0,72, sedangkan

pada tahun 2012 naik

menajdi 0,77 dan pada

tahun 2013 naik ke angka

0,83.

Koefisien regresi variabel

rasio solvabilitas (debt to

equity ratio) bertanda

positive dan besarnya

0,721. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan

sebesar 1 angka pada

rasio aktivitas (debt to

equity ratio) akan

menyebabkan price

earning ratio naik sebesar

0,721, dan begitu pula

sebaliknya. Dari hasil

koefisien regresi tersebut

menjelaskan bahwa debt

to equity ratio mempunyai

pengaruh yang kecil

terhadap PER dan tanda

positive menerangkan

bahwa pada periode

penelitian (2011-2013)

perusahaan-perusahaan

manufaktur lebih banyak

memanfaatkan modal

sendiri dalam membiayai

aktifitas perusahaan,

sehingga hal ini

mengurangi biaya bunga

dari hutangnya. Keadaan

ini menyebabkan

kenaikan pada PER

saham tersebut.

3. Rasio Aktivitas dan

Rasio Profitabilitas

Hasil pengujian

statistik dengan uji t

menunjukkan bahwa

variabel rasio aktivitas

(inventory turnover) tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap price

earning ratio (PER).

Begitu pula pada variabel

rasio profitabilitas (return

on equity) juga tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap price

earning ratio (PER). Hal

ini dikarenakan inventory

turnover dan return on

equity perusahaan

manufaktur yang menjadi

sampel penelitian tidak

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 72

menunjukkan perubahan

yang berarti pada periode

penelitian. Pada tahun

2011 tercatat bahwa rata-

rata inventory turnover

perusahaan manufaktur

sebesar 0,24, sedangkan

pada tahun 2012 naik

menajdi 0,26 dan pada

tahun 2013 turun ke

angka 0,24. Sedangkan

rata-rata ROE Pada tahun

2011 sebesar 10,14 turun

ke angka 8,17 pada tahun

2012 dan juga turun pada

tahun 2013 ke angka

8,16.

Koefisien regresi variabel

rasio aktivitas (inventory

turnover) bertanda

positive dan besarnya

8,910. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan

sebesar 1 angka pada

rasio aktivitas (inventory

turnover) akan

menyebabkan price

earning ratio naik sebesar

8,910, dan begitu pula

sebaliknya. Sedangkan

koefisien regresi variabel

rasio profitabilitas (return

on equity) bertanda

negative dan besarnya -

0,346. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan

sebesar 1 angka pada

rasio profitabilitas (return

on equity) akan

menyebabkan price

earning ratio turun

sebesar 0,346, dan begitu

pula sebaliknya.

Hasil pengujian

statistik (uji t) ini yang

memberikan tanda

positive pada inventory

turnover menjelaskan,

bahwa kenaikan inventory

turnover pada tahun 2012

sebesar 0,02 dikarenakan

penjualan yang banyak

dan diikuti dengan

persediaan yang cukup

dari perusahaan.

Keadaan ini memberikan

dampak pada kenaikan

laba yang tergambar dari

kenaikan ROE pada

tahun 2012. Sedangkan

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 73

pada tahun 2013 ROE

turun 0,02 menjadi

sebesar 0,24 dikarenakan

penjualan yang sedikit.

Keadaan ini memberikan

dampak pada penurunan

laba yang tergambar dari

penurunan ROE pada

tahun 2013.

KESIMPULAN

Hasil pengujian

hipotesis dengan

menggunakan analisis

regresi berganda dengan

variabel dependen price

earning ratio (PER) dan

variabel independen yang

terdiri dari rasio likuiditas

(current ratio), rasio

solvabilitas (debt to equity

ratio), rasio aktivitas

(inventory turnover), dan

rasio profitabilitas (return

on equity) menunjukkan

bahwa :

1. Hipotesis pertama

yang menyatakan

bahwa rasio

likuiditas (current

ratio) mempunyai

pengaruh

terehadap price

earning ratio

saham

perusahaan

manufaktur,

diterima. Hal ini

berarti bahwa

rasio likuiditas

(current ratio)

berpengaruh

terhadap Price

Earning Ratio.

2. Hipotesis kedua

yang menyatakan

bahwa rasio

solvabilitas (debt

to equity ratio)

mempunyai

pengaruh

terehadap price

earning ratio

saham

perusahaan

manufaktur,

diterima. Hal ini

berarti bahwa

rasio solvabilitas

(debt to equity

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 74

ratio) berpengaruh

terhadap Price

Earning Ratio.

3. Hipotesis ketiga

yang menyatakan

bahwa rasio

aktivitas (inventory

turnover)

mempunyai

pengaruh

terehadap price

earning ratio

saham

perusahaan

manufaktur,

ditolak. Hal ini

berarti bahwa

rasio aktivitas

(inventory

turnover) tidak

berpengaruh

terhadap Price

Earning Ratio.

4. Hipotesis keempat

yang menyatakan

bahwa rasio

profitabilitas

(return on equity)

mempunyai

pengaruh

terehadap price

earning ratio

saham

perusahaan

manufaktur,

ditolak. Hal ini

berarti bahwa

rasio profitabilitas

(return on equity)

tidak berpengaruh

terhadap Price

Earning Ratio.

5. Hipotesis kelima

yang menyatakan

bahwa rasio

likuiditas (current

ratio), rasio

solvabilitas (debt

to equity ratio),

rasio aktivitas

(inventory

turnover), dan

rasio profitabilitas

(return on equity)

berpengaruh

secara simultan

terhadap price

earning ratio

saham

perusahaan

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 75

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia,

ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Fandy, Tjiptono, (2002) , Strategi Pemasaran, Yogyakarta , Penerbit : Andi .

Basu, Swastha, dan Irawan, (2003), Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Penerbit : Liberty Yogyakarta.

Djaslim, Saladin. (2007), Manajemen Pemasaran, Bandung : Linda Karya.

Rambat, Lupiyoadi, ( 2001)Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik, Edisi

Pertama, Penerbit Jakarta. : Salemba Empat.

Fandy, Tjiptono, (2008) , Strategi Pemasaran, Edisi 3, Yogyakarta , Penerbit : Andi .

Basu, Swastha, (2010), Manajemen Penjualan, Pelakasanaan penjualan, Yogyakarta, Penerbit : BPFE

Aaker, David, 1997, Manajemen Ekuitas Merek, MitraUtama, Jakarta.

Basu Swastha. (2003). Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty

Basu Swastha dan T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Pemasaran Analisis

Davis, S. M. (2000). Brand Asset Management: driving profitable growth through your brand. California: Jossey-Bass, Inc., Publishers

Sugiyono. (2006), “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Penelitian:

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.14 No.41 Agustus 2017 Page 76

Pendekatan Praktek.Edisi Revisi

Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

J. Supranto, (2001). Statistik Teori dan Aplikasi, Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Wayan Adi Wirawan (2013) “Analisis pengaruh harga, kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian Helm INK di Yogyakarta’’.

Merlita Nugraheni (2016) “Analisis pengaruh brand Image, kualitas produk dan presepsi harga terhadap keputusan pembelian Mobil Daihatsu Xenia di Wonosobo’’.

Bayu Prawira (2014) “Analisis pengaruh kualitas produk, citra

merek dan presepsi harga terhadap keputusan pembelian Produk Smartphone Samsung di Kota Denpasar’’.