PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA ...repository.stieykpn.ac.id/63/1/RINGKASAN SKRIPSI...
Transcript of PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA ...repository.stieykpn.ac.id/63/1/RINGKASAN SKRIPSI...
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN
PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PERUSAHAAN JASA SEKTOR KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2013-2016
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
AHMAD WAHYU PRASETYO
311528695
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
2
3
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN
PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PERUSAHAAN JASA SEKTOR KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2013-2016
Ahmad Wahyu Prasetyo
Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio keuangan seperti
earning per share (EPS), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), dan price
to book value (PBV) terhadap harga saham dengan price earning ratio (PER) sebagai
variabel moderasi pada perusahaan jasa sector keuangan di Indonesia.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 perusahaan jasa sektor
keuangan pada tahun 2013 hingga tahun 2016 yang telah dipilih dengan metode
purposive sampling. Hipotesis diuji menggunakan model persamaan Structural
Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software WarpPLS versi 6.0 untuk
windows.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Variabel EPS, NPM, dan PBV secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan hanya variable ROE yang memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap harga saham. Penelitian ini juga menemukan bahwa variabel PER tidak
terbukti sebagai variabel moderasi karena tidak didukung dengan data penelitian.
Kata kunci:
Earning per share (EPS), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), price to
book value (PBV), price earning ratio (PER), moderating, harga saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
THE INFLUENCE OF FINANCIAL RATIO TO STOCK PRICE, WITH PRICE
EARNING RATIO AS A MODERATING VARIABLE, IN FINANCIAL SECTOR
COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2013-2016
Ahmad Wahyu Prasetyo
Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
ABSTRACT
The objective of this research is to test the influence of financial ratios such as
earnings per share (EPS), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), and
price to book value (PBV) on stock prices with price earnings ratio (PER) as
moderating variables in financial sector companies in Indonesia.
Total sample in this research are 64 companies in 2013 to 2016 that have
been selected by purposive sampling method. The hypotheses are tested by Structural
Equation Modeling (SEM) using WarpPLS version 6.0 software for windows.
The results of this research showed that EPS, NPM, and PBV, together have
a positive and significant effect on stock prices. While only the variable ROE that has
an insignificant influence on stock prices. This study also found that PER is not
proved as moderating variable because it is not supported by research data.
Keywords:
Earnings per share (EPS), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), price to
book value (PBV), price earnings ratio (PER), moderating, stock prices.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi saat ini, investasi mempunyai peran yang penting dalam
keberlangsungan kegiatan ekonomi, karena investasi merupakan salah satu sumber modal yang
dapat menggerakan kegiatan ekonomi. Investasi saham di pasar modal memiliki daya Tarik
tersendiri bagi para investor, karena menjanjikan dua keuntungan dalam investasi saham pada
perusahaan yang go public, yaitu pendapatan dividend dan capital gain. Dividen adalah bagian
laba yang dibagikan kepada pemegang saham atas persetujuan pemegang saham yang lainnya
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan capital gain merupakan selisih
antara harga jual saham dengan harga beli saham tersebut.
Investasi adalah pengalihan dana untuk menunda berbagai konsumsi pada masa kini, yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau gain pada masa yang akan datang. Investasi juga
dibedakan menjadi dua, yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung dapat
diartikan sebagai pembelian langsung terhadap aktiva keuangan suatu perusahaan, sedangkan
investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang yang
mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahan-perusahaan lain. (Hartono, 2003).
Menurut Law dan Tjun (2011), dalam memulai aktivitas investasi, para investor
membutuhkan banyak informasi baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yang nantinya
akan membantu para investor untuk mengambil keputusan dalam menentukan perusahaan mana
yang akan dipilih untuk menanamkan modalnya.
Informasi yang bersifat kuantitatif adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan,
sedangkan informasi yang bersifat kualitatif merupakan informasi yang tidak dapat dicerminkan
melalui laporan keuangan emiten, misalnya informasi mengenai kondisi pasar di Bursa Efek
serta perubahan-perubahan yang terjadi, baik di bidang politik, ekonomi, budaya, moneter, dan
peraturan yang berlaku di dalam maupun di luar negeri.
Dalam melakukan analisa harga saham, investor dapat menggunakan analisis fundamental.
Menurut Habib (2011), analisis fundamental adalah analisis yang berkonsentrasi pada hukum
supply and demand, yang menyebabkan pergerakan harga. Ukuran yang sering digunakan dalam
analisis fundamental adalah rasio keuangan. Dalam laporan keuangan sebuah perusahaan akan
terdapat rasio-rasio yang akan menjadi pertimbangan para investor untuk berinvestasi. Rasio
keuangan tersebut adalah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan nilai pasar.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
Return on Equity (ROE) mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan
kepada para pemegang saham. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi
perusahaan, yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan
mudah menarik dana baru. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang,
menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih
besar, dan seterusnya. Semua hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan
yang berkelanjutan atas kekayaan para pemiliknya (Walsh 2003).
Menurut Tryfini (2009), price earning ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham dengan laba bersih untuk setiap lembar saham yang beredar.
Selain itu PER digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan
pada suatu saham atau menghitung kemampuan suatu saham dalam menghasilkan laba. Semakin
tinggi rasio ini, maka perusahaan dianggap memiliki tinggkat pertumbuhan yang tinggi.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki nilai PER yang rendah, maka tinggat pertumbuhannya
dianggap rendah atau kurang bagus, dan PER tidak ada artinya jika perusahaan memiliki
keuntungan yang sangat rendah atau bahkan mengalami kerugian.
Menurut Keiso, Weygant, dan Warfield (2002), data laba per saham (EPS) seringkali
dilaporkan dalam penerbitan keuangan, dan telah digunakan secara luas oleh pemegang saham
dan investor potensial dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. EPS menunjukan laba yang
dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Jadi laba persaham hanya dilaporkan untuk saham
biasa. Karena pentingnya informasi tentang laba per saham, maka sebagian perusahaan
diwajibkan melaporkan informasi ini dalam laporan laba rugi.
Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin (NPM) adalah perbandingan antara laba
bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk mennamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh
sari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Para investor pasar modal perlu engetahui
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut, investor
dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.
Price to book value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan antara market value
dengan book value suatu saham. Dengan rasio PBV ini, investor dapat mengetahui langsung
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio PBV dapat
memberikan gambaran potensi pergerakan harga saham sehingga dari gambaran tersebut, secara
tidak langsung rasio PBV juga memberikan pengaruh terhadap harga saham. Melalui rasio PBV
investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari
book value. Setelah mengetahui rasio PBV, investor dapat membandingkan langsung PBV
dengan saham-saham di industrinya atau yang bergerak di sektor usaha yang sama. Dengan
demikian investor akan mendapat gambaran mengenai harga saham, apakah market value saham
tersebut sudah relatif mahal atau masih murah (Tryfino, 2009).
Penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham telah
dilakukan oleh Kurnianto (2013) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham. ROE dan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga
saham. CR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Selain itu dengan
analisis Moderated Regression Analysis (MRA) PER bukan merupakan variable moderating
yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara ROE, DER, dan CR dengan harga saham.
Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprilia, Ronny, dan Wahono (2016),
yang menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham, dan PER mampu
memoderasi hubungan antara EPS, ROE, DER, dan CR dengan harga saham.
Berdasarkan ketidak konsistennan hasil penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengganti beberapa variable, yaitu mengganti variable
CR dengan NPM, mengganti variable DER dengan PBV, dan menggunakan metode analisi yang
berbeda, yaitu menggunakan Partial Least Square (PLS) dalam penelitian ini serta menggunakan
data perusahaan di sektor yang berbeda, yaitu perusahaan jasa sektor keuangan, dengan
menambah rentang tahun yang lebih panjang yaitu 2013-2016. Oleh karena itu penulis
mengambil judul untuk penelitian ini adalah “Pengaruh rasio keuangan terhadap harga
saham, dengan Price Earning Ratio sebagai variabel moderating, pada perusahaan jasa
sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016”.
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
1. Apakah Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Price
Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
jasa sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
2. Apakah Price Earning ratio (PER) memoderasi hubungan antara Return on Equity (ROE),
Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) terhadap
harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Net Profit
Margin (NPM), Price Book Value (PBV) perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan
jasa sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah Price Earning ratio (PER) menjadi variabel moderating, yang
memoderasi hubungan antara Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Net Profit
Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham pada perusahaan jasa
sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
LANDASAN TEORI
TEORI SIGNAL (Signalling Theory)
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk
memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar
karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai
perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang
rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi
informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin, 2005).
TEORI PORTOFOLIO
Teori portofolio menyatakan bahwa investor yang rasional akan memilih suatu kumpulan
(portofolio) saham-saham yang dapat memaksimumkan hasil (expeted rate of return) untuk
tingkat risiko tertentu atau meminimumkan tingkat risiko untuk suatu tingkat hasil tertentu.
Portofolio saham-saham semacam itu disebut efisien. Jadi yang penting bagi investor adalah
dampak dari sekumpulan saham dan bukan expeted performance dari suatu saham tertentu. Oleh
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
karena itu pengukuran risiko yang relevan bukan total variability dari suatu saham melainkan
covariability dari suatu saham terhadap saham-saham lainnya dalam portofolio tersebut. Ini
berarti bahwa dua jenis saham yang masing-masing mungkin mempunyai risiko yang tinggi,
tetapi kalau digabungkan dalam satu portofolio total, risiko akan menjadi lebih kecil apabila
variabilitas dari kedua jenis saham tersebut berbanding terbalik (Tuanakotta, 1983).
Dalam penilaian sekuritas dipergunakan konsep adanya hubungan yang positif antara
risiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemodal. Karena pemodal bersifat tidak
menyukai risiko maka mereka baru bersedia mengambil suatu kesempatan investasi yang lebih
berisiko kalau mereka mengharapkan akan memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi
(Husnan, 1996).
ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis fundamental adalah analisis yang berkonsentrasi pada hukum supply and
demand, yang akan menyebabkan pergerakan harga. Contoh: laporan keuangan, informasi
penting dari emiten, kondisi makro ekonomi, maupun informasi lain yang terkait dalam analisis
fundamental, termasuk kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan sosial, dan lain
sebagainya. Apabila investor menginginkan analisis yang lebih dalam dan tuntas, maka harus
melibatkan pekerja yang besar dan dilakukan secara kolosal. Namun dengan adanya internet,
pekerjaan tersebut dapat diminimalisir. Analisis fundamental saham, diambil berdasar pada
bisnis yang dijalankan emiten. Tujuannya untuk memprediksi laba yang akan dihasilkan
perusahaan publik. Dengan laba tersebut maka dapat dihitung harga saham yang layak. Oleh
karena itu investor sebelum melakukan investasi, perlu mengetahui kinerja bisnis perusahaan
yang dituju dan cara memperoleh keuntungan. Analisis tersebut terlihat dalam laporan keuangan
yang dipublikasikan, Habib (2011).
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka
rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2000).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
H4
H1
H2
H3
Menurut Ang (1997), rasio keuangan dapat dikelompokan menjadi 5 jenis berdasrkan
ruang lingkupnya yaitu:
1. Rasio Likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Menurut Simamora (2000), likuiditas (liquidity) berarti mempunyai cukup
dana di tangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap
kebutuhan kas yang tidak terduga.
2. Rasio Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjang.
3. Rasio Aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang
dimilikinya.
4. Rasio Rentabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
5. Rasio Pasar, digunakan untuk melihat perkembangan nilai perusahaan secara relatif terhadap
nilai buku perusahaan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1
Keterangan gambar 1:
: Indikator
: Pengaruh hubungan langsung
EPS (X1)
ROE (X2)
NPM (X3)
PER (Z)
PBV (X4)
HGS (η) H5
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
: Pengaruh hubungan moderasi
X1 : Earning per Share (EPS)
X2 : Return on Equity (ROE)
X3 : Net Provit Margin (NPM)
X4 : Price to Book Value (PBV)
Z : Price Earning Ratio (PER)
η : Harga Saham
RINGKASAN HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka ringkasan hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 = Earning per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H2 = Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H3 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H4 = Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H5 = Price Earning Ratio (PER) memoderasi hubungan antara Earning per Share (EPS), Return
on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) terhadap harga
saham.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
tahun 2013 hingga tahun 2016.
Sampel penelitian adalah sebagian dari anggota-anggota populasi. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu cara pengambilan
sampel secara sengaja sesuai persyaratan sampel yang diperlukan. Dengan metode tersebut,
sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria atau karakteristik-karakteristik yang ditetapkan oleh
peneliti.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu jenis data penelitian yang
antara lain berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk
laporan program. Dalam penelitian ini, data dokumenter berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan-perusahaan jasa sektor keuangan tahun 2013-2016 yang telah diaudit.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder,
yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Tipe data sekunder dalam penelitian ini adalah data
eksternal yang dipublikasikan berupa direktori perusahaan, yang diperoleh melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id.
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan tahunan
(annual report) yang telah diaudit dan yang dipublikasikan oleh perusahaan sampel selama tahun
2013 hingga tahun 2016 melalui situs resmi BEI serta menelusuri dan mencatat data yang
berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.
METODE ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
ANALISIS DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE
Partial Least Square selanjutnya disingkat PLS, merupakan metode analisis yang
powerfull dan sering disebut juga sebagai soft modeling karena meniadakan asusi-asumsi OLS
(ordinary least square) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan
tidak adanya problem multikolonieritas antara variabel laten. PLS digunakan untuk menguji teori
yang lemah dan data yang lemah seperti jumlah sampel yang kecil atau adanya masalah
normalitas data. Walapun PLS digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara
variabel laten, PLS juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori. Sebagai teknik prediksi,
PLS mengasumsikan ukuran varian adalah varian yang berguna untuk dijelaskan, sehingga
pendekatan variabel laten dianggap kombinasi linear dari indikator (Ghozali, 2014).
Dalam penelitian ini, analisis PLS-SEM dilakukan dengan menggunakan software Warp
Partial Least Square selanjutnya disingkat WarpPLS versi 6.0. Alasan dipilihnya model analisis
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
PLS terutama WarpPLS dalam peneitian ini karena informasi yang dihasilkan efisiensi dan
mudah diinterpretasikan, model analisis PLS juga tidak menyaratkan adanya jumlah sampel yang
banyak, serta dapat digunakan pada indikator reflektif dan normatif terhadap variabel latennya.
WarpPLS juga langsung menampilkan nilai signifikansi, sehingga memudahkan peneliti untuk
langsung mengetahui hasilnya, WarpPLS dapat memberi peringatan jika terjadi multikolinearitas
yang cukup tinggi, dan tersedianya output nilai pengaruh tidak langsung/pemediasi (Solihin dan
Ratmono, 2013).
EVALUASI GOODNESS FIT MODEL
Goodness fit digunakan untuk melihat apakah model penelitian cocok dengan data
penelitian. Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi
parameter, maka teknik parametik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan. Model
evaluasi PLS bedasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat nonparametik. Model
struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat prosentase variance yang dijelaskan yaitu
dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-
Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari
estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik (Ghozali, 2014).
1. Multikolinieritas
Menurut Sholihin dan Ratmono (2013) dalam pengujian model moderasi average block
variaance inflation factor selanjutnya disingkat AVIF harus menjadi fokus kita karena dalam
WarpPLS menggunakan interaksi antar variabel (moderated regression analysis) yang
kemungkinan dapat terjadi multikolinieritas diantara variabel independen. Kriteria dalam
pengujian ini adalah, jika nilai AVIF < 5, idealnya < 3,3 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.
2. Model Struktural (inner model)
Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural model dan
substantive theory) menggambarkan antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory
(Ghozali, 2014). Terdapat beberapa pengujian dalam model ini yaitu R-square pada konstruk
dependen, dan estimate for path coeffisients.
a. Nilai Koefisien Determinasi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
Dalam menilai model dengan PLS kita mulai dengan melihat R-squared untuk setiap
variabel dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan
nilai pada R-squared dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen
tertentu terhadap variabel dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantive.
Hasil R-squared sebesar 0,67; 0,33 dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model
struktural mengindikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, “lemah” (Ghozali, 2014).
b. Relevansi Prediktif (predictive relevance)
Disamping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-
squared predictive relevance untuk model konstruk. Q-squared mengukur seberapa baik
nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-squared >
0 menunjukan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-
squared < 0 menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali,
2014).
c. Ukuran Efek (effect size)
Ukuran efek (effect size) dihitung sebagai nilai absolut kontribusi individual setiap
variabel laten predictor pada nilai R-squared variabel criterion. Effect size dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu lemah (0,02), medium (0,15), dan besar (0,35)
(Sholihin dan Ratmono, 2013).
Indikator yang digunakan untuk melihat goodness fit selain menggunakan AVIF, R-
squared, Q-squared, dan effect size adalah dengan melihat average path coefficient selanjutnya
disingkat APC. Kriteria kecocokan model dengan data adalah jika nilai P-values dari APC < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa model cocok dengan data. Disamping menggunakan APC, juga
bisa menggunakan average R-squared selanjutnya disingkat ARS, dimana memiliki kriteria
penerimaan kecocokan yang sama dengan APC, yaitu jika nilai P-values dari ARS < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa model cocok dengan data (Ghozali, 2014).
UJI HIPOTESIS
Uji hipotesis adalah suatu alat analisis statistik untuk menguji hipotesis (dugaan) tentang
besaran parameter populasi. Dalam uji hipotesis akan dilakukan dengan pengujian hipotesis
terhadap rata-rata populasi, dan proporsi populasi. Uji hipotesis rata-rata merupakan alat analisis
yang termasuk kedalam statistik parametik, sehingga data yang dianalisis harus berdistribusi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
normal (Subiyakto dan Algifari, 2011). Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah PLS, hipotesis dalam penelitian ini akan didukung apabila:
1. Koefisien jalur yang menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen
memiliki P-values < 0,05.
2. Koefisien jalur yang memoderasi antara variabel independen dengan variabel moderating
terhadap variabel dependen memiliki P-values < 0,05.
ADJUSTED KOEFISIEN DETERMINASI
Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Apabila menggunakan R2, setiap tambahan satu variabel independen
pasti akan meningkatkan nilai R2, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu terdapat kemungkinan bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model regresi. Sementara itu
nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model regresi. Dalam kenyataannya nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapati nilai adjusted R2 negatif, maka
nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol (Ghozali, 2016).
UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaurh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2016). Untuk menguji hipotesisi ini dugunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan
menggunakan derajat kepercayaan (α) 5%. Apabila nilai signifikansi ≤ 0,05, maka model regresi
layak atau dengan katalain H0 ditolak dan menerima HA. Hal tersebut berarti secara individual
satu variabel laten eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel laten endogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
EVALUASI GOODNESS FIT MODEL
Model yang dievaluasi dalam WarpPLS adalah mode pengukuran atau outer model dan model
struktural atau inner model. Berikut adalah evaluasi terhadap kedua model tersebut.
1. Multikolinieritas
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari average block variaance
inflation factor yang selanjutnya disingkat AVIF. Jika nilai AVIF lebih kecil dari 5, idealnya
3,3 menandakan tidak adanya multikolinieritas antar variabel laten eksogen. Hasil dari uji
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1
Model fit and quality indices
Coefficient
Average blok VIF 1,683
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Dari tabel 4,3 dapat diketahui bahwa nilai dari AVIF sebesar 1,683, yang berarti lebih
kecil dari 5 mapun 3,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak
terjadi multikolinieritas antar variabel laten eksogen, atau dengan kata lain uji
multikolinieritas terpenuhi.
2. Model Struktural (inner model)
Menilai inner model adalah melihat hubungan antara konstruk laten dengan melihat hasil
estimasi koefisien parameter path dan tingkat signifikansinya (Ghozali, 2014). Berikut
beberapa ukuran yang digunakan dalam menilai inner model.
a. Nilai Koefisien Determinasi
Berikut ini adalah hasil kontribusi R-squared yang disajikan dalam tabel 2:
Tabel 2
R-squared contributions
Coefficients P-values
R-squared 0,721 <0,001
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Berdasarkan pada tabel 4.4, diketahui bahwa nilai R-squared dari model penelitian
ini adalah sebesar 0,721 (baik). Nilai R-squared dapat diinterpretasikan bahwa variabel
laten endogen yaitu harga saham, dapat dijelaskan variabel laten eksogen seperti earning
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
per share, return on equity, net profit margin, dan price to book value sebesar 72,1% dan
sisanya sebesar 27,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
b. Relevansi Prediktif (predictive relevance)
Berikut adalah hasil dari nilai Q-squared yang disajikan dalam tabel 3:
Tabel 3
Latent variabel coeffcients
Coeffcients
Q-squared 0,701
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Berdasarkan data dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai Q-squared sebesar 0,701
yang lebih besar dari nol sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laten eksogen
mempunyai relevansi prediktif pada variabel laten endogen yang dipengaruhi.
c. Ukuran Efek (effect size)
Menurut Ghozali (2014), pengujian effect size digunakan untuk menginterpretasikan
apakah prediktor variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah (0,02), medium (0,15),
atau besar (0,35) pada tingkat struktural. Nilai dari effect size dalam penelitian ini
disajikan dalam tabel 4 berikut.
Table 4
Indirect and total effect
EPS ROE NPM PBV PER*
EPS
PER*
ROE
PER*
NPM
PER*
PBV
HGS 0,494 0,043 0,024 0,153 0,015 0,009 0,001 0,001
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai effect size untuk variabel EPS
sebesar 0,494 > 0,35 sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS memiliki nilai absolut
kontribusi individual yang tergolong besar pada setiap variabel laten prediktor pada nilai
R-squared variabel kriterion. Untuk variabel ROE memiliki nilai effect size 0,043 < 0,15.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
Dapat diartikan bahwa ROE memiliki nilai absolut kontribusi individual yang tergolong
lemah. Samahalnya dengan variabel NPM yang memperoleh nilai effect size sebesar
0,024 < 0,15 yang diartikan mempunyai nilai absolut kontribusi individual yang
tergolong lemah. Berbeda dengan variabel PBV yang memiliki nilai effect size tergolong
medium yaitu sebesar 0,153 > 0,15. Namun untuk hasil effect size variabel PER, ROE,
NPM, PBV yang dimoderasi oleh variabel moderating yaitu PER, menunjukan adanya
kontribusi yang lemah karena memiliki effect size < 0,02 dengan nilai masing-masing
effect size sebesar 0,015 (PER*EPS); 0,009 (PER*ROE); 0,001 (PER*NPM); 0,001
(PER*PBV).
Selain menggunakan indikator AVIF, R-squared, Q-squared, dan effect size dalam
mengukur goodness fit suatu model penelitian, bisa juga menggunakan indikator-indikator
berikut, seperti average path coefficient selanjutnya disingkat APC dan average R-squared
selanjutnya disingkat ARS yang memiliki keriteria kecocokan model yang sama, yaitu jika nilai
P-values dari APC dan ARS < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model cocok dengan data.
Nilai dari APC dan ARS dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5
Model fit and quality indices
Average path coefficient Average R-squared
P-values 0,003 < 0,001
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai P-values APC dan ARS masing-masing sebesar
0,003 dan < 0,001. Kedua angka tersebut masih dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
model dalam penelitian ini cocok dengan data yang digunakan.
PENGUJIAN HIPOTESIS
ADJUSTED KOEFISIEN DETERMINASI
Adjusted koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel laten endogen. Adjusted R2 dalam
penelitian ini disajikan dalam tabel 4.8.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Tabel 6
Hasil Adjusted Koefisien Determinasi
Adjusted R Square P Values
0,712 <0,001
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Nilai adjusted R2 yang tercantum dalam tabel 6 Adalah 0,712. Hal tersebut menunjukan
bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dapat menjelaskan besarnya
pengaruh earning per share, return on equity, net profit margin, dan price to book value
terhadap harga saham dengan price earning ratio sebagai variabel moderasi adalah 71,2%,
sedangkan sisanya 28,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak ada dalam model regresi.
UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel earning per share,
return on equity, net profit margin, dan price to book value terhadap harga saham dengan cara
membandingkan P-values dari setiap variabel laten eksogen maupun moderasi terhadap variabel
laten endogen. Nilai dari P-values setiap variabel laten dapat dilihat pada gambar 2 dan tabel 7.
Gambar 2
Output diagram jalur WarpPLS
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Tabel 7
Path coefficient and P-values
Path coefficients
EPS ROE NPM PBV PER*
EPS
PER*
ROE
PER*
NPM
PER*
PBV
HG.SHM 0,641 0,075 0,126 0,303 -0,038 0,039 -0,008 0,007
P-values
EPS ROE NPM PBV PER*
EPS
PER*
ROE
PER*
NPM
PER*
PBV
HG.SHM <0,001 0,117 0,023 <0,001 0,276 0,271 0,453 0,459
Sumber: Output WarpPLS, 2017
Berikut adalah pembahasan hipotesis dalam penelitian ini:
1. Variabel laten eksogen terhadap endogen
a. Pengaruh earning per share terhadap harga saham
HA1 = Earning per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
H01 = Earning per Share (EPS) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga
saham.
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Path coefficients variabel EPS sebesar
0,641 dengan P-values adalah < 0,001 lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05.
Berdasarkan kriteria penerimaan hipotesis pada penelitian ini, yaitu hipotesisi akan
diterima jika memiliki Path coefficients yang bernilai positif dan memiliki P-values <
dari tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena P-values variabel EPS < 0,05 maka H1
yang menyatakan bahwa Earning per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham diterima.
b. Pengaruh return on equity terhadap harga saham
HA2 = Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
H02 = Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga
saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Berdasarkan pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Path coefficients variabel ROE
sebesar 0,075 yang menunjukan nilai positif, dengan P-values dari variabel ROE
terhadap harga saham adalah 0,117 lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05.
Karena P-values > 0,05 maka H2 ditolak, sehingga H0 yang menyatakan bahwa Return
on Equity (ROE) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham diterima.
c. Pengaruh net profit margin terhadap harga saham
HA3 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
H03 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga
saham.
Dari tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Path coefficients variabel NPM sebesar 0,126
yang menunjukan nilai positif, dengan nilai P-values sebesar 0,023 lebih kecil dari nilai
signifikansi sebesar 0,05. Karena P-values < 0,05 maka H3 yang menyatakan bahwa Net
Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham diterima.
d. Pengaruh price to book value terhadap harga saham
HA4 = Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
H04 = Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Path coefficients variabel PBV
sebesar 0,303 yang menunjukan nilai positif, dengan nilai P-values sebesar < 0,001 lebih
kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05. Karena P-values < 0,05 maka H4 yang
menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham diterima.
2. Variabel laten eksogen dan moderasi terhadap endogen
HA5 = Price Earning Ratio (PER) memoderasi hubungan antara Earning per Share (EPS),
Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV)
terhadap harga saham.
H05 = Price Earning Ratio (PER) tidak memoderasi hubungan antara Earning per Share
(EPS), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value
(PBV) terhadap harga saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
Berdasarkan pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai P-values dari masing-masing variabel
laten eksogen yang telah dimoderasi variabel moderating yaitu PER, semuanya menghasilkan
nilai P-values yang lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05 yaitu 0,276 (PER*EPS),
0,271 (PER*ROE), 0,453 (PER*NPM), dan 0,459 (PER*PBV). Karena P-values dari
masing-masing variabel laten eksogen yang telah dimoderasi > 0,05 maka H5 ditolak dan
menerima H0, dan dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak memoderasi
hubungan antara Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Earnign per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
2. Return on equity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham.
3. Net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
4. Price to book value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham
5. Price Earning Ratio (PER) tidak terbukti memoderasi hubungan antara Earning per Share
(EPS), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV)
terhadap harga saham.
SARAN
Penelitian ini memberikan saran-saran agar peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang lebih
baik. Saran-saran tersebut antara lain:
1. Bagi investor, sebelum berinvestasi dapat memperhatikan kinerja perusahaan melalui rasio-
rasio keuangan yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
2. Bagi perusahaan, perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat
meningkatkan harga saham.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel selain yang digunakan
dalam peelitian ini, atau menggunakan jenis varibael baru seperti variabel intervening.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan perusahan yang berbeda dari penelitin ini
agar diperoleh variasi data yang lebih banyak. Penelitian selanjutnya juga diharapkan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
menggunakan jumlah tahun pengamatan yang lebih panjang agar hasilnya semakin
mendekati kondisi yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lidya dan Sany Noviri. 2013. Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share
(EPS), dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar di BEI. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Aletheari, Ida Ayu Made dan I Ketut Jati. 2016. Pengaruh Earning per Share (EPS), Price
Earnings Ratio (PER), dan Book Value per Share (BVPS) terhadap harga saham pada
perusahaan property yang terdaftar di BEI. Bali: Universitas Udayana.
Ali, Arifin. 2007. Membaca Saham (Paduan Dasar Seni Berinvestasi). Yogyakarta: PT. Andi.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Astutik, Esti Puji. 2005. Pengaruh Erning per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity
ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEJ. Semarang:
UNS.
Bastian, Indra, dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Chandradewi, Susanna. 2000. “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Penentuan Harga Pasar
Saham Perusahaan Sesudah Penawaran Umum Perdana”. Perspektif Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi. Vol. 5, No.1, Juni 2000.
Choiriah, Aprilia Nur dkk. 2016. Analisis pengaruh EPS, ROE, DER, dan CR terhadap harga
saham dengan PER sebagai variabel moderating pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di
BEI. Malang: UNISMA.
Darmadji, Tjiptono. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta:
Salemba Empat.
Eungene F. Brigham dan Joel F. Houaton. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least
Square (PLS). Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2013. Partial Least Square, Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 3.0. Semarang: UNDIP.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
Kurnianto, Ajeng Dewi. 2013. Analisis Pengaruh EPS, ROE, DER, dan CR terhadap Harga
Saham dengan PER sebagai Variabel Moderating. Semarang: UNDIP
Habib, Arief. 2011. Teori dan Aplikasi Analisis Teknikal. Jawa Tengah: Naked Investasi.
Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi, Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini dalam Bidang
Akuntansi dan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.
Husnan, Saud. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Keiso, Weygant, dan Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
Munawir. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nachrowi, D Nachrowi., dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
EKONOMETRIKA Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LP FE Universitas
Indonesia.
Prawira, Wisnu Jana. 2015. Analisis pengaruh rasio Financial, Economic Value Added dan
Market Value Added pada harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks
LQ45. Yogyakarta: STIE YKPN.
Prastowo, Dwi. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: YKPN.
Priambada, Giri Wahyu. 2017. Analalisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Sektor Teknologi di NASDAQ Periode 2014-2016. Yogyakarta: STIE YKPN.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta.
Saptadi, A. 2007. Pengaruh Return on Investment (ROI), Price Earnings Ratio (PER), dan
Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Setiawan, Alvin dan Lauw Tjun Tjun. 2010. Pengaruh Earnings per Share (EPS), Loan to
Deposit Ratio (LDR), dan Arus Kas Operasi terhadap harga saham emiten Perbankan di
Bursa Efek Indonesia. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0.
Yogyakarta: Andi.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
Sihombing, Gregorius. 2008. “Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham”. Yogyakarta:
Penerbit Indonesia Cerdas.
Sia, Vice law Ren dan Lauw Tjun Tjun. 2011. Pengaruh Current Ratio (CR), Earnings per Share
(EPS), dan Price Earnings Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta:
Salemba Empat.
Suciyati, Tri. 2011. Pengaruh ROA, ROE, NPM, dan EVA Terhadap Harga Saham Perusahaan
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Sugiri, Slamet. 2001. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: YKPN.
Suharno. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014. Yogyakarta: UNY.
Susilawati, Christin Dwi Karya. 2012. Analisis perbandingan pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,
dan Profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI.
Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Tjipto Darmaji dan M. Henry Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Tjun, Lauw Tjun dan Vice Law Ren Sia. 2011. Pengaruh Current Ratio, Earning per Share, dan
Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka
Tuanakotta M. Theodorus. 1984. Teori Akuntansi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Walsh, Ciaran. 2004. Rasio-rasio Manajemen Penting Penggerak dan Pengendali
Bisnis. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Widigdo, Nur, Candra. 2016. Pengaruh Current Ratio, Return on Assets, dan Debt to Equity
Ratio Terhadap Harga Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang
Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Yogyakarta: STIE YKPN.
Zaenal Arifin, 2005. Teori Keuangan dan Pasar modal. Yogyakarta: Ekonisia.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id