perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON
DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE SRAGEN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Bidang Manajemen Bisnis
Oleh :
Umi Rohmiatun
NIM F3509081
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON
DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE SRAGEN
Umi Rohmiatun
F3509081
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam kegiatan produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas maka kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjaga. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE yang memproduksi benang rayon. Rumusan masalah yang diambil adalah 1) Berapakah batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart ? 2) Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon? 3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk benang rayon.
Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Metode analisis bagan kendali C-chart, 2) Diagram pareto, 3) Diagram sebab-akibat. Sumber data yang digunakan adalah data langsung dari PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE berupa data produksi dan data kerusakan produk benang rayon tahun 2011.
Dari analisis bagan kendali C-chart dapat diketahui sebesar 120.16 UCL
sebesar 153.05, LCL sebesar 87.28. Dari hasil analisis diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan adalah 1) tebal tipisnya benang sebesar 582 atau 40.36%, 2) Benang berserabut 348 atau 24.13%, 3) Benang kotor 294 atau 20.39%, 4) Benang terkontaminasi 218 atau 15,12% terjadi karena faktor manusia, mesin, bahan baku, serta metode.
Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran : 1) Perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan, 2) Perusahaan harus segera melakukan perbaikan kualitas benang rayon dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada benang, 3) Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kata kunci: Pengendalian kualitas, Metode C-chart, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul :
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON
DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE SRAGEN
Surakarta, Juni 2012
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
Deny Dwi Hartono,SE, M.Si.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NIP. 19831210 200812 1 002
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan Judul :
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON
DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE SRAGEN
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
Reza Rahardian, SE, M.Si
NIP. 197406092000121001 Penguji
Deny Dwi Hartono, SE, M.Si
NIP. 19831210200812002 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
· Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan (Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin). (Andrie Wongso)
· Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan, tapi mencapai apa yang belum kau lakukan. (Kahlil Gibran)
· Segalanya akan tercipta kalau kau yakin, keyakinan yang membujat segalanya tercapai. (Frank Lloyd Wright)
· Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain. (Qs. Alam Nasyrah :6-7)
· Percaya pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai kesuksesan. (Emerson)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Hasil karya ini kupersembahkan untuk :
v Ayah dan Ibu ku yang selalu memberiku kasih sayang dan doa untuk
masa depanku.
v Suamiku Tercinta yang selalu memberiku semangat, kasih sayang, doa &
selalu memberikan motivasi untuk terus maju mencapai kesuksesan.
v Anakku tercinta Excel Aprillio Alfiansyah, makasih senyummu membuat
ibu semangat.
v Mertuaku terimaksih banyak sudah membantuku dalam bebagai hal.
v Adikku, makasih sudah membantuku.
v Keluarga besarku.
v Teman-teman MI”09
v Almamaterku UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan Judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS
PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT.
SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SARGEN”
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Ahli Madya pada program Diploma 3 Program Studi Manajemen Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini penulis menyadarai bahwa keberhasilan dalam
penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan
petunjuk dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen Industri
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang
sebagai syarat penyusunan Tugas Akhir.
3. Deny Dwi Hartono, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi, dan saran sehingga Tugas
Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Bapak FX. Sugiyanto, SH selaku pimpinan personalia yang telah berkenan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan
penelitian pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.
6. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Soelystyowaty Kusuma Textile yang telah
memberikan informasi dan arahan selama magang .
7. Semua teman-teman Manajemen Bisnis angkatan 2009 yang selama ini
menimba ilmu bersama.
8. Orang tuaku, Suamiku, Anakku, Mertuaku, Adikku ,dan keluarga besarku
yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan tugas akhir ini. Terima
kasih atas semuanya.
9. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat di sebutkan satu
persatu. Terima kasih
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2012
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
E. Metode Penelitian .................................................................................... 5
F. Alur Pemikiran ........................................................................................ 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSATAKA
A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas .................................... 15
B. Tujuan Pengendalian Kualitas ............................................................... 16
C. Dimensi Kualitas ..................................................................................... 16
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ........................................ 18
E. Prosedur Pengawasan Kualitas ................................................................ 20
F. Alat-alat Pendukung Dalam Pengendalian Kualitas .............................. 21
G. Metode-metode Pengendalian Kualitas .................................................. 23
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan .......................................................................... 27
2. Tujuan Perusahaan ............................................................................ 29
3. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 29
4. Aspek Personalia .............................................................................. 35
5. Aspek Produksi ................................................................................ 40
6. Aspek Pemasaran .............................................................................. 47
B. Laporan Magang Kerja
1. Pelaksanaan Magang Kerja ............................................................. 48
2. Prosedur Magang Kerja .................................................................... 48
3. Kegiatan Magang Kerja .................................................................... 48
C. Pembahasan Masalah
1. Analisis C-chart .................................................................................. 50
2. Analisis Diagram Pareto ..................................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Analisis Diagram Sebab Akibat ........................................................ 57
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 61
B. Saran ......................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1
Data Jumlah Tenaga Kerja PT. Soelystyowaty Kusuma Textile ...................... 35
Tabel 3.2
Data Kerusakan Benang Rayon PT. Soelystowaty Kusuma Textile ................. 51
Tabel 3.3
Jenis Kerusakan Benang Rayon PT. Soelystowaty Kusuma Textile ................ 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Contoh Bagan C-chart ......................................................................................... 9
Gambar 1.2
Contoh Diagram Pareto ....................................................................................... 10
Gambar 1.3
Contoh Diagram Sebab Akibat ............................................................................ 11
Gambar 1.4
Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 12
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile................................... 29
Gambar 3.2
Alur Proses Produksi Benang Rayon .................................................................. 40
Gambar 3.3
Grafik C-chart ....................................................................................................... 53
Gambar 3.4
Diagram Pareto ..................................................................................................... 56
Gambar 3.5
Diagram Sebab Akibat ......................................................................................... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Surat Keterangan Diterima Magang
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Magang
Lampiran 4. Surat Penilaian Magang
Lampiran 5. Foto Tempat Magang
Lampiran 6. Grafik C-chart dengan POM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE SRAGEN
Umi Rohmiatun
F3509081
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam kegiatan produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas maka kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjaga. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE yang memproduksi benang rayon. Rumusan masalah yang diambil adalah 1) Berapakah batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart ? 2) Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon? 3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk benang rayon.
Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Metode analisis bagan kendali C-chart, 2) Diagram pareto, 3) Diagram sebab-akibat. Sumber data yang digunakan adalah data langsung dari PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE berupa data produksi dan data kerusakan produk benang rayon tahun 2011.
Dari analisis bagan kendali C-chart dapat diketahui sebesar 120.16 UCL
sebesar 153.05, LCL sebesar 87.28. Dari hasil analisis diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan adalah 1) tebal tipisnya benang sebesar 582 atau 40.36%, 2) Benang berserabut 348 atau 24.13%, 3) Benang kotor 294 atau 20.39%, 4) Benang terkontaminasi 218 atau 15,12% terjadi karena faktor manusia, mesin, bahan baku, serta metode.
Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran : 1) Perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan, 2) Perusahaan harus segera melakukan perbaikan kualitas benang rayon dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada benang, 3) Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.
Kata kunci: Pengendalian kualitas, Metode C-chart, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF RAYON YARN QUALITY CONTROL PRODUCT C-CHART METHOD AT. PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE SRAGEN
Umi Rohmiatun
F3509081
Quality control is an activity that needs to be done by every company in the production activities. Given the quality control of the quality of the products will remain intact. The study was conducted at PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE producing rayon yarn. Formulation of the problem are taken are 1) What is the upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) damage rayon yarn products with C-chart method? 2) What was the average damage rayon yarn products? 3) What factors are the cause of damage to rayon yarn products? The purpose of this study were 1) To determine the upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) damage rayon yarn products with C-chart method, 2) To find the average damage rayon yarn products with C-chart method, 3) To determine the factors that cause damage to rayon yarn products.
Discussion of the methods used in this study were 1) Method of analysis C-chart control chart, 2) Pareto diagram, 3) a causal diagram. Source of data used is the data directly from the PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE in the form of data production and data destruction rayon yarn products in 2011.
From the analysis of C-chart control chart can be seen at 120.16 UCL at 153.05, LCL at 87.28. From the analysis of Pareto diagram can be seen that kind of damage are 1) the yarn thickness of 582 or 40.36%, 2) fibrous yarn 348 or 24.13%, 3) dirty yarn or 20:39% 294, 4) Yarn contaminated with 218 or 15.12% occur due to human factors, machinery, raw materials, and methods.
Based on the discussion of data analysis and the conclusion of the research has been done the author gives suggestions: 1) Companies need to maintain stable production process in the face of competition, 2) the Company shall immediately repair rayon yarn quality by addressing the causes of damage to the threads, 3) the Company should further improve the supervision of the machines used for the production process to perform maintenance and routine checks and replacement spare part on a broken machine so the machine can continue to operate. Key words: quality control, C-chart method, Pareto Diagram, Cause and Effect
diagram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan di sektor industri merupakan salah satu sektor penting
dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu bidang industri
yang berkembang di Indonesia adalah industri tekstil. Tekstil menjadi
komoditi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu
kebutuhan akan produk tekstil semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan
manusia.
Di Indonesia industri tekstil memiliki tingkat persaingan yang sangat
tinggi. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat memperhatikan segala
aspek produksi untuk meningkatkan kemampuan bersaing dengan perusahaan
lain. Untuk itu perusahaan harus mengamati dalam setiap proses produksi
agar lebih efektif dan efisien. Salah satunya diperlukan pengendalian kualitas
yang baik dan dapat memenuhi standar produk yang telah ditentukan serta
menghasilkan produk yang bekualitas tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa
kualitas merupakan faktor utama yang menjadi dasar pemilihan sebuah
produk disebagian konsumen. Kualitas menjadi hal yang sangat penting
dalam suatu produksi, sehingga didunia bisnis kualitas merupakan faktor
kunci yang membawa keberhasilan, pertumbuhan dan peningkatan dalam
bersaing.
Pelaksanaan pengendalian kualitas sangat berkaitan erat dengan standar
kualitas yang telah ditentukan perusahaan. Pengendalian kualitas berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
untuk menekan jumlah produk yang rusak, menjaga agar produk akhir yang
dihasilkan sesuai dengan standar kualitas perusahaan dan menghindari
lolosnya produk rusak ketangan konsumen secara intensif dan terus menerus,
sehingga setiap penyimpangan akan segera di ketahui dan tindakan perbaikan
akan lebih cepat sebelum menyebabkan kerusakan dan kerugian yang lebih
besar. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik diperlukan adanya
pengendalian kualitas. Dengan pengendalian kualitas yang itensif dapat
meningkatkan kualitas suatu produk sehingga akan menciptakan kepuasan
konsumen.
Pengendalian kualitas adalah upaya mengurangi kerugian-kerugian
akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap (Handoko,
2000:435). Menurut Nasution (2003:20) pengendalian kualitas adalah suatu
pendekatan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus terhadap produk, jasa, tenaga
kerja, proses, dan lingkungan.
PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah perusahan yang bergerak di
bidang industri pemintalan benang yaitu memproduksi benang rayon.
Benang rayon merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis, bukan
kapas alami. Permintaan pasar terhadap produksi benang sangatlah tinggi,
sehingga PT. Soelystyowaty Kusuma Textile selalu berusaha agar
produksinya dapat meningkat dengan kualitas yang sebagaimana diharapkan
perusahaan. Setiap perusahaan manufaktur pasti memiliki departemen
quality control, begitu juga PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.
Pengendalian kualitas dilakukan untuk mendapatkan hasil produk yang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas yang
dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan
tersebut memiliki cacat atau tidak. Semua diperiksa sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Bagi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile hasil
produksi dan kepuasan pelanggan menjadi faktor yang sangat penting untuk
mencapai keberhasilan dalam merebut persaingan atau pangsa pasar.
Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile kapasitas produksi perhari adalah
sekitar 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis
benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang akan dijadikan kain
santung atau kain tissu. Dalam memproduksi benang rayon terdapat
beberapa kerusakan, yaitu benang tebal tipis, benang berserabut, benang
kotor dan benang terkontaminasi.
Berdasarkan latar belakang diatas dalam menyusun tugas akhir penulis
mengambil judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK
BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT.
SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Berapakah batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL)
dengan bagan kendali c-chart pada produk benang rayon?
2. Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon?
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang
rayon?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang inggin di capai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah
(LCL) dengan bagan kendali c-chart pada produk benang rayon.
2. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan.
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian yang
dilakukan adalah :
1. Bagi perusahaan
Sebagai masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pengendalian kualitas benang rayon pada khususnya
dan sebagai salah satu bahan evaluasi bagi perusahaan dalam mengambil
kebijaksanaan untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalkan
kerusakan, baik poduk yang dihasilkan maupun mesin-mesin poduksi
yang digunakan perusahaan.
2. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan materi yang dipelajari diperusahaan
mengenai pengendalian kualitas dengan keadaan perusahaan yang
sesungguhnya, sehingga di harapkan dapat memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam mengenai pengendalian kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang
sama tentang pengendalian kualitas.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh
jawaban dari pertanyaan tentang siapa, kapan, dimana, dan bagaimana dari
suatu topik penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006:52).
Dalam penelitian ini peneliti menggumpulkan data yang terkait
pengendalian kualitas benang rayon dengan metode C-chart untuk
mengetahui jumlah kerusakan produk benang rayon dan penyebabnya di
PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
yang beralamat di Jl Purwosuman, Sidoarjo, Kabupaten Sragen.
Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri textile. Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile kapasitas
produksi perhari adalah sekitar 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang
tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang
akan dijadikan kain santung atau kain tissu.
3. Sumber Data
Data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi data sekunder.
a. Data Sekunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Data sekunder yaitu data yang telah di kumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data
(Kuncoro,2003:127). Data sekunder dalam penelitian ini berupa :
1) Data Kuantitatif
a) Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka nominal
dari perusahaan yang diteliti. Adapun data yang diperoleh :
i. Data jumlah produksi pada tahun 2011
ii. Data benang cacat pada tahun 2011
b) Data Kuantitatif adalah Data yang menjelaskan secara
diskriptif atau beberapa penjelasan tentang gambaran
perusahaan. Adapun data yang diperoleh yaitu :
i. Data tentang sejarah perusahaan
ii. Data tentang struktur organisasi perusahaan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Yaitu metode pengumpulan data secara langsung dengan cara
melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis
mengenai kegiatan yang berada di PT. SOELYSTYOWATY
KUSUMA TEXTILE SRAGEN.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab secara langsung kepada pihak PT. SOELYSTYOWATY
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
KUSUMA TEXTILE, baik itu pimpinan perusahaan, kepala-kepala
bagian dan para karyawan PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA
TEXTILE untuk memperoleh data tentang bahan baku, karyawan, dan
jam kerja.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mengambil atau membaca dari
beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Antara lain adalah : data sejarah perusahaan PT. Soelystyowaty
Kusuma Textile dan data jmlah produksi benang rayon.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang di pergunakan dalam penelitian tugas akhir
ini adalah :
a. Metode c-chart
Peta pengendali c-chart ini digunakan untuk mengadakan
pengamatan terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui
banyaknya kesalahan pada satu unit produk benang rayon yang di
produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sebagai sampelnya.
Pengamatan ini berupa data atribut dimana jumlah cacat setiap unit
output (per unit benang rayon) dapat dihitung. Yang dirumuskan
sebagai berikut :
1) Menentukan rata-rata kerusakan
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Keterangan :
= Rata-rata jumlah produk cacat
= Total jumlah produk cacat
= Banyaknya waktu yang diobservasi
2) Menentukan standar deviasi
σc =
Keterangan :
σc = Standar Deviasi
= Rata-rata jumlah produk cacat perunit
3) Menentukan batasan pengendalian
Batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah
(LCL).
UCL = + 3σc
LCL = – 3σc
Keterangan :
= Rata-rata jumlah produk cacat
σc = Standar deviasi
UCL = Batas kendali atas
LCL = Batas kendali bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
UCL
CL
LCL
Gambar 1.1
Contoh Bagan C-chart
Batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah
(LCL) merupakan batasan pengawasan dari penyimpangan yang
terjadi. Bila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas
pengendalian bawah (LCL) berarti merupakan prestasi yang baik
bagi perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang
sekecil mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas
pengendalian atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas
produk yang dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera
mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan
pengendalian kualitas tersebut. Apabila terjadi penyimpangan yang
lebih besar, maka perlu diadakan tindakan, misalnya dengan
mengoreksi penyebab kesalahan, latihan bagi karyawan baru,
memperbaiki atau mengganti mesin-mesin penyebab kesalahan dan
pemilihan bahan baku yag lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
6. Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan,
masalah atau kecacatan untuk membantu memusatkan perhatian pada
penyelesaian masalah (Render&Heizer, 2004:266). Adapun cara untuk
mengetahui prosentase kerusakan produk dengan menggunakan rumus
jumlah kerusakan pada jenis.
% kerusakan = x 100 %
0
20
40
60
80
100
A B C D
Jum
lah
Keru
saka
n
Jenis Kerusakan
Gambar 1.2 Diagram Pareto
1) Menentukan jumlah kerusakan untuk setiap jenis kerusakan.
Misalnya terdapat kerusakan A jumlah kerusakan 100, kerusakan
B jumlah kerusakan 80, kerusakan C jumlah kerusakan 60,
kerusakan D jumlah kerusakan 40.
2) Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan
yang jumlahnya paling besar kejumlah yang paling kecil. Dimulai
dari kiri ke kanan. Misalnya kerusakan paling banyak A, lalu B,
Lalu C dan paling kecil D.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
7. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone)
uuMenurut Render dan Heizer (2004:265), Diagram sebab-akibat
adalah teknik skematis yang digunakan untuk menentukan lokasi yang
mungkin ada pada permasalahan kualitas. Diagram sebab-akibat memiliki
empat kategori yang merupakan penyebab kerusakan yaitu material atau
bahan baku, mesin, manusia dan metode.
Gambar 1.3
Contoh Diagram Sebab Akibat
Man Material
Masalah Kualitas
Methode Machine
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
F. Alur Pemikiran
Gambar 1.4
Alur Pemikiran
produk
Pengendalian Kualitas dengan diagram c-chart
Produk baik Produk rusak
Analisis pengendalian kualitas
1. Diagram pareto
2. Diagran sebab-akibat
Persentase kerusakan dan jenis kerusakan
Paking
Hasil evaluasi
Kesimpulan dan saran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Keterangan :
Dari alur pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai standar
kualitas pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile harus memperhatikan secara
konsisten jalannya proses produksi. Hal ini dilakukan agar proses produksi sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Soelystyowaty Kusuma
Textile.
Dalam menentukan kualitas produk akhir yang selesai diproduksi apakah
produk benang rayon telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan PT.
Soelystyowaty Kusuma Textile atau belum, maka produk akhir benang rayon
kemudian diseleksi di bagian QC (pengendalian kualitas dengan diagram c-chart).
Pengendalian kualitas terhadap produk benang rayon dilakukan untuk menjaga
dan mengarahkan agar kualitas benang rayon yang dihasilkan dapat dipertahankan
sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Hasil seleksi oleh bagian QC dibagi menjadi 2 kategori, yaitu produk baik
dan produk rusak. Untuk produk yang sudah baik, perusahaan tidak perlu
melakukan perbaikan. Produk baik tersebut langsung di paking.
Untuk melakukan perbaikan pada produk benang rayon yang rusak,
digunakan analisis pengendalian kualitas berupa diagram c-chart, diagram Pareto,
dan diagram sebab-akibat. Diagram sebab-akibat ini yang kemudian digunakan
untuk mengetahui penyebab kerusakan produk akhir benang rayon.
Hasil evaluasi dengan diagram c-chart, diagram Pareto, dan diagram sebab-
akibat akan dijadikan rekomendasi oleh pihak PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
sebagai acuan untuk terus memperbaiki kualitas produk yang telah dihasilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dari hasil evaluasi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk
benang rayon yang dihasilkan oleh PT. Soelystyowaty Kusuma Textile masih
berada dalam batas kendali (in control) atau di luar batas kendali (out of control).
Dan hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai laporan dan tindakan
perbaikan dalam proses produksi untuk selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas
1. Pengertian kualitas
Kualitas sangat berperan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Oleh sebab itu, perusahaan saat ini harus mengenal dan mengerti seluk
beluk pelanggan dengan memperhatikan kualitas suatu produk yang
dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kualitas menurut para
ahli ekonomi :
a. Kualitas adalah karakteristik produk jasa yang mampu memuaskan
kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render dan Heizer, 2005 :
263).
b. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
yang tampak maupun tersembunyi (Render dan Heizer, 2001:92).
2. Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengertian pengendalian kualitas menurut Yamit (2004:33) adalah
adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar kualitas bahan,
standar, proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi sampai standar
pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kualitas yang direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
B. Tujuan Pengendalian Kualitas
Dalam setiap kegiatan produksi mempunyai tujuan tertentu termasuk
dalam kegiatan pengendalian kualitas. Menurut Handoko (2000:454) tujuan
pengendalian kualitas adalah :
1) Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu
2) Mengilhami kerja tim yang lebih baik
3) Mendorong keterlibatan dalam tugas
4) Meningkatkan motivasi pada karyawan
5) Menciptakan kemampuan memecahkan masalah
6) Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer
dengan karyawan
7) Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi
8) Memajukan karyawan serta mengembangkan produk dengan baik
C. Dimensi Kualitas
Menurut (Garvin dalam Yamit, 2004:10) berdasarkan prespektif kualitas,
David mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau
manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Performance (kinerja)
Yaitu kesesuain produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau
karakteristik pokok dari produk inti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Features (Keistimewaan)
Yaitu curi khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang
baik bagi pelanggan .
3. Realiability (Kehandalan)
Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalan atau
kemungkinan kerusakan agak rendah.
4. Conformance (Kesesuain)
Yaitu kerusakan produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau
sejauh mana karekteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar
yan telah di tetapkan sebelumnya.
5. Durability (Daya tahan)
Ketahanan produk atau seberapa lama produk dapat terus digunakan.
6. Serviceability
Yaitu kemudahan produk itu bila diperbaiki atau kemudahan
memperoleh komponen produk tersebut .Hal-hal tersebut dapat meliputi
kenyamanan, kemudahan dalam pemiliharaan dan penanganan keluhan
yang memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
7. Aesthetis (Estetika)
Yaitu keindahan yang menyangkut corak,rasa dan daya tarik produk
tersebut.
8. Perceived Quality
Yaitu Fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena
citra atau reputasi produk tersebut.Sehingga konsumen tidak selalu
mendapatkan informansi yang lengkap tentang suatu produk atau jasa.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Menurut Yamit (2003:92) ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas,
yaitu :
a. Faktor-faktor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunanan.
2) Peralatan dan perlengkapan.
3) Bahan baku atau material.
4) Pekerja ataupun staf organisasi.
b. Faktor-faktor secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pasar atau tingkat persaingan
Persaingan sering merupakan faktor penentu dalam menetapkan
tingkat kualitas output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
persaingan akan memberikan pengaruh pada perusahaan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas.
2) Tujuan organisasi
Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output
tinggi, barang yang berharga rendah atau barang yang berharga mahal.
3) Testing produk
Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan
dapat berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang
terdapat pada produk.
4) Desain produk
Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas
produk itu sendiri.
5) Proses produksi
Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan
kualitas produk yang dihasilkan.
6) Kualitas input
Jika bahan yang diguinakan tidak memenuhi standar. Tenaga kerja
tidak terlatih atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat akan
berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan.
7) Perawatan perlengkapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang
tidak tersedia maka kualitas produk akan kurang dari semestinya.
8) Standar kualitas
Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak.
Todak ada testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas
tinggi sulit dicapai.
9) Umpan balik konsumen
Jika konsumen kurang sensitive terhadap keluhan-keluhan
konsumen kualitas akan meningkat secara signifikan.
E. Prosedur Pengawasan Kualitas
1. Inspeksi
Tujuan utama inspeksi adalah pencegahan, bukan perbaikan jadi
inspeksi bertujuan untuk mencegah atau menghentikan pembuatan hasil
akhir yang rusak atau menghentikan jasa yang tidak berguna, ada beberapa
pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilakukan
(Handoko 2000 : 430).
Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang-
barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada barang-barang
jelek.
a. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar berbagai
operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang yang telah
rusak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin
menghentikan dan akan menghentikan dan akan memacetkan mesin-
mesin.
c. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup kerusakan-kerusakan seperti
pengecatan.
d. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan
seperti pengelasan komponen, pencampuran warna.
e. Pada mesin-mesin automatic inspeksi dilakukan pada unit pertama dan
unit terakhir tetapi hanya kadang-kadang untuk unit-unit diantaranya :
f. Inspeksi komponen-komponen akhir.
g. Inspeksi sebelum penggudangan
h. Inspeksi pengujian dan produk jadi.
F. Alat-alat Pendukung dalam Pengendalian Kualitas
Menurut Render, Heizer (2004:263-268) kualitas tidak selalu
merupakan sebuah kecelakan melainkan hasil usaha yang pandai yang
dilakukan perusahaan. Didalam usaha pengendalian kualitas terdapat tujuh
alat yang diperkenalkannya, yaitu :
a) Lembar pengecekan (check sheet)
Lembar pengecekan adalah suatu formulir yang didesain untuk
mencatat data dan berfungsi dalam membantu analisis untuk menentukan
fakta atau pola yang mungkin bisa membantu analisis selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b) Diagram sebar atau pencar (scatter diagram)
Diagram sebar atau pencar adalah sebuah grafik nilai sebuah variabel
yang dihadapkan dengan variabel lain. Diagram ini menunjukkan
hubungan antar dua perhitungan.
c) Diagram sebab-akibat (fish bone chart)
Diagram sebab-akibat adalah suatu alat untuk mengenal elemen proses
atau penyebab yang mungkin memberikan pengaruh pada hasil. Diagram
ini menggambarkan sebuah diagram yang bentuknya menyerupai tulang
ikan, untuk mengetahui masalah pengendalian kualitas terhadap
pelanggan perusahaan yang tidak puas.
d) Diagram pareto (pareto chart)
Diagram pareto adalah metode untuk mengelola kesalahan, masalah
atau produk cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha
penyelesaian masalah. Setelah diagram pareto dibuat untuk langkah
selanjutnya ialah mencari penyebab kerusakan serta mencari cara untuk
mengurangi kerusakan produk tersebut.
e) Histogram
Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan frekuensi
dari setiap nilai yang terjadi dan peristiwa yang paling sering terjadi serta
variasi dalam pengukuran.
f) Bagan kendali atau control chart
Bagan kendali adalah suatu metode untuk mengetahui apakah terdapat
produk cacat yang out of control atau masih dalam batas pengendalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
g) Diagram alir
Diagram alir adalah diagram yang secara garis besar menyajikan
sebuah proses dengan menggunakan kotak dan garis yang berhubungan.
Diagram ini merupakan alat yang sangat baik untuk memahami sebuah
proses atau menjelaskan sebuah proses.
G. Metode-metode Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam metode.
Menurut Render, Heizer (2001:124) memberikan beberapa metode
pengendalian kualitas, yaitu:
1. Control chart untuk data variabel
Data variabel control chart merupakan data variabel tersambung yang
dapat diukur, misalnya berat, panjang, volume, tinggi. Data variabel
control chart yang umum digunakan ialah
a. Mean chart (X-chart) menggunakan rata-rata proses dari sampel. Mean
dari tiap sampel dihitung dan digambar pada grafik, titik-titik atau
point tersebut yang merupakan mean sampel.
UCL = + .R
LCL = - .R Keterangan :
UCL = Batas kendali atas
LCL = Batas kendali bawah
R = Range (selang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
= Nilai yang ditemukan
= Rata-rata dari rata-rata sampel sampel
b. Range chart (R-chart)
Range adalah perbedaan nilai terkecil dan terbesar dalam sampel. R-
chart lebih mencerminkan variabilitas proses dari pada kecondongan
terhadap niai mean.
=
= Range tiap sampel
= Jumlah sampel
ΣR = Range rata-rata dan garis tengah sampel
UCL = .
LCL= .
Keterangan :
= Nilai yang ditemukan
= Nilai yang ditemukan
= Batas kendali atas
LCL = Batas kendali bawah
2. Control chart untuk data atribut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Bagan control ini digunakan dari pengukuran karakteristik produk yang
dievaluasi dengan suatu pilihan diskret, misalnya baik atau buruk, ya atau
tidak dan sebagainya. Mean control chart untuk data atribut adalah
a. P-chart
Bagan ini menunjukkan pecahan dari kerusakan atau kecacatan produk
dalam sampel dengan berbagai statistik sampel, misalnya per hari, per
mesin.
=
eterangan :
Σp = Jumlah produk rusak
n = Jumlah Sampel
= Rata-rata sampel dari proporsi kerusakan
UCL = + z.σp
LCL = - z.σp
:
z = Jumlah standar deviasi rata-rata proses
σp = Standar deviasi dari proporsi sampel
UCL = Batas kendali atas
LCL = Batas kendali bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. C-chart
Bagan ini memperlihatkan banyaknya jumlah kerusakan atau kecacatan
perunit output.
=
Keterangan :
= Rata-rata jumlah produk cacat
= Total jumlah produk cacat
= Banyaknya waktu yang diobservasi
σc =
Keterangan :
σc = Standar Deviasi
= Rata-rata jumlah produk cacat perunit
UCL = + 3σc
LCL = – 3σc
Keterangan :
= Rata-rata jumlah produk cacat
σc = Standar deviasi
UCL = Batas kendali atas
LCL = Batas kendali bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
1. Sejarah Berdirinya PT.Soelystyowaty Kusuma Textile
PT.Soelystyowaty Kusuma Textile merupakan sebuah perusahaan
tekstil yang didirikan di daerah kota sragen propinsi Jawa Tengah.
Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 26 Januari 1998 dan mulai
beroperasi dan produksi pada tahun1999. Usaha pertekstilan tersebut
mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan produksi spinning
atau pemintalan yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang.
PT.Soelystyowaty Kusuma Textile merupakan pengembangan dari
PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang produksi weaving atau
perajutan. Karena PT. Sukowati menginginkan benang yang diproses di
PT. Sukowati dapat dihasilkan sendiri maka didirikanlah
PT.Soelystyowaty Kusuma Textile. Keberadaan PT.Soelystyowaty
Kusuma Textile adalah untuk menopang kebutuhan benang yang
dibutuhkan di PT. Sukowati. PT.Soelystyowaty Kusuma Textile berdiri
dengan harapan dapat menopang kebutuhan benang untuk PT. Sukowati
dan diharapkan hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile juga
dapat dijual ke pabrik lain, tetapi pada awalnya hasil produksi
PT.Soelystyowaty Kusuma Textile hanya untuk memenuhi kebutuhan PT.
Sukowati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Selama mengembangkan usahanya PT.Soelystyowaty Kusuma Textile
sudah memperkerjakan karyawan sekitar 319 orang pekerja, yang terdiri
dari 85 % operator dan 15 % staff. Tenaga kerja sebagai besar dari daerah
sragen dan sekitarnya. Disamping itu para karyawan telah membentuk
suatu persatuan dan telah menjadi anggota Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI). Perusahaan juga telah melaksanakan antara lain:
a. Memenuhi upah umum yang berlaku di Jawa Tengah.
b. Mengukit sertakan para pekerja dalam program ASTEK.
c. Fasilitas antar jemput.
d. Fasilitas pengobatan.
PT.Soelystyowaty Kusuma Textile didirikan atas modal pribadi yang
permodalannya digunakan untuk :
a. Fasilitas fisik
b. Mesin
c. Bahan baku
d. Konsultasi manajemen
Produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile tidak membuat benang
menjadi kain, tetapi menjadikan kapas menjadi benang. Mesin-mesin yang
digunakan dalam mengolah produksinya ada beberapa jenis mesin yaitu
mesin Blowing, Carding, Drawing, Roving, Ring Frame dan Winding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Adapun kapasitas produksi perhari adalah 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894
kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang
rayon yang akan dijadikan kain santung atau kain tissu.
2. Tujuan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile
Tujuan pendirian perusahaan ini antara lain adalah menyesuaikan dan
menunjang arah di bidang industri pertekstilan. Melalui kebijaksanaan
yang dikeluarkan oleh pemerintah maka ada beberapa tujuan sebagai
berikut :
a. Bahwa tujuan dibidang pertekstilan dapat memberikan yang lebih baik
dalam bidang usaha.
b. Bahwa adanya usaha dibidang tekstil dapat mengurangi tingkat
penganguran disuatu daerah.
c. Memberikan peningkatan pendapatan disuatu daerah baik itu
pemerintah, masyartakat dimana perusahaan itu berada.
d. Menjadikan industri tekstil percontohan yang baik kepada pemerintah
daerah terhadap industri tekstil lainnya.
3. Struktur Organisasi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile
Setiap perusahaan memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya
untuk memperoleh keuntungan. Karena itu perusahaan harus memiliki
sistem yang terorganisir dengan baik karena setiap kegiatan yang
dilakukan perlu perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pengorganisasian agar fungsi-fungsi dari tiap-tiap personel didalam
perusahaan tersebut tidak mengalami kemunduran atau bahkan kemacetan
total. Untuk membuat organisasi yang baik maka penetapan strutur
organisasi yang jelas dengan kebutuhan sangatlah diperlukan sehingga
dapat diketahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam organisasi
tersebut.
PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Sragen ini dipimpin oleh seorang
Direktur yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan yang dilakukan atas nama perusahaan. Dalam menjalakan tugas
sehari-hari direktur dibantu oleh seorang manajer dan beberapa kabag
yang ada di perusahaan. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT.
Soelystyowaty Kusuma Textile :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE
Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
Direktur
Kabag Personalia
Accounting
Manager
Kabag QC Kabag Produksi
Kabag Maintenance
Kabag Electrik
Kabag Gudang
Kabag Workshop
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tugas dan fungsi masing-masing kedudukan dalam organisasi adalah :
a. Direktur
1) Meninjau kegiatan yang dilaksanakan oleh Manajer.
2) Membuat rencana kerja dan para Manajer.
3) Mengevaluasi berbagai laporan dan pertanggungjawaban pada
Manajer
4) Bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan.
b. Manajer
1) Mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan operasi dan
melaksanakan rencana-rencana umum Direksi
2) Mengevaluasi hasil kerja bawahan, menentukan tujuan-tujuan baru
3) Membicarakan tugas dan hasil apa yang dibutuhkan
4) Memberikan dan meminta tanggung jawab kepada bawahan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang ditugaskan.
c. Kabag Personalia dan Umum
1) Menyusun dan menetapkan uraian tugas spesifikasi jabatan baik
untuk posisi-posisi yang telah ada maupun yang akan timbul
kemudian sejalan dengan pengembangan perusahaan baik sendiri
maupun bersama Direksi dan Manajer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Menyusun struktur dan standart gaji dan upah karyawan bersama
Direksi dan Manajer
3) Menyusun dan mengembangkan sistem rangking, dan prading
dalam struktur kepegawaian perusahaan
4) Menyusun dan mengembangkan prosedur serta aturan rekruitmen
tenaga kerja
5) Melaporkan kondisi karyawan kepada Depnaker, Apindo, SPSI dan
instansi yang terkait.
d. Kabag Produksi
1) Bertanggung jawab masalah kestabilan jumlah produksi dari target
yang sudah ditentukan
2) Memberikan program kerja yang sifatnya rutin pada Tester Quality
Control Shift A,B,C, supaya bisa sejalan
3) Membuat balancing produksi jika ada pergantian proses produksi
4) Meningkatkan sumber daya manusia dan kedisiplinan kerja yang
menunjang kestabilan dan peningkatan kualitas.
5) Cek laporan KASHIFT dari program yang sudah ditentukan.
e. Kabag Maintenance
Menangani masalah pemeliharaan fasilitas-fasilitas produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
f. Kabag Electric
Menangani masalah keperluan perusahaan atau sarana perusahaan
kabag electric dibantu oleh Ka.Ur/ Ka.Sie electric yang bertugas
menangani masalah listrik, diesel, boiler, instalasi air, dan mekanik.
g. Kabag Workshop
Mengelola dan memperbaiki bagian bengkel atau mesin-mesin pabrik
(workshop).
h. Kabag Gudang
Menangani masalah logistik pembelian bahan baku, suku cadang atau
gudang.
i. Kabag Quality Control
Menangani masalah bagian laborat, yang mana bagian ini menangani
bagian obat-obat/ zat kimia apa yang akan dipakai untuk proses
produksi.
j. Accounting
Bagian accounting tidak mempunyai bawahan, accounting berdiri
sendiri dan bertanggung jawab kepada Direksi dan Manager. Tugas-
tugasnya :
1) Gaji karyawan
2) Entertainment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3) Pajak
4. Aspek Personalia
a. Karyawan
PT.Soelystyowaty Kusuma Textile memiliki karyawan sebanyak 319
orang. Adapun perincian jumlah karyawan beserta tugasnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Jumlah Tenaga Kerja
PT.SULYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE Tahun 2012
No Jabatan Jumlah Tenaga
Kerja 1 Direktur 1 2 Manager 1 3 Kabag Personalia 1 4 Kabag electric 1 5 Kabag Produksi 1 6 Kabag QC 1 7 Kabag Gudang 1 8 Kabag Mtc 1 9 Acounting 4 10 Bagian Administrasi 6 11 Kaurs Mtc 3 12 Anggota Mtc 26 13 Bagian Workshop 3 14 Anggota Electrik 4 15 Bagian Absensi 2 16 Satpam 11 17 Bagaian QC 14 18 Bagian Produksi 232 19 Pembantu Umum 6 Jumlah 319
Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Jam Kerja
Yang dimaksud jam kerja adalah waktu jam kerja dalam masa
karyawan/ pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja
yang telah diadakan.
1) Waktu kerja biasa
a) Waktu kerja biasa adalah waktu kerja yang dilakukan selama 7
hari sehari dan 40 jam seminggu, untuk waktu kerja 6 hari
kerja.
b) Jam kerja akan diatur berdasarkan kebutuhan perusahaan
dengan tidak menyimpang ketentuan.
2) Jadwal jam kerja
a) Day shift (non shift)
- Hari Senin s/d Kamis : jam 08.00 s/d 16.00 dengan
jam istirahat selama 60
menit/ 1 jam. Waktunya jam
12.00 s/d 13.00.
- Hari jumat : jam 08.00 s/d 16.00 dengan
jam istirahat termasuk
sembahyang jumat selama 90
menit. Waktunya jam 11.30
s/d 13.00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
- Hari sabtu : jam 08.00 s/d jam 13.00
tanpa istirahat, sembahyang
dhuhur dilaksanakan setelah
kerja selesai.
b) Shift (bergilir)
- Shift pagi : jam 06.00 s/d jam 14.00
- Shift siang : jam 14.00 s/d jam 22.00
- Shift malam : jam 22.00 s/d jam 06.00
Masing-masing shift dengan waktu istirahat selama 30 menit
atau ½ jam. pada waktu istihat mesin tetap jalan, maka waktu
istirahat di atur secara bergilir.
3) Waktu kerja lembur
a) Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang dilaksanakan/
dilakukan diluar waktu kerja biasa atau dilakukan pada hari
libur resmi hari libur mingguan.
b) Karyawan/ pekerja diwajibkan kerja lembur sesuai dengan
rencana kerja perusahaan.
c) Karyawan pekerja yang dalam 1 periode tutup buku pernah/
ijin tidak masuk kerja selama 1 hari libur/ libur mingguan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d) Kerja lembur bagi karyawan pekerja harus disertai dengan
surat perintah lembur dari atasan, bila tidak ada maka upah
lemburnya tidak dibayarkan.
c. Fasilitas perusahaan
1) Cuti
a) Karyawan yang sudah mempunyai masa kerja 12 bulan secara
terus menerus tanpa terputus mendapatkan cuti tahunan selama
12 hari kerja dengan upah penuh pelaksanaannya diatur oleh
dengan seijin perusahaan.
b) Pekerja wanita berhak atas ijin sakit haid 2 (dua) hari bagi
yang memberikan perusahaan dan disertai dengan surat
keterangan dokter/ bidan yang memeriksanya.
c) Pekerja wanita berhak atas ijin hamil 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan setelah melahirkan/ gugur kandungan.
d) Bila mana sebelum masa cuti hamil/ sesudah (90 hari) sudah
mampu bekerja kembali berdasarkan surat keterangan sehat
dan mampu bekerja dari dokter, maka perusahaan akan
kerjakan serta memberikan upah sebagai mestinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Tunjuangan sosial
a) Perusahaan akan memberikan tunjangan Hari Raya/ THR yang
besarnya disesuaikan kemampuan perusahaan, serta
dibayarkan menjelang Hari Raya keagamaan secara bersamaan
dengan memperhatikan masa kerja karyawan/ pekerja.
b) Karyawan atau pekerja dengan pangkat dibawah kepala bagian
yang tidak pernah absen dan tidak pernah datang terlambat
serta minta ijin meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan
pribadi tidak lebih dari 1 jam (setelah dijumlah total) berhak
mendapatkan premi hadir yang besarnya ditentukan
perusahaan.
c) Premi hadir akan hangus/ tidak dibayar bila melanggar
peraturan perusahaan.
3) Tunjangan kecelakaan kerja
Dalam pekerjaan tertimpa kecelakaan kerja, maka segala akibat
yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
4) Pemberian fasilitas kesehatan
Penyediaan fasilitas ini erat hubungannya dengan program
kesehatan karyawan dank arena adanya peraturan pemerintah yang
mengatur masalah keamanan dan kesehatan karyawan di dalam
menjalankan pekerjaannya. Fasilitas kesehatan ini dapat berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
poliklinik yang lengkap dengan dokter dan perawat atau sekedar
memberikan tunjangan kesehatan yang dapat digunakan untuk
berobat ke dokter dan ditunjuk perusahaan dengan memperoleh
ganti rugi dari perusahaan.
5) Fasilitas antar jemput
Perusahaan menyediakan kendaraan (bus) untuk fasilitas antar
jemput bagi karyawan.
5. Aspek produksi
Sistem produksi yang dilakukan perusahaan yaitu : spinning/ pemintalan
yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang. Perusahaan
mengelompokkan proses produksi yaitu :
Gambar 3.2
Proses Produksi Benang Rayon
Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
a. Secara garis besar proses produksi pada PT. SOELYSTYOWATY
KUSUMA TEXTILE adalah sebagai berikut :
b.
Blowing Bahan baku Mixing Carding
Drawing
Roving Ring Spinning Winding Packing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1) Bahan baku
PT. Soelystyowaty Kusuma Textile salah satu perusahaan yang
bergerak pada bidang pemintalan benang sehingga bahan baku utama
adalah kapas semi sintetis (rayon). Bahan baku tersebut didapat dari
pemasok dalam negeri. Pemasok-pemasok tersebut adalah perusahaan
yang terjalin kerjasama dengan PT. Soelystyowaty Kususma Textile.
Perusahaan dalam pengadaan bahan baku melakukan control kualitas
sangat ketat. Hal itu dilakukan untuk menjaga mutu dari produk yang
dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian quality control.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku adalah :
a. Strength atau kekuatan tarik serat
Hal ini sangat berpengaruh pada hasil produksi.
b. Kontaminasi
Apabila ada bahan baku yang yang terkontaminasi benda lain yang
akhirnya akan menimbulkan masalah pada mutu produk yang
dihasilkan.
c. Bahan baku busuk
Berpengaruh pada kualitas hasil produk akhir maupun sliver
(rapuh, belang).
d. Bahan baku basah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Hal ini sangat berpengaruh pada kelancaran produk yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada mutu yang dihasilkan.
e. Banyak kotoran
Hal ini berpengaruh pada mutu produk kotor, rapuh dan belang.
2) Mixing ( persiapan bahan baku)
Mixing merupakan tahapan awal mempersiapkan bahan baku untuk
produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan sesuai
dengan standar kualitas yang diharapkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas adalah :
a. Kerataan mixing
Berpengaruh pada warna saat pencabikan awal, akibatnya belang
pada produksi
b. Warna
Berpengaruh apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam
penentuan komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada
hasil produksi.
c. Presentase reused tinggi
Hal ini akan mengakibatkan benang mudah putus dan lingkungan
kotor karena serat pendek banyak lepas, akibatnya produk akan
tebal tipis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3) Blowing
Berfungsi untuk mencabik bahan baku agar lebih terurai dan
memisahkan kotoran dari kapas. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas adalah :
a. Multi mixer tidak penuh yaitu suplai kemesin carding tidak penuh
akibatnya sliver tebal tipis.
b. Prosentase waste tinggi atau rendah apabila waste rendah atau
sedikit akan berpengaruh pada bahan baku yang banyak terbuang.
Apabila terlalu banyak akan membuat tarik benang berkurang, dan
timbul bulu pada benang.
4) Carding
Carding berfungsi untuk mensejajarkan serat dan pembentukan
sliver. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :
a) Chute tidak rata
Hal ini mengakibatkan sliver menjadi tidak rata, akibatnya hasil
produk pun menjadi tebal tipis.
b) Kebersihan mesin (kotor)
apabila mesin dalam kondisi kotor akan membuat sliver kotor.
c) Can rusak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Akan berpengaruh pada alur sliver bias rusak yang akibatnyasliver
tebal tipis.
5) Drawing
Fungsinya sebagai perangkapan sliver untuk mendapatkan kerataan
sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang
diharapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :
a. Sliver bersinggungan
Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan
berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi
tebal tipis (benang tipis).
b. Kebersihan mesin kurang terjaga
Apabila mesin kotor maka akan dapat mengotori sliver. Sehingga
benang yang dihasilkan pun terdapat bercak kotor.
c. Sliver pecah
Apabila sliver pecah-pecah saat proses drawing menyebabkan
kandungan fibre pada sliver berkurang akibatnya benang menjadi
tipis.
d. Sliver terlalu banyak rangkapannya
Hal ini akan mengakibatkan kelebihan kandungan fibre, sehingga
benang menjadi tebal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
6) Roving
Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi
benang kasar atau besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :
a. Sliver bersinggungan
Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan
berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi
tebal tipis (benang tipis)
b. Sliver pecah
Kandungan fibre berkurang, akibatnya benang akan tipis.
c. Mesin kotor atau kebersihan kurang terjaga
Akan mengakibatkan benang kotor.
7) Ring Spinning
Fungsinya untuk mengubah benang dari proses roving menjadi
benang dalam bentuk cop. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
adalah :
a. Roving silang
Akan mengakibatkan gesekan antar roving yang akibatnya roving
terkikis, mengakibatkan benang menjadi tipis.
b. Roving double
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mengakibatkan benang menjadi besar.
c. Tanpa distance clip
Mengakibatkan benang menjadi besar dan kasar.
d. Spindle kendor
Mengakibatkan tarikan kurang dan benang menjadi rapuh.
8) Winding
Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi
bentuk cones. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas:
a. Tekanan kompresor kurang
Mengakibatkan saat splicer bekerja kurang maximal, menjadikan
sambungan benang kurang kuat atau lemah.
b. Angin blower kurang kuat
Bisa mengakibatkan entanglement pada benang, karena waste tidak
tertarik masuk ke blower, akibatnya ikut dalam gulungan benang.
c. Small Cop
Akan terjadinya banyak sambungan dalam gulungan cones,
mengakibatkan pada kain tidak rata.
9) Packing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang
Cones.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan:
a. Pembungkus kantong plastik
Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang
kotor maupun basah.
b. Penimbangan benang
Hal ini berfungsi untuk berat sesuai yang ditentukan (batas
minimal-batas maksimal) per karung atau per ball benang (isi
Cone, Berat).
c. Penataan karung
Kesalahan dalam penataan karung dapat mengakibatkan kerusakan
pada paper cone maupun benang.
6. Aspek Pemasaran
Awalnya hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile hanya
untuk memenuhi kebutuhan PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang
produk weaving atau perajutan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile
pengembangan dari PT.Sukowati. Namun sekarang dengan perkembangan
perusahaan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile mulai menjual hasil
produksinya ke pabrik lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. LAPORAN MAGANG KERJA
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja
Tempat pelaksanaan kerja adalah di PT.Soelystyowaty Kusuma
Textile yang beralamatkan di Purwosuman, Sidoharjo, Kabupaten Sragen.
Pelaksanaan magang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2012 sampai
15 Februari 2012.
2. Prosedur Magang Kerja
Selama dalam pelaksanaan magang kerja perusahaan memberikan
peraturan-peraturan yang harus ditaati mahasiswa sebagai berikut :
a. Datang dan pulang tepat pada waktunya.
b. Apabila meninggalkan lokasi perusahaan harus ijin bagian
personaliadan satpam.
c. Berpakaian atas putih bawah hitam dan menggunakan sepatu.
d. Tidak boleh merokok di dalam perusahaan.
e. Mahasiswa harus taat pada ketentuan dan peraturan perusahaan.
3. Kegiatan Magang Kerja
Pelaksanaan dan kegiatan selama magang di PT. Soelystyowaty
Kusuma Textile adalah sebagai berikut :
a. Pada hari 1 masuk magang digunakan untuk pengenalan dan orientasi di
dalam perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Minggu I
Penempatan mahasiswa, adapun kegiatan magang yang dilaksanakan
adalah :
1) Observasi bagian produksi
Melakukan pengamatan pada proses produksi benang yaitu proses
mixing atau pencampuran bahan baku kapas.
2) Wawancara dengan kepala bagian produksi mengenai proses
produksi benang rayon.
c. Minggu II
Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1) Observasi pada bagian produksi yaitu melakukan pengamatan pada
proses Carding dan Drawing.
2) Membantu pengecekan kualitas benang pada bagian laborat yaitu
pengecekan panjang serat kapas dan kekuatan kapas.
3) Mencatat hasil produksi perhari.
4) Mengetahui cara kerja mesin Carding dan Drawing.
d. Minggu III
1) Observasi pada bagian kantor yaitu dengan data-data produksi
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Mempelajari data produksi perusahaan dengan bimbingan kepala
regu Carding dan Drawing.
3) Wawancara dengan kepala bagian personalia mengenai latar
belakang perusahaan.
e. Minggu IV
Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1) Mempelajari dokumen-dokumen perusahaan dan mengambil data
yang berkaitan dengan penelitian.
2) Melengkapi data yang digunakan sebagai bahan penelitian.
3) Ucapan terima kasih.
Mengucapkan terima kasihkepada seluruh instansi perusahaan yang
membantu kami dalam magang kerja dan atas bantuannya dalam
membimbing kami saat magang.
C. Pembahasan Masalah
1. Analisis C-chart
Peta pengendali C-chart ini digunakan untuk mengadakan pengujian
terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya
kesalahan pada unit produk sebagai sampelnya dan untuk mengetahui
kerusakan produk masih dalam batas pengendalian atau tidak. Contoh
kerusakan produk benang rayon adalah tebal tipisnya benang tidak sama,
benang berserabut, benang terkontaminasi, dan benang kotor. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menghitung dengan analisis C-chart ini dilakukan dengan mengambil
sampel kerusakan produk benang rayon selama tahun 2011.
Tabel 3.2 Jumlah Produksi dan jumlah kerusakan per bulan
Produk Benang Rayon Di PT.SULYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE
Bulan Jumlah Produksi
(Ball) Jumlah Produk Yang Rusak
(kg) Januari 900 124 Februari 1140 150 Maret 1050 120 April 1080 133 Mei 960 100 Juni 1020 99 Juli 1110 112 Agustus 930 123 September 990 122 Oktober 100 129 November 1140 130 Desember 960 100 Jumlah 11380 1442
Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile
Dari data diatas kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode
C-chart, dengan langkah perhitungannya sebagai berikut :
a) Menentukan rata-rata kerusakan dengan menggunakan rumus (3 sigma) :
=
=
= 120,16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b) Mencari standar deviasi :
σc =
= 10,96
c) Menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah
dengan menggunakan rumus :
1. Batas pengendalian atas (UCL)
UCL = + 3σc
= 120,16 + 3 (10,96)
= 153,05
2. Batas pengendalian bawah (LCL)
LCL = – 3σc
= 120,16 – 3 (10,96)
= 87,28
Batas pengendalian atas (UCL) merupakan batas toleransi maksimum
dan batas pengendalian bawah (LCL) merupakan batas toleransi minimum
untuk kerusakan produk yang digunakan untuk membatasi kondisi yang
ideal untuk kerusakan produk periode 2011. Batas pengendalian atas pada
perusahaan sebesar 153,05 dan batas pengendalian bawah 87,28. Pada PT.
Soelystyowaty Kusuma Textile diharapkan kerusakan benang rayon tidak
melebihi UCL sebesar 153,05 dan kurang dari LCL sebesar 87,28.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Apabila melebihi UCL dan di bawah LCL maka akan tercipta kondisi out
of control.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan data di atas dapat
diketahui batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah pada PT.
Soelystyowaty Kusuma Textile menunjukkan bahwa pada bulan januari
sampai dengan desember 2011 kerusakan produk masih dianggap wajar.
Hal ini menggambarkan bahwa PT. Soelystyowaty Kusuma Textile telah
memenuhi standar kualitas produk dan harus dipertahankan untuk menjaga
kualitas produk benang rayon.
Setelah melakukan perhitungan kemudian dapat disusun dengan grafik
pengendalian C-chart untuk menampilkan kerusakan produk yang masih
berada didalam garis batas pengawasan. Bila digambar akan tampak
seperti di bawah ini.
Gambar 3.3 Grafik C-chart Jumlah Kerusakan Produk Benang Rayon
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa batas pengendalian
atas (UCL) sebesar 153,05 dan batas pengendalian bawah (LCL)
sebesar 87,28 dengan rata-rata kerusakan sebesar 120,16 dan standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
deviasi sebesar 10,96. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa
kerusakan masih dalam batas pengendalian dan tidak ada yang out of
control. Apabila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas
pengendalian bawah (LCL) berarti merupakan prestasi yang baik bagi
perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang sekecil
mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas pengendalian
atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang
dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera mengadakan
tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian
kualitas tersebut..
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pengendalian kualitas PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sudah
berjalan dengan baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak adanya
suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka
perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar
tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya
tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
2. Analisis Diagram Pareto
Analisis diagram pareto untuk menjawab permasalahan mengenai
jenis-jenis kecacatan yang sering kali terjadi dan persentase pada masing-
masing kecacatan dilakukan analisis dengan menggunakan diagram
pareto. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian, diagram ini digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menentukan urutan pentingnya masalah-masalah dan penyebab-penyebab
dari masalah yang ada, langkah dalam pembuatan diagram pareto itu
sendiri adalah sebagai berikut :
a. Menentukan prosentase kerusakan benang rayon untuk setiap jenis
kerusakan benang rayon, missal : produk A, B, C masing-masing
jumlahnya A%, B%, C%.
b. Membuat diagram pareto dengan menggunakan jenis kerusakan
berdasarkan dari jumlah yang paling besar menuju kecil dengan
urutan dari kiri ke kanan.jenis kerusakan yang terjadi bias
bermacam-macam. Data yang diolah untuk mengetahui prosentase
kecacatan dihitung dengan rumus.
% kerusakan = *100 %
Tabel 3.3 Data Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon
Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Tahun 2011
Jenis Kerusakan JumlahKerusakan
(kg) Prosentase Kerusakan Tebal tipisnya benang 582 40.36% Benang berserabut 348 24.13% Benang terkontaminasi 218 15.12% benang kotor 294 20.39%
Jumlah 1442 100.00% Sumber : Data yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 3.4 Diagram Pareto
Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon
Berdasarkan gambar 3.4 menunjukkan bahwa frekuensi kerusakan
tertinggi pada proses produksi benang rayon tahun 2011 adalah Tebal
tipisnya benang dengan presentase 40,36%, frekuensi kerusakan benang
berserabut dengan presentase sebesar 24,13%, frekuensi kerusakan
benang kotor dengan presentase sebesar 20,39%, dan frekuensi
kerusakan terkecil adalah benang terkontaminasi dengan presentase
sebesar 15,12%.
Jenis kerusakan yang sering terjadi di PT. Soelystyowaty Kusuma
Textile adalah tebal tipisnya benang, hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan adanya kerusakan yaitu roving silang, tidak seimbangnya
jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses penyambungan
benang. Untuk itu perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah
berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
3. Analisis Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat atau diagram fishbone merupakan diagram yang
menggambarkan hubungan antara masalah dengan faktor-faktor yang
menjadi penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya maka akan
mudah untuk dicari penyelesainnya. Berikut adalah penyebab terjadinya
kerusakan produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 3.5
Diagram sebab akibat
Dari gambar 3.5 dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab kerusakan benang rayon antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan
benang rayon dari faktor manusia yaitu :
1) Kesalahan dalam penyetingan mesin
Kesalahan atau kekeliruan dalam penyetingan mesin dalam kegiatan
produksi dapat berakibat fatal di dalam keseluruhan proses produksi.
Penyebab kerusakan benang rayon
Terjadi keausan pada mesin
Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi
Serat kapas berkualitas rendah
Kesalahan dalam penyetingan mesin
Kesalahan proses penarikan benang
Kesalahan proses pencampuran serat-serat
Takseimbangnya jumlah rangkapan sliver dimesin drawing pada proses penyambungan benang
mesin manusia
Bahan baku metode
Kurangnya pengawasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Kurangnya pengawasan
Kurang pengawasan dalam proses produksi dapat berakibat pada tingkat
kinerja karyawan.
2. Menurut Kabag Maintenance ada beberapa faktor penyebab terjadinya
kerusakan benang rayon dari faktor mesin yaitu :
1) Terjadi ke ausan pada mesin
Terjadinya keausan mesin karena mesin berproduksi 24 jam non stop dan
faktor usia mesin.
2) Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi
Mesin yang digunakan untuk produksi kurang perawatan sehingga
menyebabkan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi.
3. Menurut Kabag Quality control ada faktor penyebab terjadinya kerusakan
benang rayon dari faktor bahan baku yaitu :
1) Serat kapas berkualitas rendah
Serat kapas yang diperoleh dari pemasok mempunyai kualitas yang
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang elastisnya serat, rendahnya
daya serap dari serat kapas dan ketahanan serat rendah, sehingga semua ini
berpengaruh pada produk yang dihasilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan
benang rayon dari faktor metode yaitu :
1) Proses penarikan benang
Dalam waktu proses penarikan benang pada mesin roving penarikan
benang terlalu kencang berakibat serat jelek atau rusak.
2) Kesalahan proses pencampuran serat-serat
Terjadi pada kesalahan proses pencampuran serat-serat yaitu komposisi
campuran tercampur dengan sampah.
3) Tidak seimbang jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses
penyambungan benang kurang seimbang atau tidak samanya jumlah
rangkapan sliver dalam proses drawing dimana proses produksi benang
yang selalu berkelanjutan dan terus menerus, yang dapat berpengaruh
terhadap proses akhir pengecekan benang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu analisis tentang
pengendalian kualitas produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty
Kusuma Textile dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis dengan metode C-chart dapat disimpulkan
bahwa : dengan menggunakan analisis C-chart dapat diketahui bahwa
prosentase kerusakan pada periode 2011 masih berada dalam batas
toleransi (tidak ada kerusakan produk yang out of control), dengan batas
atas (UCL) sebesar 153,04 dan batas bawah (LCL) sebesar 87,28.
Dengan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas
kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah
berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode
berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
2. Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa kerusakan yang
paling banyak terjadi selama periode 2011 adalah kerusakan berupa tebal
tipisnya benang yaitu sebesar 582 kg atau sebanyak 40,36%. Kerusakan
kedua adalah benang berserabut yaitu sebanyak 348 kg atau sebesar
24,13%. Kerusakan ketiga adalah benang kotor yaitu sebanyak 294 kg
atau sebesar 20,39%. Dan kerusakan yang terakhir adalah benang
terkontaminasi yaitu sebanyak 218 kg atau 15,12%. Dari beberapa jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kerusakan tesebut dapat dijadikan sebagai acuan awal oleh PT.
Soelystyowaty Kusuma Textile dalam melakukan perbaikan kualitas
produknya.
3. Berdasarkan diagram sebab akibat dapat diketahui ada beberapa
penyebab kerusakan benang rayon yang ditinjau dari empat faktor.
Kerusakan akibat dari faktor manusia (Man) antara lain kesalahan dalam
penyetingan mesin dan kurangnya pengawasan. Mesin (Machine) antara
lain terjadi keausan pada mesin, dan mesin tiba-tiba rusak dalam proses
produksi. Bahan baku (Material) yaitu serat kapas berkualitas rendah,
dan Metode (Method) antara lain proses penarikan benang, kesalahan
proses pencampuran serat-serat dalam proses blended ratio, dan tidak
seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses
penyambungan benang.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian
yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang diharapkan memberikan
manfaat bagi pihak perusahaan untuk menentukan langkah lebih lanjut
mengenai pengendalian kualitas perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan analisis C-chart ini akan berguna bagi
perusahaan, karena perusahaan dapat mengetahui tingkat kerusakan
yang terjadi diperusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalisir
kerusakan benang rayon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Dari hasil analis C-chart dapat diketahui bahwa kerusakan produk tidak
ada yang berada diluar batas pengendalian atau semuanya masih dalam
batas toleransi. Ini berarti perusahaan telah baik dalam melakukan
pengendalian. Maka perusahaan perlu menjaga kestabilan proses
produksi dalam menghadapi persaingan.
3. Perbaikan terhadap kualitas produk benang rayon sebaiknya segera
dilakukan, mengingat banyaknya permintaan pasar terhadap produk
tersebut. Dengan langkah awal yang bisa dilaksanakan yaitu mengatasi
penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada produk yang dihasilkan.
4. Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-
mesin yang digunakan untuk proses produksi. Dengan melakukan
perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada
mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.