perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian...

79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Bidang Manajemen Bisnis Oleh : Umi Rohmiatun NIM F3509081 PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON

DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Bidang Manajemen Bisnis

Oleh :

Umi Rohmiatun

NIM F3509081

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON

DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Umi Rohmiatun

F3509081

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam kegiatan produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas maka kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjaga. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE yang memproduksi benang rayon. Rumusan masalah yang diambil adalah 1) Berapakah batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart ? 2) Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon? 3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk benang rayon.

Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Metode analisis bagan kendali C-chart, 2) Diagram pareto, 3) Diagram sebab-akibat. Sumber data yang digunakan adalah data langsung dari PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE berupa data produksi dan data kerusakan produk benang rayon tahun 2011.

Dari analisis bagan kendali C-chart dapat diketahui sebesar 120.16 UCL

sebesar 153.05, LCL sebesar 87.28. Dari hasil analisis diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan adalah 1) tebal tipisnya benang sebesar 582 atau 40.36%, 2) Benang berserabut 348 atau 24.13%, 3) Benang kotor 294 atau 20.39%, 4) Benang terkontaminasi 218 atau 15,12% terjadi karena faktor manusia, mesin, bahan baku, serta metode.

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran : 1) Perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan, 2) Perusahaan harus segera melakukan perbaikan kualitas benang rayon dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada benang, 3) Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kata kunci: Pengendalian kualitas, Metode C-chart, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON

DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Surakarta, Juni 2012

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Deny Dwi Hartono,SE, M.Si.

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NIP. 19831210 200812 1 002

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON

DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

Reza Rahardian, SE, M.Si

NIP. 197406092000121001 Penguji

Deny Dwi Hartono, SE, M.Si

NIP. 19831210200812002 Pembimbing

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

· Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan (Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin). (Andrie Wongso)

· Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan, tapi mencapai apa yang belum kau lakukan. (Kahlil Gibran)

· Segalanya akan tercipta kalau kau yakin, keyakinan yang membujat segalanya tercapai. (Frank Lloyd Wright)

· Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain. (Qs. Alam Nasyrah :6-7)

· Percaya pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai kesuksesan. (Emerson)

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Hasil karya ini kupersembahkan untuk :

v Ayah dan Ibu ku yang selalu memberiku kasih sayang dan doa untuk

masa depanku.

v Suamiku Tercinta yang selalu memberiku semangat, kasih sayang, doa &

selalu memberikan motivasi untuk terus maju mencapai kesuksesan.

v Anakku tercinta Excel Aprillio Alfiansyah, makasih senyummu membuat

ibu semangat.

v Mertuaku terimaksih banyak sudah membantuku dalam bebagai hal.

v Adikku, makasih sudah membantuku.

v Keluarga besarku.

v Teman-teman MI”09

v Almamaterku UNS

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir dengan Judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS

PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT.

SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SARGEN”

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Ahli Madya pada program Diploma 3 Program Studi Manajemen Bisnis Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis menyadarai bahwa keberhasilan dalam

penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan

petunjuk dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen Industri

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang

sebagai syarat penyusunan Tugas Akhir.

3. Deny Dwi Hartono, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi, dan saran sehingga Tugas

Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Bapak FX. Sugiyanto, SH selaku pimpinan personalia yang telah berkenan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan

penelitian pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.

6. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Soelystyowaty Kusuma Textile yang telah

memberikan informasi dan arahan selama magang .

7. Semua teman-teman Manajemen Bisnis angkatan 2009 yang selama ini

menimba ilmu bersama.

8. Orang tuaku, Suamiku, Anakku, Mertuaku, Adikku ,dan keluarga besarku

yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan tugas akhir ini. Terima

kasih atas semuanya.

9. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat di sebutkan satu

persatu. Terima kasih

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012

Penyusun

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

E. Metode Penelitian .................................................................................... 5

F. Alur Pemikiran ........................................................................................ 12

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas .................................... 15

B. Tujuan Pengendalian Kualitas ............................................................... 16

C. Dimensi Kualitas ..................................................................................... 16

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ........................................ 18

E. Prosedur Pengawasan Kualitas ................................................................ 20

F. Alat-alat Pendukung Dalam Pengendalian Kualitas .............................. 21

G. Metode-metode Pengendalian Kualitas .................................................. 23

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan .......................................................................... 27

2. Tujuan Perusahaan ............................................................................ 29

3. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 29

4. Aspek Personalia .............................................................................. 35

5. Aspek Produksi ................................................................................ 40

6. Aspek Pemasaran .............................................................................. 47

B. Laporan Magang Kerja

1. Pelaksanaan Magang Kerja ............................................................. 48

2. Prosedur Magang Kerja .................................................................... 48

3. Kegiatan Magang Kerja .................................................................... 48

C. Pembahasan Masalah

1. Analisis C-chart .................................................................................. 50

2. Analisis Diagram Pareto ..................................................................... 54

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Analisis Diagram Sebab Akibat ........................................................ 57

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 61

B. Saran ......................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1

Data Jumlah Tenaga Kerja PT. Soelystyowaty Kusuma Textile ...................... 35

Tabel 3.2

Data Kerusakan Benang Rayon PT. Soelystowaty Kusuma Textile ................. 51

Tabel 3.3

Jenis Kerusakan Benang Rayon PT. Soelystowaty Kusuma Textile ................ 55

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Contoh Bagan C-chart ......................................................................................... 9

Gambar 1.2

Contoh Diagram Pareto ....................................................................................... 10

Gambar 1.3

Contoh Diagram Sebab Akibat ............................................................................ 11

Gambar 1.4

Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 12

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile................................... 29

Gambar 3.2

Alur Proses Produksi Benang Rayon .................................................................. 40

Gambar 3.3

Grafik C-chart ....................................................................................................... 53

Gambar 3.4

Diagram Pareto ..................................................................................................... 56

Gambar 3.5

Diagram Sebab Akibat ......................................................................................... 58

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan

Lampiran 2. Surat Keterangan Diterima Magang

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Magang

Lampiran 4. Surat Penilaian Magang

Lampiran 5. Foto Tempat Magang

Lampiran 6. Grafik C-chart dengan POM

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Umi Rohmiatun

F3509081

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam kegiatan produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas maka kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjaga. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE yang memproduksi benang rayon. Rumusan masalah yang diambil adalah 1) Berapakah batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart ? 2) Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon? 3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk benang rayon.

Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Metode analisis bagan kendali C-chart, 2) Diagram pareto, 3) Diagram sebab-akibat. Sumber data yang digunakan adalah data langsung dari PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE berupa data produksi dan data kerusakan produk benang rayon tahun 2011.

Dari analisis bagan kendali C-chart dapat diketahui sebesar 120.16 UCL

sebesar 153.05, LCL sebesar 87.28. Dari hasil analisis diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan adalah 1) tebal tipisnya benang sebesar 582 atau 40.36%, 2) Benang berserabut 348 atau 24.13%, 3) Benang kotor 294 atau 20.39%, 4) Benang terkontaminasi 218 atau 15,12% terjadi karena faktor manusia, mesin, bahan baku, serta metode.

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran : 1) Perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan, 2) Perusahaan harus segera melakukan perbaikan kualitas benang rayon dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada benang, 3) Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.

Kata kunci: Pengendalian kualitas, Metode C-chart, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS OF RAYON YARN QUALITY CONTROL PRODUCT C-CHART METHOD AT. PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Umi Rohmiatun

F3509081

Quality control is an activity that needs to be done by every company in the production activities. Given the quality control of the quality of the products will remain intact. The study was conducted at PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE producing rayon yarn. Formulation of the problem are taken are 1) What is the upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) damage rayon yarn products with C-chart method? 2) What was the average damage rayon yarn products? 3) What factors are the cause of damage to rayon yarn products? The purpose of this study were 1) To determine the upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) damage rayon yarn products with C-chart method, 2) To find the average damage rayon yarn products with C-chart method, 3) To determine the factors that cause damage to rayon yarn products.

Discussion of the methods used in this study were 1) Method of analysis C-chart control chart, 2) Pareto diagram, 3) a causal diagram. Source of data used is the data directly from the PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE in the form of data production and data destruction rayon yarn products in 2011.

From the analysis of C-chart control chart can be seen at 120.16 UCL at 153.05, LCL at 87.28. From the analysis of Pareto diagram can be seen that kind of damage are 1) the yarn thickness of 582 or 40.36%, 2) fibrous yarn 348 or 24.13%, 3) dirty yarn or 20:39% 294, 4) Yarn contaminated with 218 or 15.12% occur due to human factors, machinery, raw materials, and methods.

Based on the discussion of data analysis and the conclusion of the research has been done the author gives suggestions: 1) Companies need to maintain stable production process in the face of competition, 2) the Company shall immediately repair rayon yarn quality by addressing the causes of damage to the threads, 3) the Company should further improve the supervision of the machines used for the production process to perform maintenance and routine checks and replacement spare part on a broken machine so the machine can continue to operate. Key words: quality control, C-chart method, Pareto Diagram, Cause and Effect

diagram

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan di sektor industri merupakan salah satu sektor penting

dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu bidang industri

yang berkembang di Indonesia adalah industri tekstil. Tekstil menjadi

komoditi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu

kebutuhan akan produk tekstil semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan

manusia.

Di Indonesia industri tekstil memiliki tingkat persaingan yang sangat

tinggi. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat memperhatikan segala

aspek produksi untuk meningkatkan kemampuan bersaing dengan perusahaan

lain. Untuk itu perusahaan harus mengamati dalam setiap proses produksi

agar lebih efektif dan efisien. Salah satunya diperlukan pengendalian kualitas

yang baik dan dapat memenuhi standar produk yang telah ditentukan serta

menghasilkan produk yang bekualitas tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa

kualitas merupakan faktor utama yang menjadi dasar pemilihan sebuah

produk disebagian konsumen. Kualitas menjadi hal yang sangat penting

dalam suatu produksi, sehingga didunia bisnis kualitas merupakan faktor

kunci yang membawa keberhasilan, pertumbuhan dan peningkatan dalam

bersaing.

Pelaksanaan pengendalian kualitas sangat berkaitan erat dengan standar

kualitas yang telah ditentukan perusahaan. Pengendalian kualitas berusaha

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

untuk menekan jumlah produk yang rusak, menjaga agar produk akhir yang

dihasilkan sesuai dengan standar kualitas perusahaan dan menghindari

lolosnya produk rusak ketangan konsumen secara intensif dan terus menerus,

sehingga setiap penyimpangan akan segera di ketahui dan tindakan perbaikan

akan lebih cepat sebelum menyebabkan kerusakan dan kerugian yang lebih

besar. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik diperlukan adanya

pengendalian kualitas. Dengan pengendalian kualitas yang itensif dapat

meningkatkan kualitas suatu produk sehingga akan menciptakan kepuasan

konsumen.

Pengendalian kualitas adalah upaya mengurangi kerugian-kerugian

akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap (Handoko,

2000:435). Menurut Nasution (2003:20) pengendalian kualitas adalah suatu

pendekatan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing

organisasi melalui perbaikan terus menerus terhadap produk, jasa, tenaga

kerja, proses, dan lingkungan.

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah perusahan yang bergerak di

bidang industri pemintalan benang yaitu memproduksi benang rayon.

Benang rayon merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis, bukan

kapas alami. Permintaan pasar terhadap produksi benang sangatlah tinggi,

sehingga PT. Soelystyowaty Kusuma Textile selalu berusaha agar

produksinya dapat meningkat dengan kualitas yang sebagaimana diharapkan

perusahaan. Setiap perusahaan manufaktur pasti memiliki departemen

quality control, begitu juga PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.

Pengendalian kualitas dilakukan untuk mendapatkan hasil produk yang baik

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas yang

dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan

tersebut memiliki cacat atau tidak. Semua diperiksa sesuai dengan standar

yang telah ditentukan. Bagi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile hasil

produksi dan kepuasan pelanggan menjadi faktor yang sangat penting untuk

mencapai keberhasilan dalam merebut persaingan atau pangsa pasar.

Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile kapasitas produksi perhari adalah

sekitar 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis

benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang akan dijadikan kain

santung atau kain tissu. Dalam memproduksi benang rayon terdapat

beberapa kerusakan, yaitu benang tebal tipis, benang berserabut, benang

kotor dan benang terkontaminasi.

Berdasarkan latar belakang diatas dalam menyusun tugas akhir penulis

mengambil judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT.

SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Berapakah batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL)

dengan bagan kendali c-chart pada produk benang rayon?

2. Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon?

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang

rayon?

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang inggin di capai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah

(LCL) dengan bagan kendali c-chart pada produk benang rayon.

2. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian yang

dilakukan adalah :

1. Bagi perusahaan

Sebagai masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan pengendalian kualitas benang rayon pada khususnya

dan sebagai salah satu bahan evaluasi bagi perusahaan dalam mengambil

kebijaksanaan untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalkan

kerusakan, baik poduk yang dihasilkan maupun mesin-mesin poduksi

yang digunakan perusahaan.

2. Bagi penulis

Dapat mengaplikasikan materi yang dipelajari diperusahaan

mengenai pengendalian kualitas dengan keadaan perusahaan yang

sesungguhnya, sehingga di harapkan dapat memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam mengenai pengendalian kualitas.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Bagi pembaca

Menambah pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang

sama tentang pengendalian kualitas.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh

jawaban dari pertanyaan tentang siapa, kapan, dimana, dan bagaimana dari

suatu topik penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006:52).

Dalam penelitian ini peneliti menggumpulkan data yang terkait

pengendalian kualitas benang rayon dengan metode C-chart untuk

mengetahui jumlah kerusakan produk benang rayon dan penyebabnya di

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.

2. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

yang beralamat di Jl Purwosuman, Sidoarjo, Kabupaten Sragen.

Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang industri textile. Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile kapasitas

produksi perhari adalah sekitar 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang

tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang

akan dijadikan kain santung atau kain tissu.

3. Sumber Data

Data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi data sekunder.

a. Data Sekunder

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Data sekunder yaitu data yang telah di kumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data

(Kuncoro,2003:127). Data sekunder dalam penelitian ini berupa :

1) Data Kuantitatif

a) Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka nominal

dari perusahaan yang diteliti. Adapun data yang diperoleh :

i. Data jumlah produksi pada tahun 2011

ii. Data benang cacat pada tahun 2011

b) Data Kuantitatif adalah Data yang menjelaskan secara

diskriptif atau beberapa penjelasan tentang gambaran

perusahaan. Adapun data yang diperoleh yaitu :

i. Data tentang sejarah perusahaan

ii. Data tentang struktur organisasi perusahaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan

metode sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Yaitu metode pengumpulan data secara langsung dengan cara

melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis

mengenai kegiatan yang berada di PT. SOELYSTYOWATY

KUSUMA TEXTILE SRAGEN.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya

jawab secara langsung kepada pihak PT. SOELYSTYOWATY

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

KUSUMA TEXTILE, baik itu pimpinan perusahaan, kepala-kepala

bagian dan para karyawan PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE untuk memperoleh data tentang bahan baku, karyawan, dan

jam kerja.

c. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara mengambil atau membaca dari

beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Antara lain adalah : data sejarah perusahaan PT. Soelystyowaty

Kusuma Textile dan data jmlah produksi benang rayon.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang di pergunakan dalam penelitian tugas akhir

ini adalah :

a. Metode c-chart

Peta pengendali c-chart ini digunakan untuk mengadakan

pengamatan terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui

banyaknya kesalahan pada satu unit produk benang rayon yang di

produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sebagai sampelnya.

Pengamatan ini berupa data atribut dimana jumlah cacat setiap unit

output (per unit benang rayon) dapat dihitung. Yang dirumuskan

sebagai berikut :

1) Menentukan rata-rata kerusakan

=

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat

= Total jumlah produk cacat

= Banyaknya waktu yang diobservasi

2) Menentukan standar deviasi

σc =

Keterangan :

σc = Standar Deviasi

= Rata-rata jumlah produk cacat perunit

3) Menentukan batasan pengendalian

Batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah

(LCL).

UCL = + 3σc

LCL = – 3σc

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat

σc = Standar deviasi

UCL = Batas kendali atas

LCL = Batas kendali bawah

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

UCL

CL

LCL

Gambar 1.1

Contoh Bagan C-chart

Batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah

(LCL) merupakan batasan pengawasan dari penyimpangan yang

terjadi. Bila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas

pengendalian bawah (LCL) berarti merupakan prestasi yang baik

bagi perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang

sekecil mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas

pengendalian atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas

produk yang dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera

mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan

pengendalian kualitas tersebut. Apabila terjadi penyimpangan yang

lebih besar, maka perlu diadakan tindakan, misalnya dengan

mengoreksi penyebab kesalahan, latihan bagi karyawan baru,

memperbaiki atau mengganti mesin-mesin penyebab kesalahan dan

pemilihan bahan baku yag lebih baik.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan,

masalah atau kecacatan untuk membantu memusatkan perhatian pada

penyelesaian masalah (Render&Heizer, 2004:266). Adapun cara untuk

mengetahui prosentase kerusakan produk dengan menggunakan rumus

jumlah kerusakan pada jenis.

% kerusakan = x 100 %

0

20

40

60

80

100

A B C D

Jum

lah

Keru

saka

n

Jenis Kerusakan

Gambar 1.2 Diagram Pareto

1) Menentukan jumlah kerusakan untuk setiap jenis kerusakan.

Misalnya terdapat kerusakan A jumlah kerusakan 100, kerusakan

B jumlah kerusakan 80, kerusakan C jumlah kerusakan 60,

kerusakan D jumlah kerusakan 40.

2) Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan

yang jumlahnya paling besar kejumlah yang paling kecil. Dimulai

dari kiri ke kanan. Misalnya kerusakan paling banyak A, lalu B,

Lalu C dan paling kecil D.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

7. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone)

uuMenurut Render dan Heizer (2004:265), Diagram sebab-akibat

adalah teknik skematis yang digunakan untuk menentukan lokasi yang

mungkin ada pada permasalahan kualitas. Diagram sebab-akibat memiliki

empat kategori yang merupakan penyebab kerusakan yaitu material atau

bahan baku, mesin, manusia dan metode.

Gambar 1.3

Contoh Diagram Sebab Akibat

Man Material

Masalah Kualitas

Methode Machine

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

F. Alur Pemikiran

Gambar 1.4

Alur Pemikiran

produk

Pengendalian Kualitas dengan diagram c-chart

Produk baik Produk rusak

Analisis pengendalian kualitas

1. Diagram pareto

2. Diagran sebab-akibat

Persentase kerusakan dan jenis kerusakan

Paking

Hasil evaluasi

Kesimpulan dan saran

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Keterangan :

Dari alur pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai standar

kualitas pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile harus memperhatikan secara

konsisten jalannya proses produksi. Hal ini dilakukan agar proses produksi sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Soelystyowaty Kusuma

Textile.

Dalam menentukan kualitas produk akhir yang selesai diproduksi apakah

produk benang rayon telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan PT.

Soelystyowaty Kusuma Textile atau belum, maka produk akhir benang rayon

kemudian diseleksi di bagian QC (pengendalian kualitas dengan diagram c-chart).

Pengendalian kualitas terhadap produk benang rayon dilakukan untuk menjaga

dan mengarahkan agar kualitas benang rayon yang dihasilkan dapat dipertahankan

sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Hasil seleksi oleh bagian QC dibagi menjadi 2 kategori, yaitu produk baik

dan produk rusak. Untuk produk yang sudah baik, perusahaan tidak perlu

melakukan perbaikan. Produk baik tersebut langsung di paking.

Untuk melakukan perbaikan pada produk benang rayon yang rusak,

digunakan analisis pengendalian kualitas berupa diagram c-chart, diagram Pareto,

dan diagram sebab-akibat. Diagram sebab-akibat ini yang kemudian digunakan

untuk mengetahui penyebab kerusakan produk akhir benang rayon.

Hasil evaluasi dengan diagram c-chart, diagram Pareto, dan diagram sebab-

akibat akan dijadikan rekomendasi oleh pihak PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

sebagai acuan untuk terus memperbaiki kualitas produk yang telah dihasilkan.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dari hasil evaluasi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk

benang rayon yang dihasilkan oleh PT. Soelystyowaty Kusuma Textile masih

berada dalam batas kendali (in control) atau di luar batas kendali (out of control).

Dan hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai laporan dan tindakan

perbaikan dalam proses produksi untuk selanjutnya.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas

1. Pengertian kualitas

Kualitas sangat berperan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Oleh sebab itu, perusahaan saat ini harus mengenal dan mengerti seluk

beluk pelanggan dengan memperhatikan kualitas suatu produk yang

dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kualitas menurut para

ahli ekonomi :

a. Kualitas adalah karakteristik produk jasa yang mampu memuaskan

kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render dan Heizer, 2005 :

263).

b. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang

menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan

yang tampak maupun tersembunyi (Render dan Heizer, 2001:92).

2. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengertian pengendalian kualitas menurut Yamit (2004:33) adalah

adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar kualitas bahan,

standar, proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi sampai standar

pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang atau jasa yang

dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kualitas yang direncanakan.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

B. Tujuan Pengendalian Kualitas

Dalam setiap kegiatan produksi mempunyai tujuan tertentu termasuk

dalam kegiatan pengendalian kualitas. Menurut Handoko (2000:454) tujuan

pengendalian kualitas adalah :

1) Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu

2) Mengilhami kerja tim yang lebih baik

3) Mendorong keterlibatan dalam tugas

4) Meningkatkan motivasi pada karyawan

5) Menciptakan kemampuan memecahkan masalah

6) Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer

dengan karyawan

7) Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi

8) Memajukan karyawan serta mengembangkan produk dengan baik

C. Dimensi Kualitas

Menurut (Garvin dalam Yamit, 2004:10) berdasarkan prespektif kualitas,

David mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat

digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau

manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Performance (kinerja)

Yaitu kesesuain produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau

karakteristik pokok dari produk inti.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Features (Keistimewaan)

Yaitu curi khas produk yang membedakan dari produk lain yang

merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang

baik bagi pelanggan .

3. Realiability (Kehandalan)

Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalan atau

kemungkinan kerusakan agak rendah.

4. Conformance (Kesesuain)

Yaitu kerusakan produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau

sejauh mana karekteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar

yan telah di tetapkan sebelumnya.

5. Durability (Daya tahan)

Ketahanan produk atau seberapa lama produk dapat terus digunakan.

6. Serviceability

Yaitu kemudahan produk itu bila diperbaiki atau kemudahan

memperoleh komponen produk tersebut .Hal-hal tersebut dapat meliputi

kenyamanan, kemudahan dalam pemiliharaan dan penanganan keluhan

yang memuaskan.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7. Aesthetis (Estetika)

Yaitu keindahan yang menyangkut corak,rasa dan daya tarik produk

tersebut.

8. Perceived Quality

Yaitu Fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena

citra atau reputasi produk tersebut.Sehingga konsumen tidak selalu

mendapatkan informansi yang lengkap tentang suatu produk atau jasa.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Menurut Yamit (2003:92) ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas,

yaitu :

a. Faktor-faktor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunanan.

2) Peralatan dan perlengkapan.

3) Bahan baku atau material.

4) Pekerja ataupun staf organisasi.

b. Faktor-faktor secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pasar atau tingkat persaingan

Persaingan sering merupakan faktor penentu dalam menetapkan

tingkat kualitas output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

persaingan akan memberikan pengaruh pada perusahaan untuk

menghasilkan produk yang berkualitas.

2) Tujuan organisasi

Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output

tinggi, barang yang berharga rendah atau barang yang berharga mahal.

3) Testing produk

Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan

dapat berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang

terdapat pada produk.

4) Desain produk

Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas

produk itu sendiri.

5) Proses produksi

Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan

kualitas produk yang dihasilkan.

6) Kualitas input

Jika bahan yang diguinakan tidak memenuhi standar. Tenaga kerja

tidak terlatih atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat akan

berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan.

7) Perawatan perlengkapan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang

tidak tersedia maka kualitas produk akan kurang dari semestinya.

8) Standar kualitas

Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak.

Todak ada testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas

tinggi sulit dicapai.

9) Umpan balik konsumen

Jika konsumen kurang sensitive terhadap keluhan-keluhan

konsumen kualitas akan meningkat secara signifikan.

E. Prosedur Pengawasan Kualitas

1. Inspeksi

Tujuan utama inspeksi adalah pencegahan, bukan perbaikan jadi

inspeksi bertujuan untuk mencegah atau menghentikan pembuatan hasil

akhir yang rusak atau menghentikan jasa yang tidak berguna, ada beberapa

pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilakukan

(Handoko 2000 : 430).

Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang-

barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada barang-barang

jelek.

a. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar berbagai

operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang yang telah

rusak.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin

menghentikan dan akan menghentikan dan akan memacetkan mesin-

mesin.

c. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup kerusakan-kerusakan seperti

pengecatan.

d. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan

seperti pengelasan komponen, pencampuran warna.

e. Pada mesin-mesin automatic inspeksi dilakukan pada unit pertama dan

unit terakhir tetapi hanya kadang-kadang untuk unit-unit diantaranya :

f. Inspeksi komponen-komponen akhir.

g. Inspeksi sebelum penggudangan

h. Inspeksi pengujian dan produk jadi.

F. Alat-alat Pendukung dalam Pengendalian Kualitas

Menurut Render, Heizer (2004:263-268) kualitas tidak selalu

merupakan sebuah kecelakan melainkan hasil usaha yang pandai yang

dilakukan perusahaan. Didalam usaha pengendalian kualitas terdapat tujuh

alat yang diperkenalkannya, yaitu :

a) Lembar pengecekan (check sheet)

Lembar pengecekan adalah suatu formulir yang didesain untuk

mencatat data dan berfungsi dalam membantu analisis untuk menentukan

fakta atau pola yang mungkin bisa membantu analisis selanjutnya.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b) Diagram sebar atau pencar (scatter diagram)

Diagram sebar atau pencar adalah sebuah grafik nilai sebuah variabel

yang dihadapkan dengan variabel lain. Diagram ini menunjukkan

hubungan antar dua perhitungan.

c) Diagram sebab-akibat (fish bone chart)

Diagram sebab-akibat adalah suatu alat untuk mengenal elemen proses

atau penyebab yang mungkin memberikan pengaruh pada hasil. Diagram

ini menggambarkan sebuah diagram yang bentuknya menyerupai tulang

ikan, untuk mengetahui masalah pengendalian kualitas terhadap

pelanggan perusahaan yang tidak puas.

d) Diagram pareto (pareto chart)

Diagram pareto adalah metode untuk mengelola kesalahan, masalah

atau produk cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha

penyelesaian masalah. Setelah diagram pareto dibuat untuk langkah

selanjutnya ialah mencari penyebab kerusakan serta mencari cara untuk

mengurangi kerusakan produk tersebut.

e) Histogram

Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan frekuensi

dari setiap nilai yang terjadi dan peristiwa yang paling sering terjadi serta

variasi dalam pengukuran.

f) Bagan kendali atau control chart

Bagan kendali adalah suatu metode untuk mengetahui apakah terdapat

produk cacat yang out of control atau masih dalam batas pengendalian.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

g) Diagram alir

Diagram alir adalah diagram yang secara garis besar menyajikan

sebuah proses dengan menggunakan kotak dan garis yang berhubungan.

Diagram ini merupakan alat yang sangat baik untuk memahami sebuah

proses atau menjelaskan sebuah proses.

G. Metode-metode Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam metode.

Menurut Render, Heizer (2001:124) memberikan beberapa metode

pengendalian kualitas, yaitu:

1. Control chart untuk data variabel

Data variabel control chart merupakan data variabel tersambung yang

dapat diukur, misalnya berat, panjang, volume, tinggi. Data variabel

control chart yang umum digunakan ialah

a. Mean chart (X-chart) menggunakan rata-rata proses dari sampel. Mean

dari tiap sampel dihitung dan digambar pada grafik, titik-titik atau

point tersebut yang merupakan mean sampel.

UCL = + .R

LCL = - .R Keterangan :

UCL = Batas kendali atas

LCL = Batas kendali bawah

R = Range (selang)

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

= Nilai yang ditemukan

= Rata-rata dari rata-rata sampel sampel

b. Range chart (R-chart)

Range adalah perbedaan nilai terkecil dan terbesar dalam sampel. R-

chart lebih mencerminkan variabilitas proses dari pada kecondongan

terhadap niai mean.

=

= Range tiap sampel

= Jumlah sampel

ΣR = Range rata-rata dan garis tengah sampel

UCL = .

LCL= .

Keterangan :

= Nilai yang ditemukan

= Nilai yang ditemukan

= Batas kendali atas

LCL = Batas kendali bawah

2. Control chart untuk data atribut

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Bagan control ini digunakan dari pengukuran karakteristik produk yang

dievaluasi dengan suatu pilihan diskret, misalnya baik atau buruk, ya atau

tidak dan sebagainya. Mean control chart untuk data atribut adalah

a. P-chart

Bagan ini menunjukkan pecahan dari kerusakan atau kecacatan produk

dalam sampel dengan berbagai statistik sampel, misalnya per hari, per

mesin.

=

eterangan :

Σp = Jumlah produk rusak

n = Jumlah Sampel

= Rata-rata sampel dari proporsi kerusakan

UCL = + z.σp

LCL = - z.σp

:

z = Jumlah standar deviasi rata-rata proses

σp = Standar deviasi dari proporsi sampel

UCL = Batas kendali atas

LCL = Batas kendali bawah

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. C-chart

Bagan ini memperlihatkan banyaknya jumlah kerusakan atau kecacatan

perunit output.

=

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat

= Total jumlah produk cacat

= Banyaknya waktu yang diobservasi

σc =

Keterangan :

σc = Standar Deviasi

= Rata-rata jumlah produk cacat perunit

UCL = + 3σc

LCL = – 3σc

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat

σc = Standar deviasi

UCL = Batas kendali atas

LCL = Batas kendali bawah

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

1. Sejarah Berdirinya PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile merupakan sebuah perusahaan

tekstil yang didirikan di daerah kota sragen propinsi Jawa Tengah.

Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 26 Januari 1998 dan mulai

beroperasi dan produksi pada tahun1999. Usaha pertekstilan tersebut

mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan produksi spinning

atau pemintalan yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang.

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile merupakan pengembangan dari

PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang produksi weaving atau

perajutan. Karena PT. Sukowati menginginkan benang yang diproses di

PT. Sukowati dapat dihasilkan sendiri maka didirikanlah

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile. Keberadaan PT.Soelystyowaty

Kusuma Textile adalah untuk menopang kebutuhan benang yang

dibutuhkan di PT. Sukowati. PT.Soelystyowaty Kusuma Textile berdiri

dengan harapan dapat menopang kebutuhan benang untuk PT. Sukowati

dan diharapkan hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile juga

dapat dijual ke pabrik lain, tetapi pada awalnya hasil produksi

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile hanya untuk memenuhi kebutuhan PT.

Sukowati.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Selama mengembangkan usahanya PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

sudah memperkerjakan karyawan sekitar 319 orang pekerja, yang terdiri

dari 85 % operator dan 15 % staff. Tenaga kerja sebagai besar dari daerah

sragen dan sekitarnya. Disamping itu para karyawan telah membentuk

suatu persatuan dan telah menjadi anggota Serikat Pekerja Seluruh

Indonesia (SPSI). Perusahaan juga telah melaksanakan antara lain:

a. Memenuhi upah umum yang berlaku di Jawa Tengah.

b. Mengukit sertakan para pekerja dalam program ASTEK.

c. Fasilitas antar jemput.

d. Fasilitas pengobatan.

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile didirikan atas modal pribadi yang

permodalannya digunakan untuk :

a. Fasilitas fisik

b. Mesin

c. Bahan baku

d. Konsultasi manajemen

Produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile tidak membuat benang

menjadi kain, tetapi menjadikan kapas menjadi benang. Mesin-mesin yang

digunakan dalam mengolah produksinya ada beberapa jenis mesin yaitu

mesin Blowing, Carding, Drawing, Roving, Ring Frame dan Winding.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Adapun kapasitas produksi perhari adalah 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894

kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang

rayon yang akan dijadikan kain santung atau kain tissu.

2. Tujuan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

Tujuan pendirian perusahaan ini antara lain adalah menyesuaikan dan

menunjang arah di bidang industri pertekstilan. Melalui kebijaksanaan

yang dikeluarkan oleh pemerintah maka ada beberapa tujuan sebagai

berikut :

a. Bahwa tujuan dibidang pertekstilan dapat memberikan yang lebih baik

dalam bidang usaha.

b. Bahwa adanya usaha dibidang tekstil dapat mengurangi tingkat

penganguran disuatu daerah.

c. Memberikan peningkatan pendapatan disuatu daerah baik itu

pemerintah, masyartakat dimana perusahaan itu berada.

d. Menjadikan industri tekstil percontohan yang baik kepada pemerintah

daerah terhadap industri tekstil lainnya.

3. Struktur Organisasi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

Setiap perusahaan memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya

untuk memperoleh keuntungan. Karena itu perusahaan harus memiliki

sistem yang terorganisir dengan baik karena setiap kegiatan yang

dilakukan perlu perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pengorganisasian agar fungsi-fungsi dari tiap-tiap personel didalam

perusahaan tersebut tidak mengalami kemunduran atau bahkan kemacetan

total. Untuk membuat organisasi yang baik maka penetapan strutur

organisasi yang jelas dengan kebutuhan sangatlah diperlukan sehingga

dapat diketahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam organisasi

tersebut.

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Sragen ini dipimpin oleh seorang

Direktur yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap

kegiatan yang dilakukan atas nama perusahaan. Dalam menjalakan tugas

sehari-hari direktur dibantu oleh seorang manajer dan beberapa kabag

yang ada di perusahaan. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT.

Soelystyowaty Kusuma Textile :

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

Direktur

Kabag Personalia

Accounting

Manager

Kabag QC Kabag Produksi

Kabag Maintenance

Kabag Electrik

Kabag Gudang

Kabag Workshop

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tugas dan fungsi masing-masing kedudukan dalam organisasi adalah :

a. Direktur

1) Meninjau kegiatan yang dilaksanakan oleh Manajer.

2) Membuat rencana kerja dan para Manajer.

3) Mengevaluasi berbagai laporan dan pertanggungjawaban pada

Manajer

4) Bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan.

b. Manajer

1) Mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan operasi dan

melaksanakan rencana-rencana umum Direksi

2) Mengevaluasi hasil kerja bawahan, menentukan tujuan-tujuan baru

3) Membicarakan tugas dan hasil apa yang dibutuhkan

4) Memberikan dan meminta tanggung jawab kepada bawahan untuk

melaksanakan tugas-tugas yang ditugaskan.

c. Kabag Personalia dan Umum

1) Menyusun dan menetapkan uraian tugas spesifikasi jabatan baik

untuk posisi-posisi yang telah ada maupun yang akan timbul

kemudian sejalan dengan pengembangan perusahaan baik sendiri

maupun bersama Direksi dan Manajer

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Menyusun struktur dan standart gaji dan upah karyawan bersama

Direksi dan Manajer

3) Menyusun dan mengembangkan sistem rangking, dan prading

dalam struktur kepegawaian perusahaan

4) Menyusun dan mengembangkan prosedur serta aturan rekruitmen

tenaga kerja

5) Melaporkan kondisi karyawan kepada Depnaker, Apindo, SPSI dan

instansi yang terkait.

d. Kabag Produksi

1) Bertanggung jawab masalah kestabilan jumlah produksi dari target

yang sudah ditentukan

2) Memberikan program kerja yang sifatnya rutin pada Tester Quality

Control Shift A,B,C, supaya bisa sejalan

3) Membuat balancing produksi jika ada pergantian proses produksi

4) Meningkatkan sumber daya manusia dan kedisiplinan kerja yang

menunjang kestabilan dan peningkatan kualitas.

5) Cek laporan KASHIFT dari program yang sudah ditentukan.

e. Kabag Maintenance

Menangani masalah pemeliharaan fasilitas-fasilitas produksi.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

f. Kabag Electric

Menangani masalah keperluan perusahaan atau sarana perusahaan

kabag electric dibantu oleh Ka.Ur/ Ka.Sie electric yang bertugas

menangani masalah listrik, diesel, boiler, instalasi air, dan mekanik.

g. Kabag Workshop

Mengelola dan memperbaiki bagian bengkel atau mesin-mesin pabrik

(workshop).

h. Kabag Gudang

Menangani masalah logistik pembelian bahan baku, suku cadang atau

gudang.

i. Kabag Quality Control

Menangani masalah bagian laborat, yang mana bagian ini menangani

bagian obat-obat/ zat kimia apa yang akan dipakai untuk proses

produksi.

j. Accounting

Bagian accounting tidak mempunyai bawahan, accounting berdiri

sendiri dan bertanggung jawab kepada Direksi dan Manager. Tugas-

tugasnya :

1) Gaji karyawan

2) Entertainment

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3) Pajak

4. Aspek Personalia

a. Karyawan

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile memiliki karyawan sebanyak 319

orang. Adapun perincian jumlah karyawan beserta tugasnya adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Jumlah Tenaga Kerja

PT.SULYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE Tahun 2012

No Jabatan Jumlah Tenaga

Kerja 1 Direktur 1 2 Manager 1 3 Kabag Personalia 1 4 Kabag electric 1 5 Kabag Produksi 1 6 Kabag QC 1 7 Kabag Gudang 1 8 Kabag Mtc 1 9 Acounting 4 10 Bagian Administrasi 6 11 Kaurs Mtc 3 12 Anggota Mtc 26 13 Bagian Workshop 3 14 Anggota Electrik 4 15 Bagian Absensi 2 16 Satpam 11 17 Bagaian QC 14 18 Bagian Produksi 232 19 Pembantu Umum 6 Jumlah 319

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Jam Kerja

Yang dimaksud jam kerja adalah waktu jam kerja dalam masa

karyawan/ pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja

yang telah diadakan.

1) Waktu kerja biasa

a) Waktu kerja biasa adalah waktu kerja yang dilakukan selama 7

hari sehari dan 40 jam seminggu, untuk waktu kerja 6 hari

kerja.

b) Jam kerja akan diatur berdasarkan kebutuhan perusahaan

dengan tidak menyimpang ketentuan.

2) Jadwal jam kerja

a) Day shift (non shift)

- Hari Senin s/d Kamis : jam 08.00 s/d 16.00 dengan

jam istirahat selama 60

menit/ 1 jam. Waktunya jam

12.00 s/d 13.00.

- Hari jumat : jam 08.00 s/d 16.00 dengan

jam istirahat termasuk

sembahyang jumat selama 90

menit. Waktunya jam 11.30

s/d 13.00.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

- Hari sabtu : jam 08.00 s/d jam 13.00

tanpa istirahat, sembahyang

dhuhur dilaksanakan setelah

kerja selesai.

b) Shift (bergilir)

- Shift pagi : jam 06.00 s/d jam 14.00

- Shift siang : jam 14.00 s/d jam 22.00

- Shift malam : jam 22.00 s/d jam 06.00

Masing-masing shift dengan waktu istirahat selama 30 menit

atau ½ jam. pada waktu istihat mesin tetap jalan, maka waktu

istirahat di atur secara bergilir.

3) Waktu kerja lembur

a) Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang dilaksanakan/

dilakukan diluar waktu kerja biasa atau dilakukan pada hari

libur resmi hari libur mingguan.

b) Karyawan/ pekerja diwajibkan kerja lembur sesuai dengan

rencana kerja perusahaan.

c) Karyawan pekerja yang dalam 1 periode tutup buku pernah/

ijin tidak masuk kerja selama 1 hari libur/ libur mingguan.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d) Kerja lembur bagi karyawan pekerja harus disertai dengan

surat perintah lembur dari atasan, bila tidak ada maka upah

lemburnya tidak dibayarkan.

c. Fasilitas perusahaan

1) Cuti

a) Karyawan yang sudah mempunyai masa kerja 12 bulan secara

terus menerus tanpa terputus mendapatkan cuti tahunan selama

12 hari kerja dengan upah penuh pelaksanaannya diatur oleh

dengan seijin perusahaan.

b) Pekerja wanita berhak atas ijin sakit haid 2 (dua) hari bagi

yang memberikan perusahaan dan disertai dengan surat

keterangan dokter/ bidan yang memeriksanya.

c) Pekerja wanita berhak atas ijin hamil 1,5 bulan sebelum

melahirkan dan setelah melahirkan/ gugur kandungan.

d) Bila mana sebelum masa cuti hamil/ sesudah (90 hari) sudah

mampu bekerja kembali berdasarkan surat keterangan sehat

dan mampu bekerja dari dokter, maka perusahaan akan

kerjakan serta memberikan upah sebagai mestinya.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2) Tunjuangan sosial

a) Perusahaan akan memberikan tunjangan Hari Raya/ THR yang

besarnya disesuaikan kemampuan perusahaan, serta

dibayarkan menjelang Hari Raya keagamaan secara bersamaan

dengan memperhatikan masa kerja karyawan/ pekerja.

b) Karyawan atau pekerja dengan pangkat dibawah kepala bagian

yang tidak pernah absen dan tidak pernah datang terlambat

serta minta ijin meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan

pribadi tidak lebih dari 1 jam (setelah dijumlah total) berhak

mendapatkan premi hadir yang besarnya ditentukan

perusahaan.

c) Premi hadir akan hangus/ tidak dibayar bila melanggar

peraturan perusahaan.

3) Tunjangan kecelakaan kerja

Dalam pekerjaan tertimpa kecelakaan kerja, maka segala akibat

yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4) Pemberian fasilitas kesehatan

Penyediaan fasilitas ini erat hubungannya dengan program

kesehatan karyawan dank arena adanya peraturan pemerintah yang

mengatur masalah keamanan dan kesehatan karyawan di dalam

menjalankan pekerjaannya. Fasilitas kesehatan ini dapat berupa

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

poliklinik yang lengkap dengan dokter dan perawat atau sekedar

memberikan tunjangan kesehatan yang dapat digunakan untuk

berobat ke dokter dan ditunjuk perusahaan dengan memperoleh

ganti rugi dari perusahaan.

5) Fasilitas antar jemput

Perusahaan menyediakan kendaraan (bus) untuk fasilitas antar

jemput bagi karyawan.

5. Aspek produksi

Sistem produksi yang dilakukan perusahaan yaitu : spinning/ pemintalan

yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang. Perusahaan

mengelompokkan proses produksi yaitu :

Gambar 3.2

Proses Produksi Benang Rayon

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

a. Secara garis besar proses produksi pada PT. SOELYSTYOWATY

KUSUMA TEXTILE adalah sebagai berikut :

b.

Blowing Bahan baku Mixing Carding

Drawing

Roving Ring Spinning Winding Packing

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Bahan baku

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile salah satu perusahaan yang

bergerak pada bidang pemintalan benang sehingga bahan baku utama

adalah kapas semi sintetis (rayon). Bahan baku tersebut didapat dari

pemasok dalam negeri. Pemasok-pemasok tersebut adalah perusahaan

yang terjalin kerjasama dengan PT. Soelystyowaty Kususma Textile.

Perusahaan dalam pengadaan bahan baku melakukan control kualitas

sangat ketat. Hal itu dilakukan untuk menjaga mutu dari produk yang

dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian quality control.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku adalah :

a. Strength atau kekuatan tarik serat

Hal ini sangat berpengaruh pada hasil produksi.

b. Kontaminasi

Apabila ada bahan baku yang yang terkontaminasi benda lain yang

akhirnya akan menimbulkan masalah pada mutu produk yang

dihasilkan.

c. Bahan baku busuk

Berpengaruh pada kualitas hasil produk akhir maupun sliver

(rapuh, belang).

d. Bahan baku basah

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Hal ini sangat berpengaruh pada kelancaran produk yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada mutu yang dihasilkan.

e. Banyak kotoran

Hal ini berpengaruh pada mutu produk kotor, rapuh dan belang.

2) Mixing ( persiapan bahan baku)

Mixing merupakan tahapan awal mempersiapkan bahan baku untuk

produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan sesuai

dengan standar kualitas yang diharapkan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas adalah :

a. Kerataan mixing

Berpengaruh pada warna saat pencabikan awal, akibatnya belang

pada produksi

b. Warna

Berpengaruh apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam

penentuan komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada

hasil produksi.

c. Presentase reused tinggi

Hal ini akan mengakibatkan benang mudah putus dan lingkungan

kotor karena serat pendek banyak lepas, akibatnya produk akan

tebal tipis.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3) Blowing

Berfungsi untuk mencabik bahan baku agar lebih terurai dan

memisahkan kotoran dari kapas. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas adalah :

a. Multi mixer tidak penuh yaitu suplai kemesin carding tidak penuh

akibatnya sliver tebal tipis.

b. Prosentase waste tinggi atau rendah apabila waste rendah atau

sedikit akan berpengaruh pada bahan baku yang banyak terbuang.

Apabila terlalu banyak akan membuat tarik benang berkurang, dan

timbul bulu pada benang.

4) Carding

Carding berfungsi untuk mensejajarkan serat dan pembentukan

sliver. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

a) Chute tidak rata

Hal ini mengakibatkan sliver menjadi tidak rata, akibatnya hasil

produk pun menjadi tebal tipis.

b) Kebersihan mesin (kotor)

apabila mesin dalam kondisi kotor akan membuat sliver kotor.

c) Can rusak

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Akan berpengaruh pada alur sliver bias rusak yang akibatnyasliver

tebal tipis.

5) Drawing

Fungsinya sebagai perangkapan sliver untuk mendapatkan kerataan

sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang

diharapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :

a. Sliver bersinggungan

Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan

berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi

tebal tipis (benang tipis).

b. Kebersihan mesin kurang terjaga

Apabila mesin kotor maka akan dapat mengotori sliver. Sehingga

benang yang dihasilkan pun terdapat bercak kotor.

c. Sliver pecah

Apabila sliver pecah-pecah saat proses drawing menyebabkan

kandungan fibre pada sliver berkurang akibatnya benang menjadi

tipis.

d. Sliver terlalu banyak rangkapannya

Hal ini akan mengakibatkan kelebihan kandungan fibre, sehingga

benang menjadi tebal.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

6) Roving

Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi

benang kasar atau besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :

a. Sliver bersinggungan

Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan

berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi

tebal tipis (benang tipis)

b. Sliver pecah

Kandungan fibre berkurang, akibatnya benang akan tipis.

c. Mesin kotor atau kebersihan kurang terjaga

Akan mengakibatkan benang kotor.

7) Ring Spinning

Fungsinya untuk mengubah benang dari proses roving menjadi

benang dalam bentuk cop. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

adalah :

a. Roving silang

Akan mengakibatkan gesekan antar roving yang akibatnya roving

terkikis, mengakibatkan benang menjadi tipis.

b. Roving double

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengakibatkan benang menjadi besar.

c. Tanpa distance clip

Mengakibatkan benang menjadi besar dan kasar.

d. Spindle kendor

Mengakibatkan tarikan kurang dan benang menjadi rapuh.

8) Winding

Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi

bentuk cones. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas:

a. Tekanan kompresor kurang

Mengakibatkan saat splicer bekerja kurang maximal, menjadikan

sambungan benang kurang kuat atau lemah.

b. Angin blower kurang kuat

Bisa mengakibatkan entanglement pada benang, karena waste tidak

tertarik masuk ke blower, akibatnya ikut dalam gulungan benang.

c. Small Cop

Akan terjadinya banyak sambungan dalam gulungan cones,

mengakibatkan pada kain tidak rata.

9) Packing

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang

Cones.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan:

a. Pembungkus kantong plastik

Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang

kotor maupun basah.

b. Penimbangan benang

Hal ini berfungsi untuk berat sesuai yang ditentukan (batas

minimal-batas maksimal) per karung atau per ball benang (isi

Cone, Berat).

c. Penataan karung

Kesalahan dalam penataan karung dapat mengakibatkan kerusakan

pada paper cone maupun benang.

6. Aspek Pemasaran

Awalnya hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile hanya

untuk memenuhi kebutuhan PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang

produk weaving atau perajutan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

pengembangan dari PT.Sukowati. Namun sekarang dengan perkembangan

perusahaan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile mulai menjual hasil

produksinya ke pabrik lain.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

Tempat pelaksanaan kerja adalah di PT.Soelystyowaty Kusuma

Textile yang beralamatkan di Purwosuman, Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

Pelaksanaan magang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2012 sampai

15 Februari 2012.

2. Prosedur Magang Kerja

Selama dalam pelaksanaan magang kerja perusahaan memberikan

peraturan-peraturan yang harus ditaati mahasiswa sebagai berikut :

a. Datang dan pulang tepat pada waktunya.

b. Apabila meninggalkan lokasi perusahaan harus ijin bagian

personaliadan satpam.

c. Berpakaian atas putih bawah hitam dan menggunakan sepatu.

d. Tidak boleh merokok di dalam perusahaan.

e. Mahasiswa harus taat pada ketentuan dan peraturan perusahaan.

3. Kegiatan Magang Kerja

Pelaksanaan dan kegiatan selama magang di PT. Soelystyowaty

Kusuma Textile adalah sebagai berikut :

a. Pada hari 1 masuk magang digunakan untuk pengenalan dan orientasi di

dalam perusahaan.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Minggu I

Penempatan mahasiswa, adapun kegiatan magang yang dilaksanakan

adalah :

1) Observasi bagian produksi

Melakukan pengamatan pada proses produksi benang yaitu proses

mixing atau pencampuran bahan baku kapas.

2) Wawancara dengan kepala bagian produksi mengenai proses

produksi benang rayon.

c. Minggu II

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1) Observasi pada bagian produksi yaitu melakukan pengamatan pada

proses Carding dan Drawing.

2) Membantu pengecekan kualitas benang pada bagian laborat yaitu

pengecekan panjang serat kapas dan kekuatan kapas.

3) Mencatat hasil produksi perhari.

4) Mengetahui cara kerja mesin Carding dan Drawing.

d. Minggu III

1) Observasi pada bagian kantor yaitu dengan data-data produksi

perusahaan.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2) Mempelajari data produksi perusahaan dengan bimbingan kepala

regu Carding dan Drawing.

3) Wawancara dengan kepala bagian personalia mengenai latar

belakang perusahaan.

e. Minggu IV

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1) Mempelajari dokumen-dokumen perusahaan dan mengambil data

yang berkaitan dengan penelitian.

2) Melengkapi data yang digunakan sebagai bahan penelitian.

3) Ucapan terima kasih.

Mengucapkan terima kasihkepada seluruh instansi perusahaan yang

membantu kami dalam magang kerja dan atas bantuannya dalam

membimbing kami saat magang.

C. Pembahasan Masalah

1. Analisis C-chart

Peta pengendali C-chart ini digunakan untuk mengadakan pengujian

terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya

kesalahan pada unit produk sebagai sampelnya dan untuk mengetahui

kerusakan produk masih dalam batas pengendalian atau tidak. Contoh

kerusakan produk benang rayon adalah tebal tipisnya benang tidak sama,

benang berserabut, benang terkontaminasi, dan benang kotor. Untuk

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menghitung dengan analisis C-chart ini dilakukan dengan mengambil

sampel kerusakan produk benang rayon selama tahun 2011.

Tabel 3.2 Jumlah Produksi dan jumlah kerusakan per bulan

Produk Benang Rayon Di PT.SULYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE

Bulan Jumlah Produksi

(Ball) Jumlah Produk Yang Rusak

(kg) Januari 900 124 Februari 1140 150 Maret 1050 120 April 1080 133 Mei 960 100 Juni 1020 99 Juli 1110 112 Agustus 930 123 September 990 122 Oktober 100 129 November 1140 130 Desember 960 100 Jumlah 11380 1442

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

Dari data diatas kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode

C-chart, dengan langkah perhitungannya sebagai berikut :

a) Menentukan rata-rata kerusakan dengan menggunakan rumus (3 sigma) :

=

=

= 120,16

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b) Mencari standar deviasi :

σc =

= 10,96

c) Menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah

dengan menggunakan rumus :

1. Batas pengendalian atas (UCL)

UCL = + 3σc

= 120,16 + 3 (10,96)

= 153,05

2. Batas pengendalian bawah (LCL)

LCL = – 3σc

= 120,16 – 3 (10,96)

= 87,28

Batas pengendalian atas (UCL) merupakan batas toleransi maksimum

dan batas pengendalian bawah (LCL) merupakan batas toleransi minimum

untuk kerusakan produk yang digunakan untuk membatasi kondisi yang

ideal untuk kerusakan produk periode 2011. Batas pengendalian atas pada

perusahaan sebesar 153,05 dan batas pengendalian bawah 87,28. Pada PT.

Soelystyowaty Kusuma Textile diharapkan kerusakan benang rayon tidak

melebihi UCL sebesar 153,05 dan kurang dari LCL sebesar 87,28.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Apabila melebihi UCL dan di bawah LCL maka akan tercipta kondisi out

of control.

Setelah melakukan perhitungan berdasarkan data di atas dapat

diketahui batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah pada PT.

Soelystyowaty Kusuma Textile menunjukkan bahwa pada bulan januari

sampai dengan desember 2011 kerusakan produk masih dianggap wajar.

Hal ini menggambarkan bahwa PT. Soelystyowaty Kusuma Textile telah

memenuhi standar kualitas produk dan harus dipertahankan untuk menjaga

kualitas produk benang rayon.

Setelah melakukan perhitungan kemudian dapat disusun dengan grafik

pengendalian C-chart untuk menampilkan kerusakan produk yang masih

berada didalam garis batas pengawasan. Bila digambar akan tampak

seperti di bawah ini.

Gambar 3.3 Grafik C-chart Jumlah Kerusakan Produk Benang Rayon

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa batas pengendalian

atas (UCL) sebesar 153,05 dan batas pengendalian bawah (LCL)

sebesar 87,28 dengan rata-rata kerusakan sebesar 120,16 dan standar

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

deviasi sebesar 10,96. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa

kerusakan masih dalam batas pengendalian dan tidak ada yang out of

control. Apabila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas

pengendalian bawah (LCL) berarti merupakan prestasi yang baik bagi

perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang sekecil

mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas pengendalian

atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang

dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera mengadakan

tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian

kualitas tersebut..

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pengendalian kualitas PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sudah

berjalan dengan baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak adanya

suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka

perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar

tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya

tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.

2. Analisis Diagram Pareto

Analisis diagram pareto untuk menjawab permasalahan mengenai

jenis-jenis kecacatan yang sering kali terjadi dan persentase pada masing-

masing kecacatan dilakukan analisis dengan menggunakan diagram

pareto. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah

berdasarkan urutan banyaknya kejadian, diagram ini digunakan untuk

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

menentukan urutan pentingnya masalah-masalah dan penyebab-penyebab

dari masalah yang ada, langkah dalam pembuatan diagram pareto itu

sendiri adalah sebagai berikut :

a. Menentukan prosentase kerusakan benang rayon untuk setiap jenis

kerusakan benang rayon, missal : produk A, B, C masing-masing

jumlahnya A%, B%, C%.

b. Membuat diagram pareto dengan menggunakan jenis kerusakan

berdasarkan dari jumlah yang paling besar menuju kecil dengan

urutan dari kiri ke kanan.jenis kerusakan yang terjadi bias

bermacam-macam. Data yang diolah untuk mengetahui prosentase

kecacatan dihitung dengan rumus.

% kerusakan = *100 %

Tabel 3.3 Data Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon

Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Tahun 2011

Jenis Kerusakan JumlahKerusakan

(kg) Prosentase Kerusakan Tebal tipisnya benang 582 40.36% Benang berserabut 348 24.13% Benang terkontaminasi 218 15.12% benang kotor 294 20.39%

Jumlah 1442 100.00% Sumber : Data yang diolah

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 3.4 Diagram Pareto

Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon

Berdasarkan gambar 3.4 menunjukkan bahwa frekuensi kerusakan

tertinggi pada proses produksi benang rayon tahun 2011 adalah Tebal

tipisnya benang dengan presentase 40,36%, frekuensi kerusakan benang

berserabut dengan presentase sebesar 24,13%, frekuensi kerusakan

benang kotor dengan presentase sebesar 20,39%, dan frekuensi

kerusakan terkecil adalah benang terkontaminasi dengan presentase

sebesar 15,12%.

Jenis kerusakan yang sering terjadi di PT. Soelystyowaty Kusuma

Textile adalah tebal tipisnya benang, hal tersebut dapat terjadi

dikarenakan adanya kerusakan yaitu roving silang, tidak seimbangnya

jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses penyambungan

benang. Untuk itu perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah

berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

3. Analisis Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat atau diagram fishbone merupakan diagram yang

menggambarkan hubungan antara masalah dengan faktor-faktor yang

menjadi penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya maka akan

mudah untuk dicari penyelesainnya. Berikut adalah penyebab terjadinya

kerusakan produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile:

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 3.5

Diagram sebab akibat

Dari gambar 3.5 dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi

penyebab kerusakan benang rayon antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan

benang rayon dari faktor manusia yaitu :

1) Kesalahan dalam penyetingan mesin

Kesalahan atau kekeliruan dalam penyetingan mesin dalam kegiatan

produksi dapat berakibat fatal di dalam keseluruhan proses produksi.

Penyebab kerusakan benang rayon

Terjadi keausan pada mesin

Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Serat kapas berkualitas rendah

Kesalahan dalam penyetingan mesin

Kesalahan proses penarikan benang

Kesalahan proses pencampuran serat-serat

Takseimbangnya jumlah rangkapan sliver dimesin drawing pada proses penyambungan benang

mesin manusia

Bahan baku metode

Kurangnya pengawasan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Kurangnya pengawasan

Kurang pengawasan dalam proses produksi dapat berakibat pada tingkat

kinerja karyawan.

2. Menurut Kabag Maintenance ada beberapa faktor penyebab terjadinya

kerusakan benang rayon dari faktor mesin yaitu :

1) Terjadi ke ausan pada mesin

Terjadinya keausan mesin karena mesin berproduksi 24 jam non stop dan

faktor usia mesin.

2) Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Mesin yang digunakan untuk produksi kurang perawatan sehingga

menyebabkan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi.

3. Menurut Kabag Quality control ada faktor penyebab terjadinya kerusakan

benang rayon dari faktor bahan baku yaitu :

1) Serat kapas berkualitas rendah

Serat kapas yang diperoleh dari pemasok mempunyai kualitas yang

rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang elastisnya serat, rendahnya

daya serap dari serat kapas dan ketahanan serat rendah, sehingga semua ini

berpengaruh pada produk yang dihasilkan.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan

benang rayon dari faktor metode yaitu :

1) Proses penarikan benang

Dalam waktu proses penarikan benang pada mesin roving penarikan

benang terlalu kencang berakibat serat jelek atau rusak.

2) Kesalahan proses pencampuran serat-serat

Terjadi pada kesalahan proses pencampuran serat-serat yaitu komposisi

campuran tercampur dengan sampah.

3) Tidak seimbang jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses

penyambungan benang kurang seimbang atau tidak samanya jumlah

rangkapan sliver dalam proses drawing dimana proses produksi benang

yang selalu berkelanjutan dan terus menerus, yang dapat berpengaruh

terhadap proses akhir pengecekan benang.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu analisis tentang

pengendalian kualitas produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty

Kusuma Textile dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis dengan metode C-chart dapat disimpulkan

bahwa : dengan menggunakan analisis C-chart dapat diketahui bahwa

prosentase kerusakan pada periode 2011 masih berada dalam batas

toleransi (tidak ada kerusakan produk yang out of control), dengan batas

atas (UCL) sebesar 153,04 dan batas bawah (LCL) sebesar 87,28.

Dengan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas

kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah

berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode

berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

2. Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa kerusakan yang

paling banyak terjadi selama periode 2011 adalah kerusakan berupa tebal

tipisnya benang yaitu sebesar 582 kg atau sebanyak 40,36%. Kerusakan

kedua adalah benang berserabut yaitu sebanyak 348 kg atau sebesar

24,13%. Kerusakan ketiga adalah benang kotor yaitu sebanyak 294 kg

atau sebesar 20,39%. Dan kerusakan yang terakhir adalah benang

terkontaminasi yaitu sebanyak 218 kg atau 15,12%. Dari beberapa jenis

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kerusakan tesebut dapat dijadikan sebagai acuan awal oleh PT.

Soelystyowaty Kusuma Textile dalam melakukan perbaikan kualitas

produknya.

3. Berdasarkan diagram sebab akibat dapat diketahui ada beberapa

penyebab kerusakan benang rayon yang ditinjau dari empat faktor.

Kerusakan akibat dari faktor manusia (Man) antara lain kesalahan dalam

penyetingan mesin dan kurangnya pengawasan. Mesin (Machine) antara

lain terjadi keausan pada mesin, dan mesin tiba-tiba rusak dalam proses

produksi. Bahan baku (Material) yaitu serat kapas berkualitas rendah,

dan Metode (Method) antara lain proses penarikan benang, kesalahan

proses pencampuran serat-serat dalam proses blended ratio, dan tidak

seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses

penyambungan benang.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian

yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang diharapkan memberikan

manfaat bagi pihak perusahaan untuk menentukan langkah lebih lanjut

mengenai pengendalian kualitas perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan analisis C-chart ini akan berguna bagi

perusahaan, karena perusahaan dapat mengetahui tingkat kerusakan

yang terjadi diperusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalisir

kerusakan benang rayon.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS .../Analisis...atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Dari hasil analis C-chart dapat diketahui bahwa kerusakan produk tidak

ada yang berada diluar batas pengendalian atau semuanya masih dalam

batas toleransi. Ini berarti perusahaan telah baik dalam melakukan

pengendalian. Maka perusahaan perlu menjaga kestabilan proses

produksi dalam menghadapi persaingan.

3. Perbaikan terhadap kualitas produk benang rayon sebaiknya segera

dilakukan, mengingat banyaknya permintaan pasar terhadap produk

tersebut. Dengan langkah awal yang bisa dilaksanakan yaitu mengatasi

penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada produk yang dihasilkan.

4. Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-

mesin yang digunakan untuk proses produksi. Dengan melakukan

perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada

mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.