perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data....

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i IMPLIKASI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: ASTRI SETIAWATI K430604 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data....

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

IMPLIKASI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

ASTRI SETIAWATI

K430604

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

IMPLIKASI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

ASTRI SETIAWATI

K4306004

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd Bowo Sugiharto, S. Pd, M. Pd

NIP 19470201 197603 2 001 NIP 19760125 200501 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Muzayyinah, M.Si ......................

Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si ......................

Anggota I : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd ......................

Anggota II : Bowo Sugiharto, S. Pd, M. Pd ......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 196007271987021001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Astri Setiawati. IMPLIKASI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Oktober 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ranah kognitif; (2) Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ranah afektif; (3) Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ranah psikomotor; (4) Pendekatan pembelajaran yang pengaruhnya paling bagus terhadap hasil belajar biologi, (5) Pendekatan pembelajaran yang pengaruhnya paling efektif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Experiment) menggunakan randomized control only design. Pendekatan inkuiri dan pendekatan konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar biologi sebagai variable terikat. Sampel pada penelitian ini ada tiga kelas, yaitu kelas X-1 sebagai kelas kontrol, kelas X-2 sebagai kelas eksperimen I, dan kelas X-3 sebagai kelas ekperimen II. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Teknik pengambilan sampel dengan “Cluster Random Sampling”. Teknik pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan teknik tes, dokumentasi, dan angket. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisa satu jalan dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasi dari penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar ranah kognitif; 2) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar ranah afektif; 3) Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar ranah psikomotor. Selain itu, pendekatan yang paling efektif adalah pendekatan modified free inquiry.

Kata Kunci: Pendekatan Inkuiri, Hasil Belajar Biologi

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT Astri Setiawati. THE IMPLICATION OF INQUIRY APPROACH TOWARD

STUDENT’S ACHIEVEMENT OF STUDYING BIOLOGY ON X GRAD E

OF SMA NEGERI 2 SURAKARTA YEAR 2009/1010. Thesis, Surakarta:

Biology Education Department of Teacher Training and Education Faculty of

Sebelas Maret University of Surakarta, October 2010.

Keywords : inquiry approach, achievement of Study in Biology

This research aims are to find out: 1) the influence of inquiry approach

toward student’s achievement in cognitive domain; 2) the influence of inquiry approach toward student’s achievement in affective domain; 3) the influence of inquiry approach toward student’s achievement in pshycomotor domain; 4) the best approach toward student’s achievement; and 5) the most effective approach toward student’s achievement of studying biology on X grade of SMA Negeri 2 Surakarta. This research is a quasi experiment research with randomized control only design using inquiry approach and conventional approach as independent variables and student’s achievement of study biology as the dependent variable. Here, it is acquired three classes as the samples, there are the student’s of class X-1 as the control class, student’s of class X-2 as the first experimental class, and student’s of class X-3 as the second experimental class. The population of this research is all of the student’s was X grade of SMA Negeri 2 Surakarta. The sample of this research was established by cluster random sampling. The techniques for collecting data are by using test, questionnaire, and documentation. The data were analyzed by anova and then by scheffe test.

The conclusion of this research are: 1) There is an influence of inquiry approach toward student’s achievement in cognitive domain; 2) There is no influence of inquiry approach toward student’s achievement in affective domain; 3) There is an influence of inquiry approach toward student’s achievement in pshycomotor domain. Beside, the most effective approach to influence the student’s achievement is modified free inquiry approach.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

♥ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh

mengetahui, sedang kamu tidak. (QS. Al Baqarah: 216)

♥ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyiroh: 5)

♥ Hadapi semua dengan senyuman (Dewa)

♥ “Talk Less Do More”

♥ Yakinlah ”SAYA BISA!!!”

♥ Jangan Bilang Menyerah Sebelum Kamu Mencobanya

♥ Do The Best and Keep Spirit

♥ If you want to plan for a year, plant a seed

If for ten years , plant a tree

If for a hundreds years, teach the people

When you plant a seed, you will reap a single harvest

When you teach the people, you will reap a hundred harvests (IBRD,

WORLD DEVELOPMENT REPORT, 1991 )

PERSEMBAHAN

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Kupersembahkan karya ini untuk:

� Ibu, Ibu, dan Ibuku tersayang, wanita yang telah melahirkanku,

merawatku, mendukungku, menyayangiku, dan selalu mendoakanku tanpa

lelah.....yang telah sabar menunggu kelulusanku.....

� Bapak, atas nasihat dan segala pengertian Bapak…terima kasih sedalam-

dalamnya...

� Bapak dan Ibu di Sragen yang telah merawatku dan memberiku tempat

tinggal. Terima kasih atas segala kebaikan yang kalian berikan kepadaku.

� Mbak Asri dan Mbak Tuti yang selalu mengingatkanku, memarahiku untuk

kebaikanku, membantuku, dan mendukungku baik tenaga, biaya dan

waktu....terima kasih....maaf selalu menguji kesabaran kalian....

� Kiki dan Yayuk, adik-adiku yang tersayang....terima kasih atas kritik dan

sarannya....aku sayang kalian...

� Bu Alvi dan Pak Bowo, terima kasih atas bimbingan, waktu, dan

nasehatnya…

� Yulinda Ariesta terima kasih atas bimbingan dan bantuannya dalam

mengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data

melalui SPSS.....kamu adalah guruku sekaligus temanku yang terbaik......

� Agung, Triliana, Ichan, R. Dyah, Hayuk, Putri, Ulpi, Amin, Rinawati,

Elvin terimakasih atas nasihat, bantuan, dan semangat yang kalian

berikan

� Teman-teman seperjuangan Biologi Education 2006 Community, terima

kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak akan terlupakan.

Semoga kebersamaan kita terjaga selama-lamanya.

� Teman-teman NGAPAKERS di Surakarta (Cilacap Community) yang

selalu memberikan saran, kritik, bantuan, semangat, dan dukungan agar

segera pendadaran....Hidup NGAPAKERS....hope we always together....

� Someone yang selalu menyemangatiku dan memotivasiku.....

� Almamater.

KATA PENGANTAR

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan proposal dengan judul ”IMPLIKASI PENGGUNAAN

PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam

mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.

5. Bowo Sugiharto, S. Pd, M. Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penelitian.

6. Kepala SMA Negeri 2 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat

guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 2 Surakarta, yang telah memberi

bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.

8. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Perumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka 7

1. Hasil Belajar Biologi 7

2. Pendekatan Pembelajaran 14

B. Kerangka Berpikir 31

C. Hipotesis 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 35

1. Tempat Penelitian 35

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Waktu Penelitian 35

B. Populasi Dan Sampel 35

1. Populasi Penelitian 35

2. Sampel Penelitian 36

C. Teknik Pengumpulan Data 36

1. Variabel Penelitian 36

2. Metode Pengumpulan Data 36

3. Teknik Penyusunan Instrumen 37

4. Analisis Instrumen 39

D. Rancangan Penelitian 44

E. Teknik Analisis Data 44

1. Uji Keseimbangan 45

2. Uji Prasyarat 46

3. Uji Hipotesis 47

4. Uji Lanjut Anava 48

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 49

B. Analisis Data 52

C. Pengujian Hipotesis 54

D. Pembahasan Hasil Analisis Data 59

Bab V. Simpulan, Implikasi, Dan Saran

A. Simpulan 67

B. Implikasi 67

C. Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 69

LAMPIRAN

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbedaan Macam-Macam Pendekatan Inkuiri ................................. 30

Tabel 2. Perbedaan Antara Pendekatan Inkuiri dengan Pendekatan

Konvensional …………………………………………………..…… 31

Tabel 3. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Siswa. .......................... 40

Tabel 4. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Siswa…………….….41

Tabel 5. Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Tes Try Out Siswa………… 43

Tabel 6. Rangkuman Uji Daya Beda Hasil Tes Try Out Siswa…………......... 44

Tabel 7. Desain Penelitian “Randomized Control Only Design…………….... 44

Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal.................. 45

Tabel 9. Deskripsi Data Postest Hasil Belajar Ranah Kognitif....................... 50

Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Afektif…………....................... 51

Tabel 11. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor .............................. 52

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.......... 53

Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor...... 53

Tabel 14. Rangkuman Hasil Anava Satu Jalan Hasil Belajar Ranah Kognitif…. 54

Tabel 15. Rangkuman Hasil Anava Satu Jalan Hasil Belajar Ranah Afektif…...54

Tabel 16. Rangkuman Hasil Anava Satu Jalan Hasil Belajar Ranah Psikomotor 55

Tabel 17. Hasil Uji Lanjut Ranah Kognitif Melalui Uji Duncan (DMRT)……... 56

Tabel 18. Hasil Uji Lanjut Ranah Psikomotor Melalui Uji Duncan (DMRT)….. 57

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Paradigma Penelitian……….................................................. 32

Gambar 2. Perbandingan Nilai Mean Kognitif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 1 dan 2………………………………...……50 Gambar 3. Perbandingan Nilai Mean Afektif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 1 dan 2…………………………………..….51 Gambar 4. Perbandingan Nilai Mean Psikomotor Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen 1 dan 2………………………..…………….52

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 72

Lampiran 2. Analisis Instrumen 120

Lampiran 3. Uji Keseimbangan 128

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian 134

Lampiran 5. Uji Prasyarat 149

Lampiran 6. Uji Hipotesis 161

Lampiran 7. Perijinan 175

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia Indonesia seutuhnya. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Upaya yang telah dilakukan

antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas guru, penyediaan

perpustakaan dan laboratorium, penataan pendidikan, serta penerapan produk

teknologi.

Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis

sehingga menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Dunia pendidikan

memiliki tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajarannya. Untuk

mencapai tujuan tersebut harus dilakukan strategi yang tepat diantaranya dengan

menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta sesuai

dengan materi yang akan disampaikan, karena metode pembelajaran sangat

berperan dalam menentukan prestasi belajar siswa.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yakni mengajar

yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan belajar yang dilakukan oleh

peserta didik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka komponen dalam kegiatan

pembelajaran diantaranya adalah guru dan siswa. Guru sebagai fasilitator dan

siswa sebagai obyek dan subyek dalam pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan

lingkungan pembelajaran yang efektif perlu diciptakan oleh guru agar siswa dapat

belajar dengan baik dan mencapai hasil belajar yang optimal (Syaiful Sagala,

2009:62).

Pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Surakarta memperlihatkan proses

pembelajaran teacher centered yaitu semua kegiatan pembelajaran terpusat

kepada guru. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan

konvensional, sehingga strategi yang digunakan kurang bervariasi. Akibatnya

aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan ceramah guru, menghafalkan materi,

mencatat materi, dan mengerjakan soal-soal latihan di Lembar Kerja Siswa

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

(LKS). Siswa belum mampu memberikan contoh dan menjelaskan kembali materi

yang dipelajari.

Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran

berlangsung, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan

aktivitas di luar proses pembelajaran. Pembelajaran dengan metode eksperimen

jarang digunakan, sehingga siswa lebih banyak duduk di dalam kelas. Selain itu,

sebagian besar nilai ulangan siswa masih berada di bawah nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) sebesar 6,5 sehingga perlu dilakukan remidi agar nilai siswa

menjadi lebih baik. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah.

Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang optimal. Salah satu upaya adalah

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang merupakan pendekatan

modern, yang berorientasikan student-centered. Penerapan suatu pendekatan pada

pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah

disusun. Pemilihan suatu pendekatan harus disesuaikan dengan tujuan dan sifat

materi yang menjadi objek pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran modern mendudukkan siswa sebagai pusat

perhatian (student centered). Pendekatan pembelajaran modern mengacu pada

pandangan siswa sebagai subjek belajar, yang mempunyai kemampuan dasar

untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran, pemahaman materi yang lebih mendalam, menjadi pemikir yang

baik dan mampu memberikan banyak alternatif jawaban terhadap suatu

permasalahan adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri menurut Colburn

(2000: 42) tidak hanya mendikte tentang konsep, tetapi mendorong pengalaman

belajar siswa untuk memahami konsep-konsep ilmiah, yang dapat memberikan

pemahaman yang lebih mendalam, membuat konsep lebih lama diingat dan

bermakna bagi siswa. Siswa dilibatkan secara aktif, baik hands-on maupun minds-

on, dalam menemukan konsep saat pembelajaran biologi. Melakukan lebih baik

dibandingkan hanya mendengarkan karena dengan melakukan, siswa dapat

memperoleh pengalaman belajar secara langsung (first hand experience).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pendekatan inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada

penyelidikan melalui proses berpikir secara sistematis. Inkuiri mengandung proses

mental yang tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan

eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data,

menarik kesimpulan. Pendekatan inkuiri bukanlah pendekatan yang baru dalam

pembelajaran biologi, karena pendekatan ini telah dikembangkan oleh BSCS

(Biological Science Curriculum Study) yang menghasilkan pola instruksional dan

kurikuler untuk digunakan di Sekolah Menengah. Esensi pembelajaran ini adalah

mengajarkan kepada pembelajar untuk menggunakan teknik yang biasa digunakan

oleh peneliti biologi, yaitu mengidentifikasi masalah dan menggunakan metode

khusus dalam memecahkan masalah tersebut (Trianto, 2009:80).

Pendekatan inkuiri menurut Nuryani (2005:95) sejalan dengan prinsip

konstruktivisme. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun konsepnya sendiri

dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui kegiatan observasi/eksplorasi ataupun

eksperimen. Proses perumusan konsep tersebut merupakan proses yang sangat

berarti bagi siswa untuk memahami fenomena dan peristiwa alam. Melalui

pembelajaran dengan menerapkan inkuiri diharapkan siswa mempelajari biologi

secara induktif dan konstruktif, serta mampu menyelaraskan hasil temuannya

dengan teori atau konsep yang dibahas setelah berlangsungnya pembelajaran. Hal

ini merupakan hal baru dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA N 2 Surakarta

karena guru belum pernah menerapkan pendekatan inkuiri.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri menurut Nanang

dan Cucu (2009:78) dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan teka-teki,

hal ini akan memotivasi siswa untuk mencari penyelesaian atau solusi dari teka-

teki tersebut. Inkuiri sains diharapkan dapat menciptakan kegiatan sains yang

menantang sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang diyakini

sebelumnya sebagai suatu bukti untuk mencapai pengalaman baru yang lebih

saintifik, melalui proses eksplorasi untuk mencapai gagasan baru. Pengembangan

pendekatan ini diharapkan akan dapat membantu siswa untuk meningkatkan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pemahaman konsep yang dipelajari, keaktifan dalam proses belajar, dan

peningkatan pada hasil belajar.

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian

dengan judul:

“IMPLIKASI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2009/2010”

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan berdasarkan uraian

latar belakang diatas adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada

guru/teacher centered.

2. Sebagian besar siswa masih harus mengikuti remidi dikarenakan nilai

ulangan dibawah nilai KKM.

3. Sikap sebagian siswa menciptakan suasana kurang kondusif dalam

pembelajaran.

4. Aktivitas sebagian besar siswa hanya duduk.

5. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri belum pernah

diterapkan dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian harus mempunyai arah yang jelas dan pasti, sehingga perlu

diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi

masalah, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dibatasi pada semua siswa kelas X SMA Negeri 2

Surakarta semester II Tahun pelajaran 2009/2010.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dibatasi pada:

a. Pendekatan pembelajaran, meliputi: konvensional, inkuiri terbimbing dan

inkuiri yang dimodifikasi.

b. Hasil belajar biologi, meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan materi pokok Pencemaran Lingkungan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas serta untuk

memperjelas masalah maka dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri

terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas X SMA N 2

Surakarta?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri

terhadap hasil belajar biologi ranah afektif pada siswa kelas X SMA N 2

Surakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri

terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor pada siswa kelas X SMA N 2

Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar

biologi ranah kognitif pada siswa kelas X SMA N 2 Surakarta.

2. Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar

biologi ranah afektif pada siswa kelas X SMA N 2 Surakarta.

3. Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar

biologi ranah psikomotor pada siswa kelas X SMA N 2 Surakarta.

4. Pendekatan pembelajaran yang pengaruhnya paling efektif terhadap hasil

belajar biologi siswa kelas X SMA N 2 Surakarta.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sains atau biologi.

2. Memberikan masukan kepada guru dalam pemilihan pendekatan pembelajaran

agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student-centered) pada pokok

bahasan Pencemaran Lingkungan.

3. Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Meningkatkan sumber daya pendidikan sehingga menghasilkan output yang

berkualitas, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

5. Menambah kepustakaan dalam bidang pendidikan dan menjadi acuan untuk

diteliti lebih lanjut di jenjang pendidikan yang berbeda.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Hasil Belajar Biologi

Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu, proses

tersebut berupa pengalaman yang diperoleh seseorang saat menghadapi atau

memecahkan suatu masalah dalam hidupnya, bukan berupa perkembangan atau

pertumbuhan tubuh seseorang. Dari proses itu akan diperoleh sesuatu hasil yang

disebut hasil belajar. Sesuai dengan hakikat belajar yang dikemukakan oleh

Trianto (2009:15-17) “Perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman,

dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik

seseorang sejak lahir”.

Pembelajaran memiliki karakteristik yang melibatkan proses mental dan

membangun suasana dialogis yang merangsang kemampuan berpikir siswa.

Sesuai dengan pernyataan Syaiful Sagala (2009:63) bahwa pembelajaran

mempunyai dua karakteristik yaitu: proses pembelajaran melibatkan proses

mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar,

mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir dan

pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus

yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa

yang pada gilirannya kemampuan berpikir dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang ditemukannya sendiri. Dalam pembelajaran dapat

melatih proses mental siswa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir melalui

kegiatan diskusi atau tanya jawab secara terus menerus sehingga diperoleh suatu

konsep yang diinginkan.

Seseorang dapat melakukan aktivitas belajar melalui pengalaman yang

diperolehnya dalam memecahkan suatu permasalahan. Pengalaman dapat disebut

sebagai guru yang paling baik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nuryani

(2003:87) ”Pengalaman adalah guru yang paling baik”. Pernyataan tersebut sering

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dikemukakan oleh banyak ahli pendidikan. Melalui pengalaman nyatalah

seseorang belajar. Begitu juga dalam belajar sains atau biologi. Sains bukan

sekumpulan pengetahuan saja, tetapi di dalam sains terkandung hal lain. Sains

mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk berarti bahwa dalam sains

terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, teori-teori dan prinsip-prinsip yang sudah

diterima kebenarannya; proses atau metode berarti bahwa sains merupakan suatu

proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan; sikap berarti bahwa dalam

sains terkandung sikap seperti tekun, ulet, jujur, terbuka, dan objektif; dan

teknologi berarti bahwa sains mempunyai keterkaitan dalam kehidupan sehari-

hari.

Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut terjadi

perubahan-perubahan dalam diri siswa pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Pembelajaran yang efektif dapat diukur melalui kualitas hasil belajar

yang diperoleh oleh siswa. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suparlan

(2008:23) “Rerata skor yang diperoleh oleh siswa kemudian diambil sebagai satu

ukuran keefektifan pengajaran”. Menurut Wexley dan Latham (1991) dalam

Warno Widodo (2006:19) mengemukakan bahwa efektivitas dapat dinyatakan

dalam bentuk kuantitatif, yang merupakan perbandingan antara hasil nyata dengan

hasil ideal yang ingin dicapai. Pembelajaran menggunakan pendekatan yang baru

dapat diketahui keefektifannya apabila kualitas hasil belajarnya dibandingkan

dengan kualitas hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan yang biasa

diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Apabila hasil belajar siswa

menggunakan pendekatan baru lebih bagus dan lebih tinggi kualitasnya

dibandingkan hasil belajar siswa pada pendekatan yang biasa diterapkan, maka

dapat dikatakan bahwa pendekatan baru tersebut merupakan pembelajaran efektif

yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, pembelajaran

menggunakan pendekatan yang biasa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan standar pembanding/kontrol pembelajaran.

Biologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan memiliki ciri atau

karakteristik yang tersendiri yang memberikan spesifikasi watak dibandingkan

ilmu-ilmu yang lain. Manusia telah mempelajari Biologi sejak dahulu kala dimulai

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dari rasa penasaran manusia mengenai lingkungan dan dirinya sendiri terutama

mengenai kelangsungan jenisnya. Menurut Nuryani (2005:12) “Biologi

merupakan ilmu yang cukup tua, karena sebagian besar berasal dari keingintahuan

manusia tentang dirinya, lingkungannya, dan tentang kelangsungan jenisnya”.

Pembelajaran biologi pada saat ini idealnya tidak hanya difokuskan pada upaya

mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan menggunakan

segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau

memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi

yang dipelajari khususnya yaitu biologi.

Pembelajaran sains biologi lebih menekankan kegiatan yang

mengembangkan konsep dan keterampilan proses. Proses pembelajaran sains

termasuk didalamnya sains biologi, pada dasarnya merupakan interaksi antara

siswa (subyek) dengan objek yang berupa benda dan kejadian alam, proses

maupun produk. Sebagai konsekuensinya maka pembelajaran sains biologi pada

hakikatnya bukanlah usaha untuk menciptakan interaksi langsung antara guru dan

siswa tetapi merupakan usaha menciptakan interaksi antara siswa dengan objek

belajar.

Pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang berlangsung setiap saat baik

disengaja maupun tidak disengaja. Proses pembelajaran tersebut akan memperoleh

suatu hasil. Hasil dari suatu kegiatan belajar disebut hasil belajar. Oleh para ahli

belajar, hasil belajar dapat disebut juga dengan hasil pengajaran. Sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Sardiman (2005:19) “Setiap proses belajar-mengajar akan

diperoleh suatu hasil yang disebut hasil pengajaran atau hasil belajar”. Pada

hakikatnya hasil belajar menurut Ella Yulaelawati (2004:21) mencerminkan

kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman belajar dalam

kompetensi dasar. Menurut Made Wena (2009:6) “Hasil pembelajaran adalah

semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan

strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda”. Maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah suatu hasil dalam proses belajar-mengajar yang

mencerminkan kemampuan siswa dalam memenuhi pengalaman belajarnya dalam

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kompetensi dasar dan merupakan indikator tentang nilai dari penggunaan strategi

pembelajaran.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-

ciri tersebut menurut Mulyasa (2004:189-190) sebagai berikut: perubahan bersifat

intensional yang merupakan pengalaman atau praktek latihan dengan sengaja dan

disadari, perubahan bersifat positif sesuai dengan yang diharapkan atau kriteria

keberhasilan baik dipandang dari segi siswa maupun guru, dan perubahan bersifat

efektif berupa perubahan hasil belajar yang relatif tetap.

Adapula yang mengartikan hasil belajar merupakan mengingat suatu hal.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution (2005:141) bahwa ”Mengingat

sesuatu sebagai hasil belajar”. Belajar dapat diketahui apabila hasilnya dapat

diperlihatkan. Seorang dapat dikatakan telah belajar apabila mampu mengingat

sesuatu yang telah dipelajarinya walau dalam waktu yang singkat. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa. Menurut Mulyasa

(2004:190) faktor tersebut digolongkan menjadi empat, yaitu: bahan atau materi

yang dipelajari, lingkungan, faktor instrumental, dan kondisi siswa.

b. Ranah-ranah Hasil Belajar

Hasil belajar dikelompokkan menjadi beberapa ranah, yaitu: ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ella Yulaelawati (2004: 59-61)

mengemukakan bahwa ranah pemahaman dibagi menjadi tiga yaitu: ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan

pengetahuan sederhana terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah

ke penilaian yang lebih kompleks sebagai tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan

tersebut terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri

dari 5 aspek yaitu penerimaan, penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan

bermuatan nilai. Ranah psikomotor berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang

terdiri dari lima aspek yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap,

kegiatan fisik, dan komunikasi tidak berwacana.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar,

Taksonomi Bloom menurut Wenno (2008:36-38) membagi hasil belajar dalam

tiga ranah atau kawasan yaitu: Ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif

(affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Ranah kognitif

mencakup mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi,

dan mengkreasi/mencipta. Ranah afektif mencakup penerimaan, partisipasi,

penilaian/penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup; serta ranah

psikomotor terdiri dari: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang

terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.

Berbagai cara untuk mengklasifikasikan kompetensi pendidikan telah

dikembangkan oleh Bloom, yang mendefinisikan seluruh kompotensi pendidikan

menjadi tiga aspek: (1) aspek kognitif; (2) aspek afektif; (3) aspek psikomotorik.

Masing-masing aspek didefinisikan sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan penalaran dan dapat dengan mudah

diamati dengan menggunakan tes. Ranah kognitif terdapat tingkatan yang mulai

dari hanya bersifat pengetahuan tentang fakta-fakta sampai kepada proses

intelektual yang tinggi yaitu create. Dimensi proses kognitif (Anderson dan

Krathwol, 2001:31) terdiri atas enam jenjang, dari yang rendah ke yang tinggi

yaitu mengingat (C1); mengerti (C2); mengaplikasi (C3); menganalisis (C4);

mengevaluasi (C5); dan mencipta (C6). Kategori yang sederhana harus dikuasai

terlebih dahulu sebelum meningkat ketingkat kategori yang lebih sulit

berikutnya. Adapun enam kategori dimensi proses kognitif antara lain yaitu:

(1) Mengingat (remember), mendapatkan kembali pengetahuan dari memori yang sudah lama seperti kemampuan mengenal dan mengingat kembali; (2) Mengerti (understand), mengkonstruksi arti dari pesan pembelajaran meliputi komunikasi lisan, tertulis dan grafis. Mengerti terdiri dari: menginterpretasi, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menerangkan; (3) Mengaplikasikan (apply), melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu, meliputi: menjalankan, dan melaksanakan; (4) Menganalisis (analyze), merupakan suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan dengan struktur atau tujuan keseluruhan. Menganalisis meliputi: mendiferensiasi, mengorganisasi,

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menghubungkan; (5) Mengevaluasi (evaluate), membuat pendugaan atas dasar kriteria dan standar, meliputi mengecek dan mengkritik; (6) Mengkreasi (create), memadukan unsur-unsur membentuk kesatuan yang kohern atau fungsional, reorganisasi unsur-unsur menjadi suatu pola atau struktur baru. Mengkreasi meliputi: menggeneralisasi, merencanakan, dan memproduksi.

Menurut Ella Yulaelawati (2004:59-61) keenam tingkatan tersebut adalah

C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan kemampuan memahami materi; C3

(penerapan) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang nyata; C4 (analisis) merupakan

kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam komponen-komponen yang lebih

terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis) merupakan kemampuan untuk

mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bagian yang utuh dan menyeluruh;

C6 (penilaian) merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai

suatu materi untuk tujuan tertentu.

2) Ranah Afektif

Hamzah B. Uno, Herminanto Sofyan, dan I Made Candiasa (2001: 9-10)

mengemukakan bahwa tingkatan ranah afektif ada lima, dari yang paling

sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut: Kemauan menerima,

merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu;

kemauan menanggapi, merupakan kegiatan yang merujuk pada partisipasi aktif

dalam kegiatan tertentu; berkeyakinan adalah suatu sikap yang berkenaan dengan

kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu; mengorganisasi,

berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda

berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi; tingkat karakteristik

(pembentukan pola), menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang

dipegangnya.

Ranah afektif oleh Krathwohl dan kawan-kawan (1989) dalam Syaiful

Sagala (2009:54-56) ditaksonomi lebih rinci ke dalam lima jenjang yaitu:

(1) receiving atau attending adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala-gejala lain, dll; (2) responding (menanggapi) adalah kemampuan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang dimiliki seseorang untuk berpartisipasi secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara; (3) valuing (menghargai) artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawakan kerugian atau penyesalan; (4) organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum; (5) characterization by a value or value complex (karakteristik dengan suatu nilai atau komplek nilai) yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Ella Yulaelawati (2004:61-63) mengurutkan ranah afektif berdasarkan

penghayatan. Penghayatan tersebut berhubungan dengan proses ketika perasaan

seseorang beralih dari kesadaran umum ke penghayatan yang mengatur

perilakunya secara konsisten terhadap sesuatu. Ranah afektif terdiri dari

tingkatan-tangkatan (hierarki), yaitu: A1 (penerimaan) merupakan kesadaran dan

kepekaan; A2 (penanggapan) merupakan kemampuan memberikan

tanggapan/respon terhadap suatu gagasan; A3 (penilaian/perhitungan) merupakan

kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap gagasan; A4

(pengaturan/pengelolaan) merupakan kemampuan mengatur/mengelola hubungan

dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki; A5 (bermuatan

nilai) merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang secara

konsisten sejalan dengan nilai/seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara

mendalam.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor menurut Hamzah B Uno dkk (2001: 10-13) adalah

persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan;

kesiapan, merupakan perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan pengalaman

tertentu; gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti

suatu model dan meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai

menguasainya; gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respon

yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga menampilkan suatu

kemahiran; gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang ada pada tingkat

keterampilan yang tinggi. Selain itu, menurut Ella Yulaelawati (2004:63-64)

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

membagi ranah psikomotorik dari tingkatan yang paling sederhana menuju ke

tingkatan yang lebih kompleks. Tingkatan-tingakatan tersebut yaitu: P1 (gerakan

reflex) yaitu tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus;

P2 (gerakan dasar) yaitu pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan

campuran gerakan reflex dan gerakan yang lebih kompleks; P3 (gerakan

tanggap/perceptual) yaitu penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat

seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya; P4 (kegiatan fisik)

yaitu kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan,

kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara; P5 (komunikasi tidak berwacana)

merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh.

Domain psikomotor berdasarkan taksonomi Dave (1969) yang

dijabarkan oleh Mohan (2007:43) mencakup kemampuan dalam

mengkoordinasikan gerakan fisik dan menggunakan motoris. Untuk

memperoleh kemampuan tersebut memerlukan pelatihan dan pembiasaan dan

pengukuran yang mencakup tentang kecepatan, jarak prosedur dan teknik

pelaksanaan. Domain psikomotor meliputi lima kategori utama yaitu: (1)

Meniru/imitation; (2) Memanipulasi/manipulation; (3) Ketepatan

gerakan/precision; (4) Artikulasi/articulation; dan (5) Naturalisasi/naturalisation.

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Kadang pendekatan dianggap sama dengan metode, padahal tidaklah

demikian. Menurut Nuryani (2005:92) ”Metode dibedakan dari pendekatan”.

Pendekatan (approach) menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan

metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Pendekatan

merupakan titik toalak/sudut pandang dalam pembelajaran, sedangkan metode

merupakan implementasi dari pendekatan pembelajaran. Pelaksanaan suatu

pendekatan yang direncanakan untuk proses pembelajaran, dapat menggunakan

satu atau beberapa macam metode. Demikian pula dengan metode, dapat

merealisasikan beberapa pendekatan atau dalam arti lain suatu metode dalam

pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan oleh beberapa pendekatan. Misalnya

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

metode eksperimen dapat digunakan oleh pendekatan ketrampilan proses dan

pendekatan konsep.

Pendekatan dalam proses pembelajaran menurut Wenno (2008:50)

merupakan teknik guru dalam menyajikan berbagai materi. Hal ini dilakukan agar

proses pembelajaran yang berlangsung benar-benar dapat berjalan dengan efektif

dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan targetnya.

Pendekatan dapat dilakukan dengan baik, jika guru dapat memahami materi yang

akan disajikan dan disesuaikan dengan tipe belajar siswa.

Smith (2009:12-13) menyatakan “Pendekatan pembelajaran mengacu pada

metode-metode yang digunakan oleh siswa dalam belajar yang terkait dengan

teknik-teknik memperbaiki memori agar bisa lebih baik dalam belajar atau

memperkirakan strategi-strategi dalam menghadapi ujian”. Sebagian strategi

pembelajaran mencakup perubahan-perubahan pada desain pengajaran

disesuaikan dengan kompetensi dasar. Sehingga penggunaan pendekatan yang

sesuai dalam pembelajaran mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Menurut Syaiful Sagala (2009:69) “Pendekatan pembelajaran merupakan

jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional

untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Tujuan instruksional tersebut dapat

diamati dalam bentuk hasil belajar siswa. Wina Sanjaya (2006:126) menyatakan

bahwa “strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan

dalam pembelajaran serta disusun untuk mencapai tujuan tertentu”. Dalam

pendekatan penggunaan beberapa metode yang sesuai dan disertai penggunaan

berbagai sumber daya akan menghasilkan suatu hasil belajar yang optimal

sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

b. Pendekatan Inkuiri

1) Pengertian Pendekatan Inkuiri

Pertimbangan penggunaan strategi/pendekatan inkuiri biologi dalam

pembelajaran menurut Made Wena (2009:66-67), yaitu: khusus dirancang untuk

mata pelajaran biologi dan dalam hasil penelitian telah terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa; memiliki prosedur dan langkah-langkah yang

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sistematis sehingga mudah diterapkan oleh guru; dan dirancang dengan

memadukan ketepatan strategi pembelajaran dengan cara otak bekerja selama

proses pembelajaran. Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari sains, menuntut

kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif.

Namun dalam kenyataan saat ini siswa cenderung menghafal dibandingkan

memahami, padahal pemahaman merupakan modal dasar bagi penguasaan

selanjutnya. Siswa dikatakan memahami apabila siswa dapat menunjukkan unjuk

kerja pemahaman tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik pada

konteks yang sama maupun pada konteks yang berbeda.

Pendekatan inkuiri menurut Chiapetta dan Koballa (2010:131)

berhubungan dengan pendekatan ketrampilam proses dan kemampuan investigasi.

Kemampuan ini terdiri dari observasi, mengklasifikasikan, menduga-duga,

pengukuran, menggunakan angka, meramalkan, mendefinisikan secara

operasional, pembentukan model, pengontrolan variabel, interpretasi data,

menyusun hipotesis, dan melaksanakan percobaan. Hal ini akan mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan siswa dalam memecahkan suatu masalah, belajar

mandiri, dan lebih menghargai sains. Kemampuan memecahkan masalah

(investigasi) siswa mampu melatih kemampuan siswa dalam berpikir untuk

mencari suatu informasi. Menurut Paul Suparno (2007:67) menyatakan bahwa di

dalam pendekatan inkuiri, siswa dilibatkan untuk berpikir dan menemukan

pengertian yang ingin diketahuinya, menemukan jawaban dari suatu pertanyaan

melalui langkah-langkah yang sistematis. Yang utama dari pendekatan inkuiri

adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan

berpusat pada keaktifan siswa.

Pendekatan inkuiri sains menurut Wenno (2008:61) adalah sesuatu yang

sangat menantang dan melahirkan interaksi anatara yang diyakini siswa

sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih

baik, melalui proses dan metode eksplorasi untuk menguji gagasan-gagasan baru.

Tentu saja hal ini melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan

menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, objektif, jujur,

kreatif, dan berpikir lateral. Pendekatan ini merupakan pendekatan mengajar yang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menitikberatkan pengembangan cara berpikir ilmiah. Pada pendekatan inkuiri

menempatkan siswa lebih banyak belajar mandiri, mengembangkan kreatifitas

dalam pemecahan masalah, dan diberi bantuan oleh guru berupa pertanyaan yang

membimbing.

Menurut Trianto (2007:135) “Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, analogis, analitis sehingga siswa

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”. Inkuiri

merupakan pendekatan instruksional dimana dalam proses pembelajaran, siswa

dihadapkan pada suatu masalah. Bentuk pendekatan pembelajaran yang memberi

motivasi kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan

menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka mencari

penjelasan-penjelasannya. Maksud utama dari pengajaran ini adalah untuk

menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan penemuan ilmiah (Scientific

Inquiry). Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang melibatkan siswa secara

aktif dalam menemukan suatu konsep. Pembelajaran inkuiri menurut Sofan Amri

dan Lif Khoiru Ahmadi (2010:200) merupakan pembelajaran yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis

sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya

diri”. Sehingga pendekatan inkuiri mampu menimbulkan rasa percaya diri dalam

diri siswa karena siswa mampu menemukan suatu konsep sendiri dan melatih

siswa untuk belajar mandiri. Pemahaman yang diperoleh siswa mampu membekas

lebih lama dibandingkan pendekatan pembelajaran konvensional disebabkan

konsep yang diperoleh bukan berasal dari informasi guru melainkan informasi

tersebut diperoleh oleh siswa sendiri.

Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban yang mempersyaratkan

siswa melakukan serangkaian kegiatan intelektual agar pengalaman ataupun

masalah dapat dipahami. Karena itu, inkuiri menekankan pada adanya inisiatif

siswa untuk mengalami proses belajarnya sendiri. Pendekatan ini bertolak dari

pandangan bahwa siswa sebagai subjek belajar, yang mempunyai kemampuan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya. Proses pembelajaran dipandang sebagai stimulus yang dapat

menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Sesuai dengan pendapat

Syaiful Sagala (2008:196) ”Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar

yang berusaha meletakkan dasar dan pengembangan cara berpikir ilmiah,

pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kekreatifan dalam memecahkan masalah”.

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri menurut

Nuryani (2005:95) berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi

yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan

teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam pendekatan inkuiri berarti

guru merencanakan situasi sehingga siswa terdorong untuk menggunakan

prosedur yang digunakan oleh para ahli penelitian untuk mengenali masalah,

mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan

pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang

pengalaman.

Inkuiri menyediakan beraneka ragam pengalaman konkrit dan

pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang serta peluang bagi

siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan ketrampilan pemecahan

masalah, pengambilan putusan, dan penelitian sehingga memungkinkan bagi

siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Menurut Tedjo Susanto (2001:38) “Inkuiri

dimulai dengan peristiwa yang membingungkan yang mendorong individu

mengerti arti/maknanya”. Secara ilmiah siswa ingin mengerti sesuatu yang

dihadapinya. Untuk mengerti inilah, siswa harus memiliki proses berpikir yang

kompleks dan lebih terampil menghubung-hubungkan data menjadi konsep-

konsep dan mampu menggunakannya ke dalam prinsip-prinsip yang lebih kausal.

Jadi pada pendekatan inkuiri lebih dipentingkan proses dan strategi daripada isi

dan penjelasan-penjelasan dari situasi suatu problem. Dan yang lebih penting

yaitu mengantarkan siswa pada sikap bahwa semua pengetahuan adalah percobaan

(all knowledge is tentative).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pendekatan inkuiri memiliki hubungan yang sangat erat dengan

investigasi/pemecahan masalah. Sarkar dan Frazier (2008:30) “Penerapan

investigasi dalam pendekatan inkuiri membuktikan bahwa siswa memiliki

ketertarikan, rasa penasaran, dan pengetahuan”. Selain itu, investigasi membuat

pendekatan inkuiri menjadi lebih bermakna karena dapat diaplikasikan dalam

konteks nyata, tidak membatasi, tidak memutuskan hubungan, bukan imaginasi

atau model abstrak.

Pendekatan inkuiri memiliki beberapa fungsi di dalam proses

pembelajaran. Beberapa fungsi pendekatan inkuiri menurut Nanang dan Cucu

(2009:78), yaitu: membangun komitmen di kalangan siswa untuk belajar;

membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran; membangun sikap percaya diri dan terbuka

terhadap hasil temuannya. Sehingga dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan inkuiri membutuhkan keaktifan siswa dalam menemukan suatu

temuan atau konsep yang akan menimbulkan rasa percaya diri dan terbuka.

Berdasarkan fungsi pendekatan inkuiri tersebut, menunjukkan bahwa pendekatan

inkuiri merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-

centered)

2) Macam-Macam Pendekatan Inkuiri

Banyak ahli yang mempelajari mengenai pendekatan inkuiri dan

membaginya menjadi beberapa macam. Misalnya Nuryani (2005:95) yang

membagi inkuiri menjadi dua, yaitu: inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan

inkuiri bebas atau inkuiri terbuka (free inkuiri). Pada inkuiri terbimbing (guided

inquiry) guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi

pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terbimbing dapat

dilakukan pada awal suatu pelajaran untuk siswa yang belum terbiasa, untuk

kemudian dapat diikuti oleh open-ended inquiry atau inkuiri terbuka. Pada inkuiri

terbuka, guru bertindak sebagai fasilitator, pertanyaan diajukan oleh siswa dan

pemecahannya pun dirancang oleh siswa. Hasil dari pemecahan mungkin

mengarah pada pertanyaan baru yang merupakan pengembangan dari masalah

sebelumnya.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Selain itu, Mulyasa (2005:108-109) membagi pendekatan inkuiri menjadi

tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1) Inkuiri terbimbing (guided inquiry), peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing; 2) Inkuiri bebas (free inquiry), pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan; 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry), pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Untuk lebih jelasnya, macam-macam pendekatan inkuiri dijelaskan secara

rinci sebagai berikut:

a) Pendekatan Inkuiri Terbimbing

Jika siswa belum berpengalaman untuk belajar inkuiri sebaiknya pada

permulaan satuan belajarnya amat terstruktur atau dengan kata lain menggunakan

pendekatan inkuiri terbimbing. Pendekatan inkuiri terbimbing merupakan salah

satu bentuk pendekatan inkuiri, yang mana situasi belajarnya terstruktur sehingga

siswa dapat mengarahkan usahanya dengan baik. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan ini, guru memberikan panduan terstruktur untuk mengantarkan siswa

menemukan konsep. Hal inilah yang membedakan bentuk pendekatan inkuiri

terbimbing dengan bentuk inkuiri yang lainnya. Pendekatan inkuiri terbimbing

cocok diterapkan karena adanya perbedaan-perbedaan individu dalam kelas.

Inkuiri terbimbing menurut Paul Suparno (2007:68) merupakan inkuiri

yang banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberi

petunjuk baik lewat prosedur lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan

selama proses inkuiri. Bahkan guru sudah punya jawabannya, sehingga siswa

tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan

persoalan dan siswa disuruh memecahkan persoalan itu dengan prosedur tertentu

yang diarahkan oleh guru. siswa dalam menyelesaikan persoalan menyesuaikan

dengan prosedur yang ditetapkan oleh guru. Campur tangan guru misalnya dalam

pengumpulan data, guru sudah memberikan beberapa data dan siswa tinggal

melengkapi. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela-sela proses, sehingga

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan pendekatan inkuiri

terbimbing, kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru.

Menurut Nanang dan Cucu (2009:77) mengemukakan bahwa inkuiri

terbimbing adalah pendekatan yang pelaksanaannya atas petunjuk guru. Guru

mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, bertujuan untuk mengarahkan

siswa ke titik kesimpulan yang diinginkan. Selanjutnya, siswa melakukan

percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.

Pendekatan inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-

siswa yang belum berpengalaman belajar. Pada tahap-tahap awal pengajaran

diberikan bimbingan lebih banyak yaitu belajar pertanyaan-pertanyaan pengarah

agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus

dilakukan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Pertanyaan bisa

berupa lisan maupun tertulis. Menurut Chiapetta dan Koballa (2010:125)

menyatakan bahwa pendekatan inkuiri terbimbing merupakan pemberian struktur,

arahan, isyarat/petunjuk oleh guru kepada siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Tantangan yang akan dirasakan oleh guru yaitu saat memberi

bantuan informasi kepada siswa namun tidak berupa pernyataan secara langsung

melainkan berupa pertanyaan yang membimbing.

b) Pendekatan Inkuiri yang Dimodifikasi

Metode ini berlainan dengan metode “guided inquiry”, yaitu guru hanya

memberikan problem saja dan kemudian siswa diundang untuk memecahkan

problem tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan/atau melalui melalui

prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Guru hanya menyajikan

problem dan biasanya menyediakan bahan atau alat-alat yang diperlukan untuk

memecahkan masalah tersebut. Kemudian siswa diberi kebebasan yang cukup

luas untuk memecahkan problemnya. Menurut Joice dan Weil (2000:176)

mengemukakan bahwa tujuan dari inkuiri yaitu untuk membantu siswa

mengembangkan proses mental dan kemampuan berpikir yang dibuuhkan untuk

memunculkan suatu pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut

dengan didasari oleh rasa penasaran dan rasa ingin tahu siswa.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Di dalam pendekatan inkuiri yang telah dimodifikasi, siswa harus didorong

untuk memecahkan problem-problem dalam kerja kelompok maupun perorangan.

Guru merupakan narasumber yang tugasnya memberikan bantuan yang diperlukan

untuk menjamin bahwa siswa tidak menjadi frustasi atau gagal. Bantuan yang

diberikan harus berupa pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa mengerti

arah pemecahan suatu problem, bukannya menjelaskan tentang apa yang harus

dilakukan.

Menurut Nanang dan Cucu (2009:77) menyatakan bahwa inkuiri yang bebas

dimodifikasi/modified free inquiry adalah masalah yang diajukan guru didasarkan

teori yang sudah dipahami siswa. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan

dalam membuktikan kebenarannya. Dalam suatu pendekatan inkuiri yang telah

dimodifikasi, siswa harus didorong untuk memecahkan masalah sains dalam kerja

kelompok atau perseorangan. Guru merupakan narasumber yang tugasnya harus

memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa siswa tidak menjadi

frustasi atau gagal. Bantuan yang diberikan dalam pendekatan inkuiri harus

berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang memungkinkan siswa dapat

berpikir dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat.

3) Keunggulan Inkuiri

Beberapa keunggulan mengajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri

menurut Nanang dan Cucu (2009:79) antara lain adalah: membantu siswa untuk

mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif;

memperoleh pengetahuan secara individual; membangkitkan motivasi dan gairah

belajar siswa; memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat; memperkuat dan menambak kepercayaan diri karena

pembelajaran berpusat kepada siswa/student centered dengan peran guru yang

sangat terbatas. Wina Sanjaya (2006:208) mengemukakan beberapa kelebihan

pendekatan inkuiri sebagai berikut: pendekatan ini menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang; dapat

memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya;

merupakan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

modern yang menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

berkat adanya pengalaman; dan pendekatan ini dapat melayani kebutuhan siswa

yang memiliki kemampuan belajar bagus sehingga tidak terhambat oleh siswa

yang lemah dalam belajar.

4) Kelemahan Inkuiri

Selain terdapat keunggulan, menurut Nanang dan Cucu (2009:79)

pendekatan inkuiri juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: siswa harus

memiliki kesiapan dan kematangan mental; jumlah siswa yang banyak

menyebabkan hasil yang dicapai menggunakan pendekatan ini tidak memuaskan;

guru dan siswa yang terbiasa dengan pendekatan konvensional menyebabkan

pendekatan ini mengecewakan; pendekatan ini lebih mementingkan proses

penemuan konsep, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan ketrampilan

siswa. Menurut Wina Sanjaya (2006:208) menyebutkan kelemahan pendekatan

inkuiri, yaitu: dalam penggunaannya sulit dalam mengontrol kegiatan dan

keberhasilan siswa, sulit dalam perencanaan pembelajarannya karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar, dan dalam pengimplementasiannya

membutuhkan waktu yang sangat panjang.

5) Langkah-langkah Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri melalui langkah-langkah menggunakan prinsip metode

ilmiah atau saintifik dalam menemukan suatu prinsip, hukum, ataupun teori.

Langkah-langkah pendekatan inkuiri menurut Paul Suparno (2007:65-66) yaitu:

merumuskan persoalan, membuat hipotesis, melakukan percobaan untuk

mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan mengambil

kesimpulan dari kebenaran hipotesis. Proses/langkah-langkah pendekatan inkuiri

dapat disebut juga proses pendekatan induktif, yaitu dari pengalaman lapangan

untuk mencari generalisasi dan konsep umum.

Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri menurut Nanang dan

Cucu (2009:78) yang harus diperhatikan antara lain:

1. mengidentifikasi kebutuhan siswa; 2. seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari; 3. seleksi masalah atau bahan yang akan dipelajari;

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. menentukan peranan yang akan dilakukan masing-masing peserta didik; 5. mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan

diselidiki dan ditemukan; 6. mempersiapkan setting kelas; 7. mempersiapkan fasilitas yang diperlukan; 8. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

penyelidikan dan penemuan; 9. menganalisis sendiri atas data temuan;

10. merangsang terjadinya dialog interaktif antar peserta didik; 11. memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan

penemuan; 12. memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan

generalisasi atas hasil temuannya.

Berdasarkan National Research Council (Smith, Thomas. M, Laura M

Desimone; Timothy L Zeidner; Alfred C Dunn, 2007:171) menyusun kriteria yang

termasuk ke dalam delapan kriteria khusus pendekatan inkuiri di dalam kelas

tingkat sekolah menengah yaitu:

a. Mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dipecahkan melalui investigasi sains

b. Mendesain dan menyusun investigasi sains c. Menggunakan perlengkapan dan teknik tertentu untuk mengumpulkan,

menganalisa dan menginterpretasikan data. d. Berpikir kritis dan logis untuk membuat hubungan antara bukti dan

penjelasannya. e. Mengenali dan menganalisa penjelasan dan dugaan alternatif f. Mengkomunikasikan prosedur ilmiah dan penjelasannya g. Menggunakan metematika di semua aspek inkuiri sains.

Trianto (2007:142) menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan

untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: Mengajukan

pertanyaan atau permasalahan; merumuskan hipotesis, merupakan jawaban

sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data;

Mengumpulkan data, yang dihasilkan dapat berupa table, matrik, atau grafik;

Analisis data, siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dengan menganalisis data yang telah diperoleh; Membuat kesimpulan, merupakan

langkah penutup dari pembelajaran inkuiri yang berdasarkan data yang diperoleh

siswa. Smith et all (2007:170) juga menyatakan bahwa jenis pembelajaran

menggunakan pendekatan inkuiri memperlihatkan perlakuan pembelajaran yang

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

standar dalam proses pembelajaran aktif, yang meliputi: mengamati (observation);

mengajukan pertanyaan; mengumpulkan buku dan informasi lain yang sudah ada;

merencanakan investigasi/penelitian; mempelajari kembali hasil dari percobaan

yang telah dilakukan sebagai pembuktian; menggunakan perlengkapan untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data; memberikan

jawaban, penjelasan, dan dugaan; dan mengkomunikasikan hasilnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri manggunakan metode ilmiah dalam

menyelidiki atau memcahkan suatu masalah.

Inkuiri menurut Joyce dan Weil (2000:179) memiliki lima fase yaitu:

confrontation, data gathering, experimentation, organize, dan analyze. Berarti

dalam melakukan inkuiri dibutuhkan konfrontasi (confrontation) siswa terhadap

situasi yang membingungkan dan menjadi masalah yang harus dipecahkan dan di

cari solusinya. Untuk mencari pemecahannya dibutuhkan pengumpulan data-data

(data gathering), kemudian setelah data terkumpul dibuktikan menggunakan suatu

percobaan (experimentation). Dari percobaan tersebut, siswa memperoleh dan

menyusun informasi baru (organize) dan mencoba untuk membahasnya. Setelah

itu, siswa menganalisa data (analyze) untuk memperoleh strategi pemecahan

masalah menggunakan inkuiri.

Didukung pendapat yang dikemukakan oleh Tedjo Susanto (2001:39),

langkah-langkah pendekatan inkuiri terdiri dari lima fase, yaitu: fase berhadapan

dengan masalah; fase pengumpulan data untuk klasifikasi; fase pengumpulan data

dalam eksperimentasi; fase formulasi penjelasan; dan fase analisa proses inkuiri.

Siswa pada awalnya, apabila dihadapkan dalam situasi problematis belum dapat

menuntun pikirannya atau mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang

diharapkan. Oleh karena itu, peran guru sangat dibutuhkan dalam membiasakan

siswa untuk menghadapi masalah sedini mungkin.

c. Pendekatan Konvensional

1) Pengertian Pendekatan Konvensional

Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar konvensional. Menurut

Syaiful Sagala (2008:78) pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah

laku dari penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Siswa dipandang sebagai objek yang menerima pengetahuan yang diberikan oleh

guru. Guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk

penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah,

ceramah, dan lecture. Dengan pendekatan ini diharapkan siswa mampu

menangkap dan mengungkapkan kembali informasi/pengetahuan yang telah

diberikan oleh guru. Dalam pendekatan ini menunjukkan guru berperan lebih

banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswa, karena guru yang mengelola dan

mempersiapkan bahan pelajaran secara tuntas, sedangkan siswa berperan pasif

karena hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan oleh guru. Langkah-

langkah pendekatan konvensional menurut Syaiful Sagala (2008:79-80) yaitu:

persiapan, pertautan, penyajian dan evaluasi.

Dalam pendekatan ini guru menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk

yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal

menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Pendekatan ini menyiasati

dan merencanakan agar semua komponen pembentukan sistem instruksional

mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa. Kelebihannya

adalah siswa dapat memperoleh semua fakta, prinsip, dan konsep yang

dibutuhkan. Dengan tercapainya tingkat penguasaan hasil pelajaran yang tinggi,

maka akan menunjukkan sikap mental yang sehat pada siswa yang bersangkutan.

Namun demikian kadangkala dalam interaksinya dengan siswa, guru

menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Ini

menyebabkan kegiatan belajar siswa kurang optimal, karena hanya terbatas pada

mendengarkan uraian guru. Dalam konteks ini ekspositori dapat dikatakan sebagai

guru menyampaikan materi dan siswa menerima materi yang disampaikan.

Pendekatan konvensional/ekspositori biasanya menggunakan metode ceramah

atau metode diskusi.

Pendekatan pembelajaran konvensional dapat memberikan hasil yang

optimal apabila pengajar mampu menggunakannya dengan benar, memperhatikan

kemampuan siswa, menerapkan berbagai metode yang sesuai, melibatkan siswa

secara aktif dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya melalui latihan

yang terpadu dengan kegiatan pengajaran. Dalam konteks ini dapat dikatakan

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

bahwa pendekatan konvensional menuntut peran pengajar dan koordinasi lembaga

pendidikan untuk menerapkannya sesuai dengan jenjang pendidikan,

pendayagunaan metode-metode yang sesuai dengan fasilitas pendukungnya.

Dengan usaha demikian, penerapan pendekatan ini akan dapat memberi

hasil guna yang memuaskan terutama pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Hal

ini berarti semakin efektif penerapan pendekatan konvensional dalam menjamin

pencapaian tujuan pengajaran, maka hasil belajar siswa akan dapat dicapai.

Dengan demikian dapat dikatakan pendekatan konvensional mempunyai tujuan

yang berarti dengan pencapaian hasil belajar.

2) Metode yang Digunakan dalam Pendekatan Konvensional

a) Pengertian Metode Ceramah

Jacobsen. David A, Paul Eggen dan Donald Kauchak (2009:215)

mengemukakan bahwa ”prevalensi tentang ceramah sebagai pendekatan

pengajaran sesungguhnya cukup paradoksial”. Meskipun ceramah merupakan

pendekatan yang paling banyak dari seluruh pendekatan pembelajaran, namun

justru pendekatan tersebut yang paling sering digunakan. Walaupun metode ini

pengajarannya hanya dengan lisan saja, namun bukan berarti metode ini langsung

dianggap jelek. Bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung

dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan

penggunaannya.

Metode ceramah menurut Nuryani (2005:104-105) adalah metode

penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Sesuai dengan pernyataan Hasibuan

dan Mudjiono (2004:13) “Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan

pelajaran dengan komunikasi lisan”. Metode ini banyak dipilih guru karena

mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu

merancang kegiatan siswa. Penggunaan metode ceramah dapat disesuaikan

dengan waktu yang tersedia. Dalam pemaparan materi yang cukup banyak, guru

dapat membuat rangkuman dan menampilkannya dalam bentuk bagan.

Metode ceramah ini pada umumnya dipandang sebagai metode yang

memiliki kadar CBSA yang sangat rendah. Penggunaan metode ceramah

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

membuat siswa kurang dirangsang kreativitasnya dan tidak membuat siswa aktif

mengemukakan pendapat, serta tidak dibiasakan mencari dan mengolah informasi.

Pada kenyataannya walaupun metode ceramah mempunyai kelemahan dalam

beberapa hal, tetapi ketika guru menggunakan suatu metode, diskusi misalnya,

pasti juga akan menggunakan metode ceramah walaupun dalam kadar rendah.

Salah satu upaya metode ceramah menjadi lebih efektif adalah dengan memberi

bahan yang akan diceramahkan sebatas rambu-rambu agar siswa dapat mengikuti

dan mengatasi kejenuhan serta keterlambatan dalam menyimak.

b) Kelebihan Metode Ceramah

Menurut Jacobsen et all (2009:215) ceramah mempunyai tiga kelebihan.

Kelebihan tersebut yaitu: ketika periode perencanaan terbatas untuk menyusun

konten, ceramah justru menghemat waktu dan tenaga; fleksibel (ceramah hampir

bisa digunakan untuk semua bidang konten); dan relatif sederhana jika

dibandingkan dengan strategi-strategi pengajaran yang lain. Selain itu, pendekatan

konvensional memiliki beberapa kelebihan. Kelebihannya, yaitu: Dapat

menampung kelas besar, tiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk

mendengarkan; bahan pengajaran atau keterangan dapat diberikan secara lebih

urut oleh guru; guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting,

sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin; isi silabus dapat

diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan

kecepatan belajar siswa; kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat

bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan metode ini;

kelas relatif teratur, tenang, dan tidak ramai; daya serap dan target kurikulum

pembelajaran guru dapat tercapai.

c) Kekurangan Metode Ceramah

Menurut Jacobsen et all (2009:215-217) meskipun keuntungan, efisiensi,

dan penggunaan metode ceramah yang sangat luas, ceramah juga mempunyai

beberapa kekurangan penting, yaitu: tidak efektif untuk menarik dan

mempertahankan perhatian siswa; ceramah tidak memungkinkan guru untuk

memeriksa persepsi dan pemahaman siswa yang tengah berkembang; meskipun

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

relatif mudah bagi guru, ceramah sering kali memaksakan sebuah muatan kognitif

yang berat pada siswa sehingga informasi seringkali diabaikan sebelum siswa

sempat mampu men-encoding-nya dalam ingatan jangka panjangnya; Ceramah

menempatkan siswa pada peran yang pasif. Kekurangan metode ceramah yang

lain menurut Hasibuan dan Mudjiono (20004:13) yaitu siswa cenderung pasif,

pengaturan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk

pembentukan ketrampilan dan sikap, dan cenderung menempatkan pengajar

sebagai otoritas terakhir.

d. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran yang Digunakan

Banyak ahli yang menyamakan antara pendekatan inkuiri dan pendekatan

discovery, namun banyak juga para ahli yang menyatakan bahwa antara

pendekatan inkuiri dan pendekatan discovery berbeda. Pendekatan discovery

adalah suatu kegiatan atau pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga

siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses

mentalnya sendiri. Sedangkan pendekatan inkuiri adalah suatu perluasan proses-

proses discovery yang digunakan dalam cara-cara yang lebih dewasa. Dalam

pendekatan inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi

tingkatannya dibandingkan pendekatan inkuiri.

Perbedaan antara pendekatan discovery dan inkuiri dapat dijelaskan

sebagai berikut: Dalam proses menemukan (discovery), siswa menggunakan

proses-proses mentalnya untuk menemukan konsep atau prinsip. Proses-proses

mental ini meliputi: mengamati, menggolong-golongkan, membuat

dugaan/ramalan, memeriksa, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Dalam proses menyelidiki (inquiry), siswa mungkin menggunakan semua proses

mental untuk menemukan konsep atau prinsip, ditambah proses-proses mental lain

yang memberikan ciri-ciri seorang dewasa yang sudah matang. Misalnya:

merumuskan problem, mendisain eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-

sikap ilmiah misalnya objektif, jujur, hasrat ingin mengetahui, keterbukaan,

menghargai pendapat orang lain, kerendahan hati, dan sebagainya.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Perbedaan antara inkuiri terbimbing dengan inkuiri yang dimodifikasi,

yaitu: dalam proses belajar mengajar menggunakan inkuiri terbimbing, guru

memberikan struktur yang cukup luas dalam pelajarannya, dan siswa melakukan

penyelidikan melalui prosedur selangkah demi selangkah. Guru membimbing

siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dan peran guru masih

sangat besar dalam pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan inkuiri yang dimodifikasi, guru memberikan problem dan

menyediakan alat-alat yang diperlukan, tetapi memberikan semangat kepada siswa

agar bekerja sendiri mencari prosedur pemecahan problemnya. Peranan guru

didalam pembelajaran sangat kecil dan dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan inkuiri yang dimodifikasi menuntut peranan aktif siswa.

Pendekatan inkuiri menurut Mulyasa (2005:108-109) dibagi menjadi

Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, Free inquiry. Ketiga pendekatan inkuiri

tersebut, masing-masing memiliki beberapa perbedaan. Adapun perbedaan ketiga

macam pendekatan inquiry menurut Bonnstetter (1998:1) disajikan dalam Tabel

1.

Tabel 1. Perbedaan Macam-Macam Pendekatan Inkuiri Aspek Guided

inquiry Modified Free

Inquiry Free inquiry

Rumusan masalah Dari guru Dari guru Dari guru Pembatasan masalah Dilakukan

guru Dilakukan guru/siswa

Dilakukan siswa

Pedoman Berupa pertanyaan-pertanyaan membimbing

Berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing

Berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing

Prosedur Kerja/Desain Guru yang merancang dan siswa yang melakukan

Siswa yang merancang dan melakukan, dapat dibantu guru

Siswa yang merancang dan melakukan

Analisis Hasil Dilakukan siswa

Dilakukan siswa Dilakukan siswa

Menarik Kesimpulan Dilakukan siswa

Dilakukan siswa Dilakukan siswa

Bonnstetter (1998)

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 2. Perbedaan Antara Pendekatan Inkuiri dengan Pendekatan Konvensional Pendekatan Pembelajaran

No Pendekatan Inquiry Pendekatan Konvensional 1 Siswa dapat berperan lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran Guru berperan lebih akif dalam kegiatan pembelajaran

2 Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered)

Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered)

3 Guru sebagai fasilitator Guru penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran

4 Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan intelektual, berpikir kritis, analitis dan memecahkan masalah secara ilmiah

Bertujuan memudahkan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai pada siswa melalui pemberian informasi, ceramah tentang materi pelajaran

5 Melatih siswa mengadakan penelitian melalui latihan penemuan secara ilmiah

Siswa mendengar, menghapal, dan mencatat informasi-informasi dari guru

B. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran biologi tidak hanya memberikan teori dan hapalan saja,

tetapi dituntut untuk mengembangkan siswa berkaitan dengan daya penalaran

untuk memecahkan masalah sains yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Agar tujuan pembelajaran meningkat dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang

sesuai. Pendekatan pembelajaran tersebut mendukung keaktifan siswa dalam

belajar. Siswa tidak hanya menerima materi pelajaran, tetapi menjadi penyelidik

dan penemu dari pengetahuan baru yang akan dicari dan dipelajari itu.

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam proses

belajar yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Hasil belajar dalam

pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu

faktor eksternalnya yaitu penggunaan pendekatan pembelajaran yang tentunya

berpengaruh terhadap hasil belajar biologi mencakup ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotoriknya. Apabila siswa terlibat langsung saat pembelajaran

dalam memperoleh konsep, siswa akan dapat lebih lama menyimpan konsep yang

dipelajari dalam struktur kognitifnya, dan mampu melihat relevansi dari konsep

dipelajari. Selain itu, siswa dapat mengaplikasikan dan memecahkan masalah

sains dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri yang dimodifikasi. Pendekatan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

inkuiri merupakan pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan

belajar mengajar untuk memecahkan suatu masalah dengan cara merumuskan

problem, mendisain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

menganalisis data, menarik kesimpulan, sehingga mempunyai sikap-sikap ilmiah

misalnya objektif, jujur, hasrat ingin mengetahui, keterbukaan, menghargai

pendapat orang lain, kerendahan hati, dan sebagainya. Untuk mengetahui bahwa

pendekatan pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa maka

akan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan oleh

guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu pendekatan konvensional.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat

digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Paradigma Penelitian

X

X0

X1

X2

Y3

Y3

Y3

X0Y3

X1Y3

X2Y3

X

X0

X1

X2

Y2

Y2

Y2

X0Y2

X1Y2

X2Y2

X

X0

X1

X2

Y1

Y1

Y1

X0Y1

X1Y1

X2Y1

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Keterangan:

X = Pendekatan pembelajaran

X0 = Pendekatan pembelajaran konvensional

X1 = Pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing

X2 = Pendekatan pembelajaran inkuiri yang dimodifikasi

Y1 = Hasil Belajar Biologi ranah kognitif

Y2 = Hasil Belajar Biologi ranah afektif

Y3 = Hasil Belajar Biologi ranah psikomotor

X0Y1 =Hasil belajar biologi ranah kognitif menggunakan pendekatan

konvensional

X0Y2 =Hasil belajar biologi ranah afektif menggunakan pendekatan

konvensional

X0Y3 =Hasil belajar biologi ranah psikomotor menggunakan pendekatan

konvensional

X1Y1 =Hasil belajar biologi ranah kognitif menggunakan pendekatan inkuiri

terbimbing

X1Y2 =Hasil belajar biologi ranah afektif menggunakan pendekatan inkuiri

terbimbing

X1Y3 =Hasil belajar biologi ranah psikomotor menggunakan pendekatan inkuiri

terbimbing

X2Y1 =Hasil belajar biologi ranah kognitif menggunakan pendekatan inkuiri

yang dimodifikasi

X2Y2 =Hasil belajar biologi ranah afektif menggunakan pendekatan inkuiri yang

dimodifikasi

X2Y3 =Hasil belajar biologi ranah psikomotor menggunakan pendekatan inkuiri

yang dimodifikasi

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi tinjauan pustaka dan kerangka berpikir tersebut,

maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap

hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas X SMA N 2 Surakarta

Tahun pelajaran 2009/2010.

2. Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap

hasil belajar biologi ranah afektif pada siswa kelas X SMA N 2 Surakarta

Tahun pelajaran 2009/2010.

3. Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap

hasil belajar biologi ranah psikomotor pada siswa kelas X SMA N 2 Surakarta

Tahun pelajaran 2009/2010.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010. Alamat di Jl. Monginsidi No. 40, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten

Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2009/2010 dimulai pada bulan Februari 2010. Pelaksanaan penelitian ini

dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tahap persiapan, dilaksanakan pada bulan Februari – April 2010 meliputi

pengajuan judul, penyusunan proposal, penyusunan instrumen, seminar

proposal, dan perijinan penelitian.

b. Tahap pelaksanaan, dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010 meliputi semua

kegiatan yang dilaksanakan di lapangan yaitu pengumpulan data, pengujian

(try out) instrumen dan analisis data.

c. Tahap penyusunan laporan, dilaksanakan pada bulan Juli 2010 – Sepetember

2010 meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2002: 55), “Populasi adalah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 10 kelas.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling,

yaitu dari 10 kelas yang ada di SMA Negeri 2 Surakarta dilakukan pemilihan

secara acak dan diambil 3 kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas X1 sebagai

kelas kontrol, X2 sebagai kelas eksperimen 1 dan X3 sebagai kelas ekperimen 2.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas

1) Pendekatan pembelajaran meliputi: pendekatan konvensional, pendekatan

inkuiri terbimbing, dan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi.

b. Variabel Terikat

1) Hasil Belajar Siswa meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk

mendapatkan nilai Ujian Mid Semester Genap kelas X tahun pelajaran 2009/2010

mata pelajaran biologi sebagai data awal yang digunakan untuk uji keseimbangan.

b. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengambil data prestasi belajar siswa yang

ditinjau dari hasil belajar pada ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif yaitu

bentuk pilihan ganda.

c. Metode Angket

Angket digunakan untuk mengambil data prestasi belajar siswa yang

ditinjau dari hasil belajar pada ranah afektif. Pengukuran prestasi belajar ranah

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

afektif menggunakan angket dalam bentuk checklist yaitu bentuk angket dimana

pengisi angket tinggal memberi tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan.

Pengukuran prestasi belajar ranah afektif menggunakan angket dalam

bentuk checklist yaitu bentuk angket dimana pengisi angket tinggal memberi

tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan. Alternatif jawaban tiap item ada

lima. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam Suharsimi

Arikunto (2002: 180) sebagai berikut:

SS : jawaban sangat setuju dengan skor 5

S : jawaban setuju dengan skor 4

TB : jawaban tidak berpendapat dengan skor 3

TS : jawaban tidak setuju dengan skor 2

STS: jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1

Pengukuran prestasi belajar ranah psikomotorik dengan menggunakan

angket dalam bentuk checklist (√) pada kolom yang telah disediakan. Cara

pemberian skor pada angket adalah sebagai berikut:

1 : Sangat kurang (SK)

2 : Kurang (K)

3 : Sedang (S)

4 : Baik (B)

5 : Sangat Baik (SB)

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Ranah Kognitif

Pengukuran ranah kognitif menggunakan tes dengan langkah-langkah

penyusunan sebagai berikut:

1) Pemilihan materi berdasarkan kurikulum

2) Pembuatan alat ukur sesuai indikator

3) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan

4) Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang

kemampuan yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4

(analisis), C5 (sintesis), C6 (evaluasi) menurut Ella Yulaelawati (2004:59-63).

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

5) Penyusunan item

6) Penyusunan item soal ranah kognitif

7) Pengujian kesahihan item menggunakan analisis butir dilakukan dengan uji

validitas, reliabilitas, dan dilengkapi dengan uji taraf kesukaran dan daya

pembeda soal menurut Ign.Masidjo (1995)

8) Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, item soal dapat digunakan

menjadi soal postes

b. Pengukuran Ranah Afektif

Pengukuran ranah afektif menggunakan metode angket skala likert

menurut Suharsimi Arikunto (2002: 180) sebagai berikut:

SS : Sangat setuju dengan skor 5

S : Setuju dengan skor 4

TB : Tidak berpendapat dengan skor 3

TS : Tidak setuju dengan skor 2

STS : Sangat tidak setuju dengan skor 1

Soal-soal yang disusun mencakup lima aspek pada tingkatan ranah

afektif, meliputi: (A1) Kemauan menerima; (A2) Kemauan menanggapi; (A3)

berkeyakinan; (A4) Mengorganisasi; (A5) Tingkat karakteristik/pembentukan

pola (Hamzah B. Uno dkk, 2001: 9-10). Uji kesahihan ranah afektif diukur dengan

uji validitas dan reliabilitas menurut Ign.Masidjo (1995).

c. Pengukuran Ranah Psikomotorik.

Pengukuran ranah psikomotorik dengan angket. Cara pemberian skor pada

angket psikomotor adalah sebagai berikut:

1 : Sangat kurang (SK)

2 : Kurang (K)

3 : Sedang (S)

4 : Baik (B)

5 : Sangat Baik (SB)

Soal-soal yang disusun mencakup lima aspek pada domain psikomotor

meliputi: (P1) Meniru; (P2) Memanipulasi; (P3) Ketepatan gerakan/presisi; (P4)

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Artikulasi; dan (P5) Naturalisasi (Mohan, 2007:43). Uji kesahihan ranah afektif

diukur dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Ign.Masidjo (1995).

4. Analisis Instrumen

a. Validasi Instrumen

Soal yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi secara isi (contents

validity) dan validitas item. Langkah-langkah yang dilakukan pembuat soal untuk

mempertinggi validitas isi, yaitu:

1. Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan

instruktusionalnya

2. Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis

3. Menyusun soal tes beserta kuncinya

4. Menelaah soal tes sebelum dicetak dengan cara konsultasi melalui expert

judgment untuk memeriksa isi soal secara sistematis serta melihat relevansi

dengan indikator yang telah ditentukan.

Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh

sebutir item. Untuk mengetahui validitas butir soal dicari dengan menghitung

indeks korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi Product

Moment dengan rumus sebagai berikut:

��� � ��∑ ���∑ ��∑ � �� ∑ ����∑ ����� ∑ ���∑ ��

Keterangan:

xyr = koefisien validitas

X = hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y = kriteria yang dipakai

N = jumlah subyek

(Ign.Masidjo, 1995: 246)

Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item

pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika ruv > r tabel maka item

petanyaan dinyatakan valid. Uji validitas tes try out kognitif di kelas X.8 SMA

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Negeri 2 Surakarta secara lengkap disajikan pada Tabel 3 dan selengkapnya pada

Lampiran 2.

Tabel 3. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Siswa Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid Kognitif 35 34 1 Afektif 20 20 0 Psikomotor 20 20 0

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas tes

kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 34 item sedang untuk item yang

invalid (tidak valid) sebanyak 1 item. Untuk uji validitas angket afektif sebanyak 20

item yang valid dan tidak ada item yang tidak valid. Sama halnya dengan uji validitas

untuk angket psikomotor menunjukkan bahwa 20 item yang valid dan tidak ada item

yang tidak valid.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran

dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran

kembali kepada subyek yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dengan

suatu koefisien yang disebut dengan koefisien reliabilitas atau r11 yang dinyatakan

dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai 1,00. Pengujian reliabilitas

menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR.20) sebagai berikut:

��� � � ����� ����∑ ��

����

Keterangan:

11r : koefisien reliabilitas

n : jumlah item

S : deviasi standar

p : indeks kesukaran

q : 1-p

(Ign.Masidjo, 1995: 233)

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki

gradualisasi penilaian digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari

reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0), yaitu sebagai berikut:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

��� � � ����� �1 � ∑ ���

����

Dengan :

11r : koefisien reliabilitas suatu tes

n : Jumlah item

Σ σi2 : jumlah varians kuadrat skor masing-masing item

σt2 : varians total keseluruhan item

� � ∑ ����∑ !�"

Klasifikasi koefisien korelasi :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

(Ign. Masidjo, 1995: 238)

Hasil uji reliabilitas tes try out kognitif di kelas X.8 SMA Negeri 2

Surakarta secara lengkap disajikan pada Tabel 4 dan selengkapnya pada Lampiran

2.

Tabel 4. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Siswa.

Instrumen Penelitian Jumlah Item Indeks Reliabilitas

Keputusan Uji Reliabilitas

Kognitif 34 0,872 Korelasi Tinggi Afektif 20 0,787 Korelasi Tinggi Psikomotor 20 0,837 Korelasi Tinggi

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif

menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0.87 yang berarti

bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Hasil uji reliabelitas angket

afektif dan angket psikomotor menggunakan rumus alpha karena reliabilitas

skornya bukan 1 atau 0. Untuk hasil reliabilitas angket afektif diperoleh r11 = 0,78

yang berarti koefisien reliabelitas angket afektif tinggi. Hasil uji reliabelitas

angket psikomotorik diperoleh r11 = 0,83 yang berarti koefisien reliabelitas untuk

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

angket psikomotorik sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat

diketahui bahwa instrumen penelitian sangat reliabel untuk digunakan.

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks

yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil

perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang

seharusnya diperoleh dari suatu item.

P = #

� � $%&' ()%$*()+

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab yang benar

N : Kelompok siswa

Skor maksimal: Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari

suatu item

N x skor maksimal: Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu

item

(Ign.Masidjo, 1995: 189)

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

0,81 - 1,00 : Mudah Sekali (MS)

0,61 – 0,80 : Mudah (M)

0,41 – 0,60 : Sedang atau Cukup (Sd)

0,21 – 0,40 : Sukar (S)

0,00 – 0,20 : Sukar Sekali (SS)

(Ign.Masidjo, 1995: 192)

Hasil uji taraf kesukaran tes try out kognitif di kelas X.8 SMA Negeri 2

Surakarta secara lengkap disajikan pada Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran

2.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 5. Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Tes Try Out Siswa Ranah Penilaian Jumlah Soal Item yang dipakai Item yang dibuang

Kognitif 35 34 1 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran

diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran baik sebanyak 34 soal.

Sedangkan soal yang mempunyai indeks kesukaran jelek sebanyak 1 item

sehingga harus dibuang karena soal sukar sekali.

d. Daya Pembeda Soal

Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban

benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas berbeda dari siswa-siswa

yang tergolong kelompok bawah untuk suatu item. Perbedaan jawaban benar dari

siswa tergolong kelompok atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID),

dengan rumus sebagai berikut:

,- � ./ � .01./ 2324 1.0 5 678� 9276:92;

Keterangan:

ID : Indeks Diskriminasi

KA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok atas

KB : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok bawah

NKA atau NKB × Skor maksimal : Perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa

yang tergolong kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh.

(Ign.Masidjo,1995: 198)

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:

0,80 – 1,00 : Sangat Membedakan (SM)

0,60 – 0,79 : Lebih Membedakan (LM)

0,40 – 0,59 : Cukup Membedakan (CM)

0,20 – 0,39 : Kurang Membedakan (KM)

Negatif – 0,19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)

(Ign.Masidjo,1995: 201)

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Hasil uji daya beda tes try out kognitif di kelas X.8 SMA Negeri 2

Surakarta secara lengkap disajikan pada Tabel 6 dan selengkapnya pada Lampiran

2.

Tabel 6. Rangkuman Uji Daya Beda Hasil Tes Try Out Siswa.

Ranah Penilaian Jumlah Soal

Kriteria

SM LM CM KM SKM Kognitif 35 - 1 17 16 1

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh

tidak ada soal yang mempunyai kriteria SM, LM 1 item, CM 17 item, KM 16

item, sedangkan yang SKM 1 item. Soal yang memiliki kriteria ID sangat kurang

membedakan (SKM) tidak dapat digunakan sehingga 1 item harus dibuang dan 34

soal yang dipakai.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Alasan

digunakan penelitian eksperimental semu dengan desain penelitian Randomized

Control Only Design.

Tabel 7. Desain Penelitian “Randomized Control Only Design”

Group Treatment Post Test Eksperimen Group (R) X T2

Control Group (R) - T2

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan

penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan cara statistik

menggunakan analisis variansi satu jalan. Analisis variansi (ANAVA) satu jalan

memerlukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol belum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

ketiga kelompok tersebut seimbang. Secara statistik, apakah terdapat perbedaan

mean yang berarti dari dua sampel yang independen. Untuk mengetahui kesamaan

keadaan awal digunakan uji Z dengan rumus sebagai berikut:

< � �=>��=��!?>@!?�

��=>��=� � A�>��> B ���

��

Keterangan :

C�DDD : mean dari sampel kelompok 1

C DDD : mean dari sampel kelompok 2

n1 : ukuran sampel kelompok 1

n2 : ukuran sampel kelompok 2

�� : variansi kelompok 1

� : variansi kelompok 2

(Budiyono, 2004:156)

Hasil perhitungan uji keseimbangan dengan menggunakan uji z secara

lengkap disajikan dalam Tabel 8 dan selengkapnya pada Lampiran 3.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal

Sumber Zhitung Ztabel Kriteria Keputusan uji H0

YA-B -7,9739 1,96 -Z tabel < Z hitung < t tabel Diterima

YA-C -4,2438 1,96 -Z tabel < Z hitung < t tabel Diterima

YB-C 2,3849 1,96 -Z tabel < Z hitung < t tabel Diterima

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan nilai Z hitung untuk kelas A dan B

adalah sebesar -7,97. Nilai Z hitung untuk kelas A dan C adalah sebesar -4,24.

Sedangkan nilai Z hitung untuk kelas B dan C adalah sebesar 2,38. Uji

keseimbangan ini mempunyai daerah kritis, Ho ditolak jika �1.96 H I H 1.96

sehingga dapat diketahui bahwa semua nilai Z tidak termasuk ke dalam daerah

kritis (Ho diterima). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sampel (kelas A, B, dan

C) yang digunakan memiliki kemampuan awal yang sama.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan

metode Lilliefors dengan prosedur :

1). Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal

2). Statistik Uji

L = max ( ) ( )ii ZSZF −

3). Taraf Siginifikansi (α ) = 0,05

4). Daerah Kritik (DK)

DK = { L | L > Lα:n atau L < -Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel.

5). Keputusan Uji

Ho ditolak Jika Lhitung ∈ DK.

6). Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi normal jika H0 diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H0 ditolak

(Budiyono, 2004:170-171)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini

digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan statistik uji

yang digunakan :

= ∑

=

k

1j

2jj

2 logSf -RKG f.logC

2,303χ

+= ∑ f

1 -

f

1

1) -3(k

1 1 c

j

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

j

i

f

SS RKG

ΣΣ

= : ( )

j

2

j2

jj n

XXSS ∑

∑ −= ; j

j2j f

SSS =

Dengan :

k = banyaknya populasi

f = derajat kebebasan RKG = N- k

N = cacah semuapengukuran

f j = derajat kebebasan untuk Sj : nj -1

j = 1,2,...,k

ni = cacah pengukuran pada sampel ke –j

(Budiyono, 2004:175-178)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan anava satu jalan (one-way anova). Uji ini

digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Statistik uji yang digunakan:

Hipotesis

Ho= Tidak ada pengaruh variable bebas terhadap variable terikat

Hi = Ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

Taraf signifikan (α) = 5%

Jumlah kuadrat (JK)

(1)= JKL ; (2)=∑ MNOKN,O ; (3)=∑ QOK

ROO

JKT =(3)-(1)

JKA =(2)-(3)

JKG = (2)-(1)

Derajat kebebasan (dk)

dkA= k-1

dkG= N-k

dkT = N-1

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Rataan kuadrat (RK)

RKA= STUV%U

RKG= STWV%W

Fobs = STUSTW

Daerah kritik

}{ ,1; knkkFFFDK −−∝>=

Rangkuman Analisis

Sumber JK dk RK Fobs Fα p

Perlakuan

Galat

JKA

JKG

k-1

N-k

RKA

RKG

X./X.Y

-

Ftabel

-

P<α atau p>α

Total JKT N-1 - - - -

(Budiyono, 2004: 197-200)

4. Uji Lanjut Anava

Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakan uji Duncan

Multiple Range Test (DMRT) dilakukan apabila terdapat beda signifikan pada uji

anava satu jalan. Langkah-langkahnya:

1. Mengurutkan rangking dari rata-rata perlakuan secara menurun atau

meningkat.

2. Menghitung nilai ZVD , apabila jumlah n berbeda menggunakan rumus:

ZVD � ASTW�[

; \] � )∑ ��

3. Mencari nilai ��^,�,_; dimana p = 2,3,...,t

4. Menghitung Rp menggunakan rumus:

X� � ��^,�,_ ` ZVD ; p = 2,3,...,t

5. Membandingkan selisih rata-rata perlakuan dengan nilai Rp

(Douglas, 1998: 75)

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi

Data hasil penelitian dalam pembelajaran biologi berupa hasil belajar

biologi siswa pada materi pencemaran lingkungan yang meliputi 3 ranah, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Data-data tersebut diambil

dari tiga kelas sebagai 1 kelompok kontrol dan 2 kelompok eksperimen

(eksperimen I dan eksperimen 2) dengan jumlah sampel 103 siswa dari kelas X.1,

X.2, dan X.3 SMA N 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Kelas X.1 sebagai

kelompok kontrol dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional

berjumlah 33 siswa, namun terdapat 1 siswa yang tidak hadir sehingga jumlah

siswa saat diteliti pada kelas kontrol adalah 32 siswa. Kelas X.2 sebagai kelompok

eksperimen I dengan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri yang

dimodifikasi berjumlah 36 siswa. Sedangkan kelas X.3 sebagai kelompok

eksperimen II dengan pembelajaran pendekatan inkuiri terbimbing berjumlah 36

siswa, namun terdapat 1 siswa yang tidak hadir sehingga jumlah siswa saat

diteliti pada kelas eksperimen II adalah 35 siswa.

Berikut disajikan data Hasil belajar siswa dari hasil penelitian:

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Data penelitian mengenai hasil belajar siswa ranah kognitif materi

pokok pencemaran lingkungan dari 1 kelompok kontrol pada siswa kelas X.1

dengan sampel sebanyak 32 siswa dan 2 kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen I pada siswa kelas X.2 dengan sampel sebanyak 36 siswa dan

kelompok eksperimen 2 pada siswa kelas X.3 dengan sampel sebanyak 35 siswa.

Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan secara singkat pada Tabel 9.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 9. Deskripsi Data Postest Hasil Belajar Ranah Kognitif

Kelompok Hasil statistik Deskriptif

X1 Konvensional

X2 Inkuiri yang Dimodifikasi

X3 Inkuiri

Terbimbing

Mean Median Std.Deviation Minimum Maximum

53,781 55

11,533 30 75

83,083 86

9,363 65 99

52,60 50

11,659 30 75

Berdasarkan Tabel 9 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah afektif pada kelompok kontrol (pendekatan konvensional),

kelompok eksperimen 1 (pendekatan inkuiri yang dimodifikasi) dan kelompok

eksperimen 2 (pendekatan inkuiri terbimbing) sebagai berikut:

Gambar 2. Perbandingan Nilai Mean Kognitif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 1 dan 2

b. Data Hasil Belajar Ranah Afektif

Data penelitian mengenai hasil belajar siswa ranah afektif materi pokok

pencemaran lingkungan dari 1 kelompok kontrol pada siswa kelas X.1 dengan

sampel sebanyak 32 siswa dan 2 kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen I pada siswa kelas X.2 dengan sampel sebanyak 36 siswa dan

kelompok eksperimen II pada siswa kelas X.3 dengan sampel sebanyak 35 siswa.

Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan secara rinci disajikan pada Tabel

10.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2

Rat

a-R

ata

Nila

i Kog

niti

f

y

x

52,6

y

53,78

83,08

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Afektif Kelompok Hasil statistik Deskriptif

X1 Konvensional

X2 Inkuiri yang Dimodifikasi

X3 Inkuiri

Terbimbing

Mean Median Std.Deviation Minimum Maximum

72,71 73

8,55 58 86

76,5 75.5 8,25 61 91

72,12 73

8,42 57 92

Berdasarkan Tabel 10 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah afektif pada kelompok kontrol (pendekatan konvensional),

kelompok eksperimen 1 (pendekatan inkuiri yang dimodifikasi) dan kelompok

eksperimen 2 (pendekatan inkuiri terbimbing) sebagai berikut:

Gambar 3. Perbandingan Nilai Mean Afektif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 1 dan 2

c. Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Data penelitian mengenai hasil belajar siswa ranah psikomotor materi

pokok pencemaran lingkungan dari 1 kelompok kontrol pada siswa kelas X.1

dengan sampel sebanyak 32 siswa dan 2 kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen I pada siswa kelas X.2 dengan sampel sebanyak 36 siswa dan

kelompok eksperimen II pada siswa kelas X.3 dengan sampel sebanyak 35 siswa.

Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan secara rinci disajikan pada Tabel

11.

70

71

72

73

74

75

76

77

Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2

72,71

76,5

72,17

y

x

Rat

a-R

ata

Nila

i Afe

ktif

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 11. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor Kelompok Hasil statistik Deskriptif

X1 Konvensional

X2 Inkuiri yang Dimodifikasi

X3 Inkuiri

Terbimbing

Mean Median Std.Deviation Minimum Maximum

69 68

8,643 50 89

81,944 82

10,71 65 100

80,51 80

9,15 66 100

Berdasarkan Tabel 11 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah afektif kelompok kontrol (pendekatan konvensional), kelompok

eksperimen 1 (pendekatan inkuiri yang dimodifikasi) dan kelompok eksperimen 2

(pendekatan inkuiri terbimbing) sebagai berikut:

Gambar 4. Perbandingan Nilai Mean Psikomotor Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 1 dan 2

B. ANALISIS DATA

1. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data

Pengujian terhadap asumsi sebagai prasyarat analisis variansi perlu

dilakukan pengujian prasyarat secara statistik. Pengujian prasyarat tersebut

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-

masing kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang

60

65

70

75

80

85

Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2

81,94

y

80,51

69

xRat

a-R

ata

Nila

i Psi

kom

otor

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas ranah kognitif, afektif dan

psikomotor secara lengkap disajikan pada Lampiran 5 dan secara ringkas dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Kelas Uji Normalitas

Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2 Keputusan

uji Ho Lhit Ltab(0,05:32) Lhit Ltab(0,05:36) Lhit Ltab(0,05:35)

Kognitif 0,083 0,159 0,135 0,150 0,102 0,152 Diterima Afektif 0,092 0,159 0,091 0,150 0,091 0,152 Diterima Psikomotor 0,086 0,159 0,076 0,150 0,094 0,152 Diterima

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa harga statistik uji Lhitung kurang

dari Ltabel sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa semua sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui homogenitas varians

untuk masing-masing kelas yang dibandingkan. Hasil uji homogenitas ranah

kognitif, afektif dan psikomotor secara lengkap disajikan pada Lampiran 5 dan

secara ringkas dalam Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

Uji Homogenitas Harga χ

2hitung

Harga χ2tabel

(0.05:2) Kriteria Keputusan

Uji H0 Nilai Kognitif Nilai Afektif Nilai Psikomotor

1, 5986 0,0119 0,1678

5,99 5,99 5,99

χ2

hitung < χ2

tabel

χ2

hitung < χ2

tabel

χ2

hitung < χ2

tabel

Diterima Diterima Diterima

Tabel 13 menunjukkan bahwa harga χ2hitung kurang dari χ2

tabel (0.05:2)

sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga

sampel berasal dari populasi yang homogen.

Persyaratan uji hipotesis penelitian untuk data hasil belajar ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor dapat menggunakan uji anava dikarenakan sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang

homogenitasnya terpenuhi. Oleh karena itu, pengujian hipotesis penelitian secara

parametrik dapat dilakukan.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil analisis pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil

belajar ranah kognitif melalui uji anava satu jalan selengkapnya pada Lampiran 6

dan rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14. Rangkuman Hasil Anava Satu Jalan Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil Belajar Fhit Ftabel Kriteria Keputusan Uji H0

Kognitif 88,81 3,00 Fhitung > Ftabel (2:102) Ditolak

Pada Tabel 14 menunjukkan bahwa Fhit hasil belajar ranah kognitif ketiga

pendekatan baik pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri yang dimodifikasi,

dan pendekatan inkuiri terbimbing adalah 88,81 > Ftabel (2:102) = 3,00. Berdasarkan

hasil tersebut maka dapat diambil keputusan hipotesis nihil (Ho) ditolak

sedangkan (H1) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara

pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri yang dimodifikasi, dan pendekatan

inkuiri terbimbing diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah kognitif.

b. Hasil Belajar Ranah Afektif Hasil analisis pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil

belajar ranah afektif melalui uji anava satu jalan selengkapnya pada Lampiran 6

dan rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam Tabel 15.

Tabel 15. Rangkuman Hasil Anava Satu Jalan Hasil Belajar Ranah Afektif

Hasil Belajar Fhit Ftab Kriteria Keputusan Uji H0

Afektif 2,774 3,00 Fhit < Ftab (2:102) Diterima

Pada Tabel 15 menunjukkan bahwa Fhit hasil belajar ranah afektif ketiga

pendekatan baik pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri yang dimodifikasi,

dan pendekatan inkuiri terbimbing adalah 2,77 < Ftabel (2:102) = 3,00. Berdasarkan

hasil tersebut maka dapat diambil keputusan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan konvensional,

pendekatan inkuiri yang dimodifikasi, dan pendekatan inkuiri terbimbing diterima

sedangkan (H1) ditolak.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tidak dapat dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan karena

berdasarkan hasil uji anava satu jalan menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri

yang dimodifikasi, dan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ranah

afektif. Berarti tidak terdapat pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri terhadap

hasil belajar ranah afektif.

c. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Hasil analisis pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil

belajar ranah psikomotor melalui uji anava satu jalan selengkapnya pada

Lampiran 6 dan rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam Tabel 16.

Tabel 16. Rangkuman Hasil Anava Satu Jalan Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Hasil Belajar Fhit Ftab Kriteria Keputusan Uji H0

Psikomotor 18,198 3,00 Fhit > Ftab (2:102) H0 ditolak

Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa Fhit hasil belajar ranah psikomotor

ketiga pendekatan baik pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri yang

dimodifikasi, dan pendekatan inkuiri terbimbing adalah 18,19 > Ftabel (2:102) = 3,00.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil keputusan hipotesis nihil (Ho)

ditolak dan hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara

pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri yang dimodifikasi, dan pendekatan

inkuiri terbimbing (H1) diterima. Berarti terdapat pengaruh penggunaan

pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar psikomotor.

2. Hasil Analisis Uji Lanjut

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil uji lanjut anava untuk hasil belajar ranah kognitif menggunakan uji

Duncan Multiple Range Test (DMRT). Secara lengkap analisis uji lanjut hasil

belajar ranah kognitif menggunakan uji Duncan disajikan pada Lampiran 6 dan

lebih singkatnya disajikan dalam Tabel 17.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 17. Hasil Uji Lanjut Ranah Kognitif Melalui Uji Duncan (DMRT) Perlakuan Rangking Rata-Rata

X2

X1

X3

1 2 3

83,083 53,781 52,6

1) Hipotesis pertama

Hipotesis yang diuji dalam hipotesis pertama adalah sebagai berikut:

Ho: �2� = �3� (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah

kognitif antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan pendekatan inkuiri

terbimbing) melawan H1: �2� ≠ �3� (Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil

belajar ranah kognitif antara pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan

inkuiri yang dimodifikasi). Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa hipotesis

nihil (Ho) ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar

ranah kognitif antara pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan inkuiri yang

dimodifikasi. Berdasarkan hasil uji Duncan pada Lampiran 6 diperoleh selisih

mean antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan pendekatan inkuiri

terbimbing sebesar 30,48 yang menunjukkan hasil belajar kognitif menggunakan

pendekatan inkuiri yang dimodifikasi lebih bagus dibandingkan dengan

pendekatan inkuiri terbimbing.

2) Hipotesis Kedua

Hipotesis yang diuji dalam hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

Ho: �2� = �1� (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah

kognitif antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan pendekatan

konvensional) melawan H1: �2� ≠ �1� (Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

hasil belajar ranah kognitif antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan

pendekatan konvensional). Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa hipotesis

nihil (Ho) ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil

belajar ranah kognitif antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan

pendekatan konvensional. Berdasarkan hasil uji Duncan pada Lampiran 6

diperoleh selisih mean antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan

pendekatan konvensional sebesar 29,30 yang menunjukkan hasil belajar kognitif

menggunakan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi lebih bagus dibandingkan

a

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dengan pendekatan konvensional. Berarti pendekatan inkuiri yang dimodifikasi

merupakan pendekatan yang paling efektif.

3) Hipotesis ketiga

Hipotesis yang diuji dalam hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

Ho: �1� = �3� (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah

kognitif antara pendekatan konvensional dengan pendekatan inkuiri terbimbing)

melawan H1: �1� ≠ �3� (Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar

ranah kognitif antara pendekatan konvensional dengan pendekatan inkuiri

terbimbing). Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho)

diterima sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar

ranah kognitif antara pendekatan konvensional dengan pendekatan inkuiri

terbimbing. Berdasarkan hasil uji Duncan pada Lampiran 6 selisih mean

pendekatan konvensional dengan pendekatan inkuiri terbimbing sebesar 1,18

b. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Hasil uji lanjut anava untuk hasil belajar ranah psikomotor menggunakan

uji Duncan. Secara lengkap analisis uji lanjut hasil belajar ranah psikomotor

menggunakan uji Duncan disajikan pada Lampiran 6 dan lebih ringkasnya dapat

disajikan dalam Tabel 18.

Tabel 18. Hasil Uji Lanjut Ranah Psikomotor Melalui Uji Duncan (DMRT) Perlakuan Rangking Rata-Rata

X2

X3

X1

1 2 3

81,944 80,51 69

1) Hipotesis pertama

Hipotesis yang diuji dalam hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

H0: �2� = �1� (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah

psikomotor antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan pendekatan

konvensional) melawan H1: �2� ≠ �1� (Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

hasil belajar ranah psikomotor antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi

dengan pendekatan konvensional). Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa

hipotesis nihil (Ho) ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

a

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

hasil belajar ranah psikomotor antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi

dengan pendekatan konvensional. Berdasarkan hasil uji Duncan pada Lampiran 6

diperoleh selisih mean antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan

pendekatan konvensional = 12,94 yang menunjukkan bahwa hasil belajar ranah

psikomotor menggunakan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi lebih bagus

dibandingkan dengan pendekatan konvensional. Hal ini menunjukkan pendekatan

inkuiri yang dimodifikasi merupakan pendekatan yang paling efektif.

2) Hipotesis kedua

Hipotesis yang diuji dalam hipotesis pertama adalah sebagai berikut:

Ho: �2� = �3� (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah

psikomotor antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dengan pendekatan

inkuiri terbimbing) melawan H1: �2� ≠ �3� (Terdapat perbedaan yang signifikan rata-

rata hasil belajar ranah psikomotor antara pendekatan inkuiri yang dimodifikasi

dengan pendekatan inkuiri terbimbing). Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan

bahwa hipotesis nihil (Ho) diterima sehingga tidak terdapat perbedaan yang

signifikan rata-rata hasil belajar ranah psikomotor antara pendekatan inkuiri yang

dimodifikasi dengan pendekatan inkuiri terbimbing. Berdasarkan hasil uji Duncan

pada Lampiran 6 diperoleh selisih mean antara pendekatan inkuiri yang

dimodifikasi dengan pendekatan inkuiri terbimbing sebesar 1,34.

3) Hipotesis ketiga

Hipotesis yang diuji dalam hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

Ho: �3� = �1� (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah

psikomotor antara pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan

konvensional) melawan H1: �3� ≠ �1� (Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

hasil belajar ranah psikomotor antara pendekatan inkuiri terbimbing dengan

pendekatan konvensional). Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa hipotesis

nihil (Ho) ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil

belajar ranah psikomotor antara pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan

konvensional. Berdasarkan hasil uji Duncan pada Lampiran 6 diperoleh selisih

mean antara pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan konvensional =

11,51 yang menunjukkan bahwa hasil belajar ranah psikomotor menggunakan

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pendekatan inkuiri terbimbing lebih bagus dibandingkan dengan pendekatan

konvensional.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif

Dari hasil penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta di kelas X1 (pendekatan

konvensional), kelas X2 (pendekatan inkuiri yang dimodifikasi), dan kelas X3

(inkuiri terbimbing) untuk hasil belajar ranah kognitif menggunakan uji anava

satu jalan dapat dilihat pada Tabel 14, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara penggunaan pendekatan konvensional, pendekatan inkuiri

yang dimodifikasi, dan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ranah

kognitif. Hal ini dikarenakan pada pendekatan inkuiri, siswa diberi kesempatan

untuk berpikir, mengemukakan ide-ide, dan membangun pengetahuannya sendiri

berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh melalui eksperimen sehingga ketrampilan

berpikir dan hasil belajar ranah kognitif siswa meningkat. Melalui kegiatan

eksperimen dan diskusi pada pendekatan inkuiri, siswa mampu memperoleh

konsep mengenai salah satu polutan/pencemar lingkungan di air yaitu detergen.

Dengan konsentrasi detergen yang berbeda-beda, semakin tinggi konsentrasinya

maka biota air seperti ikan akan cepat mati. Oleh karenanya, siswa diharapkan

mencari solusi untuk mengurangi atau mencegah pencemaran lingkungan tersebut.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sularmi

(2006:76) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode inkuiri-

discovery terhadap prestasi belajar siswa IPA di SD Negeri Gatak Sukoharjo.

Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Costenson dan Lawson (1986)

dalam Frank La Banca (2006:1) mengenai pendekatan inkuiri yang diterapkan

dalam pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang pesat dan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa. Selain itu,

didukung penelitian yang dilakukan oleh Oliver (1965) dan Orr (1968) dalam Mao

(1998:94), pembelajaran sains memungkinkan guru untuk mengembangkan

komponen siswa dan memperkaya pemahaman siswa tentang sains sehingga

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri mempengaruhi hasil belajar ranah

kognitif.

Hasil uji Duncan untuk ranah kognitif pada Tabel 17 menunjukkan bahwa

hasil belajar menggunakan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi pada kelas X2

lebih bagus dibandingkan pendekatan konvensional pada kelas X1 dan pendekatan

inkuiri terbimbing pada kelas X3. Pendekatan inkuiri yang dimodifikasi

merupakan pendekatan yang menduduki rangking 1 sehingga pendekatan ini

merupakan pendekatan yang mampu menciptakan pembelajaran yang paling

efektif dibandingkan dengan pendekatan yang lainnya. Pada pendekatan inkuiri

yang dimodifikasi memungkinkan siswa untuk berpikir lebih tinggi (higher level

of thinking) melalui metode ilmiah.

Pendekatan inkuiri yang dimodifikasi merupakan pendekatan yang

berorientasi kepada siswa (student-centered) yang mampu meningkatkan

kemampuan belajar siswa dan membutuhkan proses mental yang sangat tinggi

dalam memperoleh suatu informasi/konsep melalui eksperimen dibandingkan

dengan pendekatan konvensional dan pendekatan inkuiri terbimbing.

Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri menjadikan pembelajaran

yang berlangsung lebih berpusat pada siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh

Ratna Wilis dan Liliasari (1986: 28) pembelajaran yang demikian dapat

meningkatkan kemampuan belajar siswa. Berdasarkan The National Science

Education Standards (Colburn, 2000: 42) “Inkuiri diartikan sebagai aktivitas

siswa dimana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu

pengetahuan sebagaimana layaknya ilmuwan memahami fenomena alam”.

Sedangkan pengaruh pendekatan konvensional pada kelas X1 dan

pendekatan inkuiri terbimbing pada kelas X2 terhadap hasil belajar ranah kognitif

adalah tidak berbeda signifikan. Hal ini menunjukkan pedekatan inkuiri

terbimbing tidak lebih bagus/tidak lebih jelek dibandingkan pendekatan

konvensional. Rangking pendekatan inkuiri terbimbing pada kelas X3 yaitu

rangking 3 di bawah rangking pendekatan konvensional pada kelas X1 yaitu

rangking 2, padahal seharusnya pendekatan inkuiri terbimbing rangkingnya lebih

bagus dibandingkan dengan pendekatan konvensional. Hal ini disebabkan karena

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pada inkuiri terbimbing, saat siswa ber-inkuiri masih banyak peran guru di dalam

pembelajarannya. Oleh karena itu, inisiatif siswa tidak muncul dalam memperoleh

sebuah konsep disebabkan dalam proses pembelajaran yang hampir sepenuhnya

menggunakan bimbingan guru. Menurut Alters, B dan S. Alters (2005:62) metode

pembelajaran yang baik bagi seseorang belum tentu baik bagi siswa lainnya. Pada

pendekatan inkuiri terbimbing, ketergantungan siswa pada guru sebagai sumber

informasi masih sangat besar. Selain itu, hal ini disebabkan oleh faktor siswa yang

juga mempunyai andil dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Faktor

siswa tersebut meliputi siswa yang belum memiliki kesiapan dan kematangan

mental menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran dan

siswa yang terbiasa dengan pendekatan konvensional menyebabkan pendekatan

inkuiri terbimbing mengecewakan. Selain pendekatan, strategi, dan metode yang

digunakan sudah bagus tapi faktor siswanya kurang mendukung maka hasilnya

juga tidak sesuai dengan harapan. Sesuai dengan pendapat Martinis dan Bansu

(2008:21) bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran selain

pendekatan atau metode yang digunakan, faktor siswa juga memegang andil

besar.

Banyak peneliti yang membandingkan antara pendekatan inkuiri dan

pendekatan konvensional/ekspositori. Syaiful Sagala (2008:197) menyatakan

bahwa pendekatan konvensional/ekspositori dan pendekatan inkuiri tidak berbeda

efektifnya dalam mencapai hasil belajar yang bersifat informasi, fakta dan konsep,

tetapi berbeda secara signifikan dalam mencapai ketrampilan berpikir yang

menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri lebih efektif dibandingkan pendekatan

konvensional/ekspositori. Hal ini didukung oleh pendapat Indrawati (1999) dalam

Trianto (2009:29) yang menyatakan bahwa suatu pembelajaran pada umumnya

akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui pendekatan-pendekatan

pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan

pendekatan-pendekatan pemrosesan informasi menekankan bagaimana seseorang

berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi.

Menurut Trianto (2009:165) menyatakan bahwa inti dari berpikir yang baik

adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Salah satu

pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan pembelajaran inkuiri.

Pendekatan inkuiri lebih membiasakan siswa untuk membuktikan dengan

melakukan penyelidikan sendiri dengan/tanpa bimbingan guru. Dengan

menggunakan pendekatan ini, pengembangan kognitif siswa lebih terarah dan

dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik

2. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif

Hasil uji anava satu jalan untuk ranah afektif pada kelas X1, X2, dan X3

SMA N 2 Surakarta dapat dilihat pada Tabel 15 menunjukkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan konvensional,

pendekatan inkuiri yang dimodifikasi, dan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap

hasil belajar ranah afektif. Pada hasil belajar ranah afektif cenderung pada sikap

dan respon siswa terhadap materi pokok yang dipelajari. Rangsangan yang berupa

pendekatan pembelajaran yang digunakan baik pendekatan konvensional,

pendekatan inkuiri terbimbing, dan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi ternyata

menunjukkan adanya persamaan sikap dan respon dari siswa sebagai subjek

penelitian. Pada aspek afektif terdiri dari beberapa indikator yaitu penerimaan,

partisipasi, penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola.

Berdasarkan indikatornya, ketiga kelas tersebut memiliki afektif yang

sama bagusnya. Dalam hal ini, siswa dari sampel penelitian mampu untuk

menerima materi pencemaran lingkungan dengan baik saat proses pembelajaran.

Sikap siswa sebelum mempelajari materi pencemaran lingkungan, siswa selalu

membuang sampah sembarangan, membuat polusi suara seperti gaduh pada saat

pelajaran, membiarkan kelas dalam keadaan kotor, tidak rapi, dan tidak bersih.

Setelah siswa memperoleh konsep mengenai pencemaran lingkungan, siswa

mampu memilah barang-barang yang ramah lingkungan, berpartisipasi pada setiap

kegiatan bersih-bersih/piket di kelas untuk mengurangi sampah/polutan, saat

pelajaran siswa sudah mulai tenang/tidak gaduh lagi, dan siswa mulai

membiasakan diri untuk membuang sampah di tempatnya, melakukan 4R (Reuse,

Recycle, Reduce, dan Repair) seperti menggunakan botol tidak sekali pakai

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

sebagai tempat minuman, memperbaiki barang-barang yang rusak, mengurangi

dan mendaur ulang sampah baik itu sampah organik maupun nonorganik.

Memulai kebiasaan untuk lebih mencintai lingkungan agar lingkungan tidak

tercemar dan berusaha mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh

manusia terutama oleh diri sendiri.

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hughes

(1997) dalam Hemaletha (2001:71) bahwa pembelajaran inkuiri dapat

meningkatkan partisipasi siswa dalam grup/kelompok, memberikan kontribusi

dengan kemampuannya, dan membantu siswa untuk mengorganisasikan informasi

dan adanya keinginan siswa untuk belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar

ranah afektif setiap siswa membutuhkan proses dalam jangka waktu relatif lama

dibandingkan hasil belajar ranah kognitif dan ranah psikomotor.

Untuk hasil belajar ranah afektif tidak dapat diuji lanjut menggunakan uji

Duncan karena pada uji anava diketahui bahwa ketiga pendekatan yang digunakan

pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar

ranah afektif dengan ditunjukkan dari perhitungan uji anava satu jalur dalam

Tabel 15.

3. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah

Psikomotor

Hasil uji anava satu jalan pada kelas X1, X2, dan X3 SMA N 2 Surakarta

untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 16 menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan konvensional,

pendekatan inkuiri terbimbing, dan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi terhadap

hasil belajar ranah psikomotorik. Signifikan di sini berarti terdapat perbedaan

aktivitas siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan yaitu penerapan pendekatan

inkuiri dalam pembelajaran. Sebelum menggunakan pendekatan inkuiri, sebagian

besar aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung hanya duduk dan diam

saja. Siswa sangat pasif dalam menjawab atau mangajukan suatu pertanyaan.

Setelah menggunakan pendekatan inkuiri, aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran bertambah aktif dimana siswa melakukan kegiatan perumusan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

masalah, menyusun hipotesis, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,

dan menarik kesimpulan. Siswa pun terlatih untuk bertanya dan berusaha

menjawab pertanyaan melalui proses diskusi. Hasil dari diskusi tersebut mengenai

solusi/cara penanggulangan dan pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan

baik udara, air, tanah, dan suara. Solusi pencegahan pencemaran air dan tanah

yang disebabkan oleh polutan berupa sampah dengan cara membuang sampah di

tempatnya, melakukan 4R (Reuse, Recycle, Repaire, Reduce), memisahkan

sampah organik dan nonorganik. Sedangkan untuk polutan berupa limbah

detergen menggunakan biodegradable (contohnya: tumbuhan enceng gondok) dan

penggunaan detergen yang ramah lingkungan yang tidak mengandung surfaktan

dan fosfat yang berlebihan.

Selain itu, setelah siswa mengetahui pencemaran suara disebabkan oleh

suara gaduh di kelas, siswa mulai membiasakan diri untuk tidak berbicara saat

pelajaran dan mengeluarkan suara saat diperlukan. Siswa mulai kegiatan-kegiatan

yang tidak membuat lingkungan semakin tercemar seperti membuang sampah di

tempatnya, jika ada sampah di pinggir jalan langsung dipungut dan di buang di

tempat sampah. Saat menanam tanaman/penghijauan di sekolah, siswa lebih

memilih menggunakan pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan. Kotoran

hewan selain tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya juga ramah terhadap

lingkungan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Germann (1989)

dalam Mao (1998:94) yang menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terdapat

pengaruh terhadap ketrampilan proses yang termasuk kedalam hasil belajar ranah

psikomotor.

Berdasarkan hasil uji Duncan untuk ranah psikomotor dapat dilihat pada

Tabel 18 yang menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang hasil

belajarnya paling bagus adalah pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dan

pendekatan inkuiri terbimbing. Hal ini disebabkan oleh aktivitas pada pendekatan

inkuiri yang meliputi pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dan pendekatan inkuiri

terbimbing lebih banyak berpusat pada siswa dibandingkan aktivitas pada

pendekatan konvensional yang berpusat pada guru yang aktivitas siswanya hanya

duduk saja. Pengaruh pendekatan inkuiri yang dimodifikasi dan pendekatan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ranah psikomotor adalah tidak berbeda

signifikan karena aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada kedua kelas

eksperimen adalah sama-sama melakukan kegiatan eksperimen/percobaan untuk

memperoleh suatu konsep/informasi.

Pendekatan inkuiri yang dimodifikasi hasil belajarnya paling tinggi

dibandingkan dengan pendekatan konvensional dan pendekatan inkuiri

terbimbing. Pendekatan inkuiri yang dimodifikasi menduduki rangking 1 sehingga

pendekatan ini merupakan pendekatan yang mampu menciptakan pembelajaran

yang paling efektif dibandingkan pendekatan yang lain. Pada pendekatan inkuiri

yang dimodifikasi siswa lebih banyak melakukan aktivitas dalam belajar

dibandingkan pada pendekatan konvensional dan mampu meningkatkan hasil

belajar ranah psikomotor. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sagala

(2009:181-182) bahwa pesan yang ditangkap oleh pembelajar dalam pengalaman

belajar-mengajar sangat tergantung pada bentuk kegiatan belajar yang

dihayatinya. Pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan kompetensinya,

dapat dicapai di dalam kelas maupun di luar kelas. Bentuknya antara lain

mendemonstrasikan, mempraktikkan, menstimulasikan, mengadakan eksperimen,

menganalisis, mengaplikasikan, menemukan, mengamati, menelaah, dan lain

sebagainya. Proses pembelajaran yang demikian yang dirancang oleh guru agar

peserta didik memproduksi gagasan bukan mengkonsumsi gagasan, sehingga

semua tahapan pembelajaran penuh arti dan makna.

Dalam pembelajaran biologi, diperlukan kegiatan eksperimen agar siswa

lebih paham dan lebih mengerti sesuatu yang sedang dipelajari. Sesuai yang

dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2003:118) bahan pelajaran yang menyangkut

latar dari sains termasuk biologi adalah bahan-bahan yang menyangkut kegiatan

laboratorium, demonstrasi, studi lapangan (study tour), kegiatan bengkel (latihan

membuat dan menciptakan alat-alat peraga bagi sekolah, guru). Bahan-bahan ini

tidak dapat dipisahkan dari latar kognitif dan afektif. Bahan pada latar psikomotor

memperkuat pemahaman dan penghayatan tentang sains bahwa intelektual anak

akan naik dengan cepat nilai struktur pelajaran, belajar mengajar itu sedemikian

rupa sehingga pada pribadi-pribadi anak timbul pertanyaan-pertanyaan dan usaha-

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

usaha untuk menjawabnya. Di dalam sains, jawaban yang memuaskan atas

pertanyaan-pertanyaan hanya dapat diperoleh melalui eksperimen atau melihat

langsung fenomena-fenomena alam. Eksperimen dan melihat fenomena adalah

bagian dari sains yang terletak di dalam latar psikomotor.

Suatu pendekatan dapat dilihat keefektifannya, jika kualitas pembelajaran

menggunakan pendekatan yang baru lebih bagus dari pendekatan yang sering

diterapkan dalam pembelajaran dilihat dari perbandingan hasil belajarnya.

Pendekatan yang biasanya diterapkan pada pembelajaran adalah pendekatan

konvensional sebagai kelas pembanding/kontrol. Pendekatan yang digunakan

sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah pendekatan inkuiri (pendekatan

inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi). Setelah dilakukan

perhitungan melalui uji Duncan untuk hasil belajar ranah kognitif dan hasil belajar

ranah psikomotorik diperoleh bahwa pendekatan yang paling efektif adalah

pendekatan inkuiri yang dimodifikasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Schlenker dalam Joyce dan Weil (2000:176) yang mengemukakan

bahwa pendekatan inquiri lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran. Di dalam

jurnal yang ditulis Rissing dan Cogan (2009:57) menyatakan bahwa pendekatan

inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pendekatan

konvensional. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rika Nanda

Puspitasari (2009) yang menyatakan bahwa pendekatan inkuiri mampu

meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun.

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan inkuiri yang melibatkan proses secara ilmiah melalui eksperimen

untuk membuktikan kebenaran suatu materi yang dipelajari mampu meningkatkan

hasil belajar baik ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas X SMA

Negeri 2 Surakarta.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan pembelajaran

inkuiri terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas X SMA

N 2 Surakarta.

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan

pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar biologi ranah afektif pada siswa

kelas X SMA N 2 Surakarta.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan pembelajaran

inkuiri terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor pada siswa kelas X

SMA N 2 Surakarta.

Selain itu, pendekatan yang paling efektif adalah pendekatan modified free

inquiry.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian berimplikasi secara teoretis dapat digunakan sebagai

bahan kajian dan referensi pada penelitian sejenis.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian berimplikasi secara praktis adalah pendekatan

pembelajaran inkuiri yang meliputi pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan

inkuiri yang dimodifikasi dapat diterapkan pada siswa kelas X SMA Negeri 2

Surakarta.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan dengan memperhatikan keterbatasan penelitian

tersebut di atas, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/8527/1/217550911201104151.pdfmengolah data. Karenamu aku bisa dan paham cara mengolah data melalui SPSS.....kamu adalah guruku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

1. Kepada Guru

Agar dapat menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan

inkuiri yang dimodifikasi dalam pembelajaran yang ternyata dapat meningkatkan

hasil belajar siswa

2. Kepada Siswa

Siswa disarankan membiasakan diri untuk berani mengeluarkan ide,

berpikir kritis, melakukan diskusi, mencari solusi untuk memecahkan suatu

permasalahan baik sendiri maupun kelompok seperti pada pendekatan inkuiri.

3. Para Peneliti

Perlu diadakan penelitian sejenis pada materi pokok lain dan jenjang

pedidikan yang berbeda (SD, SMP, dan Perguruan Tinggi) sehingga dapat

diketahui kemanfaatan hasil penelitian biologi dalam dunia pendidikan.