perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Studi...AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO...

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 Oleh: FARIDA NUR OKTAVIASARI K7407078 SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Studi...AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

STUDI KOMPARASI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2

SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

FARIDA NUR OKTAVIASARI

K7407078

SKRIPSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

STUDI KOMPARASI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2

SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

FARIDA NUR OKTAVIASARI

NIM K7407078

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Mei 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 09 Juni 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Farida Nur Oktaviasari . STUDI KOMPARASI METODE NUMBEREDHEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAPPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 , Skripsi. Surakarta : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei. 2011.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan antara metodeNumbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah terhadap prestasi belajarsiswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu ( QuasiEksperimental Research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelasXI IPS SMA N 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Sampel diambil dengancara cluster random sampling yaitu cara pengambilan sampel ya ng dilakukansecara acak (random) terhadap kelompok – kelompok yang ada dalam populasi.Sejumlah 4 kelas yang berkesempatan sama untuk menjadi kel ompok kontrol dankelompok eksperimen, yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS 4.Setelah dilakukan pengambilan sampel tersebut, kelas XI IPS 4 menjadikelompok kontrol sedangkan kelas XI IPS 2 menjadi kelompok eksperimen. Padakelompok kontrol terdiri atas 38 siswa dan pada kelompok eksperimen terdiri atas38 siswa juga. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas berupametode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah. Sedangkanvariabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2Sukoharjo. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan Matched GroupDesign.

Data penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa yang diperolehdari tes berupa pilihan ganda. Pengujian prasyarat analisis dalam penelitian iniadalah menggunakan t–matching yaitu untuk menyamakan kedua kelas berangkatdari titik tolak yang sama. Dalam perhitungan t–matching tersebut tahapsebelumnya adalah dengan menghitung mean matching dan varian matchingterlebih dahulu. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaanprestasi belajar antara kedua kelas.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan : 1) Terdapatperbedaan prestasi belajar siswa akuntansi antara siswa yang diajar denganmenggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metodeceramah, hal ini ditunjukkan dengan t hitung > ttabel yaitu 5,52 > 1,995. 2) MetodeNumbered Heads Together (NHT) menghasilkan prestasi belajar akuntansi yanglebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah, h al itu ditandai denganadanya peningkatan prestasi belajar setelah diberi perlakuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Farida Nur Oktaviasari. COMPARISON STUDY WITH METHODOF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) AND METHOD OFLEARNING ACHIEVEMENT ON ACCOUNTING LECTURE CLASS XIIPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011 , Thesis.Surakarta: Faculty of Teacher Tra ining and Education Sebelas Maret University inSurakarta, May. 2011.

The purpose of this study is to know the comparison between themethods of Numbered Heads Together (NHT) and the lecture method of learningachievement of students in grade XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo in AcademicYear 2010/2011.

This research uses quasi -experimental method (Quasi -ExperimentalResearch). The population in this study are all high school students to class XIIPS SMA N 2 Sukoharjo in Academic Year 2010/2011. Samples taken by clusterrandom sampling that is the way of sampling conducted in ra ndom order (random)against groups - groups that exist in the population. A total of 4 classes that sameopportunity to be a control group and experimental group , namely class XI IPS 1,IPS XI 2, XI IPS 3, and XI IPS 4. After sampling, the class XI IPS 4 t o the controlgroup while the class XI IPS 2 to the experimental group. In the control groupconsisted of 38 students and in the experimental group consisted of 38 students aswell. The variables in this study consisted of independent variables in the form ofmethods Numbered Heads Together (NHT) and the lecture method. While thedependent variable is students' learning achievement accounting class XI IPSSMA Negeri 2 Sukoharjo. The study design was performed under M atched GroupDesign.

The data of this research is to study accountancy student achievementobtained from a multiple choice test. Testing requirements analysis in thisresearch is to use a t-matching is to equate the two classes leaving from the samestarting point. In calculating the t-matching the previous stage is to calculate themean and variance matching first. Hypothesis test using t-test is to determinedifferences in learning achievement between the two classes.

Based on the analysis of this study concluded: 1) There are differences inaccounting student achievement between students who are taught using themethod of Numbered Heads Together (NHT) with lecture me thod, this isindicated with t ie > ttable 5.52 > 1.995. 2) Method of Numbered Heads Together(NHT) to produce the accounting acade mic achievement is more effective than thelecture method, it is characterized by an increase in academic achievement after agiven treatment.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Orang yang bersabar akan mencapai tujuan yang terbaik.

(Ibnu Mas’ud r.a)

Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang

mengikutinya.

(H.R. Muslim)

Sesungguhnya keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla terletak pada keridhaan kedua

orangtua.

(H.R. Tirmidzi)

Jadikanlah hari esok hari yang jauh lebih baik dari hari kemarin.

(Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis

dan terima kasih penulis kepada :

Ibu dan Bapakku tersayang, yang selalu mendoakan di setiap langkahku,

memberikan dorongan dan semangat, dan menyayangiku dengan sepenuh

hati.

Tante yang selalu memberikan motivasi dan arahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta dengan usaha yang sungguh -

sungguh, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk mem enuhi

sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Muhtar, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing Akademis yang selalu memberikan

arahan dan motivasi.

5. Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skr ipsi ini dapat

penulis selesaikan dengan lancar.

6. Jarryanto, S.Pd, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat, ilmu dan bimbingan dengan baik kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.

7. Tim Penguji, selaku penguji skripsi yang telah menguji serta memberikan

masukan kepada penulis.

8. Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed , selaku Kepala SMA Negeri 2 Sukoharjo,

yang telah memberikan ijin penelitian skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

9. S. Hardjono, S. Pd, M.Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi yang

membimbing dalam pelaksanaan penelitian ini serta guru dan staf karyawan,

dan siswa XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 4 yang membantu penulisan skripsi ini.

10. Ibu Bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun

spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti -hentinya mengiringi peneliti

hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11. Tante yang selalu memberikan dorongan dan semangat untuk dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12. Be-One: Eka, Fitri, Susan, Nisa, Dian, Yoga, Denny, Hafid, Gesang dan Fajar

yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

13. Genk_Sotto: Lail, Arni, Nisa, Tika, Arom, Uni yang selalu memberikan

keceriaan, masukan, dan semangat bagi penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................ ................................ ............................. i

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ................................ ................................ .... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................ ................................ ............... iii

HALAMAN REVISI ................................ ................................ ............................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................ ................................ ................ v

HALAMAN ABSTRAK................................ ................................ ........................ vi

HALAMAN ABSTRACT ................................ ................................ ....................... vii

HALAMAN MOTTO ................................ ................................ ............................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................ ................................ ............. ix

KATA PENGANTAR ................................ ................................ ........................... x

DAFTAR ISI ................................ ................................ ................................ ......... xii

DAFTAR TABEL ................................ ................................ ................................ . xiv

DAFTAR GAMBAR ................................ ................................ ............................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................ ................................ .......................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ................................ ................................ ................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................ ................................ .... 1

B. Identifikasi Masalah ................................ ................................ .......... 4

C. Pembatasan Masalah ................................ ................................ ......... 5

D. Perumusan Masalah................................ ................................ ........... 5

E. Tujuan Penelitian ................................ ................................ .............. 6

F. Manfaat Penelitian................................ ................................ ............. 6

BAB II. LANDASAN TEORI ................................ ................................ .............. 8

A. Tinjauan Pustaka ................................ ................................ ................ 8

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................ ............................ 22

C. Kerangka Berpikir ................................ ................................ .............. 24

D. Perumusan Hipotesis ................................ ................................ .......... 26

BAB III.METODOLOGI PENELITIAN ................................ ............................... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................ ............................ 27

B. Populasi dan Sampel................................ ................................ .......... 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

C. Variabel Penelitian ................................ ................................ ............ 28

D. Rancangan Penelitian................................ ................................ ......... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ................................ ................................ . 30

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................ ............. 32

G. Teknik Analisis Data ................................ ................................ ......... 35

BAB IV.HASIL PENELITIAN................................ ................................ .............. 39

A. Deskripsi Data ................................ ................................ ................... 39

B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................ .............................. 56

C. Pengujian Hipotesis ................................ ................................ ........... 57

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................ ........................ 58

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................ ............... 61

A. Simpulan ................................ ................................ ........................... 61

B. Implikasi ................................ ................................ ........................... 61

C. Saran ................................ ................................ ................................ . 62

DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ............................ 64

LAMPIRAN ................................ ................................ ................................ .......... 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................................ .......... 11

2. Bentuk Neraca Lajur 8 Kolom................................ ................................ ......... 21

3. Bentuk Neraca Lajur 10 Kolom ................................ ................................ ....... 21

4. Bentuk Neraca Lajur 12 Kolom ................................ ................................ ....... 21

5. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ................................ . 27

6. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................ ................................ ................... 31

7. Ringkasan Uji Daya Beda Soal ................................ ................................ ....... 48

8. Ringkasan Tingkat Kesuakaran Soal ................................ ............................... 49

9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ................... 49

10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ............. 50

11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol ................................ . 52

12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Ekspe rimen .......................... 53

13. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat

Perlakuan ................................ ................................ ................................ ........ 54

14. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen Setelah

Mendapat Perlakuan................................ ................................ ........................ 55

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Skema Kerangka Berfikir tentang Penerapan Metode NHT dan Metode

Ceramah ................................ ................................ ................................ ........ 11

2. Pola Penelitian ................................ ................................ ................................ 29

3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sukoharjo ................................ ................. 47

4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol .. 50

5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemamp uan Awal Kelompok

Eksperimen ................................ ................................ ................................ ..... 51

6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol ................ 52

7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen ......... 53

8. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah

Mendapat Perlakuan................................ ................................ ........................ 55

9. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen

Setelah Mendapat Perlakuan ................................ ................................ ........... 56

10. Pembelajaran dengan Metode Ceramah pada Kelompok Kontrol .................... 147

11. Pembelajaran dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada

Kelompok Eksperimen ................................ ................................ .................... 147

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol ........................ 66

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen ................. 78

3. Soal Uji Coba................................ ................................ ................................ .. 90

4. Soal Post-Test ................................ ................................ ................................ . 98

5. Lembar Kerja Siswa ................................ ................................ ........................ 106

6. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 (Kelas Uji Coba) ................................ ...... 107

7. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 4 (Kelompok Kontrol) ................................ 108

8. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 2 (Kelompok Eksperimen) .......................... 109

9. Perhitungan Validitas ................................ ................................ ...................... 110

10. Menghitung Validitas Item Soal No. 1 ................................ ............................ 113

11. Perhitungan Reliabilitasi ................................ ................................ ................. 114

12. Menghitung Reliabilitas dengan Rumus KR-20................................ ............... 118

13. Perhitungan Uji Daya Beda Soal ................................ ................................ ..... 119

14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ................................ ............................... 121

15. Data Induk Penelitian ................................ ................................ ...................... 123

16. Distribusi Frekuensi Data Awal Kelompok Kontrol ................................ ........ 124

17. Distribusi Frekuensi Data Awal Kelompok Eksperimen ................................ .. 126

18. Distribusi Frekuensi Data Akhir Kelompok Kontrol ................................ ........ 128

19. Distribusi Frekuensi Data Akhir Kelompok Eksperimen ................................ . 130

20. Data Selisih Nilai Awal dan Nilai Akhir ................................ .......................... 132

21. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen .......................... 133

22. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol ................................ 134

23. Perhitungan Uji Kesetaraan (Matching)................................ ........................... 135

24. Perhitungan Uji Prasyarat Analisis ................................ ................................ .. 137

25. Tabel Persiapan................................ ................................ ............................... 140

26. Perhitungan Uji t-test disain Matched Group (MG) ................................ ......... 142

27. Daftar Nama Kelompok Numbered Heads Together (NHT) ............................ 146

28. Format Pelaksanaan Metode Numbered Heads Together (NHT) ..................... 147

29. Foto Pembelajaran ................................ ................................ .......................... 150

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

30. Tabel Distribusi r ................................ ................................ ............................ 151

31. Tabel uji-t ................................ ................................ ................................ ....... 152

32. Tabel Distribusi F ................................ ................................ ........................... 153

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari waktu ke waktu

semakin pesat. Arus globalisasi juga semakin hebat. Akibat dari fenomena ini

muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

pendidikan. Pendidikan di suatu negara memegang peranan yang sangat penting

untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara karena pendidikan

merupakan sarana yang paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Ada tiga unsur

utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas

pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum.

Melalui perubahan kurikulum diharapkan mampu meningkatkan kualitas

pendidikan yang secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia

Indonesia seutuhnya. Selain pembaharuan kurikulum hal yang perlu diperhatikan

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah peningkatan kualitas

pembelajaran dalam hal ini proses pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas

memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam hal ini guru memegang peranan yang sangat penting akan keberhasilan

proses pembelajaran tersebut. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran, maka guru harus memperbaiki pola pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan atau metode pembelajaran yang dinilai efektif dan efisien

oleh guru untuk diterapkan di kelas. Penggunaan metode pembelajaran tertentu

memungkinkan guru untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

Dewasa ini pendidikan hanya menitikberatkan pada tercapainya tujuan

pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses pencapaian tujuan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kalangan pendidik dalam proses pencapaian tujuan pendidikan harus

memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan tujuan pendidikan. Pemenuhan

kebutuhan masyarakat berkaitan dengan hasil belajar siswa, guna mendapatkan

hasil belajar yang baik seseorang dalam hal ini pendidik hendaknya dapat memilih

dan menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa

dan kebutuhan masyarakat, karena pemilihan metode yang tepat akan memberikan

motivasi pada siswa untuk belajar. Guru yang baik harus menguasai berbagai

macam metode mengajar, sehingga dapat memilih dan menentukan metode serta

pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada pokok bahasan tertentu pula.

Berdasarkan pengamatan awal pada waktu Program Pengalaman

Lapangan (PPL) yang peneliti lakukan di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo

dan wawancara dengan guru pamong bahwa metode mengajar yang sering

digunakan dalam proses belajar mengajar pada saat ini adalah metode ceramah.

Karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan, dan tidak perlu

peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif

besar. Di dalam pembelajaran, guru dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak

otoriter, guru mendominasi kelas, guru mengajarkan ilmu, guru langsung

membuktikan dalil-dalil, dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan

siswa harus duduk rapi mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru,

mencontoh cara-cara guru dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat

mengakibatkan siswa bertindak pasif. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya

kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk menganalisa suatu

permasalahan kurang berkembang.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dalam jurnal yang peneliti kaji

bahwa metode ceramah sebagai bentuk pengajaran yang digunakan oleh guru

untuk mengalihkan informasi kepada sekelompok besar peserta didik yang

bersifat verbal. Metode ceramah merupakan suatu pengajaran tradisional dimana

pembelajaran berpusat pada guru. Guru sering menggunakan metode ceramah

karena keterbatasan waktu dan buku teks.

Akibat dari permasalahan tersebut menyebabkan para siswa kurang

antusias dalam menerima pelajaran. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa masih ada 13 siswa dari 38 siswa yang nilainya masih dibawah nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 65. Oleh karena itu guru akuntansi SMA diharapkan dapat memilih

metode pembelajaran yang sesuai kondisi sekolah maupun kondisi siswanya.

Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, guru diharapkan dapat

menyampaikan materi akuntansi dengan lebih interaktif, menarik dan

menyenangkan. Dengan demikian siswa akan lebih antusias dalam mengikuti

proses belajar megajar.

Berkaitan dengan masalah di atas, maka perlu diupayakan suatu bentuk

metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi

akuntansi dengan lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi

kesulitan belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang tidak

hanya mampu secara materi saja tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat

formal. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan

juga dapat membuat siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar

semaksimal mungkin. Yaitu dengan siswa menerapkan pengetahuannya, belajar

memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya,

mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan, dan mempunyai

tanggung jawab terhadap tugasnya.

Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik siswa dalam

pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merujuk

pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk

mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan

dalam pemahaman masing-masing siswa. Siswa-siswa dalam kelompok

kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam

kelompok tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan (Slavin,

2008: 4).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Salah satu pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode

Numbered Heads Together (NHT) merupakan pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif

terhadap struktur kelas tradisional untuk meningkatkan penguasaan akademik.

NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan

pertimbangan jawaban yang paling tepat dengan kerjasama antar siswa. Anita Lie

(2005: 60) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan Numbered Heads

Together (NHT):

1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. 4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka. Melalui penerapan metode NHT diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dan mampu menuntun siswa untuk memahami konsep akuntansi

dengan lebih baik. Selain itu, siswa diharap dapat melatih dan meningkatkan

keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa lain agar tercipta

suasana yang menarik, santai dan dapat terbentuknya rasa dan aktivitas sosial

siswa di kelas dapat terwujud dengan baik. Maka dari itu penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: “Studi Komparasi Metode Numbered Heads

Together (NHT) dan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, ada beberapa permasalahan

yang muncul dalam proses belajar mengajar tersebut antara lain:

1. Mengapa pembelajaran akuntansi kurang menarik perhatian siswa dengan

metode pembelajaran yang kurang bervariatif?

2. Mengapa dalam pembelajaran dengan metode ceramah siswa cenderung

pasif?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Apakah metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa?

4. Diantara metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah

manakah yang lebih efektif dan tepat diterapkan?

5. Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan

metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi

permasalahan pada “Studi Komparasi Metode Numbered Heads Together (NHT)

dan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS

SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk memperoleh

gambaran dan persepsi yang sama maka disajikan definisi operasional dari

pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Metode Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu tipe dari pengajaran

kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat.

2. Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara

memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik.

3. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar.

Prestasi belajar akuntansi dibatasi pada prestasi belajar siswa yang dicapai

melalui pokok bahasan neraca lajur.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang diajar

dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan

metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun

Ajaran 2010/2011?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Apakah metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan

dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan

yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar akuntansi antara

siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together

(NHT) dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2

Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui apakah metode Numbered Heads Together (NHT) lebih

efektif dibandingkan dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat

secara teoretis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang

bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai pemilihan metode pengajaran

yang tepat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari ilmu

pengetahuan khususnya di bidang akuntansi sehingga siswa dapat

meningkatkan prestasi belajar akuntansi.

b. Bagi Guru

Sebagai motivasi untuk menerapkan metode Numbered Heads Together

(NHT) dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu sebagai metode alternatif dalam mengajarkan materi yang lebih

menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.

c. Bagi Peneliti

Memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon guru dalam memilih

dan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) sebagai

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran

Syaiful Sagala (2003: 61) mengemukakan bahwa “Pembelajaran adalah

setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu

kemampuan dan atau nilai yang baru”. Proses pembelajaran pada awalnya

meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa.

Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran

merupakan modal utama dalam penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator

suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dimyati dan Mujiono (1999: 297) menyatakan bahwa “Pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar”. UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam Syaiful Sagala (2003: 62) menyatakan

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Oemar Hamalik (2003: 57) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran”. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri siswa, guru, dan

tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi,

slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari

ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi

jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, dan ujian.

Agus Suprijono (2010: 13) menyatakan bahwa “Pembelajaran

berdasarkan makna lesikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari”.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran guru

menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bertolak pada pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk

membuat siswa belajar sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi pelajaran pada suatu lingkungan belajar.

2. Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2010: 14) mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif

merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham

konstruktivis”. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda.

Agus Suprijono (2010: 54) mengemukakan bahwa “Pembelajaran

kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.

Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di

mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan

bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian

tertentu pada akhir tugas.

Slavin (2008: 4) mendefinisikan bahwa ”Pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran”. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk

mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini dan menutup kesenjangan

pemahaman mereka. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan

pencapaian prestasi para siswa dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat

mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas

yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 

Roger dan David Johnson (Agus Suprijono, 2010: 58) mengemukakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

a. Saling ketergantungan positif b. Tanggung jawab perseorangan c. Interaksi promotif d. Komunikasi antaranggota e. Pemrosesan kelompok

Isjoni (2010: 27) mengemukakan ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif

antara lain:

a. Setiap anggota memiliki peran

b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-

teman sekelompoknya

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal

kelompok

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah ini ditunjukkan pada

tabel berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11 

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap

belajar

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik secara verbal

Fase 3: Organize students into

learning teams

Mengorganisir peserta didik ke dalam

tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang tata cara

pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien

Fase 4: Assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan prestasi individu maupun

kelompok

Kelebihan pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker (1993)

dalam Isjoni (2010: 36) antara lain:

1) Saling ketergantungan yang positif.

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.

3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.

5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan

guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 

6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

yang menyenangkan.

Kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010: 18)

bersumber pada dua faktor, yaitu:

1) Faktor dari dalam (intern)

a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping

itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang memadai.

c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan

topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak

yang tidak sesuai dengan waktu yang telah disediakan.

d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif

2) Faktor dari luar (ekstern)

Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah, yaitu

semakin pudarnya kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu

pelaksanaan tes yang terpusat seperti EBTA/EBTANAS sehingga

kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk

keberhasilan perolehan NEM.

3. Metode Numbered Heads Together (NHT)

a. Pengertian Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama

adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas

tradisional. Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh

Spenser Kagen dalam Triadi (2010:82) untuk melibatkan lebih banyak siswa

dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 

Anita Lie (2002: 59) menyatakan bahwa “Numbered Heads Together

(NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif

pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain

itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat kerjasama mereka. Metode ini dapat digunakan untuk semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik. Satu aspek penting dalam

pengajaran kooperatif adalah bahwa di samping pengajaran kooperatif membantu

mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara

siswa, pengajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pengajaran

akademis mereka.

NHT sebagai metode pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah

variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa

tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili

kelompok tersebut. Menurut Muhammad Nur (2005: 78), dengan cara tersebut

akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat

baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Selain itu metode pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif

terhadap prestasi belajar siswa. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep

ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru seperti yang

diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000: 7) bahwa dengan belajar kooperatif akan

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan

memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademis.

Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18) mengemukakan ada beberapa

manfaat dalam metode NHT terhadap siswa yang prestasi belajar yang rendah,

antara lain adalah :

1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14 

2) Memperbaiki kehadiran

3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5) Konflik antara pribadi berkurang

6) Pemahaman yang lebih mendalam

7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

8) Prestasi belajar lebih tinggi

b. Prosedur pelaksanaan Numbered Heads Together (NHT)

Anita Lie (2002: 60) mengemukakan prosedur pelaksanaan pengajaran

kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together adalah sebagai

berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor.

2) Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan

setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban tersebut.

4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka.

Triadi (2010: 82) mengemukakan bahwa untuk mengoptimalkan

pelaksanaan pengajaran Numbered Heads Together (NHT) guru menggunakan

struktur empat fase, sebagai berikut :

Fase 1. Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada

setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

Fase 2. Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat

bervariasi atau spesifik.

Fase 3. Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan

setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 

Fase 4. Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai

mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas.

4. Metode Ceramah

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 16) mengemukakan bahwa

“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan

penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Penggunaan metode

ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yang

berperan penting dalam proses pembelajaran.

Syaiful Sagala (2003: 201) mendefinisikan “Ceramah adalah sebuah

bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta

didik”. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat

menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya.

Metode ceramah merupakan metode yang boleh dikatakan metode

tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.

Penyampaian materi pelajaran secara lisan sangat berbeda dengan penyampaian

secara tertulis, karena dalam cara ini siswa sangat tergantung pada cara guru

mengajar.

Berdasarkan pendapat diatas yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat

disimpulkan bahwa metode ceramah adalah suatu penyampaian materi pelajaran

oleh guru secara lisan kepada peserta didik. Mulyani Sumantri dan Johar Permana

(2001: 117) mengemukakan tujuan metode ceramah adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu

bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan

tulisan hasil ceramah guru.

b. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting yang

terdapat dalam isi pelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16 

c. Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin

tahu melalui pemerkayaan belajar.

d. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang

dan menyinggung penjelasan teori dan prakteknya.

e. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya memperjelas

prosedur yang harus ditempuh peserta didik.

Proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-sehari di sekolah

penggunaan metode ceramah paling populer di kalangan guru. Sebelum metode

lain dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan. Dalam

pelaksanaannya, metode ceramah tidaklah harus dihilangkan sama sekali,

melainkan bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien.

Oleh karena itu disarankan agar guru-guru mengikuti langkah-langkah seperti

yang dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2003: 202) sebagai berikut:

a. Melakukan pendahuluan sebelum materi baru diajarkan

1) Menjelaskan tujuan lebih dahulu kepada peserta didik

2) Mengemukakan pokok materi yang akan dibahas

3) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang

menarik perhatian mereka

b. Menyajikan materi baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap

terpelihara

2) Menyajikan pelajaran yang sistematis

3) Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif

4) Membangkitkan motivasi belajar secara terus-menerus selama pelajaran

berlangsung

5) Menggunakan media pelajaran yang variatif yang sesuai dengan tujuan

pelajaran

c. Menutup pelajaran pada akhir pelajaran

1) Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah dibahas

2) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi

pelajaran yang telah diberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 

3) Melaksanakan penilaian secara komprehesif

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 118-119) mengemukakan

kelebihan dan kelemahan dari metode ceramah diantaranya sebagai berikut:

a. Kelebihan dari metode ceramah adalah sebagai berikut:

1) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat

biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta

didik

2) Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan

peralatan dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap

ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis

3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat

belajar dari sumber lain

4) Memperoleh penguatan bagi guru dan pesrta didik yaitu guru

memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari perseta

didik atas perhatian yang ditunjukan peserta didik dan peserta didikpun

merasa senang dan mengargai guru bila ceramah guru meninggalkan

kesan dan berbobot

5) Ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena

guru dapat menjelaskan topik dengan mengkaitkannya dengan kehidupan

sehari-hari.

b. Kekurangan metode ceramah adalah sebagai berikut :

1) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru

kurang dapat mengorganisasikannya

2) Menimbulkan verbalisme pada peserta didik

3) Materi ceramah terbatas pada apa yang diinginkan guru

4) Merugikan peseta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan

5) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus

6) Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman

7) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik

8) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18 

5. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Hakikat Belajar

Belajar merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia.

Proses belajar dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku

dimanapun dan kapanpun. Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2010: 2)

belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang

melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari

proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Syaiful Sagala (2003: 37) mendefinisikan “Belajar adalah suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan peraktek atau pengalaman

tertentu”. Belajar membawa perubahan tingkah laku pada pengalaman dan latihan,

dengan adanya perubahan yang terjadi maka akan didapatkan kecakapan baru dari

usaha yang disengaja.

Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan”. Tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya menurut. Hal yang sama juga dikemukakan oleh

Muhibbin Syah (2005: 92) mendefinisikan “Belajar adalah suatu proses perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan dalam interaksi

dengan lingkungannya.

b. Hakikat Prestasi Belajar

Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) menyatakan bahwa “Prestasi belajar

adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Sedangkan menurut

Syaifudin Azwar (2002: 9) prestasi belajar adalah hasil maksimal seseorang dalam

menguasai materi-materi yang telah diajarkan. Prestasi belajar merupakan fungsi

yang penting dari suatu pembelajaran. Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19 

Syaiful Bahri (1994: 20) menyatakan bahwa “Prestasi adalah apa yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

jalan keuletan kerja”.

Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain: a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik. b) Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Berdasarkan fungsi dari prestasi belajar yang telah disebutkan diatas,

maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa

baik individual maupun kelompok. Hal tersebut disebabkan karena prestasi belajar

tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga

berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan

pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar

mengajar ataupun tidak.

Bertolak dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil pengukuran terhadap

penguasaan materi yang telah dipelajari dalam bentuk nilai. Prestasi belajar

diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun

kelompok.

6. Tinjauan Mata Pelajaran Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA

Negeri 2 Sukoharjo khususnya pada jurusan ilmu sosial (IPS). Fungsi dari mata

pelajaran ini adalah mengenalkan kepada siswa dan memberi bekal pengetahuan

pada siswa mengenai akuntansi.

American Accounting Association dalam Amir Suhadimanto (2003: 2)

mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “Suatu proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20 

mengidentifikasi/mengenali, mengukur, dan mengumpulkan informasi ekonomi

untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas

dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Sedangkan

American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Amir

Suhadimanto (2003: 2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “Seni

pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan

dinyatakan dalam nilai mata uang, semua transaksi serta kejadian yang sedikitnya

bersifat finansial dan dari catatan itu dapat ditafsirkan hasilnya.”

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka secara garis besar

pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,

dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada

suatu entitas (badan usaha) dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh

pihak-pihak yang berkaitan untuk pengambilan keputusan.

b. Neraca Lajur

Amir Suhadimanto (2003: 120) mengemukakan bahwa ”Neraca lajur

adalah suatu daftar yang terbagi dalam kolom-kolom neraca saldo, ayat

penyesuaian, neraca sisa disesuaikan, laba rugi dan neraca yang khusus dibuat

untuk menata dalam bentuk yang serasi dan sistematika semua data akuntansi

yang diperlukan pada akhir periode akuntansi”.

Rusdiarti (2008: 219) menyatakan bahwa ”Neraca lajur adalah daftar

dengan kolom-kolom tertentu yang digunakan untuk mempermudah dalam

penyusunan laporan keuangan”.

Fungsi dari neraca lajur adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui akibat dari sesuatu ayat penyesuaian, sebelum ayat ini dijurnal dan

dimasukkan ke dalam buku besar.

2) Memilih/menyortir saldo perkiraan-perkiraan yang elah disesuaikan ke dalam

lajur-lajur yang semestinya di neraca lajur sehingga dapat dengan mudah untuk

menentukan perkiraan-perkiraan riil maupun nominal.

3) Menghitung dan membuktikan kebenaran dalam penghitungan laba.

Bentuk neraca lajur ada berbagai macam, antara lain sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21 

1) Neraca lajur 8 kolom

Pada neraca lajur 8 kolom, untuk kolomnya terdiri atas neraca saldo

(D/K); ayat penyesuaian (D/K); laba rugi (D/K); neraca (D/K).

Tabel 2. Bentuk Neraca Lajur 8 Kolom

2) Neraca lajur 10 kolom

Pada neraca lajur 10 kolom, untuk kolomnya terdiri atas neraca saldo

(D/K); ayat penyesuaian (D/K); neraca saldo yang disesuaikan (D/K); laba rugi

(D/K); neraca (D/K).

Tabel 3. Bentuk Neraca Lajur 10 Kolom

3) Neraca lajur 12 kolom atau lebih

Pada neraca lajur 12 kolom, seperti neraca lajur 10 kolom, tetapi

ditambah dengan kolom tertentu (misalnya, laba ditahan D/K; laporan harga

pokok produksi).

Tabel 4. Bentuk Neraca Lajur 12 Kolom

No. Akun

Nama Akun

Neraca Sisa

Ayat Penyesuaian

NS Disesuaikan Laba/Rugi Perbhn.

Ekuitas Neraca

D K D K D K D K D K D K

No. Akun Nama Akun

Neraca Saldo

Ayat Penyesuaian Laba/Rugi Neraca

D K D K D K D K

No. Akun

Nama Akun

Neraca Sisa Ayat Penyesuaian

NS Disesuaikan Laba/Rugi Neraca

D K D K D K D K D K

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22 

Langkah-langkah untuk menyusun neraca lajur, antara lain sebagi

berikut:

1) Mempersiapkan sarana atau bahan yang diperlukan dalam penyusunan neraca

lajur, seperti: neraca saldo, data penyesuaian, dan lembar neraca lajur.

2) Pada bagian atas lembar neraca lajur, ditulis judul yang terdiri atas nama

perusahaan, neraca lajur, dan tanggal penyusunan.

3) Tulis nomor dan nama akun sesuai dengan buku besar yang ada.

4) Kolom neraca saldo diisi dari jumlah neraca saldo.

5) Kolom ayat penyesuaian diisi sesuai dengan debit dan kredit dari jurnal

penyesuaian.

6) Neraca saldo disesuaikan diisi dengan cara membandingkan kolom neraca

saldo dengan kolom ayat penyesuaian. Jika debit dengan debit dijumlahkan.

Jika kredit dengan kredit dijumlahkan, sedangkan jika debit dengan kredit

dikurangkan.

7) Dari kolom neraca saldo disesuaikan akun nominal (pendapatan dan beban)

diisikan pada kolom rugi laba sesuai debit kredit yang terdapat dalam neraca

saldo disesuaikan. Adapun akun riil (aktiva, utang, dan modal serta prive)

dimasukkan ke kolom neraca.

8) Jumlahkan semua kolom jumlah debit dan kredit. Untuk kolom neraca saldo

dan kolom ayat penyesuaian jumlah debit dan kredit harus seimbang. Untuk

kolom laba/rugi, bandingkan sisi debit dan kredit, lalu tentukan saldonya,

dengan ketentuan:

- Jika kolom L/R (debit) < L/R (kredit) = saldo laba

- Jika kolom L/R (debit) > L/R (kredit) = saldo rugi

9) Berdasarkan neraca lajur yang dibuat, disusun laporan keuangan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Endah Purwaningsih (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Studi

Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional

terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di MAN

Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/2008, menyimpulkan bahwa: a) Terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23 

pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap

prestasi belajar, , b) Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar,

2. A. Dakir, Endang Sri Markamah, Yenny. IS. Purwanti (2003) Paedagogia

Jilid 6 Nomor 2 dalam jurnal yang berjudul Penerapan Metode Pemecahan

Masalah dan Metode Ceramah Bervariasi dalam Pengajaran IPS Ditinjau dari

Klasifikasi Kemampuan Berfikir Verbal dan Intelegensi pada Mahasiswa D2

PGSD FKIP UNS (Suatu Studi Eksperimen), yang menyimpulkan bahwa ada

pengaruh interaksi antara metode mengajar dengan kemampuan berpikir

verbal dan intelegensi terhadap hasil belajar IPS melalui tes objektif 5,5%

maupun tes esai 1,5%.

3. Sazelli Abdul Ghani (2009) Jurnal Sains dan Matematik, Vol. 1, No. 1 yang

berjudul Cooperative Learning Versus The Lecture Method of Instruction in

An Introductory Statistics Course, yang menyimpulkan bahwa prestasi belajar

pada metode pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan

metode ceramah.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan

penelitian dari Endah Purwaningsih dan Sazelli Abdul Ghani adalah sama-sama

menggunakan metode ceramah dan menggunakan variabel prestasi belajar siswa,

sedangkan penelitian dari A. Dakir, Endang Sri Markamah, Yenny. IS. Purwanti

sama-sama menggunakan metode ceramah.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan

penelitian dari Endah Purwaningsih dan Sazelli Abdul Ghani adalah tidak

menjelaskan secara rinci metode yang digunakan dalam model pembelajaran

kooperatif dan penelitian dilakukan di MAN Karanganyar untuk mata pelajaran

ekonomi. Sedangkan penelitian dari A. Dakir, Endang Sri Markamah, Yenny. IS.

Purwanti melakukan penelitian pada mahasiswa D2 PGSD FKIP UNS dan

menerapkan metode pemecahan masalah bukan metode NHT.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24 

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai

pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk

mencapai prestasi belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang

sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan

kajian teori yang telah diuraikan penulis di depan, maka dapat dikemukakan

kerangka berpikir dalam penelitian ini.

1. Perbedaan prestasi belajar akuntansi siswa yang diajarkan menggunakan

metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah

Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran

dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan ini, diantaranya adalah metode mengajar. Penggunaan metode

mengajar cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam

mengajar. Pemilihan metode yang kurang tepat justru dapat menghambat

tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads Together

(NHT) membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Sedangkan

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah siswa pasif, siswa hanya

mendengarkan informasi dari guru saja.

Dengan demikian, metode mengajar sangat mempengaruhi prestasi

belajar siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Kenyataan ini terlihat

dalam keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif diterapkan daripada

metode ceramah

Salah satu metode mengajar yang sampai sekarang digunakan di SMA

Negeri 2 Sukoharjo adalah metode ceramah yang memungkinkan siswa

cenderung pasif dalam proses belajar mengajar karena guru lebih banyak

mendominasi. Serta prestasi belajar yang diperoleh siswa masih rendah.

Untuk itu perlu adanya metode mengajar yang sesuai. Metode pembelajaran

kooperatif dipandang cocok untuk membuat siswa ikut aktif dalam proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25 

belajar mengajar. Metode pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah

Numbered Heads Together (NHT) dimana siswa lebih banyak mendapat

kesempatan untuk belajar akuntansi secara mandiri dengan kerja kelompok,

saling bekerja sama, menyelesaikan perrsoalan bersama, membantu teman

yang kesulitan belajar serta menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh

guru dengan baik. Dengan penerapan metode NHT ini diharapkan prestasi

belajar yang diperoleh siswa lebih baik daripada penerapan metode ceramah.

Serta dapat diketahui hasil perbandingan prestasi belajar antara menggunakan

metode NHT dengan metode ceramah, manakah yang lebih efektif.

Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dua metode

pembelajaran yaitu dengan membandingkan penerapan proses belajar mengajar

metode NHT dengan metode ceramah. Dimana hasil dari dua pendekatan

pembelajaran tersebut dibandingkan, maka mekanisme pembelajaran tersebut

dapat digambarkan dalam skema berikut:

Gambar. 1. Skema Kerangka Berpikir tentang Penerapan Metode NHT dan

Metode Ceramah

Siswa

Kelompok

kontrol

Prestasi

belajar

Dibandingkan

Prestasi

belajar

Kelompok

eksperimen

Pengajaran dengan

metode ceramah

Pengajaran dengan

metode NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26 

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan

keterangan di atas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan

menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode

ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011.

2. Metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan metode

ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo khususnya di kelas

XI IPS, yang beralamat di Jalan Raya Solo-Kartasura, Mendungan, Kartasura,

Sukoharjo. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di lokasi ini

adalah:

a. Berdasarkan pengamatan awal peneliti di kelas XI IPS menunjukkan bahwa

prestasi belajar dengan menggunakan metode ceramah masih rendah.

b. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik sehingga siswa

cenderung bosan.

c. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa antara metode ceramah

dan metode Numbered Heads Together (NHT).

2. Waktu Penelitian

Peneliti merencanakan waktu pelaksanaan penelitian ini dari bulan

Desember 2010 sampai dengan bulan Mei 2011. Waktu ini meliputi kegiatan

persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 5. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Jenis Kegiatan Bulan Desember Januari Februari Maret April Mei

1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan Penelitian d. Penyusunan

Instrumen Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data b. Analisis Data c. Penarikan Hasil

3. Penyusunan Laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28 

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan

individu yang menjadi subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas XI IPS semester 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah

156 siswa.

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Sebagai wakil dari populasi maka sampel harus

benar-benar dapat diwakili.

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cluster

random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random)

terhadap kelompok – kelompok yang ada dalam populasi. Berdasarkan pengambilan

sampel yang diberlakukan, kelas XI IPS 4 yang berjumlah 38 siswa sebagai

kelompok kontrol dengan metode ceramah dan kelas XI IPS 2 yang berjumlah 38

siswa sebagai kelompok kontrol dengan metode Numbered Heads Together

(NHT).

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam

rangka menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah metode Numbered Heads Together (NHT) dan

metode ceramah.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan pada akibat atau

pengaruh yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Dengan data ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan penggunaan masing-

masing metode mengajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29 

D. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, karena bertujuan

untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan metode Numbered Heads Together

(NHT) dan metode ceramah. Menurut Sigit Santosa (2011: 33) bahwa penelitian

eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang baik untuk tujuan pengujian

hipotesis. Eksperimen dilakukan untuk menimbulkan gejala-gejala tertentu

melalui perlakuan-perlakuan tertentu oleh peneliti terhadap sampel percobaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen

semu (quasi-experimental-research) dengan pola Matched Group Design karena

peneliti tidak mungkin menempatkan subyek secara acak ke dalam kelompok-

kelompok. Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti memilih dua kelompok

subyek yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan eksperimental.

Sebelum suatu eksperimen dilakukan terlebih dahulu diadakan matching

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sutrisno Hadi (2004: 504)

kedua kelompok atau kelas diseimbangkan terlebih dahulu sehingga dua-duanya

berangkat dari titik tolak yang sama. Gambar pola penelitian ini adalah :

K X O

M Dibandingkan

K O

Gambar 2. Pola penelitian

Keterangan :

M : Menyamakan kedua kelas

K : Kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

X : Pengajaran dengan metode NHT

: Pengajaran dengan metode ceramah

O dan O : Tes akhir setelah perlakuan selesai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30 

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memilih sejumlah subyek secara acak dari suatu populasi.

2. Menggolongkan subyek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar

akuntansi siswa pada nilai ulangan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk

mengetahui apakah kedua kelompok telah seimbang sehingga kedua kelompok

berangkat dari titik yang sama.

4. Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelompok eksperimen diterapkan metode

Numbered Head Together (NHT) dan kelompok kontrol diterapkan metode

ceramah.

5. Mengadakan tes terhadap kedua kelas pada akhir pengajaran.

6. Hasil tes kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan prestasi yang di capai antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol.

7. Menggunakan tes statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk menentukan

apakah perbedaan nilai yang telah dihitung signifikan atau tidak.

 

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Tes

Untuk memperoleh data yang dipakai sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini menggunakan metode tes. Suharsimi Arikunto (1996: 138)

berpendapat bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Metode tes

digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar Akuntansi pada

pokok bahasan neraca lajur. Instrumen tes berbentuk tes obyektif. Tes obyektif

berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban dan masing-masing soal

hanya mempunyai satu jawaban benar. Soal tes tersebut disusun berdasarkan kisi-

kisi sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31 

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Uji Coba

Kompetensi Jml Item

Aspek yang Diukur C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Pengertian Kertas Kerja 8 3 1 2 2 - - 2. Neraca Saldo 1 - 1 - - - - 3. Ayat Jurnal Penyesuaian 2 - - - 2 - - 4. Neraca Saldo Disesuaikan 2 1 1 - - - - 5. Laba/Rugi 7 - 2 - 2 1 2 6. Neraca 2 - - 2 - - - 7. Penyelesaian Kertas Kerja 8 - - 2 - 1 5

Jumlah 30 4 5 6 6 2 7 % 100.00 13.33 16.67 20.00 20.00 6.67 23.33

Keterangan :

C1 : Soal pengetahuan

C2 : Soal pemahaman

C3 : Soal aplikasi

C4 : Soal analisis

C5 : Soal sintesis

C6 : Soal evaluasi

Penskoran tes obyektif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Benar = skor 1

Salah = skor 0

Pengubahan skor menjadi nilai prestasi belajar adalah sebagai berikut:

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

legger, dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk

Jumlah skor yang diperoleh X 10

Jumlah skor maksimal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32 

memperoleh data mengenai sejarah SMA Negeri 2 Sukoharjo, daftar nama siswa

yang menjadi sampel, data nilai ulangan siswa kelas XI IPS, dan data-data lain

yang dibutuhkan dalam penelitian.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, perlu terlebih dahulu

dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal

ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan instrumen yang lebih sahih dan

dapat diandalkan. Instrumen yang akan disebarkan kepada responden harus diuji

terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen valid dan reliabel atau tidak.

Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas

instrumen. Validitas tes diperoleh apabila tes dapat mengukur secara sahih apa

yang perlu diukur untuk mengetahui :

1. Validitas Butir

Arikunto (2002: 144) menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen”. Menurut Arikunto

(2002: 58) bahwa suatu tes dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran

tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan/keadaan sesungguhnya. Cara

menghitung validitas soal tes dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengkorelasikan skor total dengan menggunakan rumus product moment yang

dikemukakan oleh Pearson (Suharsimi Arikunto, 2002: 72) yaitu:

Keterangan :

rxy : Korelasi Product Moment

N : Banyaknya siswa

X : Skor butir Soal

Y : Skor total

ΣXY : Jumlah (X)(Y)

})({})({).(

2222 YYNXXNYXXYNrxy

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33 

Angka hasil perhitungan korelasi Product Moment (rxy) tersebut,

kemudian dikonsultasikan dengan tabel (rxy) pada taraf signifikansi 5%. Butir soal

dikatakan baik jika rhitung ≥ r tabel.

Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Suharsimi

Arikunto (2002: 67) validitas isi merupakan pengukuran tujuan khusus tertentu

yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Tercapainya validitas

isi itu sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi

buku pelajaran. Yang dilakukan dengan cara menyusun tes berdasarkan kisi-kisi

tes dengan tujuan pengajaran pada rancangan pembelajaran akuntansi.

 

2. Reliabilitas Tes Prestasi Belajar

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya pula.

Suharsimi Arikunto (2006: 187) mengemukakan untuk menguji

reliabilitas dapat digunakan rumus Kuder dan Richardson (K-R 20) sebagai

berikut:

r11k

k 1

Vt ΣpqVt

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

vt : varians total

p : proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

1

0

1

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34 

Angka hasil perhitungan reliabilitas (r11) tersebut, kemudian

dikonsultasikan dengan tabel (r11) pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan

reliabel jika rhitung ≥ r tabel.

3. Analisis Butir Meliputi Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Beda

a. Tingkat kesukaran soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar, sehingga dapat dikerjakan semua anak dalam kelompok kelas tersebut. Soal

yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya.

Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa

dan membuat siswa malas untu mengerjakannya. Menurut Suharsimi Arikunto

(2002: 208) untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus :

Dimana : P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta tes.

Suharsimi Arikunto (2002: 208) mengemukakan bahwa ketentuan yang

sering digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal sering diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Soal dengan tingkat kesukaran 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

2) Soal dengan tingkat kesukaran 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

3) Soal dengan tingkat kesukaran 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

b. Daya Beda

Perhitungan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal

mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai berdasaran

kriteria tertentu. Suharsimi Arikunto (2002: 211) menyatakan bahwa “Daya beda

butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal

membedakan kelompok berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang

P = B

JS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35 

berprestasi rendah (kelompok bawah) dari peserta tes”. Semakin tinggi nilai daya

pembeda suatu butir soal, semakin mampu membedakan anak yang berprestasi

tinggi dengan anak yang berprestasi rendah.

Untuk mengetahui daya beda tersebut dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

Di mana :

D = Daya beda

JA = Jumlah peserta kelompok atas

JB = Jumlah peserta kelompok bawah

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Suharsimi Arikunto, 2002: 213)

Suharsimi Arikunto (2002: 218) mengemukakan bahwa ketentuan yang

sering digunakan untuk menentukan daya beda sering diklasifikasikan sebagai

berikut:

1) D = 0,00 – 0,20 : Jelek

2) D = 0,20 – 0,40 : Cukup

3) D = 0,40 – 0,70 : Baik

4) D = 0,70 – 1,00 : Baik Sekali

Apabila langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan berarti persyaratan

butir tes sebagai alat pengumpul data telah dapat dipenuhi.

G. Teknik Analisis Data

1. Prasyarat Analisis

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan

matching sample antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Matching sample

dilakukan untuk menyeimbangkan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen

BAB

B

A

A PPJB

JBD −=−=

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36 

dan kelas kontrol, agar keduanya berangkat dari titik tolak yang sama dalam

eksperimen. Teknik matching sample yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Mean Matching

Sutrisno Hadi (2004: 505) mengemukakan uji ini digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya persamaan mean antara kedua kelompok. Untuk

menguji statistik yang digunakan adalah dengan mean matching, rumus yang

digunakan yaitu:

Σ

Σ

= Mean kelompok kontrol

= Mean kelompok eksperimen

Σ = Jumlah nilai awal kelompok kontrol

= Jumlah siswa kelompok kontrol

Σ = Jumlah nilai awal kelompok eksperimen

= Jumlah siswa kelompok eksperimen

b. Varian Matching

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki

tingkat varian data yang sama atau tidak. Sutrisno Hadi (2004: 505)

mengemukakan untuk menguji kesamaan dua varian data dari kedua kelompok

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel

yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika F hitung < F tabel dan

Ho ditolak jika F hitung > F tabel.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37 

c. t - Matching

Uji ini digunakan untuk mencari perbedaan mean maupun

variabilitasnya. Sutrisno Hadi (2004: 508) mengemukakan rumus t-matching

adalah sebagai berikut :

² ²

Keterangan :

t : t-matching

M : Mean kelas kontrol

M : Mean kelas eksperimen

SD : Standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan

SD : Standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan

Derajat kebebasan dari t-matching adalah (n1 + n2 – 2). Berdasarkan

hasil konsultasi tabel dapat menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. th > tt, menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen.

b. th < tt, menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen, yang artinya bahwa kedua kelompok seimbang

dan dapat dilaksanakan eksperimen.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang telah dikemukakan perlu untuk diuji kebenarannya agar

dapat segera diketahui jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti, sehingga

dapat ditarik suatu kesimpulan. Hal ini dapar dilakukan dengan menganalisis data-

data yang terkumpul. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik, yaitu

dengan melakukan uji beda dua mean. Teknik ini merupakan salah satu uji

statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya

perbedaan prestasi belajar akuntansi antara kelompok yang diterapkan metode

Numbered Heads Together (NHT) dan kelompok yang diterapkan ceramah.

Penilaian hasil akhir dari eksperimen menggunakan pola Matched

Groups yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38 

eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus t-test, seperti yang

dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2004: 509) sebagai berikut:

²M ²M 1 r²

Derajat kebebasan untuk t-test matched groups adalah (nk – 1) + (ne – 1) – 1.

Rumus untuk menjelaskan r adalah sebagai berikut:

r² Σ

Σ ² Σ ²

Dimana:

Σ ΣΣ Σ

Σ ² Σ ²Σ ²

Σ ² Σ ²Σ ²

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi dari skor matching dan skor treatment (hasil

eksperimen)

Mk : mean kelompok kontrol

Me : mean kelompok eksperimen

SD2Mk : standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan

SD2Me : standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan

Dari pengujian yang dilakukan akan diperoleh dua kemungkinan, yaitu :

a. th > tt, menunjukkan adanya perbedaan antara variabel-variabel penelitian

yang signifikan pada taraf signifikansi 5%, berarti hipotesis nol

ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

b. th <tt, menunjukkan tidak adanya perbedaan antara variabel-variabel

penelitian yang signifikansi pada taraf signifikansi 5%, berarti

hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak.

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Umum

a. Sejarah Berdirinya S M A Negeri 2 Sukoharjo

SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Raya Solo Kartasura,

Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo merupakan jelmaan dari SMA UNS

Sebelas Maret Surakarta yang berubah status dari SMA Swasta menjadi SMA

Negeri. Adapun sejarah berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah sebagai

berikut:

Tahun 1967: Berdirilah SMA IKlP Negeri Surakarta bertempat di SMP 8

Surakarta yang diprakarsai oleh Bapak Drs. Sumantyo

Martohadmodjo selaku Rektor IKlP Surakarta. Adapun Kepala

Sekolah pada waktu itu adalah:

» Bapak Drs. Jayeng Sugiyanto, kemudian dilanjutkan oleh

» Bapak Drs. Sasbani

Tahun 1972: SMA IKlP yang berlokasi di SMP 8 pindah ke Kampus IKIP

Mesen Jln. Urip Sumoharjo

Tahun 1976: SMA IKIP Surakarta berganti nama menjadi SMA UNS

Sebe1as Maret Surakarta dengan status swasta. Adapun Kepala

Sekolah yaitu:

» Bapak Drs. Suyono, kemudian dilanjutkan oleh

» Bapak Drs. SoenaIjo Basuki

Tahun 1982: Bulan April 1982, SMA UNS berpindah tempat dari Kampus

UNS Mesen (dulu IKIP Mesen) ke Mendungan, Pabelan,

Kartasura.

Tahun 1987: Dengan terbitnya Surat Keputusan Mendikbud RI nomor:

0887/0/1986 tanggal 22 Desember 1986 tentang Pembukaan

dan Penegerian Sekolah Menengah umum Tingkat Atas, maka

pada tanggal 5 Maret 1987 SMA UNS diresmikan menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40 

SMA Negeri 2 Sukoharjo oleh Bapak Drs. GBPH Poeger,

kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Ibu Dra. Sridadi

Murjadji (sejak 5 Maret 1987 s.d 15 Januari 1992); Dengan

demikian sejak 5 Maret 1987 SMA UNS Sebelas Maret

Surakarta berubah status menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo,

yang kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak

Moenawir, BA.

Tahun 1997: Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud nomor: 035/0/1997

tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA

menjadi SMU, serta Organisasi dan Tata Kerja SMU, maka

SMA Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMU Negeri

2 Sukoharjo

Tahun 2004: Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Sukoharjo nomor: 421.3.5/124 tanggal 4 Mei 2004 tentang

perubahan Nomenklatur Sekolah, SMU Negeri 2 Sukoharjo

berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo

Berikut ini nama-nama pejabat Kepala Sekolah sejak berdirinya SMA

UNS sampai sekarang yaitu SMA Negeri 2 Sukoharjo:

1. Drs. Jayeng Sugiyarto Th. 1967 - 1972

2. Drs. Sasbani Th. 1972 - 1976

3. Drs. Suyono Th. 1976 - 1979

4. Drs. Soenarjo Basuli Th. 1979 - 1983

5. Drs. Sridadi Murjadji Th. 1987 - 1992

6. Moenawir, BA Th. 1992 - 1995

7. Drs. Sukardi Th. 1995 - 1996

8. Drs. Sumadi Th. 1996 - 2002

9. Drs. Soeparman Th. 2002 - 2004

10. Drs. Djohar Arifin Th. 2004 - 2006

11. Drs. Joko Sugiharto, M. Pd Th. 2006 - 2011

12. Drs. Bambang Suryono,Dipl.Ed Th. 2011 - sekarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41 

b. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah

1) Visi

Visi dalam bahasa latin videre yang berarti melihat, dan dalam bahasa

Inggris vision yang berarti melihat, penglihatan, gambaran, bayangan, atau

impian. Hubungannya dengan sekolah, adalah gambaran warga sekolah tentang

kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk masa depan yang lebih baik, dan sifat

mana yang akan dijadikan cirri khasnya. Dengan demikian visi berarti sekolah

memiliki cara pandang untuk menentukan langkah – langkah yang terarah untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Semua program akademik, manajemen maupun

administratasi disesuaikan dengan visi sekolah. Dalam menentukan visi

diperlukan pemahaman akan minat dan kebutuhan masyarakat, para orang tua

siswa, guru dan staf karyawan. Pendidikan Nasional di masa depan titik berat

perhatiannya pada aspek kurikulum, sarana prasarana, tenaga kependidikan,

manajemen pendidikan, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan

Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi pendidikan di SMA Negeri

2 Sukoharjo adalah "Terwujudnya Sekolah yang Memiliki Iman, Taqwa,

Cerdas, dan Terampil ".

2) Misi

Misi dalam bahasa latin mittere yang berarti mengirimkan, dalam bahasa

Inggris mission yang artinya pengiriman, pengutusa, penugasan, yang ditugasi

atau pengemban tugas. Hubungannya dengan sekolah, misi adalah rumusan

pernyataan dari sekolah sebagai lembaga institusi yang ditugasi mengemban

pengembangan pendidikan. Rumusan misi harus mengacu pada rumusan visi

Misi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah:

a) Meningkatkan efektifitas PBM

b) Meningkatkan Kualitas tenaga kependidikan.

c) Melengkapi sarana dan prasarana sesuai potensi serta kemampuan sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42 

d) Meningkatkan hubungan kerja sama dengan masyarakat yang berlandaskan

kepada : Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, untuk

mewujudkan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual dan ketrampilan.

3) Tujuan Pendidikan

Berdasarkan Undang – undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan mementuk watak serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi peserta didik

menjadi manusia berilmu, cakap, dan kreatif saja tetapi juga sehat, mandiri,

demokratis, bertanggung jawab, serta berakhlaq mulia. Dengan demikian,

pendidikan nasional diharapkan akan mampu mewujudkan manusia-manusia

pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan Nasional juga harus

mampu menumbuhkan jiwa patriotic dan rasa kesetiakawanan social. Sejalan

dengan itu, perlu di kembangkan juga iklim belajar mengajar yang dapat

menumbuhkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan

kreatif.

Untuk mewujudkan tujuan ini pemerintah menetapkan Standar Nasional

Pendidikan yang tertuang dalam PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

meliputi : 1) Standar isi, 2) Standar kompetensi lulusan, 3) Standar proses, 4)

Standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) Standar sarana dan prasarana, 6)

Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan, 8) Standar Penilaian Pendidikan.

Sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas,

berbagai kegiatan telah dilakukan, antara lain sebagai berikut :

a) Pemantapan Pelaksanaan kurikulum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43 

b) Peningkatan jumlah, jenis dan mutu dalam usaha peningkatan dan pemerataan

pelayanan pendidikan.

c) Peningkatan jumlah prasarana dan sarana pendidikan dalam rangka pelayanan

yang merata, yang dimulai dari Sekolah Dasar dan selanjutnya diikuti

Sekolah Lanjutan Tingkap Pertama dan Sekolah Menengah Umum.

d) Peningkatan mutu prasarana dan sarana pendidikan

e) Peningakomodasian dan implementasi sebagai kegiatan ekstrakulikuler untuk

mengikutsertakan berbagai kegiatan yang bersifat kemasyarakatan, seperti

Palang Merah Remaja, Kepramukaan, Kesenian, olah raga Prestasi,

ketrampilan dan lain – lain..

SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)

merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan

perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Mengacu kepada

tujuan tersebut diatas, maka Tujuan Pendidikan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a) Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai Ujian Sekolah (US) dan Ujian

Nasional (UN).

b) Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke pendidikan tinggi

minimal 50%.

c) Pencapaian rata – rata nilai kepribadian siswa (kelakuan, kerajinan, dan

kerapian) minimal B

d) Meningkatkan keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual

sehingga menghasilkan manusia yang utuh.

e) Pemenuhan standar sarana dan prasarana

f) Peningkatan ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, ruang administrasi,

untuk peningkatan KBM secara optimal

g) Peningkatan buku – buku bacaan majalah dan buku – buku penunjang

pembelajaran guru dan siswa di perpustakaan

h) Peningkatan alat dan media pendidikan, alat komunikasi, perangkat computer,

faximili dan internet.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44 

i) Pengembangan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi,

kompetensi dan profesionalisme guru

j) Meningkatkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam proses

pendidikan

k) Meningkatkan manajemen pendidikan yang berbasis sekolah

l) Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler siswa melalui kegiatan kepramukaan,

PKS, OSIS, Palasmada, Komputer, Seni Tari, Seni Musik, dsb.

4) Sasaran Program

Dengan berpedoman pada tujuan di atas, maka program SMA Negeri 2

Sukoharjo yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011 mendatang

adalah:

a) Di bidang Akademis

i) Peningkatan perolehan nilai US dan UN.

ii) Peningkatkan peringkat sekolah di tingkat provinsi berdasarkan nilai UN.

iii) Jumlah lulusan yang melanjutkan ke peguruan tinggi minimal 30%.

iv) Meningkatkan peringkat sekolah di tingkat kabupaten Sukoharjo.

v) Dalam penerimaan siswa baru harus berdasarkan pada syarat dan norma

yang telah ditentukan

vi) Dalam penerimaan siswa baru, prosentase siswa dari luar daerah

Sukoharjo minimal 20%, mengingat posisi SMA Negeri 2 Sukoharjo

berada di daerah perbatasan, serta dalam rangka peningkatan input siswa.

vii) Dalam menerima siswa pindahan, harus didasarkan pada norma dan etika

pengelolaan institusi pendidikan

viii) Dalam penerimaan siswa pindahan, dibentuk tim baru yang meliputi

Kepala sekolah, Wakasek Kesiswaan, dan BK.

ix) Peningkatan kualitas pembuatan perangkat input siswa

x) Meningkatkan input KBM yang menitik beratkan strategi pembelajaran.

xi) Peningkatan kualitas evaluasi pembelajaran

xii) Melaksanakan kelulusan dan kenaikan kelas sampai dengan norma-

norma yang berlaku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45 

xiii) Melaksanakan program sekolah menuju Sekolah Kategori Mandiri

melalui program RSKM

b) Di bidang Sarana dan Prasarana:

i) Mengoptimalkan penggunaan ruang kelas, Komputer, Laboratorium,

Perpustakaan, lapangan Olah Raga.

ii) Menambah buku-buku, buku penunjang, buku bacaan IPTEK, majalah.

iii) Menambah komputer untuk R.Guru, dan untuk KBM TIK siswa.

iv) Meningkatkan kerindangan, keindahan, kebersihan dan ketertiban

sekolah.

v) Pengadaan sarana dan prasarana Laboratorium biologi.

vi) Pengadaan Audio Visual dan media pembelajaran.

vii) Pembangunan tempat ibadah/masjid di atas ruang aula

viii) Pemeliharaan bangunan fisik secara periodik

c) Di bidang Ketenagaan

i) Menambah tenaga guru sehubungan dengan pelaksanan kurikulum KBK

ii) Keikutsertaan guru dan tenaga administrasi dalam lomba guru/tenaga

administrasi berprestasi.

iii) Pelatihan guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran

iv) Pelaksanaan supervisi, monitoring, dan pembinaan kegiatan atau

pengembangan program.

v) Meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan dengan

bantuan dana komite sekolah dandari sumber lain yang sah.

vi) Meningkatkan kualitas pengetahuan guru, melalui kegiatan MGMP,

pengiriman penataran, dan kursus di lembaga pendidikan.

vii) Mengadakan rekreasi guru dan karyawan sesuai dengan kemampuan

sekolah.

d) Di bidang Kesiswaan

i) Mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh dinas, lembaga, perguruan

tinggi, dan organisasi lain seperti misalnya KIR, Pramuka, PKS, Pasukan

Pengibar Bendera Pusaka, Olimpiade MIPA, Olah Raga, Kesenian,

Sastra, dan sebagainya baik tingkat lokal, regional maupun nasional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46 

ii) Meningkatkan pemahaman siswa tentang visi dan misi sekolah.

iii) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler siswa yang meliputi: Pramuka,

Palasmada, PKS, Seni, KIR, Basket, Taekwondo, dan sebagainya.

e) Di bidang Kehumasan

i) Meningkatkan pemahaman orang tua dan masyarakat, bahwa pendidikan

adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah yang diwakili sekolah,

orangtua, dan masyarakat.

ii) Meningkatkan peran serta Komite sekolah dalam memikirkan kebutuhan

sekolah untuk menunjang pelaksanaan KBM di sekolah.

iii) Meningkatkan hubungan dan kerjasama antar sekolah dengan perguruan

tinggi, dan instansi yang terkait.

iv) Meningkatkan hubungan dan kerjasama konsultatif dengan Pemerintah

Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo.

c. Struktur Organisasi Sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan .

Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan

dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan –

tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya.

Oleh sebab itu SMA Negeri 2 Sukoharjo dalam pengeloalaannya memiliki

struktur organisasi sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47 

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sukoharjo

2. Deskripsi Data Khusus

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebasnya adalah metode Numbered Heads Together (NHT) dan

metode ceramah. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo. Jumlah kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas XI IPS 2 (kelompok eksperimen) yang

terdiri dari 38 siswa dan kelas XI IPS 4 (kelompok kontrol) yang terdiri dari 38

siswa, sehingga secara keseluruhan terdapat 76 siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat

deskripsi data khusus sebagai berikut:

Kepala Sekolah

Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed Komite Sekolah

Drs. H. Mujahit

Tim Pengembang Kurikulum

S. Harjono, S.Pd,M.Pd

Waka Kesiswaan

Trenggono, S.Pd

Waka Sarpras

Drs. Nugroho S

Waka Humas

Drs. Sri Riyadi

Waka Kurikulum

Drs. Joko Daryanto

Koordinator TU

Suwarno, S.Pd

Koordinator BK

Dra. Tri Widati SA,M.Pd

Wali Kelas

Guru-Guru

Organisasi Siswa Intra Sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48 

a. Data Hasil Uji Coba Instrumen

1) Validitas

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa

sebanyak 30 butir soal yang telah diujicobakan di kelas IPS 1 ada 2 butir soal

yang tidak valid. Sehingga untuk diujicobakan di kelas kontrol dan kelas

eksperimen soal tersebut akan diganti. Perhitungan validitas uji coba tersebut

selengkapnya akan disajikan pada lampiran 9 halaman 110.

2) Reliabilitas

Dengan menggunakan rumus KR-20 diperoleh hasil reliabilitas sebesar

r11 = 0,70 > 0,32 sehingga reliabilitas tersebut termasuk reliabel. Perhitungan

reliabilitas selengkapnya disajikan pada lampiran 11 halaman 114.

3) Uji Beda Soal

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang daya pembedanya jelek

sebanyak 2 soal, cukup sebanyak 24 soal, dan 4 soal dalam kategori baik. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 119 dan

terangkum seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Ringkasan Uji Beda soal

No. Kriteria No. Soal Indeks Daya Beda

1. Jelek 13,29 0,00;-0,26

2. Cukup 2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15,

16,17,18,19,21,22,23,24,25,

26,27,28

0,32;0,21;0,26;0,26;0,32;0,21;

0,32;0,21;0,32;0,21;0,21;0,26;

0,26;0,32;0,21;0,37;0,37;0,21;

0,32;0,32;0,21;0,37;0,26;0,26

3. Baik 1,5,20,30 0,42;0,42;0,42;0,42

4) Tingkat Kesukaran Soal

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang tingkat kesukarannya

mudah sebanyak 6 soal dan sedang sebanyak 24 soal. Hasil perhitungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49 

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 121 dan terangkum seperti

tabel dibawah ini:

Tabel 8. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal

No. Kriteria No. Soal Indeks Daya Beda

1. Mudah 1,2,8,12,13,18 0,74;0,84;0,79;0,79;0,84;0,79;

2. Sedang 3,4,5,6,7,9,10,11,14,15,16,

17,20,21,22,,23,24,25,26,27,

28,29,30

0,61;0,68;0,68;0,66;0,68;0,68;

0,68;0,68;0,58;0,55;0,66;0,58;

0,55;0,47;0,45;0,68;0,68;0,58;

0,63;0,66;0,45;0,55;0,50;0,68

b. Data Nilai Kemampuan Awal Sebelum Mendapat Perlakuan

Data tentang nilai kemampuan awal sebelum mendapat perlakuan

diperoleh dari data hasil pencatatan dokumentasi mengenai prestasi belajar, yaitu

berupa nilai hasil ulangan pada pokok bahasan jurnal penyesuaian untuk siswa

kelas XI IPS 4 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas XI IPS 2 sebagai

kelompok eksperimen. Berdasarkan data tersebut dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

1) Kelompok Kontrol

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi

pada kelompok kontrol adalah 87 dan terendah 63. Sehingga dapat diperoleh

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol xi Absolut Relatif

84-87 1 3% 85.5 80-83 2 5% 81.5 76-79 2 5% 77.5 72-75 12 32% 73.5 68-71 14 37% 69.5 63-67 7 18% 65

Jumlah 38 100%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 

banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan:

Rata-rata (M) = 71,41

Median (Me) = 68,07

Modus (Mo) = 68,39

Standar deviasi (s) = 5,37

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.

Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai

berikut:

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok

Kontrol

2) Kelompok Eksperimen

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok

Eksperimen

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol xi Absolut Relatif

82-85 1 3% 83.5 78-81 2 5% 79.5 74-77 2 5% 75.5 70-73 17 45% 71.5 66-69 2 5% 67.5 62-65 14 37% 63.5

Jumlah 38 100%

0246810121416

65 69.5 73.5 77.5 81.5 85.5

Frekue

nsi

Titik tengah interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi

pada kelompok kontrol adalah 85 dan terendah 62. Sehingga dapat

diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan:

Rata-rata (M) = 69,29

Median (Me) = 72,79

Modus (Mo) = 71,5

Standar deviasi (s) = 5,32

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.

Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok

Eksperimen

c. Data Nilai Tes Prestasi Setelah Mendapat Perlakuan

Data nilai tes setelah mendapat perlakuan diperoleh dari nilai tes berupa

serangkaian soal-soal obyektif yang sudah teruji baik dari segi validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Tes diberikan pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah menyelesaikan pembelajaran

akuntansi pada pokok bahasan kertas kerja. Berikut distribusi frekuensi

berdasarkan hasil nilai setelah mendapatkan perlakuan:

02468

1012141618

63.5 67.5 71.5 75.5 79.5 83.5

Frekue

nsi

Titik tengah interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52 

1) Kelompok Kontrol

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi

pada kelompok kontrol adalah 86 dan terendah 63. Sehingga dapat diperoleh

banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan:

Rata-rata (M) = 74,49

Median (Me) = 70,83

Modus (Mo) = 71,7

Standar deviasi (s) = 5,24

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18.

Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai

berikut:

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol

0

2

4

6

8

10

12

14

64.5 68.5 72.5 76.5 80.5 84.5

Frekue

nsi

Titik tengah interval

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol xi Absolut Relatif

83-86 2 5% 84.5 79-82 7 18% 80.5 75-78 9 24% 76.5 71-74 12 32% 72.5 67-70 5 13% 68.5 63-66 3 8% 64.5

Jumlah 38 100%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53 

2) Kelompok Eksperimen

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol xi Absolut Relatif

87-90 4 11% 88.5 83-86 17 45% 84.5 79-82 6 16% 80.5 75-78 3 8% 76.5 72-74 3 8% 72.5 66-70 5 13% 68

Jumlah 38 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi

pada kelompok kontrol adalah 90 dan terendah 66. Sehingga dapat diperoleh

banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan:

Rata-rata (M) = 80,54

Median (Me) = 87,91

Modus (Mo) = 84,67

Standar deviasi (s) = 6,47

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.

Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok

Eksperimen

024681012141618

68 72.5 76.5 80.5 84.5 88.5

Frekue

nsi

Titik tengah interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54 

d. Data Perubahan Prestasi Belajar Siswa Setelah Perlakuan

Data frekuensi perubahan nilai siswa diperoleh dari nilai tes terakhir

dikurangi nilai kemampuan awal siswa atau setelah mendapat perlakuan dikurangi

nilai sebelum mendapat perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

kenaikan atau penurunan nilai pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

1) Kelompok Kontrol

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol

Setelah Mendapat Perlakuan

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol xi Absolut Relatif 14 - 17 1 3% 15.5 10 – 13 3 8% 11.5 6 – 9 8 21% 7.5 2 – 5 11 29% 3.5

(-2) - 1 12 32% -1.5 (-6) – (-3) 3 8% -4.5

Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perubahan nilai kelompok

kontrol setelah mendapat perlakuan dengan kenaikan tertinggi sebesar 17 dan

kenaikan terendah sebesar 0 atau tetap, sedangkan penurunan yang signifikan

sebesar -6. Rata-rata perubahan nilai kelompok kontrol sebesar 3.08 dan untuk

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. Data distribusi

frekuensi dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55 

Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol

Setelah Mendapat Perlakuan

2) Kelompok Eksperimen

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol

Setelah Mendapat Perlakuan

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol xi Absolut Relatif 22 - 27 2 5% 25.5 16 - 21 5 13% 18.5 10 - 15 12 32% 12.5 4 - 9 12 32% 6.5

(-2) - 3 6 16% -2.5 (-3) - (-8) 1 3% -5.5 Jumlah 38 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perubahan nilai kelompok

eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan kenaikan tertinggi sebesar 27 dan

kenaikan terendah sebesar 0 atau tetap, sedangkan penurunan yang signifikan

sebesar -8. Rata-rata perubahan nilai kelompok kontrol sebesar 8,61 dan untuk

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. Data distribusi

frekuensi dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

‐4.5 ‐1.5 3.5 7.5 11.5 15.5

Frekue

nsi

Titik tengah interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56 

Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok

Eksperimen Setelah Mendapat Perlakuan

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Prasyarat analisis data penelitian yang harus dipenuhi dalam penelitian

ini adalah mean matching, varian matching, dan t-matching untuk menyamakan

kedua kelompok agar berangkat dari titik tolak yang sama sebelum dilakukan

eksperimen. Data yang dipergunakan adalah data prestasi pokok bahasan jurnal

penyesuaian kelas XI IPS.

1. Mean Matching

Diketahui rata-rata nilai awal kelompok kontrol 71,45 dan rata-rata nilai

kelompok eksperimen 70,61. Untuk perhitungan mean matching lebih rinci dapat

dilihat pada lampiran 24.

2. Varian Matching

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varian dari kelompok

kontrol yaitu 32,46 dan kelompok eksperimen yaitu 27,5. Dari kedua varian

tersebut ternyata varian kelompok kontrol lebih besar daripada varian kelompok

eksperimen, sehingga dapat diperoleh nilai F sebesar 1,18 dan Ftabel diperoleh 1,71

pada taraf signifikansi 5%. Untuk perhitungan Varian Matching lebih rinci dapat

dilihat pada lampiran 24.

0123456789

10

‐5.5 ‐2.5 6.5 12.5 18.5 25.5

Frekue

nsi

Titik tengah interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57 

3. t - Matching

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 0,66 (perhitungan

di lampiran 24) sedangkan harga tabel menunjukkan t sebesar 1,995 pada db = 74

dan taraf signifikansi 5% (perhitungan pada lampiran 24). Kedua kelompok

dikatakan mempunyai kesamaan jika t hitung < t tabel dan hasil perhitungan

menunjukkan bahwa thitung < ttabel atau 0,66 < 1,995. Dengan demikian Ho diterima

dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama atau seimbang.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Sebelum data diolah dengan t-test, diketahui rata-rata nilai akhir

kelompok kontrol 74,58 dan rata-rata nilai akhir kelompok eksperimen 80,76

(perhitungan lebih rinci pada lampiran 26). Berdasarkan perhitungan diperoleh

nilai t sebesar 5,52 yang dikemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel sebesar

1,995 pada db = 73 dengan taraf signifikansi 5% (perhitungan lebih rinci pada

lampiran 26). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol

dengan kelompok eksperimen.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 5,52 sedangkan

nilai akhir rata-rata kelompok kontrol 74,58 dan nilai akhir rata-rata kelompok

eksperimen 80,76, untuk perhitungan lebih rinci lihat lampiran 26. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan metode Numbered Heads

Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode

ceramah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58 

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan prestasi belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah dan untuk mengetahui

metode mana yang lebih efektif diterapkan.

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, dimana kelompok kontrol

diberi perlakuan pengajaran melalui metode ceramah dan kelompok eksperimen

dengan metode Numbered Heads Together (NHT). Karena penelitian ini bersifat

membandingkan prestasi belajar antara dua kelas, maka sebelum penelitian

dimulai harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua kelas berangkat dari titik

yang sama. Untuk itu perlu diadakan prasyarat analisis dengan menggunakan

mean matching, varian matching, dan t-matching. Berdasarkan hasil perhitungan

mean matching kelompok kontrol 71,41 dan kelompok eksperimen 69,29,

sedangkan perhitungan dari varian matching diperoleh kelompok kontrol yaitu

32,46 dan kelompok eksperimen yaitu 27,5. Perhitungan t-matching diperoleh

thitung < ttabel yaitu 0,66 < 1,995. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan kemampuan awal antara keolmpok kontrol dan kelompok eksperimen

atau dapat diartikan kedua kelas berawal dari titik yang sama.

Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan dengan metode mengajar

yang berbeda kemudian diberikan post-test untuk pengambilan data. Data yang

diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis

penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 5,52 > 1,995.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi

siswa antara kelompok kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran metode ceramah

dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran metode Numbered

Heads Together (NHT).

Rata-rata nilai post-test kelompok kontrol yaitu sebesar 74,58 dan rata-rata

nilai post-test kelompok eksperimen yaitu sebesar 80,54. Berdasarkan nilai rata-rata

kedua kelompok tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59 

menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif

dibandingkan dengan metode ceramah.

Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas tersebut

membuktikan bahwa penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih

efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Dengan menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT) interaksi siswa dengan siswa lebih besar

dibandingkan interaksi siswa dengan guru. Hal ini menyebabkan siswa lebih banyak

belajar antara sesama siswa dalam memecahkan persoalan dengan cara diskusi,

sehingga siswa menjadi aktif dan paham akan suatu materi. Sedangkan pada metode

ceramah pembelajaran berpusat pada guru sehingga interaksi siswa dengan guru lebih

besar dan menyebabkan siswa menjadi pasif serta malu untuk bertanya dengan guru.

Pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) di kelas

eksperimen membuat siswa merasa senang dalam menyelesaikan persoalan yang

diberikan oleh guru, siswa senang belajar bersama teman yang dapat

menyelesaikan permasalahan dan soal akuntansi secara bersama-sama. Partisipasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi meningkat. Keterlibatan siswa

dalam pemecahan masalah cukup tinggi, siswa tidak enggan bertanya pada siswa

lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Siswa

berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam hal ini, siswa

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan menggunakan

kesempatan menerapkan tugas dan persoalan yang dihadapinya. Sehingga prestasi

yang dicapai siswa meningkat.

Hal ini berbanding terbalik dengan pembelajaran metode ceramah di

kelas kontrol, siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran karena

pembelajaran berpusat pada guru. Siswa merasa bosan dalam menerima materi

pelajaran sehingga banyak diantara mereka yang tidak memperhatikan pelajaran.

Dalam mengerjakan persoalan yang diberikan guru siswa merasa kesulitan dan

kurang antuisias dalam mengerjakan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan

metode Numbered Heads Together (NHT) lebih dapat meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60 

belajar siswa dari pada pembelajaran metode ceramah. Hal ini juga didukung oleh

data-data kuantitatif yang telah dikemukakan diatas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61 

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil analisis data yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa akuntansi antara siswa yang diajar

dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan

metode ceramah. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel yaitu 5,52 > 1,995

pada taraf signifikansi 5% yang berarti Ho ditolak.

2. Metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan

dengan metode ceramah. Hal itu ditandai dengan adanya peningkatan

prestasi belajar setelah diberi perlakuan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka

implikasi dari penelitian ini dapat diuraikan secara teoretis maupun praktis

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pengajaran

melalui metode Numbered Heads Together (NHT) mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa akuntansi dibandingkan dengan pengajaran menggunakan

metode ceramah. Hal ini sama dengan seperti yang dikemukakan oleh Lundgren

dalam Ibrahim (2000: 18) bahwa metode Numbered Heads Together (NHT) dapat:

1) Meningkatkan rasa harga diri, 2) Memperbaiki kehadiran, 3) Penerimaan

terhadap individu menjadi lebih besar, 4) Perilaku mengganggu menjadi lebih

kecil, 5) Konflik antara pribadi berkurang, 6) Pemahaman yang lebih mendalam,

7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62 

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

penelitian selanjutnya di lembaga pendidikan yang lain. Selain itu dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan oleh pihak guru

maupun sekolah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka peneliti

mengajukan saran-saran yang dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya berusaha meningkatkan motivasi belajarnya melalui

berbagai referensi yang mendukung pada materi pembelajaran. Referensi

dapat diperoleh melalui internet, buku pegangan (textbook) maupun hasil

transaksi yang terjadi di masyarakat.

b. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi

maka perlu dilakukan bimbingan kepada siswa mengenai pentingnya

kerjasama dalam memecahkan masalah.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya mampu menggunakan dan memilih metode yang tepat bagi

siswa pada saat pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi, keaftifan, dan

pemahaman siswa sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan baik.

b. Guru hendaknya mampu meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas

dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil

pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan

yang dimilikinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63 

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran

yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang

diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan

penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

dan optimal.