perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector...

86
KOLABORASI GOVERNANCE DALAM MANAJEMEN PUBLIK (Studi Pelayanan Perparkiran di Kota Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Administrasi Publik Oleh : PIFIK MOCHTAR SAPTONO PUTRO S240905011 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

KOLABORASI GOVERNANCE DALAM MANAJEMEN PUBLIK

(Studi Pelayanan Perparkiran di Kota Surakarta)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Administrasi Publik

Oleh :

PIFIK MOCHTAR SAPTONO PUTRO

S240905011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KOLABORASI GOVERNANCE DALAM MANAJEMEN PUBLIK

(Studi Pelayanan Perparkiran di Kota Surakarta)

DisusunOleh :

PIFIK MOCHTAR SAPTONO PUTRO

S240905011

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama TandaTangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si

NIP. 19601121990031002

………………

…………

Pembimbing II Drs. Sudarmo MA, Ph.D

NIP. 196311011990031002

………………

………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Administrasi Publik (MAP)

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarmo MA, Ph.D

NIP. 196311011990031002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

KOLABORASI GOVERNANCE DALAM MANAJEMEN PUBLIK

(Studi Pelayanan Perparkiran di Kota Surakarta)

DisusunOleh :

PIFIK MOCHTAR SAPTONO PUTRO

S240905011

Telahdisetujuioleh Tim Penguji

Jabatan Nama TandaTangan Tanggal

Ketua Dr. Didik G Suharto, S.Sos, M.Si NIP. 197411072003121001

…………….. ………..

Anggota Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si NIP. 1966010091986011001

……………….. ………..

Anggota Drs. Sudarmo, MA, Ph. D NIP.196306131990032001

……………… ………….

Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi MAP

……………………………….

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S

NIP.196107171986011001

……………………………….

Drs. Sudarmo, MA, Ph.D

NIP. 196311011990031002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

iv

MOTTO

Nilaiseseorangituditentukandarikeberanianmemikultanggun

gjawab, mencintaihidupdanpekerjaannya.

(penulis)

Denganusahadando’a,

akanmenunjukkankekuatandantakdirnya

(penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

KeduaOrang tuaku, terima kasih atas do’a restu, cinta kasih dan

supportnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

vi

PERNYATAAN

Nama : PIFIK MOCHTAR SAPTONO PUTRO

NIM : S240905011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul KOLABORASI

GOVERNANCE DALAM MANAJEMEN PUBLIK (Studi Pelayanan

Perparkiran di Kota Surakarta) adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, Mei 2014

Yang membuat pernyataan

PIFIK MOCHTAR SP

NIM: S240905011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

Tesis yang berjudul KOLABORASI GOVERNANCE DALAM

MANAJEMEN PUBLIK(Studi Pelayanan Perparkiran di Kota Surakarta)

ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar

Magister pada Program Studi Magister Administrasi Publik Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan tesis ini, penulis

banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak untuk itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu dan kesabaran untuk memberikan arahan dan bimbingan

dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Drs. Sudarmo MA, Ph. D, selaku pembimbing II danketua Program

Studi Magister Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan, arahan dan semangat

pada tahap penyusunan tesis.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus , MS, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

viii

melanjutkan studi pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Kepala Dinas PerhubunganKota Surakarta, yang telah memberikan ijin dan

rekomendasi untuk melakukan penelitian sekaligus informan yang telah

banyak memberikan informasi dan data.

5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan IV terima kasih

atas kebersamaannya.

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun

tidak langsung, guna penulisan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran

maupun kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan

selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat

khususnya bagi pengembangan instansi dimana penulis melakukan penelitian dan

bagi para pembaca yang memerlukan referensi pada permasalahan yang sama.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

MOTTO .................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN.................................................................................... v

PERNYATAAN ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi

ABSTRAK .............................................................................................. xii

ABSTRACT ............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6

A. TinjauanPustaka ........................................................................... 6

1. Manajemen Publik .................................................................. 6

2. PelayananPublik ..................................................................... 17

3. KomunitasOrganisasiMasyarakat ............................................ 24

4. Collaborative Governance ...................................................... 27

B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

x

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 32

A. Lokasi Penelitian ......................................................................... 32

B. Jenis Penelitian ............................................................................. 32

C. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 34

D. Sumber data ................................................................................ 34

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 37

G. Validitas Data............................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 41

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 41

B. Deskripsi hasil penelitian…………………………………………. 44

1. ManajemenPengelolaanPerparkiran di Kota Surakarta ……… 44

2. Ormaspengelolaparkir ……………………………………….. 48

3. Kolaborasi governance dalammengelolaperparkiran ……….. 50

C. AnalisisUkuranKeberhasilanKolaborasi ....................................... 56

D. Faktor yang mempengaruhikolaborasi governance ...................... 62

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 64

A. Kesimpulan .................................................................................. 64

B. Implikasi ...................................................................................... 65

C. Saran ............................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 31

Gambar 2 Model Studi Kasus ........................................................................ 33

Gambar 3 Skema Mode Analisis Interaktif ...................................................... 39

Gambar 4 Matrik Hasil Analisis Kolaborasi Governance ................................ 61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

xii

Pifik Mochtar Saptono Putro, S240905011. 2014. Kolaborasi Governance Dalam

Manajemen Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Perparkiran di Kota Surakarta).

TESIS. Pembimbing I : Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si. Pembimbing II : Drs.

Sudarmo MA, Ph.D. Program Studi Magister Administrasi Publik. Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Salah satu jenis pelayanan publik yang diberikan pemerintah kota

Surakarta adalah pelayanan perparkiran. Sesuai dengan prinsip Governance,

pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik.

Merujuk padahal tersebut maka proses pelayanan perparkiran hendaknya

dilakukan secara sinergis dan terpadu antara pemerintah dan ormas. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis kerjasama antara pemerintah dan ormas dalam

pelayanan perparkiran di Kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan di Kota

Surakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan informan pejabat

pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, juruparkir, stake holder

serta masyarakat yang mengakses pelayanan parkir.Teknik penentuan informan

dengan menggunakan purposive sampling. Data sekunder yang bersumber dari

dokumentasi yang sudah ada.Analisis data dilakukan dengan model interaktif,

sedangkan validitas data dilakukan dengan triangulasi data.

Berdasarkan hasil penelitian, kerjasama ormas dan pemerintah dalam

pelayanan perparkiran di Kota Surakarta telah dilaksanakan dengan baik.Hal ini

dibuktikan dengan adanya pelatihan dan pembekalan jukir, penetapan batas lokasi

parkir. Dalam kerjasama pada tataran jenis struktur jaringan yang digunakan

dengan model self governance dimana semua anggota stakeholder terlibat dalam

organisasi massa, pada tataran akses terhadap otoritas, adanya standar prosedur

yang jelas. Sedangkan pada kepercayaan diantara para partisipan bahwa para

stakeholder dalam ormas terdapat kepercayaan yang kuat diantara anggotanya.

Namun adanya kepercayaan yang kuat dan standar prosedur yang jelas pada jenis

jaringan self organization masih ditemukan hambatan dalam pengelolaan

pelayanan perparkiran di Kota Surakarta, yaitu pada tataran akses terhadap

sumber daya dan berbagi informasi antara anggota organisasi masyarakat. Saran

pada pemerintah Kota Surakarta diantaranya memperbaiki manajemen

pengelolaan parkir, menjalin komunikasi yang baik dengan ormas dan jukir, dan

memberikan sanksi tegas terhadap jukir yang tidak tertib.

Kata kunci :parkir, kolaborasigovernance, kepercayaan

Pifik Mochtar Saptono Putro, S240905011. 2014. The Collaboration Governance in Public Service Management (A Study on Parking Service in Surakarta City).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

xiii

THESIS. First Counselor: Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si. Second Counselor: Drs. Sudarmo MA, Ph.D. Public Administration Magister Study Program. Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University.

ABSTRACT

One of public service types the Surakarta City government provides is parking service. In line with Governance principle, the government involves the private sector and the community in public service. For that reason, the parking service process should be conducted synergistically and in integrated manner between government and mass organization. This study aimed to analyze the collaboration of government and mass organization in parking service in Surakarta City. This research was taken place in Surakarta City. This study was a descriptive qualitative research with the officials of Transportation, Communication and Informatics Service, parking officers, stakeholders, and community accessing the parking service, as the informants. The informant was selected using purposive sampling technique. The secondary data derived from the existing documentation. The data analysis was conducted using an interactive model, while data validity was conducted using data triangulation.

Considering the result of research, it could be found that the collaboration of mass organization and government in parking service in Surakarta City had been implemented well. It could be seen from the presence of training and briefing for the parking officers, and the determination of parking location border. In the collaboration at type level, the network structure used was self-governance model in which all stakeholders engaged in mass organization, while at the level of access to authority, there was an obvious procedure. Meanwhile regarding the confidence between participants, there was a strong confidence among the members of stakeholders in mass organization. Nevertheless, there was still some constraint found in parking service management in Surakarta city, particularly at the level of access to resource and sharing information between the members of mass organization. The government of Surakarta City was recommended to improve the parking service management, to establish good communication with mass organization and parking officer, and to impose firm sanction to undisciplined parking officer.

Keywords: parking, collaborative governance, confidence.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat, guna

menciptakan kesejahteraan masyarakat perlu adanya penyelenggaraan pelayanan

publik. Pelayanan publik ini merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat

seperti yang ditetapkan dalam undang-undang maupun yang belum. Pelayanan

publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan

pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam

memberikan pelayanan publik pemerintah bertanggungjawab untuk memberikan

pelayanan yang terbaik. Selain itu masyarakat juga sangat mengharapkan adanya

pelayanan public yang memadai, sebagai warga negara mempunyai hak

mendapatkan pelayanan publik yang terbaik seperti yang diharapkan. Pemerintah

sebagai pihak yang bertanggung jawab memberikan pelayanan publik akan

memberikan pelayanan publik sesuai dengan standar yang memenuhi spesifikasi

teknis atau sesuatu yang telah dibakukan sebagai patokan dalam memberikan

pelayanan pada publik.

Pemerintah dalam menjalankan pelayanan publik yang baik perlu adanya

kerjasama dengan berbagai pihak baik itu swasta maupun masyarakat. Hal itu

merupakan implikasi dari reformasi administrasi publik. Sesuai dengan prinsip

Government atau new publik management, “pemerintah disarankan untuk

melibatkan sektor swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik”(Yeremias,

2004). Pelayanan publik sudah selayaknya berjalan karena adanya kerjasama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

2

pemerintah terutama dengan masyarakat. Pelayanan publik menjadi tanggung

jawab pemerintah dan masyarakat. Pelayanan publik dapat berjalan setelah adanya

kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.

Kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam pelayanan publik terutama

pada pelayanan perparkiran yang dikelola oleh organisasi masyarakat. Pelayanan

perparkiran merupakan bentuk pelayanan yang perlu diberikan oleh pemerintah

sebagai bagian dari pelayanan publik, melalui pelayanan perparkiran maka

masyarakat yang membutuhkan jasa parkir menjadi terpenuhi. Adanya pelayanan

perparkiran bisa membuat masyarakat yang akan menjalankan aktivitas menjadi

tenang dan merasa aman.

Pelayanan perparkiran terutama di kota besar seperti kota Surakarta ini

sudah menjadi kebutuhan ditambah lagi dengan maraknya pencurian kendaraan

bermotor (Curanmor) membuat orang sangat terbantu dengan adanya pelayanan

perparkiran. Jasa perparkiran akan memberi jaminan pada kendaraan bermotor

yang dititipkan. Oleh karena itu tidaklah mudah mengelola perparkiran di kota

besar karena luasnya cakupan lahan parkir yang dijaga yang juga membutuhkan

banyak tenaga untuk turut serta menjaga. Perparkiran terutama di kota besar akan

mengelola kendaraan bermotor dalam skala yang banyak sehingga untuk

pengawasannya saja perlu dilakukan ekstra ketat. Tidak sedikit penjahat

berkeliaran di area parkir mereka akan mencari celah kelengahan juru parkir,

ketika lengah sedikit saja maka akan ada kendaraan yang hilang.

Pengelolaan perparkiran tidak mudah dilakukan oleh pemerintah karena

bentuk pelayanan perparkiran yang sifatnya massa dan juga butuh kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

3

khusus karena itu pemerintah biasanya akan bekerja sama dengan Organisasi

massa (Ormas) yang mampu mengelola pelayanan perparkiran. Peran pemerintah

disini hanya sebagai pemberi arah dan penentu kebijakan dan standar pelayanan

serta sebagai fasilitator dan pemberdaya. Sedang ormas adalah pelaksananya,

dimana dalam pelaksanaan pelayanan ormas perlu sekali berkoordinasi serta

mematuhi semua aturan yang telah disepakati dua belah pihak.

Di Surakarta pelayanan perparkiran juga di kelola oleh ormas yang

telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai pemenang tender untuk pengelolaannya.

Ormas yang mengelola perparkiran ini biasanya telah lama menguasai lahan

parkir dan ketika lahan itu menjadi zona parkir resmi maka mereka harus

mengikuti tender lelang parkir yang di adakan oleh pemerintah. Pengelolaan

parkir oleh ormas ini mendapat rujukan langsung dari pemerintah sehingga ormas

yang mengelola parkir perlu untuk mengikuti Juklak (petunjuk pelaksanaan) yang

telah dibuat oleh pemerintah, bahkan untuk tarif parkir juga telah ditetapkan oleh

pemerintah. Ormas dalam mengelola perparkiran tidak dapat sewenang-wenang

semua tetap dibawah pengawasan dan arahan dari pemerintah, antara ormas yang

mengelola parkir dan pemerintah sudah selayaknya akan terjalin suatu kerjasama.

Kerjasama antara pemerintah dan ormas yang mengelola perpakiran ini

bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam bidang perparkiran.

Pemerintah bekerjasama dengan ormas yang mengelola perparkiran untuk

mendorong ormas lebih berdaya guna selain itu pemerintah sebagai

penyelenggara pelayanan publik. Oleh karena itu pemerintah perlu untuk

bekerjasama dengan mengembangkan manajemen publik pada pelayanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

4

perparkiran oleh ormas. Dengan dikelolanya manajemen publik yang optimal

maka akan membuat pelayanan publik di bidang perparkiran juga akan berjalan

sesuai dengan standar pelayanan minimal. Hal itu pula yang di ungkapkan oleh

Mahmudi (2002) Standar pelayanan minimal tercermin dalam kontrak pelayanan

antara pemerintah dengan masyarakatnya. Disini masyarakat yang mewakili

adalah ormas yang mengelola perparkiran. Standar pelayanan minimal jika telah

berjalan maka akan menunjukkan bagaimana kerjasama itu berjalan.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan collaborative

governance seperti Sudarmo (Democratic Collaborative governance Pedagang

Kaki Lima), Asri Swastini (Collaborative Governance KPA dengan LSM-LSM

Peduli Aids di Kota Surakarta), Gendut Sukarno (Peran pemberdayaan dalam

meningkatkan Kinerja Usaha Kecil Kerajinan Reog Ponorogo). Berdasarkan

penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki kesamaan terkait dengan

collaborative governance tetapi mengambil kasus berbeda yaitu pengelolaan

perparkiran di Kota Surakarta. Penulis beranggapan belum ada penelitian yang

meneliti tentang pengelolaan perparkiran dengan menganalisis tentang

collaborative governance. Berdasarkan hal inilah, penelitian ini menekankan pada

kolaborasi yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta dengan ormas XXX yang

merupakan salah satu ormas non religi untuk mengatasi permasalahan pelayanan

perparkiran di Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka

masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kolaborasi yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta dalam

mengelola perparkiran di Kota Surakarta?

2. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kolaborasi

governance untuk mengelola perparkiran di Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tentang kolaborasi governance dalam pengelolaan

perparkiran di Kota Surakarta memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kolaborasi yang dilakukan pemerintah dan ormas dalam

mengelola perparkiran di Kota Surakarta

2. Untuk menganalisis factor-faktor yang mendukung dan menghambat

kolaborasi governance dalam mengelola perpakiran di kota Surakarta

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan sejumlah sasaran spesifik atas tujuan yang hendak

dicapai tersebut, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

atau sejumlah manfaat, meliputi :

1. Manfaat Teoritis (Akademis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

6

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wacana dan pengetahuan

mengenai kolaborasi governance dalam mengelola perparkiran di Kota

Surakarta.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan bagi pemerintah

Kota Surakarta berupa saran-saran untuk digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan

pengelolaan perparkiran di Kota Surakarta.

3. Dapat bermanfaat dalam menerapkan teori dan mendapatkan gambaran dan

pengalaman praktis dalam penelitian manajemen sektor publik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Publik

Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas

kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta

mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber daya yang lain (Soemarni, 1993). Sesuai dengan pendapat tersebut

dikatakan bahwa manajemen terdapat aktivitas-aktivitas khusus dalam

manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran-sasaran

yang ditetapkan sebelumnya. Adapun aspek manajemen itu meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengendalian.

Kelima aspek manajemen tersebut dalam operasionalnya tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lainnya, bahkan untuk mencapai tujuan selain

kelima aspek tersebut, manajemen juga akan melibatkan sumber daya manusia

dan sumber daya lain. Manajemen yang diteliti adalah manajemen publik.

Secara khusus manajemen publik menunjuk pada manajemen instansi

pemerintah (Keban,2004) Woodrow Wilson :

1. Pemerintah sebagai setting utama organisasi

2. Fungsi eksekutif sebagai fokus utama

3. Prinsip manajemen sebagai kunci pengembangan kompetensi administrasi.

4. Metode perbandingan sebagai metode pengembangan bidang administrasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

8

publik.

Sedangkan menurut Ott, Hyde, dan Shafritzs 1990 :

1. Manajemen publik memfokuskan pada administrasi publik sbg sebuah

profesi dan memfokuskan pada manajer publik sbg praktisi dari profesi

tsb.

2. Manajemen publik lebih mencurahkan perhatian pada operasi-operasi atau

pelaksanaan internal organisasi pemerintah atau organisasi non-profit

ketimbang pada hubungannya dan interaksinya dengan legislatif,

peradilan,atau organisasi sektor publik lainnya

Pendapat lain dari Overman (dalam Keban, 2004) : Manajemen publik

adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi , dan

merupakan gabungan antara fungsi manajemen seperti planning, organizing,

dan controlling di satu sisi, dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik,

informasi dan politik di sisi lain

Manajemen publik lebih berorientasi pencapaian hasil. Menurut

Allison ada tiga fungsi manajemen umum, yaitu strategi, mengelola

komponen internal dan mengelola komponen eksternal. Fungsi ini akan

dijelaskan sebagai berikut.

Fungsi manajemen umum secara strategi :

1. Menetapkan tujuan dan prioritas bagi organisasi (atas dasar meramal

lingkungan eksternal dan kapasitas organisasi).

2. Merumuskan rencana operasional untuk mencapai tujuan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

9

Sedangkan fungsi manajemen umum dalam mengelola komponen

internal adalah :

1. Mengorganisasikan dan menyusun staff: dalam mengorganisasikan,

manajer membentuk struktur (unit dan jabatan yang diberi wewenang dan

tanggung jawab) dan prosedur untuk mengkoordinasikan kegiatan dan

mengambil tindakan.

2. Mengarahkan pegawai dan sistem manajemen kepegawaian: kapasitas

organisasi terletak pada anggotanya, serta keahlian dan pengetahuan

mereka. Sistem manajemen kepegawaian merekrut, menyeleksi,

mensosialisasikan, melatih, memberi imbalan, memberi hukuman, dan

mengeluarkan modal manusia organisasi, yang merupakan kapasitas

organisasi untuk bertindak untuk mencapai tujuannya dan untuk merespon

arahan khusus dari manajemen.

3. Mengontrol kinerja: berbagai sistem informasi manajemen – termasuk

anggaran modal dan operasional, akuntansi, laporan, dan sistem statistik,

penilaian kinerja, dan evaluasi produk – membantu manajemen dalam

membuat keputusan dan dalam mengukur kemajuan kearah tujuan.

Dan fungsi manajemen umum dalam mengelola konstituensi eksternal

adalah :

1. Berhubungan dengan unit ‘eksternal’ organisasi berkaitan dengan beberapa

wewenang/otoritas umum.

2. Berhubungan dengan organisasi independen: badan-badan dari cabang lain

atau tingkat-tingkat pemerintahan, kelompok kepentingan, dan usaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

10

swasta yang dapat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai

tujuannya.

4. Berhubungan dengan pers dan publik yang tindakannya atau

persetujuannya atau kepatuhannya diperlukan.

Fungsi utama pertama adalah strategi. Ini mencakup masa depan

organisasi, menetapkan tujuan dan prioritas, serta membuat rencana untuk

mencapai tujuan dan prioritas tersebut. Hal umum bagi badan-badan untuk

mengembangkan tujuan dan prioritas ketimbang mengasumsikan bahwa

kebijakan berasal dari politisi. Politisi sekarang menuntut bahwa badan-badan

dan pegawai negeri di bawah kontrol nominal mereka ikut terlibat dalam

masalah-masalah strategi.

Fungsi utama kedua adalah mengelola komponen internal. Ini

mencakup penyusunan staf, membentuk struktur dan sistem untuk membantu

mencapai tujuan yang diidentifikasikan oleh strategi.

Fungsi ketiga melihat organisasi dalam konteks eksternalnya dan tugas

mengelola konstituensi eksternal. Ada fokus eksternal yang lebih besar dalam

manajemen publik baru melalui strategi dan mengelola konstituensi eksternal,

daripada dalam kasus dengan model tradisional administrasi publik.

Anonimitas layanan publik telah menurun, dan diterima dengan baik. Pegawai

negeri sekarang lebih bebas berbicara di depan publik, untuk muncul dalam

forum profesional, untuk menulis artikel di koran, dan secara umum menjadi

figur publik yang layak.

Manajemen yang baik memerlukan pengendalian yang efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

11

Pengendalian diperlukan untuk memastikan bahwa aktivitas atau kegiatan

berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan dan pengendalian

merupakan fungsi yang berpasangan, artinya pengendalian yang baik

memerlukan perencanaan, sementara perencanaan yang baik memerlukan

pengendalian.

Pengendalian menurut Soemarni (1993) adalah aktivitas untuk

menemukan, mengkoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan dari haisl

yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

Pada setiap tahap kegiatan organisasi perlu dilakukan pengendalian, sebab

apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat diadakan tindakan koreksi.

Sedangkan system pengendalian manajemen menurut Anthony (dalam

Mahmudi, 2005) yaitu sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa sumber

daya diperoleh dan digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai

tujuan organisasi. Dari pendapat tersebut pengendalian manajemen melibatkan

proses pengambilan keputusan, membuat tindakan untuk melaksanakan

keputusan dan membuat penilaian kinerja serta umpan balik yang akan

membantu dalam pembuatan keputusan dan tindakan di masa yang akan

datang.

Pengendalian itu meliputi kegiatan-kegiatan: a) Pengukuran, b)

Membandingkan dengan standar, dan c) Memperbaiki penyimpangan.

Melakukan pengukuran artinya mengukur hasil atau out put dari aktivitas yang

dilakukan. Dari hasil ukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan

standar yang ada, atau rencana yang telah dibuat, atau dibandingkan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

12

aktivitas organisasi yang sejenis (TIM, 2004:14).

Pengendalian manajemen sektor publik merupakan suatu proses,

dimana proses pengendalian manajemen ini tidak bisa dilakukan tanpa ada

dukungan struktur pengendalian manajemen. Struktur pengendalian

manajemen ini merupakan jaringan yang dimiliki oleh organisasi untuk wadah

kegiatannya. Pengendalian manajemen ini meliputi beberapa aktivitas

(Mahmudi, 2005) :

a. Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

b. Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

c. Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

d. Evaluasi terhadap informasi

e. Pembuatan keputusan

f. Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah perilaku.

Namun lebih lanjut pengendalian manajemen dalam hal ini adalah

manajemen sektor publik itu melalui proses yang terdiri dari beberapa tahap

berikut :

a. Perumusan strategi

b. Perencanaan strategi

c. Pembuatan program

d. Penganggaran

e. Implementasi

f. Pelaporan kinerja

g. Evaluasi kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

13

h. Umpan balik

Sistem pengendalian manajemen terdiri atas dua bagian yaitu struktur

pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Disamping

kedua komponen tersebut komponen lain seperti lingkungan, paradigma dan

kultur masyarakat merupakan sistem pendukung pengendalian manajemen.

Struktur pengendalian manajemen diperlukan untuk men jamin agar proses

pengendalian manajemen dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Secara ringkas, ada empat jenis perubahan yang merupakan program

manajerial: pertama, perubahan fokus pada output; kedua, perubahan input

administratif, seperti mempekerjakan staf dengan kontrak; ketiga, perubahan

lingkup badan-badan pemerintah; dan keempat, mengubah hubungan

akuntabilitas dengan kepemimpinan politik dan publik, karena manajer

menjadi lebih bertanggung jawab terhadap hasil.

a. Fokus pada output

Perubahan utama dalam program manajerial adalah bagi organisasi untuk

fokus pada output, daripada input. Organisasi publik melakukan hal-hal:

pemerintah sekarang ingin tahu apa yang mereka lakukan; seberapa baik

mereka melakukannya; siapa yang bertugas dan bertanggung jawab atas

hasil. Motto baru adalah pencapaian tujuan. Untuk melakukan hal ini, ada

lima-langkah respon yang telah dikembangkan. Pertama, organisasi

menentukan strategi keseluruhannya dan menetapkan tujuan, karena tanpa

strategi maka tanpa arah. Kedua, program direncanakan untuk memenuhi

tujuan yang ditentukan dalam strategi keseluruhan. Ketiga, struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

14

organisasi dan anggarannya melalui program, yaitu kerja badan harus

dibagi menjadi sub-sub ke dalam program spesifik, sub-program dan

kegiatan, serta keseluruhan organisasi badan harus mencerminkan semua

hal ini. Keempat, dan sebagai hasil langkah-langkah sebelumnya, maka

perlu diukur kinerja pada semua tingkatan. Kinerja dalam pencapaian

tujuan perlu diukur untuk menentukan apakah program dijalankan secara

efisien. kinerja individu juga dapat diukur untuk diberi imbalan bagi orang

yang bekerja baik dan sanksi bagi yang bekerja tidak baik. Kelima, perlu

dievaluasi pencapaian tujuan tersebut. Evaluasi program pemerintah harus

dilakukan untuk menentukan jika sumber daya digunakan dengan baik

dengan cara yang efektif dan efisien.

b. Perubahan input

Ada sejumlah perubahan input, meski tidak sepenting fokus output, yang

memiliki dampak signifikan pada manajemen sektor publik. Input meliputi

sumber daya staf, penganggaran, teknologi dan lain-lain, yang semuanya

ada dalam model administratif, tetapi mengalami perubahan detail dalam

manajemen publik baru. Perubahan input bertujuan pada memperbaiki

insentif dan kinerja. Ada beberapa perubahan staf yang dirancang agar

lebih sesuai bagi staf dengan posisinya, untuk menilai kinerja mereka dan

memberi imbalan kepada mereka menurut pembayaran merit (nilai

tambah). Penekanan pada kinerja juga mengarah pada penunjukkan jangka

pendek dan dapat memberhentikan staf yang dipekerjakan dengan kontrak

atau diangkat ke tingkat tertinggi dari luar. Perubahan ini berasal dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

15

sektor swasta dimana fleksibilitas pengaturan staf dan penganggaran telah

menjadi sumber kecemburuan bagi pimpinan pemerintah. Mereka

didukung oleh pertimbangan teoritis dari ekonomi bahwa organisasi dan

individu tidak akan berkinerja penuh kecuali jika ada sistem insentif yang

tepat.

c. Mengurangi lingkup pemerintah

Memotong lingkup pemerintah dan birokrasi merupakan bagian lain dari

program manajerial. Meluasnya privatisasi adalah bagian dari ini, tetapi

bukan satu-satunya cara mengurangi lingkup pemerintah. Perampingan

menjadi umum digunakan sebagai cara mengurangi biaya barang atau jasa

yang tetap menjadi bagian pemerintah tetapi dengan sektor swasta yang

menyediakannya. Kompetisi terhadap ketentuan melalui tender, kadang

dalam pemerintah, dilihat sebagai mengurangi biaya dibandingkan dengan

ketentuan birokratik.

d. Hubungan dengan politisi dan publik

Model administrasi tradisional dikritik karena konsep yang tidak memadai

tentang hubungan antara birokrasi dan kepemimpinan politik. Dalam teori,

model administratif membutuhkan pemisahan antara pihak yang memberi

perintah dan pihak yang menjalankan perintah. Karakteristik utama model

manajerial adalah bahwa tanggung jawab dipegang oleh manajer untuk

pencapaian hasil. Ini berarti hubungan antara manajer dengan politisi, dan

manajer dengan publik harus berubah. Dalam model tradisional, hubungan

dengan kepemimpinan politik sangat sempit dan teknis, tuan dan pelayan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

16

pihak yang memberi perintah dan pihak yang menjalankan perintah.

Dalam model manajemen publik, hubungan antara politisi dan manajer

lebih cair dan lebih erat daripada sebelumnya. Ini bukan merupakan

bentuk manajemen yang sempit dan teknokratik, karena masih ada

wewenang politik.

Bahkan jika manajemen publik berbeda dari bentuk manajemen lainnya

karena wewenang politik, masih tetap manajemen daripada administrasi.

Manajer publik sekarang terlibat dalam masalah kebijakan, mereka juga

terlibat dalam masalah politik, mereka lebih bertanggung jawab secara

pribadi atas masalah dan akan membayar dengan kehilangan pekerjaan

mereka jika terjadi kesalahan. Manajemen publik telah menjadi bentuk

manajemen politik dan hubungan dengan pemimpin politik telah berubah.

Mungkin, keahlian utama yang diperlukan manajer publik adalah

bagaimana menjadi politisi birokratik yang dapat berinteraksi dengan

politisi dan dengan pihak luar dengan cara yang menguntungkan bagi

dirinya sendiri dan organisasi. Selain itu, ada penerimaan kebutuhan atas

akuntabilitas langsung antara manajer dan publik, sebagai hasil tuntutan

bagi ‘fokus pelanggan’ dan daya tanggap yang lebih besar terhadap

kelompok dan individu di luar organisasi. Ini merupakan perbedaan lain

dengan model tradisional.

Manajemen publik dipengaruhi oleh teori dan praktek manajemen swasta.

Manajemen swasta membantu manajerialisme dalam hal memisahkan

bagian-bagian sistem publik yang dianggap fundamental yang secara fakta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

17

tidak. Sektor publik harus adil dan tidak memihak dalam berhubungan

dengan pelanggan, tetapi ini tidak berarti bahwa pegawai negeri harus

netral atau memiliki pekerjaan seumur hidup. Mungkin sulit untuk

mengukur kinerja di sektor publik, tetapi ini bukan berarti bahwa tidak ada

upaya yang dilakukan. Sifat politik sektor publik membuatnya berbeda

dari sektor swasta, tetapi tidak berarti bahwa semua tindakan adalah

politik, atau bahwa semua tindakan kebijakan harus dijalankan oleh

politisi. Ini khususnya dalam kasus faktor input yang dijelaskan

sebelumnya, seperti kondisi pengaturan staf yang murah hati yang

sebelumnya dianggap perlu bagi pegawai negeri. Sulit untuk melihat

bagaimana pelayanan jasa dirugikan dengan ketenagakerjaan dengan

kontrak atau dasar paruh-waktu, atau jika staf dipakai di tingkat yang lebih

tinggi dari pada nilai-dasar. Tetapi semua ini bertentangan dengan apa

yang sebelumnya dianggap perlu bagi semua ketenagakerjaan publik. Jika

banyak pekerjaan di sektor publik sama dengan sektor swasta, sulit untuk

membenarkan praktek ketenagakerjaan yang tidak biasa. Manajemen

Publik berkaitan dengan fungsi dan proses manajemen yang berlaku baik

pada sektor publik (pemerintahan) maupun sektor diluar pemerintahan

yang tidak bertujuan mencari untung (nonprofit sector). Dengan begitu,

Manajemen Publik dapat pula disebut lebih spesifik sebagai Manajemen

Pelayanan Publik. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di

daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

18

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

2. Pelayanan Publik

Masyarakat atau publik berhak untuk mendapatkan pelayanan yang

biasanya dikenal dengan pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat oleh instansi pemerintah hendaknya adalah pelayanan yang terbaik

karena masyarakat telah memberikan dananya dalam bentuk pembayaran

pajak, retribusi dan berbagai pungutan lainnya. Oleh karena itu peran

pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan

oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam

penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur pemerintah bertanggung jawab

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam rangka

menciptakan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggara pelayanan publik

adalah instansi pemerintah yang meliputi :

a. Satuan kerja/satuan organisasi kementrian

b. Departemen

c. Lembaga pemerintah non departemen

d. Kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi Negara

e. Badan usaha milik Negara (BUMN)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

19

f. Badan Hukum Milik Negara (BHMN)

g. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

h. Instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk dinas-

dinas dan badan.

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak dapat dilihat mata atau tidak dapat diraba yang terjadi

sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

(Patminto, 2005)

Menurut Undang-undang Kepegawaian Nomor 43 Tahun 1999,

Pegawai Negeri Sipil (PNS) selaku aparatur pemerintah memiliki

kewajiban untuk bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara profesional. Selaku pelayan masyarakat, PNS harus memberikan

pelayanan yang terbaik atau prima kepada penerima pelayanan tanpa

pandang bulu. Jadi PNS berkewajiban memberikan pelayanan atau

melayani masyarakat, bukannya justru minta dilayani oleh masyarakat.

Asas pelayanan publik perlu sekali di perhatikan oleh instansi

pemerintah dalam memberikan pelayanan. Adapun asas pelayanan publik

itu meliputi :

a. Transparansi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

20

Pemberian pelayanan public harus bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional

Pemberian pelayanan publik harus sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang

pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

e. Tidak deskriminatif (kesamaan hak)

Pemberian pelayanan publik tidak boleh bersifat deskriminasi, dalam

arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, status social

dan ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan public harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

21

Pelayanan publik yang disediakan pada masyarakat hendaknya memenuhi

unsur-unsur sebagai berikut :

a. Kesederhanaan prosedur

Prosedur pelayanan hendaknya mudah dan tidak berbelit-belit. Prinsip

apabila dapat dipersulit mengapa dipermudah harus ditinggalkan dan

diganti dengan hendaknya dipermudah jangan dipersulit, bahagiakan

masyarakat jangan ditakut-takuti.

b. Kejelasan

Kejelasan dalam hal persyaratan teknis dan administrative pelayanan

publik, unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan, persoalan,

sengketa, atau tuntutan dalam pelaksanan pelayanan publik, serta

rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayarannya. Kejelasan

ini penting bagi masyarakat untuk menghindari terjadinya berbagai

penyimpangan yang merugikan masyarakat, misalnya praktik percaloan

dan pungli (pungutan liar).

c. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus ada kejelasan berapa lama

proses pelayanan diselesaikan.

d. Akurasi produk pelayanan publik

Produk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat harus

akurat, benar, tepat dan sah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

22

e. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi informasi

dan komunikasi.

f. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hokum. Tidak boleh terjadi intimidasi atau tekanan kepada

masyarakat dalam pemberian pelayanan.

g. Tanggungjawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraanpelayanan dan penyelesaian

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

h. Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap, disiplin, sopan dan santun, ramah serta

memberikan pelayanan dengan sepenuh hati (ikhlas).

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

23

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan sebagainya.

Terdapat beberapa indikator kualitas pelayanan publik. Menurut A.

Parasuraman dan kawan-kawan, terdapat 5 (lima) dimensi pokok yang

berkaitan dengan kualitas jasa (service quality) (Parasuan, 1988), yakni (1)

Bukti nyata (tangibles), meliputi fasilitas fisik, penampilan personal, dan

sarana komunikasi, (2) Keandalan (realibility), meliputi kemampuan

memberikan pelayanan dengan segera, akurat, dan memuaskan, (3) Daya

tanggap (responsiveness), mencakup keinginan untuk cepat memberikan

pelayanan kepada pelanggan (4) Jaminan (assurance) atas kecakapan,

pengetahuan, kesopanan staf, sehingga dapat dipercaya oleh pelanggan,

serta (5) Empati (empathy) yaitu mudah berkomunikasi secara personal

dan khusus kepada pelanggan.

Pelayanan publik yang diberikan pada masyarakat hendaknya

memiliki standar dan standar pelayanan publik adalah spesifikasi teknis

yang sudah baku dan akan menjadi patokan dalam memberikan pelayanan.

Standar pelayanan publik itu juga wajib ditaati oleh pemberi pelayanan

maupun pengguna pelayanan. Standar pelayanan publik wajib dimiliki

oleh penyelenggara layanan publik untuk menjamin diberikannya

pelayanan yang berkualitas sehingga masyarakat pengguna pelayanan

merasakan adanya nilai yang tinggi atas pelayanannya.

Standar pelayanan publik berfungsi untuk memberikan arah

bertindak bagi institusi penyedia pelayanan publik. Standar tersebut akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

24

memudahkan instansi penyedia pelayanan untuk menentukan strategi dan

prioritas. Bagi pemerintah sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan pelayanan publik, penetapan standar pelayanan untuk

menjamin dilakukannya akuntabilitas pelayanan publik sangat penting.

Cakupan standar pelayanan publik yang harus ditetapkan sekurang-

kurangnya meliputi :

a. Prosedur pelayanan

Dalam hal ini ditetapkan standar prosedur pelayanan yang dibekukan

bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk prosedur pengaduan.

b. Waktu penyelesaian

Harus ditetapkan standar waktu penyelesaian pelayanan yang

ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan

penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya pelayanan

Harus ditetapkan standar biaya/tariff pelayanan termasuk rinciannya

yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. Hendaknya setiap

kenaikan tarif/biaya pelayanan diikuti dengan peningkatan kualitas

pelayanan.

d. Produk pelayanan

Harus ditetapkan standar produk (hasil) pelayanan yang akan diterima

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan harga

pelayanan yang telah dibayarkan oleh masyarakat, mereka akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

25

mendapatkan pelayanan berupa apa saja. Produk pelayanan ini harus

distandarkan.

e. Sarana dan prasarana

Harus ditetapkan standar sarana dan prasarana pelayanan yang

memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Perlu ditetapkan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan

berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perilaku

yang dibutuhkan.

3. Komunitas Organisasi Masyarakat

Komunitas atau community dipandang sebagai aspek penting bagi

good governance yang menjelaskan popularitas social capital. Social capital

lebih mengacu pada apa yang dilakukan kelompok dari pada apa yang dimiliki

orang-orang secara individu, walaupun kapasitas individu juga penting untuk

berkontribusi bagi kelompok atau komunitas. Community berarti bahwa

sekelompok orang-orang yang berinteraksi secara langsung, dilakukan secara

intensif dan dengan berbagai cara. Orang-orang yang bekerja sama dalam

komunitas ini biasanya masyarakat yang hidup berdampingan atau bertetangga

di suatu kampung, kelompok-kelompok teman, profesional, jaringan bisnis,

geng, dan atau kelompok-kelompok olahraga. Komunitas-komunitas

merupakan bagian dari good governance sebab mereka bisa menangani

masalah-masalah tertentu yang tidak bisa diatasi oleh individu yang bertindak

sendirian atau oleh pasar dan pemerintah. Komunitas-komunitas bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

26

memecahkan masalah ketika terjadi kegagalan pasar atau kegagalan negara

mengatasi masalah serupa salah satunya adalah masalah perparkiran. Alasan

mengapa komunitas mampu mengerjakan apa yang gagal dilakukan

pemerintah dan pasar karena para anggota komunitas memiliki informasi yang

penting tentang perilaku-perilaku, kapasitas-kapasitas dan kebutuhan-

kebutuhan para anggotanya. Pemerintah khususnya Pemerintah Kota

Surakarta tidak mampu menangani manajemen pelayanan perparkiran kota

surakarta sendirian, sehingga memerlukan bantuan dari salah satu komunitas

yaitu organisasi massa.

Organisasi massa atau disingkat ormas adalah suatu istilah yang

digunakan di Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak

bertujuan politis. Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah

partai politik. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau

tujuan, misalnya: agama, pendidikan, sosial. Pasal 28 E (2) tentang kebebasan

meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan bersikap seusai hati nurani,

(2) hak berserikat, berkumpul dan berpendapat. Pasal 28 F tentang hak

berkomunikasi untuk mengembangkan pribadi & lingkungan. Berdasarkan

Undang-undang R.I Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Definisi organisasi kemasyarakatan ditetapkan dalam Pasal 1: Yang dimaksud

dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh

anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas

dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

27

rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

5. Collaborative governance

Dalam pelayanan perparkiran digunakan teori kolaborasi antara pemerintah

dengan masyarakat. Pengertian kolaborasi secara umum dibedakan menjadi

dua yaitu kolaborasi dalam arti proses dan kolaborasi dalam arti normative.

Kolaborasi dalam arti sebuah proses merupakan serangkaian proses atau

cara mengatur, mengelola atau memerintah secara institusional. Dalam hal

ini sejumlah institusi, pemerintah maupun non pemerintah ikut dilibatkan

sesuai dengan porsi kepentingannya dan tujuannya. Pada persoalan

pelayanan perparkiran organisasi massa yang terkait hanya terlibat secara

interaktif melakukan governance bersama, porsi keterlibatannya tidak

selalu sama bobotnya. Pemerintah membuat kebijakan dalam pelayanan

parkir dengan sistem zona, ormas sebagai pelaksana di lapangan.

Sedangkan kolaborasi dala pengertian normative merupakan aspirasi, atau

tujuan-tujuan filosofi bagi pemerintah untuk mencapai interaksinya dengan

para partner atau mitranya. Collaborative governance bisa merupakan

bukan institusi formal tetapi juga bisa merupakan a way of behaving (cara

berperilaku/bersikap). Penelitian ini memfokuskan pada kolaborasi dalam

proses pada pelayanan perparkiran.

Menurut Ansell and Gash (2009) Collaborative governance muncul secara

adaptif atau dengan sengaja diciptakan secara sadar karena alasan-alasan

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

28

a. kompleksitas dan saling ketergantungan antar institusi

b. konflik antar kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam

c. upaya mencari cara-cara baru untuk mencapai legitimasi politik

d. kegagalan implementasi kebijakan di tataran lapangan.

e. ketidakmampuan kelompok-kelompok, terutama karena pemisahan regim-

regim kekuasaan untuk menggunakan arena-arena institusi lainnya untuk

menghambat keputusan.

f. mobilisasi kelompok kepentingan

g. tingginya biaya dan politisasi regulasi

h. pemikiran-pemikiran yang semakin luas tentang pluralisme kelompok

kepentingan

i. adanya kegagalan akuntabilitas manajerialisme (terutama manajemen

ilmiah yang semakin dipolitisasi) dan kegagalan implementasinya.

DeSeve (2007 : 50) menyebutkan bahwa terdapat delapan item penting

yang bisa dijadikan untuk mengukur keberhasilan sebuah network atau

kolaborasi dalam governance, yang meliputi :

a. tipe networked structure (jenis struktur jaringan)

struktur jaringan menjelaskan tentang deskripsi konseptual suatu

keterkaitan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain yang

menyatu secara bersama-sama yang mencerminkan unsur-unsur fisik dari

jaringan yang ditangani. Ada banyak bentuk jaringan seperti hub dan

spokes, bintang, dan cluster. Milward dan Provan mengkategorikan

bentuk struktur jaringan ke dalam tiga bentuk yaitu self governance, lead

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

29

organization dan network administrative organization (NAO). Model hub

dan spoke bisa disamakan dengan lead organization, sedangkan model

cluster lebih dekat ke model network administration karena campuran

antara self governance dan lead organization. Model self governance

ditandai dengan struktur dimana tidak terdapat entitas administratif

namun demikian masing-masing stakeholder berpartisipasi dalam

network, dan manajemen dilakukan oleh semua anggota stake holder yang

terlibat. Kelebihan dari lodel self governance adalah semua stakeholder

yang terlibat dalam network ikut berpartisipasi aktif, dan mereka memiliki

komitmen dan mereka mudah membentuk jaringan tersebut. Adapun

kelemahannya adalah tidak efisien mengingat biasanya terlalu sering

mengadakan pertemuan atau rapat anggota, sedangkan pembuatan

keputusan sangat terdesentralisir sehingga sulit mencapai konsensus.

Model lead organization ditandai dengan adanya entitas administratif

sebagai anggota network atau penyedia pelayanan. Kelebihan model ini

adalah lebih efisien dan arah jaringan lebih jelas, namun kelemahannya

adalah adanya dominasi oleh lead organization dan kurang adanya

komitmen dari para anggota atau stake holder yang tergabung dalam

network atau kolaborasi. Model network administrative organization

ditandai dengan entitas administrative secara tegas, yang dibentuk untuk

mengelola network bukan sebagai service provider dan manajer gaji.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

30

b. Commitment to a common purpose (komitmen terhadap tujuan)

Komitmen terhadap tujuan mengacu pada alasan mengapa sebuah

network atau jaringan harus ada. Alasan mengapa sebuah network harus

ada adalah karena perhatian dan komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan

positif. Tujuan-tujuan ini biasanya teraktulisasikan kedalam misi umum

suatu organisasi pemerintah, dalam hal ini adalah dinas perhubungan kota

Surakarta pada pelayanan perparkiran di Surakarta.

c. Trust among the participants (adanya saling percaya diantara para

pelaku/peserta yang terangkai dalam jaringan)

kepercayaan diantara para partisipan didasarkan pada hubungan

professional atau sosial, keyakinan bahwa para partisipan mempercayakan

pada informasi-informasi atau usaha-usaha dari stake holder lainnya

dalam suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama.

d. Governance (kejelasan dalam tata kelola)

Kejelasan dalam tata kelola termasuk boundary dan exclusivity, rules, self

determination, dan network manajemen. Boundary dan exclusivity

menegaskan siapa yang termasuk anggota dan siapa yang bukan termasuk

anggota, harus ada kejelasan siapa saja yang termasuk dalam jaringan dan

siapa yang ada di luar jaringan. Rules berkaitan dengan aturan-aturan

yang menegaskan sejumlah pembatasan perilaku anggota komunitas

dengan ancaman bahwa mereka akan dikeluarkan jika perilaku mereka

menyimpang atau tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui

bersama. Self determination yaitu kebebasan untuk menentukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

31

bagaimana network atau kolaborasi akan dijalankan dan siapa saja yang

diijinkan untuk menjalankannya. Network management berkaitan dengan

resolusi penolakan/tantangan, alokasi sumber daya, kontrol kualitas, dan

pemeliharaan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa ciri sebuah kolaborasi

yang efektif adalah jika kolaborasi didukung sepenuhnya oleh semua

anggota network tanpa konflik dan pertentangan dalam pencapaian tujuan,

ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang

memenuhi persyaratan yang diperlukan dan ketersediaan sumber

keuangan yang memadai dan berkesinambungan, terdapat penilaian

kinerja terhadap masing-masing anggota yang berkolaborasi dan tetap

mempertahankan eksistensi masing-masing anggota organisasi untuk

tetap adaptif dan berjalan secara berkesinambungan sesuai dengan visi

dan misinya masing –masing tanpa mengganggu kolaborasi itu sendiri.

e. access to authority ( akses terhadap kekuasaan)

Akses terhadap otoritas yakni tersedianya standar-standar ketentuan

prosedur-prosedur yang jelas yang diterima secara luas.

f. distributive accountibility/responbility

Pembagian akuntabilitas/responbilitas yakni berbagi governance

(penataan, pengelolaan, manajemen secara bersama-sama dengan

stakeholder lainnya) dan berbagi sejumlah pembuatan keputusan kepada

seluruh anggota jaringan , dengan demikian berbagi tanggung jawab

untuk mencapai hasil yang diinginkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

32

g. Information sharing (berbagi informasi)

Yaitu kemudahan akses bagi para anggota, perlindungan privacy, dan

keterbatasan akses bagi yang bukan anggota sepanjang bisa diterima oleh

semua pihak. Kemudahan akses ini bisa mencakup sistem, sofware dan

prosedur yang mudah dan aman untuk mengakses informasi.

h. Access to resources (akses terhadap sumber daya)

Yakni ketersediaan sumber keuangan, teknis, manusia dan sumber daya

lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan network.

B. Kerangka Berpikir

Dengan mengacu pada uraian dalam landasan teori diatas maka dalam

rangka melihat bagaimana kerjasama pemerintah dan ormas dalam

manajemen parkir di kota Surakarta, dapat digambarkan melalui bagan

dibawah ini :

PEMERINTAH

ORGANISASI MASSA

KOLABORASI BERHASIL :

1. Networked Structure,

2. Commitment to a common purpose

3. Trust among the participants

4. Governance 5. Access to

authority 6. Distributive

accountability/responsibility

7. Information sharing

8. Access to resources

KOLAB

ORASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Surakarta dengan pertimbangan Kota

Surakarta merupakan salah satu kota yang berkembang dimana banyak sekali

membutuhkan penataan area parker mengingat banyak berdiri pusat ekonomi

bisnis. Terkait dengan penelitian ini, penelitian dilakukan di beberapa instansi

Dinas Perhubungan, Organisasi masyarakat, para juru parkir dan masyarakat

umum.

B. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian penulisan ini maka jenis penelitian yang

dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi

kasus. Studi kasus merupakan desain yang bertujun mempertahankan keutuhan

dari gejala yang diteliti. Ini mengandung arti bahwa yang dikumpulkan adalah

data yang menyeluruh dan terintegrasi. Dengan demikian maka studi kasus dapat

mengembangkan pengetahuan yang sangat mendalam tentang gejala-gejala yang

diteliti. (Vredenbregt dalam Susanto, 2006:35)

Dalam penelitian ini menggunakan single case studies (studi kasus

tunggal) yaitu perparkiran di Kota Surakarta. Model studi desain studi kasus yang

digunakan studi kasus eksplanatoris karena penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui dan mengungkap hubungan kolaborasi dalam pengelolaan parkir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

34

Gambar 3.1 Model Studi Kasus

Pengumpulan dan Analisis Data Kasus Tunggal

Desain

Kembangkan teori

Penelitian ini

menggunakan teori

Collaborative

Governance

Diarahkan ke

eksplanasi yaitu

Collaborative

Governance

Pemilihan Kasus

Kasus yang dipilih

dalam penelitian

tentang

pengelolaan parkir

Desain Pemilihan Data

Menentukan “proses” secara operasional. Proses dalam penelitian ini adalah lelang area parkir, perekrutan jukir, penarikan tarif parkir, penyetoran hasil parker

Menentukan “hasil” proses. Hasil proses diperoleh dari menganalisis kedelapan indicator Collaborative Governance, sehingga diketahui factor-faktor yang mempengaruhi Collaborative Governance dalam pengelolaan parkir.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumen

Studi Kasus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

35

C. Teknik Pengambilan Sampel

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data atau informan

yang penentuannya didasarkan pada teknik purposive sampling atau sampel

bertujuan. Populasi penelitian ini adalah seluruh area parkir di Kota

Surakarta. Sampel diambil masing-masing lima area pada setiap zona parkir.

Dalam hal ini penulis mengambil informan dari pihak-pihak yang dianggap

mengetahui tentang fenomena yang diteliti secara mendalam dan dapat

dipercaya. Menurut Arikunto (1998 : 128), sampel bertujuan dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas stratam random atau

daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan harus memenuhi

syarat-syarat tertentu :

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang mempunyai ciri-ciri pokok populasi.

2. subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar mempunyai subyek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

D. Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh melalui wawancara informan,

pengamatan dan pencatatan lapangan, deskripsi profil dan data informasi

langsung mengenai manajemen pelayanan perparkiran di Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

36

Dalam rangka mendapatkan data primer, maka responden dari penelitian ini

meliputi :

a. Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

b. Pimpinan Ormas

c. Juru parkir

2. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain,

misalnya dari salinan atau kutipan data primer yang sudah terbukukan.

Termasuk didalamnya arsip dan dokumen tertentu, buku penunjang literatur

dan juga hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap manajemen

pelayanan perparkiran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendirilah yang menjadi

instrumen. Peneliti meninjau langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data

atau informasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memperoleh data

dan informasi yang akurat, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang

sesuai dengan metode penelitian kualitatif. Sesuai dengan bentuk penelitian di

atas, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yang

meliputi :

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,

2004 : 135). Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan peneitian dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun

tidak langsung dengan sumber data. Menurut Lincoln dan Guba dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

37

Moleong (2004 : 135) mengatakan bahwa maksud mengadakan

wawancara antara lain : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain

kebulatan.

Metode yang digunakan untuk mewawancarai informan sesuai

dengan kerjasama ormas dan pemerintah dalam manajemen publik untuk

pengelolaan pelayanan perparkiran di Surakarta, peneliti dapat

menggunakan percakapan persahabatan untuk dapat diterima dan dapat

memasukkan beberapa pertanyaan yang menyangkut kerjasama ormas dan

pemerintah dalam manajemen publik untuk pengelolaan pelayanan

perparkiran di Surakarta. Adapun informan yang dapat ditemui dalam

penelitian ini adalah

a. Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta

b. Kepala Organisasi Masyarakat

c. Juru Parkir

d. Masyarakat pengguna parkir

2. Teknik Observasi

Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar

(Sutopo, 2002: 64). Observasi / pengamatan dilakukan dalam upaya

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

38

perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Observasi

dilakukan pada saat jukir menjalankan tugasnya sebagai juru parkir.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

mencari, mengumpulkan dan mempelajari dokumen yang relevan dengan

penelitian berupa arsip, laporan, peraturan, dokumen dan sumber-sumber

lain yang dapat memperkuat data di penelitian ini. Penulis memperoleh

data dari Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 tahun 2011, Karcis

retribusi parkir berdasarkan area, kartu identitas juru parkir.

F. Teknik Analisis Data

Tahap-tahap dalam analisis data menurut Sutopo, (2002:88) adalah

memberi nomor halaman, membuat daftar katagori koding, merancang

penomoran unit-unitnya, dan membuat salinannya. Miles dan Huberman

dalam Sutopo (2002:91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data

kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara

bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau

verivikasi.

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyerderhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi data juga

dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

39

membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara yang

sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik

dan diverifikasi. Tahap reduksi data diperoleh melalui wawancara dengan

informan antara lain Pejabat Dinas Perhubungan Unit Perparkiran,

Pimpinan Ormas, Para Juru Parkir dan masyarakat pengguna layanan

parkir. Hasil wawancara pada masing-masing informan dipilah-pilah dan

dikelompokkan sesuai variable kolaborasi menurut DeSeve. Variabel-

variabel tersebut antara lain tipe networked structure, commitment to a

common purpose, trust among the participants, Governance, Access to

authority, Distributive Accountibility/responsibility, Information sharing,

Access to resources.

2. Penyajian data

Dalam penelitian ini data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk

teks naratif yang berupa hasil wawancara dengan informan baik dengan

pejabat Dinas Perhubungan, Pimpinan Ormas, dan para jukir. Penyajian

data tersebut diupayakan sistematis agar mudah dipahami interaksi antar

bagian dalam konteks yang utuh dan tidak terlepas satu sama lain. Dengan

bentuk yang padu akan lebih memungkinkan bagi peneliti untuk menarik

kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama dan sesudah penelitian. Penarikan

kesimpulan tersebut berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan antar

variable pada teori kolaborasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

40

Berikut akan disajikan model analisis interaktif menurut Miles dan

Huberman :

(Sutopo, 2002:187)

Model Analisis Data Miles dan Huberman di atas menggambarkan bahwa

dalam tahapan-tahapan tersebut yang meliputi: tahapan pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data tidak selalu sama urut-urutannya,

semuanya tergantung dari kebutuhan peneliti dalam menyelesaikan permasalahan

yang terjadi dalam penelitian ini.

G. Validitas Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian harus diuji keabsahannya

untuk memperoleh temuan yang akurat. Untuk memeriksa keabsahan data

penelitian menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan/

Verifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

41

untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong,

2004: 178). Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik

trianggulasi.

1. Trianggulasi metode dilakukan dengan menguji keabsahan data hasil

wawancara dengan staff Dinas Perhubungan, pengurus ormas XXX, para

juru parkir, yang dikumpulkan selama penelitian, dan dengan dokumentasi

yang dikumpulkan.

2. Trianggulasi sumber dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara

dengan staff Dinas Perhubungan dengan hasil wawancara yang dilakukan

dengan Pengurus Ormas dan para juru parkir.

3. Trianggulasi teori untuk mengetahui apakah ada keparalelan antara hasil

penelitian yang dilakukan dengan teori-teori yang digunakan dalam

penelitian.

Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling

utama digunakan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini

digunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.

Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara membandingkan dan

mengecek derajat keterpercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan sumber yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalam

Moleong, 2004: 178).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Kota Surakarta

Kota Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian 105 dpl

dan di pusat kota 95 m dpl. Surakarta berada sekitar 65 km Timur Laut

Yogyakarta dan 100 km Tenggara Semarang, pada posisi koordinat 110

45’15” – 110 45’35” Bujur Timur dan 70’36” – 70’36” Lintang Selatan.

Kota Surakarta sendiri beriklim muson tropis dengan suhu udara antara

21,0o C – 32,5o C. Luas wilayahnya kurang lebih 44,03 km2 (1700 mil2),

yang terbagi menjadi 5 wilayah kecamatan dan 51 wilayah kelurahan.

Batas wilayah dari kota Surakarta dengan daerah sekitarnya

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

b. Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

c. Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

d. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Sukoharjo

2. Perparkiran di Kota Surakarta

Parkir merupakan layanan penyediaan tempat parkir yang menjadi

kebutuhan masyarakat perkotaan. Parkir membutuhkan pengelolaan yang

baik sehingga tidak membuat kesemrawutan. Parkir yang semrawut dan

tidak proporsional akan menimbulkan berbagai masalah seperti kemactan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

43

lalu lintas, pendapatan dari sector parkir belum optimal dan sering

menimbulkan dampak munculnya parkir liar terjadinya pungutan di liar

dari Perda yang telah ditetapkan.

Pengelolaan perparkiran di kota Surakarta didasarkan pada Perda No. 1

tahun 2013 tentang penyelenggaraan perhubungan (bab perparkiran dan

pemindahan kendaraan). Lokasi parkir di kota Surakarta mencapai kurang

dari dua ratusan lokasi yang terbagi dalam tiga zona parkir yaitu zona C,

zona D dan zona E. Penetapan 23 Desember 2011. Penjabaran zona

tempat, jenis kendaraan, dan tarif parkir adalah :

a. Zona C lokasi sepanjang Jl Slamet Riyadi, Parkirnya meliputi :

Sepeda/dokar/andong/becak Rp 500,-, Sepeda motor Rp 2000,-,

Mobil/taksi/pikap Rp 3.000,-, Bus sedang/truk sedang p 5.000,-, Bus

besar/truk besar Rp 7.000,-.

b. Zona D lokasi Jl. Urip Sumoharjo, Jl.Kapten Mulyadi, Jl. Yos Sudarso,

Jl. dr. Radjiman, Jl. Veteran, Jl. Gatot Subroto, Jl. Tendean, Jl. Sutan

Syahrir, Jl. RM.Said, Jl. dr. Moewardi, Jl.S.Parman, Jl. RE. Martadnata, Jl.

Sudiarto, Jl. Gadjah Mada, Jl. Honggowongso, Jl. Suryo Pranoto, Jl.

Sutowijoyo. Parkinya meliputi : Sepeda/dokar/andong/becak Rp 500,-,

Sepeda motor Rp 1.500,-, Mobil/taksi/pikap Rp 2.000,-, Bus sedang/truk

sedang p 3.500,-, Bus besar/truk besar Rp 5.500,-.

c. Zona E lokasi semua jalan selain zona D dan C. Parkirnya meliputi :

Sepeda/dokar/andong/becak Rp 500,-, Sepeda motor Rp 1.000,-,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

44

Mobil/taksi/pikap Rp 1.500,-, Bus sedang/truk sedang p 3.000,-, Bus

besar/truk besar Rp 4.000,-.

Parkir di kota Solo tarif parkirnya yang diberlakukan adalah tarif

parkir progresif yang berdasarkan pada Perda Kota Solo No.9/2011. Tarif

progresif tersbut didasarkan pada jenis kendaraan dan lokasi parkir yang

gemuk dan yang kurus. Perparkiran di Kota Solo lebih banyak dikelola

oleh swasta kalau dulu parkir lebih banyak dikuasai oleh preman namun

sekarang ini Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) telah memecah lahan

parkir dan di distribusikan secara merata sehingga parkir tidak di kuasai

oleh beberapa orang saja. Dalam pendistribusian Dishubkominfo

mendasarkan pada pola pemerataan, keadilan, dan penyerapan tenaga

kerja. Selain itu Pemerintah kota Surakarta melalui Dishubkominfo juga

menolak sistem parkir berlangganan atau prabayar seperti yang dilakukan

di beberapa daerah. Sistem parkir berlangganan itu sebagai bentuk

antisipasi kebocoran pendapatan PAD dari sektor perparkiran dan dapat

meningkatkan kenaikan PAD. Namun menurut Dishubkominfo sekalipun

meningkatkan PAD namun apalah artinya jika akan menimbulkan

permasalah baru yaitu masalah sosial ekonomi di masyarakat bawah yang

menggantungkan hidupnya dari parkir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

45

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Manajemen Pengelolaan Perparkiran di Kota Surakarta

Pengelolaan parkir merupakan bagian dari publik services

obligation, kewajiban pemerintah menyediakan layanan publik, layanan

publik yang dibutuhkan masyarakat dalam pengelolaan parkir adalah

kendaraan yang dititipkan aman dan tidak menggangu aktivitas

masyarakat lainnya. Pelayanan perparkiran ini adalah pelayanan publik.

Pelayanan publik ini adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan

oleh penyelenggara pelayanan sebagai bentuk penyelenggaraan pelayanan

publik yang bisa dikelola langsung oleh pemerintah maupun swasta

dengan aparatur pemerintah yang bertanggung jawab atas segala bentuk

keluhan dari masyarakat atas pelayanan yang diterimanya. Pelayanan

publik di sector perparkiran yang diberikan pemerintah dalam hal ini

adalah Pemerintah Kota Surakarta oleh karena itu masyarakat berhak

untuk mendapatkan pelayanan perparkiran yang terbaik dan untuk itu

masyarakat akan membayarkan dananya dalam bentuk pembayaran

retribusi.

Masyarakat meyakini kendaraan yang di parkir resmi aman dari

pencurian, di sisi lain, dengan memanfaatkan area parkir resmi tidak

mengganggu anggota masyarakt lainnya, seperti macetnya jalan,

semrawutnya orang lalu lalang dan pemandangan yang tidak nyaman

akibat posisi kendaraan yang di parkir tidak teratur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

46

Untuk memberikan pelayanan parkir, pemerintah menarik retribusi

dari pengguna layanan tersebut. Namun penggunaan uang penerimaan

parkir itu sering salah konsep. Penggunaan pendapatan negara dari

retribusi berbeda dengan pajak, pendapatan negara dari restribusi

seharusnya dikembalikan untuk perbaikan jenis pelayanan yang sama

kepada masyarakat. Retribusi seharusnya digunakan untuk perbaikan

sarana perparkiran.

Perparkiran di kota Surakarta dalam pengelolaannya membutuhkan

manajemen pengelolaan yang efektif yang mengacu pada standar

manajemen pengelolaan perparkiran yang disyaratkan sesuai dengan

manajemen publik yaitu dimana segala pengelolaannya akan di dasarkan

pada Peraturan Darah (Perda) maupun wewenang politik lainnya.

Pelayanan jasa perparkiran di kota Surakarta dilakukan dengan manajemen

pengelolaan oleh sektor swasta sebagai upaya dari Pemkot untuk

memberikan pemenuhan pelayanan kebutuhan masyarakat di sector

perparkiran sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

Manajemen pengelolaan perparkiran di kota Surakarta itu dicanangkan

dari :

a. Perencanaan

Perencanaan pengelolaan perparkiran di mulai dari penetapan target

stor PAD dari sector parkir yang kemudian dilakukan perencanaan

sistem lelang parkir sebagai pihak ketiga yang nantinya akan

mengelola parkir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

47

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian dilakukan setelah lelang parkir dilakukan maka

Pemkot dan UPTD perparkiran akan menentukan bentuk satuan tugas

yang harus dilakukan oleh baik itu dinas maupun swasta sebagai

pengelola parkir di lapangan atau tepatnya yang memberi pelayanan.

c. Pengarahan

Pengarahan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapangan berjalan

Pemkot dan UPTD membuat Jukni (petunjuk teknis) Jukir (juru

parkir). Pengarahan itu dilakukan melalui pelatihan dan pembekalan

teknis yang diikuti oleh pengelola parkir dan juru parkir yang nantinya

akan memberikan pelayanan parkir.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan

perparkiran di lapangan terkait dengan berbagai peraturan yang harus

dipenuhi oleh para juru parkir di lapangan sehingga para juru parkir

tidak bertindak sesuai dengan kemauan mereka sendiri dan

menyeleweng dari aturan yang ada.

e. Pengawasan/pengendalian

Pengawasan/pengendalian dilakukan untuk memantau pelaksanaan

perparkiran agar sesuai dengan arahan dan petunjuk teknik yang ada

selain itu dengan adanya pengawasan atau pengendalian akan

mengurangi permasalahan yang terjadi di lapangan juga mengurangi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

48

kebocoran PAD karena kecurangan pelaporan yang dilakukan oleh

juru parkir.

Manajemen pengelolaan perparkiran di kota Surakarta di berikan

kepada swasta melalui lelang maupun dengan penunjukkan langsung.

Pengelolaan parkir dengan lelang dilakukan pada perparkiran di zona yang

gemuk seperti sepanjang Jl. Slamet Riyadi itu merupakan daerah parkir

yang banyak sekali menjadi tempat parkir karena di situ merupakan pusat

bisnis. Sedangkan pengelolaan parkir dengan penunjukkan langsung hanya

berlaku untuk lokasi parkir tertentu yang memungkinkan diberi parkir

namun belum ada yang mengurusi parkirnya, biasanya di daerah yang

kurus di pinggir kota yang jauh dari pusat bisnis. Pengelolaan parkir di

kota Surakarta memberikan kewajiban pada pengelola parkir dan juru

parkir sesuai dengan Perda No. 9 tahun 2011 tentang retribusi daerah

sebagai berikut :

a. Setiap lahan parkir harus jelas identitas pengelola parkir

b. Setiap juru parkir (jukir) wajib memberikan karcis kepada pengguna

jasa parkir.

c. Setiap jukir wajib memakai identitas, baik KTP, seragam maupun

kartu tanda anggota jukir.

d. Setiap pengelola parkir berkewajiban penuh atas kendaraan yang

diparkir.

Berbagai permasalahan yang muncul itu membuktikan bahwa

pengelolaan perparkiran membutuhkan manajemen pengelolaan yang tepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

49

sehingga menunjang operasional pengeolaan perparkiran. Seharusnya

memang pengelolaan perparkiran menjadi perhatian dan prioritas untuk

melakukan perbaikan manajemen pengelolaan perparkiran dimana hal itu

juga ditunjang dengan pemberian kepastian hukum bagi konsumen.

Manajemen pengelolaan perparkiran di kota Surakarta menunjuk swasta

untuk mengelolanya dengan melakukan kerjasama dengan Pemkot. Pihak

swasta yang ditunjuk oleh Pemkot ini meliputi pemilik gedung, ormas,

masyarakat perorangan dan lain sebagainya.

2. Ormas Pengelola Parkir di kota Surakarta

Parkir di kota Surakarta dikelola oleh pihak ketiga dalam hal ini

adalah swasta yang dalam hal ini adalah pengelola parkir yang

mendapatkan hak atas lelang parkir yang di adakan oleh Dishubkominfo

Surakarta. Setelah mendapatkan hak lelang atas lokasi parkir maka Pemkot

akan memberikan SPK (Surat Perintah Kerja) sebagai bukti pengelolaan

perparkiran.

Pengelola parkir di kota Surakarta terhimpun dalam asosiasi

pengelola parkir Surakarta (Asparta). Pengelola parkir ini dari Juli hingga

sekarang lebih banyak dikuasai oleh pemain lama yaitu ormas (Organisasi

massa) yang didalamnya telah tersedia sumber daya manusia yang

mumpuni dan mampu memberikan pelayanan perparkiran dengan baik.

Pengelola parkir di Solo ini akan menjalankan tugasnya dengan

mempekerjakan beberapa jukir (juru parkir). Dimana para jukir ini nanti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

50

yang akan bertugas untuk memberikan pelayanan parkir pada pemilik

kendaraan.

Berdasarkan catatan UPTD Perparkiran Kota Surakarta jumlah

jukir saat ini adalah 3.025 orang yang tersebar di 200 an lokasi parkir di

seluruh kota Surakarta. Itu belum termasuk jukir yang tidak resmi yang

kemungkinannya mencapai sekitar 2000 an orang. Jika digabungkan bisa

sekitar 5.000 an juru parkir yang tersebar di sekitar 400 lokasi parkir resmi

maupun tidak resmi.

Jukir ini kebanyakan bekerja pada pengelola parkir dan biasanya

mereka sebelumnya telah menjadi salah satu anggota ormas yang

mengelola parkir. Ada juga jukir yang tinggal di dekat lokasi parkir

kemudian mereka mendaftarkan ke Pemkot untuk izin menggarap lahan

parkir yang belum ada pengelolanya. Namun ada juga jukir yang bekerja

karena menggantikan temannya atau saudaranya atau orang tuanya dengan

sistem menggantikan.

Organisasi massa (ormas) biasanya akan menjadi pengelola parkir

yang besar dan resmi karena biasanya mereka akan mengikuti proses

lelang yang diadakan oleh Pemkot. Ormas ini akan mengkoordinir

anggotanya untuk menjadi juru parkir sesuai dengan kesepakatan waktu

yang mereka buat sendiri bahkan mereka telah memiliki jaringan yang

kuat untuk memberikan keamanan pada lokasi parkirnya sehingga parkir

yang mereka jaga tidak rawan dengan pencurian, dimana itu akan

meminimalisir ganti rugi. Banyaknya personil dari ormas memungkin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

51

parkir yang di jaga lokasi parkirnya luas dan juga parkir juga aman karena

ada anggota yang fokus menjaga kendaraan ada yang fokus melayani

orang yang akan parkir. Hal itu juga membuat pengelola tidak lagi

mengasuransikan perparkiran sebagai bentuk tanggung jawab, jukir hanya

dioptimalkan dalam bekerja dan uang untuk membayar asuransi

dialokasikan untuk menambah pendapatan mereka sehingga mreka akan

bekerja dengan lebih baik.

Ormas yang mengelola perparkiran dengan mudah merekrut jukir

karena sejauh ini pendapatan jukir di kota Surakarta menjamin kehidupan

mereka bahkan bisa dikatakan melebihi UMK kota Surakarta. Tidak

sedikit jukir yang berasal dari mahasiswa, bahkan anak sekolah ada juga

karyawan yang dulunya bekerja di perusahaan memilih keluar untuk

menjadi jukir. Selain itu ada juga karyawan yang menjadikan jukir sebagai

kerja sampingan dengan memilih waktu setelah pekerjaan utamanya. Jukir

sekarang ini banyak menjadi pilihan sebagian orang di kota Surakarta ini

sebagai pilihan pekerjaan mereka, bahkan mereka merasa bahwa menjadi

jukir ini telah mampu menjadi penopang hidup mereka hingga saat ini.

Parkir bisa membuka lahan pekerjaann baru bagi sebagian masyarakat

Surakarta yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dengan

penghasilan yang memadai.

3. Kolaborasi Governance dalam Mengelola Perparkiran

Parkir di kota Surakarta merupakan salah satu sektor yang

memberikan sumbangan besar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

52

tahun 2013 ini Pemkot Surakarta mentargetkan PAD sektor perparkiran

sebesar Rp 3,2 miliar. Target PAD itu merupakan target yang besar

disbanding sektor lainnya namun pengalaman di tahun-tahun sebelumnya

target yang dibuat selalu terpenuhi. Bisa dikatakan bahwa sektor

perparkiran ini menjadi sektor andalan PAD di kota Surakarta selain itu

perparkiran juga menjadi andalan pula bagi para pekerja di sektor

informal.

Pekerja di sektor informal di kota Surakarta selama ini selalu

kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai terutama dari sisi

pendapatannya. Di Surakarta dengan UMK nya yang bisa di bilang rendah

kebanyakan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan makan dan harian

namun tidak dapat digunakan untuk menjamin pendidikan dan juga

kesehatan yang memadai sekalipun Pemkot sudah menyediakan

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan juga pendidikan gratis

namun dalam prakteknya semua tetap membutuhkan biaya. Kondisi itulah

yang membuat pekerja sektor informal berupaya mencari pekerjaan

dengan pendapatan yang memadai.

Menjadi jukir (juru parkir) adalah pilihan sebagian masyarakat di

kota Surakarta menurut mereka menjadi jukir itu mampu mencukupi

kebutuhan hidup mereka. Pemkot Surakarta selama ini mengelola

perparkiran berdasarkan prinsip dasar pola pemerataan, keadilan dan

penyerapan tenaga kerja. Pola pemerataan itu didasarkan dari penunjukkan

langsung pengelola parkir untuk lahan yang tidak berada di kantong

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

53

gemuk. Sedang untuk parkir kantong gemuk yang di lelang tidak hanya

diberikan pada satu ormas namun dibagi untuk ormas yang berdekatan

dengan lokasi parkir. Tujuan dari pemerataan ini adalah tidak

memungkinkan pengguasaan lahan tertentu oleh pihak tertentu yang

memungkinkan timbulnya premanisme karena sistem penguasaan yang

lama dan kuat.

Pola keadilan dalam sistem lelang ini Pemkot dan UPTD

perparkiran tidak mendasarkan pada unsur ekonomis saja namun juga

pertimbangan profesionalisme pengelolaan dan juga kedekatan lokasi

parkir dengan ormas yang mengikuti lelang itu berada. Tujuannya adalah

agar ormas yang terlibat dalam pengelolaan perparkiran mendapat

kesempatan untuk mengelola areal parkir yang berada di daerahnya dan itu

dirasa adil karena jika tidak dibuat seperti itu maka seperti dulu ormas

yang mengelola parkir bisa siapa saja bahkan tidak sedikit preman yang

mengelola bahkan terkadang mereka berasal dari luar kota.

Pola penyerapan tenaga kerja ini adalah pola yang dilakukan

dengan menjadikan parkir sebagai lahan pekerjaan untuk sebagian

masyarakat. Pola penyerapan tenaga kerja dipilih dengan maksud agar

pemerintah daerah tidak hanya akan mendapatkan PAD namun disisi lain

melalui parkir pemerintah daerah juga telah memikirkan untuk penyediaan

lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Pola manajemen pengelolaan perparkiran di kota Surakarta itu

dipilih oleh Pemkot Surakarta dengan pertimbangan bahwa parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

54

merupakan retribusi dari masyarakat karena pelayanan yang di terimanya

hendaknya juga dikelola dengan memberikan kontribusi pada masyarakat

dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung. Kontribusi

langsungnya adalah adanya jaminan pekerjaan bagi sebagian masyarakat

dari parkir dan juga pelayanan yang baik yang dilakukan jukir terhadap

masyarakat yang membutuhkan layanan parkir. Sedangkan kontribusi

tidak langsung didapat dari berbagai bentuk pemeliharaan, perbaikan dan

penyediaan sarana publik yang menunjang dari hasil retribusi parkir.

Manajemen pengelolaan perparkiran di kota Surakarta lebih

banyak di serahkan pada swasta, dalam hal ini parkir dikelola oleh ormas

yang telah tergabung dalam Asparta (Asosiasi Penggelola Perparkiran di

Surakarta). Ormas yang akan mengelola parkir akan mengikuti lelang

dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemkot dan UPTD

perparkiran.

Kerjasama antara pemerintah dan ormas untuk mengelola

perparkiran di kota Surakarta terintegrasi agar saling menguntungkan

diantara kedua belah pihak. Pengelolaan parkir pada dasarnya tanggung

jawab pemerintah untuk penyelenggaraan pelayanan jasa parkir, untuk

mendukung pengelolaan parkir yang baik pemerintah tidak

memungkinkan menyelenggarakan sendiri karena keterbatasan sumber

daya manusia yang mndukung dan juga perlunya biaya yang berarti akan

mengurangi pendapatan retribusi parkir. Melalui alasan itu Pemkot

mencoba pihak ketiga untuk mengelolanya salah satunya adalah ormas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

55

dari situ kerjasama akan terus berlangsung selama ormas masih dipercaya

untuk mengelola parkir oleh Pemkot.

Kolaborasi Governance dalam hal ini adalah Pemerintah Kota

Surakarta dan UPTD Perparkiran Surakarta dengan ormas yang mengelola

perparkiran dimulai ketika ormas memenangkan lelang, mulai saat itu

ormas akan mengelola parkir dengan petunjuk teknis Pemkot dan UPTD

perparkiran. Bentuk kolaborasi yang terjadi adalah meliputi :

a. Pelatihan dan pembekalan jukir dan pengelola parkir

Pelatihan jukir dan pengelola parkir adalah bentuk kolaborasi antara

ormas dan Pemkot Surakarta karena tanggung jawab untuk mengelola

parkir sebaik mungkin. Pelatihan ini dilakukan secara gratis dimana

jukir dan pengelola parkir akan mendapatkan pembekalan mengenai

peraturan pengelola parkir dan juga cara pelayanan yang baik bagi juru

parkir. Pelatihan jukir dan pengelola ini bagian dari kerjasama yang

dilakukan Pemkot dan ormas, karena Pemkot tetap mengharapkan

pengelolaan parkir tetap dilakukan oleh masyarakat Surakarta tanpa

terkecuali ormas yang ada di Surakarta. Dengan optimalisasi

kolaborasi melalui pelatihan akan memberi bekal bagi ormas untuk

lebih berdaya guna.

b. Penetapan batas-batas lokasi parkir dan besar retribusi yang

dibayarkan ke Pemkot

Lokasi parkir telah ditetapkan saat lelang berlangsung namun batasan

dan luas lokasi parkir hanya dapat ditentukan oleh pemerintah. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

56

itu penyediaan lahan untuk parkir juga menjadi wewenang pemerintah

sehingga ormas sebagai pengelola parkir harus mendapatkan petunjuk

dan arahan sehingga nantinya tidak menyalahi aturan. Selain batas

lokasi Pemkot juga membuat kesepakatan yang disetujui bersama

mengenai besaran setoran parkir ke Pemkot yang ditetapkan hingga

meencapai 40%. Pemkot tidak menetapkan angka baku semua bisa di

negosiasikan melalui kesepakatan dua belah pihak dan dengan besaran

nilai pendapatan pajak yang sebenarnya berlandaskan azaz

kepercayaan.

c. Pengawasan

Pengawasan menjadi bagian yang disyaratkan dalam kerjasama

pengelolaan parkir antara Pemkot dan ormas. Pengawasan ini

dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan

yang langsung dilakukan oleh Pemerintah terhadap pengelolaan parkir

adalah terkait dengan cara pelayanan jukir dan pengawasan tidak

langsungnya adalah dengan memantau pendapatan harian dari retribusi

parkir sesuai dengan yang dilaporkan oleh jukir di lapangan.

Bentuk kolaborasi yang terjadi antara pemkot dan ormas untuk

mengelola parkir dilakukan dengan satu tujuan memberikan pelayanan

parkir yang baik dan memuaskan. Dalam kerjasama tersebut terdapat

hambatan yang membuat kerjasama antara pemerintah dan ormas dalam

mengelola perparkiran. Hambatan yang muncul dalam kerjasama

pengelolaan parkir antara pemerintah dan ormas selama ini menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

57

hambatan yang sulit untuk dicari titik temunya dan biasanya antara

pemerintah dan ormas hanya menerima itu dengan begitu saja selama itu

tidak terlalu memberatkan kerjasama yang dilakukan.

C. Analisis Ukuran keberhasilan Kolaborasi

Untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang kolaborasi antara

pemerintah daerah dengan ormas, maka perlu dikroscek sejumlah faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan collaborative governance. Faktor yang dipakai

dalam menganalisa kolaborasi antara pemerintah dengan ormas meliputi:

a. Network Structure

Dalam prinsip networked stucture, jaringan tidak boleh membentuk

hirarki karena justru tidak akan efektif, dan struktur jaringan bersifat organis

dengan struktur organisasi yang se-flat mungkin, yakni tidak ada hirarki

kekuasaan, dominasi dan monopoli, semuanya setara baik dalam hal

kewajiban, tanggung jawab, otoritas dan kesempatan untuk aksesibilitas.

Kolaborasi pelayanan perparkiran dilakukan antara dinas perhubungan dengan

ormas. Seperti yang diutarakan bapak Larjo sebagai berikut :

“Saya sudah menjadi jukir selama 7 tahun. Saya sebelumnya tidak punya

pekerjaan lalu ditawari oleh ormas XXX untuk menjadi jukir, kemudian

saya bersedia hingga sekarang. Karena yang merekrut saya ormas XXX

maka saya harus menyerahkan setoran kepada ormas XXX itu”

Hal yang sama disampaikan oleh bapak Paijo berikut ini :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

58

“para jukir kebanyakan direkrut oleh ormas XXX, jadi secara otomatis

menjadi anggota ormas tersebut. Bahkan ada satu keluarga yang

berprofesi sama menjadi jukir”

Berdasarkan wawancara di atas dalam pelaksanaan kolaborasi, kedua

belah pihak berjalan sesuai dengan peran masing-masing sesuai dengan

pertanggungjawaban ke pihak stakeholder atau ormas XXX. Sehingga struktur

jaringan pada kolaborasi antara dinas perhubungan berbentuk flat dan tidak ada

unsur hirarki didalamnya. Tidak ada unsur hirarki dan struktur jaringan antara

Dinas Perhubungan dengan ormas XXX dalam kerjasama pelayanan publik

parkir.

b. Comitment to a common purpose

Kerjasama yang terjalin antara pemerintah dengan stakeholders mengacu

pada alasan sebagai upaya peningkatan pelayanan perparkiran di Kota

Surakarta. Hal ini dikarenakan parkir merupakan salah satu pelayanan kepada

masyarakat yang tidak bisa di kelola sendiri oleh pemerintah daerah dan parkir

juga merupakan sumber pendapatan asli daerah Kota Surakarta. Dinas

Perhubungan mengadakan lelang area parkir kepada para stakeholders, dan

salah satu stakeholder yang menang adalah ormas XXX. Seperti yang

disampaikan oleh Bapak Ali sebagai berikut :

“Ormas XXX telah menang lelang satu titik area parkir sebesar 25 juta

setahun. Satu titik yang dimaksud adalah 7 sampai 8 toko”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

59

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah kota

Surakarta telah menjalin kerjasama dengan ormas XXX dalam pengelolaan

perparkiran dengan menerima uang lelang yang dibayar dimuka untuk satu tahun.

Selanjutnya ormas XXX meminta setoran kepada para jukir dan para jukir tidak

perlu lagi setor kepada Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

c. Trust among participants

Dalam sebuah kolaborasi sangat diperlukan kepercayaan dari para

stakeholders, dan kaitannya dengan kolaborasi antara pemerintah dengan

ormas XXX harus ada saling percaya satu sama lain. Hal ini sesuai dengan

yang disampaikan oleh salah satu jukir Sriyono :

“Ormas XXX setiap hari meminta setoran kepada saya sebesar Rp

13000,00 per hari, jika saya belum bisa setor dalam satu hari maka saya

harus setor dobel. Untuk toko yang pemiliknya tidak boleh diparkiri,

maka dia harus setor ke ormas XXX Rp 25.000,00 per bulan. Dan kalau

sudah begitu saya juga ndak berani untuk markiri toko tersebut”

Berdasarkan wawancara tersebut, menggambarkan adanya kepercayaan antara

stakeholder yang terlibat dalam kolaborasi ini. Kepercayaan berjalan baik

antara pihak Dinas Perhubungan dengan ormas XXX dilihat dari pemerintah

mempercayakan pengelolaan parkir kepada ormas XXX.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

60

d. Governance

Governance yaitu termasuk : a. ada batas-batas siapa yang boleh terlibat

dan siapa yang tidak boleh terlibat, b. aturan yang menegaskan sejumlah

pembatasan perilaku anggota komunitas tentang hal-hal apa saja yang harus

dilakukan dan hal-hal apa yang tidak seharusnya dilakukan, c. kebebasan

menentukan bagaimana kolaborasi dijalankan, dan d. network management

yang berkenaan dengan resolusi penolakan/tantangan, alokasi sumber daya,

kontrol kualitas dan pemeliharaan organisasi. (Sudarmo 2011).

Dalam kerjasama pelayanan perparkiran sudah ada batas siapa yang boleh

terlibat didalamnya yaitu pemerintah (Dinas Perhubungan) dan Ormas XXX.

Sudah ada aturan yang jelas mengenai peran masing-masing dalam kolaborasi

ini seperti Dinas Perhubungan sebagai pembuat kebijakan pengelolaan parkir

sedangkan ormas XXX berperan sebagai pihak yang memenangkan lelang area

parkir yang harus mengelola perparkiran dengan baik.

Kaitannya siapa yang menjadi anggota dan yang bukan anggota memang tidak

ada bukti tertulis yang menyatakan stakeholder sebagai anggota kolaborasi

tetapi dalam kaitannya dengan pengelolaan parkir, pemerintah menjalin

kerjasama dengan ormas XXX sehingga ormas inilah yang lebih mengetahui

manajemen pengelolaan perparkiran. Walaupun sudah ada aturan untuk

menjalankan peran, stakeholder diberi kebebasan untuk menjalankan aktivitas

lain sesuai dengan visi misi pelayanan perparkiran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

61

e. Access to authority

Pemerintah dengan ormas xxx memiliki otoritas masing-masing untuk

menjalankan kegiatan sebagai upaya peningkatan pelayanan perparkiran.

Dalam pembuat kebijakan, pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak

stakeholder atau ormas untuk mengelola area parkir yang ada dikota Surakarta

dengan sistem lelang tempat.

Karena pemerintah telah mengadakan lelang kepada stakeholder dan

stakeholder yang memenangkan adalah ormas XXX, maka ormas XXX

mempunyai otoritas penuh terhadap pengelolaan parkir. Otoritas tersebut

antara lain penerimaan anggota jukir, penetapan setoran jukir dan penetapan

titik area parkir. Seperti yang diutarakan oleh Mas Agus sebagai berikut :

“jika ingin menjadi jukir boleh…….selama masih ada jam kosong dan

tidak ada parkirnya. Tetapi tetap harus lapor dulu kepada ormas XXX,

karena semua juru parkir disini menjadi anggota ormas XXX”

Hal tersebut dibenarkan oleh bapak Ali sebagai berikut :

“anak saya kan nganggur mas,trus pengin jadi jukir lalu saya lapor ke

ormas XXX dulu baru nanti dicarikan area parkir dan jam kosongnya.

Nantinya juga akan dimintakan seragam dan KTA oleh ormas XXX

kepada pemerintah”

Dari wawancara diatas sudah menjelaskan adanya otoritas yang jelas untuk

masing-masing stakeholder, dengan adanya otoritas yang jelas maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

62

stakeholders bisa menjalankan peran dan mengimplementasikan keputusan

yang sudah ditentukan.

f. Distributive accountibility/responbility

Dalam kolaborasi pelayanan parkir di Kota Surakarta, prosedur pelaksanaan

sudah ditentukan dari pemerintah tetapi peran dan tanggungjawab dari masing-

masing berbeda. Pemerintah menyerahkan tanggung jawab pengelolaan parkir

kepada ormas yang menang lelang. Ormas XXX bertanggung jawab kepada

pemerintah tentang manajemen perparkiran. Jukir yang dimasukkan harus

masuk menjadi anggota ormas XXX tersebut.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Collaborative Governance dalam

pengelolaan perparkiran

1. Faktor-faktor pendukung Collaborative Governance

a. Sumber daya

Faktor yang mendukung dalam collaborative dalam pengelolaan

perparkiran adalah sumber daya manusia dan sumber daya keuangan.

Sumber daya manusia dan sumber daya keuangan merupakan faktor yang

penting dalam kolaborasi. Sumber daya manusia yang berperan dalam

kolaborasi ini sudah memiliki kompetensi dalam pengelolaan parkir dan

perekrutan juru parkir. Sedangkan sumber daya keuangan sudah

disediakan oleh ormas XXX untuk memenangkan lelang pengelolaan

parkir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

63

b. Otoritas

Otoritas atau kewenangan merupakan faktor yang mendukung kolaborasi.

Dengan adanya otoritas atau kewenangan yang diberikan oleh pemerintah

Kota Surakarta kepada ormas XXX maka ormas tersebut bisa menjalankan

tugas sesuai perannya masing-masing baik itu melalui sebuah prosedur

atau pemberian kebebasan untuk berinovasi

2. Faktor-faktor penghambat Collaborative Governance

Faktor penghambat bisa membuat pengelolaan perparkiran tidak bisa berjalan

baik. Faktor penghambat kolaborasi ini antara lain :

a. Kurang komitmen

Komitmen merupakan faktor penting dalam kolaborasi. Tanpa ada

komitmen dari masing-masing stakeholders, kolaborasi tidak akan bisa

berjalan dan bisa mencapai apa yang menjadi tujuan kolaborasi. Pada

kolaborasi dalam pengelolan perparkiran, komitmen masing-masing

stakeholders masih kurang sehingga kolaborasi tidak bisa berjalan baik

dan bahkan ada beberapa kegiatan yang sudah lama tidak dilakukan lagi.

b. Kurang kepercayaan

Dalam kolaborasi diperlukan kepercayaan antar stakeholders tetapi

kolaborasi pengelolaan perparkiran antar stakeholders masih kurang.

Kurangnya kepercayaan dari beberapa stakeholders terhadap stakeholders

lain mengakibatkan pengelolaan perparkiran tidak berjalan baik bahkan

bisa saling menjatuhkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

64

c. Struktur jaringan

Dalam kolaborasi ini, struktur jaringan kolaborasi masih belum jelas.

Pemerintah cenderung menyerahkan tanggung jawab pada ormas XXX

dan yang mendominasi dalam pengelolaan parkir adalah ormas tersebut.

d. Kurang koordinasi

Dalam kolaborasi ini kurang adanya koordinasi yang baik antar

stakeholders. Sudah lama tidak dilakukan atau bisa dikatakan hampir tidak

pernah ada pertemuan rutin antar stakeholders yang membahas

permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan perparkiran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kolaborasi dalam upaya pengelolaan parkir yang dilakukan oleh

pemerintah (Dinas Perhubungan) dengan ormas XXX (ormas nonreligi) untuk

meningkatkan pelayanan perparkiran di Kota Surakarta dengan melakukan

kegiatan sebagai berikut :

1. Pelatihan dan pembekalan jukir dan pengelola parkir.

Kolaborasi dilakukan oleh Dinas Perhubungan dengan ormas

XXX. Kolaborasi dilakukan dalam hal pelatihan dan pembekalan para juru

parkir yang telah direkrut oleh ormas XXX. Kolaborasi pelatihan jukir untuk

pengelolaan parkir tidak berjalan sesuai dengan harapan. Masih sedikit jukir

yang mengikuti pelatihan dari pemerintah Kota Surakarta, sehingga banyak

para jukir yang illegal atau belum terdaftar dalam organisasi massa XXX.

Masih dijumpai kartu identitas jukir yang tidak sesuai dengan lahan parkir

yang wajib dikelola.

2. Penetapan batas-batas lokasi parkir dan besar retribusi yang dibayarkan ke

Pemerintah Kota Surakarta.

Kolaborasi dilakukan oleh Dinas Perhubungan dengan ormas XXX.

Kolaborasi ini terjalin ketika ormas XXX menang lelang pada pelelangan

lahan parkir yang diselenggarakan pemerintah kota Surakarta. Kolaborasi

penetapan batas lokasi parkir dan besar retribusi tidak berjalan lancar. Faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

66

yang mempengaruhi kurangnya kepercayaan ormas XXX, pembagian

tanggungjawab tidak maksimal dan tukar informasi tidak dilakukan lagi.

3. Pengawasan

Kolaborasi dilakukan oleh Ormas XXX dengan para jukir. Kolaborasi

dilakukan untuk meningkatkan pelayanan parkir dan keamanan kendaraan

yang diparkir. Kolaborasi ini belum berjalan dengan baik, karena kurangnya

kepercayaan jukir terhadap ormas XXX, otoritas dan pembagian

tanggungjawab juga belum nampak, pembagian informasi masih sangat

terbatas.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Kolaborasi Governance dalam pengelolaan parkir dapat dianalisis dengan

menggunakan 8 indikator seperti networked structure, commitment to

common purpose, trust to among participant, governance, access to authority,

distributive accountability/responsibility, information sharing, access to

resources. Dengan menganalisis ke-8 indikator, dapat diketahui sejauhmana

kolaborasi antar stakeholders yang telah dilakukan dalam pengelolaan parkir,

sehingga dari analisis, diketahui apa saja faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam kolaborasi governance.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

67

2. Implikasi Praktis

Dalam kolaborasi governance pengadaan dan pelatihan jukir

ditemukan faktor pendukung kolaborasi governance (sumber daya manusia,

sumber daya keuangan, adanya otoritas) sedangkan faktor yang menghambat

(kurangnya kepercayaan, keterbatasan informasi, kurang koordinasi dan

struktur jaringan hirarki. Dalam pengelolaan parkir, hubungan kolaborasi antar

stakeholders belum terjalin dengan baik sehingga diperlukan suatu forum yang

bisa mempertemukan dinas perhubungan dengan ormas XXX untuk

membahas permasalahan dan peningkatan pelayanan parkir.

C. Saran

Dari hasil interpretasi data dan kesimpulan, akan diberikan rekomendasi

terhadap kolaborasi ormas dan pemkot dalam pelayanan perparkiran. Adapun

saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Terkait dengan kolaborasi pengelolaan perparkiran yang lebih

didominasi oleh ormas XXX yang menyebabkan para jukir yang tidak

tertib dalam penyetoran maka perlu diadakan pertemuan rutin antara

pemerintah dengan ormas untuk memberikan ketegasan terhadap para

jukir tersebut.

2. Pemerintah perlu mengadakan penertiban terhadap jukir yang illegal

yang tidak terdaftar dalam keanggotaan jukir melalui ormas karena dapat

merugikan masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ansell, Chris and Gash, Alison. 2009. Pragmatism and Collaborative

Governance, Department of political Science. University of California:

Berkeley.

Chang, Hyun Joo. 2009. Collaborative Governance In Welfare Service Delivery :

Focusing On Local Welfare System in Korea. International Review Of

Publik Administration Vol 13 Special Issue

Donahue, John. On Collaborative Governance, Corporate Sosial responsibility

Initiative Working paper No. 2 Cambridge, MA : John F Kennedy School

of Government, Harva

Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep,

Teori dan Isu. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta : UPP AMP

YKPN

Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:

Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta : Universitas

Indonesia.

Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :Remaja

Rosda Karya.

Murti Sumarni dan John Soeprihanto. 2003. Pengantar Bisnis Modern.

Yogyakarta : Liberty

Newman, Janet, Barnes, Marian, Sullivan, Helen dan Knops, Andrew. 2004.

Public participation and collaborative governance. Journal Social Policy.

RianNugroho. 2005. Tantangan Indonesia (Solusi Pembangunan Politik Negara Berkembang). Jakarta :Gramedia.

Sranco, George R. 2011. Collaborative governance and strategic approach to facilitating change: lessons learned from forest agreements in South East Queensland and the Great Bear Rainforest. Journal for and about social movements Article volume 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

Sudarmo. 2009. “Democratic Collaborative Governance Pedagang Kaki Lima:

Studi Penelitian Tentang Tindakan Kebijakan Kolaborasi Antar

Stakeholder Secara Partisipatif dalam Pemecahan Masalah Pedagang

Kaki Lima di Wilayah Solo Raya”. Laporan Penelitian Hibah DIPA

Strategis Nasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret.

Sudarmo.2009. Elemen-elemen Collaborative Leadership dan Hambatan-

hambatan Bagi Pencapaian Efektifitas Collaborative Governance.Jurnal

Spirit Publik. Volume 5 No. 2

Sudarmo. 2011. Isu-isu Administrasi Publik dalam Perspektif Governance.

Surakarta : Smart Media

Swastini, Asri. 2010. Collaborative Governance KPA dengan LSM-LSM Peduli

Aids di Kota Surakarta. Skripsi AN UNS

Tang, Shui Yan dan Daniel A. Mazmanian. 2008. An Agenda for the Study of

Collaborative Governance.Working Paper. University of Southern

California

Undang-undang Kepegawaian. No. 43 Th 1990

Warsito Utomo. 2006. Administrasi Publik Baru Indonesia. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

William Dunn. 2003. Analisis Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta : Hanindita

Graha Widya.

W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grassindo

Y. Slamet. 2006. Metode Penelitian Survei.Surakarta : UNS Press.

Vangen, Sivdan Chris Huxham. 2003. Nurturing Collaborative Relations :

Building Trust in Interorganizational Collaboration. Journal of Applied

Behavioral Science. 2003

www. Kompasiana.com

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · PIFIK MOCHTAR SP NIM: ... pemerintah melibatkan sector swasta dan masyarakat dalam pelayanan publik. ... menjalin komunikasi yang baik dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user