Diet Hipertensi
description
Transcript of Diet Hipertensi
Bagi penderita hipertensi, pengaturan diet secara umum perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan berat badan lebih (overweight).
Beberapa penelitian melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang
gemuk, oleh penurunan tekanan darah yang berarti. Pada penelitian Trialof
Antihypertensive Interventions and Management (TAIM), penurunan sekitar 4,4 kg
dalam waktu 6 bulan, dapat menurunkan tekanan darah 2,5 mm Hg. Hindari makanan
junk food yang biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na),
tinggi gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan, kue-kue manis.
2. Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk
mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung
koroner.
Hindari makan terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan.
Sebaliknya, dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda,
omega-3 dan omega-6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan
bahwa asam lemak tak jenuh omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan
tekanan darah. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu.
Selain itu, asam oleat (yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga
bermanfaat dalam mencegah peningkatan tekanan darah.
3. Membatasi asupan garam (natrium)
Penurunan asupan garam sudah dikenal sejak dahulu berperanan dalarn mencegah dan
mengatasi tekanan darah tinggi. Dilaporkan bahwa sekitar 1/3 hingga 1/2 populasi
sensitif terhadap garam, sehingga penurunan asupan garam dari makanan yang
mengandung banyak garam dan garam di atas meja, diharapkan dapat menurunkan
tekanan darah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan asupan natrium sekitar
1,8 g/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg, dan tekanan darah diastolik
2 mmHg pada seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, dan hanya penurunan lebih
sedikit pada individu dengan tekanan darah normal. Hal yang juga perlu diingat, bahwa
respons tekanan darah terhadap perubahan asupan garam bervariasi untuk setiap orang,
karena faktor genetik atau faktor dari penderita itu sendiri seperti usia, ras, dan lainnya.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan garam kurang dari 6 g/hari yang setara dengan
110 mmol natrium (2.400 mg/hari). Pengurangan asupan garam bukan saja dari garam
dapur, atau garam meja pada waktu kita makan. Namun, hindari makanan yang tanpa kita
sadari mengandung banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan (ikan asin, telur
asin, dan diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang banyak mengandung
garam dapur misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau juga makanan camilan. Perhatikan
dengan saksama label makanan camilan atau snack (roti, biskuit) atau makanan kaleng
lainnya, yang biasanya mengandung garam di dalam daftar komposisinya.
Diet rendah garam
Pada penderita hipertensi, diet rendah garam bertujuan untuk membantu menghilangkan
penahanan garam dan air dalam jaringan tubuh serta menurunkan tekanan darah. Diet rendah
garam selain diindikasikan untuk penderita hipertensi dan edema (pembengkakan), juga
diberikan pada penderita dengan ber-bagai komplikasi seperti dekompensasi jantung penyakit
ginjal, sirosis hati, toksemia pada kehamilan atau pada hipertensi esensial. Diet rendah garam ini
harus mengandung cukup kalori, vitamin, mineral dan protein yang disesuaikan berdasarkan
umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, aktivitas, serta kondisi sakitnya. Bentuk makanan
yang diberikan dise-suaikan dengan kondisi sakitnya. Selain membatasi asupan garam dapur
pada makanan, makanan yang mengandung tinggi natrium juga perlu dibatasi.
Tips mengatasi penyakit hipertensi Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
mengatasi penyakit hipertensi, meliputi pendekatan non-farmakologis dan farmakologis, yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Mengubah gaya hidup, dengan berpedoman pada hidup seimbang dan sehat antara lain:
berhenti merokok, mengurangi minum alkohol berlebihan, istirahat dan tidur cukup.
2. Menjaga berat badan dalam batas normal, dengan kisaran indeks masa tubuh antara 18,5 – 25
kg/m2 dan lingkar pinggang <90 untuk pria dan < 80 untuk wanita. Bagi penderita dengan berat
badan berlebih atau obesitas, penurunan berat badan biasanya diikuti dengan pen urunan tekanan
darah.
3. Olahraga/aktivitas fisik teratur, dan pilih olahraga yang tidak terlalu berat dan dapat
meningkatkan tekanan darah seperti jogging, jalan kaki, berenang.
4. Menghindari dan atasi stres, dan selalu bersikap positif terhadap masalah yang dihadapi.
Pendekatan melalui pendalaman spnitual (agama), atau teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengurangi stres seperti meditasi, yoga, atau lainnya.
5. Pengaturan diet yang tepat. Kurangi makanan yang mengandung tinggi kalori, lemak, dan
kolesterol karenadapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti aterosklerosis,
penyakit jantung koroner. Kurangi asupan garam, baik dari garam dapur atau makanan yang
banyak mengandung garam seperti makanan yang diasinkan (ikan asin, telur asin, dan makanan
yang diawetkan (dendeng, abon, dn.), acar, makanan kaleng (sayuran dalam kaleng, dll.),
bumbu-bumbu (terasi, tauco, vetsin), dan makanan camilan yang banyak mengandung garam
(biskuit, roti, kue). Perhatikan label makanan kemasan dengan kandungan garam yang tinggi,
sehingga dapat menghindari berlebihan. Banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan,
karena banyak mengandung mineral yang bermanfaat seperti kalium, magnesium. Selain itu,
susu rendah lemak yang banyak mengandung kalsium juga dianjurkan. Bila diperlukan,
suplemen kalium, magnesium, dan kalsium dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan akan
mineral tersebut.
6. Minum obat antihipertensi secara teratur sesuai dengan anjuran Jokter, dengan
mempertimbangkan dosis, jangka waktu pengobatan, dan perhatikan efek sampingan yang
timbul selama pengobatan. Harga obat yang terjangkau juga perlu menjadi perhatian dalam
menentukan pilihan bat karena obat ini harus dimakan terus bahkan ada yang seumur hidup.
Keberhasilan terapi ditentukan oleh ketaatan berobat, perubahan kebiasaan mendukung dan kerja
sama yang baik dengan dokter
7. Lakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dengan meng-t-valuasi kemajuan
pengobatan, di samping menghindari risiko-risiko terjadinya komplikasi penyakit lainnya. Bila
diduga terjadi komplikasi penyakit lain, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui
penyebabnya.
8. Konsultasikan segera ke dokter bila timbul penyakit penyerta aim seperti jantung koroner,
diabetes mellitus, gangguan ginjal.
Bahan
Makanan
Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras, kentang, singkong, terigu, Roti, biskuit dan kue-kue yang
karbohidrat tapioka, hunkwe, gula, makaroni,
mi, bihun, roti, biskuit, kue kering
yang dimasak tanpa garam dapur
dan/atau baking powder dan soda.
dimasak dengan garam dapur
dan/atau baking powder dan
soda.
Sumber
protein
hewani
Telur maksimal 1 btr/hari, daging
sapi, ayam dan ikan maksimal 100
gr/hari
Otak, ginjal, lidah, sardin,
daging, ikan, susu, dan telur
yang diolah dengan garam
dapur seperti: daging asap,
ham, bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, ikan kaleng,
korned, ebi, udang kering, telur
asin, telur pindang.
Sumber
protein nabati
Tempe, tahu, kacang tanah, kacang
hijau, kacang kedele, kacang merah,
dan kacang-kacangan lain yang
dimasak tanpa garam dapur
Selai kacang, keju kacang tanah
dan semua kacang-kacangan
yang dimasak dengan garam
dapur, baking powder, dan
soda.
Sayuran Semua sayuran segar dan sayuran
yang diawet tanpa garam dapur dan
natrium benzoat.
Sayuran yang dimasak dan
diawetkan dengan garam dapur
dan ikatan natrium lain seperti:
sayur dalam kaleng, sawi asin,
asinan dan acar.
Buah-buahan Semua buah-buahan segar dan buah
yang diawet tanpa garam dapur dan
natrium benzoat.
Buah-buahan yang dimasak dan
diawetkan dengan garam dapur
dan ikatan natrium lain seperti:
buah dalam kaleng, asinan
buah, manisan buah.
Lemak Minyak goreng, mentega, dan
margarin tanpa garam.
Margarin dan mentega biasa.
Minuman Teh, dan air putih. Minuman kaleng, minuman
soda
Bumbu Semua bumbu yang tidak
mengandung garam dapur dan
ikatan natrium yang lain
Garam dapur (untuk hipertensi
berat), baking powder, soda
kue, vetsin, kecap, terasi,
maggi, tomato ketchup, petis,
dan tauco.