Diet Hipertensi

7
Bagi penderita hipertensi, pengaturan diet secara umum perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan berat badan lebih (overweight). Beberapa penelitian melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang gemuk, oleh penurunan tekanan darah yang berarti. Pada penelitian Trialof Antihypertensive Interventions and Management (TAIM), penurunan sekitar 4,4 kg dalam waktu 6 bulan, dapat menurunkan tekanan darah 2,5 mm Hg. Hindari makanan junk food yang biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na), tinggi gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan, kue-kue manis. 2. Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan. Sebaliknya, dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 dan omega- 6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan bahwa asam lemak tak jenuh omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan tekanan darah. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu. Selain itu, asam oleat (yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga bermanfaat dalam mencegah peningkatan tekanan darah.

description

Bagi penderita hipertensi, pengaturan diet secara umum perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Transcript of Diet Hipertensi

Page 1: Diet  Hipertensi

Bagi penderita hipertensi, pengaturan diet secara umum perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan berat badan lebih (overweight).

Beberapa penelitian melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang

gemuk, oleh penurunan tekanan darah yang berarti. Pada penelitian Trialof

Antihypertensive Interventions and Management (TAIM), penurunan sekitar 4,4 kg

dalam waktu 6 bulan, dapat menurunkan tekanan darah 2,5 mm Hg. Hindari makanan

junk food yang biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na),

tinggi gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan, kue-kue manis.

2. Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk

mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung

koroner.

Hindari makan terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan.

Sebaliknya, dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda,

omega-3 dan omega-6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan

bahwa asam lemak tak jenuh omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan

tekanan darah. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu.

Selain itu, asam oleat (yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga

bermanfaat dalam mencegah peningkatan tekanan darah.

3. Membatasi asupan garam (natrium)

Penurunan asupan garam sudah dikenal sejak dahulu berperanan dalarn mencegah dan

mengatasi tekanan darah tinggi. Dilaporkan bahwa sekitar 1/3 hingga 1/2 populasi

sensitif terhadap garam, sehingga penurunan asupan garam dari makanan yang

mengandung banyak garam dan garam di atas meja, diharapkan dapat menurunkan

tekanan darah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan asupan natrium sekitar

1,8 g/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg, dan tekanan darah diastolik

2 mmHg pada seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, dan hanya penurunan lebih

sedikit pada individu dengan tekanan darah normal. Hal yang juga perlu diingat, bahwa

respons tekanan darah terhadap perubahan asupan garam bervariasi untuk setiap orang,

karena faktor genetik atau faktor dari penderita itu sendiri seperti usia, ras, dan lainnya.

Dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan garam kurang dari 6 g/hari yang setara dengan

Page 2: Diet  Hipertensi

110 mmol natrium (2.400 mg/hari). Pengurangan asupan garam bukan saja dari garam

dapur, atau garam meja pada waktu kita makan. Namun, hindari makanan yang tanpa kita

sadari mengandung banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan (ikan asin, telur

asin, dan diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang banyak mengandung

garam dapur misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau juga makanan camilan. Perhatikan

dengan saksama label makanan camilan atau snack (roti, biskuit) atau makanan kaleng

lainnya, yang biasanya mengandung garam di dalam daftar komposisinya.

Diet rendah garam

Pada penderita hipertensi, diet rendah garam bertujuan untuk membantu menghilangkan

penahanan garam dan air dalam jaringan tubuh serta menurunkan tekanan darah. Diet rendah

garam selain diindikasikan untuk penderita hipertensi dan edema (pembengkakan), juga

diberikan pada penderita dengan ber-bagai komplikasi seperti dekompensasi jantung penyakit

ginjal, sirosis hati, toksemia pada kehamilan atau pada hipertensi esensial. Diet rendah garam ini

harus mengandung cukup kalori, vitamin, mineral dan protein yang disesuaikan berdasarkan

umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, aktivitas, serta kondisi sakitnya. Bentuk makanan

yang diberikan dise-suaikan dengan kondisi sakitnya. Selain membatasi asupan garam dapur

pada makanan, makanan yang mengandung tinggi natrium juga perlu dibatasi.

Tips mengatasi penyakit hipertensi Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam

mengatasi penyakit hipertensi, meliputi pendekatan non-farmakologis dan farmakologis, yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Mengubah gaya hidup, dengan berpedoman pada hidup seimbang dan sehat antara lain:

berhenti merokok, mengurangi minum alkohol berlebihan, istirahat dan tidur cukup.

2. Menjaga berat badan dalam batas normal, dengan kisaran indeks masa tubuh antara 18,5 – 25

kg/m2 dan lingkar pinggang <90 untuk pria dan < 80 untuk wanita. Bagi penderita dengan berat

badan berlebih atau obesitas, penurunan berat badan biasanya diikuti dengan pen urunan tekanan

darah.

3. Olahraga/aktivitas fisik teratur, dan pilih olahraga yang tidak terlalu berat dan dapat

meningkatkan tekanan darah seperti jogging, jalan kaki, berenang.

Page 3: Diet  Hipertensi

4. Menghindari dan atasi stres, dan selalu bersikap positif terhadap masalah yang dihadapi.

Pendekatan melalui pendalaman spnitual (agama), atau teknik relaksasi dapat dilakukan untuk

mengurangi stres seperti meditasi, yoga, atau lainnya.

5. Pengaturan diet yang tepat. Kurangi makanan yang mengandung tinggi kalori, lemak, dan

kolesterol karenadapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti aterosklerosis,

penyakit jantung koroner. Kurangi asupan garam, baik dari garam dapur atau makanan yang

banyak mengandung garam seperti makanan yang diasinkan (ikan asin, telur asin, dan makanan

yang diawetkan (dendeng, abon, dn.), acar, makanan kaleng (sayuran dalam kaleng, dll.),

bumbu-bumbu (terasi, tauco, vetsin), dan makanan camilan yang banyak mengandung garam

(biskuit, roti, kue). Perhatikan label makanan kemasan dengan kandungan garam yang tinggi,

sehingga dapat menghindari berlebihan. Banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan,

karena banyak mengandung mineral yang bermanfaat seperti kalium, magnesium. Selain itu,

susu rendah lemak yang banyak mengandung kalsium juga dianjurkan. Bila diperlukan,

suplemen kalium, magnesium, dan kalsium dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan akan

mineral tersebut.

6. Minum obat antihipertensi secara teratur sesuai dengan anjuran Jokter, dengan

mempertimbangkan dosis, jangka waktu pengobatan, dan perhatikan efek sampingan yang

timbul selama pengobatan. Harga obat yang terjangkau juga perlu menjadi perhatian dalam

menentukan pilihan bat karena obat ini harus dimakan terus bahkan ada yang seumur hidup.

Keberhasilan terapi ditentukan oleh ketaatan berobat, perubahan kebiasaan mendukung dan kerja

sama yang baik dengan dokter

7. Lakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dengan meng-t-valuasi kemajuan

pengobatan, di samping menghindari risiko-risiko terjadinya komplikasi penyakit lainnya. Bila

diduga terjadi komplikasi penyakit lain, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui

penyebabnya.

8. Konsultasikan segera ke dokter bila timbul penyakit penyerta aim seperti jantung koroner,

diabetes mellitus, gangguan ginjal.

Bahan

Makanan

Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Beras, kentang, singkong, terigu, Roti, biskuit dan kue-kue yang

Page 4: Diet  Hipertensi

karbohidrat tapioka, hunkwe, gula, makaroni,

mi, bihun, roti, biskuit, kue kering

yang dimasak tanpa garam dapur

dan/atau baking powder dan soda.

dimasak dengan garam dapur

dan/atau baking powder dan

soda.

Sumber

protein

hewani

Telur maksimal 1 btr/hari, daging

sapi, ayam dan ikan maksimal 100

gr/hari

Otak, ginjal, lidah, sardin,

daging, ikan, susu, dan telur

yang diolah dengan garam

dapur seperti: daging asap,

ham, bacon, dendeng, abon,

keju, ikan asin, ikan kaleng,

korned, ebi, udang kering, telur

asin, telur pindang.

Sumber

protein nabati

Tempe, tahu, kacang tanah, kacang

hijau, kacang kedele, kacang merah,

dan kacang-kacangan lain yang

dimasak tanpa garam dapur

Selai kacang, keju kacang tanah

dan semua kacang-kacangan

yang dimasak dengan garam

dapur, baking powder, dan

soda.

Sayuran Semua sayuran segar dan sayuran

yang diawet tanpa garam dapur dan

natrium benzoat.

Sayuran yang dimasak dan

diawetkan dengan garam dapur

dan ikatan natrium lain seperti:

sayur dalam kaleng, sawi asin,

asinan dan acar.

Buah-buahan Semua buah-buahan segar dan buah

yang diawet tanpa garam dapur dan

natrium benzoat.

Buah-buahan yang dimasak dan

diawetkan dengan garam dapur

dan ikatan natrium lain seperti:

buah dalam kaleng, asinan

buah, manisan buah.

Lemak Minyak goreng, mentega, dan

margarin tanpa garam.

Margarin dan mentega biasa.

Minuman Teh, dan air putih. Minuman kaleng, minuman

soda

Page 5: Diet  Hipertensi

Bumbu Semua bumbu yang tidak

mengandung garam dapur dan

ikatan natrium yang lain

Garam dapur (untuk hipertensi

berat), baking powder, soda

kue, vetsin, kecap, terasi,

maggi, tomato ketchup, petis,

dan tauco.