diareaa BAB II

54
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Penyakit Diare Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih dari 3 kali atau lebih dalam sehari (Depkes. RI, 2000). Diare merupakan gangguan kesehatan yang cukup sering diderita oleh anak-anak selain infeksi saluran pernapasan atas. 9

description

diareeee

Transcript of diareaa BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI2.1.1 Penyakit DiareDiare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih dari 3 kali atau lebih dalam sehari (Depkes. RI, 2000). Diare merupakan gangguan kesehatan yang cukup sering diderita oleh anak-anak selain infeksi saluran pernapasan atas.Diare adalah keadaan frekwensi buang besar (BAB) lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau, dapat pula bercampur lendir dan atau darah (Ngastiyah, 1997).Diare merupakan masalah umum ditemukan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama hingga ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit (Umar Zein, 2004).

Gambar 2.1

2.1.1.1 Penyebab1. InfeksiInfeksi enteral : infeksi saluran pencernaan karena bakteri, virus, parasitInfeksi parenteral : otitis media akut, tonsilo faringitis, bronchopneumonia.2. Malabsorbsi kabohidrat, malabsorbsi lemak dan malabsorbsi proteinHal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.3. Makanan : makanan basi, keracunan dan alergi makananMemakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.4. Psikologis : rasa takut dan cemas5. Penyakit-penyakit usus dan inflamasi (inflamatori bowel disease)Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.6. Gangguan hepar dan pancreas7. Neoplasma8. Biokchemical Causes9. Defisiensi imun10. Endocrinophaties11. Malnutrisi12. Faktor diet : overfeeding, pengenalan makanan baru13. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.14. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.15. Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.16. Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak.

2.1.1.2 Jenis-jenis diare1.Diare AkutAdalah diare yang disebabkan oleh virus rota virus yang ditandai buang air besar lembek/cair bahkan berupa air saja frekuensi 3x atau lebih dalam sehari berlangsung dari 14 hari Patogenesis diare akut yaitu masuk nya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung.jasad renik itu berkembang biak didalam usus halus kemudian jasad renik mengeluarkan toksik. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.2.Diare BermasalahAdalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus , bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein, susu sapi,penularan secara fecal-oral kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diare ini diawali dengan cair kemudian pada hari berikutnya muncul darah eengan maupun tampa lendi,sakit perut yang di ikuti muncul tenasmus panas disertai hilang nafsu makan dan badan terasa lemah.3.Diare PersistenAdalah diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare tersebut adalah kerusakan mukosa usus.diare persisten ini merupakan istilah yang dipakai di lur negri yang menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari dan berlangsung terus menerus.Penyebab diare ini sama dengan diare akut. Sebagai akibat diare akut maupun diare bermasalah akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa(asidosis,metabolic,hipokalemi,dan sebagainya),gangguan gizi akibat kelaparan (masukan makanan kurang,pengeluaranbertambah),hipoglikemia,gangguan sirkulasi darah.

2.1.1.3 Gejala klinis diareMula-mula bayi atau anak menjadi cengeng ,gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.tinja makin cair,mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitar nya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat,yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadialh gejala dehidras.berat badan turun,pada bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit berkurang selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit tanpa disertai pemasukan cairan yang berimbang (pengeluaran tidak seimbang dengan pemasukan cairan), maka tanda dehidrasi mulai nampak seperti berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata cekung / cowong, ubun-ubun besar menjadi cekung bahkan bila berat atau ditemui keadaan apatis, letargis/tidak sadar dengan cubitan pada kulit yang sangat lambat kembalinya (lebih 2 detik). (Ngastiyah, 1997).Di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian setiap tahun pasien penderita Diare, 70-80% dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (kurang lebih 40 Juta kejadian). Sekitar 1-2 % akan jatuh ke dalam dehidrasi dan bila tidak segera di tolong 50-60 % diantaranya Difteri Pertusis Tetanus. (Fahrial ; 2008).2.1.1.4 Faktor-faktor terjadinya diareSetelah melakukan observasi didesa x,adapun factor-faktor yang mempengaruhi penyakit diare antara lain:1. kebiasaan prilaku2. sanitasi lingkungan3. status social ekonomi4. status gizi

2.1.1.5 Cara-cara terjadinya diare1. Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare2. Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang buang air besar disembarang tempat.3. Tinja tadi mencemari lingkungan misalnya tanah,sungai, air sumur.4. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian menderita diare.

2.1.1.6 Penularan Kontak langsung dengan penderita Makanan yang tercemar Air minum yang tercemar

2.1.1.7 Pencegahan Diare 1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting :a) sebelum makan, b) setelah buang air besar, c) sebelum memegang makanan, d) setelah menceboki anak dan e) sebelum menyiapkan makanan.2. Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi.3. Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas dan lain-lain)4. Membuang air besar dan air kecil pada tempat nya, sebaik nya menggunakan jamban dengan tangki septic.5. Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.6. Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.7. Imunisasi campak.

2.1.1.8 Penatalaksaan DiarePenanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi seseorang diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) Seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukan nya sendiri dirumah . kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh , atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alas an, mulai dari biaya, kesulitan dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit dan lain-lain.pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama ,dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS . apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat di atasi sendiri ole tubuh (self-limited disease).Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti salmonella sp,giardia lamblia., entamoeba coli perlu mendapat terapi antibiotic yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotic, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.Metode pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) :Cucilah tangan dengan menggunakan air dan sabun,masukan kedalam botol yang bersih:1. Seujung sendok garam dapur2. Empat sendok the gula3. Setengah liter air mendidih yang sudah didinginkan dan bersih.

Tabel 2.1. Takaran Pemberian OralitUmurJumlah Cairan

Di bawah 1 thn3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret

Di bawah 5 thn (anak balita)3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret

Anak diatas 5 thn3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret

Anak diatas 12 thn & dewasa3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret (1 gelas : 200 cc)

(Sumber : Dinkes DKI Jakarta, 2003)

2.1.1.9 Perilaku Yang Menyebabkan Kejadian DiareA. Penyediaan Air BersihAir merupakan kebutuhan primer manusia. Di dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekiatr 65% dan untuk bayi sekitar 80%.Dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari manusia tidak terlepas dari air. Kebutuhan tersebut dipergunakan antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting kegunaannya adalah kebutuhan untuk minum dan masak. Oleh karena itu, air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia (Notoatmojo, 1997).Penyediaan air minum biasanya dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, ataupun budaya. Dengan sendirinya penyakit bawaan air di Indonesia masih tergolong salah satu dari 10 penyakit utama diantaranya diare. Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:1. Air hujanAir hujan dapat dijadikan air minum namun tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat menjadi air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya.2. Air sungaiAir sungai termasuk dalam air permukaan yang sangat mudah terkontaminasi oleh berbagai macam kotoran. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.

3. Air danauAir danau juga termasuk air permukaan. Oleh karena itu danau sudah terkontaminasi oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.4. Mata airAir yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari tanah yang muncul secara alamiah. Perlu dilakukan pengolahan agar dapat dijadikan air minum langsung.5. Air sumur dangkalBiasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada, oleh karena itu perlu direbus sebelum diminum.6. Air sumur dalamDalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Sebagian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).Dilihat dari segi bakteriologis air tanah tegolong bersih, karena air tanah mengalami proses penyaringan alamiah.B. Pembuangan Kotoran ManusiaKotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja, air seni dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit multi kompleks.Suatu jamban disebut sehat apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : (Soekidjo, 1997)1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban2) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya3) Tidak dapat terjangkau oleh serangga, lalat dan kecoa, dan binatang-binatang lainnya4) Tidak menimbulkan bau5) Mudah digunakan6) Murah dan sederhana desainnya7) Dapat diterima oleh masyarakatAgar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu diperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut :1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain terlindung dari pandangan orang dan sebagainya.2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat dan sebagainya.3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau dan sebagainya.4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.Adapun tipe-tipe jamban antara lain sebagai berikut :1) Jamban cemplung (Pit latrine)Jamban cemplung ini sering dijumpai tetapi kadang kala kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup. Sehingga serangga mudah masuk dan bau tidak bisa dihindari. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kakus cemplung tidak boleh terlalu dalam, sebab akan mengotori air tanah dibawahnya. Dalam pit latrine yang dianjurkan antara 1,5 3 meter.2) Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine = VIP latrine)Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung namun menggunakan ventilasi pipa.3) Jamban empang (Fishpond latrine)Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam sistem jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling) yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan, demikian seterusnya.

4) Jamban pupuk (the compost privy)Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Di samping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang, daun - daun dan sampah.5) Tangki septic (septic tank)Latrine jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi (Notoatmojo, 1997).C. Pembuangan sampahSampah adalah hasil dari kegiatan manusia yang sudah tidak digunakan dan tidak berguna dan dibuang. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya.Mekanisme sistem pengangkutan untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah setempat yang didukung sepenuhnya oleh partisipasi masyarakat dalam hal pendanaan.D. Cuci TanganMikrorganisme pada kulit manusia dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu flora risiden dan flora transien. Flora risiden adalah mikroorganisme yang secara konsisten dapat diisolasi dari tangan manusia, tidak mudah dihilangkan dengan gesekan mekanis yang telah beradaptasi pada kehidupan tangan manusia. Flora transien yang juga disebut flora transit atau flora kontaminasi, jenisnya tergantung dari lingkungan tempat bekerja. Mikroorganisme ini dengan mudah dapat dihilangkan dari permukaan dengan gesekan mekanis dan pencucian dengan sabun atau deterjen. Oleh karena itu cuci tangan adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting.Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang ada ditangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dari infeksi. Tiga cara cuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, yaitu:1) Cuci tangan higienik atau rutin - mengurangi kotoran dari flora yang ada di tangan - dengan menggunakan sabun atau deterjen2) Cuci tangan aseptik - sebelum tindakan aseptik pada pasien - dengan menggunakan antiseptik3) Cuci tangan bedah (surgical handscrub) - sebelum melakukan tindakan bedah cara aseptik - dengan antiseptik dan sikat steril.Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang diantisipasi akan terjadi perpindahan kuman melalui tangan, yaitu sebelum melakukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan secara bersih dan setelah melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran. seperti:1) Sebelum melakukan tindakan, misalnya: memulai pekerjaan (baru tiba di kantor): saat akan memeriksa (kontak langsung dengan pasien); saat akan memakai sarung tangan steril atau sarung tangan yang telah didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk melakukan suatu tindakan; saat akan memakai peralatan yang telah di-DTT; saat akan melakukan injeksi; saat hendak pulang ke rumah;2) Setelah melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran, misalnya: setelah memeriksa pasien; setelah memegang alat-alat bekas pakai dan bahan-bahan lain yang berisiko terkontaminasi; setelah menyentuh selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya; setelah membuka sarung tangan (cuci tangan sesudah membuka sarung tangan perlu di lakukan karena ada kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek); setelah dan toilet/ kamar kecil; setelah bersin atau batuk.

2.1.2 PerilakuMenurut ahli perilaku, Skinner (1979), mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus), dan tanggapan (respon). Sedangkan menurut Notoatmodjo (1997), yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu respon organisme terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut, respon ini dapat berbentuk 2 macam, yaitu :1. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi di dalam diri individu dan tidak dapat langsung dilihat oleh orang lain, seperti berpikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan. Perilakunya sendiri masih terselubung yang disebut covert behavior.2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku disini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata yang disebut over behavior.Menurut Green (1980) dalam buku Notoatmodjo (1993) menganalisis bahwa perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan dimana kesehatan ini dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor, yaitu :1. Faktor predisposisi (predisposing factors), merupakan faktor antesenden terhadap perilaku yang menjadi dasar motivasi bagi pelaku, yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai.2. Faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor antesenden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya : puskesmas.3. Faktor penguat (reinforcing factors), merupakan faktor penyerta yang datang sesudah perilaku, memberikan ganjaran intensif atau hukauman atas perilaku dan berperan bagai menetap atau lenyapnya perilaku itu. Yang termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial, jasmani, ganjaran nyata ataupun tidak nyata yang diterima oleh pihak lain. (Soekidjo : 1993).Perilaku manusia merupakan faktor yang besar pengaruhnya dalam menentukan derajat kesehatan. Walau sarana sanitasi sudah tersedia, karena perilaku manusia yang masih buruk dalam penggunaan sarana tersebut seperti kebiasaan buang air disungai atau sembarang tempat, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, dal lain-lain. Untuk mengubah perilaku yang kurang mendukung perilaku hidup bersih memerlukan waktu yang cukup lama, tidak cukup hanya dengan kegiatan penyuluhan tetapi harus ada contoh.a. Konsep PerilakuPerilaku ini pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakekatnya perilaku manusia adalah aktivitas daripada manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang luas, mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (Internal Activity) seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Atau dapat juga dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut baik yang diamati secara langsung ataupun tidak langsung.Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi ole factor genetic (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup, termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu selanjutnya.Sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara dua faktor dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).b. Perilaku KesehatanSeperti yang kita ketahui bahwa pendidikan kesehatan bertujuan mengubah perilaku yang belum sehat menjadi perilaku yang sehat, artinya prilaku yang mendasar pada prinsip-prinsip sehat atau kesehatan.Berdasarkan batasan perilaku tersebut maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan.Perilaku kesehatan diklarifikasikan menjadi 3 kelompok :1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance)Adalah perilaku seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit.2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau disebut perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking Behavior)Adalah upaya atau tindakan sesorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, dimulai dari mengobati sendiri (Self Treatment) sampai mencari pengobatan.

3. Perilaku kesehatan lingkunganAdalah bagaimana seseorang merespon seseorang baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.Seorang ahli lain (Becker 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan :0. Perilaku hidup sehat0. Perilaku sakit (illness behavior)0. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

2.1.3 PersepsiPersepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi.Persepsi menurut Robbins adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.Menurut Manahan, persepsi adalah gambaran seseorang tentang sesuatu obyek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi.Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :0. Pelaku persepsi penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka.1. Target Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula.1. SituasiSituasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu terlihat oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan persepsi adalah proses gambaran yang ada pada individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diterima oleh indera sehingga memberikan makna kepada lingkungan.Ketika seorang individu melihat suatu sasaran atau mengobservasi dan berusaha menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan.

Beberapa Isu Mengenai Persepsi Orang Teori persepsiPersepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal Teori Atribusi Menurut Manahan adalah proses pembentukan persepsi dimulai dengan jalan obsevasi tentang sesuatu obyek atau subyek, yang kemudian diinterpretasikan menjadi persepsi dengna melengkapi gambaran-gambaran penyebab dan yang akan mengakibatkan sesuai akan terjadi secara berlanjut.Sedangkan menurut Robbins adalah pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya. Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dan lain sebagainya, akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri (eksternal). Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga faktor :- Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.- Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan cara yang sama.- Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak foolproof. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi. Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita. Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal. Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya. Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap kelompok seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk malas, maka kita akan mempersepsikan semua orang gemuk secara sama. Generalisasi seperti ini dapat menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan memungkinkan kita mempertahankan konsistensi, namun sangat mungkin juga bahwa stereotipe itu tidak mengandung kebenaran ataupun tidak relevan.

2.1.4 Pengetahuan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorangPengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

Jenis-Jenis Pengetahuan :0. Pengetahuan langsung (immediate)Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu manusia.1. Pengetahuan tak langsung (mediated)Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan pencerapan pikiran kita.1. Pengetahuan persepsiPengetahuan persepsi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adad istiadat). Dengan faktor-faktor tersebut tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah.1. Pengetahuan konseptualPengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran1. Pengetahuan partikularPengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.1. Pengetahuan universalPengetahuan universal mencakup individu-individu yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita membincangkan tentang manusia dimana meliputi seluruh individu (seperti Muhammad, Ali, hasan, husain, dan ), ilmuwan yang mencakup segala individunya (seperti ilmuwan fisika, kimia, atom, dan lain sebagainya), atau hewan yang meliputi semua indvidunya (seperti gajah, semut, kerbau, kambing, kelinci, burung, dan yang lainnya).

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan :1. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.2. MediaMedia yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah3. InformasiPengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.

Tingkat Pengetahuan :Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan atau individu yang diinginkan, bagaimana individu itu berfikir, berbuat sabagai suatu unit pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat pengetahuan tersebut :a. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.b. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.

c. Aplikasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.d. Analisis (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.e. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang adaf. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang ada.

2.2 PENELITIAN TERDAHULUPenelitian Bertha Ulina Nababan (2009) yang berjudul Perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran sungai deli kota medan. Penelitian ini dilakukuan untuk menggali dan menganalisa pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nila dan norma terkait perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran sungai deli meliputi konsep higinitas, cuci tangan pakai sabun, penanganan makanan dan pengolahan minuman, penanganan kotoran manusia serta sampah. Hasil penelitian menunjukkan informan mempunyai cukup pengetahuan terkait higinitas dalam pencegahan resiko diare. Sumber informasi berasal dari kader posyandu, bidan, dokter, orang-orang yang ada disekitar informan serta media. Norma-norma yang lemah dilingkungan informan dalam hal buang sampah dan buang air besar ke sungai membuat informan menganggap biasa perilaku tersebut. Kepercayaan informan bersumber pada ilmu pengetahuan yang memiliki alasan pembenaran dan masuk akal daripada mitos-mitos. Penelitian Nasili, Ridwan M.Thaha, Arifin Seweng (2010) yang berjudul Perilaku Pencegahan Diare Anak Balita Di Wilayah Bantaran Kali Kelurahan Bataraguru Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran perilaku pencegahan diare anak balita di wilayah bantaran kali Kelurahan Bataraguru Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Informan yang diambil adalah ibu rumah tangga. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan yakni dilakukan dengan melalui pengumpulan data, reduksi data/data etik, penyajian data/data emik dan penarikan kesimpulan/konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan belum sesuai tahap usia pertumbuhan dan perkembangan anak. (2) Penggunaan air bersih seperti mengolah dan menyimpan air minum belum dilakukan dengan baik. (3) Mencuci tangan tidak menjadi kebiasaan menggunakan sabun dan mencuci tangan dilakukan tidak melalui proseur yang benar. (4) Didalam melakukan pengolahan makanan tidak dilakukan dengan baik sesuai dengan standar sanitasi makanan serta menyimpan dan menyajikan makanan tidak sesuai dengan standar kesehatan. (5) Penggunaan jamban masih kurang memperhatikan faktor kebersihan dan membuang tinja bayi di sembarang tempat. Untuk itu, diperlukan petugas kesehatan yang dapat memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta dapat memperhatikan penyehatan Iingkungan.Penelitian Roni Gunawan (2010) yang berjudul Pengaruh Persepsi Ibu Balita Tentang Penyakit Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010. Ibu sebagai pengasuh yang terdekat dengan balita memiliki peran besar dalam melakukan pencegahan terhadap kejadian diare. Persepsi ibu yang salah dalam memandang penyakit diare bisa memengaruhi tindakan ibu dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memunyai pengaruh signifikan terhadap tindakan pencegahan diare adalah persepsi keseriusan terhadap penyakit diare (p=0,000), sedangkan persepsi kerentanan terhadap penyakit diare tidak memiliki pengaruh (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian, maka petugas kesehatan Puskesmas Terjun melakukan penyuluhan tentang diare secara berkesinambungan dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang diare sehingga ibu memiliki persepsi yang tepat terhadap diare.

2.3 KERANGKA BERPIKIRMasing-masing ibu mempunyai perilaku yang berbeda-beda. perilaku dapat berdampak positif dan negatif, oleh karenanya untuk mencapai pencegahan tentang penyakit diare, seorang ibu harus mempunyai perilaku dan pengetahuan yang baik agar selalu bisa menjalankan perannya dengan baik. Sedangkan model analisis sebagai berikut : Variabel Terikat (Y) adalah pencegahan penyakit diare Variabel bebas (X) adalah perilaku X1, persepsi X2, pengetahuan ibu X3 Berikut dikemukakan kerangka konseptual sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis.

P y.x1 Perilaku (X1)

r x1.x2x3

Pencegahan Penyaki Diare (Y) RP y.x2Persepsi (X2)

P y.x3Pengetahuan ibu (X3)

Keterangan :P y.x1: Pengaruh X1 Terhadap YP y.x2: Pengaruh X2 Terhadap YP y.x3: Pengaruh X3 Terhadap Yr x1.x2x3: Korelasi Product Moment antara X1, X2 dengan X3R: Koefisien Korelasi Ganda: Pengaruh Simultan / Secara Bersama: Pengaruh Parsial / Secara SendiriGambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 HIPOTESABerdasarkan masalah, dan kajian teoritis yang dikemukakan, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut;1. Diduga perilaku berpengaruh secara signifikan terhadap pencegahan penyakit diare di Kelurahan Nangka Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai2. Diduga persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap pencegahan penyakit diare di Kelurahan Nangka Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai3. Diduga pengetahuan ibu berpengaruh secara signifikan terhadap pencegahan penyakit diare di Kelurahan Nangka Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai4. Diduga perilaku hidup bersih, persepsi dan pengetahuan ibu berpengaruh secara signifikan terhadap pencegahan penyakit diare di Kelurahan Nangka Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai 5. Diduga variabel perilaku mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pencegahan penyakit diare di Kelurahan Nangka Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai43