Dialog Jumat

12
Kue tar, siapa tak tergoda? Kue lembut dan legit ini kerap hadir dalam momen-momen istimewa. Nah, untuk menambah aroma dan rasa, terkadang produsen menambahkan rum pada kue tar buatannya. Padahal, rum termasuk golongan khamr yang jelas-jelas haram. Adakah cara untuk menghilangkan rum yang telanjur ada pada kue lezat ini? Rum dalam Tar 5 GOORME.COM Tak cukup hanya dibaca, Alquran juga perlu dipa- hami maknanya, termasuk peristiwa dan pesan moral yang terkandung di dalam- nya. Untuk itu, Buku Pintar Asbabun Nuzul karya Dr Muhammad Chirzin layak Anda baca. Buku ini meng- ungkap peristiwa-peristiwa di balik turunnya ayat-ayat Alquran dan menyarikan pesan moralnya yang terus relevan dengan keadaan umat Islam sekarang. REPUBLIKA ejatinya, Indonesia memiliki cukup banyak ilmuwan Muslim berkapasitas dunia. Meski bertahun-tahun tinggal di luar negeri, orang-orang unggul ini nyatanya tetap cinta Tanah Air dan siap men- darmabaktikan ilmu mereka untuk bangsa dan umat Islam. Jika demikian, bisakah kita berharap bahwa kebangkitan umat Islam akan lahir dari negeri Muslim terbesar ini? Di negeri kita, doa bersama cukup sering dilaksanakan dalam acara-acara resmi kemasyarakatan dan kenegaraan. Kegiatan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan umat Islam terkait status hukumnya. MUI pun telah menerbitkan fatwa tentang hal ini. Sampah identik dengan sesuatu yang kotor dan tak berguna. Namun di tangan Khilda Baiti Rohmah, sampah menjelma menjadi berkah yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekaligus membantu menyelamatkan lingkungan. Maka, ia pun dinobatkan sebagai salah satu pejuang kesejahteraan Indonesia. laporan utama JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 / 22 DZULHIJJAH 1432 H n 1 Dari Sampah Jadi Berkah Doa Bersama 5 KHILDA BAITI ROHMAH ANTARA 2 12 MUSLIMVILLAGE.COM Pesan Moral Asbabun Nuzul 8 Kiprah Ilmuwan Muslim Indonesia S

description

Republika | Jumat, 18 November 2011

Transcript of Dialog Jumat

Page 1: Dialog Jumat

Kue tar, siapa tak tergoda? Kue lembut dan legit ini kerap hadir dalam momen-mo menistimewa. Nah, untuk menambah aroma dan rasa, terkadang produsen menambahkanrum pada kue tar buatannya. Padahal, rum termasuk golongan khamr yang jelas-jelasharam. Adakah cara untuk menghilangkan rum yang telanjur ada pada kue lezat ini?

Rum dalam Tar 5

GOORME.COM

Tak cukup hanya dibaca,Alquran juga perlu dipa -hami maknanya, termasukperistiwa dan pesan moralyang terkandung di dalam-nya. Untuk itu, Buku Pintar

Asbabun Nuzul karya DrMuhammad Chirzin layakAnda baca. Buku ini meng -ungkap peristiwa-peristiwa dibalik turunnya ayat-ayatAlquran dan menyarikan pesanmoralnya yang terus relevandengan keadaan umat Islamsekarang.

REPUBLIKA

ejatinya, Indonesia memiliki cukup banyak ilmuwanMuslim berkapasitas dunia. Meski bertahun-tahuntinggal di luar negeri, orang-orang unggul ininyatanya tetap cinta Tanah Air dan siap men-darmabaktikan ilmu mereka untuk bangsa danumat Islam. Jika demikian, bisakah kita berharap

bahwa kebangkitan umat Islam akan lahir dari negeri Muslimterbesar ini?

Di negeri kita, doa bersama cukup sering dilaksanakan dalam acara-acara resmikemasyarakatan dan kenegaraan. Kegiatan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan umatIslam terkait status hukumnya. MUI pun telah menerbitkan fatwa tentang hal ini.

Sampah identik dengan sesuatuyang kotor dan tak berguna.Namun di tangan Khilda BaitiRohmah, sampah menjelmamenjadi berkah yang dapatmeningkatkan taraf ekonomimasyarakat sekaligus membantumenyelamatkan lingkungan.Maka, ia pun dinobatkan sebagaisalah satu pejuang kesejahteraanIndonesia.

laporan utama

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 / 22 DZULHIJJAH 1432 H n 1

Dari Sampah Jadi Berkah

Doa Bersama 5

KHILDA BAITI ROHMAH

ANTARA

2

12

MUSLIMVILLAGE.COM

Pesan Moral Asbabun Nuzul

8

Kiprah IlmuwanMuslim Indonesia

S

Page 2: Dialog Jumat

Oleh Indah Wulandari

Berabad-abad si -lam, Islam per -nah berjaya. Ka -la itu para ilmu -wan Muslim me -letakkan da sar-

dasar ilmu pengetahuan dan tek -nologi untuk membentuk per -adab an dunia. Tak sedikit temuandan karya mereka yang kemudi-an dikembangkan oleh ilmuwanBarat.

Sekadar contoh, pada sekitartahun 1000, seorang dokter Mus -lim, Abu al-Qasim al-Zahrawi,memublikasikan 1.500 halamanensiklopedi berilustrasi tentangoperasi bedah. Selama lebih dari500 tahun, ensiklopedi ini digu-nakan oleh kalangan dokter diEropa sebagai referensi medis.

Ada pula Abbas Ibnu Firnas,yang merintis konstruksi pesawatterbang dan menerbangkannya.Di abad kesembilan, dia mende-sain sebuah perangkat sayap dansecara khusus dibentuk layaknya

kostum burung. Dalam eksperi-mennya yang terkenal di Cordoba,Spanyol, Firnas terbang tinggiuntuk beberapa saat sebelum ke -mudian jatuh ke tanah dan mema -tahkan tulang belakangnya. Ra -tus an tahun kemudian, desainyang dibuatnya secara tak terdugamenjadi inspirasi bagi senimanItalia, Leonardo da Vinci.

Di samping dua ilmuwan itu,banyak lagi ilmuwan Muslim diabad pertengahan yang menoreh -kan pencapaian gemilang bahkanmonumental, mulai dari IbnuSina, Ibnu Rusyd, sampai IbnuHayyan. Setelah sekitar tujuhabad menguasai dunia denganilmu pengetahuan dan teknologi,kejayaan umat Islam akhirnyasurut hingga saat ini.

Namun ternyata, tanpa perlubanyak gembar-gembor, saat inimulai tampak secercah harapan.Di Tanah Air, lahir banyak ilmu -wan dan teknolog Muslim yangbrilian. Temuan dan karya merekatak lagi berkualitas lokal, namuninternasional. Salah satu nya ada -lah Eko Fajar Nurprasetyo, pakar

teknik elektro yang menjadi pe -nemu dan pembuat chip Wimax.

Keahlian putra bangsa inididapatkan se telah menyelesaikanpendidikan S1 di Fakultas ElektroUniversitas Kyushu, Jepang, pada1996. Ke-mudian, dia melan-jutkan S2 di Jurusan IlmuKomputer pada universitas yangsama. Di universitas ini pula, Ekomenyelesaikan pendidikan S3 dibidang ilmu komputer pada 2001.

Pada 1998, Eko memulai kariersebagai asisten peneliti padaInstitute of System and Infor -mation Technologies, Kyushu,Jepang. Setelah menyelesaikanpendidikan S3-nya, dia bekerjasebagai peneliti di perusahaanSony Lsi, Jepang. Pada 2006, Ekomendirikan Versatile Silicon Tech -nologies sebagai IC Design Housepertama di Indonesia dan menja-bat sebagai CEO.

“Saya kembali ke Tanah Airkarena beberapa alasan penting,”katanya.

Kemapanan karier ternyata takmenggoda pakar chipset ini untukterus menetap di Negeri Sakura.

Menurutnya, ada kewajiban se -orang ilmuwan yang sukses dinegeri orang untuk berkontribusipa da masyarakat di Tanah Air -nya. Pertimbangan lain, keempatputranya beranjak baligh, danEko menginginkan mereka men-dapat pergaulan yang baik dansyari di Indonesia. Di samping itu,ia pun ingin dekat dengan sangbunda yang tinggal sendirian.

Tiba di Tanah Air, Eko segeramelakukan pengembangan usahabersama rekan-rekannya dari In -stitut Teknologi Bandung. “Susahmenyadarkan masyarakat di sinipada spesifikasi produk kami ka -rena mereka terbiasa menik matiproduk elektronik rakitan,” kataEko. Tapi ia yakin, dalam kurunwaktu 5-10 tahun mendatang,Indonesia akan dapat mempro-duksi chipset sendiri secaramassal.

Untuk mewujudkan semua itu,dia membuat industri chip di KotaDepok. Harapannya, Depok bisamenjadi pusat industri teknologiyang dapat membuka lapanganpekerjaan bagi warganya. PeraihBJ Habibie Technology Award(BJHTA) 2010 ini mengatakan,selain mendesain chip untukWimax, ia juga mendesain chipuntuk server, signal, processing,dan scanner.

“Kita berharap stimulus daripemerintah untuk mengemban g -kan bidang ini,” harap Eko.

Ia melihat, potensi teknologdan ilmuwan Muslim di Indonesiacukup mumpuni. Kemampuan in -dividual dan material juga sudahmencukupi. “Mereka hanya perlupembekalan mindset keilmuanIslam dan disiplin keilmuwanan.Maka, niscaya kelak lahir pene-muan dari Indonesia yang diakuidunia internasional.”

Nanoteknologi menjanjikanAda pula Nurul Taufiquroh -

man, pakar nanoteknologi. Nano -teknologi bisa dikatakan sebagaisebuah terobosan dalam dunia

ilmu pengetahuan dan teknologi.Segala sesuatu yang dilakukan,di lihat, dan disentuh manusiadiprediksi akan terkena dampakdari perkembangan teknologiberbasis material superkecil itu.

Nurul yang kini dipercaya se -bagai ketua Masyarakat Nano In -donesia (MNI) meyakinkan bahwaIndonesia kelak menjadi incarankonsumen teknologi ini. “Pene li -tian nano kini telah mencapai 150jenis dan berada dalam tahap pro-duksi,” jelas pria yang juga pene -liti di Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI) ini.

“Kita minta pemerintah mem -beri perhatian khusus karena se -benarnya nanoteknologi justruberpeluang dikembangkan di ne -gara-negara berkembang, terma-suk Indonesia,” tegasnya. Jikatelah berkembang, katanya, in -dustri nanoteknologi bakal meng-hasilkan material sintetis yangmurah. Bahkan apabila dimaksi-malkan pada suatu perangkat,nilainya dapat naik berkali-kalilipat. Optimalisasi itu dapat di -lakukan hanya dengan sebuahsentuhan sederhana.

Di samping Eko dan Nurul,masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan lain yang layak menjaditumpuan harapan bagi kemajuanbangsa dan umat Islam. Sebutsaja, misalnya Dr Warsito P Ta -runo, penemu paten scanning 3dimensi yang digunakan NASA.Saat ini Warsito juga menjadi ke -tua Masyarakat Ilmuwan danTek nolog Indonesia (MITI). Adapula Dr Ratno Nuryadi, penemumikroskop nano, juga Dr Ka -haruddin Jenod, desainer kapalyang patennya selalu digunakanMitsubishi Shipping Corp. MITImisalnya, kini menghimpun ratus-an doktor dengan aneka spesiali -sasinya, mulai dari ahli botani,kapal, roket, hingga nuklir. Parailmuwan Muslim yang cukup la -ma hidup di negeri orang itu kinisiap berkiprah untuk bangsa dannegara ini. � ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

laporan utama 2

Perlu sti -

mulus dari

pemerintah

untuk meng -

optimalkan

kiprah para

ilmuwan

Muslim.

Oleh Damanhuri Zuhri

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indo -

nesia (ICMI) selama ini dikenal seba-

gai wadah yang menaungi orang-

orang pintar yang biasa kita sebut

ilmuwan khususnya Muslim. Rupanya,

selain ICMI, banyak pula ilmuwan yang

bergabung pada wadah lain bernama

Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog

Indonesia (MITI). Apa saja yang dilakukan

dua organisasi ini dalam mendorong

kiprah para ilmuwan Muslim di Tanah Air?

Mantan menristek Suharna Surapra -

nata, salah seorang pendiri MITI, meng -

ungkapkan, MITI berawal dari kepedulian

dan perhatian akan berbagai persoalan

bangsa, khususnya di bidang ilmu penge-

tahuan dan teknologi (iptek). Pada akhir

dekade 80-an, sekitar sepuluh aktivis

dakwah kampus (ADK) yang ber kesem -

patan menimba ilmu di luar negeri khu -

susnya bidang iptek menggagas berdiri -

nya wadah untuk menghimpun mereka.

“Wadah awal hanya berbentuk forum

komunikasi SDM Iptek yang sifatnya

sudah nasional, karena kami berasal dari

berbagai daerah,” katanya kepada

Republika, Selasa (15/11).

Menurut pria kelahiran Bandung, 13

Desember 1955 ini, sejak berdiri hingga

kini MITI telah banyak melakukan kerja

yang signifikan bagi pembangunan,

khususnya di bidang iptek. Setidaknya

ada tiga peran besar yang dijalankan MITI

selama ini. Pertama, peran pembinaan

dengan melakukan pembinaan profesi di

kalangan anggotanya, mulai dari para

mahasiswa hingga para doktor yang terse-

bar di berbagai kampus ataupun laborato-

rium di dalam dan luar negeri.

“Kami berikan beasiswa kepada maha-

siswa berprestasi. Kami dukung riset-riset

dengan hibah MITI. Pembinaan juga dila -

ku kan terhadap lembaga atau asosiasi

ilmuwan yang menjadi anggotanya seperti

Masyarakat Nano Indonesia,” terangnya.

Kedua, peran pelayanan dan pember-

dayaan kepada masyarakat secara luas.

Berbagai aksi sosial dengan meman-

faatkan penguasaan teknologi dilakukan

para anggota MITI saat bencana terjadi di

negeri ini. Tsunami di Aceh, banjir ban-

dang di Jember, atau gempa bumi di

Yogya menjadi saksi keterlibatan kuat

MITI dalam memberikan solusi teknologi

bagi para pengungsi atau korban ben-

cana. “Di tempat-tempat itu, kami buat

instalasi-instalasi air bersih dengan

teknologi membran dan ozonisasi yang

mampu mengubah air sehingga layak

minum.”

Ketiga, peran memengaruhi kebijakan

terkait dengan iptek. Sebagai lembaga

nonpemerintah, kata Suharna, MITI

berusaha memberi masukan dan meng -

kritisi kebijakan pemerintah dalam berba-

gai persoalan iptek. “Masukan secara

objektif dan kritis disampaikan kepada

para pemangku kebijakan.”

Seperti halnya MITI, ICMI pun men-

dorong para ilmuwan, peneliti, dan

teknolog Muslim Indonesia untuk

berkiprah lebih nyata dan memberi man-

faat bagi orang banyak. “Nah, ini yang

kita lakukan selama ini. Pekerjaan saya

keliling nusantara selama ini antara lain

melakukan hal ini,” ujar Hj Marwah Daud

Ibrahim, anggota Presidium ICMI kepada

Republika, Rabu (16/11).

Wanita kelahiran Soppeng, Sulawesi

Selatan, yang juga ketua umum Masya -

rakat Singkong Indonesia ini menyebut

salah satu penelitian dan perhatiannya

terhadap singkong. “Kelihatannya seder-

hana,” cetus doktor komunikasi dari

International American University,

Washington DC, Amerika Serikat ini.

“Teman kita dari Universitas Jember,

namanya Prof Ahmad Subagyo, meneliti

ketika dia sekolah di Jepang. Dia mene-

mukan sebuah enzim dalam singkong

ketika ditepung sifatnya mirip sekali den-

gan terigu. Kalau kita misalnya bisa mem-

buat 1,5 juta ton atau 10-20 persen dari

yang kita impor, itu kan nilainya Rp 5 trili-

un. Itu jelas hasil penelitian yang luar

biasa,” paparnya.

Menurut Marwah, ICMI sangat konsen

di situ. “Kita mulai dengan menanam,

kita mulai dengan membuat industri di

masyarakat, lalu menghimpun teman-

teman peneliti. ICMI kan di daerah ada

yang jadi bupati atau wakil bupati, orang-

orang kampus juga rata-rata ICMI,

anggota DPRD, dan lain sebagainya. Jadi,

bagaimana kita menghimpun serpihan-ser-

pihan menjadi sebuah kekuatan, yang

biasanya kita lakukan di pertemuan

ICMI.” � ed: wachidah handasah

ICMI dan MITI Dorong Kiprah Ilmuwan Muslim

‘Kami Siap Berkontribusiuntuk Bangsa’

l Dr Warsito P Taruno (kanan), penemu paten scanning tiga dimensi yang digunakan NASA.

FOTO-FOTO: DOKPRI

WAHYU PUTRO/ANTARA

Page 3: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

laporan utama 3

Oleh Indah Wulandari

Era kebangkitan per -adab an Islam pernah di -prediksi muncul padaabad ke-20. Bahkan, ba -nyak kalangan berharapkebangkitan Islam itu

lahir dari Indonesia. Ulama terkemukaSyeikh Yusuf Qaradhawi juga meng -ungkapkan harapan itu saat berkunjungke Indonesia beberapa waktu lalu.Kekayaan sumber daya alam dan sumberdaya manusia Indonesia dinilai sangatmendukung harapan itu.

Dalam pandangan Guru Besar IlmuPolitik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,Bachtiar Effendi, kegemilangan peradab -an Islam semestinya memang bisa kem -bali. “Memang, saat itu (di abad 20) be -berapa individu cendekiawan Muslimdari Mesir meraih nobel, tapi setelah itutak muncul lagi,” kata Bachtiar kepadaRepublika, Selasa (15/11). Di Tanah Airpun, kata Bachtiar, muncul sosok BJ

Habibie yang pakar di bidang teknologikedirgantaraan. Namun ternyata, merekabelum cukup kuat untuk mengembalikankejayaan peradaban Islam seperti ber -abad-abad lampau.

Dalam perkembangannya, di abad ke-21 ini, Bachtiar melihat munculnya be -berapa sosok teknokrat serupa Habibie.Sayangnya, karena isu politik dan eko -nomi, peran serta potensi mereka kurangdiperhatikan oleh pemerintah. “Jalanilmuwan Muslim di Indonesia belumterbuka di abad ini. Jalan masih panjangdiretas,” ujarnya.

Padahal, dia telanjur berharap kalang -an ilmuwan Muslim di Indonesia kelakmampu memengaruhi perkembanganteknologi modern. Dengan begitu, bangsaBarat tak lagi menguasai sepenuhnyakemajuan teknologi di peradaban mile-nium ini.

Bachtiar melihat ada beberapa ham-batan yang masih menggelayuti Indonesiauntuk meraih impian tadi. Indikatornya,kata dia, salah satunya tampak pada per-ingkat perguruan tinggi Indonesia yang

masih berada di kisaran angka ratusandi antara perguruan-perguruan tinggidunia. “Ada tanda kemunduran kualitasdari program pendidikan pascasarjanadan doktoral di Indonesia,” ungkap dia.

Kondisi ini, menurutnya, bakal me -mengaruhi kualitas lulusan. Dalam halini, lulusan yang dihasilkan menjadikurang kompeten. Hal ini tentu saja akanmenghambat lahirnya cendekiawan-cen-dekiawan yang mumpuni. Karena itu, iaberpendapat, hal penting yang lebih duluharus dilakukan adalah memperbaikisistem pendidikan. Dari perbaikan sistempendidikan itu diharapkan terbentukfondasi kuat bagi lahirnya para teknokratdan ilmuwan tangguh.

“Secara individu, banyak cendekiawanMuslim Indonesia yang dikagumi karenaberpengetahuan tinggi. Tapi, itu takmenggambarkan kondisi keseluruhankualitas bangsa ini,” tegas Bachtiar.

Dia pun berharap umat Islam di Indo -nesia mengubah cara pandangnya padaAlquran. Menurutnya, selama ini Alquranhanya dipandang sebatas perintah Allahyang diturunkan melalui Rasulullah SAWuntuk hamba-Nya. Sejatinya, di dalamAlquran banyak isyarat-isyarat yangmembuka tabir penciptaan Allah SWTpada tiap makhluk-Nya. Begitu pulakunci rahasia ilmu pengetahuan tersiratdi dalamnya.

“Umat Islam harus melewati masapemikiran bahwa Alquran bukanlahpetunjuk hidup saja untuk menggenggamkejayaan kembali,” jelas Bachtiar.

Kebangkitan spiritualitasSisi keilmuan harus pula dibarengi

oleh kekuatan spiritualitas. “’Kebang -kitan spiritualitas yang utama,” ujarKetua Ikatan Dai Indonesia, Prof KHAhmad Satori Ismail. Menurutnya, bang -sa Indonesia bisa meretas kejayaan per-adaban Islam jika memiliki kekuatanakidah.

Dia menilai, sisi spiritualitas ada da -lam pribadi setiap Muslim. Jika dibang -kitkan, hal itu bakal mendorong muncul-nya semua potensi positif dalam dirinya.Bila potensi ini bangkit, ia yakin umatIslam bakal mampu membendung dam -pak buruk teknologi modern, seperti tele-

visi dan internet.Problema umat Islam di Indonesia,

kata dia, sering kali tak memanfaatkanwaktunya dengan akidah yang baik.Akibatnya, sebagian besar umat masihsering melanggar aturan dan norma, ter-masuk membahas hal-hal yang tidakpenting dalam kesehariannya. Tak ayal,tingkat produktivitas dan performakinerja umat menurun. Prestasi pun sulitdiraih.

“Perbuatan setan membuat umat taksemangat belajar. Maka, mantapkanakidah, tingkatkan stabilitas hidup, danfokus pada rancangan hidup.”

n ed: wachidah handasah

Jalan Masih PanjangPerlu perbaikan sistem pendidikan untuk

melahirkan teknokrat dan ilmuwan

tangguh.

ASHFAQUESHAH.COM

wawancara

Meski cukup banyak ilmuwan dan tek nolog

Muslim Indonesia yang betah di luar

negeri, namun tak sedikit pula yang

sudah kembali ke Tanah Air dan me -

ngab di untuk masyarakat Indonesia. Dr Marwah

Daud Ibrahim MA, anggota Presidium Ikatan Cende -

kia wan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini menyaksikan

hal itu. “Nah, Indonesia ini, menurut saya, unik. Ka -

rena, mewakili penduduknya yang mayoritas beraga-

ma Islam. Ini ditunggu dunia. Apa kontribusi para pe -

neliti atau ilmuwan atau cendekiawan Muslim dalam

kiprahnya di negaranya dan di dunia?” ujar Marwah

dalam perbincangan dengan wartawan Republika,

Damanhuri Zuhri, Rabu (16/11). Berikut petikan leng -

kap perbincangan dengan sosok yang dikenal juga

sebagai pemerhati pendidikan karakter bangsa itu.

Bagaimana Anda melihat kiprah ilmuwan Muslim

di Indonesia?

Memang, kalau kita lihat masih perlu ditingkatkan

lebih optimal lagi. Walaupun dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya sudah mulai banyak hal, menurut

saya, yang bisa kita temui di lapangan sebagai aksi

dari teman-teman kita, para peneliti Muslim.

Saya kebetulan banyak ke lapangan. Sering saya

lihat, asistensi di bidang, misalnya, pengembangan

teknologi yang aplikatif di desa. Saya ketemu teman-

teman dari LIPI, BPPT, bahkan dari universitas juga

untuk pengembangan seperti rumput laut, singkong,

dan cokelat yang selama ini kita mengekspor dalam

bentuk gelondongan. Sekarang sudah ada beberapa

yang sifatnya teknologi yang lebih aplikatif. Menurut

saya, ini kelihatannya sederhana, tapi itu menyentuh

banyak untuk masyarakat.

Ke depan, apa yang perlu ditingkatkan?

Yang diperlukan saat ini adalah sebuah pen-

dekatan yang sifatnya komprehensif, berencana, dan

fokus. Jadi, harus nyambung dari berbagai pihak.

Lembaga penelitian ini kan ada di mana-mana. Ada

di industri, di universitas, dan ada yang sifatnya indi-

vidual. Jadi, harus jelas. Fokusnya apa.

Coba kita bandingkan dengan Jepang, misalnya.

Fokus otomotif dan elektronik. Thailand, misalnya,

jadi produsen makanan dunia. Kemudian, Malaysia

fokus di sawit. Indonesia, menurut saya, harus

membuat suatu terobosan karena mayoritas pen-

duduknya Muslim. Ini juga tantangan.

Karena saya lihat, terobosan dari

para ilmuwan itu bukan hanya dari

sisi ilmunya ansich, melainkan,

menurut saya banyak di

antaranya lebih pada karak-

ter. Karakter ini banyak

sekali diwarnai atau

dipengaruhi oleh aplikasi

dari nilai-nilai ajaran

agama.

Menurut Anda, apa

tantangan para

ilmuwan itu dalam

menyumbangkan

darma baktinya kepa-

da bangsa?

Menurut saya, tan -

tangannya bagaimana seo-

rang peneliti dan ilmuwan mampu melahirkan

sebuah inovasi yang memberi manfaat bagi orang

banyak. Memang yang sering disebut-sebut berkaitan

dengan peneliti ini adalah bagaimana

dengan penghasilan mereka?

Harus dipahami, hasil peneliti -

an itulah yang memberi nilai

tambah yang tak terhingga

untuk sebuah produk. Semakin

ke hilir, semakin tinggi. Kalau

sistemnya mendukung, bagi-bagi

hasilnya juga harus jelas. Di sini

mungkin kita harus diskusi

banyak.

Artinya, kendala bagi para

ilmuwan Muslim dalam

berkiprah cukup banyak?

Kendalanya cukup

banyak, tapi peluangnya

juga cukup banyak.

Sekarang di Kemen -

terian Pendidikan kita

mulai bicara perlunya

pendidikan karakter.

Lalu, kalau kita de -

ngar dari perindus-

trian sudah mulai

bicara perlunya

hilirisasi. Itu kan

butuh teknologi

yang luar biasa.

Nah, juga dengan alat-alat militer sudah lebih banyak

diproduksi dalam negeri. Jadi, ada upaya ke sana.

Tapi, menurut saya, ini memang harus sangat sis-

tematis dilakukan.

Sekarang itu serpihan-serpihannya sepertinya

ada, tapi belum terhimpun. Sehingga, apa yang

dilakukan suatu lembaga, misalnya, belum nyam-

bung. Saya lebih bicara tentang penelitian yang

aplikatif, yang betul-betul meningkatkan produktivi-

tas, inovasi kreativitas, dan nilai tambah di negeri

ini. Itu peluangnya luar biasa.

Anda sedang di Jawa Timur saat ini, apa yang

Anda lihat di sana?

Di sini, saya melihat bagaimana peneliti kita

turun ke masyarakat. Biasanya kan bioteknologi

harus di tengah laboratorium yang canggih, nah ini

mereka turun ke tengah-tengah desa dan bekerja

sama dengan industri yang dikelola anak muda.

Mereka menggandakan tanaman dengan pola

biotek, tapi di luar ruangan. Saya tanya, adakah

penghargaan buat penelitinya? Karena, peneliti itu

PNS, yang tugasnya meneliti, mereka tidak menda -

pat apa-apa dari hasil penelitiannya. Tidak menda -

patkan bonus dari hasil penelitiannya. Menurut saya,

itu juga harus fair. Saya mendapat informasi, ternya-

ta setiap bibit dari yang dikembangkannya, peneliti

mendapatkan Rp 500. Tapi, kalau jumlahnya banyak,

bisa sampai jutaan bibit. Maka, akan besar bonus

yang diperoleh peneliti.

Kalau modelnya seperti ini, kehidupan para

peneliti akan sejahtera. n ed: wachidah handasah

wawancara Dr Marwah Daud Ibrahim MA

Kiprah Mereka Ditunggu Dunia

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

Page 4: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

tuntunan 4

Yerusalem adalah salah satu

dari tiga kota suci Islam.

Awalnya, kota ini merupakan

permukaan Kanaan kuno, tem-

pat Daud, raja Israel, mendirikan ibu

kota dan putranya, Sulaiman,

mendirikan kuil. Nama Yerusalem, lazim

disebut “yang suci” (al-Quds) saja oleh

kaum Muslim, tidak tertera dalam

Alquran. Namun, tradisi Muslim sepakat

melihat rujukannya pada isyarat dalam

QS al-Isra (17): 1, yang di dalamnya

disebutkan bahwa Muhammad diper-

jalankan oleh Allah dari Makkah ke

“masjid yang terjauh” (Al-Masjid Al-

Aqsha) pada malam hari.

Tentara Muslim menduduki Yerusalem

tanpa perlawanan pada 563 M dan

segera memutuskan untuk memugar

tempat suci utama ini. Pertama, mereka

membangun masjid Jami’ (al-Aqsha)

pada sisi selatan, dan pada 692 disele-

saikanlah tempat paling suci yang dise-

but Kubah Batu yang berada di bagian

tengahnya.

Sejarah kota ini, menurut John L

Esposito dalam Ensiklopedi Dunia Islam

Modern, bisa dibilang tidak begitu

menonjol hingga Perang Salib. Kota ini

dihuni oleh orang-orang Kristen serta

Yahudi yang diperbolehkan kembali ke

kota itu oleh kaum Muslim untuk perta-

ma kalinya sejak mereka dilarang oleh

Romawi pada 135 M.

Penguasa Mesir al-Hakim bi Amr Allah

membakar Gereja Makam Suci Kristen

pada 1009, salah satu insiden yang

menggerakkan serangan Eropa terhadap

Palestina dan pendudukan atas

Yerusalem pada 1099. Periode

kekuasaan Kristen Latin di Yerusalem

berlangsung sekitar seabad sebelum

Shalah al-Din mengusir mereka pada

1187. Jangka waktu ini cukup lama bagi

tentara Salib untuk mengubah Kubah

Batu menjadi gereja dan al-Aqsha men -

jadi markas Ksatria Penjaga Kuil .

Di bawah Shalah al-Din, tempat-tem-

pat suci Muslim itu dikembalikan kepa-

da fungsinya semula. Dia pula—dibantu

oleh para pengkhotbah—meningkatkan

apresiasi kaum Muslim terhadap apa

yang disebut sebagai tempat suci Islam

ketiga setelah Makkah dan Madinah.

Perang Salib tampaknya telah mengejut -

kan kaum Muslim, tetapi setelah itu

mereka sadar akan maksud bangsa

Eropa terhadap Yerusalem.

Shalah al-Din juga ingin menjadikan

Yerusalem sebagai kota Sunni yang

aman. Tujuannya terwujud semasa

Kerajaan Mamluk. Sejak menduduki

Yerusalem pada 1250, mereka me -

nanamkan banyak pengaruh di wilayah

itu. Mereka membangun banyak sekolah

fikih (madrasah) Sunni dan pondok sufi

(khanaqah) di dekat perbatasan sebelah

barat dan utara.

Penguasaan Utsmaniyah yang me -

warisi kota itu pada 1517 dari Kerajaan

Mamluk melanjutkan perlindungan dan

dukungan yang murah hati dari para pen-

dahulunya bagi kota suci tersebut.

Dinding-dinding yang sekarang ini masih

berdiri tegak memisahkan “kota tua” ini

dibangun oleh orang Utsmaniyah.

Pada abad ke-19, Yerusalem mulai

dibanjiri para konsulat Eropa, misionaris

Eropa, juga misi arkeologis Eropa.

Sebagian besar dari mereka merupakan

alat kebijakan nasional negara masing-

masing dan semuanya berada jauh di

luar jangkauan para penguasa

Utsmaniyah, yang kelak mengakibatkan

kota ini sedemikian mundur. Bahkan,

orang Yahudi yang sebelumnya kurang

diperhitungkan dan paling tersisih di

antara penduduk Yerusalem, mendapati

kenyataan bahwa mereka pun mempu -

nyai kawan dan pelindung yang kuat di

Eropa.

Dengan bantuan para pelindung ter -

sebut—khususnya keluarga Montefiores

dan Rothschild—jumlah orang Yahudi di

Yerusalem terus meningkat. Pada 1990,

jumlah mereka masih 35 ribu (orang

Kristen dan Muslim masing-masing 10

ribu) dari total penduduk 55 ribu. �

ensiklopedi

Yerusalem

Khotbah meru-pakan salah sa -tu media pen -ting dalamdak wah Islam.Sayangnya, tak

semua khatib, ustaz, atau daimam pu berkhotbah dengan baik.Para khatib shalat Jumat, misal-nya, sering kali berkhotbah de -ngan materi yang membosankan,cenderung berputar-putar, aliasitu-itu saja. Akibatnya, materikhotbah hanya ‘masuk telingakanan lalu keluar telinga kiri’.Selain materi yang kurang me -ngena, khatib sering kali juga tam -pil dengan gaya bicara yang tidakmenarik. Alhasil, jangankan me -nyimak, para jamaah lebih banyakyang mengantuk bahkan tertidur.

Para khatib yang demikian tam -paknya perlu belajar lebih banyaklagi mengenai adab atau etika ber -khotbah yang dicontohkan Ra -sulullah SAW. Dalam buku Ra -sulullah, Manusia tanpa Cela di -terangkan, saat berkhotbah Beliauberusaha agar pengarahan, wejang -an, dan nasihat-nasihatnya bukan

saja didengar oleh telinga, tetapilangsung menembus lubuk hati.Beliau mengucapkan kalimat demikalimat secara jelas, dengan su -sunan bahasa yang indah dan artiyang terang. Sering pula Rasulullahmemakai tamsil ibarat dan per -umpamaan-perumpamaan yangmenarik. Meski mengguna kan ka-ta-kata yang indah, Beliau tidakbersajak tapi bicara sewajarnya.

Sebelum dibuatkan mimbar dimasjid, Beliau selalu berkhotbahsambil berdiri di tempat yangtinggi. Rasulullah tak segan men-gulangi kalimat hingga tiga kalisebagai isyarat bahwa apa yangdiulang itu memerlukan perhati -an serius. Agar tak membosankan,Rasulullah juga tidak pernah me -nyampaikan khotbah yang terlalupanjang. Ath-Thabrani RA meri-wayatkan dari Abu Umamah, iaberkata: “Apabila Rasulullahmengutus seorang Amir, Beliauberpesan: ‘Pendekkanlah khot -bah(mu) dan sedikitlah berbicara.Sesungguhnya datangnya sihir ituakibat dari pembicaraan’.” (Al-Jami’u ash-Shaghir, hal 244).

Setiap kali berkhotbah, Ra -sulullah tidak pernah lupa untukmengucapkan puja dan puji ke -pada Allah SWT. Begitu pula duakalimat syahadat yang senantiasamenjadi kata pengantar dalamsetiap khotbahnya.

Terkadang, di tengah berkhot-bah Rasulullah menyempatkanuntuk menyapa seseorang. Misal -nya, ada seseorang yang baru me -masuki masjid kala Beliau ber -khotbah Jumat. Biasanya, Beliauberhenti sejenak lalu bertanya:“Sudahkah engkau shalat duarakaat (tahiyyatul masjid)?” Jikajamaah itu menjawab belum, Ra -sulullah akan memintanya shalatdua rakaat setelah itu meneruskankhotbahnya.

Dalam berkhotbah, Rasulullahjuga memperhatikan situasi dankondisi saat itu. Dalam hal ini,Beliau memerintahkan suatuamal an jika telah ada yang meng -abaikannya, atau menyeru untukmencegah suatu perbuatan mung -kar jika sudah ada tanda-tandaatau diketahui bahwa ada semen-tara orang yang mendekati atau

sudah melakukannya. Tak jarang, saat sedang ber -

khotbah tiba-tiba seorang jamaahmeminta Beliau berdoa. Ra -sulullah sama sekali tidak marahkhotbahnya dipotong di tengahjalan, bahkan Beliau mengabulkanusulan tersebut. Hal ini sebagai -mana keterangan hadis yang diri-wayatkan oleh Anas RA. Ia ber -kata: “Ketika Rasulullah sedangkhotbah Jumat, tiba-tiba seseo-rang berdiri, seraya berkata: ‘YaRasulullah, (banyak) kuda dandomba telah mati, maka berdoalahkepada Allah agar Ia menurunk-an hujan kepada kita.’ RasulullahSAW pun menengadahkan keduatangannya lalu berdoa.” (ShahihBukhari, hal: I/66).

Demikianlah cara Rasulullahberkhotbah. Ada kalanya Beliauberkhotbah dengan sikap yangtegas dan suara yang tinggi, na -mun pada kesempatan lainmenampilkan suara yang lemahlembut. Sangat fleksibel. Hal inidilakukan untuk menyesuaikandengan situasi dan kondisi yangada. � wachidah handasah

Etika Berkhotbah

JUDAICAART.COM

Agar tak membosankan,

Rasulullah tidak pernah

me nyampaikan khotbah

yang terlalu panjang.

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

l Ilustrasi

ADITYA PRADANA PUTRA

Page 5: Dialog Jumat

REPUBLIKA

5JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

fatwa

Bagi umat Islam,doa bersama bu -kan sesuatu yangbaru. Sejak belas -an abad silam,bahkan sejak

aga ma Islam disampaikan olehNabi Muhammad SAW hingga se -karang, mereka sudah terbiasamelakukannya, baik setelah sha -lat berjamaah maupun padaacara-acara tertentu.

Doa adalah suatu bentuk ke -giatan berupa permohonan manu -sia kepada Allah SWT semata(lihat antara lain QS al-Naml [27]:62). Dalam sejumlah ayat Alquran(antara lain surah al-Mu’min [40]:60), Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa. Karena itu, ke -dudukan doa dalam ajaran Islamadalah ibadah. Bahkan, NabiMuhammad SAW menyebutnyasebagai otak atau intisari ibadah

(mukhkh al-ibadah). Sebagai se -buah ibadah, pelaksanaan doawajib mengikuti ketentuan atauaturan yang digariskan Islam.

Di antara ketentuan yang pa -ling penting dalam berdoa adalahdoa hanya dipanjatkan kepadaAllah SWT. Dengan demikian, didalam doa sebenarnya terkan-dung juga unsur akidah, yakni halyang paling fundamental dalamagama.

Di Indonesia, dalam acara-acara resmi kemasyarakatan dankenegaraan, umat Islam terka -dang melakukan doa bersamadengan pemeluk agama lain padasatu tempat yang sama. Doa de -ngan bentuk seperti itulah yangdimaksud dengan doa bersama.Sedangkan, doa yang dilakukanhanya oleh umat Islam sebagai -mana disinggung di atas tidakmasuk dalam pengertian ini.

Kegiatan doa bersama menim-bulkan pertanyaan di kalanganumat Islam, terutama tentang sta -tus hukumnya. Atas dasar itu,Majelis Ulama Indonesia (MUI)telah menetapkan fatwa tentangdoa bersama. Fatwa tersebutterbagi dalam enam butir.

Pertama, doa bersama yangdilakukan oleh orang Islam dannon-Muslim tidak dikenal dalamIslam. Karena itu termasuk bid’ah.

Kedua, doa bersama dalamben tuk setiap pemuka agama ber-doa secara bergiliran, maka orangIslam haram mengikuti danmeng amini doa yang dipimpinoleh non-Muslim. Mengapa harammengamini doa non-Muslim?Sebab, menurut MUI, mengami-ni sama dengan berdoa. Dan ke-tika yang berdoa adalah non-Mus lim, orang Islam yang meng -amini tersebut berarti ia berdoakepada Tuhan yang kepadanyanon-Muslim berdoa. Padahal,konsep dan akidah mereka ten -tang Tuhan, menurut Alquran,ber beda dengan akidah orangIslam (lihat antara lain dalam QSal-Maidah [5]: 73). Dengan demi -kian, menurut MUI, orang Islamyang mengamini doa yang dipan-jatkan oleh non-Muslim dapatdikategorikan kafir atau musyrik.

Lantas, bagaimana dengan

orang Islam yang karena alasantertentu harus mengikuti doabersama? “Maka ketika non-Mus -lim memanjatkan doa, ia wajibdalam hati haram mengamini -nya,” lanjut MUI dalam penje-lasannya atas fatwa doa bersama.

Ketiga, doa bersama dalambentuk Muslim dan non-Muslimberdoa secara serentak (misalnya,mereka membaca teks doa ber-sama-sama), hukumnya haram.Artinya, orang Islam tak bolehmelakukannya. Sebab, doa sepertiini dipandang telah mencampur -

adukkan antara ibadah (dalamhal doa) yang haq (sah, benar)dengan ibadah yang batil. Hal inidilarang oleh agama (lihat antaralain dalam QS al-Baqarah [2]: 42).

MUI juga menilai, doa bersamabentuk ini sangat berpotensimeng ancam akidah orang Islamyang awam. Cepat atau lambatmereka akan menisbikan statusdoa yang dalam ajaran Islam me -rupakan ibadah, serta dapat pulamenimbulkan anggapan bagi me -reka bahwa akidah ketuhanannon-Muslim sama dengan akidah

ketuhanan orang Islam. Keempat, doa bersama dalam

bentuk seorang non-Islam me -mim pin doa. Dalam doa bersamaseperti ini, orang Islam harammengikuti dan mengamininya.

Kelima, doa bersama dalambentuk seorang tokoh Islam me -mimpin doa. Doa bersama bentukini hukumnya mubah.

Keenam, doa dalam bentuksetiap orang berdoa menurutagama masing-masing. Yang inihukumnya juga mubah.

n wachidah handasah

Doa BersamaOrang Islam haram mengikuti

dan mengamini doa yang di -

pimpin non-Muslim.

Kue tar, siapa tak tergoda? Kue

legit dan lembut ini kerap hadir

dalam momen-momen istime-

wa seperti ulang tahun atau

pesta pernikahan. Sayangnya, tak

semua produsen kue tar paham dan

mementingkan kehalalan produknya.

Maka, dipakailah rum sebagai salah

satu bahan.

Rahmi Haryani, Muslimah asal Bogor,

mengaku pernah berusaha menghi-

langkan rum yang sudah telanjur ada

dalam kue tar. Ceritanya, ia pernah men-

dapat kiriman kue tar saat Lebaran. Dari

aromanya, ia tahu bahwa kue itu me -

ngandung rum. “Merasa sayang mem-

buang tar itu, saya lantas berinisiatif

memanaskan kembali kue tersebut de -

ngan harapan alkohol dari rum itu akan

hilang,” kata ibu dua anak ini.

Pertanyaan yang kemudian muncul

adalah, benarkah cara tersebut bisa

menghilangkan kandungan alkohol

dalam kue tar?

Tentang hal ini, pakar pangan halal Dr

Anton Apriyantono mengatakan, rum ter-

masuk golongan khamr. Jika sudah ter-

masuk khamr tidak boleh dimanfaatkan

sama sekali untuk apa pun. Hal ini

sesuai dengan hadis-hadis tentang

khamr.

Dalam buku Umat Bertanya Pak

Anton Menjawab dijelaskan, khamr tidak

boleh digunakan untuk apa pun juga. Hal

tersebut didasarkan atas hadis-hadis

yang melarang khamr untuk membuat

cuka, dijadikan penghangat badan, obat,

bahkan dijual ke orang Yahudi sekali

pun. “Hal ini menunjukkan bahwa khamr

tidak boleh digunakan untuk apa pun

juga, termasuk mengambil manfaat

darinya,” ujar Anton.

Khamr, lanjut dia, tidak boleh diguna -

kan untuk membuat makanan atau

minuman karena makanan dan minuman

yang terkena khamr statusnya menjadi

haram. Hal ini didasarkan atas kaidah,

jika bercampur (secara merata atau

homogen) yang halal dengan yang haram

maka akan dimenangkan yang haram.

Kaidah ini didasarkan atas hadis yang

menjelaskan tentang keju yang digero-

goti tikus. Nabi Muhammad SAW berka-

ta: “Jika keju itu keras, buanglah tikus

itu dan keju di sekitarnya, dan makanlah

(sisa) keju tersebut. Jika keju itu cair,

tumpahkanlah.” (HR Bukhari, Ahmad,

dan Nasa’i dari Maimunah, istri Nabi

Muhammad SAW).

Lebih lanjut, mantan menteri pertani -

an ini menegaskan, khamr jika jumlah-

nya banyak memabukkan, sedikitnya

juga haram. “Coba pertimbangkan,

khamr itu tidak boleh digunakan untuk

apa pun juga, masak iya boleh diguna -

kan untuk membuat sus?” tanya Anton

retoris. Selain itu, jika rum sudah ter-

campur ke dalam tar mustahil untuk

bisa dihilangkan sama sekali. “Selalu

ada sisa rum di tar itu yang membuat

tarnya tetap haram.”

Ragam jenis rum Rum adalah minuman beralkohol

hasil fermentasi dan distilasi dari

molase (tetes tebu) atau air tebu yang

merupakan produk samping industri

gula. Rum hasil distilasi berupa cairan

berwarna bening dan biasanya disimpan

untuk mengalami pematangan di dalam

tong yang dibuat dari kayu ek atau kayu

jenis lainnya. Produsen rum terbesar di

dunia adalah negara-negara Karibia dan

sepanjang aliran Sungai Demerara di

Guyana, Amerika Selatan. Pabrik rum

juga ada di negara-negara lain di dunia,

seperti Australia, India, dan Kepulauan

Reunion.

Terdapat beragam jenis rum dengan

kadar alkohol yang berbeda-beda. Di luar

dunia Islam, rum putih biasanya diguna -

kan sebagai pencampur koktail. Rum

berwarna cokelat keemasan dan gelap

dipakai untuk memasak, membuat kue,

dan juga pencampur koktail. Hanya rum

berkualitas tinggi saja yang biasa

diminum polos tanpa pencampur atau

ditambah es batu. n wachidah handasah

Rum dalam Tar, Bisakah Dihilangkan?

halalan thayyiban

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

ICHOCOLATECAKERECIPES.COM

Page 6: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

6

Page 7: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

komunitas 7

Oleh Irwan Kelana

RS Grha Kedoya yang berlokasi di

Kedoya, Jakarta Barat, menggelar

grand opening, Jumat (11/11).

Acara peresmian itu juga ditandai

dengan dimulainya shalat Jumat pertama di

RS tersebut. Shalat Jumat tersebut dilaksana -

kan di basement, dengan khatib dan imam

Ustaz Subki al-Bughury.

“Alhamdulillah, mulai minggu ini RS Grha

Kedoya mengadakan shalat Jumat. Insya

Allah, kegiatan shalat Jumat ini akan dilak-

sanakan secara rutin. Sebelumnya, RS Grha

Kedoya sudah mempunyai mushala untuk menger-

jakan shalat lima waktu,” kata Anggota Komite

Pengembangan Etik dan Disiplin Profesi RS Grha

Kedoya, Dr Briliantono M Soenarwo.

Ia menambahkan, RS Grha Kedoya menyeleng-

garakan shalat Jumat sebagai bagian dari layanan

baik kepada para karyawan maupun pasien

Muslim dan keluarganya. “Seperti ditegaskan oleh

Direktur RS Grha Kedoya, Dr Wibowo S, penyedia -

an fasilitas ibadah Jumat ini sesuai visi RS Grha

Kedoya untuk menjadi rumah sakit swasta terfa-

vorit di Jakarta dengan memberikan mutu layanan

medis terbaik di kelasnya dan yang sangat

didambakan oleh masyarakat untuk tercipta

masyarakat yang sehat,” papar Dr Briliantono.

Dalam kesempatan khotbah tersebut, Ustaz

Subki al-Bughury menekankan tentang pentingnya

syukur dan sabar dalam hidup ini. Ia mengutip

hadis Rasulullah SAW yang mengemukakan bahwa

segala urusan orang Mukmin itu indah. Kalau

diberi nikmat dia bersyukur, dan itu baik bagi dia.

Kalau diberi cobaan dia bersabar, dan itu juga baik

bagi dia.

Ustaz Subki menyambut baik diadakannya sha-

lat Jumat di RS Grha Kedoya. “Pelaksanaan shalat

Jumat di gedung perkantoran dan rumah sakit

yang memiliki karyawan ratusan orang sangat

penting dan merupakan sebuah kebutuhan. Hal ini

menciptakan suasana kondusif bagi para

karyawan untuk melaksanakan kewajibannya seba-

gai Muslim, yakni menegakkan shalat Jumat de -

ngan sebaik-baiknya. Demikian pula shalat-shalat

fardhu lainnya. Terlebih lagi di RS, di mana para

karyawan dituntut untuk selalu siap siaga mem-

berikan layanan kepada para pengunjung dan

pasien,” tutur Ustaz Subki al-Bughury.

n ed: wachidah handasah

Jumatan Pertama di RS Grha Kedoya

Al lahu Akbar, Allahu

Akbar, Allahu Akbar.

Tepat pukul 09.00 WIB,

Ahad, 10 Dzulhijah

1432 H, bertepatan dengan 6

November 2011, gema takbir

berkumandang mengiringi prosesi

pemotongan hewan kurban

Pengurus Cabang Nahdlatul

Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor.

Pemotongan hewan kurban

berupa puluhan ekor sapi dan

kambing merupakan hasil kerja

sama PCNU dengan masyarakat

Kabupaten Bogor dan perusa-

haan minuman berenergi,

Extrajoss. Secara khusus perusa-

haan ini menitipkan empat ekor

sapi ke PC NU Kabupaten Bogor

untuk disalurkan kepada

masyarakat yang berhak mene -

rimanya.

Keempat ekor sapi dari

Extrajoss tersebut disalurkan dan

dipotong di empat tempat yang

berbeda. Penyebaran pemotong -

an itu, menurut Ketua PCNU

Kabupaten Bogor, KH Romdon

MAg, yang akrab disapa Kang

Doni, merupakan upaya peme -

rataan agar masyarakat yang

menerima daging kurban tidak

menumpuk di satu titik.

“Sekaligus pula sebagai upaya

perbaikan gizi kepada masyarakat

secara merata,” katanya.

Dalam kata sambutannya

sebelum dilakukan prosesi pemo-

tongan hewan kurban di halaman

kantor PCNU Kabupaten Bogor,

Kang Doni menyampaikan terima

kasih setinggi-tingginya kepada

Extrajoss, warga NU, dan

masyarakat yang telah mem-

berikan kepercayaan kepada

PCNU Kabupaten Bogor untuk

menyalurkan hewan kurban. Ia

berharap kerja sama ini dapat

berlanjut terus, bahkan dapat di -

tingkatkan serta dikembangkan

dalam program yang lain. Sebab,

menurutnya, masih banyak pro-

gram corporate social responsibi -

lity (CSR) dari Extrajoss yang bisa

dikerjasamakan dengan PCNU

dan lembaga-lembaga di bawah-

nya. Sebagai contoh, kata Kang

Doni, jika Extrajoss hendak meng -

adakan penelitian atau Diklat

bisa menggandeng Lakpesdam,

dan jika ingin mengembangkan

pendidikan bisa menggandeng LP

Ma’arif.

“Jika Extrajoss ingin meng -

adakan bakti sosial atau berdak-

wah bisa kerja bareng dengan

LDNU, dan kalau Extrajoss mau

menyalurkan zakat karyawannya

dapat bersinergi dengan LAZIS-

NU. Pokoknya masih banyak lem-

baga NU yang dapat diajak kerja

bareng,” ujarnya.

Siap kerja samaPCNU, lanjut Kang Doni, siap

bekerja sama dengan siapa pun

dan perusahaan mana pun asal

untuk kemaslahatan umat.

“Kalau sekarang Extrajoss,

mudah-mudah dalam kesempatan

yang berbeda perusahaan lain

bergabung dengan PCNU

Kabupaten Bogor.”

Khusus ibadah kurban, selain

mengandung nilai-nilai keimanan

dan ketakwaan, menurut kiai

muda ini, juga mengandung

dimensi nilai-nilai sosial yang luar

biasa. Yang paling sederhana,

kata dia, adalah perbaikan gizi

bagi kaum dhuafa yang jarang

menikmati daging dalam kehidup -

an sehari-hari. Selain itu, menu-

rut dia, ibadah kurban juga mem-

biasakan jiwa rela berkorban

untuk kepentingan masyarakat.

Orang yang berkurban, kata dia,

harus benar-benar ikhlas karena

Allah, tidak boleh ada pamrih apa

pun selain karena Allah. “Orang

yang berkurban tidak pernah

berpikir siapa yang akan

menikmati daging hewan yang

dikurbankan, apa itu temannya

atau mungkin lawan politiknya,

kaya atau miskin.”

Berkurban juga meningkatkan

rasa solidaritas dan toleransi.

Sebagai contoh, hewan kurban

boleh dibagi kepada siapa pun

termasuk bagi saudara kita yang

non-Muslim. Selain itu, masih

kata Kang Doni, berkurban juga

meningkatkan silaturahim dan

kebersamaan serta gotong-ro -

yong. Itu bisa dibuktikan bahwa

semua orang yang memotong

hewan kurban tidak perlu diun-

dang atau dibayar. Mereka de -

ngan sukarela bahu-membahu

melaksanakan pemotongan, pe -

ngelolaan, dan penyaluran daging

kurban kapada yang berhak

menerima.

“Yang jelas, menyembelih

hewan kurban berdampak

meningkatkan baik kesalehan

pribadi maupun kesalehan sosial

dan juga sejalan dengan program

CSR bagi perusahaan-perusa-

haan.” n ed: wachidah handasah

Oleh Damanhuri Zuhri

Guna memberikan wawasan internasional

kepada para siswa, SMA Pesantren

Terpadu Hayatan Thayyibah, Sukabumi,

Jawa Barat, mengadakan educational

field trip ke Singapura dan Malaysia. Kegiatan yang

diikuti 18 siswa, dua pembimbing, dan seorang

pimpinan rombongan tersebut berlangsung selama

tiga hari, 14-16 November 2011.

“Educational field trip ke Singapura dan

Malaysia ini juga dimaksudkan untuk melakukan

studi banding ke sesama SMA yang bertaraf inter-

nasional di Singapura dan Malaysia,” kata Ustaz

Drs H Ahmad Dzaki Salim MAg, pimpinan rom -

bongan, kepada Republika, Senin (14/11).

Selain itu, sambung Dzaki yang juga kepala SMA

Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah ini, kegiatan

ke Singapura dan Malaysia bertujuan mengunjungi

universitas-universitas bertaraf internasional di

dua negara jiran tersebut. “Sekaligus kita ingin

melatih kemampuan bahasa asing para

siswa,” ujar alumni Pondok Modern Gontor,

Jawa Timur, ini.

Dzaki dan rombongan yang bertolak dari

Jakarta, Senin pagi, langsung menuju kampus

National University of Singapore (NUS).

Menurut dia, kunjungan para siswa dan guru

ke berbagai lembaga pendidikan di Malaysia

dan Singapura bertujuan untuk menjajaki

kemungkinan kerja sama internasional antara

SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah

dan lembaga-lembaga pendidikan yang di -

kunjungi. “Sekaligus menjalin sister school,”

ungkap Dzaki menambahkan.

Lewat kegiatan ini, lanjut dia, diharapkan para

siswa juga memiliki rasa memiliki yang semakin

tinggi terhadap Hayatan Thayyibah. “Lebih dari itu,

diharapkan para siswa memberikan masukan yang

konstruktif ke sekolah setelah melakukan kunjung -

an ke SMA di Singapura dan Malaysia.”

Selain National University of Singapore, lemba-

ga-lembaga pendidikan yang dikunjungi adalah Wak

Tanjong College, Sekolah Indonesia Singapura

(SIS), Nanyang University di Singapura,

International Islamic School (IIS) di Malaysia, serta

International Islamic University of Malaysia (IIUM).

SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah

adalah sekolah yang berada di bawah naungan

Yayasan Amal Ikhlas yang berlokasi di Jalan

Karamat, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Saat ini,

SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah sudah

menjadi rintisan sekolah bertaraf internasional.

n ed: wachidah handasah

PCNU Tebar Hewan Kurban

SMA Hayatan ThayyibahStudi Banding ke Singapura

dan Malaysia

FOTO-FOTO: DOK PCNU

DOK SMA HAYATAN THAYYIBAH

FOTO-FOTO: IRWAN KELANA/REPUBLIKA

Page 8: Dialog Jumat

Ketika NabiMu sa ber jum -pa dengan gu -ru yang dicari -nya dan me -mo hon kepa -

da nya agar diterima menjadi mu -rid, persyaratan yang dimintagurunya ialah kesabaran untukmenjaga tata krama seorang guru,yakni bersabar menanti tahapanpelajaran tanpa mendesak ataumempertanyakan sesuatu yangbelum dibahas, tidak menentang,dan tidak memprotes gurunya.

Dalam Alquran dibahasakanNabi Musa menaruh harapan be-sar untuk diterima menjadi mu-rid, Musa berkata kepada Khidhr:“Bolehkah aku mengikutimu su -paya kamu mengajarkan kepada-ku ilmu yang benar di antarailmu-ilmu yang telah diajarkankepadamu?” (QS al-Kahfi [18]:66). Lalu sang guru menjawab:“Sesungguhnya kamu sekali-kalitidak akan sanggup sabar ber -samaku.” (QS al-Kahfi 67). Musaagak tercengang sejenak sambilberpikir bagaimana mungkin ca -lon guru yang baru dijumpai-nyamengerti kalau dia tidak sanggupuntuk bersabar. Musa kembalimenjawab: “Insya Allah, kamuakan mendapati aku seba gai se -orang yang sabar dan aku tidakakan menentangmu dalam se -suatu urusan pun.” (Ayat 69).

Akhirnya Musa diterima seba -gai murid, namun ketentuan per -tama yang harus dipenuhi Musadari gurunya ialah: “Jika kamumengikutiku, janganlah kamumenanyakan kepadaku tentangsesuatu apa pun sampai aku sen -

diri menerangkannya kepadamu.”(70). Keduanya berangkat ke se-buah tempat yang tidak jelas, dankeduanya tiba di sebuah tempatdi pinggir pantai. Di pantai sangguru melakukan sesuatu yangsangat aneh bagi Musa, yaitumelubangi perahu-perahu nela -yan miskin di tempat itu. Musaspontan menyatakan keberatan-nya: “Mengapa kamu melobangiperahu itu, yang akibatnya kamumenenggelamkan penumpang-nya? Sesungguhnya kamu telahberbuat sesuatu kesalahan yangbesar.” (71).

Pertanyaan Musa yang walau-pun diyakini secara akal normaltidak ada yang salah, namun sangguru menganggap sikap batinyang mendorong Musa mengelu-arkan pertanyaan dan tanggapanbelumlah mencerminkan muridyang pantas untuk memperolehilmu ladunni (65), lalu gurunyamemberikan teguran: “Bukankahaku telah berkata: ‘Sesungguhnyakamu sekali-kali tidak akan sabarbersama dengan aku.” (72). Me-nya dari kekeliruan dengan kelan-cangannya mempertanyakan ke-bijakan sang guru, Musa me mo -hon maaf kepada gurunya: “Ja - nganlah kamu menghukum akukarena kelupaanku, dan jangan-lah kamu membebani aku dengansesuatu kesulitan dalam uru-sanku.” (73).

Apa yang dialami Musa meng -ingatkan kita kepada sikap malai -kat yang mempertanyakan kebi-jakan Tuhan untuk menciptakanpendatang baru yang bernamaAdam dari jenis manusia: “Ingat -lah ketika Tuhanmu berfirmankepada para malaikat: ‘Sesung-guh nya Aku hendak menjadikanseorang khalifah di muka bumi.’Mereka berkata: ‘Mengapa Eng -kau hendak menjadikan (khali-fah) di bumi itu orang yang akanmembuat kerusakan padanya danmenumpahkan darah, padahalkami senantiasa bertasbih denganmemuji Engkau dan menyucikanEngkau?’ Tuhan berfirman: ‘Se -sung guhnya Aku mengetahui apayang tidak kamu ketahui’.” (QSal-Baqarah [2]: 30).

Menanggapi tanggapan balikAllah di ujung ayat tersebut, ma -

laikat juga memohon ampun ter-hadap kelancangannya: “Maha -suci Engkau, tidak ada yang kamiketahui selain dari apa yang telahEngkau ajarkan kepada kami. Se -sungguhnya Engkaulah Yang Ma -ha Mengetahui lagi Maha Bijak -sana.” (32). Seandainya Musamenyadari dan belajar apa endingdari cerita malaikat ini tentu ti -dak akan terjadi teguran dariguru nya. Seperti kita ketahui,pada akhirnya malaikat mema-hami rahasia besar yang terkan-dung di dalam diri manusia me -ngapa ia diciptakan (lihat artikelpenciptaan mikrokosmos edisilalu).

Permohonan sang murid dite -rima, dan keduanya kembali me -lanjutkan perjalanan. Ujian ke -dua terjadi bagi Musa ketika ke -dua nya menjumpai kerumunananak-anak kecil sedang bermaindan gurunya tiba-tiba denganmem bunuh salah seorang di an -tara nya. Alangkah kagetnya Musadan spontanitas memprotes danmenyatakan penyesalan perbu-atan gurunya dengan mengata -kan: “Mengapa kamu bunuh jiwayang bersih, bukan karena diamembunuh orang lain? Sesung -guh nya kamu telah melakukan

suatu yang mungkar.” (74). Guru -nya dengan tenang menegur mu -rid nya dengan bahasa yang sama:“Bukankah sudah kukatakan ke -padamu bahwa sesungguhnyakamu tidak akan dapat sabarbersamaku?” (75). Musa berusa-ha untuk bersabar dan memintamaaf kepada gurunya. Ia meya -kinkan gurunya dengan mengata -k an: “Jika aku bertanya kepada -mu tentang sesuatu sesudah (kali)ini, janganlah kamu memperbo -lehkan aku menyertaimu. Se sung -guhnya kamu sudah cukup mem-berikan uzur padaku.” (75).Akhirnya, sang guru mengizinkanMusa mengikutinya.

Perjalanan keduanya dilanjut -kan ke suatu arah yang tidak je -las. Musa mulai kelihatan keragu -an di dalam dirinya terhadap ke -absahan gurunya. Seolah-olah iaragu apakah ia tidak salah pilihguru. Keduanya akhirnya berhen-ti di sebuah reruntuhan bangunantua. Sang guru memintanya untukmembangun reruntuhan gedungini. Musa dengan penuh sema ngatmengerjakannya dengan harapanmungkin di gedung inilah nantiakan mulai diajar, setelah sekianlama Musa belum pernah merasadiajar dari gurunya. Alangkah

kagetnya Musa setelah bangunantua ini selesai dipugar lantainya,sang guru memintanya untukmeninggalkan tempat itu. Musaakhirnya bertanya untuk apa kitamenghabiskan waktu dan energimembangun bangunan ini setelahselesai lalu ditinggalkan begitusaja.

Mendengarkan pertanyaanyang bernada protes ini, sang guruakan meninggalkan muridnya.Musa pun kelihatannya tidak ke -beratan karena yang diperolehselama sekian lama hanyalah ber -bagai keanehan yang kontriversi.Namun sebelum keduanya ber-pisah, sang guru sejenak mem-berikan penjelasan kepada murid-nya: “Adapun bahtera itu adalahkepunyaan orang-orang miskinyang bekerja di laut, dan akubertujuan merusakkan bahtera itukarena di hadapan mereka adaseorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.” (79). Sedangkan,pembunuhan anak kecil dije-laskan: “Dan kami menghendakisupaya Tuhan mereka menggan-ti bagi mereka dengan anak lainyang lebih baik kesuciannya darianaknya itu, dan lebih dalam ka -sih sayangnya (kepada ibu bapak -nya).” (81).

Penjelasan terakhir mengenaipemugaran bangunan tua itu:“Ada pun dinding rumah itu ada -lah kepunyaan dua orang anakyatim di kota itu, dan di bawah-nya ada harta benda simpananbagi mereka berdua, sedang ayah -nya adalah seorang yang saleh,maka Tuhanmu menghendakiagar supaya mereka sampai kepa -da kedewasaannya dan mengelu-arkan simpanannya itu sebagairahmat dari Tuhanmu. Dan bu -kan lah aku melakukannya itu me -nurut kemauanku sendiri. Demi -kian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapatsabar terhadapnya.” (82).

Nabi Musa hanya bisa ter-cengans sesaat setelah gurunyameninggalkannya. Akhirnya NabiMusa sadar bahwa pelajarantidak mesti harus di dalam sebuahruangan yang dilakukan dengancara-cara pengajaran konven-sional. Belajar kearifan ternyatatidak mesti membutuhkan mediayang lengkap. Pelaranan kearifanitu melekat di dalam pengalamansetiap derap langkah dan turunnaiknya napas seorang anak ma -nusia. Pengalaman hidup adalahguru kearifan paling sejati. Se-lamat belajar. n

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

8tasawuf

Ada fenomena yang meng -

gembirakan dewasa ini.

Generasi abad ini adalah

generasi Alquran. Kecintaan

kepada Alquran terkadang mencapai

tingkat ekstrem ketika sebagian orang

menganggap Alquran saja sudah

cukup. Mereka menolak sunah Rasul,

yang dipandang selain tidak otentik

juga membingungkan. Sebagian lagi

dengan bebas menafsirkan Alquran

tanpa bantuan ilmu Alquran. Tak ja -

rang mereka menghasilkan penafsiran

yang aneh-aneh dan akhirnya mena -

fikan tafsir-tafsir yang lain. Sebagian

lagi mengusulkan penafsiran kontek-

stual. Kita harus memahami ayat de -

ngan melihat latar belakang historis-

nya. Kita harus melihat bagaimana

Rasulullah SAW dan para sahabatnya

memahami ayat-ayat itu. Hampir

semua orang setuju dengan cara ini,

tetapi mereka kekurangan rujukan.

Nah, buku yang ditulis oleh Dr

Muhammad Chirzin—dai dan dosen

yang menyelesaikan S1, S2, dan S3

di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,

dan mengikuti Post Doctoral di

Universitas al-Azhar, Kairo, serta visit-

ing professor di Universitas

Kebangsaan Malaysia—hadir untuk

menjawab kekurangan di atas. Melalui

buku ini, penulis yang juga anggota

Tim Penyusun Tafsir Tematik Alquran

Kementerian Agama RI ini meng -

ungkap peristiwa-peristiwa di balik

turunnya ayat-ayat Alquran (asbabun

nuzul) dan menyarikan pesan moral-

nya yang terus relevan dengan

keadaan umat Islam sekarang.

Selain itu, buku ini diperkaya de -

ngan indeks ayat dan

disusun secara tematik sehingga

memudahkan kaum Muslim mencari

dan menikmati asbabun nuzul sesuai

dengan topik yang dibutuhkan.

Penulis menegaskan bahwa

asbabun nuzul menggambarkan bahwa

ayat-ayat Alquran memiliki hubungan

dialektis dengan fenomena sosiokul-

tural masyarakat. “Namun perlu dite-

gaskan bahwa asbabun nuzul tidak

berhubungan secara kausal dengan

materi yang bersangkutan. Artinya,

tidak bisa diterima pernyataan bahwa

jika suatu sebab tidak ada, maka ayat

itu tidak akan turun.” (hlm 17)

Penulis juga mengemukakan bahwa

studi tentang asbabun nuzul akan sela -

lu menemukan relevansinya sepanjang

perjalanan peradaban manusia. Hal itu

mengingat asbabun nuzul menjadi tolok

ukur dalam upaya kontekstualisasi teks-

teks Alquran pada setiap ruang dan

waktu serta psikososio historis yang

menyertai derap langkah manusia.

Setidaknya ada empat manfaat

seseorang mempelajari asbabun

nuzul, yakni mengetahui hikmah di

balik syariat yang diturunkan melalui

sebab tertentu; mengetahui perilaku

atau orang yang terlibat dalam peristi-

wa yang mendahului turunnya suatu

ayat; menentukan apakah ayat

mengandung pesan khusus atau

umum dan dalam keadaaan

bagaimana ayat itu mesti diter-

apkan; mengetahui bahwa Allah

selalu memberikan perhatian

kepada Rasulullah SAW dan selalu

bersama hamba-Nya.

Secara keseluruhan, buku ini dibagi

menjadi sembilan bab. Bab pertama

adalah Nabi Muhammad SAW, diikuti

bab berikutnya tentang sahabat Nabi,

lalu kaum Mukmin, kaum kafir, kaum

munafik, kaum Yahudi dan kaum

Nasrani. Bab kedelapan berbicara me -

ngenai kaum wanita, sedangkan bab

terakhir mengupas tentang perang.

Sesuai dengan judulnya, buku ini

akan sangat membantu kaum Muslim

untuk mengerti peristiwa dan pesan

moral di balik ayat-ayat suci Alquran.

n irwan kelana

rehal

Wanita adalah penentu manis

dan pahitnya kehidupan.

Wanita merupakan kehidup -

an yang manis saat ia mem-

berikan segalanya kepada pasangan

tercintanya tanpa memikirkan imbal-

an dan pamrih. Saat ia sepenuh

hati dalam me nyerahkan dirinya

kepada suaminya seraya

mengembuskan kehidupan

cinta, kasih sayang, kesetia -

an, dan keikhlasan. Dan

saat ia menazarkan kecan-

tikannya, kemolekannya,

dan kehidupannya hanya

untuknya semata, tidak

membaginya untuk

orang lain.

Sebaliknya, wani-

ta menjadi selilit

kehidupan saat

sang suami merasa bahwa

wanita pendampingnya menjadi tirai

hitam yang menghalanginya dari mentari

dan sinar kehidupan; saat sang wanita

menuntut cinta, kasih sayang, dan perhati -

an kepadanya.

Buku yang ditulis oleh Shafa Syamandi

ini merupakan upaya untuk menuntun

pembaca, utamanya kaum wanita, agar

dapat mengekspresikan ketulusan cinta

dan kasih sayang kepada suaminya tercin-

ta sehingga mampu untuk mendampingi

suaminya sebagai sosok istri yang ideal,

elegan, saba, dan istimewa di mata suami.

Penulis menyajikan berbagai tips bagi para

wanita untuk menjadi istri dambaan suami.

Sebelum berbicara lebih jauh

bagaimana menjadi istri yang istimewa,

penulis mengingatkan para wanita atau

istri agar memerhatikan kesehatan jiwa -

nya. Termasuk, di dalamnya optimisme,

kecakapan, keselarasan, fleksibilitas, mau

belajar dari pengalaman, ketenangan jiwa,

menerima keadaan diri, memiliki keseim-

bangan emosional,

memi liki penilaian posi-

tif terhadap diri, jangan

iri hati kepada orang lain,

jangan bersedih hati, dan

lain-lain.

Bab-bab berikutnya

merupakan tips-tips yang

sangat menarik untuk diper-

hatikan dan diaplikasikan oleh

para istri. Misalnya, bagaimana

kiat menjadi istri yang perkasa;

bagaimana kiat menjadi istri yang

kuat; bagaimana kiat menjadi istri

yang romantis; bagaimana menjadi

wanita yang unik; bagaimana menjadi

istri yang menawan; bagaimana kiat menja-

di istri yang lembut. Jangan lupakan pula

tips meluluhkan hati suami yang kasar;

menghadapi suami yang manja; meng-

hadapi suami yang kasar; mengha dapi

suami yang selalu merindukan keluar-

ganya; membahagiakan suami saat istri

sedang hamil; menjadi istri yang cantik;

dan menjadikan kehidupan bersama suami

bulan madu yang langgeng. Masih banyak

tips lainnya yang tidak kalah penting,

terutama tentang seni bersanggama, men-

jaga kecantikan, menjaga bobot badan,

sampai masalah osteoporosis.

Pendek kata, berbagai hal yang amat

perlu diketahui oleh para istri dikupas

dalam buku ini. Karena itu, buku ini sangat

perlu dibaca oleh setiap wanita, terutama

yang sudah menikah maupun yang akan

menikah. n irwan kelana ed: wachidah handasah

Relasi Guru-MuridProf Dr Nasaruddin Umar

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah,Wakil Menteri Agama RI

IMAM BUDI UTOMO/REPUBLIKA

Mengungkap Pesan Moral Asbabun Nuzul

Judul : Buku Pintar Asbabun Nuzul

Penulis : Dr Muhammad Chirzin

Penerbit : Zaman

Cetakan : I, 2011

Tebal : 384 halaman

Judul : Menjadi Istri yang Istimewa

Penulis : Shafa Syamandi

Penerbit : Darus Sunnah

Cetakan : I, 2011

Tebal : xiii+286 halaman

Menjadi IstriDambaan Suami

Page 9: Dialog Jumat

Oleh Damanhuri Zuhri

Me n y a d a r it i n g g i n y akebutuhanmasyarakatakan airber sih, se -

per ti yang terjadi di Desa Bumi -harjo, Kecamatan Kemalang, Ka -bupaten Klaten, Jawa Tengah,

ma ka Lembaga Amil Zakat Infakdan Sedekah (LAZIS) DewanDakwah menggulirkan ProgramWakaf Sumur untuk Sedulur.

Direktur Eksekutif LAZIS De -wan Dakwah, H Ade Salamun MA,mengungkapkan, pemba ngunansumur air Bumiharjo me ne lan bia -ya sekitar Rp 1,2 miliar. Sebagianbesar dananya merupakan bantuandari Global Peace Mission (GPM)Malaysia melalui LAZIS DewanDakwah. Sumur yang dikerjakanoleh Pusat Pe ngembangan GeologiNuklir BA TAN ini diresmikanpenggunaannya pada Maret 2011,bertepatan dengan Peringatan HariAir Dunia.

Sumur berkedalaman 210 me-ter dengan debit 5,5 liter per detikitu telah beroperasi sejak sebelumerupsi Merapi November 2010.“Sejak sebelum meletusnya Gu -nung Merapi sampai sekarang,warga sangat terbantu dengansuplai air dari Warung Air DewanDakwah. Airnya bersih dan bisalangsung diminum,” tutur Tohir,tokoh warga Bumiharjo

Ungkapan syukur atas hadir-nya sumur LAZIS Dewan Dak -wah juga dinyatakan Pak Mul,warga lainnya. “Alhamdulillah,barokah, barokah,” ucap Pak Mulsaat mengambil air dari SumurAir Dewan Dakwah di Desa Bu -mi harjo, Kecamatan Kemalang.Sebagaimana ribuan warga Ke -malang lainnya, Pak Mul sangatbersyukur atas kehadiran sumurtersebut, terutama di musim ke -marau panjang tahun 2011, yangmembuat puluhan ribu warga

Klaten krisis air.Menurut Camat Kemalang, Su -

radi, selama ini warga Kemalangyang kekeringan setiap musimkemarau mencapai sekitar 35 ribujiwa. “Musim kemarau 2011 inikekeringan cukup parah karenasumber air dari mata air Bebengyang tadinya mengaliri Kemalangtelah mati tertimbun materialvulkanis hasil erupsi Merapi tahun2010,” tutur Suradi.

Pemerintah Kabupaten Klatentahun ini menganggarkan Rp 34juta untuk suplai air bersih. Na -mun hingga akhir Juli lalu, ang -garan itu telah habis digunakan.Untuk kelanjutan suplai air bersih,Kecamatan Kemalang telah meng -ajukan anggaran Rp 100 juta me -lalui APBD-Perubah an. Namun,yang disetujui hanya Rp 30 juta.

Suradi bersyukur atas kehadi-ran Sumur Air Dewan Dakwah,di samping empat sumur borlainnya di Kemalang. Kelima su -mur ini, katanya, mampu meme -nuhi kebutuhan sekitar 20 persen(atau sekitar 7.300 jiwa) pendudukyang mengalami kekeringan.

Jadi posko pengungsiKetua Dewan Dakwah Klaten,

M Rifa’i Saleh Haryono, me nga -takan, dalam masa tanggap da -rurat Merapi pada Oktober-No -vember 2010, Sumur Air yang di -kelolanya sempat dijadikan poskopengungsi. Waktu itu, selain me -

layani pengungsi di posko, pararelawan Dewan Dakwah jugamenyuplai air bersih buat wargadengan jeriken.

“Ketika zona bahaya dinaikkanjadi 20 km, posko dan para peng -ungsi kami evakuasi ke Manis -renggo,” kata Rifa’i. Selanjutnya,dengan mobil tangki sewaan,Sumur Air Dewan Dakwah terusmelayani warga lima desa di Ke -camatan Kemalang. Warga seka -dar dipungut iuran transport.“Ma lahan air gratis kalau meng -ambil sendiri di keran sumur air,”katanya. Sejak musim kemarautahun ini, tambah Rifa’i, pihaknyatelah mendistribusikan sekitarlima juta liter air untuk mengisitangki milik masjid, madrasah,dan rumah-rumah penduduk.

Ketua Umum Dewan DakwahIslamiyah Indonesia, Ustaz Syu -hada Bahri, mengajak masyarakatuntuk berjihad bil maal (denganharta) mewujudkan sumur-sumurberikutnya di berbagai daerah dinusantara yang krisis air. Di Ke -malang saja, seperti kata CamatSuradi, idealnya ada 26 sumur un -tuk 13 desa. “Melalui ProgramWa kaf Sumur buat Sedulur, kamimeng ajak kaum Muslim menang-gulangi krisis air yang melandaumat di sejumlah daerah binaanpara dai Dewan Dakwah,” tandasUstaz Syuhada dalam siaran pers -nya belum lama ini.

� ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

zakat & wakaf 9

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

Koordinator Pengkajian JIC

Pada 2008, Lembaga Jakarta Islamic Centre

(JIC) bekerja sama dengan penerbit Hikmah

menerbitkan satu buku yang penting dalam

khazanah Islam, bukan saja di Indonesia, tapi

juga di dunia. Buku tersebut adalah buku terjemahan

yang berjudul Ensiklopedia Imam Syafi’i. Judul aslinya

adalah Al-Imam As-Syafi’i fi Madzabihi al-Qadim wal al-

Jadid. Buku ini merupakan desertasi seorang ulama

Betawi, Syaikh Dr Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-

Indunisi dalam meraih gelar Doktor Perbandingan

Mazhab Universitas Al-Azhar, Kairo.

Menurut Prof Syaikh Abdul Ghani Abdul Khaliq,

Guru Besar di universitas tersebut, disertasi itu meru-

pakan karya yang monumental, luar biasa, dan sangat

bermanfaat karena membahas semua aspek yang

berkaitan dengan Imam Syafi’i. Karena isinya yang

berharga, sebuah penerbitan di Malaysia mengajukan

permohonan kepada JIC untuk menerbitkan buku

tersebut dalam bahasa Malaysia.

Namun, sedikit yang tahu bahwa buku aslinya ini

sebelum diterbitkan oleh JIC telah menjadi kitab yang

dikaji oleh banyak ulama di Betawi yang juga dihadiri

oleh para pejabat, khususnya pejabat di Pemprov DKI

Jakarta sejak 1993. Pengkajian kitab ini melalui

sebuah majelis taklim, yaitu Majlis Al-Bahtsi Wattahqiq

Assalam yang jika diterjemahkan bisa diartikan seba-

gai majelis pembahasan dan penjelasan ‘Assalaam’.

Namun, pengertian tahkik atau penjelasan dari

majelis ini adalah mendalami kitab dengan seksama

dan memperjelas hal-hal yang kurang jelas dari kitab.

Kitab yang dimaksud adalah tentu saja kitab Imam

Syafi’i fi Mazhabaihi, Al-Qadim wal Jadid sehingga

nama majelis taklim ini sangat erat dengan penulis

kitab tersebut. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh

Ustaz Imam Syarifuddin, salah seorang pengurusnya

bahwa nama majelis taklim ini terbentuk melalui

musyawarah yang dihadiri ulama dan dipimpin oleh

Syaikh Dr Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-Indunisi

yang sekaligus sebagai penggagas dan pendirinya.

Peserta musyawarah sepakat untuk mengambil nama

majelis ini dari nama akhir pendirinya (salam).

Majelis taklim ini memiliki kekhasan, yaitu ia meru-

pakan pengajian keliling dari masjid ke masjid, setiap

dua minggu sekali, yaitu hari Sabtu, waktunya Subuh

berjamaah. Sejak 1993 sampai saat ini pengajian

sudah diadakan sebanyak 377 kali dengan jumlah

lebih kurang sebanyak 21 kali tiap tahunnya dengan

tiga kali pergantian guru. Guru perintis adalah

Almarhum Syaikh Dr Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-

Indunisi lalu dilanjutkan oleh guru penerus pertama

Almarhum KH Abd Mu’thi, Lc dan kemudian oleh guru

penerus kedua dan masih mengajar sampai saat ini,

yaitu KH A Kazruny Ishak, MA. Kitab yang dibaca tetap

kitab Imam Syafi’i fi Mazhabaihi, Al-Qadim wal Jadid.

Selain ulama dan para ustaz, Pejabat pemprov DKI

Jakarta yang sampai saat ini aktif mengikuti majelis

taklim ini adalah Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Dr Ing

H Fauzi Bowo yang sekarang ini juga menjabat sebagai

pembinanya. Ia aktif dalam pengajian ini sejak belum

menjabat sebagai wakil gubernur. Lainnya adalah man-

tan sekda DKI Jakarta yang sekarang menjabat sebagai

Kepala Lembaga JIC, Drs H Muhayat. Sedangkan jama -

ahnya umumnya datang dari daerah Jakarta Se latan,

yaitu Mampang Prapatan dan sekitarnya. Namun, tidak

sedikit yang datang dari daerah Jakarta Timur dan lain

sebagainya dengan jumlah sekitar 1.000 orang.

Alasan majelis ini diadakan keliling, dari masjid ke

masjid, bertujuan untuk ta’mirul masajid dan agar

syiar dan dakwah tidak hanya terfokus di satu tempat

saja hingga manfaat dan faedah dari pengajian ini

bisa dirasakan oleh orang banyak dan tali silaturahim

antara umat Islam, khususnya di Jakarta, dapat ter-

jalin lebih luas, tidak monoton di satu tempat saja.

Karena kekhasan ini, maka majelis ini tidak memiliki

tempat atau bangunan.

Alamat yang tertera dalam kop surat hanya alamat

untuk koordinasi jadwal pengajian dan pembuatan

undangan. Yaitu, alamat kediaman pribadi pengurus

harian dengan telepon dan mesin faksimile milik prib-

adi yang dapat digunakan sebagai alat koordinasi.

Sedangkan masjid-masjid yang mau menerima penga-

jian didaftarkan oleh pengurus harian dan dijadwalkan

sesuai dengan permintaan. Bahkan, ada pula masjid

yang memang sudah komitmen akan mengambil pen-

gajian di tempatnya setiap tahun.

Majelis ini tidak terbatas untuk ulama dan asatiz

saja, tapi untuk masyarakat secara umum. Siapa saja

yang ingin mendalami mazhab Imam Syafi’i boleh

mengikuti pengajian ini. Satu minggu sebelum penga-

jian, pengurus harian dari majelis ini mencetak undan-

gan kurang lebih sebanyak 630 lembar dan dise-

barkan ke masjid-masjid dan mushala agar diu-

mumkan kepada para jamaahnya. Ada pula undangan

yang ditujukan kepada pribadi, yaitu alim ulama dan

asatiz dan tokoh masyarakat.

Masih menurut Ustaz Imam Syarifuddin, alasan

dikajinya terus menerus kitab Al-Imam As-Syafi’i fi

Madzabihi al-Qadim wal al-Jadid karena mayoritas

umat Islam di Indonesia, khususnya di Jakarta,

adalah bermazhab Syafi’i. Maka, sudah sewajarnya

Mazhab Syafi’i dikaji dan dipelajari lebih mendalam

oleh masyarakat umum agar mereka tidak menjadi

muqallid ‘amiy, yaitu pengikut yang buta—dalam fikih

diumpamakan seperti burung beo yang hanya bisa

berucap, tapi tidak tahu maknanya—yang hanya ikut-

ikutan bermazhab Syafi’i. Pengikut seperti ini sangat

rentan ditipu dan dipengaruhi oleh pemikiran-pemiki-

ran yang menyimpang, aliran-aliran sesat atau bid’ah

yang sesat dan menyesatkan.

Bagi masyarakat yang ingin mengetahui dan

mengikuti kajian kitab Al-Imam As-Syafi’i fi Madzabihi

al-Qadim wal al-Jadid melalui Majlis Al-Bahtsi

Wattahqiq Assalam pada Sabtu ini, 19 November

2011, dapat mengikutinya di Masjid Raya Provinsi JIC,

Jl Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara dengan datang

sebelum shalat Subuh dilaksanakan. Di pengajian ini,

peserta juga dapat memiliki terjemahan dari kitab ini

yang telah diterbitkan oleh JIC bekerja sama dengan

Penerbit Hikmah, yaitu Ensiklopedia Imam Syafi’i. �

Majelis Al-BahtsiWattahqiq Assalam

LAZIS Dewan DakwahGulirkan Wakaf Sumur

Bersama Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM), PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

melalui Baitulmaal Muamalat (BMM),

menggandeng enam mitra pengelola zakat (MPZ).

Sinergi ini ditujukan untuk mengoptimalkan

penghimpunan zakat, infak, dan sedekah bagi

kesejahteraan masyarakat.

Pengukuhan enam MPZ ini digelar di gedung

Kementerian Koperasi dan UKM, pekan lalu. Enam

MPZ itu adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS) Komunitas Usaha Mikro Muamalat

Berbasis Masjid (KUM3) Al-Fallah; KJKS KUM3

Rahmat; KJKS Intan Sejahtera; KJKS Matahari;

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) An-Najah; dan BMT

Husnayain.

Setelah menjadi MPZ, penghimpunan zakat,

infak, dan sedekah oleh KJKS/BMT sah secara

hukum. Selain itu, dengan menjadi MPZ, KJKS,

ataupun BMT tidak

hanya berorientasi

pada keuntungan

melalui kegiatan sim-

pan pinjam serta

pembiayaan. Dalam

rangka pengembang -

an, diharapkan KJKS

dan BMT tersebut

bisa berfungsi seba-

gai pengelola dan

pendaya guna zakat,

sedekah, dan infak.

Hal ini sesuai dengan

Keputusan Menteri

Koperasi dan UKM

Nomor 91 Tahun

2004 yang me -

nyatakan bahwa

selain me miliki fungsi

tamwil (keuntungan),

KJKS juga dapat

melakukan penghimpunan dan pendistribusian

zakat, sedekah, dan infak.

Kerja sama BMM dan keenam MPZ di atas

diharapkan dapat membantu para pengusaha

mikro pemula yang termasuk mustahik (orang

yang berhak menerima zakat) dalam mengem-

bangkan usahanya. Sampai saat ini, sedikitnya 51

KJKS atau unit jasa keuangan syariah (UJKS) telah

mengajukan kerja sama dengan BMM untuk men-

jadi MPZ. Sementara itu, BMM juga telah men-

jalankan program kemitraan Kementerian Koperasi

dan UKM bersama 1.550 KJKS/UJKS.

Sepert diungkapkan Isnaini Mufti Aziz, direktur

eksekutif BMM, pembentukan MPZ ini sebenarnya

merupakan salah satu upaya pemerataan penda -

patan melalui penyaluran zakat, infak, dan sede -

kah kepada orang-orang yang berhak mendapat -

kannya. “Kami berharap melalui upaya ini dapat

mening katkan kesejahteraan masyarakat, khusus-

nya kaum mustahik agar mereka dapat meman-

faatkannya untuk keperluan yang lebih bersifat

produktif,” kata Isnaini.

Pada kesempatan sama, BMM mulai

menyalurkan dana amanah kepada 1.875 UKM di

15 provinsi di Indonesia dengan plafon biaya Rp

3,75 miliar. Simbolisasi penyaluran dana ini dilak-

sanakan oleh Deputi Bidang Pembiayaan

Kementerian Koperasi dan UKM, Pariaman

Sinaga. Di tahun ini pula, BMM mencanangkan

untuk menginisiasi 11 KJKS KUM3 di delapan

provinsi dengan plafon biaya Rp 2 miliar.

Sementara itu, di tempat terpisah, Iwan A

Fuad, general manager BMM menyatakan,

pengembangan KJKS KUM3 di delapan provinsi

merupakan langkah strategis untuk member-

dayakan umat, melalui pembiayaan dan bantuan

produktif, dalam rangka pengentasan kemiskinan.

Lembaga nonprofitBaitulmaal Muamalat (BMM) merupakan lemba-

ga nonprofit yang didirikan oleh Bank Muamalat

dan berkonsentrasi pada bidang pemberdayaan

masyarakat. BMM berdiri pada 16 Juni 2000 dan

sampai saat ini telah melakukan sejumlah

kegiatan dengan terus memfokuskan diri pada

pemberdayaan ekonomi yang meliputi tiga bidang,

yaitu keuangan mikro, dana sosial Islam, dan

pembangunan masyarakat.

Sampai dengan 2010, BMM telah menyalurkan

dana ziswaf sebesar Rp 20,2 miliar melalui program

sosial Rp 6,4 miliar, program pendidikan Rp 1,8 mi -

liar, program Kafala Rp 8,5 miliar, program Islamic

Solidarity School Rp 1,1 miliar, orogram CSR Rp

622 juta, program non-ZIS Rp 228 juta, serta pro-

gram kurban Rp 309 juta. � ed: wachidah handasah

Sebagian besar dana berasal

dari Global Peace Mission

(GPM) Malaysia.

BMM Resmikan Enam Mitra Pengelola Zakat Baru

FOTO-FOTO: DOK LAZIS DEWAN DAKWAH

DOK BMM

Page 10: Dialog Jumat

mujahidahREPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

10

Lewat akti -

vitas bisnis-

nya, ia men-

jadi salah

satu sosok

ber pe ngaruh

di AS.

Anousheh AnsariMuslimah Pertama

ke Luar Angkasa

Pada minggu-minggu terakhir ini umat

Islam Indonesia disibukkan dengan

acara menyambut kembalinya sauda-

ra, kerabat, teman, atau relasinya yang baru

pulang dari Tanah Suci.

Anggota keluarga senang karena telah

berpisah sebulan lebih lamanya dengan orang

tuanya. Para teman kerja gembira akan kete-

mu lagi dengan teman sekerjanya. Ada juga

teman atau kerabat yang sedang membayang-

bayangkan oleh-oleh apa yang akan diteri-

manya nanti. Yang jelas semuanya bergembi-

ra menyambut kedatangan para tamu Allah

dari Tanah Suci itu.

Begitu istimewanya mereka. Lalu, sebetul-

nya apa saja sih yang para jemaah haji

lakukan di Tanah Suci selama sebulan lebih di

kota Mekah, Madinah, itu?

Rasanya kita perlu meneropong juga,

bagaimana aktivitas para calon haji berkelana

di tanah kelahiran Muhammad SAW, sang

Nabi Akhir Zaman.

Jamaah haji Indonesia umumnya tinggal di

Tanah Suci selama 5 minggu untuk melaku-

kan ibadah haji, kecuali jemaah haji plus yang

biasanya lebih singkat.

Padahal ibadah haji yang rukun itu sebe-

tulnya bisa dilakukan dalam seminggu saja.

Ketika baru tiba di kota Mekah, calon haji

harus melakukan ibadah umrah dulu selama

satu hari. Lalu tanggal 9 Zulhijjah semua

jamaah harus berkumpul di Arofah untuk

wukuf. Nanti diteruskan ke Muzdalifah, dan

Mina untuk mabit dan melempar Jumrah.

Seluruh kegiatan Ibadah rukun haji di gurun

pasir itu memakan waktu sekitar 5 hari.

Diakhiri tawaf ifadah dan Sa’i sehari di

Masjidilharam, dan mengerjakan tawaf Wada

ketika mau pulang meninggalkan Mekah.

Jadi, kenapa mesti 5 minggu? Sebabnya,

kalau semua jemaah haji Indonesia ingin

beribadah hanya seminggu lamanya di Tanah

Suci maka ketika mau pulang ke Tanah air

harus rebutan mendapatkan kapal terbang

yang jumlahnya terbatas.

Dalam masa menunggu itu, sebagian

jamaah memanfaatkannya untuk memper-

banyak ibadah sunat, seperti itikaf di Masjidil

haram/Nabawi, zikir, membaca Qur’an,

umrah sunat, berziarah ke berbagai tempat

bersejarah seperti ke Jabal Uhud, mengunjun-

gi pasar kurma, rumah penyembelihan hewan,

tempat pembuatan kiswah (kain tutup

Kabah), peternakan unta, ataupun percetakan

Alquran dll . Banyak jamaah yang mengisi

waktu menunggu kepulangan itu dengan

sungguh-sungguh, Mereka menyadari, betapa

mahalnya biaya perjalanan ke Mekah. Oleh

karena itu, kesempatan sebulan di Tanah Suci

itu digunakan betul-betul untuk beribadah..

Jemaah lain ada juga yang bersikap berbe-

da. Selesai melakukan ibadah rukun haji di

Arafah, mereka banyak menghabiskan wak-

tunya untuk berbelanja di Pasar kaki lima

(dulu Pasar Seng, sebelum dibongkar) atau

toko-toko lainnya untuk mengumpulkan

aneka tanda mata. Dan yang dibeli tentu saja

terbatas hanya seberat bagasi yang diper-

bolehkan (sekitar 25 kg) karena kalau lebih

berat mesti bayar denda kelebihan barang

yang cukup mahal.

Jamaah yang cerdik biasanya hanya mem-

beli barang-barang yang khas Arab saja,

Adapun barang-barang lainnya seperti kur-

ma, pistachio, kacang arab, kismis, sajadah,

tasbeh dan aneka oleh-oleh lainnya termasuk

rumput Fatimah mereka bisa beli di Tanah air

saja, seperti di Toko Bursa Sajadah Aartijaya.

Aneka jenis Oleh-oleh sudah tersedia di Toko

ini, dan istimewanya tersedia sepanjang

tahun, bukan hanya ketika musim haji saja.

Biar ibadah hajinya lebih khusyu, tidak ter-

lalu banyak memikirkan yang macam-macam

diluar urusan ibadah.

Selamat Datang Haji Mabrur

Selanjutnya, apa yang diharapkan para

jamaah haji selama dan setelah selesai berib-

adah haji ini? Yang paling populer adalah:

”Semoga kami mendapatkan pahala haji

mabrur…”. Setiap jamaah haji sangat men-

dambakan memperoleh predikat haji yang

mabrur. Tapi ternyata sangat tidak mudah

untuk mendapatkanya

Apakah itu Haji Mabrur?

“Dan haji mabrur itu, tidak ada balasan

yang pantas baginya selain surga.” (HR.

Bukhari). Haji mabrur adalah haji yang dite -

rima (makbul). Di antara tanda diterimanya

haji seseorang adalah adanya perubahan

menuju yang lebih baik setelah pulang dari

ibadah haji dan tidak membiasakan diri

melakukan berbagai maksiat

Haji yang diterima oleh Allah SWT adalah

ibadah haji yang dilaksanakan tidak dicam-

puri dengan perbuatan dosa dan maksiat

kepada Allah SWT, bebas dari riya’ karena

ingin dipangil “Pak Haji” atau “Bu Haji”, dan

tidak di nodai dengan perbuatan rafats (ber-

kata kotor), fusuq (melanggar perintah Allah

atau agama). Semua pelaksanaan hajinya

sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Yang lebih penting, Haji Mabrur meng -

antarkan pelakunya kelak menjadi lebih baik

dibanding sebelumnya. Perilakunya setelah

pulang haji menjadi lebih bagus, ibadahnya

lebih menigkat, gemar berbuat baik terhadap

sesama, lebih sabar, jujur dan berakhlak

mulia.

Mudah-mudahan musim haji 1432 H ini

akan menghasilkan para haji dan hajjah yang

mabrur sehingga kualitas keberagamaan

Indonesia akan semakin meningkat. Amiin.

Selamat datang para Tamu Allah… � /Adv.

Selamat Datang Kembali,Para Tamu Allah

Oleh Indah Wulandari

aya ingin bisamenginspirasisetiap orang,t e r u t a m akaum muda,wanita, dan

para gadis. Saya ingin katakanbahwa perempuan juga punyakesempatan yang sama (denganpria) untuk menggapai impian.”Adalah Anoushe Ansari yangmengucapkan kalimat penuhoptimisme ini.

Wanita berusia 45 tahun asalIran ini memang selalu memilikisekaligus menggaungkan sema -ngat untuk maju. Berbekal se -mangat pantang menyerah itupulalah ia sukses menaklukkanAmerika Serikat (AS) lewat akti -

vitas bisnisnya. Menjelajah AS sejak remaja,

Ansari menapaki kehidupan yangsarat perjuangan. Lantaran takmenguasai bahasa Inggris, awal -nya ia sulit beradaptasi di negeriini. Namun, bukan Ansari nama -nya jika menyerah dan putus asa.Dengan terus memupuk opti-misme, ia mampu melewati masasulit itu. Bersosialisasi denganorang-orang di AS tak lagi ma sa -lah. Begitupun untuk urusan se -kolah, tak menemui hambatan.

Didorong oleh keluarga yangmencintai pendidikan, ia berhasilmeraih gelar sarjana komputerdari George Mason University.Se mentara dari George Washing -ton University, ia menggondol ge -lar master di bidang teknik elek -tro. Gelar master teknik elektroini memberi jalan baginya untukbekerja di sebuah perusahaanlistrik raksasa, MCI. Jenjang so -sialnya pun meningkat.

Tak mau terus-terusan jadikaryawan, Ansari dan suaminyamendirikan perusahaan teleko-munikasi, Telecom TechnologiesInc, pada 1993. Tujuh tahun ke -mu dian, perusahaan ini mergerdengan nilai besar ke Sonus Net -work Inc. Di jagat bisnis, Ansarijuga dikenal sebagai pendiri danpemilik perusahaan informasidan teknologi, Prodea Systems.

Di kalangan kolega dan orang-orang dekatnya, Ansari dikenaldengan kepribadiannya yanghangat. Ia juga selalu menguta-makan kepuasan konsumen. Halinilah yang mendorong perkem-

bangan jejaring bisnisnya. Selainberbisnis, Ansari juga giat dalamkegiatan sosial. Pada 2004, misal -nya, ia dan keluarganya mendo -na sikan dana 10 juta dolar ASkepada X Prize Foundation, se -buah LSM yang peduli pada ma -salah lingkungan dan sosial. Se -bagai wujud terima kasih atassum bangan itu, lembaga inimeng abadikan nama Ansari da -lam penghargaan bagi karya de -sain pesawat luar angkasa daneksplorasi angkasa. Nama peng-hargaan itu adalah Ansari XPrize.

Beragam kegiatan sosial An -sari rupanya menarik perhatianberbagai pihak. Maka, beberapakali dia meraih penghargaan, diantaranya World Economic Fo -rum Young Global Leader, theWorking Woman’s National En -trepreneurial Excellence Award,George Mason Univer sity’s En -trepreneurial Excellence Award,George Washington University’sDistinguished Alum ni Achie ve -ment Award, dan The Ernst &Young Entrepreneur of the YearAward for Southwest Region.

Di bawah kepemimpinannya,

Telecom Technologies pernahditahbiskan sebagai salah satudari 500 perusahaan teknologidengan perkembangan bisnis ter-cepat versi majalah Deloitte &Touche’s. Ia pun pada 2001 dino-batkan oleh Fortune Magazinesebagai salah satu orang berpe -ngaruh di AS.

Belajar astronomiPada September 2006, Ansari

kian populer di AS. Selama be -berapa hari, nama dan wajahnyamenghiasi halaman depan suratkabar AS. Kali ini bukan lantarangeliat bisnisnya, melainkan pe -nerbangannya ke luar angkasa.Ya, dialah Muslimah pertamayang melancong ke antariksa.Terbang bersama Soyuz TMA-9,Ansari menjadi orang sipil ke -empat yang membiayai perjalan -annya sendiri ke luar angkasa.

Namun, kepada siapa punAnsari selalu menyebut dirinyasebagai orang Iran pertama yangterbang ke luar angkasa. Ini me -nunjukkan betapa ia tak pernahmelupakan Tanah Airnya. Penga -lamannya mengangkasa bersamaInternational Space Station, ia

tuliskan dalam sebuah blog yangdibuat saat berada di antariksa.

Kesempatan bertualang diantariksa membuatnya jatuh hatipada dunia astronomi. Maka, iapun memutuskan untuk kembalike bangku kuliah dan belajarastronomi. Pilihannya jatuh padapendidikan master bidang astro -nomi di Swinburne University. Iajuga menjadi anggota Associationof Space Explorers (AsosiasiPenjelajah Luar Angkasa) danterlibat dalam beberapa proyeksosial yang terkait dengan penje-lajahan luar angkasa, antara lain,proyek Teacher’s in Space.

Setelah ini semua, pencapaianapa lagi yang akan dibuat Ansari?Yang pasti, Ansari ingin berbuatlebih banyak dan lebih baik lagibagi orang banyak. Ia punyaprinsip, selagi mampu dan masihmuda, dia ingin mengubah duniamenjadi tempat terbaik bagi gen-erasi selajutnya. “Kuncinya adapada pendidikan dan teladan dariorang tua,” ujarnya. Dia juga me -ngagumi kata-kata kondang mi -lik Mahatma Gandhi: “Ubah lahapa yang ingin engkau ubah daridunia ini.” n ed: wachidah handasah

ALUMNI.GMU.ED

’’S

ES.WIKIPEDIA.ORG

Page 11: Dialog Jumat

Dua puluh lima tahun

bukanlah usia yang

singkat untuk sebuah

kelompok pengajian.

Dilandasi rasa kekeluargaan

yang tinggi, kelompok pengajian

Namira membuktikan bahwa

umur panjang hingga 25 tahun

sangatlah mungkin bagi sebuah

kelompok pengajian. Berdiri

pada 1986 dengan 30 anggota,

kelompok pengajian yang

bermarkas di Jalan Brawijaya 1A

No 14, Jakarta Selatan, ini

sekarang memiliki lebih dari

1.000 anggota tetap.

Rasa kekeluargaan inilah ba -

rangkali yang membuat Namira

hanya memiliki satu ketua ke -

lom pok pengajian sejak berdiri -

nya. Dialah Tini Firdaus. “Nggak

ada yang mau menggantikan,”

kata dia di acara Tasyakur Milad

ke-25 di Menara 165, Jakarta

Selatan, Selasa (15/11).

Berdirinya Namira tak lepas

dari inisiatif Tini dan sejumlah

rekannya. Tini yang beberapa

tahun sebelumnya pernah

menderita sakit keras hingga

koma sampai tiga hari, didesak

oleh salah seorang kawannya

untuk berbuat dan memberikan

sesuatu karena masih dikaruniai

umur panjang oleh Allah. Tini

pun berpikir apa kira-kira yang

bisa ia berikan untuk masyara -

kat. Lalu, tercetuslah ide mem-

bentuk kelompok pe ngajian.

Saat itu, ia merancang aktivi-

tas pengajian seperti arisan

modern. “Dibuat seperti coffee

morning di London. Kita ingin

ngasih lihat kalau orang yang

beragama tidak hanya orang

kampung dan tidak harus kam-

pungan,” kata dia.

Ia mengaku tak ada trik

khusus hingga mampu memper-

tahankan kelompok pengajian ini

begitu lama. Yang pasti, kata

Tini, ia hanya melaku kan hal-hal

yang mendatangkan kasih

sayang terhadap sesama. “Jika

engkau mengasihi penduduk

bumi, penduduk langit

menyayangimu,” begitu kurang

lebih filosofi yang dipakainya.

Kegiatan sosialDari mulut ke mulut, anggota

yang awalnya hanya berjumlah 30

orang terus bertambah hingga

mencapai se kitar 1.000 orang

seperti sekarang. Tak hanya me -

lakukan kajian rutin se tiap sebu-

lan sekali, mereka juga banyak

melakukan kegiatan sosial.

Pada tahun pertamanya,

Namira memiliki program mem-

bantu biaya pendidikan anak-

anak yang kurang mampu. Ada

sekitar 300 anak yang telah

dibantu biaya pendidikannya

hingga kini banyak yang sudah

bekerja di per usahaan ternama.

Yang cukup mengharukan, cerita

Tini, pernah ada salah seorang

mahasiswa Universitas Dipo -

negoro, Semarang, yang menda-

pat bantuan wesel senilai Rp

200 ribu. Mahasiswa ini memiliki

lima teman lain yang juga keku-

rangan biaya. Oleh mahasiswa

itu, uang dari Namira ke mudian

dibagi pula untuk lima temannya.

“Saya nggak tahu bagaimana

caranya, tapi semuanya kini

telah lulus,” tambahnya.

Bantuan biaya pendidikan ini

diberikan kepada anak yang

berprestasi. “Setidaknya anak

itu masuk sepuluh besar di

kelas ketika di SMP atau SMA,

kalaupun mahasiswa harus kuli-

ah di universitas negeri,” kata

Endang Gunarno, salah seorang

pengurus Namira yang bertugas

memi lih siswa penerima santun -

an pendi dikan.

Selain memberikan bantuan

biaya pendidikan, Namira juga

sering memberikan santunan

dhuafa dan peng obatan gratis.

“Anggota pengajian yang

suaminya dokter banyak mem-

bantu,” sambung Tini. Banyak -

nya program yang dijalankan,

menurutnya, tak lepas dari

jaringan yang sudah dibangun

selama bertahun-tahun.

Fuad Hasan, mahasiswa

semester 10 Universitas Negeri

Jakarta, adalah salah seorang

penerima santunan pendidikan

dari Namira. Santunan itu ia teri-

ma sejak duduk di bangku kelas

dua SMA dan masih berlanjut

sampai sekarang. “Tidak selu-

ruhnya dibiayai, tapi Namira

telah membantu begitu banyak,”

ujar mahasiswa jurusan olah raga

yang kelak ingin menjadi PNS ini.

Ully Hary Rusady, seniman

dan aktivis lingkungan, juga sa -

ngat mengapre siasi kelompok

pengajian Namira.

n c23 ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011

11silaturahim

Milad ke-25, Kelompok PengajianNamira Ajak Berbagi

FOTO-FOTO AGUNG SUPRIYANTO

MILAD KE 25: Anggota kelompok pengajian Namira berfoto bersama dengan motivator Ary Ginanjar

Agustian (baju putih), Ibu Mufidah Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua kelompok pengajian Namira, Tini Firdaus.

saat tasyakur Milad ke-25 kelompok pengajian ini di Jakarta, Selasa (15/11).

Page 12: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 / 22 DZULHIJJAH 1432 H � 12

Oleh Indah Wulandari

Dia dinobatkan

sebagai salah

satu pejuang

kesejahteraan

Indonesia.

Sampah identikdengan sesuatuyang kotor dantak berguna.Na mun berkatide-ide kreatif

Khilda Baiti Rohmah, sam -pah bisa menjadi berkah.

Dara kelahiran Ban -dung, 14 Juli 1988 ini me -mang sosok Muslimah mudayang istimewa. Tak hanyatekun menimba ilmu di Ju -rusan Teknik Lingkungan

Universitas Pasundan, Ban -dung, ia juga dikenal sebagai

trainer yang giat mengajak danmenyemangati masyarakat lewat

program Pengolahan Sampah BerbasisMasyarakat.

“Seorang kakek yang sudah me -ngabdi 35 tahun sebagai pengangkutsampah menginspirasi saya untukmen cari berbagai inovasi dari sam -pah,” ungkapnya.

Khilda berkisah, meski telah 35 ta -hun bergumul dengan sampah, kakekitu tetap saja miskin. Penghasilannyahanya berkisar Rp 350 ribu per bulanuntuk menghidupi seorang istri dandelapan anak. Fakta inilah yang me -mun culkan ide di benak Khilda untukmembuat inovasi dari sampah yangtidak hanya dapat membantu menye-lamatkan lingkungan, tapi juga dapatmeningkatkan pendapatan masyarakat.

Gadis berjilbab ini mengawali aksi -

nya pada 2007, saat ia mulai menapa-ki bangku kuliah. Namun sejatinya,pengetahuan tentang sampah telah diadapatkan sejak SMU, ketika ia aktifdi sebuah LSM yang bergerak dibidang pengelolaan sampah, yakniYayasan Pengembangan Biosains danBioteknologi, Bandung.

Pada 2007 itu, ia mendampingi pe -tugas sampah di Cimahi sebagai fasi -litator. Kepada mereka, ia membagiilmu mengenai pengelolaan sampah.Mereka pun diajak memilah sampahorganik dan nonorganik. Sampah or -g anik diolah menjadi kompos dannonorganik dibuat aneka kerajinanyang memiliki nilai ekonomi.

Beranjak dari Cimahi, Khildamenjadi relawan kegiatan sosial kam-pusnya di Kelurahan Baros dan Kelu -rahan Cigundul, Sukabumi. Di sanakini berkembang sejumlah kelompokibu-ibu rumah tangga pengrajinsampah. Bahan bakunya berasal darikemasan bungkus kopi yang disulapmenjadi tas, dompet kecil, atau bros.Primadonanya adalah bros dari kertaskalende dan produk daur ulang botol-botol plastik.

Aneka produk unik dari sampah inimengantarkan Kota Sukabumi sebagaisalah satu wilayah unggulan di JawaBarat dalam hal pengolahan sampah.Berkat produk olahan dari sampahpula, Sukabumi sukses menyabetGovernment Award dari KementerianDalam Negeri.

Peran Khilda tentu tak bisa diabai -kan dalam perolehan penghargaan itu.Berkat perjuangan itu dan aksi-aksi se -belumnya, Khilda mendapatkan peng-hargaan pertamanya di Ashoka YoungChangemaker Award pada 2009 dibidang water and sanitation. Lalu padaawal 2010, ia menjadi salah satu peme-nang Sampoerna Pejuang 9 Bintang.

Kesempatan lainnya didapat saatbertemu akademisi Herman Riyadidari Universitas Ciputra Jakarta.Herman menawarkan ide untuk me -ngolah sampah penangkaran kera diTangerang. Sampah itu berupa kulitpisang yang bobotnya mencapai empatton per bulan.

Oleh Khilda dan sejumlah rekan-nya, kulit pisang itu diolah hinggamenghasilkan minyak. Saat ini, proyek‘minyak sampah’ ini masih dalamtahap uji coba dan desain proyeknyasedang dikerjakan. Akhir 2011, diha -rapkan proyek ini sudah bisa berjalan.“Ini bisa menjadi bahan bakar alter-natif dan bakal bermanfaat sekaliuntuk mengatasi masa krisis energi,”ujar Khilda.

Bagi orang lain, gelimang sampahboleh jadi sangat menjijikkan. Tapitidak bagi Khilda, yang sepertinya takpernah kehabisan ide dalam hal me -nge lola sampah. Ia misalnya dimintamengelola sampah di sebuah mal dibilangan Cikarang Barat. Dia jugamengerjakan proyek pengolahansampah pertambangan di Ternate.

Berkat kegigihannya, ‘pejuangsampah’ ini terpilih menjadi pemenangfavorit dalam anugerah DanamonAward 2011, akhir Oktober lalu. Diapun dinobatkan sebagai salah satu darilima pejuang kesejahteraan Indonesia.

Penghargaan ini tak membuat Khil -da berpuas diri. Ke depan, ia ingin me -libatkan lebih banyak lagi masya rakatdalam pengelolaan sampah sehinggatanggung jawab mengelola sampah takd ibebankan pada petugas sampah.“Saya ingin mengajak orang-oranguntuk mengelola sampah. Ja ngan sam -pai sampah menjadi masalah. Ayo jadi -kan berkah,” ajaknya.

� ed: wachidah handasah

BIODATA Nama : Khilda Baiti RohmahLahir : Bandung, 14 Juli 1988

Pendidikan: Mahasiswa Jurusan Teknik LingkunganUniversitas Pasundan, Bandung

Penghargaan:l Ashoka Young Changemaker 2009l Pemenang III Sampoerna Pejuang 9

Bintang 2010l Pemenang Favorit Danamon

Award 2011

Anak adalah amanah Allah.

Keber ada an nya di tengah-

tengah keluarga kita

merupakan anugerah besar yang

patut selalu disyukuri. Mensyukuri

keberadaan anak tidak cukup hanya

dengan

mengucapkan kalimat

“Alhamdulillah”, tapi harus dengan

tindakan nyata, yaitu mendidik anak

dengan baik dan benar.

Rasulullah SAW mengingatkan

para orang tua tentang kewajiban

mereka terhadap anak-anak yang

Allah anugerahkan kepada mereka.

Dalam sebuah sabdanya, Rasul

menyatakan bahwa hak anak atas

orang tuanya adalah:

Memberinya nama yang baik.

Karena nama adalah identitas diri

yang akan terus dibawanya sampai

mati. Nama juga bisa menjadi doa.

Maka berikanlah nama yang baik

kepada anak agar dia merasa

bangga dengan namanya. Hikmah

diberikannya nama yang baik kepa-

da anak adalah memberi motivasi

kepada anak untuk menjadi orang

yang seperti arti namanya.

Mengaqiqahkannya dengan

menyembelih kambing atau domba.

Untuk anak laki-laki, dua ekor kam -

bing/ domba, sedangkan perempuan

satu ekor kambing/domba. Hikmah

aqiqah adalah mengajarkan kepada

anak sejak dini bahwa pe ngorbanan

hanya kepada atau untuk Allah.

Bukan untuk atau kepada yang lain.

Memberinya pendidikan yang

baik. Memberi pendidikan yang baik

merupakan upaya orang tua

membekali anak-anak dengan

penge ta huan dan keterampilan agar

me reka menjadi pribadi yang

mandiri, tangguh dan berakhlak

mulia. Sebab anak-anak itu akan

hidup pada masa yang berbeda

dengan masa orang tuanya.

Mengajarinya olahraga.

Rasulullah SAW ternyata tidak

hanya peduli dengan pendidikan

ruhani anak-anak, tapi juga

pendidikan jasmaninya. Orang tua

dianjurkan agar mengajari anak-anak

mereka berenang, memanah dan

berkuda. Pada dasarnya, Rasul

menyuruh orang tua memperhatikan

juga perkembangan jasmani anak-

anak melalui permainan yang

menyenangkan.

Menikahkannya ketika datang

jodohnya. Menikahkan anak adalah

kewajiban puncak orang tua.

Setelah itu orang tua lepas

tanggungjawab secara sosial, tapi

dia tetap ber tang gungjawab secara

moral. Orang tua sebaiknya tidak

mengulur-ngulur waktu pernikahan

anaknya bila memang sudah

saatnya si anak menikah.

Itulah lima dari sekian banyak

kewajiban orang tua kepada anak-

anak mereka. Tapi yang tidak kalah

penting dari itu adalah menanamkan

nilai-nilai Islam kepada anak sejak

anak berusia di bawah lima tahun.

Sesungguhnya, pendidikan untuk

seorang anak sudah dimulai ketika

dia masih berupa jabang bayi di

dalam perut ibunya. Misalnya

dengan cara memperdengarkannya

lantunan ayat-ayat Al-Qur’an, dan

memberinya asupan nutrisi berupa

makanan yang halal dan baik (dalam

hal ini cara memperoleh rezekinya

juga halal). Dan yang paling penting

adalah menjaga emosi serta

perilaku kedua orang tuanya.

Balita adalah masa-masa produk-

tivitas meniru. Apa yang didengar

dan dilihat oleh anak-anak balita,

dengan mudah diserap dan kemudi-

an ditirunya. Masa ini dapat menjadi

masa-masa kritis, tapi juga bisa

menjadi kesempatan emas bagi

orang tua untuk menanamkan nilai-

nilai spiritual, dalam hal ini nilai-nilai

Islam. Dan yang paling efektif

adalah dengan memberinya contoh

nyata. Misalnya:

Membiasakan menga ji /membaca

Al-Qur’an di dekat mereka, agar

mereka terbiasa mendengarkannya

dan meniru lafazhnya.

Mengajak mereka menunaikan

shalat, agar mereka tidak asing de -

ngan aktivitas ini, sehingga terta -

nam dalam benak mereka bahwa

mereka juga mempunyai “hak” yang

sama dengan orang tua mereka

nanti.

Mengajari mereka berbicara yang

baik dan benar, agar mereka tum-

buh menjadi anak yang penuh kasih

sayang dan tidak berangasan.

Mengajari mereka bersedekah

dengan cara langsung ber sentuhan

dengan fakir miskin, agar timbul

empati dan kesadaran di hati

mereka sejak kecil bahwa berbagi

itu sangat menyenangkan.

Membiasakan mereka hormat

kepada orang yang lebih tua dan

sayang kepada yang lebih muda.

Misalnya dengan bicara yang baik

kepada pembantu di rumah.

Beri mereka mainan kreatif yang

bisa menjadi jembatan bagi mereka

untuk mengenal Allah dan cipta an-

Nya.

Sekali lagi, anak-anak adalah

titipan dan amanah Allah yang harus

dijaga kefitrahannya. Sebab dia lahir

dalam keadaan fitrah (suci), oleh

karena itu ketika anak-anak itu

nanti kembali kepada Allah, Pemilik

sebenarnya, upayakan mereka

kembali dalam keadaan suci. Walau -

pun untuk mencapai kondisi itu

bukan persoalan yang mudah. �

MENGENALKAN NILAI-NILAI ISLAM KEPADA BALITA

Oleh: Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT

Dari Sampah Jadi Berkah Khilda Baiti Rohmah