Dialog Jumat
description
Transcript of Dialog Jumat
Kue tar, siapa tak tergoda? Kue lembut dan legit ini kerap hadir dalam momen-mo menistimewa. Nah, untuk menambah aroma dan rasa, terkadang produsen menambahkanrum pada kue tar buatannya. Padahal, rum termasuk golongan khamr yang jelas-jelasharam. Adakah cara untuk menghilangkan rum yang telanjur ada pada kue lezat ini?
Rum dalam Tar 5
GOORME.COM
Tak cukup hanya dibaca,Alquran juga perlu dipa -hami maknanya, termasukperistiwa dan pesan moralyang terkandung di dalam-nya. Untuk itu, Buku Pintar
Asbabun Nuzul karya DrMuhammad Chirzin layakAnda baca. Buku ini meng -ungkap peristiwa-peristiwa dibalik turunnya ayat-ayatAlquran dan menyarikan pesanmoralnya yang terus relevandengan keadaan umat Islamsekarang.
REPUBLIKA
ejatinya, Indonesia memiliki cukup banyak ilmuwanMuslim berkapasitas dunia. Meski bertahun-tahuntinggal di luar negeri, orang-orang unggul ininyatanya tetap cinta Tanah Air dan siap men-darmabaktikan ilmu mereka untuk bangsa danumat Islam. Jika demikian, bisakah kita berharap
bahwa kebangkitan umat Islam akan lahir dari negeri Muslimterbesar ini?
Di negeri kita, doa bersama cukup sering dilaksanakan dalam acara-acara resmikemasyarakatan dan kenegaraan. Kegiatan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan umatIslam terkait status hukumnya. MUI pun telah menerbitkan fatwa tentang hal ini.
Sampah identik dengan sesuatuyang kotor dan tak berguna.Namun di tangan Khilda BaitiRohmah, sampah menjelmamenjadi berkah yang dapatmeningkatkan taraf ekonomimasyarakat sekaligus membantumenyelamatkan lingkungan.Maka, ia pun dinobatkan sebagaisalah satu pejuang kesejahteraanIndonesia.
laporan utama
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 / 22 DZULHIJJAH 1432 H n 1
Dari Sampah Jadi Berkah
Doa Bersama 5
KHILDA BAITI ROHMAH
ANTARA
2
12
MUSLIMVILLAGE.COM
Pesan Moral Asbabun Nuzul
8
Kiprah IlmuwanMuslim Indonesia
S
Oleh Indah Wulandari
Berabad-abad si -lam, Islam per -nah berjaya. Ka -la itu para ilmu -wan Muslim me -letakkan da sar-
dasar ilmu pengetahuan dan tek -nologi untuk membentuk per -adab an dunia. Tak sedikit temuandan karya mereka yang kemudi-an dikembangkan oleh ilmuwanBarat.
Sekadar contoh, pada sekitartahun 1000, seorang dokter Mus -lim, Abu al-Qasim al-Zahrawi,memublikasikan 1.500 halamanensiklopedi berilustrasi tentangoperasi bedah. Selama lebih dari500 tahun, ensiklopedi ini digu-nakan oleh kalangan dokter diEropa sebagai referensi medis.
Ada pula Abbas Ibnu Firnas,yang merintis konstruksi pesawatterbang dan menerbangkannya.Di abad kesembilan, dia mende-sain sebuah perangkat sayap dansecara khusus dibentuk layaknya
kostum burung. Dalam eksperi-mennya yang terkenal di Cordoba,Spanyol, Firnas terbang tinggiuntuk beberapa saat sebelum ke -mudian jatuh ke tanah dan mema -tahkan tulang belakangnya. Ra -tus an tahun kemudian, desainyang dibuatnya secara tak terdugamenjadi inspirasi bagi senimanItalia, Leonardo da Vinci.
Di samping dua ilmuwan itu,banyak lagi ilmuwan Muslim diabad pertengahan yang menoreh -kan pencapaian gemilang bahkanmonumental, mulai dari IbnuSina, Ibnu Rusyd, sampai IbnuHayyan. Setelah sekitar tujuhabad menguasai dunia denganilmu pengetahuan dan teknologi,kejayaan umat Islam akhirnyasurut hingga saat ini.
Namun ternyata, tanpa perlubanyak gembar-gembor, saat inimulai tampak secercah harapan.Di Tanah Air, lahir banyak ilmu -wan dan teknolog Muslim yangbrilian. Temuan dan karya merekatak lagi berkualitas lokal, namuninternasional. Salah satu nya ada -lah Eko Fajar Nurprasetyo, pakar
teknik elektro yang menjadi pe -nemu dan pembuat chip Wimax.
Keahlian putra bangsa inididapatkan se telah menyelesaikanpendidikan S1 di Fakultas ElektroUniversitas Kyushu, Jepang, pada1996. Ke-mudian, dia melan-jutkan S2 di Jurusan IlmuKomputer pada universitas yangsama. Di universitas ini pula, Ekomenyelesaikan pendidikan S3 dibidang ilmu komputer pada 2001.
Pada 1998, Eko memulai kariersebagai asisten peneliti padaInstitute of System and Infor -mation Technologies, Kyushu,Jepang. Setelah menyelesaikanpendidikan S3-nya, dia bekerjasebagai peneliti di perusahaanSony Lsi, Jepang. Pada 2006, Ekomendirikan Versatile Silicon Tech -nologies sebagai IC Design Housepertama di Indonesia dan menja-bat sebagai CEO.
“Saya kembali ke Tanah Airkarena beberapa alasan penting,”katanya.
Kemapanan karier ternyata takmenggoda pakar chipset ini untukterus menetap di Negeri Sakura.
Menurutnya, ada kewajiban se -orang ilmuwan yang sukses dinegeri orang untuk berkontribusipa da masyarakat di Tanah Air -nya. Pertimbangan lain, keempatputranya beranjak baligh, danEko menginginkan mereka men-dapat pergaulan yang baik dansyari di Indonesia. Di samping itu,ia pun ingin dekat dengan sangbunda yang tinggal sendirian.
Tiba di Tanah Air, Eko segeramelakukan pengembangan usahabersama rekan-rekannya dari In -stitut Teknologi Bandung. “Susahmenyadarkan masyarakat di sinipada spesifikasi produk kami ka -rena mereka terbiasa menik matiproduk elektronik rakitan,” kataEko. Tapi ia yakin, dalam kurunwaktu 5-10 tahun mendatang,Indonesia akan dapat mempro-duksi chipset sendiri secaramassal.
Untuk mewujudkan semua itu,dia membuat industri chip di KotaDepok. Harapannya, Depok bisamenjadi pusat industri teknologiyang dapat membuka lapanganpekerjaan bagi warganya. PeraihBJ Habibie Technology Award(BJHTA) 2010 ini mengatakan,selain mendesain chip untukWimax, ia juga mendesain chipuntuk server, signal, processing,dan scanner.
“Kita berharap stimulus daripemerintah untuk mengemban g -kan bidang ini,” harap Eko.
Ia melihat, potensi teknologdan ilmuwan Muslim di Indonesiacukup mumpuni. Kemampuan in -dividual dan material juga sudahmencukupi. “Mereka hanya perlupembekalan mindset keilmuanIslam dan disiplin keilmuwanan.Maka, niscaya kelak lahir pene-muan dari Indonesia yang diakuidunia internasional.”
Nanoteknologi menjanjikanAda pula Nurul Taufiquroh -
man, pakar nanoteknologi. Nano -teknologi bisa dikatakan sebagaisebuah terobosan dalam dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi.Segala sesuatu yang dilakukan,di lihat, dan disentuh manusiadiprediksi akan terkena dampakdari perkembangan teknologiberbasis material superkecil itu.
Nurul yang kini dipercaya se -bagai ketua Masyarakat Nano In -donesia (MNI) meyakinkan bahwaIndonesia kelak menjadi incarankonsumen teknologi ini. “Pene li -tian nano kini telah mencapai 150jenis dan berada dalam tahap pro-duksi,” jelas pria yang juga pene -liti di Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI) ini.
“Kita minta pemerintah mem -beri perhatian khusus karena se -benarnya nanoteknologi justruberpeluang dikembangkan di ne -gara-negara berkembang, terma-suk Indonesia,” tegasnya. Jikatelah berkembang, katanya, in -dustri nanoteknologi bakal meng-hasilkan material sintetis yangmurah. Bahkan apabila dimaksi-malkan pada suatu perangkat,nilainya dapat naik berkali-kalilipat. Optimalisasi itu dapat di -lakukan hanya dengan sebuahsentuhan sederhana.
Di samping Eko dan Nurul,masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan lain yang layak menjaditumpuan harapan bagi kemajuanbangsa dan umat Islam. Sebutsaja, misalnya Dr Warsito P Ta -runo, penemu paten scanning 3dimensi yang digunakan NASA.Saat ini Warsito juga menjadi ke -tua Masyarakat Ilmuwan danTek nolog Indonesia (MITI). Adapula Dr Ratno Nuryadi, penemumikroskop nano, juga Dr Ka -haruddin Jenod, desainer kapalyang patennya selalu digunakanMitsubishi Shipping Corp. MITImisalnya, kini menghimpun ratus-an doktor dengan aneka spesiali -sasinya, mulai dari ahli botani,kapal, roket, hingga nuklir. Parailmuwan Muslim yang cukup la -ma hidup di negeri orang itu kinisiap berkiprah untuk bangsa dannegara ini. � ed: wachidah handasah
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
laporan utama 2
Perlu sti -
mulus dari
pemerintah
untuk meng -
optimalkan
kiprah para
ilmuwan
Muslim.
Oleh Damanhuri Zuhri
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indo -
nesia (ICMI) selama ini dikenal seba-
gai wadah yang menaungi orang-
orang pintar yang biasa kita sebut
ilmuwan khususnya Muslim. Rupanya,
selain ICMI, banyak pula ilmuwan yang
bergabung pada wadah lain bernama
Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog
Indonesia (MITI). Apa saja yang dilakukan
dua organisasi ini dalam mendorong
kiprah para ilmuwan Muslim di Tanah Air?
Mantan menristek Suharna Surapra -
nata, salah seorang pendiri MITI, meng -
ungkapkan, MITI berawal dari kepedulian
dan perhatian akan berbagai persoalan
bangsa, khususnya di bidang ilmu penge-
tahuan dan teknologi (iptek). Pada akhir
dekade 80-an, sekitar sepuluh aktivis
dakwah kampus (ADK) yang ber kesem -
patan menimba ilmu di luar negeri khu -
susnya bidang iptek menggagas berdiri -
nya wadah untuk menghimpun mereka.
“Wadah awal hanya berbentuk forum
komunikasi SDM Iptek yang sifatnya
sudah nasional, karena kami berasal dari
berbagai daerah,” katanya kepada
Republika, Selasa (15/11).
Menurut pria kelahiran Bandung, 13
Desember 1955 ini, sejak berdiri hingga
kini MITI telah banyak melakukan kerja
yang signifikan bagi pembangunan,
khususnya di bidang iptek. Setidaknya
ada tiga peran besar yang dijalankan MITI
selama ini. Pertama, peran pembinaan
dengan melakukan pembinaan profesi di
kalangan anggotanya, mulai dari para
mahasiswa hingga para doktor yang terse-
bar di berbagai kampus ataupun laborato-
rium di dalam dan luar negeri.
“Kami berikan beasiswa kepada maha-
siswa berprestasi. Kami dukung riset-riset
dengan hibah MITI. Pembinaan juga dila -
ku kan terhadap lembaga atau asosiasi
ilmuwan yang menjadi anggotanya seperti
Masyarakat Nano Indonesia,” terangnya.
Kedua, peran pelayanan dan pember-
dayaan kepada masyarakat secara luas.
Berbagai aksi sosial dengan meman-
faatkan penguasaan teknologi dilakukan
para anggota MITI saat bencana terjadi di
negeri ini. Tsunami di Aceh, banjir ban-
dang di Jember, atau gempa bumi di
Yogya menjadi saksi keterlibatan kuat
MITI dalam memberikan solusi teknologi
bagi para pengungsi atau korban ben-
cana. “Di tempat-tempat itu, kami buat
instalasi-instalasi air bersih dengan
teknologi membran dan ozonisasi yang
mampu mengubah air sehingga layak
minum.”
Ketiga, peran memengaruhi kebijakan
terkait dengan iptek. Sebagai lembaga
nonpemerintah, kata Suharna, MITI
berusaha memberi masukan dan meng -
kritisi kebijakan pemerintah dalam berba-
gai persoalan iptek. “Masukan secara
objektif dan kritis disampaikan kepada
para pemangku kebijakan.”
Seperti halnya MITI, ICMI pun men-
dorong para ilmuwan, peneliti, dan
teknolog Muslim Indonesia untuk
berkiprah lebih nyata dan memberi man-
faat bagi orang banyak. “Nah, ini yang
kita lakukan selama ini. Pekerjaan saya
keliling nusantara selama ini antara lain
melakukan hal ini,” ujar Hj Marwah Daud
Ibrahim, anggota Presidium ICMI kepada
Republika, Rabu (16/11).
Wanita kelahiran Soppeng, Sulawesi
Selatan, yang juga ketua umum Masya -
rakat Singkong Indonesia ini menyebut
salah satu penelitian dan perhatiannya
terhadap singkong. “Kelihatannya seder-
hana,” cetus doktor komunikasi dari
International American University,
Washington DC, Amerika Serikat ini.
“Teman kita dari Universitas Jember,
namanya Prof Ahmad Subagyo, meneliti
ketika dia sekolah di Jepang. Dia mene-
mukan sebuah enzim dalam singkong
ketika ditepung sifatnya mirip sekali den-
gan terigu. Kalau kita misalnya bisa mem-
buat 1,5 juta ton atau 10-20 persen dari
yang kita impor, itu kan nilainya Rp 5 trili-
un. Itu jelas hasil penelitian yang luar
biasa,” paparnya.
Menurut Marwah, ICMI sangat konsen
di situ. “Kita mulai dengan menanam,
kita mulai dengan membuat industri di
masyarakat, lalu menghimpun teman-
teman peneliti. ICMI kan di daerah ada
yang jadi bupati atau wakil bupati, orang-
orang kampus juga rata-rata ICMI,
anggota DPRD, dan lain sebagainya. Jadi,
bagaimana kita menghimpun serpihan-ser-
pihan menjadi sebuah kekuatan, yang
biasanya kita lakukan di pertemuan
ICMI.” � ed: wachidah handasah
ICMI dan MITI Dorong Kiprah Ilmuwan Muslim
‘Kami Siap Berkontribusiuntuk Bangsa’
l Dr Warsito P Taruno (kanan), penemu paten scanning tiga dimensi yang digunakan NASA.
FOTO-FOTO: DOKPRI
WAHYU PUTRO/ANTARA
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
laporan utama 3
Oleh Indah Wulandari
Era kebangkitan per -adab an Islam pernah di -prediksi muncul padaabad ke-20. Bahkan, ba -nyak kalangan berharapkebangkitan Islam itu
lahir dari Indonesia. Ulama terkemukaSyeikh Yusuf Qaradhawi juga meng -ungkapkan harapan itu saat berkunjungke Indonesia beberapa waktu lalu.Kekayaan sumber daya alam dan sumberdaya manusia Indonesia dinilai sangatmendukung harapan itu.
Dalam pandangan Guru Besar IlmuPolitik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,Bachtiar Effendi, kegemilangan peradab -an Islam semestinya memang bisa kem -bali. “Memang, saat itu (di abad 20) be -berapa individu cendekiawan Muslimdari Mesir meraih nobel, tapi setelah itutak muncul lagi,” kata Bachtiar kepadaRepublika, Selasa (15/11). Di Tanah Airpun, kata Bachtiar, muncul sosok BJ
Habibie yang pakar di bidang teknologikedirgantaraan. Namun ternyata, merekabelum cukup kuat untuk mengembalikankejayaan peradaban Islam seperti ber -abad-abad lampau.
Dalam perkembangannya, di abad ke-21 ini, Bachtiar melihat munculnya be -berapa sosok teknokrat serupa Habibie.Sayangnya, karena isu politik dan eko -nomi, peran serta potensi mereka kurangdiperhatikan oleh pemerintah. “Jalanilmuwan Muslim di Indonesia belumterbuka di abad ini. Jalan masih panjangdiretas,” ujarnya.
Padahal, dia telanjur berharap kalang -an ilmuwan Muslim di Indonesia kelakmampu memengaruhi perkembanganteknologi modern. Dengan begitu, bangsaBarat tak lagi menguasai sepenuhnyakemajuan teknologi di peradaban mile-nium ini.
Bachtiar melihat ada beberapa ham-batan yang masih menggelayuti Indonesiauntuk meraih impian tadi. Indikatornya,kata dia, salah satunya tampak pada per-ingkat perguruan tinggi Indonesia yang
masih berada di kisaran angka ratusandi antara perguruan-perguruan tinggidunia. “Ada tanda kemunduran kualitasdari program pendidikan pascasarjanadan doktoral di Indonesia,” ungkap dia.
Kondisi ini, menurutnya, bakal me -mengaruhi kualitas lulusan. Dalam halini, lulusan yang dihasilkan menjadikurang kompeten. Hal ini tentu saja akanmenghambat lahirnya cendekiawan-cen-dekiawan yang mumpuni. Karena itu, iaberpendapat, hal penting yang lebih duluharus dilakukan adalah memperbaikisistem pendidikan. Dari perbaikan sistempendidikan itu diharapkan terbentukfondasi kuat bagi lahirnya para teknokratdan ilmuwan tangguh.
“Secara individu, banyak cendekiawanMuslim Indonesia yang dikagumi karenaberpengetahuan tinggi. Tapi, itu takmenggambarkan kondisi keseluruhankualitas bangsa ini,” tegas Bachtiar.
Dia pun berharap umat Islam di Indo -nesia mengubah cara pandangnya padaAlquran. Menurutnya, selama ini Alquranhanya dipandang sebatas perintah Allahyang diturunkan melalui Rasulullah SAWuntuk hamba-Nya. Sejatinya, di dalamAlquran banyak isyarat-isyarat yangmembuka tabir penciptaan Allah SWTpada tiap makhluk-Nya. Begitu pulakunci rahasia ilmu pengetahuan tersiratdi dalamnya.
“Umat Islam harus melewati masapemikiran bahwa Alquran bukanlahpetunjuk hidup saja untuk menggenggamkejayaan kembali,” jelas Bachtiar.
Kebangkitan spiritualitasSisi keilmuan harus pula dibarengi
oleh kekuatan spiritualitas. “’Kebang -kitan spiritualitas yang utama,” ujarKetua Ikatan Dai Indonesia, Prof KHAhmad Satori Ismail. Menurutnya, bang -sa Indonesia bisa meretas kejayaan per-adaban Islam jika memiliki kekuatanakidah.
Dia menilai, sisi spiritualitas ada da -lam pribadi setiap Muslim. Jika dibang -kitkan, hal itu bakal mendorong muncul-nya semua potensi positif dalam dirinya.Bila potensi ini bangkit, ia yakin umatIslam bakal mampu membendung dam -pak buruk teknologi modern, seperti tele-
visi dan internet.Problema umat Islam di Indonesia,
kata dia, sering kali tak memanfaatkanwaktunya dengan akidah yang baik.Akibatnya, sebagian besar umat masihsering melanggar aturan dan norma, ter-masuk membahas hal-hal yang tidakpenting dalam kesehariannya. Tak ayal,tingkat produktivitas dan performakinerja umat menurun. Prestasi pun sulitdiraih.
“Perbuatan setan membuat umat taksemangat belajar. Maka, mantapkanakidah, tingkatkan stabilitas hidup, danfokus pada rancangan hidup.”
n ed: wachidah handasah
Jalan Masih PanjangPerlu perbaikan sistem pendidikan untuk
melahirkan teknokrat dan ilmuwan
tangguh.
ASHFAQUESHAH.COM
wawancara
Meski cukup banyak ilmuwan dan tek nolog
Muslim Indonesia yang betah di luar
negeri, namun tak sedikit pula yang
sudah kembali ke Tanah Air dan me -
ngab di untuk masyarakat Indonesia. Dr Marwah
Daud Ibrahim MA, anggota Presidium Ikatan Cende -
kia wan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini menyaksikan
hal itu. “Nah, Indonesia ini, menurut saya, unik. Ka -
rena, mewakili penduduknya yang mayoritas beraga-
ma Islam. Ini ditunggu dunia. Apa kontribusi para pe -
neliti atau ilmuwan atau cendekiawan Muslim dalam
kiprahnya di negaranya dan di dunia?” ujar Marwah
dalam perbincangan dengan wartawan Republika,
Damanhuri Zuhri, Rabu (16/11). Berikut petikan leng -
kap perbincangan dengan sosok yang dikenal juga
sebagai pemerhati pendidikan karakter bangsa itu.
Bagaimana Anda melihat kiprah ilmuwan Muslim
di Indonesia?
Memang, kalau kita lihat masih perlu ditingkatkan
lebih optimal lagi. Walaupun dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya sudah mulai banyak hal, menurut
saya, yang bisa kita temui di lapangan sebagai aksi
dari teman-teman kita, para peneliti Muslim.
Saya kebetulan banyak ke lapangan. Sering saya
lihat, asistensi di bidang, misalnya, pengembangan
teknologi yang aplikatif di desa. Saya ketemu teman-
teman dari LIPI, BPPT, bahkan dari universitas juga
untuk pengembangan seperti rumput laut, singkong,
dan cokelat yang selama ini kita mengekspor dalam
bentuk gelondongan. Sekarang sudah ada beberapa
yang sifatnya teknologi yang lebih aplikatif. Menurut
saya, ini kelihatannya sederhana, tapi itu menyentuh
banyak untuk masyarakat.
Ke depan, apa yang perlu ditingkatkan?
Yang diperlukan saat ini adalah sebuah pen-
dekatan yang sifatnya komprehensif, berencana, dan
fokus. Jadi, harus nyambung dari berbagai pihak.
Lembaga penelitian ini kan ada di mana-mana. Ada
di industri, di universitas, dan ada yang sifatnya indi-
vidual. Jadi, harus jelas. Fokusnya apa.
Coba kita bandingkan dengan Jepang, misalnya.
Fokus otomotif dan elektronik. Thailand, misalnya,
jadi produsen makanan dunia. Kemudian, Malaysia
fokus di sawit. Indonesia, menurut saya, harus
membuat suatu terobosan karena mayoritas pen-
duduknya Muslim. Ini juga tantangan.
Karena saya lihat, terobosan dari
para ilmuwan itu bukan hanya dari
sisi ilmunya ansich, melainkan,
menurut saya banyak di
antaranya lebih pada karak-
ter. Karakter ini banyak
sekali diwarnai atau
dipengaruhi oleh aplikasi
dari nilai-nilai ajaran
agama.
Menurut Anda, apa
tantangan para
ilmuwan itu dalam
menyumbangkan
darma baktinya kepa-
da bangsa?
Menurut saya, tan -
tangannya bagaimana seo-
rang peneliti dan ilmuwan mampu melahirkan
sebuah inovasi yang memberi manfaat bagi orang
banyak. Memang yang sering disebut-sebut berkaitan
dengan peneliti ini adalah bagaimana
dengan penghasilan mereka?
Harus dipahami, hasil peneliti -
an itulah yang memberi nilai
tambah yang tak terhingga
untuk sebuah produk. Semakin
ke hilir, semakin tinggi. Kalau
sistemnya mendukung, bagi-bagi
hasilnya juga harus jelas. Di sini
mungkin kita harus diskusi
banyak.
Artinya, kendala bagi para
ilmuwan Muslim dalam
berkiprah cukup banyak?
Kendalanya cukup
banyak, tapi peluangnya
juga cukup banyak.
Sekarang di Kemen -
terian Pendidikan kita
mulai bicara perlunya
pendidikan karakter.
Lalu, kalau kita de -
ngar dari perindus-
trian sudah mulai
bicara perlunya
hilirisasi. Itu kan
butuh teknologi
yang luar biasa.
Nah, juga dengan alat-alat militer sudah lebih banyak
diproduksi dalam negeri. Jadi, ada upaya ke sana.
Tapi, menurut saya, ini memang harus sangat sis-
tematis dilakukan.
Sekarang itu serpihan-serpihannya sepertinya
ada, tapi belum terhimpun. Sehingga, apa yang
dilakukan suatu lembaga, misalnya, belum nyam-
bung. Saya lebih bicara tentang penelitian yang
aplikatif, yang betul-betul meningkatkan produktivi-
tas, inovasi kreativitas, dan nilai tambah di negeri
ini. Itu peluangnya luar biasa.
Anda sedang di Jawa Timur saat ini, apa yang
Anda lihat di sana?
Di sini, saya melihat bagaimana peneliti kita
turun ke masyarakat. Biasanya kan bioteknologi
harus di tengah laboratorium yang canggih, nah ini
mereka turun ke tengah-tengah desa dan bekerja
sama dengan industri yang dikelola anak muda.
Mereka menggandakan tanaman dengan pola
biotek, tapi di luar ruangan. Saya tanya, adakah
penghargaan buat penelitinya? Karena, peneliti itu
PNS, yang tugasnya meneliti, mereka tidak menda -
pat apa-apa dari hasil penelitiannya. Tidak menda -
patkan bonus dari hasil penelitiannya. Menurut saya,
itu juga harus fair. Saya mendapat informasi, ternya-
ta setiap bibit dari yang dikembangkannya, peneliti
mendapatkan Rp 500. Tapi, kalau jumlahnya banyak,
bisa sampai jutaan bibit. Maka, akan besar bonus
yang diperoleh peneliti.
Kalau modelnya seperti ini, kehidupan para
peneliti akan sejahtera. n ed: wachidah handasah
wawancara Dr Marwah Daud Ibrahim MA
Kiprah Mereka Ditunggu Dunia
YOGI ARDHI/REPUBLIKA
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
tuntunan 4
Yerusalem adalah salah satu
dari tiga kota suci Islam.
Awalnya, kota ini merupakan
permukaan Kanaan kuno, tem-
pat Daud, raja Israel, mendirikan ibu
kota dan putranya, Sulaiman,
mendirikan kuil. Nama Yerusalem, lazim
disebut “yang suci” (al-Quds) saja oleh
kaum Muslim, tidak tertera dalam
Alquran. Namun, tradisi Muslim sepakat
melihat rujukannya pada isyarat dalam
QS al-Isra (17): 1, yang di dalamnya
disebutkan bahwa Muhammad diper-
jalankan oleh Allah dari Makkah ke
“masjid yang terjauh” (Al-Masjid Al-
Aqsha) pada malam hari.
Tentara Muslim menduduki Yerusalem
tanpa perlawanan pada 563 M dan
segera memutuskan untuk memugar
tempat suci utama ini. Pertama, mereka
membangun masjid Jami’ (al-Aqsha)
pada sisi selatan, dan pada 692 disele-
saikanlah tempat paling suci yang dise-
but Kubah Batu yang berada di bagian
tengahnya.
Sejarah kota ini, menurut John L
Esposito dalam Ensiklopedi Dunia Islam
Modern, bisa dibilang tidak begitu
menonjol hingga Perang Salib. Kota ini
dihuni oleh orang-orang Kristen serta
Yahudi yang diperbolehkan kembali ke
kota itu oleh kaum Muslim untuk perta-
ma kalinya sejak mereka dilarang oleh
Romawi pada 135 M.
Penguasa Mesir al-Hakim bi Amr Allah
membakar Gereja Makam Suci Kristen
pada 1009, salah satu insiden yang
menggerakkan serangan Eropa terhadap
Palestina dan pendudukan atas
Yerusalem pada 1099. Periode
kekuasaan Kristen Latin di Yerusalem
berlangsung sekitar seabad sebelum
Shalah al-Din mengusir mereka pada
1187. Jangka waktu ini cukup lama bagi
tentara Salib untuk mengubah Kubah
Batu menjadi gereja dan al-Aqsha men -
jadi markas Ksatria Penjaga Kuil .
Di bawah Shalah al-Din, tempat-tem-
pat suci Muslim itu dikembalikan kepa-
da fungsinya semula. Dia pula—dibantu
oleh para pengkhotbah—meningkatkan
apresiasi kaum Muslim terhadap apa
yang disebut sebagai tempat suci Islam
ketiga setelah Makkah dan Madinah.
Perang Salib tampaknya telah mengejut -
kan kaum Muslim, tetapi setelah itu
mereka sadar akan maksud bangsa
Eropa terhadap Yerusalem.
Shalah al-Din juga ingin menjadikan
Yerusalem sebagai kota Sunni yang
aman. Tujuannya terwujud semasa
Kerajaan Mamluk. Sejak menduduki
Yerusalem pada 1250, mereka me -
nanamkan banyak pengaruh di wilayah
itu. Mereka membangun banyak sekolah
fikih (madrasah) Sunni dan pondok sufi
(khanaqah) di dekat perbatasan sebelah
barat dan utara.
Penguasaan Utsmaniyah yang me -
warisi kota itu pada 1517 dari Kerajaan
Mamluk melanjutkan perlindungan dan
dukungan yang murah hati dari para pen-
dahulunya bagi kota suci tersebut.
Dinding-dinding yang sekarang ini masih
berdiri tegak memisahkan “kota tua” ini
dibangun oleh orang Utsmaniyah.
Pada abad ke-19, Yerusalem mulai
dibanjiri para konsulat Eropa, misionaris
Eropa, juga misi arkeologis Eropa.
Sebagian besar dari mereka merupakan
alat kebijakan nasional negara masing-
masing dan semuanya berada jauh di
luar jangkauan para penguasa
Utsmaniyah, yang kelak mengakibatkan
kota ini sedemikian mundur. Bahkan,
orang Yahudi yang sebelumnya kurang
diperhitungkan dan paling tersisih di
antara penduduk Yerusalem, mendapati
kenyataan bahwa mereka pun mempu -
nyai kawan dan pelindung yang kuat di
Eropa.
Dengan bantuan para pelindung ter -
sebut—khususnya keluarga Montefiores
dan Rothschild—jumlah orang Yahudi di
Yerusalem terus meningkat. Pada 1990,
jumlah mereka masih 35 ribu (orang
Kristen dan Muslim masing-masing 10
ribu) dari total penduduk 55 ribu. �
ensiklopedi
Yerusalem
Khotbah meru-pakan salah sa -tu media pen -ting dalamdak wah Islam.Sayangnya, tak
semua khatib, ustaz, atau daimam pu berkhotbah dengan baik.Para khatib shalat Jumat, misal-nya, sering kali berkhotbah de -ngan materi yang membosankan,cenderung berputar-putar, aliasitu-itu saja. Akibatnya, materikhotbah hanya ‘masuk telingakanan lalu keluar telinga kiri’.Selain materi yang kurang me -ngena, khatib sering kali juga tam -pil dengan gaya bicara yang tidakmenarik. Alhasil, jangankan me -nyimak, para jamaah lebih banyakyang mengantuk bahkan tertidur.
Para khatib yang demikian tam -paknya perlu belajar lebih banyaklagi mengenai adab atau etika ber -khotbah yang dicontohkan Ra -sulullah SAW. Dalam buku Ra -sulullah, Manusia tanpa Cela di -terangkan, saat berkhotbah Beliauberusaha agar pengarahan, wejang -an, dan nasihat-nasihatnya bukan
saja didengar oleh telinga, tetapilangsung menembus lubuk hati.Beliau mengucapkan kalimat demikalimat secara jelas, dengan su -sunan bahasa yang indah dan artiyang terang. Sering pula Rasulullahmemakai tamsil ibarat dan per -umpamaan-perumpamaan yangmenarik. Meski mengguna kan ka-ta-kata yang indah, Beliau tidakbersajak tapi bicara sewajarnya.
Sebelum dibuatkan mimbar dimasjid, Beliau selalu berkhotbahsambil berdiri di tempat yangtinggi. Rasulullah tak segan men-gulangi kalimat hingga tiga kalisebagai isyarat bahwa apa yangdiulang itu memerlukan perhati -an serius. Agar tak membosankan,Rasulullah juga tidak pernah me -nyampaikan khotbah yang terlalupanjang. Ath-Thabrani RA meri-wayatkan dari Abu Umamah, iaberkata: “Apabila Rasulullahmengutus seorang Amir, Beliauberpesan: ‘Pendekkanlah khot -bah(mu) dan sedikitlah berbicara.Sesungguhnya datangnya sihir ituakibat dari pembicaraan’.” (Al-Jami’u ash-Shaghir, hal 244).
Setiap kali berkhotbah, Ra -sulullah tidak pernah lupa untukmengucapkan puja dan puji ke -pada Allah SWT. Begitu pula duakalimat syahadat yang senantiasamenjadi kata pengantar dalamsetiap khotbahnya.
Terkadang, di tengah berkhot-bah Rasulullah menyempatkanuntuk menyapa seseorang. Misal -nya, ada seseorang yang baru me -masuki masjid kala Beliau ber -khotbah Jumat. Biasanya, Beliauberhenti sejenak lalu bertanya:“Sudahkah engkau shalat duarakaat (tahiyyatul masjid)?” Jikajamaah itu menjawab belum, Ra -sulullah akan memintanya shalatdua rakaat setelah itu meneruskankhotbahnya.
Dalam berkhotbah, Rasulullahjuga memperhatikan situasi dankondisi saat itu. Dalam hal ini,Beliau memerintahkan suatuamal an jika telah ada yang meng -abaikannya, atau menyeru untukmencegah suatu perbuatan mung -kar jika sudah ada tanda-tandaatau diketahui bahwa ada semen-tara orang yang mendekati atau
sudah melakukannya. Tak jarang, saat sedang ber -
khotbah tiba-tiba seorang jamaahmeminta Beliau berdoa. Ra -sulullah sama sekali tidak marahkhotbahnya dipotong di tengahjalan, bahkan Beliau mengabulkanusulan tersebut. Hal ini sebagai -mana keterangan hadis yang diri-wayatkan oleh Anas RA. Ia ber -kata: “Ketika Rasulullah sedangkhotbah Jumat, tiba-tiba seseo-rang berdiri, seraya berkata: ‘YaRasulullah, (banyak) kuda dandomba telah mati, maka berdoalahkepada Allah agar Ia menurunk-an hujan kepada kita.’ RasulullahSAW pun menengadahkan keduatangannya lalu berdoa.” (ShahihBukhari, hal: I/66).
Demikianlah cara Rasulullahberkhotbah. Ada kalanya Beliauberkhotbah dengan sikap yangtegas dan suara yang tinggi, na -mun pada kesempatan lainmenampilkan suara yang lemahlembut. Sangat fleksibel. Hal inidilakukan untuk menyesuaikandengan situasi dan kondisi yangada. � wachidah handasah
Etika Berkhotbah
JUDAICAART.COM
Agar tak membosankan,
Rasulullah tidak pernah
me nyampaikan khotbah
yang terlalu panjang.
YOGI ARDHI/REPUBLIKA
l Ilustrasi
ADITYA PRADANA PUTRA
REPUBLIKA
5JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
fatwa
Bagi umat Islam,doa bersama bu -kan sesuatu yangbaru. Sejak belas -an abad silam,bahkan sejak
aga ma Islam disampaikan olehNabi Muhammad SAW hingga se -karang, mereka sudah terbiasamelakukannya, baik setelah sha -lat berjamaah maupun padaacara-acara tertentu.
Doa adalah suatu bentuk ke -giatan berupa permohonan manu -sia kepada Allah SWT semata(lihat antara lain QS al-Naml [27]:62). Dalam sejumlah ayat Alquran(antara lain surah al-Mu’min [40]:60), Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa. Karena itu, ke -dudukan doa dalam ajaran Islamadalah ibadah. Bahkan, NabiMuhammad SAW menyebutnyasebagai otak atau intisari ibadah
(mukhkh al-ibadah). Sebagai se -buah ibadah, pelaksanaan doawajib mengikuti ketentuan atauaturan yang digariskan Islam.
Di antara ketentuan yang pa -ling penting dalam berdoa adalahdoa hanya dipanjatkan kepadaAllah SWT. Dengan demikian, didalam doa sebenarnya terkan-dung juga unsur akidah, yakni halyang paling fundamental dalamagama.
Di Indonesia, dalam acara-acara resmi kemasyarakatan dankenegaraan, umat Islam terka -dang melakukan doa bersamadengan pemeluk agama lain padasatu tempat yang sama. Doa de -ngan bentuk seperti itulah yangdimaksud dengan doa bersama.Sedangkan, doa yang dilakukanhanya oleh umat Islam sebagai -mana disinggung di atas tidakmasuk dalam pengertian ini.
Kegiatan doa bersama menim-bulkan pertanyaan di kalanganumat Islam, terutama tentang sta -tus hukumnya. Atas dasar itu,Majelis Ulama Indonesia (MUI)telah menetapkan fatwa tentangdoa bersama. Fatwa tersebutterbagi dalam enam butir.
Pertama, doa bersama yangdilakukan oleh orang Islam dannon-Muslim tidak dikenal dalamIslam. Karena itu termasuk bid’ah.
Kedua, doa bersama dalamben tuk setiap pemuka agama ber-doa secara bergiliran, maka orangIslam haram mengikuti danmeng amini doa yang dipimpinoleh non-Muslim. Mengapa harammengamini doa non-Muslim?Sebab, menurut MUI, mengami-ni sama dengan berdoa. Dan ke-tika yang berdoa adalah non-Mus lim, orang Islam yang meng -amini tersebut berarti ia berdoakepada Tuhan yang kepadanyanon-Muslim berdoa. Padahal,konsep dan akidah mereka ten -tang Tuhan, menurut Alquran,ber beda dengan akidah orangIslam (lihat antara lain dalam QSal-Maidah [5]: 73). Dengan demi -kian, menurut MUI, orang Islamyang mengamini doa yang dipan-jatkan oleh non-Muslim dapatdikategorikan kafir atau musyrik.
Lantas, bagaimana dengan
orang Islam yang karena alasantertentu harus mengikuti doabersama? “Maka ketika non-Mus -lim memanjatkan doa, ia wajibdalam hati haram mengamini -nya,” lanjut MUI dalam penje-lasannya atas fatwa doa bersama.
Ketiga, doa bersama dalambentuk Muslim dan non-Muslimberdoa secara serentak (misalnya,mereka membaca teks doa ber-sama-sama), hukumnya haram.Artinya, orang Islam tak bolehmelakukannya. Sebab, doa sepertiini dipandang telah mencampur -
adukkan antara ibadah (dalamhal doa) yang haq (sah, benar)dengan ibadah yang batil. Hal inidilarang oleh agama (lihat antaralain dalam QS al-Baqarah [2]: 42).
MUI juga menilai, doa bersamabentuk ini sangat berpotensimeng ancam akidah orang Islamyang awam. Cepat atau lambatmereka akan menisbikan statusdoa yang dalam ajaran Islam me -rupakan ibadah, serta dapat pulamenimbulkan anggapan bagi me -reka bahwa akidah ketuhanannon-Muslim sama dengan akidah
ketuhanan orang Islam. Keempat, doa bersama dalam
bentuk seorang non-Islam me -mim pin doa. Dalam doa bersamaseperti ini, orang Islam harammengikuti dan mengamininya.
Kelima, doa bersama dalambentuk seorang tokoh Islam me -mimpin doa. Doa bersama bentukini hukumnya mubah.
Keenam, doa dalam bentuksetiap orang berdoa menurutagama masing-masing. Yang inihukumnya juga mubah.
n wachidah handasah
Doa BersamaOrang Islam haram mengikuti
dan mengamini doa yang di -
pimpin non-Muslim.
Kue tar, siapa tak tergoda? Kue
legit dan lembut ini kerap hadir
dalam momen-momen istime-
wa seperti ulang tahun atau
pesta pernikahan. Sayangnya, tak
semua produsen kue tar paham dan
mementingkan kehalalan produknya.
Maka, dipakailah rum sebagai salah
satu bahan.
Rahmi Haryani, Muslimah asal Bogor,
mengaku pernah berusaha menghi-
langkan rum yang sudah telanjur ada
dalam kue tar. Ceritanya, ia pernah men-
dapat kiriman kue tar saat Lebaran. Dari
aromanya, ia tahu bahwa kue itu me -
ngandung rum. “Merasa sayang mem-
buang tar itu, saya lantas berinisiatif
memanaskan kembali kue tersebut de -
ngan harapan alkohol dari rum itu akan
hilang,” kata ibu dua anak ini.
Pertanyaan yang kemudian muncul
adalah, benarkah cara tersebut bisa
menghilangkan kandungan alkohol
dalam kue tar?
Tentang hal ini, pakar pangan halal Dr
Anton Apriyantono mengatakan, rum ter-
masuk golongan khamr. Jika sudah ter-
masuk khamr tidak boleh dimanfaatkan
sama sekali untuk apa pun. Hal ini
sesuai dengan hadis-hadis tentang
khamr.
Dalam buku Umat Bertanya Pak
Anton Menjawab dijelaskan, khamr tidak
boleh digunakan untuk apa pun juga. Hal
tersebut didasarkan atas hadis-hadis
yang melarang khamr untuk membuat
cuka, dijadikan penghangat badan, obat,
bahkan dijual ke orang Yahudi sekali
pun. “Hal ini menunjukkan bahwa khamr
tidak boleh digunakan untuk apa pun
juga, termasuk mengambil manfaat
darinya,” ujar Anton.
Khamr, lanjut dia, tidak boleh diguna -
kan untuk membuat makanan atau
minuman karena makanan dan minuman
yang terkena khamr statusnya menjadi
haram. Hal ini didasarkan atas kaidah,
jika bercampur (secara merata atau
homogen) yang halal dengan yang haram
maka akan dimenangkan yang haram.
Kaidah ini didasarkan atas hadis yang
menjelaskan tentang keju yang digero-
goti tikus. Nabi Muhammad SAW berka-
ta: “Jika keju itu keras, buanglah tikus
itu dan keju di sekitarnya, dan makanlah
(sisa) keju tersebut. Jika keju itu cair,
tumpahkanlah.” (HR Bukhari, Ahmad,
dan Nasa’i dari Maimunah, istri Nabi
Muhammad SAW).
Lebih lanjut, mantan menteri pertani -
an ini menegaskan, khamr jika jumlah-
nya banyak memabukkan, sedikitnya
juga haram. “Coba pertimbangkan,
khamr itu tidak boleh digunakan untuk
apa pun juga, masak iya boleh diguna -
kan untuk membuat sus?” tanya Anton
retoris. Selain itu, jika rum sudah ter-
campur ke dalam tar mustahil untuk
bisa dihilangkan sama sekali. “Selalu
ada sisa rum di tar itu yang membuat
tarnya tetap haram.”
Ragam jenis rum Rum adalah minuman beralkohol
hasil fermentasi dan distilasi dari
molase (tetes tebu) atau air tebu yang
merupakan produk samping industri
gula. Rum hasil distilasi berupa cairan
berwarna bening dan biasanya disimpan
untuk mengalami pematangan di dalam
tong yang dibuat dari kayu ek atau kayu
jenis lainnya. Produsen rum terbesar di
dunia adalah negara-negara Karibia dan
sepanjang aliran Sungai Demerara di
Guyana, Amerika Selatan. Pabrik rum
juga ada di negara-negara lain di dunia,
seperti Australia, India, dan Kepulauan
Reunion.
Terdapat beragam jenis rum dengan
kadar alkohol yang berbeda-beda. Di luar
dunia Islam, rum putih biasanya diguna -
kan sebagai pencampur koktail. Rum
berwarna cokelat keemasan dan gelap
dipakai untuk memasak, membuat kue,
dan juga pencampur koktail. Hanya rum
berkualitas tinggi saja yang biasa
diminum polos tanpa pencampur atau
ditambah es batu. n wachidah handasah
Rum dalam Tar, Bisakah Dihilangkan?
halalan thayyiban
YOGI ARDHI/REPUBLIKA
ICHOCOLATECAKERECIPES.COM
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
6
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
komunitas 7
Oleh Irwan Kelana
RS Grha Kedoya yang berlokasi di
Kedoya, Jakarta Barat, menggelar
grand opening, Jumat (11/11).
Acara peresmian itu juga ditandai
dengan dimulainya shalat Jumat pertama di
RS tersebut. Shalat Jumat tersebut dilaksana -
kan di basement, dengan khatib dan imam
Ustaz Subki al-Bughury.
“Alhamdulillah, mulai minggu ini RS Grha
Kedoya mengadakan shalat Jumat. Insya
Allah, kegiatan shalat Jumat ini akan dilak-
sanakan secara rutin. Sebelumnya, RS Grha
Kedoya sudah mempunyai mushala untuk menger-
jakan shalat lima waktu,” kata Anggota Komite
Pengembangan Etik dan Disiplin Profesi RS Grha
Kedoya, Dr Briliantono M Soenarwo.
Ia menambahkan, RS Grha Kedoya menyeleng-
garakan shalat Jumat sebagai bagian dari layanan
baik kepada para karyawan maupun pasien
Muslim dan keluarganya. “Seperti ditegaskan oleh
Direktur RS Grha Kedoya, Dr Wibowo S, penyedia -
an fasilitas ibadah Jumat ini sesuai visi RS Grha
Kedoya untuk menjadi rumah sakit swasta terfa-
vorit di Jakarta dengan memberikan mutu layanan
medis terbaik di kelasnya dan yang sangat
didambakan oleh masyarakat untuk tercipta
masyarakat yang sehat,” papar Dr Briliantono.
Dalam kesempatan khotbah tersebut, Ustaz
Subki al-Bughury menekankan tentang pentingnya
syukur dan sabar dalam hidup ini. Ia mengutip
hadis Rasulullah SAW yang mengemukakan bahwa
segala urusan orang Mukmin itu indah. Kalau
diberi nikmat dia bersyukur, dan itu baik bagi dia.
Kalau diberi cobaan dia bersabar, dan itu juga baik
bagi dia.
Ustaz Subki menyambut baik diadakannya sha-
lat Jumat di RS Grha Kedoya. “Pelaksanaan shalat
Jumat di gedung perkantoran dan rumah sakit
yang memiliki karyawan ratusan orang sangat
penting dan merupakan sebuah kebutuhan. Hal ini
menciptakan suasana kondusif bagi para
karyawan untuk melaksanakan kewajibannya seba-
gai Muslim, yakni menegakkan shalat Jumat de -
ngan sebaik-baiknya. Demikian pula shalat-shalat
fardhu lainnya. Terlebih lagi di RS, di mana para
karyawan dituntut untuk selalu siap siaga mem-
berikan layanan kepada para pengunjung dan
pasien,” tutur Ustaz Subki al-Bughury.
n ed: wachidah handasah
Jumatan Pertama di RS Grha Kedoya
Al lahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar.
Tepat pukul 09.00 WIB,
Ahad, 10 Dzulhijah
1432 H, bertepatan dengan 6
November 2011, gema takbir
berkumandang mengiringi prosesi
pemotongan hewan kurban
Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor.
Pemotongan hewan kurban
berupa puluhan ekor sapi dan
kambing merupakan hasil kerja
sama PCNU dengan masyarakat
Kabupaten Bogor dan perusa-
haan minuman berenergi,
Extrajoss. Secara khusus perusa-
haan ini menitipkan empat ekor
sapi ke PC NU Kabupaten Bogor
untuk disalurkan kepada
masyarakat yang berhak mene -
rimanya.
Keempat ekor sapi dari
Extrajoss tersebut disalurkan dan
dipotong di empat tempat yang
berbeda. Penyebaran pemotong -
an itu, menurut Ketua PCNU
Kabupaten Bogor, KH Romdon
MAg, yang akrab disapa Kang
Doni, merupakan upaya peme -
rataan agar masyarakat yang
menerima daging kurban tidak
menumpuk di satu titik.
“Sekaligus pula sebagai upaya
perbaikan gizi kepada masyarakat
secara merata,” katanya.
Dalam kata sambutannya
sebelum dilakukan prosesi pemo-
tongan hewan kurban di halaman
kantor PCNU Kabupaten Bogor,
Kang Doni menyampaikan terima
kasih setinggi-tingginya kepada
Extrajoss, warga NU, dan
masyarakat yang telah mem-
berikan kepercayaan kepada
PCNU Kabupaten Bogor untuk
menyalurkan hewan kurban. Ia
berharap kerja sama ini dapat
berlanjut terus, bahkan dapat di -
tingkatkan serta dikembangkan
dalam program yang lain. Sebab,
menurutnya, masih banyak pro-
gram corporate social responsibi -
lity (CSR) dari Extrajoss yang bisa
dikerjasamakan dengan PCNU
dan lembaga-lembaga di bawah-
nya. Sebagai contoh, kata Kang
Doni, jika Extrajoss hendak meng -
adakan penelitian atau Diklat
bisa menggandeng Lakpesdam,
dan jika ingin mengembangkan
pendidikan bisa menggandeng LP
Ma’arif.
“Jika Extrajoss ingin meng -
adakan bakti sosial atau berdak-
wah bisa kerja bareng dengan
LDNU, dan kalau Extrajoss mau
menyalurkan zakat karyawannya
dapat bersinergi dengan LAZIS-
NU. Pokoknya masih banyak lem-
baga NU yang dapat diajak kerja
bareng,” ujarnya.
Siap kerja samaPCNU, lanjut Kang Doni, siap
bekerja sama dengan siapa pun
dan perusahaan mana pun asal
untuk kemaslahatan umat.
“Kalau sekarang Extrajoss,
mudah-mudah dalam kesempatan
yang berbeda perusahaan lain
bergabung dengan PCNU
Kabupaten Bogor.”
Khusus ibadah kurban, selain
mengandung nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan, menurut kiai
muda ini, juga mengandung
dimensi nilai-nilai sosial yang luar
biasa. Yang paling sederhana,
kata dia, adalah perbaikan gizi
bagi kaum dhuafa yang jarang
menikmati daging dalam kehidup -
an sehari-hari. Selain itu, menu-
rut dia, ibadah kurban juga mem-
biasakan jiwa rela berkorban
untuk kepentingan masyarakat.
Orang yang berkurban, kata dia,
harus benar-benar ikhlas karena
Allah, tidak boleh ada pamrih apa
pun selain karena Allah. “Orang
yang berkurban tidak pernah
berpikir siapa yang akan
menikmati daging hewan yang
dikurbankan, apa itu temannya
atau mungkin lawan politiknya,
kaya atau miskin.”
Berkurban juga meningkatkan
rasa solidaritas dan toleransi.
Sebagai contoh, hewan kurban
boleh dibagi kepada siapa pun
termasuk bagi saudara kita yang
non-Muslim. Selain itu, masih
kata Kang Doni, berkurban juga
meningkatkan silaturahim dan
kebersamaan serta gotong-ro -
yong. Itu bisa dibuktikan bahwa
semua orang yang memotong
hewan kurban tidak perlu diun-
dang atau dibayar. Mereka de -
ngan sukarela bahu-membahu
melaksanakan pemotongan, pe -
ngelolaan, dan penyaluran daging
kurban kapada yang berhak
menerima.
“Yang jelas, menyembelih
hewan kurban berdampak
meningkatkan baik kesalehan
pribadi maupun kesalehan sosial
dan juga sejalan dengan program
CSR bagi perusahaan-perusa-
haan.” n ed: wachidah handasah
Oleh Damanhuri Zuhri
Guna memberikan wawasan internasional
kepada para siswa, SMA Pesantren
Terpadu Hayatan Thayyibah, Sukabumi,
Jawa Barat, mengadakan educational
field trip ke Singapura dan Malaysia. Kegiatan yang
diikuti 18 siswa, dua pembimbing, dan seorang
pimpinan rombongan tersebut berlangsung selama
tiga hari, 14-16 November 2011.
“Educational field trip ke Singapura dan
Malaysia ini juga dimaksudkan untuk melakukan
studi banding ke sesama SMA yang bertaraf inter-
nasional di Singapura dan Malaysia,” kata Ustaz
Drs H Ahmad Dzaki Salim MAg, pimpinan rom -
bongan, kepada Republika, Senin (14/11).
Selain itu, sambung Dzaki yang juga kepala SMA
Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah ini, kegiatan
ke Singapura dan Malaysia bertujuan mengunjungi
universitas-universitas bertaraf internasional di
dua negara jiran tersebut. “Sekaligus kita ingin
melatih kemampuan bahasa asing para
siswa,” ujar alumni Pondok Modern Gontor,
Jawa Timur, ini.
Dzaki dan rombongan yang bertolak dari
Jakarta, Senin pagi, langsung menuju kampus
National University of Singapore (NUS).
Menurut dia, kunjungan para siswa dan guru
ke berbagai lembaga pendidikan di Malaysia
dan Singapura bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan kerja sama internasional antara
SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah
dan lembaga-lembaga pendidikan yang di -
kunjungi. “Sekaligus menjalin sister school,”
ungkap Dzaki menambahkan.
Lewat kegiatan ini, lanjut dia, diharapkan para
siswa juga memiliki rasa memiliki yang semakin
tinggi terhadap Hayatan Thayyibah. “Lebih dari itu,
diharapkan para siswa memberikan masukan yang
konstruktif ke sekolah setelah melakukan kunjung -
an ke SMA di Singapura dan Malaysia.”
Selain National University of Singapore, lemba-
ga-lembaga pendidikan yang dikunjungi adalah Wak
Tanjong College, Sekolah Indonesia Singapura
(SIS), Nanyang University di Singapura,
International Islamic School (IIS) di Malaysia, serta
International Islamic University of Malaysia (IIUM).
SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah
adalah sekolah yang berada di bawah naungan
Yayasan Amal Ikhlas yang berlokasi di Jalan
Karamat, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Saat ini,
SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah sudah
menjadi rintisan sekolah bertaraf internasional.
n ed: wachidah handasah
PCNU Tebar Hewan Kurban
SMA Hayatan ThayyibahStudi Banding ke Singapura
dan Malaysia
FOTO-FOTO: DOK PCNU
DOK SMA HAYATAN THAYYIBAH
FOTO-FOTO: IRWAN KELANA/REPUBLIKA
Ketika NabiMu sa ber jum -pa dengan gu -ru yang dicari -nya dan me -mo hon kepa -
da nya agar diterima menjadi mu -rid, persyaratan yang dimintagurunya ialah kesabaran untukmenjaga tata krama seorang guru,yakni bersabar menanti tahapanpelajaran tanpa mendesak ataumempertanyakan sesuatu yangbelum dibahas, tidak menentang,dan tidak memprotes gurunya.
Dalam Alquran dibahasakanNabi Musa menaruh harapan be-sar untuk diterima menjadi mu-rid, Musa berkata kepada Khidhr:“Bolehkah aku mengikutimu su -paya kamu mengajarkan kepada-ku ilmu yang benar di antarailmu-ilmu yang telah diajarkankepadamu?” (QS al-Kahfi [18]:66). Lalu sang guru menjawab:“Sesungguhnya kamu sekali-kalitidak akan sanggup sabar ber -samaku.” (QS al-Kahfi 67). Musaagak tercengang sejenak sambilberpikir bagaimana mungkin ca -lon guru yang baru dijumpai-nyamengerti kalau dia tidak sanggupuntuk bersabar. Musa kembalimenjawab: “Insya Allah, kamuakan mendapati aku seba gai se -orang yang sabar dan aku tidakakan menentangmu dalam se -suatu urusan pun.” (Ayat 69).
Akhirnya Musa diterima seba -gai murid, namun ketentuan per -tama yang harus dipenuhi Musadari gurunya ialah: “Jika kamumengikutiku, janganlah kamumenanyakan kepadaku tentangsesuatu apa pun sampai aku sen -
diri menerangkannya kepadamu.”(70). Keduanya berangkat ke se-buah tempat yang tidak jelas, dankeduanya tiba di sebuah tempatdi pinggir pantai. Di pantai sangguru melakukan sesuatu yangsangat aneh bagi Musa, yaitumelubangi perahu-perahu nela -yan miskin di tempat itu. Musaspontan menyatakan keberatan-nya: “Mengapa kamu melobangiperahu itu, yang akibatnya kamumenenggelamkan penumpang-nya? Sesungguhnya kamu telahberbuat sesuatu kesalahan yangbesar.” (71).
Pertanyaan Musa yang walau-pun diyakini secara akal normaltidak ada yang salah, namun sangguru menganggap sikap batinyang mendorong Musa mengelu-arkan pertanyaan dan tanggapanbelumlah mencerminkan muridyang pantas untuk memperolehilmu ladunni (65), lalu gurunyamemberikan teguran: “Bukankahaku telah berkata: ‘Sesungguhnyakamu sekali-kali tidak akan sabarbersama dengan aku.” (72). Me-nya dari kekeliruan dengan kelan-cangannya mempertanyakan ke-bijakan sang guru, Musa me mo -hon maaf kepada gurunya: “Ja - nganlah kamu menghukum akukarena kelupaanku, dan jangan-lah kamu membebani aku dengansesuatu kesulitan dalam uru-sanku.” (73).
Apa yang dialami Musa meng -ingatkan kita kepada sikap malai -kat yang mempertanyakan kebi-jakan Tuhan untuk menciptakanpendatang baru yang bernamaAdam dari jenis manusia: “Ingat -lah ketika Tuhanmu berfirmankepada para malaikat: ‘Sesung-guh nya Aku hendak menjadikanseorang khalifah di muka bumi.’Mereka berkata: ‘Mengapa Eng -kau hendak menjadikan (khali-fah) di bumi itu orang yang akanmembuat kerusakan padanya danmenumpahkan darah, padahalkami senantiasa bertasbih denganmemuji Engkau dan menyucikanEngkau?’ Tuhan berfirman: ‘Se -sung guhnya Aku mengetahui apayang tidak kamu ketahui’.” (QSal-Baqarah [2]: 30).
Menanggapi tanggapan balikAllah di ujung ayat tersebut, ma -
laikat juga memohon ampun ter-hadap kelancangannya: “Maha -suci Engkau, tidak ada yang kamiketahui selain dari apa yang telahEngkau ajarkan kepada kami. Se -sungguhnya Engkaulah Yang Ma -ha Mengetahui lagi Maha Bijak -sana.” (32). Seandainya Musamenyadari dan belajar apa endingdari cerita malaikat ini tentu ti -dak akan terjadi teguran dariguru nya. Seperti kita ketahui,pada akhirnya malaikat mema-hami rahasia besar yang terkan-dung di dalam diri manusia me -ngapa ia diciptakan (lihat artikelpenciptaan mikrokosmos edisilalu).
Permohonan sang murid dite -rima, dan keduanya kembali me -lanjutkan perjalanan. Ujian ke -dua terjadi bagi Musa ketika ke -dua nya menjumpai kerumunananak-anak kecil sedang bermaindan gurunya tiba-tiba denganmem bunuh salah seorang di an -tara nya. Alangkah kagetnya Musadan spontanitas memprotes danmenyatakan penyesalan perbu-atan gurunya dengan mengata -kan: “Mengapa kamu bunuh jiwayang bersih, bukan karena diamembunuh orang lain? Sesung -guh nya kamu telah melakukan
suatu yang mungkar.” (74). Guru -nya dengan tenang menegur mu -rid nya dengan bahasa yang sama:“Bukankah sudah kukatakan ke -padamu bahwa sesungguhnyakamu tidak akan dapat sabarbersamaku?” (75). Musa berusa-ha untuk bersabar dan memintamaaf kepada gurunya. Ia meya -kinkan gurunya dengan mengata -k an: “Jika aku bertanya kepada -mu tentang sesuatu sesudah (kali)ini, janganlah kamu memperbo -lehkan aku menyertaimu. Se sung -guhnya kamu sudah cukup mem-berikan uzur padaku.” (75).Akhirnya, sang guru mengizinkanMusa mengikutinya.
Perjalanan keduanya dilanjut -kan ke suatu arah yang tidak je -las. Musa mulai kelihatan keragu -an di dalam dirinya terhadap ke -absahan gurunya. Seolah-olah iaragu apakah ia tidak salah pilihguru. Keduanya akhirnya berhen-ti di sebuah reruntuhan bangunantua. Sang guru memintanya untukmembangun reruntuhan gedungini. Musa dengan penuh sema ngatmengerjakannya dengan harapanmungkin di gedung inilah nantiakan mulai diajar, setelah sekianlama Musa belum pernah merasadiajar dari gurunya. Alangkah
kagetnya Musa setelah bangunantua ini selesai dipugar lantainya,sang guru memintanya untukmeninggalkan tempat itu. Musaakhirnya bertanya untuk apa kitamenghabiskan waktu dan energimembangun bangunan ini setelahselesai lalu ditinggalkan begitusaja.
Mendengarkan pertanyaanyang bernada protes ini, sang guruakan meninggalkan muridnya.Musa pun kelihatannya tidak ke -beratan karena yang diperolehselama sekian lama hanyalah ber -bagai keanehan yang kontriversi.Namun sebelum keduanya ber-pisah, sang guru sejenak mem-berikan penjelasan kepada murid-nya: “Adapun bahtera itu adalahkepunyaan orang-orang miskinyang bekerja di laut, dan akubertujuan merusakkan bahtera itukarena di hadapan mereka adaseorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.” (79). Sedangkan,pembunuhan anak kecil dije-laskan: “Dan kami menghendakisupaya Tuhan mereka menggan-ti bagi mereka dengan anak lainyang lebih baik kesuciannya darianaknya itu, dan lebih dalam ka -sih sayangnya (kepada ibu bapak -nya).” (81).
Penjelasan terakhir mengenaipemugaran bangunan tua itu:“Ada pun dinding rumah itu ada -lah kepunyaan dua orang anakyatim di kota itu, dan di bawah-nya ada harta benda simpananbagi mereka berdua, sedang ayah -nya adalah seorang yang saleh,maka Tuhanmu menghendakiagar supaya mereka sampai kepa -da kedewasaannya dan mengelu-arkan simpanannya itu sebagairahmat dari Tuhanmu. Dan bu -kan lah aku melakukannya itu me -nurut kemauanku sendiri. Demi -kian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapatsabar terhadapnya.” (82).
Nabi Musa hanya bisa ter-cengans sesaat setelah gurunyameninggalkannya. Akhirnya NabiMusa sadar bahwa pelajarantidak mesti harus di dalam sebuahruangan yang dilakukan dengancara-cara pengajaran konven-sional. Belajar kearifan ternyatatidak mesti membutuhkan mediayang lengkap. Pelaranan kearifanitu melekat di dalam pengalamansetiap derap langkah dan turunnaiknya napas seorang anak ma -nusia. Pengalaman hidup adalahguru kearifan paling sejati. Se-lamat belajar. n
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
8tasawuf
Ada fenomena yang meng -
gembirakan dewasa ini.
Generasi abad ini adalah
generasi Alquran. Kecintaan
kepada Alquran terkadang mencapai
tingkat ekstrem ketika sebagian orang
menganggap Alquran saja sudah
cukup. Mereka menolak sunah Rasul,
yang dipandang selain tidak otentik
juga membingungkan. Sebagian lagi
dengan bebas menafsirkan Alquran
tanpa bantuan ilmu Alquran. Tak ja -
rang mereka menghasilkan penafsiran
yang aneh-aneh dan akhirnya mena -
fikan tafsir-tafsir yang lain. Sebagian
lagi mengusulkan penafsiran kontek-
stual. Kita harus memahami ayat de -
ngan melihat latar belakang historis-
nya. Kita harus melihat bagaimana
Rasulullah SAW dan para sahabatnya
memahami ayat-ayat itu. Hampir
semua orang setuju dengan cara ini,
tetapi mereka kekurangan rujukan.
Nah, buku yang ditulis oleh Dr
Muhammad Chirzin—dai dan dosen
yang menyelesaikan S1, S2, dan S3
di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
dan mengikuti Post Doctoral di
Universitas al-Azhar, Kairo, serta visit-
ing professor di Universitas
Kebangsaan Malaysia—hadir untuk
menjawab kekurangan di atas. Melalui
buku ini, penulis yang juga anggota
Tim Penyusun Tafsir Tematik Alquran
Kementerian Agama RI ini meng -
ungkap peristiwa-peristiwa di balik
turunnya ayat-ayat Alquran (asbabun
nuzul) dan menyarikan pesan moral-
nya yang terus relevan dengan
keadaan umat Islam sekarang.
Selain itu, buku ini diperkaya de -
ngan indeks ayat dan
disusun secara tematik sehingga
memudahkan kaum Muslim mencari
dan menikmati asbabun nuzul sesuai
dengan topik yang dibutuhkan.
Penulis menegaskan bahwa
asbabun nuzul menggambarkan bahwa
ayat-ayat Alquran memiliki hubungan
dialektis dengan fenomena sosiokul-
tural masyarakat. “Namun perlu dite-
gaskan bahwa asbabun nuzul tidak
berhubungan secara kausal dengan
materi yang bersangkutan. Artinya,
tidak bisa diterima pernyataan bahwa
jika suatu sebab tidak ada, maka ayat
itu tidak akan turun.” (hlm 17)
Penulis juga mengemukakan bahwa
studi tentang asbabun nuzul akan sela -
lu menemukan relevansinya sepanjang
perjalanan peradaban manusia. Hal itu
mengingat asbabun nuzul menjadi tolok
ukur dalam upaya kontekstualisasi teks-
teks Alquran pada setiap ruang dan
waktu serta psikososio historis yang
menyertai derap langkah manusia.
Setidaknya ada empat manfaat
seseorang mempelajari asbabun
nuzul, yakni mengetahui hikmah di
balik syariat yang diturunkan melalui
sebab tertentu; mengetahui perilaku
atau orang yang terlibat dalam peristi-
wa yang mendahului turunnya suatu
ayat; menentukan apakah ayat
mengandung pesan khusus atau
umum dan dalam keadaaan
bagaimana ayat itu mesti diter-
apkan; mengetahui bahwa Allah
selalu memberikan perhatian
kepada Rasulullah SAW dan selalu
bersama hamba-Nya.
Secara keseluruhan, buku ini dibagi
menjadi sembilan bab. Bab pertama
adalah Nabi Muhammad SAW, diikuti
bab berikutnya tentang sahabat Nabi,
lalu kaum Mukmin, kaum kafir, kaum
munafik, kaum Yahudi dan kaum
Nasrani. Bab kedelapan berbicara me -
ngenai kaum wanita, sedangkan bab
terakhir mengupas tentang perang.
Sesuai dengan judulnya, buku ini
akan sangat membantu kaum Muslim
untuk mengerti peristiwa dan pesan
moral di balik ayat-ayat suci Alquran.
n irwan kelana
rehal
Wanita adalah penentu manis
dan pahitnya kehidupan.
Wanita merupakan kehidup -
an yang manis saat ia mem-
berikan segalanya kepada pasangan
tercintanya tanpa memikirkan imbal-
an dan pamrih. Saat ia sepenuh
hati dalam me nyerahkan dirinya
kepada suaminya seraya
mengembuskan kehidupan
cinta, kasih sayang, kesetia -
an, dan keikhlasan. Dan
saat ia menazarkan kecan-
tikannya, kemolekannya,
dan kehidupannya hanya
untuknya semata, tidak
membaginya untuk
orang lain.
Sebaliknya, wani-
ta menjadi selilit
kehidupan saat
sang suami merasa bahwa
wanita pendampingnya menjadi tirai
hitam yang menghalanginya dari mentari
dan sinar kehidupan; saat sang wanita
menuntut cinta, kasih sayang, dan perhati -
an kepadanya.
Buku yang ditulis oleh Shafa Syamandi
ini merupakan upaya untuk menuntun
pembaca, utamanya kaum wanita, agar
dapat mengekspresikan ketulusan cinta
dan kasih sayang kepada suaminya tercin-
ta sehingga mampu untuk mendampingi
suaminya sebagai sosok istri yang ideal,
elegan, saba, dan istimewa di mata suami.
Penulis menyajikan berbagai tips bagi para
wanita untuk menjadi istri dambaan suami.
Sebelum berbicara lebih jauh
bagaimana menjadi istri yang istimewa,
penulis mengingatkan para wanita atau
istri agar memerhatikan kesehatan jiwa -
nya. Termasuk, di dalamnya optimisme,
kecakapan, keselarasan, fleksibilitas, mau
belajar dari pengalaman, ketenangan jiwa,
menerima keadaan diri, memiliki keseim-
bangan emosional,
memi liki penilaian posi-
tif terhadap diri, jangan
iri hati kepada orang lain,
jangan bersedih hati, dan
lain-lain.
Bab-bab berikutnya
merupakan tips-tips yang
sangat menarik untuk diper-
hatikan dan diaplikasikan oleh
para istri. Misalnya, bagaimana
kiat menjadi istri yang perkasa;
bagaimana kiat menjadi istri yang
kuat; bagaimana kiat menjadi istri
yang romantis; bagaimana menjadi
wanita yang unik; bagaimana menjadi
istri yang menawan; bagaimana kiat menja-
di istri yang lembut. Jangan lupakan pula
tips meluluhkan hati suami yang kasar;
menghadapi suami yang manja; meng-
hadapi suami yang kasar; mengha dapi
suami yang selalu merindukan keluar-
ganya; membahagiakan suami saat istri
sedang hamil; menjadi istri yang cantik;
dan menjadikan kehidupan bersama suami
bulan madu yang langgeng. Masih banyak
tips lainnya yang tidak kalah penting,
terutama tentang seni bersanggama, men-
jaga kecantikan, menjaga bobot badan,
sampai masalah osteoporosis.
Pendek kata, berbagai hal yang amat
perlu diketahui oleh para istri dikupas
dalam buku ini. Karena itu, buku ini sangat
perlu dibaca oleh setiap wanita, terutama
yang sudah menikah maupun yang akan
menikah. n irwan kelana ed: wachidah handasah
Relasi Guru-MuridProf Dr Nasaruddin Umar
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah,Wakil Menteri Agama RI
IMAM BUDI UTOMO/REPUBLIKA
Mengungkap Pesan Moral Asbabun Nuzul
Judul : Buku Pintar Asbabun Nuzul
Penulis : Dr Muhammad Chirzin
Penerbit : Zaman
Cetakan : I, 2011
Tebal : 384 halaman
Judul : Menjadi Istri yang Istimewa
Penulis : Shafa Syamandi
Penerbit : Darus Sunnah
Cetakan : I, 2011
Tebal : xiii+286 halaman
Menjadi IstriDambaan Suami
Oleh Damanhuri Zuhri
Me n y a d a r it i n g g i n y akebutuhanmasyarakatakan airber sih, se -
per ti yang terjadi di Desa Bumi -harjo, Kecamatan Kemalang, Ka -bupaten Klaten, Jawa Tengah,
ma ka Lembaga Amil Zakat Infakdan Sedekah (LAZIS) DewanDakwah menggulirkan ProgramWakaf Sumur untuk Sedulur.
Direktur Eksekutif LAZIS De -wan Dakwah, H Ade Salamun MA,mengungkapkan, pemba ngunansumur air Bumiharjo me ne lan bia -ya sekitar Rp 1,2 miliar. Sebagianbesar dananya merupakan bantuandari Global Peace Mission (GPM)Malaysia melalui LAZIS DewanDakwah. Sumur yang dikerjakanoleh Pusat Pe ngembangan GeologiNuklir BA TAN ini diresmikanpenggunaannya pada Maret 2011,bertepatan dengan Peringatan HariAir Dunia.
Sumur berkedalaman 210 me-ter dengan debit 5,5 liter per detikitu telah beroperasi sejak sebelumerupsi Merapi November 2010.“Sejak sebelum meletusnya Gu -nung Merapi sampai sekarang,warga sangat terbantu dengansuplai air dari Warung Air DewanDakwah. Airnya bersih dan bisalangsung diminum,” tutur Tohir,tokoh warga Bumiharjo
Ungkapan syukur atas hadir-nya sumur LAZIS Dewan Dak -wah juga dinyatakan Pak Mul,warga lainnya. “Alhamdulillah,barokah, barokah,” ucap Pak Mulsaat mengambil air dari SumurAir Dewan Dakwah di Desa Bu -mi harjo, Kecamatan Kemalang.Sebagaimana ribuan warga Ke -malang lainnya, Pak Mul sangatbersyukur atas kehadiran sumurtersebut, terutama di musim ke -marau panjang tahun 2011, yangmembuat puluhan ribu warga
Klaten krisis air.Menurut Camat Kemalang, Su -
radi, selama ini warga Kemalangyang kekeringan setiap musimkemarau mencapai sekitar 35 ribujiwa. “Musim kemarau 2011 inikekeringan cukup parah karenasumber air dari mata air Bebengyang tadinya mengaliri Kemalangtelah mati tertimbun materialvulkanis hasil erupsi Merapi tahun2010,” tutur Suradi.
Pemerintah Kabupaten Klatentahun ini menganggarkan Rp 34juta untuk suplai air bersih. Na -mun hingga akhir Juli lalu, ang -garan itu telah habis digunakan.Untuk kelanjutan suplai air bersih,Kecamatan Kemalang telah meng -ajukan anggaran Rp 100 juta me -lalui APBD-Perubah an. Namun,yang disetujui hanya Rp 30 juta.
Suradi bersyukur atas kehadi-ran Sumur Air Dewan Dakwah,di samping empat sumur borlainnya di Kemalang. Kelima su -mur ini, katanya, mampu meme -nuhi kebutuhan sekitar 20 persen(atau sekitar 7.300 jiwa) pendudukyang mengalami kekeringan.
Jadi posko pengungsiKetua Dewan Dakwah Klaten,
M Rifa’i Saleh Haryono, me nga -takan, dalam masa tanggap da -rurat Merapi pada Oktober-No -vember 2010, Sumur Air yang di -kelolanya sempat dijadikan poskopengungsi. Waktu itu, selain me -
layani pengungsi di posko, pararelawan Dewan Dakwah jugamenyuplai air bersih buat wargadengan jeriken.
“Ketika zona bahaya dinaikkanjadi 20 km, posko dan para peng -ungsi kami evakuasi ke Manis -renggo,” kata Rifa’i. Selanjutnya,dengan mobil tangki sewaan,Sumur Air Dewan Dakwah terusmelayani warga lima desa di Ke -camatan Kemalang. Warga seka -dar dipungut iuran transport.“Ma lahan air gratis kalau meng -ambil sendiri di keran sumur air,”katanya. Sejak musim kemarautahun ini, tambah Rifa’i, pihaknyatelah mendistribusikan sekitarlima juta liter air untuk mengisitangki milik masjid, madrasah,dan rumah-rumah penduduk.
Ketua Umum Dewan DakwahIslamiyah Indonesia, Ustaz Syu -hada Bahri, mengajak masyarakatuntuk berjihad bil maal (denganharta) mewujudkan sumur-sumurberikutnya di berbagai daerah dinusantara yang krisis air. Di Ke -malang saja, seperti kata CamatSuradi, idealnya ada 26 sumur un -tuk 13 desa. “Melalui ProgramWa kaf Sumur buat Sedulur, kamimeng ajak kaum Muslim menang-gulangi krisis air yang melandaumat di sejumlah daerah binaanpara dai Dewan Dakwah,” tandasUstaz Syuhada dalam siaran pers -nya belum lama ini.
� ed: wachidah handasah
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
zakat & wakaf 9
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Koordinator Pengkajian JIC
Pada 2008, Lembaga Jakarta Islamic Centre
(JIC) bekerja sama dengan penerbit Hikmah
menerbitkan satu buku yang penting dalam
khazanah Islam, bukan saja di Indonesia, tapi
juga di dunia. Buku tersebut adalah buku terjemahan
yang berjudul Ensiklopedia Imam Syafi’i. Judul aslinya
adalah Al-Imam As-Syafi’i fi Madzabihi al-Qadim wal al-
Jadid. Buku ini merupakan desertasi seorang ulama
Betawi, Syaikh Dr Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-
Indunisi dalam meraih gelar Doktor Perbandingan
Mazhab Universitas Al-Azhar, Kairo.
Menurut Prof Syaikh Abdul Ghani Abdul Khaliq,
Guru Besar di universitas tersebut, disertasi itu meru-
pakan karya yang monumental, luar biasa, dan sangat
bermanfaat karena membahas semua aspek yang
berkaitan dengan Imam Syafi’i. Karena isinya yang
berharga, sebuah penerbitan di Malaysia mengajukan
permohonan kepada JIC untuk menerbitkan buku
tersebut dalam bahasa Malaysia.
Namun, sedikit yang tahu bahwa buku aslinya ini
sebelum diterbitkan oleh JIC telah menjadi kitab yang
dikaji oleh banyak ulama di Betawi yang juga dihadiri
oleh para pejabat, khususnya pejabat di Pemprov DKI
Jakarta sejak 1993. Pengkajian kitab ini melalui
sebuah majelis taklim, yaitu Majlis Al-Bahtsi Wattahqiq
Assalam yang jika diterjemahkan bisa diartikan seba-
gai majelis pembahasan dan penjelasan ‘Assalaam’.
Namun, pengertian tahkik atau penjelasan dari
majelis ini adalah mendalami kitab dengan seksama
dan memperjelas hal-hal yang kurang jelas dari kitab.
Kitab yang dimaksud adalah tentu saja kitab Imam
Syafi’i fi Mazhabaihi, Al-Qadim wal Jadid sehingga
nama majelis taklim ini sangat erat dengan penulis
kitab tersebut. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh
Ustaz Imam Syarifuddin, salah seorang pengurusnya
bahwa nama majelis taklim ini terbentuk melalui
musyawarah yang dihadiri ulama dan dipimpin oleh
Syaikh Dr Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-Indunisi
yang sekaligus sebagai penggagas dan pendirinya.
Peserta musyawarah sepakat untuk mengambil nama
majelis ini dari nama akhir pendirinya (salam).
Majelis taklim ini memiliki kekhasan, yaitu ia meru-
pakan pengajian keliling dari masjid ke masjid, setiap
dua minggu sekali, yaitu hari Sabtu, waktunya Subuh
berjamaah. Sejak 1993 sampai saat ini pengajian
sudah diadakan sebanyak 377 kali dengan jumlah
lebih kurang sebanyak 21 kali tiap tahunnya dengan
tiga kali pergantian guru. Guru perintis adalah
Almarhum Syaikh Dr Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-
Indunisi lalu dilanjutkan oleh guru penerus pertama
Almarhum KH Abd Mu’thi, Lc dan kemudian oleh guru
penerus kedua dan masih mengajar sampai saat ini,
yaitu KH A Kazruny Ishak, MA. Kitab yang dibaca tetap
kitab Imam Syafi’i fi Mazhabaihi, Al-Qadim wal Jadid.
Selain ulama dan para ustaz, Pejabat pemprov DKI
Jakarta yang sampai saat ini aktif mengikuti majelis
taklim ini adalah Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Dr Ing
H Fauzi Bowo yang sekarang ini juga menjabat sebagai
pembinanya. Ia aktif dalam pengajian ini sejak belum
menjabat sebagai wakil gubernur. Lainnya adalah man-
tan sekda DKI Jakarta yang sekarang menjabat sebagai
Kepala Lembaga JIC, Drs H Muhayat. Sedangkan jama -
ahnya umumnya datang dari daerah Jakarta Se latan,
yaitu Mampang Prapatan dan sekitarnya. Namun, tidak
sedikit yang datang dari daerah Jakarta Timur dan lain
sebagainya dengan jumlah sekitar 1.000 orang.
Alasan majelis ini diadakan keliling, dari masjid ke
masjid, bertujuan untuk ta’mirul masajid dan agar
syiar dan dakwah tidak hanya terfokus di satu tempat
saja hingga manfaat dan faedah dari pengajian ini
bisa dirasakan oleh orang banyak dan tali silaturahim
antara umat Islam, khususnya di Jakarta, dapat ter-
jalin lebih luas, tidak monoton di satu tempat saja.
Karena kekhasan ini, maka majelis ini tidak memiliki
tempat atau bangunan.
Alamat yang tertera dalam kop surat hanya alamat
untuk koordinasi jadwal pengajian dan pembuatan
undangan. Yaitu, alamat kediaman pribadi pengurus
harian dengan telepon dan mesin faksimile milik prib-
adi yang dapat digunakan sebagai alat koordinasi.
Sedangkan masjid-masjid yang mau menerima penga-
jian didaftarkan oleh pengurus harian dan dijadwalkan
sesuai dengan permintaan. Bahkan, ada pula masjid
yang memang sudah komitmen akan mengambil pen-
gajian di tempatnya setiap tahun.
Majelis ini tidak terbatas untuk ulama dan asatiz
saja, tapi untuk masyarakat secara umum. Siapa saja
yang ingin mendalami mazhab Imam Syafi’i boleh
mengikuti pengajian ini. Satu minggu sebelum penga-
jian, pengurus harian dari majelis ini mencetak undan-
gan kurang lebih sebanyak 630 lembar dan dise-
barkan ke masjid-masjid dan mushala agar diu-
mumkan kepada para jamaahnya. Ada pula undangan
yang ditujukan kepada pribadi, yaitu alim ulama dan
asatiz dan tokoh masyarakat.
Masih menurut Ustaz Imam Syarifuddin, alasan
dikajinya terus menerus kitab Al-Imam As-Syafi’i fi
Madzabihi al-Qadim wal al-Jadid karena mayoritas
umat Islam di Indonesia, khususnya di Jakarta,
adalah bermazhab Syafi’i. Maka, sudah sewajarnya
Mazhab Syafi’i dikaji dan dipelajari lebih mendalam
oleh masyarakat umum agar mereka tidak menjadi
muqallid ‘amiy, yaitu pengikut yang buta—dalam fikih
diumpamakan seperti burung beo yang hanya bisa
berucap, tapi tidak tahu maknanya—yang hanya ikut-
ikutan bermazhab Syafi’i. Pengikut seperti ini sangat
rentan ditipu dan dipengaruhi oleh pemikiran-pemiki-
ran yang menyimpang, aliran-aliran sesat atau bid’ah
yang sesat dan menyesatkan.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui dan
mengikuti kajian kitab Al-Imam As-Syafi’i fi Madzabihi
al-Qadim wal al-Jadid melalui Majlis Al-Bahtsi
Wattahqiq Assalam pada Sabtu ini, 19 November
2011, dapat mengikutinya di Masjid Raya Provinsi JIC,
Jl Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara dengan datang
sebelum shalat Subuh dilaksanakan. Di pengajian ini,
peserta juga dapat memiliki terjemahan dari kitab ini
yang telah diterbitkan oleh JIC bekerja sama dengan
Penerbit Hikmah, yaitu Ensiklopedia Imam Syafi’i. �
Majelis Al-BahtsiWattahqiq Assalam
LAZIS Dewan DakwahGulirkan Wakaf Sumur
Bersama Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM), PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)
melalui Baitulmaal Muamalat (BMM),
menggandeng enam mitra pengelola zakat (MPZ).
Sinergi ini ditujukan untuk mengoptimalkan
penghimpunan zakat, infak, dan sedekah bagi
kesejahteraan masyarakat.
Pengukuhan enam MPZ ini digelar di gedung
Kementerian Koperasi dan UKM, pekan lalu. Enam
MPZ itu adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) Komunitas Usaha Mikro Muamalat
Berbasis Masjid (KUM3) Al-Fallah; KJKS KUM3
Rahmat; KJKS Intan Sejahtera; KJKS Matahari;
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) An-Najah; dan BMT
Husnayain.
Setelah menjadi MPZ, penghimpunan zakat,
infak, dan sedekah oleh KJKS/BMT sah secara
hukum. Selain itu, dengan menjadi MPZ, KJKS,
ataupun BMT tidak
hanya berorientasi
pada keuntungan
melalui kegiatan sim-
pan pinjam serta
pembiayaan. Dalam
rangka pengembang -
an, diharapkan KJKS
dan BMT tersebut
bisa berfungsi seba-
gai pengelola dan
pendaya guna zakat,
sedekah, dan infak.
Hal ini sesuai dengan
Keputusan Menteri
Koperasi dan UKM
Nomor 91 Tahun
2004 yang me -
nyatakan bahwa
selain me miliki fungsi
tamwil (keuntungan),
KJKS juga dapat
melakukan penghimpunan dan pendistribusian
zakat, sedekah, dan infak.
Kerja sama BMM dan keenam MPZ di atas
diharapkan dapat membantu para pengusaha
mikro pemula yang termasuk mustahik (orang
yang berhak menerima zakat) dalam mengem-
bangkan usahanya. Sampai saat ini, sedikitnya 51
KJKS atau unit jasa keuangan syariah (UJKS) telah
mengajukan kerja sama dengan BMM untuk men-
jadi MPZ. Sementara itu, BMM juga telah men-
jalankan program kemitraan Kementerian Koperasi
dan UKM bersama 1.550 KJKS/UJKS.
Sepert diungkapkan Isnaini Mufti Aziz, direktur
eksekutif BMM, pembentukan MPZ ini sebenarnya
merupakan salah satu upaya pemerataan penda -
patan melalui penyaluran zakat, infak, dan sede -
kah kepada orang-orang yang berhak mendapat -
kannya. “Kami berharap melalui upaya ini dapat
mening katkan kesejahteraan masyarakat, khusus-
nya kaum mustahik agar mereka dapat meman-
faatkannya untuk keperluan yang lebih bersifat
produktif,” kata Isnaini.
Pada kesempatan sama, BMM mulai
menyalurkan dana amanah kepada 1.875 UKM di
15 provinsi di Indonesia dengan plafon biaya Rp
3,75 miliar. Simbolisasi penyaluran dana ini dilak-
sanakan oleh Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan UKM, Pariaman
Sinaga. Di tahun ini pula, BMM mencanangkan
untuk menginisiasi 11 KJKS KUM3 di delapan
provinsi dengan plafon biaya Rp 2 miliar.
Sementara itu, di tempat terpisah, Iwan A
Fuad, general manager BMM menyatakan,
pengembangan KJKS KUM3 di delapan provinsi
merupakan langkah strategis untuk member-
dayakan umat, melalui pembiayaan dan bantuan
produktif, dalam rangka pengentasan kemiskinan.
Lembaga nonprofitBaitulmaal Muamalat (BMM) merupakan lemba-
ga nonprofit yang didirikan oleh Bank Muamalat
dan berkonsentrasi pada bidang pemberdayaan
masyarakat. BMM berdiri pada 16 Juni 2000 dan
sampai saat ini telah melakukan sejumlah
kegiatan dengan terus memfokuskan diri pada
pemberdayaan ekonomi yang meliputi tiga bidang,
yaitu keuangan mikro, dana sosial Islam, dan
pembangunan masyarakat.
Sampai dengan 2010, BMM telah menyalurkan
dana ziswaf sebesar Rp 20,2 miliar melalui program
sosial Rp 6,4 miliar, program pendidikan Rp 1,8 mi -
liar, program Kafala Rp 8,5 miliar, program Islamic
Solidarity School Rp 1,1 miliar, orogram CSR Rp
622 juta, program non-ZIS Rp 228 juta, serta pro-
gram kurban Rp 309 juta. � ed: wachidah handasah
Sebagian besar dana berasal
dari Global Peace Mission
(GPM) Malaysia.
BMM Resmikan Enam Mitra Pengelola Zakat Baru
FOTO-FOTO: DOK LAZIS DEWAN DAKWAH
DOK BMM
mujahidahREPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
10
Lewat akti -
vitas bisnis-
nya, ia men-
jadi salah
satu sosok
ber pe ngaruh
di AS.
Anousheh AnsariMuslimah Pertama
ke Luar Angkasa
Pada minggu-minggu terakhir ini umat
Islam Indonesia disibukkan dengan
acara menyambut kembalinya sauda-
ra, kerabat, teman, atau relasinya yang baru
pulang dari Tanah Suci.
Anggota keluarga senang karena telah
berpisah sebulan lebih lamanya dengan orang
tuanya. Para teman kerja gembira akan kete-
mu lagi dengan teman sekerjanya. Ada juga
teman atau kerabat yang sedang membayang-
bayangkan oleh-oleh apa yang akan diteri-
manya nanti. Yang jelas semuanya bergembi-
ra menyambut kedatangan para tamu Allah
dari Tanah Suci itu.
Begitu istimewanya mereka. Lalu, sebetul-
nya apa saja sih yang para jemaah haji
lakukan di Tanah Suci selama sebulan lebih di
kota Mekah, Madinah, itu?
Rasanya kita perlu meneropong juga,
bagaimana aktivitas para calon haji berkelana
di tanah kelahiran Muhammad SAW, sang
Nabi Akhir Zaman.
Jamaah haji Indonesia umumnya tinggal di
Tanah Suci selama 5 minggu untuk melaku-
kan ibadah haji, kecuali jemaah haji plus yang
biasanya lebih singkat.
Padahal ibadah haji yang rukun itu sebe-
tulnya bisa dilakukan dalam seminggu saja.
Ketika baru tiba di kota Mekah, calon haji
harus melakukan ibadah umrah dulu selama
satu hari. Lalu tanggal 9 Zulhijjah semua
jamaah harus berkumpul di Arofah untuk
wukuf. Nanti diteruskan ke Muzdalifah, dan
Mina untuk mabit dan melempar Jumrah.
Seluruh kegiatan Ibadah rukun haji di gurun
pasir itu memakan waktu sekitar 5 hari.
Diakhiri tawaf ifadah dan Sa’i sehari di
Masjidilharam, dan mengerjakan tawaf Wada
ketika mau pulang meninggalkan Mekah.
Jadi, kenapa mesti 5 minggu? Sebabnya,
kalau semua jemaah haji Indonesia ingin
beribadah hanya seminggu lamanya di Tanah
Suci maka ketika mau pulang ke Tanah air
harus rebutan mendapatkan kapal terbang
yang jumlahnya terbatas.
Dalam masa menunggu itu, sebagian
jamaah memanfaatkannya untuk memper-
banyak ibadah sunat, seperti itikaf di Masjidil
haram/Nabawi, zikir, membaca Qur’an,
umrah sunat, berziarah ke berbagai tempat
bersejarah seperti ke Jabal Uhud, mengunjun-
gi pasar kurma, rumah penyembelihan hewan,
tempat pembuatan kiswah (kain tutup
Kabah), peternakan unta, ataupun percetakan
Alquran dll . Banyak jamaah yang mengisi
waktu menunggu kepulangan itu dengan
sungguh-sungguh, Mereka menyadari, betapa
mahalnya biaya perjalanan ke Mekah. Oleh
karena itu, kesempatan sebulan di Tanah Suci
itu digunakan betul-betul untuk beribadah..
Jemaah lain ada juga yang bersikap berbe-
da. Selesai melakukan ibadah rukun haji di
Arafah, mereka banyak menghabiskan wak-
tunya untuk berbelanja di Pasar kaki lima
(dulu Pasar Seng, sebelum dibongkar) atau
toko-toko lainnya untuk mengumpulkan
aneka tanda mata. Dan yang dibeli tentu saja
terbatas hanya seberat bagasi yang diper-
bolehkan (sekitar 25 kg) karena kalau lebih
berat mesti bayar denda kelebihan barang
yang cukup mahal.
Jamaah yang cerdik biasanya hanya mem-
beli barang-barang yang khas Arab saja,
Adapun barang-barang lainnya seperti kur-
ma, pistachio, kacang arab, kismis, sajadah,
tasbeh dan aneka oleh-oleh lainnya termasuk
rumput Fatimah mereka bisa beli di Tanah air
saja, seperti di Toko Bursa Sajadah Aartijaya.
Aneka jenis Oleh-oleh sudah tersedia di Toko
ini, dan istimewanya tersedia sepanjang
tahun, bukan hanya ketika musim haji saja.
Biar ibadah hajinya lebih khusyu, tidak ter-
lalu banyak memikirkan yang macam-macam
diluar urusan ibadah.
Selamat Datang Haji Mabrur
Selanjutnya, apa yang diharapkan para
jamaah haji selama dan setelah selesai berib-
adah haji ini? Yang paling populer adalah:
”Semoga kami mendapatkan pahala haji
mabrur…”. Setiap jamaah haji sangat men-
dambakan memperoleh predikat haji yang
mabrur. Tapi ternyata sangat tidak mudah
untuk mendapatkanya
Apakah itu Haji Mabrur?
“Dan haji mabrur itu, tidak ada balasan
yang pantas baginya selain surga.” (HR.
Bukhari). Haji mabrur adalah haji yang dite -
rima (makbul). Di antara tanda diterimanya
haji seseorang adalah adanya perubahan
menuju yang lebih baik setelah pulang dari
ibadah haji dan tidak membiasakan diri
melakukan berbagai maksiat
Haji yang diterima oleh Allah SWT adalah
ibadah haji yang dilaksanakan tidak dicam-
puri dengan perbuatan dosa dan maksiat
kepada Allah SWT, bebas dari riya’ karena
ingin dipangil “Pak Haji” atau “Bu Haji”, dan
tidak di nodai dengan perbuatan rafats (ber-
kata kotor), fusuq (melanggar perintah Allah
atau agama). Semua pelaksanaan hajinya
sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Yang lebih penting, Haji Mabrur meng -
antarkan pelakunya kelak menjadi lebih baik
dibanding sebelumnya. Perilakunya setelah
pulang haji menjadi lebih bagus, ibadahnya
lebih menigkat, gemar berbuat baik terhadap
sesama, lebih sabar, jujur dan berakhlak
mulia.
Mudah-mudahan musim haji 1432 H ini
akan menghasilkan para haji dan hajjah yang
mabrur sehingga kualitas keberagamaan
Indonesia akan semakin meningkat. Amiin.
Selamat datang para Tamu Allah… � /Adv.
Selamat Datang Kembali,Para Tamu Allah
Oleh Indah Wulandari
aya ingin bisamenginspirasisetiap orang,t e r u t a m akaum muda,wanita, dan
para gadis. Saya ingin katakanbahwa perempuan juga punyakesempatan yang sama (denganpria) untuk menggapai impian.”Adalah Anoushe Ansari yangmengucapkan kalimat penuhoptimisme ini.
Wanita berusia 45 tahun asalIran ini memang selalu memilikisekaligus menggaungkan sema -ngat untuk maju. Berbekal se -mangat pantang menyerah itupulalah ia sukses menaklukkanAmerika Serikat (AS) lewat akti -
vitas bisnisnya. Menjelajah AS sejak remaja,
Ansari menapaki kehidupan yangsarat perjuangan. Lantaran takmenguasai bahasa Inggris, awal -nya ia sulit beradaptasi di negeriini. Namun, bukan Ansari nama -nya jika menyerah dan putus asa.Dengan terus memupuk opti-misme, ia mampu melewati masasulit itu. Bersosialisasi denganorang-orang di AS tak lagi ma sa -lah. Begitupun untuk urusan se -kolah, tak menemui hambatan.
Didorong oleh keluarga yangmencintai pendidikan, ia berhasilmeraih gelar sarjana komputerdari George Mason University.Se mentara dari George Washing -ton University, ia menggondol ge -lar master di bidang teknik elek -tro. Gelar master teknik elektroini memberi jalan baginya untukbekerja di sebuah perusahaanlistrik raksasa, MCI. Jenjang so -sialnya pun meningkat.
Tak mau terus-terusan jadikaryawan, Ansari dan suaminyamendirikan perusahaan teleko-munikasi, Telecom TechnologiesInc, pada 1993. Tujuh tahun ke -mu dian, perusahaan ini mergerdengan nilai besar ke Sonus Net -work Inc. Di jagat bisnis, Ansarijuga dikenal sebagai pendiri danpemilik perusahaan informasidan teknologi, Prodea Systems.
Di kalangan kolega dan orang-orang dekatnya, Ansari dikenaldengan kepribadiannya yanghangat. Ia juga selalu menguta-makan kepuasan konsumen. Halinilah yang mendorong perkem-
bangan jejaring bisnisnya. Selainberbisnis, Ansari juga giat dalamkegiatan sosial. Pada 2004, misal -nya, ia dan keluarganya mendo -na sikan dana 10 juta dolar ASkepada X Prize Foundation, se -buah LSM yang peduli pada ma -salah lingkungan dan sosial. Se -bagai wujud terima kasih atassum bangan itu, lembaga inimeng abadikan nama Ansari da -lam penghargaan bagi karya de -sain pesawat luar angkasa daneksplorasi angkasa. Nama peng-hargaan itu adalah Ansari XPrize.
Beragam kegiatan sosial An -sari rupanya menarik perhatianberbagai pihak. Maka, beberapakali dia meraih penghargaan, diantaranya World Economic Fo -rum Young Global Leader, theWorking Woman’s National En -trepreneurial Excellence Award,George Mason Univer sity’s En -trepreneurial Excellence Award,George Washington University’sDistinguished Alum ni Achie ve -ment Award, dan The Ernst &Young Entrepreneur of the YearAward for Southwest Region.
Di bawah kepemimpinannya,
Telecom Technologies pernahditahbiskan sebagai salah satudari 500 perusahaan teknologidengan perkembangan bisnis ter-cepat versi majalah Deloitte &Touche’s. Ia pun pada 2001 dino-batkan oleh Fortune Magazinesebagai salah satu orang berpe -ngaruh di AS.
Belajar astronomiPada September 2006, Ansari
kian populer di AS. Selama be -berapa hari, nama dan wajahnyamenghiasi halaman depan suratkabar AS. Kali ini bukan lantarangeliat bisnisnya, melainkan pe -nerbangannya ke luar angkasa.Ya, dialah Muslimah pertamayang melancong ke antariksa.Terbang bersama Soyuz TMA-9,Ansari menjadi orang sipil ke -empat yang membiayai perjalan -annya sendiri ke luar angkasa.
Namun, kepada siapa punAnsari selalu menyebut dirinyasebagai orang Iran pertama yangterbang ke luar angkasa. Ini me -nunjukkan betapa ia tak pernahmelupakan Tanah Airnya. Penga -lamannya mengangkasa bersamaInternational Space Station, ia
tuliskan dalam sebuah blog yangdibuat saat berada di antariksa.
Kesempatan bertualang diantariksa membuatnya jatuh hatipada dunia astronomi. Maka, iapun memutuskan untuk kembalike bangku kuliah dan belajarastronomi. Pilihannya jatuh padapendidikan master bidang astro -nomi di Swinburne University. Iajuga menjadi anggota Associationof Space Explorers (AsosiasiPenjelajah Luar Angkasa) danterlibat dalam beberapa proyeksosial yang terkait dengan penje-lajahan luar angkasa, antara lain,proyek Teacher’s in Space.
Setelah ini semua, pencapaianapa lagi yang akan dibuat Ansari?Yang pasti, Ansari ingin berbuatlebih banyak dan lebih baik lagibagi orang banyak. Ia punyaprinsip, selagi mampu dan masihmuda, dia ingin mengubah duniamenjadi tempat terbaik bagi gen-erasi selajutnya. “Kuncinya adapada pendidikan dan teladan dariorang tua,” ujarnya. Dia juga me -ngagumi kata-kata kondang mi -lik Mahatma Gandhi: “Ubah lahapa yang ingin engkau ubah daridunia ini.” n ed: wachidah handasah
ALUMNI.GMU.ED
’’S
ES.WIKIPEDIA.ORG
Dua puluh lima tahun
bukanlah usia yang
singkat untuk sebuah
kelompok pengajian.
Dilandasi rasa kekeluargaan
yang tinggi, kelompok pengajian
Namira membuktikan bahwa
umur panjang hingga 25 tahun
sangatlah mungkin bagi sebuah
kelompok pengajian. Berdiri
pada 1986 dengan 30 anggota,
kelompok pengajian yang
bermarkas di Jalan Brawijaya 1A
No 14, Jakarta Selatan, ini
sekarang memiliki lebih dari
1.000 anggota tetap.
Rasa kekeluargaan inilah ba -
rangkali yang membuat Namira
hanya memiliki satu ketua ke -
lom pok pengajian sejak berdiri -
nya. Dialah Tini Firdaus. “Nggak
ada yang mau menggantikan,”
kata dia di acara Tasyakur Milad
ke-25 di Menara 165, Jakarta
Selatan, Selasa (15/11).
Berdirinya Namira tak lepas
dari inisiatif Tini dan sejumlah
rekannya. Tini yang beberapa
tahun sebelumnya pernah
menderita sakit keras hingga
koma sampai tiga hari, didesak
oleh salah seorang kawannya
untuk berbuat dan memberikan
sesuatu karena masih dikaruniai
umur panjang oleh Allah. Tini
pun berpikir apa kira-kira yang
bisa ia berikan untuk masyara -
kat. Lalu, tercetuslah ide mem-
bentuk kelompok pe ngajian.
Saat itu, ia merancang aktivi-
tas pengajian seperti arisan
modern. “Dibuat seperti coffee
morning di London. Kita ingin
ngasih lihat kalau orang yang
beragama tidak hanya orang
kampung dan tidak harus kam-
pungan,” kata dia.
Ia mengaku tak ada trik
khusus hingga mampu memper-
tahankan kelompok pengajian ini
begitu lama. Yang pasti, kata
Tini, ia hanya melaku kan hal-hal
yang mendatangkan kasih
sayang terhadap sesama. “Jika
engkau mengasihi penduduk
bumi, penduduk langit
menyayangimu,” begitu kurang
lebih filosofi yang dipakainya.
Kegiatan sosialDari mulut ke mulut, anggota
yang awalnya hanya berjumlah 30
orang terus bertambah hingga
mencapai se kitar 1.000 orang
seperti sekarang. Tak hanya me -
lakukan kajian rutin se tiap sebu-
lan sekali, mereka juga banyak
melakukan kegiatan sosial.
Pada tahun pertamanya,
Namira memiliki program mem-
bantu biaya pendidikan anak-
anak yang kurang mampu. Ada
sekitar 300 anak yang telah
dibantu biaya pendidikannya
hingga kini banyak yang sudah
bekerja di per usahaan ternama.
Yang cukup mengharukan, cerita
Tini, pernah ada salah seorang
mahasiswa Universitas Dipo -
negoro, Semarang, yang menda-
pat bantuan wesel senilai Rp
200 ribu. Mahasiswa ini memiliki
lima teman lain yang juga keku-
rangan biaya. Oleh mahasiswa
itu, uang dari Namira ke mudian
dibagi pula untuk lima temannya.
“Saya nggak tahu bagaimana
caranya, tapi semuanya kini
telah lulus,” tambahnya.
Bantuan biaya pendidikan ini
diberikan kepada anak yang
berprestasi. “Setidaknya anak
itu masuk sepuluh besar di
kelas ketika di SMP atau SMA,
kalaupun mahasiswa harus kuli-
ah di universitas negeri,” kata
Endang Gunarno, salah seorang
pengurus Namira yang bertugas
memi lih siswa penerima santun -
an pendi dikan.
Selain memberikan bantuan
biaya pendidikan, Namira juga
sering memberikan santunan
dhuafa dan peng obatan gratis.
“Anggota pengajian yang
suaminya dokter banyak mem-
bantu,” sambung Tini. Banyak -
nya program yang dijalankan,
menurutnya, tak lepas dari
jaringan yang sudah dibangun
selama bertahun-tahun.
Fuad Hasan, mahasiswa
semester 10 Universitas Negeri
Jakarta, adalah salah seorang
penerima santunan pendidikan
dari Namira. Santunan itu ia teri-
ma sejak duduk di bangku kelas
dua SMA dan masih berlanjut
sampai sekarang. “Tidak selu-
ruhnya dibiayai, tapi Namira
telah membantu begitu banyak,”
ujar mahasiswa jurusan olah raga
yang kelak ingin menjadi PNS ini.
Ully Hary Rusady, seniman
dan aktivis lingkungan, juga sa -
ngat mengapre siasi kelompok
pengajian Namira.
n c23 ed: wachidah handasah
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011
11silaturahim
Milad ke-25, Kelompok PengajianNamira Ajak Berbagi
FOTO-FOTO AGUNG SUPRIYANTO
MILAD KE 25: Anggota kelompok pengajian Namira berfoto bersama dengan motivator Ary Ginanjar
Agustian (baju putih), Ibu Mufidah Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua kelompok pengajian Namira, Tini Firdaus.
saat tasyakur Milad ke-25 kelompok pengajian ini di Jakarta, Selasa (15/11).
REPUBLIKA
JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 / 22 DZULHIJJAH 1432 H � 12
Oleh Indah Wulandari
Dia dinobatkan
sebagai salah
satu pejuang
kesejahteraan
Indonesia.
Sampah identikdengan sesuatuyang kotor dantak berguna.Na mun berkatide-ide kreatif
Khilda Baiti Rohmah, sam -pah bisa menjadi berkah.
Dara kelahiran Ban -dung, 14 Juli 1988 ini me -mang sosok Muslimah mudayang istimewa. Tak hanyatekun menimba ilmu di Ju -rusan Teknik Lingkungan
Universitas Pasundan, Ban -dung, ia juga dikenal sebagai
trainer yang giat mengajak danmenyemangati masyarakat lewat
program Pengolahan Sampah BerbasisMasyarakat.
“Seorang kakek yang sudah me -ngabdi 35 tahun sebagai pengangkutsampah menginspirasi saya untukmen cari berbagai inovasi dari sam -pah,” ungkapnya.
Khilda berkisah, meski telah 35 ta -hun bergumul dengan sampah, kakekitu tetap saja miskin. Penghasilannyahanya berkisar Rp 350 ribu per bulanuntuk menghidupi seorang istri dandelapan anak. Fakta inilah yang me -mun culkan ide di benak Khilda untukmembuat inovasi dari sampah yangtidak hanya dapat membantu menye-lamatkan lingkungan, tapi juga dapatmeningkatkan pendapatan masyarakat.
Gadis berjilbab ini mengawali aksi -
nya pada 2007, saat ia mulai menapa-ki bangku kuliah. Namun sejatinya,pengetahuan tentang sampah telah diadapatkan sejak SMU, ketika ia aktifdi sebuah LSM yang bergerak dibidang pengelolaan sampah, yakniYayasan Pengembangan Biosains danBioteknologi, Bandung.
Pada 2007 itu, ia mendampingi pe -tugas sampah di Cimahi sebagai fasi -litator. Kepada mereka, ia membagiilmu mengenai pengelolaan sampah.Mereka pun diajak memilah sampahorganik dan nonorganik. Sampah or -g anik diolah menjadi kompos dannonorganik dibuat aneka kerajinanyang memiliki nilai ekonomi.
Beranjak dari Cimahi, Khildamenjadi relawan kegiatan sosial kam-pusnya di Kelurahan Baros dan Kelu -rahan Cigundul, Sukabumi. Di sanakini berkembang sejumlah kelompokibu-ibu rumah tangga pengrajinsampah. Bahan bakunya berasal darikemasan bungkus kopi yang disulapmenjadi tas, dompet kecil, atau bros.Primadonanya adalah bros dari kertaskalende dan produk daur ulang botol-botol plastik.
Aneka produk unik dari sampah inimengantarkan Kota Sukabumi sebagaisalah satu wilayah unggulan di JawaBarat dalam hal pengolahan sampah.Berkat produk olahan dari sampahpula, Sukabumi sukses menyabetGovernment Award dari KementerianDalam Negeri.
Peran Khilda tentu tak bisa diabai -kan dalam perolehan penghargaan itu.Berkat perjuangan itu dan aksi-aksi se -belumnya, Khilda mendapatkan peng-hargaan pertamanya di Ashoka YoungChangemaker Award pada 2009 dibidang water and sanitation. Lalu padaawal 2010, ia menjadi salah satu peme-nang Sampoerna Pejuang 9 Bintang.
Kesempatan lainnya didapat saatbertemu akademisi Herman Riyadidari Universitas Ciputra Jakarta.Herman menawarkan ide untuk me -ngolah sampah penangkaran kera diTangerang. Sampah itu berupa kulitpisang yang bobotnya mencapai empatton per bulan.
Oleh Khilda dan sejumlah rekan-nya, kulit pisang itu diolah hinggamenghasilkan minyak. Saat ini, proyek‘minyak sampah’ ini masih dalamtahap uji coba dan desain proyeknyasedang dikerjakan. Akhir 2011, diha -rapkan proyek ini sudah bisa berjalan.“Ini bisa menjadi bahan bakar alter-natif dan bakal bermanfaat sekaliuntuk mengatasi masa krisis energi,”ujar Khilda.
Bagi orang lain, gelimang sampahboleh jadi sangat menjijikkan. Tapitidak bagi Khilda, yang sepertinya takpernah kehabisan ide dalam hal me -nge lola sampah. Ia misalnya dimintamengelola sampah di sebuah mal dibilangan Cikarang Barat. Dia jugamengerjakan proyek pengolahansampah pertambangan di Ternate.
Berkat kegigihannya, ‘pejuangsampah’ ini terpilih menjadi pemenangfavorit dalam anugerah DanamonAward 2011, akhir Oktober lalu. Diapun dinobatkan sebagai salah satu darilima pejuang kesejahteraan Indonesia.
Penghargaan ini tak membuat Khil -da berpuas diri. Ke depan, ia ingin me -libatkan lebih banyak lagi masya rakatdalam pengelolaan sampah sehinggatanggung jawab mengelola sampah takd ibebankan pada petugas sampah.“Saya ingin mengajak orang-oranguntuk mengelola sampah. Ja ngan sam -pai sampah menjadi masalah. Ayo jadi -kan berkah,” ajaknya.
� ed: wachidah handasah
BIODATA Nama : Khilda Baiti RohmahLahir : Bandung, 14 Juli 1988
Pendidikan: Mahasiswa Jurusan Teknik LingkunganUniversitas Pasundan, Bandung
Penghargaan:l Ashoka Young Changemaker 2009l Pemenang III Sampoerna Pejuang 9
Bintang 2010l Pemenang Favorit Danamon
Award 2011
Anak adalah amanah Allah.
Keber ada an nya di tengah-
tengah keluarga kita
merupakan anugerah besar yang
patut selalu disyukuri. Mensyukuri
keberadaan anak tidak cukup hanya
dengan
mengucapkan kalimat
“Alhamdulillah”, tapi harus dengan
tindakan nyata, yaitu mendidik anak
dengan baik dan benar.
Rasulullah SAW mengingatkan
para orang tua tentang kewajiban
mereka terhadap anak-anak yang
Allah anugerahkan kepada mereka.
Dalam sebuah sabdanya, Rasul
menyatakan bahwa hak anak atas
orang tuanya adalah:
Memberinya nama yang baik.
Karena nama adalah identitas diri
yang akan terus dibawanya sampai
mati. Nama juga bisa menjadi doa.
Maka berikanlah nama yang baik
kepada anak agar dia merasa
bangga dengan namanya. Hikmah
diberikannya nama yang baik kepa-
da anak adalah memberi motivasi
kepada anak untuk menjadi orang
yang seperti arti namanya.
Mengaqiqahkannya dengan
menyembelih kambing atau domba.
Untuk anak laki-laki, dua ekor kam -
bing/ domba, sedangkan perempuan
satu ekor kambing/domba. Hikmah
aqiqah adalah mengajarkan kepada
anak sejak dini bahwa pe ngorbanan
hanya kepada atau untuk Allah.
Bukan untuk atau kepada yang lain.
Memberinya pendidikan yang
baik. Memberi pendidikan yang baik
merupakan upaya orang tua
membekali anak-anak dengan
penge ta huan dan keterampilan agar
me reka menjadi pribadi yang
mandiri, tangguh dan berakhlak
mulia. Sebab anak-anak itu akan
hidup pada masa yang berbeda
dengan masa orang tuanya.
Mengajarinya olahraga.
Rasulullah SAW ternyata tidak
hanya peduli dengan pendidikan
ruhani anak-anak, tapi juga
pendidikan jasmaninya. Orang tua
dianjurkan agar mengajari anak-anak
mereka berenang, memanah dan
berkuda. Pada dasarnya, Rasul
menyuruh orang tua memperhatikan
juga perkembangan jasmani anak-
anak melalui permainan yang
menyenangkan.
Menikahkannya ketika datang
jodohnya. Menikahkan anak adalah
kewajiban puncak orang tua.
Setelah itu orang tua lepas
tanggungjawab secara sosial, tapi
dia tetap ber tang gungjawab secara
moral. Orang tua sebaiknya tidak
mengulur-ngulur waktu pernikahan
anaknya bila memang sudah
saatnya si anak menikah.
Itulah lima dari sekian banyak
kewajiban orang tua kepada anak-
anak mereka. Tapi yang tidak kalah
penting dari itu adalah menanamkan
nilai-nilai Islam kepada anak sejak
anak berusia di bawah lima tahun.
Sesungguhnya, pendidikan untuk
seorang anak sudah dimulai ketika
dia masih berupa jabang bayi di
dalam perut ibunya. Misalnya
dengan cara memperdengarkannya
lantunan ayat-ayat Al-Qur’an, dan
memberinya asupan nutrisi berupa
makanan yang halal dan baik (dalam
hal ini cara memperoleh rezekinya
juga halal). Dan yang paling penting
adalah menjaga emosi serta
perilaku kedua orang tuanya.
Balita adalah masa-masa produk-
tivitas meniru. Apa yang didengar
dan dilihat oleh anak-anak balita,
dengan mudah diserap dan kemudi-
an ditirunya. Masa ini dapat menjadi
masa-masa kritis, tapi juga bisa
menjadi kesempatan emas bagi
orang tua untuk menanamkan nilai-
nilai spiritual, dalam hal ini nilai-nilai
Islam. Dan yang paling efektif
adalah dengan memberinya contoh
nyata. Misalnya:
Membiasakan menga ji /membaca
Al-Qur’an di dekat mereka, agar
mereka terbiasa mendengarkannya
dan meniru lafazhnya.
Mengajak mereka menunaikan
shalat, agar mereka tidak asing de -
ngan aktivitas ini, sehingga terta -
nam dalam benak mereka bahwa
mereka juga mempunyai “hak” yang
sama dengan orang tua mereka
nanti.
Mengajari mereka berbicara yang
baik dan benar, agar mereka tum-
buh menjadi anak yang penuh kasih
sayang dan tidak berangasan.
Mengajari mereka bersedekah
dengan cara langsung ber sentuhan
dengan fakir miskin, agar timbul
empati dan kesadaran di hati
mereka sejak kecil bahwa berbagi
itu sangat menyenangkan.
Membiasakan mereka hormat
kepada orang yang lebih tua dan
sayang kepada yang lebih muda.
Misalnya dengan bicara yang baik
kepada pembantu di rumah.
Beri mereka mainan kreatif yang
bisa menjadi jembatan bagi mereka
untuk mengenal Allah dan cipta an-
Nya.
Sekali lagi, anak-anak adalah
titipan dan amanah Allah yang harus
dijaga kefitrahannya. Sebab dia lahir
dalam keadaan fitrah (suci), oleh
karena itu ketika anak-anak itu
nanti kembali kepada Allah, Pemilik
sebenarnya, upayakan mereka
kembali dalam keadaan suci. Walau -
pun untuk mencapai kondisi itu
bukan persoalan yang mudah. �
MENGENALKAN NILAI-NILAI ISLAM KEPADA BALITA
Oleh: Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT
Dari Sampah Jadi Berkah Khilda Baiti Rohmah