Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar...
Transcript of Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar...
ARTIKEL JURNAL
HUBUNGAN KEMAMPUAN IBU MENGOLAH SAYUR DENGAN KONSUMSI SAYUR PADA
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK MAMBAUL ULUM KAMPUNG
TENGAH SUKOWONO KABUPATEN
JEMBER
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
KHAIRUL NISA’ ZUHDI 13. 1101. 1032
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2017
ARTIKEL JURNAL
HUBUNGAN KEMAMPUAN IBU MENGOLAH SAYUR DENGAN KONSUMSI SAYUR PADA
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK MAMBAUL ULUM KAMPUNG
TENGAH SUKOWONO KABUPATEN
JEMBER
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
KHAIRUL NISA’ ZUHDI 13. 1101. 1032
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2017
i
ARTIKEL JURNAL
HUBUNGAN KEMAMPUAN IBU MENGOLAH SAYUR DENGAN KONSUMSI SAYUR PADA
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK MAMBAUL ULUM KAMPUNG
TENGAH SUKOWONO KABUPATEN
JEMBER
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
KHAIRUL NISA’ ZUHDI 13. 1101. 1032
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2017
ii
HUBUNGAN KEMAMPUAN IBU MENGOLAH SAYUR DENGAN KONSUMSI SAYUR PADA USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN)
DI TK MAMBAUL ULUM KAMPUNG TENGAH SUKOWONO KABUPATEN JEMBER
Oleh :
Khairul Nisa’ Zuhdi1, Ns. Susi Wahyuning Asih2, S.Kep., M.Kep., Elok Permatasari3, S.KM., M.Kes
Jl. Karimata 49 Jember Telp : (0331) 332240 Fax : (0331) 337957 Email :
[email protected] Website : http://fikesunmuhjember.ac.id
ABSTRAK Konsumsi sayur pada anak berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal ini kemampuan ibu mengolah sayur dengan baik perlu diperhatikan. Tujuan penelitian mengetahui hubungan kemampuan ibu mengolah sayur dengan konsumsi sayur pada usia pra sekolah. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini sejumlah 96 Anak yang sekolah di TK Mambaul Ulum Kampung Tengah Sukowono Kabupaten Jember. Teknik pengambian sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 responden. Intrusmen yang digunakan adalah kuesioner dan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yaitu kemampuan ibu mengolah sayur dengan kemampuan yang cukup sebanyak 49 Orang (63,6%) kemampuan baik sebanyak 28 orang (36,4%). Hasil penelitian menunjukkan variabel dependen yaitu konsumsi sayur yang kurang sebanyak 9 anak (11,7%) cukup sebanyak 58 anak (75,3%) baik sebanyak 10 anak (13,0%). Berdasarkan hasil analisis uji pearson test didapat p value = 0,038 (α <0,05). Kesimpulan penelitian ini ada hubungan kemampuan ibu mengolah sayur dengan konsumsi sayur pada anak usia pra sekolah (4-6 tahun) Di TK Mambaul Ulum Kampung Tengah Sukowono Kabupaten Jember. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan ibu dapat mengolah sayur dengan baik serta dapat memberikan sayur setiap kali makan, karena didalam sayur terdapat kandungan gizi dan nutrisi.
Kata kunci : Kemampuan Mengolah sayur, Konsumsi sayur, Anak Usia (4-6 Tahun). Daftar Pustaka 24 (2011-2016)
Abstract
Consumption of vegetables in children contributes to improve the growth and development of children. In this case the ability of the mother to process vegetables well should be noted.This research use correlation design with cross sectional design. The population of this study were 96 children who attended school in kindergarten Mambaul Ulum Kampung Tengah Sukowono Jember District. Sampling technique using purposive sampling with the number of samples of 77 respondents. Intrusmen used is questionnaire and likert scale. The results showed independent variables, namely the ability of mothers to process vegetables with a sufficient ability of 49 people (63.6%) good ability as many as 28 people (36.4%). The result showed that the dependent variable was vegetable consumption which was less than 9 children (11,7%) enough 58 children (75,3%) good as many as 10 children (13,0%). Based on the result of pearson test test obtained p value = 0,038 (α <0,05). The conclusion of this research is the relationship of mother's ability to process vegetables with vegetable consumption in pre-school age children (4-6 years) At TK Mambaul Ulum Kampung Tengah Sukowono Kabupaten Jember. Recommendation from this research is expected mother can process vegetables well and can give vegetables every meal, because in vegetable there are nutrient and nutrient content.
Keywords: Vegetable Processing Capability, Vegetable Consumption, Child Age (4-6 Years).
References 24 (2011-2016)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak usia dini merupakan
suatu periode yang sangat peka
terhadap lingkungan dan masa ini
berlangsung dengan sangat pendek.
Periode ini disebut sebagai masa
keemasan (the golden period)
perkembangan anak, jendela
kesempatan dan masa kritis. Masa ini
merupakan masa peka atau sensitif,
masa pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat dan
penting, memerlukan zat gizi yang
cukup baik secara kualitas maupun
kuantitasnya. Sejak dini
pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini perlumen dapatkan
perhatian serius (Dejesetya, 2015).
Nutrisi bagi anak usia pra sekolah
sangat di butuhkan untuk menunjang
kesehatan masa depan, salah satu
makanan sayur, sayur sangat
bermanfaat untuk kesehatan anak,
menjaga kesehatan anak merupakan
keberhasilan orang tua dalam
memberikan nutrisi yang baik bagi
anak.
Sayur dan buah merupakan
sumber zat gizi mikro yang sangat
bermanfaat bagi tubuh, karena kedua
komponen gizi tersebut sangat
penting dalam proses metabolisme
tubuh sebagai zat pengatur dan
antibodi juga bermanfaat
menurunkan insiden terkena penyakit
kronis. Sayur dan buah merupakan
makanan penting yang harus selalu
dikonsumsi setiap kali makan. Tidak
hanya bagi orang dewasa,
mengkonsumsi sayur dan buah
sangat penting untuk dikonsumsi
sejak usia anak-anak terutama pada
anak usia pra sekolah yakni 3-6
tahun, karena pada usia tersebut
merupakan masa emas untuk
pertumbuhan dan perkembangan
bagi anak-anak (Indira dkk, 2014).
Pada anak usia 4–6 tahun tingkat
pertumbuhan dan perkembangan
anak cukup baik, maka keberhasilan
orang tua dalam menjaga pola makan
anak khususnya konsumsi sayur,
serta kemampuan ibu dalam
mengeloh sayur sangat berpengaruh
terhadap peningkatan konsumsi
sayur pada anak.
Usia pra sekolah 4–6 tahun
memang sangat rentan terhadap
kurangnya konsumsi sayuran yang
sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan dimasa depan,
maka peran ibu yang sangat di
perlukan dalam mengelohan sayur
bagi anak.
Rekomendasikan kecukupan
konsumsi buah dan sayur untuk pra
sekolah 300-400 gram perorang
perhari (Kemenkes, 2014 dalam
Chandrawati dkk, 2014). Kebutuhan
sayur pada anak sangat di perlukan
untuk menunjang kesehatan masa
depan.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Hubungan
Kemampuan Ibu Mengolah
Sayur dengan Konsumsi sayur
Pada Usia Pra sekolah (4-6
tahun) di TK Mambaul Ulum
Kampung Tengah Sukowono
Kabupaten Jember.
2. Tujuan khusus
a). Mengidentifikasi
Kemampuan Ibu
Mengolah Sayur pada usia
Pra sekolah (4-6 tahun) di
TK Mambaul Ulum
Kampung Tengah
Sukowono Kabupaten
Jember.
b). Mengidentifikasi Konsumsi
sayur pada usia Pra
sekolah (4-6 tahun) di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono
Kabupaten Jember.
c). Menganalisis Hubungan
Kemampuan Ibu
Mengolah Sayur dengan
Konsumsi sayur Pada Usia
Pra sekolah (4-6 tahun) di
TK Mambaul Ulum
Kampung Tengah
Sukowono Kabupaten
Jember.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
desain korelasi dengan
pendekatan cross sectional
bertujuan mengetahui hubungan
kemampuan ibu mengolah sayur
dengan konsumsi sayur pada usai
pra sekolah (4-6 tahun) dengan
menggunakan uji pearson test
dengan ketentuan nilai (α=alpha)
= 5%, dan p value ≤ 0,05
Sampel pada penelitian ini
sebanyak 77 responden dengan
teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive
sampling. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner.
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum
1. Umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
Umur Responden (anak) Di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember Pada Bulan Juni 2017
(n = 77)
Umur F (Frekuensi)
Persentase (%)
3 tahun – 4 tahun 6 7,8 5 tahun – 6 tahun 71 92,2
Total 77 100,0 Berdasarkan tabel 5.1
Menunjukkan bahwa usia
responden (anak) antara 3
tahun- 4 tahun sebanyak 6 anak
(7,8 %). Untuk usia 5 tahun - 6
tahun sebanyak 71 anak
(92,2%). a
2. Pekerjaan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi
Pekerjaan Responden Di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember Pada Bulan Juni 2017
( n = 77)
Pekerjaan F (Frekuensi)
Persentase (%)
Ibu rumah tangga 54 70,1 Petani 9 11,7 Wiraswata 10 13,0 Pns 4 5,2 Total 77 100,0
Berdasarkan tabel 5.2
Menunjukkan bahwa pekerjaan
ibu adalah Ibu rumah tangga 54
orang (70,1%) Petani sebanyak
9 orang (11,7%) Wiraswata
sebanyak 10 orang (13,0%) dan
PNS 4 orang (5,2%).
3. Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Responden Di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember Pada Bulan Juni 2017 (
n = 77)
Berdasarkan tabel 5.3
Menunjukkan bahwa
Pendidikan ibu adalah SD 19
orang (24,7%) SMP sebanyak
26 orang (33,8%) SMA
sebanyak 24 orang (31,2%)
dan Penguruan tinggi sebanyak
8 orang (10,4%).
B. Data Khusus
1. Kemampuan Ibu Mengolah
Sayur
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
Kemampuan Responden (Ibu)
Mengolah Sayur Di TK
Mambaul Ulum Kampung
Pendidikan F (Frekuensi) Persentase (%) SD 19 24,7 SMP 26 33,8 SMA 24 31,2 PT 8 10,4 Total 77 100,0
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember Pada Bulan Juni 2017
( n = 77)
Berdasarkan tabel 5.4
Menunjukkan bahwa
kemampuan ibu mengolah
sayur adalah dikategorikan
kurang tidak ada (00,0%)
dikategorikan Cukup
sebanyak 49 orang (63,6 %)
dikategorikan Baik sebanyak
28 orang (36,4%).
2. Konsumsi Sayur
Tabel 5.5 Distribusi
Frekuensi Konsumsi Sayur Di
TK Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember Pada Bulan Juni 2017
( n = 77)
Konsumsi Sayur
F (Frekuensi)
Persentase (%)
Kurang 9 11,7 Cukup 58 75,3 Baik 10 13,0 Total 77 100,0
Berdasarkan tabel 5.5
Menunjukkan bahwa
konsumsi sayur adalah
dikategorikan kurang 9 anak
(11,7%) dikategorikan cukup
sebanyak 58 anak (75,3%)
dikategorikan baik sebanyak
10 anak (13,0%).
3. Jenis Sayur
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi
Jenis Konsumsi Sayur Di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember Pada Bulan Juni 2017
( n = 77)
Berdasarkan tabel 5.6
Menunjukkan bahwa Jenis
sayur yang banyak di
konsumsi adalah sayur wortel
105 dan bayam 90 di
bandingan dengan sayur
lainnya.
Kemampuan Ibu Mengolah Sayur
F (Frekuensi)
Persentase (%)
Kurang 0 00,0 Cukup 49 63,6 Baik 28 36,4 Total 77 100,0
NO JENIS F (Frekuensi)
1 a. Kubis 43 b. Kentang 74 c. Wortel 105 d. Bayam 90 e. Labu 32 f. Mentimun 53 g. Sawi 44 h. Buncis 37 i. Rebung 14 j. Kacang panjang 65 k. Kangkung 55 l. Kecambah 34 m. Kelor 44
Jumlah 604
4. Hubungan Kemampuan Ibu
Mengolah Sayur dengan
Konsumsi Sayur adalah pada
anak usia prasekolah (4–6
tahun). Tabel 5.7 Analisis
Hubungan Kemampuan Ibu
Mengolah Sayur dengan
Konsumsi Sayur adalah pada
anak usia prasekolah (4–6
tahun) di TK Mambul Ulum
Kampung Tengah Sukowono
Kabupaten Jember.
Hasil uji statistic diperoleh
nilai = 0,038 < 0,05 yakni
dengan tingkat kesalahan 5%
maka dapat disimpulkan ada
hubungan kemampuan ibu
mengolah sayur dengan
konsumsi sayur pada anak
usia pra sekolah ( 4-6 Tahun)
di TK Mambaul Ulum
Kampung Tengah Sukowono
Kabupaten Jember.
Didapatkan bahwa hasil
analisis nilai r (koefisien
korelasi) sebesar -0,237
menandakan kekuatan
hubungan yang lemah
artinya, 23,7% konsumsi
sayur di pengaruhi oleh
kemampuan ibu mengolah
sayur, dan 76,3% di
pengaruhi faktor lain.
PEMBAHASAN
A. Interprestasi Dan Diskusi Hasil
1. Kemampuan Ibu Mengolah
Sayur
Data hasil penelitian
yang telah dilaksanakan di
TK Mambaul Ulum
Kampung Tengah Sukowono
Kabupaten Jember, sebagian
besar ibu dengan
Kemampuan dalam mengolah
sayur dengan kemampuan
cukup sebanyak 49 Orang (
63,6%) dari Tabel 5.4 data ini
menunjukkan jumlah
responden yang mempunyai
kemampuan dalam mengolah
sayur baik sebanyak 28 orang
(36,4%). Serta dalam
pembagian indikator setiap
item dengan cara mengenal
sayur di dapat skor total 701,
indikator memilih sayur di
dapat skor total 476, indikator
memasak sayur di dapat skor
Variabel 1
Variabel 2
Nilai r P Value
N
Kemampuan Ibu Mengolah Sayur
Konsumsi Sayur
-0,237 0,038 77
total 1023, dan indikator
menyajikan sayur di dapat
skor total 488. Hal ini
menjelaskan pada indikator
memasak sayur yang paling
tinggi dengan skor total 1023
berarti kemampuan ibu
mengolah sayur banyak yang
mampu dalam memasak
sayur, dan didapat skor total
479 paling sedikit yakni
indikator memilih sayur
berarti kemampuan ibu dalam
memilih sayur masih banyak
yang belum mampu.
Kemampuan ibu
mengolah sayur dalam
penelitian yang dilakukan
oleh Airin Nurul Hasanah,
dkk, 2015. Ibu dalam
memilih makanan akan
meningkatkan kemampuan
ibu dalam merencanakan dan
mengolah makanan dengan
ragam dan kombinasi yang
tepat sesuai dengan syarat-
syarat gizi, pengolahan dan
penyajian, serta porsi dan
frekuensi konsumsi sayur
kepada para ibu, ditunjukkan
ibu untuk proses pengolahan
sayuran dimana didapat hasil
sebanyak 52,4% ibu
menyetujui memasak dengan
waktu yang di tetapkan.
Dapat dilihat ibu dalam
menetukan pilihan jenis dan
ragam sayur dan zat gizi yang
terdapat dalam sayur masih
ada 42,9 % ibu yang
menyetujui bahwa yang
disebut sayur adalah sayuran
berdaun hijau saja, dan masih
ada sebanyak 38,1% ibu,
hijau adalah lebih baik bila
dibanding dengan
mengkonsumsi sayuran
berwarna lainya, bahkan ada
sebanyak 22,2% sangat
menyetujui pernyataan
tersebut. Peneliti berpendapat
banyak ibu yang masih
memiliki kemampuan
mengolah sayur dengan cara
memasak, jika ibu hanya
mengetahui cara mengolah
sayur dengan memasak hal
ini dapat mempengaruhi cara
pilih anak dalam konsumsi
sayur anak yang hanya di
sukai saja.
Kemampuan adalah
kecakapan atau potensi
seseorang individu untuk
menguasai keahlian dalam
melakukan atau mengerjakan
beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu
penilaian atas tindakan
seseorang serta kemampuan
bersikap, berfikir dan
bertindak secara konsistensi
sebagai perwujudan dari
pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dimiliki.
Menurut Robbins (2007)
Faktor yang mempengaruhi
kemampuan (ability) seperti
intelektual dan fisik. Apabila
salah satu faktor tidak
terdapat pada ibu salah satu
contoh fisik yang sangat
berpengaruh pada kegiatan
sehari-hari seperti memasak,
sehingga memerlukan fisik
yang baik.
Kemampuan ibu dalam
mengolah sayur yang baik
dari mengenal sayur, memilih
sayur, memasak sayur serta
menyajikan sayur dapat
meningkatkan daya konsumsi
anak terhadap sayur yang
telah di sediakan.
Berdasarkan penelitian bahwa
kemampuan dalam mengolah
sayur dengan kemampuan
yang cukup sebanyak 49
Orang (63,6%) dari 77
responden.
Selain kemampuan
yang dimilikinya, ketelatenan
ibu dalam mengenal,
mengambil, memasak dan
menyajikan sayur yang akan
dipergunakan untuk memasak
menu sehari-hari di
rumahnya. Bila bahan untuk
memasak sudah benar, tetapi
cara memasak salah, maka
masakan yang dihasilkan
akan memiliki nilai gizi yang
kurang., maka yang
diperlukan ibu kemampuan
intelektual juga dapat
mempengaruhi hasil masakan
yang sehat. Dari hasil
penelitian kemampuan ibu
mengolah sayur lebih banyak
mampu dalam memasak
sayuran dibandingkan dengan
cara memilih sayur yang
baik.
2. Konsumsi Sayur Pada Anak
Data hasil penelitian
yang telah dilaksanakan di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember, bahwa Konsumsi
Sayur dikategorikan kurang 9
anak (11,7%) dikategorikan
cukup sebanyak 58 anak
(75,3%) dikategorikan baik
sebanyak 10 anak (13,0%).
Serta dalam pembagian
indikator setiap item dengan
jenis sayur yang dikonsumsi
dengan skor total 581
sedangkan jumlah sayur yang
dikonsumsi dengan skor total
1425. " jadi konsumsi sayur
yang banyak di pagi hari
dengan skor 448 dan
konsumsi sayur paling sedikit
pada malan hari sebesar skor
103, rata-rata anak konsumsi
sayur lebih sering di pagi hari,
dan konsumsi sayur yang
paling banyak di konsumsi
adalah rata-rata wortel dan
bayam masing-masing
mendapatkan skor 105 dan 90.
Hal ini sejalan dengan
penelitian Andika
Mohammad, Siti Madanijah.
“Hubungan antara
pengetahuan dan sikap gizi
dengan konsumsi buah dan
sayur usia sekolah dasar di
Bogor”. Jenis buah dan
sayuran yang paling sering
dikonsumsi di SDN
kabupaten adalah jambu biji
dan wortel sedangkan SDN
kota adalah pepaya dan
bayam. Konsumsi buah dan
sayur di SDN kota ( ≥ 100
g/hari dan 60-120 g/hari)
signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan SDN
kabupaten (50-100 g/hari dan
< 60 g/hari). Pengetahuan gizi
anak dan pendidikan orangtua
berhubungan positif dengan
konsumsi buah dan sayur
anak, sedangkan uang saku,
ketersediaan buah, dan
pendapatan keluarga
berhubungan positif dengan
konsumsi buah anak. Hal ini
berarti bahwa semakin baik
pengetahuan gizi maka
semakin baik perilaku
konsumsi buah dan sayur
subjek dan sebaliknya.
Menurut Atikah dalam jurnal
gizi, 2008), dalam Dejesetya,
2015). Adapun faktor-faktor
hambatan yang
mempengaruhi anak pra
sekolah. Dalam konsumsi
sayur dan buah pada anak
dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi
preferensi makanan anak,
pengaruh orangtua,
pendapatan keluarga, dan
ketersediaan sayur dan buah
di keluarga. Faktor eksternal
meliputi pengaruh teman,
pengaruh pesan media,
pengetahuan gizi, pendidikan,
pekerjaan, lingkungan sosial
dan budaya, dan lingkungan
masyarakat pesisir.
3. Hubungan antara
kemampuan ibu mengolah
sayur dengan konsumsi
sayur pada anak pra sekolah
usi (4–6 tahun) di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono
Kabupaten Jember.
Hasil uji statistic
diperoleh nilai = 0,038 dengan
nilai signifikan < 0,05 yakni
dengan tingkat kesalahan 5%
maka dapat disimpulkan ada
hubungan kemampuan ibu
mengolah sayur dengan
konsumsi sayur pada anak
usai pra sekolah (4-6 Tahun)
di TK Mambul Ulum
Kampung Tengah Sukowono
Kabupaten Jember. Dan nilai r
(korelasi koefisien) = -0,237
menandakan hubungan lemah
artinya yang mempengaruhi
rendahnya jumlah konsumsi
sayur pada anak dipengaruhi
oleh orangtua yang tidak dapat
menyediakan sayur dirumah,
sehingga anak tidak dapat
konsumsi sayur serta
mengalami keterlambatan
dalam mengenal sayur.
Menurut Pearson, 2008
dalam Hermina, 2014)
konsumsi sayur yang kurang
pada anak di pengaruhi oleh
orangtua hal ini merupakan
faktor yang sangat penting
dalam konsumsi sayur dan
buah pada anak usia
prasekolah karena anak-anak
pada usia tersebut lebih sering
berada di rumah sehingga
ketika makan pun tergantung
dengan apa yang disediakan di
rumah.
Orang tua khususnya ibu
pada dasarnya berkewajiban
untuk menyajikan kondisi
yang menguntungkan bagi
pertumbuhan dan
perkembangan bagi anaknya.
Begitu juga dalam hal
pemenuhan kebutuhan
jasmani, dalam hal ini
berkaitan dengan pemenuhan
gizi pada makanan yang
dikonsumsi sehari–hari oleh
anak. Masa kanak–kanak
paling sering dikeluhkan oleh
orang tua adalah sebagai
masa dimana anak sangat
sulit untuk makan, apalagi
makanan rumahan yang
diracik sendiri oleh ibunya.
Bahkan, terdapat banyak
orang tua yang putus asa
karena anaknya sangat sulit
makan sehingga mereka
membiarkan anak-anaknya
membeli jajanan yang
memang mereka sukai
dibandingkan dengan
makanan olahan ibunya
sendiri yang menurut mereka
kurang lezat. Maka
seharusnya masa kanak-
kanak harus sudah terbiasa
dengan konsumsi sayur untuk
pemenuhan gizi bagi anak
tersebut.
B. Implikasi Terhadap
Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat
meningkatkan wawasan,
pengetahuan di bidang
keperawatan anak. Peneliti
memberikan gambaran pada
pendidikan dan ibu terhadap
kemampuan ibu mengolah
sayur dengan konsumsi sayur
pada anak pra sekolah. Hasil
penelitian ini diharapkan
dapat menambah
perkembangan ilmu dalam
keperawatan anak lebih
banyak serta mengkaji
tentang berbagai faktor-faktor
yang mempengaruhi
kemampuan ibu dalam
mengolah sayur.
Hasil penelitian ini dapat
meningkatkan wawasan, ilmu
pengetahuan di bidang
keperawatan anak yang ada di
wilayah TK Sukowono
Kabupaten Jember, peneliti
berharap memberikan
pendidikan kesehatan secara
berkelanjutan supaya anak
usia pra sekolah (4-6 tahun)
tidak mengalami kurangnya
gizi dari sayur, sehingga anak
kebutuhan gizinya terpenuhi.
Keperawatan komunitas yang
ada di wilayah puskesmas
sukowono diharapkan
pendidikan kesehatan secara
berkelanjutan tentang
kemampuan ibu mengolah
sayur, sehingga ibu dapat
menerapkan kemampuan ibu
mengolah sayur dengan
konsumsi sayur pada anak.
Kemampuan ini mengaitkan
serta menghubungkan
penyediaan air bersih untuk
mencuci sayur serta tempat
atau dapur bersih untuk
menjaga kebersihan sayur
yang akan di konsumsi,
supaya tidak mudah diserang
bakteri maupun virus serta
kotoran yang menempel pada
sayur, dengan ibu mempunyai
kemampuan mengolah sayur
dengan cara mengenal sayur
yang baik, memilih sayur
yang baik, memasak sayur
yang baik, dan menyajikan
sayur yang baik untuk
menunjang kesehatan masa
depan keluarga. Petugas
kesehatan khususnya perawat
dapat berperan penting dalam
memberikan pendidikan
kesehatan tentang mengolah
sayur yang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian
dapat di ambil kesimpulannya
sebagai berikut:
1. Kemampuan ibu dalam
mengolah sayur cukup
sebanyak 49 orang (63,6%),
kemampuan ibu dalam
mengolah sayur baik sebanyak
28 orang (36,4%).
2. Konsumsi sayur yang kurang 9
anak (11,7%), cukup sebanyak
58 anak (75,3%), baik
sebanyak 10 anak (13,0%).
3. Ada hubungan antara
kemampuan ibu mengolah
sayur dengan konsumsi sayur
pada anak usia pra sekolah (4-6
tahun) di TK Mambaul Ulum
Kampung Tengah Sukowono
Kabupaten Jember dengan p
value = 0,038
B. Saran
1. Bagi responden (Ibu) di TK
Mambaul Ulum Kampung
Tengah Sukowono Kabupaten
Jember.
Bagi orangtua khususnya ibu
yang setiap hari mengetahui
cara mengolah sayur yang
baik, kemampuan ini dapat
menunjang konsumsi sayur
anak, serta ibu dapat
mengetahui cara makan anak
dengan konsumsi makanan
sehat serta teratur, untuk lebih
memerhatikan kebutuhan anak
dalam konsumsi setiap harinya
khususnya sayur dan buah
dimana sayur dan buah yang
banyak manfaat dan kaya
kandungnnya.
2. Bagi guru di TK Mambaul
Ulum Kampung Tengah
Sukowono Kabupaten Jember.
Guru sehendaknya mampu
untuk melakukan pemberian
edukasi terhadap anak
didiknya dalam kemanfaatan
sayur dan buah sehingga anak-
anak jika sudah dirumah
mudah untuk
mengaplikasiannya, jadi untuk
lebih mudah orangtua dalam
memberikan asupan gizi yang
baik bagi anak tersebut serta
di dasari dengan kemampuan
ibu yang dapat mengolah
sayur yang baik.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Di sarankan sebagai bahan
pembelajaran dalam
melaksanakan pelayanan
ketenagakerjaan khususnya di
bidang kesehatan
(keperawatan) untuk di
berikan penyuluhan pada ibu
maupun anak dengan
kemanfaatan sayur dan buah
dan dapat dilakukan di
institusi seperti sekolah,
puskesmas, rumah sakit dll.
4. Bagi peneliti
Peneliti mengharapkan untuk
penelitian selanjutnya supaya
lebih banyak untuk
dilakukannya penelitian
terkait ini karena peneliti
melihat masih sedikit yang
menyangkut penelitian ini.
Supaya dapat mengetahui
pentingnya konsumsi sayur
terhadap anak usia Pra sekolah
serta bagi ibu mengetahui
manfaat sayur bagi anak untuk
mengkonsumsi sayur.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana Dian, 2011. Tumbuh
kembang dan terapi bermain
pada anak. Jakarta. Salemba
Medika
Aisyah, H. 2016. Pengaruh
bibilioterapi terhadap pola
makan sayur pada anak usai
sekolah 7-12 tahun di SD
Muhammadiyah 1 Tanggul
Jember.
Andika, Muhammad., Siti
Madaniyah. 2015. Konsumsi
buah dan sayur anak usia
sekolah dasar di Bogor Vol :
10 No : 1. Di akses 20
Desember 2016
http://download.portalgaruda.
org
Burhandusin , Ichsan, dkk. 2015.
Penyuluhan pentingnya
sayuran bagi anak-anak di
TK Aisyiyah Kwadungan,
Trowangsan, Malangsiwan,
Colomadu, Karanganyar
Jawa Tengah Vol : 18 No: 1.
Di akses 06 maret 2017
http://download.portalgaruda.
org
Candrawati, erlisa, dkk. 2014.
Ketersedian buah dan sayur
dalam keluarga sebagai
strategi intervensi
peningkatan konsumsi buah
dan sayur anak usia pra
sekolah Vol : 2 no : 3. Di
akses 27 Desember 2016
http://download.portalgaruda.
org
Dejetya, M.P. 2015. Pola Konsumsi
Sayur Dan Buah Anak usia
4-6 tahun pada Masyarakat
Pesisir Desa Randusanga
Kulon Brebes.
http://download.portalgarud
a.org diakses pada tanggal
15 Desember 2016
Dewi Rizki, dkk 2015. Teori &
Konsep Tumbuh Kembang
Bayi, Toddler, Anak dan Usia
Remaja. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Endrika, A., Erwin, C., Elda, N .
2015. Kecukupan Konsumsi
Sayur dan Buah pada Siswa
SMA negeri 01 Kuanta
Hilir.
http://download.portalgarud
a.org di akses 21 Desember
2016
Handayani, L.T. 2014. Buku Ajar
Statistik Inferensial.
Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Jember. Tidak
Dipublikasikan.
Hasanah, Airin Nurul, 2012.
Gambaran perilaku ibu
dalam penyedian sayur
keluarga di kelurahan Pasir
Bidang Kecamatan Sarudik
Kabupaten Tapanuli
Tengah.
http://media: peneliti.com di
akses 06 Juli 2017
Indira, I.A., Sudirman, N., Indra, F.J.
2014. Perilaku Konsumsi
Sayur dan Buah Anak Pra
Sekolah di Desa Embatau
Kecamatan Tikala
Kabupaten Toraja Utara.
http://download.portalgarud
a.org di akses 27 Desember
2016
Nurmahmudah, kartika, dkk. 2015.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi
makan buah dan sayur pada
anak pra sekolah paud TK
sapta Prasetya Kota
Semarang. Di akses 27
Desember 2016
http://download.portalgaruda.
org
Rosidi, A., Enik, S. 2012. Peran
Pendidikan dan Pekerjaan
ibu dalam konsumsi sayur
anak pra sekolah Vol. 1 (1).
http://download.portalgarud
a.org diakses pada tanggal
20 Desember 2016
Setiadi, 2013. Konsep dan praktek
penulisan riset keperawatan.
Edisi 2. Yogjakarta. Graha
ilmu