Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia...

70
TINJAUAN TERKAIT KELENGKAPAN PENGISIAN LAPORAN OPERASI KASUS SECTIO CAESAREAN DI RSUD TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diajukan Oleh: YUYUN APRILIA SILVIANA 1 3 1 3 0 2 9 PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

Transcript of Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia...

Page 1: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

TINJAUAN TERKAIT KELENGKAPAN PENGISIAN LAPORAN

OPERASI KASUS SECTIO CAESAREAN DI RSUD TUGUREJO

PROVINSI JAWA TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Diajukan Oleh:

YUYUN APRILIA SILVIANA

1 3 1 3 0 2 9

PROGRAM STUDI

REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2016

Page 2: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TINJAUAN TERKAIT KELENGKAPAN PENGISIAN LAPORAN

OPERASI KASUS SECTIO CA ESAREAN DI RSUD TUGUREJO

PROVINSI JAWA TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Uji Hasil Penelitian

Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Diajukan oleh:

YUYUN APRILIA SILVIANA

1 3 1 3 0 2 9

Disetujui oleh:

Pembimbing :

Kori Puspita Ningsih, A.Md.,SKM Tanggal:

NPP : 2015.1.3.189

Page 3: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yuyun Aprilia Silviana

NPM : 13131029

Prodi : REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)

Instansi : STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “TINJAUAN TERKAIT KELENGKAPAN PENGISIAN LAPORAN

OPERASI KASUS SECTIO CAESAREAN DI RUMAH SAKIT TUGUREJO

PROVINSI JAWA TENGAH” ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan tidak

melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan

yang berlaku. Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya belum terdapat karya tulis ilmiah atau pendapat yang pernah

ada atau diterbitkan oleh orang lain, kecualai secra tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila

pernyataan yang dibuat ini tidak benar saya sanggup menerima konsekuensi

akademis dan hukum dikemudian hari.

Yogyakarta, September 2016

Penulis

Yuyun Aprilia Silviana

Page 4: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

iv

REVIEW OF OPERATIONS REPORT FOR FILLING COMPLETENESS

RELATED CASES SECTIO CAESAREA HOSPITAL TUGUREJO CENTRAL

JAVA PROVINCE

ABSTRACT

Background: The quality of hospital quality can be seen in the level kelengkpan

medical records, one of which at the level of completeness of operation report.

Form statements of operations is one of the forms that result in lawsuits if it is not

filled completely based on the results of preliminary studies that the level of

completeness of medical records in hospitals Tugurejo Central Java province is

still lacking in pengisianya.Objective: Review the level of completeness of

medical records, especially in the statements of operations in hospitals Tugurejo

Central Java province.Methods: The study was a qualitative descriptive cross-

sectional design, the research subjects were doctors, medical records officers,

nurses, and chief medical record installation. Data collection technique used

interview, observation and documentation study.Results: Charging operation

report filled manually report forms surgery by doctors and nurses after surgery in

the operating room, the level of completeness pegisian report the highest

operating as much as 100% in the item name, medical record number, date of

birth, age, hours of operation starts, the operation name , consistent name, nurse,

physician, diagnosis, operation steps, filling date and signature of the doctor,

while the lowest level of completeness of as much as 51.8% are on grade items.

The factors that affect the limitation of time, the bustle and the level of knowledge

of the physician in charge reports opersi, but it is also because there is appropriate

SPO because it is still not complete, the material used also affects the

completeness that is the type of paper and an item that does not fit SPO and

standards there is.Conclusion: the charging procedure statements of operations

have not been applied in accordance with standard operating procedures because it

is still not complete fully, yet their reward system and related policies for

assessment punhisment knerja medical staff in completing the operation report.

Socialization needs to be held related to the completion and correction of errors in

the statements of operations.

Keywords: Completeness, filling, operation report

Page 5: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

v

TINJAUAN TERKAIT KELENGKAPAN PENGISIAN LAPORAN

OPERASI KASUS SECTIO CAESAREAN DI RSUD TUGUREJO

PROVINSI JAWA TENGAH

INTISARI

Latar Belakang : Kualitas mutu rumah sakit dapat dilihat pada tingkat

kelengkpan rekam medisnya, salah satunya pada tingkat kelengkapan laporan

operasi. Formulir laporan operasi merupakan salah satu formulir yang

mengakibatkan tuntutan hukum jika tidak diisi secara lengkap berdasarkan hasil

studi pendahuluan bahwa tingkat kelengkapan rekam medis di RSUD Tugurejo

Provinsi Jawa Tengah masih kurang dalam pengisianya.Tujuan : Meninjau

tingkat kelengkapan pengisian rekam medis khususnya pada laporan operasi di

RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah.Metode : Jenis penelitian adalah deskriptif

kualitatif dengan rancangan cross sectional, subjek penelitian adalah dokter,

petugas rekam medis, perawat, dan kepala instalasi rekam medis. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi

dokumentasi.Hasil: Pengisian laporan operasi diisi secara manual pada formulir

laporan operasi oleh dokter dan perawat pasca operasi di ruang operasi, tingkat

kelengkapan pegisian laporan operasi tertinggi sebanyak 100% pada item nama,

nomor rekam medis, tanggal lahir, umur, jam operasi dimulai, nama operasi,

nama sisten, perawat, dokter ahli ,diagnosis, langkah operasi, tanggal pengisian

dan tanda tangan dokter, sedangkan untuk tingkat kelengkapan terendah sebanyak

51,8%, terdapat pada item kelas. Adapun faktor yang berpengaruh yakni

keterbatasan waktu, kesibukan dan tingkat pengetahuan dokter dalam mengisi

laporan opersi, selain itu juga dikarenakan belum sesuai SPO karena masih belum

lengkap, materiil yang digunakan juga berpengaruh terhadap kelengkapan yakni

pada tipe kertas dan itemnya yang tidak sesuai SPO dan standar yang ada.

Kesimpulan : prosedur pengisian laporan operasi belum diterapkan sesuai standar

prosedur operasional karena masih belum lengkap sepenuhnya, belum adanya

kebijakan terkait sistem reward dan punhisment untuk penilaian knerja staff medis

dalam melengkapi laporan operasi. Sosialisasi yang perlu diadakan terkait

kelengkapan dan pembetulan kesalahan pada laporan operasi.

Kata kunci: Kelengkapan, pengisian , laporan operasi

Page 6: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, Karena atas berkat

rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang akan

diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Achmad Yani

Yogyakarta dengan judul : “Tinjauan Terkait Kelengkapan Pengisian

Laporan Operasi Kasus Sectio Caesarean pada Di RSUD Tugurejo Provinsi

Jawa Tengah”

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang membantu memberikan dukungan serta

masukan baik secara secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat

meneyelesaikan penelitian Karya Tulis ilmiah ini dengan batas kemampuan.

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, SKM, MPH selaku ketua Stikes Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta

2. Sis Wuryanto, A.Md PerKes, SKM, MPH selaku Ketua Prodi D3 Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3. Kori Puspita Ningsih, A.Md.,SKM selaku pembimbing akademik serta

Koordinator Pembuatan Karya Tulis Ilmiah

4. Dr. Endro Suprayitno, SpKJ Selaku Direktur Utama RSUD Tugurejo Provinsi

5. Roni Rohman, A.Md.PK selaku Kepala Instalasi Rekam Medis di RSUD

Tugurejo Provinsi Tengah

Page 7: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

vii

6. Zaini Purwoko, A.Md.PK Selaku Koordinator pengoolahan Rekam Medis

dan Informasi Kesehatan di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

7. Staff karyawan RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

8. Ayah dan Ibu yang terhormat yang tiada hentinya memberikan dukungan

serta motivasi;

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

mendukung selama penelitian guna pembuatan Karya Tulis Ilmiah.;

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, Maka dari itu Peneliti berharap adanya saran dan kritik yang

membangun

Yogyakarta, Juni 2016

Peneliti

Page 8: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep...............................................................................22

Gambar 4.1 Presentase kelengkapan laporan operasi kasus section caesarean di

RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah……………………………………….....36

Gambar 4.2 Presentase kelengkapan identitas pasien pada operasi kasus section

caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah……………………………38

Gambar 4.3 Presentase kelengkapan laporan yang penting pada operasi kasus

section caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah……………………40

Gambar 4.4 Presentase kelengkapan autentifikasi pada operasi kasus section

caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah……………………………41

Gambar 4.5 Presentase kelengkapan pendokumentasian yang benar pada operasi

kasus section caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah……………..42

Page 9: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

ix

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Kelengkapan laporan operasi kasus section caesarean di RSUD

Tugurejo Provinsi Jawa Tengah………………………………………………….35

Page 10: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

x

DAFTAR SINGKATAN

1. KEMENKES : Kementrian Menteri Kesehatan

2. DEPKES : Departemen Kesehatan

3. KEPMENKES : Keputusan Menteri Kesehatan

4. PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan

5. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

6. PP : Peraturan Pemerintah

7. UU : Undang-Undang

8. SC : Sectio Caeasarean

9. KK : Konsil Kedokteran

10. SPO : Standar Prosedul Operasional

11. IBS : Instalasi Bedah Sentral

12. CM : Catatan Medis

13. RM : Rekam Medis

14. RR : Recovery Room

15. SDM : Suber Daya Manusia

16. BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

17. TPPRI : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap

Page 11: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

xi

DAFTAR CODING

A. Daftar Coding Pedoman Wawancara

Coding 1 Kewenangan pengisian laporan operasi…………………….…….......43

Coding 2 SDM dokter spesialis Sp.Og……………………………………….....43

Coding 3 SDM perawat bedah…………………………………………………..44

Coding 4 Prosedur pengisian laporan operasi…………………………………..44

Coding 5 Uraian tugas pengisian laporan operasi………………………………45

Coding 6 SPO pengisian laporan operasi…………………………………….....45

Coding 7 Materiil laporan operasi……………………………………………....46

Coding 8 Kendala dari aspek materiil laporan operasi………………………....47

Coding 9 Fasilitas Ruang Operasi…………………………………………..........47

Coding 10 Penggunaan kamar operasi…………………………………………...47

Coding 11 Aspek finansial pada laporan operasi……………………………….48

Coding 12 Alat pengisian laporan operasi……………………………………...49

Coding 13 Pengaruh ketidaklengkapan laporan operasi………………………..50

Coding 14 Tingkat kelengkapan laporan operasi………………………………..53

Coding 15 Tingkat kelengkapan identias pada laporan operasi………………...55

Coding 16 Sosialisasi pembetulan kesalahan……………………………………59

Coding 17 Faktor penyebab dari aspek SDM…………………………………...60

Coding 18 SDM Dokte…………………………………………………………...61

Coding 19 Faktor dari SPO Pengisian laporan operasi………………………….61

Coding 20 Faktor peyebab dari aspek materiil laporan operasi………..………...62

Coding 21 Identitas pasien dengan menggunakan label………………………....62

Page 12: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

xii

Coding 22 Aspek money pada pengisian laporan operasi………………………..63

Coding 23 Aspek mechine Pada Pengisian Laporan operasi…………………….64

B. Daftar Coding Responden

Responden A : Dokter Spesialis Sp.Og

Responden B : Perawat Instalasi Bedah Sentral ( Perawat Sirkuler)

Responden C1 : Petugas Analisis Rekam Medis 1

Responden C2 : Petugas Analisis Rekam Medis 2

Responden D : Petugas Pendaftaran Rawat Inap

Triangulasi : Kepala Rekam Medis

Page 13: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Rekomendasi Penelitian Online BPMD

Lampiran 2Surat ijin Studi Pendahuluan Kesbangpol DIY

Lampiran 3 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari RSUD Tugurejo

Lampiran 4 Surat ijin penelitian dari RSUD Tugurejo

Lampiran 5 Persetujuan Responden

Lampiran 6 Checklist Observasi

Lampiran 7 Checklist Dokumentasi

Lampiran 8 Transkrip hasil wawancara

Lampiran 9 Formulir Laporan Operasi

Lampiran 10 Formulir Laporan Anhestesi

Lampiran 11 SPO Pengisian Tindakan Laporan Operasi

Lampiran 12 SPO Penulisan dan Pembetulan Kesalahan

Lampiran 14 Hasil ceklist analisis

Lampiran 15 Lembar Konsul

Page 14: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

INTISARI ............................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ x

DAFTAR CODING ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A.Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

C.Tujuan ......................................................................................................................... 4

D.Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 5

E.Keaslian Penelitian ...................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

A.Tinjaun Teori............................................................................................................... 8

1. Rekam Medis ...................................................................................................... 8

2. Laporan Operasi ................................................................................................ 11

3. Kelengkapan Pengisian Rekam Medis .............................................................. 13

4. Pengisian Rekam Medis .................................................................................... 14

5. Analisis Berkas Rekam Medis .......................................................................... 16

6. Faktor Penyebab ................................................................................................ 19

7. Standar Prosedur Operasional ........................................................................... 20

B.Landasan Teori .......................................................................................................... 20

C.Kerangka Konsep ...................................................................................................... 21

D.Pertanyaan Penelitian ................................................................................................ 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23

A.Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................................ 23

Page 15: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

xv

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 24

C.Data dan Sumber data ............................................................................................... 24

D.Definisi Operasional ................................................................................................. 26

E.Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 27

F.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................................ 32

G.Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 33

H.Jadwal Penelitian ....................................................................................................... 37

I.Etika Penelitian ........................................................................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 39

A.Gambaran Umum Rumah Sakit ................................................................................ 39

B.Hasil .......................................................................................................................... 43

C.Pembahasan ............................................................................................................... 65

D.Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 80

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 81

A.Kesimpulan ............................................................................................................... 81

B.Saran .......................................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85

Page 16: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah sebuah instalasi yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan secara profesional. Dalam menjalankan fungsinya rumah sakit harus

mampu menyediakan pelayanan yang berkualitas dan bermutu terhadap pasien.

Rumah sakit wajib menyelenggarakan kegiatan rekam medis sesuai dengan

undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Menurut Permenkes

269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis atau medical record yang

merupakan landasan hukum, semua tenaga medis dan para medis di rumah sakit

yang terlibat penyelenggaraan rekam medis dapat melaksanakannya.

Penyelenggaraan rekam medis telah diatur dalam Pemenkes No.

269/Menkes/Per/III/2008/RM Medical Record pasal 5, ayat (4) yakni setiap

dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat

rekam medis, rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien

menerima pelayanan dan harus dibubuhi dengan nama, waktu dan tanda tangan

dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan

kesehatan langsung. Rekam Medis berisi berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Kelengkapan pengisian berkas rekam medis berpengaruh besar terhadap

mutu pelayanan rumah sakit yang berkualitas. Menurut Kepmenkes (2008)

Kelengkapan pengisian rekam medis adalah rekam medis yang telah diisi lengkap

Page 17: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

2

oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan maupun

setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang yang meliputi identitas pasien,

anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tidak lanjut dan resume yang

harus dilengkapi pada kurun waktu yang telah ditentukan sesuai standar .

Kelengkapan berkas pada setiap rumah sakit akan berbeda, hal ini bisa

dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sumber daya

manusia dan faktor materiil. Menurut (KARS,2012), Sumber daya manusia yang

berhak mengisi rekam medis pasien adalah mereka yang mendapat wewenang

untuk mengisi rekam medis, contohnya dokter, perawat dan tenaga klinis lainnya

yang berwenang mengisi berkas rekam medis. Faktor materiil yang dimaksud

adalah kelengkapan berkas rekam medis itu sendiri.

Berdasarkan Pemenkes 269 tahun 2008 Rekam medis pasien rawat inap

yang lengkap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya waktu 5 (lima)

tahun dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan. Rekam medis yang

disimpan atau diabadikan harus memiliki nilai guna, lembar apa saja yang

diabadikan berdasarkan kebijakan pada masing-masing rumah sakit.

Laporan operasi harus segera dibuat setelah pembedahan serta kemudian

di dokumentaikan di berkas rekam medis. Sesuai penjelasan diatas bahwa

kelengkapan standar pelayanan minimal rekam medis ≤24 jam, hal ini berlaku

juga untuk laporan operasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti laksankan pada tanggal 14

Juni 2016 di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah dengan melakukan observasi

dan wawancara pada petugas rekam medis pada saat penyusutan rekam medis

Page 18: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

3

bahwa lembar formulir yang diabadikan diantaranya yakni, lembar ringkasan

masuk keluar, Resume medis, catatan perkembangan pasien, identifikasi bayi baru

lahir, lembar kasus PPKPA (Program Perlindungan Kekerasan Perempuan dan

Anak), lembar persetujuan pulang paksa, lembar visum et repertum, lembar

anestesi, informed consent dan lembar laporan operasi. Diketahui pula dari

Laporan 10 Besar Tindakan Operatif Grup Unit Rawat Inap RSUD Tugurejo

Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 bahwa kasus sectio caesarean menjadi tindakan

terbanyak rangking 1 dalam kategori 10 besar tindakan 2015. Pada periode

triwulan I tahun 2016 tindakan sectio caesarean kembali menjadi tindakan

rangking 1 dalam kategori 10 besar tindakan di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa

Tengah.

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti pada Laporan Rekapitulasi

Kelengkapan Bulan Mei Tahun 2016 di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah,

Presentase kelengkapan rekam medis keseluruhan yang dinyatakan lengkap

sebanyak 41,0% atau 770 dokumen lengkap dari keseluruhan berkas sebanyak

1880, sedangkan presentase rekam medis tidak lengkap 59,0% atau 1110 dari

1880 dokumen rekam medis.

Berdasarkan latar belakang diatas serta mengingat pentingnya nilai guna

laporan operasi peneliti tertarik untuk melakukan penlitian lebih mendalam

terhadap “Tinjauan terkait kelengkapan pengisian laporan operasi kasus sectio

caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah”.

Page 19: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui “Bagaimana

Tinjauan Terkait Kelengkapan Pengisian Laporan Operasi kasus sectio caesarean

di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tinjauan Terkait Kelengkapan Pengisian Laporan Operasi

kasus Sectio caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pelaksanaan pengisian laporan operasi

b. Mengidentifikasi tingkat kelengkapan pengisian laporan operasi

c. Mengetahui faktor penyebab terkait kelengkapan pengisian laoran

operasi

Page 20: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penulis dapat menambah wawasan pengetahuan di bidang rekam

medis terutama terkait kelengkapan khususnya pada laporan operasi. Peneliti

juga dapat megidentifikasi masalah yang dihadapi oleh instalasi rekam medis

terkait kelengkapan rekam medis dalam rangka peningkatan mutu rekam medis

2. Bagi Rumah Sakit

Manfaat penelitian ini bagi rumah sakit dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi pihak rumah sakit terkait kelengkapan catatan pada laporan

operasi.

3. Bagi Petugas Rekam Medis

Hasil penelitian terkait kelengkapan rekam medis ini diharapkan dapat

digunakan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rekam medis

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat

digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian maupun bahan

pertimbangan bagi mahasiswa D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

maupun bagi pihak lainnya.

Page 21: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

6

E. Keaslian Penelitian

1. (Hidayat, 2012) melakukan penelitian dengan judul “ TINJAUAN

TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN LAPORAN TINDAKAN

OPERASI DI RUMAH SAKIT PELNI PETAMBURAN”. Jenis penelitian ini

menggunakan metode dekriptif . Populasi Subjek dalam penelitian ini adalah

berkas rekam medis, sampel yang diambil sebanyak 90 berkas dari 191

populasi yang tersedia. Teknik pengumpulan data menggunaka teknik

pengamatan, wawancara dan tudi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa angka ketidaklengkapan pengisian laporan operasi sebanyak 0% yakni

pada item obat-obatan yang digunakan selama tindakan operasi, 8,88% pada

jam operasi, 10% pada dokter anetesi yang tidak terisi, jam mulai dan selesai

operasi yang tidak terisi sebanyak 22%, metode anetesi sebanyak 42% dan

asisten anetei sebanyak 10%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

(Hidayat,2012), terletak pada jenis penelitian dan jenis populasi yang diambil,

Sedangkan perbedanya yakni pada teknik pengumpulan data yang digunakan.

2. (Mahyunita, 2011), melakukan penelitian dengan judul “TINJAUAN

KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN DAN

LAPORAN PSIKIATRIK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT JIWA

SAMBANG LIHUM TAHUN 2011”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian yang diambil

sebanyak 134 rekam medis paien rawat inap. Teknik pengumpulan data

Page 22: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

7

dilakukan dengan menggunakana teknik wawancara, observasi dan telaah

terhadap rekam medis rawat inap yang telah diisi.

Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan laporan psikiatrik 39%, catatan

perkembangan 63,6%, asuhan keperawatan 72,2%, laporan pengobatan 73%,

permohonan konsultasi 46,17%, laboratorium 81,3%, tindakan psikologi

45,7% dan resume 70,03%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

(Mahyunita, 2011) yakni terletak pada jenis penelitian serta teknik

pengumpulan data, sedangkan perbedaannya yakni metode pendekatan serta

fokus penelitian pada lembar yag berbeda.

Page 23: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Sejarah RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

a. Tahun 1952

Pada tahun 1952 RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah dibangun

sebagai rumah sakit khusus kusta yang didirikan oleh Dinas

Pemberantasan Penyakit Kusta provinsi Jawa Tengah.

b. Tahun 1999

Rumah sakit umum Daerah Tugurejo semarang pada masa awal

berdirinya, merupakan rumah sakit khusus untuk pasien kusta. Seiring

dengan perkembangan kebutuhan masyarakat , maka pada tahun 1999

secara bertahap berkembang menjadi rumah sakit yang membuka

pelayanan untuk pasien umum

c. 1999-2000

Bangunan awal yang digunakan adalah bekas perusahaan dengan tanah

eigendom perping no.30 dan No. 312 yang dibeli oleh Dinas dengan surat

keputusan DPD Daerah swatantra tingkat I Jawa Tengah tertanggal 26

juni 1959 no.K12/6/13 dengan nominal Rp.105.000,00. Dimana

pelaksanaan pembeliannya diserahkan pada Daerah Swantatra Tingkat I

Jawa Tengah Semarang,

Page 24: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

40

d. Tahun 2000

pada tanggal 26 Desember pemerintah meresmikan rumah sakit kusta ini

menjadi rumah sakit umum kelas c melalui keputusan pemerintah

meningkatakan Kesehatan dan kesejahteraan Sosial N0. 1810/Menkes-

Kesos/SK/XII/2000 tentang perubahan status rumah sakit khusus menjadi

rumah sakit umum.

e. Tahun 2003

RSUD Tugurejo mengalami perkambangan yang demikian pesat hingga

dalam waktu tiga tahun yaitu pada tanggal 19 November 2003 pemerintah

meningkatkan status menjadi Rumah sakit kelas B melalui keputusan

Menteri Kesehatan RI No 1600/Menkes/SK/XI/2003 tentang peningkatan

kelas B non Pendidikan Rumah Sakit Daerah Tugurejo Semarang milik

pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

f. Tahun 2007

Pada 16 Maret 2007 RSUD Tugurejo tersertifikasi ISO 90001: 2000

untuk 7 pelayanan utama dan penunjang pelayann lainnya. 6 Februari

2008 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo terakreditasi dengan status

penuh tingkat lengkap dengan 16 bidang pelayanan, dengan sertifikat

no.01-10/111/359/08.

g. Tahun 2008

Pada tanggal 7 Juni 2008 peraturan daerah nomor 8 tahun 2008 tentang

organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah dan 29 Juli 2008 RSUD Tugurejo

Page 25: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

41

menjadi model akreditasi untuk 5 pelayanan yaitu adminitrasi manajemen

pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan perawatan,

pelayanan rekam medik denga sertifitak no.HK.03.05/111/2689/08.

h. Tahun 2009

Tahun 2009 RSUD Tugurejo ditetapkan menjadi pola pengelolaan

keuangan badan layananan umum daerah penuh berdasarkan surat

keputusan Gubernur Jawa Tengah pada 1 Januari 2009. Tepat 16 Maret

2010 RSUD Tugurejo terserifikat ISO 9001: 2008 untuk manajemen

mutu.

i. Tahun 2011

Pada tanggal 17 Maret 2011 terakreditasi penuh tingkat lengkap (16

bidang pelayanan) yang kedua.

j. Tahun 2012

Pada 9 Agustus 2012 penghargaan Citra Bakti Kinerja Pelayanan Publik

Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

2. Lokasi

Lokasi RSUD Tugurejo sangat strategis berada di bagian Barat Semarang

berjarak 15 km dari pusat kota Semarang tepatnya di jalan raya Tugurejo,

Rumah sakit Tugurejo dikelilingi oleh perumahan penduuduk yang padat

serta lingkungan industri yang potensial, seperti kawasan industri candi

dan kawasan industri Gunamekar.

Page 26: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

42

3. Luas

Rumah sakit khusus kusta Semarang di Tugurejo dibangun oleh Dinas

Pemberantasan Penyakit Kusta Provinsi Jawa Tengah yang menempati

lahan seluas 21.150 .

4. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

Rumah sakit prima, mandiri dan terdepan dalam pelayanan.

b. Misi

1) Memberikan pelayanan kesehatan secara efisisen dan

mengembangkan pelayanan unggulan.

2) Meningkatkan rofsionalisme SDM, kesehatan yang berdaya

saing.

3) Mengembangkan sarana dan prasarana RS yang aman dan

nyaman

4) Meningkatkan rogram pengembangan mutu pelayanan medis

dan non medis scara berkesinambungan.

5) Mewujudkan kemandirian, efisiensi, efektifitas dan

fleksibilitas pengelola keuangan.

6) Menjadi puast pendidikan kedokteran dan kesehatan lain, serta

penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan.

c. Motto

“kesembuhan dan kepuasan Anda adalah kebahagiaan Kami”.

Page 27: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

43

B. Hasil

1. Pelaksanaan Pengisian Laporan Operasi

a. SDM

Laporan operasi merupakan laporan atau catatan tindakan operasi yang

dilakukan terhadap pasien, Laporan operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa

Tengah diisi di ruang operasi setelah kegiatan operasi selesai

Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden, pengisian laporan

operasi diisi oleh dokter yang melakukan operasi. Hal ini sesuai dengan oleh

pernyataan dari triangulasi ( Coding 1):

Hal ini juga disampaikan oleh responden A bahwa yang melakukan pengisian

laporan operasi adalah yang melakukan tindakan operasi

Adapun jumlah dokter spesilis Sp.Og sebanyak enam dokter , hal ini senada

dengan pernyataan responden B ( Coding 2):

“yang berwenang mengisi ya dokter yang melakukan operasi”

Triangulasi

“kalau ngisi laporan operasi itu ya yang ngoperasi ya melakukan”

Responden A

“o…Sp.Og nya ada enam”

Responden B

Page 28: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

44

Untuk tenaga perawat bedah atau sirkuler sendiri sebanyak tigapuluh lima

perawat. Perawat bedah tidak dibedakan antara perawat bedah kasus sectio

caesarean maupun dengan kasus lain. Hal ini juga disampaiakn oleh

responden sebagai berikut ( Coding 3):

Prosedur pengisian laporan operasi di RSUD Tugurejo provinsi Jawa

Tengah diisi sesuai tahapan-tahapan pengisian yang ada di laporan operasi

yakni laporan operasi diisi setelah selesai operasi . Hal ini di ungkapkan oleh

responden seperti berikut ( Coding 4):

Hal senada juga disampaikan oleh triangulasi.

Berdasarkan hasil observasi peneliti tidak dapat melihat atau

mengobservasi secara langsung proses pengisianya dikarenakan proses

engisian laporan dilakukan di ruang operasi pasca operasi selesai

dilaksanakan. Sedangkan dari hasil studi dokumentasi terdapat SPO No.

10/SPO/00/A-003, yang mengatur terkait pengisian laporan tindakan operasi.

“ya setiap yang kita lakukan step by step yang penting kita tulis,

mengisinya ya setelah operasi selalu setelah operasi selesai”

Responden A

“prosedurnya ya diisi dokter setelah selesai operasi ya”

Triangulasi

“perawat bedahnya ada tigapuluh enam, untuk SC semuanya bisa melakukan.

Responden B

Page 29: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

45

Adapun ketentuan uraian tugas atau job description terhadap siapa yang

mengisi operasi sudah ada. Hal ini diungkapakan oleh responden sebagi

berikut. ( Coding 5):

b. Methode

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan selama penelitian,

Responden A mengungkapakan bahwa SOP terkait prosedur pengisian

laporan operasi sudah ada dan sudah dilaksanakan ( Coding 6):

Berdasarkan hasil studi dokumentasi SOP terkait pengisian laporan operasi,

sudah ada di bagian komite medik rumah sakit Menurut pernyataan dari

Triangulasi sudah ada sosialisai terkait adanya SPO pengisian laporan

operasi, seperti berikut

Berdasakan hasil studi dokumentasi berdasar SPO bahwa ada item-item

yang harus diisi oleh perawat dan item yang harus diisi dokter. Adapun item

yang diisi oleh perawat adalah item, nama pasien, tanggal lahir, nomor

rekam medis, pavilion, kelas, tanggal tindakan operasi, nama ahli bedah,

nama asisten dan nama perawat. Adapun item yang harus diisi ole dokter

“kalau jobdisknya ada, untuk perawatnya ya ada kalau dokternya ya eeee...

mungkin ya ada sudah ada sendiri-sendiri”

Responden B

“ya udah ada,”

Responden A

“Kemungkinan sudah ada…”

Triangulasi

Page 30: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

46

yakni, diagnosa pra operatif, diagnosa post operatif, jaringan yang

diinsisi/exsisi, pemeriksaan PA kalau perlu, estimasi keluaran daragh, nama

macam operasi, tangal operasi, jam operasi mulai, jam operasi selesai,

lamanya operasi berlangsung, langkah-langkah operasi samapai penutupan

luka operasi, temuan selama operasi.

c. Materiil

Berdasarkan wawancara bahwa laporan operasi menggunakan kertas

hvs ukuran f4, type NCR, berlapis tiga yakni warna merah, kuning, dan

putih , untuk berwarna merah untuk klaim BPJS dan untuk warna kuning

dan putih untuk didokumentasikan pada berkas rekam medis atau biasanya

disebut dengan CM. Dari hasil studi dokumentasi sudah ada formulir

laporan operasi dengan nomor formulir RM3 dengan nama formulir yakni

laporan operasi. Hal ini senada dengan pernyataan dari triangulas

( Coding 7):

Untuk kendala bagi materiil pada prosses pengisian tidak terdapat

kendala untuk proses pengisian pada formulir laporan operasi, hal ini

disampaikan oleh responden A yang mengunkapkan bahwa formulir laporan

operasi sudah sesuai standar. ( Coding 8):

“Yang merah untuk billing klaim itu ya, yang kuning sama putih ke CM”

Triangulasi

“nggak ada, nggak ada kendala, ndak udah standar itu standar akreditasi”

Responden A

Page 31: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

47

Hal senada juga dibenarkan oleh pernyataan dari triangulasi bahwa untuk

formulir laporan operasi sudah sesuai standar akreditasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan sudah adanya

formulir laporan operasi sesuai dengan pernyataan yang telah diungkapkan

oleh responden diatas, akan tetapi observasi hanya sebatas melihat formulir

yang ada di rumah sakit dikarenakan peneliti tidak dapat melihat proses

pembuatan formulir dikarenakan pihak ketiga diluar rumah sakit yang

membuat formulir. Dari hasil observasi untuk fasilitas seperti ruang operasi

terdapat tiga ruang operasi yang tersedia. Ruang operasi seluruhnya

digunakan untuk melakukan keseluruhan operasi baik kasus sectio

caesarean maupun kaus bedah yang lain. Adapun pernyataan dari

responden yakni sebagai berikut ( Coding 9):

Ruang operasi yang semuanya digunakan untuk operasi masih antri untuk

keperluan operasi, hal ini juga disampaikan oleh responden ( Coding 10):

“kendala saya rasa itu ndak ada sih dalam arti form itu sudah

menggadopsi dari stndart lembar operasi dan sudah sesuai dengan

standar akreditasi”

Triangulasi

“Ruang operasinya ada tiga, dipakai semua.”

Responden B

“oh.. antri itu”

Responden B

Page 32: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

48

Hal senada juga disampaiakan oleh responden A, bahwa untuk operasi

masih rebutan.

d. Money

Berdasarkan hasil wawancara terkait aspek finansial dalam prosedur

pengisian laporan operasi, selama ini tidak ada kendala terkait finansial.

Sampai saat ini untuk penilaian kinerja staff elum menerapkan sistem

reward dan punhisment terkait pengisian laporan operasi. Berdasarskan

hasil studi dokumentasi belum ada SPO maupun kebujakan terkait sistem

reward dan punhisment. Hal ini disampaikan oleh responden A yang

mengungkapkan selama ini belum pernah tau ada kebijakan seperti diatas.

( Coding 11):

“nggak ada, ndak pernah tau tuh..”

Responden A

“disini operasinya rebutan”

Responden A

Page 33: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

49

e. Mechine

Berdasarkan hasil wawancara bahwa pengisian rekam medis yang

salah satu formulir didalamnya adalah formulir laporan operasi yang

pengisianya masih secara manual yakni ditulis dengan menggunakan

bolpoint. Berdasarkan hasilstudi dokumentasi dan observasi pengisian

rekam medis masih manual dengan menggunakan formulir dengan nomor

RM 3 dengan judul formulir laporan operasi. Hal ini senada dengan

pernyataan responden, bahwa pengisian rekam medis dan salah satunya

pengisian laporan operasi masih manual ( Coding 12):

Penggunaan label identitas pasien digunakan untuk mengurani tinkat

kesalahan dalam penisian laporan operasi. Untuk item-item yang terdapat

pada laporan operasi memang harus diisi secara manual dengan menuliskan

pada formulir laporan operasi, hal ini dikarenakan selaian menjadi alat bukti

hokum yang sah juga karena apada setiap operasi sectio caesarean hasil

detail disetiap operasi akan berbeda.

“Manual, karena masih rekam medis manual ,belum sistem elektronik

ya”

Tringulasi

Page 34: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

50

2. Mengidentifikasi tingkat kelengkapan pengisian laporan operasi

Laporan operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah merupakan

salah satu lembar formulir yang ada didalam rekam medis yang harus di lengkapi

sesuai aturan adan kebijakan rumah sakit. Tingkat kelengkapan rekam medis

termasuk salah satunya laporan operasi sangat berpengaruh terhadap berbagai

aspek diantaranya berpengaruh terhadap aspek financial dan juga catatan medis

pasien. Hal ini senada dengan pernyataan dari triangulasi ( Coding 13):

Dalam penelitian ini mentiikberatkan pada lembar laporan operasi karna

lembar laporan operasi memiliki banyak pengaruh di lihat dari berbagai aspek.

Peneliti menganilisis kelengkapan laporan operasi, halini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kelengkapan laporan operai d RSUD tugurejo Provinsi

Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai responden laporan operasi

memang sudah cukup tinggi angka kelengkapanya, akan tetapi tetap saja ada item

yang tidak terisi Hal ini belum sesuai dengan standar pelayanan minimal

kelengkapan rekam medis yang mencapi 100% , sehingga hal ini akan berdampak

besar apabila ada tuntutan hukum dari pihak pasien

Peneliti melakukan analisis sebnayak 56 laporan operasi kasus sectio

caesarean di dalam berkas rekam medis pasien rawat inap pada bulan juni 2016.

“rekam medisnya tidak akurat ya itu kalau tidak lengkap kalau dari klaim nya

kalau dari keuangan kalau laporan operasi ndak diisi ndak bisa cair itu BPJS nya

iya kan, ndak bisa diklaimkan”

Triangulasi

Page 35: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

51

Tabel 4.1

Kelengkapan Data Pada Lembar Laporan Operasi

Kasus Sectio Caesarean di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

No. Item Jumlah Prosentase ( %)

Ada Tidak Ada Tidak

Identitas

1 Nomor RM 56 0 100,0 0,0

2 Nama 56 0 100,0 0,0

3 Umur 56 0 100,0 0,0

4 Tgl Lahir 56 0 100,0 0,0

5 Kelas 29 27 51,8 48,2

6 Paviliun 51 5 92,0 8,0

Laporan yang penting

6 Tanggal operasi 56 0 100,0 0,0

7 Jam Operasi Dimulai 56 0 100,0 0,0

8 Jam Operasi Selesai 42 14 75,0 25,0

9 Lama Op. Berlangsung 30 26 53,6 46,4

10 Diagnosa Pra Operasi 56 0 100,0 0,0

11 Diagnosa Post operasi 56 0 100,0 0,0

12 Jaringan yg Diexsisi/ insisi 55 1 98,2 1,8

13 Estimasi keluaran Darah 55 1 98,2 1,8

14 Nama Operasi 56 0 100,0 0,0

15 Nama ahli bedah 56 0 100,0 0,0

16 Nama Asisten 56 0 100,0 0,0

17 Nama Perawat 56 0 100,0 0,0

18 Langkah-langkah operasi 56 0 100,0 0,0

Autentifikasi

19 Nama terang dokter 52 4 92,9 7,1

20 Tanda tangan dokter 56 0 100,0 0,0

Pendokumentasian yang benar

21 Pembetulan kesalahan 30 26 53,6 46,4

22 Tanggal pengisian 56 0 100,0 0,0

Rata-Rata Kelengkapan Laporan Operasi 51,5 4,5 88,4 11,6

Sumber: Data Primer Penelit

Page 36: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

52

Sumber : Data Primer Peneliti

Gambar 4.1 Persentase kelengkapan laporan operasi kasus section

caesarean Di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

Page 37: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

53

Berdasarkan garfik diatas diketahui bahwa tingkat kelengkapan laporan

mencapai angka kelengkapan tertinggi 100% yakni pada item nomo rekam medis,

nama, umur, tanggal lahir, tanggal operasi, jam operasi dimulai, dianosa pra

operasi, diagnose pst operasi, nama operasi, nama ahli bedah, nama asisten, nama

perawat, langkah-langkah operasi, tanda tangan dokter, dan tanggal pengisian,

sedangkan untuk tingkat kelengkapan terendah yakni pada item kelas dengan

persentase sebanyak 48,2%.Pernyataan diungkapkan triangulasi bahwa tingkat

kelengkapan laporan operasi sudah cukup meningkat sebagai berikut

( Coding 14):

Untuk hasil yang lebih akurat terkait tingkat kelengkapan laporan operasi, maka

dibagi menjadi empat kriteria yaitu kelengkapan data sosial pasien (Identitas

Pasien), bukti rekaman (Laporan yang penting), kebasahan rekaman

(Autentifikasi) , dan tata cara penilaian (pendokumentasian yang benar).

a. Analisis kelengkapan identitas pasien pada laporan operasi kasus sectio

caesarean

Analisis kelengkapan data sosial atau identitas pasien dilakukan dengan

melihat item-item pada kriteria identitas pasien pada lembar laporan operasi

yang terbagi menjadi dua kriteria penilaian keterisian yakni ada dan tidak.

Selain itu juga dilakukan perhitungan untuk masing-masing kriteria sehingga

didapatkan hasil persentase seperti dibawah ini :

“tingkat kelengkapan ? tingkat kelengkapanya mungkin sudah cukup tingi ya

mungkin lho diatas 80%”

Triangulasi

Page 38: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

54

Sumber: Data Primer Peneliti

Gambar 4.2 Persentase Kelengkapan Identitas Pasien Pada Laporan Operasi

di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan gambar 4.2 diketahui dari 56 laporan operasi kasus sectio

caesarean yang diteliti , untuk item nomor rekam medis, nama pasien, umur

serta tanggal lahir telah mencapai angka kelengkapan yakni 100 %

sedangkan untuk tingkat kelengkapan terendah terdapat pada item kelas yang

mencapai angka ketidaklengkapan sebanyak 48,2%. Tingkat kelengkapan

identitas yang sudah cukup tinggi juga disampaikan oleh responden

( Coding 15):

“Sudah bagus sekarang, “

Responden C2

Page 39: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

55

b. Analisis kelengkapan laporan yang penting pada laporan operasi kasus sectio

caesarean

Analisis laporan yang penting pada laporan operasi dilakukan dengan

cara melihat item, tanggal operasi, jam operasi dimulai, jam operasi selesai,

lama operasi, diagnosa pra operasi, diagnosa post operasi, jaringan yang

diexsisi/insisi, estimasi keluaran darah, nama operasi, nama ahli bedah, nama

asisten, nama perawat, dan langkah-langkah operasi. Kemudian dilakukan

perhitungan untuk melihat tingkat kelngkapan pengisiannya, adapun hasilnya

seperti grafik dibawah ini :

Page 40: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

56

Sumber: Data Primer Peneliti

Gambar 4.3

Persentase Kelengkapan Laporan yang Penting Pada Laporan

Operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan gambar 4.3 diketahui untuk item langkah-langkah operasi, untuk

tingkat kelengkpan tertinggi yakni pada item, nama perawat, nama asisten, nama

ahli bedah, nama operasi, diagnosa post operasi, diagnosa pasca operasi, jam

operasi dimulai dan tanggal operasi mencapai angka kelengkapan 100%,

sedangkan untuk tingkat kelengkapan terendah yakni pada item lama operasi

berlangsung sebanyak 53,6%.

Page 41: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

57

c. Analisis kelengkapan autentifikasi pada laporan operasi kasus sectio

caesarean

Analisis kelengkapan autentifikasi dilakukan dengan melihat item-item

pada kriteria autentifikasi lembar laporan operasi yang terbagi menjadi dua

kriteria item yakni nama terang dokter dan tanda tangan dokter . Selain itu

juga dilakukan perhitungan untuk masing-masing kriteria sehingga

didapatkan hasil persentase seperti di bawah ini:

92.9 %

100%

7.1 %

0 %

nama terang dokter

tanda tangandokter

Grafik kelengkapan Autentifikasi pada laporan

operasi periode juni 2016 di RSUD Tugurejo Provinsi

Jawa Tengah

Tidak Ada

Sumber: Data Primer Peneliti

Gambar 4.4

Persentase Kelengkapan Autentifikasi Pada Laporan Operasi

Di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

Page 42: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

58

Berdasarkan tabel 4.4 dan diketahui untuk item tandan tangan dokter dan

mencapai anagka kelengkapan tertinggi yakni 100%, sedangkan untuk tingkat

kelengkapan terendah pada item nama terang dokter sebnayak 7,1% .

d. Analisis Pendokumentasian yang benar pada laporan operasi kasus sectio

caesarean

Analisis kelengkapan pendokmentasian yang benar dilakukan dengan

melihat item-item keterbacaan, penulisan gelar dan pembetulan kesahan pada

lembar laporan operasi yang terbagi menjadi dua kriteria item. Selain itu juga

dilakukan perhitungan untuk masing-masing kriteria sehingga didapakan

hasil presentase seperti dibawah ini :

53.6 %

100%

46.4 %

0%

pembetulan kesalahan

tanggal pengisian

Grafik kelengkapan Pendokumentasian yang Benar pada laporan operasi periode juni 2016 di RSUD

Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

tidak Ada

Sumber: Data Primer Peneliti

Gambar 4.5

Persentase Kelengkapan Pendokumentasian yang Benar Pada Laporan

Operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah

Page 43: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

59

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui untuk tingkat kelengkapan adanya

pembetulan kesalahan sebanyak 53,6% dan untuk tidak ada pembetulan

kesalahan sebanyak 46,4%. Berdasarkan wawancara sudah ada sosialisai

terkait pembetulan kesalahan pada penulisan diberkas rekam medis

( Coding 16):

3. Faktor penyebab terkait kelengkapan pengisian laporan operasi

a. SDM

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan pengisian laporan operasi

juga datang dari sumber daya manusia terutama sumber daya yang sepenuhnya

bertanggungjawab mengisi laporan operasi. Adapun sumber daya manusia

yang menjadi faktor utama dalam kelengkapan pengisian laporan operasi yakni

dokter yang melakukan operasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi adapun faktor adanya

ketidaklengkapan pengisian item pada laporan operasi seperti jam masuk, jam

keluar, lama operasi dll. Hal ini dikarenakan dokternya yang sibuk dan banyak

pasien serta harus visit di poliklinik serta operasi, seperti yang dikemukakan

oleh responden C1 yang menyatakan bahwa faktornya bisa dari kedisplinan

dokter, kesibukan dokter yang juga harus menangani banyak pasien di bangsal

sehingga terburu-buru dan kurangnya waktu untuk melengkapi rekam medis

“Sosialisai ya..?sudah sudah pernah ada sosialisasinya”

Triangulasi

Page 44: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

60

( Coding 17):

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pernyataan triangulasi, bahwa

perlakuan dan pengetahuan dokter terhadap rekam medis serta kesibukan

dokter yang menjadi faktor ketidaklengkapanya rekam medis salah satunya

laporan operasi.

Pendapat bahwa faktor kesibukan juga disampaikan oleh dokter selaku pihak

yang bertanggung jawab mengisi kelengkapan laporan operasi.

Adapun dilihat berdasarkan jumlah dokter spesialis Sp,Og sebanyak enam

dokter ahli, untuk jumlah perawat bedah sebanyak tigapuluh enam perawat.

Hal ini senada dengan pernyataan dari responden

“mmm.... faktor-faktor yang mempengaruhi itu satu karena eee kurang

disiplinya dokter untuk mengisi, terus yang kedua eee.... sibuk dari

doktenya aja terlalu sibuk untuk eee menangani pasien dari satu bangsal ke

bangsal lain jadi pasien nya lebih dari satu jadi untuk melengkapi dokumen

itu terburu-buru , kemudian apa waktu ya waktunya kemungkinan kurang

ya “

Responden C1

“ya bisa aja yang pertama perlakukan dokternya pengetahun dokternya

tentang laporan operasi di rekam medis itu kemudian yang pertama tadi

apa perlakuan dan pngetahunya ya dan mungkin juga faktor lain dokternya

apa sibuk”

Triangulasi

“Cuma kalau kita mau menulis semuanya yang runtut itu kadang kalau

pasienya banyak nggak sempet , apalagi disini operasiya rebutan.”

Responden A

Page 45: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

61

(Coding 18 ):

Berdasarkan wawancara kasus section caesarean idak tentu biasanya per hari

berkisar dua sampai tiga kasus, dan untuk tindakan operasi secara

keseluruhan per hari berkisar duapuluh kasus bedah. Untuk lama waktu

operasi kasus section caesarean berkisar enam puluh menit.

b. Methode

Berdasarkan hasil wawancara bahwa memang SPO terkait prosedur

pengisian laporan operasi sudah ada, begitu pula dengan hasil studi dokumetasi

yang telah dilaksanakan bahwa memang terdapat SPO, dengan nomor

10/SPO/00/1-003 dengan nama SPO pengisian laporan tindakan operasi .

Berdasarkan observasi peneliti tidak bisa melihat langsung proses pengisian

laporan operasi sehingga tidak diketahui pengisian laporan operasi sesuai

prosedur ataupun tidak. Menurut pernyataan dari Responden A bahwa memang

sudah benar ada SPO pengisian laporan operasi serta pelaksananya sudah baik,

seperti berikut ( Coding 19) :

Berdasakan hasil studi dokumentasi berdasar SPO bahwa ada item-item yang

harus diisi oleh perawat dan item yang harus diisi dokter. Dalam hal ini

“ada , ada ”

Responden A

“Ooo Sp.Og nya ada enam”

Responden B

Page 46: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

62

berdasarkan hasil studi dokumentasi serta analisis rekam medis yang telah

dilaksanakan item yang seharusnya diisi oleh dokter sesuai SOP masih ada

yang belum terisi .

c. Materiil

Berdasarkan hasil wawancara bahan dan ukuran untuk formulir laporan

menggunakan operasi sudah sesuai dengan standard akreditasi , kertas dan

ketebalan untuk formulir laporan operasi sudah cukup bagus. Hal ini

dibenarkan oleh triangulasi bahwa untuk materiil laporan operasi sudah sesuai

standar yang ditentukan ( Coding 20)

Berdasarkan hasil studi dokumentasi bahwa untuk kertas NCR pada

laporan operasi terdapat tulisan yang tidak dapat embus secara sempurna

sampailembar terakhir.

Pengisian formulir laporan operasi khusus pada kolom identitas sudah

mengunakan label identitas, jadi pada kolom identitas pada formulir laoran

operasi hanya menempelkan saja label identias yang telah dicetak oleh bagian

pendaftaran rawat inap serta identitas tidak boleh ditulis manual melainkan

haus menggunakan label. Hal ini juga diungkapkan oleh responden D sebagai

berikut ( Coding 21) :

“Pakai NCR ya, yang kuning itu untuk billing yang putih masuk CM”

Triangulasi

“Label, yang nyetak pendaftaran ndak boleh ditulis tangan harus label”

Responden D

Page 47: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

63

Hal ini juga dibenarkan oleh pernyataan triangulasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa tidak terdapat intruksi

pada formulir laporan operasi, sedangkan untuk isntuksi seharusnya ada, dari

hasi studi dokumetasi pada SPO pengisian tindakan laporan operasi terdapat

instruksi pada formulir laporan operasi.

d. Money

Berdasarkan hasil wawancara untuk adanya kebijakan atau SPO terkait

reward dan punhisment memang belum ada dan juga belum diketahui oleh

pihak dokter selaku salah satu pihak yang mengisi dan melengkapi rekam

medis, adapun pernyataan responden sebagai berikut ( Coding 22):

Salah satu faktor jika dilihat dari faktor money belum adanaya sistem dan

kebijakan terkait reward dan punhisment untuk peningkatan kinerja, salah

satunya terkait kelengkapan pengisian laporan operasi.

“nggak ada, ndak pernah tau tuh..”

Responden A

“Label, cetak label itu kan dari registrasi depan, pendaftaran depan”

Triangulasi

Page 48: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

64

e. Mechine

Berdasarkan hasil wawancara tidak adanya hambatan dari segi mechine,

karena hal ini sesuai dengan wawancara dengan triangulsi bahwa pengisian

laporan operasi masih mengunakan kertas atau masih menggunakan manual

rekam medis dalam pelaksanaan pengisiannya. Adapun pernyataan triangulasi

terkait pengisian rekam medis manual adalah sebagai berikut ( Coding 23):

“Manual, karena masih rekam medis manual ,belum sistem elektronik ya”

Traingulasi

Page 49: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

65

C. Pembahasan

1. Pelaksanaan Pengisian Laporan Operasi

a. SDM

Menurut Komisi Akreditasi Rumah Sakit tahun 2012, Pengisian rekam

medis salah satunya yakni lembar laporan operasi harus dilakukan oleh

pihak-pihak yang berwenang mengisi. Adapun pihak-pihak serta prosedur

siapa dan dimana yang berhak melakukan atau mengisi adalah, petugas

kesehatan yang memiliki otoritas atau wewenang untuk mengisi, proses

yang menjamin bahwa hanya yang mempunyai otoritas atau wewenang,

lokasi pengisian serta terdapat proses yang mengatur bagaimana tahap

dalam melakukan pengisian berkas rekam medis.

Menurut Permenkes RI No 290/Menkes/Per/2008 Tentang tata cara

penyelenggaraan rekam medis menyatakan bahwa, setiap dokter atau dokter

gigi dalaam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan

tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

memberikan pelayanan.

Laporan operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah diisi setelah

selesai operasi di ruang operasi serta diisi oleh pihak yag berwenang untuk

mengisi yakni dokter yang melakukan tindakan operasi. Berdasarkan

wawancara prosedur laporan operasi sudah dilaksankan sesuai dengan

aturan dan kebijakan yakni diisi oleh orang yang melakukan tindakan yakni

oleh dokter perawat sirkuler dan dokter ahli.

Page 50: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

66

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pihak dokter sendiri sebagai yang

berwenang mengisi laporan operasi. Pernyataan ini juga dibenarkan oleh

triangulasi yang menyatakan bahwa yang megisi laporan operasi adalah

yang melakukan operasi. Pada hasil studi dokumentasi dengan melihat hasil

analisis pada dokume rekam medis pada pengisiannya masih ada item-item

yang seharusnya diisi oleh dokter masih belum terisi lengkap. Adapun

jumlah tenaga dokter ahli Sp.Og yang ada sebanyak enam dokter ahli serta

dibantu dengan perawat bedah sebanyak tigapuluh enam perawat. Hal ini

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 340 tentang Klasifikasi

Rumah Sakit Umum Kelas B bahwa ketersediaan tenaga kesehatan dengan

jenis dan tingkat pelayanan, pada pelayanan medik spesialis dasar masing-

masing 3 (Tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang

sebagai tenaga tetap.

b. Methode

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

512/menkes/PER/IV/2007 tentang izin praktik kedokteran dan pelaksanaan

praktik kedokteran BAB I yang menyebutkan, Standar Prosedur

Operasioanal adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang

dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin teretentu, dimana

standar prosedur operasional memeberikan langkah yang benar dan terbaik

berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan

fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan

standar profesi

Page 51: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

67

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa respoden sudah ada

SPO terkait kelengkapan pengisian maupun prosedur pengisian laporan

operasi, hal ini dibenarkan oleh dokter dan juga triangulasi jika memang

benar adanya sudah ada SPO terkait kelengkapan laporan operasi.

Berdasarkan hasil Studi dokumentasi sudah ada SPO terkai pengisian

laporan operasi yakni SPO dengan nomor SPO No. 10/SPO/00/A-003, yang

mengatur terkait pengisian laporan tindakan operasi. Hal ini sudah sesuai

dengan peraturan diats bahwa setiap tindakan atau kegiatan harus memiliki

instruksi dalam pelaksanannya.

c. Materiil

Menurut Hatta (2010) Laporan operasi merupakan salah satu lembar

formulir pembedahan terhadap pasien. Laporan operasi harus segera dibuat

setelah pembedahan serta kemudian dimasukkan dalam berkas rekam medis.

Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian di RSUD Tugurejo

Provinsi Jawa Tengah, laporan operasi sudah dibuat sesuai aturan, laporan

operasi menggunakan kertas hvs dengan ukuran F4, dan merupakan type

NCR yang memiliki tiga lapisan yang berwarna merah, kuning, dan putih.

Untuk warna merah diserahkan untuk billing atau klaim BPJS serta untuk

warna putih dan kuning masuk dalam dokumen rekam medis.

Berdasarkan hasil observasi hasil tulisan dengan NCR tidak sepenunya

terbaca sampai ke belakang, hal ini karena tulisan pada kertas NCR tidak

tembus secara sempurna sampai lapisan paling belakang.

Page 52: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

68

Menurut Kemenkes RI pada pedoman petunjuk tekni sarana dan

prasarana rumah sakit kelas B (2010), bahwa setiap rumah sakit keas b

harus memiliki ruang bedah minor yakni untuk tindakan endoskopi, ruang

bedah umum yakni untuk kegiatan bedah umum dan spesialis, serta ruang

bedah besar (major) yakni ruang bedah ntuk pembedahan besar.

Fasilitas ruang operasi sebanyak tiga ruang operasi yang menurut

responden B cukup antri untuk melakukan operasi serta dibenarkan juga

oleh responden A bahwa untuk operasi harus berbagi saat akan melakukan

operasi, sedangkan dokter mempunyai kegiatan lain sehingga akan terjadi

keterbatasan waktu bagi doter untuk melengkapi laporan operasi.

d. Money

Menurut Gary Dessler (dikutip oleh Ilham tahar, 2012), kompensasi

mempunyai tiga komponen sebagai yaitu 1). pembayaran uang secara

langsung dalam bentuk gaji dan insentif atau bonus/komisi; 2) pembayaran

tidak langsung dalam bentuk asuransi dan tunjangan; 3) ganjaran non

finansial seperti kerja yang luwes dan kantor yang bergengsi.

Konsep reward yang dikaitkan dengan jasa atau prestasi kerja

seseorang atau manfaat yang telah diberikan karyawan kepada organisasi.

Konsep reward ini merupakan sistem pembayaran yang mengaitkan

imbalan dengan prestasi kerja. Implikasi dari konsep reward bahwa

seseorang yang memiliki kinerja yang baik, maka memperoleh imbalan

yang lebih tinggi begitu pula sebaliknya ( Ilham Tahar, 2012).

Page 53: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

69

Faktor finansial terkait pengisian laporan operasi di RSUD Tugurejo

Provinsi Jawa Tengah yakni belum adanya kebijakan terkait sistem

peningkatan kinerja staff untuk meningkatkan kelengkapan pengisian

laporan operasi.

e. Mechine

Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/2008 tentang jenis dan isi

rekam medis bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan

jelas atau secara elektronik. Segala catatan adalah tulisan yang dibuat oleh

dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan yang dilakukan kepada

pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.

Alat yang digunakan untuk melakukan pengisian laporan operasi di

RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah menggunakan metode manual rekam

medis, yakni pengisian rekam medis secara manual ditulis menggunakan

bolpoint. Beradsar hasil observasi dan studi dokumentasi sudah ada jenis

formulir yang digunakan secara manual untuk mengisi laporan operasi yakni

dengan nomor formulir RM 3 dengan nama formulir laporan operasi. Untuk

identias pasien sudah mengunakan label identitas yang berisi item nama,

nomor rekam medis , tanggal lahir, dan umur. Hal ini sudah sesuai dengan

peraturan diatas terkait pengisian manual rekam medis

2. Mengidentifikasi tingkat kelengkapan pengisian laporan operasi

Mengidentifikasi tingkat kelengkapan laporan operasi dapat dilakukan

dengan melakukan analisis kelengkapan, salah satunya dengan melakuakan

analisis kelengkapan pada lembar laporan operasi. Analisis kelengkapan dapat

Page 54: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

70

menggunakan analisis kuantitatif guna mendapatkan gambaran tingkat

kelengkapan yang ingin diketahui.

Menurut Hatta (2010), kegiatan analisis kuantitatif dilakukan untuk

menilai kelengkapan dan keakuratan rekam medis rawat inap dan rawat jalan.

Analisis kuantitatif rawat inap dilaksanakan saat pasien masih berada di sarana

pelayanan kesehatan (concurent review) atau sesudah pasien pulang

(retrospectiv review).

Analisis kelengkapan di RSUD Tugurejo Provisi Jawa Tengah

menggunakanan anlisis kauntitatif dan dilaksankan setiap hari. Berdasarkan

hasil analisis kelengkapan laporan operasi yang dilakukan peneliti selama

penelitian, tingkat kelengkapan laporan operasi secara rata-rata mencapai 80%.

Adapun untuk melihat tingkat operasi lebih detail maka pada penelitian ini

analisis kelengkapan laporan operai dibagi menjadi empat telaah review.

a. Analisis kelengkapan identitas pasien pada laporan operasi kasus Sectio

Caesarean

Menurut Hatta (2010) dalam analisis kuantitatif dititik beratkan pada 4

(empat) kriteria yaitu , Menelaah kelengkapan data sosial pasien (demografi):

meliputi informasi tentang identitas pasien, nama lengkap yang terdiri dari

nama sendiri dan nama ayah, suami, dan marga, nomor pasien, alamat lengkap,

usia, orang yang dapat dihubungi, tanda tangan persetujuan.

Berdasarkan hasil analisis pada kriteria identitas pasien pada lembar

laporan operasi, diketahui untuk tingkat kelengkapan tertinggi sebanyak 100%

yakni pada item nomor rekam medis, nama pasien, umur serta tanggal lahir

Page 55: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

71

telah mencapai angka kelengkapan yakni 100 %. Sedangkan untuk tingkat

kelengkapan terendah pada item kelas sebanyak 51,8%. Tingkat kelengkapan

kelas yang masih rendah ini akan memepengaruhi tarif tindakan yang

dibayarkan baik dari pasien maupun dari pihak ketiga yakni asuransi.

Berdasarkan hasil penelitian Mahyunita(2011), Mengungkapkan bahwa

telaah review identitas pasien dengan item nomor rekam medis dan nama

pasien mencapai angka kelengkapan 100%, adapun persamaan dengan

penelitian diatas yakni pda item nama dan nomo rekam medis yang sama-sama

mencapai anga kelengkapan 10%. Kriteria identitas pasien pada lembar laporan

operasi jika dilihat dari teori Hatta (2010) identitas pasien sekurang-kurangnya

terdapat nama, nomor pasien, alamat lengkap, usia telah terisi lengkap.

b. Analisis Kelengkapan Laporan yang Penting pada Laporan Operasi Kasus

Sectio Caesarean

Menurut Permenkes RI No 290/Menkes/Per/2008 tetang persetujuan

Tindakan Kedokteran Pasal 9 ayat 2 (Depkes RI, 2008), penjelasan harus

dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau

dokter gigi dengan mencantumkan tanggal, nama, waktu, dan tanda tangan.

Menurut Hidayat(2012), menyatakan bahwa bahwa untuk item jam dan

selesai operasi tingkat kelengkapanya hanya mencapai angka 22%

Hasil analisis kelengkapan laporan yang penting pada lembar laporan

operasi menunjukkan tingkat kelengkapan tertinggi sebanyak 100% pada item

tanggal operasi, jam operasi dimulai, diagnosa pra operasi, diagnosa post

operasi, nama operasi, nama ahli bedah, nama asisten, nama perawat dan

Page 56: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

72

langjag-langkah operasi. Sedangkan untuk tingkat kelengkapan terendah pada

sebanyak 46,4% terdapat pada item lama operasi berlangsung. Untuk

meningkatkan kelengkpan pada item jam operasi dimulai dapat dilihat pada

lembar formulir laporan anhestesi karena pada laporan anhestesi tedapat jam

mulai operasi, sedangkan untuk item estimasi keluaran darah dan jaringan yang

diinsisi/exsisi yang tidak terisi ini akan berpengaruh terhadap tindak lanjut

pasien serta jua dapat berpengaruh terhadap nilai finansial yang dibayarkan

oleh pasien.

Berdasarkan SPO nomor 10/SPO/00/A-003 yang telah ada bahwa

pengisian untuk item-item yang tergabung dalam kriteria laporan yang penting

adalah item yang harus diisi oleh dokter, akan tetapi ada item yang masih

belum diisi bahkan tingkat ketidaklengkapanya cukup tinggi. Laporan yang

penting harus didokumentasikan dan diisi secara runtut dan lengkap, apabila

laporan yang penting tidak diisi lengkap dan didokumentasiakan pada lembar

laporan operasi , maka belum bisa digunakan sebagai alat bukti hukum yang

sah.

c. Analisis Autentifikasi pada Laporan Operasi Kasus Sectio Caesarean

Menurut Hatta (2010) , Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari

tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terlibat dalam pelayanan kepada

pasien sehingga informasi dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Page 57: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

73

Berdasarkan hasil penelitian dari Meigan(2014), Menyatkan bahwa

untuk telaah review autentifikasi dengan item tanda nama terang dokter

sebanyak 47%.

Analisis kelengkapan autentifikasi pada laporan operasi di RSUD

Tugurejo Provinsi Jawa Tengah didapatkan angka kelengkapan 100% untuk

tanda tangan dokter. Ketidaklengkapan untuk nama terang dokter mencapai

angka 7,1%. Adapun persamaan dengan penelitian diatas bahwa untuk item

nama terang dokter masih belum mencapai kelengkapan mencapai 100%.

d. Analisis Pendokumentasian yang Benar pada Laporan Operasi Kasus Sectio

Caesarean

Menurut Hatta (2010), Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang

meliputi adanya tanggal, keterangan waktu, menulis pada baris yang tetap

serta menerapkan cara koreksi yang benar.

Berdasarkan hasil penelitian Meigan (20114), bahwa untuk telaah review

pendokumentasian yang benar dengan item pembetulan kesalahan yang

mencapai tingkat kelengkapan sebanyak 51%.

Analisis kelengkapan pendokumentasian yang benar pada laporan operasi

di RSUD Tugurejo Jawa Tengah diketahui bahwa persentase item tanggal

pengisian mencapai 100%, serta pembetulan kesalahan yang tidak sesuai

yakni mencapai 53,6%. Adapun persamaan dengan penelitian diatas yakni

pada pembetulan kesalahan yang mana persentase yang mecapai tingkat

kelengkapan yang masih cukup rendah.

Page 58: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

74

Hal ini kurang sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit

yang menyatakan tingkat kelengkapan rekam medis harus lengkap 100%.

Berdasarkan hasil wawancara sudah ada sosialisasi terkait tata cara

pembetulan kesalahan akan tetapi dari hasil analisis yang telah dilaksanakan

tingkat tata cara pembetulan yang salah masih tinggi, rata-rata pembetulan

kesalahan hanya dicoret tanpa ada paraf maupun nama terang yang melakukan

pembetulan kesalahan.

Page 59: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

75

3. Faktor penyebab terkait kelengkapan pengisian laporan operasi

a. SDM

Menurut Permenkes RI No 290/Menkes/Per/2008 Tentang tata cara

penyelenggaraan rekam medis menyatakan bahwa, setiap dokter atau dokter

gigi dalaam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan

tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

memberikan pelayanan. Dokter , dokter gigi dan /atau tenaga kesehatan

tertentu bertanggungjawab atas catatan dan /atau dokumen yang dibuat pada

rekam medis.

Menurut Permenkes RI No 340/Menkes/Per//III tahun 2010 Tentang

Klasifikasi Rumah Sakit Umum Kelas B, bahwa ketersediaan tenaga

kesehatan dengan jenis dan tingkat pelayanan. Kebutuhan SDM untuk

tengamedik spesialis dasar yakni masing-masing 3 (Tiga) orang dokter

spesialis.

Kelengkapan pengisian laporan operasi di RSUD Tugurejo Provinsi

Jawa Tengah dipengaruhi dari dokter yang mengisi, kurang lengkapnya

pengisian item pada laporan operasi oleh dokter dikarenakan kesibukan

dokter yang harus ke poliklnik, visit ke bangsal dan juga operasi. Untuk

mengisi laporan operasi dokter biasanya dibantu oleh perawat sirkuer atau

perawat ruang instalasi bedah sentral, akan tetapi perawat hanya

membantu mengisikan identitas pasien saja, untuk pengisian secara runtut

terkait operasi dokter sendiri yang harus mengisi. Selain kesibukan dokter

Page 60: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

76

tingkat pengetahuan dan kedisiplinan dokter juga berpengaruh, hal ini juga

disampaikan oleh triangulasi bahwasanya tingkat kedisiplinan dokter yang

masih kurang untuk mengisi rekam medis salah satunya laporan operasi.

Penjelasan diungkapkan dari dokter itu sendiri bahwa memang karena

banyak pasien dan akhirnya terburu-buru untuk mengisi, sehingga

akhirnya tidak lengkap. Berdasarkan teori diatas untuk kebutuhan jumlah

dokter spesialis ditinjau dari aspek SDM dianggap sudah sesuai dengan

teori yang telah ada.

b. Methode

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 512/menkes/PER/IV/2007 tentang izin praktik kedokteran dan

pelaksanaan praktik kedokteran yang menyebutkan, Standar Prosedur

Operasioanal adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang

dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin teretentu, dimana

standar prosedur operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik

berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan

dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan

berdasarkan standar profesi.

Standar prosedur operasional terkait pengisian tindakan operasi di

RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah sudah ada, dan menurut keterangan

dari responden yang selaku menjadi pihak yang megisi laporan operasi

sudah dijalankan sesuai SPO, akan tetapi pada hasil studi dokumentasi

dengan melakukan analisis dokumen rekam medis, langkah-langkah yang

Page 61: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

77

ada di SPO tidak sepenuhnya dijalankan, yakni masih adanya item yang

seharusnya diisi masih kurang lengkap. Hal ini tentunya tidak hanya

berpengaruh mutu kelengkapan rekam medis tapi bisa menjadi tuntutan

hukum bagi pihak yang melakukan tindakan karena kurang detail dalam

menuliskan setiap rincian operasi sesuai SPO yang berlaku.

c. Materill

Menurut IFHIMA ( 2012 ), definisi formulir adalah sarana untuk

menulis informasi yang berguna sebagai alaat komunikasi. Formulir

digunakan untuk menumpulkan merekam, mengirim, menyimpan, dan

mengambil data.

Menurut Huffman (1994), bahawa kompnendalam perancangan

formulir salah satunya adalah Instructions (Instruksi), bahwa instruksi

diperlukan dan sangat berperan dalam pengisian formulir karena berisikan

petunjuk atata cara pengisian formulir serta untuk menghindari kesalahan

mengisis formulir tersebut oleh pengguna formulir.

Menurut KARS (2012), bahwa iem pada laporan operasi sekurang-kurangnya

memuat : Diagnosa pasca operasi, nama dokter bedah dan asiten anestesi,

nama prosedur, spesimen bedah untuk pemeriksaan, catatan spesifik

komplikasi atau tidak adanya komplikasi selama operasi,termasuk jumlah

kehilangan darah, tanggal, waktu, dan tanda tangan dokter yang bertanggung

jawab.

Page 62: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

78

Formulir laporan operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa tengah

pada aspek materiil belum memuat adanya isntruksi pengisian pada

laporan operasi, sedangkan untuk item intruksi sudah terdapat pada SPO

pengisian tindakan laporan operasi. Dilihat dari aspek item pada laporan

operasi belum adanya item catatan spesifik komplikasi atau tidak adanya

komplikasi selama operasi. bagus dengan mengadopsi berdasar aturan

standar akreditasi rumah sakit, penelitian tidak terdapat instruksi pada

formulir laporan operasi .

Berdasarkan observasi dari fasilitas kamar operasi yang tersedia dan

dari hasil wawancara bahwa kamar operasi sebanyak tiga ruang dengan

peralatan yang lengkap masih antri untuk melakukan operasi, dari

pernyataan responden yang melakukan operasi menyatakan bahwa untuk

operasi masih harus berbagi ruangan, sedangkan untuk pasien dengan

kasus section caesarean setiap harinya berkisar antara dua samapai tiga

kasus dari keseluruhan kasus bedah per hari yang berkisar duapuluh

tindakan operasi. Lama waktu yang diperlukan untuk tindakan operasi

kasus section caesarean berkisar tigapuluh menit, dengan ruang operasi

sehingga akan terjadi keterbaasan waktu bagi dokter yang melakukan

tindakan untuk mengisi laporan operasi di ruang operasi.

d. Money

Konsep reward yang dikaitkan dengan jasa atau prestasi kerja

seseorang atau manfaat yang telah diberikan karyawan kepada organisasi.

Konsep reward ini merupakan sistem pembayaran yang mengaitkan

Page 63: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

79

imbalan dengan prestasi kerja. Implikasi dari konsep reward bahwa

seseorang yang memiliki kinerja yang baik, maka memperoleh imbalan

yang lebih tinggi begitu pula sebaliknya ( Ilham Tahar, 2012).

Pengisian kelengkapan laporam operasi di RSUD Tugurejo Provinsi

Jawa Tengah belum menerapkan adanya kebijakan reward dan

punhisment. Adanya kebijakan reward dan punhisment dianggap penting,

karena dengan adanya kebijakan seperti diatas akan menguntungkan baik

secara individu maupun dari penilaian mutu, selain itu juga menjadi

motivasi bagi pihak yang melakukan pengisian laporan operasi untuk

meningkatkan kinerja dengan melengkapi laporan operasi secara detail.

e. Mechine

Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/2008 tentang jenis dan isi

rekam medis bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan

jelas atau secara elektronik.

Proses pengisian laporan operasi di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa

Tengah masih menggunakan manual rekam medis. Hal ini dikarenakan

ruma sakit yang belum menggunakan rekam medis eletronik, akan tetapi

untuk pengisian identitas telah menggunakan label yang berisi nama

pasien , nomor rekam medis, tanggal lahir dan umur.

Page 64: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

80

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatsan peneliti dalam melaksanakan penelitian di RSUD Tugurejo

Provinsi Jawa Tengah, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Hambatan untuk dapat wawancara dengan responden, dikarenakan

tidak bersedianya responden untuk dilakukan wawancara

b. Keterbatasan waktu wawancara dengan beberapa responden

c. Keterbatasan akses untuk melihat prosedur pengisian laporan operasi

secara langsung, karena pengisian laporan operasi diisi di ruang

operasi setelah operasi selesai dilaksanakan

d. Keterbatasan akses untuk melihat adanya kebijakan tertentu

Page 65: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan pengisian laporan operasi

a. SDM

Pengisian laporan operasi dilakukan diruang operasi setelah operasi,

pengisian laporan operasi dilaksanakan oleh perawat bedah dan dokter ahli.

Dengan jumlah dokterh ahli Sp.Og sebanyak enam dokter dan perawat

bedah sebanyak tigapuluh enam petugas.

b. Methode

Adanya SPO terkait pengisian laporan operasi sudah ada dan dibuat dan

dilaksanakan oleh perawat bedah maupun oleh dokter.

c. Materiil

Formulir laporan operasi menggunakan kertas hvs ukura F4 dengan type

NCR yang berlapis tiga warna.

d. Money

Pengisin laporan operasi dari aspek finansial yakni belum adanya kebijakan

terkait reward dan punhisment guna penilaian kinerja dalam proses

melengkapi laporan operasi.

e. Mechine

Pengisian laoran operasi secara manual menggunakan kertas yakni formulir

laporan operasi.

Page 66: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

82

2. Mengidentifikasi tingkat kelengkapan pengisian laporan operasi

Tingkat kelengkapan tertinggi pada laporan operasi sebanyak 100% terdapat

pada item, nomor rekam medis, nama, umur, tanggal lahir, angga operasi, jam

operasi dimulai, diagnosa pra operasi, diagnosa post operasi, nama operasi,

nama ahli bedah, nama asisten, nama perawat, langkah-langkah operasi, tanda

tangan dokter, dan tanggal pengisian, sedangkan untuk tingkat kelengkapan

terendah terdapat pada item kelas sebanyak 48,2%.

3. Faktor yang Mempengaruhi kelengkapan pengisian laporan operasi

a. Faktor SDM

Faktor dari segi SDM pengetahuan dokter terkait pentingnya lapoan operasi,

tingkat kedisplinan yang masih kurang, serta kesibukan dan keterbatasan

waktu untuk mengisi laporan operasi.

b. Faktor Methode

Faktor dari metodenya yakni pada SPO, berdasarkan SPO pengisian

tindakan operasi setiap langkah-langkah pengisian harus dilakukan sesuai

dengan SPO, pengisian item-item pada laporan operasi masih kurang legkap

dalam pengisianya.

c. Faktor Materiil

Pengisian laporan operasi dilihat dari segi materiil dilihat dari naham dan

ukuranya tidak terdapat kendala, akan tetapi tidak terdapat item instruksi

sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan..

Page 67: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

83

d. Faktor Money

Belum adanya kebijakan terkait sistem reward dan punhisment untuk

meningkatkan kinerja dalam proses kelengkapan pengisian laporan operasi

e. Faktor Mechine

Pengisian laporan operasi masih menggunakan manual rekam medis dengan

menggunaka kertas berupa formulir laporan operasi yang diisi secara

manual.

Page 68: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

84

B. Saran

1. Sebaiknya pimpinan rumah sakit melakukan evaluasi penilaian kinerja staff,

khususnya dokter dan perawat terkait kelengkapan pengisian laporan operasi

dengan memberikan reward dan punhisment

2. Sebaiknya panitia rekam medis melakukan sosialisasi ulang terkait pentingnya

kelengkapan rekam medis khususnya laporan operasi, serta tata cara

pembetulan kesalahan kepada staff medis dan perawat.

3. Sebaiknya dilakukan supervisi dari pimpinan instlasai bedah sentral terkait

kelengkapan pengisian laporan operasi

4. Sebaiknya dilakukan evaluasi SPO pengisian tindakan laporan operasi untuk

disesuaikan dengan komponen yang ada pada formulir laporan operasi.

5. Sebaiknya dilakukan evaluasi desain formulir agar sesuai dengan aturan yang

ada dan sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan.

6. Sebaiknya untuk meningkatkan kelengkapan pada jam operasi petugas dapat

melihat pada laporan anhestesi, sehingga dapat meningkatkan kelengkapan

laporan operasi.

7. Sebaiknya evaluasi dan sosialisasi untuk penggunaan kertas NCR serta

penulisan yang jelas agar tulisan dapat terbaca jelas sampai lembar terakhir.

Page 69: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

85

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Citra

Bungin, B. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Minimal Rumah

Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Minimal Rumah

Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Gaspersz, V. dan A. Fontana. 2011. Integrated Management Problem Solving Panduan

bagi Praktisi Bisnis dan Industri. Penerbit Vinchristo Publication.

Hatta, G.R (2013). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatn di Sarana Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia

Imamoto, T. et al. (2008). Perivesical abscess caused by migration of a fish bone from

the intestinal tract. International Journal of Urology. Vol. 9 (405-409)

Menteri Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

269/Per/MENKES2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan

Republik Indonesia.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia

Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Citra

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004

Tentang Izin Praktik Kedokteran. Jakarta: MenKes RI.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 512

Tahun 2004 Tentang Ijin Praktik Kedokteran. Jakarta: MenKes RI.

Saryono,(2010).Metodologi Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia

Sumantri, A.(2011). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Kencana

Page 70: Diajukan Oleh - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2502/1/Yuyun Aprilia Silviana_13131029_nonfull.pdfSPO because it is still not complete, the material used also affects

86

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Wahyuningsih, dkk.(2013). Tinjauan Kelengkapan Dokumen Reakam Medis Pasien

Rawat Inap Penyakit Typhoid Fever Di RSUD Banyudodno Boyolali. Infokes.

Vol.3(43-44

IFHIMA, (2012). Education Module for Health Record Pratice-Module 1 The health

record. Internasional Federation of Health Information Management

association (Tersedia dalam

https://ifhima.files.wordpress.com/2014/08/module1the-health-record.pdf

diakses pada tanggal 03 agustus 2016).

Huffman, E.K (1994). Medical Record Management. 10th

Revision. Berwyn Physicians

“ Record Company

Mahyunita, (2011).Tinjauan Kelengkapan Pengisian Formulir Pemeriksaan dan

Laporan Psikiatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Sambang Lihum .

Meigian,Ardhika. (2014).Tinjauan Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis

Pasien Hyperplasia of Prostate pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di

Rumah Sakit Muia Hati Wonogiri.

Hidayat,Sony.(2012). Tinjauan Terhadap kelengkapan Pengisian Laporan Tindakan

Operasi di Rumah Sakit Sambang Lihum.

Menteri Kesehatan RI. 2010. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas

B. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.