Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk ...
Transcript of Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk ...
Penerapan Algoritma Dynamic Programming untuk Optimalisasi
Pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kawasan Pertanian
Kabupaten Semarang menggunakan GeoJSON
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Gabriel Marcellino Excel Aror (672015180)
Yeremia Alfa Susetyo, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
1
2
3
4
5
6
7
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi sangatlah pesat dari tahun ke tahun. Teknologi Informasi
tidak hanya berfungsi untuk membantu dalam peningkatan kinerja suatu bisnis atau
organisasi. Tetapi juga dapat meningkatkan pelayanan kepada individu tertentu. Untuk
mengoptimalkan proses bisnisnya, perusahaan maupun instansi tertentu memanfaatkan
teknologi informasi melalui pembangunan aplikasi, di mana aplikasi tersebut dapat
membuat bisnis perusahaan menjadi lebih efektif. Kota atau Kabupaten memiliki peran
penting dalam usaha pembangunan proses bisnis aplikasi, baik dalam bidang Sektor
Pertanian, Sektor Perikanan, Sektor Perdagangan, dsb.
Kabupaten Semarang terletak pada 110°14’54,75” sampai dengan 110°39’3” Bujur
Timur dan 7°3’57” sampai dengan 7°30’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah seluas
950,21 km2. Wilayah Kabupaten Semarang sebagian besar merupakan dataran tinggi
dengan ketinggian rata-rata 544,21 meter diatas permukaan laut[7] . Sektor pertanian
adalah salah satu penopang pembangunan nasional. Sektor ini tidak hanya memiliki
peran yang besar dalam pembangunan di bidang perekonomian, namun juga diharapkan
mampu berkontribusi di bidang pembangunan lingkungan hidup dan sosial masyarakat.
Agar dapat berdampak pada tiga sektor: perekonomian, lingkungan dan sosial
masyarakat maka perencanaan pembangunan di bidang pertanian perlu dilakukan
secara komprehensif dengan perencanaan yang matang.
Kebijakan pembangunan di sektor pertanian juga harus menuruti arahan dari aturan
perundang-undangan guna terciptanya pembangunan pertanian yang berkelanjutan,
terencana dan efektif. Produk hukum yang biasa digunakan dalam perencanaan wilayah
atau kawasan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). RTRW merupakan
rencana tata ruang yang bersifat umum yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan
ruang wilayah, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan
strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah baik tingkat nasional (RTRWN), provinsi (RTRWP) maupun RTRW kab/kota.
Tujuan RTRW merupakan arahan perwujudan visi dan misi pembangunan jangka
panjang pada aspek keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang
wilayah nasional aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional[4].
Karena tingginya angka konversi lahan pertanian ke lahan non-pertanian, maka
diperlukan upaya untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan melalui
pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan, dengan perencanaan RTRW yang
lebih terencana. Upaya tersebut ditempuh melalui perlindungan, dengan
mempertahankan dan menambah luas lahan serta menetapkan kawasan pertanian
pangan berkelanjutan pada kawasan peruntukan pertanian. Penetapan lahan pertanian
pangan berlanjutan ini dimaksudkan agar lahan pertanian yang sudah ada dapat
dipertahankan keberadaannya bahkan dapat ditingkatkan baik luasan secara makro
maupun luas pengelolaan lahan per kapita petani[5].
Perencanaan tata guna lahan pertanian, terdapat korelasi dalam menentukan
kesesuaian lahan yang cocok untuk budidaya pertanian. Faktor-faktor tersebut
mencakup faktor klimatologi dan fisiologi suatu wilayah. Ketika kombinasi faktor-
faktor tersebut dilakukan, maka diharapkan dapat menentukan perencanaan pola tanam
potensial berskala ekonomi agar sistem usaha tani dapat berkesinambungan. Komponon
faktor-faktor tersebut terdiri dari curah hujan, jenis tanah, fisiografi atau bentuk
wilayah, dan ketinggian wilayah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan model untuk membantu
perencanaan pertimbangan penyusunan RTRW sampai ke tahap implementasi. Model
yang dapat digunakan untuk optimalisasi luas kawasan pertanian adalah algoritma
8
Program Dinamik (Dynamic Programming). Pemrograman dinamik adalah teknik
matematis yang dapat digunakan untuk membuat suatu urutan keputusan yang saling
berkaitan. Atau merupakan metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan
solusi menjadi beberapa tahapan (stage) sedemikian sehingga penyelesaiannya dapat
dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berhubungan. Teknik pemrograman
dinamik dikenal juga dengan multistage programming. Pendekatan program dinamik
didasarkan pada prinsip optimasi suatu kebijakan optimal yang mempunyai sifat bahwa
apapun keadaan dan keputusan awal, keputusan berikutnya harus membentuk suatu
kebijakan optimal dengan memperhatikan keadaan dari hasil keputusan pertama[3].
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam implementasi penyajian kebijakan
RTRW adalah menggunakan Sistem Informasi Geografis. Melalui perkembangan
teknologi secara umum dewasa ini, Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah
satu pilihan dalam pemetaan RTRW untuk pengembangan pembangunan pertanian.
SIG merupakan analisis secara spasial (keruangan) yang dapat memadukan beberapa
data dan informasi tentang kondisi iklim dan fisiografi dalam bentuk lapisan (layer)
yang nantinya dapat di jadikan hamparan (overlay) pada data yang lain, sehingga
menghasilkan suatu keluaran baru dalam bentuk peta tematik yang mempunyai tingkat
efisiensi dan akurasi yang cukup tinggi. Data yang bereferensi geografis merupakan
data yang berbentuk spasial dan data-data spasial tersebut berbentuk peta, yang
disajikan menggunakan OpenStreetMap, Leaflet dan GeoJSON. Leaflet merupakan
salah satu pilihan dalam melihat Peta Zona Hujan, Zona Ketinggian, Beserta Peta
RTRW. Leaflet merupakan aplikasi Open-Source JavaScript untuk peta web interaktif.
Pembuatan aplikasi WebGIS tentang Optimalisasi Pemetaan RTRW Kawasan
Pertanian Kabupaten Semarang akan didukung dengan struktur data GeoJSON yang
berfungsi untuk menampilkan Wilayah Kabupaten Semarang dengan menggunakan
titik koordinat. Namun, yang menjadi permasalahan dalam implementasi yaitu
Bagaimana mengidentifikasi dan membangun model optimalisasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kawasan Pertanian di Kabupaten Semarang menggunakan Algoritma Program
Dinamik, serta Bagaimana hasil identifikasi dan pemodelan tersebut dapat
diinformasikan melalui teknologi Sistem Informasi Geografis kepada masyarakat
umum. Adapun Tujuan dari penelitian ini untuk menerapkan Algoritma Dynamic
Programming untuk Optimalisasi luas Pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kawasan Pertanian Kabupaten Semarang menggunakan GeoJSON.
2. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang berjudul “Penyajian Informasi Komoditas Pertanian berbasis
WebGIS di Kabupaten Kendal” dilakukan pembuatan WebGIS dalam mendukung
Penyajian Informasi Komoditas Pertanian di Kabupaten Kendal. Hasil dari Pengujian
ini dengan menampilkan Peta Kabupaten Kendal beserta Informasi lengkap seputar
sektor Pertanian. Website Komoditas Pertanian di Kabupaten Kendal memiliki fasilitas
diantaranya Tampilan Web Mapping, Layer Produksi Padi, Layer Gabungan Kelompok
Tani, Layer Penggilingan Padi, beserta fitur search[13]. Persamaan Penelitian ini
dengan Penelitian terdahulu yaitu Melakukan Penelitian pada Sektor Pertanian dan
menggunakan aplikasi QGIS. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian terdahulu
yaitu menggunakan Mapserver yang berbeda dimana pada Penelitian terdahulu
menggunakan MS4W sebagai aplikasi penunjang Mapserver.
Sementara itu, Penelitian lain yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Lahan Pertanian dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus” membahas tentang
perancangan Sistem Informasi Geografis Lahan Pertanian dengan menggunakan
teknologi Google Maps API. Hasil dari Pengujian ini untuk membuat Website yang
9
dapat mempermudah Pengguna untuk Menambahkan Lahan. Website SIG Pemetaan
Lahan Pertanian Dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus memiliki fasilitas
diantaranya Menampilkan Map, Menampilkan Digitasi Lahan, View Digitasi Pertanian
dan Menampilkan Data Kelompok Tani[12]. Persamaan Penelitian ini dan Penelitian
terdahulu yaitu Melakukan Penelitian pada Sektor Pertanian, Perbedaan Penelitian ini
dengan Penelitian terdahulu yaitu menggunakan Leaflet yang berbeda dimana pada
Penelitian Terdahulu menggunakan Google Maps API sebagai Leaflet untuk menunjang
aplikasi Lahan Pertanian Dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus.
Pada Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan WebGIS dalam mendukung Program
Desa Bersaudara di Kabupaten Magelang” dilakukan Pembuatan WebGIS untuk
menampilkan jalur evakuasi terdekat dari Zona Letusan Gunung Merapi. Hasil dari
Pengujian ini adalah tampilan peta jalur evakuasi yang bisa diakses siapapun tanpa
menggunakan aplikasi GIS. Website Program Desa Bersaudara di Kabupaten Magelang
memliki fasilitas diantaranya menampilkan basemap, menampilkan data GeoJSON dan
menampilkan Control Layer[11]. Persamaan Penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yaitu menggunakan aplikasi QGIS. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian
terdahulu yaitu terletak pada Fokus Penelitian dimana pada Penelitian Terdahulu
difokuskan untuk membantu Masyarakat Pengungsi dan Penggunaan Metode yang
berbeda.
Pada Penelitian yang berjudul “Penerapan Program Dinamik Untuk Simulasi
Perencanaan Pola Tanam” membahas tentang menghitung Optimasi Pola Tanam yang
ada di Daerah Kabupaten Lombok Timur. Tujuan dari Penelitian ini untuk
memaksimalkan keuntungan produksi pertanian dengan mengalokasikan volume air
yang tersedia dan volume air di tampungan efektif untuk setiap musim tanam[15].
Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian terdahulu yaitu menggunakan metode yang
sama. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang terdahulu yaitu metode yang
berbeda dimana Pada Penelitian terdahulu menggunakan Program Dinamik
Deterministik untuk menghitung hasil akhir.
Pemrograman Dinamik adalah sebuah himpunan persamaan-persamaan rekursif
yang diparameterisasi, yang dalam hal ini mengekspresikan biaya dari segmen-segmen
program yang dioptimasikan dalam hal segmen-segmen program yang lebih pendek
yang dioptimasikan[1]. Tujuan dari penggunaan teknik pemrograman dinamik adalah
untuk memperbaiki efisiensi dari pattern matching, karena teknik ini mengabaikan
bagian-bagian yang berulang dari urutan-urutan yang dicocokkan. Tujuan utama model
ini ialah untuk mempermudah penyelesaian persoalan optimasi yang mempunyai
karakteristik tertentu. Pemrograman dinamik memberikan prosedur yang sistematis
untuk menentukan kombinasi pengambilan keputusan yang memaksimalkan
keseluruhan efektivitas[3]. Pada Penelitian ini dilakukan Pendataan Tinggi Tempat
(Meter) dan Curah Hujan (Milimeter) dan Luas Panen di Setiap Wilayah di Kabupaten
Semarang.
10
Decision 1 Decision 2 Decision N
STATE 1 STATE 2 STATE N
Gambar 1 Tahap – tahap Program Dinamik
Pada Gambar 1, Terdapat tiga hal penting yang terkait Program Dinamik, yaitu:
1. STAGE (Tahapan) dari persoalan yang dihadapi dan ingin dicari solusinya.
2. STATE (Kondisi) yang menjadi faktor penentu keputusan dari tiap tahapan.
3. DECISION (Keputusan) yang harus diambil dari tiap tahap untuk sampai pada
kebijakan optimal.
Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang dapat mengintegrasikan data spasial
(pada vektor dan citra digital), atribut (sistem basis data), dan properties lainnya.
Fungsionalitas dari sistem informasi geografis adalah kemampuan dalam menjawab
hal-hal terkait analisis (query). SIG dapat memecahkan masalah-masalah analisis
spasial, atribut, dan kombinasinya. SIG mempunyai kemampuan untuk menangani data
bereferensi geografi, yaitu pemasukan data (data input), manajemen data penyimpanan
(store and management) dan pemanggilan (retrieve), analisis dan manipulasi, serta
menghasilkan data (data output)[2]. Sub Sistem dari sistem informasi geografis dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis, menghubungkan unsur-unsur yang terdapat dalam peta
dengan atribut-atributnya dalam sebuah satuan, yang disebut layer. Layer dapat berupa
batas-batas administrasi atau kondisi alam. Sistem informasi yang dirancang akan
menggabungkan layer-layer tersebut beserta atributnya sehingga membentuk suatu
basis data, Sistem juga melakukan analisis spasial sehingga dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
STAGE 1 STAGE 2 STAGE 3
11
Gambar 3 Sub Sistem dalam SIG
Pada Sistem Informasi Geografis, terdapat beberapa sub sistem diantaranya :
- Input data, merupakan sub sistem dalam SIG yang berfungsi untuk memasukkan
data spasial.
- Output data, merupakan sub sistem dalam SIG yang berfungsi untuk menampilkan
informasi berupa peta, tabel, dan laporan lain.
- Manipulasi data, merupakan sub sistem SIG yang berfungsi untuk menentukan
informasi apa saja yang akan dihasilkan dan ditampilkan. Selain itu, sub sistem ini
bertugas untuk manipulasi dan pemodelan data, sehingga menjadi informasi yang
diharapkan.
GeoJSON merupakan encoding open format data geografis bertipe JavaScript Open
Notation yang dirancang untuk mewakili fitur geografis sederhana, bersama dengan
atribut non-spasialnya. GeoJSON ini disupport beberapa database antara lain ESRI
Personal Geodatabase, ODBC, Postgre, dan MySQL. Beberapa kasus penggunaan
database HTML5 dalam GIS memanfaatkan GeoJSON[10]. Contoh Kode Program
untuk membuat Polygon dapat dilihat pada Kode Program I.
Kode Program 1 Membuat Koordinat Berbentuk Polygon pada GeoJSON 1. { "type": "Feature", "properties": { "KECAMATAN": "Ambarawa", "KODEDESA": "001"
2. }, "geometry": { "type": "Polygon", "coordinates": [ [ [ 110.39280013744032,
3. -7.281166464064206 ], [ 110.3925900976091, -7.281166182313334 ],
4. [110.39230357644111, -7.281241981956233 ],[ 110.392131546039, -7.281375073853674
5. ], [ 5. 110.39184492203559, -7.281527057187354 ], [ 110.39150119446026, -
6. 7.281545641539514 ], [ 110.39117653528693, -7.281583297105244 ],[
7. 110.39075655739171, -7.28150654798298 ], [ 110.39045125034086, -7.281353768375367
8. ], [ 110.39012702874906, -7.281067640698707 ], [ 110.38954641893265, -
9. 7.280623760236153 ], [ 110.38912703589558, -7.280108950905437 ],
Pada Kode Program 1 merupakan titik Koordinat yang digunakan untuk
menunjukkan salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Semarang, yaitu Ambarawa
dimana setiap sisinya terdiri dari longitude dan latitude.
Leaflet adalah JavaScript Library terkemuka yang bersifat opensource untuk
membangun peta interaktif yang Mobile Friendly. Leaflet menyediakan Map API
(Application Programming Interface) yang memudahkan web developer untuk
menampilkan peta berbasis Tile pada halaman web. Pengguna peta juga dapat
berinteraksi dengan menggunakan fungsi yang telah disediakan oleh Leaflet[8].
Implementasi Leaflet dalam HTML5 dapat dilihat pada Kode Program II.
12
Kode Program 2 Implementasi Leaflet pada HTML5 1.var map = L.map('map').setView([51.005, -0.09], 13);
2.L.tileLayer('http://(s).tile.osm.org/{z}/{x}/{y}.png', {
3.attribution: '&copy; <a href="http://osm.org/copyright">OpenStreetMap</a>
4.contributors'
5.}).addTo (map);
Kode Program 2 merupakan tampilan peta yang menggunakan
http://osm.org/copyright sebagai acuan. Pada baris ke 1 setView berfungsi untuk
mengarahkan tampilan awal atau default peta menuju daerah Kabupaten Semarang,
Purworejo, Boyolali, Surakarta, Purwodadi, dan Temanggung.
3. Tahapan Penelitian
Secara umum penelitian terbagi ke dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap
pengumpulan data, (2) tahap analisis data, (3) tahap perancangan sistem (4) tahap
implementasi model. Seperti Pada Gambar 3.
Gambar 4 Tahapan Penelitian
Tahap pertama pada penelitian ini adalah tahap pengumpulan data. Adapun data
sekunder yang diperlukan adalah:
- Data/ Peta Digital Zona Hujan Kabupaten Semarang
- Data/ Peta Digital Zona Ketinggian Kabupaten Semarang
- Data Luas Panen Komoditas Pertanian Kabupaten Semarang
- Peta RTRW Kabupaten Semarang
Tahap kedua adalah data yang diperoleh pada tahap pertama akan dianalisis. Analisis
data dimulai dengan identifikasi, pengelompokan, dan digitasi data, sehingga pada
akhirnya data dapat berupa data spasial. Data spasial yang dihasilkan selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar analisis geospasial statistik.
Gambar 5 Indikator-indikator Penyusun Sistem dan Analisis Program Dinamik
Shapefile ESRI
Peta Zona Hujan
Convert To GeoJSON
Shapefile ESRI
Peta Zona Ketinggian
Convert To GeoJSON
Shapefile ESRI
Peta RTRW
Convert To GeoJSON
Data Luas Panen
Kawasan Pertanian
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Analisis Data
Tahap Perancangan Sistem
Tahap Implementasi Model
13
Pada tahap ini, akan dianalisis peta digital untuk sebaran masing-masing
indikator(ditunjukkan pada Gambar 5) peta digital zona curah hujan, peta digital zona
ketinggian dan peta digital RTRW Kabupaten Semarang. Selain ketiga peta tersebut,
juga akan dianalisis luas panen pada kawasan pertanian untuk masing-masing zona
hujan dan zona ketinggian berdasar peta RTRW Kabupaten Semarang menggunakan
Algoritma Program Dinamik. Setelah melakukan Analisis, maka akan dibuat
pengelompokkan wilayah berdasarkan Zona Hujan dengan menghitung luas Panen dan
Tinggi Tempat yang nantinya akan menghasilkan keputusan Optimal setiap keadaan
untuk setiap Zona yang telah ditentukan.
Pada tahap ketiga, dilakukan perancangan sistem yang dibuat sesuai dengan data
yang telah dianalisa dan dikelompokkan sesuai dengan tahap sebelumnya. Perancangan
proses menggunakan UML yang merupakan singkatan dari Unified Modelling
Languange yang berarti Pemodelan Bahasa Terpadu[6]. Blok Pembangunan utama
UML adalah diagram. Yang pertama dibuat Use Case Diagram yaitu menggambarkan
external view dari sistem yang akan kita buat modelnya yang terdiri dari 3 Komponen
yaitu Aktor, Use Case, dan Link yang menjelaskan hubungan aktor dengan Use Case.
Gambar 6 Use Case Diagram
Gambar 6 menjelaskan bahwa User dapat melakukan Login dan Logout. Apabila
User masuk ke dalam menu Login maka User akan langsung melihat Tampilan Peta
Area Kabupaten Semarang beserta pembagian zona berdasarkan warna Peta. User juga
dapat melihat Tabel Wilayah yang berisi data lengkap yang berkaitan dengan Zona
Kabupaten Semarang dengan menggunakan fungsi PopOver.
Pada bagian selanjutnya, akan dibuat Class Diagram. Berbeda dengan Use Case
Diagram, Class Diagram menggambarkan kelas-kelas dalam sebuah sistem dan
hubungannya antara satu dengan yang lain yang kemudian akan ditambahkan Atribut
dan Operasi untuk masing-masing kelas.
14
Gambar 7 Class Diagram
Gambar 7 menunjukkan bahwa terdapat 3 kelas utama yaitu User yang berisi
informasi tentang akun User , tb_wilayah yang memuat data berhubungan dengan
Wilayah beserta Hasil Produksi setiap wilayah , tb_zona yang terdiri dari Id_zona,
ketinggian, zona, nilai_max berdasarkan Id_wilayah dan tabel view_detail yang
merupakan gabungan data dari tb_wilayah dan tb_zona.
Pada bagian ketiga akan dibuat bentuk Sequence Diagram yang biasanya
dipergunakan untuk menggambarkan interaksi antara class atau objek class dan juga
bisa digunakan dalam aktifitas pengujian perangkat lunak[9].
Gambar 8 Sequence Diagram
Gambar 8 menjelaskan tentang Tahapan User dalam menggunakan Website
Optimalisasi Pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kawasan Pertanian
Kabupaten Semarang, User terlebih dahulu masuk ke dalam form login sesuai dengan
yang tertera di database. Setelah itu, User akan langsung masuk ke dalam Website
dimana akan ada Tampilan Peta berbentuk OpenStreetMap beserta Data Wilayah &
Zona yang ada pada Tabel Wilayah.
Pada tahap selanjutnya, data peta digital dari semua indikator yang dihasilkan pada
tahap sebelumnya akan dikonversi dalam bentuk GeoJSON yang kemudian dijadikan
15
satu sebagai satu sistem dengan bantuan OpenStreetMap dan Leaflet. Secara spesifik
sistem ini mengacu kepada prinsip Sistem Informasi Geografi yang terdiri dari beberapa
modul:
- Input data, adalah sub sistem yang bertugas untuk mengelola input atau masukan
data spasial yang ada. Terdiri dari tiga input spasial yaitu: data zona curah hujan,
data zona ketinggian, serta luas panen kawasan pertanian.
- Output data, yaitu menampilkan informasi luas panen kawasan pertanian paling
optimal berupa peta, tabel dan grafik.
- Manajemen data, adalah sub sistem yang mengorganisasikan data spasial maupun
atribut ke dalam basis data.
- Pengolahan data, adalah sub sistem yang berfungsi untuk menentukan informasi-
informasi apa saja yang akan dihasilkan dan ditampilkan. Selain itu, sub sistem ini
berfungsi untuk manipulasi dan pemodelan data, sehingga menjadi informasi yang
diharapkan.
4. Pembahasan dan Hasil Pengujian Hasil dari Pengujian Optimalisasi Pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kawasan Pertanian Kabupaten Semarang yang akan dibahas dengan menggunakan
Arsitektur Aplikasi.
Gambar 9 Desain Arsitektur Aplikasi
Pada Gambar 9 dijelaskan alur pengerjaan dari Sistem Optimalisasi Pemetaan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kawasan Pertanian Kabupaten Semarang
dengan menggunakan MySQL sebagai Penyimpanan Database, kemudian GeoJSON
dan OpenStreetMap sebagai tampilan peta, ditampilkan dengan menggunakan
Algoritma Program Dinamik dan WebGIS.
Tabel 1 Pendataan Tinggi Tempat dan Curah Hujan
Tinggi Tempat Curah Hujan
(mdpl) 1000 mm 2000 mm 3000 mm 4000 mm
100 - Suruh,
Pabelan
- -
200 - - Susukan -
300 Bringin Bancak Kaliwungu,
Ungaran Barat,
Ungaran Timur
-
400 Banyubiru - Tuntang,
Pringapus
Bergas
500 - Jambu, Ambarawa - -
600 - Bawen - -
700 - Tengaran - -
800 - - - -
16
900 - Bandungan Sumowono -
1000 - - - Getasan
Pada Tabel 1 ditampilkan Hasil Pendataan Tinggi Tempat dan Curah Hujan Wilayah
Kabupaten Semarang[14], dengan dibulatkan nilai masing-masing Wilayah. Kemudian
Nama Wilayah akan diganti dengan Luas Panen Wilayah.
Tabel 2 Pendataan Luas Panen Wilayah
Tinggi Tempat Zona Hujan
(mdpl) 1000 mm 2000 mm 3000 mm 4000 mm
100 - 5.226 ha - -
200 - - 4.321 ha -
300 3.701 ha 2.012 ha 1.792 ha -
400 2.095 ha - 2.315 ha 1.529 ha
500 - 1.138 ha - -
600 - 1.953 ha - -
700 - 1.270 ha - -
800 - - - -
900 - 1.207 ha 610 ha -
1000 - - - 15 ha
Berdasarkan Tabel 2 Wilayah yang terletak pada Kelompok Tinggi Tempat dan
Curah Hujan yang sama akan mengikuti Wilayah yang memiliki Data Luas Panen
Wilayah tertinggi di Kelompok tersebut. Kemudian Setiap Wilayah dikelompokkan
lagi berdasarkan Zona Hujan. Pada daerah Zona Hujan 1000mm, dibutuhkan Luas
Lahan Pertanian dengan total 5.796 Hektar untuk hasil panen yang optimal. Pada daerah
Zona Hujan 2000mm, dibutuhkan Luas Lahan Pertanian dengan total 12.806 Hektar
untuk hasil panen yang optimal. Pada daerah Zona Hujan 3000mm, dibutuhkan Luas
Lahan Pertanian dengan total 9.038 Hektar untuk hasil panen yang optimal. Sedangkan
daerah Zona Hujan 4000mm, dibutuhkan Luas Lahan Pertanian dengan total 1.544
Hektar untuk hasil panen yang optimal.
Tabel 3 Keputusan Optimal Setiap Keadaan
Alokasi Keadaan (Wilayah Zona
Hujan)
Tinggi Tempat
(mdpl)
Luas Panen (Hektar)
1000 300 3.701
2000 100 5.226
3000 200 4.321
4000 400 1.529
TOTAL 1000 14.777
Berdasarkan Tabel 3, dapat diambil Kesimpulan, pada Zona Hujan 1000 memliki
ketinggian tempat rata-rata 300 Meter diatas permukaan laut(mdpl) dan dapat
menghasilkan luas panen sekitar 3.701 Hektar, Zona Hujan 2000 memiliki ketinggian
tempat rata-rata 100 mdpl dengan luas panen sebesar 5.226 Hektar, Zona Hujan 3000
memliki ketinggian tempat rata-rata 200 mdpl dengan luas panen 4.321 Hektar, Zona
Hujan 4000 memiliki ketinggian tempat rata-rata 400 mdpl dengan Luas Panen 1.529
Hektar, dengan total Luas Panen yang ada di Wilayah Kabupaten Semarang sebesar
14.777 Hektar.
17
Gambar 10 Kabupaten Semarang GeoJSON
Gambar 10 merupakan tampilan GeoJSON dari Kabupaten Semarang yang
berfungsi sebagai Highlight zona ke dalam Website Leaflet GIS dengan menggunakan
aplikasi WebGIS dan akan digabung dengan peta OpenStreetMap.
Tabel 4 Wilayah Kabupaten Semarang
Nama Wilayah KodeDesa
Ambarawa 01
Bancak 02
Bandungan 03
Banyubiru 04
Bawen 05
Bergas 06
Bringin 07
Getasan 08
Jambu 09
Kaliwungu 10
Pabelan 11
Pringapus 12
Sumowono 13
Suruh 14
Susukan 15
Tengaran 16
Tuntang 17
Ungaran Barat 18
Ungaran Timur 19
Tabel 4 merupakan Keseluruhan dari Kabupaten Semarang yang terdiri dari 19
Wilayah yang akan dibagikan ke dalam Kelompok Zona Hujan, Kemudian akan
ditampilkan ke dalam Tabel Wilayah WebGIS.
18
Gambar 11 Tampilan Website Leaflet GIS
Gambar 11 merupakan tampilan Utama dari Leaflet GIS ketika dibuka
menggunakan browser. Halaman ini yang diakses User setelah melakukan Login untuk
melihat data yang ada pada Tabel Wilayah, beserta Zona yang telah dikelompokkan
sesuai dengan Zona Hujan dengan menggunakan Perhitungan Algoritma Program
Dinamik.
Gambar 12 Data Wilayah & Zona
Gambar 12 merupakan tampilan view secara lengkap tentang Sektor Pertanian
Kabupaten Semarang yang terdiri dari Nama Wilayah, Luas Panen, Produksi,
Produktivitas Ketinggian, Zona Hujan serta Nilai Maximum dari Setiap Wilayah.
Kode Program 3 Fungsi Layer
1. geojsonLayer.addTo(map);
2. document.getElementById("dataid1").addEventListener("change", function(){
3. //checkbox
4. if (document.getElementById(this.id).checked == true){
5. geojsonLayer.addTo(map);
6. } else {
7. geojsonLayer.remove(map);
8. }
9. });
Kode Program 3 merupakan perintah untuk menampilkan fungsi layer pada Website.
Baris 5 berfungsi untuk menambahkan bentuk GeoJSON Wilayah Kabupaten Semarang
ke dalam OpenStreetMap dan baris 7 berfungsi untuk menghilangkan bentuk GeoJSON
Wilayah Kabupaten Semarang.
19
Kode Program 4 Fungsi Popover 1. $(function(){
2. // Enabling Popover Example 2 - JS (hidden content and title capturing)
3. $("#popoverExampleTwo").popover({
4. html : true,
5. container: 'body',
6. content: function() {
7. return $('#popoverExampleTwoHiddenContent').html();
8. },
9. title: function() {
10. return $('#popoverExampleTwoHiddenTitle').html();
11. }
12. });
13. });
Kode Program 4 merupakan bentuk tabel Popover yang terletak pada Tombol
Tabel Wilayah Website Optimalisasi Pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan
Pertanian Kabupaten Semarang. Baris 7 dan 9 berfungsi untuk menampilkan informasi
Seputar Kawasan Pertanian Kabupaten Semarang.
5. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Hasil Penelitian Website Optimalisasi
Pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kawasan Pertanian Kabupaten
Semarang dengan menggunakan Algoritma Program Dinamik dapat menghasilkan
empat Kelompok Zona Hujan yaitu Kelompok 1000, 2000, 3000 dan 4000. Daerah
Zona Hujan 1000 terdiri dari Kecamatan Bringin dan Banyubiru dengan Luas Panen
sekitar 3.701 Hektar. Daerah Zona Hujan 2000 terdiri dari Kecamatan Bawen,
Bandungan, Ambarawa, Jambu, Bancak, Pabelan, Suruh dan Tengaran dengan Luas
Panen sekitar 5.226 Hektar. Daerah Zona Hujan 3000 terdiri dari Kecamatan Pringapus,
Sumowono, Tuntang, Kaliwungu, Susukan, Ungaran Barat dan Ungaran Timur dengan
Luas Panen sekitar 4.321 Hektar. Daerah Zona Hujan 4000 terdiri dari Kecamatan
Bergas dan Getasan dengan Luas Panen sekitar 1.529 Hektar. Aplikasi ini sangat
membantu dalam merencanakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan,
terencana, dan efektif dengan menggabungkan Algoritma Program Dinamik yang
berfungsi untuk mempermudah penyelesaian persoalan optimasi dan GeoJSON sebagai
Shape Coordinate untuk menampilkan Wilayah Kabupaten Semarang ke dalam
WebGIS.
6. Daftar Pustaka [1] Barr, Avron, and Edward Beigenfaum (eds.), 1982, The Handbook of Artificial Intelligence Volume
2, Reading, MA: Addison-Wesley
[2] Aronoff, Stan, 1989, Geographic Information System; A Management Perspective, Ottawa, WDL,
Publications.
[3] Rangkuti, Freddy, 2014, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
[4] Taufiq, A., 2015, Peningkatan Pemahaman Perangkat Kelurahan dan Kecamatan terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah kajian di Kecamatan Tembalang Kota Semarang,
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/view/10712. Diakses 16 Juli 2019.
[5] Djoni, D., Rina Oktaviani dan Kirbrandoko, 2016, Factors Affecting The Sales Performance Of PT.
SKP ( A Case Study of Sales Force of Moorlife Indonesia in Jabodetabek), Indonesian Journal of
Business and Entrepreneurship, http://journal.ipb.ac.id/index.php/ijbe/article/view/13058. Diakses
tanggal 17 Juli 2019.
[6] Darmawikarta, Djoni, 2016, Oracle SQL: A Beginner’s Tutorial, Second Edition, Brainly Software
Inc.
[7] BPS, 2017, Length of road by of Government responsibility Indonesia, 1987- 2016 (Km), BPS Data,
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/808. Diakses 16 Juli 2019
[8] Awangga, Rolly, 2019, Pengantar Sistem Informasi Geografis: Sejarah, Definisi dan Konsep Dasar,
Bandung, Indonesia.
20
[9] Ziadi, Tewfik, Marcos Aurelio Almeida Da Silva, Lom Messan Hillah and Mikal Zinae, 2011, A
Fully Dynamic Approach to the Reverse Engineering of UML Sequence Diagrams, https://ieeexplore.ieee.org/document/5773385. Diakses tanggal 17 Juli 2019.
[10] Debalano, Muhammad, Andri Suprayogi dan Moehammad Awaluddin, 2015, Penggunaan
PostgreSQL dan OPENSTREETMAP dalam Pembangunan WEBGIS tentang persebaran lapangan
futsal dan lapangan sepak bola Kota Semarang, Jurnal Geodesi
Undip,https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/8954. Diakses tanggal 18 Juli
2019.
[11] Zarodi, Humam, Muhammad Anshori dan Asisi Widanto, 2017, Pemanfaatan WEBGIS dalam
mendukung Program Desa Bersaudara di Kabupaten Magelang,
https://www.researchgate.net/publication/323123980, Diakses tanggal 20 Juli 2019.
[12] Susanto, Arief, Ahmad Kharis dan Tutik Khotimah, 2016, Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Lahan Pertanian dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus,
https://www.neliti.com/id/publications/103299/, Diakses tanggal 20 Juli 2019
[13] Pertiwi, Adinda, Andri Suprayogi dan Ir.Hani’ah, 2013, Penyajian Informasi Komoditas Pertanian
Berbasis WebGIS di Kabupaten Kendal,
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/2216/2236, Diakses tanggal 21 Juli
2019.
[14] Trianto, Bambang, Yeni Rosiyanti, 2017, Kabupaten Semarang Dalam Angka 2017, Semarang,
Indonesia
[15] Ritonga, Alven, 2016, Penerapan Program Dinamik Untuk Simulasi Perencanaan Pola Tanam,
https://www.researchgate.net/publication/301692963, Diakses tanggal 26 Juli 2019.