Diagnosis Dan Diagnosa Banding

2
Diagnosis dan diagnosa banding Setiap pasien dengan syok kardiogenik perlu didiagnosa dini, resusitasi urgen, dan konfirmasi terhadap diagnosa kerja serta dilanjutkan dengan tatalaksana yang tepat, rasional serta dilanjutkan dengan tatalaksana yang tepat, rasional serta pemantauan ketat terhadap hasil resusitasi dan penyulit yang akan timbul. Setiap pasien syok kardiogenik menunjukkan gejala klinis berupa penurunan curah jantung dengan volume intravaskular yang adekuat. Gejala kardinalnya berupa : ekstremitas dingin dan pucat, capillary refill memanjang, takikardia, pulse pressure menyempit dan oliguria. 1. Pemeriksaan laboratorium meliputi : Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi), trombosit (koagulopati) Enzim jantung (Creatinine kinase, troponin, myoglobin, LDH) Analisa gas darah arteri, dapat menggambarkan keseimbangan asam-basa dan kadar oksigen. Defisit basa penting dalam menggambarkan kejadian dan derajat syok, harus dipantau terus selama resusitasi. Pemeriksaan serial kadar laktat, menggambarkan hipoperfusi dan prognosis 2. Pemeriksaan tambahan : Elektrokardiografi : gangguan frekuensi dan irama jantung, gambaran iskemia/infark miokard akut atau tanda hipertropidan atau dilatasi ruang jantung sebagai akibat beban volume dan atau tekanan. Ekokadiografi : harus segera dilakukan untuk menegakkan penyebab dan akibat syok kardiogenik. Global atau regional gangguan fungsi sistol dan diastol. Gangguan mekanis (muskulus papilaris/septum ventrikel yang robek, tamponade jantung). Ekokardiografi dilakukan pada pasien gagal jantung untuk membedakan : disfungsi sistol, disfungsi diastol, mencari penyebab dasarnya, menilai derajat gagal jantung (Dimensi ruang jantung, fungsi katup jantung, ketebalan dan gerakan dinding ventrikel, hipertrofi LV, hipertrogi LA, fraksi ejeksi)

description

syok kardiogenik

Transcript of Diagnosis Dan Diagnosa Banding

Page 1: Diagnosis Dan Diagnosa Banding

Diagnosis dan diagnosa banding

Setiap pasien dengan syok kardiogenik perlu didiagnosa dini, resusitasi urgen, dan konfirmasi terhadap diagnosa kerja serta dilanjutkan dengan tatalaksana yang tepat, rasional serta dilanjutkan dengan tatalaksana yang tepat, rasional serta pemantauan ketat terhadap hasil resusitasi dan penyulit yang akan timbul. Setiap pasien syok kardiogenik menunjukkan gejala klinis berupa penurunan curah jantung dengan volume intravaskular yang adekuat. Gejala kardinalnya berupa : ekstremitas dingin dan pucat, capillary refill memanjang, takikardia, pulse pressure menyempit dan oliguria.

1. Pemeriksaan laboratorium meliputi : Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi), trombosit (koagulopati) Enzim jantung (Creatinine kinase, troponin, myoglobin, LDH) Analisa gas darah arteri, dapat menggambarkan keseimbangan asam-basa dan

kadar oksigen. Defisit basa penting dalam menggambarkan kejadian dan derajat syok, harus dipantau terus selama resusitasi.

Pemeriksaan serial kadar laktat, menggambarkan hipoperfusi dan prognosis2. Pemeriksaan tambahan :

Elektrokardiografi : gangguan frekuensi dan irama jantung, gambaran iskemia/infark miokard akut atau tanda hipertropidan atau dilatasi ruang jantung sebagai akibat beban volume dan atau tekanan.

Ekokadiografi : harus segera dilakukan untuk menegakkan penyebab dan akibat syok kardiogenik. Global atau regional gangguan fungsi sistol dan diastol. Gangguan mekanis (muskulus papilaris/septum ventrikel yang robek, tamponade jantung). Ekokardiografi dilakukan pada pasien gagal jantung untuk membedakan : disfungsi sistol, disfungsi diastol, mencari penyebab dasarnya, menilai derajat gagal jantung (Dimensi ruang jantung, fungsi katup jantung, ketebalan dan gerakan dinding ventrikel, hipertrofi LV, hipertrogi LA, fraksi ejeksi)

Foto polos dada dapat menyingkirkan syok akibat diluar jantung berupa : Mediastinum yang lebar (diseksi aorta), tension pneumothorax atau pneumomediastinum, gagal jantung kiri (redistribusi vaskularisasi paru, edema interstitial paru, hilus melebar, kerley B lines, kardiomegali, efusi pleura bilateral, gambaran butterfly/edema alveoli).