Diabetes Mellitus
-
Upload
noerlailatul-fitrah -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Diabetes Mellitus
Laporan Kasus DM
Identitas Pasien
• Nama : Ny. N• TTL : Purworejo, 16-8-1957• Usia : 57tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Agama : islam• Alamat : duren sawit• Tanggal Masuk : 28 juli 2015• No. RM : 00-39-xx-xx
Anamnesis
• Keluhan Utama : •Kesemutan pada kedua kaki sejak 1 minggu SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli dengan keluhan kesemutan pada kedua kaki sejak 1 minggu SMRS., namun keluhan tersebut hilang timbul. Awalnya kesemutan sudah dirasakan setelah pasien terjatuh 2 minggu yg lalu. Sejak tahun 2010 di diagnosis terkena diabetes, pasien juga masih mengeluhkan merasa cepat lapar, haus dan sering pipis dan terutama malam hari. Keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien tidak ada mengeluh demam dan gangguan penglihatan. Pasien juga disertai dengan keluhan mual, namun tidak muntah. BAB tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu• Belum pernah mengalami hal seperti ini,
hipertensi (-), DM (+)
Riwayat penyakit keluarga• Ibu : DM (+), hipertenis (-)• Ayah : DM (-), hipertenis (-) Riwayat pengobatan dan alergi• Metformin 3 x 850mg• Domperidon 3x10mg• Neurodex 1x1 tab • Alergi (-)
Riwayat psikososial• Makan teratur, pola makan selalu diperhatikan
21 April 2023 7
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran:composmentis
• BB : 72 kg• TB : 165 cm • IMT : 26,5
kg /m2
• Kesimpulan : obesitas 1
Tanda vital:Tekanan darah : 130/90 mmHgNadi
: 86x/menitRespirasi
: 24 x/menitSuhu
: 36,7 oC
21 April 2023 8
STATUS GENERALIS • Kepala : Normocephal, • Mata : Konjungtiva anemis (-/- ), Sklera
ikterik (-/- ) edema palpebral (-/-) mata cekung(-/- ) mata merah dan berair(-/-)
• Hidung : Deviasi septum (-/-),sekret (-/-), perdarahan(-/-)
• Telinga : Normotia, serumen (-/-)• Mulut : Mukosa bibir lembab, perdarahan gusi
(-), stomatitis(-), Faring hiperemis(-)
21 April 2023 9
STATUS GENERALIS
• Leher : Perbesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-), JVP normal
• Thorax : • Pulmo :
Inspeksi :Dada simetris (+/+), tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernafas
Palpasi : vokal fremitus simetris, nyeri tekan(-/-)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru,batas paru-hepar ICS 6• Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
21 April 2023 10
STATUS GENERALIS Jantung :Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V sinistra Perkusi : Batas atas : ICS III linea para sternal dextra
Batas kanan; ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri ; ICS V linea midclavikularis sinistra Auskultasi : Bunyi jantung I & II murni, regular, murmur (-), gallop (-)
21 April 2023 11
STATUS GENERALIS Abdomen• Inspeksi :
Perut datar• Auskultasi : Bising
Usus (+), Normal• Palpasi
:Abdomen Supel, nyeri tekan epigastrium (-), Hepatosplenomegali (-)
• Perkusi : Timpani pada keempat kuadran Abdomen
Ekstremitas Atas / bawah
Akral Hangat / hangat
Edema (- / -) / (-/-)
Peteki (- / -) / (-/-)
CRT < 2 detik / < 2 detik
ulkus (-/ -)
Pemeriksaan penunjang• 27 juli 2015• GDP : 103 mg/dl• GDPP : 164 mg/dl
Resume• OS wanita 57 tahun datang ke poliklinik kontrol DM, dengan
keluhan kedua kaki kesemutan pada kedua kaki sejak 1 minggu SMRS. Awalnya pasien mengatakan 2 minggu sebelumnya pasien pernah jatuh terduduk, lalu kaki terasa kesemutan ,polidipsi (+), polifagi (+) dan poliuri (+) masih dirasakan hilang timbul oleh pasien sejak didiaagnosis Dm tahun 2010. Pasien demam (-), gangguan penglihatan (-). Pasien juga disertai dengan keluhan nausea.
• Tekanan darah: 130/90 mmHg status gizi : obesitas 1• Nadi : 86x/menit• Respirasi : 24 x/menit• Suhu : 36,7 oC• GDP : 103• GDPP : 164
Assesment
• Hiperglikemik, Diabetes mellitus tipe II• Nausea et causa pengobatan DM• Parastesi ektremitas inferior ec. Post
trauma
Planning• Medikamentosa :Metformin 3 x 850 mgDomperidon 3 x 10 mgNeurodex 1 x1 tab
• Non medikamentosaTerapi nutrisi : sesuai kebutuhan kalori/hari
Edukasi :berikan penjelasan pada pasien dan
keluarganya bahwa sakit gula (Diabetes mellitus) tidak dapat disembuhkan dan untuk memperbaiki kondisinya harus dilakukan dengan disiplin untuk kontrol ke dokter, dan harus di dukung dengan modifikasi gaya hidup menjadi gaya hidup yang lebih sehat
Latihan jasmani :anjuran untuk olahraga teratur 3-4 kali
seminggu selama 30 menit
Diabetes Mellitus
Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya
Keluhan klasik
• Poliuria• Polidipsia• polifagia• penurunan berat
badan
Keluhan lainnya
• lemah badan, kesemutan, gatal,
• mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria
• pruritus vulvae pada wanita
Kriteria diagnosis DM
1. Kadar A1C ≥ 6,5% dgn metode High-Performance Liquid
Chromatography (HPLC) yang terstandarisasi
Atau
2. Glukosa Plasma Puasa ≥ 126 mg/dl. (Puasa diartikan pasien
tidak mendapat kalori tambahan setidaknya 8 jam.*
Atau
3. Glukosa plasma ≥ 200mg/dL 2 jam setelah TTGO. TTGO
dilakukan dengan , menggunakan beban glukosa 75 gram
glukosa.
Atau
4. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200g/dL
Pemeriksaan penyaring
Dilakukan untuk menegakkan diagnosis DM tp 2 dan prediabetes pada kelompok risiko tinggi yang tidak ada gejala klasik DM
Kelompok IMT >23 kg/m yg disertai satu /lebih • Aktivitas fisik yang kurang• Faktor keturunan DM dlm keluarga• Kelompok ras/etnik tertentu• Wanita yg melahirkan bayi BB > 4 kg atau mempunyai
riwayat DM• Hipertensi > 140/90• HDL <35 mg/dl atau trigliseride >250 mg/dl• Wanita dgn polikistik ovarium• Riwayat pradiabetes• Obesitas berat• Riwayat kardiovaskular
Penatalaksanaan
• Jangka pendek: menghilangkan keluhan dan tanda DM, memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi akut• Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.• Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya
morbiditas dan mortalitas DM.
Penatalaksanaan DM
• Edukasi• Terapi nutrisii medis• Latihan jasmani
• Intervensi farmakologis
Materi edukasi tingkat awal antara lain mengenai perjalanan penyakit DM, penyulit DM dan risikonya hingga cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
Materi edukasi pada tingkat lanjut menjelaskan mengenai pengenalan dan pencegahan penyulit akut DM, rencana untuk kegiatan khusus hingga pemeliharaan/perawatan kaki.
Terapi Nutrisi Medis • Prinsip pengaturan makan pada penyandang
diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhankalori dan zat gizi masing-masing individu
• Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
• Karbohidrat, lemak, protein, serat,
Latihan jasmani
• latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit),
Terapi Farmakologis
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
1. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
2. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
3. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
4. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.
5. DPP-IV inhibitor
Cara pemberian OHO• OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan
secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal
• Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan• Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan• Metformin : sebelum /pada saat / sesudah makan• Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama
makan suapan pertama• Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal
makan.• DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan
dan atau sebelum makan.
Suntikan
• 1. Insulin• 2. Agonis GLP-1/incretin mimetic
Insulin
Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat yang disertai ketosis krisis hiperglikemik HbA1c >9% degn dekompensasi metabolik Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasionalyangtidak terkendali dengan perencanaan makan Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
JENIS PREPARATAWITAN KERJA (JAM)
PUNCAK KERJA (JAM)
LAMA KERJA (JAM)
Insulin kerja pendek
Actrapid Human 40/Humulin
Actrapid Human 1000,5 – 1 2 – 4 5 – 8
Insulin kerja menengah
Monotard Human 100Insulatard
NPH
1 – 2
4 – 12
8 – 24
Insulin kerja panjang
PZI 2 6 – 20 18 – 36
Insulin campuran Mixtard 0,5 – 12 – 4 dan
6 - 128 – 24
Cara pemakaian insulin :Insulin kerja cepat/pendek : diberikan 15-30 menit sebelum makanInsulin analog : diberikan sesaat sebelum makanInsulin kerja menengah : 1-2 kali sehari, 15-30 menit sebelum makan
Agonis GLP-1/incretin mimetic
• Agonis GLP-1 dapat bekerja sebagai perangsang penglepasan insulin yang tidak menimbulkan hipoglikemia ataupun peningkatan berat badan yang biasanya terjadi pada pengobatan dengan insulin ataupun sulfonilurea.
• Efekagonis GLP-1 yang lain adalah menghambat penglepasan glukagon yang diketahui berperan pada proses glukoneogenesis
Cara Kerja Utama
Efek Samping Utama
Penurunan A1C
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin
BB naik, hipoglikemia
1, 0– 2%
Glinid Meningkatkan sekresi insulin
BB naik, hipoglikemia
0,5 – 1,5 %
Metformin Menekan produksi glukosa hati dan
menambah sensitivitas
terhadap insulin
Diare, dyspepsia, asidosis laktat
1, 5 – 2,0 %
Penghambat
glukosidase alfa
Menghambat absorbs glukosa
Flatulens, tinja lembek
0, 5 – 0,8 %
Tiazolidindion
Menambah sensitivitas
terhadap insulin
Edema 0,5 – 1,4 %
Insulin Menekan produksi glukosa hati, menstimulasi pemanfaatan
glukosa
Hipoglikemia, BB naik
1,5 – 3,5 %
Cara kerja utama
Efek samping utama
Penurunan AC1
Keuntungan
DPP -4 inhibitor
Meningkatkan sekresi insulin, menghambat sekrresi glukagon
Sebah, muntah
0,5 -0,8% Tidak ada keluhan dengan BB
Inkretin analog / mimetik
Meningkatkan sekresi insulin, menghambat sekrresi glukagon
Sebah, muntah
0,5 – 1,0 % Penurunan BB
Penilaian hasil terapi• Pemeriksaan kadar glukosa darah• Pemeriksaan A1C• Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM)• Pemeriksaan glukosa urin• Pemantauan keton
Prosedur pemantauan
Epidemiologi • Di Indonesia (Riskesdas) 2013, prevalensi
Diabetes Mellitus sebesar 2,1%. Berdasarkan data tersebut prevalensinya meningkat seiring bertambahnya umur namun menurun setelah usia di atas 65 tahun.
• Diabetes Mellitus tipe 2 → 90% kasus diabetes, 10% lainnya akibat DM tipe 1 atau gestasional