Diabetes Mellitus

12
Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes secara harfiah yaitu “pipa pindah” atau “mengalir melalui”; Mellitus berarti manis. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes Mellitus diklasifikasikan sebagai non-insulin dependen diabet. Etiologi Pola familial yang kuat Kerusakan pada spesifik molekul Sebagian besar tidak diketahui 85% karena obesitas Epidemiologi Tingkat prevalensinya meningkat dalam dua dekade terakhir dari 30 juta pada 1985 sampai 177 juta pada tahun 2000. Berdasarkan tren masa kini, diperkirakan lebih dari 360 juta jiwa akan terkena diabetes pada tahun 2030. Prevalensi untuk Diabetes Mellitus tipe 2 sepuluh kali lebih besar daripada Diabetes Mellitus tipe 1. Pada usia yang sama, penderita diabetes paling sedikit 2,5 kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes. Prevalensi tipe 2 diabetes dan pertandanya, IGT, tertinggi di pulau-pulau pasifik tertentu, intermediet di negara-negara seperti India dan Amerika Serikat, dan relative rendah di Rusia. Variabilitas ini mungkin karena faktor genetic, perilaku dan lingkungan.Prevalensi DM juga bervariasi di antara populasi etnik yang berbeda dalam suatu negara. Pada tahun 2005, CDC memperkirakan bahwa prevalensi DM di Amerika Serikat (usia>20 tahun) adalah 13,3% di Afrika Amerika, 9,5% di Latin, 15,1% pada penduduk asli Amerika (Indian Amerika dan pribumi Alaska),dan 8,7% di non-Hispanik kulit putih. Individu milik Asia-Amerika atau Kepulauan Pasifik- kelompok etnis di Hawaii dua kali lebih mungkin untuk memiliki

description

.

Transcript of Diabetes Mellitus

Page 1: Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes secara harfiah yaitu “pipa pindah” atau “mengalir melalui”; Mellitus berarti manis.

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes Mellitus diklasifikasikan sebagai non-insulin dependen diabet.

EtiologiPola familial yang kuatKerusakan pada spesifik molekulSebagian besar tidak diketahui85% karena obesitas

EpidemiologiTingkat prevalensinya meningkat dalam dua dekade terakhir dari 30 juta pada 1985 sampai 177 juta pada tahun 2000. Berdasarkan tren masa kini, diperkirakan lebih dari 360 juta jiwa akan terkena diabetes pada tahun 2030. Prevalensi untuk Diabetes Mellitus tipe 2 sepuluh kali lebih besar daripada Diabetes Mellitus tipe 1. Pada usia yang sama, penderita diabetes paling sedikit 2,5 kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes.Prevalensi tipe 2 diabetes dan pertandanya, IGT, tertinggi di pulau-pulau pasifik tertentu, intermediet di negara-negara seperti India dan Amerika Serikat, dan relative rendah di Rusia. Variabilitas ini mungkin karena faktor genetic, perilaku dan lingkungan.Prevalensi DM juga bervariasi di antara populasi etnik yang berbeda dalam suatu negara. Pada tahun 2005, CDC memperkirakan bahwa prevalensi DM di Amerika Serikat (usia>20 tahun) adalah 13,3% di Afrika Amerika, 9,5% di Latin, 15,1% pada penduduk asli Amerika (Indian Amerika dan pribumi Alaska),dan 8,7% di non-Hispanik kulit putih. Individu milik Asia-Amerika atau Kepulauan Pasifik-kelompok etnis di Hawaii dua kali lebih mungkin untuk memiliki diabetes dibandingkan non-Hispanik kulit putih. Onset DM tipe 2 terjadi, rata-rata, pada usia lebih dini pada kelompok etnis lain dari non-Hispanik kulit putih.75% pasein meninggal karena penyakit vaskularisasi. Serangan jantung, gagal ginjal, stroke & gangrene adalah komplikasi utama.Dampak ekonomi pada penderita diabetes jelas terlihat dari biaya pengobatan dan dapat hilangnya pendapatan.

DiagnosisData Kelompok Diabetes Nasional dan WHO menetapka kriteris diagnosis bedasarkan : (1) spectrum dari plasma glukosa puasa (FPG) dan respon terhadap beban glukosa oral (OGTT-uji toleransi glukosa oral) bervariasi pada tiap individu normal; dan (2) Diabetes di definisikansebagai tingkat dimana diabetesglikemia spesifik terjadi komplikasi dan penyimpangan dari rata-rata berdasarkan populasi.Kriteris dari diagnosis Diabetes Mellitus adalah :

Page 2: Diabetes Mellitus

Gejala diabetes ditambah konsentrasi glukosa darah acak 11,1 mmol/L (200mg/dl) atau

Glukosa plasma puasa 7,0 mmol / L (126 mg / dL) atau Dua jam glukosa plasma 11,1 mmol / L (200 mg / dL) selama toleransi glukosa

tes

Faktor resiko DM tipe 2a. Riwayat keluarga diabetesb. Obesitas (BMI > 25 kg/m2)c. Kebiasaan fisik yang tidak aktifd. Ras / etnis (misalnya, Afrika Amerika, Latin, Amerika Pribumi,Asia

Amerika, Kepulauan Pasifik)e. Sebelumnya diidentifikasi IFG atau IGTf. Sejarah GDM atau melahirkan bayi> 4 kg (> £ 9)g. Hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg)h. Tingkat kolesterol HDL <35 mg / dL (0,90 mmol / L) dan / atau tingkat

trigliserida> 250 mg / dL (2,82 mmol / L)i. Polycystic ovary syndrome atau nigricans acanthosisj. Riwayat penyakit vaskular

Manifestasi klinik

Umunya pada diabetes mellitus tipe 2 asimtomatik dan didiagnosis hanya berdasarkan pemeriksaan darah dan laboratorium dan dengan melakukan tes toleransi glukosa. Manifestasi klinik dibagi menjadi beberapa, yaitu:

A. Komplikasi akut

1. HiperglikemiaKetika kadar glukosa meningkat ginjal sampai diambang batas untuk menyerap kembali glukosa, dapat menyebabkan glukosuria. Penyebab dari osmotic diuresis dimanifestasi klinik oleh poliuria, termasuk nokturia. Hasil dari dehidrasi, menstimulasi rasa haus yang dapat menyebabkan polidipasia. Kehilangan signifikan pada kalori dapat disebabkan glukosuria. Polifagia dikarenakan penurunan aktivitas dari pusat hipotalamus. Kehilangan berat badan juga dapat menyebabkan dehidrasi dan hilangnya kalori dalam urin. Pada wanita, glukosuria dapat menyebabkan peningkatan insiden dari cabdida vulvovaginitis.

2. Diabetic ketoasidosisDiabetic ketoasidosis dapat terjadi pada penderita diabetes mellitus tipe 2, selama infeksi, trauma, dan kasus lain yang dapat disebabkan tekananyang dapat meningkatkan kadar hormone yang selanjutnya dapat memproduksi suatu penghambat pada kerja insulin.

3. Hiperosmolar

Page 3: Diabetes Mellitus

Kebanyakan hiperosmolar dat terjadi pada diabetes meliitus tipe 1 maupun 2. Hal ini dipengaruhi oleh asupan cairan yang menurun seperti dapat terjadi bila penyakit kambuh atau pada pasein yang tidak memiliki akses yang cukup untuk air dan memiliki fungsi ginjal yang abnormal yang menghambat pembersihan glukosa. Mekanisme ini dibentuk oleh hiperosmolaliti dan hiperosmolar koma sama pada diabetic asidosis. Walaupun ketoasidosis tidak ditemukan, sedikit ketonuria dapat terlihat jika pasien belum makan. Kehilangan potassium pada ketonuria lebih banyak daripada diabetic asidosis. Mortalitynya sepuluh kali lebih besar daripada diabetic asidosis karena diabetic tipe 2 yang menbentuk hiperosmolar nonketotik lebih lama dan sering menjadi pencetus serius lainnya dan komplikasi. Contoh, infraksi miokardial dapat menyebabkan hiperiosmolar, atau infrakdi ini dapat menjadi hasil dari perubahan dalam aliran vascular darah dan penekanan yang lain dapat mengikiuti dehidrasi.

4. HipoglikemiaHipoglikemia merupakan komplikasi dari terapi insulin pada tipe 1 dan 2, tapi ini dapat dipengaruhi oleh obat oral hipoglikemia yang menstimulasi pengeluaran endogen insulin (sulfenylureas). Hipoglikemia sering terjadi selama bekerja atau puasa yang biasanya dicirikan oleh [eningkatan kecil dalan pusat regulator dan menekan insulin.Pada respon akut hipoglikemia dimediasi oleh efek pusat regulator dari glucagon dan katekolamin. Awal dari gejalanya terjadi sekunder untuk pelepasan katekolamin (bergetar, palpitasi dan berkeringat). Glukosa turun , tanda neuroglikopenik juga terjadi dari system fungsi (kekacaun, koma). Ciri dari gejala tersebut (berkeringat dimalam hari, mimpi buruk, sakit kepala pada pagu hari) juga dibarengi hipoglikemik yang terjadi selama beristirahat (nokturmal hipoglikemik).Pasien dengan tipe 1 maupun tipe 2 dengan autonomic neuropathy yang mempunyai defisiensi respon katekolamin dan pasien yang sudah diterapiu dengan beta-adregenik blockade untuk kondisi lain yang tidak ada riwayat dengan tanda bahaya mediasi katekolamin yang mendahului tanda neuroglikopenik (dengan pengecualian berkeringat). Untuk itu, mereka utama terkena resiko serius hipoglikemik.

B. Kronik komplikasidari waktu ke waktu, diabetes menghasilkan kerusakan dan disfungsi dari berbagai system organ. Kelainan vascular adalah penyebab utama berbagai kelainan. kelainan mikrovaskular (retinophaty, nephropathy) dan kelainan makrovaskular (kelainan arteri koronari, kelainan veskular perifer) berkontribusi pada peningkatan angka morbidity dan mortality yang dikaitkan dengan diabetes. Neurophaty juga menyebabkan peningkatan morbidity, terutama berdasarkan perannya dalam pathogenesis dari ulserasi kaki.1. Mikrovaskular komplikasi

Walaupun komplikasi mikrovaskular dianggap terkait dengan pengikatan kadar glukosa, pathogenesis dari kelainan mikrovaskular belum sepenuhnya dimengerti. Membrane basal pada pembuluh kecil menebal pada diabetes

Page 4: Diabetes Mellitus

dan mengandung peningkatan dari kolagen dan menurukan proteoglikan, yang mana heparin sulfat sebagai komponen utama.Mekanisme biokimia yang bertujuan untuk menjelaskan pathogenesis dari lesi mikrovaskular pada diabetes yang formasinya terdiri dari protein glikat irreversible yang disebut advanced glycosylation end products (AGE).Satu teori adalah bahwa glukosa intraseluler meningkat mengarah pada pembentukan produk akhir glikosilasi lanjut (AGEs) melalui glikosilasi nonenzimatik protein intra dan ekstraseluler.Nonenzimatik glikosilasi hasil dari interaksi glukosa dengan gugus amino pada protein. AGEs telah ditunjukkan untuk cross-link protein (misalnya, kolagen, protein matriks ekstraselular), mempercepat aterosklerosis, disfungsi glomerulus mempromosikan, mengurangi sintesis oksida nitrat, menyebabkan disfungsi endotel, dan mengubah komposisi dan struktur matriks ekstraseluler. Tingkat serum AGEs berkorelasi dengan tingkat glikemia, dan produk-produk terakumulasi sebagai penurunan laju filtrasi glomerulus.a. Retinophaty

Diabetes memicu terjadinya kebutaan. Diabetes retinophaty terjadi dalam dua tahap yang berbeda : nonproliferatif dan proliferative.Nonproliferativ retinopathy terjadi pada tipe 1 dan tipe 2 diabetes. Mikroaneurisme dari kapiler retina, memperlihatkan titik titik merah, ini merupakan tanda awal yang dapat dideteksi dari diabetic retinopathy. Vascular permeabilitas meningkat. Lemak yang telah bocor berlebihan dari permeable dinding kapiler memperlihatkan bercak bercak kuning mengkilap dengan perbatasan yang berbeda (eksudat keras) membentik sebuah cincin disekitar daerah kebocoran. Tampilan dari eksudat keras di daerah macula sering dikaitkan dengan edema macular, yang paling umum ditemukan pada tipe 2 diabetes. Sebagai progress dari retinopathy tanda dari iskemia yang muncul sebagai latar belakang yang memperburuk retinophaty (tingkat preploriferatif). Oklusi dari kapiler dan terminal arteriol menyebabkan daerah dari iskemis retina terlihat daerah kuning kabur dengan perbatasan yang berbeda (cotton wool spots atau eksudat lembut) karena akumulasi dari sisa-sisa axonaplastic pada daerah infraksi. Perdarahan retina pun dapat terjadi dan vena retina membentuk dilatasi segmental.Retinopathy dapat progress menjadi sekunder, dicirikan dengan proliferasi dari vessel baru (retinpathy proliferative) neovaskularisasi lebih prevalen pada tipe 1 daripada tipe 2 dan penyebab utama dari kebutaan. Pendarahan yang abnormal dan daya tarik antara jaringan fibrovaskular yang baru dengan vitreous dapat menyebabkan perdarahan vitreous atau retina detasmen, kedua hal ini berpotensi menyebabkan kebutaan.

b. NefropatiDi Amerika-Diabetes penyebab kelainan ginjal tahap akhir yang memerlukan dialysis ginjal atau transplantasi. Kelainan ini lebih serinh terjadi pada tipe 1 daripada tipe 2 (40% : 5%). Histology berubah pada glomerulus yang tidak dapat dibedakan pada tipe1, dan tipe 2 diabetes.

2. Komplikasi makrovaskular

Page 5: Diabetes Mellitus

Kelainan makrovaskular ateroskeliosis terjadi dengan peningkatan diabetes yang meningkatkan insiden dari miokardiak infraksi, stroke dan claudication dan gangrene pada ekstremitas bawah. Walaupun makrovaskular ini

3. NeuropatiNeuropati diabetik terjadi dada 50% dari individu DM tipe 1 maupun 2. Ini mungkin bermanifestasi sebagai polineuropati, mononeuropati, dan atau neuropati otonom.Seperti komplikasi lain DM, hal ini berkaitan dengan durasi diabetic dan control hipoglikemik. Faktor-faktor resiko tambahan BMI dan merokok.Kehadiran penyakit kardiovaskuler,peningkatan trigliserida, dan hipertensi juga berhubungan dengan neuropati perifer diabetes.  awal neuropatidistal simetris dengan diagnosis awal diabetes dan skrining untukneuropati otonom 5 tahun setelah diagnosis DM tipe 1 dan padasaat diagnosis DM tipe 2. Semua individu dengan diabetes makaharus diskrining setiap tahun untuk kedua bentuk dari neuropati.Bentuk yang paling umum dari neuropati diabetes polineuropati simetris distal. Ini yang paling sering menyajikan dengan kehilangan sensori distal, tetapi sampai 50% pasien tidak memiliki gejala neuropati. Hyperesthesia, paresthesia, dan dysesthesia juga dapat terjadi. Setiap kombinasi dari gejala-gejala ini dapat berkembang sebagai neuropati berlangsung.Gejala mungkin termasuk sensasi mati rasa, kesemutan, ketajaman, atau terbakar yang dimulai pada kaki dan menyebar proksimal. Nyeri neuropatik berkembang dalam beberapa individu, kadang-kadang didahului oleh perbaikan kontrol glikemik mereka. Nyeri biasanya melibatkan ekstremitas bawah, biasanya hadir pada saat istirahat, dan memburuk pada malam hari. Kedua akut (berlangsung <12 bulan) dan bentuk kronis neuropati diabetes yang menyakitkan telah dijelaskan. Sebagai neuropati diabetes berlangsung, nyeri mereda dan akhirnya menghilang, tetapi defisit sensorik di ekstremitas bawah berlanjut.Pemeriksaan fisik menunjukkan kehilangan sensori, hilangnya refleks pergelangan kaki, dan rasa posisi abnormal.

Polyradiculopathy diabetes merupakan sindrom yang ditandai dengan nyeri menonaktifkan parah di distribusi dari satu atau lebih akar saraf. Ini mungkin disertai dengan kelemahan motorik.Radiculopathy interkostal atau trunkal menyebabkan nyeri di atas dada atau perut. Keterlibatan pleksus lumbalis atau saraf femoralis dapat menyebabkan sakit parah di paha atau pinggul dan mungkin terkait dengan kelemahan otot fleksor pinggul atau ekstensor (amyotrophy diabetes). Untungnya, polyradiculopathies diabetes biasanya diri terbatas dan menyelesaikan selama 6-12 bulan.

Mononeuropati (disfungsi saraf kranial atau perifer terisolasi) kurang umum daripada polineuropati di DM dan menyajikan dengan nyeri dan kelemahan motorik dalam distribusi saraf tunggal. Sebuah etiologi vaskular telah disarankan, tetapi tidak diketahui patogenesis. Keterlibatan saraf kranial ketiga adalah yang paling umum dan digembar-gemborkan oleh diplopia.Pemeriksaan fisik menunjukkan ptosis dan penyempitan pupil

Page 6: Diabetes Mellitus

ophthalmoplegia dengan normal untuk cahaya. Kadang-kadang saraf kranial lain IV, VI, atau VII (palsy Bell) yang terpengaruh. Mononeuropati perifer atau keterlibatan simultan lebih dari satu saraf (mononeuropati multiplex) juga dapat terjadi.

Individu dengan lama tipe 1 atau 2 DM dapat mengembangkan tanda-tanda disfungsi otonom yang melibatkan nonadregenik, kolinergik, dan peptidergic (peptide seperti P pancreas polipeptida dll) sistem. DM yang terkait neuropati otonom dapat melibatkan beberapa system termasuk kardiovaskular, pencernaan, genitourinaria dan system metabolik termasuk, kardiovaskularpencernaan, sudomotor Genitourinary, dan sistem metaboik. Neuropati autonom yang mempengaruhi sistem kardiovaskular menyebabkan takikardi dan hipotensi ortostatik.Laporan kematina mendadak juga telah dikaitkan dengan neuropati otonom.Gastroparesis dan kandung kemih-mengosongkan kelainan yang sering disebabkan olehneuropati otonom terlihat pada DM .Hiperhidrosis dari ekstremitas atas dan anhidrosis dariekstremitas bawah hasil dari disfungsi sistem saraf simpatik.Anhidrosis kaki dapat mempromosikan kulit kering dengan retak,yang meningkatkan risiko ulkus kaki. Neuropati otonom dapat mengurangi pelepasan hormon counterregulatory, menyebabkanketidakmampuan untuk merasakan hipoglikemia tepat(ketidaksadaran hipoglikemia. Sehingga menundukkan pasien untuk risiko hipoglikemia parah dan rumit upaya untukmemperbaiki kontrol glikemik.

4. Diabetik ulserasi kakiSimetrik polineuropati, manifestasi dari pemeriksaan klinis dengan penurunan getaran dan baal dan tidak adanya reflex pada pergelangan kaki, menyebabkan diabetic ulserasi kaki menunjukan 75-90% dari diabetes dengan ulserasi pada kaki. Hal ini sering mengakibatkan amputasi karena iskemia pada kelainan makrovaskular (30%-40%) dan kelainan mikrovaskular, infeksi karena perubahan pada fungsi neutrofil dan kekurangan vaskularisasi.

5. InfeksiNeutrofil kemotaktis dan fagosit rusak karena kurang terkontrolnya diabetes. Sel mediasi imunitas mungkin juga abnormal. Sebagai tambahan, lesi vascular dapat menghalangi aliran darah, mencegah sel-sel yang mengalami inflamasi untuk mencapai lesi (contoh:ulserasi pada kaki) atau kemungkinan yang lain. Sebagai hasilnya timbul infeksi (contoh: infeksi kandida, kelainan periodontal).

Patofisiologi

DM tipe 2 ditandai dengan gangguan insulin, resistensi insulin, produksi glukosa hepatic yang berlebihan dan metabolism lemak yang berlebihan. Pada awal gangguan toleransi

Page 7: Diabetes Mellitus

glukosa tetap hampir normal, meskipun resistensi insulin, karena sel-sel beta pancreas mengimbangi dengan memproduksi peningkatan insulin. Seperti resistensi insulin dan kompensasi hiperinsulinemia, pulau pangkreas pada individu tertentu tidak dapat mempertahankan keadaan hiperinsulinemia. IGT, ditandai oleh peninhkatan dalan glukosa postprandial, kemudian terbentuk. Penurunan lebih lanjut dari sekresi insulin dan peningkatan dari glukosa hepatic menyebabkan diabetes dengan hiperglikemia puasa.pada akhirnya, kegagalan sel beta mungkin terjadi.

Patogenesis

Page 8: Diabetes Mellitus
Page 9: Diabetes Mellitus