Di luar negeri.docx

5
Di luar negeri, pembantu rumah tangga jadi pengisi kas terbesar bagi negara. Xxxx dolar setiap tahunnya mengalir deras dari tenaga kerja Indonesia yang membabu di negeri orang. Gelar pahlawan devisa terasa relevan dengan jasa dan kontribusi xxxx pekerja Indonesia walau untuk itu Indonesia terkadang dijuluki sebagai negara pembantu. Tak cuma cibir dari negara tetangga, risiko menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri juga tak mini. Beragam berita negatif menghiasi media nasional bahkan internasional yang memampangkan foto TKI yang babak belur dihajar majikan. Belum lagi mereka yang mesti menghadapi algojo penggal kepala karena terbelit masalah hukum di negara Timur Tengah. Menderita di negeri orang bukan jaminan terlindungi di negara sendiri. Berita perlakuan PRT yang jauh dari kata “manusiawi” masih rutin menghiasi media massa Indonesia. Mulai dari penyekapan buruh peralatan rumah tangga di Jakarta hingga perbudakan nelayan di Benjina. Bahkan menurut salah satu LSM yang paling gencar menyuarakan perlindungan pada Pembantu Rumah Tangga di Indonesia, Jala PRT, menyebut jika kondisi pembantu rumah tangga di Indonesia lebih memprihatinkan dibanding pekerja migran di luar negeri. Nasib dan kesejahteraan Pekerja Rumah Tanggal domestik lebih parah dibanding PRT migran. Sejak tahun 2004, UU Pekerja Rumah Tangga diajukan ke DPR, tetapi tidak dibahas dalam periode 2004-2009. Di periode 2009-2014 RUU tersebut menjadi Proleknas (Program Legalisasi Nasional) 2010,

description

jiji

Transcript of Di luar negeri.docx

Page 1: Di luar negeri.docx

Di luar negeri, pembantu rumah tangga jadi pengisi kas terbesar bagi negara. Xxxx dolar setiap

tahunnya mengalir deras dari tenaga kerja Indonesia yang membabu di negeri orang. Gelar

pahlawan devisa terasa relevan dengan jasa dan kontribusi xxxx pekerja Indonesia walau untuk

itu Indonesia terkadang dijuluki sebagai negara pembantu. Tak cuma cibir dari negara tetangga,

risiko menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri juga tak mini. Beragam berita negatif

menghiasi media nasional bahkan internasional yang memampangkan foto TKI yang babak belur

dihajar majikan. Belum lagi mereka yang mesti menghadapi algojo penggal kepala karena

terbelit masalah hukum di negara Timur Tengah.

Menderita di negeri orang bukan jaminan terlindungi di negara sendiri. Berita perlakuan PRT

yang jauh dari kata “manusiawi” masih rutin menghiasi media massa Indonesia. Mulai dari

penyekapan buruh peralatan rumah tangga di Jakarta hingga perbudakan nelayan di Benjina.

Bahkan menurut salah satu LSM yang paling gencar menyuarakan perlindungan pada Pembantu

Rumah Tangga di Indonesia, Jala PRT, menyebut jika kondisi pembantu rumah tangga di

Indonesia lebih memprihatinkan dibanding pekerja migran di luar negeri. Nasib dan

kesejahteraan Pekerja Rumah Tanggal domestik lebih parah dibanding PRT migran.

Sejak tahun 2004, UU Pekerja Rumah Tangga diajukan ke DPR, tetapi tidak dibahas dalam

periode 2004-2009. Di periode 2009-2014 RUU tersebut menjadi Proleknas (Program Legalisasi

Nasional) 2010, tetapi kembali juga tidak dibahas dan menjadi Proleknas 2011. Sekarang

disiapkan oleh Sekjen DPR-RI. Diharapkan bulan September 2011 sudah disusun naskah RUU

tersebut dan naskah akademisnya.

Selain karena mereka tidak dilindungi oleh hukum, kasus penyiksaan PRT domestik hampir

tidak disorot oleh media. Dari riset-riset yang dilakukan JALA PRT, dalam realitasnya tidak ada

batasan jam kerja, tidak ada batasan beban kerja, tidak ada kejelasan mengenai standar upah,

tidak ada jaminan sosial, kesehatan, tidak ada hak berkomunikasi, berorganisasi dan sebagainya.

Jadi tidak ada kepastian hukum dan kontrol sosial. Nasib mereka tergantung dari kebaikan hati

majikan.

Persoalan PRT domesik rata-rata sama dengan pekerja di luar negeri. PRT belum diakui sebagai

profesi, sehingga hak-haknya juga tidak dilindungi oleh hukum. LSM yang mengkhususkan diri

untuk advokasi PRT sudah mengusulkan kepada DPR agar dibuat UU Perlindungan Pekerja

Page 2: Di luar negeri.docx

Rumah Tangga. Di tingkat internasional ada konvensi ILO (Organisasi Buruh Internasional)

Pekerja Rumah Tangga. Usaha perlindungan terhadap PRT diharapkan mendorong pemerintah

Indonesia agar segara meratifikasi kovensi tersebut.

Dari sekian banyak diskriminasi pada PRT, yang masih cukup segar di ingatan adalah kasus

penyiksaan yang dilakukan Syamsul terhadap tiga pekerja perempuan, yaitu Endah (55) asal

Madura, Anisa Rahayu (25) asal Malang, dan Rukmaini (43) asal Demak. Pria keturunan itu

bahkan diduga menjadi otak pembunuhan salah satu pembantunya yang bernama Hermin alias

Cici, agustus 2014 lalu. Bentuk penyiksaan Syamsul sungguh sadis dan brutal. Serangan fisik

berupa pemukulan dengan tangan, sapu, hingga dijepit dengan kursi sudah menjadi “sarapan”

rutin para pembantu yang mengabdi di rumah Syamsul. Tak hanya penyiksaan, gaji yang

harusnya dibayarkan rutin malah bertahun-tahun tak didapat oleh para pembantu. Kekangan dan

pembatasan gerak membuat pembantu-pembantu itu terisolasi dari dunia luar. Jika berani

mencari bantuan keluar, siksaan yang lebih berat sudah pasti akan diterima. Kabur pun bukan

opsi yang memungkinkan karena mereka dibiarkan tanpa uang sepeser pun di tangan.

Dalam melakukan aksinya, Syamsul tak sendirian. Keluarganya pun ikut serta dalam

menjalankan tindak kekerasan terhadap PRT. Istri dan anak korban bahkan terekam jelas dalam

CCTV yang terpasang di rumahnya sedang menyiksa ketiga pembantunya itu. Tak cuma

keluarga, dua pekerja pria yang ada di rumah itu juga ikut-ikutan melayangkan pukulan dan

tendangan. Finalnya ketika salah satu pembantu bernama Cici mati lemas setelah dibenamkan

dalam bak air oleh para pelaku. Jasad tak bernyawa Cici kemudian dibuang di daerah Kaban

Jahe, Karo.

Polisi yang menggerebek kediaman sekaligus kantor penyalur tenaga kerja milik Syamsul,

menetapkan 7 tersangka dalam kejadian tersebut. Selain Syamsul (51), polisi juga mengamankan

istrinya RDK (39) serta anaknya MT (19), ZKR (28) keponakan mereka, FER (42) sopir mereka,

serta KA (32) dan BHR (36).

Dalam dakwaan yang dibacakan JPU pengganti Sindu Hutomo, Syamsul dinyatakan telah

melanggar sejumlah pasal dan undang-undang, yaitu Pasal 2 ayat (1) UU No 21 Tahun 2007

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Pasal 44 ayat (3) UU 23 Tahun 2004

Page 3: Di luar negeri.docx

tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT); Pasal 338 KUHP, dan Pasal

181 KUHP.

Kasus di atas seakan menjadi bom yang memicu publikasi gencar dari media terhadap kondisi

miris kehidupan pembantu rumah tangga di Indonesia. Hanya saja pemberitaan yang masif itu

terkesan muncul “kesiangan” karena sebenarnya diskriminasi terhadap PRT sudah terjadi

berulang kali namun terlewat begitu saja dari tinta jurnalis.

Namun, dengan gencarnya pemberitaan mengenai penyiksaan ketiga PRT di Medan, setidaknya

masyarakat disajikan fakta jika selama ini pembantu rumah tangga tidaklah sekadar menghadapi

masalah kemiskinan dan pemberian upah yang tak layak saja tetapi ternyata mereka juga tak

jarang mesti mendapat penyiksaan fisik dan psikis yang tergolong berat.

Penelitian ini lantas ditujukan untuk mengetahui dan mengukur bagaimana reaksi opini

masyarakat yang terbentuk pasca gencarnya pemberitaan di berbagai lini media massa yang

memublikasi kondisi PRT yang mengalami perlakuan tak manusiawi di salah satu daerah di

Medan.

Opini masyarakat sangat penting untuk diketahui karena sebuah isu bisa lebih mendapat

perhatian yang layak dari pihak berwenang jika publik sudah “turun tangan” membentuk arus

suara mayoritas. Selain intensitas pemberitaan, tekanan opini publik bisa menjadi kekuatan yang

sanggup memaksa pemerintah melakukan tindakan tertentu yang dianggap bisa memperbaiki

masalah secara menyeluruh. Walau pun opini publik mudah diarahkan dan terkadang bisa saja

salah, namun untuk kasus yang menyakut masalah kemanusiaan, arah opini publik lebih sering

mudah seragam dan kuat karena alasan sentimentil dan humanisme.

Daerah yang dijadikan basis populasi dan penarikan sampel adalah kelurahan xxxxxxxxx. Alasan

pemilihan tersebut didasarkan pada faktor demogrfis penduduk yang memang banyak ditemui

menggunakan jasa pembantu rumah tangga dan beberapa juga berprofesi sebagai PRT.