Mapri Al Prmokes Di Luar

44
Makalah Pribadi PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKUKAN DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS PAUH (Metode, Media, dan Sasaran) Oleh: Al Anshari, S.ked BP: 1010311022 Preseptor dr. Hardisman, MHID, DrPH BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014

description

makalah pribadi IKM

Transcript of Mapri Al Prmokes Di Luar

Page 1: Mapri Al Prmokes Di Luar

Makalah Pribadi

PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKUKAN

DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS PAUH

(Metode, Media, dan Sasaran)

Oleh:

Al Anshari, S.ked

BP: 1010311022

Preseptor

dr. Hardisman, MHID, DrPH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

Page 2: Mapri Al Prmokes Di Luar

i

Daftar isi Halaman

Daftar Isi............................................................................................................. i

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

1.3. Batasan Penulisan ........................................................................... 3

1.4. Metode Penulisan ........................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1. Promosi Kesehatan ......................................................................... 4

2.2. Tujuan Promosi Kesehatan ............................................................. 6

2.3. Strategi Promosi Kesehatan ............................................................ 6

2.4. Pendukung dalam pelaksanaan PromosiKesehatan ........................ 11

2.5. Sasaran Promosi Kesehatan ............................................................ 12

2.6. Kegiatan Promosi Kesehatan Di Luar Ruangan Puskesmas .......... 13

2.7. Bentuk Kegiatan/Program .............................................................. 16

2.8. Pemantauan dan Evaluasi ............................................................... 20

BAB 3. ANALISIS SITUASI .......................................................................... 22

3.1. Kondisi Geografi ........................................................................... 22

3.2. Kondisi Demografi ......................................................................... 23

3.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan ................................................... 24

3.4. Tenaga Kesehatan dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh ....... 25

3.5. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi ............................................ 27

3.6. Sasaran Pelayanan Kesehatan ......................................................... 28

BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................... 30

4.1. Advokasi ......................................................................................... 30

4.2. Bina suasana ................................................................................... 30

4.3. Gerakan Masyarakat ....................................................................... 30

4.4. Kemitraan ....................................................................................... 31

Bentuk kegiatan ...................................................................................... 31

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 42

Page 3: Mapri Al Prmokes Di Luar

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan

Kab/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

satu atau sebagian wilayah kecamatan (Soegianto B, 2008). Puskesmas berfungsi

sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga

dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi

pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan.

Tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan

setinggi-tingginya. Sehingga misi mewujudkan Indonesia Sehat 2015 dapat

tercapai (Yusmaini, 2013). Hal ini sesuai dengan misi departemen kesehatan yaitu

membuat rakyat sehat dan strateginya adalah menggerakkan dan memberdayakan

masyarakat untuk hidup sehat, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan (Kepmenkes 585, 2007).

SK Menkes No. 128 tahun 2004, puskesmas menjadi ujung tombak

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang diselenggarakan secara secara

menyeluruh dan terpadu. Pelayanan kesehatan dasar lebh dititik beratkan pada

upaya promotif dan preventif serta tanpa mengenyampingkan upaya kuratif dan

rehabilitatif, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan (Yusmaini,

2013). Penyelenggaraan pelayanan kesehatan didasarkan pada kemitraan dengan

lintas program dan lintas sektor sehingga mampu mengembangkan kegiatan dan

program sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya.

Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya

kesehatan wajib dan pelayanan kesehatan pengembangan. Salah satu upaya

kesehatan wajib di puskesmas adalah promosi kesehatan. Promosi kesehatan

adalah program yang bertujuan untuk memberikan perubahan pada manusia,

organisasi, masyarakat, dan lingkungan. Promosi kesehatan berisikan upaya

mempengaruhi masyarakat agar menghentikan kebiasaan berisiko tinggi dan

menggantikannya dengan perilaku yang tidak berisiko atau berisiko paling rendah.

Promosi kesehatan diperlukan dalam upaya mengubah perilaku masyarakat yang

Page 4: Mapri Al Prmokes Di Luar

2

lebih sehat agar terbebas dari dari masalah-masalah kesehatan, karena umumnya

masalah-masalah kesehatan disebabkan oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit,

lingkungan yang memungkinkan, dan perilaku hidup (Ayubi D, 2007).

Pemberdayaan masyarakat wajib dilakukan agar masyarakat dapat

berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Untuk mencapai

pemberdayaan masyarakat secara maksimal, dilakukan promosi kesehatan yang

mencapai seluruh aspek masyarakat. Promosi kesehatan yang dilakukan oleh

puskesmas dapat berlangsung di dalam gedung puskesmas dengan target sasaran

semua orang yang datang ke puskesmas, dan di luar gedung puskesmas dengan

target semua lapisan masyarakat di wilayah kerjanya.

Strategi yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan berupa advokasi,

dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat (WHO, 1984). Berdasarkan

piagam Ottawa (1986) ada lima strategi promosi kesehatan: kebijakan

berwawasan kesehatan, lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan

kesehatan, keterampilan individu, dan gerakan masyarakat (Ayubi D, 2007).

Sasaran promosi kesehatan terbagi tiga, sasaran primer sesuai pemberdayaan

(anak, ibu menyusui, dan lain-lain), sasaran sekunder sesuai misi dukungan sosial

(tokoh masyarakat), dan sasaran tersier sesuai misi advokasi (pembuat kebijakan).

Pada tahun 2013, pencapaian program promosi kesehatan pada masyarakat

belum maksimal, baik program penyuluhan dalam gedung, di luar gedung,

ataupun penyuluhan keliling. Usaha Kesehatan berbasis Masyarakat yang

merupakan bagian dari promosi kesehatan di puskesmas Pauh pada tahun yang

sama juga belum maksimal. Untuk itu diperlukan pembahasan dan diskusi

program yang sudah dikerjakan, serta perencanaan untuk mendapatkan solusi agar

pencapaian program promosi kesehatan menjadi lebih baik. Terutama promosi

yang dilakukandi luar gedung puskesmas.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Membahas promosi kesehatan yang dilakukan di luar gedung

puskesmas secara umum.

Page 5: Mapri Al Prmokes Di Luar

3

b. Tujuan Khusus

Mengetahui metode dalam program promosi kesehatan yang dilakukan

di luar gedung Puskesmas Pauh.

Mengetahui media yang digunakan dalam program promosi kesehatan

yang dilakukan di luar gedung Puskesmas Pauh.

Mengetahui sasaran program promosi kesehatan yang dilakukan di luar

gedung Puskesmas Pauh.

Menganalisis pelaksanaan program promosi kesehatan yang dilakukan

di luar gedung puskesmas Pauh.

1.3 Batasan Penulisan

Makalah ini membahas tentang promosi kesehatan yang dilakukan di luar

gedung puskesmas Pauh.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka dari berbagai

literatur, laporan tahunan Puskesmas Pauh, dan diskusi dengan Pimpinan

Puskesmas Pauh serta staf penanggung jawab program.

Page 6: Mapri Al Prmokes Di Luar

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan Puskesmas

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang

Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah

upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dan,

oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,

serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan

kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan.

Visi dan misi promosi kesehatan merupakan wujud dari visi Pembangunan

Kesehatan Indonesia seperti yang terdapat dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun

1992 yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatannya baik fisik, mental, dan sosial sehingga

produktif secara ekonomi maupun sosial.

Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi departemen

kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakkan dan

pemberdayaan keluarga dan masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi

kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan

kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap

individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan

upaya kesehatan bersumber masyarakat.

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni dalam membantu masyarakat

dalam upaya menjadikan gaya hidup masyarakat yang sehat dan optimal. Promosi

kesehatan merupakancabang yang bergerak dalam proses penyadaran, pemberian,

dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, di dalamnya terdapat

usaha memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Kesehatan

yang optimal didefinisikan sebagai suatu keseimbangan kesehatan antara

kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Adapun pengubahan gaya

hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan :

1. Menciptakan lingkungan yang mendukung

2. Mengubah perilaku masyarakat terhadap kesehatan

Page 7: Mapri Al Prmokes Di Luar

5

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi

hidupnya (Tria Hasbi, 2014).

Promosi kesehatan merupakan program-program kesehatan yang

dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat

sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Program harus dirancang

berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat setempat yang menjadi

sasaran. Secara operasional, upaya promosikesehatan di puskesmas dilakukan

agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersihdan sehat sebagai bentuk

pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya. Disamping itu,

petugaskesehatan harus mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga, dan

masyarakan untuk melakukan PHBS.

Menurut Green (Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah segala

bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan

ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan

lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa

perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi

pengetahuan dan sikap seseorang.

2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana,

dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.

3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi

seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-

undang, peraturan peraturan, surat keputusan.

Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang

timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu

lainnya, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit

penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit

penyakit dan lingkungannya. Menurut Teori Bloom faktor perilaku ini merupakan

faktor kedua terbesar yang pengaruhi status kesehatan. Oleh sebab itu, sehat dan

sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena

masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran

Page 8: Mapri Al Prmokes Di Luar

6

promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat

agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan.

Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi agar terjadi perubahan

perilaku masyarakat: (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup

masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber

air bersih yang lebih dekat; (ii) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk

akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal, (iii) Persetujuan, yaitu

bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui

dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan (iv) Kesanggupan untuk

mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun

jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di

miliki. Pendekatan pada faktor tersebut dapat berjalan dengan baik jika dijalankan

dengan prinsip “bersama masyarakat”.

2.2 Tujuan Promosi Kesehatan

Tujuan promosi kesehatan adalah:

a. Mencegah timbulnya penyakit dengan menyelenggarakan pelayanan

kesehatan secara promotif dan preventif.

b. Meningkatkan pengetahuan dan pendidikan kesehatan masyarakat

tentang masalah kesehatan.

c. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat individu, keluarga, dan

lingkungannya secara mandiri.

d. Mengembangkan upaya kesehatan bersumber pada masyarakat.

2.3 Strategi Promosi Kesehatan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005

tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Strategi dasar

utama Promosi kesehatan adalah:

1. Pemberdayaan

Merupakan upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan

pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga, dan

Page 9: Mapri Al Prmokes Di Luar

7

masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,

menciptakan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam

penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Pemberdayaan ini harus

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat

setempat.

a. Pemberdayaan Individu

Pemberdayaan dilakukan terhadap individu yang datang

memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan individu yang

menjadi sasaran kunjungan. Tujuannya untuk memperkenalkan

perilaku hidup sehat yang dapat dipraktikkan.

b. Pemberdayaan Keluarga

Pemberdayaan dilakukan melalui kunjungan oleh petugas puskesmas

terhadap keluarga dari individu yang datang ke puskesmas. Hal yang

dapat dilakukan berupa memperkenalkan perilaku baru yang

memungkinkan untuk mengubah perilaku yang biasa pada keluarga

tersebut dari tahap sekedar tahu, mau, sampai mampu

melaksanakannya.

c. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang berada

di wilayah kerja puskesmas. Pemberdayaan diawali dengan membantu

masyarakat mengenali masalah kesehatan yang terdapat di sana

menjadi masalah bersama, kemudian membantu mereka bertindak agar

masalah tersebut tidak terjadi lagi. Beberapa usaha kesehatan berbasis

masyarakat yang dapat dilakukan adalah:

- Upaya kesehatan ibu dan anak: Posyandu, Polindes, Bina

Keluarga Balita

- Upaya Pengobatan: Pos Obat Desa, Pos Kesehatan Desa

- Upaya perbaikan gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi,

Keluarga Sadar Gizi

- Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter Kecil, Saka Bakti

Husada, Pos Kesehatan Pesantren.

Page 10: Mapri Al Prmokes Di Luar

8

- Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok pemakai air dan

desa percontohan kesehatan lingkungan.

2. Bina Suasana

Merupakan suatu upaya menciptakan suasana atau lingkungan

sosial masyarakat yang akan mendorong untuk mencegah penyakit dan

meningkatkan kesehatan serta berperan aktif dalam setiap upaya

penyelenggaraan kesehatan. Hal ini dilakukan karena seseorang akan

mudah berubah jika ada seseorang yang dijadikan contoh dalam perubahan

tersebut. Misalnya keluarga, tokoh panutan, kelompok pengajian, dan lain-

lain. Beberapa tindakan nyata yang dapat dilakukan diantaranya:

- Pembagian selebaran kepada pegunjung dan memasang poster atau

gambar dinding di tempat perawatan atau di puskesmas. Sasarannya

tidak hanya pasien, namun pengantar pasien dapat memperhatikannya.

- Memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan sehat yang

harus dilakukan kepada pengantar atau pendamping pasien bersamaan

dengan pada pasien.

- Petugas kesehatan puskesmas yang baik akan menjadi contoh bagi

masyarakat dalam mengubah perilaku menjadi lebih sehat. Misalnya:

ramah (tidak terkesan stress), tidak merokok, memelihara hygiene atau

kebersihan dan kesehatan perorangan, dan lain sebagainya.

3. Advokasi

Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di

lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan

kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.

Dalam upaya memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat,

Puskesmas membutuhkan dan dukungan dari pihak-pihak lain, sehingga

advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam rangka mengupayakan

lingkungan puskesmas yang bebas asap rokok, puskesmas perlu

melakukan advokasi kepada pimpinan daerah setempat untuk

diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di

Page 11: Mapri Al Prmokes Di Luar

9

lingkungan kerja puskesmas seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat

ibadah.

Selama proses perbincangan dalam advokasi, perlu diperhatikan

bahwa sasaran advokasi hendaknya diarahkan/dipandu untuk menempuh

tahapan-tahapan: (1)Memahami/menyadari persoalan yang ditujukan,

(2)Tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan,

(3)Mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan,

(4)Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan, dan

(5)Menyampaikan langkah tindak lanjut. Jika kelima tahapan tersebut

dapat dicapai selama waktu yang disediakan untuk advokasi, maka dapat

dikatakan advokasi tersebut berhasil.

Langkah tindak lanjut di akhir perbincangan (misalnya dengan

membuat disposisi pada usulan yang diajukan) menunjukkan adanya

komitmen untuk memberikan dukungan. Selama perbincangan, seorang

advokator (misalnya kepala puskesmas) terus memantau respon sasaran

advokasi.

Sejumlah ahli menyarankan agar advokasi tidak dilakukan oleh

hanya seorang individu, melainkan melalui jejaring. Artinya, sebelum

melakukan advokasi, sang advokator terlebih dahulu mengembangkan

kemitraan dengan sejumlah pihak yang potensial. Advokasi harus

dilakukan secara terus-menerus sampai pihak-pihak yang terkait (stake

holders) yang diadvokasi memberikan dukungan.

Sebagai contoh, dalam advokasi tentang bantuan jamban sehat

untuk suatu pondok pesantren. Kepala puskesmas sebaiknya menggalang

kemitraan dulu dengan lembaga swadaya masyarakat/LSM (misalnya

Koalisi untuk Indonesia sehat), media massa (misalnya wartawan koran),

tokoh agama (misalnya seorang ulama), tokoh pendidikan (misalnya Ketua

PGRI), dan lain-lain.

Mereka ini diundang pada pertemuan untuk memantapkan

kerjasama dan menyiapkan bahan advokasi. Maka ketika bahan advokasi

sudah siap dan pembagian tugas sudah dilakukan (siapa yang berbicara

tentang apa, dan siapa yang bertugas memantau perbincangan), tim

Page 12: Mapri Al Prmokes Di Luar

10

advokasi tersebut bersama-sama, untuk misalnya, menghadap camat atau

seorang pengusaha. Dengan demikian, camat atau pengusaha dihadapkan

kepada suatu jejaring yang kompak dan kuat. Kata-kata kunci dalam

penyiapan bahan advokasi adalah Tepat, Lengkap, Akurat, dan Menarik.

Artinya bahan advokasi harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikan, jabatan, budaya,

kesukaan, dan lain-lain).

Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi.

Mencakup unsur-unsur pokok, yaitu apa, mengapa, di mana, bilamana,

siapa, dan bagaimana (5W + 1H).

Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan

masalah.

Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi.

Memuat data pendukung, bila mungkin juga bagan, gambar, dan lain-

lain.

Dalam kemasan yang menarik (tidak menjemukan), ringkas, tetapi

jelas.

4. Kemitraan

Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan puskesmas

dengan sasarannya (para pasien atau pihak lain) dalam pelaksanaan

pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Di samping itu, kemitraan juga

dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, seperti

bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, misalnya kelompok profesi,

pemuka agama, LSM, media massa, dan lain-lain.

Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan

dipraktikkan adalah (1) kesetaraan, (2) keterbukaan, dan (3) saling

menguntungkan.

Kesetaraan. Tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hirarkies

(atas-bawah) yang diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-

masing berada dalam kedudukan yang sederajat, dapat dicapai jika

hubungan kekeluargaan dikembangkan.

Page 13: Mapri Al Prmokes Di Luar

11

Keterbukaan. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan itikad

yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-nutupi sesuatu.

Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya selalu

mengandung keuntungan disemua pihak (win-win solution).

Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh saling) yang harus

diperhatikan dan dipraktikkan dalam meengembangkan kemitraan, yaitu :

a. Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi masing-masing,

b. Saling mengakui kapasitas dan kemamouan masing-masing,

c. Saling berupaya untuk membangun hubungan,

d. Saling berupaya untuk mendekati,

e. Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan

dibantu,

f. Saling mendukung upaya masing-masing,

g. Saling menghargai upaya masing-masing.

2.4 Pendukung Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan

Dalam pelaksanaannnya, strategi promosi kesehatan harus

diperkuat dengan (1) Metode dan media yang tepat, serta tersedianya (2)

Sumber daya yang memadai.

1. Metode dan Media

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam promosi kesehatan.

Perlu ditentukan metode komunikasi yang tepat dengan memperhatikan

kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial

budayanya) dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu. Pemilihan media

yang tepat sangat menentukan keberhasilan metode yang telah dipilih.

2. Sumber Daya

Sumber daya utama yang diperlukn untuk promosi kesehatan Puskesmas

adalah tenaga (SDM), sarana/peralatan, dan dana. Pengelolaan promosi

kesehatan sebaiknya dilakukan oleh koordiantor yang berkompeten di

bidang promosi kesehatan dan dipilih dari tenaga khusus promosi

kesehatan. Jika tidak tersedia, dapat dipilih dari semua tenaga kesehatan

Page 14: Mapri Al Prmokes Di Luar

12

puskesmas yang melayani pasien. Oleh sebab itu sebaiknya semua

petugas kesehatan puskesmas memiliki kemampuan memberikan

pengetahuan dan terampil melakukan konseling. Jika tenaga ini belum

ada, maka diperlukan pelatihan/kursus.

Berdasarkan SK Menkes nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang

Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa

tenaga khusus promosi kesehatan untuk Puskesmas yaitu:

Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum

D3 Kesehatan+Minat

dan bakat promosi

kesehatan

1 orang a. Membantu tenaga kesehatan lain

merancang pemberdayaan

b. Melakukan bina suasana dan

advokasi

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

no:585/MENKES/SK/V/2007

Standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas minimalnya

sebagai berikut:

No. Jenis Sarana/Peralatan Jumlah

1. Flipcharts dan Stands 1 set

2. Over Head Projector/LCD Projector/ Infocus 1 buah

3. Amplifier dan wireless microphone 1 set

4. Kamera Foto 1 buah

5. Megaphone/Public Address System 1 set

6. Portable generator 1 buah

7. Recorder 1 buah

8. Papan Informasi 1 buah

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

no:585/MENKES/SK/V/2007

2.5 Sasaran promosi kesehatan

Dimensi aspek sasaran untuk kegiatan promosi kesehatan meliputi :

1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif.

Page 15: Mapri Al Prmokes Di Luar

13

Sasaran utama adalah kelompok orang sehat, dimana tujuan promosi

adalah untuk mampu meningkatkan kesehatan kelompok sasaran ini.

Dalam Survei yang dilakukan pada negara berkembang menyatakan dalam

suatu populasi 80%-85% orang yang benar-benar sehat mampu

memelihara kesehatannya sehingga jumlahnya dapat dipertahankan

2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif

Sasarannya adalah kelompok orang sehat dan kelompok orang yang

beresiko tinggi termasuk di dalamnya adalah ibu hamil, bayi, obesitas,

PSK dll. Bertujuan untuk mencegah kelomok sasaran tidak jatuh ke

keadaan sakit atau dikenal dengan Primary Prevention

3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif

Sasarannya adalah para penderita penyakit terutama pasien dengan

penyakit kronis seperti Diabetes Melitus, TB, Hipertensi dll. Tujuan

promosi disisni untuk mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih

parah disebut juga Secondary Prevention

4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif

Sasaran adalah kelompok penderita penyakit yang baru sembuhdari suatu

penyakit. Berujuan mengupayakan pemulihan kesehatan sesegera mungkin

dan mengurangi kecatatan seminimal mungkin disebut Tertiary

Prevention.

2.6 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas

Promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas di luar gedung

puskesmas untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja dengan tujuan untuk

meningkatkan PHBS melalui pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian

masyarakat merupakan suatu proses pemberdayaan masyarakat yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, dan penilaian pembangunan kesehatan

masyarakat, terutama dalam hal PHBS.

Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas melaksanakan hal-hal:

1. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksiprogram PHBS

berdasarkan prioritas

2. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat

3. Melaksanakan program secara efektif dan efisien bersama-sama

Page 16: Mapri Al Prmokes Di Luar

14

4. Ikut memantau dan membina

5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi

kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan.

Pelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas berkerja sama

dengan berbagai pihak potensial lainnya dengan menerapkan ABG (Advokasi,

Bina suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat). Bentuk kegiatannya berupa:

a. Kunjungan rumah

Dilakukan oleh petugas kesehatan di dalam gedung Puskesmas sebagai

tindak lanjut dari upaya promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas yang

telah dilakukan kepada pasien/keluarga. Terutama masyarakat yang memiliki

masalah kesehatan yang cukup berat (missal: konseling di tingkat keluarga),

atau masyarakat yang telah setuju melakukan langkah-langkah tindak lanjut di

rumahnya (misal: menyemen lantai rumah, membuaat jamban keluarga,

membuat TOGA, dan lain-lain).

Tidak jarang tujuan dari kunjungan rumah berubah menjadi lebih luas.

Misal: tujuan awal konseling, namun dalam pelaksanaannya terjadi diskusi

dan pembahasan pemecahan masalah yang akan melibatkan anggotakeluarga

lain. Jika hal ini terjadi maka petugas kesehatan itu harus merubahnya menjadi

pemberdayaan masyarakat.

b. Pemberdayaan Berjenjang

Promosi Kesehatan di Masyarakat secara menyeluruh sebaiknya tidak

dilakukan sendirian oleh petugas kesehatan. Karena masyarakat terdiri dari

beberapa tatanan, untuk menjangkaunya sebaiknya puskesmas berkerja sama

dengan berbagai mitra. Contohnya tokoh masyarakat, kader, dan lain-lain.

Berdasarkan tatanan yang digarap, maka diselenggarakan pemberdayaan

secara berjenjang berupa:

- Mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka

masyarakat, lalu

- Para pemuka memilih pemuda dan merekrut kader, lalu

memberdayakan kader,

- Para kader memberdayakan masyarakatnya.

Page 17: Mapri Al Prmokes Di Luar

15

Proses pemberdayaan berjenjang diawali dengan para petugas kesehatan

membantu tokoh masyarakat dengan langkah-langkah:

1. Survei Mawas Diri (SMD). Pada tahap ini tokoh masyarakat dibimbing

untuk melakukan pengenalan masalah kesehatan yang sering melanda.

Pada tahap ini diobservasi, digali penyebabnya, serta potensi yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Musyawarah Masyarakat (MM). pada tahap ini para pemuda dan tokoh

masyarakat dibimbing untuk merumuskan masalah dan rencana jalan

keluarnya. Pada tahap ini juga dilakukan advokasi untuk menggalang

dukungan mitra lain. Rumusan masalah ni akan dibahas pada musyawarah

besar ssampai dihasilkan suatu rencana kongkrit untuk mengatasi masalah

yang ada.

c. Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masyarakat dapat diterapkan di tatanan manapun yang

akan digarap: RT/RW, sekulah, pondok pesantren, kantor, pabrik, dan lain-

lain. Para pemuda dan tokoh masyarakt dibimbing memberdayakan kader

melalui:

1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK). Para pemuda danmasyarakat

menetapkan pengurus UKBM.setelah ditetapkan, selanjutnya dilakukan:

- Pelatihan Kader oleh Pemuka Masyarakat tentang cara-cara mengatasi

masalah yang ada, cara melaksanakan tugas kader di UKBM.

- Pembentukan UKBM oleh para pemuka pemerintahan dan masyarakat.

2. Pelaksanaan Kegiatan (PK)

UKMB mulai dilakukan pelayanannya oleh kader terhadap individu.

Sehingga kader akan banyak berinterksi dengan yang datang pada

posyandu. Dari pelayanan itu, kader akan banyak melakukan konseling

individu di poskesdes.

3. Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB).

Dalam hal ini, puskesmas dibantu Dinas Kesehatan kab/kota untuk

menjalankan bina suasana dan advokasi. Selain itu, bersama pemuka

masyarakat merumuskan dan melaksanakan upaya yang memotivasi kader

dalam pemenuhan kebutuhan. Jika kader masih bermasalah dengan

Page 18: Mapri Al Prmokes Di Luar

16

kebutuhan dasar,makadiberi semacam insentif atau gaji. Jika kader

tersebut tidakbermasalah dan terganggu oleh kebutuhan dasar, maka dapat

dialihkan menjadi alat tambahan kelengkapan promosi seperti seragam,

dan lain lain.

2.7 Bentuk Kegiatan/Program

2.7.1 Posyandu

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sasaran Posyandu adalah

seluruh masyarakat, utamanya bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu

nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (Depkes RI, 2006).

Posyandu diklasifikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu: a. Posyandu

Pratama (Warna Merah), b. Posyandu Madya (Warna Kuning), c. Posyandu

Purnama (Warna Hijau), d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)

Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan

seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat

perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat

Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel Tingkat Perkembangan Posyandu

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Frekuensi penimbangan <8 >8 >8 >8

2 Rerata Kader Tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5

3 Rerata Cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%

4 Cakupan Kumulatif KIA <50% <50% ≥50% ≥50%

5 Cakupan Kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%

6 Cakupan Kum. Imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%

7 Program Tambahan - - + +

8 Cakupan dana Sehat <50% <50% <50% ≥50%

Sumber: Makalah Promosi Kesehatan Puskesmas Andalas 2012, 2014

Page 19: Mapri Al Prmokes Di Luar

17

2.7.2 PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes,

2007:2). Tujuan PHBS adalah meningkatnya pengetahuan, perubahan sikap dan

perilaku serta kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat

2.7.3 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan.

Faktor - faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan

penyuluhan kesehatan adalah:

1) Tingkat Pendidikan.

2) Tingkat Sosial Ekonomi

3) Adat Istiadat

4) Kepercayaan Masyarakat

5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus

melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan

kesehatan masyarakat sebagai berikut (Effendy, 1998):

1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.

2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.

3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat.

4) Menyusun perencanaan penyuluhan

Menetapkan tujuan

Penentuan sasaran

Menyusun materi / isi penyuluhan

Memilih metoda yang tepat

Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

Page 20: Mapri Al Prmokes Di Luar

18

Penentuan kriteria evaluasi.

5) Pelaksanaan penyuluhan

6) Penilaian hasil penyuluhan

7) Tindak lanjut dari penyuluhan

2.7.4 UKK (Upaya Kesehatan Kerja)

Upaya Kesehatan Kerja adalah bentuk operasionil PHC di lingkungan

pekerja, merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan

pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh

masyarakat pekerja atau kelompok kerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang

sama dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Dalam imlementasinya selalu mencakup 3 pilar PHC yaitu :

1. Adanya kerja sama lintas sektor

2. Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja

3. Adanya peran serta masyarakat

Bentuk aktifitas Pos UKK dan frekwensinya adalah :

Kegiatan Frekwensi Pelaksana

Pemeriksaan awal kesehatan

pekerja dan lingkungan kerja

1 X Petugas dan kader

Pemeriksaan berkala bagi

bekerja

1 X Petugas dan kader

SIMASKER 1 X / 3 bulan Petugas dan kader

PelayananP3K/P3/rujukan dan

penyehatan lingkungan

Tiap hari Petugas dan Kader

Pencatatan /pelaporan dana

sehat

1 X /bulan Kader

2.7.5 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman obat keluarga adalah sebidang tanah di halaman atau ladang

yang di manfaatkan untuk menanam tanaman yang berkasiat sebagai obat.

Tingkat perkembangan TOGA:

Indikator Pratama Madya Purnama

Jumlah KK ada

TOGA

< 30% 30% - 60% >60%

Jenis tanaman per

desa

<10% 10% - 25% >25%

Jumlah KK

memanfaatkan

TOGA

<10% 10% - 50% >50%

Page 21: Mapri Al Prmokes Di Luar

19

2.7.6 Saka Karya Bakti Husada (SBH)

Satuan Karya Bakti Husada adalah wadah pramuka untuk

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, dan kesempatan dalam

membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

2.7.7 Pos Kesehatan Pesantren (poskestren)

Pondok pesantren adalah lembaga islam yang memiliki warga belajar yang

di sebut santri. Peran serta pondok pesantren pada pembangunan kesehatan di

wujudkan antara lain dalam bentuk “posyandu Asta”( posyandu asuhan tokoh

agama), poskestren.

Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren

dalam bidang kesehatan secara berkala.Kegiatan dari poskestren adalah;

Pos obat pondok pesantren

Santri husada (kader kesehatan di kalangan santri)

Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan ceramah

kesehatan secara berkala, bekerja sama dengan puskesmas setempat.

Upaya kesehatan lingkungan di sector pondok pesantren.

2.7.8 Karang taruna husada

Karang taruna adalah wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat rukun

warga /RW yang besar peranannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam

menyalurkan aspirasi dan kreasinya.

2.7.9 Pos Kesehatan Kelurahan (poskeskel)

Poskeskel merupakan unit kesehatan dibawah Puskesmas yang dibangun

berdasarkan swadaya masyarakat. Dikepalai oleh bidan/dokter/perawat setempat

(berdomisili di lokasi Poskeskel). Poskeskel melayani kesehatan masyarakat

secara umum sebagai perpanjangan dari Puskesmas. Poskeskel akan membawahi

beberapa Posyandu di lingkungannya.

2.7.10 Pos Obat Desa (POD)

Pos Obat Desa (POD) merupakan program pada wilayah perifer, di mana

akses masyarakat terhadap sarana prasarana kesehatan sangat terbatas. Salah satu

bentuk kegiatannya adalah pemberian obat-obatan kepada kader, sehingga bila

ada masyarakat yang sakit mendadak dan berat dapat ditangani secara sederhana

Page 22: Mapri Al Prmokes Di Luar

20

dulu, sebelum ditatalaksana lebih lanjut dengan tenaga kesehatan di wilayah

terdekat.

2.7.11 Batra (Pengobatan Tradisional)

2.8 Pemantauan dan Evaluasi

2.8.1 Perencanaan

Perencanaan aka menghasilkan penentuan prioritas, rumusan tujuan,

rumusan intervensi, dan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan

kegiatan PHBS hendaknya terintergrasi dengan kegiatan perencanaan di wilayah

kerja puskesmas.

2.8.2 Penggerakan dan Pelaksanaan

Merupakan upaya yang dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan,

kegiatannya merupakan implementasi dari kegiatan yang terpilih. Mekanisme

penggerakan dilakukan melalui dua cara: menggerakkan keluarga pasien,

peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga, memberdayakan dukungan tokoh

masyarakat dan kelompok potensal dalam bentuk komitmen, dana, dan tenaga.

2.8.3 Pemantauan

Kegiatan untuk mengetahui sejauh mana pencpaian dan pelaksanaan

program promosi kesehatan di puskesma. Pemantauan dapat dilakukan pada

pelaksanaan program, pembinaan, dan membantu memecahkan masalah yang ada.

Mekanisme pemantauan ada dua: pelaporan yang bersih dan realisasi pelaksanaan

dan pencapaian program di Puskesmas, kunjungan la[angan ke berbagai lokasi

terpilih.

2.8.4 Evaluasi

Sebaiknya dilakukan di setiap tahap managerial. Evaluasi dilakukan untuk

menilai proses dan hasil pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Hal ini

bertujuan untuk menilai sejauh mana kemajuan dan hasil kegiatan. Evaluasi

dilakukanmenggunakan indikator keberhasilan yang terdiri dari indikator

masukan, proses, keluaran, dan dampak.

2.8.5 Indikator Keberhasilan

a. Indikator Masukan (Input)

Masukan yang perlu diperhatikan berupa ada atau tidak komitmen, SDM,

sarana prasarana, dan dana untuk penyelenggaraan promosikesehatan.

Page 23: Mapri Al Prmokes Di Luar

21

b. Indikator Proses

Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan

Puskesmas yang meliputi promosi kesehatan di masyarakat. Indikatornya

meliputi sudah/belum diadakan promosi kesehatan di dalam gedung

puskesmas dan berapa kali, kondisi media komunikasi yang digunakan, dan

sudah/belum dilaksanakannya promosi kesehatan di masyarakat.

c. Indikator Keluaran (output)

Luaran dari kegiatan yang telah dilaksanakan, dipantau secara umum dan

khusus meliputi:

- Apakah semua tenaga kesehatan puskesmas telah melakukan promosi

kesehatan.

- Berapa banyak pasien/klien yang sudah dilayani oleh kegiatan di dalam

gedung.

- Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh

puskesmas.

- Berapa banyak kelompok yang telah digarap oleh puskesmas dengan

pengorganisasian masyarakatnya.

- Sudahkah puskesmas menjad institusi yang berPHBS, yaitu dengan

Puskesmas bebas rokok, Lingkungan bersih, bebas jentik, dan jamban

sehat.

d. Indikator Dampak

Mengacu pada tujuan promosi kesehatan puskesmas, yaitu terciptanya PHBS

di Masyarakat. Target rumah tangga berPHBS adalah 65% (2007). Kriteria

perilaku yang merupakan unsur-unsur dari pergerakan PHBS di tatanan rumah

tangga, yaitu:

- Persalinan dengan tenaga kesehatan

- ASI ekslusif

- Penimbangan balita

- Cuci tangan dengan sabun

- Rumah bebas jentik

- Menggunakan air bersih

- Menggunakan jamban sehat

Page 24: Mapri Al Prmokes Di Luar

22

BAB 3

ANALISIS SITUASI

3.1 Keadaan Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh, pada 00 58’

Lintang Selatan, 100 0

21’ 11’ Bujur Timur sebelah timur pusat Kota Padang yang

terdiri 9 (sembilan) kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km 2,

terdiri dari

60 % dataran rendah dan 40 % dataran tinggi . Curah hujan ± 471 mm / bulan ,

temperatur antara 28 0

– 310C dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solok

b. Sebelah Barat berbatas dengan Wilayah kerja Puskesmas Andalas

(Padang Timur)

c. Sebelah Utara berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Koto Tangah.

d. Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan.

Gambar : 3.1

Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh

KEC. KOTO TANGAH

KEC. KURANJI

KEC. LUBUK KILANGAN

KAB. SOLOK

KEC. LUBUK

BEGALUNG

KEC. PADANG

TIMUR

LAMBUNG BUKIT

LIMAU MANIS

LIMAU MANIS SELATAN

KOTO LUAR

BINUANG KP. DALAM

PIAI TANGAHPISANG

KAPALO KOTO

CUPAK TANGAH

U

Page 25: Mapri Al Prmokes Di Luar

23

Tabel 3.1

Sarana Pendidikan Tahun 2013

No Kelurahan Jlh

sekolah Tk Sd/MI Smpmts Smu/k/ma PT

1 Pisang 6 2 4

2 Binuang Kp.Dalam 6 1 4 1

3 Piai Tangah 3 1 2

4 Cupak Tangah 5 2 1 1 1

5 Kapalo Koto 6 1 3 1 1

6 Koto Lua 9 2 3 2 1 1

7 Lambung Bukit 3 1 2

8 Limau Manis Selatan 8 3 3 1 1

9 Limau Manis 9 4 3 1 1

Total 55 17 25 6 5 2

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013

3.2 Keadaan Demografi

Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2013

yang dipublikasikan pada tahun 2013 jumlah Penduduk Kec. Pauh adalah

sebanyak 63.566 jiwa dengan jumlah KK 12.452, RT Sebanyak 169, dan RW 50

dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang, serta kepadatan penduduk 367/km².

Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk kec. Pauh Menurut Kelurahan Tahun 2013

No Kelurahan Jml KK Jml Jiwa RT RW

1 Pisang 1587 8566 23 7

2 Binuang Kp Dalam 1288 6105 25 6

3 Piai Tangah 988 4025 18 8

4 Cupak Tangah 1521 9175 26 7

5 Kapalo Koto 1293 5854 20 6

6 Koto Luar 1741 7703 18 5

7 Lambung Bukit 851 3417 15 4

Page 26: Mapri Al Prmokes Di Luar

24

8 LimauManis Selatan 2043 13884 12 3

9 Limau Manis 1149 4836 12 4

Jumlah 12.452 63.566 169 50

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013

Pada tahun 2013 jumlah Keluarga Miskin (gakin) terdapat sebanyak

13.832 jiwa meliputi Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak 12.881 jiwa

sebagaimana dibawah ini:

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk kec. Pauh Menurut Jamkemas dan Jamkesda Tahun 2013

No Kelurahan Jamkesmas Jamkesda

1 Pisang 1384 1299

2 Binuang KD 1369 1122

3 Koto Luar 1231 1563

4 Piai Tangah 1412 1127

5 LM Selatan 1725 1746

6 Lambung Bukit 1816 1991

7 Cupak Tangah 1247 1492

8 Kapalo Koto 1589 1243

9 Limau Manis 2056 1298

Jumlah 13.883 12.881

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013

3.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan

Salah satu Lembaga atau institusi kesehatan yang masih eksis ditengah

masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah Posyandu di Kecamatan

Pauh pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Posyandu balita sebanyak 70 buah

dan Posyandu Lansia sebanyak 13 buah. Selain itu beberapa sarana pelayanan

kesehatan yang bersifat Private/swasta yang ada diwilayah kerja Puskesmas Pauh

ada 5 Bidan Praktek Swasta(BPS), 5 Klinik bersalin dan 5 Praktek Swasta Dokter

Umum, 3 Praktek dokter Spesialis, 2 Praktek Swasta Dokter Gigi, 3 Apotik, 5

Rumah Obat, 2 Laboratorium, 7 Ambulance kelurahan dan Rumah sakit swasta 1.

Page 27: Mapri Al Prmokes Di Luar

25

Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah

kerja Puskesmas Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 1 Unit Puskel, 7

Kendaraan Roda dua, 2 Poskeskel dan 5 unit Puskesmas Pembantu yang terletak

di Kelurahan Batu Busuk, Pisang, Piai Tangah, Ulu Gadut, Jawa Gadut.

Dalam tahun ini juga untuk melengkapi sarana UKBM di Kelurahan Siaga,

telah ada 2 unit Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan

Koto Lua. Terhitung mulai Oktober 2008 sampai sekarang telah beroperasional

dan dipimpin oleh masing-masing seorang bidan.

Tabel 3.4

Kondisi Sarana dan Prasarana

Puskesmas Pauh Tahun 2013

No Jenis Sarana dan

Prasarana Jumlah

Kondisi

Baik Rusak Rusak Rusak

I Sarana Kesehatan Ringan Sedang Berat

1 Puskesmas Induk 1 1

2 Rawat Inap 1 1

3 Puskesmas Pembantu 5 5

4 Rumah Dinas Dokter 1 1

5

Rumah Dinas

Perawat 1 1

6 Rumah Dinas Bidan 1

7

Puskesmas Keliling

roda. 4 -

8 Ambulance 1 1

9 Sepeda Motor 7 5 2

II Sarana Penunjang

1 Komputer 3 2 1

2 Mesin Tik 2 1 1

3 Telepon 1 1

4 Listrik 2 2

5 Sarana Air Bersih

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013

Page 28: Mapri Al Prmokes Di Luar

26

3.4 Tenaga Kesehatan Dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh

Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas PAUH secara

kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan katagori tenaga

rata-rata 1 : 8000 penduduk, namun dari segi kualitatif memang diperlukan upaya

peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab

tantangan akan pentingnya peningkatan mutu ( Quality Assurance) oleh provider

serta tuntutan masyarakat (user) akan mutu yang ditandai dengan semakin

berkurangnya keluhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang diberikan

Puskesmas.

Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas PAUH sampai

dengan 31 Desember 2013 adalah 66 orang, 5 orang Tenaga medis yang terdiri

dari 1 orang Dokter Umum,1 orang tenaga medis dokter mempunyai tugas

tambahan sebagai kepala Puskesmas dan 1 Orang dokter tenaga sukarela.

Sedangkan dokter gigi ada 2 orang

Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan pada

Puskesmas Pauh relative cukup. Tenaga medis dokter umum ada Tiga orang atau

rasio 1 : 26.834 jiwa. Sedangkan dokter gigi 1 orang atau 1 : 53.669 jiwa. Jumlah

tenaga perawat yang ada tahun 2013 di Puskesmas Pauh adalah 8 orang dengan

ratio 1: 4.128 jiwa. Jumlah bidan yang aktif bertugas saat ini sebanyak 15 orang

dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah 1: 2.837orang.

Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan SDM

Kesehatan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan

yang bermutu disikapi dengan memberi kesempatan kepada staff Puskesmas Pauh

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal .

Sebanyak 9 Orang staff sedang mengikuti pendidikan yakni 1 orang izin belajar

di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan, 2 orang di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi,

Akademi Kebidanan 3 orang dan 2 orang D4 Kebidanan dan 1 orang di PSIKM

Unand.

Tabel 3.5

Kondisi Ketenagaan Pada Puskesmas Pauh Tahun 2013

No Jenis Ketenagaan Jumlah Status Kepeg

1 Dokter 3 2 PNS, 1 Sukarela

Page 29: Mapri Al Prmokes Di Luar

27

2 Dokter Gigi 2 PNS

3 Sarjana Kesmas 2 PNS

4 Sarjana Keperawatan 1 PNS

5 Rekam Medik 2 2 PNS,

6 D3 Keperawatan 12 8 PNS, 4 Voluteer

7 D3 Kebidanan 22 16 PNS, 5 PTT, 1 Volunteer

8 D3 Gizi 4 2 PNS, 2 Volunteer

9 D3 Teknisi Gigi 2 PNS

10 D3 Kesling 2 PNS

11 Bidan (D1) 3 PTT

12 Perawat ( SPK ) 4 PNS

13 Analis Kimia 3 2 PNS

14 Ass. Apoteker 3 PNS

15 LCPK 1 PNS

16 SMA 4 PNS

Jumlah 67

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013

3.5 Kondisi Sosial, Budaya Dan Ekonomi

1. Sosial

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial

yang relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan

sendirinya menjadi potensi dan kekuatan dalam pembangunan termasuk

kesehatan. Potensi keninik mamakan yang masih dilakoni masyarakat

menjadi panutan dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat menuju

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari segi kepercayaan, Mayoritas

kepercayaan penduduk adalah Islam dengan komposisi 99 % Islam, sisanya

katolik, Protestan, Budha dan lain lain.

2. Budaya

Tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat

pendidikan kanak-kanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah

kerja Puskesmas PAUH menyebabkan Semakin banyak penduduk yang

Page 30: Mapri Al Prmokes Di Luar

28

mengenyam pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai

dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh

penduduk setempat masih dipakai sebagian besar penduduk dan merupakan

kekuatan yang dapat digarap apabila cara nya diketahui. Pendekatan kultural

sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran serta

masyarakat.

3. Ekonomi

Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH boleh dikata

bervariasi mulai dari petani ± 46 % , dengan kemampuan terbatas sampai ke

kelompok mampu dan mapan. Swasta 24 % , PNS 17 % , ABRI ± 5 %,

sisanya bekerja di sektor informal lainnya. Namun kelompok dengan

pendapatan rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan

kesehatan yaitu keluarga miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup

besar yaitu 22,4 % dari total penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH.

3.6 Sasaran Pelayanan Kesehatan

Dibawah ini disajikan gambaran kependudukan yang menjadi sasaran dan

cakupan kesehatan Puskesmas PAUH berdasarkan perhitungan statistik dan

konversi dari DKK tahun 2013 sebagai berikut.

Tabel 3.6

Jumlah Prakiraan Penduduk Sasaran Kesehatan Tahun 2013

No Kelurahan Jumlah

Pddk Bayi Balita Bumil Bufas Bulin Buteki Lansia

1 Pisang 8666 163 821 179 171 171 326 891

2 Binuang Kp.

Dalam 6105 138 680 152 145 145 276 667

3 Piai Tangah 4025 123 527 138 130 130 246 424

4 Cupak Tangah 9175 187 963 203 195 195 374 903

5 Kapalo Koto 5854 143 707 157 150 150 286 660

6 Koto Lua 703 168 847 183 175 175 336 872

7 Lambuang

bukit 3417 83 365 94 89 89 166 396

Page 31: Mapri Al Prmokes Di Luar

29

8 LimauManis

Selatan 13884 198 1014 216 207 207 396 1512

9 Limau Manis 4836 119 585 132 126 126 238 528

Jumlah 63.566 1322 6509 1454 1388 1388 2644 6853

Sumber data: DKK Padang ( Kesga Tahun 2013 )

Dari 63.566 jiwa penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH, ada sebanyak

13.883 jiwa (21,4 %) diantaranya tergolong sebagai masyarakat miskin. Untuk

membantu masyarakat miskin tersebut Pemerintah melalui PT Askes memberikan

bantuan dalam bentuk program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

( JAMKESMAS ) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma

agar mengatasi masalah kesehatannya dan meningkatkan derajat kesehatannya.

Page 32: Mapri Al Prmokes Di Luar

30

BAB 4

PEMBAHASAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS

PAUH

4.1 Advokasi

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang

dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau

kegiatan yang dilaksanakan. Advokasi yang telah dilaksanakan di Puskesmas

Pauh adalah dengan:

1. Ibu camat pauh sebagai pengambil keputusan tingkat kecamatan

2. Bapak/ibu Lurah setiap kelurahan

3. Depdiknas Kecamatan

4. PKK Kecamatan dan kelurahan

5. Toma kecamatan dan kelurahan

6. Takoh agama Kecamatan dan kelurahan

7. Kepala/pemimpin unit yang ada di kecamatan Pauh

8. Kepala sekolah dan guru yang ada di kecamatan

Berkerjasama mewujudkankeberhasilan beberapa program kesehatan di

kecamatan pauh.

4.2 Bina Suasana

Upaya menciptakan suasana kondusif sehingga masyarakat terdorong

berberilaku sehat. Kegiatan yang telah dilakukan:

1. Arisan Kader

2. Goro di Kecamatan dan kelurahan

3. Kegiatan cuci tangan pakai sabun di sekolah

4. Penyegaran kader kader posyandu oleh pihakpuskesmas

5. Pemilihan danpembinaan dokter kecil.

4.3 Gerakan Masyarakat

Gerakan masyarakat merupakan kegiatan untuk menggerakkan masyarakat

secara aktif dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat

tersebut. Pelaksanaan gerakan masyarakat di Puskesmas Pauh dapat dilihat dari

Page 33: Mapri Al Prmokes Di Luar

31

kondisi kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat seperti posyandu dan kegiatan

lainnya.

4.4 Kemitraan

Kemitraan merupakan upaya mutualisme agar program kita terlaksana dan

pihak lain merasa untung dengan membantu kita. Dalam laporan puskesmas pauh

secara umum atau secara khusus di bagian promosi kesehatan, tidak terdapat

laporan kemitraan khusus yang dilakukan.

Kegiatan

1. Posyandu

Tabel 4.1 Data posyandu dan tingkat perkembangan posyandu di wilayah

kerja PuskesmasPauh

No Kelurahan Jumlah Posyandu Stata

Madya Purnama Mandiri

1 Koto Lua 8 2 4 2

2 Piai Tangah 8 3 3 2

3 Kepalo Koto 7 4 2 1

4 Cupak Tangah 8 3 3 2

5 Lambung Bukit 3 - 3 -

6 Limau Manis 7 3 3 1

7 LMS 10 4 4 2

8 Pisang 12 6 4 2

9 Binuang 7 3 3 2

Puskesmas 70 28 29 13

Grafik 4.1 Strata Posyandu Tahun 2013

Page 34: Mapri Al Prmokes Di Luar

32

Tabel 4.2 Peran Serta Aktif Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Tahun

2013

No Kelurahan Jumlah (orang) Posyandu

1 Limau Manis Selatan 40 10

2 Cupak Tangah 32 8

3 Piai Tangah 32 8

4 Pisang 48 12

5 Kapalo Koto 28 7

6 Limau Manis 28 7

7 Binuang Kp Dalam 28 7

8 Koto Luar 32 8

9 Lambung Bukit 12 3

Puskesmas 280 70

Grafik 4.2 Peran Serta Aktif Masyarakat (Kader) Menurut Kelurahan

Tahun 2013

Pada Bulan april Promkes Puskesmas PAUH juga melaksanakan kegiatan

penyegaran kader posyandu yang di bina sebanyak 140 Kader dari 70 Posyandu

yang ada di wilayah kerja Puskesmas PAUH.

Page 35: Mapri Al Prmokes Di Luar

33

2. PHBS

Data pembinaan PHBS menurut tatanan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun

2013 pada Puskesmas Pauh berjumlah 1890 Rumah Tangga. Dari jumlah tersebut

rumah tangga sehat yang telah dibina adalah 1440, dan rumah tangga tidak sehat

yang dibina adalah 450. Jumlah sekolah keseluruhan 46, yang dibina PHBS

adalah 4 sekolah. Jumlah tempat kerja keseluruhan adalah 64, yang dibina PHBS

adalah 38 tempat kerja. Jumlah sarana kesehatan yang dibina PHBS adalah 8.

Tabel 4.3 Data perilaku hidup bersih dan sehat ( phbs) tahun 2013

No Kelurahan Jml KK

Jumlah

RT di

Survey

Rumah

Tangga yang

Ber PHBS

% RT

Sehat

1 Pisang 1587 210 146 69.52%

2 Binuang Kp

Dalam

1288 210 145 69.5%

3 Piai Tangah 988 210 137 65.23%

4 Cupak Tangah 1521 210 150 71.42%

5 Kapalo Koto 1293 210 150 71.42%

6 Koto Luar 1741 210 141 67.14%

7 Lambung Bukit 851 210 130 61.90%

8 Limau Manis

Selatan

2043 210 146 69.52%

9 Limau Manis 1149 210 140 66.66%

Jumlah 12.452 1.890 1.440 76.19%

70%

Page 36: Mapri Al Prmokes Di Luar

34

Tabel 4.4 Persentase 10 indikator PHBS per kelurahan wilayah Puskesmas

Pauh 2011

No. Indikator Kelurahan (nama kelurahan lihat nomor tabel sebelumnya) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Linakes 89,04 90 88,09 95,71 91,42 90,47 80,95 90,47 92

2 ASI

Eksklusif

46,19 42,38 34,75 51,42 37,61 41,90 34,25 50 58

3 Timbang

bayi &

balita

42,38 35,71 39,52 50 40 40,47 37,14 47,14 35,33

4 Air

bersih

82,85 69,04 75,23 67,14 60,47 84,76 48,57 54,28 60

5 CPTS 84,76 70,47 63,33 61,42 55,71 87,6 65,23 64,28 49,19

6 Jamban

Sehat

88,57 76,19 90 92,85 85,7 58,57 53,33 75,71 71,9

7 Pemb

Jentik

24,76 25,23 22,38 30,95 22,38 31,90 21,42 24,28 24,28

8 Makan

buah

sayur

71,42 64,28 54,76 79,52 69,04 73,33 58,57 54,28 73,33

9 Aktifitas

fisik

54,28 67,6 61,90 84,28 67,61 76,66 54,76 73,80 53,80

10 Tidak

merokok

di rumah

30 16,66 17,67 24,28 20,95 23,80 16,66 18,57 20,47

Page 37: Mapri Al Prmokes Di Luar

35

Capaian beberapa indikator masih rendah. Perlu ditingkatkan penyuluhan dan

program lain yang dapat meningkatkan capaian indikator tersebut. Sasaran

program selanjutnya dapat berpatokan pada data di atas agar lebih tepat sasaran.

3. Penyuluhan Kesehatan

Tabel 4.5 Penyuluhan Luar gedung puskesmas Pauh tahun 2013

No. Judul/Program Puskesmas Frekuensi Jumlah orang

yang di suluh

1. Napza 3 140

2. PHBS 56 1198

3. HIV/AIDS 26 595

4. Bahaya Merokok 39 720

5. Flu Burung/ flu babi 6 260

6. DBD 61 1043

7. Rabies 8 197

8. Malaria 3 171

9. TB Paru 29 402

10. Filariasis 18 265

11. Kusta - -

12. IMS 15 173

13. Immunisasi 40 197

14. Diare 37 728

15. Gizi Keluarga 44 732

16. Kekurangan Yodium 3 87

17. Penyakit mata/ vit A 8 91

18. Pemanfaatan TOGA 33 429

19. Kesehatan ibu 32 466

20. Kesehatan anak dan DDTK 13 196

21. KB 3 64

22. DM 16 258

23. Campak 18 312

Page 38: Mapri Al Prmokes Di Luar

36

24. ISPA 16 257

25. ASI ekslusif 34 403

26. Penyakit Kulit 4 56

27. Hipertensi 20 325

28 Reumatik 17 348

Jumlah total 602 10.829

Tabel 4.6 Penyuluhan keliling tahun 2013

No. Judul/Program Puskesmas Frekuensi

1. Napza 2

2. PHBS 6

3. HIV/AIDS 4

4. Bahaya Merokok 9

5. Flu Burung/ flu babi 0

6. DBD 3

7. Rabies 0

8. Malaria 0

9. TB Paru 4

10. Filariasis 4

11. Kusta 0

12. IMS 2

13. Immunisasi 3

14. Diare 2

15. Gizi Keluarga 0

16. Kekurangan Yodium 0

17. Penyakit mata/ vit A 0

18. Pemanfaatan TOGA 4

19. Kesehatan ibu 0

20. Kesehatan anak dan DDTK 0

21. KB 0

22. DM 0

Page 39: Mapri Al Prmokes Di Luar

37

23. Campak 4

24. ISPA 0

25. ASI ekslusif 0

26. Penyakit Kulit 0

27. Hipertensi 0

28 Penyakit lain 0

Sepekan Peduli posyandu 9x

Untuk penyuluhan luar gedung, target yang harus dicapai adalah

sebanyak-banyaknya (tidak ada target khusus).

Pembuatan media penyuluhan berupa leaflet sebanyak 812, poster 95

buah, spanduk 25 buah, banner 9 buah. Penggunaan media ini sebagian besar

beriringan dengan penyuluhan.

4. UKK (Upaya Kesehatan Kerja)

Tidak terdapat laporan tentang kegiatan pembinaan UKK.

5. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Di wilayah kerja Puskesmas Pauh, pada tahun 2013 terdapat 310 toga yang

tersebar di 9 kelurahan. Upaya menggalakkan TOGA ini dengan mengadakan

penyuluhan dalam dan luar gedung mengenai tanaman tersebut beserta manfaat

kesehatannya. Dari data yang didapatkan dari laporan promosi kesehatan

puskesmas pauh 2013, TOGA dengan strata pratama yaitu 85,8%, TOGA strata

Madya 14,4%, dan strata Purnama 0%. Kondisi ini belum mencapai target

indikator toga yang baik. Untuk meningkatkan pencapaian TOGA perlu dilakukan

penyuluhan tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan kepada masyarakat

sehingga masyarakat mengerti dan memiliki kesadaran untuk menanam TOGA.

Page 40: Mapri Al Prmokes Di Luar

38

Grafik 4.4 Strata Toga Menurut Kelurahan Tahun 2013

Tabel 4.7 Strata Toga Menurut Kelurahan Tahun 2013

No Kelurahan Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Limau Manis

Selatan 35 9 0 0

2 Cupak Tangah 15 0 0 0

3 Piai Tangah 40 5 0 0

4 Pisang 30 5 0 0

5 Kapalo Koto 20 0 0 0

6 Limau Manis 37 7 0 0

7 Binuang kp

Dalam 35 5 0 0

8 Koto Luar 45 10 0 0

9 Lb Bukit 29 3 0 0

PUSKESMAS 266 44 0 0

Tabel 4.8 Kegiatan pembinaan TOGA

No. Uraian Kegiatan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan TOGA 23 Kali

2 Pembinaan tentang penambahan jenis TOGA 12 Kali

3 Pembinaan tentang budidaya TOGA 12 Kali

Page 41: Mapri Al Prmokes Di Luar

39

6. Satuan Karya Bakti Husada (SBH)

Sejauh ini, Puskesmas Pauh hanya bekerja sebagai fasilitator. Misalnya, bila

diadakan kemah bakti di bawah naungan dinas kesehatan dan dinas pendidikan,

maka puskesmas memfasilitasi dengan memberikan materi penyuluhan. Namun

selama tahun 2013 tidak ada laporan kegiatan yang dilakukan.

7. Pos Kesehatan Pesantren (poskestren)

Di wilayah kerja Puskesmas Pauh tidak terdapat pesantren, jadi kegiatan ini tidak

dapat dilakukan.

8. Upaya Kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD)

Dilaksanakan di posyandu, oleh dokter gigi dan perawat gigi. Kegiatan

yang dilakukan di luar gedung puskesmas Pauh tidak ada laporannya.

9. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

Kegiatan ini diperuntukkan untuk penyakit degeneratif. Di wilayah kerja

Puskesmas Pauh sendiri, program pendidikan dan pelatihan pada tahun 2013 yang

dilakukan puskesmas berupa pembentukan dan pelatihan kader pos bindu

sebanyak 18 orang, penyegaran kader posbindu balita, dan melakukan pembinaan

dokter kecil. Kegiatannya berupa pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar

pinggul, kemudian diperiksa oleh dokter, bila perlu terdapat pemeriksaan lab

seperti gula darah. Kendalanya, untuk kegiatan ini, dibutuhkan alat pemeriksaan

seperti stik gula darah, sehingga masyarakat dibebankan tiga ribu rupiah untuk

pelayanan. Tidak semua masyarakat bersedia/sanggup untuk membayar.

10. POD

Untuk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan akses pelayanan kesehatan

yang baik, POD tidak ada. POD sudah tergantikan dengan adanya posyandu,

puskeskel, dan pustu.

Page 42: Mapri Al Prmokes Di Luar

40

11. BATRA (Pengobatan Tradisional)

Pengobatan tradisional yang ada dibina di wilayah kerja puskesmas Pauh yaitu :

Pijat Urut, Pijat refleksi, dan patah tulang. Telah dilakukan pelatihan pada tiga

Batra. Masih banyak Batra lain yang belum terbina. Data total batra yang ada di

wilayah kerja puskesmas pauh tidak lengkap. Hal inidiakibatkan pencatatandan

pelaporan yang belum dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.

12. Kelurahan Siaga

Tabel 4.9 Data Kelurahan Siaga Tahun 2013

No Kelurahan

Jumlah Jumlah Sarana Poskesdes Kondisi Kelsi

Bidan Bangunan Alat Aktif

Tdk

Aktif

Dilatih Ada Blm Ada Blm

1

limau manis

sltan 3 V V V

2 cpk tgh 1 V V V

3 kap koto 1 V V V

4 piai tgh 1 V V V

5 lm 1 V V V

6 koto lua 1 V V V

7

binuang kp

dalam 1 V V V

8 pisang 1 V V V

9 lb bukit 1 V V V

Puskesmas 11 3 6 2 7 5 4

Selama tahun 2013 Program Promkes juga telah melaksanakan

pembentukan Kelurahan Siaga di tingkat Kecamatan dan dilanjutkan ditingkat

Kelurahan yaitu pembentukan Organisasi Kelurahan Siaga pada 9 Kelurahan

dengan kegiatan pendataan Survei Mawas Diri (SMD), PHBS dan Musyawarah

Masyarakat Kelurahan (MMK) dengan masalah perilaku yang tidak sehat tertinggi

yaitu Kebiasaan merokok, Kurangnya Konsumsi sayuran dan buah, cpts serta

membrantas jentik nyamuk.

Page 43: Mapri Al Prmokes Di Luar

41

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Secara umum berdasarkan laporan yang ada di puskesmas Pauh, belum

memperlihatkan pencapaian maksimal sesuai standar nasional atau target

puskesmas.

2. Kegiatan strategi untuk promosi kesehatan di Puskesmas Pauh sudah

berjalan optimal baik dari segi advokasi, bina suasana, gerakan masyarakat,

namun dalam hal kemitraan belum ada laporan

3. Dari 12 kegiatan yang harusnya ada pada promosi kesehatan, 5 terlaksana

dan 2 lagi tidak dibutuhkan (pos obat desa dan poskestren). Lima program

tersebut terlaksana dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan

berupa hasil yang tidak terlalu optimal. Lima programlagi

tidakjelasstatusnya karena tidak ada terdapat dalam laporan terlaksana atau

tidak terlaksana.

4. Masalah pencatatan dan pendataan serta pelaporan menjadi kendalaserius

dalam upaya meningkatkan upaya promosi kesehatan di puskesmas Pauh.

5.2 Saran

1. Diperlukan analisis mendalam tentang pelaksanaan program promosi

kesehatan ini baik dari segi program, pelaksanaan program, sasaran

program, dan kerjasama lintas sektor dan lintas program.

2. Diharapkan Puskesmas terus menjalankan program rutin dan tambahan

promosi kesehatan di wilayah kerja Pauh sesuai dengan kebutuhan

kelurahan supaya dapat mengubah perilaku masarakat dengan optimal dan

sekaligus mengurangkan angka kesakitan dan kematian di wilayah

kerjanya.

3. Dilakukan optimalisasi/penambahan tenaga kesehatan untuk mencapai hasil

yang optimal.

4. Dibutuhkan dana untuk menggerakkan para kader kesehatan.

5. Pendataan, pencatatan, dan pelaporan yang baik akan memudahkan

perencanaan program selanjutnya.

Page 44: Mapri Al Prmokes Di Luar

42

DAFTAR PUSTAKA

Ayubi Dian. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku FKM UI.2007.Jakarta.

Kepmenkes RI No. 1114/Menkes/SK/VII/2005.2006. Pedoman Pelaksanaan

Promosi Kesehatan di Daerah. Jakarta. Depkes RI.

Kepmenkes RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004.2005. Kebijakan Nasional Promosi

Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Kepmenkes RI No. 585/MENKES/SK/V/2007. 2008. Pedoman Pelaksanaan

Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2013.

Laporan triwulan Puskesmas Pauh 2013

Makalah Pribadi Promosi kesehatan kepaniteraan klinik IKM FK Unand 2012

Makalah Pribadi Promosi kesehatan kepaniteraan klinik IKM FK Unand 2013

Makalah Pribadi Promosi kesehatan kepaniteraan klinik IKM FK Unand 2014

Notoatmodjo,Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta:

PT.Rineka Cipta.