Dhf Pra Schole

33
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF) 1. DEFINISI Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus. 2. PEMBAGIAN DHF WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 : 1) Derajat 1: Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2- 7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif. 2) Derajat 2 Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain. 3) Derajat 3 Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah.

Transcript of Dhf Pra Schole

Page 1: Dhf Pra Schole

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)

1. DEFINISI

Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi

perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian

(Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa

virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus.

2. PEMBAGIAN DHF

WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 :

1) Derajat 1:

Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan

gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif.

2) Derajat 2

Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.

3) Derajat 3

Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan

lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg)

disertai kulit yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah.

4) Derajat 4

Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang takteraba dan tekanan darah

yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianotik dan

asidosis.

Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa renjatan,sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan

renjatan atau DSS.

Page 2: Dhf Pra Schole

3. PATOFISIOLOGI

Yang menentukan berat penyakit adalah :

o Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah

o Menurunnya volume plasma darah

o Adanya hipotensi

o Trombositopeni

o Diatesis hemoraghik.

Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan adanya peningkatan

permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang

serosa dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada kasus berat, pengurangan

plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui endotel ditandai oleh

peningtkatan nilai hematokret yang dapat menyebabkan keadaan hipovolemi dan

syok sehingga dapat menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan bahkan

sampai terjadi kematian.

Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor kapiler. Pada fagosit

didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan

penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler

sehingga tampak adanya trombositopeni.

Page 3: Dhf Pra Schole

Patofisiologi

Virus dengue

Proliferasi dan transformasilimfosit imun dalam tubuh

Replikasi virus dalam limfosit

Aktifasi sistem komplemen

Sel fagosit

mononukleus

Makrofag, histiosit, sel

Cutfer tempat tjd

infeksi virus

Non neutralizing

antibody virus dengue

melekat pd sel fagosit

mono nuklues

virus bereplikasi dalam

se fagosit mono

nucleus

aktifasi Fakt.XII

fungsi agregasi trombosit pelepasan anafilaktoxin histamin

menurun serotonin

sist.kinin terangsanng

megakariosit meningkat permeabilitas kapiler meningkat

umur trombosit menurun ekstravasasi cairan intravaskuler

ke ektravaskuler

trombositopeni volume plasma menurun

pedarahan hipotensi,hemokonsentrasi,hipo

proteinemia,efusi dan renjatan

resiko syok hipovolemi anoksia jaringan ,asidosis metb

Page 4: Dhf Pra Schole

4. PEMERIKSAAN LABORAT

o Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %.

Meningginya hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan.

Hemokonsentrasi selalu mendahului perubahan tekanan darah dan nadi, oleh

kerena itu pemeriksan hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang

tepat penghentian pemberian cairan atau darah.

o Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000

mm3

o sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya

hemolisis

o Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi

sistem RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel

o Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya

kebocoran plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang

o Hiperkalemi , asidosis metabolic

o Tekanan onkotik koloid menurun, protein plasma menurun,

o Serum transaminasi meningkat.

5. PENGOBATAN

Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya bersifat symptomatic dan supportif

o Pada anak yang hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diberikan antipiretik dan

kompres dingin atau alcohol 70%

o Kejang yang mungkin timbul diatasi dengan pemberian anti convulsan : anak > 1

tahun diberikan luminal 75 mg dan anak dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila

dalam waktu 15 menit kejang tidak berhenti pemberian luminal diulang dengan

dosis 3 mg/kg BB/hari atau anak umur > 1 th diberikan 50 mg sedang anak <1 th

diberikan 30 mg dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital (pernafasan

dan jantung).

o Pemberian Inta Venous Fluid Drip (IVFD). Pada pemberian cairan perlu

diperhatikan beberapa hal antara lain:

Sebagai pedomannya : Kebutuhan cairan/hari sesuai BB

BB Hari I Hari II Hari III

<7 Kg 220 ml 165 ml 132 ml

7-11 Kg 165 ml 132 ml 88 ml

11-18 Kg 132 ml 88 ml 88 ml

>18 Kg 88 ml 88 ml 88 ml

Page 5: Dhf Pra Schole

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS

DHF dapat terjadi pada siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa dan pada

semua jenis kelamin, kebanyakan penyakit ini ditemukan pada anak perempuan

daripada anak laki-laki (Rampengan, 1997). Tempat atau daerah yang bisa terjangkit

adalah disemua tempat baik dikota ataupun didesa, biasanya nyamuk pembawa vector

banyak ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan Utama :

Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus

menerus selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan

gusi, neyri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sering menunjukan sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit

saat menelan, lemah, nyeri uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan

menurun.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang

terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit

yang perna diderita dahulu.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang

menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena

penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah

lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan

air, vas bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan

air, botol dan ban bekas. Tempat –tempat seperti ini biasanya banyak dibuat

sarang nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada

riwayat wabah DHF karena inipun juga dapat terulang kapan-kapan.

Page 6: Dhf Pra Schole

6. Riwayat Tumbuh Kembang

Teori Kepribadian anak Menurut Teori Psikoseksual Sigmund Freud

Kepribadian ialah hasil perpaduan antara pengaruh lingkungan dan bawaan, kualitas

total prilaku individu yang tampak dalam menyesuaikan diri secara unit dengan

lingkungannya.

Tiori kepribadian yang dikemukakan oleh ahli psikoanlisa Sigmund freud (1856 -

1939). Meliputi tahap-tahap :

a. Fase oral, usia antara 0 - 11/2 Tahun

b. Fase anal, usia antara 11/2 - 3 Tahun

c. Fase Falik, usia antara 3 - 5 Tahun

d. Fase Laten, usia antara 5 - 12 Tahun

e. Fase Genital, usia antara 12 - 18 Tahun

Tahap perkembangan anak menurut Teori Psikososial Erik Erikson.

Erikson mengemukakan bahwa dalam tahap-tahap perkembangan manusia

mengalami 8 fase yang saling terkait dan berkesinambungan.

a. Bayi (oral) usia 0 - 1 Tahun

b. Usia bermain (Anal ) yakni 1 - 3 Tahun

c. Usia prasekolah (Phallic) yakni 3 - 6 Tahun

d. Usia sekolah (latent) yakni 6 - 12 tahun

e. Remaja (Genital) yakni 12 tahun lebih

f. Remaja akhir dan dewasa muda

g. Dewasa

h. Dewasa akhir

TUGAS PERKEMBANAGAN BILA TUGAS

PERMKEMBANGAN

TIDAK TERCAPAI

Bayi (0 - 1 tahun)

Rasa percaya mencapai harapan,

Dapat menghadapi frustrasi dalam jumlah

kecil

Mengenal ibu sebagai orang lain dan berbeda

dari diri sendiri.

Tidak percaya

Page 7: Dhf Pra Schole

Usia bermain (1 - 3 Tahun)

Perasaan otonomi.

Mencapai keinginan

Memulai kekuatan baru

Menerima kenyataan dan prinsip kesetiaan

Malu dan ragu-ragu

Usia pra sekolah ( 3 - 6 Tahun)

Perasaan inisiatif mencapai tujuan

Menyatakan diri sendiri dan lingkungan

Membedakan jenis kelamin.

Rasa bersalah.

Usia sekolah ( 6 - 12 Tahun)

Perasaan berprestasi

Dapat menerima dan melaksanakan tugas dari

orang tua dan guru

Rasa rendah diri

Remaja ( 12 tahun lebih)

Rasa identitas

Mencapai kesetiaan yang menuju pada

pemahaman heteroseksual.

Memilih pekerjaan

Mencapai keutuhan kepribadian

Difusi identitas

Remaja akhir dan dewasa muda

Rasa keintiman dan solidaritas

Memperoleh cinta.

Mampu berbuat hubungan dengan lawan jenis.

Belajar menjadi kreatif dan produktif.

Isolasi

Dewasa

Perasaan keturunan

Memperoleh perhatian.

Belajar keterampilan efektif dalam

berkomunikasi dan merawat anak

Menggantungkan minat aktifitas pada

keturunan

Absorpsi diri dan stagnasi

Dewasa akhir

Perasaan integritas

Mencapai kebijaksanaan

keputusasaan

Page 8: Dhf Pra Schole

7. Pemeriksaan Fisik (persistem)

o Sistem pernafasan

Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal,

cepat, perdarahan melaui hidung.

o Sistem persyarafan

Kondisi lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran, gelisah, kejang.

o Sistem kardiovaskuler

Perdarahan pada kulit, hidung, gusi, hematemesis dan atau melena,

Tachicardia,trombositopeni, leukopenia, hipotensi, syok, mengeluh akral

dingin

Hemokonsentrasi ( peningkatan nilai hematokret > 20 % ), pusing.

o Sistem pencernaan

Selaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri tekan

pada epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran limpa,

pembesaran hati, abdomen tegang.

o Sistem muskuloskeletal

Nyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas.

o Sistem urinary

Anuri / disuri, peningkatan Bj plasma

o Sistem integumen

Kulit kering, turgor menurun, panas / kedinginan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi

penyakit.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual

muntah, anoreksia, nyeri telan

3. Gangguan rasa nyaman nyeri epigastria berhubungan dengan proses inflamasi

4. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan divaskuler

5. Potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni.

Page 9: Dhf Pra Schole

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi

penyakit (viremia).

Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)

Klien bebas demam.

Intervensi :

1. Kaji saat timbulnya demam

R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam

2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam

R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien

3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu

mengurangi kecemasan klien

4. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan

R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk

lebioh kooperatif

5. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut

tidak dilakukan

R/ Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di

rumah sakit

6. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan

manfaatnya

R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat

sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak

7. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai

pakaian yang tipis

R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian

tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh

8. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter

R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi

suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.

Page 10: Dhf Pra Schole

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia dan sakit saat menelan

Tujuan

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang

telah disediakan

Intervensi

1. kaji faktor – faktor penyebab

R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan

selanjutnya

2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup

R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi

untuk mengkonsumsi makanan

3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah

teruskan (15-30 cc setiap ½ -1jam )

R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan

4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah

R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah

5. ukur berat badan setiap hari

R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi

6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien

R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien.

Page 11: Dhf Pra Schole

3. Resiko terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni.

Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut, jumlah trombosit

meningkat ( dalam batas normal)

Intervensi :

1. pantau tanda – tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis

R/ penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh

darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis

berupa perdarahan nyata seperti epistaksis, petechie, perdarahan gusi

2. memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien

R/ pengetahuan yang baik dari lkien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat

membantu menngantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopeni

3. menganjurkan klien untuk banyak istirahat

R/ aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan

4. memberikan penjelasan klien dan kleuarga untu melaporkan bila terjadi

perdarahan

R/ keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin

5. kolaborasi pemberian obat obatan, berikan penjelasan tentang manfaat obat

R/ dengan mengetahui obat yang diminum dan manfatanya , diharapkan klien

dan keluarga termotivasi untk meminum obat yang diberikan.

Page 12: Dhf Pra Schole

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta.

Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta.

Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC .

Jakarta

Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.

Page 13: Dhf Pra Schole

LAPORAN KASUS

Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Anak

Di Ruang Menular Anak

1. IDENTITAS KLIEN

Nama : An. S

Jenis kelamin : laki-laki

TTL : Surabaya, 5 Januari 1994

Anak ke : I

Nama Ayah : Tn. H

Nama Ibu : Ny. T

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Karang Gayam 9 Surabaya

Tanggal masuk : 29 Mei 2002

Diagnosa : DHF Gr. I

Sumber informasi: Ibu klien

2. RIWAYAT KEPERAWATAN

1) Keluhan utama

Klien mengatakan badan terasa panas

2) Riwayat Keperawatan Sekarang

4 hari yang lalu klien mulai terasa badannya panas, badan terasa pegal-pegal,

mual muntah, nafsu makan menurun, kemudian oleh ibu klien dibawa ke

dokter swasta, bila minum obat paracetamol panas turun dan panas kembali

dalam beberapa jam setelah minum obat, lalu dibawah ke dokter yang lain

kemudian dianjurkan untuk MRS di RSUD Dr. Soetomo.

3) Riwayat Keperawatan Dahulu

Sebelumnya Klein tidak pernah MRS atau sakit berat.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit DHF, tidak ada penyakit

keturunan,

5) Riwayat Kesehatan Lingkungan

Klien tinggal di rumah orang tuanya, ibu klien mengatakan banyak gantungan

baju dirumah, genangan air ada di kamar mandi, kamar mandi dibersikan tiap

2 minggu sekali, tidak ada riwayat wabah DHF didaerahnya,

Page 14: Dhf Pra Schole

6) Riwayat Tumbuh Kembang

Pertumbuhan

Berat badan : 22 kg, TB 123 cm

Perkembangan

Psikososial ; klien kelas 3 SD, termasuk anak yang patuh berseekolah,

tidak perna bolos, prestasi klien rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah

sekolah adalah bermain bola dengan teman-temannya, hubungan dengan

teman sebaya baik.

Psikoseksual : klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila

sekolah selesai, anak merasa senang bila main bola.

7) Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : klien lemah, badan terasa panas,

Tanda-tanda vital : S : 380 c, N: 100 x/mnt, T: 110/60 mmHg, RR: 24

x/mnt

Sistem pernafasan : PCH tak ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak

ada, batuk tak ada, bentuk dada simetris, nyeri dada tak ada,

Sistem cardiovascular : bercak merah pada kedua lengan, epitaksis tak

ada, hematemesis melena tak ada, bunyi jantung normal, S1,S2 tak ada.

Sistem persyarafan : kesadran komposmentis, tak ada kejang

Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, kesulitan menelan tak ada,

perut terasa mual, muntah 1x, nafsu makan menurun, nyeri tekan tak

ada, pembesaran hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada,

BAB 1 x/hari,

Sistem urinary : BAK 4x/hari, warna urin kuning, lain-lain tak ada

masalah.

Sistem muskuloskeletal : gerakan otot bebaas, kontraktur tak ada.

Sistem integumen : akral hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun,

kulit kering.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Laborat :

wbc : 2,2 k/ul

lymph : 1,1 48,0 %

Hb : 12,4

Leco : 3,2

Trombo : 154 x 103

Pcv : 0,33

Page 15: Dhf Pra Schole

RBC : 5,57

HGB : 12,5

HCT : 36,2

MCV : 65

MCH : 22,4

MCHC : 34,5

Page 16: Dhf Pra Schole

ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1

2

DS : Klien mengatakan badannya

terasa panas,

DO : - akral hangat, suhu tubuh 380

c

-

-

-

-

-

-

DS : Klien mengatakan kurang

nafsu makan, perut terasa

mual, muntah sekali,

DO : - klien makan 2 sdm

-

-

-

DS :

DO :-Turgor kulit menurun

-

-

-

-

kedua lengan

-

-

Arbo virus

Masuk tubuh

Replikasi virus

dalam limfosit

demam

mual muntah

Permebilitas

vascular meningkat

Ekstravasasi cairan

intra vaskuler

Kurang cairan

diekstra vaskuler

Peningkatan suhu

tubuh

Gannguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Resiko kurang

cairan

Page 17: Dhf Pra Schole

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mual muntah dan anoreksia.

3) Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan

diekstra vaskuler

5. INTERVENSI

Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses

infeksi penyakit (viremia)

Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)

Klien bebas demam

Intervensi :

1) Kaji saat timbulnya demam

R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam

2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam

R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien

3) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu

mengurangi kecemasan klien

4) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan

R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk

lebioh kooperatif

5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut

tidak dilakukan

R/Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di

rumah sakit

6) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan

manfaatnya

R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat

sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak

7) Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai

pakaian yang tipis

R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian

tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh

8) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter

R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi

Page 18: Dhf Pra Schole

suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.

Diagnosa 2

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia dan sakit saat menelan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi,

KH : klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan

Nafsu makan meningkat

Tak ada Mual dan muntah

Intervensi

1. kaji faktor – faktor penyebab

R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan

selanjutnya

2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup

R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi

untuk mengkonsumsi makanan

3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah

teruskan (15-30 cc setiap ½ -1jam )

R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan

4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah

R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah

5. ukur berat badan setiap hari

R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi

6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien

R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien

Diagnosa 3 : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan

ke ekstravaskuler.

Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan

KH : - mukosa mulut basah / lembab

- turgor kulit baik

- petechie hilang

- trombosit dalam batas normal

Page 19: Dhf Pra Schole

INTERVENSI

1. pantau tanda-tanda kekurangan cairan

R/ turgor kulit menurun, mukosa mulut kering merupakan tanda kekurangan

cairan

2. anjurkan klien untuk banyak minum

R/ asupan cairan yang cukup dapat mengurangi kehilangan cairan dalam

tubuh

3. jelaskan pada ibu tanda-tanda kekurangan cairan

R/ meningkatkan partisipasi ibu dalam perawatan anak

4. kolaborasi pemberian cairan D 5 ½ salin

R/ mengganti cairan yang keluar dari intra sel, Dextran dengan besar

molekul yang sesuai tidak dapat melewati poro kapiler dan dapat mengganti

protein plasma sebagai bahan osmotic koloid

5. pantau tetesan cairan

R/ kelancaran cairan infus sangat mempengaruhi pemenuhan cairan yang

adekuat

Page 20: Dhf Pra Schole

TINDAKAN KEPERAWATAN

NO Tgl, jam Implementasi Evaluasi

1

2

29.05.02

08.30-

10.00

11.34

12 45

07.45

8.30

08.00

08.40

mengkaji saat timbulnya demam

melakukan observasi suhu :380 c, nadi

100x/mnt, tensi 110/60 mmHg. RR 24x/mnt

menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya

panas tubuh, panas tubuh disebabkan oleh

masuknya virus dalam tubuh sehingga tubuh

melakukan perlawanan terhadap virus tersebut

dengan pengaktifan sistem komlemen sehingga

sebagai kompensasi adalah timbulnya demam

tubuh

menjelaskan pentingya tirah baring adalah

untuk menghindari berkembangnya invasi virus

yang lebih luas

anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 – 3

lt/hari

melakukan kompres dingin pada klien

kolaborasi pemberian paracetamol dan anti

biotic

melakukan observasi : S ; 37.4, Nadi

96x/mnt

memberikan cairan perinfus D5 ½ salin

mengkaji faktor penyebab mual muntah

mejelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh

yaitu untuk mengganti sel yang rusak,

memenuhi kebutuhan asupan makanan,

mempertahan kan kondisi tubuh

menganjurkan klien makan porsi kecil tapi

sering, jika tidak ada mual muntah teruskan

makan

menimbang berat badan setiap hari

memantau porsi yang dihabiskan klien

31.05.2002

S: klien mengatakan

panas badan

mulai turun

O: Suhu 37,40 c

Kompres dingin

masih terpasang

A; masalah teratasi

sebagian

I: intervensi 2,5.6,7

S : klien mengatakan

nafsu makan

masih kurang,

kadang masih

terasa mual.

O : klien makan 5

sdm

Porsi tidak

dihabiskan

A; Masalah teratasi

sebagian

P: Lanjutkan

intervensi no 3,5,6

Page 21: Dhf Pra Schole

3

08.00

09.30

12.00

memantau tanda kekurangan cairan

memantau tetesan infus

menjelaskan pada ibu tanda kekurangan

cairan : torgor kulit jelek, bibir/ mulut kering,

memberikan cairan D 5 ½ salin

menganjurkan klien untuk banyak minum 2-

3 ltr / hari

memberikan susu 200 cc

31.05.2002

S: -

O: Turgor mulai

membaik, kulit tidak

kering, mukosa mulut

basah

A: masalah tidak

terjadi

P: pertahankan

intervensi 1,4,5

1 30.05.02

08.00 1

2

3

01.06.02

S: klien mengatakan panas badan mulai turun

O: Suhu 36,40 c

Kompres dingin masih terpasang

A; masalah teratasi

I: pertahankan5.6,7,8,9

S : klien mengatakan nafsu makan masih membaik, tidak

terasa mual.

O : klien makan 8-10 sdm

Porsi dihabiskan

A; Masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6

S: -

O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut

Page 22: Dhf Pra Schole

basah

A: masalah tidak terjadi

P: pertahankan intervensi 1,4,5

Page 23: Dhf Pra Schole

CATATAN PERKEMBANGAN