deyra.files.wordpress.com · Web viewMETODE PRAKTIKUM II. 1 Alat Harvard step up test Bangku...

29
KEBUGARAN I. DASAR TEORI VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot. Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima. Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik.

Transcript of deyra.files.wordpress.com · Web viewMETODE PRAKTIKUM II. 1 Alat Harvard step up test Bangku...

KEBUGARAN

I. DASAR TEORI

VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat

melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan

tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.

Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah energi

makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang

paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang

berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan

membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan

menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan mengukur jumlah oksigen

yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang

bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.

Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam mengkonsumsi oksigen

saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan

menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu

permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima.

Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas

aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen

yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan

bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat

maupun ringan.

Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin

baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan

jumlahnya akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per

menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per

menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga

akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.

Bagaimana mengukur VO2 max ?

Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan

demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung

maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria ini harus:

melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi criteria

ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan

lari di Treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya

Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya

berlangsung 6 sampai 12 menit.

Salah satu cara untuk mengukur Vo2Max adalah metode Cooper Test , metode ini

cukup sederhana. Dimana atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari

sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.

Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah :

Contoh : Dio melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang

dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.

atau memakai tes

Harvard Step Test

Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui kemampuan aerobik

yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti kemampuan jantung-

paru, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular endurance, cardiorespiration

endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang kira-kira sama. Penelitian ini

dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti

dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku selama 5 (lima) menit.

Pelaksanaan: 

1. Tinggi bangku 20 feet (50 cm)

2. Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30 langkah per menit,

jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik

3. 1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:

Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih

dahulu tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan)

Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku

Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1

(asumsi kaki kanan) diturunkan kembali ke lantai

Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk berdiri tegak

seperti sikap semula

4. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali

5. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome

6. NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh harus dalam

keadaan tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit

7. Hitung denyut nadi (DN) orang coba (testi) selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 1

8. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 2

9. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 3

10. Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut dimasukan kedalam

rumus Indeks kebugaran yang selanjutnya dikonversikan sesuai rumus yang dipilih

11. Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit, maka waktu lama

NTB tersebut dicatat, lalu DN-nya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan DN

tersebut

Indeks Kebugaran

Rumus Panjang:

Durasi NTB (detik) x (DN 1+DN 2+DN 3)

Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran

< 55 Jelek 55-64 Kurang dari rata-rata 65-79 Rata-rata 80-89 Baik ≥90 Baik sekali

Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x

Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran < 50

Jelek 50-80 Rata-rata >80 Baik

Disamping dari kedua tes diatas, beberapa cara untuk mengetahui kapasitas VO2Max,

seperti :

• 2.4km Run Test

• Astrand 6 minute Cycle test – VO2max test on a static bike

• Balke VO2max test – suitable for endurance sports

• Conconi test

• Multistage Fitness Test or Bleep test – VO2max test for endurance sports

• Treadmill VO2max test – VO2max test

• VO2max from non-exercise data – VO2max test

ERGOCYCLE ASTRAND

Tes kebugaran ergocycle dilakukan dengan menggunakan sepeda yang diberi beban

menganut metode astrand. Parameter pada tes ini adalah frekuensi denyut nadi dan besar

beban, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan besar VO2max (maximal oxygen

comsumption). VO2max adalah kecepatan maksimum tubuh menggunakan oksigen selama

latihan fisik. Satuan absolut VO2max adalah volume oksigen permenit (L/min) dan satuan

relatif VO2max adalah berkaitan dengan berat badan (BB) yaitu volume oksigen per kg BB per

menit (ml/kg/min).

PERSYARATAN PESERTA

Berbadab sehat

Makan terakhir sebaiknya tidak kurang dari 2 jam sebelum tes

Indikasi

1. Untuk menentukan besarnya kapasitas kardio-respiratori seseorang terutama dalam

hubungannya dengan dunia olahraga, kemiliteran, dan industri.

2. Untuk menilai berhasil tidaknya program latihan dan rehabilitasi fisik.

3. Keadaan khusus dan pengawasan ketat, untuk menilai kemungkinan adanya penyakit

jantung koroner yang laten (nyeri dada, orang-orang dengan faktor resiko tanpa

keluhan, dan sebagainya) dan saat tes penderita juga dihubungkan dengan alat ECG

tertentu.

II. METODE PRAKTIKUM

II. 1 Alat

A. Harvard step up test

Bangku Harvard

Metronome

Stop watch

Penggaris panjang

Barometer

Termometer ruang

B. Ergocycle Astrand

Sepeda- monarch

Stetoscpoe

Stopwatch

Tensi meter

Timbangan beban

Tabel koreksi faktor

Nomogram astrand

Barometer, termometer ruangan

II. 2 Tata Kerja

1. Persiapan Alat

a. Harvard step up test

Sebelum dimulai praktikum Harvard step up test, tinggi dari bangku

Harvard disesuaikan dengan peserta praktikum yakni untuk laki-laki 19

inch (48,24 cm) dan untuk perempuan 17 inch (43,16 cm). Kemudian

mengatur metronome dengan irama 4/4.

b. Ergocycle Astrand

Sebelum praktikum Ergocycle astrand, peserta praktikum mengecek

chest band bisa mndeteksi detak jantung. Kemudian mencoba sepeda

Monarch, dan disesuaikan bebannya dimulai yang paling rendah.

2. Persiapan Orang Coba

a. Harvard step up test

Sebelum memulai Harvard step up test peserta praktikum menghitung

nadi sebagai data awal. Kemudian mencoba menyesuaikan dengan

irama metronome pada saat naik turun bangku Harvard.

b. Ergocycle Astrand

Sebelum memulai Ergocycle Astrand peserta praktikum menghitung

nadi sebgai data awal. Kemudian melihat apakah detak jantungnya

dapat terdeteksi oleh chest band yang dipasang di dada. Sebelum

memulai dengan tes ini peserta melakukan penyesuaian antara kayuhan

dengan metronome atau bisa juga dengan melihat kecepatan kayuhan di

sepeda Monarch.

3. Pelaksanaan

a. Harvard step up test

Mula-mula peserta praktikum menghitung nadi sebagai data awal,

setelah metronome diatur sedemikina hingga iramanya peserta

praktikum memulai naik turun bangku Harvard dengan menyesuaikan

dengan irama metronome. Setelah sesuai maka dimulai dihitung

( jangan lupa menghidupkan stopwatch / jam ). Peserta praktikum naik

turun bangku hingga batas kemampuan masing-masing peserta

praktikum. Setelah itu dihitung nadinya setelah beristirahat terlebih

dahulu, dihitung hingga mendapatkan data yang diinginkan.

Berikut ini adalah pelaksanaan praktikumnya:

1. Pilih mahasiswa coba yang akan ditentukan indeks kebugaran badannya.

2. Mintalah mahasiswa coba untuk menandatangani surat pernyataan bahwa saat ini

dalam keadaan sehat (tidak aktif) dan tidak mempunyai riwayat penyakit terkait

kontra indikasi pemeriksaan (contoh surat pernyataan terlampir).

3. Tanyakan makan/minum manis terakhir.

4. Catatlah tekanan atmosfer, suhu ruangan, dan kelembpan udara.

5. Tentukan frekuensi denyut nadi istirahat.

6. Mahasiswa coba berdiri menghadap bangku :

a. Tinggi bangku untuk laki-laki: 19 inch ( 48,24 cm ).

b. Tinggi bangku untuk perempuan : 17 inch (43,15).

7. Pasang metronome dengan frekuensi 120 kali ketukan permenit.

8. Suruh mahasiswa coba naik turun bangku dengan mengikuti irama metronome. Setiap

langkah kaki harus sama dengan irama detak metronome dan selalu dimulai dengan

kaki yang sama.

Catatan : lakukan tindakan tersebut 2-3 kali sebelum percobaan sesungguhnya dimulai. Pada

saat percobaan dimulai, pemeriksa memberikan aba-aba “ya”, pada saat itu tombol stopwatch

(menjalankan stopwatch) sebagai tanda waktu dimulainya tes.

9. Bila mahasiswa coba sudah tidak sanggup melaksanakan tes naik turun bangku sesuai

prosedur atau durasi naik turun bangku sudah mencapai 5 menit, pemeriksa

memberikan aba-aba “stop”, dan segera menekan tombol stopwatch ( menghentikan

stopwatch) mahasiswa coba berhenti naik turun bangku. Segera baca durasi (lama)

naik turun bangku dari mahasiswa coba tersebut.

10. Kemudian dengan segera tekan tombol stopwatch ( mengembalikan jarum stopwatch

ke posisi nol) bersamaan dengan menyuruh mahasiswa coba untuk segera duduk.

11. Kemudian tekan tombol stopwatch sekali lagi dengan segera(menjalankan stopwatch)

sebagai titik awal waktu untuk menghitung frekuensi denyut nadi setelah naik turun

bangku (pada saat pemulihan).

12. Hitunglah frekuensi denyut nadi selama masa pemulihan pada :

a. Menit ke 1 s/d menit 1,5 setelah naik turun bangku (30” pertama).

b. Menit ke 2 s/d menit ke 2,5 setelah naik turun bangku (30” kedua).

c. Menit ke 3 s/d menit ke 3,5 setelah naik turun bangku (30” ketiga).

13. Hitunglah indeks kebugaran badan dengan rumus sebagai berikut :

a. Cara lambat :

Penilaian cara lambat

<55 Kurang

55 – 64 Sedang

65 – 79 Cukup

80 – 90 Baik

>90 Baik sekali

b. Cara cepat :

Penilaian cara cepat

<50 Kurang

50-80 Sedang

>80 Baik

b. Ergocycle Astrand

Sebelum memulai tes Ergocycle Astrand peserta prkatikum menhitung

nadi untuk data awal. Kemudian memasang chest band di dada, dan

melihat apakah detak jantung bisa terdeteksi. Jika sudah terdeteksi

maka peserta praktikum mulai melakukan penyesuaian dengan sepeda

Monarch (serta beban) selama kurang lebih 5 menit diseusaikan dengan

irama metronome. Jika sudah terbiasa maka peserta mengayuh sepeda

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan serta beban yang diatambah

sedikit demi sedikit.

Berikut ini adalah pelaksanaan praktikumnya:

1. Tentukan mahasiswa coba yang akan diukur VO2 max

2. Mintalah mahasiswa coba untuk menandatangani surat pernyataan bahwa saat ini

dalam keadaan sehat (tidak sakit) dan tidak mempunyai riwayat penyakit terkait

kontra indikasi pemeriksaan (contoh surat pernyataan terlampir)

3. Catatlah berat badan, tinggi badan, umur makan/ minum manis terakhir, dan ukurlah

tekanan darah mahasisa tersebut.

4. Catatlah juga tekanan atmosfer , kelembapan udra dam suhu ruangan.

5. Pasanglah chest band atau polar heart rate (HR) meter dan catat HR istirahat

mahasiswa coba.

6. Aturlah tempat duduk senyaman mungkin untuk bersepeda

7. Lakukan pemanasan selama lebuh kurasng 5 menit dengan meminta mahasiswa coba

mengayuh sepeda dengan kecepatan konstan 50 rpm dan beban dinaikan bertahap

hingga mencapai 300 kpm (1Kp).

III. HASIL PRAKTIKUM

DATA HASIL PENGAMATAN

Harvard step up test

Column1 Mahasiswa coba 1 Mahasiswa coba 2Nama Eki Yusuf

Umur (th) 20 20

L/P P L

Pekerjaan Mahasiswi Mahasiswa

BB (kg) 45,5 80

TB (cm) 156 174Makan / minum manis terakhir Pukul 10.00 Pukul 11.00

Habitation Category 2   2HR istirahat (x/menit) 95/menit 94/menitLama test (detik) 106 detik 230 detik

1' - 1,5' 119/minute 116/minute

2' - 2,5' 101/minute 122/minute

3' - 3,5' 96/minute 108/minuteNilai dan kategori IKB cara cepat 27,5 88,79Nilai dan kategori IKB cara lambat 31,36 77,7

P atm 753 mmHg 753 mmHg

Suhu ruangan 25°C 25°C

Kelembaban 22,2 mmHg 22,2 mmHg

Habitation category (choose the nearest condition of the volunteer)

1. Completely untrained

2. Sporadic muscular activity = a few times per month

3. Regular but light exercise = 1 – 2x per week

4. Rather intensive training one or more times per week

5. Hard training for competition several times per week

Ergocycle Astrand

Name : Mirzaq Hussein Anwar Occupation: College Student

Age : 18 years Body weight: 75.5 kg Height: 176 cm

Last sweet meal/drink: 5 hours ago

Habitation category(choose the nearest condition of the volunteer):

1. Completely untrained

2. Sporadic muscular activity = a few times per month

3. Regular but light exercise = 1-2 x per week

4. Rather intensive training one or more times per week

5. Hard training for competition several times per week

Pulse rate (pretest) : 78 bpm

Date of test : 11 April 2012

Word load = 900 kpm

Pulse rate:

12’ = 136 bpm

13’ = 151 bpm

14’ = 163 bpm

15’ = 166 bpm

16’ = 163 bpm

17’ = 169 bpm

VO2max = 2,6 lt/min

Correction factor of age = 1,07

Correction of VO2max = 2,782 lt/min

VO2max per kg BW = 36,85 ml/kgBW/min

Classification VO2max = Average

Name : Fauziyah Firdausi M. S Occupation: College Student

Age : 20 years Body weight: 70 kg Height: 158 cm

Last sweet meal/drink: 5 hours ago

Habitation category(choose the nearest condition of the volunteer):

1. Completely untrained

2. Sporadic muscular activity = a few times per month

3. Regular but light exercise = 1-2 x per week

4. Rather intensive training one or more times per week

5. Hard training for competition several times per week

Pulse rate (pretest) : 82 bpm

Date of test : 11 April 2012

Word load = 600 kpm

Pulse rate:

6’ = 136 bpm

10’ = 147 bpm

11’ = 163 bpm

15’ = 178 bpm

VO2max = 2 lt/min

Correction factor of age = 1,05

Correction of VO2max = 2,1 lt/min

VO2max per kg BW = 30 ml/kgBW/min

Classification VO2max = low

IV. PEMBAHASAN

A. HARVARD STEP UP

Praktikum kebugaran dengan metode Harvard Step Up Test dilakukan dengan

cara naik turun sebuah balok atau bangku dengan ketinggian yang telah ditentukan.

Untuk laki-laki setinggi 48,24 cm dan untuk perempuan setinggi 43,16 cm. Pada

pelaksanaannya, bangku yang digunakan untuk perempuan sudah sesuai, sedangkan

untuk yang laki – laki masing – basing kaki pada bangku diberi kaki tambahan sekitar 5

cm. Indeks Kebugaran Badan tergantung seberapa lama orang tersebut mampu naik turun

bangku secara kontinu dan frekuensi denyut nadinya dapat segera pulih dengan cepat

setelah orang coba melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama orang coba bertahan naik

turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal,

maka semakin baik kebugarannya.

Orang coba pada praktikum kali ini adalah Eki Fitriendi sebagai orang coba

berjenis kelamin perempuan dan Yusuf Rahmatullah sebagai orang coba berjenis

kelamin laki – laki. Pada praktikum ini diperoleh hasil dimana Yusuf memiliki waktu

Harvard Step Up yang lebih tinggi daripada Eki. Namun Eki memiliki kelebihan

pengembalian frekuensi HR Yang lebih cepat daripada Yusuf. Waktu Harvard step Up

Yusuf yang lebih lama ini menunjukkan bahwa laki – laki cenderung memiliki

kebugaran yang lebih baik daripada perempuan. Selain itu juga dipengaruhi aktivitas

yang dilakukan sehari – hari oleh kedua orang coba tersebut. Tetapi Eki yang memiliki

waktu pengembalian frekuensi HR yang lebih cepat menunjukkan bahwa Kerja yang di

lakukan Eki ketika melakukan Harvard Step Up kurang maksimal sehinggal

pengembalian frekuensi HR cenedrung lebih cepat sekalipun untuk kilai kebugaran

Yusuf lebih tinggi.

A. Ergocycle Astrand

Ergocycle adalah sepeda yang dirancang untuk tes kebugaran dengan memberikan

pembebanan pada kayuhannya. Berat beban tersebut bersatuan kpm. Semua kondisinya

dapat di atur sesuai dengan keinginan. Mulai dari kecepatan roda dalam satuan rpm,

berat beban dan lain-lain. Alat ini juga dapat mengetahui heart rate pemakainya dengan

cara pemakainya harus menggunakan Polar Heart Rate meter yang dipasangkan pada

tubuh pemakai (bagian dada dan menyentuh kulit). Yang menjadi penentu pada tes

kebugaran metode ini adalah berat beban dan frekuensi denyut nadi praktikan selama

percobaan dilakukan.

Dari kedua praktikan dapat dibandingkan bahwa laki-laki memiliki nilai VO2max

yang lebih besar dibandingkan perempuan. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti aktivitas hidup, berat badan, umur, dan lain-lain. Dari dua

praktikan itu, kita bisa melihat perbedaan dari berat badan dan aktivitas hidupnya.

Tingkat kebugaran seseorang bisa diketahui dari kebutuhan oksigen

maksimumnya(VO2max) karena kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh

selama kegiatan fisik berbanding lurus dengan jumlah oksigen yang harus dikonsumsi.

Dari hasil Percobaan diketahui bahwa Klasifikasi VO2max pada Mirzaq bernilai average

(rata – rata) yang berarti berada pada kisaran normal sedangkan Klasifikasi VO2max

pada Fauziyah bernilai low (rendah) sekalipun berada pada ambang batas. Hal ini

disebabkan karena berat badan yang tidak ideal sehingga cukup memberikan beban

tambahan pada tubuh dan mengakibatkan berkurangnya nilai VO2max.

V. DISKUSI

1. Apakah kebugaran?

Jawaban :

kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan

ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai

cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi kebugaran?

Jawaban :

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran adalah :

1. Umur

Setiap tingkatan umur mempunyai keuntungan yang sendiri. Kebugaran dapat ditingkatkan

pada hampir semua usia.

2. Jenis kelamin

Masing-masing jenis kelamin memiliki keuntungan yang berbeda. Secara hukum dasar

wanita memiliki potensi tingkat kebugaran yang lebih tinggi dari pria. Dalam keadaan

normal mereka mampu menahan perubahan suhu yang jauh lebih besar. Kaum laki-laki

cenderung memiliki potensi dalam kebugaran, dalam arti bahwa potensi mereka untuk

tenaga dan kecepatan lebih tinggi.

3. Somatotipe atau bentuk tubuh 

Kebugaran jasmani yang baik dapat dicapai dengan bentuk badan apapun sesuai dengan

potensinya.

4. Keadaan kesehatan

5. Kebugaran jasmani tidak dapat dipertahankan jika kesehatan badan tidak baik atau sakit.

6. Gizi

Makanan sangat perlu, jika hendak mencapai dan mempertahankan kebugaran dan

kesehatan badan. Makanan yang seimbang (12% protein, 50% karbohidrat, 38 % lemak)

akan mengisi kebutuhan gizi tubuh.

7. Berat badan

Berat badan ideal dan berlebihan atau kurang akan dapat melakukan perkerjaan dengan

mudah dan efesien.

8. Tidur dan istirahat

Tubuh membutuhkan istirahat untuk membangun kembali otot-otot setelah latihan

sebanyak kebutuhan latihan di dalam merangsang pertumbuhan otot. Istirahat yang cukup

perlu bagi badan dan pikiran dengan makanan dan udara.

9. Kegiatan jasmaniah atau fisik.

Kegiatan jasmaniah atau fisik yang dilakukan sesuai dengan prinsip latihan, takaran latihan,

dan metode latihan yang benar akan membuat hasil yang baik. Kegiatan jasmani mencegah

timbulnya gejala atrofi karena badan yang tidak diberi kegiatan. Atrofi didefinisikan sebagai

hilang atau mengecilnya bentuk otot karena musnahnya serabut otot. Pada dasarnya dapat

terjadi baik secara fisiologi maupun patologi. Secara fisiologi, atrofi otot terjadi pada otot-

otot yang terdapat pada anggota gerak yang lama tidak digunakan seperti pada keadaan

anggota gerak yang dibungkus dengan gips. Atrofi ini sering disebut disuse atrofi.

Sebaliknya, secara patologi atrofi otot dibagi menjadi 3, yaitu: atrofi neurogenik, atrofi

miogenik, dan atrofi artogenik. Atrofi neurogenik timbul akibat adanya lesi pada komponen

motorneuron atau akson (Sidharta, 2008).

3. Sebutkan beberapa contoh yang bisa digunakan untuk mengukur kebugaran!

Jawaban :

Contoh metode pengukuran kebugaran yang telah ada antara lain,

1. Cooper Test. Digunakan dalam pengukuran VO2max. metode ini cukup sederhana. Dimana

atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah

waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat. Rumus sederhana untuk

mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh dalam meter – 504.9) / 44.73.

Contoh : yudis melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai

(2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.

2. Harvard Step Test. Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui

kemampuan aerobik yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti

kemampuan jantung-paru, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular

endurance, cardiorespiration endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang

kira-kira sama. Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini

dimulai dengan nama Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun

bangku selama 5 (lima) menit.

Disamping dari kedua tes diatas, beberapa cara untuk mengetahui kapasitas VO2Max,

seperti :

• 2.4km Run Test

• Astrand 6 minute Cycle test – VO2max test on a static bike

• Balke VO2max test – suitable for endurance sports

• Conconi test

• Multistage Fitness Test or Bleep test – VO2max test for endurance sports

• Treadmill VO2max test – VO2max test

• VO2max from non-exercise data – VO2max test

V. SIMPULAN

1. Ada dua metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kebugaran seseorang, yaitu

dengan Harvard Step Up Test dan Ergocycle Astrand.

2. Tingkat kebugaran seseorang dinyatakan dalam Indeks Kebugaran Badan(IKB).

Semakin besar nilai IKB maka semakin baik pula kebugaran badannya.

3. Kebugaran seseorang juga dapat ditentukan dengan menghitung VO2max. Semakin

besar nilai VO2max maka semakin baik kondisi kebugaran seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

http://zudine.wordpress.com/tag/cara-mengukur-kebugaran/ (diakses pada

tanggal 25 Maret 2012)

Lisa Trestiasari,SKM,MM-Dit. 2011. Pengukuran Kebugaran Jasmani.

http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/3361 (diakses pada tanggal 25 Maret

2012)

Sihombing. 2011. Definisi Kebugaran Jasmani.

http://saranghaechonsa.wordpress.com/2011/09/13/definisi-kebugaran-jasmani/

(diakses pada tanggal 25 Maret 2012)

Anonymous. 2010. Pertamina RU IV Evaluasi Kebugaran Pekerja dengan

Metode Rockport dan Napfa . http://www.pertamina-up4.co.id/berita.aspx?

c=0&id=1293

Y.S.Santosa Giriwijoyo*)dan Dikdik Zafar Sidik**). 2011. KONSEP DAN CARA

PENILAIAN KEBUGARAN JASMANI MENURUT SUDUT PANDANG ILMU

FAAL OLAHRAGA (bag.1). http://geraksehat.wordpress.com/2011/03/20/penilaian-

kebugaran1/

Kaim, Faizati, 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yusuf Rahmatullah

Umur : 19 tahun L / P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan / pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012

*coret yang tidak perlu ( )

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eki Fitriendi

Umur : 20 tahun L / P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan / pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012

*coret yang tidak perlu ( )

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mirzaq Hussein Anwar

Umur : 18 tahun L / P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan / pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012

*coret yang tidak perlu ( )

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fauziyah Firdausi M. S

Umur : 20 tahun L / P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan / pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012

( )

*coret yang tidak perlu