deyra.files. Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi....

21
Makalah ILMU BAHAN : KERATOPROSTHESIS (KPro) DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : 1. FAUZIYAH FIRDAUSI M. S (081017008) 2. YUGI ARDYANA (081017010) 3. MIRZAQ HUSSEIN ANWAR (018107008) 4. SAYYIDATI ARISTIFANNIY (081017031) 5. ANDIKA RYAN WIRATAMA (018107040)

Transcript of deyra.files. Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi....

Page 1: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

Makalah ILMU BAHAN :

KERATOPROSTHESIS (KPro)

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

1. FAUZIYAH FIRDAUSI M. S (081017008)

2. YUGI ARDYANA (081017010)

3. MIRZAQ HUSSEIN ANWAR (018107008)

4. SAYYIDATI ARISTIFANNIY (081017031)

5. ANDIKA RYAN WIRATAMA (018107040)

PROGRAM STUDI TEKNOBIOMEDIK

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2011

Page 2: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan lancar. Penulis menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dosen mata kuliah Ilmu Bahan, ibu Dyah Hikmawati, S.Si, M.S yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

2. Keluarga besar Universitas Airlangga, khususnya teman-teman prodi Teknobiomedik

angkatan 2010 atas dukungannya

3. Berbagai pihak yang telah membantu proses terselesaikannya karya tulis ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Akhirnya makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi Indonesia dalam memberikan suatu

wacana tentang kateter untuk dunia medis.

Surabaya, 31 Desember 2011

Penulis

Page 3: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... 1

Daftar isi....................................................................................................................2

1.1 Latar belakang…………………………………………………………...... 3

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………..... 3

1.3 Tujuan........................................................................................................... 3

1.4 Batasan masalah…………………………………………………………… 3

II. 1 Anatomi Kornea........................................................................................... 4

II.2 Fisiologi Kornea........................................................................................... 4

II.3 Penyakit Kornea........................................................................................... 5

II. 4 Transplantasi Kornea................................................................................... 6

II.5 Kornea Buatan..............................................................................................8

II.6 Bahan Yang Diperlukan untuk Pembuatan Kornea Buatan.........................9

II.7 Aplikasi Lain Untuk PMMA……..……………………………………....10

III.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 11

III.2 Saran……………………………………………………………………... 11

Daftar pustaka........................................................................................................ 12

Page 4: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.5 Latar belakang

Semakin lama semakin banyak penyakit yang bermacam-macam jenisnya dan

menyeerang tubuh manusia. Ada beberapa penyakit dan gangguan yang diderita oleh tubuh

manusia tidak dapat disembuhkan. Berbagi cara dilakukan untuk menemukan cara

penyembuan untuk mengatasi penyakit itu.

Kornea adalah salah satu bagian mata yang sangat penting dalam proses pengliatan.

Jika terjadi kerusakan atau penyakit yang menyerang kornea maka mata tidak bisa

menjalankan funghsinya lagi. Kornea merupakan tempat masuknya cahaya jadi jika terjadi

kerusakan pada kornea cahaya tidak bisa masuk ke retina dan diproses selanjutnya

Untuk menyembukan kornea ini tidak bisa dilakukan penyembuhan tetapi dilakukan

penggantian kornea dengan kornea dari pendonor kepada pasien. Masalah sekarang mincul

adalah minimnya pendonor yang mendonorkan kornea pada bang jaringan atau pasien

sehingga pasien sangan membutukan pendonor namun kurang tersedia kornea untuk

menggantikan kornea pasien yang rusak.

Untuk menyiasati kurangnya pendonor kornea untuk pasien yang mengalami

gangguan pada kornea. Dari masalah ini dibuat suatu trobosan untuk mengganti kornea

dengan kornea buatan berbahan dasar polimer dari PolyMetyl Metacrylate.

1.6 Rumusan masalah

Bagaimana cara membuat membuat kornea buatan yang tepat untuk mata?

1.7 Tujuan

Agar penderita kelainan kornea dan masalah kornea lainya bisa langsung di atasi

dengan cara operasi penggantian kornea tanpa harus menunggu donor kornea.

1.8 Batasan masalah

Kami membatasi permasalahan kali ini pada polimer utama yang digunakan dan

bagaimana cara pembuatannya.

Page 5: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Anatomi Kornea

Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan merupakan

jaringan penutup bola mata sebelah depan yang terdiri dari :

1. Epitel, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang  tindih

2. Membrane  Bowman, merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti

strorma.

3. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan yang lainnya.

4. Membrane descement, merupakan membrane aseluler, bersifat sangat elastik

5. Endotel, yang berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal.

Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus

dan saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam

stroma kornea, menembus membrane bowman melepaskan selubung schwannya. Daya

regenerasi saraf sesudah dipotong didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau

penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem  pompa endotel terganggu

sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan tempat

pembiasan sinar terkuat, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea

dilakukan oleh kornea.

II.2 Fisiologi Kornea

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya

menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler dan

deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan oleh

pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih

penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada

endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan

edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya

menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu

telah beregenerasi. Penguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan film air

Page 6: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan penguapan langsung adalah faktor-faktor yang

yang menarik air dari stroma kornea superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi . 

Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak dapat melalui

epitel utuh, dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat

melalui kornea, obat harus larut lemak dan larut air sekaligus

II.3 Penyakit Kornea

Ulkus Kornea: Adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena

jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas

atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. UK

terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea.

UK yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih

dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan

mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya

(photo phobia) , pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan

gangguan penglihatan.

Infeksi kornea adalah peradangan pada kornea, yaitu bagian jernih di bagian depan

bola mata yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata (temukan lebih jauh tentang

bagaimana mata bekerja). Infeksi atau peradangan dapat disebabkan oleh mikro-organisme

seperti bakteri, jamur, parasit - akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes

simpleks.

Lensa kontak yang tidak bersih adalah penyebab paling umum infeksi kornea di

Singapura. Tingkat kejadian infeksi terhubung dengan penggunaan lensa kontak berkisar

antara 1 dalam 10.000 pengguna lensa kontak keras, 4 dalam 10.000 pengguna lensa kontak

lunak hingga 22 dalam 10.000 pengguna lensa kontak jangka panjang, per tahun.

Berdasarkan studi yang dilakukan di Australia dan India, tingkat terjadinya kebutaan karena

infeksi penggunaan lensa kontak diperkirakan sekitar 0,6 dari 10.000 pengguna.

Infeksi kornea biasanya terjadi karena paparan terhadap bakteri, virus atau agen

mikrobiologi yang menyebabkan mata menjadi merah dan bengkak. Pada kasus parah, ini

dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea yang kemudian dapat  mengarah ke kondisi

astigmatisma, kekeruhan kornea karena luka atau kombinasi keduanya.

Selain dari infeksi dikarenakan lensa kontak, infeksi kornea dapat juga terjadi karena

adanya abnormalitas atau gangguan pada permukaan mata atau kornea atau pada kasus cidera

mata.

Page 7: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

Pseudomonas Akanthamoeba

Mikroporidia

II. 4 Transplantasi Kornea

Ketika penglihatan berkurang akibat gangguan kornea seperti infeksi, cedera kornea

dan penyakit degeneratif, transplantasi kornea dapat menjadi satu cara yang efektif untuk

mengembalikan penglihatan. Program transplantasi kornea kami dimulai pada tahun 1991 di

SNEC dan telah sukses dengan 3.300 transplantasi yang telah dilakukan sampai sekarang.

SNEC melakukan 250 – 300 transplantasi kornea setiap tahunnya dengan rata-rata tingkat

keberhasilan melebihi 90%, hampir mendekati 100% dengan prosedur terbaru seperti

Keratoplasti Endotelial. Bank Mata Singapura (SEB) menyediakan donor kornea yang

berkualitas tinggi setiap tahun untuk keperluan transplantasi ini dan SNEC bekerja sama

dengan SEB untuk menjamin kualitas dan standar yang tinggi dalam proses pengambilan dan

penerimaan donor kornea.

Page 8: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

Ketika kornea menjadi berkabut, cahaya tidak dapat lewat dan mencapai bagian mata

sensitif cahaya yang disebut retina, mengakibatkan penglihatan yang kurang baik atau

kebutaan tidk dapat dikembalikan. Transplantasi kornea merupakan prosedur bedah yang

melibatkan penggantian kornea berkabut/berparut dengan kornea donor untuk

mengembalikan penglihatan.

Sebagian besar orang dengan penglihatan buram akibat penyakit ataupun kornea

berkabut, dimana saraf dan retina pada belakang mata masih sehat, mungkin mendapatkan

manfaat dari  transplantasi kornea untuk dapat melihat jelas. Kornea berkabut atau buram

dapat terjadi akibat luka karena berbagai sebab (misalnya cedera atau infeksi) atau

pembengkakan kornea akibat kerusakan atau penuaan lapisan paling dalam kornea (dikenal

sebagai lapisan endotelial kornea). Lapisan ini tidak dapat “tumbuh kembali” atau regenerasi

dan hanya dapat digantikan oleh kornea donor melalui transplantasi. 

Yang lebih jarang ditemui, transplantasi kornea dapat dilakukan berdasarkan keadaan

darurat untuk mengobati infeksi kornea akut, atau untuk memperbaiki atau “menambal” 

penipisan, cacat atau perforasi akut pada kornea atau sklera (sklera merupakan lapisan putih

dari mata).  Hal ini dapat terjadi akibat cedera terdahulu, inflamasi ataupun infeksi. 

Tidak seperti bentuk transplantasi organ lainnya, transplantasi kornea dapat dilakukan

berulang kali apabila transplantasi sebelumnya gagal. Tetapi, tingkat keberhasilan

transplantasi ulangan dapat menjadi lebih rendah dibandingkan yang pertama kali dan

seringkali tablet anti penolakan dapat berguna dalam mencegah masalah penolakan pada

kasus-kasus ini. 

Ada beberapa jenis prosedur transplantasi kornea yang dilakukan di SNEC. Teknik

transplantasi kornea standar adalah Penetratif Keratoplasti (PK) atau prosedur cangkok

kornea dengan ketebalan penuh. PK merupakan bedah mikro di mana 7-8 mm bagian tengah

kornea yang rusak atau berkabut diangkat dan digantikan dengan kornea sehat dan jernih

(Gambar 1a) dan dijahit dengan benang nilon bedah mikro yang sangat halus. 

Selain PK, SNEC juga melakukan prosedur transplantasi kornea yang lebih baru dan

canggih disebutLamellar Keratoplasti (LK), yang sekarang sudah banyak menggantikan

bedah PK, dimana hanya bagian kornea yang rusak yang diangkat dan diganti, dengan

mempertahankan jaringan kornea sehat. Bila hanya lapisan depan (anterior) dari kornea yang

diganti, prosedur ini disebut Anterior Lamellar Keratoplasti (ALK), dan bila sebagian besar

lapisan depan termasuk bagian kornea yang lebih dalam diganti maka prosedur ini disebut

Deep Anterior Lamellar Keratoplasti (DALK). Bentuk lain dari ALK adalah Automated

Terapeutik Lamellar Keratoplasti (ALTK), dimana kami menggunakan alat bantu khusus

Page 9: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

yang dikenal sebagai mikrokeratom untuk melakukan prosedur ini. Prosedur-prosedur ini

merupakan operasi yang secara teknis lebih sulit untuk mempertahankan lapisan kornea yang

paling dalam (posterior) yang dikenal sebagai lapisan Descemet dan lapisan Endotelial.

(Gambar 1b). Sekitar 30% dari transplantasi kornea di SNEC dilakukan dengan prosedur

ALK atau DALK. Saat ini SNEC merupakan salah satu dari sedikit pusat transplantasi di

dunia yang menawarkan teknik Lamellar Keratoplasti terkini untuk pasien transplantasi

kornea.

Bila hanya lapisan bagian belakang atau posterior dari kornea yang rusak yang

diganti, prosedur ini disebut Endothelial Keratoplasti (EK atau DSAK - Descemets Stripping

Automated Endothelial Keratoplasty) (Gambar 1c). SNEC merupakan pusat untuk bedah

Endothelial Keratoplasti di Asia dan lebih dari 39% dari transplantasi kornea di SNEC

merupakan Endothelial Keratoplasti (Gambar 2). Endothelial Keratoplasti mungkin

merupakan perkembangan paling penting dalam transplantasi kornea , karena pada dasarnya

merupakan teknik transplantasi kornea baru melalui lubang kecil tanpa jahitan . Hanya

lapisan tipis kornea terdalam yang digantikan, dan ini dilakukan melalui sayatan kecil (4-

5mm) di sisi kornea, yang berarti sebagian besar kornea pasien tidak diangkat, tidak ada

jahitan yang diperlukan dan mata lebih kuat dibanding bedah PK. Tidak adanya jahitan

berarti proses pemulihan penglihatan yang lebih cepat dan pasien Endothelial Keratoplasti

memperoleh penglihatan yang lebih baik karena kelainan refraksi dan astigmat yang lebih

kecil. Ahli bedah SNEC mengembangkan alat yang disebut EndoGlide, yang terbukti

memungkinkan bedah Endothelial Keratoplasti lebih aman dan efektif.

II.5 Kornea Buatan

Boston Keratoprosthesis (KPro) adalah kornea buatan yang paling banyak digunakan

atau keratoprosthesis. Ini adalah pilihan pengobatan untuk penyakit kornea tidak setuju untuk

standar keratoplasty menembus (PKP) atau transplantasi kornea. Lanjutan kemajuan dalam

desain dan perawatan pasca operasi unggul telah menghasilkan hasil yang lebih baik dan

peningkatan eksponensial dalam penggunaan perangkat dalam beberapa tahun terakhir

[1]. Pada tahun 2010, 1188 prosedur dilakukan dibandingkan dengan kurang dari 50 pada

tahun 2002 - sampai saat ini lebih dari 4500 prosedur telah dilakukan di seluruh dunia.

Konsep dari sebuah kornea buatan lebih dari 200 tahun [3]. Yang keratoprosthesis

pertama dijelaskan pada 1789 selama Revolusi Perancis oleh Guillaume Pellier de Quengsy

[4]. Melaporkan manusia pertama KPro operasi dengan implan kristal kuarsa dilakukan oleh

Nussbaum pada tahun 1855, meskipun beberapa KPro modern, para ahli mencatat bahwa

Page 10: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

sementara Nussbaum mungkin melaporkan operasi manusiapertama, pada kenyataannya,

kakak Guillaume Pellier de Quengsy, juga dokter mata, mungkin memiliki sebenarnya sudah

yang pertama untuk melakukan operasi pada manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir beberapa sintetik kornea telah dirintis dan

dikembangkan, meskipun hanya tiga yang terutama digunakan dalam praktek: Boston

Keratoprosthesis (Massachusetts Mata & Telinga Infirmary, Boston, MA), yang AlphaCor

(Penambahan Technology Inc, Des Plaines, IL) [ 5] dan osteo-odonto keratoprosthesis juga

dikenal sebagai 'OOKP' (awalnya dijelaskan oleh Strampelli, dimodifikasi oleh Falcinelli)

[6].

Boston Keratoprosthesis telah berkembang dari konsep asli ke perangkat mapan

selama lima puluh tahun terakhir di bawah kepemimpinan seumur hidup Claes Dohlman,

MD, PhD. Perangkat ini disetujui oleh FDA untuk pemasaran di tahun 1992. Sebuah program

penelitian aktif keratoprosthesis terus di Boston, MA dan pusat-pusat lain di seluruh dunia

mengembangkan inovasi dilanjutkan dengan perangkat.

II.6 Bahan Yang Diperlukan untuk Pembuatan Kornea Buatan

Bahan utama untuk pembuatan Keratoprosthesis adalah PMMA yang diolah

sedemikian rupa. Karena PMMA adalah sebuah polimer yang tidak dapat menyerap air maka

pada bagian anteriornya yang bersifat optik dari implan tersebut dilapisi dengan sebuah

polmer yang bersifat hidrofil agar menjaganya tetap lembab dengan cairan air mata. Selain

itu, kornea ini nantinya akan melekat ke sel –sel mata tanpa harus di topang dengan jahitan

karena di bagian ujung – ujungnya dilapisi dengan sebuah protein khusus yang kemudian

akan terhubung dengan sel – sel alami pada mata. Keberadaan protein ini juga mampu

melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea

buatan ini berbasis nanoteknologi.

II.7 Aplikasi Lain Untuk PMMA

PMMA memiliki gelar baik kompatibilitas dengan manusia jaringan , dan dapat

digunakan untuk penggantian lensa intraokular pada mata bila lensa asli telah dihapus dalam

pengobatan katarak .Kompatibilitas ini ditemukan dalam pilot RAF Perang Dunia II, yang

matanya telah penuh dengan serpihan PMMA yang datang dari jendela sisi mereka

Supermarine Spitfire pejuang - plastik hampir tidak disebabkan setiap penolakan,

dibandingkan dengan serpihan kaca datang dari pesawat seperti Hawker Hurricane. Secara

historis, keras lensa kontak sering terbuat dari bahan ini. Lensa kontak lunak sering dibuat

Page 11: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

dari polimer yang terkait, dimana monomer akrilat yang mengandung satu atau lebih gugus

hidroksil membuat mereka hidrofilik .

Dalam bedah ortopedi , PMMA semen tulang digunakan untuk implan membubuhkan

dan merombak tulang hilang. Hal ini disediakan sebagai bedak cair dengan metil metakrilat

(MMA). Ketika dicampur menghasilkan adonan ini-seperti semen yang secara bertahap

mengeras. Ahli bedah dapat menilai menyembuhkan dari semen tulang PMMA dengan

menekan ibu jari mereka di atasnya. Meskipun PMMA secara biologis kompatibel, MMA

dianggap menjadi iritasi dan kemungkinan karsinogen . PMMA juga telah dikaitkan dengan

cardiopulmonary peristiwa di ruang operasi karena hipotensi .  semen tulang bertindak

seperti nat dan tidak begitu banyak seperti lem di artroplasti . Meskipun lengket, tidak ikatan

baik tulang atau implan, itu terutama mengisi ruang antara prostesis dan gerakan tulang

mencegah. Kerugian besar ini semen tulang adalah bahwa hal itu untuk memanaskan suhu

cukup tinggi sementara pengaturan, berpotensi 82,5 deg C dan karena ini, nekrosis termal

jaringan tetangga berpotensi dapat hasil. Suatu keseimbangan yang baik dari pemrakarsa dan

monomer diperlukan untuk mengurangi tingkat polimerisasi, dan dengan demikian panas

yang dihasilkan. Sebuah pertimbangan utama ketika menggunakan PMMA semen adalah

efek dari stres perisai . Sejak PMMA memiliki modulus Young lebih besar daripada tulang

alami, tekanan dimuat ke semen dan tulang sehingga tidak lagi menerima sinyal mekanik

untuk melanjutkanremodeling tulang dan resorpsi akan terjadi.

Gigi palsu sering dibuat dari PMMA, dan dapat disesuaikan dengan warna gigi pasien

& jaringan gusi. PMMA juga digunakan dalam produksi protesa mata.

Dalam bedah kosmetik , kecil PMMA mikrosfer tersuspensi dalam beberapa cairan

biologis disuntikkan di bawah kulit untuk mengurangi kerutan atau bekas luka permanen.

Sebagian besar putih Gigi mengisi bahan (yaitu komposit) telah PMMA sebagai

komponen utama organik mereka.

Bioteknologi Emerging dan penelitian Biomedis menggunakan PMMA untuk

menciptakan mikofluida lab-on-a-chip perangkat, yang membutuhkan 100 micrometre-lebar

geometri untuk routing cairan. Ini geometri kecil setuju untuk menggunakan PMMA

dalam biochip proses fabrikasi dan menawarkan moderat biokompatibilitas .

Bioproses kromatografi kolom menggunakan cor tabung akrilik sebagai alternatif untuk kaca

dan stainless steel. Ini dinilai tekanan dan memenuhi persyaratan ketat dari bahan

untuk biokompatibilitas , toksisitas dan extractables.

BAB III

KESIMPULAN

Page 12: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

III.1 Kesimpulan

1. Untuk melakukan transplantasi kornea tidak harus menunggu adanya donor lagi

karena sekarang sudah bisa dibuat kornea buatan yang di yakini dapat bersahabat

dengan keadaan tubuh sehingga tidak akan membahyakan tubuh. Bahan uatama

dari kornea buatan ini adalah PMMA yang dimodifikasi sedemikian ruma dengan

beberapa penambahan bahan lain untuk menutupi kekurangan yang ada pada

PMMA itu sendiri sehingga bisa menjadi sebuah kornea buatan yang siap pakai

dengan resiko kegagalan yang sangat minim.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: deyra.files.   Web viewKeberadaan protein ini juga mampu melawan sterilisasi pada suhu tinggi. Teknologi yang di gunakan untuk pembuatan kornea buatan ini berbasis nanoteknologi

http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/04/anatomi-dan-fisiologi-kornea.html

http://balistta.blogspot.com/2011/07/macam-macam-penyakit-pada-mata.html

http://www.rsc.org/chemistryworld/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/investigative-medicine/2232538-transplantasi-

kornea-dan-perawatannya/

http://www.snec.com.sg/about/international/menuutama/pelayananklinis/subspecialties/

Corneal-and-External-Eye-Disease/corneal-surgery-clinical-services/Pages/

CornealInfections.aspx

http://www.snec.com.sg/about/international/menuutama/pelayananklinis/subspecialties/

Corneal-and-External-Eye-Disease/corneal-surgery-clinical-services/Pages/

Cornea_Transplantation.aspx#result

Ashby, Michael F. (2005) Bahan Seleksi. di Mechanical Design (3rd ed.). Elsevier. ISBN 0-

7506-6168-2 .

Smith, William F.;. Hashemi, Javad (2006) Yayasan Ilmu Bahan dan Rekayasa (4th

ed.). McGraw-Hill. ISBN 0-07-295358-6