DEWAN KEHORMATAN

download DEWAN KEHORMATAN

of 13

Transcript of DEWAN KEHORMATAN

KODE ETIK PROFESI ADVOKAT(Sesi Dewan Kehormatan)

Oleh : HM. Dharma Bakti Nasution, SE, SH, MH.Pendidikan Khusus Profesi Advokat Kerjasama DPN Peradi Jakarta Dengan Fakultas Hukum Universitas Al Azhar 2009

KATA PENGANTARProfesi Advokat meliputi unsur manusia dengan kualitas dan kualifikasi tertentu yang diperlukan untuk menjalankan tugas profesinya secara profesional dengan berdasarkan kemampuannya sebagaimana disyaratkan untuk itu dan sesuai dengan rambu-rambu kode etik advokat Indonesia untuk menjaga moral sebagai pengemban amanah status officium nobile. Oleh karena itu diperlukan dewan kehormatan advokat yang berwenang memeriksa dan mengadili para advokat yang melanggar kode etik yang dilakukukan oleh advokat. Banyak contoh-contoh kasus pelanggaran kode etik itu telah terjadi di Republik ini, antara lain : 2 (dua) advokat yang menangani kasus Probo Sutedjo 1 (satu) advokat yang menangani kasus Abdullah Puteh Kasus yang dilakukan oleh M. Assegaf dan Wira Adnan saat mendampingi Pollycarpus Kasus yang dilakukan Elza Syarif saat mendampingi Tommy Suharto Todung Mulya Lubis, dinilai tidak bersikap konsisten saat mewakili Menteri Keuangan dan Salim Group yang dinilai telah melanggar pasal 2 Kode Etik Advokat Indonesia. Dll

Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) selama kurun waktu telah menerima pengaduan sebagai berikut :

Tahun 2005 sebanyak 47 pengaduan Tahun 2006 sebanyak 66 pengaduan Tahun 2007 sebanyak 57 pengaduan Tahun 2008 sebanyak 40 pengaduan

Dari cerminan diatas masih adanya gambaran para advokat belum menyadari betapa pentingnya moral itu harus dijaga agar eksistensi advokat sebagai profesi penegak hukum yang menjaga konsistensi dan amanah pencari keadilan itu tetap terjaga sesuai status officium nobile. Semoga makalah ini menjadi suatu renungan ke depan bagi para advokat, terutama bagi calon-calon advokat, dalam menjalankan tugasnya sebagai profesi yang mulia (officium nobile) meskipun namanya Todung Mulya Lubis, tetapi untuk mulia rupanya belum cukup dengan nama yang tertera pada advokat yang bersangkutan tersebut dan atau adokat Dharma Bakti bukan berarti honornya gratis, hanya namanya saja Dharma Bakti oleh karena itu diperlukan moral dan keimanan yang tinggi dalam menjaga harkat dan martabat profesi advokat itu sendiri. Terima kasih Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar I. Ketentuan umum II. Pengaduan dan tata cara pengaduan III. Procedure pemeriksaan tingkat pertama oleh DK cabang / daerah IV. Prosedur pemeriksaan tingkat banding oleh DK pusat V. Cara pengambilan keputusan oleh DK cabang dan pusat VI. Sanksi-sanksi terhadap pelanggaran KEAI oleh advokat VII. Cara penyampaian salinan putusan

I. KETENTUAN UMUM1.

2.

Dewan Kehormatan berwenang memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Advokat. Pemeriksaan suatu pengaduan dapat dilakukan melalui dua tingkat, yaitu :- Tingkat dewan kehormatan cabang / daerah - Tingkat dewan kehormatan pusat

1.

2.

Dewan kehormatan cabang / daerah memeriksa pengaduan pada tingkat pertama dan dewan kehormatan pusat pada tingkat terakhir Segala biaya dikeluarkan dibebankan kepada :- Dewan pimpinan cabang / daerah dimana teradu sebagai anggota pada tingkat dewan kehormatan cabang / daerah - Dewan pimpinan pusat pada tingkat dewan kehormatan pusat organisasi dimana teradu sebagai anggota

1.

Pengadu / teradu

II. PENGADUAN DAN TATA CARA PENGADUANa. b.

Pengaduan Pengaduan dapat diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa dirugikan, yaitu :Klien Teman sejawat advokat Pejabat pemerintah Anggota masyarakat Dewan pimpinan pusat / cabang / daerah dan organisasi profesi dimana teradu menjadi anggota

c.

Tata Cara PengaduanSecara tertulis

d.

Ditujukan ke dewan kehormatan

III. PROSEDUR PEMERIKSAAN TINGKAT PERTAMA OLEH DK CABANGa) b)

c)

d)

Tertulis 21 (dua puluh satu) hari Teradu memberi jawaban 21 (dua puluh satu) hari tidak memberi jawaban maka terlepaslah hak jawabnya DK menjatuhkan putusan

IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN TINGKAT BANDING DK PUSAT

21 (dua puluh satu) hari menerima putusan DK cabang menerima memori banding Terbanding mengajukan kontra memori banding DK pusat terdiri tiga majelis kehormatan ad hoc

V. CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH DK CABANG / PUSAT1. 2. 3.

Tidak dapat diterima Diterima Ditolak

VI. SANKSI SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KEAI OLEH ADVOKAT1. 2. 3. 4.

Peringatan biasa Peringatan Keras Pemberhentian sementara Pemecatan

VII. CARA PENYAMPAIAN PUTUSANa.

14 (empat belas) hari putusan diucapkan salinan harus disampaikan kepada :

Teradu dan Pengadu DPC DPP DK

b.

Instansi yang terkait