DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT...

27
DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA PADA PEMBANGUNAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN : STUDI EMPIRIS PADA DESA WISATA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINGKASAN DISERTASI Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Ekonomi Universitas Gunadarma di bawah pimpinan Rektor Universitas Gunadarma Profesor Doktor E.S. Margianti, SE., MM. Dipertahankan dalam Sidang Disertasi Terbuka Promosi Doktor Ilmu Ekonomi Kamis, 13 Agustus 2020, Pukul 13.00 - 15.00 WIB DHIANA EKOWATI 99113707 Promotor : Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM Ko-Promotor : Dr. Ir. Rer. Pol. Sudaryanto, M.Sc PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJAN A UNIVERSITAS GUNADARMA TAHUN 2020

Transcript of DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT...

Page 1: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

DETERMINAN KEBERHASILAN

PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT

DAN DAMPAKNYA PADA PEMBANGUNAN

PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN :

STUDI EMPIRIS PADA DESA WISATA

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RINGKASAN DISERTASI

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor

dalam bidang Ilmu Ekonomi Universitas Gunadarma di bawah pimpinan Rektor Universitas Gunadarma

Profesor Doktor E.S. Margianti, SE., MM.

Dipertahankan dalam Sidang Disertasi Terbuka Promosi Doktor Ilmu Ekonomi

Kamis, 13 Agustus 2020, Pukul 13.00 - 15.00 WIB

DHIANA EKOWATI

99113707

Promotor : Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM Ko-Promotor : Dr. Ir. Rer. Pol. Sudaryanto, M.Sc

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJAN A UNIVERSITAS GUNADARMA

TAHUN 2020

Page 2: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 1

SUSUNAN ACARA SIDANG TERBUKA PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA Depok, 13 Agustus 2020

SESI III Promovenda : Dhiana Ekowati 12.45 - 13.00 Registrasi 13.00 – 13.10 Senat Universitas Gunadarma dan Dewan Penguji

memasuki ruang sidang 13.10 – 13.20 Pembukaan Sidang Oleh Rektor 13.20 – 14.20 Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Ekonomi

Presentasi Disertasi (15 menit) Diskusi : Pertanyaan, saran dan sanggahan (45 menit)

14.20 – 14.35 Skorsing sidang (Rapat Dewan Penguji) 14.35 – 15.10 Sidang dilanjutkan kembali

Hymne Universitas Gunadarma (10 menit) Pengumuman hasil Sidang Terbuka (5 menit) Sambutan-sambutan (20 menit) Sambutan Doktor Baru Sambutan Promotor : Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM. Sambutan Rektor sekaligus menutup sidang

15.10 – 15.25 Ucapan Selamat 15.25 Selesai

Page 3: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

2 Ringkasan Disertasi

Judul Disertasi

: Determinan Keberhasilan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Dampaknya Pada Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan : Studi Empiris pada Desa Wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Nama Mahasiswa

: Dhiana Ekowati

NPM : 99113707 Komisi Pembimbing

Promotor : Profesor Doktor Insinyur Budi Hermana, MM Kopromotor

: Doktor Insinyur Rer. Pol. Sudaryanto, M.Sc

Dewan Penguji

Ketua : Profesor Doktor Insinyur Budi Hermana, MM Anggota :

1. Profesor Lizar Alfansi, SE.,MBA.,Ph.D (Penguji Luar) 2. Profesor Doktor.E.S.Margianti,SE.,MM (Penguji Dalam) 3. Profesor Suryadi Harmanto, HS, SSi,MMSI (Penguji Dalam) 4. Profesor Doktor Dharma Tintri, SE.,Ak,MBA,CA (Penguji

Dalam) 5. Profesor Doktor Busono Soewirdjo, MSc (Penguji Dalam) 6. Profesor Doktor Insinyur Hotniar Siringoringo,M.Sc (Penguji

Dalam) 7. Doktor H. Ambo Sakka Hadmar, SE.,M.Si (Penguji Dalam) 8. Insinyur Toto Sugiharto, M.Sc.,PhD (Penguji Dalam) 9. Doktor Ir. Rer.Pol.Sudaryanto, M.Sc (Ko-Promotor)

Page 4: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 3

DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA PADA PEMBANGUNAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN :

STUDI EMPIRIS PADA DESA WISATA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ABSTRAK

Pariwisata berbasis masyarakat mengacu pada suatu bentuk model pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengembangan dan pengelolaan kegiatan pariwisata. Bentuk keterlibatan masyarakat dapat berupa kegiatan inisiasi, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan distribusi manfaat dari kegiatan pariwisata tersebut dengan tujuan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan yang mampu menjamin keberlanjutan aspek sumber daya alam, sosial budaya dan ekonomi bagi generasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penentu keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat dan dampaknya terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan ditinjau dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya.

Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota masyarakat pengelola 120 desa wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk dalam kategori maju, berkembang dan embrio. Sebanyak 10 variabel bebas digunakan dalam penelitian ini, yang terdiri dari partisipasi masyarakat, pembagian keuntungan, konservasi sumber daya, dukungan pemerintah, potensi lokal, manajemen dan kepemimpinan, komunikasi dan interaksi, kualitas hidup, promosi, transparansi keuangan. Penelitian ini juga melibatkan satu variabel pemediasi yaitu keberhasilan pariwisata dan variabel terikat aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek lingkungan yang merupakan dimensi dari pariwisata yang bekelanjutan. Kuesioner terdiri dari 77 pernyataan sebagai indikator variabel dan diukur dengan menggunakan pengukuran skala Likert 1 sampai dengan 5, yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Model empiris dianalisis dengan menggunakan model persamaan struktural menggunakan perangkat lunak PLS-SEM.

Hasil pengujian hipotesis pada desa wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat, pembagian keuntungan, konservasi sumber daya, dukungan pemerintah, potensi lokal, manajemen dan kepemimpinan, komunikasi dan interaksi, kualitas hidup, dan promosi berpengaruh positif terhadap keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, sedangkan transparansi keuangan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi faktor yang paling dominan dalam memengaruhi keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, diikuti oleh pembagian keuntungan, manajemen dan kepemimpinan pengelola, serta komunikasi dan interaksi. Bukti empriris tersebut meneguhkan bahwa partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan dari pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat berpengaruh terhadap keberlanjutan desa wisata, dengan pengaruh terbesar kepada aspek ekonomi, diikuti pada aspek sosial budaya dan aspek lingkungan, yang menegaskan bahwa keberhasilan desa wisata akan memberikan dampak perbaikan ekonomi secara nyata kepada masyarakat lokal. Kata Kunci : determinan keberhasilan pariwisata, pariwisata berbasis masyarakat, pembangunan pariwisata berkelanjutan, desa wisata

Page 5: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

4 Ringkasan Disertasi

DETERMINANTS OF THE SUCCESS OF COMMUNITY-BASED TOURISM AND ITS IMPACT ON SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT: EMPIRICAL STUDY

ON TOURISM VILLAGE IN YOGYAKARTA SPECIAL REGION PROVINCE

ABSTRACT Community-based tourism refers to a form of tourism model that involves local

communities in the process development and management of tourism activities. The community involvement can take in the form of initiation, organization, implementation, evaluation, and distribution the benefits of these tourism activities with the aim of developing sustainable tourism that is able to ensure the sustainability of natural resources, socio-cultural and economic life for generations to come. This study aims to identity and to analyze the determinants of the success of the community-based tourism and its impact on sustainable tourism development in terms of economic, environmental and socio-cultural aspects. Primary data were obtained from 1083 questionnaires distributed to respondents that as member of management of 120 tourist villages in the Province of Yogyakarta Special Region, which were comprise of advanced, developing and embryonic categories. A total of 10 independent variables were used in this study, consisting of community participation, benefit sharing, resource conservation, government support, local potential, management and leadership, communication and interaction, quality of life, promotion, and financial transparency. This research also involves one mediating variable, namely tourism development success and the dependent variable comprise of economic aspects, socio-cultural aspects and environmental aspects which are the dimensions of sustainable tourism. The questionnaire consists of 77 statements as variable indicators and is measured using a Likert scale measurement of 1 to 5, which has been tested for its validity and reliability. The empirical model was analyzed using structural equations modelling using PLS-SEM software. The results of hypothesis testing confirmed that community participation, benefits sharing, resource conservation, government support, local potential, management and leadership, communication and interaction, quality of life, and promotion have a positive effect on the success of community-based tourism in the Province of Yogyakarta Special Region, whereas financial transparency has no effect on the success of community-based tourism. Community participation is the most dominant factor in determining the success of community-based tourism, followed by benefits sharing, management and leadership, and communication and interaction. This empirical evidence showed that community participation is the key to the success of community-based tourism development in the Province of Yogyakarta Special Region. The success of community-based tourism affects the sustainability of tourism villages, with the greatest influence on economic aspects, followed by socio-cultural and environmental aspects. This results suggested that the success of tourism villages development will have a real impact on improving economic aspect of local communities. Keywords: determinants of tourism success, community-based tourism, sustainable tourism development, tourism village

Page 6: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang mengalami perkembangan yang pesat sehingga dapat menjadi motor penggerak ekonomi suatu negara yang mampu berkontribusi untuk meningkatkan standar hidup, dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Kehadiran wisatawan mancanegara akan berdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung pada peningkatan pendapatan negara melalui penerimaan devisa, pembukaan lapangan kerja baru, pengurangan kemiskinan dan perbaikan distribusi pendapatan (ILO, 2009).

Pertumbuhan daya saing travel & tourism secara tradisional menawarkan pengembalian yang luar biasa, dari peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerja, hingga pembangunan ekonomi lokal untuk masyarakat yang lebih terpencil. Namun, daya saing demi daya saing dapat menjadi kendala yang berkembang di sektor ini secara keseluruhan. Perubahan mobilitas dan model bisnis yang semakin cepat dan pesat memberikan peluang untuk menemukan kembali sistem mobilitas dengan menggunakan kebijakan dan inovasi teknologi untuk mengatasi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Bagi pembuat kebijakan, perusahaan, dan sektor pariwisata perlu untuk memahami dan mengantisipasi tren serta dampak yang muncul dalam perjalanan dan pariwisata global, menyesuaikan kebijakan dan praktik mereka, serta mempercepat model baru sehingga dapat menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. Kombinasi ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk menggabungkan wawasan dan tindakan untuk mempercepat perubahan (The World Economic).

Menurut Travel & Tourism Competitiveness Index 2019 (TTCI) Overall Rankings, wilayah paling kompetitif dalam hal T&T, adalah Eropa dan Eurasia yang memiliki beberapa sumber daya budaya terbaik di dunia dan infrastruktur terkemuka, terutama untuk infrastruktur darat, pelabuhan dan layanan wisata. Wilayah ini juga memiliki lingkungan pendukung dan T&T terbaik di dunia. Kawasan Asia-Pasifik adalah wilayah yang paling kompetitif kedua dalam hal T&T. Jepang (ke-4) memimpin wilayah dalam skor keseluruhan. Wilayah ini menawarkan kombinasi sumber daya alam dan budaya terbaik, termasuk kinerja regional tertinggi untuk subindeks Sumber Daya Budaya dan Perjalanan Bisnis dan infrastruktur transportasi

Page 7: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

2 Ringkasan Disertasi

udara paling mengesankan di dunia. Benua Amerika adalah wilayah dengan skor tertinggi ketiga di TTCI, dengan Amerika Serikat memegang posisinya sebagai ekonomi dengan skor tertinggi. Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki peningkatan terbaik ketiga dalam skor rata-rata TTCI sejak 2017. Afrika Sub-Sahara mengungguli rata-rata global untuk pertumbuhan penerimaan dan kedatangan pariwisata, dengan negara kepulauan Mauritius (ke-54) mengungguli pemain berkinerja terbaik Afrika Selatan tahun lalu (peringkat ke-61). Travel & Tourism Competitiveness Index 2019 Overall Rankings, merupakan peringkat 140 negara, yang diukur dari sektor ekonomi, daya saing T&T serangkaian faktor dan kebijakan yang memungkinkan pengembangan berkelanjutan sektor Perjalanan & Pariwisata (T&T), yang pada gilirannya, berkontribusi pada pengembangan dan daya saing suatu negara. Berdasarkan ranking Travel & Tourism Competitiveness Index 2019 Overall Rankings, Indonesia menempati peringkat 40 dunia dan peringkat 12 Asia Pasific, dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand yang menempati peringkat 17, 29 dan 31 dunia, serta peringkat 6, 8 dan 9 lingkup Asia Pasific (The World Economic Forum’s, 2019). Laporan World Economic Forum tahun 2019, menyatakan pada tahun 2018, menurut World Tourism Organization, jumlah kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia mencapai 1,4 miliar, tahun itu menandai tahun ketujuh berturut-turut di mana pertumbuhan ekspor pariwisata (+ 4%) melebihi pertumbuhan ekspor barang dagangan (+ 3%). Dengan laju pertumbuhan yang cepat ini, prediksi bahwa kedatangan wisatawan internasional akan mencapai 1,8 miliar pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan kunjungan diperkirakan 3,3 persen per tahun akan dapat tercapai. Hal ini menunjukkan adanya potensi yang sangat besar untuk sektor pariwisata dan ekonomi secara global, dimana negara-negara berkembang memberikan kontribusi proporsi yang lebih besar dari kunjungan wisatawan dan menjadi tujuan yang semakin diminati karena mereka menunjukkan daya saing yang lebih besar dalam perjalanan dan pariwisata.

Pertumbuhan jumlah wisatawan yang pesat juga dialami oleh Indonesia, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dalam kurun waktu 2014-2018 mengalami pertumbuhan rata-rata 14% per tahun, menunjukkan kenaikan yang signifikan daripada periode 2009-2013, yang memiliki rata-rata pertumbuhan 9% per tahun (BPS, 2019). Jumlah kunjungan wisman pada 2009 tercatat

Page 8: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 3

sebanyak 6,32 juta orang dan meningkat menjadi 15,81 juta orang pada tahun 2018 (BPS, 2019). Peningkatan jumlah kunjungan juga diikuti dengan perolehan devisa dari sektor pariwisata dari 10,761 milyar dollar Amerika (US $) pada tahun 2015 menjadi 16,426 milyar dollar Amerika (US $) pada tahun 2018 (BPS, 2019). Pada tahun 2018, jumlah perjalanan wisatawan domestik mencapai 303,4 juta, mengalami peningkatan 12,37% dari tahun 2017. Peningkatan jumlah wisatawan domestik antara lain didorong oleh kondisi ekonomi yang semakin membaik dan semakin mudahnya aksesbilitas ke daerah-daerah tujuan wisata (BPS,2019) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan utama wisatawan di Indonesia, dimana Yogyakarta menempati peringkat ke-3, dibawah Bali dan Lombok, dalam 10 kota dengan destinasi wisata terpopuler di Indonesia pada tahun 2019, versi TripAdvisor. Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara dan Domestik ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014-2019 disajikan pada Gambar 1.1 dan 1.2.

Sumber : Dinas Pariwisata DIY tahun 2019

Gambar 1.1. Grafik perkembangan kunjungan

wisatawan mancanegara ke DIY

Page 9: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

4 Ringkasan Disertasi

Sumber : Dinas Pariwisata DIY tahun 2019

Gambar 1.2. Grafik perkembangan kunjungan

wisatawan domestik ke DIY

Berdasarkan Gambar 1.1 dan Gambar 1.2, terlihat adanya kecenderungan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik dari tahun 2014-2019. Tren peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ini dapat tercapai dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: situasi dan kondisi Kota Yogyakarta yang kondusif dan nyaman sebagai tujuan wisata bagi wisman dan wisnus; semakin meningkatnya kualitas fasilitas, amenitas dan aksesibilitas yang tersedia bagi wisatawan, beraneka ragam budaya dan objek destinasi wisata baru yang menarik wisatawan, berkembangnya wisata belanja dan kuliner yang menjadi daya tarik utama wisata, semakin variatifnya atraksi pariwisata yang dapat dinikmati wisatawan; promosi dan pemasaran pariwisata yang optimal, melibatkan berbagai stakeholder pariwisata untuk bersama-sama mempromosikan dan memasarkan pariwisata; gaya hidup saat ini yang menempatkan leisure menjadi kebutuhan yang penting, dimana travelling atau wisata menjadi salah satu cara untuk mendapatkannya (Dinas Pariwisata, 2018).

Salah satu sumber daya yang mempunyai potensi ekonomi untuk dikembangkan adalah desa wisata yang meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata alam dan budaya, serta wisata ekonomi kreatif. Desa Wisata dalam konteks wisata pedesaan dapat disebut sebagai asset kepariwisataan yang berbasis pada potensi pedesaan

Page 10: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 5

dengan segala keunikan dan daya tariknya yang dapat diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut.

Penelitian ini merupakan studi mengenai pariwisata berbasis masyarakat pada desa wisata di Provinsi DIY dengan menganalisis dari perspektif faktor keberhasilan dan pengaruhnya terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan. Ada dua alasan pemilihan topik mengenai “Determinan Keberhasilan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Dampaknya Pada Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan”. Alasan pertama adalah berdasarkan aspek gap teoritis (theoretical gap), alasan kedua adalah berdasarkan aspek gap penelitian terdahulu (research gap).

Aspek gap teoritis (theoretical gap), yang diuraikan melalui grand theory dan konsep mengenai pariwisata berbasis masyarakat. Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism-CBT) merupakan suatu bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk mengontrol dan ikut terlibat dalam manajemen dan pembangunan pariwisata, dimana masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha-usaha pariwisata juga mendapatkan keuntungan. Desa memiliki kearifan lokal dan budaya, dimana hal ini dapat mendatangkan wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Dari uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya yang ada secara lebih optimal,sehingga mempunyai manfaat ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan dan kehidupan sosial budaya.

Aspek berikutnya adalah aspek research gap. Pada penelitian sebelumnya, pembahasan studi mengenai faktor keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat telah dilakukan, namun terdapat perbedaan hasil yang ditunjukkan oleh para peneliti terdahulu. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan faktor penting keberhasilan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan berbagai pendekatan termasuk studi teoritis, kuesioner kuantitatif, dan wawancara kualitatif dengan stakeholder (misalnya masyarakat setempat, pengelola, pemerintah daerah, dan profesional dibidang pariwisata). Beberapa peneliti melakukan penelitian mengenai Pariwisata Berbasis Masyarakat (CBT), yaitu Murphy (1985); Inskeep (1994); Wearing & Neil (1999); Hatton (1999); P.Rocharungsat (2005); Hausler (2003); Yaman & Mohd (2004); Kontogeorgopoulos (2005); Beeton (2006);

Page 11: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

6 Ringkasan Disertasi

Pongponrat & Pongquan (2007); Simpson (2008). Penelitian mengenai keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, diantaranya dilakukan oleh Harold Goodwin & Rosa Santilli (2009); Thanathorn (2011); Luis C. & Dinaidys (2011); R. Amstrong (2012); V. G. Lucchetti and X. Font (2013); Suthamma Nitikasetsoontorn (2014); Sila dan Kemar (2017). Sedangkan konsep dan penelitian mengenai pembangunan pariwisata berkelanjutan, dilakukan oleh Brundtland Report (1987); United Nations Environment Programme/UNEP (1992); Suansri (2003), Word Tourism Organization (2004), Edgell (2006); Harold Goodwin & Rosa Santilli (2009), Thanathorn (2011); Wayan & Gusti (2014); Dinas pariwisata dan kebudayaan DIY (2014).

Fokus utama dalam penelitian ini adalah menganalisis sepuluh determinan keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat pada desa wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan pada kerangka pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dimana dorongan utama pariwisata berbasis masyarakat adalah keterlibatan masyarakat setempat dalam perencanaan dan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, pembagian keuntungan yang adil, konservasi sumber daya, dukungan pemerintah, penguatan potensi lokal, didukung manajemen dan jiwa kepemimpinan yang kuat, terciptanya komunikasi yang optimal antara masyarakat dengan pengelola dan para pemangku kepentingan lainnya, peningkatan kualitas hidup masyarakat, promosi yang optimal, transparansi keuangan, dengan kontrol masyarakat atas pembangunan dan manajemen sehingga manfaat akan tetap diperoleh masyarakat setempat.

1.2. Perumusan Masalah Penelitian dan Batasan Masalah

Penelitian 1) Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat, pembagian

keuntungan, konservasi sumber daya, dukungan pemerintah, potensi lokal, manajemen dan kepemimpinan, komunikasi dan interaksi, kualitas hidup, promosi dan transparansi keuangan terhadap keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat?

2) Bagaimana pengaruh keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat terhadap aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sosial budaya?

Batasan penelitian ini adalah partisipasi masyarakat, pembagian keuntungan, konservasi sumber daya, dukungan pemerintah, potensi

Page 12: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 7

lokal, manajemen dan kepemimpinan, komunikasi dan interaksi, kualitas hidup, promosi, transparansi keuangan menjadi determinan yang mempengaruhi aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sosial budaya melalui keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat. Desa wisata dalam penelitian ini adalah desa wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang aktif melaksanakan kegiatan pariwisata. 1.3. Tujuan Penelitian 1) Menganalisis pengaruh partisipasi masyarakat, pembagian

keuntungan, konservasi sumber daya, dukungan pemerintah, potensi lokal, manajemen dan kepemimpinan, komunikasi dan interaksi, kualitas hidup, promosi, transparansi keuangan terhadap keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat.

2) Menganalisis pengaruh keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat terhadap aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial budaya

1.4. Manfaat dan Kontribusi Penelitian bagi Khasanah Ilmu

Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Desa Wisata,

sebagai informasi dan masukan mengenai determinan keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat terhadap aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya pada desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam pengembangan dan pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Masyarakat, sebagai proses pembelajaran dalam memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Pariwisata, sebagai tambahan informasi dan masukan bagi pembuat kebijakan yang terkait dengan perkembangan dan pembangunan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Akademisi, dimana dapat dipergunakan sebagai model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam mewujudkan pariwisata yang partisipatif dan berkelanjutan serta dapat dijadikan contoh dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Indonesia pada umumnya dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya.

Page 13: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

8 Ringkasan Disertasi

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Dampak Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian

Indonesia Peran strategis sektor pariwisata dalam pembangunan

nasional dapat dilihat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan 5 (lima) fokus program pembangunan 5 (lima) tahun ke depan yaitu Infrastruktur, Maritim, Energi, Pangan dan Pariwisata (IMEPP). Melalui multiplier effect-nya, pariwisata dapat dan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Itulah mengapa, percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dapat dilakukan dengan mempromosikan pengembangan pariwisata (FEB-UI, 2019). Dari 5 (lima) sektor tersebut pariwisata ditetapkan sebagai sektor unggulan (leading sector), Kementerian Pariwisata pun berupaya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian sektor pariwisata Tahun 2018, tersaji pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Capaian Sektor Pariwisata Tahun 2018

Indikator 2015 2016 2017 2018 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Kontribusi pada

PDB Nasional

(%)

4,23 4,25 4,50 4,13 5,00 4,11 5,25 4,50

Devisa (Triliun

Rp)

144 175,71 172 176,23 182 198,89 223 229,50

*

Jumlah Tenaga

Kerja (Juta

Orang)

11,40 10,36 11,8

0

12,28 12,00 12,60 12,6

0

12,70*

Indeks Daya

Saing (WEF)

#50 #50 #40 #42 #40 #42 #40 #40

Wisatawan Mancanegara

(Juta

Kunjungan)

10 10,23 12 11,52 15 14,04 17 15,81*

Wisatawan

Nusantara (Juta

Perjalanan)

255 256,42 260 264,33 265 270,82 270 303,40

*

Sumber : Kemeparekraf, 2018

*data sementara yang diolah oleh Kemenpar

Page 14: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 9

Menurut Kemenparekraf tahun 2019, kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto tahun 2019 sebesar 4,8 persen. Nilai tersebut meningkat 0,3 poin dibandingkan tahun 2018 sebesar 4,5 persen. Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan dosmetik. Kontribusi pariwisata terhadap PDB tahun 2010-2019 tersaji pada Gambar 2.1.

Sumber : Kemenparekraf 2019

Gambar 2.1. Kontribusi Pariwisata Terhadap Produk Domestik Bruto

Kepariwisataan perlu dikembangkan agar mendorong

kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja. Namun berdasarkan peringkat daya saing pariwisata, Indonesia masih berada pada urutan ke 40 dari 140 negara di dunia (The World Economic Forum’s, 2019). Untuk di kawasan asia tenggara sendiri, Indonesia masih berada di bawah peringkat Singapura, Malaysia, dan Thailand. Beberapa aspek yang dilihat adalah dukungan lingkungan seperti lingkungan bisnis, keamanan, kesehatan dan kebersihan, sumberdaya dan pasar tenaga kerja, kesiapan teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian kebijakan seperti keterbukaan, harga yang kompetitif. Selanjutnya adalah infrastruktur seperti infrastruktur transportasi

Page 15: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

10 Ringkasan Disertasi

udara, laut dan darat, dan infrastruktur jasa pariwisata. Aspek terakhir adalah sumber daya alam dan budaya. Dari aspek-aspek tersebut, tantangan terbesar adalah masalah kerusakan alam, infrastruktur, dan ketersediaan hotel yang masih rendah (FEB-UI, 2019). Tabel 2.2., menyajikan peringkat pariwisata dan perjalanan Indonesia dan Negara Asia Tenggara Lainnya tahun 2019.

Tabel 2.2 Peringkat Pariwisata & Perjalanan Indonesia dan Negara Asia Tenggara Lainnya, 2019

Pilar Keterangan

Sin

gap

ura

Mal

aysi

a

Th

aila

nd

Ind

on

esia

Sri

Lan

ka

Vie

tnam

Phil

ippin

es

Lao

s

Cam

bodia

Rat

a-ra

ta S

EA

Peringkat Dunia 17 29 31 40 63 72 75 97 98

Du

ku

ng

an

Lin

gk

un

gan

Lingkungan bisnis 6.0 5.5 4.9 4.7 4.4 4.8 4.3 4.4 3.8 4.8

Keamanan 6.4 5.9 4.8 5.4 5.6 6.1 3.6 5.3 5.1 5.3

Kesehatan dan

kebersihan

5.6 5.3 5.0 4.5 5.0 5.5 4.8 4.5 4.0 4.9

SDM dan pasar

tenaga kerja

5.6 5.4 5.1 4.9 4.8 4.6 5.0 4.6 4.2 4.9

Kesiapan ICT 6.1 5.4 5.2 4.7 4.3 5.4 4.4 3.4 3.9 4.8

Keb

ijak

an

yan

g

men

dukung

Prioritas pariwisata 6.1 4.8 5.2 5.9 4.1 3.4 4.9 4.8 5.0 4.9

Keterbukaan

internasional

4.8 4.5 3.9 4.3 3.7 3.7 3.5 3.0 3.5 3.9

Harga yang bersaing 5.0 6.3 5.8 6.2 5.9 6.6 5.9 5.9 5.6 5.9

Lingkungan

berkelanjutan

4.3 4.0 3.6 3.5 3.8 4.1 4.0 3.7 3.4 3.8

Infr

astr

uk

tur

Infrastruktur udara 5.5 4.6 4.6 3.9 3.4 3.3 3.2 2.4 2.3 3.7

Infrastruktur darat

dan pelabuhan

6.4 4.5 3.3 3.3 3.0 3.8 2.8 2.5 2.5 3.6

Infrastruktur Jasa

Pariwisata

5.1 4.5 5.9 3.1 2.8 4.0 3.6 3.4 3.2 4.0

Su

mb

er d

aya

alam

dan

bu

day

a

Sumber daya alam 2.2 3.8 4.8 4.5 3.8 2.4 3.8 2.9 3.0 3.5

Sumber daya budaya 2.5 2.6 2.6 3.2 2.9 1.1 1.8 1.3 1.6 2.2

Sumber : The World Economic Forum’s, 2019

2.1.2. Pariwisata Berbasis Masyarakat (CBT)

Konsep awal pariwisata berbasis masyarakat dipopulerkan oleh Murphy (1985), yang menekankan perlunya strategi yang terfokus pada identifikasi tujuan masyarakat sebagai tuan rumah, serta bagaimana kemampuan mereka dalam menyerap manfaat dari adanya kegiatan pariwisata. Menurut Murphy, setiap masyarakat harus didorong untuk mengidentifikasi tujuannya sendiri dan mengarahkan kegiatan pariwisata yang mampu meningkatkan

Page 16: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 11

kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang sedemikian rupa sehingga aspek sosial dan lingkungan dapat masuk dalam perencanaan dan industri pariwisata yang memperhatikan wisatawan dan juga masyarakat setempat. Salah satu bentuk perencanaan partisipatif dalam pembangunan pariwisata adalah dengan menerapkan pariwisata berbasis masyarakat sebagai pendekatan pembangunan. Definisi lain mengenai pariwisata berbasis masyarakat, dinyatakan juga oleh Inskeep (1994), Wearing & Neil (1999), Hatton (1999), Garrod (2001), Suansri (2003), Häusler & Strasdas (2003), Beeton (2006), Simpson (2008).

2.1.3. Faktor Keberhasilan Pembangunan Pariwisata Berbasis

Masyarakat Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan

menentukan faktor penting keberhasilan pembangunan CBT menggunakan berbagai pendekatan.

Sila dan Kemar (2017), menjelaskan ada enam belas faktor keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat di desa Misi Turki. Enam belas faktor tersebut adalah kepuasan wisatawan, keterikatan masyarakat, keaslian lokal, keunikan lokal, kepemilikan lokal, peningkatan kualitas hidup, kepemimpinan lokal, partisipasi masyarakat, konservasi sumber daya pariwisata, skala pengembangan pariwisata, kolaborasi antar pemangku kepentingan, dukungan eksternal dari pemangku kepentingan, inovasi lokal, pembagian sumber daya, rasa tanggung jawab bersama dan pembagian manfaat. Suthamma Nitikasetsoontorn (2014), melakukan penelitian mengenai faktor kesuksesan pariwisata berbasis masyarakat di Thailand, Penelitian ini menemukan bahwa faktor keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat di pasar Sam Chuk dan Klong Suan berbeda. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, kepemilikan lokal, tanggung jawab kolektif, berbagi sumber daya, kepemimpinan dan manajemen, warisan budaya, dan keunikan lokal memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik pada keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat untuk pasar tradisional Sam Chuk, sementara faktor-faktor lain, seperti inovasi lokal, tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan keberhasilannya. Di sisi lain, partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, kepemilikan lokal, tanggung jawab kolektif, kepemimpinan dan manajemen, kemitraan dan dukungan luar, warisan budaya, serta keunikan lokal adalah penentu keberhasilan

Page 17: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

12 Ringkasan Disertasi

pariwisata berbasis masyarakat di pasar lama Klong Suan. Faktor-faktor lain, seperti berbagi sumber daya, mengungkapkan tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap keberhasilan komunitas.

Kalsom Kayat (2014), melakukan penelitian pariwisata berbasis masyarakat dalam kerangka pembangunan pariwisata berkelanjutan, hasil penelitian menunjukkan masyarakat perlu didukung melalui kolaborasi dan jejaring, manajemen dan kepemimpinan untuk memungkinkan mereka menjadi pemain yang lebih mampu dalam pengembangan, yaitu untuk dapat untuk mengelola, melestarikan, dan menciptakan manfaat bagi diri mereka sendiri dan orang lain di masyarakat, sehingga dapat berperan dalam pembangunan berkelanjutan, produk pariwisata berbasis masyarakat harus fokus pada manajemen kompetitif, konservasi sumber daya, dan penciptaan manfaat bagi masyarakat. Kontogeorgopoulos, Churyen, Duangsaeng (2014), melakukan penelitian mengenai faktor keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat di Thailand, menyatakan kondisi geografis yang menguntungkan, dukungan eksternal, dan kepemimpinan transformasional merupakan penentu terpenting keberhasilan CBT di Mae Kampong, sebuah desa di provinsi Thailand Utara.

Lucchetti dan Font (2013), meneliti mengenai keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat pada komunitas Ccaccaccollo di Peru, menjelaskan faktor-faktor keberhasilan tersebut adalah kolaborasi dengan sektor swasta, kedekatan dengan pasar pariwisata, promosi barang dan jasa wisata yang menarik, unik dan kompetitif, pembagian keuntungan, tingkat keinginan dan partisipasi lokal masyarakat, pemantauan dan evaluasi kegiatan.

Luis C. Ortigueira, Dinaidys Gómez-Selemeneva (2011), melakukan penelitian mengenai faktor keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, hasil penelitian menunjukkan peringkat faktor-faktor keberhasilan adalah sebagai berikut : kunjungan wisatawan (0,71), kekayawan warisan budaya (0,43), pengetahuan agen atau pemandu tur (0,29), partisipasi masyarakat (0,29), sedangkan biaya perjalanan udara ke Pulau mendapatkan pengaruh negatif sebesar (-0,14) dikarenakan biaya perjalanannya sangat tinggi, serta pengelolaan fasilitas rekreasi dan rekreasi yang kurang memadai (-0,14) diidentifikasi sebagai faktor negatif.

Thanathorn (2011), menjelaskan bahwa ada sepuluh faktor penentu utama dari keberhasilan pengembangan pariwisata di Amphawa dan Bangnoi, yaitu partisipasi masyarakat, pembagian

Page 18: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 13

keuntungan, konservasi sumber daya pariwisata, kemitraan dan dukungan dari dalam dan luar komunitas, kepemilikan lokal, manajemen dan kepemimpinan, komunikasi dan interaksi antara para pemangku kepentingan, kualitas hidup, skala pengembangan pariwisata, dan kepuasan wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amphawa, lebih sukses dan lebih maju dibandingkan Bangnoi, dimana implementasi pariwisata berbasis masyarakat sudah terlebih dulu diterapkan Amphawa daripada Bangnoi, sedangkan di Bangnoi implementasi pariwisata berbasis masyarakat baru dikembangkan.

Harold Goodwin & Rosa Santilli (2009), melakukan penelitian mengenai faktor keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat sebagai berikut dampak sosial dan pemberdayaan masyarakat (69%), konservasi sumber daya memperoleh (67,2%), manfaat ekonomi (58,6%), promosi (40,5%), konservasi dan lingkungan pariwisata (39,7%), pendidikan (29,3%), kelayakan tempat wisata (22,4%), wisatawan (15,5%), manfaat kolektif/ kemampuan mendanai kegiatan sosial/ pengembangan infrastruktur (12,1%), sedangkan faktor lain (11,2%). Menurut Pongponrat & Pongquan (2007), komunikasi dan interaksi antara para pemangku kepentingan merupakan komponen penting dari kesuksesan CBT. Pongponrat & Pongquan lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor kunci keberhasilan CBT adalah komunitas yang efektif, partisipasi aktif dari masyarakat setempat dalam berbagai tahapan proses perencanaan kegiatan pariwisata, adanya manfaat dan kepuasan masyarakat setempat yang berasal dari partisipasi mereka dalam kegiatan pariwisata. Rocharungsat (2005), menyebutkan faktor-faktor keberhasilan yang dirasakan oleh para pemangku kepentingan proyek CBT di Malaysia, Thailand dan Indonesia menyatakan terdapat enam kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, yaitu partisipasi aktif dan dukungan dari anggota masyarakat, distribusi manfaat, manajemen kegiatan (perencanaan, promosi, iklan), kerjasama dan dukungan antara para pemangku kepentingan, keunikan tempat harus dipertimbangkan untuk mempertahankan tujuan (budaya, tarian lokal, kerajinan, warisan budaya), dan konservasi sumber daya tidak boleh diabaikan.

Faktor penentu keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Partisipasi Masyarakat, adalah keterlibatan masyarakat dalam

membuat keputusan penting untuk memberdayakan masyarakat

Page 19: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

14 Ringkasan Disertasi

setempat sehingga mereka dapat menentukan tujuan-tujuan mereka sendiri menurut keinginan mereka (Timothy, 1999).

2) Pembagian Keuntungan, menurut Adam Dean (2016),

mengacu pada berbagai rencana insentif yang akan diberikan

pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung pada

suatu kegiatan. Pariwisata berbasis masyarakat memberikan

kesempatan kepada masyarakat setempat untuk terlibat dan

mengontrol dalam manajemen dan kegiatan pariwisata,

dimana harapannya adalah masyarakat yang tidak terlibat

langsung dalam kegiatan pariwisata juga mendapatkan keuntungan.

3) Konservasi Sumber Daya, menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 mengenai konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya dimana pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara serta meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

4) Dukungan Pemerintah, menurut Morrison dan Teixeira (2004), dukungan pemerintah merupakan faktor penentu keberhasilan untuk dalam pengembangan pariwisata. Havenga (2001), menyatakan pemerintah merupakan pemain kunci dalam meminimalkan ketidakpastian dalam pasar kompetitif, di mana industri pariwisata beroperasi. Markandya, A., Taylor, T. & Pedroso, S (2003), berpendapat bahwa negara-negara dapat mempromosikan atau mendukung pariwisata pada sisi penawaran dan sisi permintaan, meskipun nilai-nilai yang menopang dukungan untuk usaha pariwisata bervariasi.

5) Potensi lokal adalah anggota masyarakat memiliki kepemilikan atas sumber daya alam dan budaya yang merupakan faktor wisata utama. Anggota masyarakat secara aktif mengambil ikut terlibat dalam kegiatan pariwisata, baik sebagai tour guide, atraksi budaya, penyedia kuliner maupun keamanan (Sila & Kemal, 2017)

6) Manajemen dan Kepemimpinan, Giampiccoli dan Kalis (2012), menjelaskan bahwa kepemimpinan masyarakat merupakan elemen penting untuk keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat, karena para pemimpin lokal adalah aktor kunci

Page 20: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 15

dalam kegiatan kolaborasi, membangun kapasitas, dan memfasilitasi pengembangan pariwisata.

7) Komunikasi dan Interaksi, menurut Davis (1994), komunikasi adalah pertukaran informasi dan transmisi dari sistem sosial suatu organisasi dan merupakan proses menyampaikan informasi dan saling memahami. Seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan berkomunikasi dan interaksi serta ketrampilan menangani orang-orang dalam suatu kelompok atau organisasi.

8) Kualitas Hidup, mencakup bagaimana seorang individu mengukur 'kebaikan' berbagai aspek kehidupan mereka. Evaluasi ini meliputi reaksi emosional seseorang terhadap kejadian kehidupan, disposisi, kepuasan dan kepuasan hidup, dan kepuasan dengan pekerjaan dan hubungan pribadi (Diener, Suh, Lucas, & Smith, 1999).

9) Menurut Basu swastha dan Irawan (2005), Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah untuk mengarahkan seorang atau organisasi terhadap tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Definisi promosi menurut Kotler (2011), merupakan bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan komposisi bauran promosi (promotional mix). Sedangkan menurut Gitosudarmo (2000), Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan konsumen menjadi senang kemudian membeli produk tersebut.

10) Transparansi keuangan, menurut Sefton Darby (2010), transparansi keuangan adalah karakteristik pemerintah, perusahaan, organisasi dan individu yang terbuka secara jelas pengungkapan informasi, aturan, rencana, proses dan tindakan. Transparansi keuangan adalah suatu proses di mana informasi tentang kondisi, keputusan, dan tindakan yang ada dapat diakses, terlihat, dan dapat dipahami (IMF, 1998).

11) Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat berkelanjutan ditinjau dari aspek ekonomi, menurut Leiper (1990), keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat ditinjau dari aspek ekonomi, adalah sebagai berikut pendapatan dari valuta asing, pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata (jumlah wisatawan yag banyak merupakan pasar bagi produk lokal, seperti pengusaha pariwisata, karyawan restoran, karyawan agen perjalanan, penyedia jasa transportasi, pemandu wisata,

Page 21: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

16 Ringkasan Disertasi

penyedia souvenir, atraksi wisata, dll), pendapatan pemerintah (sumbengan pendapatan terbesar dari pariwisata bersumber dari pengenaan pajak, seperti pajak hotel, pajak restoran), penyerapan tenaga kerja, multiplier effects, merupakan efek ekonomi yang yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan suatu wilayah (daerah, negara) tertentu.

12) Pembangunan Pariwisata berbasis masyarakat berkelanjutan ditinjau dari aspek lingkungan. Dampak Lingkungan, menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 mengenai Izin Lingkungan, didefinisikan sebagai suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan atau proyek, yang dipergunakan pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan atau proyek layak atau tidak layak lingkungan. Dampak Lingkungan merupakan perbedaan suatu keadaan lingkungan yang diperkirakan akan ada, tanpa adanya suatu proyek/kegiatan atau dengan adanya suatu proyek atau kegiatan.

13) Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat berkelanjutan ditinjau dari aspek sosial budaya, kegiatan pariwisata ditinjau dari aspek sosial adalah memberikan kesempatan baik pada wisatawan ataupun masyarakat untuk lebih mengenal kebudayaan masing-masing dan mengenal sikap dasar dalam pergaulan. Kegiatan pariwisata cenderung mengarah pada aksi sosial, dalam arti kegiatan pariwisata cenderng berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, wisatawan dan kegiatan pariwisata dalam masyarakat. Masing-masing wisatawan memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan cara hidup (the way of life) masyarakat yang dikunjungi.

2.1.4. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Teori awal munculnya konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan dimulai dari Brundtland Report, diterbitkan oleh World Commission on Environment and Development (WCED) pada tahun 1987 di PBB. The Brundtland Report, atau judul yang lebih populer "Our Common Future", menyebutkan konsep eksklusif dan definisi pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai "pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri". Laporan ini menjelaskan dua konsep kunci dari

Page 22: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 17

pembangunan berkelanjutan, yaitu prioritas yang harus diberikan untuk kesejahteraan masyarakat miskin, dan bahwa pembangunan harus memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan masa depan. Dalam laporan ini juga menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan harus memastikan peluang yang adil bagi semua orang. Dengan pembangunan berkelanjutan generasi sekarang dan generasi yang akan datang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menikmati alam beserta isinya.

Hampir semua indikator yang diusulkan oleh organisasi pembangunan bergantung pada pilar dasar ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang disarankan dalam Komisi Brundtland, 1987. Tabel 2.3 menunjukkan indikator yang biasa digunakan untuk studi pariwisata berkelanjutan.

Tabel 2.3. Indikator yang Digunakan Dalam Studi Pariwisata Berkelanjutan

Penulis Indikator Dimensi/Aspek

The United Nation Commission of Sustainable Development (UNCSD)

Indikator pembangunan berkelanjutan (2007)

Ekonomi, Sosial, Lingkungan

Weaver dan Oppermann

Indikator Pariwisata Berkelanjutan (2000)

Sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, manajemen

Doris Padmini

Indikator Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan untuk Malaysia (2004)

Lingkungan pedesaan / perkotaan, alam, bangunan bersejarah, tradisi budaya

Choi dan Sirakaya

Indikator Berkelanjutan untuk Mengelola Pariwisata kelompok Etnis (2006)

Ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, teknologi

Asnarulkhadi

Indikator Kelompok Etnis Berkelanjutan (2003)

Ekonomi, sosial, lingkungan

2.1.5. Tolak Ukur Keberhasilan Pariwisata Berbasis Masyarakat Menurut Dinas Pariwisata (2014), desa wisata di Indonesia, terbagi dalam kategori Maju, Berkembang, dan Embrio. Pembagian kategori tersebut merupakan tolak ukur keberhasilan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat pada masing-masing desa wisata. Dalam Renstra Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional tahun 2015 – 2019, menjelaskan bahwa pembagian kategori keberhasilan tersebut berdasarkan dari jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran wisatawan (expenditures), dan lama tinggal wisatawan (lengh of stay).

Page 23: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

18 Ringkasan Disertasi

2.2. Model Penelitian

Model penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut :

Gambar 2.3. Model Penelitian

Page 24: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota

Ringkasan Disertasi 19

Page 25: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota
Page 26: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota
Page 27: DETERMINAN KEBERHASILAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT …bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/81941/... · Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 1083 anggota