Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

18
DESTRUKSI KREATIF SOSIALISME: VISI GELAP JOSEPH SCHUMPETER Usaha keras friedman, Friedrich Hayek dan ekonom libertarian lainnya bukan alasan utama mengapa ekonomi klasik tampil kembali. Alasan lainnya adalah jatuhnya komunisme Soviet dan model perencanaan terpusat sosialis pada awal 1990-an. Sejak saat itu globalisasi membuka jalan menuju kebijakan ekonomi yang lebih bebas. Negara-negara yang menjalankan kebijakan nasionalisasi sistmatik, proteksionisme, subtitusi impor, kontrol perdagangan luar negeri, dan kronisme beralih ke kebijakan investasi asing, denasionalisasi dan privatisasi, deregulasi, dan kebijakan pasar lainnya. Perdebatan Tentang Perencanaan Sentral Sosialis Sepanjang abad 20, perencanaan terpusat dianggap lebih efisien dan lebih produktif ketimbang kapitalisme Laissez Faire. Ludwig Von Mises, mengajukan kritik terhadap sosialisme dalam sebuah artikel yang berjudul “Economic Calculation in the Socialist Commonwealth” (1920). Dia menulis artikel ini untuk merespon kekaguman terhadap pembentukan negara komunis di Rusia setelah relovusi 1917 dan merespon rumus matematis dari produksi sosialis Enrico Barone 1908 (Hayek 1935: 245-90). Menentang model Barone, Mises menunjukkan bahwa

Transcript of Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

Page 1: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

DESTRUKSI KREATIF SOSIALISME: VISI GELAP JOSEPH

SCHUMPETER

Usaha keras friedman, Friedrich Hayek dan ekonom libertarian lainnya

bukan alasan utama mengapa ekonomi klasik tampil kembali. Alasan lainnya

adalah jatuhnya komunisme Soviet dan model perencanaan terpusat sosialis pada

awal 1990-an. Sejak saat itu globalisasi membuka jalan menuju kebijakan

ekonomi yang lebih bebas. Negara-negara yang menjalankan kebijakan

nasionalisasi sistmatik, proteksionisme, subtitusi impor, kontrol perdagangan luar

negeri, dan kronisme beralih ke kebijakan investasi asing, denasionalisasi dan

privatisasi, deregulasi, dan kebijakan pasar lainnya.

Perdebatan Tentang Perencanaan Sentral Sosialis

Sepanjang abad 20, perencanaan terpusat dianggap lebih efisien dan lebih

produktif ketimbang kapitalisme Laissez Faire.

Ludwig Von Mises, mengajukan kritik terhadap sosialisme dalam sebuah

artikel yang berjudul “Economic Calculation in the Socialist Commonwealth”

(1920). Dia menulis artikel ini untuk merespon kekaguman terhadap pembentukan

negara komunis di Rusia setelah relovusi 1917 dan merespon rumus matematis

dari produksi sosialis Enrico Barone 1908 (Hayek 1935: 245-90). Menentang

model Barone, Mises menunjukkan bahwa otoritas sentral yang beroperasi di

dalam negara sosialis penuh tanpa privat, perdagangan, dan kompetisi tidak akan

bisa menhitung harga dan biaya rasional karena itu tidak bisa membangun

ekonomi yang efisien dan produktif. Mises memprediksi adanya kekurangan,

lemahnya inovasi dan insentif, malinvestasi, dan adanya kekurangan didalam

sosialisme murni di Uni Soviet dan tempat lain yang menggunakan sistem itu.

Masa Depresi Besar 1930-an, Friedrich Hayek mempublikasikan

artikelnya dalam buku “Collectivist Economic Planning” (Hayek 1935). Hayek

berpendapat bahwa harga kompetitif akan menyediakan informasi penting yang

diperlukan untuk menjalakan perekonomian yang mengkoordinasikan konsumen

dan produsen yang baik. Ringkasnya, menurut Hayek pengambilan keputusan

harus desentralisasi.

Page 2: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

“Sosialisme Pasar” Menang

Sosialis melakukan serangan balik menggunakan “sosialsime pasar”. Os

Lange, seorang sosialis Polandia berpendapat bahwa harga dapat ditetapkan untuk

menentukan permintaan dan penawaran setiap produk. Jika terjadi kekurangan,

harga dapat dinaikkan; jika surplus berlebihan harga dapat diturunkan.

Sebagian besar percaya bahwa pendekatan “trial and error”, yang dipakai

sosialis pasar dapat bekerja. Semua orang menolak pendapat Mises bahwa

kalkulasi ekonomi dibawah sosialisme secara teoritis adalah mustahil (Lavoi

1985: 4).

Keajaiban Ekonom Soviet

Faktor utama lainnya yang membuat para intelektual bergeser ke

sosialisme adalah kisah keberhasilan Uni Soviet. Pada 1936, Sidney dan Beatrice

Webb kembali ke Uni Soviet dengan membawa laporan tentang “peradaban baru”

dan “kelahiran kembali manusia”, tentang negara dengan full employment, kondisi

kerja yang bagus, pendidikan gratis, perawatan medis gratis, serta adanya

perawatan kesehatan untuk anak dan orang tua, dan banyak museum, teater dan

gedung konser. Keynes juga memandang rendah Marxisme dan mengatakan

laporan Webb “sangat mengesankan”.

Setelah Perang Dunia Il, negara-negara di Eropa dan Amerika latin mulai

bereksperimen dengan sosialisme, menasionalisasikan industrinya, menaikkan

pajak, mengenakan kontrol upah-harga, menaikkan persediaan uang, mfindptakan

program kesejahteraan nasional dan melakukan berbagai macam agenda

kolektivis.

Paul Samuelson adalah orang yang percaya pada keunggulan ekonomi

Soviet. Pada edisi kelima buku Economics, Samuelson mulai memasukkan sebuah

grafik yang menunjukkan bahwa gap antara Amerika dan USSR semakin

menyempit dan bahkan mungkin akan hilang (1961: 830). Pada edisi kedua belas,

grafik itu diganti dengan tabel yang menyatakan bahwa, antara 1928 dan 19S3,

Uni Soviet telah mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 4,9 persen per tahun,

lebih tinggi ketimbang Amerika Serikat, United Kingdom, atau bahkan Jerman

dan jepang (1985: 776). lronisnya, pada edisi ketiga belas, tepat sebelum Tembok

Page 3: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

Berlin dihancurkan, Samuelson dan Nordhaus dengan yakin mengatakan,

"Ekonomi Soviet adalah bukti bahwa, berbeda dengan apa yang diyakini oleh

banyak skeptis terdahulu ia mengacu kepada Mises dan Hayek, ekonomi sosialis

dapat berfungsi dan bahkan lebih makmur" (1989: 837). Samuelson bukan satu-

satunya orang yang optimis terhadap sosialisme Soviet.

Kebebasan Itu Merugikan?

Ekonom konservatif Henry C. Wallich, percaya pada statistik CIA

sehingga dia menulis sebuah buku yang mengatakan bahwa kebebasan akan

menurunkan pertumbuhan ekonomi, kesenjangan pendapatan lebih besar, dan

berkurang kompetisinya. Dalam The Cost of Freedom, dia menyimpulkan, "Nilai

tertinggi dari ekonomi bebas bukanlah produksi, tetapi kebebasan, dan kebebasan

tidak mendatangkan profit, tetapi kerugian" (1960: 146).

Schumpeter: : Enfant Terrible Dari Mazhab Austria

Schumpeter dihormati karena dia memperkenalkan teori proses dinamis

dalam persaingan, peran utama entrepreneur, dan hanya terhadap modeling

“persaingan sempurna" (1950: 81-86).

Schumpeter adalah tokoh dengan karakter paling aneh di dalam sejarah

ekonomi, bahkan lebih aneh daripada Veblen atau Marx. Selain pribadinya yang

eksentrik, pandangan ekonomi Schumpeter bahkan sulit diprediksi. Dia membela

ekonomi sosialis, meramalkan hancurnya kapitalisme, dan menyebut Leon

Walras, bapak model ekuilibrium umum statis, sebagai “yang paling besar dari

semua ekonom" (Schumpeter1954: 827).

Kehidupan Yang Penuh Teka-Teki

Joseph A. Schumpeter (1883-1950) lahir di Moravia di kekaisaran Austro-

Hungaria. Dia punya banyak kesamaan dengan John Maynard Keynes. Keduanya

lahir pada 1883, tahun kematian Marx. Seorang mistikus bahkan mengatakan

bahwa Marx bereinkarnasi menjadi dua tokoh yang kreatif dan kuat Keynes dan

Schumpeter.

Setelah lulus dari gymnasium (sekolah menengah atas) dan masuk ke

University of Vienna Law School pada 1901. Minatnya beralih ke ilmu ekonomi,

Page 4: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

dan dia mempelajarinya di bawah bimbingan Friedrich Weiser dan Eugen Bohm

Bawerk. Setelah lulus pada 1906 dia menulis Theory of Economic Developmentt

(1934 [1912]) yang diterbitkan pada tahun yang sama. Seluruh karyanya bernada

Austria, menekankan peran dinamis dari entrepreneur dalam kemajuan ekonomi.

Tetapi Schumpeter adalah enfant terrible di dalam mazhab Austria, selalu ekeltis

dan siap untuk mengubah opini politik yang sesuai dengan ambisi politik dan

finansialnya.

Schumpeter Bercumbu Dengan Sosialisme

Setelah perang dunia I dan bangkitnya komunisme Soviet, Austria

dikuasai oleh sosialis, Schumpeter bergabung dengan Marxisme, dan mengatakan

bahwa Marx adalah “jenius besar," dan pada 1919 dia berhasil meyakinkan

menteri luar negeri untuk mengangkat dirinya menjadi menteri keuangan, Setelah

diangkat, Schumpeter segera menjalani gaya hidup mewah, menyewa kastil dan

membeli petemakan kuda. Ketika ditanya tentang gaya hidupnya, dia menjawab

dengan enteng, “Kroneist Krone," yang berarti “mahkota adalah mahkota.”

Orang-orang Austria awam, yang kelaparan dan miskin, jelas tidak senang dengan

jawaban itu (Swedberg 1991: 63).

Perilaku Kasar Schumpeter

Dengan mencantumkan “bekas menteri keuangan" di dalam daftar riwayat

hidupnya. dia berhasil menjadi ketua dewan sebuah bank baru. Setelah mendapat

gaji sangat besar dan beragam fasilitas keistimewaan untuk menarik cek besar, dia

kembali ke gaya hidup mewahnya.

Pada 1924, krisis ekonomi yang hebat melanda Austria, dan bank itu

terpaksa direstrukturisasi. Schumpeter tiba-tiba menghadapi segunung utang

dan pajak tanpa punya pekerjaan. Akan tetapi, setahun kemudian, nasibnya

mujur karena dia ditawari ketua jurusan keuangan publik di University of

Bonn.

Serangkaian Pernikahan Ganjil Dan Kematian Yang Aneh!

Pada 1906, saat berkunjung ke London, dia tiba-tiba menikahi seorang

perempuan Inggris yang 12 tahun lebih muda darinya (Annie Reisinger). Dia

meninggalkannya begitu saja saat dia kembali ke Jerman untuk mengajar di Bonn

Page 5: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

dan tak pernah secara resmi menceraikannya. Pada November 1925 Annie yang

berusia 22 tahun dan Joseph yang berumur 42 tahun menikah di gereja Lutheran

(meskipun dia adalah penganut Katolik)

Pada Agustus 1926, sebulan setelah ibunya meninggal, Annie meninggal

saat melahirkan. Schumpeter sangat terpukul oleh kejadian tragis ini sehingga

selama bertahun-tahun dia tak mengubah apa pun yang ada di ranjang Annie, dan

bahkan tidak mengeluarkan pakaiannya dari kamar.

Panggilan Dam Harvard

Pada 1932, Frank Taussig, sesepuh ekonomi di Harvard, menawarkan

padanya sebuah posisi di Universitas Harvard. Karena ingin mengubah hidupnya

secara radikal, Schumpeter meninggalkan Jerman.

Pada 1935 Schumpeter membayar semua utangnya dan mengambil alih

kursus Taussig setelah Taussig pensiun pada usia 75 tahun. Metode pengajaran

Taussig bersifat Sokratik: Setelah memperkenalkan persoalan, dia dengan sabar

membimbing mahasiswa untuk memecahkan solusi sementara dia sendiri tidak

memberikan jawaban. Gaya mengajar Schumpeter lebih internasional-dia

memperluas lingkupnya sampai di luar ekonom Inggris dan memperkenalkan

kepada mahasiswa beragam teoritisi Eropa dan Amerika.

Anti Keynes

Schumpeter yang iri merasa tertantang oleh kesuksesan Keynes. Dia

menulis ulasan yang sangat negatif terhadap General Theory Keynes, dan ketika

Keynes meninggal pada 1946, tulisan memorial Schumpeter dalam American

Economic Review penuh dengan komentar yang tajam (Schumpeter 1946). Dalam

catatan hariannya dia menulis, “Kita semua menyukai kesalahan yang mencolok

ketimbang kebenaran yang kecil." Schumpeter, seperti Mises dan Hayek, selalu

berpendapat bahwa Depresi pasti terjadi dan tidak boleh dicampuri dengan

pengeluaran defisit atau reinflasi.

Mungkin permusuhan Schumpeter ini adalah karena kecemburuan

profesional. Keynes mengungguli Schumpeter. Karya tebal Schumpeter,

Bussiness Cycles (1939), dinilai buruk oleh Simon Kuznets. Schumpeter selalu

Page 6: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

membanggakan diri sendiri, tetapi pengakuan terhadap dua karya klasiknya

Capitalism, Socialism and Democracy (1950 [1942]) dan History of Economic

Analysis (1954) baru diterima setelah dia meninggal.

Anti Roosevelt

Pada suatu pesta cocktail 1944, ketika Roosevelt menjabat presiden pada

tahun keempatnya, seorang perempuan bertanya pada Schumpeter apakah dia

akan memilih Roosevelt lagi, dan Schumpeter menjawab dengan masam,

“Saudaraku, jika Hitler mencalonkan diri menjadi Presiden dan Stalin sebagai

Wakil Presiden, saya akan memilih mereka untuk mengalahkan Roosevelt"

(Swedberg 1991: 141)

Perilaku reaksionernya tetap tak berkurang meski dia menikah lagi, kali ini

dengan Elizabeth Boody pada 1937. Istri barunya ini dituduh anti Roosevelt dan

pro-jepang, tetapi istrinya ini kelak menjadi orang penting dalam menyelesaikan

buku sejarah ekonominya “yang tak pemah selesai”.

Schumpeter Menulis Bestseller Internasional

Dalam keadaan depresi dan terisolasi pada 1940-an, Schumpeter

mempublikasikan karyanya yang paling terkenal, Capitalism, Socialism. And

Democraqy (1942). Buku ini laris di tingkat internasional dan diterjemahkan ke

dalam 16 bahasa. Buku ini bukan sekadar karya ekonomi, tetapi juga ilmu politik

dan sosiologi dan bisa diaplikasikan pada bidang ilmu sosial lainnya.

Dinamika “Destruksi Kreatif”

Capitalism, Socialism, And Democracy, adalah bacaan yang berbelit-belit,

tetapi penuh dengan ide jenius dan paragraf yang kuat. Schumpeter menulis

tentang dinamika kapitalisme pasar dan bagaimana kekuatan pengganggu dari

teknologi akan melemahkan kondisi ekuilibrium. Dia melihat entrepreneur

sebagai katalis utama dalam apa yang dinamakan Schumpeter sebagai “destruksi

kreatif" sistem pasar. Kapitalisme “tak pernah stasioner". Proses industri “terus-

menerus merevolusionerkan struktur ekonomi dari dalam, terus-menerus

menghancurkan struktur lama, dan terus-menerus menciptakan yang baru"

(Schumpeter 1950: 82-83).

Page 7: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

Perusahaan monopolistik dalam tahap awal pertumbuhannya sangat

inovatif dan mengandung risiko yang besar, kata Schumpeter. Mereka juga

menarik kompetisi yang kuat, sehingga satu generasi kemudian, ada yang akan

menggantikan monopoli lama. Schumpeter menolak model “persaingan

sempurna” Chamberlin-Robinson sebagai sesuatu yang ideal. Menurut

Schumpeter, persaingan adalah sebuah proses, bukan keadaan-proses-yang terus-

menerus menciptakan dirinya sendiri, jadi persaingan bukan titik ekuilibrium

statis. Dia menyimpulkan, “ Konstruksi teoritis yang mengabaikan elemen

esensial ini ... adalah seperti Hamlet tanpa pangeran Denmark” (1950; 86).

Schumpeter Menjadi Pesimis Terlalu Dini

Schumpeter, berpandangan fatalistik terhadap masa depan kapitalisme dan

sosialisme. Dalam Capitalism, Socialism, and Democracy, dia menulis bagian

bertajuk “ Can Capitalism Survive?” pada 1935 pada masa Depresi. Tetapi

pandangan muramnya pada kapitalisme bukan karena kegagalan kapitalisme (dia

menolak teori “stagnasi sekuler” Hansen) tetapi karena keberhasilannya

(Schumpeter 1950: 61-163). Dia percaya bahwa sistem kapitalis yang maju

akhirnya akan melemahkan dirinya sendiri setelah manajer birokratik

menggantikan enterpreneur yang inovatif, dan kemakmuran akan menciptakan

sikap antikapitalistik dalam masyarakat borjuis.

Schumpeter menerima ide bahwa “'ada dasar yang kuat untuk memercayai

efisiensi ekonomi [sosialisme]" di atas kapitalisme. Ia menolak alasan Mises

bahwa sosialisme tidak dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien.

Schumpeter mengatakan bahwa demokrasi sosialis yang dijalankan dengan baik

dapat menghilangkan gejolak bisnis, penganggur dan inflasi. Dia mungkin tidak

menyukainya, tetapi itu tidak terhindarkan. Dia memainkan peran jahat dalam

Capitalism, Socialism and Democracy sehingga beberapa pihak menuduhnya

seorang sosialis.

“Saya tidak mendukung sosialisme," kata Schumpeter pada Desember

1949, sebelum pertemuan tahunan AEA. Dia menyampaikan pidato

Presidensialnya bertajuk “March into Socialism,” yang merupakan pidato

terakhirnya Meskipun demikian, “tatanan kapitalis cenderung untuk

Page 8: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

menghancurkan dirinya sendiri dan sosialisme sentralis tampaknya ... menjadi

penggantinya.

Jelas Schumpeter mengakui kekuatan masyarakat yang akan menciptakan

stabilitas negara kesejahteraan, tetapi dia meremehkan semangat entrepreneurship

di era pascaperang. Sekarang ini, kapitalisme global lebih kuat daripada

sebelumnya, dan sosialisme berada dalam posisi defensif.

Schumpeter Memberikan Sumbangan Terakhir

Karya terakhir Sehumpeter dipublikasikan setelah dia meninggal pada

1950. Selama hampir satu dekade, dia mengerjakan buku besarnya, History of

Economic Analysis. Dia bersikeras menulis “karya sejarah, sebuah proyek yang

tidak pernah dia selesaikan. Dengan bantuan Wassily Leontief, Paul Sweezy dan

kawan lainnya, Elizabeth melakukan usaha keras menyunting dan mengetik ulang

naskah itu selama beberapa tahun. Akhirnya, dia harus menjual rumahnya untuk

menyelesaikan karya itu. Upaya itu sangat melelahkan sehingga Elizabeth

meninggal sebelum buku itu diterbitkan. Akhirnya, buku itu diterbitkan oleh

Oxford University Press pada 1954, dengan tebal l260 halaman. Sekarang buku

itu dianggap sebagai sejarah pemikiran ekonomi yang definitif.

AKHIR PERDEBATAN: “Mises BENAR"

Jatuhnya Uni Soviet dan komunisme Blok Timur akhirnya mengakhiri

perdebatan tentang sistem ekonomi komparatif yang telah berlangsung selama

lebih dari seabad. Schumpeter ternyata terlalu pesimis terhadap masa depan

kapitalisme dan terlalu optimis terhadap kemampuan sosialisme.

Robert Heilbroner seorang sosialis dan menganut Marxisme menulis The

Worldly Philosophers (1999 [1953]) menyimpulkan bahwa Mises keliru dan

sosialisme dapat bekerja baik. Dia mempertahankan pendapatnya ini selama

bertahun-tahun.

Pada akhir 1980-an, Heilbroner mulai mempertimbangkan ulang

pandangannya. Dalam artikel yang mengejutkan di New Yorker yang diberi judul

“The Triumph of Capitalism", Heilbroner menulis bahwa debat lama antara

kapitalisme dan sosialisme sudah usai dan kapitalisme telah menang. Dia

Page 9: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

mengatakan, “bahwa kapitalisme mengatur urusan materi umat manusia secara

lebih memuaskan ketimbang sosialisme; bahwa betapa pun tidak seimbang dan

tidak bertanggung jawabnya pasar dalam mendistribusikan barang, ia

melakukannya dengan lebih baik ketimbang ekonomi terencana; betapa pun

cerobohnya kultur komersialisnie, ia lebih menarik ketimbang moralisme negara

dan betapa pun liciknya ideologi peradaban bisnis, ia lebih bisa dipercaya

ketimbang ideologi sosialis" (Heilbroner 1989: 98).

Dalam artikel selanjutnya dia bahkan mengatakan lebih jelas, “Sosialisme

adalah tragedi abad ini ... Jelas bahwa keruntuhannya menandai berakhirnya

sosialisme sebagai model ekonomi." Lebih jauh, debat antara Ludwig von Mises

dan Lange harus dikaji ulang dari sudut peristiwa kontemporer. “Ternyata Mises

benar," kata Heilbroner (1990: 91-92)

Karya Empiris Baru Mengkonfirmasikan Tesis Mises

Jatuhnya Soviet melahirkan revisi sejarah ekonomi dibawah komunisme,

para sejarawan mengonfirmasikan pandangan negatif Mises terhadap perencanaan

sosialisme.

Dalam karyanya tentang Soviet-Rusia pada era 1930-an yang berjudul

Everyday Stalinism, Sheila Fitzpatrick menentang pandangan lama yang dianut

oleh Sidney dan Beatrice Webbs dan George Bemard Shaw tentang “peradaban

baru" yang cemerlang. Sebaliknya, tulis Fitzpatrick, "Dengan penghapusan pasar,

maka terjadi kekurangan makanan, pakaian dan semua jenis barang konsumen di

mana-mana. Saat para petani pergi dari desa-desa, kota-kota segera mengalami

krisis perumahan yang parah, dan banyak keluarga yang harus bernaung selama

beberapa dekade di dalam ruang sempit di apartemen komunal ... lni adalah dunia

penuh kekurangan, penuh sesak, penuh pertikaian, dan keluarga yang berantakan,

di mana janji rezim tentang masa depan sosialis tidak terbukti Birokrasi

pemerintah mengubah kehidupan sehari-hari menjadi mimpi buruk" (Fitzpatrick

1999: cover).

Pertumbuhan Nasional Lebih Cepat Di Bawah Kebebasan Ekonomi

Page 10: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

Menurut karya james Gwartney (Florida Smie) dan rekannya, negara-

negara dengan level kebebasan ekonomi tertinggi menikmati standar hidup

tertinggi pula. Grafik kebebasan ekonomi mencerminkan temuan ini

Francis Fukuyama dalam majalah Times. “Jika sosialisime menandai

sistem ekonomi dan politik di mana pemerintah mengontrol sebagian besar

ekonomi dan redistribusi kekayaan untuk menciptakan kesetaraan sosial, maka

saya kira bisa dikatakan bahwa kemungkinannya untuk muncul kembali di suatu

saat di masa depan adalah mendekati nol" (2000: 111).

Angin Perubahan Dalam Ekonomi Pembangunan

Setelah Perang Dunia II, para ekonom memfokuskan pada nasib negara-

negara miskin yang dinamakan Dunia Ketiga atau negara-negara berkembang

(LDCs). Secara umum, tingkat melek huruf mereka rendah. Pengangguran tinggi,

pertumbuhan penduduknya cepat, ekonominya berbasis pertanian. Banyak yang

mengalami inflasi tinggi; kekurangan Pangan, pasar gelap, dan pelarian modal.

Pada 1960 W. W. (Walt Whitman) Rostow dari MIT menulis “manifesto

nonkomunis," The Stages of Economic Growth, di mana manifesto ini segera

menjadi standar perencanaan di Dunia Ketiga. Rostow berpendapat bahwa

prakondisi untuk tahap “tinggal landas" dalam pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan adalah negara-bangsa yang tersentralisasi.

Pendapatan Keynesian untuk pembangunan juga dimasukkan dalam model

pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, yang dibuat oleh Roy Harrod dan Evsye

Domar (Eltis l987). Model Harrod-Domar menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi adalah semata-mata fungsi dari rasio output-kapital nasional, sehingga

pertumbuhan modal tetap akan menghasilkan kenaikan profit dan pertumbuhan

ekonomi. Model Harrod-Domar menekankan pada perlunya memperbesar stok

modal dan meningkatkan teknologi sebagai kunci untuk pertumbuhan-entah itu

melalui kenaikan tabungan domestik, bantuan asing, investasi swasta, pengeluaran

pemerintah, atau inflasi moneter. Efisiensi, insentif dan perdagangan diabaikan.

Model mereka mengabaikan peran entrepreneur yang menggunakan

kapital dan ide-ide baru untuk menciptakan kekayaan. Karena LDCS mengalami

“lingkaran setan kemiskinan" dan tidak bisa menciptakan pertumbuhan dari

Page 11: Destruksi Kreatif Sosialisme (Edited)

dalam, Rostow dan ekonom pembangunan lainnya menekankan perlunya campur

tangan negara untuk memutus lingkaran setan dengan proyek investasi besar-

besaran.

P.T Bauer: Suara Pembangkangan

Kriktikus ortodoksi pembangunan adalah P.T Bauer dari London School

Of Economic (LSE). Bauer sendirian memerangi kebijakan bantuan asing,

perencanaan sentral menyeluruh dan nasionalisasi. Dia mencatat bahwa negara-

negara industri seperti Inggris tidak membuktikan tesis “lingkaran setan

kemiskinan" dan menambahkan, Dia menyangkal bahwa negara-negara kapitalis

maju telah mencapai kemajuan dengan mengorbankan negara miskin dan dia

mengatakan bahwa investasi asing adalah unsur kunci untuk pembangunan di

Dunia Ketiga. Menurut Bauer, perencanaan negara bukan program pertumbuhan

yang bermanfaat, tetapi sebuah konsentrasi kekuasaan di tangan elite politik yang

akhirnya mengakibatkan korupsi dan penyalahgunaan.

Dalam salah satu artikel klasiknya, dia menulis tentang negara Asia yang,

pada akhir Perang Dunia ll, berada dalam keadaan miskin. Negara itu hampir tak

punya sumber alam dan terpaksa mengimpor minyak dan bahan baku, dan bahkan

air. Negara itu menghadapi imigrasi massif dan akhirnya menjadi negara paling

padat penduduknya di dunia.

Sejak jatuhnya model perencanaan sentral Soviet, tesis Rostow dikecam

dan pandangan Bauer mulai diterima. Bahkan Rostow baru-baru ini mengakui,

“Tampak ada kebenaran yang serius dalam pandangan Bauer" (1990: 386).

Belakangan ini Bank Dunia telah bergeser ke pihak Bauer. Dalam sebuah studi

atas Empat Harimau dan keajaiban ekonomi Asia pada 1993, disimpulkan bahwa

“Pertumbuhan cepat dalam masing-masing negara terutama adalah berkat

penerapan seperangkat kebijakan ekonomi umum yang berorientasi pasar, yang

mengakibatkan akumulasi dan alokasi sumber daya secara lebih baik" (World

Bank 1993: vi). Ekonom Bank Dunia, mencatat, “Kebanyakan [ekonom]

menyimpulkan,bahwa bantuan [asing] menekan tabungan nasional" (Schmidt-

Hebbel dan, 1999. 17,18).