DESTILASI.pdf
-
Upload
lidya-purwasih -
Category
Documents
-
view
142 -
download
5
Transcript of DESTILASI.pdf
BAB IV
DESTIIJ\SI
4.1 Pendahuluan
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanll. : : ::; ::; ;-- :::::::
teftentu. Pemisahan O"stitasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu
campuran cairan diikuti n material Yang menguaP dengan
pendinginaiTiJengembunan. Beberapa teknik dqstilasi lebih cocok untuk pekerjaan-
ffiE4r.n preparatii di laboratorium dan rndustn. Sebagai currluir adaiah pcmurnian
alkohol, pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan
sebagainya.
Pemisahan dengan destilasi berbcda dengan pemisahan dengan eara penguapan'
fra" p"tfrut "n
a*g"n cara destilasi semua komponen yang terdapa! di clalarn Jallpuran
bersifat mudah .menguap (volatil)'+
Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing
komponen berbeda-beda pada suh-u yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu,,1j
tertentu uap yang dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih
-tranwnL
.
-
. r-r: --L^l:!.-.,-vang le.hih volatil. Siiat Yang oemlklan Inl ai(atr
'cria'i sEtdiinii,a'
suhu tenentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung komponen yang
iqf^"* *u J iliki
komoosisi vans berbeda. Pada pemisahan dengan cara penguapan komponen volatil
dipisahkan dari komponen yang non volatil, karena proses pemanasan. Sebagai contoh:
@ dlgun.rttan untrk *risuhkan air dari larutan NaCl berarr
sedang pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran alkohol
dari air. Untuk memahami proses destilasi utamanya destitasi fraksional, maka diperlukan
pengetahuantentanghubunganantaratitikdidihatautekananuapdaricampuransenyas'a
beserta komposisinya. Sebagai pcnycderhanaan, akan dibahas tentang camPuran biner'
4.2 Diagram Kesetimbangan Uap'Cairau Campuran Biner
seperti telah disebutkan di muka, dalam destilasi pada suhu terteniu caiian yang
setimbang dengan uapnya mempunyai komposisi yang berbeda' Uap selalu lebih banyak
mengandung komponcn yang tciih rolatil dcmikian juga terjadi sebaliknya. Pada suhu
L--L-r^ uarmcici ,,an nrirannwr eken hprtpda l)engan demikian maka komposisi uap...':'i..........i'-.,".-..../.-...'.-
yang setimbang dengan cairannya akan berubah sejalan dengan Perubahan suhu'
Perubahan komposisi sebagai fungsi suhu ini Auput d'gu*b"kun t*'goi d
flqd&-liE4r.3$
qi
il:s
kesetimbangan komposisi uap dan calran- nidapatdit@!
L 24
Contotr diagram titik didih sebagai fungsi komposisi
untEk sistem n-helcana - n-heptana dapat dilihat pada Gambar 4.t scbagai be,ikut
-1"-,
Heksma
1.0
HeptilaF.!(i q^l h-hen!1ni
Gambar 4.I Diagram Titik DidD vs Komposisi untuk Sistem n-he!.==*: -n-heptana
Keterangan : - kurva atas komposisi uap- kurua bawah komposisi caitan- garis-garis horisontal merupakan hubungan komposisi uap vans
cati-k^^^ l^---- ^^:-^---ovrrrrrvarrE vvr16orr L4rarllrJ4 paud wl uatal sullu
Diagram di atas menggambarkan hubungan titik didih, komposisi uap dan komoosisi
cairan-nya' Penggunaan diagram di atas akan mempermudah penggambaran proses
--destilasi.
Marilah kita perhatikan campuran n-heksana (A) dengan n-heptana (B). Senyawa
A akan mempunyai tekanan uap Pa yang lebih kecil dari tekanan uap cairan ;r*;E'yakni P^. Demikian juga untuk senya\\,a B, ps akrn lebih kecil dari Ps.I{ubungan p1
dengan r^ serta PB dengan P"6 dibenkan oreh hukurn Rourt dengan rumus sehalai
berikut:
Pt-= Xt P e. dan Pp. = Xe 1oP,=PttPn= Xe P,+Xsf.
diaiana X1 dan Xs adalar\ inoi fraksi A cian B ciaiam iarutan cairan. p, = tekanan uap total
dari fasa uap di atas cairan. Hukum l,aou ,--__----1"k"t
lr-r." y.rg k.c-ontoh larutan ideal ini adalah campuran-campuran n-heksana dengan n-heptana yang
telal:.jise-h'lier, di ri*r t
Sekarang bagaimanaliah hubungan komposisi uap, tekanan uao. dan komoosisi.Jrir.,, l.-...!.,-,- ,..,:- --;^ r..t,---- .-.^-., , ,-- ,,urrdri; ;ir;uaiiii ca;i paoa iuf,E!_i1:!1P!|![!Ia.!lgl,(3 aciaiah moi iraksr A cian il
,/.)
I|,=v^
aar'!=Y'
perbandingan antara P^ dengan Ps
Dari hubungan-hubungan di atas dapat dituliskan
sebasai berikut:
?;+=#="*Notasi cr disebut volatilitas relatif terhadap B' yang mcrupakan Perbandingan
rckanan uap
lJrn m"sing-masing komponen' yakni ?'^ . ,,0, komponen A lebih volatil dari pada
Pon
B, maka P^, Pr, dan juga l1t,
tuu, t"Uif, bcsar dari l-r' Hai ini merupakan prinslp
dasar destilasi ffifC;lasi bertingkaQ' yang mana di dalam pen<ltctnan
ffikomPonenYT4"bl:t*t'6ffi* ini akan menjelaskan hal tersebut:
Contoh soai:.-T;F;*akah komposisi uap yang setimbang dengan cairan yang berkomposisi
44(: r-at-hep'a*l 1z:.74Y':no! he!'ro'n: narla titik dirlihnya. Ilikerahui titik didih cairan
itu 800C. f heksana 1050 ton dan / heptana 421 ton'pada suhu dan tekanan tersebut (l
torr = 1 mmHg).
Penyelesaian:
Pt*r.- = Xede = 0,54 x 1050 ton = 567'00 ton
Pn"o^= Xsfs= 0,46 x 427 ton = 196'42 ton
. Prour = (56?'00 + 196'42) torr ='163'47torr
KomPosisi UaP:
a. he!:sana = 5{1i-'3-12 n i[ff#3 = iJ;T ?' s'rt'i
b. heptana = rw'+iioliZx ifr% = 1l:'iit-p v'sl'
Jika uap dengan komposisi seperti pada contoh soal di atas diembunkan' maka
fasa cair yang diperoleh (kondensat) akan mempunyai komposisi U'n % mol heksana'
dan 25J3 .} ilrf hcptana' Dengan demikian terjadi peogayaan heksana' yaitu dari 54 %
mol menjadi 74.n %'
Bagaimanakah jika kondensat dengan susunan '14"21 % mol heKsana oan z)''J
mol heptana didestitasi kembali? Dengan cara perhitungan yang sama' uap yang
dihasilkanakanmemPunyaikomposisiS?,5%molheksana.Bilahasil.hasilperhitungan
zo
ini dialurtan kc dalam suatu diagram titik didih sebagai funpi komposisi' akan diperolelr
dlagrarn se.petti ganrbar 4.1 di mukt.
Kcsirnpulan yang dapat ditarik dari contoh perhitungan dan diagram tersebut
ialah bahwa proses pengayaan uap akan merupakan fungsi dari tekanan uap relatif dari
dua komponen. Suatu destilasi tunggal tidak dapat menghasilkan. produk murni.
Meskipun demikian, pengertian proses pengayaan dapat meruPakan dasar untuk
mempel ajari desti lasi fraksional atau desti lasi 81ti ngkat.
43 DestilasiFraksional
Uestriasr tunggal menghasilkan pemisahan parsial dari komponen dimana fasa
uap diperkaya dengan zat yang lebih voiatil. Dalam destilasi fraksional atau destilasi
bertingkatprosespemisahanparsialdiulangberkaIiffilanjut. Hal ini bera-rti proses pengayaan dari uap yang iebih voiarii jugr
tdilt Tr?iii-t.ff:"p
Komposisi uap
heksana
163 xE2 xB,r tAo
-+ Komposisi cairan heprana
G+:nlar 42 Preses Penga3'aan Selama Dcstilfisi Fra*Lionasi Ber!4.-'3r;u;= :-I=:-=':
Campuran n-heksana-n-heptana (Pecsok l9T 6: 2Al
Menurut gambar di ut*, 1
suhu I tarutan ini akan mulai mendidih dan menghasilkan uap dengan komposisi I/p,6
nengemuunan uap ini @ komposisi x3. 1 . Komposisi
Xs I ini sama dengan l's 6, dengrn titik didih fi. Kondesat ini dijaga pada suhu I1 dan
;ji.i,,,i;1, in.*ii .op riiiurrrpuiiran. -rlondensar ke<iua mempunyar KomPonen ..tp. 2 o0ll
bertitik didih 12. I-angkah-langkah proses ini dapat diulang-ulang sampai didapatkan
ffiffitd;#.';;r'r;;i*1;:r.r::1',::1..',,. .-. .. .,.
de.stiiat murni dari komponen yang tebih volatit dan residu mumi dari komponen yang
lurang rolatil.
4.4 Destitsst Kolom ltrtup Gelembung
Gambar 43 Sistem Kerja Destilasi Kolom Tutup Gelembung
Proses pengayaan desriiasi iraksional di rnuka akalr ieirih dijelaskan
detil"si koiiii-iltutup gelembung. Sistem kerjanya dapat dilihat seperti Gambar 4'3 di atas'
co@6 dar t/i"o diparas!::r P:rla hejana dasa' (sri/l 'nat)
ilup yung dihasilkan meler:vati plat I kemudian disi an dan
NomPlrtc
a
3
2
lembuns. Plat suhu titik didih cairan
,ffiu-1,[nyn ,,ng renru saja lebih rendah da cairan mula-mula yang ada
di bejana dasar ada di plat I tutup plat 2, begitu
,ffi*yu rui,pui ptu r. a yrng uao dipuncak koloJn. Kelebihan cairan akan mengalir ke
r,-*^--Il" danc*n laeckrh-i*,"kah vrnf dituniukkan a,ieh Gari-Dar 4.:. rii- i)aua '-:trai'€,:_
M pendingin di tempatkan dipuncak kolo.m. Ketika sistem
dan cairan yang ada pada setiap pll uk*
P"n*yaa; yang timbul adalah "mungkinkah dua komponen dapat dipisahkan
pada tingkat kemumian yang diinginkan dengan menyediakan plat yang banyak"?
Sayangnya tcmakin banyak Plat somakin banyak campuran yang tertinggal dalam Plat'
Pada setian kali penoambilan hasil iung kolom akan mengakibatkan
tcrjadinya perubahan kesetimbangan pada plat tersebut, yang juga memPengaruhr
, : --keadaan kesetimbangan p.6---rrrur, kolom' Setiap penyimpangan dari keadaan
sdi;ffig "k"n
menghasilkan pemisahan y.ng kutung "ttktif'
Ju*luh pl'
dengan jumlah langkah pengayaan teoritis dan selalu kurang dari jumlalr plat scbcnamyar-r-- i--l-_-udratlr
^ulutll.
-
Dalarn praktek, hasil dcstilasi bertingkat dengan cara di atas terlalu sedikit
(kurang efektif). Iunrlah cairan cukup banyak yang tertinggal di dalam kolom. Untuk
mengatasinya kolom dapat diisi dengan padatan berpori dalam susunan yang tidak terlalu
rapat, sehingga uap akan menjadi lebih mudah didinginkan dan diuapkan itembali selama - -perjalanannya di dalam kolom.
Keefektifan kolom ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: (l) pengaturan
materi dalam kolom; (2) pengaturan temperatur; (3) panjang kolom; (4) dan kecepatan
penghilangan hasil destialsi. Satuan dasar efisiensi adalah HETP (Height Equivalent to a
-
Theoritical Plate = tinggi setara terhadap suatu plat teoritis) atau disingkat H saja.
T
Harganyadapatdihitungdengan rumus : H =a dengan : L = oanjang kolom dan rr =
jumlah plat
.lumlah plat teonus yang diperlukrn untuk me*perkai.a suaiu campiiran binei
tertentu dapat dihitung melalui contoh berikut. Misalkan ada campuran birer A daa B
dengan konsentrasi awal X+odan Xso, dan setelah proses destilasi diinginkan nnencapai
crralr rlT3ierl kenurni:n sehes:r..v*., d;r:gl;.X a.iaiali fiaLsi irri;i, rrraii;: ji":::,-lii i',,1i
teoritis dalam kolom fraksionasi dapat dihitung melalui rumusan volatilitas relarif (4.Uambaran proses dimulai dari bejanh dasar. Uap di dalam bejana dasar (plat ke-nol)
*sebagai hasi penguapan penama memberikan rumus perhitungan:
Y^o X ^ol'o.o X u.o
Y
^.u" A.a
l-r-=o;- r-l - t a0 , - n ^o
Ketika uap bejana dasar ini mengembun di dalam plat pertama, konsentrasinya
tidak berubah, karena itu Xtt = Yr.o, Bila cairan yang diperoleh ini mengrrao Dadl !'l4t
pertama akan beriaku rumus:
)'^., = o ,^, -o t^,0 - ar_at.o_l-Y^., I-X^., l-Y^.0 1-X^.0
Sesudah plat ke r yang memberikan n +l pengulangan pengembunan dan penguapant
rumus di atas menjadi:
'a tr " A0a
-ititu
l-I'n., 1-Xn.n
29
u X*log -l3L= (z + l)log a + log
-
-l-r^o - ''-'l-)(*t
Ketika uap di dalam Ptat ke r ini mengembun, maka komposisi destilat akhir
(final) akan menjadi I'r, = Xr"r, karcna itu : 2
,*?h='"s#,sehingga
(n+r)togan,"rH =b1i*. x
^., (l - x^.0)
IOE-- x^.0(l - X^., ),r+l=,ioga
Persamaan terakhir <iisebut peruamaan Fenske, yang bisa digunakan untuk memper-
kirakan jumlah plat teoritis dalam suatu kolom.
Contoh soal :
Hitung berapa plat teoritis diperlukan untuk meperkaya campuran benzena -
roluena dengan susurran eki:imolar dengan harga c 2,4.1 . Destila-t akhir yang diinginkan
adalah benzena dengan X1,1 - 0,95D..-.,.at^.a;.=!,,^ E,rw..--.- .
[[,o" o,ggs * o,soo)l
l[ "0,500x0,00s/ |,i=t-t-r
I be2.a7 |Li
- 4,9 plat, tidak termasuk bejana dasar dan kondensat akhir'
Secara praktis diperlukan sekurang-kurangnya 6 plat untuk memisahkan campuran
dengan kemumian sepcrti contoh di atas. Sebagai perkiraan kasar, marilah kita asumsikan
*b:;:: -::ii:-:: il) p:rni<"h". v**c "i-"::ik" akan alenghasiii:,;r produk pada puncak
kolorn dengan komposisi sckurang-kurangnya 9l% komponen yang ietiiir volati!; (2)
suatu campuran khusus akan mempunyai titik didih rata-rita 1500C, (3) dan kolom
dioperasikan dengan total refluk. Untuk campuran biner yang komponen-komponen
murninya mempunyai pcdrcdaan titik didih scbesar /?0. junrlah plat minimum yang
.ji;;s!::!1;i !:n?:tk pernis::hte yang t ait dapat dilihat nada Tabel 4.1 sebagai berikut:
3{J
Taber 4'r tT,#
prat Teorrtis yang Diperrukan uutuk Membuar pemrsehan yeng
(pccsok, I
4.5 Refluks Ra-sio
976:22)
Refluks ra.sio (B) adalah p"tondi,l-q1n antara jumlah uap yang kembali sebagaicairan yang tetah direfruks rnelrlrri kolnm r..*;^ffiuarrail yang reran dtrefluks melalui kolom bertingkar der_ _ _- _,.tgan iumlah hlsil akhir irtect;l"tipcrsatuan wuktu. Har-ta rciluk rasro bcrvariasi dari nol hinn,r rrr. rFrh;nr-. t r_,..r. .. :
umlah hasil akhir (destilat)
hingga tak rerhinsga. U3glg;ganindustri dengan skala besar, diinginkan suatu haiga R, ieiiduir (sering kaii iebih kecri ctarisatu) agar terjadi kenaikan produk dad d;m untuk keperluan analisis
^4 rei Itmlnh
t0872
36
20
IOI
Ia
5tn
20r00
)
drperlukan harga R, besar (biasanya l0 sampai dengan 50) agar kondisi kesetidalam t.tup t"rjugo s"hinggu didrprtkun p"rniruhu. yarrg r"bih baik. sebagai dasaracuan, harga rl. kra-kira sama riengan ju.tuh di ddil"t.*_
didinginkan arau diu
4.6 Kolom Fraksionas!
Dalanr praktek' korom rutup gerembung kurang efektif untuk pekerjarn dilaboratorium. Hasirny'a reratif terralu sedikit bila dibandingkan dengan besar bahan 1.anrIerkandung di dlranr korom- Dengan karl lain kolom tutup gerenrbung memiriki keruaranv,ng kecil dengan sejumlah besar bahan ,rngffir,kolom. PerbriL:in re:.hltjap hlii ini dapai ciilalukan dengan caru ntemtsan! Deriniirn,,_:-___- ..$r,,, udlidi urrd^ulJ0 ocngiln cilrJ ntgmitsilns pertntltnr:.rn,a,
orngrnxan arau diuapkan te@Aurn tolo*]K*$" t.1", rnl sangar dipengaruhi oleh uetirapa fakror seperti cara
JI
rl4-,..,.{E}tt";"'.'
4.7 Destllesi Uop
Dcstilasi uap adalah cara untuk rnengisolasi dan memurnikan senyawa cara-
dcstilasi uap dapat digunakan untuk mcmisahkan:
a, Senyawa yang tidak mudah menguap atau senyilwa_vi.ng tidak dikehendaki,misalnya ter.
D I Campuran berar-rlring mengandung garam_garam anorganik terlarut.c. Senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uan air misalnya; orto
nitrofenol dan para nitrofenol.
C. Hasi! snmping lenentu ),ang terurpksn qleh 4enc611;[ 166 611.
Datam destilasi uap, uap yang keluar setelah kontak dengan bahan yangO,O*rt,*, ,.rrp. komponen sebanding dffivolumenya.
- 'rq
-Tiii kornp.ner A tiuri B rrremirerriui suaiu campuran yang tidak bercarnpur nnaka
tekonan u +
Pr. furp".iri *p"Vr rk rus dengan tekanan ,;il;;EG.Iadi n,
= p, dimana n adatah jumlah moi aun@ *n,un D P,
tiari fasa uap. Penjabaran runri.rs sclatuutiua rnenJaor se-oagai berikur:
!!^ - !^ -..--
=PnP,.
ll/o _M,n,, _i,I .r.p.\WB M,.n, Mr.p,
Dari r-untus tersebui daoai dikcmukalo: ? h:1, .,,eitr: ii,r he=t :elatif daaklry:ld"ir* tu."
"", fu i.lr@;: ;e!;if ji gi.=EEfficarr yan-g re(ampung di dalam. destilat berbanding . lanesune dengan
nB PB
(w^\l"^)nr," )1",)
rffi
{.8 Rangkum"n
Pemrsahan dengan cara destilasi mclibatkan pencuapan difcrcnsiar dari suahr&lmpuran cairan diikuti dengan penampungan materiar yang menguap dengan carapendinginan dan pengcmbunan. Destirasi hanya merupakan sarah satu rangkah sai; d.:rampekerjaan analisis kimia. Har ini misarnya terjadi pada analisis kadar N dan pr.tein cai.Kjeldahl. secara umuiir destilasi aapallittasinusikan menjadi destilasi sederhana,
dcstilasi fraksional dan destilasi uap.
Pemisahan destilasi ry4angkut kesaimbangan uap dan cairan pada suhu Frtentu.,/uap dari campuran brl{sehru mengandung rebih banyak Tary^nalebih volaul Hr inr
menjadi dasar proses pengayaan komponen tertentu pada destilasi fraksional. Destilasikolom tutup geiembung merupakan ujud dari proses pengayaan destirasi fraksionaldenorn tcnri hl,tr l)o.r:1..i ,,.\^ r;-..^^!-^-
bercampur dengan air, senyawa yang secara tidak lanrsrrng menguap .lai:* air, iancxmpuran berair yang mengandung garam-garam terlarut.
4.9 Soal-soal Latihan
l. Apakah perbedaan pemisahan secara destilasi dan penguapan? Berikan ccntoh asar
ritcri;rrJi jei;;r. ,,,'2. Tuliskan perbedaan anrara: a) destilasi sederhana, Al 9::xK Arningkat, c) destilasi
uap. ,/ ,,/'3. Apaliah yang dimaksud dengm HET7?
4. Dapatkah etrsiensi destila.si dipertinggi dengan memperUanyft<rptat.l 2/-5. Proses destilasi uap klorobenzena (M, = 112,50) dilakukan pada temperatur destilasi
9loC, dan tekanu lua. l atnr. pada temperatur tersebut tekanan uap krorobenzena =3l-l nrmHg. Br'rapxkah berar air (M, = 18,00) diperlukan untuk mendestilasi 20 gram
klorobenzena.
6' Tekanan uap n-oklana pada 100"c = 351 torr dan isooktana oada srhrr vsnr ssmi ='i7i toIT. Jika suatu bahan bakar.meneandunc 90 % mol isookatane dan r{'r @, mnr --.'.1:-,.. !.--..v,rru,,q, vurgpa{| rLtrdId[ uap uulstilg_maslng p&oa SUnU lUU"C.J
7' Suatu campuran cairan 3 mol A dan 2 mol B mendidih pada temperatur lOdc pada
tekanan 760 torr. Ilitunglah tekanan uap mumi A pada temperatu tersebut, jikatekanan uap mumi B adalah 400 torr.
33